• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Indonesia : Cerita Pendek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahasa Indonesia : Cerita Pendek"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Cerita Pendek

Kelompok 5 :

Aditiyo Nugroho

Dian Rahmawati

Intan Muthia Harby

Syfaldi Astyan

XI – Broadcast

(2)

BANGKIT

Cerpen Karangan: Alfred Pandie

 

Pandanganku pada langit tua. Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam. Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap. Cahaya bulan malam ini begitu   indahnya. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Konflik dengan orang tua karena tidak lulus sekolah. Hari ulang tahun yang gagal di rayakan. Dan hadiah sepeda motor yang terpaksa di kubur dalam-dalam karena tak lulus, belum lagi si adik yang menyebalkan. Teman-teman yang konvoi merayakan kemenangan, sedang aku?

Hari-hari yang keras kisah cinta yang pedas. Angin malam berhembus menebarkan senyumku walau sakit dalam hati mulai mengiris. Sesekali aku menghapus air mataku yang jatuh tanpa permisi. Sakit memang putus cinta.

  Rasanya beberapa saat lalu, aku masih bisa mendengar kata-kata terakhirnya yang tergiang-ngiang merobek otak ku.

“sudah sana… Kejarlah keinginanmu itu!, kamu kira aku tak laku, jadi begini sajakah caramu, oke aku ikuti.. Semoga kamu tidak menyesal menghianati cinta suci ini.” beberapa kata yang sempat masuk ke hpku, di ikuti telpon yang sengaja ku matikan karena kesal atau muak.

Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit.

“selamat malam..? Sorii mba kayanya lagi sedih banget boleh aku minta duitnya..” seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan,

(3)

Aku bangkit berdiri dan berjalan menyusuri malam, berdiri menatap air sungai yang

mengalir airnya deras. Di sini di atas jembatan tua ini. Angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku.

Aku berdiri menatap langit yang bertabur bintang, rasanya tak ada yang penting bagiku

sekarang. Perlahan-lahan aku berjalan menaiki jembatan dan berdiri bebas. Menutup mata dan

tinggal beberpa senti lagi aku akan terjatuh. Aku perlahan mengangkat kaki kananku dan…?

Tiba-tiba sosok pemabuk yang menodong pisau padaku ku tadi, menarik baju ku dan

menampar pipiku kuat, keras sekali tamparannya

“ini uang dan tas mu…!! Aku tak butuh..! Aku lebih baik mati kelaparan dari pada melihat

wanita lemah sepertimu” ia menarik ku turun dan melemparkan tasku di atas tanah

 

Dan ia berlalu pergi. Aku bangkit dan meraih tas ku kembali menyusuri tangga turun. Sosok

  

yang tadi, pria mabok yang ternyata seumuran denganku, di sekujur tubuhnya penuh tato dan

tubuhnya kurus sekali. Ia berdiri termenung pada tangga jalan. Sesekali menatap langit dan

menghapus air matanya.

“boleh aku berdiri disini bersamamu? Aku menyapanya tapi ia hanya terdiam membisu”. Aku

berdiri di sampingnya menunggu sampai kapan ia akan berdiri pergi dari sini.

 

kenapa kamu menamparku..?

Kenapa kamu menolongku?

 

Aku sudah tak berarti lagi. Pria yang aku cintai bertahun-tahun mencapakanku dengan

tuduhan yang tak jelas” aku memulai pembicaraan.

Dengan sesekali menghapus air mata akibat dari gejolak di hatiku. “apa kamu akan terdiam

atau aku telah mengusikmu?”. Aku melihatnya

(4)
(5)

Ketika aku akan menapaki jalan. Kekasihku sedang berdiri di depanku

dengan bunga mawar banyak sekali di tangannya, sementara di

belakangnya orang tua dan adikku yang berdiri di samping mobil, kami

saling terdiam untuk beberapa saat ia memulai.“maafkan aku sayang,

ternyata aku yang salah menilaimu, makasih ya?, sudah membuat hidupku

lebih berharga karena ini. Ia menyerahkan bunga dengan sebuah diary

usang punyaku, yang entah dari mana ia mendapatkannya.

Tapi disinilah aku bisa menulis menitikan setiap masalah, rasa banggaku

atas kekasihku ini. Aku memeluk erat tubuhnya lama kami terdiam di iringi

tangis dan canda menghiasi malam, sementara kedua orang tuaku

tersenyum senang.

Aku mengajak kekasihku menaiki tangga untuk mengenalkan pada orang

yang mengajarkanku banyak hal. Khususnya arti bersyukur. Kami menapaki

jalan tangga dan melirik sekeliling dan mencari namun sosok itu hilang tak

berbekas? Kami turun dan kami pergi ke mall bersama orang tua dan adik

ku untuk merayakan ulang tahunku.

Walaupun tetap aku tak dapat sepeda motor karena tak lulus tapi bukan

berarti kehangatan ini harus berakhir.

(6)

Resensi

Resensi adalah secara garis besar atau ringkasan

dalam sebuah cerpen

.

