• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh:

MUARIF

( 06230039 )

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

Disusun Oleh :

MUARIF

NIM: 06230039

Telah dipertahankan didepan sidang dewan penguji Skripsi

Dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Tanggal: 04 Mei 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1.

Hevi Kurnia Hardini, S. IP., MA. Gov ( )

2.

Drs. Imam Hidayat, M.Si ( )

3.

Drs. Jainuri, M.Si ( )

4.

Drs. Krishno Hadi, MA ( )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Assalamu’alaikum

Warrahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji bagi Allah. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain

Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad rasul Allah. Ya Allah berikanlah shalawat kepada

Muhammad dan keluarganya sebagimana telah engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya.

Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah berkahi Ibrahim

dan keluarganya.

Disertasi

"Efektivitas

Pelaksanaan

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan

(MUSRENBANG) Tahun 2011 di Kabupaten Dompu Provisi Nusa Tenggara Barat“ disusun

sebagai bagian pendidikan S-1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang. Penelitian bertujuuan untuk mengidentifikasikan, memperoleh

informasi tentang kemandirian pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunaan

(MUSRENBANG). Semoga disertasi ini akan memberikan sumbangsih yang berarti bagi

peningkatan profesionalisme kerja bagi aparatur pemerintah pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, dorongan, serta motivasi baik langsung maupun tidak langsung sehingga

karya ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan

penghormatan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1.

Bapak Prof. Drs. Muhajir Efendi, M.Ap, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2.

Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3.

Ibu Tri Sulistyaningsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Malang.

4.

Bapak Drs. Jainuri M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Bapak Drs. Krishno Hadi MA., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

(4)

8.

Kepada Keluarga Tercinta, Ayahanda Anwar H. Mansyur dan Ibunda Farida Anwar M.

Yasin, juga saudara-saudara saya d’Rahmad, Acha Yuli, Abink Imaduddin, Muhammad

Ardianyah, Rama Dhinata yang telah memberikan dukungan semangat untuk

menyelesaikan karya ilmiah ini, ucapan rasa terimakasih yang tak terhingga. Semoga

Allah SWT senantisa membalas kebaikannya.

9.

Kepada wanita yang mengisi hatiku adalah kekasih tersayang Putri Sophia Agusthia yang

senantiasa memberi dorongan semangat agar menyelesaikan karya ilmiah sebagai

tuntutan akhir kuliah penulis.

10.

Kepada teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2006 – 2007 - 2008 yang

telah memberikan spirit, dan juga berkenan hadir pada seminar proposal.

11.

Kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak

bisa penulis disebutkan satu persatu.

Studi dan penyusunan disertai dengan niat ikhlas karena Allah sebagai bagian dari

jihad, hijrah, dan ibadah. Semua kebenaran dari Allah sedangkan kekhilafan dari penulis.

Semoga Allah mengampuni, menerima, menjadikannya amal jariyah, bermanfaat dan baik

bagi semua. Penulis menerima perbaikan, pembenaran dan lain-lain dan mohon maaf kepada

siapa dan apa juga yang saya berbuat salah atau terambil haknya. Saudara yang membaca

penelitian ini dituntut oleh amanah ilmiah untuk memberikan tegur sapa, kritik, dan

penyempurnaan. Semoga Allah memberikan kebaikan untuk kita semua.

Malang, 18 April 2012

(5)

TAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI………...

i

DAFTAR TABEL………..

iv

DAFTAR BAGAN……….

v

DAFTAR GRAFIK………

vi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang……….

1

B.

Rumusan Masalah………

5

C.

Tujuan Penelitian……….

5

D.

Manfaat Penelitian………..

5

E.

Definisi Konseptual………...

6

F.

Definisi Operasional………...

8

G.

Metode Penelitian………....

12

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Tujuan Umum Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(MUSRENBANG) ……….

18

1.

Pengertian Musrenbang………..

19

2.

Tahap-tahap Musrenbang………...

23

3.

