• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN

BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

Oleh DWI PUASTUTI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang upaya pemenuhan kebutuhan hidup anggota keluarga petani kakao di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. Titik tekan kajian penelitian pada jumlah anak, jumlah tanggungan, luas lahan, produksi kakao, tingkat pendapatan dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum kepala keluarga petani kakao.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jumlah Populasi sebanyak 181 kepala keluarga. Pengambilan sampel sebanyak 25% atau 45 kepala keluarga. Pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data kuantitatif persentase yaitu dalam bentuk tabel tunggal.

(2)

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Budiyono (2003:3), Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Fenomena geosfer yang dimaksud adalah gejala-gejala yang ada dipermukaaan bumi baik lingkungan alam maupun makhluk hidupnya termasuk manusia.

Secara umum geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Menurut Daldjoeni (1987:9) bahwa pembagian ini bukan merupakan suatu pemisah melaikan saling berhubungan untuk mewujudkan geografi yang utuh.

Lebih lajut menurut Nursid Sumaatmadja (1988:52) geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, antara lain:

(1) Geografi fisik yaitu cabang geografi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. (2) Geografi manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai objek pokok. (3) Geografi regional adalah deskripsi yang kompeherensif-intergratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di suatu keruangan.

(3)

ekonomi mencakup bentuk-bentuk perjuangan hidup manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan materialnya dengan berbagai masalahnya dalam interaksi keruangan.

Kaitan penelitian ini dengan Geografi Ekonomi adalah berhubungan dengan aspek kependudukan aktifitas manusia, antara lain jumlah anak, jumlah tanggungan kepala keluarga, luas lahan , tingkat pendapatan dan tingkat untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

2. Tanaman Kakao

Menurut Susanto (1994:20), menyatakan bahwa : Tanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Stercullecea, tanaman ini berasal dari hutan-hutan di daerah Amerika

Selatan yang banyak diusahakan oleh para pekebun, merupakan spesies yang pada awalnya juga dimanfaatkan sebagai penghasil biji sebagai campuran. Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang, karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman caulifloris.

Buah kakao berupa buah yang daging bijinya sangat lunak, kulit buah mempunyai 10 alur dan tebalnya 1-2 cm. Pada waktu muda, bijinya menempel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan terlepas dari kulit buah. Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang meliputi bunga dan buah.

(4)

dan hijau. Buah ini akan masak 5 – 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang ukurannya kurang dari 10 centimeter disebut cherelle (buah kakao yang masih kecil). Buah ini sering sekali mengalami pengeringan (cherellewilt) sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses fisiologis yang menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara yang menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut dapat juga dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhahn buah muda.

Ditinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipe iklimnya Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt Ferguson) temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300 -320 C dan 180– 210 C. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250 -260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas, karena di daerah tersebut sangat cocok untuk tanaman kakao. Tanaman kakao merupakan tanaman yang dipengaruhi oleh kelembaban dan temperatur, hidup dan berkembang di daratan rendah sampai ketinggian 500 m dari permukaan laut (dpl). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kakao antara 1.700 mm – 3.000 mm (Ance Gunarsih K, 2006:28).

Jadi, sejumlah unsur iklim sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hujam tropis. Dengan demikian curah hujan, temperatur dan sinar matahari menjadi bagian dari unsur iklim yang menentukan.

(5)

3. Jumlah Anak

Jumlah anak yang dimaksud adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup dan masih menjadi tanggungan kepala keluarga. Jumlah anak yang dimiliki akan menentukan besar kecilnya suatu keluarga. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2007:250), bahwa: a. Keluarga besar, keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan lebih dari atau sama dengan 3

orang anak.

b. Keluarga kecil, keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan kurang dari 3 orang anak. Atas dasar pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga kecil adalah keluarga yang mempunyai anak kurang dari tiga orang, sedangkan keluarga besar adalah keluarga dengan anak lebih dari tiga orang atau sama dengan tiga orang, diharapkan pada keluarga kecil tingkat kehidupanya lebih baik di bandingkan dengan keluarga yang memiliki jumlah anak yang banyak. Jadi, dengan jumlah anggota keluarga yang besar akan menyebabkan pengeluaran pemenuhan kebutuhan yang besar pula dan sebaliknya.

4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Menurut Ridwan Halim, A (1990:12), yang dimaksud dengan tanggungan keluarga adalah orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hidupnya pun ditanggung. Sedangkan jumlah tanggungan adalah jumlah orang dalam keluarga yang hidupnya ditanggung kepala keluarga.

