• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian tahun 2012

KODE ROA NPM EPS PER

Harga Saham

AGRO 1,63 65,83 9,21 15,96 147

BACA 1,10 76,24 10,60 11,32 120

BBCA 3,6 82,2 480,09 18,95 9100

BBKP 1,83 78,26 105,78 5,86 620

BBNI 2,29 83,45 381,77 9,69 3700

BBNP 1,70 75,15 207,17 6,27 1300

BBRI 5,15 82,38 683,27 10,17 6950

BBTN 1,94 72,9 108,83 13,32 1450

BDMN 2,70 66,59 433,92 13,02 5650

BMRI 3,55 81,74 694,52 11,66 8100

BNBA 2,47 75,08 2,49 66,26 165

BNGA 3,18 74,02 170,81 6,43 1100

BNII 1,62 72,63 21,73 18,63 405

BNLI 1,70 77,55 129,44 10,19 1320

BTPN 4,70 79,56 342,27 15,33 5250

MAYA 2,41 74,99 86,01 39,53 3400

MEGA 0,82 89,52 381,6 8,77 3350

NISP 1,54 75,43 108,16 14,14 1530

PNBN 1,96 76,81 9,5 66,31 630

(2)

Data Variabel Penelitian tahun 2013

KODE ROA NPM EPS PER

Harga Saham

AGRO 1,66 78,77 7,10 16,61 118

BACA 1,59 74,77 11,21 7,85 88

BBCA 3,8 80,43 584,06 16,43 9600

BBKP 1,75 79,59 118,29 5,24 620

BBNI 3,36 80,73 490,62 8,05 3950

BBNP 1,58 77,48 157,05 9,42 1480

BBRI 5,03 81,73 874,37 8,29 7250

BBTN 1,79 73,13 149,36 5,82 870

BDMN 2,5 74,2 438,34 8,61 3775

BMRI 3,66 79,95 815,14 9,63 7850

BNBA 2,05 73,36 24,57 6,38 157

BNGA 2,76 73,23 172,67 5,32 920

BNII 1,71 68,55 163,29 1,89 310

BNLI 1,55 74,98 17,03 73,98 1260

BTPN 4,5 74,05 368,58 11,66 4300

MAYA 2,53 76,01 111,9 24,57 2750

MEGA 0,71 86,33 76,11 26,93 2050

NISP 1,56 74,01 100,61 12,22 1230

PNBN 1,85 76,6 10,29 64,13 660

(3)

Data Variabel Penelitian tahun 2014

KODE ROA NPM EPS PER

Harga Saham

AGRO 1,53 76,55 8,40 12,26 103

BACA 1,33 74,26 11,76 8,16 96

BBCA 3,9 80,52 676,47 19,4 13125

BBKP 1,33 77,01 80,79 9,28 750

BBNI 3,49 81,14 586,57 10,39 6100

BBNP 1,32 74,02 144,06 16,03 2310

BBRI 4,74 85,51 993,09 11,73 11650

BBTN 1,12 72,15 106,63 11,3 1205

BDMN 1,4 66,02 282,71 16 4525

BMRI 3,57 79,5 894,14 12,05 10775

BNBA 1,52 74,05 22,66 6,97 158

BNGA 1,44 79,23 94,20 8,86 835

BNII 0,66 73,85 10,62 19,58 208

BNLI 1,16 78,1 134,88 11,15 1505

BTPN 3,6 73,72 323,25 12,21 3950

MAYA 1,98 75,49 126,48 14,86 1880

MEGA 0,9 92,85 86,91 23,01 2000

NISP 1,72 74,98 117,29 11,59 1360

PNBN 1,79 76,92 10,83 107,57 1165

(4)

Lampiran 2

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics N Mini-

Mum

Maxi- Mum

Mean Std.

