• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pengunjung Rekreasi dan Objek Wisata di Taman Hutan Raya DR.Moh.Hatta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Pengunjung Rekreasi dan Objek Wisata di Taman Hutan Raya DR.Moh.Hatta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG REKREASI DAN

OBYEK WISATA DI TAMAN HUTAN RAYA DR.

MOHAMMAD HATTA

( Recreation Visitors and Resort Characteristics at Great Park Forest Dr.

Mohammad Hatta)

Oleh:

Rahmawaty

Zaenal Abidin Pian

Dini Novalanty Ohara Daulay

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga KARYA TULIS ini

berhasil diselesaikan.

Judul yang dipilih adalah ‘

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG

REKREASI DAN OBYEK WISATA DI TAMAN HUTAN RAYA DR.

MOHAMMAD HATTA, PADANG, PROVINSI SUMATRA BARAT’.

Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai

karakteristik pengunjung rekreasi dan obyek wisata yang ada di Indonesia.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata kami ucapkan semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat.

Medan, Mei 2006

(3)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

PENDAHULUAN... 2

METODOLOGI... ...

3

Tempat dan Waktu Penelitian... 3

Metode Penelitian...

3

HASIL DAN PEMBAHASAN... 4

KESIMPULAN DAN SARAN... 9

(4)

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG REKREASI DAN OBYEK WISATA DI

TAMAN HUTAN RAYA DR. MOHAMMAD HATTA, PADANG, PROVINSI

SUMATRA BARAT

( Recreation Visitors and Resort Characteristics at Great Park Forest Dr. Mohammad Hatta, Padang, West Sumatera Province )

Oleh:

Rahmawaty, Zaenal Abidin Pian, Dini Novalanty Ohara Daulay

ABSTRACT

The aims of the study were to identify domestic visitors characteristics, resort characteristics and visitors views about resort at Great Park Forest of Dr. Mohammad Hatta, Padang City, West Sumatera. The study was conducted at Great Park Forest of Dr. Mohammad Hatta, Padang City, West Sumatera Province since 2004 May 1st until 31 st. Object of the study was visitors who people come to Great Park Forest of Dr. Mohammad Hatta, Padang City, West Sumatera.

Recreation visitors characteristics at Tahura Dr. Mohammad Hatta shown that the most dominant visitors characteristics, male, ages 18-25 years, academy/college graduated and their vacation as students, income < Rp. 500.000,00, expenditure > Rp. 100.000,00/visit, assuming rate of entrance fee at the place is moderate, coming from Padang and its surroundings, and after-work leisure time at 5-7 hours have, 5-8 days in one month days off, and 0-12 days for holiday leisure time. The most of visitors were generally have motivation to enjoy panorama, and also prefer activity enjoy panorama during at Tahura Dr. Mohammad Hatta.

Tahura Dr. Mohammad Hatta was natural protected area with large about 240 ha, light surging topography (5-15 %), rather steep (15-30 %) until precipitous and hilly (30-70 %), altitude at 300-700 asl m and fresh and cold climate had, and also interesting nature were consist of mountain, dales, rivers, view scenic and flora and fauna diversity of West Sumatera.

Opinion of visitors that resort in Tahura Dr. Mohammad Hatta was easy to reached with good road condition, while panorama around Tahura Dr. Mohammad Hatta was beautiful. Environmental security around Tahura was pertained safety, They feel interested with this resort. Knowledge of respondents about Tahura Dr. Mohammad Hatta as natural protected area and the rules were good, respondents general never done vandalism of flora/fauna and saw people done vandalism of flora/fauna in Tahura. Services, explainations and informations from the guide were good, condition of the facilities in Tahura was complete. The most of respondents were opinion that existence of the facilities need to addition.

(5)

PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan keindahan alam dan kekayaan flora dan fauna serta

nilai budaya, sehingga cukup berpotensi bagi pengembangan dunia

kepariwisataan alam. Hal ini telah diwujudkan dalam bentuk ekowisata/jasa

rekreasi hutan. Salah satunya adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Dr.