Jumlah tanggungan menurut Abu Ahmadi (2007:231), dapat digolongkan sebagai berikut : a. Besar, bila jumlah tanggungan 5 orang atau lebih dari 5 orang.

(6)

Dengan demikian dapat diketahui bahwa keluarga yang jumlah tanggungannya lebih banyak akan cenderung mengkonsumsi kebutuhan lebih banyak pula, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga termasuk pendidikan anak-anaknya.

5. Luas Lahan

Luas atau sempitnya lahan garapan akan berpengaruh pada produksi dan pendapatan petani, sehingga lahan garapan yang diusahakan sempit, maka akan semakin sedikit produksi yang dihasilkan dan semakin rendah pendapatan yang diperoleh petani. Hal ini sesuai dengan pendapat Sajogjo (dalam Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987:102) bahwa semakin luas usaha tani maka semakin besar presentase penghasilan keluarga petani.

Dari pendapat tersebut, jelas bahwa luas tanah memegang peran penting terhadap besarnya penghasilan atau pendapatan petani. Sedangkan luas lahan menurut Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:88) adalah jumlah tanah, sawah, tegalan, dan pekarangan yang digarap selama satu tahun dihitung dalam satuan hektar (ha). Adapun penggolongannya adalah :

1) Sempit, jika luas lahan < 0,50 ha 2) Sedang, jika luas lahan 0,50 – 0,99 ha 3) Luas, jika luas lahan > 1,00 ha

6. Produksi Kakao

(7)

yaitu seluruh hasil usaha tani dalam bentuk buah yang nantinya bernilai dengan satuan rupiah per kg.

Produksi tanaman kakao dalam penelitian ini yaitu jumlah atau banyaknya hasil yang dihasilkan oleh setiap ha luas lahan garapan tanaman kakao dari proses bercocok tanam tanaman kakao yang dilakukan oleh petani kakao.

Tanaman kakao lazimnya dapat panen pertama kali pada umur tanam tahun keempat dan akan mengalami peningkatan produksi setiap tahun apabila didukung dengan sistem pemeliharaan yang baik (Slamet Riyadi, dkk. 2010:56). Jadi tanaman kakao apabila dibudidayakan dengan pemeliharaan yang baik akan dapat menghasilkan tanaman kakao yang bermutu dan hasil produksi kakao meningkat. Produksi kakao yang meningkat dan hasil buah yang bermutu tentu berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diperoleh petani kakao.

Besar lahan untuk tanam tanaman kakao tentu berpengaruh terhadap hasil produksi yang dihasilkan. Besarnya hasil produksi dari lahan yaitu dengan proses usaha bercocok tanam melalui penerapan potensi alam, lingkungan dan teknologi budidaya untuk mengasilkan tanaman kakao yang bermutu.

(8)

Dalam penelitian ini besarnya hasil produksi tanaman kakao mengacu pada pendapat Ruf (1991) dalam Susanto, F.X (1994 : 13) menjelaskan bahwa : wilayah yang dapat memproduksi lebih dari 1000 kg/ha per tahun sudah cukup baik untuk menujang pendapatan suatu wilayah atau negara, berdasarkan pendapatan tersebut yang dimaksud dengan produksi petani kakao adalah hasil tanaman kakao yang diperoleh setian tahun.

Besarnya rata-rata produksi tanaman kakao dapat dilihat dari hasil produksi dan besarnya lahan untuk menanam tanaman kakao. Secara nasional produktivitas tanaman kakao mampu menghasilkan 1,3 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh hanya mampu menghasilkan 0,63 ton/ha yakni dari produksi 1.040.681 ton dengan luas lahan 1.655.000 ha. Provinsi Lampung setiap 1 ha lahan mampu menghasilkan produktivitas 951 kg/ha, tetapi hasil produksi yang diperoleh hanya 0,58 ton/ha yakni dari jumlah produksi 22.425 ton dengan luas lahan 42.427 ha (BPS, 2010:308). Untuk Kabupaten Pringsewu produktivitas tanaman kakao 945 kg/ha namun produksi yang dihasilkan hanya sebesar 417 kg/ha yakni dari jumlah produksi 1.180 ton dengan luas lahan 2.833 ha (BPS, 2010:313).