Deviation Harga Saham

ROA NPM EPS

Valid N (listwise) 60 60 60 60 60 88 ,66 65,83 2,49 13125 5,15 92,85 993,09 2832,25 2,3642 76,7567 229,7680 3233,480 1,20057 5,00271 263,68909 Lampiran 3

Hasil Uji Normalitas

Histogram

Dependent Variable : Harga Saham

Regression Standardized Residual

6 4 2 0 -2 -4 F re q u e n c y 30 20 10 0 Mean =7.04E-16 Std. Dev. =0.974

(5)

Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : Harga Saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

Normal Parameters(a,b) Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation Absolute Positive Negative

60 ,0000000 1231,68280180 ,172 ,172 -,112 1,331 ,058 Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Ex

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

(6)

Lampiran 4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Toler

ance VIF 2 (Constant) ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 ,521 ,804 ,444 1,919 1,244 2,253 Lampiran 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable : Harga Saham

Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 R e g r e s s io n St u d e n ti ze d R e s id u a l 4 2 0 -2

(7)

Lampiran 6

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,925a ,855 ,847 1264,244 1,849

Lampiran 7 Hasil Uji t

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 Lampiran 8 Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig 1 Regression

Residual Total 527362716,319 89505508,931 616868225,250 3 56 59 175787572,10 1598312,659

(8)

Lampiran 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,925a ,855 ,847 1264,244

Lampiran 10

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 Lampiran 11

Hasil MRA Persamaan 1

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

(9)

Lampiran 12

Hasil MRA Persamaan 2

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

NPM PER NPM*PER -23207,038 345,961 409,819 -5,674 8383,967 110,574 350,558 4,722 ,535 4,811 -4,930 -2,768 3,129 1,169 -1,202 ,008 ,003 ,247 ,235 Lampiran 13

Hasil MRA Persamaan 3

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Azwin, Tengku Amriza. 2015. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) Dan Debt Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. FEB USU, Medan.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston, 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, 2006. Pasar Modal Di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, Sri Mulyani. 2007. Metodologi : Penelitian Bisnis untuk akuntansi dan Manajemen. USU Press.

Fahmi, Julham. 2013. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. FE USU, Medan.

Ghozali, Imam. 2013. Aplilkasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21, Badan Penerbit Universitasv Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta. Harahap, Sofyan S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT

RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisis Revisi 8, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

..., 2009. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1,2, Rajawali Pers, Jakarta. Kurnianto, Ajeng Dewi. 2013. Analisis Pengaruh EPS, ROE, DER, Dan CR

Terhadap Harga Saham Dengan PER Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Saham Indeks LQ45 Periode 2009-2011 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia). FEB Universitas Diponegoro.

(11)

Liana, Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Jurnal FE Universitas Stikubank, Semarang.

Lubis, Ade Fatma, dkk. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Untuk Penyusunan Skripsi & Tesis, USU Press, Medan.

Miraza, Muhammad Hasan. 2014. Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2013). FEB USU, Medan.

Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998.

Venusita, Lintang. Partisipasi Anggaran dan Keterlibatan Kerja terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Universitasitas Widya Kartika, Surabaya.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal (sebab-akibat) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan atau mengontrol suatu gejala.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data tersebut bersifat kuantitatif mengenai laporan keuangan tahunan dan harga saham penutupan (closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga saham pada periode akhir tahun. Adapun sumber data diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) , Saham OK (www.SahamOK.com) dan masing-masing web perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

(13)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut (Rochaety Ety, 2009:66). Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria berikut :

1. Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012-2014.

2. Ketersediaan dan kelengkapan laporan keuangan bank selama tahun 2012-2014.

3. Bank tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian yaitu tahun 2012-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan dari 42 perusahaan sektor bank yang terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 60 sampel (20 x 3 tahun).

