• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Data Pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli Menggunakan Microsoft Office Excel 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Data Pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli Menggunakan Microsoft Office Excel 2007"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR PUSTAKA

Husein, M Fahri, Wibowo A., 2002. Sistem Informasi Manajemen. AMP JKPM. Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M., 1999. Analisis dan Desain (Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis). Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kadir., 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kristanto, Andri., 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

Kumorotomo, Wahyudi dan Margono, Subando A., 1998. Sistem Informasi Manajemen. Edisi ketiga, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Ladjamudin, A., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Penerbit Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Madcoms., 2004. Panduan Belajar Macro Excel 2003. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. ( Diakses 22 November 2015) Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 9/MENKES/PER/I/2014 tentang Klinik. (Diakses 28 Februari 2016).

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. (Diakses 28 Februari 2016).

Pressman, R.S., 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis (Buku Satu). Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sabarguna, Boy S., 2007. Master Plan Sistem Informasi Kesehatan. Konsorsium RSI Jateng-DIY.

(9)

Wicaksono, Y., 2012. Semua Bisa Membuat Aplikasi Macro Excel. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wicaksono,Y., 2012. Membuat Aplikasi Rental Menggunakan Macro Excel. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Winarno, W. W., 2004. Sistem Informasi Manajemen. AMP JKPN. Yogyakarta.

(10)

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Kerangka Kerja

Pelaksanaan perancangan dan realisasi aplikasi sistem informasi data pasien dilakukan dengan menggunakan model spiral. Model spiral (spiral model) pada awalnya diusulkan oleh Boehm, yang dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga dengan wilayah tugas, sebanyak 3 sampai enam wilayah tugas (Pressman, 2002).

Model spiral yang berisi enam wilayah tugas:

1) Komunikasi pelanggan, tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan (dalam hal ini Klinik Tabita Gunungsitoli). Disini dilakukan identifikasi masalah dan kebutuhan aplikasi sistem informasi data pasien dengan pihak klinik.

(11)

2) Perencanaan, tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan informasi lain yang berhubungan. Pada kegiatan ini dilakukan perencanaan pengembangan mulai dari perancangan kerangka aplikasi, data/informasi apa saja yang akan dimuat, penentuan perangkat lunak pendukung yang akan digunakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merancang dan merealisasikannya.

3) Analisis risiko, tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko baik manajemen maupun teknis. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan aplikasi untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan data yang dibahas dengan pihak klinik.

4) Perekayasaan, tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut. Tahap ini merupakan kegiatan untuk membuat perancangan isi aplikasi sistem informasi data pasien yang akan digunakan. Hasil perancangan tersebut kemudian akan direalisasikan.

5) Konstruksi dan peluncuran, tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi). Pada tahapan kegiatan ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi sistem informasi data pasien yang telah direalisasikan dan melatih salah seorang petugas klinik yang ditunjuk sebagai administrator yaitu petugas bidang administrasi.

(12)

pemasangan. Berdasarkan hasil evaluasi pelanggan (klinik) dapat diketahui apakah proses terus berjalan atau dimulai kembali dari tahap awal.

3.2. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dipersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembuatan aplikasi, data yang dimasukkan dan pembuatan aplikasi sistem informasi data pasien di klinik Tabita Gunungsitoli. 3.2.1 Persiapan Perangkat Keras

Persiapan perangkat keras yang dibutuhkan dalam membantu pembuatan aplikasi sistem informasi data pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli adalah satu set komputer dengan perangkat kerasnya :

a. CPU ( Intel Pentium 3) b. Layar Monitor

c. Mouse dan Keyboard d. Printer

3.2.2 Persiapan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi sistem informasi data pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli adalah sistem operasi Microsoft Office Excel 2007.

3.2.3 Persiapan Data dan Informasi

(13)

Mulai

Selesai

3.2.4 Pembuatan Aplikasi

Kerangka aplikasi perancangan sistem informasi data pasien terdiri dari 7 sheet. Pada sheet pertama berisi menu utama, pada sheet kedua berisi tabel bantu, pada sheet ketiga berisi data identitas pasien, pada sheet keempat berisi data untuk pendaftaran pasien rawat inap, pada sheet kelima berisi data untuk pasien rawat

(14)

3.3 Uji Coba Aplikasi

(15)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KLINIK TABITA GUNUNGSITOLI

4.1 Sejarah Klinik Tabita Gunungsitoli

Berdirinya Klinik Tabita Gunungsitoli digagas oleh seorang biarawati Katholik yang bernama Sr. Gertruda Fau, SCMM. Pada tahun 1976 setelah Sr. Gertruda menyelesaikan pendidikan keperawatannya dia memulai pengobatan sederhana pada suatu ruang di rumah pinjaman milik Lim Cong Him yang sebelumnya digunakan sebagai percetakan dan saat ini menjadi STP (Sekolah Tinggi Pastoral) Dian Mandala.

Tidak lama berselang, sekitar 6 bulan setelahnya. Sr. Gertruda kemudian memindahkan lokasi pengobatannya pada gedung baru yang menjadi cikal bakal Klinik Tabita Gunungsitoli, yang dulu disebut sebagai Rumah Bersalin Tabita. Pada awalnya klinik Tabita hanya berupa sebuah ruangan sederhana yang digunakan untuk melakukan pengobatan tetapi lama kelamaan klinik ini berkembang hingga terdiri dari beberapa ruangan dan dinaungi oleh sebuah yayasan, yaitu Yayasan Bunda Pertolongan Abadi. Klinik Tabita Gunungsitoli beralamatkan di Jln Nilam No. 06 Kota Gunungsitoli.

4.2 Visi dan Misi Klinik Tabita Gunungsitoli 4.2.1 Visi

a. Terangkatnya martabat dan harkat manusia sebagai citra Allah yang menderita karena kemiskinan, ketidakadilan, penindasan dan kebodohan.

b. Berkat penyelenggaraan ilahi setiap orang dipanggil menjadi abdi Allah untuk melayani dengan penuh belas kasihan.

(16)

4.2.2 Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat yang menderita, miskin, diperlakukan tidak adil dan ketidaktahuan.

2. Menyelenggarakan pembinaan SDM yang berkesinambungan.

3. Mengupayakan pelayanan iman kepada mereka yang menderita dengan penuh belas kasih.

4.3 Sumber Daya Manusia

Klinik Tabita Gunungsitoli merupakan sarana pelayanan kesehatan swasta yang dipimpin oleh seorang kepala klinik. Karyawan yang bekerja di Klinik Tabita ini ada sebanyak 41 orang, terdiri dari 23 orang karyawan medis dan 18 orang karyawan non medis.

4.4 Sarana a. Tempat Tidur

Klinik Tabita Gunungsitoli memiliki tempat tidur sebanyak 18 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut.

