A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Way Tenong sebagai lembaga
pendidikan formal telah berusaha melaksanakan kegiatan yang mengarah pada
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Namun ketercapaian tujuan ini bukan
tidak ada halangan dan masalah. Salah satu permasalahan pokok dalam proses
pembelajaran saat ini yaitu kesulitan siswa dalam menerima, merespon, serta
mengembangkan materi yang diberikan oleh guru. Proses belajar mengajar akan
berlangsung dengan baik apabila di dalamnya terdapat kesiapan antara guru
dengan peserta didik.
Guru sebagai tenaga pengajar, berusaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan
agar mudah di terima oleh siswa. Untuk itu guru memerlukan strategi mengajar
melalui model pembelajaran yang tepat sebagai sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Salah satu hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh siswa, terutama dalam
pelajaran fisika yaitu motivasi. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi,
diduga akan semangat dalam mempelajari dan mendalami sesuatu, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun juga
berperan dalam mempermudah siswa dalam menumbuhkan motivasi dalam
belajar.
Selain modelmind mappingada juga pembelajaran menggunakan model siklus belajar ataulearning cycle 5E. Model siklus belajar yaitu suatu model
pembelajaran dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan
memecahkan permasalahan dan dibimbing langsung oleh guru. Learning cycle 5E
adalah pembelajaran yang dilakukan melalui serangkaian tahap (fase
pembelajaran). Fase-fase pembelajaran meliputi: (1) faseengage
(mengajak/pembangkit minat); (2) faseexplore(menyelidiki); (3) faseexplain
(menjelaskan); (4) fase extend(memperluas);dan (5) faseevaluate(menilai).
Model pembelajaranmind mappingdanlearning cycle 5E,keduanya merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar
pada siswa. Kedua model pembelajaran ini memiliki tahapan tahapan
pembelajaran yang berbeda pada penerapannya. Bedasarkan latar belakang
masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul Perbandingan
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa antara Pembelajaran melalui Model
Mind Mappingdan Model Learning Cycle 5E
B. Rumusan Masalah
1. Adakah perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui model
mind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika? 2. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran melalui model
mind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, mengetahui:
1. Perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika
2. Perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
Bagi siswa:
a. Membiasakan bekerjasama dalam kelompok.
b. Meningkatkan hasil belajar.
c. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda.
Bagi guru:
Dapat menjadi alternatif baru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat
diterapkan di kelas untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian lain yang berkaitan
dengan aspek motivasi belajar dan hasil belajar dalam teknik serta konsep yang
A. Kerangka Teoritis
1. Motivasi
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan
tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor pendorong ini
mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak. Keinginan akan
sesuatu, mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkan apa yang
diinginkannya. Sukmadinata (2007: 61) mengungkapkan: Kekuatan yang
menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu
kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut
melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan .
Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi
akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi
seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar itu
sendiri. Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik
bilamana orang atau individu mempunyai motivasi untuk melakukannya, dan
latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi. Dalam kegiatan belajar
pada diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
belajar tercapai. Hal ini diungkapkan oleh Sardiman (2009: 75), yaitu:
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi guru untuk
menyelenggarakan pengajaran adalah memotivasi atau menumbuhkan motivasi
dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat
dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi atau dorongan.
Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi mempengaruhi
adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut
ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman (2009: 85) yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan; 2)Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3)Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi dapat tumbuh di dalam diri siswa disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri (intrinsik) dan faktor yang muncul dari luar diri siswa (ekstrinsik). Motivasi belajar seseorang dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa atau mahasiswa memiliki
intrinsik adalah pemahaman manfaat, minat, bakat, dan pemikiran tentang masa
depan. Sedangkan contoh dari faktor ekstrinsik yang dapat menimbulkan motivasi
adalah keinginan untuk mendapat nilai yang baik, menjadi juara, lulus ujian,
keinginan untuk menang dalam persaingan, keinginan untuk dikagumi, dan
lain-lain.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Diakhir suatu
proses pembelajaran, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Menurut
Lester dalam Sagala (2007: 1) berpendapat bahwa belajar adalah upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap belajar. Belajar
dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang
dipelajarinya.
