DAFTAR PUSTAKA
Andriani Nirwana Barus. 2014. Alat Ukur Intensitas Cahaya Dengan Menggunakan
Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler ATmega8 [Tugas Akhir].Medan :
Universitas Sumatera Utara.
B Darmawan Djonoputro. 1985. Sistem Satuan. ITB. Bandung.
Daryanto. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika. Bumi Aksara. Jakarta.
Inayati Nur S dkk. 2011. Analisis dan Perancangan Kontrol Pencahayaan dalam
Ruangan.Jurnal Fisika dan Aplikasinya.Vol.7. No.2.1-4.
Maulidan Kelana dkk.2015. Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya
Pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMega16.Positron Vol.V.No.2.
05-10.
Mike Tooley. 2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta.
Muchammad Pamngkas. 2015. Perancangan Dan Realisasi Alat Pengukur Intensitas
Cahaya.Jurnal Elkomika. Teknik Elektro Itenas No.2 Vol.3.120-132.
Muhammad Syahwil. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktek Mikrokontroler
Arduino. Andi Offset. Yogyakarta.
Owen Bishop. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Erlangga. Jakarta.
Prasasto Satwiko. 2009. Fisika Bangunan. Andi Offset. Yogyakarta.
Richard Blocher. 2003. Dasar Elektronika. Andi Offset. Yogyakarta.
Vadhya Wiendyas Gandoria. 2016. Perancangan Sistem Pengamat Parameter Cuaca
Menggunakan Komunikasi Wireless [Skripsi].Jakarta : Universitas Nasional.
Winarno dan Deni Arifianto. 2011. Bikin Robot Itu Gampang. Kawan Pustaka.
Jakarta.
[Online].Datasheet LDR. Diakses Pada 15 Mei 2016.
[Online].Datasheet IC MOC3021. Diakses Pada 30 November 2016.
[Online]. Datasheet TRIAC (Triode for Alternating Current. Diakses Pada 30
November
pdf/view/22033/STMICROELECTRONICS/BTA41.html
[Online].David William. 2015. Projects Design Lux Meter Using A Light Dependent
Resistor.Diakses pada 01 November 2016.
BAB 3
PERANCANGAN ALAT
3.1. Diagram Blok
Berikut ini adalah diagram blok cara kerja alat :
Gambar 3.1. Diagram Blok Alat Dalam Proses Pengukuran
Keterangan dari diagram blok diatas ialah :
• Blok Sensor LDR : sensor cahaya akan mendeteksi input yang datang yaitu berupa cahaya, dan output sensor akan masuk ke Mikrokontroler Arduino
• Blok Mikrokontroler Arduino : Arduino akan mengolah output sensor cahaya yang telah diterimanya, data hasil pengukuran yang berbentuk sinyal Analog dari
sensor dikonversi ke bentuk Digital oleh Analog to Digital Converteryang
terdapat pada Arduino, sehingga mampu diproses lebih lanjut oleh Arduino.Hasil
pengukuran (nilai iluminasi) akan ditampilkan ke LCD, dan Arduino juga akan
mengontrol dimmerlampu apabila iluminasi cahaya yang dihasilkan belum sesuai
dengan nilai referensi
• Blok LCD : menampilkan data yang telah diproses, yang menunjukkan besar nilai iluminasi selama alat bekerja
• Blok DimmerLampu : sebagai switching untuk mengontrol terang redupnya lampu
• Blok Lampu : sebagai sumber penerangan yang dikontrol iluminasinya
• Blok Zero Crossing Detector : mendeteksi perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotik Sikonek
Universitas Sumatera Utara.Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan
bulan Oktober 2016.
3.3.Perancangan Rangkaian Elektronik
Dalam pembuatan alat secara keseluruhan, sebelumnya akan di rancang
beberapa rangkaian yang dapat terkoneksi dengan Arduino Uno sebagai otak dari
sistem ini agar sistem dapat berjalan dengan efisien. Adapun beberapa rangkaian
tersebut yaitu sensor, catu daya, LCD,dimmerlampu dan zero crossing detector.
Adapun perancangan rangkaian elektronika tersebut di paparkan sebagai berikut.
3.3.1. Rangkaian Sensor
Pada Perancangan alat ini digunakan sensor LDR(Light Dependent
Resistor)sebagai detekor perubahan intensitas cahaya.Untuk mengukur intensitas cahaya menggunakan Arduino, kita harus mengubah perubahan resistansi LDR
menjadi perubahan tegangan (DC) karena Arduino hanya mengukur tegangan, tidak
mengukur resistansi. Oleh karena itu, dibutuhkan rangkaian pembagi tegangan yang
komponennya adalah LDR dan resistor yang dihubungkan secara seri dan bagian
tengah rangkaian diumpan ke pin analog Arduino. Skematik rangkaian pembagi
Gambar 3.2. Skematik Rangkaian LDR Terhubung Ke Ardino
Sensor LDR terhubung dengan pin A0 pada Arduino, yang nantinya data yang
diterima oleh sensor yang masuk ke pin analog Arduino akan diubah menjadi
tegangan. Tegangan output rangkaian akan dipengaruhi oleh perubahan Resistansi
LDR akibat perubahan intensitas cahaya. Dari Gambar 3.2 dapat dicari tegangan
output =
���� = ������������������+ ���� . ���
LDR mempunyai sifat semakin banyak cahaya yang diterimanya (saat terang),
nilai resistansinya semakin mengecil, dengan demikian tegangan yang diterima pin
analog Arduino akan semakin besar. Dan sebaliknya, saat cahaya yang diterima LDR
semakin kecil (saat gelap) maka nilai resistansi LDR akan besar, sehingga tegangan
yang diterima pin analog Arduino akan mengecil.Dengan rangkaian pembagi
tegangan di atas, kita bisa mendapatkan perubahan iluminasi dan resistansi dalam
kondisi yang linear dengan sedikit perhitungan dan pemrograman yang diunduh ke
3.3.2. Display LCD
LCD yang digunakan adalah LCD karakter 16x2, sehingga hanya mampu
menampilkan angka, huruf, dan simbol sebanyak 2 baris dan disetiap baris mampu
menampilkan 16 karakter. Pin-pin pada LCD terhubung langsung ke pin-pin Arduino.
Dimana pin VSS dan VDD pada LCD terhubung ke pin VCC dan GND Arduino, pin
VEE terhubung ke resistor variabel untuk mengatur kecerahan LCD, pin RS
terhubung ke pin 7, pin RW terhubung ke pin ground, pin E terhubung ke pin 6, kaki
D4 dan D5 terhubung ke pin 5 dan 4, kaki D6 dan D7 terhubung ke pin 3 dan
8.Skematik LCD terhubung ke Arduino dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.
Gambar 3.3.Skematik Rangkaian LCD
3.3.3. Power Suplay Arduino
Pada perancangan alat ini arduino menggunakan power suplay external
adaptor AC-DC, dengan menghubungkan adaptor AC-DC ke jack DC Arduino.
Adaptor AC-DC yang digunakan ialah adaptor bertegangan 12V.Board Arduino
dapat beroperasi dengan power suplay yang memiliki rentang tegangan antara 6-20V.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rentang tegangan ini. Jika
diberi rentang tegangan kurangdari 7V, pin 5V tidak akan memberikan nilai murni
5V, yang mungkin akan membuat rangkaian bekerja dengan tidak sempurna. Jika
diberi tegangan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa over heat yang akhirnya dapat
7V-12V.Adapun bentuk fisik dari adaptor yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.4
berikut ini.
Gambar 3.4. Adaptor Yang Digunakan Sebagai Power Suplay Arduino
3.3.4. Dimmer Lampu
Dalam perancangan dimmer lampu ini terdapat dua buah rangkaian.Rangkaian
yang pertama yaitu rangkaian berupa optoisolator dengan tipe MOC3021, dimana
penggeraknya menggunakan IR LED dan keluarannya berupa
phototransistor.Rangkaian yang kedua merupakan rangkaian bagian pengontrol
lampu AC. Rangkaian yang dimaksud disini adalah rangkaian TRIAC dengan seri
BTA41.