Peran dan Kedudukan Musrenbang………

26

4.

Syarat Keberhasilan Musrenbang……….……….

27

5.

Sasaran Yang Perlu dicapai dalam Pelaksanaan

Musrenbang………

28

6.

Paradigma Baru dalam Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (MUSRENBANG)……….

29

7.

Posisi dan Kepentingan Masyarakat dalam Musrenbang..

34

8.

Musrenbang sebagai Proses Politik dalam

Pelaksanaan Pembangunan Daerah………….…………..

35

9.

Meminimalisir Formalitas dalam Proses Musrenbang…..

42

B.

Efektivitas Proses Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (MUSRENBANG)………

44

1.

Pengertian Efektivitas dan Strategi Mengefektivitaskan

Perencanaan Pembangunan………

44

2.

Dimensi Efektivitas dalam Perencanaan Pembangunan…

48

(6)

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A.

Letak Geografis Daerah Kabupaten Dompu………...

57

1.

Topografi………

59

2.

Hidrologi………

60

3.

Klimatologi………

60

4.

Domografi………..

61

B.

Kawasan Budidaya Kabupaten Dompu………..……..

63

1.

Kawasan Budidaya Pertanian ……….…..

63

2.

Kawasan Budidaya Perkebunan……….

65

3.

Kawasan Budidaya Perikanan………

66

4.

Kawasan lindong………..…..

66

C.

Kepemerintahan Kabupaten Dompu ………

67

1.

Geografi Pemerintahan Kabupaten Dompu...

67

2.

Struktur Pemerintahan Kabupaten Dompu..…….

69

D.

Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Dompu…………

69

1.

Tanaman Pangan………

70

2.

Perkembunan ……….……

71

3.

Kehutanan………...

71

4.

Peternakan………...

72

5.

Perikanan………

72

E.

Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Dompu……..……

72

F.

Perkembangan Sektor Perdagangan Kabupaten Dompu ..…..

73

G.

Perkembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Dompu…..……

73

H.

Tingkat Konsumsi Masyarakat Kabupaten Dompu ...

74

I.

Perkembangan Sosial Masyarakat Kabupaten Dompu……….

74

1.

Agama………...….

74

2.

Pendidikan………..

75

3.

Kesehatan………...

76

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A.

Kondisi dan Permasalahan Pembangunan Daerah

KabupatenDompu……….….………

77

A.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat………..………

77

A.1.1. Kemampuan Daya Beli ………..………….

78

A.1.2. Nilai Tukar Petani (NPT)………...

78

A.1.3. Penduduk Miskin……….…….

79

A.2. Pelayanan Umum………..

81

A.2.1. Bidang Pendidikan………

82

A.2.2. Bidang Kesehatan………..

82

A.2.3. Pekerjaan Umum, Perumahan dan

Penataan Ruang………

83

(7)

B.

Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2011 Kabupaten Dompu…..

87

B.1. Landasan Hukum Pelaksanaan Musrenbang

Tahun 2011……….

87

B.1.1. Musrenbang Desa Tahun 2011 Kabupaten Dompu……

91

B.1.2. Musrenbang Kecamatan Tahun 2011

Kabupaten Dompu………..

95

B.1.3. Musrenbang RKPD Tahun 2011 Kabupaten Dompu…

97

B.1.3.1. Mendorong Percepatan Peningkatan

Produktivitas Daerah………...

105

B.1.3.2. Mendorong Peningkatan Kemampuan dan

Daya Beli Masyarakat………..

105

B.1.3.3. Mendorong Peningkatan Peningkatan Upaya

Pemerataan Pendapatan……… 106

B.1.3.4. Mendorong Percepatan Penurunan Angka

Kemiskinan……….. 106

B.1.3.5. Mendorong Peningkatan Pembukaan

Lapangan Kerja……….…….………….. 106

B.1.3.6. Mendorong Terwujudnya Realisasi

Investasi……….………..

