• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT AYAM PETELUR DI KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT AYAM PETELUR DI KABUPATEN BLITAR"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT AYAM PETELUR DI

KABUPATEN BLITAR

Oleh: NUR SAIFUDIN ( 02910053 )

Animal Husbandary

Dibuat: 2008-04-30 , dengan 3 file(s).

Keywords: Pencegahan penyakit, ayam petelur.

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 10 Januari sampai dengan 15 Februari 2008, bertempat pada peternakan ayam petelur di Kabupaten Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen program pencegahan penyakit pada peternakan ayam petelur d i Kabupaten Blitar.

Objek penelitian adalah 96 peternakan ayam petelur yang tersebar di enam Kecamatan, yaitu : Kecamatan Ponggok, Kecamatan Srengat, Kecamatan Garum, Kecamatan Talun, Kecamatan Kanigoro dan Kecamatan Kademangan. Metode yang digunakan dala m penelitian ini adalah metode survey dengan mengambil data primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukan pengambilan feses paling banyak dilakukan akhir periode yaitu sebanyak 75%.Penggunaan desinfektan 53,13% menggunakan benzalkonium klorida, 44,79% iodium, 5,21% formalin dan 1,04% solar dan minyak tanah. Pemberian desinfektan paling banyak dilakukan tiap 1 minggu sekali yaitu sebanyak 51,04%. Jenis vaksin yang semua peternak menggunakan adalah ND, IB dan Gumboro yaitu sebanyak 100%, vaksin AI 71,87%, vaksin CRD 60,42%, sedangkan yang paling sedikit adalah vaksin Pox yaitu hanya sebanyak 37,5%.

Kesimpulannya bahwa program pencegahan penyakit ayam petelur di Kabupaten Blitar belum dilaksanakan dengan baik dan benar, terutama pada program biosekuritas, masih jarang di temukan bak desinfektan di lokasi kandang dan penyemprotan kendaraan dengan desinfektan tidak dilakukan.Tetapi pada program vaksinasi sudah tergolong sangat baik. Hal ini terbukti dengan tingkat mortalitas rendah dan derajat infeksi cacing pada peternakan ayam petelur di Kabupaten Blitar termasuk ringan (jumlah telur cacing kurang dari 500 butir) dan hanya ditemukan satu spesies yaitu Ascaridia galli.

Saran bagi peternak, hendaknya lebih meningkatkan manajemen program pencegahan penyakit, terutama sanitasi dan penanganan sisa vaksin harus lebih diperhatikan dan lokasi kandang ayam periode grower sebaiknya dipisahkan untuk mencegah penularan bila ayam layer terinfeksi cacing.

This research was conducted on January 10th to February 15th 2008, at animal husbandry of layer hen at Blitar Regency. The purpose of this research was to know program management of disease prevention at layer hen animal husbandry at Blitar Regency.

The research objects were 96 layer hen animal husbandry spread in the sixth sub district, as follows: Ponggok Sub district, Srengat Sub district, Garum Sub district, Talun Sub district, Kanigoro Sub district and Kademangan Sub district. The method used in this research was survey method with collected primary and secondary data.

The research result indicated that collections were mostly done in the end of period 75%. Usage of disinfectant 53,13% use benzalkonium chloride 44,79% formalin and 1,04% solar and

(2)

60,42%, while at least was Pox vaccine only 37,5%.

The conclusion was program of layer hen disease prevention at Blitar Regency was not

implemented yet well, particularly at biosekuritas program. Disinfectant vessel was rarely found in the stable and vehicle spraying by disinfectant was not conducted. But at vaccination program, it runs well. This proved with low mortality and worm infection degree at la yer hen animal husbandry at Blitar Regency include low (amount of worm egg less of 500 grains) and was only found one species namely Ascaridia galli.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah usaha peternakan yang ada di Kabupaten Blitar mengalami keuntungan pada setiap skala dan usaha yang dijalankan juga

Rata – rata total biaya yang dikeluarkan responden peternak ayam ras petelur selama satu tahun di Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Menurut Triana

Salah satu pendorong dari pesatnya perkembangan peternakan unggas terutama peternakan ayam petelur adalah dengan meningkatnya permintaan akan telur yang terus meningkat

Kecamatan Jumantono mempunyai usaha peternakan rakyat ayam petelur yang paling besar di Kabupaten Karanganyar sebanyak 564.000 ekor, sehingga usaha peternakan ayam

Metode yang digunakan adalah partisipasi aktif dengan mengikuti program kerja yaitu manajemen pemeliharaan ayam petelur, kegiatan vaksinasi, pemberian pakan dan minum,

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui mengetahui profil peternak ayam petelur di Kabupaten Tabanan, menganalisis faktor – faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

Dari keempat belas isolat yang diperoleh, 5 isolat berasal dari ayam ras petelur yang telah divaksin ILT yaitu isolat dari peternak BKS-3 yang berasal dari ayam petelur umur

Kecamatan Jumantono mempunyai usaha peternakan rakyat ayam petelur yang paling besar di Kabupaten Karanganyar sebanyak 564.000 ekor, sehingga usaha peternakan ayam