Rangkaianoptoisolator dengan tipe MOC3021 ini merupakan interface
sebagai antarmuka antara mikrokontroler dengan rangkaian TRIAC untuk dimmer
lampu AC. Selain berfungsi sebagai antarmuka rangkaian ini juga berfungsi sebagai
pengaman/isolasi antara rangkaian TRIAC dengan mikrokontroler, sehingga bila
terjadi kerusakan pada rangkaian TRIAC maka mikrokontroler tidak mengalami
kerusakan. Pada rangkaian ini yang perlu diperhatikan adalah besarnya arus yang
diperlukan untuk menggerakkan phototransistoragar aktif, dan besarnya arus yang
dibutuhkan oleh rangkaian TRIAC. Besarnya arus yang diperlukan pada IR LED agar
phototransistor terhubung adalah berkisar antara 8 – 15 mA dengan tegangan forward
maksimum pada led adalah 1,5 V, sedangkan arus maksimum yang diperbolehkan
melewati phototransistor adalah sebesar 100 mA. Dengan menggunakan Vcc sebesar
5 volt, maka untuk mengalirkan arus pada IR led sebesar 10 mA diperlukan resistor
�� = ����− ��
� =
5−1,5
10 �� = 350 �
Karena resistor dengan nilai 350 � sulit didapat, maka penulis menggunakan resistor
330 �sebagai resitor pengganti sehingga arus yang lewat pada led adalah :
�� =�����− �� =
5−1,5
330 � = 10,6 ��
Selanjutnya rangkaian yang kedua, rangkaian TRIAC berfungsi untuk
memberikan daya ke beban sesuai dengan sudut picu yang diberikan dari
mikrokontroler.Pada rangkaian ini TRIAC yang digunakan adalah TRIAC dengan
tipe BTA41, dimana TRIAC tersebut mudah didapatkan dipasaran dan mampu
mengalirkan arus maksimum 40A, sehingga cocok jika digunakan untuk mencatu
daya dari beban.Besarnya arus yang mengalir pada phototransistor ditentukan melalui
arus yang diperlukan oleh gate pada rangkaian TRIAC ini.Hal ini tergantung pada
TRIAC yang dipakai. Pada sistem ini TRIAC yang digunakan membutuhkan arus
gate maksimum 1,2 ampere, penulis mengambil rentang 95% dari nilai gate
maksimum (95% x Igt) sehingga nilai yang di dapat 1,14 A.sehingga nilai resistor
minimal yang harus dipasang pada Rg adalah sebesar :
�� =��� − ��
��� =
220−1,3
1,14 = 191 �ℎ�
Rangkaian dimmer lampu pada perancangan alat ini terlihat seperti pada gambar 3.5
Gambar 3.5. Skematik Rangkaian Dimmer Lampu
3.3.5. Rangkaian Zero Crossing Detector
gelombang sinus AC 220 volt saat melewati titik tegangan nol. Seberangan titik nol
yang dideteksi adalah peralihan dari positif menuju negatif dan peralihan dari negatif
menuju positif . Seberangan-seberangan titik nol ini merupakan acuan yang
digunakan sebagai awal pemberian nilai waktu tunda untuk pemicuan TRIAC.
Zero crossing detectorberfungsi untuk mendeteksi perpotongan gelombang
sinus pada tegangan AC denganzero point tegangan AC tersebut, sehingga dapat
memberikan sinyal acuan saat dimulainya pemicuan sinyal
menggunakan rangkaian zero crossing detector ini, kita dapat mendeteksi zero
point sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoidal (sine wave) menjadi sinyal kotak
(square wave). Perpotongan titik nol yang terdeteksi adalah pada saat peralihan dari
siklus positif menuju siklus negatif dan peralihan dari siklus negatif menuju siklus
positif.Sinyal acuan (zero point) akan digunakan
sebagaiinterupsi eksternal mikrokontroller dan selanjutnya mikrokontroller akan
mengatur dan membangkitkan sinyal PWM untuk memicu gate TRIAC. Skematik
Gambar 3.6. Skematik Rangkaian Zero Crossing Detector
Pada Gambar 3.7 berikut ini ialah gambar skematik rangkaian secara keseluruhan,
3.4.Flowchart Program
Perancangan perangkat lunak secara keseluruhan dari perancangan kontrol
pencahayaan pada ruang baca ini, penulis menggambarkan dalam bentuk flowchart
agar lebih mudah dipahami. Diagram alur perancangan program seperti
flowchartyang terlihat pada gambar 3.8 berikut ini,
Penjelasan dari Flowchart sebagai berikut, program dimulai saat sensor LDR
mendeteksi perubahan intensitas cahaya disekitarnya. Nilai analog yang terbaca oleh
sensor yang masuk ke pin A0 Arduino akan diolah menjadi nilai lux berdasarkan
perhitungan dalam program yang telah diunduh ke Arduino. Kemudia nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai referensi (yaitu 300 lux), dan Arduino akan mengeksekusi
perbandingan nilai tersebut. Jika nilai iluminasi yang dideteksi oleh sensor kurang
dari 300 lux dimmer akan bekerja menambah kecerahan lampu. Dan sebaliknya, jika
nilai iluminasinya lebih dari 300 lux, dimmer akan bekerja mengurangi kecerahan
BAB 4
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan alat pada bab sebelumnya,
pada bab ini akan dilakukan pengujian dan pembahasan dari perancangan tersebut.
Adapun proses pengujian tersebut meliputi pengujian Arduino dan LCD, pengujian
sensor, pengujian dimmer lampu, dan pengujian sistem secara keseluruhan.
4.1.Pengujian Arduino dan LCD
Pengujian Arduino dan LCD dilakukan dengan mengupload salah satu
program ke Arduino. Jika program tersebut berjalan lancar maka dapat dipastikan
Arduino dan LCD dalam keadaan baik. Dalam pengujian Arduino dan blok LCD ini
dilakukan dengan mengupload kode program seperti pada Gambar 4.1 dan hasilnya
terlihat seperti pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar.4.2. Pengujian Blok LCD
Dari hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa eksekusi program dapat berjalan.Hal ini
menunjukkan bahwa Arduino dan LCD dalam keadaan baik.
4.2.Pengujian Sensor
Berdasarkan prinsip kerja LDR dimana Resistansi LDR akan berubah seiring
dengan perubahan intensitas cahaya yang dikenainya atau yang ada disekitarnya.
Pada perancangan alat ini, perubahan resistansi LDR dijadikan parameter fisis dalam
pengukuran intensitas cahayauntuk mendapatkan nilai iluminasi yang sebenarnya.
Namun pin input analog dari Arduino hanya mengukur tegangan, tidak mengukur
resistansi. Ada beberapa perhitungan yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai
resistansi LDR. Beberapa perhitungan tersebut diinput dalam program yang diunduh
ke Arduino, seperti berikut :
• Membaca input analog pada pin A0 arduino :
ldrRawData = analogRead(A0);
• Data yang diukur pada pin A0 Arduino, dikonversi menjadi tegangan resistor dengan perhitungan input data analog pada pin A0 Arduino di bagi dengan nilai
bit max (1023) dan dikalikan dengan Vin (5V) :
resistorVoltage = (float)ldrRawData / MAX_ADC_READING *
ADC_REF_VOLTAGE;
• Menghitung nilai tegangan LDR dengan perhitungan Vin di kurang dengan tegangan resistor di atas ;
• Tahap ini menghitung nilai resistansi LDR dengan perhitungan tegangan LDR dibagi dengan teganagan resistor di kali dengan Vin :
ldrResistance = ldrVoltage/resistorVoltage * REF_RESISTANCE;
Dari tahapan-tahapan perhitungan di atas, diperoleh data resistansi LDR vs
Lux Meter Standar sebagai berikut :
Tabel 4.1.Data Iluminasi (lux) dan Resistansi LDR
Level Dimmer Iluminasi Lux Meter
Standar (lux) Resistansi LDR
Dari hasil pengujian pada tabel 4.3 di atas terlihat hubungan antara resistansi
LDR dan iluminasi yangberbanding terbalik(tidak linier).Semakin besar intensitas
cahaya yang diterima sensor, maka semakin kecil resistansi LDR.Dan sebaliknya,
semakin rendah intensitas cahaya yang diterima sensor, maka semakin besar juga
resistansi LDR.Hasil pengujian tersebut terlihat dalam grafik pada gambar 4.3 di
bawah ini.
