• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Pneumonia pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Pneumonia pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2014"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sandra Maghfira Nauli Hasibuan

NIM : 120100010

Tempat, Tanggal Lahir: Medan, 4 Februari 1996

Agama : Islam

Alamat : Jl. STM Ujung, Gg. Suka Suar No. 1 A, Medan Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Email : sandramaghfira@yahoo.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Rahmat Harapan Medan 1999 – 2001

2. SD Swasta Al-Azhar Medan 2001 – 2007

3. SMP Swasta Al-Azhar Medan 2007 – 2009

4. SMA Negeri 1 Medan 2009 – 2012

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang Riwayat Organisasi :

1. Anggota Divisi Hari Besar Islam-Pengabdian Masyarakat PHBI FK USU 2013-2014

(2)
(3)
(4)

46.38.52 25-59 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

55.42.15 <12 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 54.30.64 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 50.75.50 25-59 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Batuk PAPS

47.22.15 12-24 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Pulang Paksa

61.35.53 12-24 bulan Perempuan Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Batuk Meninggal Dunia 61.52.54 <12 bulan Perempuan Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

50.67.55 25-59 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

58.66.52 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

51.81.52 <12 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 56.37.51 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 49.35.64 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

(5)

50.52.72 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

< 2500 gram Sesak Nafas Sehat/Sembuh

59.96.70 <12 bulan Laki-laki Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 50.45.75 25-59 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Batuk PAPS

58.18.75 12-24 bulan Laki-laki Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 55.44.30 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Batuk PAPS

47.57.30 <12 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 58.54.30 <12 bulan Perempuan Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

59.86.32 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 58.62.31 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

50.72.31 25-59 bulan Perempuan Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

56.68.31 <12 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 58.04.79 25-59 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 52.04.80 <12 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

(6)

Eksklusif Dunia 58.07.82 12-24 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 57.69.83 12-24 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Batuk PAPS

56.19.83 12-24 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Batuk Meninggal Dunia 58.03.43 25-59 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas Meninggal

Dunia 61.81.43 12-24 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 62.64.44 12-24 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 58.21.45 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 60.71.45 25-59 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 49.73.47 <12 bulan Perempuan Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

58.07.47 25-59 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Batuk PAPS

54.84.78 <12 bulan Perempuan Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

56.39.68 25-59 bulan Perempuan Tidak Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 50.82.64 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

(7)

52.64.59 <12 bulan Perempuan Lengkap Diberi ASI Eksklusif < 2500 gram Batuk PAPS 52.95.60 12-24 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

< 2500 gram Batuk PAPS

54.95.23 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

< 2500 gram Sesak Nafas PAPS

57.19.26 <12 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

51.86.11 25-59 bulan Perempuan Tidak Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 54.71.11 25-59 bulan Laki-laki Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Sesak Nafas PAPS 54.20.99 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 56.02.98 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

56.69.96 25-59 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Diberi ASI Eksklusif > 2500 gram Batuk PAPS 51.65.94 <12 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas PAPS

55.07.94 <12 bulan Laki-laki Lengkap Tidak diberi ASI Eksklusif

> 2500 gram Sesak Nafas Meninggal Dunia 50.98.92 <12 bulan Laki-laki Tidak Lengkap Tidak diberi ASI

Eksklusif

(8)
(9)

Lampiran 5. Output Hasil penelitian menggunakan SPSS

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0-11 bulan 32 55,2 55,2 55,2

12-24 bulan 12 20,7 20,7 75,9

25-59 bulan 14 24,1 24,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 33 56,9 56,9 56,9

Perempuan 25 43,1 43,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Status Imunisasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Lengkap 30 51,7 51,7 51,7

Tidak Lengkap 28 48,3 48,3 100,0

Total 58 100,0 100,0

Riwayat Pemberian ASI Eksklusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Diberi ASI Eksklusif 20 34,5 34,5 34,5

Tidak diberi ASI Eksklusif 38 65,5 65,5 100,0

(10)

Berat Badan Lahir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 2500 gram 7 12,1 12,1 12,1

≥ 2500 gram 51 87,9 87,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Keluhan Utama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Batuk 22 37,9 37,9 37,9

Sesak Nafas 36 62,1 62,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Keadaan Sewaktu Pulang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sehat/Sembuh 2 3,4 3,4 3,4

PAPS 44 75,9 75,9 79,3

Pulang Paksa 1 1,7 1,7 81,0

Meninggal Dunia 11 19,0 19,0 100,0

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, T., Djaja, S., Irianto, J. 2003. Kecenderungan Penyakit Penyebab Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia : 1992-2001. Buletin Penelitian Kesehatan;31(2); 48-59.

Al-Dabbagh S. A., Al-Zubaidi, S. N., 2004. The Validity of Clinical Criteria in Predicting Pneumonia Among Children Under Five Years of Age. Journal of Family & Community Medicine:11(1);11-16.

Annah, I., Nawi, R., Ansar, J., 2012. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Anak

Umur 6-59 Bulan di RSUD Salewangan Maros Tahun 2012. Artikel. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar. Banstola, A., 2013. The Epidemiology of Hospitalization for

Pneumonia in Children under Five in the Rural Western Region of Nepal: A Descriptive Study. PLoS One The Epidemiology of Hospitalization for Pneumonia:8(8);1-5.

Barson, W.J., 2011. Epidemiology, pathogenesis, and etiology of pneumonia in children. Available from: http://cursoenarm.net/UPTODATE/contents/ mobipreview.htm?17/61/18385?source=HISTORY (Accessed April 22,

2015)

Basnet, S., Adhikari, R. K., Gurung, C. K., 2006. Hypoxemia in Children with Pneumonia and Its Clinical Predictors. Indian Journal of Pediatrics:73(9) ;777-781.