106

B.1.3.7. Mendorong Peningkatan Kapasitas

Fiskal Daerah……….…………... 107

C.

Hasil Pelaksanaan Musrenbang Desa, Musrenbang

Kecamatan, dan Musrenbang RKPD………....

109

D.

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musrenbang

Tahun 2011 di Kabupaten Dompu………...

114

BAB V PENUTUP

A.

Penutup……….. 115

B.

Saran……….

117

(8)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel

Nama Tabel

Hal

1.

Tahap-tahap Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (MUSRENBANG)

23

2.

Luas Kabupaten Dompu Menurut Kecamatan Tahun 2010

58

3.

Tinggi Ibukota Kecamatan dari Permukaan Laut Tahun 2010

59

4.

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepatatan

Kenduduk Per km

2

Menurut Kecamatan Tahun 2010

62

5.

Banyaknya Desa, Kelurahan, Dusun, Lingkungan dan Rukun

Tetangga Menurut Kecamatan Tahun 2010

68

6.

Konsumsi per Kapita Kabupaten Dompu Tahun 2006 – 2009

78

7.

Nilai Tukar Petani Propinsi NTB

79

8.

Daftar Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Dompu

85

9.

Perbandingan Jumlah Anggaran Pembangunan Fisik, Ekonomi,

dan Pembangunan Sosial Berdasarkan Hasil Kegiatan

Musrenbang RKPD Tahun 2011. Tahun Anggaran 2012

104

10.

Perbandingan Jumlah Anggaran Bagian Administrasi Umum

dengan Bagian Kesejahteraan Masyarakat

104

11.

Anggaran Untuk Bidang Sesuai Potensi Daerah Tahun 2012

108

12.

Perekonomian Kabupaten Dompu dapat di Proyeksikan dalam

Tahun 2012

109

13.

Hasil Musrenbang Desa Lanci Jaya Tahun 2011 Bidang

Ekonomi

111

14.

Hasil Musrenbang Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu

tahun 2011 Bidang Ekonomi

112

15.

Hasil Pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten Dompu

Tahun 2011

[image:8.612.126.546.116.704.2]
(9)

DAFTAR BAGAN

No. Bagan

Nama Bagan

Hal

1.

Model good APBD Gevernance

33

2.

Proses Politik Pelaksanaan Musrenbang

38

3.

Struktur Pemerintahan Daerah Kabupaten Dompu

69

4.

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbang di Kabupaten Dompu

90

(10)

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik

Nama Grafik

Hal

1.

Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Dompu

Tahun 2006-2010

80

(11)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Soeharno,Irawan, Metode penelitian social

.

Bandung 2002

Gulo W. Metode Penelitian, Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta 2002

Maya Rostanty, Nandang Suherman dkk, Mewujudkan Anggaran Pro Rakyat Miskin: Manual

Advokasi Mastarakat Sipil dalam Siklus Anggaran Daerah.Tahun 2008.

Salahudin. Korupsi Demokrasi dan Pembangunan daerah, Tahun 2012.

Dr. Anis Ibrahim, SH. M.Hum. LEGISLASI dan DEMOKRASI, Interaksi dan Konfigurasi

Politik Hukum Dalam Pembentukan Hukum di Daerah. Tahun 2008.

Aries Djaenuri, Disertasi,

pengaruh Organisasi Pelaksanaan Kebijakan dan Lingkungan

Kebijakan terhadap Keefektifan Penyelenggaraan Pemerintah Desa di Irian Jaya,

Bandung 2003.

Sony Yuwono, Dwi Cahyo Utomo, H. Suhery Zein, H. Azrafiany A.R. Memahami APBD dan

Permasalahannya, Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah.Cetakan Pertama Tahun

2008.

Hasil Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), APBD Kabupaten Dompu Tahun

Anggaran 2012

Dompu Dalam Angka, Tahun 2011

Panduan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Kabupaten Dompu,

Tahun 2011

Hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015

Kabupaten Dompu

(12)

SUMBER LAIN:

Krishno Hadi. Proposal penelitian 2006 dibiayai DPPM UMM. Partisipasi Masyarakat Dalam

Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah

Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas–tugas

pemerintahan di daerah.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.

Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas – tugas

pemerintahan di daerah.

Surat BAPPEDA Nomor: 050/69/BAPPEDA dan Litbang/2011 Tentang Pelaksanaan

MUSRENBANG tahun 2012.

http://pemerintahanilmu.blogspot.com/2011/02/dasar-hukum-musrenbang.htm

Diakses pada tanggal 14 februari 2012

http://www.transparansi.or.id/tentang/good-governance

Diakses pada tanggal 14 februari 2012

http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html

diakses pada tanggal 26 januari 2012.

http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html

diakses pada tanggal 26 januari 2012.

http://issuu.com/suarantb/docs/snt12012011

diakses pada tanggal 26 januari 2012

http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html

diakses pada tanggal 27 februari 2012

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pergeseran paradigma pengelolaan anggaran daerah, dari pengelolaan

yang mengedepankan sistem top down menuju pengelolaan bottom-up. Hal ini

menggambarkan adanya keinginan kuat untuk memposisikan masyarakat sebagai

sasaran utama kebijakan anggaran daerah (APBD). Secara teknis, peraturan

hukum yang mengatur pengelolaan bottom-up ialah Surat Edaran Bersama

Menteri dalam Negeri dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang

dikeluarkan tiap tahun anggaran. Dalam Peraturan tersebut, mengharuskan

partisipasi masyarakat dalam pembahasan APBD yang melalui Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES), Musyawarah Rencana

Pembangunan Kecamatan (MUSRENBANGKEC), dan Musyawarah

Pembangunan Daerah (MUSRENBANGDA). Ketiga tahap tersebut diyakini

sebagai sistem yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat, dan pada

akhirnya APBD akan terfokuskan kedalam kebutuhan tersebut.1

Hasil kegiatan Musrenbang dijadikan sebagai acuan untuk menyusun

Rancangan Kegiatan Pemerintahan Daerah (RKPD). RKPD dijadikan sebagai

acuan untuk menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon

Anggaran (PPA). KUA dan PPA dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Satuan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Dari dokumentasi SKPD dijadikan

1

(14)

2 sebagai acuan untuk menyusun RAPBD dan dibahas lebih lanjut untuk disyahkan

sebagai APBD. 2

Sebagai pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang – Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2006 tentang Tata Cara Penyusunan Pembangunan, Permendagri Nomor 54

tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008

tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah, maka Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Provinsi dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten /

Kota sebagai pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJMD) 2009 – 2013.3

Selain itu, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib

menyusun Rencana Kerja SKPD sebagai penjabaran Rencana Strategis SKPD

dan bahan masukan untuk finalisasi RKPD, dan setiap SKPD Kabupaten /

Kota menyusun Rencana Kerja SKPD sebagai penjabaran Rencana Strategis

SKPD Kabupaten / Kota dan bahan penyempurnaan RKPD Kabupaten /

Kota. Penyusunan berbagai dokumen rencana tahunan tersebut dilakukan

melalui proses koordinasi antar instansi pemerintah dan proses partisipasi

2

http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html diakses pada tanggal 26 januari 2012.

(15)

3 seluruh pelaku pembangunan dalam forum Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (MUSRENBANG).4

Sesuai ketentuan Pasal 17 ayat 1 Undang – Undang Nomor 25 tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, Bappeda menyiapkan

rencana awal RKPD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2011

merupakan pedoman bagi penyusunan RAPBD 2011 yang akan ditetapkan

secara bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah.

RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai :5

(1). Acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam menjabarkan

seluruh kebijakan publik.

(2). Pedoman dalam penyusunan APBD sesuai dengan arah kebijakan

pembangunan daerah satu tahun, dan

(3). Jaminan kapasitas kebijakan sebagai wujud nyata komitmen

pemerintah dalam melaksanakan pembangunan daerah.

