SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
Nama : Dedi Saut Martua Gultom NIM : 045114041
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
GSM NETWORK IDENTITY MONITORING SYSTEM
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By:
Name : Dedi Saut Mrtua Gultom Student Number: 045114041
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
“
“
“
T
Te
T
e
et
t
ta
a
ap
p
pi
i
i
c
c
ca
a
ar
r
ri
i
il
l
la
a
ah
h
h
d
d
da
a
ah
h
hu
u
ul
l
lu
u
u
K
K
Ke
e
er
r
ra
a
aj
j
ja
a
aa
a
an
n
n
A
A
Al
l
ll
l
la
a
ah
h
h
d
d
da
a
an
n
n
k
k
ke
e
eb
b
be
e
en
n
na
a
ar
r
ra
a
an
n
ny
y
ya
a
a,
,
,
m
m
ma
a
ak
k
ka
a
a
s
s
se
e
em
m
mu
u
ua
a
an
n
ny
y
ya
a
a
i
i
it
t
tu
u
u
a
a
ak
k
ka
a
an
n
n
d
d
di
i
it
t
ta
a
am
m
mb
b
ba
a
ah
h
hk
k
ka
a
an
n
n
k
k
ke
e
ep
p
pa
a
ad
d
da
a
am
m
mu
u
u
”
”
”
(
(
(M
M
Ma
a
at
t
ti
i
iu
u
us
s
s
6
6
6:
:
:3
3
33
3
3)
)
)
“
“
“
T
Ta
T
a
an
n
ng
g
ga
a
an
n
n
y
y
ya
a
an
n
ng
g
g
l
l
la
a
am
m
mb
b
ba
a
an
n
n
m
m
me
e
em
m
mb
b
bu
u
ua
a
at
t
t
m
m
mi
i
is
s
sk
k
ki
i
in
n
n,
,
,
t
t
te
e
et
t
ta
a
ap
p
pi
i
i
t
t
ta
a
an
n
ng
g
ga
a
an
n
n
o
o
or
r
ra
a
an
n
ng
g
g
r
r
ra
a
aj
j
ji
i
in
n
n
m
m
me
e
en
n
nj
j
ja
a
ad
d
di
i
ik
k
ka
a
an
n
n
k
k
ka
a
ay
y
ya
a
a
”
”
”
(
(
(A
A
Am
m
ms
s
sa
a
al
l
l
1
1
10
0
0:
:
:4
4
4)
)
)
Kupersembahkan karya tulis ini
kepada :
Tuhan Yesus Kristus,
Bapak dan Ibu
Tercinta,
Adik
–
adikku Devi, Yuni, Alpha,
dan Omega
Kekasihku Anna Arma Shanti
INTISARI
Jumlah pengguna yang semakin banyak bisa menjadi penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan peningkatan interferensi sinyal. Hal ini membuat operator Global System for Mobile Communication (GSM) harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan. Sistem pengawasan identitas jaringan GSM bisa mempresentasikan kualitas jaringan sebuah operator jaringan GSM. Sistem pengawasan identitas akan membantu operator dalam menjaga kualitas jaringan. Penelitian ini memberikan solusi akan ketersediaan perangkat pengawasan identitas jaringan GSM yang lengkap dan ekonomis.
Perangkat lunak pengawasan identitas jaringan GSM terdiri dari dua bagian utama yaitu Network Monitoring dan Analyzer. Network Monitoring berfungsi untuk mengakusisi data – data identitas yang terdiri dari time advance (TA), TMSI, time slot (TS), IMEI, Channel Number, Channel type, MCC, MNC, Provider Name, Provider Code, LAC, Cell ID, menampilkan data – data tersebut secara real time dan menyimpannya dalam database. Analyzer berfungsi untuk melakukan load data – data identitas dari database, mengolahnya dan menampilkannya dalam tampilan yang user friendly.
Program pemantauan identitas pada jaringan GSM sudah berhasil dibuat dan dapat berjalan dengan baik. Penampil data pada peta, system identity, dan channel identity mampu menampilkan data – data yang diinginkan dengan benar. Network Monitoring hanya menunjukkan time advance (TA), TMSI, time slot (TS), IMEI, Channel Number, Channel type, MCC, MNC, Provider Name, Provider Code, LAC, Cell ID, sehingga masih dapat dikembangkan untuk mengakuisi data – data identitas yang lebih detil.
ABSTRACT
The increasing signal interference caused by the increasing number of users can lessen the quality of the network service. The network procedure monitoring system represents the network quality, so the Global System for Mobile Communication (GSM) operator could use the network procedure monitoring system to help them maintain the service quality on a satisfying level. This research gives solution on availability of a complete and economical network procedure monitoring system.
The network procedure monitoring system software consists of two main parts, which are the Network Monitoring and the Analyzer. The Network Monitoring functions are to acquire procedure data, such as idle, call setup, handover and location update, to display the data real time, and to store it in the database. The Analyzer functions are to load the network identity data from database, analyze it, and display it in a user friendly display.
The research has succeeded in designing a network procedure monitoring system software. And after several test, the software performance was good. Procedure data such as all events, critical events, and statistic were displayed accurately. The Network Monitoring only displayed idle, call setup, handover, and location update procedures, so there are still some room for improvement like acquiring a more detail data.
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Sistem Pemantauan Identitas Jaringan GSM” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga tugas akhir ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Greg. Heliarko, SJ., B.ST., MA., M.Sc, selaku dekan fakultas teknik.
2. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, memberi semangat dan saran yang membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
3. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama kuliah.