Gambar 4.3. Grafik Iluminasi dan Resistansi LDR Yang Tidak Linier
Namun pada perancangan alat ini kita membutuhkan hubungan resistansi dan
iluminasi yang berbanding lurus (linier).Didapatkan persamaan linier yang digunakan
untuk merepresentasikan resistansi LDR agar linier mendekati iluminasi yang
sebenarnya.Persamaan ini didapat dengan melogaritmakan data resistansi dan
iluminasi lux meter standar tersebut. Persamaan fungsi linier tersebut terlihat dalam
Gambar 4.4 Grafik Iluminasi dan Resistansi LDR Yang Linier
Dari grafik pada gambar 4.4 tersebut didapat persamaan linear (y = mx+b)
yaitu y=-1,4051x+7,09756. Karena persamaan ini didapat dari data yang
dilogaritmakan, maka persamaan ini juga dilogaritmakan untuk mendapatkan hasil
pengujian yang linier.Sehingga persamaan ini menghasilkan rumus akhir :
y = mx+b
Dari persamaan y = mx+b sebelumnya, didapat rumus akhir yang digunakan yaitu y =
��.10�, dimana :
y adalah nilai Lux yang akan di hitung
x adalah resistansi LDR
maka,didapat hasil akhir :
Lux dihitung = �������������−1,4051.12518931
Persamaan tersebut yang kemudian dijadikan koefisien pengkalibrasian
perubahan resistansi LDR dalam program yang diunduh ke Aduino agar bisa
menghasilkan iluminasi yang sebenarnya.Setelah didapat koefisien kalibrasi tersebut,
dilakukan pengujian keakuratan hasil kalibrasi antara alat yang dirancang dengan Lux
Meter Standar.Hasil pengujian terlihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan Terhadap Alat Standar
115 1340 1392.22 3.89
120 1347 1410.75 4.73
Rata-rata % Error 3.06
Perbandingan hasil pengujian antara dua variabel tersebut dapat terlihat dalam
grafik pada gambar 4.5 berikut ini. Dari hasil pengujian ini terlihat bahwa pembacaan
iluminasi pada alat yang dirancang sudah mendekati linier dengan alat standar dengan
rata-rata %error sebesar 3,06%. Hal ini menunjukkan bahwa kalibrasi sudah dapat
digunakan.
Gambar 4.5.Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat Terhadap Alat Standar
4.3.Pengujian Dimmer Lampu
Pengujian dimmer lampu disini dilakukan dengan cara mengubah-ubah nilai
PWM yang telah tertanam di Arduino dan mengukur outputnya dengan multimeter.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perancangan dimmer lampu sudah
bisa bekerja memberikan tegangan untuk mengontrol lampu dalam menghasilkan
iluminasi sesuai dengan nilai referensi. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini 0
0 500 1000 1500 2000
Lu Lux meter Standar (Lux) vs Alat Rancangan (Lux)
Lux Meter Standar
Tabel 4.3. Pengujian Dimmer Lampu
Level Dimmer Tegangan (V/AC)
30 81,29
Dari hasil pengujian pada tabel 4.3.diatas dapat dilihat bahwa nilai tegangan
berubah secara liniear sesuai dengan nilai pwm yang diberikan. Dimana semakin
tinggi nilai pwm yang diberikan semakin tinggi juga tegangan yang dihasilkan,
perbandingan seperti yang terlihat dalam grafilk pada gambar 4.6 berikut ini.Dari
hasil pengujian tersebut terlihat bahwa rangkaian driver lampu sudah dapat
digunakan.
4.4.Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian keseluruhan alat yang telah
dirancang dibandingkan terhadap lux meter standar. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah alat dapat bekerja dengan baik terhadap kondisi ruangan sesuai
yang diharapkan atau tidak.Pengujian ini dilakukan pada ruangan berukuran
3x4�2.Alat yang dirancang diaplikasikan diatas meja belajar dengan luas 1x1�2.
Jarak alat ke permukaan meja belajar yaitu 110 cm.Pengujian ini di lakukan pada
kondisi ruangan terang dan pada kondisi ruangan gelap, untuk melihat perbandingan
kinerja alat di kondisi ruangan yang berbeda. Hasil pengujian ini terlihat pada tabel
4.4dan 4.5 berikut ini,
Tabel 4.4.Data Pengujian Keseluruhan Alat Kondisi Ruang Terang Terbuka
Jarak Alat Ke Permukaan Bidang Uji 110 cm
Kondisi Level
Tabel 4.5. Data Pengujian Keseluruhan Alat Kondisi Ruangan Gelap
Jarak Alat Ke Permukaan Bidang Uji 110 cm
Dari hasil pengujian secara keseluruhan di atas, terlihat bahwa alat dapat
bekerja memberikan iluminasi sesuai referensi (300lux) dengan menyesuaikan
kondisi ruangan sekitarnya.Pada saat iluminasi ruangan kurang dari 300 lux, alat
dapat bekerja menghasilkan iluminasi 300 lux. Dan pada saat di beri tambahan
cahayadimana kondisi ruangan lebih dari 300 lux, alat secara otomatis akan mati.Dan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya
didapat beberapa kesimpulan antara lain :
1. Penggunaan sensor LDR dalam percobaan ini dikatakan masih kurang baik.
Hubungan resistansi LDR dengan iluminasi merupakan hubungan linier yang
kurang bagus.
2. Hasil pengujian kalibrasi sensor LDR membuktikan bahwa hasil pembacaan
sudah mendekati linear dengan pembacaan Lux Meter Standar, dengan error
3,06%
3. Perancangan skematik keseluruhan rangkaian dan program sudah sesuai
dengan kebutuhan, berdasarkan hasil pengujian secara keseluruhan pada
perbandingan kondisi ruangan gelap dan terang, alat sudah bisa menghasilkan
iluminasi referensi yaitu 300 lux.
4. Alat ini sudah bisa bekerja dengan baik terhadap kondisi di ruangan sekitar.
Apabila iluminasi pada ruangan yang dideteksi sensor kurang dari 300 lux,
alat ini sudah bisa bekerja menghasilkan iluminasi sebesar 300 lux. Dan
apabila iluminasi ruangan lebih dari 300 lux, alat ini akan mati secara
otomatis
5.2. Saran
Beberapa saran yang ingin diberikan sehubung dengan pelaksanaan tugas
akhir ini antara lain sebagai berikut
1. Dari literatur-literatur yang sudah dicari, untuk pembacaan iluminasi yang
lebih baik, penggunaan Digital Light Sensor BHI750 lebih mumpuni di
banding sensor LDR dalam perancangan alat kontrol iluminasi
2. Untuk percobaan-percobaan kedepannya sebaiknya konstruksi alat dirancang
3. Untuk perancangan selanjutnya dapat mencoba sumber penerangan lain selain
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pencahayaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cahaya adalah sinar atau
terang (dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, lampu, lilin, dsb) yang
memungkinkan mata menangkap benda-benda disekitarnya. Cahaya sendiri dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
A. Cahaya Alami
Cahaya alami adalah cahaya yang bersumber dari penerangan atau sinar alam
sepertimatahari, lahar panas, fosfor di pohon-pohon, kilat dan kunang-kunang.
Cahaya alami memiliki beberapa kelebihan diantaranya,
• Bersifat alami (natural), manusia pada dasarnya tidak ingin dicabut dari alam dan ingin selalu berada didalam atau dekat dengan alam.
• Tersedia berlimpah
• Tersedia secara gratis
• Memiliki spektrum cahaya lengkap
• Memiliki daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makhluk hidup di bumi.