Campbell, H., Nair, H., 2015. Child Pneumonia at A Time of Epidemiological Transition. Article. Centre for Population Health Sciences, University of Edinburgh Medical School, Edinburgh EH8 9AG, UK.

Depkes RI, 2004. Angka Kematian Bayi Masih Tinggi. ISPA Pembunuh Utama. Dirjen PPM & PL, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta

(12)

Kementerian Kesehatan RI, 2010. Situasi Pneumonia pada Balita di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi: 3(1);1-10.

Kementerian Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta Kurniawan, Y., Indriyani S.A., 2012. Karakteristik Pasien Pneumonia di Ruang

Inap Anak Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil Penelitian: 39(3);196-197.

Lubis, P., 1989. Perumahan Sehat. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Lynch, T., Bialy, L., Kellner, J.D., Osmond, M.H., Klassen, T.P., Durec, T., et al.,

2010. A Systematic Review on the Diagnosis of Pediatric Bacterial Pneumonia: When Gold Is Bronze. PLoS One Pediatric Bacterial Pneumonia;5(8);1-7.

Monita, O., Yani, F.F., Lestari, Y., 2015. Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas:4(1);218-226.

Pereda, M.M., Chavez, M.M., Hooper, C.C., Gilman, R.H., Steinhoff, M.C., Ellington, L.E., et al., 2015. Lung Ultrasound for the Diagnosis of Pneumonia in Children : A Meta-analysis. Review Article of Pediatrics Aapublications ;135(4);715-722.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003.Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti di Indonesia. Available from: http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensuspneumoniakom/

pnkomuniti.pdf (Accessed on May 2, 2015)

Regina, R., Saptorini, K.K., Suharyo., 2013. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Miroto Kota

(13)

Rizkianti, A. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita 10-59 Bulan yang Dirawat Inap di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Indonesia, Depok.

Said, M., 2010. Pneumonia. Dalam : Rahajoe, N. N., Supriyatno, B., Setyanto, D. B., dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jilid II. Edisi I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI

Semedi, 2001. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Anak Balita di Kawasan Perbukitan Menorah Kabupaten Kulon Progo. Tesis. Fakultas Kedokteran,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sigalingging, G. 2011. Karakteristik Penderita Penyakit Pneumonia pada Anak di Ruang Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan. Jurnal Darma Agung; 10;70-78.

Simoes, E.A., Cherian, T., Chow, J., Salles, S.A., Laxminarayan, R., John, T.J., et al., 2006. Acute Respiratory Infection in Children. Dalam : Jamison, D.T., Breman, J.G., Measham, A.R., et al., 2006. Disease Control Priorities in Developing Countries. 2nd ed.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK117

86/pdf/Bookshelf_NBK11786.pdf (Accessed on April 27, 2015)

Sugihartono, Nurjazuli., 2012. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia:11(1);82-86.

Sunyataningkamto et.al., 2004. The role of indoor air pollution and other factors in the incidence of pneumonia in under-five children. Paediatrica

Indonesiana:44(1-2);25-29

(14)

Victora, C.G., Fuchs, S.C., Flores, A.C., Fonseca, W., Kirkwood, B., 1994. Risk Factors for Pneumonia Among Children in Brazilian Metropolitan Area. Review Article of Pediatrics Aapublications:93(6);977-985. [Downloaded

from pediatrics.aapublications.org at Indonesia:AAP Sponsored on June 13, 2015]

World Health Organization, 2014. Pneumonia. Geneva : World Health Organization. Available

(15)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan oleh penulis, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Variabel , Definisi Operasional dan Pengukuran 3.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah penderita pneumonia pada balita. Penderita pneumonia pada balita adalah semua pasien yang berusia dibawah lima tahun rawat inap yang didiagnosis menderita pneumonia di RSUP H. Adam Malik Medan yang didapatkan dari data rekam medis pasien pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran: a. Menderita pneumonia

• Skala pengukuran: Skala nominal Karakteristik:

-Usia

-Jenis Kelamin -Status Imunisasi -Riwayat Pemberian

ASI Ekslusif -Berat Badan Lahir - Gejala Klinis - Keadaan Sewaktu Pulang

(16)

3.2.2. Variabel Independen

Terdapat tujuh variabel independen dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi, berat badan lahir, gejala klinis dan keadaan sewaktu pulang yang didapatkan dari data rekam medis pasien pada tahun 2011 hingga tahun 2014. Definisi operasional dan pengukuran dari variabel independen tersebut adalah sebagai berikut:

A. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien pneumonia pada balita yang terdapat pada data rekam medis pasien di RSUP H. Adam Malik tahun 2011-2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran: a. Laki-laki b. Perempuan

• Skala pengukuran: skala nominal

B. Usia adalah usia pasien pneumonia pada balita yang terdapat pada data rekam medis pasien tersebut di RSUP H.Adam Malik tahun 2011-2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran: a. Usia 0-11 bulan b. Usia 12-24 bulan c. Usia 25-59 bulan

• Skala pengukuran: skala interval

C. Riwayat pemberian ASI Eksklusif adalah riwayat pemberian ASI eksklusif pasien pneumonia pada balita yang terdapat pada data rekam medis pasien di RSUP H. Adam Malik tahun 2011-2014.

(17)

• Hasil pengukuran: a. Diberi ASI Eksklusif b. Tidak diberi ASI Eksklusif • Skala pengukuran: skala nominal

D. Status Imunisasi adalah status imunisasi pasien pneumonia pada balita yang trdapat pada data rekam medis pasien di RSUP. H. Adam Malik tahun 2011-2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran:

a. Status Imunisasi Lengkap b. Status Imunisasi Tidak Lengkap • Skala pengukuran: skala nominal

E. Berat Badan Lahir adalah berat badan lahir pasien pneumonia pada balita yang terdapat pada data rekam medis pasien di RSUP. H. Adam Malik tahun 2011 -2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran: a. < 2500 gram

b. ≥ 2500 gram

• Skala pengukuran: skala ratio

F. Keluhan Utama adalah keluhan utama yang tampak pada pasien pneumonia pada balita yang terdapat pada data rekam medis pasien di RSUP H. Adam Malik tahun 2011-2014.