4. Kedua orang tua yang tercinta atas doa, kesabaran dan dukungan baik secara moril ataupun materil.
5. Adik – adikku Devi, Yuni, Alpha, dan Omega atas doa dan dukungannya. 6. Kekasihku Anna Arma Shanti untuk kesabaran, masukkan, dan
dorongannya selama ini.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
2.1 Bentuk Cell 7
2.2 Macro Cell 9
2.3 Arsitektur jaringan GSM 14
2.4 ME dan SIM 15
2.5 Format penomoran IMEI 15
2.6 Format penomoran IMSI 16
2.7 Format penomoran MSISDN 17
2.8 Elemen NSS 19
2.9 Diagram OMC yang memonitor network element 24
2.10 Format penomoran CGI 26
2.11 Format informasi dalam SACCH 27
2.12 Kanal Fisik GSM 29
2.13 Struktur kanal logika GSM 32
2.14 Ikon Nokia NetMonitoring 32
2.15 Pemilihan field test pada Nokia NetMonitoring 33 2.16 Tampilan field test pada Nokia NetMonitoring 33 2.17 Pembacaan Karakter field test pada Nokia
NetMonitoring
33
2.18 Nokia NetMonitoring 36
2.19 Nokia NetMonitoring field test 11 38
2.20 IDE pada Visual Basic 43
2.21 Ilustrasi hubungan obyek, property, method, dan event
45
3.1 Diagram alir Network Monitoring 47
3.2 Diagram blok data pada Analyzer 48
3.3 Diagram alir Menu Utama 49
3.5 Diagram Alir About 51
3.6 Diagram alir Help 51
3.7 Diagram Alir Koneksi 52
3.8 Diagram alir akusisi data Identitas 53
3.9 Diagram alir Database 54
3.10 Diagram alir Analyzer 55
3. 11 Hubungan antara user dengan komputer 56
3.12 Tampilan Menu Utama 57
3.13 Rancangan tampilan Network Monitoring 61
3.14 Tampilan Analyzer 63
3.15 Rancangan tampilan About 64
3.16 ER- Diagram 65
3.17 Relasi antar Tabel 66
4.1 Struktur program sistem pemantauan identitas jaringan GSM
68
4.2 Tampilan Menu Utama 69
4.3 Tampilan Network Monitoring 70
4.4 Tampilan Analyzer 72
4.5 Tampilan Help 73
4.6 Tampilan About 74
4.7 Koneksi antara handset dan PC 75
4.8 Network Monitoring menampilkan IMEI, Provider
Name, dan Provider Country
76
4.9 Data – data system identity (a) Telkomsel, (b) Excelcomido, dan (c) Satelindo yang tersimpan
dalam database
4.10 (a) Menunjukkan hasil penggujian IMEI menggunakan command prompt
78
4.10 (b) Menunjukkan hasil pengujian IMEI dengan kode rahasia Nokia
79
4.11 Network Monitoring menampilkan data – data LAC, Cell ID, Channel Type, Channel Number, dan
Time Advance
80
4.12 Data – data channel identity dapat tersimpan dalam database
81
4.13 Kanal CBCH digunakan saat proses idle 81 4.14 Menunjukkan MS menggunakan kanal THR0 dan
THR1 saat call setup
82
4.15 Data channel number pada database menunjukkan terjadinya proses hopping
83
4.16 Hasil pengujian channel number saat terjadi hopping
84
4.17 Data Cell ID, TMSI, dan LAC ditampilkan pada network monitor
85
4.18 Pengujian cell id dan LAC dengan gammu 86 4.19 Data Cell ID, LAC, dan TMSI tersimpan dalam
database
86
4.20 Nilai timing advance pada gammu 87
4.21 (a) Timing advance ditampilkan dalam network monitoring
87
4.21 (b). Timing advance disimpan dalam database 87 4.22 (a). Data identias yang ditampilkan pada
analyzer
88
4.24 Analyzer dengan penampilnya 90
4.25 Isi penampil system identity 91
4.26 Isi penampil channel identity 92
4.27 (a)Perubahan Cell ID (b) terjadi handover 93 4.28 (a) Channel Type yang digunakan THR0 (b) terjadi
proses call setup
94
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
2.1 Perkembangan teknologi seluler 11
2.2 Spesifikasi GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1900 13 2.3 Data yang tersimpan di HLR,VLR, dan AuC 21
Lanjutan Tabel 2.3 Data yang tersimpan di HLR,VLR, dan AuC
22
2.4 Kode MCC dan MNC untuk Hongkong, India, Indonesia
25
2.5 Perbandingan kecepatan USB 41
2.6 Nilai – nilai PID pada USB 39
2.7 Penomoran dan fungsi kabel USB 40
Lanjutan Tabel 2.7 Penomoran dan fungsi kabel USB
41
2.8 Tipe Konektor USB 41
3.1 Tabel Identity 66
3.2 Tabel Saved_Time 67
3.3 Tabel fixIdentity. 67
4.1 Tabel korelasi antara penampil system identity dengan FixIdentity
89
4.1 Lanjutan. Tabel korelasi antara penampil system identity dengan FixIdentity
90
4.2 Tabel korelasi antara penampil channel identity dengan Identity_ Table
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL BAHASA INDONESIA ..………...….. i
JUDUL BAHASA INGGRIS …..……….……...….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………...…. iii
HALAMAN PENGESAHAN .……….……….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..……….….. v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ……...…………..………… vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……….………... vii
INTISARI ………...……….………...……... viii
ABSTRACT ………... ix
KATA PENGANTAR………. x
DAFTAR GAMBAR ……..………..……..…..……….. xii
DAFTAR TABEL……….……... xvi
DAFTAR ISI ………..…. xvii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Batasan Masalah ……….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ………. 3
1.4 Manfaat Penelitian ………... 3
1.5 Metodologi Penelitian ……….. 4
1.6 Sistematika Penulisan ……….…... 5
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 7
2.1 Sistem Seluler ……….. 7
2.2 Global System for Mobile Communication (GSM) ………... 10
2.2.2 Spesifikasi Teknis GSM ... 12
2.2.3 Arsitektur Jaringan GSM ... 14
2.2.3.1 Mobile Station (MS) ……….. 14
2.2.3.1.1 Mobile Equipment (ME) ... 15
2.2.3.1.2 Subscriber Identity Module (SIM) ……... 16
2.2.3.2 Base Station Subsystem (BSS) ……….. 17
2.2.3.2.1 Base Transceiver Station (BTS) ... 17
2.2.3.2.2 Base Station Controller (BSC) ………….... 18
2.2.3.3 Network Subsystem ………... 18
2.2.3.3.1 Mobile Switching Center (MSC) ……….... 18
2.2.3.3.2 Home Location Register (HLR) ... 19
2.2.3.3.3 Visitor Location Register (VLR) ... 20
2.2.3.3.4 Authentication Center (AuC) ... 20
2.2.3.3.5 Equipment Identity Registration (EIR) ... 22
2.2.3.4 Operation and Support System (OSS) ……….... 22
2.2.4 Identitas Global System for Mobile Communication (GSM).. 24
2.2.4.1 Cell Global Identity (CGI) ………. 24
2.2.4.2 Timming Advance (TA) ……… 26
2.2.4.3 Konsep Kanal pada GSM ……….. 28
2.2.4.3.1 Kanal Fisik pada GSM ………... 28
2.2.4.3.2 Kanal Logika pada GSM ………... 29
2.3 Nokia Net Monitor ………... 32
2.3.2 Menggunakan Nokia NetMonitori ... 32
2.3.3 Nokia NetMonitor Field Test ………. 34
2.3.4 Data Identitas Jaringan GSM pada Field Test Nokia NetMonitor . ... 36
2.4 Transmisi Data Antara MS dan Personal Computer (PC) ……….. 38
2.4.1 Mode Transmisi ……….. 38
2.4.1.1 Parallel Transmission ………. 38
2.4.1.2 Serial Transmission ………... 39
2.4.2 Universal Serial Bus (USB) ………... 40
2.4.2.1 Kelebihaan dan Kekurangan USB ………. 40
2.4.2.2 Kecepatan USB ………. 40
2.5 Visual Basic ………. 41
2.5.1 Definisi Visual Basic ……….... 41
2.5.2 Integrated Development Environment Visual Basic … 42
2.5.3 Property, Method, dan Event dalam Visual Basic …… 44
2.5.4 Mobile FBUS 1.5 ActiveX ………... 45
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK ………. 46
3.1 Algoritma Perancangan ………... 46
3.1.1 Algoritma Perancangan Network Monitoring ………. 46
3.1.2 Algoritma Perancangan Analyzer ………... 47
3.2 Perancangan Diagram Alir Program ………... 48
3.2.2 Diagram Alir Network Monitoring ………. 49
3.2.3 Diagram Alir About ………. 51
3.2.4 Diagram Alir Help ………... 51
3.2.5 Diagram Alir Koneksi ………. 52
3.2.6 Diagram Alir Akusisi Data Identitas ………... 52
3.2.7 Diagram Alir Database ………... 53
3.2.8 Diagram Alir Analyzer ……….... 54
3.3 Tampilan Program ……….... 55
3.3.1 Tampilan Menu Utama ……….... 56
3.3.2 Tampilan Network Monitoring ……….... 58
3.3.3 Tampilan Analyzer ………... 61
3.3.4 Tampilan About ………... 63
3.4 Perancangan Basis Data ………... 64
3.4.1 ER – Diagram ………... 64
3.4.2 Relasi Antar Tabel ………... 65
3.4.3 Perancangan Struktur Data ………... 66
3.4.3.1 Tabel Identity ………... 66
3.4.3.2 Tabel Saved_Time ………... 67
3.4.3.3 Tabel fixIdentity ………... 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 68
4.1 Tampilan Program ………... 68
4.1.1 Tampilan Menu Utama ………... 69
4.1.3 Tampilan Analyzer ………... 71
4.1.4 Tampilan Help ……….. 73
4.15 Tampilan About ………. 74
4.2 Pengujian Program ……….... 74
4.2.1 Network Monitoring ………. 74
4.2.1.1 Pengujian System Identity ……….... 76
4.2.1.2 Pengujian Channel Identity ………... 79
4.2.1.2.1 Pengujian Channel Type ... 81
4.2.1.2.2 Pengujian Channel Number ... 82
4.2.1.2.3 Pengujian Cell ID, TMSI, dan LAC ... 85
4.2.1.2.4 Pengujian Time Advance... 86
4.2.2 Pengujian Analyzer ………... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 97
5.1 Kesimpulan ………..……... 97
7 1.1 Latar Belakang Masalah
Evolusi teknologi komunikasi bergerak GSM yang mengarah ke konvergensi berbagai layanan mempunyai banyak permasalahan yang mengiringinya. Peningkatan jumlah pengguna dan jenis layanan akan semakin membebani jaringan jika kapasitas dan kinerja jaringan tidak dioptimalkan. Otimisasi kinerja jaringan akan selalu dapat menjaga kualitas layanan yang dituntut pengguna [1].