Mohammad Hatta.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata,

maka diperlukan suatu usaha mencari terobosan-terobosan baru guna

mengoptimalkan potensi ekowisata yang ada. Perkembangan ekowisata diyakini

mampu memberikan dampak yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat

khususnya di daerah terpencil.

Tersedianya fasilitas yang kurang memadai, sistem pengelolaan yang

kurang baik, dan kurang gencarnya kegiatan pemasaran dan promosi serta

pengemasan paket-paket ekowisata menyebabkan penurunan arus kunjungan

wisatawan ke lokasi wisata tersebut. Mengingat pangsa pasar yang terbatas

dengan kelompok target yang spesifik, maka diperlukan upaya khusus untuk

menarik pengunjung datang ke lokasi tersebut dalam jumlah dan frekuensi yang

tertentu. Untuk itu, perlu diketahui berbagai karakteristik pengunjung dan

karakteristik obyek wisata serta tingkat permintaan rekreasi sehingga dapat

menjangkau pemasaran yang lebih luas dan dapat meningkatkan daya tarik dari

obyek wisata tersebut (Hidayati dkk., 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung

domestik, karakteristik obyek wisata dan tanggapan pengunjung terhadap obyek

wisata di Tahura Dr. Mohammad Hatta, Padang, Provinsi Sumatera Barat.

METODOLOGI

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Wisata Tahura Dr. Mohammad

Hatta, Padang, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian berlangsung selama satu

bulan, mulai tanggal 1 s/d 31 Mei 2004.

Metode Penelitian

Pengumpulan data primer dilakukan dengan membagikan kuisioner

(6)

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling terhadap pengunjung

yang datang untuk melaksanakan rekreasi sebanyak 100 responden dengan

kriteria responden yaitu cukup dewasa (umur 18 tahun ke atas), sehat jasmani

dan rohani serta mampu berkomunikasi dengan baik. Untuk pengunjung yang

datang berkelompok, dipilih beberapa orang sebagai wakil kelompoknya.

Responden terpilih, diwawancarai dengan mengisi kuisioner. Untuk wawancara

langsung dengan para pengunjung, dipilih responden sebanyak 10 % dari

sampel pada hari yang bersangkutan. Pengambilan data dilakukan pada pukul

09.00-15.00 WIB selama 7 hari (Senin-Minggu). Data karakteristik pengunjung

rekreasi dan obyek wisata, serta tanggapan pengunjung terhadap obyek wisata

dianalisis secara deskriptif dan diolah dalam bentuk persentase dan tabel.

Hubungan antara karakteristik dengan permintaan rekreasi diuji dengan uji

Chi-Square, tanggapan pengunjung terhadap obyek wisata menggunakan Skala

Likert dan aspek mana yang mendapat penilaian lebih besar dibandingkan

dengan aspek lainnya dari tanggapan pengunjung terhadap obyek wisata Tahura

Dr. Mohammad Hatta menggunakan uji Friedman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pengunjung Rekreasi di Tahura Dr. Mohammad Hatta

Hasil analisis data dari 100 kuisioner yang dibagikan kepada responden

yang mengunjungi Tahura Dr. Mohammad Hatta menunjukkan bahwa

pengunjung sebagian besar adalah laki-laki (64%), berusia 18-25 tahun (75%)

yang terdiri dari para remaja atau pemuda. Keadaan pengunjung yang sebagian

besar para remaja atau pemuda merupakan hal yang wajar karena sifat kegiatan

rekreasi dan petualangan merupakan daya tarik tersendiri bagi remaja.

Berdasakan uji Chi-Square, usia berhubungan nyata dengan permintaan rekreasi.

Semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan semakin bertambah pula

kendala yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan rekreasi. Sedangkan

pada usia muda umumnya orang masih memiliki semangat dan motivasi besar,

serta kondisi fisik prima untuk melakukan suatu perjalanan rekreasi.