Musrenbang merupakan media utama konsultasi publik yang digunakan

pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan khususnya

diserluruh daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi

para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang

dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, dimulai

dari Musrenbang desa/kelurahan, Musrenbang kecamatan, forum SKPD dan

Musrenbang kabupaten/kota, dan untuk jenjang berikutnya hasil Musrenbang

4

Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah. 5

(16)

4 kabupaten/kota juga digunakan sebagai masukan untuk Musrenbang provinsi, dan

Musrenbang nasional.6

Isu perencanaan dan penganggaran partisipatif semakin penting kedudukan

dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari

digunakannya pendekatan partisipatif dalam pembangunan sebagaimana yang

tercantum dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembanguna Nasional dan Perpres No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2009-2013. Pendekatan partisipasi dilaksanakan

agar kebijakan dan program yang dihasilkan dan dilaksanakan lebih

mengakomodasi kebutuhan masyarakat ditingkat bawah.7

Dalam pelaksanaannya, Musrenbang saat ini di Kabupaten Dompu Nusa

Tenggara Barat (NTB) belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak

masalah-masalah yang terjadi diseputar Pelaksanaan musrenbang, antara lain

rendahnya tingkat akomodasi usulan hasil musrenbang di APBD, peserta

musrenbang yang tidak mencerminkan kelompok masyarakat (didominasi oleh

elit tokoh dan aparat), proses yang cenderung formalities dan jauh dari kriteria

perencanaan partisipatif, kapasitas peserta dari warga yang masih relatif

rendah/belum merata dan lain sebagainya. Berbagai persoalan ini menjadikan

masyarakat mulai jenuh dan apatis dengan proses yang partisipasi melalui

musrenbang yang setiap tahun dijalani baik upacara ritual tahunan yang kering

6

Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas – tugas pemerintahan di daerah.

(17)

5 tanpa ruh partisipasi dan jauh dari tujuan sesungguhnya yang ingin dicapai, yaitu

Anggaran yang pro rakyat. berkeadilan dan berkelanjutan.8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka

rumusan masalah yang akan diteliti adalah ”Bagaimana Efektifitas Pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2011 di kabupaten

Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)”?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara

Barat (NTB).

D. MANFAAT PENELITIAN

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

diuraikan diatas,tentunya peneliti mengharapkan manfaat dari hasil penelitian

yang telah dilakukan baik secara akademis maupun secara praktis, yakni;

1. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,

informasi, dan pengetahuan dalam khasanah mahasiswa Ilmu Pemerintahan

8

(18)

6 khususnya yang sebagai pembelajaran berkaitan dengan konsep Efektifitas

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)

Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).

2. Secara Praktis

Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

rekomendasi, masukan-masukan bagi aparatur Pemerintah Daerah, khususnya

Instansi BAPPEDA di Kabupaten Dompu, serta sebagai acuan pemerintah

dalam pelaksanaan MUSRENBANG yang efektif ditahun-tahun selanjutnya,

dalam proses Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(MUSRENBANG) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat

(NTB).

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konseptual merupakan rencana yang terdapat pada judul

penelitian, supaya terjadi pada penjelasan dan keterangan tentang suatu hal yang

berbeda atas inti dari judul tersebut. Definisi konseptual merupakan definisi yang

dipakai dalam unsure dari suatu penjelasan umum serta peristiwa-peristiwa

tertentu, sedangkan yang dimaksud konsp merupakan suatu yang suadah terjadi

ketentuang dari apa yang kita amati. Dalam penelitian telah ditengkan bagian

yang penting, karena definisi konseptual digunakan agar penelitian yang akan

dilakukan lebih focus, lebih mudah serta terarah.

Dengan mengacu pada judul “Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah

(19)

7 Pripinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)”, maka dijelaskan secara rinci adalah

sebagai berikut:

1. Efektifitas

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai, yang mana target tersebut sudah

ditentukan terlebih dahulu. atau Efektivitas secara umum menunjukan sampai

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan dan tepat

sasaran dalam musrenbang.9

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan Musrenbang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan yang didasarkan pada kondisi, potensi,permasalahan, kebutuhan

nyata, dan aspirasi masyarakat yang tumbuh berkembang.