Tabel 3.1

Daftar Nama Bank Yang Menjadi Populasi

No Kode Nama Perusahaan Kriteria

Penentuan Sampel

Sampel

1 2 3

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

(14)

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Penentuan

Sampel

Sampel

1 2 3

2 AGRS Bank Agris Tbk √ − −

3 BABP Bank MNC Internasional Tbk (Bumiputera)

√ √ −

4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 2

5 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk √ − −

6 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 3

7 BBHI Bank Harda Internasional Tbk

√ − −

8 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 4

9 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk √ − −

10 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

√ √ √ Sampel 5

11 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

√ √ √ Sampel 6

12 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

√ √ √ Sampel 7

13 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

√ √ √ Sampel 8

14 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk √ − −

15 BCIC Bank J Trust Indonesia (d.h Bank Mutiara Tbk d.h Bank Century Tbk)

√ √ −

16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

√ √ √ Sampel 9

17 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk (d.h Bank Eksekutif Internasional Tbk

√ √ −

18 BINA Bank Ina Perdana Tbk √ − −

19 BJBR Bank Jabar Banten Tbk √ − −

20 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

√ − −

21 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk (d.h Bank Kesawan Tbk)

√ √ −

22 BMAS Bank Maspion indonesia Tbk √ − −

23 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 10

24 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ Sampel 11

25 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ Sampel 12

26 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

(15)

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Penentuan

Sampel

Sampel

1 2 3

29 BSWD Bank of India Indonesia Tbk √ - √ 30 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk

√ √ √ Sampel 15

31 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk

√ - √

32 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk √ − − 33 INPC Bank Artha Graha

Internasional Tbk

√ - √

34 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk

√ √ √ Sampel 16

35 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

√ - √

36 MEGA Bank Mega Tbk √ √ √ Sampel 17

37 NAGA Bank Mitraniaga Tbk √ − −

38 NISP Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 18

39 NOBU Bank Nationalnobu Tbk √ − −

40 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 19

41 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk

√ − −

42 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

√ √ √ Sampel 20

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham. Harga Saham yang digunakan adalah harga pada saat penutupan dan berakhirnya aktivitas bursa pada akhir tahun.

3.5.2 Variabel bebas (Independent Variabel)

(16)

variabel dependen lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS).

3.5.3 Variabel Moderating

Variabel moderating didefinisikan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating sering juga disebut sebagai variabel independen kedua. Yang menjadi variabel moderating dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER).

3.6 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Secara rinci, definisi operasional variabel penelitian ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Nama Variabel

Definisi

Operasional Rumus Skala

Variabel Dependen Harga

Saham

Harga saham adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh

permintaan dan penawaran

(17)

Nama Variabel

Definisi

Operasional Rumus Skala

Variabel Independen Return

On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang

dimiliki perusahaan.

ROA =

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Asset x100%

Rasio

Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

pendapatan bersih. NPM mengukur efektifitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.

NPM =

Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan x100%

Rasio

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah

saham yang diterbitkan (outstanding shares).

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham Beredar

Rasio Variabel Moderating Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio

(PER) membandingkan antara harga saham dengan laba per lembar saham.

PER =

Harga Pasar Saham Laba Bersih Per Saham (���)

Rasio

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

(18)

deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedatisitas. Masing-masing pengujian asumsi klasik tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.7.2.1 Uji Normalitas

Ghozali (2013 : 160) menyatakan bahwa

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilarang maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil.

(19)

a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2013 : 105) menyatakan bahwa

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013 : 110) Uji autokorelasi

bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada

(20)

ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson dan Run test. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2013 : 139) menyatakan bahwa

Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model Regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdastis karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Uji F (Uji Simultan)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat:

(21)

b. Bila F hitung > F tabel, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan

nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini

menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis ini didasarkan pada

perbandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika signifikansi F < 0,05 berarti variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen;

b. Jika signifikansi F > 0,05 berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.3.2 Uji t (Uji Parsial)

Pada dasarnya, uji t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan syarat:

a. Bila t hitung < t tabel, artinya bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen; b. Bila t hitung > t tabel, artinya bahwa secara parsial variabel

(22)

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai

signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini

menggunaka tingkat α sebesar 5%). Analisis ini didasarkan

pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika signifikansi t < 0,05 berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen;

b. Jika signifikansi t > 0,05 berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka

adjusted R² = R² yaitu sama dengan 1. Sedangkan jika nilai R² =

0, maka adjusted R² = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R²

(23)

3.7.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukkan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik.