Klasifikasi belajar seperti di atas, menunjukkan bahwa untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh
oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sementara, menurut Djamarah
(2006):
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Hal ini menunjukkan bahwa setelah melakukan proses pembelajaran, maka akan
diperolah hasil belajar hasil belajar yang menjadi akhir dari proses
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dari masing-masing individu. Hasil belajar menunjukkan
berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka
atau skor setelah melakukan tes maupun non tes.
Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa
tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu
ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran.Untuk
mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil
belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tesi. Evaluasi hasil belajar merupakan
proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan atau pengukuran
hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk angka. Tinggi rendahnya hasil belajar
dapat diketahui melalui pedoman penilaian Arikunto (2008: 245) : Bila nilai siswa
66, maka dikatagorikan baik, bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan
cukup baik, bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.
3. PembelajaranMind Mapping
seorang ahli serta penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan
pengembangan diri. Gelb dalam Buzan (2007: 179-181):
Mind mappingdapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan mind mappingdidasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.
Dengan pembelajaranmind mappingdapat meningkatkan keaktifan kedua otak sehingga dapat membuat kreatifitas siswa bertambah.
Menurut DePorter & Hernacki (2008: 152-159):
Mind mappingjuga dapat disebut dengan peta pemikiran.Mind mapping
juga merupakan model mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman.
Mind mappingmenggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran ataumind mappingpada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.
Mind mappingmerupakan pendekatan keseluruhan otak yang mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan citra visual
dan perangkat grafis lainnya peta pikiran akan memberikan kesan yang lebih
mendalam.Mind mappingmerupakan alat paling hebat yang membantu otak berpikir secara teratur.Mind mappingmenggunakan garis, lambang, kata-kata, serta gambar berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, alami,
dan akrab bagi otak. Dengan menggunakanmind mappingdaftar informasi yang panjang dan menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi diagram
berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan cara kerja otak.
Mind mappingberfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja. Manfaatmind mapping adalah:
Melihat gambaran besar; 6) Memudahkan mengingat; 7) Menyederhanakan struktur.
a) Cara membuatmind mapping
Sebelum membuatmind mappingada beberapa sarana dan prasarana yang harus disiapkan. Menurut Buzan (2009: 14), sarana dan prasarana untuk membuatmind mappingadalah Kertas kosong tak bergaris, Pena dan pensil warna, Otak dan Imajinasi
Buzan (2009:15-16), membuatmind mappingmembutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatanmind mapping adalah:
1) Mulailah dari tengah kertas kosong; 2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama; 3) Gunakan berbagai warna; 4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat; 5) Buatlah garis hubung yang melengkung; 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis; 7) Gunakan gambar.
Dalam membuatmind mappingjuga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang
menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkanmind mappingyang telah dibuat akan lebih mengesankan.
Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agarmind mappingyang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dariLaw of MM:
a) Kertas:polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape).Central Topicdiletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupaImagedengan minimal 3 warna;
melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atauimageyang ada di atasnya. Seluruh garis harus
tersambung ke pusat;
c) Kata:menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat;
d) Image:gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih
menarik lagi;
e) Warna:gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs;
[image:11.595.122.479.352.546.2]f) Struktur:menggunakan struktur radian dengansentral topicterletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.
Gambar 2.1 Contoh Aplikasimind mappingmenurut Buzan (2009: 16)
Aplikasimind mappingdalam Pembelajaran Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis
mind mapping, yaitu:
a)Overview:Tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum
kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan
untuk membuatmaster mind mappingyang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada
dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa
saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif
untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
b)Preview:Tinjauan Awal merupakan lanjutan darioverviewsehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripadaoverviewdan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa
diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik
dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan
yang sangat sederhana, langkahpreviewdapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkahinview.
c)Inview:Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan
mendalam. Selamainviewini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu
siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
d)Review:Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada
informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh
siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam
mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review
dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya
untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada
b) Kelebihan dan Kelemahan
Setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru terdapat kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Menurut Herdian (2009) ada beberapa kelebihan
modelmind mapping ini, yaitu:
a) Cara ini cepat; b) Model ini dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala siswa; c) Dalam proses menggambar
diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain; d) Diagram yang terbentuk Bisa menjadi panduan untukmenulis.
