M ENCIPTAKAN KELUARGA SAKINAH,
KELUARGA TANPA KDRT
Oleh:
Nasrullah, S.H., S.Ag., M CL.
Dosen FH-UM Y
Penyuluhan Hukum
Kont en
•
Ilust rasi KDRT
•
Tujuan M embangun Rumah Tangga
•
Indikat or Rumah Tangga yang Sakinah
•
RT Sakinah = Rumah Tangga Tanpa KDRT
•
Pengert ian KDRT
•
Bent uk-Bent uk KDRT
•
Penyebab KDRT
•
Cara M enghindari/ M encegah KDRT
DATA KDRT
•
Berdasarkan Cat at an Akhir Komnas Perempuan 2015,
t erdapat
293.220 kasus kekerasan
t erhadap
perempuan sepanjang t ahun 2014. Sebanyak 68 persen
dari kasus t ersebut adalah kekerasan domest ik dan
rumah t angga (KDRT) dengan mayorit as korban ibu
rumah t angga dan pelajar. 280.710 kasus (96%) dat a
dari PA se Indonesia, dan 12.510 kasus merupakan
dat an dari mit ra Komnas Perempuan.
•
Bent uk-bent uk kekerasan meliput i penelant aran
t anggung jaw ab, penganiayaan jasmani dan psikis,
sert a pernikahan paksa at aupun pernikahan dini.
TUJUAN MEMBANGUN RUMAH TANGGA
v
Sakinah, M aw addah & Rahmah
v
M elanjut kan Ket urunan
v
M enghindarkan dosa
v
M enjalin Tali Silat urrahmi
v
M enggapai Ridha Allah
“ Perkaw inan ialah ikat an lahir bat in
ant ara seorang pria dengan seorang
wanit a sebagai suami ist eri dengan
t ujuan membent uk keluarga, rumah
t angga yang bahagia dan kekal
PONDASI RUMAH TANGGA YANG SAKINAH
•
M eluruskan niat . M emahami t ujuan pernikahan
•
Selalu bersyukur dan menerima kelebihan dan
kekurangan pasangan
•
M emahami perbedaan psikologis laki-laki &
perempuan
•
M emahami peran masing-masing anggot a keluarga
•
Pembagian t ugas dalam keluarga
•
Luangkan w akt u unt uk keluarga
•
M enyesuaikan diri dengan pasangan
•
Jujur dan saling percaya
•
Buat Rencana Keluarga yang Terukur dan Rapi
Pengert ian KDRT
¤
Komnas Perempuan : Kekerasan adalah segala
t indakan yang mengakibat kan kesakit an yang meliput i
empat aspek: fisik, ment al, sosial dan ekonomi. Begit u
juga kekerasan dalam rumah t angga (KDRT).
¤
UU PKDRT No. 23/ 2004 : Kekerasan Dalam Rumah
Tangga adalah set iap perbuat an t erhadap seseorang
t erut ama perempuan yang berakibat t imbulnya
1.
Physical Abuse
(Kekejaman Fisik)
2.
Sexual Abuse and Exploitation
(being
used for a sexual purpose) /
Kekejaman
dan Eksploitasi Seksual
3.
Neglect
(Pengabaian)
4.
Psychological and M ental Abuse
(Kekejaman M ental Psikologis)
5.
Economic or Financial Abuse
Kekerasan Fisik
v Perbuatan yang mengakibatkan rasa
sakit, jatuh sakit, atau luka berat
v kekerasan antara suami dengan istri
maupun antara orang tua dengan
anak, dan antara anak dgn anak.