7. Pendapatan Petani Kakao

Pendapatan dapat diartikan sebagai suatu hasil yang diterima seseorang baik berupa uang atau barang maupun jasa yang diperoleh pada priode tertentu (Mulyanto Sumardi, 1985:20). Lebih lanjut Masri Singarimbun (1976:63) mengemukakan pendapat adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diberbagai alternatif penggunaan sumber-sumber yang langka.

(9)

papan akan terpenuhi, namun semakin rendah pendapatan seseorang maka akan semakin sulit pula seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengukuran pendapatan dengan menghitung jumlah seluruh pendapatan dalam nilai mata uang rupiah, yang didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten Pringsewu tahun 2012 yang jumlahnya sebesar Rp. 855.000 per bulan. Adapun kriteria penggolongannya:

1) Tinggi, jika pendapatan lebih dari Rp 855.000 per bulan

2) Rendah, jika pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 855.000 per bulan

8. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum

Pemenuhan kebutuhan pokok adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar . Kebutuhan pokok menurut Daan Dimar dalam Mulyanto Sumardi dan Hans Dieters Evers (1985:300) adalah kebutuhan akan bahan makanan, perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa serta pendidikan, kesehatan dan partisipasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan pokok manusia ini dibedakan menjadi dua kebutuhan yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

(10)

bahan pokok (barang) sehingga perlu dirupiahkan dengan harga yang berlaku pada saat survey di daerah penelitian. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Rincian Kebutuhan Pokok Minimum Perkapita Per Tahun di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2011.

No Jenis Kebutuhan

Sumber : Totok Mardikanto (1990) dan Data Pra Survey di Desa Banyumas Tahun 2011.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa kebutuhan pokok minimum perkapita per tahun berdasarkan harga jual 9 bahan pokok sebesar Rp 2.454.500,- dan bila dihitung per bulan maka kebutuhan pokok minimumnya adalah Rp 2.454.500,- dibagi 12 bulan = Rp 204.541,- kemudian untuk mencari kebutuhan pokok per keluarga per bulan maka Rp 204.541,- dikalikan dengan jumlah anggota keluarga, sehingga akan didapat total kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan. Dengan ketentuan apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum per keluarga per bulan kurang dari atau sama dengan pendapatan bersih yang diperoleh keluarga per bulan maka dapat dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan terpenuhi, tetapi apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum per keluarga per bulan lebih dari pendapatan bersih yang diperoleh keluarga per bulan maka dapat dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan tidak terpenuhi.

(11)

Penelitian yang mengambil pokok permasalahan hampir sama dengan penelitian ini dirujuk guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian sebagai berikut:

a. Pebriansyah (2008) mengkaji deskripsi kebun kakao (Coklat) di Desa Sukosari Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.

b. Veronika Reni Wijayanti (2010) mengkaji usaha tani kakao dan tingkat ekonomi petani di Desa Bajarasri Kecamatan Kali Bawang Kabupaten Kulon Progo.

c. Irvan Seno (2005) mengkaji penyuluhan Tentang teknik pemeliharaan tanaman produktif kakao (Theorobroma Cacao) di Kampung Sendabg Baru Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung tengah.

B. Kerangka Pikir

Setiap daerah memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda. Potensi yang ada pada suatu daerah akan menentukan mata pencaharian penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Pertanian merupakan sektor yang masih mempunyai peran penting untuk membuka kesempatan kerja bagi jutaan angkatan kerja baru khususnya di daerah pedesaan. Hal ini karena bekerja pada sektor pertanian tidak memerlukan pendidikan tinggi.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus terhadap usaha perkebunan rakyat. Tanaman yang biasanya diusahakan dalam perkebunan rakyat di antaranya kelapa sawit, kakao, kopi, lada, karet dan sebagainya.

(12)

keluarganya. Luas lahan yang dimiliki petani berpengaruh terhadap produksi kakao yang diperoleh sehingga akan mempengaruhi jumlah pendapatannya. Pemenuhan kebutuhan hidup petani kakao dengan jumlah anak yang banyak akan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hasil produksi kakao yang rendah, maka tingkat pendapatan petani kakao juga rendah. Selain tingkat pendapatan yang rendah, jumlah tanggungan keluarga yang banyak juga mempengaruhi sulitnya seorang kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan pokok minimum anggota keluarganya. Makin besar jumlah tanggungan keluarga maka makin besar pula beban yang ditanggung oleh kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Desa Banyumas Kecamatan Banyumas terdapat 181 kepala keluarga yang bekerja sebagai petani kakao. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mendapatkan informasi mengenai Deskripsi Petani Kakao dalam Memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum Anggota Keluarga, sebagaimana dapat dinilai dari jumlah anak, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi kakao, tingkat pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum. Untuk mengetahui Deskripsi Petani Kakao dalam Memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum Anggota Keluarga dapat digambarkan seperti pada bagan kerangka pikir berikut ini :

(13)
(14)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Suryabrata, 2009:76).