Jadimind mappingcocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena dapat menggali informasi dari dalam dan dari luar otak siswa. Dan cara ini lebih
cepat digunakan karena kemenarikan dalam mencatat pelajaran.
Mind mappingmemiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasukkan, jika memasukan informasi yang mendetail maka mind mappingmenjadi tidak efektif.
4. PembelajaranLearning Cycle 5E
a) Definisi PembelajaranLearning Cycle 5E
Learning Cycle(siklus belajar) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered).Learning cyclemerupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran
mulanya terdiri atas tiga tahap, yaituexploration(eksplorasi),concept
introduction(pengenalan konsep), danconcept application(penerapan konsep).
Learning cycledalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari perencanaan (terutama
pengembangan perangkat pembelajaran), pelaksanaan (terutama pemberian
pertanyaan-pertanyaan arahan dan proses pembimbingan) sampai evaluasi.
Learning cyclepatut dikedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget, yaitu teori belajar menurut pandangan. Implementasi teori Piaget oleh Karplus
dikembangkan menjadi faseeksplorasi, pengenalan konsep,danaplikasi konsep.
Unsur-unsur teori belajar Piaget (asimilasi, akomodasi, dan organisasi)
[image:14.595.121.432.493.647.2]mempunyai korespondensi dengan fase-fase dalamlearning cycle. Hubungan tersebut disajikan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Hubungan fase-fase dalamlearning cycledengan teori piaget
Learning cycledalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu:
LEARNING CYCLE TEORI PIAGET
Explorasi Asimilasi
Ketidakseimbangan
Pengenalan Konsep Akomodasi
1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari meteri secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengelaman siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi
baru yang dimiliki siswa berasal dari interprestasi individu.
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
Menurut Lorsbach,( 2002):Learning cycletiga fase saat ini telah dikembangkan dan disempurnakan menjadi 5 fase. Padalearning cycle 5 fase,ditambahkan tahap
engagesebelumexploredan ditambahkan pula tahapevaluatepada bagian akhir siklus. Pada model ini, tahapconcept introductiondanconcept application
masing-masing diistilahkan menjadiexplaindanextend. Karena itulearning cycle 5 fasesering dijulukilearning cycle 5E (Engage, Explore, Explain, Extend,dan
Evaluate)
b) Tahap Pelaksanaan model pembelajaranLearning cycle 5E
Learning cycle 5 fasesering dijulukilearning cycle 5E (Engage, Explore, Explain, Extend,danEvaluate).Kelima tahap dalamLearning cycle 5Eyang dikemukakan oleh Lorsbach (Wena, 2009: 171-172) meliputi:
1. Engage(mengajak/pembengkit minat)
Faseengagemerupakan fase awal dariLearning cycle 5E.pada fase ini,
(curiosity)siswa tentang topic yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang
berhubungan dengab topic bahasan). Dengan demikian, siswa akan membarikan
respons/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh
guru perlu melakukan identifikasi ada/tidaknya kesalahan konsep pada siswa.
Dalam hal ini guru harus membangun ketertarikan/perikatan antara pengalaman
keseharian siswa dengan topic pembelajaran yang akan dibahas.
2. Explore(menyelidiki)
Explore merupakan fase kedualearning cycle 5E.pada faseexploredibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk
bekerja sama delam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru.
Dalam kelompok ini siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat
hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok,
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang
berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Pada dasarnya tujuan fase ini adalah mengecek pengetahuan yang
dimiliki apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian
benar.
3. Explain(menjelaskan)
Explainmerupakan fase ketigalearning cycle 5E.pada faseexplain, guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/pemikiran
sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atau penjelasan siswa, dan saling
mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru. Dengan adanya diskusi
tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas,
dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.