Persamaan Analisis Regresi Linear Berganda : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Harga Saham a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Net Profit Margin (NPM) X3 = Earning Per Share (EPS) e = Error

3.7.5 Analisis Regresi dengan Variabel Moderating

Dalam penelitian ini untuk menguji regresi dengan variabel moderating yaitu dengan menggunakan uji interaksi. Uji interaksi sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi adalah

(24)

Kriteria :

a. Jika Sig > 0,05, maka Z tidak mampu memoderasi hubungan X dan Y. b. Jika Sig < 0,05, maka Z mampu memoderasi hubungan X dan Y. Persamaan Regresi Variabel Moderating :

Y = a + b1X1 + b2Z + b13X1*Z + e (Persamaan 1) Y = a + b1X2 + b2Z + b23X2*Z + e (Persamaan 2) Y = a + b1X3 + b2Z + b33X3*Z + e (Persamaan 3) Keterangan :

Y = Harga Saham a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Net Profit Margin (NPM) X3 = Earning Per Share (EPS) Z = Price Earning Ratio (PER)

(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi berganda dan moderated. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis regresi.

Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for windows. Prosedur ini dimulai dengan memasukkan variabel – variabel penelitian ke program SPSS tersebuh dan menghasilkan output – output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 20 perusahaan subsektor bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini yang diamati selama periode 2012 hingga 2014.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Mini- Mum

Maxi- Mum

Mean Std.

Deviation Harga Saham

ROA NPM EPS

(26)

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa :

1. Variabel Harga Saham memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum 88, nilai maksimum 13125, nilai rata-rata (mean) sebesar 2832,25 dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar 3233,480. 2. Variabel Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak

60, nilai minimum sebesar 0,66, nilai maksimum 5,15, nilai rata-rata (mean) 2,3642 dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar 1,20057.

3. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum 65,83, nilai maksimum 92,85, nilai rata-rata (mean) 76,7567 dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar 5,00271. 4. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel sebanyak

60, nilai minimum 2,49, nilai maksimum 993,09, nilai rata-rata (mean) 229,7680 dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar 263,68909.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

(27)

Beberapa metode uji normalitas yaitu melalui grafik Histogram, grafik Normal P-Plot dan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. 1. Grafik Histogram

Histogram

Dependent Variable : Harga Saham

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Gambar 4.1

Grafik Histogram Variabel Terkait Harga Saham

Gambar 4.1 pada Grafik Histogram terlihat bahwa variabel Harga Saham berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng.

Regression Standardized Residual

6 4

2 0

-2 -4

F

re

q

u

e

n

c

y

30

20

10

0

Mean =7.04E-16 Std. Dev. =0.974

(28)

2. Grafik Normal P-P Plot

Untuk lebih meyakinkan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji analisis grafik. Uji analisis grafik dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : Harga Saham

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Gambar 4.2

P- Plot of Regression Standardized Residual Variabel terkait Harga Saham

Gambar 4.2 Normal Probability Plot dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data menunjukkan titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Ex

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

(29)

3. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

Pedoman pengambilan keputusan rentang data distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:

c. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka

distribusi data adalah tidak normal.

d. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka

distribusi data adalah normal. Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

Normal Parameters(a,b) Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation Absolute Positive Negative

60 ,0000000 1231,68280180 ,172 ,172 -,112 1,331 ,058 a Test distribution is Normal

b Calculated from data

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari tabel hasil analisis Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,331 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,058 lebih besar dari 0,05 (0,058 > 0,05) yang berarti data ini berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

(30)

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Toler

ance VIF 1 (Constant) ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 ,521 ,804 ,444 1,919 1,244 2,253 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas dalam penelitian ini. Karena nilai tolerance dari setiap variabel independen lebih besar dari 0,10 (Tolerance > 0,10) dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10 (VIF < 10).