Di samping
itu kekerasan
dapat juga
terjadi antara
majikan
Kekerasan dan Eksploitasi Seksual
v Pemaksaan
hub.seksual thp
orang yg menetap
dlm RT.
v Pemaksaan
Kekerasan M ental Psikologis (1)
•
Perbuatan yg mengakibatkan
ketakutan, hilang rasa percaya
diri, hilang kemampuan
bertindak, rasa tidak berdaya
& penderitaan psikis berat
•
Kekejaman mental ini lebih
berat pengaruh negatifnya
terhadap perkembangan anak
dibandingkan dengan
Kekejaman M ental Psikologis (2)
Kekejaman seperti ini
dapat terjadi antara ibu
dan anak, atau antar
Kekejaman Ekonomik dan Finansial
Kekejaman semacam ini
terjadi pada suami
terhadap istri. Termasuk
juga di dalamnya
pengabaian terhadap
hak-hak istri dan anak
(penyediaan nafkah
termasuk nafkah batin,
perlindungan, dan
KDRT dapat terjadi di keluarga mana saja:
kaya
– miskin, beragama – tidak
beragama,
berpendidikan
– tidak
berpendidikan,
hidup di kota
– hidup di
pedesaan, dsb
KDRT bisa menimpa isteri, suami, ibu, anak,
PRT atau siapapun yang hidup dalam satu
rumah. Tetapi memang lebih banyak terjadi
Dari
293.220 kasus kekerasan
t erhadap
perempuan/ KDRT sepanjang t ahun 2014 dalam CATAHU
2015 Komnas Perempuan, berdasarkan dat a kasus yang
dit angani oleh Pengadilan Agama, kekerasan
psikis/ ment al mencapai 47% mencakup: poligami t idak
sehat , krisis akhlak, cemburu, kaw in paksa, kaw in di
baw a umur, dihukum, ganguan pihak ket iga, dan t idak
ada keharmonisan; kekerasan ekonomi (46%) mencakup
masalah ekonomi dan t idak t anggung jaw ab; kekerasan
fisik (3%) mencakup kekejaman jasmani dan cacat
FAKTOR PENYEBAB KDRT
F
A
K
T
O
R
P
E
N
Y
E
B
A
B
K
D
R
T
M ent al Psikologis
Pendidikan
FAKTOR M ENTAL PSIKOLOGIS
KDRT dapat disebabkan oleh adanya gangguan
kesehatan mental anggota keluarga berupa
ketidakmampuan mengendalikan pikiran,
perasaan, dan perilaku sebagai akibat dari
gangguan mental seperti:
1. Gangguan Depresif atau Stress
2. Gangguan Kepribadian
GANGGUAN DEPRESIF ATAU STRESS.
TEKANAN PERASAAN KARENA
KETIDAK-M AKETIDAK-M PUAN KETIDAK-M ENGATASI KETIDAK-M ASALAH YANG
DIHADAPI, M ISALNYA KARENA:
1. KEHILANGAN ORANG PENTING DALAM
KEHIDUPANNYA.
2. KEHILANGAN UANG ATAU BARANG
YANG DIM ILIKI.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
A. GANGGUAN SKI ZOI D
( PI KI RAN
ANEH- ANEH DAN MAGI S) . PI KI RAN
SALAH TETAPI TI DAK BOLEH
DI BANTAH.
B. GANGGUAN PARANOI D
(
PENCURI GA
) . CURI GA DAN TI DAK
PERCAYA PADA ORANG LAI N.
C. GANGGUAN EKSPLOSI F
( MARAH
GANGGUAN PSIKOPAT
(GANGGUAN M ENDALAM DAN KRONIS)
1.
MELI MPAHKAN KESALAHAN KEPADA
ORANG LAI N
2. SEMUA PERASAAN TI DAK PUAS,
KONFLI K JI WA DAN TEKANAN
PERASAAN DI UNGKAPKAN DENGAN
CARA YANG MENYEBABKAN ORANG
LAI N MENDERI TA.
FAKTOR PENDIDIKAN
1. Pendidikan yang makin tinggi dapat
menimbulkan kesombongan bahkan
memicu keinginan untuk mengganti
pasangan hidup karena dirasa tidak
sepadan lagi dengan tingkat
pendidikannya.