4. Extend(memperluas)
Extendmerupakan fase keempat learning cycle 5E.pada faseextendsiswa
konteks yang berbada. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar secara
bermakna, karena telah dapat menerapkan/mengaplikasikan konsep yang baru
dipelajari dalam situasi baru. Jika fase ini dapat dirancang dengan baik oleh guru
maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar
siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
5. Evaluate(menilai)
Evaluatemerupakan fase akhir darilearning cycle 5E.pada faseevaluate, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep
baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka
dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang
diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan
evaluasi tentang proses penerapan modellearning cycle 5Eyang sedang diterapkan, apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau masih
kurang. Demikian pula melalui evaluasi diri, siswa akan dapat mengetahui
kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan.
Kelima tahapan tersebut menurut Lorsbach (2002) dapat digambarkan dalam
[image:17.595.114.249.569.683.2]bentuk siklus, dan disajikan pada Gambar 2.3
Kelima tahap di atas harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk menerapkan
learning cycle 5Edi kelas. Pada saat pembelajaran, guru dan siswa mempunyai peran masing-masing namun mereka dituntut untuk bekerjasama agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Arah pembelajaran serta kegiatan guru dan siswa
[image:18.595.110.526.263.761.2]pada setiap fase dalamlearning cycle 5E menurut Wena (2009:173) dijabarkan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1Kegiatan guru dan siswa pada model pembelajaranLearning cycle 5E
FaseLC 5E Arah Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan siswa Fase 1:
Engage (mengajak)
1. Mendapatkan perhatian, minat dan rasa ingin tahu siswa 2. Menyelidiki pengetahuan awal
yang dimiliki siswa
3. Mendorong kemampuan berpikir siswa untuk menghubungkan pengalaman sehari-hari dengan topik bahasan
Membangkitkan perhatian, minat dan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan permasalahan melalui kegiatan demonstrasi
Mengembangkan minat/rasa ingin tahu terhadap topik bahasan
Mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan)
Memberikan respon terhadap pertanyaan guru
Mengaitkan topik yang dibahas dengan pengalaman siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya dan menunjukan keterkaitan dengan topik pembelajaran yang sedang dibahas
Berusaha mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas Fase II: Explore (menye-lidiki)
Menguji hipotesis siswa dengan cara :
1. Melakukan pengamatan 2. Pengumpulan data
3. Diskusi dengan kelompoknya 4. Membuat kesimpulan
Membentuk kelompok, member kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri
Membentuk kelompok dan berusaha bekerja dalam kelompok
Guru berperan sebagai fasilitator mengobservasi dan mendengarkan siswa selagi mereka berinteraksi Membuat hipotesis baru mencoba alternative pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat pengamatan, serta mengembangkan ide-ide baru
Fase III : Explain ( menje-laskan)
1. Mengembangkan konsep yang diperoleh siswa
2. Diskusi antar kelompok 3. Mengarahkan siswa dalam
membuat kesimpulan
Mendorong siswa menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
klarifikasi penjelasan siswa pembuktian terhadap konsep yang diajukan Mendengar secara kritis pembelajaran antarsiswa atau guru
Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan Memandu diskusi mendiskusikan Fase IV:
Extend (memper-luas)
1. Menerapkan konsep yang telah dipahami pada situasi baru 2. Mengembangkan keterampilan
siswa Mengingatkan siswa pada penjelasan alternative dan mempertimbangkan data/bukti saat mengeksplorasi situasi baru Menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi formal
Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk mengaplikasi konsep dalam setting yang baru
Bertanya, mengusulkan pemecahan, membuat keputusan
Fase V : Evaluate (menilai)
1. Evaluasi terhadap pengetahuan atau pemahaman konsep siswa 2. Mengetahui kekurangan atau
kelebihan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan
Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru Mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti,dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya Mendorong siswa
melakukan evaluasi diri
Mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang dilakukannya Mendorong siswa memahami kekurangan/ kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran Melihat dan menganalisis lkekurangan/ kelebihannya dalam kegiatan pembalajaran
Berdasarkan fase-fase dalam model pembelajaran bersiklus seperti yang telah
dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat
berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya
terhadap konsep yang dipelajari. Perbedaan mendasar antara model pembelajaran
Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agarlearning cycle 5Eberlangsung konstruktivis adalah:
a. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa.