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

(31)

melihat apakah terjadi heteroskedasitas atau tidak, maka dapat dilihat melalui grafik Scatterplot berikut.

Scatterplot

Dependent Variable : Harga Saham

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Gambar 4.2

Grafik Scatterplot

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi ini, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi harga saham berdasarkan variabel-variabel independen.

Regression Standardized Predicted Value

2 1

0 -1

R

e

g

r

e

s

s

io

n

St

u

d

e

n

ti

ze

d

R

e

s

id

u

a

l

4

2

0

-2

[image:31.595.184.507.175.513.2]
(32)

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.

Dalam penelitian ini digunakan Uji Durbin-Watson untuk menguji

ada tidaknya masalah autokorelasi. Model yang tidak memiliki

[image:32.595.169.544.343.471.2]

autokorelasi adalah du < d < 4 – du.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,925a ,855 ,847 1264,244 1,849

a Predictors : (Constant), EPS, NPM, ROA

b Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

(33)

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Uji t (Uji Parsial)

Uji ini dilakukan untuk mengtahui apakah setiap variabel bebas, yaitu ROA, NPM dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham.. Pengujian dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.

Kriteria :

a. Jika thitung< ttabel dan nilai signifikansi t > 0,05, maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika thitung > ttabel dan nilai signifikansi t < 0,05, maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5

Hasil Uji t (Secara Parsial) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

(34)

0,025 dan df = 57 adalah sebesar 2,002. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diperoleh bahwa:

1. Pengujian ROA terhadap Harga Saham menunjukkan thitung adalah 1,276 < ttabel 2,002 dan signifikansi 0,207 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H1 ditolak.

2. Pengujian NPM terhadap Harga Saham menunjukkan thitung 0,713 < ttabel 2,002 dan signifikansi 0,479 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H2 ditolak.

3. Pengujian EPS terhadap Harga Saham menunjukkan thitung 11,047 > ttabel 2,002 dan signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H3 diterima.

4.2.3.2 Uji F (Uji Simultan)

(35)

secara simultan terhadap variabel dependen. Uji – F dicari dengan melihat Fhitung dari tabel anova.

Kriteria :

a. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi F > 0,05, maka secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi F < 0,05, maka secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6 Hasil Uji-F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig 1 Regression

Residual Total

527362716,319 89505508,931 616868225,250

3 56 59

175787572,10 1598312,659

109,983 ,000a

a Predictors : (Constant), EPS, NPM, ROA b Dependent Variabel : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

(36)

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)

[image:36.595.178.516.321.415.2]

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013 :97). Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi. Hasil uji Koefisien Determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berkut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,925a ,855 ,847 1264,244

a Predictors : (Constant), EPS, NPM, ROA

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi pada tabel 4.7 bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,847 berarti sebesar 84,7% yang berpengaruh terhadap Harga Saham dapat dijelaskan oleh variabel ROA, NPM dan EPS. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 15,3% (100% - 84,7%) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

4.2.4 Analisis Regresi Berganda

(37)

Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.8

Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

ROA NPM EPS -2128,622 242,347 26,186 10,349 2830,772 189,932 36,702 ,937 ,090 ,041 ,844 -,752 1,276 ,713 11,047 ,455 ,207 ,479 ,000 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari tabel 4.8 di atas dapat disusun Persamaan Regresi Berganda sebagai berikut :

Y = -2128,622 + 242,347ROA + 26,186NPM + 10,349EPS + e

Dari persamaan regresi berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta (a) adalah sebesar -2128,622 menunjukkan apabila

ROA, NPM dan EPS dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar 2128,622.

(38)

3. Variabel NPM memiliki koefisien regresi yang positif yaitu 26,186. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel NPMakan menambah variabel harga saham sebesar 26,186 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.