Lebih lanjut Mohammad Ali (1985:120), mengemukakan bahwa metode deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisi atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat pengambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif tertentu.

Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 1996:73).

Metode deskriptif dalam penelitian ini adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti keadaan petani kakao dalam memenuhi kebutuhan pokok minimum anggota keluarga di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

(15)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh kepala keluarga pada petani kakao yang berada di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 181 kepala keluarga.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika populasinya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2006:109).

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti mengambil 25% dari populasi sebanyak 45 yang nantinya akan dijadikan responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik proporsional random sampling artinya setiap kelompok dari anggota populasi dapat dipilih secara acak menjadi sampel penelitian dengan mengambil perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih secra acak. Untuk mengetahui jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel di Desa Banyumas Tahun 2011

No Dusun Jumlah Populasi (KK)

Sumber : Monografi Desa Banyumas Tahun 2010

(16)

1. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata (2009:72) variabel penelitian diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala-gejala yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah keadaan petani kakao dalam memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2011 yang meliputi: jumlah anak, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi kakao, tingkat pendapatan, dan tingkat kebutuhan pokok minimum.

2. Difinisi Operasional Variabel

Menurut Sumadi Suryabrata (2009:29) dinyatakan bahwa definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jumlah Anak

Jumlah anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup dan masih menjadi tanggungan kepala keluarga petani kakao. Kriteria yang dipakai dalam pengukurannya yaitu:

1) Sedikit, apabila jumlah anak kurang dari tiga orang

2) Banyak, apabila jumlah anak lebih dari atau sama dengan tiga orang

b. Jumlah Tanggungan

(17)

tangga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kriteria yang dipakai dalam pengukurannya yaitu:

1) Sedikit, apabila jumlah tanggungan dalam keluarga kurang dari lima orang

2) Banyak, apabila jumlah tanggungan dalam keluarga lebih dari atau sama dengan lima orang.

c. Luas Lahan

Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah lahan yang digarap/diolah baik luas lahan miliki sendiri atau miliki orang lain untuk usaha pertanian dalam satu tahun dihitung dalam satuan hektar. Adapun kriteria penggolongannya adalah :

1) Sempit, luas lahan < 0,50 ha

2) Sedang, jika luas lahan 0,50 – 0.99 ha 3) Luas, jika luas lahan > 1 ha

d. Produksi Kakao

Produksi kakao adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen yaitu hasil usaha kakao yang dicapai petani pada setiap hektar pada waktu panen atau musim panen kakao yang diukur dalam satuan kg/ha. Dalam penelitian ini produksi kakao yang dimaksud yaitu jumlah keseluruhan produksi yang diperoleh petani kakao dari produksi utama dan produksi selingan dalam satuan kg/ha selama satu tahun. Penggolongannya menurut Susanto, F.X adalah : a. Rendah apabila ≤ 1000 kg/ha

b. Tinggi apabila ≥ 1000 kg/ha

e. Pendapatan Petani Kakao

(18)

sampingan pada priode tertentu atau diratakan setiap bulananya. Tingkat pendapatan dapat digolongkan menjadi 2 kriteria berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 yaitu:

1) Tinggi, jika pendapatan lebih dari Rp 855.000 per bulan

2) Rendah, jika pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 855.000 per bulan

f. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok dalam penelitian ini adalah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pokok keluarga berdasarkan sembilan kebutuhan bahan pokok dengan kriteria sebagai berikut:

1) Terpenuhi apabila pendapatan per bulan lebih besar dari pada pengeluaran per bulan. 2) Tidak terpenuhi apabila pendapatan per bulan lebih kecil dari pengeluaran per bulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi dan Wawancara

Teknik observasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadaplokasi yang akan diteliti. Dengan observasi dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan sosial (Nasution, 1996:106). Teknik ini digunakan untuk mengamati dan wawancara secara berhadapan langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan. Alat ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data yang berisi sejumlah pertanyaan yang diisi oleh peneliti berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dari responden dilapangan.

