• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR

DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR

(PTK Pada SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten semarang

Tahun Pelajaran 2009/2010)

OLEH :

TAMYIT NIM. X7108770

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

skripsi dengan judul “Peningkatan kemampuan membaca lancar dengan media kartu

huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas satu sekolah dasar”

(PTK Pada SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2009/2010)

Oleh :

Nama : TAMYIT

NIM. : X7108770

Disetujui oleh pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

OLEH

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Sutijan, M. Pd Dra Lies Lestari, M. Pd

(3)

commit to user PENGESAHAN

skripsi dengan judul “Peningkatan kemampuan membaca lancar dengan media kartu

huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas satu sekolah dasar”

(PTK Pada SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2009/2010)

Oleh :

Nama : TAMYIT

NIM. : X7108770

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebalas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : ………..

Tanggal : ………..

Tim Penguji Sekripsi

Nama Terang

Ketua : Drs. Kartono, M. Pd. ………

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. ………....

Anggota I : Drs. Sutijan, M. Pd. ………

Anggota II : Dra. Lies Lestari, M. Pd. ………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebalas Maret Surakarta

(4)

ABSTRAK

Tamyit NIM. X7108770. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR

DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Maret 2010.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan proses

pembelajaran kemampuan membaca lancar pada siswa kelas 1 SD Negeri Pojoksari

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian

ini didesain dua siklus, dalam setiap siklus mencakup tahapan-tahapan diantaranya:

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

model siklus dan penelitian ini dilakukan dua siklus yang masing-masing siklusnya

terdiri dari dua pertemuan, kemudian subjek yang diambil adalah seluruh siswa kelas

1 dengan jumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara, sedangkan analisis

data yang digunakan adalah model analisis kualitatif. Pada setiap siklus diukur dari

hasil observasi dan tes kemampuan membaca. Data hasil observasi dideskripsikan,

diinterprestasikan, kemudian direfleksi untuk melakukan perbaikan pada siklus

berikutnya. Sementara itu data hasil tes antar siklus hingga hasilnya dapat mencapai

batas tuntas sesuai dengan indicator kinerja, yaitu minimal 75% siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik dan memperoleh nilai 70 atau lebih sebagai

batas tuntas kemampuan membaca lancar.

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus diperoleh

data yaitu: pada siklus I pertemuan pertama yang mendapat nilai 50 ada 23 siswa,

yang mendapat nilai 60 ada 6 siswa, dan yang mendapat nilai 70 ada 5 siswa. Pada

siklus I pertemuan kedua yang mendapat nilai 50 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 60

(5)

commit to user

pertemuan pertama yang mendapat nilai 50 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 60 ada

11 siswa, dan yang mendapat nilai 70 ada 18 siswa. Sedangkan dalap siklus II

pertemuan kedua yang mendapat nilai 50 ada 3 siswa, yamg mendapat nilai 60 ada 5

siswa, dan yang mendapat nilai 70 ada 26 siswa atau mencapai 75%.

Berdasarkan dari jumlah siswa yang bisa membaca lancar semakin meningkat,

dapat disimpulkan bahwa media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan

membaca lancar siswa kelas I SD Negeri Pojoksari kecamatan Ambarawa Kabupaten

(6)

ABSTRACT

Tamyit NIM. X7108770. TO INCREASE THE FLUENT READING

COMPETENCY USING LETTER CARD MEDIA IN LEARNING INDONESIAN

(BAHASA INDONESIA) OF FIRST YEAR STUDENTS OF ELEMENTARY

SCHOOL. THESIS. Surakarta: Teaching and Educational Science Faculty of Sebelas

Maret University, Surakarta.

The purpose of the this Class room Action Research was to increase the

learning process of fluent reading competency in first year students of Pojoksari

State Elementary School, Ambarawa District, Semarang Regency, Academic Year

2009/ 2010. To achieve this purpose, the research was done in two cycles. The

procedure of each cycle includes the following phases: Action Plan, Action

Implementation. Observation, and Reflection.

The research method was classroom action research crusist two cycles will

eack cycle compsisis of two meetings. The subjecs of this research wes lest one

student consis of 34 studends. Data collection in this research was done by using the

documentation, observation and interview teacingues. Data analisis used was the of

qualitatife analysis model

The effectiveness of the action in each cycle was measured from the result

of observation and from the reading competency test. The data from the observation

was then described, interpreted, and reflected to determine any improvement action

needed for the following action. Meanwhile, the data resulted from every cycle for

those with scores meet with the minimum standard based on the performance

indicator, that is at least 70% students could follow the learning process well and got

70 or more in score as the minimum standard of fluent reading competency.

Result class room action research which was done in two cycles resulted

that in the first meeting of the first cycle, as many as 23 students got 50 and 6 got 60,

and 5 got 70 in scores. In the second meeting of the first cycle, there were 5 students

(7)

commit to user

got 50, 11 got 60, and 18 got 70. In the second meeting of the second cycle, only 3

students got 50, 5 got 60, and 26 got 70. it means that the target 75% students

followed the learning process well and got minimum passing grade has been

achieved.

Based on the number of students who could read fluently which was

increasing, it is concluded that Letter Card Media could increase the fluent reading

competency of first year students of Pojoksari State Elementary School, Ambarawa

(8)

MOTTO

(9)

commit to user PERSEMBAHAN

Skripsi ini kepersembahkan kepada:

1. Ayah tercinta yang telah memberikan do’a restu demi keberhasilan belajar

anaknya

2. Sahabat-sahabatku seperjuangan.

3. Semua dosen pembimbing.

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas

berkah, rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi Penelitian Tindakan Kelas dengan lancar dan tanpa halangan suatu apapun.

Dengan berbekal ketekunan dan kemauan serta bantuan berbagai pihak dalam

mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan akhirnya peneliti dapat menyusun skripsi

Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “peningkatan kemampuan membaca

lancar dengan media kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas satu Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pojoksari

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

Atas tersusunya skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lupa penulis

ucapkan terimakasih kepada

1. Dekan FKIP.

2. Ketua jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Drs. Sutijan, M. Pd selaku pembimbing I.

4. Dra. Lies Lestari, M. Pd selaku pembimbing II.

5. Bapak Mei Riadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N Pojoksari.

6. Teman-temanku yang selalu memberi semangat.

7. Bapak dan Ibu guru yang membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu peneliti mohon maaf, serta penulis mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Boyolali, Pebruari 2010

(11)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ………..… I

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. II

HALAMAN PENGESAHAN ….………. III

ABSTRAK ……… IV

ABSTRACT ..………... VI

MOTTO ………. VIII

PERSEMBAHAN ………..….. IX

KATA PENGANTAR ……….. X

DAFTAR ISI ……… XI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……..……… 2

C. Rumusan Masalah ……….… 3

D. Tujuan Penelitian ………..……. 4

E. Manfaat Penelitian ……… 4

1. Manfaat Teoritis ………..………4

2. Manfaat Praktis ……….. 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ………. 6

(12)

