LAPORAN
PENELIT'}.,qNG
ERAKAN
RAD IKAI,XSIVSE
DALAM
FORMALISASI
SYAREAT'
H$F*AF*€
DI JAWA BARAT
UnivBrsilas lslEm t{eqeri SXARIf HIDAYAIUTTAH JA}$RIA
Oleh:
KHAMAMI
ZADA
NIP. I 97s0 t 022003 tzo t 0 1
FAKTJLTAS
SYARIAH
DANI{UKUM
UMVERSITAS
ISLAM
NEGERI
SYARIF
ITIDAYATT'LLAH
JAKARTA
20tt
I TIn.
IITII
I
I
t
PENGESAHAN
Penelitian
individual
denganjudul
"Gerakan R.adikalisme;!:Ir::r
Fcr*r::i,li:r.,:,.iSyariat Islam
di
Indonesia" yang ditulis oleh Saudara Khamami Zacia,a{t
l!ir:r: 197501022003120101 Dosen Fakultas Syarialr ,llil.,,:r ,,r:
,
.,,
.,
,
.
.Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakartq 9 Agustus 2011
Mengesahkan, An. Dekan
Pjs. Pembantu.Dekan Bidang Akademik
I
Dr. Jaenal Aripin,
M.Ag
NIP.
1972l0l
6 199803 1004'Il
DAFTAR
ISI
Halaman Judul,
i
,Pengesahar6
ii
Kata Pengantar,
iii
Daftar Isi,rr
BAB
I
PEhIDAIil'LI]AI{
A.
LatarBelakang Masalah, 1B.
Permasalahan,6C.
Tujuan PenelitiarL 8D.
Manfaat Penelitian, 8E.
Penelitian Terdahulu yang Relevan, 8F.
Metodi
Penelitian,//
G.
KerangkaTeori,I4
H.
Sistematik-a Penulisan,/6
BAB
II
JALAN PAI,{JAllc
FORMALISASI SYARIAT
EStA$ytA.
Sejarah Pan$ang Formalisasi Syariat di Indonesia,./8B.
Jalur Proyek Syariatisasi, 22BAB
III
PANDAIYGAI\
ISTAM RADIKAL DALAM
T'q}&S,TA&E$-qffigSYARIAT
ISLAM
A. Konseptualisasi Gerakan Islam Radikal,26 B. Potret Gerakan Islam Radikal Pasca OrdeBaru,29
C. Pandangan Gerakan Islam Radikal terhadap Formalisasi Syariat Eslarn, :id
BAB
IV
GERAKAFI
RADIKALISME
NSLAM
&AI-,ATI4.SYARIAT
ISLAM DI
JAWA BARAT
A.
Radikalisme Islam di Jawa Barat, .38B.
Konteks Kemunculan, 44C.
Paham Ajaran,46D.
Agenda Pemberlakuan Syariat Islano, 49E.
Syariat lslam dalam Takaran: Sebuah Anatisis, 51BAB
VI
PENUTTIPA.
Kesimpulan,5TB.
Saran-saran, 58DAFTAR PUSTAKA, J9
BAB
I
PENDAHULUAN
A,
Latar
Belakang MasalahIslam
di
Indonesia mengalami pergolakan besar dalam memberlakwkan syariatIslam
setelah jatuhnya rezim OrdeBaru
(1998). Pergolakanitu
adaXalrtuntutan
yang
semakin besar terhadap pemberlakuan syariatislam
di
ting$re$nasional. Sejumlah kelompok Islam radikal menyerukan tuntutan pemberiakrirr syariat Islam sebagai hukum negara. Majelis Mujahidin Indonesia
(MMI),
Front Pembela Islam(FPI),
Laskar Jihad Ahlussunah waljamaahr, dan Hizbut TakrirIndonesia
(HTD
menuntut
pemberlakuansyariat
Islam
sebagaisolusi
atsssejumlah'persoalah bangsa. Partai-partai
Islam
pun,
seperti Partai persatua*Pembangunan
(PPP)
dan
Partai Bulan Bintang
(pBB)
memperjuangkart formalisasi syariat Isiam melalui perubahan konstitusi.Namun, perjuangan pemberlakuan syariat Islam ini hanya berhasil di Aee.il
setelah diundangkannya
uu
No.