4. Variabel EPS memiliki koefisien regresi yang positif yaitu 10,349. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel EPS akan menambah variabel harga saham sebesar 10,349 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.

4.2.5 Analisis Regresi dengan Moderated Regression Analysis (MRA) 4.2.5.1 Pegujian MRA dengan Persamaan 1

(39)

Tabel 4.9

Hasil MRA Persamaan 1 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

ROA PER ROA*PER -2059,958 2276,834 14,078 -12,541 752,091 278,226 19,893 5,707 ,845 ,165 -,545 -2,739 8,183 ,708 -2,198 ,008 ,000 ,482 ,032 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Y = -2059,958 + 2276,834ROA + 14,078PER – 12,541ROA*PER + e Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Nilai a = -2059,958 menunjukkan apabila ROA, PER dan ROA*PER dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar 2059,958.

2. Variabel ROA memiliki koefisien regresi bernilai positif 2276,834 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ROA akan menambah harga saham sebesar 2276,834 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Variabel PER memiliki koefisien regresi bernilai positif 14,078 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel PER akan menambah harga saham sebesar 14,078 dengan asumsi variabel lain tetap.

[image:39.595.127.515.159.283.2]
(40)

melemahkan hubungan antara ROA dan harga saham sebesar 12,541.

Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) adalah sebagai berikut :

1. ROA diperoleh t hitung = 8,183 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. PER diperoleh t hitung = 0,708 dengan signifikansi 0,482 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

3. Variabel moderating (ROA*PER) diperoleh t hitung = -2,198 dengan signifikansi 0,032 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Harga Saham. Dengan demikian H5 diterima.

4.2.5.2 MRA dengan Persamaan 2

(41)

dari MRA pada persamaan 2 dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10

Hasil MRA Persamaan 2 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

NPM PER NPM*PER -23207,038 345,961 409,819 -5,674 8383,967 110,574 350,558 4,722 ,535 4,811 -4,930 -2,768 3,129 1,169 -1,202 ,008 ,003 ,247 ,235 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Y = -2327,038 + 345,961NPM + 409,819PER – 5,674NPM*PER + e Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Nilai a = -2327,038 menunjukkan apabila NPM, PER dan NPM*PER dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar 2327,038.

2. Variabel NPM memiliki koefisien regresi bernilai positif 345,961 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel NPM akan menambah harga saham sebesar 345,961 dengan asumsi variabel lain tetap.

[image:41.595.120.516.202.339.2]
(42)

4. Variabel NPM*PER memiliki koefisien regresi bernilai negatif 5,674 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan NPM-PER sebagai variabel moderating akan melemahkan hubungan antara NPM dan harga saham sebesar 5,674.

Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) adalah sebagai berikut :

1. NPM diperoleh t hitung = 3,129 dengan signifikansi 0,003 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. PERdiperoleh t hitung = 1,169 dengan signifikansi 0,247 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Variabel moderating (NPM*PER) diperoleh t hitung = -1,202 dengan signifikansi 0,235 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER sebagai variabel moderating tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER tidak mampu memoderasi hubungan antara NPM dengan Harga Saham. Dengan demikian H6 ditolak.

4.2.5.3 MRA dengan Persamaan 3

(43)

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari MRA pada persamaan 3 dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Hasil MRA Persamaan 3

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

EPS PER EPS*PER 3,669 -,025 -,581 1,000 57,999 ,379 1,018 ,030 -,002 -,007 ,997 ,063 -,070 -,571 33,266 ,950 ,945 ,570 ,000 a Dependent Variable : Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Y = 3,669 - 0,025EPS - 0,581PER + 1,000EPS*PER + e Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahawa :

1. Nilai a = 3,669 menunjukkan apabila EPS, PER dan EPS*PER dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai positif sebesar 3,669.

2. Variabel EPS memiliki koefisien regresi bernilai negatif 0,025 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel EPS akan mengurangi harga saham sebesar 0,025 dengan asumsi variabel lain tetap.