Sebagian besar pengunjung (65%) berlatar belakang pendidikan

Akademi/Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan oleh pengunjung dengan latar

(7)

dan memiliki motivasi pendidikan sehingga dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan mereka tentang alam. Uji

Chi-Square menunjukkan bahwa pendidikan berhubungan nyata dengan

permintaan rekreasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh Silaban (2004) pada obyek wisata di Bahorok Taman Nasional Gunung

Leuser dan Iwan (2004) pada Kawasan Ekosistem Tangkahan Kecamatan

Batang Serangan Kabupaten Langkat yang menunjukkan hal yang sama, yaitu :

tingkat pendidikan yang paling dominan dari para pengunjung adalah

Akademi/Perguruan Tinggi.

Pengunjung dari kawasan Tahura ini terdiri dari berbagai kalangan

pekerjaan yaitu pelajar/mahasiswa 75 %, pegawai negeri 12 %, pegawai swasta

10 %, pedagang 1 %, pengusaha/wiraswasta 1 %, dan tidak bekerja 1 %.

Beragamnya jenis pekerjaan para pengunjung menunjukkan bahwa obyek wisata

Tahura dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat di sekitarnya. Kondisi ini tidak

jauh berbeda dengan hasil penelitian Silaban (2004) yang menyatakan bahwa

beragamnya jenis pekerjaan para pengunjung selain menunjukkan bahwa obyek

wisata dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat di sekitarnya, juga didukung

oleh kondisi obyek wisata sebagai suatu kawasan yang berfungsi untuk

pendidikan, penelitian, rekreasi, dan konservasi. Pada uji Chi-Square, jenis

pekerjaan berhubungan nyata dengan permintaan rekreasi. Aktivitas rekreasi

ditentukan oleh tersedianya waktu luang. Pelajar/mahasiswa memiliki

kesempatan melakukan rekreasi yang lebih besar pada waktu liburan.

Pekerjaan pengunjung sebagai pelajar/mahasiswa berkaitan dengan

tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, pengunjung dengan tingkat

pendapatan yang kurang dari Rp. 500.000,00 merupakan kelompok terbesar

yaitu sebesar 51%. Hal ini disebabkan pengunjung yang dominan adalah para

pelajar/mahasiswa yang rata-rata masih belum memiliki penghasilan tetap atau

dengan kata lain masih dibiayai oleh orang tua. Uji Chi-Square menunjukkan

bahwa tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan permintaan rekreasi. Ada

orang-orang yang dengan bekerja keras berhasil menaikkan penghasilannya,

akan tetapi cenderung menabungnya dan tidak lekas-lekas menghabiskan

uangnya untuk perjalanan wisata. Dengan demikian, tidak seluruh tambahan

penghasilan digunakan untuk perjalanan wisata termasuk rekreasi (Soekadijo,

(8)

Biaya rekreasi yang dikeluarkan umumnya berkisar lebih dari

Rp. 100.000,00 untuk satu kali kunjungan (81%). Biaya rekreasi ini terdiri atas

biaya persiapan rekreasi, biaya transportasi, biaya di lokasi, dan biaya

dokumentasi. Ini berarti kisaran biaya tersebut adalah biaya yang ideal yang

disediakan oleh setiap orang untuk satu kali kegiatan rekreasi. Uji Chi-Square

menunjukkan bahwa biaya rekreasi berhubungan nyata dengan permintaan

rekreasi. Besar kecilnya biaya rekreasi akan mempengaruhi keinginan

pengunjung untuk berkunjung ke lokasi tersebut. Seseorang akan melakukan

substitusi jika ada barang/jasa lain yang serupa dengan yang pertama yang

dapat disubstitusinya.

Sebagian besar pengunjung menganggap harga karcis masuk di Tahura

Dr. Mohammad Hatta tergolong sedang (24 %). Ini berarti harga karcis sesuai

dengan keinginan pengunjung, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi pihak pengelola untuk penetapan harga karcis di masa-masa mendatang.

Uji Chi-Square menunjukkan pula anggapan pengunjung tentang harga karcis

masuk di Tahura Dr. Mohammad Hatta berhubungan nyata dengan permintaan

rekreasi. Artinya, dengan tingkat harga karcis masuk yang terjangkau akan

memberi kesempatan pada pengunjung untuk meningkatkan frekuensi

kunjungannya.