(17)

b. Fasilitas dan Pelayanan

Klinik Tabita Gunungsitoli memberikan pelayanan 24 jam dengan pelayanan dan fasilitas yang tersedia meliputi :

1. UGD

2. Poliklinik Umum 3. Imunisasi

4. Rawat Inap 5. Persalinan 6. Farmasi

7. Laboratorium Klinik 8. USG

4.5 Gambaran Pembuatan Laporan Bulanan ke Dinas Kesehatan

(18)

BAB V

HASIL PERANCANGAN APLIKASI

5.1 Aplikasi Sistem Informasi Data Pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli Aplikasi sistem informasi data pasien di klinik Tabita Gunungsitoli dikembangkan melalui perancangan input, perancangan database, dan perancangan output. Perancangan input yang dibuat meliputi identitas pasien, data pendaftaran pasien rawat inap, data pendaftaran pasien rawat jalan, dan data pasien keluar ruang rawat inap. Perancangan database yang dibuat meliputi form identitas pasien, form pendaftaran pasien rawat inap, form pendaftaran pasien rawat jalan, dan form pasien keluar ruang rawat inap. Perancangan output yang dibuat meliputi laporan kunjungan pasien rawat inap, laporan kunjungan pasien rawat jalan, dan laporan data penyakit.

5. 2 Cara Kerja Aplikasi Sistem Informasi Data Pasien

Klik start shortcut to Microsoft Excel, muncul workbook lalu pilih nama file Klinik Tabita Gunungsitoli pada dokumen, maka menu utama akan muncul. Tampilan menu utama seperti pada Gambar 5.1 di bawah ini:

(19)

Pada menu utama terdapat ikon gambar yang mewakili perintah untuk menjalankan form tertentu :

1. Ikon untuk menampilkan Form Login ( ), pada form ini berisi username dan password yang digunakan untuk dapat mengakses aplikasi sistem informasi data pasien. Apabila Ikon tersebut di-klik maka Form Login akan muncul.

Gambar 5.2 Form Login

Untuk dapat menjalankan aplikasi, pengguna harus memasukkan username dan password yang benar kemudian memilih tombol “OK” untuk melanjutkan dan tombol “Keluar” bila ingin keluar dari form login. Untuk lebih memudahkan

penggunaan, aplikasi ini menyediakan Properti Accelerator. Properti Accelerator ditandai dengan tanda garis bawah pada huruf tertentu, di mana untuk menggunakannya adalah dengan menekan tombol Alt + huruf yang digaris bawah pada keyboard. Pada form ini, Properti Accelerator untuk tombol “OK” adalah O dan tombol “Keluar” adalah K. Apabila password yang

(20)

Gambar 5.3 Kotak Pesan User dan Password Salah

Hal ini memberitahu bahwa aplikasi tersebut tidak dapat digunakan oleh sembarang orang kecuali petugas klinik yang sudah mengetahui user dan password aplikasi tersebut, sehingga keamanan data yang ada didalam aplikasi bisa lebih terjaga.

Selanjutnya, apabila user dan password yang dimasukkan benar, pengguna dapat menjalankan aplikasi baik sebagai admin maupun sebagai operator. Sebagai admin, pengguna memiliki hak akses penuh terhadap aplikasi, sedangkan sebagai operator pengguna hanya dapat mengisi form dan mencetak laporan, tanpa bisa mengakses database aplikasi sistem informasi data pasien.

(21)

Gambar 5.5 Kotak Pesan Login sebagai Operator

2. Ikon untuk menampilkan Form Akun Pengguna ( ),

Form akun pengguna digunakan untuk mengelola akun pengguna aplikasi. Pengguna aplikasi dibedakan menurut level akses, yaitu admin dan operator. Setiap pengguna memiliki hak akses dan password yang berbeda dan dan hanya satu pengguna yang dapat berperan sebagai admin. Pengguna dapat menambah, mengedit, menghapus akun pengguna jika login sebagai admin. Selain itu, Admin juga dapat membuka dan menutup database yang tersimpan pada aplikasi sistem informasi data pasien bila perlu.

Gambar 5.6 Tampilan Akun Pengguna

3. Ikon untuk menampilkan Form Identitas Pasien ( ),

Setelah berhasil login, pengguna kemudian dapat mengakses form

(22)

data pasien baru ke dalam database. Karena master data identitas pasien belum diisi (kosong), maka akan muncul kotak pesan bahwa tidak ada data dalam master data identitas pasien.

Gambar 5.7 Kotak Pesan Master Data Identitas Pasien Kosong Form Identitas Pasien berfungsi untuk memasukkan data identitas pasien baru ke dalam database. Data pasien tersebut terdiri dari nomor rekam medis, nama pasien, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor telepon atau HP, golongan darah dan status pasien. Untuk mengentri data jenis kelamin, agama, pendidikan, golongan darah dan status pasien petugas hanya perlu meng-klik tombol combobox lalu kemudian memilih data yang sudah disediakan. Setelah selesai mengentri data, klik tombol “Tambah” dan data pasien akan tersimpan dalam database.

Klik tombol scroll bar di sebelah kiri untuk menampilkan data sebelum record terpilih. Klik tombol scroll bar di sebelah kanan untuk menampilkan data sesudah record terpilih. Untuk menampilkan record data pertama, klik

tombol awal ( ) yang terletak di sebelah kiri scroll bar. Klik tombol akhir

(23)

Gambar 5.8 Tampilan Form Identitas Pasien

terakhir. Untuk mengurutkan nama pasien secara ascending (dari A ke Z) klik

tombol sort ascending ( ). Dan klik tombol sort descending ( ).

Record data identitas pasien yang sebelumnya telah tersimpan dalam database suatu saat mungkin mengalami perubahan. Untuk mengedit record data, petugas memilih record data yang akan diedit dengan menggunakan scroll bar, tombol awal atau tombol akhir. Untuk menyeleksi record data dengan cepat, petugas menggunakan tombol view atau tombol pencarian. Setelah record data yang akan diedit dipilih, lakukan penyesuaian kemudian klik tombol “Edit”. Muncul kotak pesan edit data. Kotak pesan tersebut

memberikan informasi bahwa record data yang dipilih akan diedit. Klik tombol “OK” untuk melanjutkan dan klik tombol “Cancel” untuk membatalkan edit

(24)

Selanjutnya, untuk menghapus record data adalah dengan memilih record data yang akan dihapus kemudian klik tombol “Hapus”. Muncul kotak pesan

hapus data. Kotak pesan tersebut memberikan informasi bahwa record data yang dipilih akan dihapus. Klik tombol “OK” untuk melanjutkan dan klik

tombol “Cancel” untuk membatalkan. Klik tombol “Keluar” untuk keluar dari

form identitas pasien.