2. Pendidikan yang rendah dapat
menimbul-kan lingkaran kekerasan, karena orang tua
yang berpendidikan rendah akan
melaku-kan kekerasan seperti yang dialaminya
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I
Masyarakat modern menikmati
kemajuan materi yang memanjakan
hidup mereka, Segala sesuatunya
menjadi lebih mudah tapi mekanis,
sementara sentuhan manusiawi
berkurang. Hubungan antar individu
menjadi kering, dan hasilnya tingkat
kesabaran masyarakat pada
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I
(Lanjutan)
Disharmoni melahirkan berbagai gesekan
dan benturan, baik antar kelompok
masyarakat maupun antar individu.
Kekerasan menjadi jalan keluar yang
umum. Termasuk kekerasan dalam rumah
tangga antar anggota keluarga, baik
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOM I
(Lanjutan)
Kondisi ekonomi yang rendah dapat memicu
KDRT. Tekanan mental akibat ketidak
mampuan memenuhi berbagai tuntutan
hidup rumah tangga dapat menimbulkan
ketidaktenangan bahkan kekacauan dalam
rumah tangga yang dapat berakhir fatal
berupa penganiyayaan, pengabaian
anak/ istri, komersialisasi istri atau anak,
KDRT DAPAT MERUSAK KETENANGAN, KETENTERAMAN, SERTA
KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA DARI SEMUA ANGGOTA KELUARGA,
BAIK YANG SECARA LANGSUNG MENJADI SASARAN KEKERASAN
MAUPUN YANG MENYAKSIKANNYA. AKIBATNYA RUMAH YANG
MESTINYA MENJADI SURGA BERUBAH MENJADI NERAKA BAGI
PENGHUNINYA.
I STRI YANG MENJADI KORBAN
KEKERASAN AKAN MENGALAMI STRESS
DAN GANGGUAN MENTAL LAI NNYA YANG
SELANJUTNYA AKAN MENGALAMI
PENYAKI T PSI KOSOMATI K ATAU
KONVERSI YANG SUKAR DI SENBUHKAN.
KDRT dapat berdampak mengerikan
terhadap anak-anak dan orang dewasa
dalam rumah itu, baik yang langsung
jadi sasaran kekerasan maupun yang
menyaksikan kekerasan itu.
Anak-anak yang dari kecil hidup dalam
suasana KDRT cenderung menjadi
pelaku kekerasan atau korban
kekerasan pada waktu mereka sudah
dewasa.
AKIBAT KDRT (Lanjutan)
•
Anak-anak yang dari kecil hidup dalam
suasana KDRT tetapi tidak menjadi
pelaku kekerasan atau korban kekerasan
dapat mengalami rintangan yang berat
dalam perkembangan emosional,
mental, dan psikologis. Tantangan ini
berupa: kurang perhatian, kesulitan
Pengaruh KDRT terhadap Emosi Anak
Semua jenis kekerasan terhadap anak dapat
mempengaruhi emosi anak. Pengaruh itu al.
1. Rendah diri
2. Depresi dan Cemas
3. Agresif dan Pemarah
4. Sulit berkomunikasi
5. Mengasingkan diri
6. Keprib. terganggu
7. Rasa tidak berguna
8. Mimpi buruk
Banyak orang tua yang w aktu kecilnya mengalami
KDRT sulit mempercayai orang lain, menjauhi orang
lain, dan sulit membangun hubungan yg dekat
PENGARUH KDRT TERHADAP ANAK
Kekerasan terhadap anak-anak tidak hanya
ber-pengaruh terhadap perasaan mereka tetapi
sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka
pada masa dew asa.
Persentase yang sangat besar dari nara pidana di
penjara America adalah anak dari keluarga
CARA M ENCEGAH/ M ENGATASI KDRT
1. Peliharalah suasana harmonis dalam rumah tangga
dengan saling memahami, saling menghargai, dan
saling mencintai.
2. Lakukan selalu komunikasi yang sehat
3. Hargailah hak dan kerjakanlah kewajiban masing-
masing anggota keluarga sebagaimana mestinya.
4. Jangan terlalu sayang pada diri sendiri.
5.
Lakukan relaksasi
6.
Setiap masalah segera diselesaikan; jangan ditumpuk.