Pengunjung rekreasi yang datang ke Tahura Dr. Mohammad Hatta

umumnya berasal dari Kota Padang dan sekitarnya (92%). Selebihnya

pengunjung berasal dari Jambi 1 % dan Riau 7 %. Hasil uji Chi-Square

menunjukkan bahwa jarak antara daerah asal pengunjung dengan tempat

rekreasi berhubungan nyata dengan permintaan rekreasi. Jarak Tahura yang ±

23 km dan memerlukan waktu tempuh ± 25 menit dari Kota Padang memberikan

kesempatan yang lebih besar kepada pengunjung yang berasal dari Padang dan

sekitarnya untuk melakukan kegiatan rekreasi dibandingkan dengan pengunjung

yang berasal dari provinsi lainnya. Daerah asal pengunjung yang hanya sebatas

dari Pulau Sumatera disebabkan oleh wisatawan domestik umumnya bepergian

antar kota dan lintas provinsi terdekat, sehingga dari hasil kuisioner yang

dibagikan tidak diperoleh pengunjung yang berasal dari luar Pulau Sumatera.

Sebagian besar pengunjung (43%) memiliki waktu luang sebanyak 5-7

jam pada hari kerja, memiliki 5-8 hari libur dalam satu bulan (47%), serta 73%

memiliki 0-12 hari/tahun untuk cuti/pakansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

(9)

Minggu yang merupakan hari dengan waktu luang harian terpanjang. Pada hari

Minggu, sebagian besar pengunjung tidak melakukan pekerjaannya dan

memanfaatkan waktu luangnya tersebut untuk santai ataupun untuk berekreasi.

Hari-hari kerja dari Senin-Sabtu tidak memungkinkan bagi pengunjung untuk

berekreasi, karena mereka harus bekerja dan kuliah/sekolah. Kegiatan rekreasi

pada hari-hari kerja juga tidak memungkinkan bagi pengunjung yang berasal dari

luar kota Padang, seperti dari Jambi dan Riau, karena jaraknya cukup jauh dan

membutuhkan waktu perjalanan yang cukup lama. Waktu luang yang akan

digunakan untuk rekreasi akan habis selama perjalanan. Uji Chi-Square

menunjukkan bahwa jumlah waktu luang hari kerja, hari libur/bulan dan lama cuti

tahunan berhubungan nyata dengan permintaan rekreasi. Yoeti (1980)

menyatakan bahwa makin besarnya waktu luang karena dipersingkatnya jam-jam

kerja, adanya akhir pekan yang panjang, dan hari-hari libur karyawan akan

memperbesar kesempatan untuk melakukan perjalanan pariwisata.

Motivasi kedatangan pengunjung ke Tahura Dr. Mohammad Hatta

umumnya untuk menikmati keindahan alam/panorama (35%). Motivasi

pengunjung dalam berwisata pada kawasan ini dapat dikategorikan sebagai

motivasi fisik yaitu dapat memulihkan fisik dan jiwa dari ketegangan dan

kebosanan hidup sehari-hari dengan menemukan kembali atau mempertahankan

kesehatan fisik dan mental, memperluas wawasan, memuaskan rasa ingin tahu,

mewujudkan jati diri, bahkan menambah rasa harga diri, terlebih lagi kepuasan

hati mereka yang terpenuhi (Fandeli dan Mukhlison, 2000). Dari gambaran

motivasi ini dapat diketahui bahwa tingginya motivasi menikmati keindahan alam

menyebabkan tingginya jumlah kegiatan menikmati pemandangan dan

kesejukan udara (53%). Mereka menyukai kegiatan duduk-duduk sambil

menikmati pemandangan dan segarnya udara. Obyek yang disukai sebagian

besar pengunjung adalah keindahan alam (panorama) sebanyak 84%. Dari uji

Chi-Square diperoleh bahwa motivasi rekreasi berhubungan nyata dengan

permintaan rekreasi, kegiatan rekreasi tidak berhubungan nyata dengan

permintaan rekreasi dan obyek yang disukai pengunjung berhubungan nyata

dengan permintaan rekreasi.