• Dinamais, arah sinar matahari selalu berubah oleh rotasi bumi maupun peredarannya saat mengelilingi matahari.
• Lebih alami bagi irama tubuh
Disamping kelebihannya cahaya alami juga memiliki kekurangan, diantaranya,
• Pada bangunan berlantai banyak dan gemuk (berdenah rumit) sulit untuk memanfaatkan cahaya alami matahari (walau ada teknologi serat kaca yang dapat
menyalurkan cahaya jauh kedalam ruangan)
• Intensitas cahaya tidak mudah diatur, dapat sangat menyilaukan atau sangat redup
• Sering membawa serta panas masuk ke dalam
B. Cahaya Buatan
Cahaya buatan adalah cahaya yang bersumber dari sinar atau pencahayaan
buatan seperti bola lampu, lilin, lampu sentir, dsb.Pencahayaan buatan diperlukan
karena kita tidak dapat sepenuhnya bergantung pada ketersediaan cahaya
alami.Misalnya pada malam hari atau diluar yang tak terjangkau oleh cahaya
alami.Dengan demikian sudah semestinya pencahayaan buatan bersifat saling
mendukung dengan pencahayaan alami (tidak dapat dikatakan mana yang lebih
unggul). Pencahayaan buatan diperlukan bila :
• Tidak tersedia cahaya alami siang hari, saat antara matahari terbenan dan terbit
• Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat mendung tebal, intensitas cahaya bola langit akan berkurang
• Cahaya alami dari matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu didalam ruangan yang jauh dari jendela
• Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar. Pada ruangan yang lebar, hanya lokasi disekitar jendela saja yang terang, sedangkan bagian tengah akan menjadi
redup. Hal ini terutama terjadi pada ruangan lebar, luas dan terletak dibawah
lantai lain sehingga tidak dapat dibuat lubang cahaya di atap. Namun jika ruang
luas tersebut dapat diberi atap transparan, tidaklah terlalu disarankan untuk daerah
tropis karena ruangan akan menjadi sangat panas.
• Diperlukan untuk fungsi khusus
Sebagai tambahan, pencahayaan buatan tidak akan dapat sepenuhnya
menggantikan pencahayaan alami dari matahari. Sinar matahari membawa efek fisik,
kimia, dan psikologis yang tidak seutuhnya dapat digantikan oleh sinar
lampu.Makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) pada dasarnya sangat terkait
oleh alam. Oleh karena itu mengasingkan manusia secara total dari pencahayaan
alami tentu tidak disarankan karena akan membawa dampak merugikan baik secara
2.2.Istilah-Istilah dan Pengertian dalam Pencahayaan
Beberapa istilah-istilah yang sering digunakan dalam penghitungan
pencahayaan adalah sebagai berikut :
a. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya (light intensity, luminous intensity), diukur dengan Candela
(cd)) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah
tertentu.penggambaran intensitas cahaya dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut ini,
Gambar 2.1.Penggambaran Intensitas Cahaya
b. Fluk Cahaya
Fluk cahaya (luminous flux, diukur dengan Lumen (lm)) adalah banyak
cahaya yang dipancarkan ke segala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu
(biasanya per detik).Penggambaran fluk cahaya dapat dilihat pada gambar 2.2.berikut
ini,
c. Iluminansi Cahaya
Iluminan (illuminancediukur dengan Lux (lx), lumen/�2) adalah banyaknya
cahaya yang datang pada suatu unit bidang. Iluminasi (illumination) adalah cahaya
yang datang pada suatu objek.Pengambaran iluminansi cahaya dapat dilihat pada
gambar 2.3.berikut ini,
Gambar 2.3.Penggambaran Lux (Iluminasi)
d. Luminansi Cahaya
Luminan (Luminance, diukur dengan candela/�2) adalah intensitas cahaya
yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan oleh suatu unit bidang yang diterangi,
Gambar 2.4.Penggambaran Luminan
Untuk lebih jelasnya mengenai besaran, lambang, satuan dan lambang satuan dalam
Tabel 2.1.Simbol dan Satuan Dalam Cahaya
NO. Kesatuan Simbol Satuan Simbol
Satuan
1 Kuat Cahaya (Intensitas Cahaya)
I
Lilin
(candela,
candlepower)
cd
2 Arus cahaya (yaitu jumlah
banyaknya cahaya (Q) per satuan
waktu (t)) ; Ф = Q/t
Ф Lumen lm
3 Arus cahaya yang datang
(iluminan) per satuan luas
permukaan ; E = Q/A
E Lux lx
4 Arus cahaya yang pergi (luminan)
per satuan luas permukaan; IL=I/A IL cd/�
2
cd/�2
Dalam kenyataannya, menghitung penerangan tidak semudah yang
dibayangkan. Banyak faktor yang mempengaruhi di suatu titik, antara lain distribusi
intensitas cahaya luminer, efisiensi, bentuk dan ukuran ruang, pantulan permukaan,
serta ketinggian lampu dari bidang kerja. Dari segi pengarahan cahaya dikenal istilah
pencahayaan langsung (direct lighting), yaitu pencahayaan dengan mengarahkan
sinar langsung ke bidang kerja atau objek. Lawan dari pencahayaan langsung adalah
pencahayaan tidak langsung (indirect lighting), yaitu pencahayaan dengan cara
memantulkan sinar terlebih dahulu (misalnya ke langit-langit dan ke dinding).
Pencahayaan tak langsung sangat baur sehingga menimbulkan suasana lembut.Pada
umumnya lampu memberikan gabungan antara kedua pencahayaan tersebut.
Berdasarkan cakupannya dikenal istilah pencahayaan umum (general
lighting), yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walaupun mungkin minimal, agar tidak terlalu
gelap.Berbeda dengan pencahayaan umum, pencahayaan kerja (task lighting) adalah
standar kebutuhan penerangan bagi suatu jenis kerja.pencahayaan yang secara khusus
diarahkan ke objek tertentu untuk memperkuat penampilannya (fungsi estetik) disebut
pencahayaan aksen (accent lighting). Cahaya ambien (ambient light) adalah cahaya
keseluruhan dalam suatu ruang yang merupakan efek gabungan dari pencahayaan
umum, aksen, dll.Pada umumnya lampu dapat memberikan pencahayaan dari
beberapa definisi pencahayaan tersebut. Ada banyak lampu yang tersedia di toko
(Prasasto,2009).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bola lampu pijar soft tone 100W
sebagai sumber penerangan. Adapun beberapa alasan digunakannya bola lampu pijar
dalam penelitian ini karena kelebihan lampu ini antara lain sebagai berikut :
• Biaya awal yang rendah
• Pengaturan intensitas cahaya (terang/redup) mudah dan murah (dengan memakai dimmer)
• Dalam penelitian tidak membutuhkan pencahayaan yang tinggi, dimana bola lampu pijar hanya cocok untuk pencahayaan yang rendah
• Pemakaian sangat luwes
• Tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan
• Perlengkapannya sederhana dan dapat ditangani dengan sederhana
Tetapi di balik kelebihannya, lampu pijar memiliki kekurangan antara lain :
• Umur pendek (750-1000 jam), makin rendah watt umur bola lampu semakin pendek
• Untuk negara tropis, panas dari lampu akan menambah beban AC
• Warna yang cenderung hangat, secara psikologis akan membuat suasana ruang kurang sejuk
2.3.Arduino
2.3.1. Sekilas Tentang Arduino
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source
jenis AVR dari perusahaan Atmel. Pembuatan Arduino dimulai pada tahun 2005,
dimana sebuah situs perusahaan komputer Olivetti di Ivrea Italia, membuat perangkat
untuk mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan
sistem yang ada pada saat itu. Dilanjutkan pada bulan Mei 2011, dimana sudah lebih
dari 300.000 unit Arduino terjual.Pendiri dari Arduino itu sendiri bernama Massimo
Banzi dan David Cuartielles sebagai founder.Awalnya mereka memberikan nama
proyek itu dengan sebutan Arduin dari Ivrea tetapi seiring dengan perkembangan
zaman, nama proyek itu diubah menjadi Arduino yang berarti “teman yang kuat” atau
dalam versi Bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan “Hardwin”.Secara umum
Arduino terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Hardware berupa papan input/output (I/O) yang open source
2. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE
untukmenulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer.