Selain untuk mengentri, mengedit dan menghapus data, form identitas juga memiliki tombol untuk membantu pencarian record data yang sudah disimpan di dalam database. Terlebih apabila record data sudah sangat banyak, penggunaan scroll bar untuk menyeleksi record data menjadi kurang efektif. Untuk mengatasi masalah tersebut, petugas dapat melakukan pencarian data pasien dengan memasukkan nomor rekam medis atau nama pasien dan

meng-Gambar 5.9 Kotak pesan edit data

(25)

klik tombol cari ( ) yang terletak di sebelah kanan textbox. Di samping itu, untuk membantu pencarian record data juga dapat dilakukan dengan

menampilkan seluruh record data pasien dengan meng-klik tombol view ( ) yang terletak di sebelah kanan kotak isian nama pasien. Selanjutnya, klik tombol “Tutup” untuk menutup listbox. Listbox adalah kotak yang berisi daftar

pencarian yang hanya muncul apabila petugas meng-klik tombol cari ataupun tombol view.

4. Ikon untuk Menampilkan Form Pendaftaran Pasien Rawat Inap ( )

Setelah berhasil login, pengguna kemudian dapat mengakses form

pendaftaran pasien rawat inap dengan cara meng-klik ikon ( ) untuk memasukkan record data pendaftaran pasien rawat inap ke dalam database. Karena master data pendaftaran pasien rawat inap belum diisi (kosong), maka akan muncul kotak pesan bahwa tidak ada data dalam master data pendaftaran pasien rawat inap.

(26)

kelamin dan ruangan diisi dengan memilih berdasarkan combobox yang telah tersedia. Petugas mengisi tanggal masuk dengan cara melakukan double-klik pada commandbutton Cal., maka kalender akan muncul. Untuk memudahkan petugas, data pasien yang mendaftar rawat inap akan secara langsung terisi ke dalam form pasien keluar rawat inap. Setelah selesai mengentri data, klik tombol “Tambah” dan data pasien rawat inap akan tersimpan dalam database.

Gambar 5.12 Tampilan Form Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Seperti halnya pada form identitas pasien, untuk mengedit record data klik tombol “Edit”, untuk menghapus klik tombol “Hapus”, untuk mencari data

pasien ketikkan nomor rekam medis atau nama pasien yang akan dicari

kemudian klik tombol cari ( ) , untuk menampilkan seluruh record data klik

(27)

5. Ikon untuk Menampilkan Form Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( )

Petugas menjalankan form pendaftaran pasien rawat jalan ( ) dengan login terlebih dahulu. Form ini digunakan untuk memasukkan data pasien yang menggunakan pelayanan rawat jalan di klinik. Apabila master data pendaftaran pasien rawat jalan belum diisi (kosong), maka akan muncul kotak pesan bahwa tidak ada data dalam master data pendaftaran pasien rawat jalan.

Gambar 5.13 Kotak Pesan Master Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Kosong Form pendaftaran pasien rawat jalan terdiri dari nomor rekam medis, nama pasien, jenis kelamin, tanggal kunjungan, keluhan, diagnosa, tindak lanjut dan nama dokter. Petugas mengisi jenis kelamin, diagnosa dan nama dokter dengan memilih pilihan yang tersedia di dalam combobox dan tanggal keluhan diisi dengan cara double klik pada commandbutton Cal. dan memilih tanggal yang tersedia pada kalender. Setelah selesai mengentri data, klik tombol “Tambah” dan data pasien rawat jalan akan tersimpan dalam database. Klik tombol “Edit” untuk mengedit record data, untuk menghapus klik tombol “Hapus”, untuk mencari data pasien ketikkan nomor rekam medis atau nama

(28)

seluruh record data klik tombol view ( ), klik tombol “Tutup” bila ingin menutup listbox, dan klik tombol “Keluar” bila ingin keluar dari form.

Gambar 5.14 Tampilan Form Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

(29)

form, petugas kemudian meng-klik tombol “Edit” untuk menyimpan data ke dalam database.

Apabila master data pasien keluar ruang rawat inap belum diisi atau kosong, maka akan muncul kotak pesan informasi yang mengatakan bahwa master data yang dimaksud kosong.

Gambar 5.16 Kotak Pesan Master Data Pasien Keluar Rawat Inap Kosong

7. Ikon untuk Menampilkan Form Cetak ( )

Form cetak merupakan form yang digunakan untuk mencetak laporan yang terdiri dari master data pasien, kunjungan pasien rawat inap, kunjungan pasien rawat jalan, dan data penyakit.

(30)

Gambar 5.17 Tampilan form cetak a. Cetak Laporan Kunjungan Pasien Rawat Inap

Optionbutton pertama yang terdapat pada form cetak adalah kunjungan pasien rawat inap. Form ini berguna untuk mencetak kunjungan pasien rawat inap berdasarkan kategori tertentu seperti jenis kelamin, dan tanggal masuk. Kategori tanggal masuk terdiri atas : tanggal masuk antara, tanggal masuk tanggal, tanggal masuk sebelum atau tanggal masuk setelah dengan fungsi yang berbeda-beda. Untuk mengisi combobox dengan tanggal, petugas bisa memilih tanggal yang telah tersedia atau bisa juga dengan mengetik tanggal yang diinginkan. Apabila kategori yang diinginkan telah terpilih, maka klik tombol “Cetak”, klik tombol “Keluar” bila ingin

menutup form cetak kunjungan rawat inap. Tampilan form ini adalah sebagai berikut.

(31)

b. Cetak Laporan Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Optionbutton selanjutnya pada form cetak adalah kunjungan pasien rawat jalan. Form ini berguna untuk mencetak data kunjungan pasien yang menjalani rawat jalan di klinik. Data kunjungan pasien dicetak berdasarkan jenis kelamin dan tanggal kunjungan pasien. Tanggal kunjungan terbagi atas empat kategori yaitu tanggal kunjungan antara, tanggal kunjungan tanggal, tanggal kunjungan sebelum, dan tanggal kunjungan sesudah. Apabila kategori yang diinginkan telah terpilih petugas meng-klik tombol “Cetak” dan meng-klik tombol “Keluar” bila ingin keluar dari form cetak

kunjungan rawat jalan.

c. Cetak Laporan Data Penyakit

Gambar 5.19 Tampilan Form Cetak Kunjungan Pasien Rawat Jalan

(32)

Ketika petugas memilih optionbutton data penyakit maka akan muncul form untuk memilih data penyakit yang akan dicetak, data penyakit rawat inap atau data penyakit rawat jalan.

1. Cetak Laporan Data Penyakit Rawat Inap

Form ini berguna untuk mencetak data penyakit pasien yang ditangani oleh klinik pada pelayanan rawat inap berdasarkan hasil diagosa akhir dokter. Data penyakit dicetak berdasarkan tanggal keluar, nama penyakit dan nama dokter yang menangani. Tanggal keluar terbagi atas empat kategori yaitu tanggal keluar antara, tanggal keluar tanggal, tanggal keluar sebelum, dan tanggal keluar sesudah. Apabila kategori yang diinginkan telah terpilih petugas meng-klik tombol “Cetak” dan meng -klik tombol “Keluar” bila ingin keluar dari form cetak data penyakit

rawat inap.