Banyak jenis perangkat dalam bentuk sistem pengawas dan pengukur kinerja jaringan yang tersedia di pasaran untuk membantu melakukan optimisasi kinerja jaringan [2]. Perangkat ini cukup akurat, sehingga memenuhi kebutuhan para tenaga profesional yang bekerja pada industri komunikasi bergerak, seperti operator, konsultan, kontraktor, maupun badan pemerintah. Harga perangkat cukup mahal, sehingga tidak setiap lembaga mampu membelinya [3].
Di sisi lain, kebutuhan tenaga profesional di bidang komunikasi bergerak semakin meningkat, tetapi penyiapan calon tenaga profesional kurang memadai. Perangkat pengawas dan pengukur kinerja jaringan akan sangat membantu dalam menyiapkan calon tenaga profesional untuk memasuki dunia kerja di bidang komunikasi bergerak. Penelitian ini akan memberikan alternatif
perangkat yang handal dan murah bagi para lembaga atau perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan daya saing lulusan di bidang komunikasi bergerak.
Dalam melakukan pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan, ada 3 bagian utama, meliputi : identitas jaringan, prosedur, dan kualitas sinyal. Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai identitas jaringan.
Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:
1. Berbagai teknik telah diterapkan untuk melakukan pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM. Praktek ini hanya dilakukan oleh para operator layanan komunikasi bergerak, konsultan, kontraktor, maupun otoritas/badan pengawas dari pemerintah.
2. Para calon rekayasawan/insinyur dan teknisi yang akan bekerja di bidang komunikasi bergerak belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman praktis yang cukup, sehingga kurang siap dalam memasuki industri komunikasi bergerak.
3. Sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan yang ada sangat mahal sehingga perlu ada alternatif sistem yang murah tetapi tetap handal.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini meliputi : a. Identitas jaringan yang akan penulis bahas dalam tugas akhir ini
Number, Channel type, MCC, MNC, Provider Name, Provider Code, LAC, Cell ID.
b. Handset yang digunakan adalah Nokia 5110.
c. Koneksi handset ke komputer mengunakan USB dan menggunakan USB to serial converter.
d. Area pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM hanya dilakukan di daerah Yogyakarta.
e. Pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan dilakukan pada jaringan GSM dari 3 operator, yaitu : TELKOMSEL, INDOSAT dan EXELCOMINDO.
f. Software yang digunakan dalam skripsi ini berbasis Visual Basic 6.0.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan tugas akhir dengan judul “ Sistem Pemantauan Identitas Jaringan GSM” adalah menghasilkan sistem pemantauan Identitas GSM yang handal dan ekonomis.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan tugas akhir dengan judul “ Sistem Pengukuran dan
Pengawasan Identitas Jaringan GSM” adalah :
pengalaman praktis dalam melakukan pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM.
b. Dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk menghasilkan software yang lebih handal dan ekonomis.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain : a. Menentukan Model Sistem
Model sistem untuk perancangan ditunjukkan pada.GPS menerima sinyal dari satelit dan memberikan data ke komputer. Handset GSM menerima sinyal dari BTS dan memberikan data ke komputer. Komputer akan mengolah kedua data dan menggabungkan data dengan peta digital yang ada di dalam komputer. Hasil pengolahan komputer akan memberikan informasi identitas jaringan pada lokasi/area tertentu.
b. Menentukan Parameter yang akan Diukur
Parameter yang diukur berkaitan dengan identitas sel dan kinerja jaringan. Data tentang identitas sel antara lain identitas sel yang melayani maupun sel tetangga serta penggunakan frekuensi. Sedangkan data mengenai identitas jaringan diukur dengan level sinyal, kualitas suara, serta data statistik yang berhubungan dengan ketersediaan kanal dan keberhasilan proses komunikasi.
Perangkat diuji secara bergerak di luar gedung untuk mendapatkan sinyal satelit. Pergerakan dilakukan dengan kecepatan yang berubah-ubah di berbagai wilayah di Yogyakarta. Data hasil akuisisi dari GPS maupun handset GSM harus dapat disimpan untuk ditampilkan kapanpun diinginkan. Data yang dihasilkan harus berupa data yang mengacu pada standar GSM
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang dasar teori kinerja jaringan GSM yang meliputi indetitas, prosedur dan kualitas sinyal.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang perancangan dari sistem yang dibuat untuk memecahkan permasalahan yang ada. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN AKUISISI DATA
ini juga berisi tentang pembahasan dan analisis mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
7 2.1 Sistem Seluler
Jaringan seluler merupakan sebuah jaringan yang mampu membagi area-area menjadi cakupan yang lebih kecil [4]. Cakupan kecil tersebut diberi nama cell. Cell idealnya berbentuk lingkaran, namun karena adanya propagasi gelombang, cakupan cell menjadi tidak menentu seperti ditunjukkan Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bentuk Cell [4].
Setiap cell terbagi dalam beberapa area individual (sector) untuk meningkatkan efisiensi [4,5]. Antena akan melakukan pengiriman sinyal pada tiap cell. Radiasi antena juga tidak mencakup semua area tetapi hanya sebagian saja
dan bagian yang lain akan tercakup oleh antena lainnya.
Controller (BSC), dan Mobile Switch Control (MSC) yang berfungsi mengatur
trafik beberapa cell dan berhubungan dengan jaringan telepon publik. Komunikasi bergerak analog maupun digital menggunakan jaringan dari beberapa base station dan antena untuk mencakup area yang sangat luas. Area yang mampu dicakup oleh base station disebut cell, sedangkan titik dimana base station ditempatkan disebut cell site.
Setiap cell mempunyai ukuran diameter kurang lebih 26-32 km2 dengan radius jangkauan 1 hingga 50 km dan setiap cell tersebut akan membentuk grid heksagonal seperti sarang lebah yang luas mencakup seluruh area. Global
System for Mobile Communication (GSM) dan Personal Communication System
(PCS) mempunyai cell yang lebih kecil, yaitu 6 km [5,6].
Setiap cell site sebuah base station mempunyai pemancar pada frekuensi 800-1900 MHz dilengkapi dengan antena untuk mengatur cakupan wilayahnya. Setiap base station mempunyai frekuensi yang dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi interferensi dengan cell tetangga (neighbor cell) [5-7]. Layanan pancaran akan sangat tergantung dari keadaan topografi, kepadatan populasi, dan kepadatan lalu lintas data.
Pada sistem GSM dan PCS, dibuat tingkat-tingkatan stasiun yang terdiri dari [7] :
luas dan kapasitas channel yang rendah. Macro cell cocok digunakan untuk pengguna yang sering bergerak (fast moving subscriber) [4]. Macro cell dapat diilustrasikan seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Macro Cell [5].