Perencanaan Pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan

sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan keadaan

sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. Perencanaan

pembangunan ditujukan untuk pemerataan pembangunan, yaitu meminimalkan

kesenjangan yang ada dengan mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap,

stabilitas ekonomi, memperluas lapangan kerja dan mewujudkan kemandirian

pembangunan ( Bintoro: 1985:25).10

9

http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html diakses pada tanggal 27 Januari 2012

10

(20)

8 3. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)

Musrenbang merupakan media utama konsultasi publik yang digunakan

pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan khususnya

diserluruh daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi

para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang

dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, dimulai

dari Musrenbang desa/kelurahan, Musrenbang kecamatan, forum SKPD dan

Musrenbang kabupaten/kota, dan Musrenbang yang bermakna musyawarah akan

mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan

pembangunan dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan

yang tidak tersedia baik dari dalam maupun luar. Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) agar dapat menyepakati Rencana Kerja

Pembangunan (RKP) tahunan yang direncanakan.11

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah definisi suatu langkah penting dalam

penelitian karna berperan sebagai alat untuk mengukur variable. Devinisi

operasiional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara

mengukur suatu varibel dapat dilihat melalui indikator-indikator yang ada atau

yang terjadi.

(21)

9 Dengan demikian definisi operasional merupakan penetapan dari

indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisa, sehingga nantinya dapat

diperoleh gambaran yang jelas, diantaranya sebagai berikut:

1. Kondisi Permasalahan Pembangunan Daerah (Identifikasi

Masalah)

Program pembangunan yang dirumuskan melalui musrenbang

harus dapat menjawab permasalahan pembangunan daerah yang sedang

dihadapi. Permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Dompu

dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah

(RPJMD) yang berlaku.

2. Pelaksanaan Musrenbang

Musrenbang merupakan salah satu bagian yang sangat

penting dalam perencanaan pembangunan. musrenbang menjadi lebih

bermakna karena menjadi media utama konsultasi publik bagi

segenap pelaku kepentingan untuk menyelaraskan prioritas

pembangunan dan sasaran pembangunan daerah; dalam pelaksanaan

Musrenbang Kabupaten Dompu dilaksanakan melalaui tiga tahap

pelaksanaan musrenbang yakni, Musrenbangdes/kel, Musrenbangkec,

Musrenbang Kabupaten (RKPD) dan pelaksanaan Musrenbang

memiliki landasan hukum penjelasan singkat sebagai berikut:

a) Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Musrenbang pada suatu daerah

(22)

10 peraturan hukum yang lebih tinggi. Ada banyak peraturan yang

dapat dijadikan landasan hukum pelaksanaan musrenbang daerah

kabupaten Dompu, sebagaimana dalam aturan yang berlaku (Surat

Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Tahun 2010 tentang petunjuk teknis

Pelaksanaan Musrenbang.

b) Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan

Musrenbang tingkat Desa adalah Masyarakat desa yang mulai

dari Ketua RT/RW, Tokoh-tokoh Masyarakat (tokoh agama dan

tokoh adat), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok

Tani, Kelompok Nelayan, Pemuda, dan berbagai lapisan

masyarakat desa yang memiliki kebutuhan riil dapat berpartisipasi

dalam melakukan formulasikan kebijakan pembangunan bersama

pemerintahan desa. Hasil dari formulasi kebijakan tersebut dapat

dijadikan sebagai acuan atau dokumen pembangunan desa yang

akan diajukan kepada Pemerintahan Kabupaten melalui

Musrenbang tingkat Kecamatan.

c) Musrenbang Tingkat Kecamatan

Musrenbang Tingkat Kecamatan adalah musyawarah

perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk menghimpun dan

menyeleksi program pembangunan diberbagai desa yang ada di

Kecamatan tersebut. Delegasi dari setiap desa dapat mengajukan

(23)

11 tingkat desa. Pemerintahan Kecamatan yang bertugas sebagai

fasilitator dapat memberikan arahan yang profesional kepada setiap

delegasi dari pemerintah desa dan perwakilan masyarakat desa.