[image:43.595.144.513.214.365.2]
(44)

4. Variabel EPS*PER memiliki koefisien regresi bernilai positif 1,000 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan EPS-PER sebagai variabel moderating akan menguatkan hubungan antara EPS dan harga saham sebesar 1,000.

Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) adalah sebagai berikut :

1. EPS diperoleh t hitung = -0,070 dengan signifikansi 0,945 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. PER diperoleh t hitung = -0,571 dengan signifikansi 0,570 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Variabel moderating (EPS*PER) diperoleh t hitung = 33,266 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara EPS dengan Harga Saham. Dengan demikian H7 diterima.

4.3 Hasil Pembahasan

(45)

pada Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) ditingkatkan, maka Harga Saham perusahaan dapat meningkat.

Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari thitung 1,276 < ttabel 2,002 dan signifikansi 0,207 > 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sasongko (2003) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari thitung 0,713 < ttabel 2,002 dan signifikansi 0,479 > 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Julham (2013) yang menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan

(46)

penelitian yang dilakukan Kurnianto (2013) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) pada Persamaan 1

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Harga Saham. Terlihat dari tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,032 < 0,05).

Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) pada Persamaan 2

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PER tidak mampu memoderasi hubungan antara NPM dengan Harga Saham. Terlihat dari tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,235 > 0,05).

Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) pada Persamaan 3

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.4 Kesimpulan

Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price

Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengujian hipotesis secara parsial, diperoleh hasil bahwa Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Secara simultan Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3. Hasil pengujian melalui Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) mampu memoderasi hubungan hubungan antara Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham. Sedangkan, Price Earning Ratio

(48)

4.5 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat menambahkan variabel – variabel independen lainnya yang berpengaruh terhadap harga saham serta memperbanyak tahun penelitian.

2. Bagi manajemen perbankan yang ingin meningkatkan nilai perusahaan mengunakan tolok ukur harga saham,maka disarankan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu melaui kinerja keuangan nya.

(49)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan “bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak”.

Menurut Kasmir (2008 : 26) “aktivitas perbankan yang pertama

adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding”. Menghimpun dana dari masyarakat maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka.

(50)

dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.

2.1.2 Saham

2.1.2.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu

memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006 : 5) “Saham

berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan

surat berharga tersebut”.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

(51)

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

(52)

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko antara lain:

1. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

(53)

2.1.2.2 Harga Saham

Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar serta berdasarkan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor-faktor lainnya.

Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Nilai Nominal

Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.

(54)

2. Harga Dasar

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.

3. Harga Pasar

Harga Pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2.1.2.3 Analisis Saham

(55)

1. Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Menurut Darmadji (2006 : 189) menyatakan bahwa

analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.

2. Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham berdasarkan observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Menurut Darmadji (2006 : 202) menyatakan bahwa

analisis teknikal merupakan metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.

2.1.2.4 Jenis-jenis Saham

Dalam kehidupan sehari-hari saham biasa (common stock) merupakan saham yang paling dikenal, akan tetapi ada

juga jenis saham lainnya. Jenis-jenis saham menurut Darmadji (2006: 7) adalah :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dibagi :

(56)

kekayaan perusahaan apabila perusahaan terebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga tidak mendatangkan hasil yang dikehendaki investor. 2. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan

atas:

a. Saham atas tunjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. b. Saham atas nama (registered stock), merupakan

saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya melalui prosedur tertentu. 3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat

dikategorikan atas:

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Saham pertumbuhan (growth stock-well-know), yaitu saham-saham dari emiten yang mewakili pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pimpinan di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.3 Hipotesis Efisiensi Pasar

(57)

penawaran (kekuatan tawar-menawar). Semakin banyak orang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Sehubung dengan hal itu, hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis/ EMH) menyatakan reaksi harga pasar terhadap informasi

keuangan dan informasi lainya. Berdasarkan hipotesis efisiensi pasar, informasi direfleksikan ke dalam harga sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia untuk publik. Wild (2005:49) menyatakan bahwa ada tiga bentuk EMH, yaitu:

 Bentuk lemah, menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam pergerakan harga historis.