(18)

• Hasil pengukuran: a. Batuk

b. Kesulitan bernafas

• Skala pengukuran: skala nominal

G. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan pasien pneumonia pada balita

sewaktu pulang yang terdapat pada data rekam medis pasien di RSUP. H. Adam Malik tahun 2011-2014.

• Cara ukur: Observasi data sekunder dari data rekam medis • Alat ukur: Analisis data rekam medis

• Hasil pengukuran: a. Sehat/Sembuh

b. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) c. Pulang Paksa

d. Meninggal Dunia

(19)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dibuat dalam bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 sampai tahun 2014. Desain penelitian yang

digunakan penulis adalah desain cross-sectional study dengan menganalisis data yang didapatkan dari data rekam medis pasien.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2015 sampai dengan Oktober 2015.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP H.Adam Malik karena Rumah sakit ini Rumah Sakit tipe A, yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas, sesuai SK MENKES No.335/MENKES/SK/VII/1990 yang merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber data epidemiologi khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, RSUP H. Adam Malik Medan juga adalah Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK MENKES No. 502/MENKES/SK/IX/1991, sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data untuk penelitian ini.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

(20)

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pneumonia yang berusia dibawah lima tahun dan dirawat inap di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011 sampai tahun 2014.

Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana penentuan sampel dengan mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data rekam medis pasien pneumonia pada

balita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011 sampai tahun 2014. Setelah data rekam medis didapatkan, dilakukan analisis menggunakan desain cross-sectional study.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data akan diolah dengan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 19 lalu dianalisa secara deskriptif. Data yang terkumpul akan

(21)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1. Deksripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas

A, RSUP H. Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standard dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP H. Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga kita dapat menjumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia

Usia Pasien Frekuensi Persentase (%)

0-11 bulan 32 55.2

12-24 bulan 12 20.7

25-59 bulan 14 24.1

Total 58 100

(22)

5.1.3. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 33 56.9

Perempuan 25 43.1

Total 58 100

Berdasarkan Tabel 5.3. distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien laki-laki berjumlah 33 orang (56.9%) lebih banyak daripada pasien perempuan yang berjumlah 25 orang (43.1%).

5.1.4. Karakteristik Berdasarkan Kelengkapan Status Imunisasi

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan kelengkapan status imunisasi

Status Imunisasi Frekuensi Persentase (%)

Lengkap 30 51.7

Tidak Lengkap 28 48.3

Total 58 100

(23)

5.1.5. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Tabel 5.5. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif

Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi Persentase (%)

Diberi ASI Eksklusif 20 34.5

Tidak diberi ASI Eksklusif 38 65.5

Total 58 100

Berdasarkan Tabel 5.5. distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien yang diberi ASI Ekslusif berjumlah 20 orang (34.5 %) lebih sedikit daripada pasien yang tidak diberi ASI Eksklusif berjumlah 38 orang (65.5 %).

5.1.6. Karakteristik Berdasarkan Berat Badan Lahir

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan berat badan lahir Berat Badan Lahir Frekuensi Persentase (%)

< 2500 gram 7 12.1

≥ 2500 gram 51 87.9

Total 58 100

(24)

5.1.7. Karakteristik Berdasarkan Keluhan Utama

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan keluhan utama Keluhan Utama Frekuensi Persentase (%)

Batuk 22 37.9

Sesak Nafas 36 62.1

Total 58 100

Berdasarkan Tabel 5.7. distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan keluhan utama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien yang datang dengan keluhan utama batuk berjumlah 22 orang (37.9 %) lebih sedikit daripada pasien yang datang dengan keluhan utama sesak nafas berjumlah 36 orang (62.1 %).

5.1.8. Karakteristik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 5.8. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan keadaan sewaktu pulang

Keadaan Sewaktu Pulang Frekuensi Persentase (%)

Sehat/Sembuh 2 3.4

Pulang Paksa 1 1.7

PAPS 44 75.9

Meninggal dunia 11 19.0

Total 58 100

(25)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Karakteristik berdasarkan usia

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan usia di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien terbanyak ialah kelompok usia 0-11 bulan berjumlah 32 orang (55.2%) dan pasien paling sedikit ialah kelompok usia 12-23 bulan berjumlah 12 orang (20.7%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Monita (2015) di RSUD DR. M. Djamil Padang pada tahun 2010-2012, didapati kelompok usia terbanyak yaitu usia 2 - <12 bulan (48,3%).

Berbeda dengan data pada Buletin Jendela Epidemiologi pada tahun 2007 hingga 2009, kelompok usia dengan persentase terbanyak adalah 1-4 tahun (39-49%) daripada kelompok usia dibawah 1 tahun (20-27%). Menurut teori, anak kelompok usia kurang dari satu tahun lebih rentan terhadap penyakit pneumonia karena imunitas yang belum sempurna, saluran pernapasan yang cukup sempit serta tingginya prevalensi kolonisasi bakteri patogen di nasofaring.

5.2.2. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien laki-laki berjumlah 33 orang (56.9%) lebih banyak daripada pasien perempuan yang berjumlah 25 orang (43.1%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugihartono (2012) yang menemukan bahwa

balita berjenis kelamin laki-laki (57,4 %) lebih banyak menderita pneumonia daripada perempuan (42,6 %).