5. Keterkaitan antara hakikat pendidikan dasar, hakikat membaca, dan media

pembelajaran ………. 20

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ……… 21

C. Kerangka Berfikir ……… 21

D. Hipotesis ……….. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 24

1. Tempat Penelitian ………. 24

2. Waktu Penelitian ……… 24

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ……….… 24

1. Bentuk Penelitian ……….…. 25

2. Strategi Penelitian ……….…. 25

C. Sumber Data ……….…... 27

D. Subyek Penelitian………. 27

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 27

1. Dokumentasi ……… 27

2. Observasi ………. 28

3. Wawancara ……….. 30

F. Faliditas Data ……….. 31

G. Analisis Data ……….. 32

H. Prosedur Penelitian Tindakan ………. 32

1. Siklus 1 ………. 33

2. Siklus 2 ………. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….………….. 37

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ……….. 41

1. Siklus Pertama Pertemuan Pertama ………. 41

(13)

commit to user

4. Siklus Kedua Pertemuan Kedua ……….. 57

C. Hasil Penelitian ……….. 62

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan ………... 68

B. Implikasi Hasil Penelitian ……….. 69

C. Saran ……… 69

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

I. RUBRIK PENILAIAN TES KEMAMPUAN AWAL ……….……… 72

II HASIL NILAI TES KEMAMPUAN AWAL ……….……….. 72

III. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA 73 IV. HASIL NILAI SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA …….…. 73

V. HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 1………. 74

VI. HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS I PERTEMUAN I ……….. 74

VII. HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II ……… 75

VIII. HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS I PERTEMUAN II ………. 75

IX. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS I PERTEMUAN II ……….. 76

X. HASIL NILAI SIKLUS I PERTEMUAN II ……… 76

XI. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS II PERTEMUAN I ……….. 77

XII. HASIL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN I ……….... 77

XIII. HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I ………... 78

XIV. HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS II PERTEMUAN I ……… 78

XV. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS II PERTEMUAN II ……… 79

XVI. HASIL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN II ……….. 79

XVII. HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II PERTEMUAN II ………….. 80

XVIII. HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS II PERTEMUAN II …………... 80

XIX. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS I PERTEMUAN I ……….. 81

XX. HASIL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MENGALAMI KENAIKAN NILAI PADA SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA ……… 81

(15)

commit to user

XXIV. HASIL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MENGALAMI

KENAIKAN NILAI PADA SIKLUS KEDUA PERTEMUAN PERTAMA .83

XXV. RUBRIK PENILAIAN SIKLUS KEDUA PERTEMUAN KEDUA ……. 84

XXVI. HASIL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MENGALAMI

(16)

DAFTAR DIAGRAM BATANG

DIAGRAM BATANG HALAMAN

I. DIAGRAM BATANG TES KEMAMPUAN AWAL ………. 85

II. DIAGRAM BATANG NILAI SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA

……….85

III. DIAGRAM BATANG NILAI SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN KEDUA 86

IV. DIAGRAM BATANG NILAI SIKLUS KEDUA PERTEMUAN PERTAMA 86

(17)

commit to user DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Hasil Wawancara Pra Penelitian ………... 89

2. Hasil Observasi Siswa Pra Penelitian ………. 91

3. Hasil Observasi Guru Pra Penelitian ………..… 92

4. Lembar Observasi Siswa Siklus Pertama Pertemuan Pertama ……….. 93

5. Lembar Observasi Siswa Siklus Pertama Pertemuan Kedua ………. 94

6. Lembar Observasi Siswa Siklus Kedua Pertemuan Pertama ………. 95

7. Lembar Observasi Siswa Siklus Kedua Pertemuan Kedua ……… 96

8. Lembar Observasi Guru Siklus Pertama Pertemuan Pertama ……… 97

9. Lembar Observasi Guru Siklus Pertama Pertemuan Kedua ………. 98

10. Lembar Observasi Guru Siklus Kedua Pertemuan Pertama ………….…. 99

11. Lembar Observasi Guru Siklus Kedua Pertemuan Kedua ……….… 100

12. Target Pencapaian Indikator Siklus Pertama ………..… 101

13. Target Pencapaian Indikator Siklus Kedua ………. 102

14. Rencana Pembelajaran Siklus Pertama Pertemuan Pertama ………. 103

15. Rencana Pembelajaran Siklus Pertana Pertemuan Kedua ……….. 108

16. Rencana Pembelajaran Siklus Kedua Pertemuan Pertama ……….114

17. Rencana Pembelajaran Siklus Kedua Pertemuan Kedua ………. 123

18. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal ………...………….…. 130

19. Daftar Nilai Siklus Pertama Pertemuan Pertama ……….… 132

20. Daftar Nilai Siklus Pertama Pertemuan Kedua ……….…. 134

21. Daftar Nilai Siklus Kedua Pertemuan Pertama ……….…. 136

22. Daftar Nilai Siklus Kedua Pertemuan Kedua ………. 138

(19)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wajib belajar 9 tahun, merupakan tujuan pemerintah dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa serta memberikan bekal dasar bagi peserta didik

terutama pada Sekolah tingkat dasar baik itu menulis, menghitung, dan membaca.

Dilihat dari kenyataanya, belum terlihat adanya suatu perubahan yang berarti dalam

suatu Pendidikan dasar.

Banyak para peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan membaca anak-anak

Sekolah Dasar di Indonesia masih sangat rendah. Dari 31 negara yang diteliti,

Indonesia berada pada peringkat ke 30, sedangkan peringkat tertinggi diduduki oleh

Finlandia IEA Study of Reading Literacy (1992: 14). Jika demikian, timbul

pertanyaan apakah tradisi membaca pada masyarakat Indonesia terutama pada

anak-anak usia Sekolah Dasar masih sangat rendah?.

Begitu juga dari hasil survai peneliti di SD Negeri Pojoksari Ambarawa,

banyak siswa yang memiliki permasalahan terutama dalam hal membaca khususnya

pada kelas rendah. Hal inilah yang di jadikan peneliti sebagai alasan mengapa peneliti

mengangkat permasalahan ini.

Adapun manfaat dan tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi

serta menambah wawasan kita di dalam kehidupan. Serta tujuan membaca itu sendiri

adalah: (1) Menemukan atau mengetahui penemuan yang dilakukan oleh sang tokoh;

(2) Mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik dan menarik; (3) Untuk

menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita; (4) Untuk

menemukan atau mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu;

(5) Untuk mengetahui apa yang tidak biasa mengenai seorang tokoh; (6) Untuk

menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu;

(7) Untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah atau ada perbedaan dari

(20)

Jika di kalangan siswa Sekolah Dasar tradisi membaca masih memprihatinkan

dikarenakan tidak bisa membaca atau lamban akan membaca, jelas diperlukan strategi

tersendiri untuk meningkatkanya. Tanpa upaya yang serius, siswa setiap saat bergelut

dengan aktifitas menulis dan membaca, bisa juga akan lebih parah lagi. Oleh karena

itu sadar atau tidak sadar, aktifitas membaca memang memerlukan pembelajaran

membaca mulai usia sejak dini paling tidak mulai Taman Kanak-kanak.

