• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menciptakan Keluarga Sakinah, Keluarga Tanpa KDRT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menciptakan Keluarga Sakinah, Keluarga Tanpa KDRT"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

M ENCIPTAKAN KELUARGA SAKINAH,

KELUARGA TANPA KDRT

Oleh:

Nasrullah, S.H., S.Ag., M CL.

Dosen FH-UM Y

Penyuluhan Hukum

(4)

Kont en

Ilust rasi KDRT

Tujuan M embangun Rumah Tangga

Indikat or Rumah Tangga yang Sakinah

RT Sakinah = Rumah Tangga Tanpa KDRT

Pengert ian KDRT

Bent uk-Bent uk KDRT

Penyebab KDRT

Cara M enghindari/ M encegah KDRT

(5)
(6)

DATA KDRT

Berdasarkan Cat at an Akhir Komnas Perempuan 2015,

t erdapat

293.220 kasus kekerasan

t erhadap

perempuan sepanjang t ahun 2014. Sebanyak 68 persen

dari kasus t ersebut adalah kekerasan domest ik dan

rumah t angga (KDRT) dengan mayorit as korban ibu

rumah t angga dan pelajar. 280.710 kasus (96%) dat a

dari PA se Indonesia, dan 12.510 kasus merupakan

dat an dari mit ra Komnas Perempuan.

Bent uk-bent uk kekerasan meliput i penelant aran

t anggung jaw ab, penganiayaan jasmani dan psikis,

sert a pernikahan paksa at aupun pernikahan dini.

(7)
(8)

TUJUAN MEMBANGUN RUMAH TANGGA

v

Sakinah, M aw addah & Rahmah

v

M elanjut kan Ket urunan

v

M enghindarkan dosa

v

M enjalin Tali Silat urrahmi

v

M enggapai Ridha Allah

“ Perkaw inan ialah ikat an lahir bat in

ant ara seorang pria dengan seorang

wanit a sebagai suami ist eri dengan

t ujuan membent uk keluarga, rumah

t angga yang bahagia dan kekal

(9)
(10)

PONDASI RUMAH TANGGA YANG SAKINAH

M eluruskan niat . M emahami t ujuan pernikahan

Selalu bersyukur dan menerima kelebihan dan

kekurangan pasangan

M emahami perbedaan psikologis laki-laki &

perempuan

M emahami peran masing-masing anggot a keluarga

Pembagian t ugas dalam keluarga

Luangkan w akt u unt uk keluarga

M enyesuaikan diri dengan pasangan

Jujur dan saling percaya

Buat Rencana Keluarga yang Terukur dan Rapi

(11)
(12)

Pengert ian KDRT

¤

Komnas Perempuan : Kekerasan adalah segala

t indakan yang mengakibat kan kesakit an yang meliput i

empat aspek: fisik, ment al, sosial dan ekonomi. Begit u

juga kekerasan dalam rumah t angga (KDRT).

¤

UU PKDRT No. 23/ 2004 : Kekerasan Dalam Rumah

Tangga adalah set iap perbuat an t erhadap seseorang

t erut ama perempuan yang berakibat t imbulnya

(13)

1.

Physical Abuse

(Kekejaman Fisik)

2.

Sexual Abuse and Exploitation

(being

used for a sexual purpose) /

Kekejaman

dan Eksploitasi Seksual

3.

Neglect

(Pengabaian)

4.

Psychological and M ental Abuse

(Kekejaman M ental Psikologis)

5.

Economic or Financial Abuse

(14)

Kekerasan Fisik

v Perbuatan yang mengakibatkan rasa

sakit, jatuh sakit, atau luka berat

v kekerasan antara suami dengan istri

maupun antara orang tua dengan

anak, dan antara anak dgn anak.

Di samping

itu kekerasan

dapat juga

terjadi antara

majikan

(15)

Kekerasan dan Eksploitasi Seksual

v Pemaksaan

hub.seksual thp

orang yg menetap

dlm RT.

v Pemaksaan

(16)

Kekerasan M ental Psikologis (1)

Perbuatan yg mengakibatkan

ketakutan, hilang rasa percaya

diri, hilang kemampuan

bertindak, rasa tidak berdaya

& penderitaan psikis berat

Kekejaman mental ini lebih

berat pengaruh negatifnya

terhadap perkembangan anak

dibandingkan dengan

(17)

Kekejaman M ental Psikologis (2)