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Banstola (2013), dimana dari 772 anak dibawah lima tahun yang didiagnosa dengan pneumonia,

(26)

Beberapa penelitian menemukan sejumlah penyakit saluran pernafasan dipengaruhi oleh adanya perbedaan fisik anatomi saluran pernafasan pada anak laki-laki dan perempuan (Rizkianti, 2009). Anak laki-laki juga memiliki aktifitas lebih tinggi dibanding kan anak perempuan. Anak laki-laki cenderung lebih ser ing bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga mereka akan lebih rentan kuman atau agent infeksi lain yang dapat menyebabkan penyakit. Hasil penelitian Sunyataningkamto, et.al (2004) juga menjelaskan anak laki-laki mempunyai risiko pneumonia sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini disebabkan karena diameter saluran pernapasan anak laki-laki

lebih kecil dibandingkan dengan anak perempuan.

5.2.3. Karakteristik berdasarkan kelengkapan status imunisasi

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan kelengkapan status imunisasi di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien yang mempunyai status imunisasi lengkap berjumlah 30 orang (51.7 %) lebih banyak daripada pasien yang mempunyai status imunisasi tidak lengkap berjumlah 28 orang (48.3 %). Hasil ini kurang sesuai dengan penelitian Hartati (2011) dimana pasien yang telah mendapatkan imunisasi sebesar 28 orang (34,1%) lebih sedikit daripada pasien yang tidak mendapatkan imunisasi sebesar 35 orang (62,5 %). Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Monita (2015), pada kelompok status imunisasi masing-masing belum lengkap (34,8%) dan tidak lengkap (34,3%) lebih banyak terkena pneumonia dibanding yang lengkap (30,9%).

Balita yang telah mendapatkan imunisasi dasar, salah satunya imunisasi campak dan DPT diharapkan terhindar dari penyakit campak dan pertusis dimana

(27)

5.2.4. Karakteristik berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien yang diberi ASI Ekslusif berjumlah 20 orang (34.5 %) lebih sedikit daripada pasien yang tidak diberi ASI Eksklusif berjumlah 38 orang (65.5 %). Hasil ini sesuai dengan penelitian Hartati (2011) dimana pasien yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 6 orang (20 %) lebih sedikit daripada pasien yang tidak mendapat ASI Eksklusif sebanyak 57 orang (52,8%). Begitu juga dengan penelitian di Puskesmas Kedungmundu Semarang (2013), dimana

pasien yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 13 orang (27,1%) lebih sedikit daripada pasien yang tidak mendapat ASI Eksklusif sebanyak 35 orang (72,9%).

Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam membuktikan bahwa ada hubungan signifikan antara riwayat

pemberian ASI dengan kejadian pneumonia. ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Sugihartono, 2012).

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sistem pertahanan tubuh balita akan berusaha mempertahankan atau melawan benda asing yang masuk kedalam tubuh, sistem pertahanan tubuh yang paling baik diperoleh dari ASI. Kenyataan tersebut dapat diterima karena Air Susu Ibu (ASI) yang mengandung imonoglobulin dan zat yang lain memberikan kekebalan bayi terhadap infeksi bakteri dan virus. Bayi yang diberi ASI terbukti

(28)

5.2.5. Karakteristik berdasarkan berat badan lahir

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan berat badan lahir di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 yaitu pasien dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram (berat badan lahir rendah) berjumlah 7 orang (12.1 %) lebih sedikit daripada pasien dengan berat badan lahir sama dengan atau lebih dari 2500 gram berjumlah 51 orang (87.9 %). Dari beberapa jurnal yang didapat, walau tidak sesuai dengan teori, hasil ini sesuai dengan penelitian di Puskesmas Miroto Semarang (2013) dimana pasien dengan riwayat berat badan lahir rendah berjumlah 8 orang (10%) lebih sedikit daripada

pasien dengan riwayat berat badan lahir normal berjumlah 72 orang (90%). Begitu juga dengan hasil penelitian di Puskesmas Kedungmundu Semarang (2013), lebih sedikit daripada pasien dengan riwayat berat badan lahir normal berjumlah 36 orang (75%).

Dari hasil penelitian Hartati (2011), didapatkan balita yang mempunyai berat badan lahir > 2500 gram lebih banyak 119 balita (86,2%) dibanding balita yang mempunyai berat badan lahir ≤ 2500 gram yaitu 19 balita (13,8%). Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara berat badan lahir anak balita dengan kejadian pneumonia. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai risiko kematian yang lebih besar dibandingkan denga berat badan lahir normal, terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia dan penyakit saluran pernapasan lainnya.

5.2.6. Karakteristik berdasarkan keluhan utama

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita

(29)

Dari hasil penelitian Basnet (2006), juga didapati bahwa keluhan utama sesak nafas lebih banyak daripada keluhan lain seperti batuk dan demam. Begitu juga dengan penelitian Al-Dabbagh (2004) yang mengukur validitas dari beberapa manifestasi klinis pada penderita pneumonia dibawah lima tahun, dibanding dengan beberapa keluhan lain, sesak nafas mempunyai sensitifitas dan nilai prediksi positif yang lebih tinggi.

Pada umumnya, gejala pada gangguan saluran nafas bagian bawah adalah batuk dan sesak nafas, terutama bila infeksi biasanya disertai oleh demam. Untuk pneumonia sendiri, adanya sesak nafas karena terjadi penumpukan sel-sel

polimorfonuklear, dan fibrin di dalam alveoli. Hal tersebut terjadi pada stadium hepatisasi merah (stadium awal).

5.2.7. Karakteristik berdasarkan keadaan sewaktu pulang

Distribusi frekuensi karakteristik penderita pneumonia pada balita di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pasien yang keluar dengan keadaan pulang paksa berjumlah 1 orang (1.7%), sehat/sembuh berjumlah 2 orang (3.4 %), pasien yang pulang atas permintaan sendiri berjumlah 44 orang (75.9 %), dan pasien yang meninggal dunia berjumlah 11 orang (19.0 %).