2. Cetak Laporan Data Penyakit Rawat Jalan

(33)

nama dokter yang menangani. Tanggal kunjungan terbagi atas empat kategori yaitu tanggal kunjungan antara, tanggal kunjungan tanggal, tanggal kunjungan sebelum, dan tanggal kunjungan sesudah. Apabila kategori yang diinginkan telah terpilih petugas meng-klik tombol “Cetak” dan meng-klik tombol “Keluar” bila ingin keluar dari form cetak

data penyakit rawat kunjungan.

8. Ikon untuk menampilkan dan menyembunyikan data

Petugas klinik dapat menyembunyikan data dalam worksheet TabelBantu, DaftarRInap, DaftarRJalan, dan KeluarRInap dengan cara meng-klik tombol

. Klik tombol untuk menampilkan data dalam worksheet TabelBantu, DaftarRInap, DaftarRJalan, dan KeluarRInap. Untuk menampilkan data yang tersembunyi, pengguna aplikasi harus login sebagai Admin.

9. Mengunci aplikasi sistem informasi data pasien

(34)

User / Password

Yes No

tombol untuk mengunci aplikasi. Setelah aplikasi terkunci, worksheet TabelBantu, DaftarRInap, DaftarRJalan, dan KeluarRInap, akan disembunyikan. Nama user dalam tabel login user juga dihapus sehingga untuk menggunakan aplikasi kembali, pengguna harus login terlebih dahulu. Jika akan meninggalkan aplikasi sistem informasi data pasien dalam waktu yang relatif lama, pengguna sebaiknya keluar dari aplikasi dengan cara meng-klik

tombol .

5.3 Flowchart Aplikasi a. Flowchart Menu Login

Menu Utama

Menu Login

Input Data

Login

Keluar

Menu Utama Menu Utama

(35)

No

b. Flowchart Menu Utama A

Gambar 5.24 Flowchart Menu Utama Laporan

No

Form Cetak G

(36)

Yes c. Flowchart Ikon Identitas Pasien

B

Pasien Baru Daftar Pasien

Tampilan

(37)

Yes

d. Flowchart Pendaftaran Pasien Rawat Inap

C

Pasien Baru Daftar Pasien

Tampilan

(38)

Yes

e. Flowchart Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

D

Pasien Baru Daftar Pasien

Tampilan

(39)

Yes

f. Flowchart Pasien Keluar Rawat Inap

E

Pasien Baru Daftar Pasien

Tampilan

(40)

Yes

No g. Flowchart Akun Pengguna

F

Tambah Edit Keluar

Hapus

Input data pengguna

Simpan

Database

A

(41)

Yes Yes

(42)

Yes

No Yes

No

H2

Pilih jenis kelamin atau tanggal kunjungan

Cetak

Laporan

A H1

Pilih jenis kelamin atau tanggal masuk

Cetak

Laporan

A j. Flowchart laporan kunjungan rawat inap

Gambar 5.31 Flowchart laporan kunjungan rawat inap

(43)

Yes

No Yes

No

H4

Pilih tanggal kunjungan, nama penyakit atau nama dokter

Cetak

Laporan

A

Gambar 5.34 Flowchart laporan data penyakit rawat jalan m. Flowchart laporan data penyakit rawat jalan

H3

Pilih tanggal keluar, nama penyakit atau nama dokter

Cetak

Laporan

A

(44)

5.4 Pengujian Aplikasi Sistem Informasi Data Pasien

(45)

BAB VI PEMBAHASAN

Keuntungan Sistem Informasi Data Pasien dengan Menggunakan Komputer Pengembangan sistem informasi data pasien di klinik Tabita Gunungsitoli sudah dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer yaitu Microsoft Office Excel 2007. Terdapat beberapa keuntungan penggunaan aplikasi Microsoft Office Excel 2007, diantaranya adalah:

1. Kemudahan dalam Pencatatan

Penggunaan komputer dalam pencatatan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan pencatatan yang dilakukan secara manual selama ini. Dengan adanya aplikasi ini data identitas pasien, pendaftaran pasien rawat inap, data pelayanan rawat jalan, dan data pasien keluar ruang rawat inap dapat dilakukan dengan mudah karena untuk pengisian beberapa data-data tertentu tidak perlu diketik, hanya tinggal memilih pilihan yang telah disediakan.

2. Kemudahan dalam Pembuatan Laporan

(46)

3. Keamanan Data

Dari segi keamanan data, data yang tersimpan dapat lebih terjamin keamanannya karena sistem ini dilengkapi dengan login yang berisi user dan password. Sehingga orang lain yang tidak mengetahui user dan password tidak dapat mengubah data yang sudah tersimpan, karena hanya petugas yang terdaftarlah yang dapat menjalankan sistem ini.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pada pengentrian data dan pengolahan data hanya memerlukan satu orang petugas saja. Dengan adanya sistem ini, maka jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dapat dikurangi dari biasanya. Dengan satu orang petugas saja dapat mengentri data, mengolahnya, dan membuat laporan yang diperlukan. 5. Keakuratan Data

(47)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan

1. Aplikasi sistem informasi data pasien di klinik Tabita Gunungsitoli ini dilengkapi dengan login sehingga keamanan data akan lebih terjamin. 2. Aplikasi sistem informasi data pasien ini dilengkapi beberapa form untuk

memudahkan petugas klinik dalam melakukan pencatatan data pasien, meliputi : form identitas pasien, form pendaftaran pasien rawat inap, form pelayanan rawat jalan, form pasien keluar ruang rawat inap, dan form cetak.

3. Aplikasi sistem informasi data pasien memberikan kemudahan bagi petugas klinik dalam membuat laporan kunjungan pasien rawat inap, laporan kunjungan pasien rawat jalan, dan laporan data penyakit.

4. Dengan adanya aplikasi ini pencatatan, penyimpanan, pencarian data pasien, dan pengolahan data pasien dapat dilakukan dengan mudah dan menghasilkan data yang lebih akurat.

7.2Saran

(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Klinik

2.1.1 Sistem Informasi

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk

tunggal datum. Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut

Kumorotomo dan Margono (2010), data adalah fakta yang tidak sedang

digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud

untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Menurut Al-Bahra

(2005) data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata

berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang benar-benar ada

dan terjadi. Sedangkan menurut Kadir (2003), data adalah suatu bahan mentah

yang dapat diolah lebih lanjut untuk menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Data

inilah yang nantinya akan disimpan di dalam database.