Kekejaman seperti ini

dapat terjadi antara ibu

dan anak, atau antar

(18)

Kekejaman Ekonomik dan Finansial

Kekejaman semacam ini

terjadi pada suami

terhadap istri. Termasuk

juga di dalamnya

pengabaian terhadap

hak-hak istri dan anak

(penyediaan nafkah

termasuk nafkah batin,

perlindungan, dan

(19)

KDRT dapat terjadi di keluarga mana saja:

kaya

– miskin, beragama – tidak

beragama,

berpendidikan

– tidak

berpendidikan,

hidup di kota

– hidup di

pedesaan, dsb

KDRT bisa menimpa isteri, suami, ibu, anak,

PRT atau siapapun yang hidup dalam satu

rumah. Tetapi memang lebih banyak terjadi

(20)

Dari

293.220 kasus kekerasan

t erhadap

perempuan/ KDRT sepanjang t ahun 2014 dalam CATAHU

2015 Komnas Perempuan, berdasarkan dat a kasus yang

dit angani oleh Pengadilan Agama, kekerasan

psikis/ ment al mencapai 47% mencakup: poligami t idak

sehat , krisis akhlak, cemburu, kaw in paksa, kaw in di

baw a umur, dihukum, ganguan pihak ket iga, dan t idak

ada keharmonisan; kekerasan ekonomi (46%) mencakup

masalah ekonomi dan t idak t anggung jaw ab; kekerasan

fisik (3%) mencakup kekejaman jasmani dan cacat

(21)

FAKTOR PENYEBAB KDRT

F

A

K

T

O

R

P

E

N

Y

E

B

A

B

K

D

R

T

M ent al Psikologis

Pendidikan

(22)

FAKTOR M ENTAL PSIKOLOGIS

KDRT dapat disebabkan oleh adanya gangguan

kesehatan mental anggota keluarga berupa

ketidakmampuan mengendalikan pikiran,

perasaan, dan perilaku sebagai akibat dari

gangguan mental seperti:

1. Gangguan Depresif atau Stress

2. Gangguan Kepribadian

(23)

GANGGUAN DEPRESIF ATAU STRESS.

TEKANAN PERASAAN KARENA

KETIDAK-M AKETIDAK-M PUAN KETIDAK-M ENGATASI KETIDAK-M ASALAH YANG

DIHADAPI, M ISALNYA KARENA:

1. KEHILANGAN ORANG PENTING DALAM

KEHIDUPANNYA.

2. KEHILANGAN UANG ATAU BARANG

YANG DIM ILIKI.

(24)

GANGGUAN KEPRIBADIAN

A. GANGGUAN SKI ZOI D

( PI KI RAN

ANEH- ANEH DAN MAGI S) . PI KI RAN

SALAH TETAPI TI DAK BOLEH

DI BANTAH.

B. GANGGUAN PARANOI D

(

PENCURI GA

) . CURI GA DAN TI DAK

PERCAYA PADA ORANG LAI N.

C. GANGGUAN EKSPLOSI F

( MARAH

(25)

GANGGUAN PSIKOPAT

(GANGGUAN M ENDALAM DAN KRONIS)

1.

MELI MPAHKAN KESALAHAN KEPADA

ORANG LAI N

2. SEMUA PERASAAN TI DAK PUAS,

KONFLI K JI WA DAN TEKANAN

PERASAAN DI UNGKAPKAN DENGAN

CARA YANG MENYEBABKAN ORANG

LAI N MENDERI TA.

(26)

FAKTOR PENDIDIKAN

1. Pendidikan yang makin tinggi dapat

menimbulkan kesombongan bahkan

memicu keinginan untuk mengganti

pasangan hidup karena dirasa tidak

sepadan lagi dengan tingkat

pendidikannya.

2. Pendidikan yang rendah dapat

menimbul-kan lingkaran kekerasan, karena orang tua

yang berpendidikan rendah akan

melaku-kan kekerasan seperti yang dialaminya

(27)

FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I

FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I

Masyarakat modern menikmati

kemajuan materi yang memanjakan

hidup mereka, Segala sesuatunya

menjadi lebih mudah tapi mekanis,

sementara sentuhan manusiawi

berkurang. Hubungan antar individu

menjadi kering, dan hasilnya tingkat

kesabaran masyarakat pada

(28)

FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I

(Lanjutan)

Disharmoni melahirkan berbagai gesekan

dan benturan, baik antar kelompok

masyarakat maupun antar individu.