Dari data rekam medis, banyak pasien yang pulang atas permintaan sendiri melanjutkan pengobatan rawat jalan secara teratur. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan di Rumah Sakit NTB, dari 245 balita 210 diantaranya sehat dan melanjutkan pengobatan rawat jalan. Menurut data statistik rumah sakit di Indonesia, jumlah pasien rawat jalan penderita pneumonia tahun 2004-2007 cenderung meningkat, kemudian pada tahun 2008 penderita pneumonia menurun

tajam, yaitu tahun 2004-2007 berkisar 34.000 sampai 50.000 kasus, sedangkan pada tahun 2008 hanya 10.000an kasus saja. Kemungkinan besar keadaan ini terjadi karena rendahnya kelengkapan laporan rumah sakit atau jumlah RS yang melapor berkurang.

(30)

tahun 2005, akan tetapi dari tahun 2005 sampai tahun 2008 belum terlihat penurunan angka kematian. Angka kematian pada statistik rumah sakit merupakan kematian akibat pneumonia pada semua umur, sedangkan data kematian pada bayi dan balita akibat pneumonia tidak diperoleh sehingga tidak dapat dilakukan analisis dan interpretasi pneumonia balita di RS.

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lebih besar persentase pasien yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 56,9%

2. Persentase terbesar kelompok berusia 0-11 bulan yaitu 55,2%

3. Lebih besar persentase pasien yang mempunyai status imunisasi lengkap yaitu 51,7%

4. Lebih besar persentase pasien yang tidak diberi ASI Eksklusif yaitu 65,5%

5. Lebih besar persentase pasien yang lahir dengan berat badan lahir normal yaitu 87,9%

6. Persentase terbesar keluhan utama adalah sesak napas yaitu 62,1% 7. Persentase terbesar pasien pulang dengan cara pulang atas permintaan sendiri dan melanjutkan dengan pengobatan rawat jalan yaitu 75,9%

6.2. Saran

1.Bagi RSUP H.Adam Malik

Perlu dilaksanakan pendataan rekam medis yang lengkap dan jelas agar rekam medis dapat digunakan dengan baik dan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian berikutnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai penyakit yang diteliti. Rekam medis sebagai sumber data

penelitian sebaiknya lebih lengkap dalam melampirkan unsur-unsur demografi, pelaporan pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan follow up yang dilakukan.

2. Bagi institusi kesehatan (Puskesmas)

Perlu dilakukan upaya pencegahan dengan melakukan penyuluhan

(32)

3. Bagi dokter

Bagi dokter yang mengobati pasien khususnya pasien pneumonia pada balita agar dapat membuat rekam medis pasien dengan lengkap dan jelas dan dapat mengidentifikasi penyebab utama penyakit agar tatalaksana yang diberikan kepada pasien dapat lebih baik dan tepat.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan lebih banyak penelitian guna mengidentifikasi lebih jauh karakteristik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit pneumonia

(33)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pneumonia

2.1.1. Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri dan paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima

tahun (balita) (Said, 2010).

2.1.2. Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Diperkirakan hampir seperlima kematian anak diseluruh dunia, lebih kurang dua juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6 % kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia (Said, 2010).

Pneumonia adalah penyebab utama penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Diperkirakan 935.000 anak di bawah usia lima tahun mengalami kematian karena pneumonia di tahun 2013, yaitu 15% dari seluruh penyebab kematian pada anak dibawah usia lima tahun (WHO, 2014).

2.1.3. Etiologi Pneumonia

(34)

Pola bakteri penyebab pneumonia biasanya berubah sesuai dengan distribusi umur pasien. Namun secara umum bakteri yang berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus Group B, serta kuman atipik klamidia dan

mikoplasma (Said, 2010).

Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis, dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar (Said, 2010).

Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus Group B dan bakteri Gram negatif seperti E. coli, Pseudomonas sp., atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae type B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain

bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae (Barson, 2011).

Di negara maju, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus, di samping bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Virki dkk, melakukan penelitian pada pneumonia anak dan menemukan etiologi virus saja sebanyak 32%, campuran bakteri dan virus 30%, dan bakteri saja 22%. Virus yang terbanyak ditemukan adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), Rhinovirus, dan Parainfluenza Virus. Bakteri yang terbanyak adalah Streptococcus pneumoniae,

(35)

2.1.4. Klasifikasi Pneumonia 1. Berdasarkan Gejala Klinis

Menurut gejala klinis, pneumonia pada balita dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pneumonia sangat berat

Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.

2. Pneumonia berat

Bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu (jika

sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38ºC atau lebih) atau suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 ºC), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.

3. Bukan pneumonia

Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.

4. Pneumonia persisten

Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan.

2. Berdasarkan predileksi

Menurut predileksi, pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pneumonia Lobaris : peradangan pada semua atau sebagian besar segmen aru dari satu atau lebih lobus paru.

2. Bronkopneumonia : sumbatan yang dimulai dari cabang akhir bronkiolus oleh eksudat mukopurulen dan berkonsolidasi di lobulus.

(36)

3. Berdasarkan epidemiologi

Berdasarkan epidemiologi, pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.

2. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia) adalah

pneumonia yang diperoleh selama perawatan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.

3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan yang teraspirasi mungkin mengandung bakteri anaerobtik atau penyebab lain dari pneumonia.

4. Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.

4. Berdasarkan kuman penyebab

Menurut mikroorganisme penyebab, pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pneumonia bakterial/tipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi pada semua usia. Beberapa kuman mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiela pada penderita alkoholik dan Staphylococcus pada penderita pasca infeksi influenza.

2. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma legionella, dan Chlamydia.