Dapat disimpulkan bahwa data dapat berupa apa saja dan dapat ditemui di

mana saja, seperti simbol, gambar, kata, angka, huruf atau simbol yang

menunjukkan ide, objek, kondisi ataupun situasi. Kegunaan data adalah sebagai

bahan dasar yang objektif dalam proses penyusunan kebijakan dan keputusan.

Dalam kaitannya dengan pengolahan data dengan komputer, pengertian data dapat

dibatasi pada fakta-fakta yang dapat direkam. Dalam setiap pengolahan data, data

merupakan sumber informasi yang dapat dihasilkan.

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

(49)

McLeod (1999) yang dikutip oleh Al-bahra (2005), informasi diartikan sebagai

data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat

pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non-komputer atau

kombinasinya.

Informasi dapat berguna bagi pemakainya atau bisa juga tidak berguna

sama sekali. Hal ini tergantung pada kualitas informasi yang dihasilkan, informasi

akan berguna apabila kualitasnya baik. Baik buruknya kualitas informasi

tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada

waktunya (timeliness) dan relevan (relevant). (Jogiyanto, 1999)

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber

informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi

gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai

lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan

keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat

fatal untuk organisasi.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya

berbeda.

(50)

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan,

mengumpulkan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi (Loudon , 2007). Suatu sistem yang

baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat

menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem dan juga

keluaran yang dihasilkan.

Menurut Sabarguna (2007), sistem informasi adalah suatu cara yang sudah

ditentukan untuk mengolah data dan informasi yang dibutuhkan agar dapat

mencapai suatu tujuan. Defnisi lain dari sistem informasi adalah kumpulan

elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan

untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan

informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam

organisasi.

Secara umum, sistem informasi merupakan kombinasi dari 5 (lima)

komponen. Kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin.

b. People dan prosedur yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan

mesin.

c. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar

(51)

Mesin Manusia

Gambar 2.1 Lima Komponen Sistem Informasi

Semua komponen tersebut di atas saling terkait, bila data (input) salah

maka hasilnya berupa informasi yang salah juga. Suatu informasi menjadi tidak

ada gunanya apabila penggunanya tidak dapat mengerti, maka komponen ini

harus dipertimbangkan secara keseluruhan. Jadi, sistem informasi merupakan

kombinasi dari orang (people), perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), prosedur (procedures) dan sumber data yang dihimpun, ditransformasi

dan mengalami proses pengaliran dalam suatu organisasi (Kristanto, 2003).

2.1.2 Klinik

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

9/MENKES/PER/I/2014 tentang Klinik, klinik adalah fasilitas pelayanan

kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau

spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud adalah dokter,

dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis. Sedangkan tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

(52)

Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan

Klinik Utama. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. Sedangkan Klinik Utama

merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau

pelayanan medik dasar dan spesialistik. Kedua jenis klinik tersebut dapat

mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu ,

golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik dapat diselenggarakan

oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Dalam penyelenggaraannya

sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, pelayanan kesehatan klinik bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang dimaksud

sebelumnya dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap

dan/atau home care. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam

harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang

setiap saat berada di tempat.

Klinik sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan umum

membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup

memadai untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada para pasien serta

lingkungan yang terkait lainnya. Pengelolaan data di institusi pelayanan kesehatan

merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan sistem

informasi klinik.

Sistem informasi klinik merupakan salah satu sistem informasi yang di

dalamnya meliputi proses penyimpanan dan pengambilan informasi dalam

(53)

memperoleh hasil akurat, mempercepat pelayanan dan menghemat tenaga.

Pelayanan langsung itu meliputi : membantu dalam mendiagnosa suatu penyakit,

membantu dalam monitoring perkembangan pasien dan membantu dalam

penyesuaian terapi.

Adapun tujuan sistem informasi klinik, antara lain :

1. Memperoleh informasi yang akurat,

Dengan adanya sistem informasi klinik maka klinik dapat memperoleh

data yang akurat dan tepat sesuai dengan kebutuhan klinik.

2. Mempercepat pelayanan,

Dengan adanya sistem informasi klinik dapat mempermudah dalam

memberikan pelayanan sehingga pelayanan yang diberikan lebih efektif

dan efisien.

3. Menghemat tenaga,

Karena adanya sistem informasi klinik dapat membantu mempermudah

dalam memberikan pelayanan maka dapat menghemat tenaga petugas

klinik.

2.1.2.1 Rekam Medis

Rekam medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap sarana

pelayanan kesehatan, termasuk klinik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008, rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan, diagnosa dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam

(54)

Kegiatan pencatatan sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari

pada penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan

proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien, diteruskan kegiatan

pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapat pelayanan medis di

fasilitas pelayanan kesehatan. Dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam

medis hingga pembuatan laporan.

Isi rekam medis dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:

1. Data Medis atau data klinis: yang termasuk data medis adalah segala data

tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan

serta hasilnya.

2. Data Sosiologi atau data Non Medis yang termasuk data ini adalah segala

data yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas,

data sosial ekonomi alamat dan sebagainya.

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik tahun 1997, salah satu

kegunaan rekam medis dapat dilihat dari aspek dokumentasi. Rekam medis

memiliki nilai dokumentasi karena menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan.

Berkas rekam medis dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam

pembuatan laporan klinik. Laporan adalah catatan yang memberikan informasi

tentang kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampaikan ke pihak yang

berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tersebut. Pelaporan merupakan cara

komunikasi petugas kesehatan yang dapat dilakukan baik secara tertulis maupun

(55)

Pada klinik, pembuatan laporan bulanan didasarkan pada berkas rekam

medis pasien. Pelaporan data pada klinik berisi tentang laporan data medis yang

dilaksanakan setiap bulannya, laporan kunjungan pasien, dan laporan penggunaan

obat yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan (dinkes) dengan menggunakan

formulir pelaporan yang telah ditetapkan oleh dinkes terkait. Pelaporan data

penting adanya dalam membantu pengambilan keputusan yang baik sehingga

diperlukan data yang bernilai, yaitu data atau informasi harus lengkap dan data

tersebut harus diterima tepat waktu oleh dinkes, sehingga dapat dianalisis dan

diinformasikan (Santoso, 2008).

2.2 Microsoft Excel

Excel merupakan aplikasi spreadsheet yang dapat membantu membuat

lembar kerja dan faktur baik yang sederhana maupun yang rumit. Excel dirancang

untuk membantu menghitung hasil perhitungan dari sebuah rumus dan membantu

menganalisi data numerik. Excel juga memudahkan untuk mendapatkan informasi

numerik dan menampilkan data tersebut dalam berbagai jenis bagan, bahkan dapat

ditambahkan grafik dan objek lainnya pada lembar kerja untuk membuat hasil

cetakan dan laporan terlihat professional ( Santoso, 2003).