Micro cell adalah cell yang wilayah cakupannya lebih kecil daripada macro cell. Micro cell biasanya digunakan di daerah dengan kepadatan user yang
tinggi seperti wilayah pasar dan perumahan padat. Agar suatu daerah yang agak luas dengan populasi user yang padat dapat dilayani dengan baik, daerah tersebut tidak dapat hanya dilayani dengan macro cell dengan coverage (cakupan) luas saja, tapi harus dibagi-bagi menjadi beberapa daerah coverage yang lebih kecil yang disebut micro cell. Dengan pembagian ini, kapasitas channel dapat ditingkatkan sehingga user yang banyak dapat dilayani dengan
Pico cell yang menjangkau area di dalam sebuah bangunan gedung. 2.2 Global System for Mobile Communication (GSM) 2.2.1 Sejarah dan Perkembangan GSM
Pada awal tahun 80-an, teknologi telekomunikasi seluler analog, seperti Advanched Mobile Phone Service (AMPS), Total Access Communication System (TACS), dan Nordic Mobile Telephone (NMT) mulai berkembang dan
banyak digunakan. Oleh karena itu, beberapa sistem yang berkembang di Eropa tidak saling compatible satu dengan yang lain, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja [5].
Untuk mengatasi keterbatasan yang terdapat pada sistem-sistem analog sebelumnya, pada tahun 1982 negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi yang bertujuan untuk menentukan standar telekomunikasi bergerak yang dapat dipakai di semua negara di Eropa. Organisasi ini diberi nama Groupe Special Mobile [5,6]. Organisasi ini kemudian menghasilkan standar
telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan Global System for Mobile communication (GSM) [7].
Tabel 2.1 Perkembangan teknologi seluler [5].
GSM adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua (2G, 2nd Generation) [4,5]. Perbedaan utama teknologi 2G dengan teknologi sebelumnya (1G, 1st Generation) terletak pada teknologi digital yang digunakan. Keuntungan teknologi generasi kedua dibanding dengan
teknologi generasi pertama antara lain [4-6] :
Kapasitas sistem lebih besar karena menggunakan teknologi Time Division Multiple Accsess (TDMA). TDMA menggunakan sebuah kanal yang dapat
mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh user yang lain. Hal ini tidak dilakukan pada teknologi Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang digunakan pada generasi pertama.
Teknologi yang dikembangkan di negara-negara yang berbeda mengacu pada standar internasional, sehingga sistem pada negara – negara yang berbeda tersebut masih tetap compatible satu dengan lainnya dan dimungkinkan terjadi roaming antara negara.
Dengan menggunakan teknologi digital, layanan yang ditawarkan menjadi lebih beragam, yaitu layanan - layanan yang berbasis data, seperti SMS dan pengiriman data dengan kecepatan rendah.
Penggunaan teknologi digital juga menjadikan keamanan sistem lebih baik karena memungkinkan untuk melakukan enkripsi dan chipering informasi.
2.2.2 Spesifikasi Teknis GSM
GSM di Eropa pada awalnya dirancang untuk beroperasi pada band frekuensi 900 MHz, frekuensi yang digunakan dari MS ke BTS (uplink) pada 890-915 MHz dan frekuensi yang digunakan dari BTS ke MS (downlink) pada 935 – 960 MHz. Bandwidth sebesar 25 MHz dan lebar satu kanal sebesar 200 KHz, menghasilkan 125 kanal. Voice menggunakan 124 kanal dan signaling
menggunakan 1 kanal [5,7].
frekuensi untuk GSM pada band frekuensi 1800 MHz. Frekuensi uplink berkisar antara 1710-1785 MHz dan frekuensi downlink antara 1805-1880 MHz. GSM dengan band frekuensi 1800 MHz ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. GSM 1800 memiliki bandwidth sebesar 75 MHz [6,7]. Lebar kanal tetap sama seperti GSM 900 yaitu 200 kHz. Oleh karena itu, GSM 1900 memiliki kanal sebanyak 375 [5].
Tabel 2.2 Spesifikasi GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1900 [5].
menggunakan frekuensi downlink 1930-1990 MHz dan frekuensi uplink 1850-1910 MHz [5-7]. Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1800 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
2.2.3 Arsitektur Jaringan GSM
Elemen jaringan dalam aristektur jaringan GSM terdiri dari Mobile Station (MS), Base Station Subsystem (BSS), Network Subsystem (NSS), dan
Operation and Support System (OSS). Elemen – elemen jaringan membentuk sebuah Public Land Mobile Network (PLMN). Arsitektur jaringan GSM ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Arsitektur jaringan GSM [8].
2.2.3.1 Mobile Station(MS)
Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan
handset dan Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM card [7]. Contoh MS
dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 ME dan SIM [5].
2.2.3.1.1 Mobile Equipment(ME)
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang
berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya [5,8]. ME diidentifikasi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI). IMEI disimpan oleh Equipment
Identity Register (EIR) untuk keperluan otentikasi. Gambar 2.5 menunjukkan
format penomoran IMEI.
Gambar 2.5 Format penomoran IMEI [5].
Type Approval Code (TAC) adalah kode yang diberikan pada saat ME
merupakan kode pabrik. Serial Number (SNR) merupakan kode produksi ME. Spare Part (SP) adalah kode dari piranti yang digunakan membentuk ME.
2.2.3.1.2 Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang
berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi layanan yang dimilikinya [5,8]. ME tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency.
Secara umum informasi atau data yang disimpan di dalam SIM card adalah sebagai berikut [8]:
a. International Mobile Subscriber Identity (IMSI) merupakan penomoran pelanggan yang unik di seluruh dunia. IMSI terdiri dari Mobile Country Code (MCC) atau Country Code (CC) yaitu kode area negara, Mobile Network Code (MNC) yaitu kode operator yang digunakan, dan Mobile
Subcriber Identity Number (MSIN) adalah nomor pelanggan. Gambar 2.6
menunjukkan format penomoran IMSI.
Gambar 2.6 Format penomoran IMSI [5].
b. Mobile Subscriber ISDN (MSISDN) adalah nomor panggil pelanggan
Subscriber Number (SN) yaitu nomor pelanggan. Sebagai contoh
MSISDN 62 811 970399, maka CC= 62, NDC = 811, dan SN = 970399. Gambar 2.7 menunjukkan format penomoran MSISDN.
Gambar 2.7 Format penomoran MSISDN [8].
c. Authentication Key (Ki) yang merupakan algoritma otentikasi.
d. Data jaringan yang bersifat sementara, seperti Temporary Mobile Subscriber Identity (TMSI), Location Area Identity (LAI).
e. Data yang terkait dengan layanan, seperti SMS, pengaturan bahasa, dan lain - lain.
2.2.3.2 Base Station Subsystem (BSS)
Secara umum Base Station Su-system terdiri dari Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC). BSS terhubung dengan OSS
dan NSS [6].
2.2.3.2.1 Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS [6]. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver) sinyal
jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, bentuk fisik sebuah BTS adalah tower yang dilengkapi antena.
2.2.3.2.2 Base Station Controller (BSC)
BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja beberapa BTS yang secara hirarki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang
menghubungkan antara BTS dan MSC [7]. BSC berfungsi mengontrol proses handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proses handover intra BSC,
menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi dan maintenance, dan ikut terlibat dalam proses Call Control seperti call setup, routing, dan terminate call [8].
2.2.3.3 Network Subsystem
Pemeran utama dalam network subsystem adalah MSC dibantu dengan HLR (Home Location Register), VLR (Visitor Location Register), AuC
(Authentication Center), dan EIR (Equipment Identity Register) [9]. Gambar 2.8 menunjukkan elemen NSS.
2.2.3.3.1 Mobile Switching Center (MSC)
setup, mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan melakukan release call
apabila hubungan telah selesai [8,9].
Gambar 2.8 Elemen NSS [5].
2.2.3.3.2 Home Location Register (HLR)
(IMSI, MSISDN), layanan yang dapat diperoleh pelanggan, informasi lokasi terakhir pelanggan, informasi otentikasi pelanggan [10]. HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan Autentication Centre (AuC) untuk melakukan retrieving parameter otentikasi yang baru sebelum segala jenis aktvitas pelanggan dilakukan
[8].