3. Pneumonia virus

(37)

2.1.5. Faktor Risiko

a. Faktor risiko yang terjadi pada balita

Salah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya pneumonia dan berat ringannya penyakit adalah daya tahan tubuh balita. Daya tahan tubuh tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

1. Status gizi

Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulnya

pneumonia. Tingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan kekurangan zat gizi

akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti pneumonia.

2. Status imunisasi

Kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit. Dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita (Depkes RI, 2004).

3. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

ASI yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh bakteri dan virus. Riwayat pemberian ASI yang buruk menjadi salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian

pneumonia pada balita. 4. Umur Anak

Umur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

(38)

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan resiko terjadinya pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita sering berhubungan dengan berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang berasal dari tempat yang kotor tersebut, yang berpengaruh diantaranya :

1. Ventilasi

Ventilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari ruangan yang tertutup. Termasuk ventilasi adalah jendela dan

penghawaan dengan persyaratan minimal 10% dari luas lantai. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri terutama bakteri patogen (Semedi, 2001).

2. Polusi udara

Pencemaran udara yang terjadi di dalam rumah umumnya disebabkan oleh polusi di dalam dapur. Asap dari bahan bakar kayu merupakan faktor risiko terhadap kejadian pneumonia pada balita. Polusi udara di dalam rumah juga dapat disebabkan oleh karena asap rokok, kompor gas, alat pemanas ruangan dan juga akibat pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor (Lubis, 1989).

2.1.6. Patogenesis

Umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalu saluran respiratori. Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin,

(39)

debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru jika tidak terkena akan tetap normal.

2.1.7. Manifestasi klinis

Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang kadang-kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik invasif, etiologi noninfeksi yang relatif lebih sering, dan faktor patogenesis.

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut.

- Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare, kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner. - Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada,

takipnea, napas cuping hidung, merintih, dan sianosis.

2.1.8. Diagnosa 1. Anamnesa

- Identitas pasien : Nama, usia, jenis kelamin, alamat.

- Keluhan utama : Gejala umum saluran pernafasan bawah berupa : - Batuk

- Sesak nafas - Takipnea

- Merintih - Sianosis

- Keluhan Tambahan : Manifestasi nonspesifik berupa: - Demam

- Gelisah

(40)

- Malaise

- Keluhan gastrointestinal

- Pasien anak : usia kandungan saat pasien lahir (preterm, aterm,

postterm), berat badan lahir, riwayat pemberian ASI

Eksklusif, status imunisasi. - Riwayat penyakit sebelumnya

- Riwayat pemakaian obat - Keadaan tempat tinggal

- Perilaku keluarga atau orang sekitar yang merokok

2. Pemeriksaan Fisik

Didapati nafas cepat, sesak nafas, dan berbagai tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke pelayanan kesehatan. Nafas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi nafas dalam satu menit penuh ketika bayi dalam keadaan tenang. Sesak nafas dinilai dengan melihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ketika menarik nafas (retraksi epigastrium). Tanda bahaya pada anak berusia 2 bulan – 5 tahun adalah tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk; tanda bahaya untuk bayi berusia di bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, mengi, dan demam.

3. Pemeriksaan Penunjang a. Darah perifer lengkap

Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umunnya ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara

(41)

b. C- Reactive Protein (CRP)

C-Reactive protein adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dari profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda.

c. Uji serologis

Secara umum, uji serologis tidak terlalu bermanfaat dalam mendiagnosis

infeksi bakteri tipik. Akan tetapi, untuk dekteksi infeksi bakteri atipik seperti Mikoplasma dan Klamidia, serta beberapa virus seperti RSV, Sitomegalo, campak, Influenza A dan B, peningkatan antibodi IgM dan IgG dapat mengonfirmasi diagnosis.

d. Pemeriksaan mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di RS. Diagnosa dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, dan aspirasi paru. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30% ditemukan bakteri pada kultur darah.

e. Pemeriksaan rontgen toraks

Gambaran foto toraks pneumonia pada anak meliputi infiltrat ringan pada satu paru hinggal konsolidasi luas kedua paru. Gambaran foto toraks yang

didapati pada pneumonia adalah:

- Lobar pneumonia, apabila didapatkan konsolidasi pada 1 lobus paru

(42)

2.1.9. Tatalaksana

Sebagian besar pneumonia pada anak-anak tidak perlu dirawat inap. Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit, dan gula darah.

Penggunaan antibiotik yang tepat merupakan kunci keberhasilan

pengobatan. Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia yang diduga disebabkan oleh bakteri.

Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Pada pneumonia ringan rawat jalan, dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan efektifitas yang mencapai 90%. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah 4mg/kgBB.

Pada pneumonia rawat inap, pilihan antibiotik lini pertama dapat

menggunakan antibiotik golongan beta-laktam atau kloramfenikol. Terapi antibiotik diberikan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi.

2.1.10. Komplikasi

(43)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan

menjadi infeksi saluran pernafasan atas dan infeksi saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas meliputi lubang hidung sampai ke pita suara pada laring, termasuk juga sinus paranasal dan telinga bagian tengah. Saluran pernafasan bawah adalah lanjutan jalan nafas mulai dari trakea, bronkus, bronkiolus, sampai

alveolus (Simoes, 2006).

Menurut laporan Ditjen Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem napas menempati peringkat pertama 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia, yaitu dengan persentase 15,1%. Sedangkan untuk persentase 10 penyakit utama rawat inap di rumah sakit pada tahun yang sama, penyakit sistem napas menempati urutan ke-4 dengan persentase 7,38% (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).

Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang dua juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara (Said, 2010).

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru yang sebagian

(44)

Faktor instrinsik meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, berat badan lahir rendah, status imunisasi, pemberian ASI, dan pemberian vitamin A. Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe rumah, ventilasi, kelembaban, letak dapur, jenis bahan bakar, penggunaan obat nyamuk, asap rokok, penghasilan keluarga serta faktor ibu baik pendidikan, umur ibu, maupun pengetahuan ibu (Azwar, 2002 dalam Annah et al., 2012).