Masalah tersebut masih menjadi impian terlalu jauh. Banyak hal yang

menyebabkan masyarakat Indonesia terutama pada anak sekolah dasar yang kurang

mampu akan dapat membaca diantaranya adalah: (1) Kurangnya fasilitas bacaan

secara lengkap; (2) Kurang terampilnya pengajar dalam mengajarkan membaca; (3)

Sistem pendidikan kita, terutama system pendidikan formal yang belum memberikan

peluang cukup besar bagi hadirnya keberaksaraan bagi peserta didik; (4) Kurang

pemahaman dan penguasaan materi, para pengajar baik pada hakikat, konsep,

maupun teknik pembelajaran membaca.

Menurut Harjasujana (1991: 6) menyatakan bahwa tradisi keberaksaraan

masyarakat jenjang pendidikan rendah masih sangat memprihatinkan. Lebih lanjut

dikatakan bahwa masyarakat professional sesungguhnya dituntut untuk berbudaya

baca.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti mengambil judul peningkatan

kemampuan membaca lancar dengan media kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa

tahun ajaran 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang mempersyaratkan

siswa untuk memiliki kemampuan membaca. Namun demikian, sampai saat ini dalam

kenyataanya banyak masyarakat Indonesia terutama anak usia Sekolah Dasar masih

sangat banyak yang kurang mampu untuk membaca, bahkan juga ada yang sama

(21)

commit to user

Perlu diakui bahwa hasil pembelajaran Bahasa Indonesia sampai saat ini

belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Hal ini terbukti dari banyaknya

anak-anak yang belum bisa membaca terutama pada kalangan masyarakat yang serba

kekurangan atau bisa dikatakan miskin baik harta dan ilmu. Bukti ini dimungkinkan

oleh pengajaran membaca yang kurang tepat atau kurang pemerataan fasilitas baca.

Oleh karena itu pada kelas rendah terutama kelas satu Sekolah Dasar

benar-benar harus diberikan pengajaran membaca dengan penggunaan media yang tepat dan

sudah banyak dikenal anak dan anak menyukainya. Sehingga siswa kelas rendah

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membacanya dengan baik.

Mengenai permasalahan ini peneliti akan memperkenalkan pada anak tentang

media kartu huruf untuk membantu anak mampu membaca lancar. Media kartu huruf

adalah media yang termasuk kedalam media grafis yang isinya dapat berupa gambar,

grafik, dan huruf baik huruf balok tunggal, tegak bersambung atau huruf fariasi.

Diduga media ini sangat cocok terhadap anak Sekolah Dasar kususnya siswa kelas

satu karena media ini sangat menarik dan hurufnya bisa berwarna yang sangat

digemari oleh anak-anak kelas satu.

Dengan dasar inilah peneliti menggunakan media kartu huruf dalam

penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Lancar dengan Media

Kartu Huruf Pada siswa kelas Satu SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa,

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

C. Rumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini perlu adanya rumusan masalah agar dalam

pengkajianya dapat lebih mendalam dan jelas. Adapun rumusan masalah ini adalah :

“Apakah media Kartu Huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar untuk

(22)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas yaitu :

meningkatkan kemampuan membaca lancar pada anak Sekolah Dasar kelas 1 SD

Negeri Pojosari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, di

antaranya yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan pokok

permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.

b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan cara mengajarkan

pembelajaran membaca lancar dengan media kartu huruf.

c. Dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia pada kemampuan membaca lancar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

1) Dapat meningkatakan keterampilan kemampuan membaca lancar dalam

pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Dengan kemampuan membaca lancar siswa dapat berinteraksi dan bergaul

dengan orang lain.

b. Bagi Pendidik

1) Sebagai masukan bagi pendidik dalam menentukan media mengajar

membaca lancar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2) Sebagai acuan guru dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa

Indonesia kelas I SD Negeri Pojoksari Kecamata Ambarawa.

c. Bagi lembaga

1). Memberikan masukan atau sumbangan kepada Sekolah betapa pentingnya

(23)

commit to user

2) Memberikan motifasi kepada Sekolah agar lebih memperhatikan media

kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan membaca lancar untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas empat hal yaitu: (1) Hakikat

pendidikan dasar; (2) Hakikat membaca; (3) Hakikat media pembelajaran; (4)

Hakikat media kartu huruf; (5) Keterkaitan antara hakikat pendidikan dasar, hakikat

membaca, dan media pembelajaran.

1. Hakikat Pendidikan Dasar

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan (kamus besar Bahasa Indonesia 1996 : 204).

Dalam Bahasa Inggris Pendidikan berasal dari kataEducate yang artinya

memberi peningkatan dan mengembangkan, sedangkan dalam arti sempit

Pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh

pengetahuan Mc Leoc (1989 : 5). Sedangkan Tardif dalam bukunya M. Dalyono

(2007 : 5) mengatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses dengan

metode-metode tertentu sehingga orang lain memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain Tardif juga

mengatakan bahwa Pendidikan adalah the total process off developing human

abilities and behaviors, drawing on almost all life s exsperiences yang artinya

seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku manusia

dan juga proses penggunaan hamper seluruh pengalaman kehidupan.

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

(25)

commit to user

dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaanya yang

selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala

perbuatanya. Dalam Dictionary of Psychologi (1972 : 5) Pendidikan diartikan

sebagai the institutional procedures which are employed in accomplishing the

development of knowledge, habits, attitudes yang artinya tahapan kegiatan yang

bersifat kelembagaan individu dalam penguasai pengetahuan, kebiasaan, dan

sikap.

Menurut Wanardi, Sumarto, dan Muchlidawati (1997 : 81 – 82)

Pendidikan adalah hubungan timbal balik antara Pendidik dan anak didik, dengan

kata lain Pendidikan juga diartikan suatu ilmu terapan dari psikologi yang bidang

garapanya khusus mengenai upaya mengembangkan jiwa seseorang ke arah

dewasa dan dilaksanakan secara sadar, sengaja, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pendidikan,

baik formal, non formal, maupun pendidikan informal. Begitu juga menurut

Noeng Muhadjir (2000 : 20 – 21) bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan

memperbaiki moral dan melatih intelektual.

Kemudian Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya

sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan

tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau satuan pendidikan

yang sederajat Ace Suryadi (2002 : 155 – 156). Pendidikan dasar bertujuan untuk

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupanya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

Negara, dan umat manusia, serta mempersipkan peserta didik mengikuti

pendidikan menengah.

Pendidikan dasar menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 17

tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu pendidikan yang berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat

serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau

(26)

yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa hakikat pendidikan dasar

adalah suatu proses dan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku manusia

yang diberikan dari sejak dini atau tingkat dasar melalui pengajaran, latihan, dan

cara mendidik untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, serta kecerdasan

seseorang atau sekelompok orang.

2. Hakikat Membaca

Dalam hakikat membaca ini akan diuraikan yang pertama adalah

pengertian membaca, tujuan membaca, pentingnya membaca, beberapa bentuk

kesulitan membaca, dan langkah-langkah membaca lancar.

a. Pengertian membaca.

Membaca adalah salah satu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut

agar kelompaok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam

suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan

dapat diketahui. Kalau hal ini tak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan

yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu

tidak terlaksana dengan baik Hodgson (1960 : 43-44). Dari segi linguistic

membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a

recording and decoding process) Anderson (1972 : 209-210). Berlainan

dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian(econding).