Program yang disepakati harus berdasarkan atas analisis yang

objektif sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan sasaran

dan ditindak lanjuti pada pelaksanaan Musrenbang Kabupaten

(RKPD).

d) Musrenbang Tingkat Kabupaten (RKPD)

Musrenbang tingkat Kabupaten adalah musyawarah

pembangunan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun

apa yang menjadi hasil dari musrenbang tingkat desa dan tingkat

Kecamatan. Pemerintahan daerah harus bisa memastikan

keterwakilan yang lebih baik dari seluruh pemangku kepentingan.

Dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tentang alokasi

sumber daya anggaran. Dalam hal ini pemerintahan daerah harus

membentuk prosedur musrenbang dalam bentuk perda tentang

partisipasi dan transparansi dalam proses penyusunan anggaran

yang menekankan pada kewajiban keterwakilan masyarakt dalam

Musrenbang.

3. Hasil Pelaksanaan Musrenbang

Dari pelaksanaan melalui tiga tahap musrenbamg sperti yang

(24)

12 untuk mengetahui bagaimana hasil pada pelaksanaan Musrenbang

diKabupaten Dompu.

4. Partisipasi Masyarakat

Mengupayakan masyarakat berpartisipasi atau keikutsertaan

dalam pelaksanaan pelaksanaan Mesrenbang.

G. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif.12 Sumber data diperoleh melalui wawancara langsung dengan

informan, dan data tertulis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara

mendalam, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah

editing dan interpretasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian

data dan verifikasi data dengan mengacu pada Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, serta pedoman penyelenggaraan Musrenbang.

Metode penelitian merupakan cara yang ilmiah untuk memperoleh data

dengan tujuan yang diinginkan, yakni.

1) Jenis Penelitian

Jenis yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini deskriptif, Penulis

dalam penelitiannya bertujuan ingin memberikan gambaran sistematis, akurat

mengenai fakta-fakta dan fenomena yang terjadi Efektifitas Pelaksanaan

Musyawarah prencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di

kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

12

(25)

13 2) Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperolah secara langsung

peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang

berkaitan dengan judul penelitian, data primer dalam penelitian ini seperti orang

(pejabat) yang terlibat langsung didalamnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer.

data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Media koran-koran

maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan

berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian

penting dalam penelitian ini.

3) Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data diawali memahami setting. Dalam hal

ini peneliti masuk sebagai sebagian dari subjak penelitian. Sehubungan dengan

ini, maka digunakan dengan teknik berupa pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan

penelitian.13

3.1. Observasi

Obsevasi yang dimaksud adalah memberikan pengamatan dalam suatu

kegiatan tertentu, agar peneliti nantinya bisa memahami secara langsung suatu

13

(26)

14 proses kejadian yang terjadi dilapanganentunya tidak perlu mengajukan sebuah

pertanyaan-pertanyaan.

3.2. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) merupakan salah satu cara pengumpulan data

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap responden,

kemudian hasil dari wawancara tersebut akan tertulis maupun menggunakan

alat-alat media lainnya demi mendukung data yang diperlukan oleh peneliti.

3.3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud adalah peneliti akan menggunakan

sumber-sumber data atau informasi secara tertulis yang didapat dari sumber-sumber-sumber-sumber yang

berwenang. Adapun kemudian sumber-sumber tersebut berupa arsip-arsip atau

dokumen-dokumen yang sifatnya mendukung data atau data-data yang dibutuhkan

oleh penulis dalam penelitian.

4) Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud oleh penulis adalah suatu informasi yang

telah disampaikan oleh seorang yang terkait dengan judul penelitian penulis.