Kekerasan menjadi jalan keluar yang

umum. Termasuk kekerasan dalam rumah

tangga antar anggota keluarga, baik

(29)

FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I

(Lanjutan)

Kondisi ekonomi yang rendah dapat memicu

KDRT. Tekanan mental akibat ketidak

mampuan memenuhi berbagai tuntutan

hidup rumah tangga dapat menimbulkan

ketidaktenangan bahkan kekacauan dalam

rumah tangga yang dapat berakhir fatal

berupa penganiyayaan, pengabaian

anak/ istri, komersialisasi istri atau anak,

(30)

KDRT DAPAT MERUSAK KETENANGAN, KETENTERAMAN, SERTA

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA DARI SEMUA ANGGOTA KELUARGA,

BAIK YANG SECARA LANGSUNG MENJADI SASARAN KEKERASAN

MAUPUN YANG MENYAKSIKANNYA. AKIBATNYA RUMAH YANG

MESTINYA MENJADI SURGA BERUBAH MENJADI NERAKA BAGI

PENGHUNINYA.

I STRI YANG MENJADI KORBAN

KEKERASAN AKAN MENGALAMI STRESS

DAN GANGGUAN MENTAL LAI NNYA YANG

SELANJUTNYA AKAN MENGALAMI

PENYAKI T PSI KOSOMATI K ATAU

KONVERSI YANG SUKAR DI SENBUHKAN.

(31)

KDRT dapat berdampak mengerikan

terhadap anak-anak dan orang dewasa

dalam rumah itu, baik yang langsung

jadi sasaran kekerasan maupun yang

menyaksikan kekerasan itu.

Anak-anak yang dari kecil hidup dalam

suasana KDRT cenderung menjadi

pelaku kekerasan atau korban

kekerasan pada waktu mereka sudah

dewasa.

(32)

AKIBAT KDRT (Lanjutan)

Anak-anak yang dari kecil hidup dalam

suasana KDRT tetapi tidak menjadi

pelaku kekerasan atau korban kekerasan

dapat mengalami rintangan yang berat

dalam perkembangan emosional,

mental, dan psikologis. Tantangan ini

berupa: kurang perhatian, kesulitan

(33)

Pengaruh KDRT terhadap Emosi Anak

Semua jenis kekerasan terhadap anak dapat

mempengaruhi emosi anak. Pengaruh itu al.

1. Rendah diri

2. Depresi dan Cemas

3. Agresif dan Pemarah

4. Sulit berkomunikasi

5. Mengasingkan diri

6. Keprib. terganggu

7. Rasa tidak berguna

8. Mimpi buruk

Banyak orang tua yang w aktu kecilnya mengalami

KDRT sulit mempercayai orang lain, menjauhi orang

lain, dan sulit membangun hubungan yg dekat

(34)

PENGARUH KDRT TERHADAP ANAK

Kekerasan terhadap anak-anak tidak hanya

ber-pengaruh terhadap perasaan mereka tetapi

sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka

pada masa dew asa.

Persentase yang sangat besar dari nara pidana di

penjara America adalah anak dari keluarga

(35)

CARA M ENCEGAH/ M ENGATASI KDRT

1. Peliharalah suasana harmonis dalam rumah tangga

dengan saling memahami, saling menghargai, dan

saling mencintai.

2. Lakukan selalu komunikasi yang sehat

3. Hargailah hak dan kerjakanlah kewajiban masing-

masing anggota keluarga sebagaimana mestinya.

4. Jangan terlalu sayang pada diri sendiri.

5.

Lakukan relaksasi

6.

Setiap masalah segera diselesaikan; jangan ditumpuk.

(36)

Perlindungan Konstitusi terhadap

Korban KDRT

Pasal 28A: Set iap orang berhak unt uk hidup sert a

berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28 B (2): Set iap anak berhak atas

kelangsungan hidup, t um buh, dan berkembang

sert a berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi

Pasal 28D (1): Set iap orang berhak atas pengakuan,

(37)

Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menent ukan

bahwa " Set iap orang berhak atas perlindungan

diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat , dan

harta benda yang di bawah kekuasaannya, sert a

berhak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakut an unt uk berbuat atau t idak

berbuat sesuat u yang merupakan hak asasi" .

Pasal 28H ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menent ukan

bahwa " Set iap orang berhak mendapat

kemudahan dan perlakuan khusus unt uk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang

(38)

KDRT dan Hukum Nasional

UU No. 23 TH 2004

t ent ang Pengahapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (PKDRT).