Saat ini ada bermacam-macam bentuk dan jenis Arduino yang disesuaikan dengan
peruntukannya, tidak hanya board (papan) Arduno yang disediakan, tetapi juga
terdapat modul siap pakai (shield), juga aksesoris seperti USB adaptor dan
sebagainya.Pada penelitian kali ini penulis menggunakan Arduino Uno.
2.3.2. Papan/BoardArduino Uno
Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang
memiliki 14 pin digital Input/Output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai Output
PWM), 6 Input analog, clock speed 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP,
dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan
kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.Papan/Board
Gambar. 2.5. Papan/BoardArduino UNO
Adapun spesifikasi dari Board Arduino diatas ialah :
• Mikrokontroler ATmega328
• Tegangan Operasi 5V
• Tegangan Input (Disarankan) 7-12V
• Batas Tegangan Input 6-20V
• Pin Digital Input/Output 14 (Dimana 6 pin Output PWM)
• Pin Analog Input 6 pin
• Arus DC per I/O pin yaitu 40mA
• Arus DC untuk pin 3,3V 50mA
• Flash memory 32KB (ATmega328), dimana 0,5 KB digunakan oleh bootloader
• SRAM 2KB (ATmeg328)
• EEPROM 1KB (ATmega 328)
• Clock 16MHz
2.3.3. Fitur AVR ATMega328
ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :
• 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
• 32 x 8-bit register serba guna.
• Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
• 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
• Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM
tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
• Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
• Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
• Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroler ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan
memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan
kerja dan parallelism.Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam
satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya
sudah diambil dari memori program.Konsep inilah yang memungkinkan instruksi –
instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba
guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang
dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan
sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk
mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut
dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ),
dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).
Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit.Setiap alamat memori
program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas,
byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register
control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O
lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat 0x20h –
0x5Fh.Gambar 2.6 berikut memperlihatkan pin-pin Mikrokontroler ATMega328,
pada gambar 2.7, 2.8 dan 2.9 berikut merupakan konfigurasi dari port Mikrokontroler
ATMega328, dan pada gambar 2.10 memperlihatkan tampilan architecture
ATmega328 :
Gambar 2.6. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega 328
Gambar 2.8. Konfigurasi Port C
Gambar 2.10.Architecture ATmega328
2.3.4. Kelebihan Arduino
Arduino menyederhanakan proses kerja dengan mikrokontroler, sekaligus
menawarkan beberapa macam kelebihan, diantarnya :
• Arduino mudah didapatkan dipasaran dan memiliki harga yang cukup terjangkau dipasaran
• Sederhana dan mudah pemrogramannya, karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap
• Tidak perlu perangkat chip programmer, karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari computer
• Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino, misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll.
2.3.5. Catu Daya
Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal.Sumber daya dipilih secara otomatis, sumber daya eksternal (non-USB)
dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan
dengan menancapkan Power Jack, dapat juga dihubungkan pada power pin (Gnd dan
Vin). Board Arduino UNO dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20
volt.jika disuplay kurang 7 V, meskipun pin 5V dapat disuplay kurang dari 5V, board
mungkin tidak stabil. Jikamenggunakan tegangan lebih dari 12V, regulator tegangan
bisa panas dan merusak board.Kisaran tegangan yang disarankan adalah 7 sampai
12V. Adapun pin power suplay pada Arduino Uno adalah :
• Vin. Tegangan input board Arduino ketika menggunakan sumber daya (5V dari sambungan USB atau dari sumber regulator lain). Kita dapat mensuplay tegangan
pada pin ini, jika suplay tegangan lewat power jack, dapat mengakses melalui pin
ini
• 5V. Keluaran pin ini telah diatur sebesar 5V dari regulator pada board. Board dapat disuplay melalui DC jack power (7-12V), koneksi USB (5V), atau pin Vin
(7-12V). Menyuplai tegangan melalui pin 5V atau 3.3V bypass regulator, dapat
merusak board
• 3v3. Suplay 3.3V dihasilkan oleh regulator pada board. Menarik arus maksimal 50mA
• GND. Pin Ground
2.3.6. Input dan Output
Setiap pin digital pada board Arduino dapat digunakan sebagai input ataupun
output. Dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(),
pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5V. Setiap pin mampu memberikan atau
terhubung) dari 20-5 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus,
diantaranya :
• Serial, 0(RX) dan 1 (TX) digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dengan chip
ATmega8U2 USB to TTL serial.
• Interupsi Eksternal, 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, tepi naik atau turun, atau perubahan nilai
• PWM, 3,5,6,9,10 dan 11. Menyediakan 8 bit output PWM dengan fungsi analogWrite().
• SPI, 10(SS), 11(MOSI), 12(MISO), 13(SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI
• LED, 13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. ketika pin bernilai TINGGI (HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai RENDAH (LOW), LED akan
mati (OFF)
• Uno memiliki 6 analog input tertulis di label A0 hingga A5, masing-masingnya memberikan 10 bit resolusi (1024). Secara asal input analog
tersebut terukuru dari 0 (ground) sampai 5 volt, itupun memungkinkan
perubahan teratas dari jarak yang digunakan oleh pin AREF dengan fungsi
analogReference().
• TWI: pin A4 atau pin SDA dan and A5 atau pin SCL. Support TWI communication menggunakan Wire library. Inilah pin sepasang lainnya di
board UNO.
• AREF. Tegangan referensi untuk input analog. digunakan fungsi analogReference().
• Reset. Meneka jalur LOW untuk mereset mikrokontroler, terdapat tambahan tombol reset untuk melindungi salah satu blok.
2.3.7. Bahasa Pemrograman Arduino
Banyak Bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk pemrograman
bahasa yang dipakai adalah Bahasa C. Bahasa C adalah Bahasa yang sangat lazim
dipakai sejak awal computer diciptakan dan sangat berperan dalam perkembangan
software. Bahasa C adalah multi-platfrom karena Bahasa C bisa diterapkan pada
lingkungan Windows, Unix, Linux atau sistem operasi lain tanpa mengalmai
perubahan source code, (Kalaupun ada perubahan biasanya sangat minim). Karena
Arduino menggunakan Bahasa C yang multi-platfrom, software Arduino pun bisa
dijalankan pada semua sistem operasi yang umum.
Terdapat banyak library Bahasa C yang bisa didapat.Setiap library Arduino
biasanya disertai dengan contoh pemakaiannya.Keberadaan library-library ini bukan
hanya membantu kita membuat proyek mikrokontroler, tetapi bisa dijadikan sarana
untuk mendalami program Bahasa C pada mikrokontroler.Tampilan pemrograman
Arduino dapat dilihat pada gambar 2.11.berikut ini.
Gambar 2.11. Tampilan Pemrograman Arduino Dengan Software Arduino IDE
Dimana pada gambar tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu,
• Bagian tengah, yaitu tempat penulisan kode program atau sketch
• Bagian bawah berupa jendela pesan (message windows) atau tes konsul yang berisi status dan pesan error.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakter bahasa C dan software
Arduino,
• Struktrur
Setiap program Arduino (biasa di sebut sketch) mempunyai dua buah fungsi
yang harus ada yaitu,
- Void setup (){}, semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya
satu kali ketika program arduino dijalankan untuk pertama kalinya.
- Void loop (){}, fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup)
selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi dan lagi
secara terus menerus sampai catu daya (power dilepaskan)
• Syntax
- //(Komentar satu baris), terkadang diperlukan untuk memberikan catatan pada
apa arti dari kode-kode program yang dituliskan. cukup menuliskan dua buah
garis miring, dan apapun yang kita ketikkan dibelakangnya akan diabaikan
oleh program
- /* */(Komentar banyak baris), jika kita punya banyak catatan (lebih dari 1
baris) pada apa arti kode-kode program yang dituliskan, hal itu dapat dituliskan
pada beberapa garis sebagai komentar. Semua hal yang terletak diantara kedua
simbol tersebut akan diabaikan oleh program
- {} (Kurung kurawal), digunakan untuk mendefinisikan kapan blok program
mulai dan berakhir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan)
- ; (Titik koma), setiap baris kode program harus diakhiri dengan titik koma.