2.2.3.3.3 Visitor Location Register (VLR)
VLR adalah elemen jaringan yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang berada dalam wilayah MSC dan VLR yang lain [8,9]. Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah salinan informasi pelanggan yang ada di HLR pelanggan. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan incoming call dan outgoing call [5]. VLR bersifat dinamis karena selalu berubah setiap waktu. Perubahan
VLR dipengaruhi oleh mobilitas pelanggan.
2.2.3.3.4 Authentication Center (AuC)
sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan [8,9].
AuC menyimpan informasi mengenai otentikasi dan chipering key [5]. Otentikasi mempunyai algoritma yang spesifik dan disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat besar. AuC mempunyai peranan sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanan data otentikasi agar tidak dapat diakses oleh orang lain. Tabel 2.3 menunjukan data-data yang disimpan di HLR, VLR, dan AuC.
Lanjutan Tabel 2.3 Data yang tersimpan di HLR,VLR, dan AuC [5].
2.2.3.3.5 Equipment Identity Registration (EIR)
EIR menyimpan data IMEI ME pelanggan [11,12]. Data ME yang di simpan di EIR dapat dibagi atas tiga kategori, yaitu peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun, peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas, peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi.
2.2.3.4 Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan
Operation and Maintenance Center (OMC). OSS adalah subsystem jaringan GSM
OMC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut [13] :
a. Fault Management
Memonitor keadaan atau kondisi network element yang terhubung dengannya. OMC akan selalu menerima alarm dari network element. Alarm menunjukan kondisi pada network element yang dimonitor, apakah
terdapat permasalahan di network element atau tidak.
b. Configuration Management
OMC melakukan dan mengubah konfigurasi elemen jaringan yang terhubung dengannya.
c. Performance Management
Berapa OMC dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari elemen jaringan yang terhubung dengannya.
d. Inventory Management
OMC berfungsi sebagai inventorty management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa elemen jaringan, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh elemen jaringan, dan juga kapasitas elemen jaringan.
Gambar 2.9 Diagram OMC yang memonitor network element [5].
2.2.4 Identitas Global System for Mobile Communication (GSM)
2.2.4.1 Cell Global Identity (CGI)
CGI adalah sebuah identititas yang unik dari beberapa cell dalam suatu jaringan seluler. Sebuah CGI untuk sebuah cell bersifat unik artinya tidak akan ada 1 CGI yang dipakai oleh 2 atau lebih cell yang berbeda di seluruh dunia [14]. Gambar 2.10 menunujukan format penamaan CGI. CGI terdiri dari:
a. Mobile Country Code (MCC)
b. Mobile Network Code (MNC)
MNC adalah 2 digit identifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah jaringan bergerak [16,17]. Kombinasi antara MCC dan MNC akan selalu menghasilkan sebuah kode yang unik di seluruh dunia. MNC ini juga digunakan di penomoran IMSI. Tabel 2.4 menunjukan MNC untuk beberapa operator seluler di dunia.
Tabel 2.4 Kode MCC dan MNC untuk Hongkong, India, Indonesia [14].
Country Operator MCC MNC
Hong Kong Hong Kong Telecom CSL 454 00 Hong Kong Hutchison Telecom 454 04
Hong Kong Pacific Link 454 18
Hong Kong P Plus Comm 454 22
India Aircel Digilink Essar Cellph. 404 15
India Hutchison Max Touch 404 20
India BPL Mobile 404 21
India RPG MAA 404 41
India Srinivas Cellcom 404 42
Indonesia PT. Satelindo 510 01
Indonesia PT. Excelcomindo 510 11 c. Location Area Code (LAC)
LAC adalah sebuah identitas yang digunakan untuk menunjukkan
kumpulan beberapa cell. Sebuah PLMN tidak boleh menggunakan 1 LAC yang sama untuk 2 cell group yang berbeda. Sebuah LAC dapat digunakan dalam 2 atau lebih BSC yang berbeda, dengan syarat masih dalam 1 MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan diperbaharui apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan LAC yang berbeda [15].
d. Cell Identity (CI)
CI merupakan identitas sebuah cell dalam jaringan seluler. Dalam sebuah PLMN, CI yang sama dapat digunakan untuk 2 atau lebih cell yang berbeda, asalkan dalam LAC yang berbeda
Gambar 2.10 Format penomoran CGI [14].
2.2.4.2Timming Advance (TA)
Timing Advance (TA) adalah parameter yang menunjukan seberapa
diterima oleh BTS. Karena jarak MS ke BTS berbeda-beda, waktu sebuah MS diijinkan untuk mengirimkan sinyal ke BTS dalam sebuah time slot harus diatur secara tepat. TA adalah parameter yang digunakan dalam proses pengaturan ini.
BTS akan menghitung nilai TA yang pertama ketika BTS menerima sebuah Random Access Channel (RACH) dan melakukan update data ke BSC melalui informasi MEAS_RE (measure report) setiap 480 ms. TA akan dikirimkan oleh BTS melalui Slow Associated Control Channel (SACCH) [16]. Gambar 2.11 menunjukkan fromat informasi dalam SACCH.
Gambar 2.11 Format informasi dalam SACCH [16].
2.2.4.3 Konsep Kanal pada GSM 2.2.4.3.1 Kanal Fisik pada GSM
Kanal fisik GSM 900 terbagi menjadi 125 kanal. Setiap kanal diberi penomoran yang sesuai dengan urutan kanal. Nomor kanal dapat digunakan untuk mengetahui frekuensi yang sedang dipakai untuk melakukan komunikasi, dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 [17].
TX Frequency = (890 + (0,2 x channel number)) MHz ……… (2.1) RX Frequency = (935 + (0,2 x channel number)) MHz ……… (2.2)
Frekuensi pada GSM 900 hanya dialokasikan pada 3 provider yaitu: Telkomsel, Satelindo, dan Exelcomindo. Pemerintah telah menetapkan alokasi frekuensi sebagai berikut [17]:
1. Indosat / Satelindo : Up link : 890 – 900 Mhz (10 Mhz), Downlink : 935 – 945 Mhz (10 Mhz) 2. Telkomsel : Up link : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
Downlink : 945 – 952,5MHz (7,5 MHz) 3. Exelcomindo : Up link : 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz) Downlink : 952,5 – 960 MHz (7,5 MHz)
Gambar 2.12 Kanal Fisik GSM [17].
2.2.4.3.2 Kanal Logika pada GSM
Kanal logika dibagi menjadi dua tipe yaitu: Traffic Channel dan Signaling Channel [17].
a. Traffic Channel (TCH) digunakan untuk mengirimkan code speech dan data informasi dari MS . Ada dua bentuk Traffic Channel yang didefinisikan sebagai Full Rate Traffic Channel dan Half Rate Traffic. Full Rate Traffic yaitu Traffic Channel yang mengirimkan code speech pada air interface dengan kecepatan 13 kbit/s dan 9,6 kbit/s untuk data
informasi. Half Rate Traffic Channel yaitu Traffic Channel yang mengirimkan code speech pada air interface dengan kecepatan 6.5 kbit/s dan 4.8 kbit/s untuk data informasi.
b. Signaling Channel digunakan untuk pensinyalan dari MS ke BTS.
Signaling Channel dibagi menjadi 3 jenis, yaitu [18]:
Kanal ini digunakan untuk sinkronisasi dan mengirimkan data khusus dari BTS ke MS (downlink). BCCH ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu [18]:
Frequency Correction Channel (FCCH)
Kanal ini bertugas untuk mengawasi ketepatan frekuensi agar bisa berkomunikasi dengan MS.