Maka kemudian peneliti dalam penulisan ini dapat menarik subjek penelitian

diantaranya:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Dompu.

2. Pimpinan Satuan Kegiatan Pemerintah Daerah (SKPD).

3. Aktivis LSM : 2 Orang

4. Aktivis Media : 1 Orang

(27)

15

6. Kepala Desa : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)

7. Ketua BPD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)

8. Ketua LPMD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)

5) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dikonsentrasikan oleh peneliti adalah di Kabupaten

DOMPU Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

6) Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan

dalam penelitian kali ini adalah deskriptif. Dari peneliti ini maka data akan

dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek yang berdasarkan data obyektif ,

sehingga data-data yang dapat disimpulkan setelah analisa.

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan

perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam

keseluruhan penelitian. Analisis dan kemampuan mendiskripsikan situasi dan

konsepsikan situasi dan konsepsi yang merupakan bagian dari penelitian. Dengan

melakukan analisa data dapat memberikan arti dari makna yang berguna dalam

memecahkan permasalahan.

Teknik analisa data adalah proses mengatur dalam urutan data,

pengorganisasian kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga

dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri dari catatan

lapangan, interview, gambar, foto, dan dokumen berupa laporan, biografi, artikel,

(28)

16 dilakukan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian

ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan hasil analisis bersifat

kualitatif dalam bentuk uraian. Adapun bentuk tahapan-tahapan untuk menganalisi

data, yakni:

1. Reduksi Data

Redukdsi data merupakan suatu bentuk analisis data untuk mempertegas,

mempersingkat atau memperpendek dan mengeliminasi data-data yang diperoleh

dalam sebuah tujuan yang diinginkan, agar dapat menghasilkan sebuah

kesimpulan dalam tulisan tersebut.

2. Display Data

Display data merupakan pemaparan informasi yang tersusun informasi

yang tersusun untuk memberikan peluang terjadinya kesimpulan. Selain itu ladam

penyajian data diperlukan adanya perencanaan kolom dan tabel bagi data

kualitatif dalam bentuk khususnya. Dengan itu pengajian data yang baik dan jelas

sistematikanya sangatlah diperlukan untuk melangkah kepada tahapan penelitian

kualitatif selanjutnya.

3. Pengambilan kesimpulan

Pengambilan kesimpulan yang dimaksudkan adalah tahapan akhir dalam

penelitian dimana data-data yang diperoleh akan ditarik garis besarnya atau suatu

kesimpulan sebagai hasil keseluruhan dari penelitian tersebut. Kemudian

dimaksudkan untuk memahami atau mendapat pengertian yang mendalam,

komperehensif dan rinci sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan sebagai hasil

Gambar

Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan membandingkan throughput dari modem kabel (56 Kbps) dan mengambil asumsi bahwa Maximum Segment Lifetime dari paket IP adalah 2 menit [3], maka hasil simulasi

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Independen Sample Test yang telah dilakukan menunjukkan bahwa varian dan rata-rata jumlah simpanan anggota laki-laki

Pada bagian ini Pemohon harus dapat memberikan penjelasan tentang dokumen Program Jaminan Mutu Proteksi dan Keselamatan Radiasi bertujuan untuk menjamin bahwa

Model struktur senyawa viteosin-A yang paling stabil ditentukan berdasarkan harga panas pembentukan (  Hf) dan eksplorasi jarak antar atom dari

Mucuna bracteata merupakan salah satu tanaman penutup tanah yang dapat digunakan, karena dinilai relatif lebih mampu menekan pertumbuhan gulma pesaing, selain itu memiliki

Sehingga dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Net Profit Margin akan mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

bawah permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau akuifer yang berpotensi mengakibatkatkan terjadinya intrusi di Desa Lubuk Saban

Masa awal atau periode starter merupakan fase penting yang harus diperhatikan dalam menjamin pertumbuhan seluruh organ vital dalam tubuh ayam, jika terhambat maka