(19)

Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah anak, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan milik, produksi kakao, tingkat pendapatan, dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok kepada responden terutama kepada kepala keluarga petani kakao di Desa Banyumas.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang jumlah penduduk, luas lahan pertanian, dan peta administratif desa.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989: 263). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif persentase yaitu dalam bentuk tabel tunggal. Setelah data ditabulasikan dan dipersentasekan, selanjutnya deskripsikan secara sistematis dan diinterprestasikan dalam membuat laporan sebagai hasil penelitian dan ditulis kesimpulan sebagai hasil akhir laporan penelitian.

Untuk menentukan jumlah presentase dapat digunakan rumus sebagai berikut: % = n x100

N

Keterangan:

% = Persentase yang diperoleh

n = Jumlah responden yang menjawab kuisioner N = Jumlah sampel

(20)
(21)

1

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 86,67% memiliki jumlah anak yang banyak yaitu ≥3, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran petani kakao di Desa Banyumas akan pentingnya program keluarga berencan (KB).

2. Sebanyak 57,77% memiliki jumlah tanggungan yang banyak yaitu ≥5, hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah anak yang belum produktif dan masih mengenyam pendidikan. 3. Sebanyak 44,44% memiliki luas lahan yang sedang (0,50-0,99 ha), sebanyak 40% memiliki luas lahan sempit (≤50 ha) dan 15,56% memiliki luas lahan luas dengan status

kepemilikan milik sendiri.

4. Sebanyak 88,88% produksi kakao ≤1000 kg/ha, hal ini disebabkan rendahnya modal yang dimiliki untuk perawatan serta minimnya pengetahuan tentang tanaman kakao. 5. Sebanyak 86,67% tingkat pendapatan petani kakao di Desa Banyumas rata-rata

Rp.560.718,-, hal ini disebabkan karena tidak luasnya lahan yang dimiliki serta hasil produksi yang tidak sesuai dengan produktivitas.

6. Sebanyak 80% tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum petani kakao di Desa Banyumas tidak terpenuhi, hal ini disebabkan rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh petani kakao serta jumlah anak dan jumlah tanggungan yang dimiliki adalah banyak.

(22)

2

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dituliskan beberapa saran yaitu:

1. Banyaknya jumlah anak petani kakao diharapkan petani kakao untuk mengikuti program KB sesuai dengan program pemerintah yaitu cukup mempunyai dua anak saja.

(23)

DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN

BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh DWI PUASTUTI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(24)

DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN

BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh DWI PUASTUTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(25)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Puastuti lahir di Banyumas (Pringsewu) pada tanggal 29 April 1989, anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suparjan dan Ibu Ngadiyem.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Banyumas ditamatkan pada Tahun 2001. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Banyumas ditamatkan pada Tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pringsewu ditamatkan pada Tahun 2007.

(26)

MOTTO

(27)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Budiyono, M.S. ………

Sekretaris : Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Edy Haryono, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(28)
(29)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dwi Puastuti NPM : 0743034013

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan : Pendidikan IPS

Alamat : Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

BandarLampung, November 2012 Yang membuat pernyataan,

(30)
(31)

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmannirrohiim,

Untuk segenap kesabaran akan penantian terikat dengan kekuatan kasih, cinta, dan syukur hamba kepada Allah SWT yang telah banyak memberikan keajaiban kecil untuk saya, untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam menampaki sepenggal warna kehidupan-Nya agar mampu berdiri dan menatap kedepan dengan optimis, saya persembahkan skripsi ini untuk :

Kedua orang tuaku (Bapak Suparjan dan Ibu Ngadiyem) yang senantiasa berjuang tanpa pamrih, memberi tanpa berharap kembali, berdo’a tanpa henti dalam setiap hembusan napasnya, mendidik dengan penuh cinta kasih, merawat dan membesarkan secara tulus tanpa pamrih, menanti dengan segala tetesan peluh dan linangan air mata. Semoga Allah subhanahuwataala membalas setiap butir peluh dan jejak langkah Bapak dan Ibu dengan kebahagiaan. Amin

(32)

Judul Sripsi : DESKRIPSI PETANI KAKAO DALAM MEMENUHI

KEBUTUHAN POKOK MINIMUM ANGGOTA KELUARGA DI DESA BANYUMAS KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : DWI PUASTUTI No. Pokok Mahasiswa : 0743034013 Jurusan : Pendidikan IPS Program Studi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Budiyono, M.S. Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. NIP 19521022 198103 1 003 NIP 19591009 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Sudi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.