b. Tersedianya berbagai alternative pengalaman belajar jika memungkinkan.
c. Terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerjasama individu dengan
lingkungannya.
d. Tersedianya media pembelajaran.
e. Kaitan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga
siswa terlibat secara emosional dan social yang menjadikan pembalajaran
berlangsung menarik dan menyenangkan.
c) Kelebihan dan Kekurangan modelLearning Cycle 5E
Dilihat dari dimensi guru penerapan model ini memperluas wawasan dan
meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Sedangkan ditinjau dari dimensi siswa, penerapan model ini menurut Fajaroh
(2008:4) memberi kelebihan sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa.
c. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan model ini yang harus selalu diantisipasi menurut
a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
b. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
c. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
d. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana
dan melaksanakan pembelajaran.
B. Kerangka Pemikiran
Mind mappingbertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat,dan mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari.Mind mappingadalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.Mind mappingmemadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.
Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal sehinggamind mappingmenuntut siswa untuk aktif. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak
dalam menyerap informasi yang diterima.Mind mappingyang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi
dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat sehingga dapat
menimbulkan motivasi untuk belajar para siswa.
melakukan kegiatan eksperimen, mendiskusikan fenomena alam dalam kelompok
diskusi, siswa juga berusaha dibangkitkan rasa percaya diri dalam hal pemecahan
masalah dengan memberikan permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan
siswa, dan siswa diajak dalam menganalisis data dan menarik kesimpulan yang
dikuatkan oleh guru. Pada penerapan modellearning cycle 5Edapat
meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Dari keterangan di atas model pembelajaran mind mappingdengan model
learning cycle 5Edapat meningkatkan motivasi belajar siswa , karena pada keduanya memiliki keunggulan masing-masing sehingga dapat dilihat mana yang
lebih baik dalam peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.Pada
penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran mind mapping(X1) dan model pembelajaranlearning cycle 5E(X2), sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa (Y1) dan hasil belajar siswa (Y2).
Pada penelitian ini ada dua motivasi belajar siswa dan dua hasil belajar yang
diukur yaitu motivasi belajar siswa pada model pembelajaran mind mapping(R1) dan motivasi belajar siswa pada model pembelajaranlearning cycle 5E(R2), serta hasil belajar siswa pada model pembelajaranmind mapping(R3) dan hasil belajar siswa pada model pembelajaranlearning cycle 5E(R4), kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui mana yang lebih tinggi rata-rata motivasi belajar
Gambar 2.4. Diagram Kerangka Pemikiran
Mind mapping Learning Cycle 5E
Dibandingkan 1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap
suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai.
2. Preview: Tinjauan gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada OverviewMelakukan Percobaan Untuk Memperoleh Informasi
3. Inview:Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran Membuat Kesimpulan 4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan
menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa.
1. FaseEngage (mengajak) 2. FaseExplore
(menyelidiki) 3. FaseExplain
(menjelaskan) 4. FaseExtend
(memperluas) 5. FaseEvaluate
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu:
Hipotesis pertama
Ada perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika
Hipotesis kedua
A. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong
pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 8 kelas
berjumlah 272 siswa.
B. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang diambil secara langsung (Purposive Sampling) atau sampel yang ditunjuk langsung. Pertimbangan untuk mengambil sampel yaitu kelas yang diambil merupakan kelas yang indeks prestasinya hampir
sama, kemudian yang terambil sebagai sampel adalah kelas kelompok
eksperimen 1 dan kelas sebagai kelompok eksperimen 2.
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan veriabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaranMind Mapping
dan model pembelajaranCycle learning 5Esedangkan variabel terikatnya adalah Motivasi Belajar (Y1) dan Hasil Belajar (Y2).
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket berbentuk pilihan jamak digunakan untuk mengukur motivasi.