Karakteristik Obyek Wisata Tahura Dr. Mohammad Hatta

Kawasan Tahura Dr. Mohammad Hatta mempunyai luasan sebesar 240

(10)

sampai terjal dan berbukit-bukit (30-70%). Berada pada ketinggian 300-700 m dpl

dan merupakan obyek wisata alam berupa kawasan pelestarian alam. Lokasi

wisata ini memiliki hawa/iklim yang sejuk dan segar serta bentang alam yang

menarik berupa pegunungan, lembah, sungai, pemandangan indah dan

keanekaragaman flora dan fauna khas Sumatera Barat.

Karakteristik obyek rekreasi yang khas merupakan potensi atau daya tarik

yang khas yang menentukan tingkat kunjungan pada kawasan tertentu. Potensi

atau daya tarik kawasan harus diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan

yang baik serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang cukup dalam

mendukung kegiatan rekreasi, karena pada umumnya pengunjung tidak hanya

datang berekreasi untuk menikmati daya tarik saja tetapi juga ingin menikmati

fasilitas yang mampu memberikan kepuasan.

Disamping fasilitas natural, Kawasan wisata alam juga menyediakan

beberapa fasilitas buatan. Fasilitas-fasilitas tersebut dibangun dengan desain

bangunan dan penataan yang dilandasi dengan pola dan ciri khas arsitektur lokal

yaitu Minangkabau. Kondisi masing-masing fasilitas telah mengalami kerusakan

dan dalam kondisi yang kurang terawat. Kawasan Tahura ini sangat cocok bagi

pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas wisata alam, karena

fasilitas-fasilitas untuk berekreasi atau bersenang-senang sangat kurang sekali dan

cenderung tidak ada.

Taman Hutan Raya Dr. Mohammad Hatta dan sekitarnya merupakan

suatu kawasan rekreasi yang cukup indah. Beberapa obyek wisata di kawasan

ini, yaitu : Cagar Alam Lembah Anai yang lebat, Monumen Dr. Mohammad Hatta

yang terletak di plaza Tahura, Danau Singkarak yang dapat dimanfaatkan

sebagai rekreasi tirta, air terjun dan delta-delta sungai di Lembah Anai, hutan

pinus dan panorama Lubuk Selasih, tempat irigasi dan pengelolaan PLTA

Singkarak di Asam Pulau, serta dialiri sungai yang beberapa diantaranya

bermuara ke Padang, seperti Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin.

Keindahan alam ini dapat dilihat melalui dua titik strategis yaitu Panorama I dan

Panorama II serta di sekitar tempat penginapan tamu yang juga memiliki

pemandangan langsung ke arah Pantai Padang. Sepanjang hari pemandangan

alam di kawasan ini menjadi lebih indah karena kondisi lingkungan yang

(11)

satu faktor yang meningkatkan permintaan rekreasi di Tahura Dr. Mohammad

Hatta.

Tanggapan Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Tahura Dr. Mohammad Hatta

Tabel 1. Tanggapan Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Tahura Dr.

Mohammad Hatta

No.

Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Jumlah Responden (Aksesibilitas) Lokasi

Sangat Mudah (3) Mudah (2)

Sangat Indah (3) Indah (2) Kurang Indah (1)

30

5 Sikap Responden Terhadap Keberadaan

Tahura

Sangat Tertarik (3) Tertarik (2) Kurang Tertarik (1)

29 Peraturan yang Ada

Tahu (2)

8 Melakukan Perusakan Flora/Fauna di Tahura

Pernah (2) Tidak Pernah (1)

12 Tidak Pernah (1)

32

11 Keadaan Fasilitas-Fasilitas Rekreasi

Sangat Lengkap (3) Lengkap (2) Kurang Lengkap (1)

2

12 Penambahan Jumlah Fasilitas Sumber : Sumatera Barat 2004.

Kondisi jalan menuju obyek wisata Tahura Dr. Mohammad Hatta dinilai

oleh sebagian besar responden baik (77%) dengan persentase penilaian sebesar

80.63% dan mudah dijangkau (90%) dengan persentase penilaian sebesar

90.91% (Tabel 1) yaitu dengan adanya sarana jalan dan angkutan yang cukup

(12)

sangat dibutuhkan dalam mendukung pengembangan pariwisata (Hidayati dkk.,

2003). Kondisi ini diperlukan untuk menarik para wisatawan agar mendapat

kepuasan dalam melakukan perjalanan wisatanya sehingga dapat digunakan

sebagai promosi untuk menarik wisatawan lainnya. Salah satu faktor penting

yang berhubungan dengan suatu produk wisata adalah pencapaian ke lokasi.