Microsoft Excel adalah sebuah aplikasi spreadsheet, yaitu aplikasi yang

digunakan untuk melakukan pengolahan data pada sebuah kertas kerja elektronik

(electronic spreadsheet). Hal ini berarti Excel berguna pada pengolahan data

numerikal (berhubungan dengan angka) yang kompleks dan bisa diterapkan dalam

(56)

Microsoft Excel adalah aplikasi spreadsheet yang cukup populer di

Indonesia. Aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi aplikasi yang berada di

dalam Microsot Office, saat ini cukup banyak pengguna Microsoft Excel yang

hanya menggunakan aplikasi ini untuk mengetik tabel, padahal di dalam

Microsoft Excel terdapat banyak fasilitas yang bisa digunakan untuk

memaksimalkan pembuatan laporan yang dibuat dalam bentuk format kolom dan

baris. Salah satu fasilitas yang disediakan oleh Microsoft Excel adalah macro

(Wicaksono, 2012).

2.2.1 Mengenal Macro (Visual Basic for Application VBA)

Macro atau biasa dikenal dengan istilah Visual Basic for Application

(VBA) merupakan pengembangan bahasa pemrograman Visual Basic yang

digunakan dalam aplikasi Microsoft Office, termasuk Microsoft Excel. Berbeda

dengan aplikasi pengembang Visual Basic, pemrograman dibuat menggunakan

Macro hanya dapat dibangun dan digunakan pada aplikasi Microsoft Excel.

Aplikasi yang dibuat menggunakan Macro tidak dapat dijalankan sebelum

menjalankan Excel terlebih dahulu. Untuk menyimpan workbook excel yang

mengandung macro, harus menggunakan format *.xlsm (Excel Macro-Enable

Workbook). Pemograman Macro Excel mempunyai beberapa keuntungan sebagai

berikut.

a. Menghemat waktu,

Penyelesaian suatu pekerjaan menggunakan Macro lebih cepat

(57)

b. Menghemat tenaga,

Selain menghemat waktu, penyelesaian pekerjaan menggunakan Macro

juga dapat menghemat tenaga karena prosesnya dikerjakan secara

otomatis.

c. Mengurangi tingkat kesalahan,

Kemungkinan adanya kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

secara manual dapat saja terjadi. Dengan menggunakan Macro secara

konsisten akan menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan perintah yang

tertulis dalam kode Macro sehingga tingkat kesalahan yang timbul sangat

kecil. Kesalahan hanya dapat terjadi apabila ada kesalahan perintah pada

kode Macro.

Visual Basic Editor merupakan lingkungan kerja tempat di mana Macro

Excel dibuat. Tampilan Visual Basic Editor sangat berbeda dengan tampilan

utama Microsoft Excel. Fitur pada Visual Basic Editor, antara lain :

1. Project Explorer, digunakan untuk melakukan navigasi terhadap seluruh

objek yang ada dalam proyek VBA sebuah workbook. Dengan Project

Explorer, dapat ditampilkan kode Macro, menampilkan objek, mengatur

properti VBA, menambahkan objek dan kode yang terdapat di dalamnya

serta melakukan impor dan ekspor objek.

2. Window Properties, digunakan untuk menampilkan properti yang dimiliki

sebuah objek. Properti objek dapat dilihat berdasarkan abjad (Alphabetic)

(58)

3. Window Code, digunakan untuk melihat, membuat atau melakukan

modifikasi kode Macro.

4. Window Object merupakan tempat untuk menampilkan, membuat dan

mengatur objek UserForm serta objek kontrol dalam UserForm secara

visual.

5. Object Browser, digunakan untuk menampilkan atau melakukan pencarian

terhadap semua objek, properties, method atau event yang terdapat dalam

VBA.

2.2.2 Komponen Microsoft Excel

Di dalam Microsoft Excel terdapat beberapa komponen penting yang

menjalankan aplikasi ini antara lain :

1. Bar

Bar atau batang di dalam Microsoft Excel dapat berupa :

a. Tittle Bar, berada pada bagian atas jendela utama yang menampilkan nama

workbook yang sedang aktif.

b. Menu Bar, berisi perintah-perintah pada excel, terdiri dari sembilan menu

yang mencakup semua aktivitas operasional excel, seperti menginput data,

mengolah data, menyajikan hasil pengolahan, mengatur meu itu sendiri

dan sebagainya.

c. Toolbar, berfungsi untuk mempersingkat operasi-operasi yang bersifat

rutin (seperti mengcopy, menghapus dan lainnya).

d. Formula Bar, berfungsi untuk menunjukkan isi sel atau formula (rumus)

(59)

e. Status Bar, berada pada paling bawah dari tampilan excel yang berfungsi

untuk menunjukkan status dari sebuah sel, apakah ready (siap untuk di

input suatu data), edit (sedang ada pemasukan suatu formula) dan lain

sebagainya.

2. Worksheet

Worksheet berfungsi sebagai tempat input dan pengolahan data menjadi

informasi, serta penayangan hasil informasi tersebut. Tiap Worksheet terdiri dari

256 kolom dan 65.536 baris (Santoso, 2003). Worksheet atau lembar kerja

merupakan komponen yang menempati sebagian besar tempat di layar. Worksheet

terdapat beberapa bagian yaitu :

a. Column header atau petunjuk kolom, berfungsi untuk menunjukkan di

kolom mana pointer berada.

b. Row header atau petunjuk baris, berfungsi untuk menunjukkan di baris

mana pointer berada.

c. Sel, adalah hasil interaksi (pertemuan antara baris dan kolom). Sebuah sel

mewakili pertemuan sebuah kolom dan baris tertentu.

3. Workspace

Sebuah workspace terdiri dari menu bar, dua (standar toolbar dan

formatting toolbar) atau lebih toolbar, formula bar, status bar, workbook (terdiri

dari satu atau lebih worksheet). Workspace berfungsi untuk menyimpan satu atau

lebih workbook dengan kriteria-kriteria yang diinginkan user, seperti ukuran

(60)

2.3 Model Proses Pembuatan Aplikasi

Proses pembuatan aplikasi merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang

berhubungan dengannya, yang menuju pada dihasilkannya produk perangkat

lunak. Kegiatan ini bisa mencakup pengembangan perangkat lunak mulai dari

awal, walaupun kenyataannya makin sering terjadi bahwa perangkat lunak yang

baru dikembangkan dengan memperluas dan memodifikasi sistem yang telah ada.

Model proses perangkat lunak merupakan representasi abstrak dari proses

perangkat lunak. Setiap model proses mempresentasikan suatu proses dari sudut

padang tertentu sehingga hanya memberikan informasi parsial mengenai proses

tersebut.

2.3.1 Waterfall Model / Linear Sequential Model

Pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce pada tahun 1970. Model

ini merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linear.