Sebuah aspek pembacaan sandi(deconding) adalah menghubungkan kata-kata

tulis(written word) dengan makna bahasa lisan(orallanguage meaning) yang

mencangkup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Adapun pengertian lain dari Anderson bahwa membaca adalah suatu

(27)

commit to user

terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Bahkan ada beberapa

penulis yang seolah-olah beranggapan bahwa membaca adalah suatu

kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah

lambang-lambang tertulis itu melalui fonok (suatu metode pengajaran

membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan

biasa).

Jadi bisa disimpulkan peneliti bahwa membaca adalah suatu proses

yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan

oleh penulis melalui media tulis dengan menggunakan tata bahasa yang baik.

b. Membaca Lancar

Membaca lancar adalah suatu kegiatan membaca dimana anak dapat

atau mampu menguasai tanda baca ,intonasi, dan emosional dalam membaca

Rukayah (2004 : 15).

Menurut Muh. Darisman (2006 : 114) membaca lancar adalah suatu

kegiatan membaca yang memerlukan lafal dan intonasi yang tepat. Begitu

juga dalam keterangannya Henri Guntur Tarigan (1979 : 11) bahwa membaca

lancar adalah suatu kediatan membaca dimana anak mampu melafalkan kata

sesuai dengan huruf, fonem,tanda baca, dan tidak lambat atau gagap.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa membaca lancar adalah

suatu kegiatan membaca dimana anak dalam membaca tidak mengalami

kegagapan, menguasai tanda baca, lafal, dan intonasi yang tepat

c. Tujuan Membaca

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)

erat sekali berhubungan dengan maksut tujuan, atau intensif kita dalam

mambaca. Berikut ini dikemukakan beberapa tujuan membaca adalah: (1)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang

telah dilakukan oleh sang tokoh, maksutnya apa-apa yang telah dibuat oleh

(28)

memecahkan masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini

disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta( reading for details

or facts; (2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic

yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajarai atau yang dialami oleh sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal

yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuanya. Membaca seperti

ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main

ideas); (3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi

pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan

ketiga/seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan syatu masalah

adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. Membaca seperti ini

untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita(reading for sequence

or organization); (4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa

para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan

oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,

kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh membuat mereka berhasil atau

gagal. Membaca seperti ini untuk menyimpulkan, membaca inferensi(reading

for inference); (5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa

yang tidak biasa, tidak wajar mengenahi sorang tokoh, apa yang lucu dalam

cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Membaca seperti ini

untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to

classify); (6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau

hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang

telah diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja

seperti dalam cerita itu. Membaca seperti ini membaca menilai, mengevaluasi

(reading to evaluate; (7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya

sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita

(29)

commit to user

menyerupai pembaca. Membaca seperti ini untuk memperbandingkanatau

mempertentangkan(reading to compare or contrast). Anderson (1972: 214).

d. Pentingnya membaca

Jika Anda adalah seseorang yang gemar dengan kegiatan membaca,

ada baiknya Anda kaji ulang. Mengapa? Di bawah ini peneliti cantumkan

enam alasan pentingnya kegiatan membaca antara lain: (1) Membaca penting

karena dapat membuka wawasan baru. Banyak hal-hal baru yang akan Anda

temukan dalam sebuah bacaan. Hal-hal yang belum pernah Anda ketahui.

Bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah Anda bayangkan ada; (2)

Membaca penting karena dapat memberikan pencerahan baru pada pemikiran

Anda. Saya yakin, tak jarang Anda digelayuti suatu persoalan yang Anda pikir

tak ada pemecahannya. Atau barangkali tak banyak pilihan pemecahan yang

dapat Anda tempuh. Bisa juga Anda menjalani sesuatu dengan suatu rutinitas

yang membosankan. Saya anjurkan pada Anda: membacalah! Maka tanpa

Anda duga Anda akan menemukan pencerahan baru bagaimana memecahkan

masalah tersebut atau mengubah sesuatu yang cenderung rutin dan

membosankan itu. Tingkatkan kualitas kehidupan pribadi Anda dengan

membaca; (3) Membaca penting karena dapat mencerdaskan intelektual,

spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang berpadu dengan kerendahan

hati. Membaca akan membuka peluang Anda untuk menyerap sebanyak

mungkin ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Membaca akan

menumbuhkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif, kritis, analitis dan

imajinatif. Melalui membaca Anda akan membentuk kemampuan berpikir

lewat proses: menangkap gagasan/informasi, memahami,mengimajinasikan,

menerapkan dan mengekspresikan; (4) Membaca penting karena membuat

Anda menjadi seorang yang mandiri dalam mencari pengetahuan. Anda tak

akan tergantung pada sekolah, les, kursus, atau seminar; (5) Membaca dapat

memberikan kenikmatan tersendiri bagi jiwa. Membaca adalah sebuah wisata

(30)

dimensi ruang dan waktu. Membaca akan memberikan kesempatan kepada

Anda untuk berangan-angan. Membebaskan pikiran; (6) Membaca dapat

membuat hidup lebih sukses (Suhadinet.Wordpress.com)

e. Beberapa bentuk kesulitan membaca

Kesulitan membaca di kelas-kelas rendah terutama siswa kelas satu

SD sangatlah beragam, baik secara fisik maupun kebahasaan (seperti

pelafalan, intonasi, fonem-fonem, yang mengalami fariasi bunyi maupun

bentuk, dan sebagainya), serta psikis (seperti gagap, takut, sangat tergantaung

pada visualisasi atau yang diingat hanya gambaranya) sehingga apabila

gambaranya sama tetapi tulisanya berbeda, maka anak tetap membaca sama

sebelum diganti tulisanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Supriyadi, dkk.

(1992 : 124-127) bahwa permasalahan yang sering dijumpai pada

pembelajaran membaca bagi siswa kelas satu Sekolah Dasar diantaranya

adalah masalah pelafalan, jeda, lagu, intonasi, sering mengabaikan tanda baca,

kebiasaan membaca huruf demi huruf atau kata demi kata, mengulang –ulang

kata yang telah dibacanya (regresi), hafal pada gambar tetapi tidak paham

tulisan di bawahnya (visualisasi), salah ucap pada kata-kata yang mengalami

fariasi fonem (misalnya janur, itik dan sebagainya). Sedangkan menurut

tampubolon (1991 : 35) bahwa adanya gejala seperti itu dimungkinkan adanya

kekurang matangan pada diri anak misalnya: (1) keterbatasan ingatan; (2)

keterbatasan kemampuan pewakilan dalam pikiran; (3) kekurangmatangan

keterampilan artikulatoris.

Lebih jauh Tampubolon (1991 : 90 – 102) mengatakan bahwa

factor-faktor yang merupakan penyebab pokok dalam kesulitan membaca adalah

adanya kelemahan fada factor endogen dan factor eksogen.