(33)
(34)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Deskripsi Petani Kakao Dalam

Memenuhi Kebutuhan Hidup Anggota Keluarga di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2011” dengan segenap pengetahuan,

kemampuan dan keterbatasan yang ada.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, pemikiran, saran, dan nasehat serta kesabaran dari Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku pembimbing utama dan Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku pembimbing pembantu sekaligus sebagai pembimbing akademik serta bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku penguji utama, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan.

(35)

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila yang telah memberikan kemudahan dalam semua hal menyangkut perkuliahan selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. 6. Kepala Desa dan petani di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten

Pringsewu yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian ini. 7. Teman-teman Geografi angkatan 2007 terimakasih atas kebersamaanya.

Semoga semua bantuan serta doanya yang telah diberikan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin Yarobbal Alamin.

Bandar Lampung, 2012 Penulis,

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi.2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta.Jakarta.

Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2006. Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produksi. PT Rineka Cipta. Jakarta

Anonymus. 2010. Monografi Desa Banyumas. Desa Banyumas. Pringsewu.

Ridwan Halim, A. 1990. Hukum Pemburuan Dalam Tanya Jawab. Ghalia Indonesia. Jakarta.

______. 2010. Lampung Dalam Angka 2010. BPS. Jakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Buku Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Daldjoeni.1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni. Bandung.

Susanto, FX. 1994. Tanaman Kakao dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1996. Penelitian Terapan. Gajah Mada University Pers. Yogyakarta.

Hadi Prayitno dan Lincoln Arsyad. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta.

Irvan Seno. 2005. Penyuluhan Tentang Teknik Pemeliharaan Tanaman Produktif Kakao (Theorobroma Cacao) di Kampung Sendang Baru Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung tengah. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Marsi Singaribun.1989. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. LP3ES.Jakarta.

Mohamad Ali.1985. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi. Bina Aksara. Jakarta.

(37)

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. CV. Rajawali. Jakarta.

Nasution. 1996. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Pebriansyah. 2008. Deskripsi Usaha Kebun Kakao (Coklat) di Desa Sukosari Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sajogjo. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta.

Slamet Riyadi, Tumpal H. S. Siregar, Laeli Nuraeni. 2010. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soekartawi.1995. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Subarjo. 2004. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka cipta. Jakarta.

Suharyono dan Moch. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi (Bahan Ajar). FKIP Unila. Bandar Lampung Sumadi Suryabrata. 2009. Metodologi penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Supeno. 1982. IPS Geogarfi dan Kependudukan. Tiga Serangkai. Solo.

Totok Mardikanto.1990. Pembangunan Pertanian. PT. Tri Tunggal, Tata Fajar. Surabaya.

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Buku Ajar). Unila, Bandar Lampung.

Gambar

Tabel 3. Rincian Kebutuhan Pokok Minimum Perkapita Per Tahun di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2011
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel di Desa Banyumas Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip mengabaikan sejumlah aspek dari suatu subjek yang tidak relevan dengan tujuan tertentu untuk lebih memfokuskan pada objek yang dibahas secara utuh.. Tujuan

“Pengaruh January Effect Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan pada Saham di Jakarta Islamic Index (JII)”.. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri

Kesenian Kuda Kepang di Batu Pahat 1971-2009 (Kajian Kasus: Warisan Budaya dan Identitas Diasporik Jawa di Negeri Johor Darul Takzim, Malaysia), Skripsi Jurusan

Fermentasi acar kubis putih (Brassica oleracea) asal Getasan, Kopeng dengan kadar garam 5% menghasilkan isolat bakteri Lactobacillus yang secara keseluruhan memiliki

Berdasarkan penelitian Untari bahwa SADARI dapat dilakukan sendiri tanpa harus ke klinik, merupakan cara yang sederhana, murah (gratis), dan cukup akurat untuk mendeteksi

Komunikasi bergerak analog maupun digital menggunakan jaringan dari beberapa base station dan antena untuk mencakup area yang sangat luas.. Area yang mampu dicakup oleh base

Oi sisi lain, semakin tinggi cerobong rapat daya teras semakin tinggi, yang berarti PLTN semakin ekonomis, Iniberarti operasi PLTN semakin murah, Untuk membatasi agar harga

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendasi mengakibatkan kejang yang dapat menyebabkan