- Header file adalah library file yang telah tersedia di dalam Arduino. Library ini
akan digunakan untuk membantu pemrograman berdasarkan perangkat yang
digunakan. Sintaks penulisan dimulai dengan ”#include” kemudian diikuti
nama header library dengan diapit tanda”<>”. Biasanya tampilan warnanya
adalah oranye.
• Variabel
Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk
memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel inilah yang digunakan untuk
memindahkannya.
- int (Integer), digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak
mempunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari -32.768 dan 32.767.
- long (Long), digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte
(32 bit) dari memori RAM dan mempunyai rentang dari -2.147.483.648 dan
2.147.483.647
- boolean (Boolean), variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai
TRUE (benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya
menggunakan 1 bit dari RAM
- float (Float), digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4 byte
(32 bit) dari RAM dan mempunyai rentang dari -3,4028235E+38 dan
3,4028235E+38
- char (Character), menyimpan satu karakter menggunakan kode ASCII
(mislanya ’A’ = 65). Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM
- Byte, angka antara 0 dan 255. Sama halnya dngan char, namun byte hanya
menggunakan 1 byte memori
- Unsignt int, sama dengan int. Menggunakan 2 byte tetapi unsign int tidak dapat
digunakan untuk menyimpan angka negatif, batasnya dari 0-65,35
- Unsign long, sama dengan long. Namun unsign long tidak bisa menyimpan
angka negtaif. Batasnya dari 0 sampai 4.294.967.295
- String, digunakan untuk menyimpan informasi teks, dengan karakter ASCII,
bisa menggunakan string untuk mengirim pesan via serial port, atau
menampilkan teks pada layar LCD
- Array, adalah kumpulan variabel degan tipe yang sama. setiapvariabel dalam
kumpulan variabel tersebutterdapat elemen, dapat diakses mellaui indeks.
Misalnya kta ingin menginisialisasi pin 3, pin 5, pin 6 dan pin 7, maka dengan
menggunakan array menjadi int pints[] = [3, 5, 6, 7];
• Operator Matematika
Bagian ini merupakan operator yang digunakan untuk memanipulasi angka
(bekerja seperti matematika yang sederhana), antara lain :
- = (sama dengan), membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain.
Misalnya x = 10*2, menyatakan bahwa x sekarang sama dengan 20
- % (persen), menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan angka
yang lain. Misalnya 12%10 ini akan menghasilkan angka 2
- + Penjumlahan
- - Pengurangan
- * Perkalian
- / Pembagian
• Operating Pembanding
Digunakan untuk membandingkan nilai logika, seperti :
- == Sama dengan (misalnya 12 == 10 adalah FALSE (salah) atau 12 == 12
berikutnya. Berikut ini adalah beberapa contoh elemen pengaturan. Masih banyak
contoh yang lain yang bisa dicari di internet atau literatur lain,
- if....else,
if (kondisi) {}
else if (kondisi) {}
else {}
Dengan struktur seperti di atas, program akan menjalankan kode yang ada
didalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka
akan diperiksa apakah kondisi pada eles if,dan jika kondisinya FALSE maka
kode pada else yang akan dijalankan
- for, dengan format seperti berikut in,
for (int i = 0;i< #pengulangan; i++){}
Digunakan bila kita ingin melakukan pengulangan kode didalam kurung
kurawal beberapa kali ganti #pengulangan dengan jumlah pengulangan yang
diinginkan. melakukan perhtungan ke ata dengan i++ atau ke bawah dengan i-
• Digital
- pinMode(pin, mode), digunakan untuk menerapkan mode dari suatu pin, pin
adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19. Mode yang digunakan
adalah INPUT atau OUTPUT
- digitalWrite(pin, vlue), ketika sebuah pin diterapkan sebagai OUTPUT, pin
tersebut dapat dijadikan HIGH (di tarik menjadi 5 volt) atau LOW (diturunkan
menjadi ground)
• Analog
Arduino adalah mesin digital, tetapi mempunyai kemampuan untuk beroperasi
didalam alam analog. Berikut ini cara untuk menghadapi hal yang bukan digital.
- analogWrite(pin, value), beberapa pin Arduino mendukung pin PWM (Pulse
Width Modulaion), yaitu pin 3,5,6,9,10,11. Ini dapat mengubah pin hidup (on)
layaknya keluaran analog. Value atau nilai pada format kode tersebut adalah
angka antara 0 (0% duty cycle ~0V) dan 255 (100% duty cycle ~5V)
- analogRead(pin), ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT, kita dapat
membaca keluaran voltasenya. Keluarannya berupa angka 0 (untuk 0 volt) dan
1023 (untuk 5 volt)
2.4.Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat berfungsi mengubah
suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan
perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu,
Photovoltaic : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran
optik (cahaya) menjadi perubahan tegangan. Salah satu sensor cahaya jenis
photovoltaic adalah solar cell.
Photoconductive : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan
besaran optik (cahaya) menjadi perubahan nilai konduktansi (dalam hal ini nilai
resistansi). Contoh sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR, Photo
Diode,Photo Transistor.Berikut ini penjelasan singkat mengenai jenis–jenis sensor cahaya
yang sering digunakan dalam skala kecil.
2.4.1. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai
hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya nilai
hambatan yang diterima LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima
oleh LDR itu sendiri. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan
intensitas cahaya yang dikenainya atau yang ada disekitarnya. LDR terbuat dari
bahan semikonduktor seperti cadmium sulfida.Dengan bahan ini energi dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat.Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Dalam keadaan gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan pada
mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa bahan bersifat sebagai
konduktoryang buruk untuk mengantarkan arus listrik atau bisa juga disebut LDR
memiliki resistansi yang besar pada saat cahaya redup.Namun pada saat cahaya
terang, lebih banyak elektron yang lepas dari atom-atom bahan semikonduktor
tersebut, sehingga banyak elektron untuk mengangkut muatan listrik.Artinya pada
saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.Sesuai dengan pembahasan
tersebut bahwasanya hubungan resistansi dengan Iluminasi pada LDR berbanding
terbalik.Seperti halnya mata manusia, sensitivitas LDR juga tergantung dari panjang
gelombang yang mengenainya.masing-masing jenis material bahan semi konduktor
mempunyai grafik spectrum respon sendiri (Vadhya,2016). Bentuk sensor dan simbol
LDR serta grafik resistansi dengan Iluminasi pada LDR yang berbanding
terbalikdapat dilihat pada gambar 2.12 dan 2.13berikut ini,
(a) (b)
Gambar 2.12.(a) Bentuk Sensor LDR, (b) Simbol LDR
2.4.2. Photodioda
Photodioda adalah sensor cahaya yang mengadopsi prinsip dioda, yaitu hanya
akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. Sama seperti LDR, photodioda juga akan
mengubah besaran cahaya yang diterima menjadi perubahan konduktansi pada kedua
kakinya, semakin besar cahaya yang diterima semakin tinggi juga nilai
konduktansinya dan sebaliknya. Pada photodioda walaupun nilai konduktansi tinggi
(resistansi rendah) tetapi arus listrik hanya dapat dialirkan satu arah saja dari kaki
Anoda ke kaki Katoda.Photodioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada
tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat
yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas
10mW/cm2. Photodioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward
bias, kita dapat memanfaatkan photodioda ini pada kondisi reverse bias dimana
resistansi dari photodioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.