2. Soal berbentukessaydigunakan untuk mengukur hasil belajar.
E. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen diuji terlebih dahulu
untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen harus memenuhi tingkat validitas
yang tinggi. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment
yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
= ( )( )
{ ( ) }{ ( ) }
(Arikunto, 2008: 72)
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir
dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Dan j
Butir yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi, menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi
pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =
0,3.
(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat
Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas
dapat digunakan rumusalpha, yaitu:
=
1 1
Di mana:
r11 = Reliabilitas yang dicari
i2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
t2 = Varians total
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran
dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk
dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan modelAlpha
yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data
yang diperoleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung aktivitas siswa
yang terdiri dari dua aspek, yaitu tingkat motivasi belajar juga hasil belajar pada
siswa selama diadakan pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan cara
mengamati motivasi belajar dan hasil belajar siswa dengan acuan aspek yang telah
ada pada angket, dan lembar penilaian sesuai dengan deskriptor yang ada.
Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi siswa yaitu
dengan menggunakan angket yang diberikan langsung kepada siswa.
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Lembar angket motivasi
siswa terdiri dari sejumlah pernyataan yang disesuaikan dengan aspek yang
[image:28.595.115.517.596.756.2]diukur. Adapun kisi-kisi angket motivasi disajikan pada Tabel 3.1 :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Motivasi Belajar
Rencana Pengukuran
Indikator Soal
Nomor Jumlah
Motivasi Intrinsik Aktivitas belajar 1, 6 2
Ketekunan menghadapi tugas 2 1
Keuletan siswa menghadapi kesulitan 3, 8 2
Kesukaan memecahkan masalah 5 1
Minat terhadap soal 7 1
Keyakinan akan kemajuan 10 1
Motivasi Ekstrinsik Persaingan 4 1
Hukuman 9 1
Pujian 11 1
Jumlah Soal 12
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Menurut Sudjana (2005: 466) terdiri atas dua rumusan hipotesis, yaitu:
Ho : Populasi berdistribusi normal
H1 : Populasi berdistribusi tidak normal
Pada penelitian ini uji normalitas, digunakan dengan ujikolmogorov smirnov.
Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program
komputer dengan metodekolmogorov smirnov.Pedoman pengambilan keputusan:
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya
adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya
adalah normal.
2. UjiIndependent Sample t-test
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa antara
pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5E
Hipotesis pertama :
Ho : Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui
modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika
H1: Ada perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui model
mind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika.
Hipotesis ke dua
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran melalui model
mind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika
H1: Ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind
mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika
Dengan kriteria uji:
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan:
1. Ada perbedaan motivasi belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika untuk materi pokok gerak lurus. Motivasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan
modelmind mappinglebih tinggi dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan modellearning cycle 5E.
2. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran melalui modelmind mappingdan modellearning cycle 5Edalam mata pelajaran fisika untuk materi pokok gerak lurus. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan
modelmind mappinglebih tinggi dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan modellearning cycle 5E.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis
membe-rikan saran sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa hendaknya benar-benar diperhatikan, karena dengan
motivasi belajar yang tinggi akan mempermudah siswa menerima materi
pelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Model pembelajaranmind mappingdapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi
Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Buzan, T. (2007).Mind map untuk Meningkatkan Kreativitas.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
. (2009).Buku Pintar Mind Map.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, B & Henarcki, M. (2008).Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Bandung: KAIFA.
Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fajaroh, F. dan I W. Dasna. (2008)Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle). Diunduh 13 juni 2012 dari http://lubisgrafura.
wordpress.com/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle. Herdian. 2009.Mind Mapping. Diunduh 10 juni 2012, dari Kaskus: http://
www.kaskus.s/showthread.php?t=702661.
Indriyani, D. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Muhammadiyah 9 Gemolong. Surakarta:.Skripsi
Lorsbach, A.W. (2002).The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction.Diunduh 11 juni 2012 dari
http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.html
Sagala, Syaiful. 2007.Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raya
Grafindo Persada.
Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsiti.
Sugiarto, I. 2004.Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sukmadinata, 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tapantoko, A. Aji. 2011. Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.