Faktor-faktor endogen adalah factor-faktor perkembangan, baik yang

bersifat biologis maupun psikologis dan linguistic (bahasa) yang timbul pada

(31)

commit to user

editoris lemah, pendengaran kurang tajam atau kurang normal, sehingga

kurang mampu mengenali atau mengenali sesuatu melalui pendengaran; (2)

ingatan jangka pendek untuk informasi editoris lemah, anak tidak dapat

mengingat informasi baru yang baru didengar(diperolah melalui

pendengaran); (3) pemrosesan informasi oditoris lambat, anak kurang cepat

menanggapi ( menggali/mengetahui sesuatu yang didengar; (4) anak

mengalami kesulitan dalam memperhatikan urutan objek-objek atau hal-hal

yang didengar; (5) kekurangmampuan untuk mengenali atau merasakan irama,

baik berupa suara, gerak maupun ketukan; (6) kurang sadar akan perilaku

simbolis, seperti gerak mimiek dan permainan, dan ada kecenderungankurang

mampu berkomunikasi atau memberi respon kepada orang lain; (7) berbagai

anak kadang memperlihatkan kekacauan dan ketidakteraturan misalnya

hiperaktif.

Penyebab yang bersifat linguistik secara umum karena

kekurangan/kerusakan tertentu dalam sistem pemrosesan bahasa. Dalam

patologi bahasa, gejala tersebut tercakup dalam istilah-istilah sebagai berikut:

(1) disartria perkembangan(developmental dysarthrial), istilah ini berkenaan

dengan kelemahan-kelemahan artikulasi atau kekurangmampuan dalam

pengajaran; (2) disproktia perkembangan(developmental dysproxiai), istilah

ini berkenaan kekurangmampuan pengendalian artikulator-artikulator, seperti

selaput suara, lidah, bibir, dan sebagainya sehingga diujarkan lain dari yang

dikehendaki; (3)disfasia perkembangan(developmentaldysphasia), istilah ini

berkenaan dengan kelemahan-kelemahan dalam kelancaran berbicara dan

kegagapan; (4) disfonia(dysphonia), istilah ini berkenaan dengan

kelemahan-kelemahan pada gerakan-gerakan selaput suara, yang mengakibatkan kelainan

timber suara maupun keserakan suara.

Menurut Diner (1983) yang disitir oleh Tampubolon (1991 : 96-98)

ada gangguan-gangguan fisik lain yang dapat menyebabkan kelemahan

(32)

kelemahan yang berupa kurangnya atau hilangnya penglihatan salah satu

mata, karena ketidak seimbangan otot-totot mata; (2) astigmatisma,

kelemahan yang berupa tidak tepatnya bayangan objek jatuh pada retina mata

sehingga berada di luar fokus, yang biasanya disebabkan oleh permukaan

lensa atau kornea mata yang kurang rata; (3) katarak, kelemahan yang berupa

tertutupnya lena mata di bagian dalam oleh bintik putih sehingga sinar tidak

dapat sampai kebelakang mata, ada juga anak-anak yang lahir dengan katarak

pada matanya; (4) hiperopia, kelemahan yang berupa kurang dapat melihat

objek dekat, karena bayangan objek jatuh di belakang retina, dengan kata lain

anak dapat melihat objek yang dekat lebih jelas daripada objek yang jauh; (5)

strabismus, kelemahan yang berupa kekurangmampuan mata memfokus pada

suatu titik karena satu atau kedua bola mata berposisi juling pada waktu

tertentu atau selamanya; (6) nistagmus, kelemahan yang berupa kekaburan

penglihatan karena adanya gerakan mata tidak terkendali; (7)

kekurangtajaman penglihatan, seorang yang dapat melihat suatau objek

dengan jelas pada jarak 6.1 meter dikatakan mempunyai ketajaman

penglihatan yang normal, dan diluar jarak itu dikatakan penglihatanya kurang

tajam, ketajaman penglihatan biasanya dinyatakan dengan suatu pecahan

misalnya 20/20 untuk yang normal, bagi usia anak di bawah 8 tahun

ketajaman penglihatan 20/40 atau 20/30 adalah normal.

Kelemahan membaca juga dapat dipengaruhi kelemahan pendengaran,

kelemahan pendengaran diantaranya: (1) kelemahan pendengaran kadar

rendah. Pendengaran anak tersebut sudah kurang kekuatanya sebanyak + 35

hingga 54 desibel. Anak itu mempunyai kosa kata yang lebih terbatas

daripada teman-teman seusianya; (2) Kelemahan pendengaran kadar

menengah, pendengaran anak yang bersangkutan sudah kurang kekuatanya

sebanyan + 55 hingga 60 desibel kosa kata anak tampak terbatas dan mungkin

(33)

commit to user

hingga 89 desibel. Anak ini hampir tidak mampu berbicara dengan jelas; (4)

Kelemahan pendengaran kadar sangat tinggi, kehilangan kekuatan

pendengaran anak + 90 desibel atau lebih. Dia hampir tidak dapat berbicara

dengan jelas, dan kebanyakan bergantung pada penglihatan daripada

pendengaran, serta lebih sadar akan getaran suara daripada ujaran Rukayah

(2004 : 15)

f. Langkah-langkah Membaca Lancar

Dalam melaksanakan kegiatan membaca lancar ada beberapa

langkah-langkah yang harus di lakukan, kegiatan tersebut meliputi lima tahap yaitu:

1). Mengenalkan kartu huruf kepada peserta didik dengan cara membagikan

kartu huruf kepada setiap kelompok belajar. Dalam kegiatan ini peserta

didik diminta untuk mengenali dari setiap huruf dari A sampai dengan Z.

2). Merangkai kartu huruf menjadi kata. Dalam kegiatan ini peserta didik di

minta untuk merangkai kartu huruf menjadi kata sesuai dengan perintah

yang diberikan oleh guru, sebagai contoh kata mendongeng terdiri dari 10

huruf yang meliputi huruf M-E-N-D-O-N-G-E-N-G kemudian dirangkai

menjadi kata MENDONGENG.

3). Merangkai kata menjadi kalimat. Dalam kegiatan ini peserta didik

merangkai kata menjadi sebuah kalimat, sebagai contohpada kalimat

kakak sedang mendongeng terdiri dari kata

KAKAK-SEDANG-MENDONGENG kemudian di rangkai menjadi kalimat KAKAK

SEDANG MENDONGENG.

4). Membaca kalimat dengan memperkenalkan tanda baca yang benar. Dalam

kegiatan ini peserta didik membaca kalimat dengan tanda baca yang baik

sesuai soal yang diberikan oleh guru.

5). Membaca kalimat dengan lafal dan intonasi yang baik. Dalam kegiatan ini

peserta didik membaca sebuah kalimat dengan menggunakan lafal dan

(34)

Dari langkah-langkah membaca lancar diatas diharapkan siswa bisa

menguasai kemampuan membaca lancar dengan baik dan kegiatan sedemikian

ini dilakukan cecara berulang-ulang Depdikbut (1991/1992 28 : 30).

3. Hakikat Media Pembelajaran

Dalam hakikat media pembelajaran ini akan dibahas yaitu; (1) Media; (2)

jenis-jenis media; (3) manfaat media

a. Media

Media adalah suatu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan

kepenerima pesan Arief S. Sadiman dkk (2009 : 6).

Menurut Gagne dalam bukunya Arief S. Sadiman (2009 : 6) bahwa media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar atau segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

serta merangsang siswa untuk belajar.