Jika photodioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke
rangkaian pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda akan
bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya
terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.Simbol photodioda dapat di
lihat pada gambar 2.14 berikut
Gambar 2.14. Simbol Photo Diode
2.4.3. Photo Transistor
Photo transistor adalah sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran konduktansi. Photo transistor prinsip kerjanya sama halnya dengan
dengan besaran cahaya yang diterima photo transistor. Pada saat photo transistor
menerima cahaya maka nilai konduktansi kaki kolektor dan emitor akan naik
(resistansi kaki kolektor-emitor turun).Gambar 2.15 berikut ini menunjukkan simbol
dari photo transistor.Meskipun Phototransistor memiliki berbagai kelebihan, namun
bukan juga tanpa kelemahan.Berikut ini adalah beberapa Kelebihan dan kelemahan
Phototransistor.
Kelebihan Photo Transistor
Photo Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Photo Diode.
Photo Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih kecil sehingga mudah untuk diintegrasikan ke berbagai rangkaian elektronika.
Photo Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan Output yang hampir mendekati instan.
Photo Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor tidak bisa.
Kelemahan Photo Transistor
Photo Transistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan yang melebihi 1000Volt
Photo Transistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak (electric surge).
Photo Transistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat lainnya (contoh: Tabung Elektron).
2.4.4. Solar Cell
Solar cell merupakan jenis sensor cahaya photovoltaic, solar cell dapat
mengubah cahaya yang diterima menjadi tegangan. Apabila solar cell menerima
pancaran cahaya maka pada kedua kaki solar cell akan muncul tegangan DC sebesar
0,5 Vdc sampai 0,6 Vdc untuk tiap cell. Aplikasi solar cell yang paling sering kita
jumpai adalah pada calculator. Gambar 2.16 berikut menggambarkan simbol dari
solar cell
Gambar 2.16 Simbol Solar Cell
2.5.LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah modul penampil yang banyak digunakan untuk menampilkan
output.LCD yang banyak digunakan saat ini dan digunakan juga pada rangkaian ini
adalah LCD 16x2 tipe M163, LCD ini dipilih karena disamping harganya yang
terjangkau juga mudah didapat di pasaran.LCD M1632 merupakan modul dengan
tampilan 16x2 (16 baris dan 2 kolom) dengan konsumsi daya rendah.Untuk rangkaian
interfacing, LCD tidak banyak memerlukan komponen pendukung, hanya diperlukan
satu variabel resistor untuk memberikan tegangan kontras pada matriks LCD. Dengan
menggunakan program dari software Arduino IDE, pemrograman untuk
menampilkan karakter atau string ke LCD cukup mudah karena didukung library
yang telah disediakan oleh Arduino IDE tersebut. Kita tidak harus memahami
karakteristik LCD secara mendalam, perintah tulisan dan inisialisasi sudah disediakan
oleh library dari CodeVision AVR.Bentuk LCD dapat dilihat pada gambar
Gambar.2.17. LCD (Liquid Crystal Display) 16x2
Tabel 2.2. Fungsi Kaki/PIN LCD 16x2
PIN Deskripsi
1 Ground
2 Vcc
3 Pengantar Kontras
4 RS Instruction (Register select)
5 RW (Read Write) LCD Register
6 WN (Enable)
7-14 Data I/O Pins
15 Vcc
16 Ground
2.6.PWM(Pulse Width Modulation)
PWM merupakan suatu teknik atau cara memodulasi lebar pulsa/sinyal untuk
mendapatkan tegangan rata-rata. PWM merupakan sebuah aset berharga pada
elektronika digital, karena tegangan yang dapat dioperasikan di rangkaian digital
hanya pada level 0volt (low) dan 5 volt (high). Tanpa adanya PWM elektronika
digital hanya mampu menyalakan dan mematikan lampu.Aplikasi PWM berbasis
mikrokontroler biasanya berupa pengendali kecepatan motor DC, pengendali motor
PWM dibuat dengan memberikan lama waktu hidup (T ON) dan lama waktu
mati (T OFF) pada sebuah sinyal.Lama waktu hidup dan waktu mati berpengaruh
pada tegangan ekuivalen atau biasa disebut dengan duty cycle.Pada gambar
2.18berikut memperlihatkan grafik sinyal PWM,
Gambar 2.18. Grafik Sinyal PWM
Dari grafik sinyal PWM, terlihat bahwa sinyal PWM adalah sinyal digital
yang amplitudonya tetap, tetapi memiliki lebar pulsa yang aktif (duty cycle) dan
dapatdiubah-ubah.Periode sinyal PWM adalah waktu pulsa high (ON) di tambah
waktu pulsa low (OFF).
T ON = Waktu Pulsa High
T OFF = Waktu Pulsa Low
T total = T ON + T OFF
Duty cycle adalah prosentase keadaan pulsa high (1) dalam satu periode
sinyal. Besarnya duty cycle dapat dituliskan sebagai berikut :
Duty cycle = ��� ������
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa perbandingan antara T ON
dengan T total sebanding dengan tegangan keluaran atau yang disebut dengan
tegangan ekuivalen (duty cycle).Grafik perbandingan sinyal PWM dengan tegangan
ekuivalen linear dapat dilihat pada gambar 2.19 berikut. (Winarno & Deni
Gambar 2.19. Grafik perbandingan Sinyal PWM Dengan Tegangan Ekuivalen Linier
2.7.TRIAC (
TRIode forAlternating Current)
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi
sebagai pengendali arus listrik.Nama TRIAC ini merupakan singkatan dari TRIode
forAlternating Current (Trioda untuk arus bolak balik). TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor yang berfungsi sebagai pengendali atau Switching.TRIAC memiliki
kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah (bidirectional) ketika
dipicu.Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah untuk dapat
mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah terminalnya.TRIAC
sering juga disebut dengan Bidirectional Triode Thyristor.Jika dilihat dari
strukturnya, TRIAC merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis
semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga Terminal tersebut diantaranya adalah MT1,
MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari Main Terminal, pada gambar 2.20 berikut
Gambar 2.20. TRIAC (TRIode forAlternating Current)
TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk digunakan sebagai
AC Switching (Saklar AC).Karena dapat megendalikan aliran arus listrik pada dua
arah siklus gelombang bolak-balik AC. Kemampuan inilah yang menjadi kelebihan
dari TRIAC jika dibandingkan dengan SCR. Namun TRIAC pada umumnya tidak
digunakan pada rangkaian switching yang melibatkan daya yang sangat tinggi.Salah
satu alasannya adalah karena karakteristik Switching TRIAC yang non-simetris dan
juga gangguan elektromagnetik yang diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu
sendiri.Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan Elektronika maupun listrik
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengatur pada Lampu Dimmer.
2. Pengatur Kecepatan pada Kipas Angin.
3. Pengatur Motor kecil.
4. Pengatur pada peralatan-peralatan rumah tangga yang berarus listrik AC.
2.8.Optocoupler
Dalam dunia elektronika, optocoupler juga dikenal dengan sebutan
Opto-isolator, Photocoupler atau Optical Isolator.Optocoupler adalah komponen
dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi
sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi
sumber cahaya.Optocoupler yang sering ditemukan adalah Optocoupler yang terbuat
dari bahan Semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light Emitting Diode)
dan Phototransistor.Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi sebagai pengirim sinyal
cahaya optik (Transmitter) sedangkan Phototransistor berfungsi sebagai penerima
cahaya tersebut (Receiver). Untuk lebih jelas mengenai Prinsip kerja Optocoupler,
bisa dilihat pada gambar 2.21 berikut ini,
Gambar 2.21.Rangkaian Internal Komponen Optocoupler
Dari gambar 2.21diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir
melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra
merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada
IR LED tersebut.Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih
baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak.Cahaya Infra Merah tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan
dideteksi oleh Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch
ON pada Phototransistor. Optocoupler banyak diaplikasikan sebagai driver pada
rangkaian pada Mikrokontroller, driver pada Motor DC, DC dan AC power control
dan juga pada komunikasi rangkaian yang dikendalikan oleh PC (Komputer).Gambar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Membaca merupakan aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang
tertulis.Aktivitas membaca merupakan aktivitas yang memerlukan cahaya. Didalam
proses membaca pemanfaatan cahaya alami dan buatan selalu menjadi bagian yang
penting dan mampu menciptakan ruangan dengan kualitas visual yang baik. Iluminasi
pada suatu ruang dikatakan baik apabila mata dapat melihat dengan jelas dan nyaman
terhadap objek-objek yang ada didalam ruang tersebut serta tidak menimbulkan
bayangan.Ruangan yang tidak sesuai dengan fungsi ruang akan berakibat pada kurang
efektifnya kegiatan yang harus dilaksanakan pada ruang tersebut. Saat membaca
ditempat yang cahayanya tidak normal, fokus mata akan menjadi lebih sulit, hal ini
yang membuat mata harus bekerja keras dalam membaca dan mata akan mengalami
kelelahan. Jika mata bekerja keras untuk waktu yang panjang banyak otot yang
digunakan, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa efek fisik seperti mata sakit,
gatal, sakit kepala, nyeri punggung dan leher serta penglihatan berkurang.