Perlindungan Konstitusi terhadap
Korban KDRT
•
Pasal 28A: Set iap orang berhak unt uk hidup sert a
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
•
Pasal 28 B (2): Set iap anak berhak atas
kelangsungan hidup, t um buh, dan berkembang
sert a berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
•
Pasal 28D (1): Set iap orang berhak atas pengakuan,
•
Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menent ukan
bahwa " Set iap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat , dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, sert a
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakut an unt uk berbuat atau t idak
berbuat sesuat u yang merupakan hak asasi" .
•
Pasal 28H ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menent ukan
bahwa " Set iap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus unt uk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang
KDRT dan Hukum Nasional
•
UU No. 23 TH 2004
t ent ang Pengahapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (PKDRT).
•
Undang-undang t ent ang Kekerasan dalam Rumah Tangga ini
t erkait erat dengan beberapa perat uran perundang-undangan lain
yang sudah berlaku sebelumnya, ant ara lain,
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1946
t ent ang Kit ab Undang-Undang Hukum
Pidana sert a Perubahannya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
t ent ang Kit ab Undang-undang Hukum Acara Pidana,
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
t ent ang Perkaw inan,
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984
t ent ang Pengesahan Konvensi
mengenai Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi Terhadap
Wanit a (Convent ion on t he Eliminat ion of All Forms of
Kelemahan KUHP
1. Konsep Penganiayaan dan KDRT
a.
Definisi kekerasan hanya fisik, fakt anya KDRT sering
berdimensi psikologis, seksual dan ekonomi.
b.
Tidak ada hukuman minimal dan sanksi alt ernat if lain.
Penderit aan psikis, t rauma dan ancaman dari pelaku t idak
diakomodir.
c.
Definisi KDRT t idak dikenal dalam KUHP
d.
Hanya mengenal konsep keluarga int i, fakt anya masyarakat
Indonesia banyak yang hidup dalam konsep keluarga besar
(bat ih).
e.
Tidak mengenal kekerasan berbasis gender (t idak
Kelemahan KUHP
2. Konsep t ent ang perkosaan
Perkosaan hanya diasumsikan t erjadi di
luar
perkaw inan
dengan
ancaman,
melukai,
membunuh
dan
t idak
mengakomodir
perkosaan
dalam
perkaw inan, dengan
bent uk
int imidasi
dan penyalahgunaan
kekuasaan.
Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT
1.
KDRT merupakan w ilayah publik
Jika t erjadi KDRT aparat dan masyarakat berhak masuk
dalam w ilayah yang selama ini disebut ranah privat .
2. Pemahaman jenis kekerasan lebih variat if
M encakup kekerasan fisik, psikologis, seksual dan
penelant aran rumah t angga.
3. Pengakuan hak korban
Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT
4. Pendampingan dalam proses hukum
Boleh didampingi t idak saja oleh pengacara t etapi
juga oleh ahli lain yang bukan pengacara, bahkan
pengacara harus berkoodinasi dengan ahli t sb.
5. Pelaporan
Dibenarkan pelaporan oleh korban di kant or
polisi atau di lokasi kejadian. Korban juga boleh
memberi kuasa kepada orang lain unt uk
Hal-hal Pent ing dalam UU PKDRT
6. Alat bukt i dan kesaksian
Bukt i cukup ket erangan dari saksi korban dan
sat u alat bukt i
7. Ket ent uan pidana
Kekerasan seksual dalam rumah t angga
Latar Belakang Lahirnya UU PKDRT
d.
Bahw a korban kekerasan dalam rumah t angga,
yang kebanyakan adalah perempuan, harus
mendapat perlindungan dari negara dan/ at au
masyarakat agar t erhindar dan bebas dari
kekerasan at au ancaman kekerasan, penyiksaan,
at au perlakuan yang merendahkan derajat dan
mart abat kemanusiaan;
e.
Bahw a dalam kenyat aannya kasus kekerasan dalam
rumah t angga banyak t erjadi, sedangkan sist em
Pasal-pasal yang berkaitan dengan
UU Penghapusan KDRT
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1.