Kemudian menurut Romiszowski (2001 : 12) bahwa media adalah

pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang

atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima

pesan ialah siswa, pembawa pesan itu berinteraksi dengan siswa melalui indra

mereka siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan indranya untuk

menerima informasi.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,

yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari

sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur

pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan

informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan

dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media

meskipun tanpa keberadaan guru(Edu-articles.com).

Dari uraian di atas bisa peneliti simpulkan bahwa media adalah segala

(35)

commit to user

menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan

kegiatan belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian

materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas

dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu

dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses

belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif

siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang

lebih positif dan produktif.

b. Jenis-jenis media

Menurut Harsja W. Bachtiar (2009 : 28 - 81 ) Bahwa ada beberapa

jenis jenis media diantaranya; (1) Media Grafis, media ini termasuk media

visual.Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk

menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang di pakai

menyangkut indera penglihatan dan pesan yang akan disampaikan dituangkan

kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Kemudian yang termasuk atau

tergolong kedalam media grafis ini adalah gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan/chart(kartu huruf), grafik, kartun, poster, peta, papan flanel, papan

buletin; (2) Media audio suatu media yang berkaitan dengan indera

pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam

lambang-lambang auditif, baik ferbal maupun non ferbal. Yang tergolong kedalam

media audioadalah radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam,

laboratorium bahasa; (3) Media proyeksi diam suatu media yang menyajikan

rangsangan-rangsangan visual. Yang tergolong media proyeksi diam adalah

Film bingkai, film rangkai, overhead proyektor, proyektor opaque, microfilm;

(4) Media transparasi, media ini sering dikenal dengan media OHP yang

(36)

pesan-pesan yang akan disampaikan; (5) Media proyeksi tak tembus pandang, suatu

alat untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan yang

tidak tembus pandang contohnya benda datar, tiga dimensi, mata uang, model,

warna dan anyaman; (6) Media mikrofis, suatu lembaran film transparan

terdiri dari lambang lambang visual yang diperkecil sedemikian rupasehingga

tak dapat dibaca dengan mata telanjang;(7) Media film, suatu media yangt

amat besar kemampuanya dalam membantu proses belajar mengajar. Ada tiga

macam ukuran filmantara lain 8 mm, 16 mm, 35 mm; (8) Media kartu huruf,

suatu media yang tergolong kedalam media grafis yang tidak diproyeksikan

yang isinya berupa gambar huruf balok dan huruf kecil.

c. Manfaat media pembelajaran

(Menurut Edu-articles.com) Secara umum manfaat media

pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara

lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan bantuan

media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari

dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa

dimanapun berada.

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak

membosankan.

3 Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadinya

komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung

(37)

commit to user

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih

mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal

mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara

berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih

mudah memahami pelajaran.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat

membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila

dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang

memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,

menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman

siswa akan lebih baik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa

dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari

waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar

lingkungan sekolah.

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat

berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk

memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu

kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar,

dan lain-lain.

Kemudian menurut Harsja W. Bachtiar (2009 : 17 – 18) bahwa

manfaat media pembelajaran adalah: (1) Memperjelas penyajian pesan agar

(38)

daya indera; (3) Mengatasi sikap pasif anak didik; (4) Dapar memberi

rangsangan, pengalaman, menimbulkan presepsi yang sama.

4. Hakikat Media Kartu Huruf

Media kartu huruf adalah media yang termasuk kedalam media grafis

yang isinya dapat berupa gambar, grafik, dan huruf baik huruf balok tunggal,

tegak bersambung atau huruf fariasi. Diduga media ini sangat cocok terhadap

siswa Sekolah Dasar kelas 1 karena media ini sangat menarik dan hurufnya bisa

berwarna yang sangat digemari oleh anak-anak kelas satu. Kelebihan media ini

adalah: (1) Mudah dipahami; (2) Menarik; (3) Dapat sebagai media pembelajaran

sekaligus permainan; (4) Mudah didapat DR Farida Mukti, M. Si. Dan DR Basuki

Wibawa (2001 : 54 – 66).

Penggunaan media ini sangatlah mudah, langsung diberikan pada siswa

kemudian siswa dicoba untuk bermain media ini dengan cara merangkai media

kartu huruf ini dari huruf menjadi kata dan dari kata menjadi kalimat. Kegiatan

semacam ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa betul-betul memahami

media ini dan sekaligus cara penggunaanya.

5. Keterkaitan Antara Pendidikan Dasar, Membaca dan Media Pembelajaran.

Dari ketiga komponen di atas, merupakan komponen yang tidak dapat

dipisah-pisahkan karena pendidikan itu merupakan pendidikan yang diberikan

sejak dini dan membaca merupakan suatu ilmu yang diberikan pada anak supaya

dapat memahami materi apa yang akan di berikan, dan yang sedang diberikan,

bahkan materi yang sudah berlalu lalu. Dan media merupakan suatu alat bantu

untuk mempermudah dalam penyampaian materi dan dalam proses

pembelajaranya.

Jadi bila salah satu komponen hilang maka, pembelajaran tidak akan dapat

berjalan dengan lancar, maka dari itu jangan sampai salah satu komponen hilang

(39)

commit to user

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh (1) Parlan (2) penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi)

1. Penelitian Parlan.

Dalam penelitian ini didapat hasil penelitian yang relevan dalam

penelitianya Parlan NIM X7108513 dengan judul Peningkatan kemampuan

membaca dengan media pias-pias kata Pada siswa kelas II SD Negeri Senden

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dengan kesimpulan

Keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas dari beberapa siklus

mulai siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan, sehingga dampat

membawa dampak yang baik ke arah peningkatan perkembangan dan kemajuan

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SD Negeri Senden Kec. Selo Kab.

Boyolali semester I tahun pelajaran 2009/2010.

2. Penelitian Mulyadi

Dalam penelitianya mulyadi dengan judul Peningkatan Membaca

Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas I Sekolah

Dasar dengan kesimpulan Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan

kelas siklus I kesiklus II pengalami peningkatan rata –rata, begitu juga dari siklus

II kesiklus III juga mengalami peningkatan rata-rata perolehan siswa, sehingga

dapat membawa kearah peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan

serta peningkatan kemampuan membaca permulaan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten

Boyolali semester I tahun pembelajaran 2009/2010.

C. Kerangka Berfikir

Dalam meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa belum dikenalkan

dengan media kartu huruf, bahkam siswa dalam pembelajaran membaca hanya

diberikan sebuah buku bacaan dan disuruh membaca bersama-sama tanpa adanya alat

(40)

dari masing-masing baik bakat, minat, dan tingkat kecerdasan siswa hal inilah yang

menyebabkan kemampuan membaca lancar di SD Negeri Pojoksari rendah.

Dari permasalahan di atas peneliti memperkenalkan media kartu huruf untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Media kartu huruf adalah media yang termasuk

kedalam media grafis yang isinya dapat berupa gambar, grafik, dan huruf baik huruf

balok tunggal, tegak bersambung atau huruf fariasi. Diduga media ini sangat cocok

terhadap siswa Sekolah Dasar kelas 1 karena media ini sangat menarik dan hurufnya

bisa berwarna yang sangat digemari oleh anak-anak kelas satu. Kelebihan media ini

adalah: (1) Mudah dipahami; (2) Menarik; (3) Dapat sebagai media pembelajaran

sekaligus permainan; (4) Mudah didapat DR Farida Mukti, M. Si. Dan DR Basuki

Wibawa (2001 : 54 – 66).