Dari tahun ke tahun pneumonia selalu menduduki peringkat atas penyebab kematian bayi dan anak balita di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Nasional

(SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratorik, terutama pneumonia. Menurut Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian kedua setelah diare (15,5%) diantara semua balita dan selalu berada pada daftar sepuluh penyakit terbesar setiap tahunnya di fasilitas kesehatan. Tiga besar dari 10 penyakit penyebab kematian Balita di Indonesia, tidak berbeda dengan data WHO mengenai penyebab kematian Balita di Asia Tenggara, yaitu gangguan perinatal (32%), pneumonia (23%), diare (14%), campak (4%), malaria (2%), dan HIV (1%) (Afifah, 2001).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, penyakit pernapasan seperti pneumonia juga sering menyerang balita. Pada tahun 2005 didapatkan 600.720 kasus pneumonia pada balita, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kematian balita yang disebabkan pneumonia pada tahun 2005 sebesar 204 balita yang terdiri dari 155 balita berumur 1 tahun dan 49 balita berumur 1-4 tahun.

(45)

dengan jumlah mortalitas tertinggi (6.159) disusul oleh Bengkulu (420) dan Jawa Tengah (67).

Untuk patogenesis pneumonia sendiri umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalu saluran respiratori. Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli (Said, 2010).

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, merintih, dan sianosis (Said, 2010).

Sebagian besar pneumonia pada anak-anak tidak perlu dirawat inap. Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit, dan gula darah (Said, 2010).

Berdasarkan masalah dan data yang telah diperoleh, maka baiknya perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita pneumonia pada balita di

(46)

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana karakteristik penderita pneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan tahun 2011-2014?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik

penderita pneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan jenis kelamin.

b. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan usia.

c. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif.

d. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan status imunisasi.

e. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan berat badan lahir.

f. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita berdasarkan keluhan utama.

g. Untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita

(47)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan tingkat kesehatan masyarakat, diantaranya:

a. Sebagai data dan informasi bagi institusi kesehatan untuk mengupayakan tindakan pencegahan dalam mengurangi angka kejadian pneumonia pada balita.

b. Sebagai pengalaman awal bagi peneliti dalam melakukan penelitian dengan mencari, mengembangkan, dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah kesehatan.

c. Sebagai informasi dan data bagi RSUP H. Adam Malik mengenai karakteristik penderita pneumonia pada balita tahun 2011-2014 dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.

(48)

ABSTRAK

Pendahuluan:Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru yang sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme. Hingga saat ini pneumonia masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang dua juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Terdapat beberapa karakteristik pada kejadian pneumonia, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi, berat badan lahir, keluhan utama, dan keadaan sewaktu pulang.

Metode: Penelitian ini dibuat dalam bentuk deksriptif dengan pendekatan retrospektif, bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita dilihat dari usia, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi, berat badan lahir, keluhan utama, dan keadaan sewaktu pulang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional study dengan menganalisis data yang diperoleh dari rekam medik penderita pneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2014.

Hasil dan Kesimpulan: Dari 58 pasien pneumonia pada balita, lebih banyak anak laki-laki, terutama berusia 0-11 bulan, pasien dengan status imunisasi yang lengkap lebih banyak, pasien yang tidak diberi ASI Eksklusif lebih banyak, pasien dengan berat badan lahir yang normal lebih banyak, dengan keluhan utama terbanyak adalah sesak nafas dan keluar dengan cara pulang atas permintaan sendiri.

(49)

ABSTRACT

Introduction: Pneumonia is an inflammation of the lung parenchym that mostly caused by microorganisms. Until now, pneumonia is still a major health problem for children in developing countries. Pneumonia is the leading cause of morbidity and mortality of children under five years. It is estimated that pneumonia had been a cause to almost one-fifth of the child death all over the world. Approximately two million children under five years die each year due to pneumonia, mostly in Africa and Southeast Asia. There are some characteristics in the incidence of pneumonia, such as age, sex, history of exclusive breastfeeding, immunization status, birth weight, the main complaint, and the situation while returning.

Method: This study was made in descriptive with retrospective approaches.The purpose of this research was to determine the characteristics of patients with pneumonia in children under five which includes, age, gender, history of exclusive breastfeeding, immunization status, birth weight, the main complaint, and the situation while returning. The study design is a cross-sectional study which is the data obtained from the medical records of patients with pneumonia in children under fiveyears in the General Hospital Haji Adam Malik Medan in 2011-2014 is analyzed.

Conclusion: From the 58 patients with pneumonia in children under five years, mostly are boys, mainly aged 0-11 months. Patients with complete immunization status are higher in numbers and most of them are patients who were not given exclusive breastmilk. Patients with normal birth weight are more and the main complaint of the patients were breathing difficulty, and most of the patients were discharged by their own request.

(50)

KARAKTERISTIK PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2014

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

SANDRA MAGHFIRA NAULI HASIBUAN 120100010

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

KARAKTERISTIK PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2014

Oleh :

SANDRA MAGHFIRA NAULI HASIBUAN 120100010

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(52)
(53)

ABSTRAK

Pendahuluan:Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru yang sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme. Hingga saat ini pneumonia masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang dua juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Terdapat beberapa karakteristik pada kejadian pneumonia, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi, berat badan lahir, keluhan utama, dan keadaan sewaktu pulang.

Metode: Penelitian ini dibuat dalam bentuk deksriptif dengan pendekatan retrospektif, bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita pneumonia pada balita dilihat dari usia, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi, berat badan lahir, keluhan utama, dan keadaan sewaktu pulang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional study dengan menganalisis data yang diperoleh dari rekam medik penderita pneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2014.