44
tahun
1999
tentang penyelenggaraeiiKeistimewaan Aceh,
uu
No.
18 tahun 2001 tentang otonomi KhususNAD
daeuu
No.
1i
tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. selain itu, ada tujuh eanun i:r,Aceh, yaira Qanun
No.
10 tahun 2002 tentang peradiian syariat Islam, eanun Nu;. 11 tahun 2002 tentang Pelaksanaan syariat Islamdi
Bicang Aqidah, Ibadah, darSyiar Islam, Qanun
No.
12
tahun 2003 tentang Khamar, eanunNo.
13 tahui: 2003 tentangMaisir,
QanunNo.
14 tahun 2003 tentarigKhalwa!
eanunNo.
,rtahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat dan Qanun
No.
ll
tahun 2004 tentangKepolisian Daerah
yang
antaralain
mengatur
kewenanganpolisi
dage,rrimenegakkan
syariat
Islam
di
Aceh.
Meskipun demikian,
di
daerah
nair(Bulukumbq
cianjur,
Garut, lndramayu, Lombok, Tangerang dan daerah lai*1.; ,,;juga muncul peraturan yang mengatur pelaksanaan syariat Islam, terutama yar,g
menyangkut pakaian (iilbab), baca al-Qur'an, dan kesusilaan.
Ira
M.
Lapidus menyebut gerakan sepertiini
sebagai respons terharJapmodernitas (bentuk negara nasional, organisasi ekonomi kapitalis, perkembangag
lErich Kolig, "Radical Islam, Islamic Fervoro and Political Sentiments in Cenhal Java,
BAB
II
JALAN
PANJAIYGFORMALISASI SYARIAT
ISLAM
DI
INDOIYESHADi
zaman awal Islam, semenjak Nabi Muhammad hinggaTurki
utsrnani, syariat Islam diterapkandi
masyarakat (mulzimunbi
nafsih) tanpa perlu me6alq}iformalisasi. syariat Islam diberlakukan tanpa bantuan
dari
negara6, semue.g{rebedalan secara aiamiah yang dipusatkan pada pengadilan. setiap persoalan hufum;
yang terjadi di masyarakat selalu diselesaikan oleh seorang qadli dengan merujuk
langsung pada al-Qur'an dan sunnah. posisi qadli sangat penting dalam setiep
penyelesaian
hukum
yang tedadi
di
masyarakat.
Nabi
Muharnrer*d"Khulafaurrasyidin, dan sejumlah sahabat adalah para
qadli
yang menyelesaikarsengketa di masyarakat.
Qadli me4iadi sentrum dari pelaksanaan syariat Islam
di
masa-masa Islamawal.
Karenaitulah,
pasca Khulafaurrosyidin, kepentingandan
prestise parapenguasa
umayyah
dan
Abbasiyah selaluterkait
dengan penerypan syaria:melalui
lembagaqadli.
Bahkan, padaawal
kekuasaannya,Dinasti
AbbasiyaE:mendasarkan legitimasi penggulingan Dinasti umayyah justru pada klaim bahwa
mereka rnemiliki komitmen yang lebih besar untuk menerapkan syariat.aT
Tatrap sela4jutnya sejarah
Islant
memperlihatkanfluktuasi
penerapai]syariat. Pada abaci pertengahan, syariat diterapkan dalam hukum keluarga d;:l:
waris. sementara hukum pidana, perpajakan, konstitusi, dan perang merupa-kan
titik
terlemah
dalam
penerapansyariat.
sedangkanhukum
perikatan
daslkewajiban para pihak dalam perikatan berada di tengah-tengahnya.as
Ketika
negara*negara Barat melakukan kolonialisasidi
hampir senam:hdunia Islam, pemerintah jajahan membatasi penerapan syariat yang dipraktekhaa
di
dalam masyarakat Muslim. Beberapa kasus seperti yang tedadidi
trndooesi;5Malaysia, Nigeria, dan lainnya, menunjukkan arah yang seperti
ini.
sebalikny4a6
Implementasi syariat tidak diterapkan lewat hukum positif dan juga tidak ditiru
r.::
negara-negara yang ada setelah wafatnya Nabi. Lihat Abduilahi Ahmed an-Na,im, .osyariat:ir;r
Hukum Positif a7 di Nesara Modern', Tashwirul AJkar, Edisi 12 ranun zooi
i.