Synchronization Channel (SCH)
Kanal ini bertugas untuk melanjutkan kerja dari FCCH setelah bersinkronisasi dengan MS, selanjutnya dilakukan checking procedure untuk memeriksa informasi yang berisi
Base Station Identification Code (BSIC), TDMA frame,
dan Broardcase Control Channel (BCCH) yang berisi
informasi mengenai cell mana yang akan menjadi surfing cell. SCH digunakan pada saat Channel Combination,
Frequency Hopping, dan Cell Identification.
o Commond Control Channel (CCCH)
Kanal ini digunakan untuk pengontrolan akses dari BTS atau dari MS yang bekerja pada up link frequency dan down link frequency. Kanal ini dibagi menjadi beberapa bagian penting yaitu [17,18]:
Paging Channel
Kanal ini digunakan untuk proses call dari BTS ke MS yang bekerja pada down link frequency.
Kanal ini digunakan untuk permohonan Signaling Channel dari jaringan.
Access Grant Channel (AGCH)
Kanal ini bekerja pada saat proses Signaling Channel oleh BTS untuk MS.
o Dedicated Control Channel (DCCH)
Kanal ini dibagi menjadi 3 kanal penting yaitu [18]: Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH)
Kanal ini digunakan 2 arah BTS dan MS untuk melakukan proses call setup. Otentikasi dan fungsi signaling juga dilakukan oleh kanal ini.
Slow Associated Control Channel (SACCH)
Kanal ini selalu dipasangkan dengan SDCCH dan TCH. Informasi pensinyalan untuk control dan parameter pengukuran dilakukan lewat kanal ini. Pada BTS informasi spesifik jaringan ditransmisikan menggunakan SACCH menjaga agar MS selalu up to date pada setiap perubahan parameter cell. Juga control command pada time advance dan power control ditransmisikan BTS melalui SACCH. Fast Associated Control Channel (FACCH)
Kanal ini akan diaktifkan pada saat memerlukan penambahan signaling pada situasi mendesak.
Gambar 2.13 Struktur kanal logika GSM [18].
2.3 Nokia Net Monitor
2.3.1 Definisi Nokia NetMonitor
Nokia net monitor adalah menu tersembunyi yang terdapat pada handset Nokia yang memungkinkankan pengguna untuk melihat, dan dalam beberapa kasus mengubah data – data internal hardware, sofware, dan koneksi dengan jaringan komunikasi bergerak [19]. Nokia net monitor biasanya digunakan oleh rekayasawan Nokia dan operator jaringan.
2.3.2 Menggunakan Nokia NetMonitoring
Gambar 2.14 Ikon Nokia NetMonitoring [19]
Nokia NetMonitoring terdiri dari 89 field test yang dapat dipilih dengan menuliskan nomor urut field test yang diinginkan, yang ditunjukkan pada gambar 2.15 [19].
Gambar 2.15 Pemilihan field test pada Nokia Netmonitoring [19]
Gambar 2.16 Tampilan field test Nokia NetMonitoring [19]
Gambar 2.17 Pembacaan karakter field test nokia netmonitoring [19].
2.3.3 Nokia Net Monitor Field test
Nokia net monitor mempunyai sejumlah “test” [19]. Setiap test adalah sebuah halaman (screen) yang berisi informasi tertentu. Beberapa test mengandung informasi – informasi yang sangat berguna, sedangkan beberapa diantaranya kelihatan kurang berguna kecuali bagi rekayasawan Nokia. Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan Nokia net monitor adalah :
- Melihat informasi tentang serving cell dan neighbouring cell - Mengunci MS ke kanal yang diinginkan
- Melihat informasi tentang kapasitas batere dan charging - Menemukan alasan dari sebuah call terminated
- Mengobservasi statistik handover - Melihat statistik panggilan
- Melihat informasi tentang SIM card
- Melihat informasi tentang sistem operasi handset Karakter
pertama 1 baris terdiri dari 12
Setiap handset Nokia yang berbeda jenis umumnya mempunyai jumlah field test yang berbeda. Secara umum field test pada handset Nokia dapat
dikelompokkan sebagai berikut : a. Test 01 – 19
Test 01 – 19 menunjukkan parameter – parameter umum tentang hubungan radio antara MS dengan jaringan komunikasi bergerak yang meliputi kekuatan sinyal, kualitas sinyal, informasi tentang camping, paging, dan kanal logika. Ada beberapa test yang memungkinkan pengguna untuk mengubah parameter yang digunakan seperti penggunaan barred cell, mengontrol DTX, dan mengunci MS ke BS tertentu.
Test ini dapat memantau jaringan GSM selain jaringan GSM yang
digunakan oleh MS. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan Test 17 yaitu BTS Test dan Test 19 yaitu Change Behaviour for Barred Cells.
Dimungkinkan juga untuk melakukan beberapa test tanpa mengunakan SIM card.
b. Battery / Power Tests (Tests 20 – 23)
Test ini menunjukkan informasi umum mengenai batere yang digunakan,
informasi charging, tegangan batere dan konsumsi batere yang sedang berlangsung.
c. Misc Phone Software and Status Information (Tests 30 – 39)
Test ini menunjukkan informasi tentang alasan software yang digunakan
Test ini menunjukkan informasi tentang statistik terjadinya handover,
counter timeout, dan toggle transmitter.
e. Memory and SIM Information (Test 51 – 57)
Test ini menampilkan informasi tentang SIM, komunikasi handset dengan
SIM, memory block yang sedang digunakan, memory block puncak yang tersedia, dan status memory.
f. Network Related Statistics (Test 60 – 66)
Test ini menampilkan informasi counter reset, pengukuran serving cell dan
neighbouring cell, location update counter, call counter dan SMS counter.
g. Phone Software Information (Tests 80 – 89)
Test ini menunjukkan informasi timer dan software dan hardware yang
digunakan oleh handset.
2.3.4 Data Identitas jaringan GSM pada field test Nokia NetMonitoring Setiap field test pada nokia NetMonitoring memiliki data yang berbeda – beda. Data – data identitas jaringan GSM dapat ditemui pada field test 1 dan 11. Field test 1 berisikan data mengenai serving cell. Field test 11 berisikan data
mengenai cell dan Location Area Information.
a. Field test 1 “ Serving Cell Information”
Field test ini berisikan data mengenai sinyal dan komunikasi dengan BTS.
Gambar 2.18 Nokia NetMonitoring 1 [19]
Berdasarkan gambar diatas, field test 1 terdiri dari beberapa data yang digunakan untuk mengetahui identitas jaringan GSM. Data tersebut di presentasikan dalam beberapa warna.
a. Merah (karakter 1 - 4) berisikan informasi mengenai kanal frekuensi dari seving cell. Pada kondisi idle data ini menampilkan kanal milik BCCH,
sedang dalam kondisi dedicated channel data ini menampilkan kanal yang digunakan untuk melakukan pembicaraan. Pada kondisi dedicated mode
terkadang muncul nilai “H” yang mengindikasikan sedang berlangsungnya
hopping pada dedicated mode
b. Kuning (karakter 15) data ini menunjukkan time slot yang sedang digunakan.
(brust) sehingga ketika data samapai tidak di overwrite oleh user lain.
Nilai ini juga dapat digunakan untuk kalakulasi estimasi jarak antara user dengan BTS.
d. Abu – abu (karakter 47 - 50) data ini berisikan informasi mengenai kanal lgika yang sedang digunakan oleh MS.
3.2 Field test 11 “ Cell and Location Area Information”
Berdasarkan gambar diatas, field test 11 terdiri dari beberapa data yang digunakan untuk mengetahui identitas jaringan GSM. Data tersebut di
presentasikan dalam beberapa warna. Gambar 2.19 menunjukkan field test 11.