Undang-undang t ent ang Kekerasan dalam Rumah Tangga ini

t erkait erat dengan beberapa perat uran perundang-undangan lain

yang sudah berlaku sebelumnya, ant ara lain,

Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1946

t ent ang Kit ab Undang-Undang Hukum

Pidana sert a Perubahannya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

t ent ang Kit ab Undang-undang Hukum Acara Pidana,

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

t ent ang Perkaw inan,

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984

t ent ang Pengesahan Konvensi

mengenai Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi Terhadap

Wanit a (Convent ion on t he Eliminat ion of All Forms of

(39)

Kelemahan KUHP

1. Konsep Penganiayaan dan KDRT

a.

Definisi kekerasan hanya fisik, fakt anya KDRT sering

berdimensi psikologis, seksual dan ekonomi.

b.

Tidak ada hukuman minimal dan sanksi alt ernat if lain.

Penderit aan psikis, t rauma dan ancaman dari pelaku t idak

diakomodir.

c.

Definisi KDRT t idak dikenal dalam KUHP

d.

Hanya mengenal konsep keluarga int i, fakt anya masyarakat

Indonesia banyak yang hidup dalam konsep keluarga besar

(bat ih).

e.

Tidak mengenal kekerasan berbasis gender (t idak

(40)

Kelemahan KUHP

2. Konsep t ent ang perkosaan

Perkosaan hanya diasumsikan t erjadi di

luar

perkaw inan

dengan

ancaman,

melukai,

membunuh

dan

t idak

mengakomodir

perkosaan

dalam

perkaw inan, dengan

bent uk

int imidasi

dan penyalahgunaan

kekuasaan.

(41)

Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT

1.

KDRT merupakan w ilayah publik

Jika t erjadi KDRT aparat dan masyarakat berhak masuk

dalam w ilayah yang selama ini disebut ranah privat .

2. Pemahaman jenis kekerasan lebih variat if

M encakup kekerasan fisik, psikologis, seksual dan

penelant aran rumah t angga.

3. Pengakuan hak korban

(42)

Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT

4. Pendampingan dalam proses hukum

Boleh didampingi t idak saja oleh pengacara t etapi

juga oleh ahli lain yang bukan pengacara, bahkan

pengacara harus berkoodinasi dengan ahli t sb.

5. Pelaporan

Dibenarkan pelaporan oleh korban di kant or

polisi atau di lokasi kejadian. Korban juga boleh

memberi kuasa kepada orang lain unt uk

(43)

Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT

6. Alat bukt i dan kesaksian

Bukt i cukup ket erangan dari saksi korban dan

sat u alat bukt i

7. Ket ent uan pidana

Kekerasan seksual dalam rumah t angga

(44)

Latar Belakang Lahirnya UU PKDRT

d.

Bahw a korban kekerasan dalam rumah t angga,

yang kebanyakan adalah perempuan, harus

mendapat perlindungan dari negara dan/ at au

masyarakat agar t erhindar dan bebas dari

kekerasan at au ancaman kekerasan, penyiksaan,

at au perlakuan yang merendahkan derajat dan

mart abat kemanusiaan;

e.

Bahw a dalam kenyat aannya kasus kekerasan dalam

rumah t angga banyak t erjadi, sedangkan sist em

(45)

Pasal-pasal yang berkaitan dengan

UU Penghapusan KDRT

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1.

Kekerasan dalam Rumah Tangga

adalah

setiap perbuatan

t erhadap seseorang t erut ama perempuan, yang berakibat

timbulnya kesengsaraan

at au penderit aan

secara fisik

,

seksual, psikologis

, dan/ at au

penelantaran

rumah t angga

t ermasuk

ancaman

untuk

melakukan

perbuatan

pemaksaan, at au

perampasan kemerdekaan

secara

melawan hukum dalam lingkup rumah t angga.

2.

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah

jaminan yang diberikan oleh negara

unt uk

mencegah

t erjadinya kekerasan dalam rumah t angga,

menindak

(46)

Pasal 2

Lingkup rumah tangga

dalam Undang-undang ini

meliput i:

a.

Suami, ist eri, dan anak;

b.

Orang-orang

yang

mempunyai

hubungan

keluarga dengan orang sebagaimana dim aksud

pada

huruf

a

karena

hubungan

darah,

perkaw inan,

persusuan,

pengasuhan,

dan

perwalian, yang menetap dalam rumah tangga;

dan/ atau

c.