Penggunaan media ini sangatlah mudah, langsung diberikan pada siswa

kemudian siswa dicoba untuk bermain media ini dengan cara merangkai media kartu

huruf ini dari huruf menjadi kata dan dari kata menjadi kalimat. Kegiatan semacam

ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa betul-betul memahami media ini dan

sekaligus cara penggunaanya.

Tujuan pembelajaran diduga dapat tercapai apabila guru dalam

menyampaikan pembelajaran membaca menggunakan kartu huruf serta memiliki

teknik yang tepat dalam menyajikan materi. Melihat kelebihan dan kekurangan media

kartu huruf pada pembelajaran membaca lancar dimungkinkan dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam kemampuan membaca lancar. Pembelajaran membaca

lancar merupakan pembelajaran yang memandang keberhasilan individu

diorientasikan dalam keberhasilan individu. Dalam hal ini, siswa bekerja sama dalam

mencapai tujuan, dan siswa berusaha keras membantu dan mendorong pada

teman-temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar.

Dalam penelitian pembelajaran membaca lancar kerangka berpikir dapat

(41)
[image:41.612.113.521.110.459.2]

commit to user

Gambar 1 skema kerangka berpikir

E. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “Diduga pembelajaran

membaca lancar dengan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan

membaca lancar kelas I SD Negeri Pojoksari kecamatan Ambarawa”. Kondisi

Awal

Kondisi Akhir Tindakan

Guru belum menggunakan media kartu huruf

Kemampuan membaca lancar rendah

Dengan penggunaan media kartu huruf kemampuan membaca lancar meningkat

Siklus I Dalam pembelajaran guru

menggunakan media kartu huruf

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini akan dibahas dan dijabarkan beberapa hal

diantaranya waktu dan tempat penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data,

teknik sampling, teknik pengumpulan data, faliditas data, analisis data, prosedur

penelitian tindakan.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini akan di bahas diantaranya tempat penelitian dan waktu

penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pojoksari kecamatan Ambarawa

kabupaten Semarang, dengan alasan :

a. SD Negeri Pojoksari termasuk dalam wilayah kecamatan Ambarawa yang

belum pernah dijadikan tempat penelitian.

b. Pada tahun pelajaran sebelumnya dalam penyampaian materi pelajaran

Bahasa Indonesia jarang menggunakan media kartu huruf.

c. Peneliti sebagai salah satu tenaga pendidik pada SD tersebut, sehingga hasil

penelitian nanti diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010

dimulai bulan Pebruari sampai dengan April 2010.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk dan strategi penelitian ini akan dibahas tentang bentuk penelitian,

(43)

commit to user 1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang lebih

menekankan pada masalah perbaikan proses di kelas, maka bentuk penelitian ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas. Wardhani (2007 : 1.19) menyatakan bahwa

sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan bentuk

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi yang

sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas

secara professional.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani (2007

: 2.3) menyatakan bahwa PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur

atau siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan

tindakan, mengamati dan melakukan refleksi.

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan ini meliputi :

1) Peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan kompetensi dasar

Membaca Lancar

2) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam

pembelajaran.

3) Peneliti menyiapkan blangko observasi kegiatan pengamatan aktifitas

siswa dalam pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan blangko evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

2) Peneliti menggunakan alat berupa kartu huruf dalam proses pembelajaran.

(44)

4) Peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam

pembelajaran.

5) Peneliti mengadakan evaluasi.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator dan pada tahap observasi ini yang menjadi

observer adalah guru kelas 1 yaitu Nurkhayati, A. Ma.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah:

(a) Cara menyampaikan materi pelajaran.

(b) Cara pengelolaan kelas.

(c) Cara penggunaan alat-alat pelajaran.

(d) Suara guru dalam menyampaikan pelajaran.

(e) Cara guru menyampaikan bimbingan yang dibutuhkan.

(f) Waktu yang diperlukan guru.

(g) Penampilan guru didepan kelas.

2) Indikator Keberhasilan Siswa Yang Ingin dicapai adalah:

(a) Kemampuan siswa dalam membaca.

(b) Kemampuan siswa dalam memahami media kartu huruf.

(c) Kemampuan siswa dalam merangkai huruf, melafalkan kata,

merangkai kata.

(d) Banyaknya siswa yang bertanya.

(e) Peningkatan kemampuan siswa dalam berdiskusi dan pelaporan hasil.

(f) Ketepatan dan kecepatan dalam membaca.

(g) Kerjasama dalam kelompok

d. Tahap Refleksi

Dalam tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi

(45)

commit to user C. Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan proses,

dampak tindakan yang dilakukan dan data yang digunakan sebagai dasar menilai

keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan proses

berupa data tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal Bahasa Indonesia

dengan media pembelajaran kartu huruf.

Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu : sumber data

primer(utama) dan sekunder(tambahan). Menurut Slamet.St.Y dan Suwarto (2007 :

38) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini

sumber data primer yang diperlukan adalah data nilai akademik mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang akan diperbaiki serta informasi dari guru kelas 1 dan peserta

didik kelas I SD Negeri Pojoksari kecamatanAmbarawa kabupaten Semarang.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, Peneliti tidak menggunakan teknik sampling akan tetapi

mengambil subjek seluruh siswa kelas I SD Negeri Pojoksari kecamatan Ambarawa

kabupaten Semarang sebanyak 34 peserta didik.

E. Tektik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini akan dibahas tentang dokumentasi,

observasi, wawancara. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang

diharapkan dalam penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data

yang tepat dan obyektif. Penetapan metode pengumpulan data di samping

berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber

data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data-data tertulis,

(46)

dan arsip, juga untuk mendapatkan gambaran secara lengkap tentang dokumen

tersebut. Slamet.St.Y. dan Suwarto (2007 : 52) menyatakan bahwa dokumen

sebagai sumber data dapat dimenfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan

untuk meramalkan. Dokumen dapat berupa bahan tertulis ataupun film. Data ini

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah dalam

meningkatkan kemampuan membaca lancar.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,perilaku tak sadar, kebiasaan , dan

sebagainya. Observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah observasi

langsung dan partisipasi agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi langsung

terhadap obyek yang diteliti, sedangkan observasi partisipatif yaitu pengamatan

yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi

objek yang diteliti. Observasi dilakukan observer terhadap guru kelas 1 dan siswa

kelas I SD Negeri Pojoksari kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang untuk

mengetahui situasi dan perkembangan dalam proses belajar mengajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia dengan media pembelajaran kartu huruf. Adapun hasil

observasi yang diperoleh peneliti sebagai berikut:

1. Lembar observasi guru pra penelitian

NO ASPEK YANG DIAMATI RENDAH SEDANG TINGGI

1 Kesesuaian RPP V

2 Memberikan Motifasi V

3 Menggunakan Berbagai sumber V

4 Pembagian waktu yang tepat V

5 Penuh perhatian terhadap siswa V

(47)

commit to user

7 Memberikan Umpan Balik

Terhadap siswa

V

8 Memberikan tindak Lanjut V

Keterangan:

1. Dikatakan rendah jika guru tidak menerapkan poin diatas.

2. Dikatakan sedang jika guru tidak maksimal dalam menerapkan poin diatas.

3. Dikatakan tinggi jika guru secara maksimal dalam menerapkan poin diatas.

2. Lembar observasi siswa pra penelitian

NO ASPEK YANG DIAMATI RENDAH SEDANG TINGGI

1 Aktif memperhatikan penjelasan

guru

V

2 Kesungguhan siswa dalam

mengikuti pelajaran

V

3 Aktif menanggapi tugas guru V

4 Kesungguhan siswa dalam

belajar membaca

V

5 Penuh perhatian terhadap

petunjuk guru

V

6 Siswa penuh memotifasi

diri-sendiri

V

7 Rasa ingin tahu siswa V

8 Kerja sama siswa dalam

kelompok

V

9 Keaktifan siswa dalam

kelompok

V

Keterangan

1. Dikatakan rendah jika kurang dari 40% yang melakukan poin di atas dari siswa yang hadir.

2. Dikatakan sedang jika lebih dari 40% - 70% yang melakukan poin di atas dari siswa yang hadir.

(48)

3. Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa

manusia yang dalam posisi sebagai nara sumber (informan). Untuk

mengumpulkan informasi dari sumber data itu maka diperlukan teknik

wawancara. Teknik penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang

mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau

tatap muka dengan sumber data, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam

situasi sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Wawancara dalam penelitian

kualitatif pada umunya dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut

teknik wawancara mendalam (Slamet.St.Y. dan Suwarto. 2007 : 49). Dalam

wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended” dan

mengarah pada kedalaman informasi. Dalam wawancara ini dilakukan oleh

peneliti dengan guru kelas 1 SDN Pojoksari dan siswa SDN Pojoksari Kecamatan

Ambarawa, kemudian data hasil wawancara digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan langkah dalam meningkatkan kemampuan

membaca lancar. Adapun hasil wawancara dengan guru kelas 1 sebelum

penelitian dimulai sebagai berikut:

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KELAS 1 (PRA PENELITIAN)

Hari dan Tanggal : 20 Maret 2010

Nama Sekolah : SD Negeri Pojoksari Kec. Ambarawa

Tampat : SD Negeri Pojoksari

Jenis Kegiatan : Wawancara

Interviwer : Tamyit

Interviwee : Nurkhayati, A.Ma

Materi Wawancara :

1. Apakah sebelum mengajar Ibu selalu mempersiapkan RPP terlebih dahulu?

(49)

commit to user

Jawab: Kadang-kadang

3. Motifasi seperti apa yang Ibu berikan supaya anak rajin belajar?

Jawab: Memberi dorongan,semangat, dan memberi pujian.

4. Apakah dalam mengajar Ibu selalu menggunakan berbagai sumber?

Jawab: Tidak melainkan buku sumber yang ada.

5. Bagaimana cara Ibu dalam membagi waktu dalam mengaja supaya tepat

waktu?

Jawab: Seevisien mungkin tapi kadang kadang juga kurang waktu bahkan

sebelum jam habis disudahi belajarnya.

6. Apakah dalam proses belajar mengajar Ibu selalu melihat perkembangan

anak?

Jawab: Tidak selalu kadang-kadang ya dan kadang-kadang tidak

7. Dalam pembelajaran apakah Ibu menggunakan berbagai metode?

Jawab: Tidak tapi sesuai kebutuhan

8. Apakah Ibu selalu melakukan tindak lanjut untuk mengetahui perkembangan

anak?

Jawab: Kadang-kadang tidak dan kadang-kadang ya.

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian harus diusahakan kebenarannya. Untuk menjamin dan mengembangkan

validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, biasa digunakan dalam

penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi data yaitu mengumpulkan data sejenis

dari sumber yang berbeda. Dalam trianggulasi ini kegiatan peneliti yang dilakukan

adalah mencari sumber data yang pertama dari guru kelas 1, dari siswa kelas 1, serta

dari teman sejawat di SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa dengan cara

(50)

G. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

kulitatif. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan

data sebagai suatu proses siklus.

Langkah-langkah analisis :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat

dikumpulkan.

3. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

4. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas.

5. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas,

maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

6. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan.

7. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

8. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

H. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh

dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup rencana,

tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur rencana tindakan dalam penelitian ini

mempunyai target pencapaian indicator dari setiap siklusnya, dalam siklus pertama

target pencapaian indikator adalah: (1) siswa mampu membaca dengan tidak

mengulang-ulang kata; (2) siswa tidak gagap dalam membaca; (3) siswa mampu

(51)

commit to user

mampu membaca dengan tidak mengulang-ulang kata; (2) siswa tidak gagap dalam

membaca; (3) siswa mampu melavalkan kata dengan jelas; (4) siswa mampu

menggunakan tanda baca dengan baik; (5) mampu mengucapkan kata dalam kalimat

dengan intonasi(tinggi rendahnya suara, keras dan lemahnya suara)dengan tepat; (6)

mampu mengendalikan emosional dalam membaca, dan rencana kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk

melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan media kartu huruf guna meningkatkan kemampuan membaca

lancar di Kelas I SD Negeri Pojoksari Kecamatan Ambarawa.

Pada siklus I yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas I.

Program yang akan dilaksanakan dalam tindakan siklus I adalah pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan

membaca lancar.

b. Rencana Pelaksanaan Tindakan I

Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan

dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh

adalah belajar kelompok. Kegiatan yang dilaksanakan ini termasuk dalam

siklus I adalah dengan mengadakan belajar kelompok berlatih membaca yang

kegitanya meliputi :

1) melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

2) menggunakan alat berupa kartu huruf dalam proses pembelajaran.

3) membimbing siswa untuk dapat membaca dengan lancar.

4) mengadakan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam pembelajaran.

(52)

c. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan

dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilak

Gambar

Gambar 1 skema kerangka berpikir
Tabel 1 rubrik penilaian tes kemampuan awal
Tabel 2 hasil nilai tes kemampuan awal
Tabel 4 hasil nilai yang diperoleh pada siklus pertama pertemuan pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Membaca Melalui Media Flash Card Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Plosorejo Matesih Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.. Dalam

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KALIMAT BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berju dul “Peningkatan Aktivitas Membaca Permulaan Menggunakan Kartu Huruf pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Menggunakan Media Kartu Penuntun (KP)Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 08 Dau

Dalam penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan salah satu alter- natif tindakan dalam rangka mening- katkan kemampuan membaca permu- laan dengan media kartu

258 Dalam menerapkan pembelajaran membaca permulaan pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas I SD Inpres 1 Kamarora dengan menggunakan media

Bertolak dari data nilai pra siklus yang dapat dilihat pada tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran membaca lancar siswa kelas I SD N 2 Cabean Kunti,

Meningkatkan kemampuan bahasa dalam mengenal huruf dengan media kartu