Seperti yang dijelaskan Swarbrooke (2000) dalam The Development and

Management of Visitor Attractions bahwa lokasi suatu atraksi wisata dapat

menentukan keberhasilan dari atraksi wisata tersebut. Pencapaian kawasan

Tahura Dr. Mohammad Hatta bagi wisatawan tidaklah sulit.

Salah satu produk yang menarik dan berbeda dari Tahura Dr. Mohammad

Hatta adalah daya tarik yang berupa iklim yang sejuk, perpaduan bentang alam

dan pemandangan yang indah, meliputi pegunungan, perbukitan, hutan hujan

tropis, sungai dan lembah serta koleksi flora dan fauna. Selain itu, kawasan ini

juga menawarkan wisata alam yang berbeda daya tarik dan aktivitasnya dengan

wisata alam lain di Kota Padang, yang umumnya banyak menawarkan wisata

alam jenis pantai. Ini dapat dilihat dari penilaian pengunjung terhadap obyek

wisata Tahura, dimana sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa

pemandangan alam (panorama) Tahura ini indah (70%) dengan persentase

penilaian 60.87%. Sifat yang khas inilah yang menjadi daya tarik dari obyek

wisata tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fandeli dan Mukhlison (2000)

bahwa kepariwisataan alam mempunyai sifat dan perilaku yang spesifik. Setiap

lokasi obyek dan daya tarik wisata mempunyai ciri dan sifat yang spesifik. Sifat

yang khas ini menjadi daya tariknya.

Untuk kondisi keamanan lingkungan di sekitar Tahura Dr. Mohammad

Hatta, sebagian besar pengunjung menyatakan aman (90%) dengan persentase

penilaian 88.24%. Spillane (1994) mengemukakan bahwa adanya situasi kurang

aman mengenai makanan, air atau perlindungan memungkinkan orang

menghindari berkunjung ke suatu lokasi. Dengan demikian diharapkan dengan

kenyataan bahwa Tahura Dr. Mohammad Hatta merupakan lokasi wisata yang

tergolong aman dapat menjadi pemicu bagi pengunjung untuk memilih berwisata

di lokasi ini.

Tanggapan pengunjung terhadap obyek wisata ini cukup positif, ini dapat

dilihat dari sikap mereka yang sebagian besar merasa tertarik (69%) dengan

(13)

wisata Tahura Dr. Mohammad Hatta juga berfungsi sebagai wahana pendidikan

dan penelitian.

Hasil analisis data penilaian terhadap obyek wisata di Tahura Dr.

Mohammad Hatta dengan uji Friedman menunjukkan bahwa ada tiga aspek

yang mendapat penilaian yang lebih besar yaitu pemandangan alam (panorama)

Tahura, sikap responden terhadap keberadaan Tahura dan keamanan

lingkungan Tahura dengan penilaian masing-masing sebesar 2.3, 2.27 dan 2.04,

dan hal ini merupakan alasan pengunjung datang ke Tahura Dr. Mohammad

Hatta.

Sebagian besar responden telah mengetahui bahwa Tahura Dr.

Mohammad Hatta merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki fungsi

penelitian, pendidikan, rekreasi dan konservasi (87%) dengan persentase

penilaian 93.05%. Selain itu, responden juga mengetahui tentang peraturan yang

ada. Hal ini dapat dilihat dari tingginya kesadaran responden untuk tidak

melakukan perusakan flora/fauna di kawasan Tahura tersebut sebesar 88%

dengan persentase penilaian 93.62%. Dengan adanya kesadaran responden,

diharapkan dapat menekan terjadinya dampak negatif terhadap lingkungan fisik,

maupun terhadap flora dan fauna. Hal ini juga dapat memberikan kemudahan

bagi pihak pengelola untuk menjalankan fungsi pengelolaannya dalam

meningkatkan kesadaran pengunjung terhadap misi pelestarian lingkungan,

sehingga memberi nilai tambah pada kepentingan edukatif dan apresiasi

terhadap lingkungan.