“Bangkit” meceritakan seorang anak yang frustasi akan cinta dan juga

putus asa mengenai ketidak lulusan an nya dia dari sekolah menengah

atas. Ia berniat akan melompat dari sebuah jebatan, ia berfikir jika ia

sudah tiada di dunia inni maka semua masalah akan selesai. Saat dia

ingin mengakhiri hidupnya datang lah kembali seorang pemabuk yang

sebelumnya telah mengambil tas anak tersebut. Pemabuk melarang si

anak mengakhiri hidupnya. Si pemabuk menceritakan bagaimana

susahnya kehidupan yang ia jalani dibanding dengan kehidupan

remaja tersebut. Setelah mendengar cerita si pemabuk, remaja itu

sadar dan mengurunkan niatya untuk mengakhiri hidupnya. Ia sadar

ini hanya cobaan semata yang ia dapat, sesungguhnya masih ada

orang lain yang mendapat cobaan lebih berat dari dirinya. Tak lama

kemudian orang tua, adik, dan kekasihnya datang. Remaja itu

langsung menghampirinya, dan ia hendak mengenalkan keluarganya

kepada si pemabuk. Tetapi seketika si pemabuk sudah tidak ada di

atas jembatan tadi. Orangtua, adik, dan kekasihnya mengajak si anak

remaja untuk berjlan jalan, karena kebetulan di hari itu ia sedang

(7)

Unsur Intrinsik Cerpen

“Bangkit”

Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat tulisan.

1.Tema: Jangan mudah putus asa / kehidupan

Latar adalah tempat waktu ataupun suasana terjadinya peristiwa yang dialami dalam cerpen tersebut

2.Latar: -Waktu : Malam hari

Bukti : Cahaya bulan malam ini begitu indahnya.  -Tempat : di pinggir jalan dan di atas jembatan

Bukti :  ‘Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit. ‘ ‘ Di sini di atas jembatan tua ini angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku’. -Suasana : Sunyi sepi

Bukti : ‘Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.’

Alur adalah rangkaian peristiwa yang dijjalin untuk menggerakkan jalan cerita.

3. Alur : Maju

Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar

(8)

4.Penokohan :

Tokoh / penokohan adalah usaha

untuk

membedakan peran satu dengan peran

yang lain yang ada dalam cerpen

tersebut

- Aku : mudah putus asa, kurang bersyukur

dan selalu mengeluh

Bukti : ‘Kenapa kamu

menolongku? Aku sudah tak berarti lagi.’

‘Aku hanya meminta tanpa pernah

(9)

-Pria pemabuk : pemabuk dan kuat menghadapi beratnya hidup

  Bukti : ‘seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan

jalan yang

tak beraturan’

‘Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh

nyali besar,

bahkan untuk tertidur saja itu sulit.’

5.Sudut pandang : orang pertama sebagai pelaku utama.

Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti “aku” sebagai

tokoh

utama dan mengisahkan tentang dirinya sendiri.

6. Amanat :

a. Jangan mudah putus asa dalam menjalani kerasnya

hidup.

b. Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki.

c. Hidup tidaklah sempurna kadang manusia diatas

dan

kadang dibawah.

d. Jangan lari dari permasalahan.

e. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

(10)

Unsur Ekstrinsik Cerpen “Bangkit”

1. Latar Kepengarangan Penulis : Penulis menjumpai

berbagai reaksi masyarakatt saat mereka gagal dan

berputus asa. Dalam cerpen ini penulis ingin

menginspirasi/memotivasi orang-orang dalam

menghadapi kerasnya hidup melalui ceritanya.

2. Keyakinan Penulis : Penulis yakin bahwa kejadian

ini banyak ditemui di masyarakat. Banyak orang yang

bunuh diri karena putus asa maka penulis

menggambarkan situasi tersebut dalam sebuah cerpen.

3. Masyarakat pembaca : Pembaca dapat mengambil

hikmah dari cerpen ini karena cerpen ini  mengandung

masalah-masalah yang ada di masyarakat dan masih

(11)

Nilai-Nilai :

Nilai Moral : Saat tokoh ‘aku’ menyadari selama

ini hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana

  

orang tuanya mendapatkannya. Kita seharusnya

bersyukur dengan apa yang telah kita miliki tidak

hanya menuntut sesuatu karna diluar sana masih

banyak orang yang kekurangan.

Nilai Perjuangan : Pria pemabukberjuang bertahan

hidup di jalanan yang keras. Di kehidupan nyata

banyak orang yang melakukan apapun untuk

berjung

hidup.

Kita

harus

berjuang

mempertahankan hidup di dunia yang keras ini.

Nilai

Kepedulian

:

Saat

Pria

pemabuk

(12)

Any

Questio

n

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dia yang bersamaku adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki, namanya Andre Gumilang, dia asli suku Lampung.Ya, saat SMA aku memang bersekolah di

Aku pernah baca di internet bahwa di dunia ini ada 12 orang yang memiliki wajah yang mireip. I : aku baru tahu , kapan-kapan aku coba browsing tentang itu , apakah beneran ada

Aku juga yang meminta alamat dan nama lengkap Mak Ijah kepada Pak Kadus, agar bisa mengirimkan uang, seperti yang aku janjikan, untuk kebutuhan Abimanyu,” Sukma menerangkan

Henny yang manis, hari ini aku gembira sekali. Coba terka apa sebabnya. Sebabnya ialah karena aku baru saja membaca suratmu. Sekarang sedang waktu istirahat. Cepat-cepat aku

Oleh sebab itu, berikanlah aku ( Jibril) izin untuk membunuhnya tetapi kata Nabi Muhammad SAW bahwa, “ Orang itu tidak tahu kalau tahu dia dengan Aku maka dia tidak

suatu hari yang tak akan pernah terlupakan pada hari libur kampus dengan tanpa rasa bersalah kepada mereka aku pulang dan hanya meminta untuk di periksakan kedokter hanya karena

Dasar. Ia tergolong sebagai murid yang cerdas di sekolahnya. Di usia yang masih kanak-kanak, hidupnya dijalani penuh beban. Mengapa tidak? Karena tak tanggung-tanggung ibunya

"Wah, dia mirip dengan Kelinci Beludru tuaku yang hilang saat aku sakit demam berdarah!" Tapi dia tidak pernah tahu bahwa memang itu adalah Kelinci Beludru tuanya dulu,