Gambar 2.19 Nokia NetMonitoring field test 11 [19]
2.4 Transmisi Data Antara MS dan Personal Computer (PC) 2.4.1 Mode Transmisi
Transmisi merupakan proses suatu data dikirimkan dari suatu
perangkat dan diterima oleh perangkat yang lain [20]. Transmisi merupakan salah satu konsep penting dalam sistem komputer sehingga suatu perangkat bisa
berkomunikasi dengan perangkat lainnya. Sebagai contoh dari perangkat input ke pemroses, pemroses ke storage, pemroses ke media output, atau bahkan dari suatu sistem komputer ke sistem komputer lainnya. Ada dua jenis transmisi, yaitu: Parallel Transmission dan Serial Transmission [20] .
2.4.1.1 Parallel Transmission
Pada transmisi paralel data dikirimkan serentak melalui beberapa jalur sekaligus [20]. Transmisi paralel memiliki lebih dari satu media transmisi. Data dikirimkan terus - menerus melalui jalur - jalur yang disediakan hingga semua data dapat terkirim.
2.4.1.2 Serial Transmission
a. Synchronous Transmission
Synchronous Transmission dikenal juga dengan istilah Synchronous
Transfer Mode (STM) [20]. Proses pengiriman dan penerimaan data diatur
sedemikian rupa sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik antar perangkat tersebut. Pengaturan didasarkan terhadap waktu dalam
mengirimkan sinyal yang diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock atau timer [20]. Clock merupakan aspek penting dalam komunikasi. Clock antara pengirim dan penerima harus sama.
b. Asynchronous Transmission
Metode ini paling sering digunakan untuk mengirimkan dan menerima data antar dua perangkat. Clock yang digunakan oleh kedua perangkat tidak bekerja selaras satu dengan lainnya. Data harus berisikan informasi tambahan yang mengijinkan kedua perangkat menyetujui waktu
pengiriman data sehingga proses transfer dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda.
2.4.2 Universal Serial Bus (USB)
Universal Serial Bus (USB) adalah salah satu standar interkoneksi
2.4.2.1 Kelebihaan dan Kekurangan USB
USB mempunyai beberapa kelebihan, antara lain [20,21]: a. Mudah digunakan.
Cukup dengan menghubungkan peralatan USB ke konektor USB,
komputer akan langsung mendeteksi adanya peralatan tersebut tanpa perlu melakukan restart komputer.
b. Mendukung 3 tipe kecepatan, yaitu : Low Speed, Full Speed, dan Hi-Speed.
c. Mendukung power down (suspend).
USB secara otomatis akan suspend saat tidak digunakan sehingga konsumsi daya bisa lebih kecil.
d. USB bersifat multi platform.
USB mendukung hampir semua sistem operasi
USB memiliki kelemahan utama yaitu tidak mampu melakukan transmisi dengan baik jika jarak transmisinya jauh [21].
2.4.2.2 Konfigurasi Sistem USB
Konfigurasi sistem USB secara umum terdiri dari sebuah host dan beberapa peralatan USB yang dihubungkan melalui kabel USB [22]. Host memiliki sebuah hub terintegrasi yang disebut root hub. Root hub memiliki 2 buah port USB. Host bertanggung jawab terhadap transfer data pada bus sehingga host harus mampu mendeteksi peralatan apa saja yang terhubung dan kemampuan
2.4.2.3 Kecepatan USB
USB dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kecepatannya, yaitu low speed, full speed, hi - speed. USB 1.1 mendukung 2 tipe kecepatan, yaitu full
speed pada 12 Mbps dan low speed pada 1.5 Mbps. USB 2.0 mendukung
kecepatan sampai dengan 480 Mbps yang dikenal dengan High Speed Mode. Tabel 2.5 menunjukkan perbandingan kecepatan USB.
Tabel 2.5 Perbandingan kecepatan USB [23] Low Speed
- Peralatan interaktif - 10 – 100 kbps
Keyboard, mouse,
peralatan buat game
Cost sangat rendah,
mudah digunakan, dinamik attach-dettach, multiple peripheral
Full Speed
- Telepon, Audio, Kompresi Video - 500 kbps – 10
Mbps
Broadband, audio,
microphone
Cost rendah, mudah
digunakan, dinamik attach-dettach, multiple
peripheral
High Speed
- Video, media
penyimpan data - 25 – 400 Mbps
Video, harddisk,
imaging, broadband
Cost sangat rendah,
2.4.2.4 Paket USB
Data USB disalurkan dengan cara mendahulukan Least Significant Bit (LSB). Paket - paket USB terdiri dari data - data sebagai berikut [23]:
a. Sync
Semua paket harus diawali dengan data sync. Sync adalah data 8 bit untuk low dan full speed atau data 32 bit untuk high speed yang digunakan untuk
menyamakan clock dari penerima dan pengirim. Dua bit terakhir mengindikasikan data Packet Identity (PID) dimulai.
b. Packet Identity (PID) atau Identitas Paket
PID adalah field untuk menandakan tipe dari paket yang sedang dikirim. Tabel 2.6 menunjukkan nilai-nilai PID:
Tabel 2.6 Nilai – nilai PID pada USB [23] Grup Nilai PID Identitas Paket
Token 0001 OUT Token
Token 1001 IN Token
Token 0101 SOF Token
Token 1101 SETUP Token
Data 0011 DATA0
Data 1011 DATA1
Data 1111 MDATA
Handshake 0010 ACK Handshake
Handshake 1010 NAK Handshake
Handshake 1110 STALL Handshake
Handshake 0110 NYET (No Response Yet)
Special 1100 PREamble
Special 1100 ERR
Special 1000 Split
Special 0100 Ping
c. Address (ADDR)
Address merupakan alamat dari paket yang digunakan. Address
mempunyai lebar 7 bit dan 127 peralatan dapat disambungkan. Alamat 0 tidak sah, peralatan yang belum terdaftar harus merespon paket yang dikirim ke alamat 0.
d. End Point (ENDP)
Titik akhir dari field yang terdiri dari 4 bit. Low Speed Device hanya dapat mempunyai 2 tambahan end point pada puncak dari pipe default
Cyclic Redundancy Check dijalankan pada data dalam paket yang dikirim.
Semua penanda (token) paket mempunyai sebuah 5 bit CRC ketika paket data mempunyai sebuah 16 bit CRC.
f. End of Packet (EOP)
Akhir dari paket yang disinyalkan dengan satu angka akhir 0 Single Ended Zero (SEO) untuk kira-kira 2 kali bit diikuti oleh sebuah SEO 1 kali.
2.4.2.5 Konektor USB
USB mempunyai 2 tipe konektor, yaitu konektor tipe A dan konektor tipe B. Konektor tipe A terhubung ke host secara up stream sementara konektor tipe B terhubung ke peralatan secara down stream [21,23]. Kedua konektor tersebut terhubung oleh sebuah kabel USB. Tabel 2.7 menunjukan konfigurasi kabel pada USB dan tabel 2.8 menunjukan tipe konektor USB.
Tabel 2.7 Penomoran dan fungsi kabel USB [24]
Nomor PIN Warna Kabel Fungsi
1 Merah Vbus (+5V)
2 Putih D-
3 Hijau D+
4 Hitam Ground
konektor tipe A
konekto r tipe B
kabel USB
2.5 Visual Basic
2.5.1 Definisi Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer.
Bahasa pemrograman Visual Basic dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991 [25]. Visual Basic merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman
Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code (BASIC) yang dikembangkan
pada tahun 1950. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer dan merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang berbasis objek (Object Oriented Programming, OOP).
Microsoft Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang
menawarkan aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepat. Visual Basic memungkinkan akses ke basis data menggunakan Data Access Objects (DAO), Remote Data Objects (RDO) atau ActiveX Data Object (ADO), dan menawarkan
pembuatan kontrol ActiveX dan objek ActiveX.
2.5.2 Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic
IDE (Integrated Developement Environment) Visual Basic merupakan Integrated Developement Environment yang ditujukan bagi programmer dalam
mengembangkan aplikasi Visual Basic [26]. Dengan menggunakan IDE, programmer dapat membuat user interface, melakukan coding, melakukan
testing, debuging serta melakukan kompilasi program menjadi executable.