Pelayanan, penerangan dan informasi dari petugas kepada pengunjung

dinilai oleh para responden baik (78%) dengan persentase penilaian 85.71%.

Pelayanan yang diberikan kepada pengunjung tidak hanya berupa pelayanan

petugas di lapangan, tetapi termasuk pembangunan dan pengembangan fasilitas

pendukung yang diperlukan untuk meningkatkan pengalaman berwisata

pengunjung. Para responden menilai bahwa keadaan fasilitas-fasilitas rekreasi

yang ada di lokasi obyek wisata ini lengkap (71%) dengan persentase penilaian

81.14%. Menurut Lascurain (1996), pembangunan fasilitas dalam kawasan

lindung selain harus memperhatikan konsumen, juga harus sesuai dengan

prinsip-prinsip pembangunan (design guidelines), khususnya dalam kawasan

lindung.

Jika dilihat dari kondisi idealnya suatu kawasan obyek wisata alam, dapat

(14)

dapat dilihat dari tanggapan responden yang menganggap perlu dilakukan

penambahan jumlah fasilitas yaitu sebesar 58% dengan persentase penilaian

73.42%. Adapun fasilitas yang diharapkan oleh para responden untuk ditambah

dan diperbaiki dalam memenuhi kebutuhannya dalam berwisata antara lain :

menara pandang, warung/tempat berjualan, area piknik, tempat bermain anak,

bangku taman, penangkaran satwa, penambahan jenis flora dan fauna, pos

penjaga hutan, keamanan, tempat penyewaan alat berkemah, kolam renang,

warung telekomunikasi, pemandu wisata, pusat pengunjung, pusat informasi

pengunjung, tempat penginapan, kamar mandi, toko cinderamata, tempat

berteduh dan kotak sampah yang sedikit jumlahnya dan kurang tersebar merata

di seluruh areal tempat wisata.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pengunjung rekreasi di Tahura Dr. Mohammad Hatta berusia 18-25 tahun,

laki-laki, tingkat pendidikan adalah akademi/perguruan tinggi dan

pekerjaannya sebagai pelajar/mahasiswa, memiliki tingkat pendapatan

< Rp. 500.000,00, biaya rekreasi > Rp. 100.000,00/kunjungan,

menganggap harga karcis masuk tergolong sedang, berasal dari Padang

dan Sekitarnya, dan memiliki waktu luang sebanyak 5-7 jam pada hari

kerja, memiliki 4-8 hari libur/bulan, dan memiliki 0-12 hari/tahun untuk

cuti/pakansi. Sebagian besar pengunjung juga umumnya memiliki

motivasi rekreasi untuk menikmati keindahan alam (panorama), serta

lebih menyukai kegiatan menikmati pemandangan selama di Tahura Dr.

Mohammad Hatta.

2. Tahura Dr. Mohammad Hatta adalah kawasan pelestarian alam yang

memiliki hawa/iklim yang sejuk dan segar serta bentang alam yang

menarik berupa pegunungan, lembah, sungai, pemandangan indah dan

keanekaragaman flora dan fauna khas Sumatera Barat.

3. Pengunjung menilai obyek wisata di Tahura Dr. Mohammad Hatta mudah

dijangkau dengan kondisi jalan yang baik, sedangkan pemandangan alam

di sekitar kawasan Tahura Dr. Mohammad Hatta indah. Keamanan

lingkungan di sekitar Tahura tergolong aman, Mereka merasa tertarik

terhadap kawasan obyek wisata ini. Pengetahuan responden bahwa

(15)

terhadap peraturan yang ada cukup baik, Responden pada umumnya

tidak pernah melakukan perusakan flora/fauna dan melihat orang

melakukan perusakan flora/fauna di Tahura. Pelayananan, penerangan

dan informasi dari petugas kepada pengunjung dinilai baik, keadaan

fasilitas-fasilitas rekreasi yang ada di kawasan Tahura ini lengkap.