Ruang baca berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat
penelitian dan pusat informasi bagi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Menteri Pendidikan nasional No. 0103/0/1981).Telah banyak penelitian yang
dilakukan tentang kontrol pencahayaan,seperti Abdul Muid dkk (2015) yang
membuat rancang bangun sistem pengontrol intensitas cahaya pada ruang baca
berbasis mikrokontroler ATMega16 dengan mengontrol tiga buah bola lampu pijar
sebagai sumber penerangan ruang. Dari penelitiannya didapatkan bahwa sistem dapat
mengontrol kestabilan intensitas ruang baca dalam rentang 300-400 lux.Muchammad
Pamungkas dkk (2015) yang membuat perancangan dan realisasi alat pengukur
intensitas cahaya dengan menggunakan sensor intensitas cahaya digital BH1750.Dari
penelitiannya didapatkan hasil bahwa alat yang dirancang dapat mengukur intensitas
cahaya diruangan dan mengetahui apakah ruangan tersebut memenuhi standar SNI
pencahayaan dalam ruangan dengan penerangan olehsumber cahaya alami
(sinar matahari) disimulasikan menggunakan lampu halogen dan sensor
cahaya (LDR)yang dipasang pada masing-masing dinding ruangan dengan
ukuran panjang 3,5 m, lebar 3,46 m dan tinggi 2,76 m. Dari hasil penelitiannya
diketahui bahwa sistem yang dirancang mampumemberikan kondisi
penerangan ruang yang stabil.
Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem kontrol pencahayaan pada ruang
baca berbasis Arduino Uno dan sensor cahaya yang memenuhi standar SNI, dengan
mengontrol bola lampu pijar soft tone berdaya 100Wsebagai sumber penerangan
ruangan.Besar iluminasi yang direkomendasikan untuk ruang baca adalah 300 lux
(SNI No. 03-6575-2001), dimana 300 lux tersebut merupakan besarnya cahaya yang
datang ke suatu objek. Iluminasi pada ruang baca yang dipengaruhi keadaan cahaya
sekitar akan dikontrol hingga iluminasi tersebut sesuai dengan iluminasi standar yang
telah ditentukan. Sistem ini menggunakan Arduino Uno sebagai pengontrol sistem,
Sensor LDR sebagai pendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterimanya dan
Dimmer lampu yang akan menurunkan dan menaikkan level cahaya sesuai kondisi
ruangan. Kelebihan dari Arduino Uno yaitu penggunaannya yang efisien dan mudah,
karena didalam papan rangkaian elektronik tersebut sudah terdapat komponen utama
yaitu sebuah chip mikrokontrolerberbasis ATmega328 dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Arduino Uno juga mudah ditemukan di pasaran dengan harga
yang relative terjangkau, serta Arduino Uno memiliki pemrograman yang sederhana
dan mudah karena disediakan banyak library di pemrogramannya.Sedangkan LDR
digunakan karena memiliki ukuran yang kecil, mudah ditemukan di pasaran dengan
harga yang murah. Sumber penerangan menggunakan lampu pijar soft tone dengan
daya 100W karena biaya awal yang rendah, pengaturan intensitas cahaya
(terang/redup) mudah (dengan memakai dimmer), dalam penelitian tidak
pencahayaan yang rendah, serta perlengkapannya yang sederhana dan dapat ditangani
dengan sederhana.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat seperangkat alat pengontrol ruang baca, yang tingkat
iluminasinya sesuai dengan SNI
2. Bagaimanapengaruh keadaan cahaya sekitar ruangan dan resistansi
terhadap nilai iluminasi pada alat yang dirancang
3. Apakah alat yang dirancang sudah mempunyai kinerja yang baik sesuai
dengan kondisi ruangan dimana alat ini diaplikasikan
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan antara lain :
1. Membuat suatu alat kontrol iluminasi ruang baca, yang tingkat
iluminasinya sesuai SNI
2. Mengetahui pengaruh keadaan cahaya sekitar dan resistansi terhadap nilai
iluminasi pada alat yang dirancang
3. Mengetahui kinerja alat sesuai dengan kondisi ruangan dimana alat
tersebut diaplikasikan
1.4. Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah karena
adanya keterbatasan waktu, fasilitas dan faktor-faktor lain yang berada diluar
jangkauan peneliti, adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sistem ini dirancang hanya untuk menghasilkan tingkat iluminasi sebesar
300 lux
2. Perancangan alat ini menggunakan Arduino UNO sebagai pengendali
cahaya,LCD (Liquid Crystal Display) karakter 16x2 sebagai modul
penampil/display hasil pengukuran sistem
3. Pengujian yang dilakukan yaitu pada bagian blok Arduino dan LCD,
sensor, dimmer lampu AC, dan pengujian sistem secara keseluruhan.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Didapatkan seperangkat alat pengontrol iluminasi ruang baca yang sesuai
SNI
2. Membuat seperangkat alat yang memiliki kinerja yang baik terhadap
pengaruh keadaan cahaya sekitar atau kondisi ruangan dimana alat
tersebut diaplikasian
3. Diharapkan dapat menjadi referensi dan masukkan bagi peneliti
selanjutnya dalam mengembangkan penelitian dibidang cahaya
1.6.Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memberi gambaran serta memahami tentang
sistematika kerja dari seperangkat alat Perancangan Kontrol Pencahayan Pada
Ruang Baca Berbasis Arduino dan Sensor Cahaya inimaka penulis menyusun
skripsi ini dengan urutan sistematika sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisikan pembahasan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Manfaat Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan seperangkat alat
Perancangan Sistem Kontrol Pencahayaan Pada Ruang Baca Berbasis
Arduino dan Sensor Cahaya diantaranya teori tentang Pencahayaan, Arduino,
Bab 3 Perancangan Alat
Bab ini akan membahas tentang Diagram Blok Rangkaian, Skematik
Rangkaian dan pembahasan mengenai skematik rangkaian tersebut, serta
Flowchart (Alur Program).
Bab 4 Hasil Pengujian dan Pembahasan
Bab ini akan membahas tentang Pengujian Alat, Data Yang Diperoleh dan
Pembahasan dari hasil pengujian alat tersebut.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang
berkaitan dengan seluruh proses perancangan, pembuatan dan pengujian alat
dalam percobaan ini
PERANCANGAN KONTROL PENCAHAYAAN PADA RUANG BACA BERBASIS ARDUINO DAN SENSOR CAHAYA
ABSTRAK
Dalam penelitian ini telah dibuat suatu sistem untuk mengontrol besarnya iluminasi pada ruang baca.Sistem ini dibangun bebasis pada Arduino Uno sebagai pengolah data dan sensor cahaya LDR sebagai pendektesi cahaya.Selanjutnya hasil pengukuran ditampilkan pada sebuah layar LCD karakter 16x2.Tegangan analog LDR diolah oleh Arduino Uno untuk mengontrol Lampu Pijar Soft Tone 100W sebagai sumber penerangan.Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pada alat yang dirancang dengan Lux Meter Standar Merk Milwauke Seri SM700.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja dalam kondisi ruangan yang berbeda dengan rentang iluminasi 300 lux. Dan saat iluminasi ruangan lebih dari 300 lux sistem akan mati secara otomatis, dan akan bekerja kembali apabila iluminasi ruangan kurang dari 300 lux.