 Bentuk semi kuat, menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk publik

 Bentuk kuat menyatakan bahwa harga mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi dari dalam.

Tandeilin (2001:114) mengklasifikasikan pasar yang efisien ke dalam tiga bentuk yaitu:

 Efisien dalam bentuk lemah.

 Efisien dalam bentuk setengah kuat.  Efisien dalam bentuk kuat.

(58)

Informasi tersebut (seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham di masa akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa akan datang dengan menggunakan data historis.

Efisien pasar dalam bentuk setengah kuat merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham selain dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu) juga dipengaruhi oleh semua informasi yang di publikasikan (seperti earnings, deviden, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, investor tidak dapat berharap return abnormal jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. Apabila pasar tidak efisien maka akan ada lagi (ketinggalan/kelambatan) proses penyesuaian harga terhadap informasi baru, dan ini dapat digunakan investor untuk mendapat return abnormal.

(59)

lemah. Harga saham mencerminkan informasi historis, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana.

2.1.4.1 Return On Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari

rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai assetnya. Semakin besar ROA, maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan . ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total asset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif menunjukan total asset yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan (rugi).

Return On Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

(60)

2.1.4.2 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah salah satu bentuk dari

rasio profitabilitas. Rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih. NPM mengukur efektifitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Menurut

Kasmir (2009 : 200) NPM merupakan “rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya”. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM = Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan x100%

2.1.4.3 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur

(61)

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak

Jumlah Saham Beredar

2.1.4.4 Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan

antara harga pasar suatu saham dengan Earning per Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Kegunaan PER ini adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan tehadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS’nya. Semakin besar PER suatu saham maka saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.

(62)

lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. PER dapat dirumuskan sebagai berikut :

PER = Harga Pasar Per Saham

Laba Bersih Per Saham (EPS )

[image:62.595.114.510.306.753.2]

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Sasongko (2003) Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Variabel Dependen : Harga Saham Variabel Independen : Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS),Return on Sales (ROS) dan Basic Earning Power (BEP)

Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap Harga Saham, sedangkan

Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Return on Sales

(ROS) dan Basic Earning Power (BEP) berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham. Kurnianto (2013) Analisis Pengaruh EPS, ROE, DER, Dan CR Terhadap Harga Saham Dengan PER Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Saham

Variabel Independen : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR)

Variabel

Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio

(63)

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 2009-2011 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia). Variabel Moderating : Price Earnings Ratio (PER)

Earnings Ratio (PER) bukan meru

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Nama Bank Yang Menjadi Populasi
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Uji Analisis Statistik Deskriptif
grafik Normal P-Plot dan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan yang meliputi Perhitungan komponen elemen mesin seperti : poros, bantalan, roda gigi, pen, sabuk dan puli yang diaplikasikan dalam pembuatan mesin

Bagaimana cara membantu lembaga pendidikan PAUD Aisyiyah 3 Salatiga melakukan manajemen data akademik secara on line dengan melalui website sehingga pengelolaan data

menunjukkan bahwa variabel TATO ( Total Asset Turnover) yang memiliki nilai tertinggi maka dari itu TATO ( Total Asset Turnover) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap

Hubungan Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMU. Negeri

Kemudian dari percobaan yang telah dilakukan pada komposisi phosphogypsum : pasir silica = 20 : 40 dengan variable penambahan foam agent untuk pembuatan bata

Dalam metode Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ada perbedaan antara penyetoran maupun pelaporan yang diatur dalam peraturan perpajakan dengan cara penyetoran maupun

adalah mahasiswa kami yang saat ini sedang menyelesaikan tugas skripsi dengan judul &#34;Hubungan antara dukungan keluarga dengan penerimaan diripada Gay.&#34;.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan indikator motif yang dikemukakan oleh Greenberg dan Woods (1999) yaitu motif pelarian, motif pembelajaran sosial,