Sebagian besar responden menganggap perlu dilakukannya

penambahan jumlah fasilitas di kawasan Tahura Dr. Mohammad Hatta.

Saran

1. Untuk meningkatkan permintaan rekreasi ke Tahura Dr. Mohammad

Hatta, sebaiknya perlu diupayakan peningkatan kualitas maupun

kuantitas, antara lain, menara pandang, tempat berteduh, warung/tempat

berjualan, area piknik, keamanan, tempat bermain anak, bangku taman,

penangkaran satwa, penambahan jenis flora dan fauna, pos penjaga

hutan, tempat penyewaan alat berkemah, pemandu wisata, kamar mandi,

pusat pengunjung, pusat informasi pengunjung, toko cinderamata,

penginapan, kolam renang, wartel, dan tempat pembuangan sampah.

2. Untuk menarik jumlah pengunjung yang lebih banyak serta investor untuk

menanamkan modalnya, sebaiknya perlu dilakukan promosi yang lebih

giat yaitu selain dengan cara konvensional seperti brosur/leaflet, pamflet,

booklet, dapat dilakukan dengan mempergunakan teknologi canggih

seperti internet sehingga informasi tentang obyek tersebut dapat diakses

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2002. Lembah Harau : Tujuan Ekowisata Utama Sumatera Barat.

Buletin Penelitian Kehutanan 18(1):5.

Clawson, M and J. L. Knetsch. 1975. Economics of Outdoor Recreation. The John Hopkins Press. Baltimore.

Fandeli, C. dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Hidayati, D., Mujiyani, L. Rachmawati dan A. Zaelani. 2003. Ekowisata : Pembelajaran dari Kalimantan Timur. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Iwan. 2004. Segmentasi Pasar Ekowisata Berdasarkan Karakteristik Wisatawan di Kawasan Ekosistem Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. Skripsi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lascurain, H. C. 1996. Tourism, Ecotourism and protected Areas. IUCN Protected Areas Programme. IV. World Congress on National Parks and Protected Areas. Cambridge. UK.

PT. Reka Cipta Konsultan. 1997. Final Report Penyusunan Site Plan dan Design Fisik Taman Hutan Raya Dr. Mohammad Hatta Provinsi Sumatera Barat. PT. Reka Cipta Konsultan. Padang.

Sihotang, B. R. M. 1999. Analisis Karakteristik Pengunjung Rekreasi Keluarga di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang. Skripsi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Silaban, S. T. U. 2004. Tanggapan Pengunjung Domestik terhadap Obyek Wisata di Bahorok Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soekadijo, R. G. 1996. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai “Sistem Linkage“). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Spillane, S. J. J. J. 1994. Pariwisata Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Swarbrooke, J. 2000. The Development and Management of Visitor Attractions. Butterworth Heinemann. Oxford.

Gambar

Tabel 1. Tanggapan Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Tahura Dr. Mohammad Hatta

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun demikian pemberian secara bersamaan membuat pasien menelan obat dalam jumlah yang banyak sehingga dapat terjadi ketidakpatuhan, komplikasi, efek samping,

Sehingga dengan memodifikasi apa yang disampaikan Davis tentang definisi Sistem Informasi Manajemen, maka Sistem Informasi (Manajemen) Perpustakaan dapat

Kenampakannya dalam mikroskop maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa Foraminifera dari kelompok planktonik memiliki bentuk yang tidak terlalu

Berdasarkan hasil elektroforesis (Gambar 1) maka dilakukan pengukuran berat molekul standar melalui pengukuran nilai RF dengan memplotkan dalam kurva

2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lainnya yang tidak

Dengan asumsi bahwa ada gaya gravitasi yang bekerja menuju pusat bumi, jika akselerometer kita arahkan ke tanah (arah panah pada sensor menunjuk pusat bumi,

TWS Garing &amp; Pulau Malan.Adapun Route Patroli yaitu Kelurahan Pendahara, Desa Tbg Tarusan, Desa Twg Rangkang, Desa Twg Mantangen, DesaTwg Darayu, Desa