Output dari setiap tahap menjadi input bagi tahap berikutnya. Model ini

melibatkan SQA (Software Quality Assurance) dengan tahapan yang setiap

tahapannya dilakukan verifikasi dan testing. Waterfall model juga dikenal sebagai

model yang melakukan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak secara

sistematik dan sekuensial. Yang artinya kegiatan pada model dilakukan secara

terurut berdasarkan panduan proses mulai dari komunikasi kepada pelanggan

sampai dengan pengorderan setelah masalah dipahami secara lengkap dan berjalan

stabil sampai selesai.

Waterfall model memiliki beberapa kelebihan, antara lain: mudah

(61)

pengujian, dan pemeliharaan serta cocok digunakan pada software yang sudah

jelas kebutuhannya di awal, sehingga kecil kesalahannya. Selain itu, juga

memiliki kekurangan, antara lain:

1. Waterfall model bersifat kaku sehingga penanganan perubahan pada saat proses sedang berlangsung menjadi lebih sulit.

2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.

3. Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap,menyelesaikan tahap awal baru bisa ke tahap selanjutnya. 4. Perubahan ditengah-tengah penyelesaian produk akan membuat bingung tim

yang sedang membuat produk.

5. Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

6. Semua kebutuhan sudah terdefenisi sejak awal dan software yang diberikan adalah versi terakhir dari setiap tahap.

2.3.2 Model V / V-Model

Model V merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan tahapannya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.

Model ini memiliki kelebihan, antara lain: (1) model ini sangat fleksibel.

Model V mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan method

(62)

model V agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk

menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang

dianggap sudah obsolete. (2) Model V dikembangkan dan di-maintain oleh

publik. Pengguna dari model V berpartisipasi dalam change control board yang

memproses semua change request terhadap model V.

Model ini juga memiliki kekurangan, antara lain: (1) model V adalah

model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu

proyek. (2) model V terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa aktivitas dalam

model V yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan

jelas apa yang termasuk dalam aktivitas tersebut dan apa yang tidak.

2.3.3 Incremental Model

Proses pengerjaan perangkat lunak pada incremental model akan

dilakukan per bagian sehingga bagian selanjutnya akan dikerjakan setelah bagian

awal telah selesai dan selanjutnya sampai menghasilkan perangkat lunak yang

lengkap dengan semua fungsi yang diperlukan dan pengerjaan perangkat lunak

berakhir. Sebelum pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perancangan

arsitektur software sebagai kerangka dalam pengerjaan perbagian.

Kelebihan menggunakan model ini, antara lain: risiko yang rendah pada

pengembangan sistem, mengutamakan fungsi-fungsi pada sistem perangkat lunak

sehingga kemudahan pemakaian sistem yang paling di utamakan, tahap awal

adalah dasar dari pembuatan tahap berikutnya (dikerjakan secara terurut), cocok

digunakan bila pembuat software sedikit, mampu mengakomodasi perubahan

(63)

dibiasakan perlahan-lahan menggunakan produknya bagian per bagian, dan

memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen. Sedangkan

kekurangan model ini, yaitu hanya akan berhasil jika tidak ada staffing untuk

penerapan secara menyeluruh, penambahan petugas dilakukan jika hasil

incremental akan dikembangkan lebih lanjut, hanya cocok untuk proyek dengan

skala kecil, dan kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan.

2.3.4 Model Spiral

Model spiral diusulkan oleh Boehm pada tahun 1988 sebagai pendekatan

alternatif dari model waterfall. Model ini menggunakan fitur yang ada pada model

waterfall dan prototype. Setiap tahapan model ini selalu dilakukan risk analisys

dan verifikasi atau testing. Spiral model merupakan proses yang pendekatannya

bersifat realistis pada software besar karena proses dari awal sampai proses

pengiriman dan perbaikan dapat dipahami dengan baik oleh pelanggan dan

pengembang. Model ini mempunyai rangkaian kerja yang iterasi (peningkatan

pada model) awal yang berbentuk prototype dan kemudian iterasi selanjutnya

akan menjadi perkembangan dari model sebelumnya. Model ini dapat terus

digunakan meskipun software sudah dikirimkan karena proses (siklus) dapat

berputar lagi jika ada perubahan pada software sampai tidak ada permintaan

perubahan pada software oleh pelanggan.

Kelebihan dari model spiral, antara lain:

1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa

yang diharapkan oleh pelanggan dapat diperjelas dan juga dapat menjadi

(64)

2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.

Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup

perangkat lunak komputer.

3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi

terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja

selama proses.

4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada

setiap keadaan di dalam evolusi produk.

5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan

memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.

6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga

mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.

Disamping itu, kekurangan dari model ini adalah :

1. Banyak pelanggan tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner

dapat dikontrol oleh kedua pihak. Model spiral mempunyai resiko yang

harus dipertimbangkan ulang oleh pelanggan dan pengembang

2. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus

mengandalkannya supaya sukses.

3. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif

baru.

4. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah

(65)

5. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang

absolut.

2.4 Bagan Alir (Flowchart)

Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi

proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan

simbol-simbol tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan

dokumentasi (Yakub, 2012).

Tabel 2.1 Simbol flowchart

No. Simbol Keterangan

1 Proses, digunakan untuk pengolahan

aritmatika dan pemindahan data

2 Terminal, digunakan untuk menunjukkan

awal dan akhir dari aplikasi

3 Preparation, digunakan untuk memberikan

nilai awal pada suatu variabel

4 Keputusan, digunakan untuk mewakili

operasi perbandingan logika

5 Proses terdefinisi, digunakan untuk proses

yang detailnya dijelaskan terpisah

6 Penghubung, digunakan untuk menunjukkan

hubungan arus proses yang terputus masih

(66)

2.1 Lanjutan

7 Penghubung halaman lain, digunakan untuk

menunjukkan hubungan arus proses yang

terputus masih dalam halaman yang sama

8 Manual, untuk menyatakan suatu tindakan

(proses) yang tidak dilakukan oleh komputer

(manual)

9 Manual, untuk menyatakan suatu tindakan

(proses) yang tidak dilakukan oleh komputer

(manual)

9 Terminal, untuk menyatakan permulaan atau

akhir suatu aplikasi

10 Off-line storage, untuk menunjukkan bahwa

data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu

media tertentu

11 Manual input, memasukkan data secara

manual dengan menggunakan onlinekeyboard

12 Input-Output, untuk menyatakan proses input

dan output tergantung dengan jenis

peralatannya

13 Punched Card, untuk menyatakan input

(67)

2.1 Lanjutan

14 Disk storage, untuk menyatakan input berasal

dari disk atau output disimpan ke disk

15 Document, untuk mencetak laporan ke

printer

16 Display, untuk menyatakan peralatan output

yang digunakan berupa layar

17 Arus/Flow, untuk menyatakan jalannya arus

suatu proses

(68)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien menjadi sangat dibutuhkan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pengelolaan sistem informasi pada klinik. Klinik sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi klinik digunakan untuk memudahkan dalam pengelolaan data pada klinik. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengolahan data menjadi mudah, cepat dan akurat.