Hasil dan Kesimpulan: Dari 58 pasien pneumonia pada balita, lebih banyak anak laki-laki, terutama berusia 0-11 bulan, pasien dengan status imunisasi yang lengkap lebih banyak, pasien yang tidak diberi ASI Eksklusif lebih banyak, pasien dengan berat badan lahir yang normal lebih banyak, dengan keluhan utama terbanyak adalah sesak nafas dan keluar dengan cara pulang atas permintaan sendiri.

(54)

ABSTRACT

Introduction: Pneumonia is an inflammation of the lung parenchym that mostly caused by microorganisms. Until now, pneumonia is still a major health problem for children in developing countries. Pneumonia is the leading cause of morbidity and mortality of children under five years. It is estimated that pneumonia had been a cause to almost one-fifth of the child death all over the world. Approximately two million children under five years die each year due to pneumonia, mostly in Africa and Southeast Asia. There are some characteristics in the incidence of pneumonia, such as age, sex, history of exclusive breastfeeding, immunization status, birth weight, the main complaint, and the situation while returning.

Method: This study was made in descriptive with retrospective approaches.The purpose of this research was to determine the characteristics of patients with pneumonia in children under five which includes, age, gender, history of exclusive breastfeeding, immunization status, birth weight, the main complaint, and the situation while returning. The study design is a cross-sectional study which is the data obtained from the medical records of patients with pneumonia in children under fiveyears in the General Hospital Haji Adam Malik Medan in 2011-2014 is analyzed.

Conclusion: From the 58 patients with pneumonia in children under five years, mostly are boys, mainly aged 0-11 months. Patients with complete immunization status are higher in numbers and most of them are patients who were not given exclusive breastmilk. Patients with normal birth weight are more and the main complaint of the patients were breathing difficulty, and most of the patients were discharged by their own request.

(55)

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita Pneumonia pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2014” berhasil diselesaikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dalam bidang kesehatan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih baik kedepannya. Penulis rasakan semua itu sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis. Hanya kesabaran, keteguhan, dan ketekunan yang penulis coba lakukan untuk mengerjakan karya tulis ini hingga terselesaikannya laporan hasil penelitian ini.

Penelitian ini bisa diselesaikan akhirnya atas dukungan dari banyak pihak, kepada mereka penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, diantaranya:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Wisman Dalimunthe, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. dr. Tri Widyawati, M.Si, selaku Dosen Penguji 1 dan dr. Irina Keumala Nasution, M.Ked(Neu), Sp.S selaku Dosen Penguji 2, yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

(56)

5. Pihak RSUP H. Adam Malik yang telah memberikan izin untuk penelitian ini

6. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada saudari - saudari penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis, Mira Tania Andriana, Tiarani Nur Ahadillah, Citra Ulina Sitorus, Finda Redhiza, Vera Angraini, Nur Harini Purba, Citra Ayu Dystira, yang selalu ada dalam susah maupun senang serta menyemangati saya dalam menjalani kegiatan akademik maupun nonakademik selama ini.

8. Senior penulis, Desy Handayani, S.Ked yang telah banyak membantu memberikan masukan dan arahan penulisan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

9. Teman-teman sekelompok saya, Santri Mei dan Puvana Sre A/P D Manirao yang selalu menyemangati saya dalam membuat karya tulis ini. 10. Serta semua pihak yang telah membantu saya secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya.

Medan, 16 Desember 2015

Penulis

Sandra Maghfira Nauli Hasibuan

(57)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRACT... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR SINGKATAN... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.3.1 Tujuan Umum... 4

1.3.2 Tujuan Khusus... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Pneumonia... 6

2.1.1 Definisi Pneumonia... 6

2.1.2 Epidemiologi Pneumonia... 6

2.1.3 Etiologi Pneumonia... 6

2.1.4 Klasifikasi Pneumonia... 8

2.1.5 Faktor Resiko... 10

2.1.6 Patogenesis... 11

2.1.7 Manifestasi Klinis... 12

(58)

2.1.9 Tatalaksana... 15

2.1.10 Komplikasi... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 16 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 16

3.2 Variabel, Definisi Operasional, dan Pengukuran... 16

3.2.1 Variabel Dependen... 16

3.2.2 Variabel Independen... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN... 20

4.1 Jenis Penelitian... 20

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 20

4.2.1 Waktu Penelitian... 20

4.2.2 Tempat Penelitian... 20

4.3 Populasi dan Sampel... 20

4.3.1 Populasi... 20

4.3.2 Sampel... 21

4.4 Metode Pengumpulan Data... 21

4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 21

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 22

5.1. Hasil Penelitian... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Usia... 22

5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin... 23

5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Status Imunisasi... 23

5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Riwayat ASI Eksklusif... 24

5.1.6 Karakteristik Berdasarkan Berat Badan Lahir... 24

5.1.7 Karakteristik Berdasarkan Keluhan Utama... 25

(59)

5.2 Pembahasan... 26

5.2.1 Karakteristik Berdasarkan Usia... 26

5.2.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin... 26

5.2.3 Karakteristik Berdasarkan Status Imunisasi... 27

5.2.4 Karakteristik Berdasarkan Riwayat ASI Eksklusif 28 5.2.5 Karakteristik Berdasarkan Berat Badan Lahir... 29

5.2.6 Karakteristik Berdasarkan Keluhan Utama... 29

5.2.7 Karakteristik Berdasarkan

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pembangunan WarNet pada penulisan ilmiah ini, menggunakan teknologi LAN (jaringan area lokal) yang berbasis jaringan secara Workgroups di Microsoft Networks, dengan PC

[r]

[r]

[r]

[r]

[r]

[r]

Penelitian siklisasi lateks karet alam dengan katalis asam sulfat ini dilakukan untuk mengetahui kinetika reaksi siklisasi lateks karet alam dan nilai konstanta