Gambar 2.14 menunjukkan IDE Visual Basic secara umum. Komponen - komponen dasar IDE Visual Basic adalah sebagai berikut :
a. Window Utama
Gambar 2.20. IDE pada Visual Basic [38]. b. Toolbox
. Toolbox adalah kotak yang berisi beberapa icon untuk memasukkan objek tertentu ke dalam jendela form. Toolbox digunakan untuk memilih control yang akan digunakan
c. Window properties
Window ini digunakan untuk mengatur properties dari form atau control.
d. Window project
Window project digunakan untuk manajemen proyek yang digunakan
dalam pembuatan program. Program yang besar terbagi menjadi beberapa modul dan daftar modul ini diletakkan pada window project ini. Project disimpan dalam file berekstensi .vbp.
e. Form
Form adalah objek yang digunakan sebagai tempat bekerja pembuatan
program. Pada form dapat diletakkan control dan kode yang menyusun sebuah program
2.5.3 Property, Method, dan Event dalam Visual Basic
Dalam bahasa pemrograman OOP seperti Visual Basic, pembuatan obyek harus mengikuti aturan pemrograman yang terdapat dalam property,
method, dan event [27]. Property digunakan untuk mengatur sifat – sifat dari suatu komponen sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Property yang paling penting dalam setiap komponen adalah name. Name digunakan sebagai penunjuk komponen tertentu dalam pembuatan script.
Method adalah suatu set perintah yang mirip dengan fungsi dan
prosedur tetapi sudah tersedia di dalam suatu objek. Method dapat dipanggil dengan menyebut nama objek diikuti dengan tanda titik dan nama metodenya. Method biasanya akan mengerjakan tugas khusus pada suatu objek tertentu,
Event adalah peristiwa atau kejadian yang diterima oleh suatu
objek, misalnya klik, drag, tunjuk dan lain – lain. Event yang diterima objek akan memicu Visual Basic menjalankan kode program yang ada di dalamnya. Ilustrasi hubungan obyek, property, method, dan event ditunjukkan oleh Gambar 2.15.
Gambar 2.21. Ilustrasi hubungan obyek, property, method, dan event [27].
2.5.4 Mobile FBUS 1.5 ActiveX
Mobile FBUS 1.5 ActiveX adalah Freeware ActiveX Control yang
digunakan untuk membuat aplikasi yang berhubungan dengan handphone. Contoh aplikasi yang dapat dibuat adalah SMS gateway, manipulasi logo operator,
7
Perangkat lunak ini terdiri dari dua bagian, yaitu Network Monitoring dan Analyzer. Network Monitoring berfungsi untuk mengakuisisi seluruh data Identitas jaringan GSM pada handset ke dalam Database dan menampilkan data tersebut secara real time. Analyzer berfungsi melakukan proses loading data Identitas dari Database, kemudian mengolahnya dan ditampilkan dalam tampilan yang user friendly.
Perangkat lunak dibuat menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access. Microsoft Visual Basic 6.0 digunakan untuk membuat user interface, melakukan perhitungan, dan melakukan koneksi antara handset dan
computer. Database dibuat menggunakan Microsoft Accsess Database.
3.1 Algoritma Perancangan
3.1.1 Algoritma Perancangan Network Monitoring
Network Monitoring berfungsi untuk mengendalikan empat proses utama yaitu Koneksi handset dan komputer, akuisisi data – data Identitas jaringan GSM (IMEI, IMSI, MSISDN, serving cell, MCC, MNC, channel, jarak BTS ke MS (timing advance), time slot), penampilan data – data tersebut secara real time, dan penyimpanan data – data tersebut ke dalam Database. Gambar 3.1 menunjukkan algoritma perancangan Network Monitoring.
Gambar 3.1 Algoritma Network Monitoring.
3.1.2 Algoritma Perancangan Analyzer
Analyzer berfungsi untuk mengendalikan 2 proses utama yaitu upload
data – data IMEI, IMSI, MSISDN, serving cell, MCC, MNC, channel, timing advance, time slot dari Database dan menampilkan data – data tersebut ke dalam tampilan yang mudah dimengerti oleh pengguna. Gambar 3.2 menunjukkan algoritma perancangan Analyzer.
Koneksi handset dengan PC
Simpan ke Database Tampilkan secara real time
Akuisisi data – data Identitas
(time advance (TA), TMSI, time slot (TS), IMEI, Channel Number, Channel type, MCC, MNC, Provider
Gambar 3.2 Diagram blok data pada Analyzer.
3.2 Perancangan Diagram Alir Program 3.2.1 Diagram Alir Menu Utama
Menu Utama merupakan tampilan pertama yang akan berinteraksi dengan pengguna saat program pertama kali dijalankan. Pengguna diberikan empat pilihan atau button ketika program pertama kali dijalankan, yaitu Help, Network Monitoring, Analyzer, keluar atau selesai. Menu Utama terdiri dari tiga subrutin, yaitu Help, Network Monitoring, dan Analyzer. Button Help akan menjalankan subrutin Help, Network Monitoring button akan menjalankan subrutin Network Monitoring, dan
Analyzer button akan menjalankan subrutin Analyzer. Gambar 3.3
menunjukkan diagram alir Menu Utama. Load data dari
Database
Mulai
Help ?
Network Monitoring ?
Analyzer ?
Help
Network Monitoring
Analyzer
Menu Utama ?
Selesai
Ya
Ya Ya
Ya
Tidak
Tidak Tidak
Tidak
Gambar 3.3 Diagram alir Menu Utama.
3.2.2 Diagram Alir Network Monitoring
Akusisi Data Identitas A A Database Lanjutkan Monitoring ? Putuskan koneksi handset dan PC
Selesai Ya
Tidak Tampilan Data
Identitas Interval waktu akusisi
data Mulai
About ? About
Help ? Help
Koneksi Ya Ya Tidak Tidak Monitoring ?
Membuka database Membuka tabel identity dan
fixidentity
Membuat file database
Ya Tidak
Menu Utama ?
Ya Tidak
LAC = netmonitor 11 karakter 9-23, Cell ID = netmonitor 63 karakter 43-46, TMSI = netmonitor 10 karakter 5-12, Time Slot = netmonitor 64 karakter 6-8, Time Advance
= netmonitor 1 karakter 18-19 10-12, Channel Numer = netmonitor 11 karakter
32-25, Channel type = netmonitor 1 karakter 47-50, MCC = netmonitor 11 karakter 4-6, MNC = netmonitor 11 karakter 10-11, provider name , provider code, IMEI
= gammu –identify karakter 503-518
3.2.3 Diagram Alir About
About berfungsi untuk menampilkan versi program, copyright, dan credit.
Gambar 3.5 menunjukkan diagram alir About.
mulai
Selesai Tentang program
Gambar 3.5 Diagram Alir About.
3.2.4 Diagram Alir Help
Help berfungsi untuk menampilkan pesan bantuan bagi pengguna. Menu ini menampilkan informasi tentang perangkat lunak pengawasan identitas jaringan GSM. Gambar 3.4. menunjukkan diagram alir Help.
mulai
Selesai Bantuan
3.2.5 Diagram Alir Koneksi
Subrutin Koneksi berfungsi untuk menghubungkan handset dan personal computer (PC). Hubungan ini dilakukan dengan mode serial melalui 3 buah port serial yaitu COM1, COM2, dan COM3. Gambar 3.7 menunjukkan diagram alir Koneksi.
Mulai
Koneksi berhasil ?
Hanset not connected ...
Hanset connected ...
Ya
Tidak
Selesai
Port Komunikasi
Gambar 3.7 Diagram Alir Koneksi.
3.2.6 Diagram Alir Akuisisi Data Identitas
Mulai
LAC = netmonitor 11 karakter 9-23, Cell ID = netmonitor 63 karakter 43-46, TMSI = netmonitor 10 karakter 5-12, Time S