(69)

terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. (Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan)

Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan sistem informasi kesehatan, yaitu : (1) pengelolaan secara manual, dimana pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan secara manual atau paper based melalui proses pencatatan pada buku register, kartu, formulir khusus, mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan. (2) Pengelolaan secara komputerisasi offline, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, baik itu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa, namun masih belum didukung oleh jaringan internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional. (3) Pengelolaan secara komputerisasi online, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung secara online melalui jaringan internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi data.

(70)

kesehatan pada klinik dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care. Klinik biasanya hanya mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus yang lebih parah dirujuk ke rumah sakit. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9/Menkes/Per/I/2014 tentang Klinik)

Klinik sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada dinas kesehatan. Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan pelayanan kesehatan. Output dari pencatatan dan pelaporan adalah berupa data dan informasi yang terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelaporan klinik memuat laporan data penyakit, laporan kunjungan, dan laporan obat dengan menggunakan formulir standar yang ditetapkan oleh dinas kesehatan.

(71)

terdapat pada lembar rekam medis pasien secara manual ke dalam formulir laporan.

Dengan pengelolaan sistem informasi secara manual sering ditemui kelemahan-kelemahan pada klinik Tabita Gunungsitoli seperti ketidakefisienan waktu pembuatan laporan. Tidak jarang petugas dinas kesehatan yang mendatangi klinik untuk mengambil laporan bulanan dan bahkan membantu petugas administrasi apabila laporan belum selesai. Kemudian, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan dan pengolahan data yang disebabkan oleh human error tidak dapat dihindari. Dengan adanya kesalahan dalam pencatatan dan pengolahan data dapat dipastikan bahwa data dan informasi yang dihasilkan tidak berkualitas.

Berdasarkan kondisi di atas, tepat jika sistem informasi pelaporan data di klinik Tabita Gunungsitoli mengadakan kemajuan dibidang komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Untuk memudahkan petugas administrasi Klinik Tabita Gunungsitoli dalam melakukan pencatatan dan pembuatan laporan bulanan klinik kepada Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli yang sebelumnya dilakukan secara manual.

(72)

lunak lain yang biasa digunakan oleh programmer untuk membuat sistem informasi. Selain karena perangkat lunak ini sangat sederhana dan sangat familiar bagi pengguna, perangkat lunak ini juga mudah digunakan bahkan oleh programmer pemula. Pembuatan aplikasi dengan perangkat lunak ini hanya membutuhkan satu perangkat lunak saja yaitu Microsoft Office Excel 2007, tanpa perlu penambahan perangkat lunak lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang terdapat pada sistem informasi data pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli adalah ketidakefisienan waktu pembuatan laporan dan kesalahan dalam pencatatan dan pengolahan data yang disebabkan oleh human error dengan metode pengelolaan sistem informasi yang ada saat ini.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Membuat rancangan sistem informasi data pasien di klinik Tabita Gunungsitoli dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Membuat form login

2. Membuat form identitas pasien

3. Membuat form pendaftaran pasien rawat inap. 4. Membuat form pasien keluar ruang rawat inap. 5. Membuat form pendaftaran pasien rawat jalan.

(73)

7. Membuat laporan bulanan kunjungan pasien rawat jalan. 8. Membuat laporan bulanan data penyakit.

1.4 Manfaat

(74)

ABSTRAK

Sistem informasi data pasien di suatu klinik bertujuan untuk mengelola data pasien mulai dari pendaftaran hingga pasien tersebut keluar dari klinik pada periode waktu tertentu. Saat ini, sistem informasi data pasien di Klinik Tabita Gunungsitoli ke Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli dilakukan secara manual sehingga waktu pembuatan laporan menjadi tidak efisien dan kesalahan akibat human error tidak dapat dihindari. Komputerisasi sistem informasi data bertujuan untuk memudahkan petugas administrasi dalam melakukan pencatatan dan pembuatan laporan bulanan klinik kepada Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli.

Sistem informasi berbasis komputer ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 dengan menggunakan Makro (Visual Basic for Application). Pelaksanaan perancangan dan realisasi aplikasi sistem informasi data pasien dilakukan dengan menggunakan model spiral meliputi komunikasi pelanggan, perencanaan, analisis risiko, dan perekayasaan.

Perancangan sistem ini menghasilkan sebuah aplikasi dari pendaftaran pasien hingga pembuatan laporan klinik yang terdiri dari laporan bulanan kunjungan pasien rawat inap, laporan bulanan kunjungan pasien rawat jalan, dan laporan bulanan data penyakit.

(75)

ABSTRACT

The information system of patient data in clinic aims to manage patient data from registration until patient discharge from clinic on a specific period. Currently, the information system of data patient in Tabita Gunungsitoli Clinic to the Gunungsitoli City Health Department Office used manually system so that reports preparation to be inefficient and error due to human error cannot be avoided. Computerized information system of data patient aims to facilitate administration in the registration and makes monthly reports to the Gunungsitoli City Health Department Office easily.

This information system based computerize designed using the software Miscrosoft Office Excel 2007 by Macro (Visual Basic for Application). Implementation of design and realization information system of data patient applications is done by used the spiral model including customer communication, planning, risk analysis, and engineering.

The design of this system produced an application from patient registration until clinic report consists of a inpatient visited monthly reports, outpatient visited monthly reports and disease data monthly reports.

This expected the clinics can be used and implement this applications on patient registration so that can facilitate patient registration process and creating of data reports in the clinic to results an acurate data.

(76)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DATA PASIEN DI

KLINIK TABITA GUNUNGSITOLI MENGGUNAKAN

MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007

SKRIPSI

OLEH

ROMANA MEGA SANTY TELAUMBANUA

NIM : 121000195

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(77)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DATA PASIEN DI KLINIK TABITA GUNUNGSITOLI MENGGUNAKAN

MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

ROMANA MEGA SANTY TELAUMBANUA NIM : 121000195

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(78)
(79)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya dengan ini menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat, ide, gagasan, atau hasil temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Medan, Oktober 2016 Penulis

Gambar

Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan Aplikasi
Gambar 5.1 Tampilan Menu Utama
Gambar 5.2 Form Login
Gambar 5.3 Kotak Pesan User dan Password Salah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal itulah yang mendorong penulis untuk mencoba sekaligus menuangkan masalah diatas dalam bentuk tugas akhir dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Pasien

Tujuannya Merancang sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan menggunakan metode prototyping di Klinik Rawat Inap PKU Muhammadiyah Pakem yang bertujuan untuk

5.2 Saran Aplikasi dekstop ini masih dibutuhkan pengembangan yang lebih lanjut agar lebih efektif untuk kedepannya terutama pada penanganan absensi dan diskripsi 37 PLAGIARISME