Orang yang bekerja membant u rumah tangga

(47)

Pasal 3

Penghapusan kekerasan dalam rumah t angga

dilaksanakan berdasarkan

asas

:

a. Penghormat an hak asasi;

b. Keadilan dan keset araan gender;

c.

Nondiskriminasi; dan

(48)

Pasal 4

Penghapusan kekerasan dalam rumah t angga

bertujuan

:

a. M encegah segala bent uk kekerasan dalam

rumah t angga;

b. M elindungi korban kekerasan dalam rumah

t angga;

c.

M enindak pelaku kekerasan dalam rumah

t angga; dan

(49)

Pasal 5

Set iap orang

dilarang melakukan

kekerasan

dalam rumah t angga t erhadap orang dalam

lingkup rumah t angganya, dengan cara:

a. Kekerasan

fisik;

b. Kekerasan

psikis

;

c.

Kekerasan

seksual;

at au

(50)

Pasal 10

Korban berhak

mendapat kan:

a.

Perlindungan

dari pihak keluarga, kepolisian,

kejaksaan, pengadilan, advokat , lembaga sosial,

at au pihak lainnya baik

sementara

maupun

berdasarkan

penetapan

perint ah perlindungan dari

pengadilan;

b.

Pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebut uhan

medis;

c.

Penanganan secara khusus

berkait an dengan

kerahasiaan korban;

d.

Pendampinga

n

oleh pekerja sosial

dan

bantuan

hukum

pada set iap t ingkat proses pemeriksaan

sesuai dengan ket ent uan perat uran

perundang-undangan; dan

(51)

Pasal 15

Set iap orang yang mendengar, m elihat , at au

menget ahui t erjadinya kekerasan dalam rumah

t angga

w ajib melakukan upaya-upaya

sesuai

dengan bat as kemampuannya unt uk:

a. M encegah

berlangsungnya t indak pidana;

b. M emberikan

perlindungan

pada korban;

c.

M emberikan

pertolongan darurat;

dan

(52)

Pasal 16

1.

Dalam wakt u 1 X 24 (sat u kali dua puluh empat )

jam t erhit ung sejak menget ahui at au menerima

laporan kekerasan dalam rumah t angga, kepolisian

wajib

segera memberikan

perlindungan sementara

pada korban.

2.

Perlindungan sement ara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diberikan

paling lama 7 (tujuh) hari

sejak korban dit erima at au dit angani.

3.

Dalam wakt u 1 X 24 (sat u kali dua puluh empat )

jam t erhit ung sejak pemberian perlindungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepolisian

wajib

meminta

surat

penetapan

perintah

(53)

Pasal 26

1. Korban berhak melaporkan secara langsung

kekerasan dalam rumah t angga kepada

kepolisian baik di t empat korban berada

maupun dit empat kejadian perkara.

(54)

Pasal 27

(55)

Pasal 35

(1) Kepolisian dapat menangkap untuk selanjutnya

melakukan penahanan tanpa surat perintah

t erhadap pelaku yang diyakini t elah melanggar

perintah perlindungan, walaupun pelanggaran

t ersebut t idak dilakukan di t empat polisi it u

bert ugas.

(2) Penangkapan dan penahanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan surat

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan rangka ini dirancang seringkas mungkin untuk mengurangi beban yang berlebih pada rangka, tapi dalam perancangan tetap memperhitungkan segala aspek yang

lain yang akan ditimbulkan apabila penggunaanya penggunaan pestisida sintetis tidak bijaksana diantaranya dapat mengganggu kesehatan manusia, serta mencemari lingkungan. Maka

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan keaktifan

2) Penyelenggaraan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti. Dengan kewenangan ini, LIPI melalui Pusbindiklat Peneliti harus dapate. merumuskan akreditasi penilaian

menerima , kata nerima pada kalimat tersebut adalah kata tidak baku, namun dalam kaidah nonformal kata tersebut disyahkan, tapi karena di dalam penelitian ini

Majoriti informan dalam kajian ini turut menyatakan bahawa hubungan keluarga merupakan aspek yang paling penting dan paling kerap digunakan untuk mencari pasaran hasil pertanian

Masalah yang terdapat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Soga Desa Tenajar Kidul Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata

Petunjuk teknis ini dipergunakan pada Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi untuk kategori Senam Kreasi Daerah dengan musik ”Meraih Bintang” dilaksanakan