Kekerasan dalam Rumah Tangga
adalah
setiap perbuatan
t erhadap seseorang t erut ama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan
at au penderit aan
secara fisik
,
seksual, psikologis
, dan/ at au
penelantaran
rumah t angga
t ermasuk
ancaman
untuk
melakukan
perbuatan
pemaksaan, at au
perampasan kemerdekaan
secara
melawan hukum dalam lingkup rumah t angga.
2.
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah
jaminan yang diberikan oleh negara
unt uk
mencegah
t erjadinya kekerasan dalam rumah t angga,
menindak
Pasal 2
Lingkup rumah tangga
dalam Undang-undang ini
meliput i:
a.
Suami, ist eri, dan anak;
b.
Orang-orang
yang
mempunyai
hubungan
keluarga dengan orang sebagaimana dim aksud
pada
huruf
a
karena
hubungan
darah,
perkaw inan,
persusuan,
pengasuhan,
dan
perwalian, yang menetap dalam rumah tangga;
dan/ atau
c.
Orang yang bekerja membant u rumah tangga
Pasal 3
Penghapusan kekerasan dalam rumah t angga
dilaksanakan berdasarkan
asas
:
a. Penghormat an hak asasi;
b. Keadilan dan keset araan gender;
c.
Nondiskriminasi; dan
Pasal 4
Penghapusan kekerasan dalam rumah t angga
bertujuan
:
a. M encegah segala bent uk kekerasan dalam
rumah t angga;
b. M elindungi korban kekerasan dalam rumah
t angga;
c.
M enindak pelaku kekerasan dalam rumah
t angga; dan
Pasal 5
Set iap orang
dilarang melakukan
kekerasan
dalam rumah t angga t erhadap orang dalam
lingkup rumah t angganya, dengan cara:
a. Kekerasan
fisik;
b. Kekerasan
psikis
;
c.
Kekerasan
seksual;
at au
Pasal 10
Korban berhak
mendapat kan:
a.
Perlindungan
dari pihak keluarga, kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, advokat , lembaga sosial,
at au pihak lainnya baik
sementara
maupun
berdasarkan
penetapan
perint ah perlindungan dari
pengadilan;
b.
Pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebut uhan
medis;
c.
Penanganan secara khusus
berkait an dengan
kerahasiaan korban;
d.
Pendampinga
n
oleh pekerja sosial
dan
bantuan
hukum
pada set iap t ingkat proses pemeriksaan
sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan; dan
Pasal 15
Set iap orang yang mendengar, m elihat , at au
menget ahui t erjadinya kekerasan dalam rumah
t angga
w ajib melakukan upaya-upaya
sesuai
dengan bat as kemampuannya unt uk:
a. M encegah
berlangsungnya t indak pidana;
b. M emberikan
perlindungan
pada korban;
c.
M emberikan
pertolongan darurat;
dan
Pasal 16
1.
Dalam wakt u 1 X 24 (sat u kali dua puluh empat )
jam t erhit ung sejak menget ahui at au menerima
laporan kekerasan dalam rumah t angga, kepolisian
wajib
segera memberikan
perlindungan sementara
pada korban.
2.
Perlindungan sement ara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan
paling lama 7 (tujuh) hari
sejak korban dit erima at au dit angani.
3.
Dalam wakt u 1 X 24 (sat u kali dua puluh empat )
jam t erhit ung sejak pemberian perlindungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepolisian
wajib
meminta
surat
penetapan
perintah
Pasal 26
1. Korban berhak melaporkan secara langsung
kekerasan dalam rumah t angga kepada
kepolisian baik di t empat korban berada
maupun dit empat kejadian perkara.
Pasal 27
Pasal 35
(1) Kepolisian dapat menangkap untuk selanjutnya
melakukan penahanan tanpa surat perintah
t erhadap pelaku yang diyakini t elah melanggar
perintah perlindungan, walaupun pelanggaran
t ersebut t idak dilakukan di t empat polisi it u
bert ugas.
(2) Penangkapan dan penahanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan surat