++Taufik A-dnan Amal, Politik Syarilt Islam dari Indonesia i;nggo Nigeria, (Jaka:ti, Alvabet, 2004),h.5-6
a8 Taufik
Adnan Amal, poritik syariat Isram dari Indonesia hingga Nigeria, h. 6
BAB
III
GERAKAN
ISLAM RADIKAL
DALAM
FORMALISASI SYARIAT
ISLAM
Indonesia adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar
di
dunia dandalam percaturan
politik
di
kawasan Asia Tenggaramemiliki
peran yang saragetstrategis' Meski Islam
di
Indonesia Asia Tenggara sering disebut sebagai Islet-nperiferal, dalam kenyataannya perhatian Barat terhadap
dunia Islam tidai< sq;:
terfokus kepacla wilayah
Timur
Tengah. Islamdi
Asia
Tenggarakini
mon$adiperhatian
Barat
setelah perkembanganIslam yang luar
biasa
di
MalaysiqIndonesi4 dan
Filiphina.
Karenaitu,
Islamdi
Indonesiatidak
bisa diabaikmr begitu saja dalam percaturan politik global dewasa ini.Terbukti, dengan semakin maraknya gerakan Islam radikal
di
Indonesia,
yang direpresentasikan oleh gerakan-gerakan Islam baru,
seperti
Forum pembetraIslam (FPI), Laskar Jihad Ahluusunah waljama,ah, Majelis Mujahidin,
F{izg,r;i
Tahrh
Ikhwairul Muslimin dan lain sebagainya. Dalam masa berikutnya, muneuxgerakan Islam radikal yang bersifat lokal, seperti Geram,
Lp3syi,
Tholiban,dan
Garis.
GerakanIslam
radikal yang
berskara nasional dengan berskararoi;;r:
melakukan
sinergi
dalam
menggerakan pemberlakr-ransyariat
Islam
dalamskebijakan
publik.
Kecenderunganinilah
yang membuat banyak orang terkrrlu,;ketika Islam radikal mengalami pertumbuhan yang cukup dahsyat
di
saat reziftl
orde Baru
lengser. padahal,di
era
l9gO-an,Islam
Indonesia rnenuqiukkan karakter yang moderat seperti yang sudah diteliti oleh sejumlah intelektual.e6olihat penelitian Robert
W.
Hefner,Civil
Islam: Islam dan Demolcrt:.:;,
,,;Indonesia, Jakarta: ISAI, 200r, Bahtiar Effenjy, tstam aan N"gur",
N,I^vt
ri Abd:;.:,:,r,D-emokrasi
di
Persimpangan Malou: Respons Intelelaual Mu-slim' Indonesiaterkud,:'c
Konsep Demokrasi (r966-1993), yogyakarta: Tiara
wacanu
tggg.
i.
iv"n'i
ar
---, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesii, sebuah Kaiianpotitik
Tentang cendela*.:t.,.:Muslim Orde Baru, (Jakarta: paramadina, 1995), dan
Brfrti*
fif""ay
, Islam dan Negt;,,:,; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik klam
di
Indonesia, iakarta:
pu.*u'ai**,
BAB
ry
GERAKAN RADIKALISiVIE
ISLAM
DALAM
FORMALISASI SYARIAT
ISLAM IX
JAWA BARATA.
Radikalisme fslam di JawaBarat
Jawa Barat merupakan wilayah yang dikenar reriiius.
organisasi Isrern
tumbuh subur seiring berkembangnya masyarakat
Islarn. Tidak saja organisasi
Islam yang berskara nasionar, seperti Nahdratur
urarna
(NU),
Muhammadi3sgPersatuan Islam (persis), dan persatuan Umat
Islam
(pu$,
tetapi juga organisaoialiansi yang menggabungkan beberapa organisasi Isram,
seperti Front pemhei* Islam (FpI), Majeris Mujahidin Indonesia
(MMI),
Hizbut Tahrir Indonesia (fuT}.},
dan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT)
juga
berkembang, seperti
tp3Syi,
Cexei..;;; Rakyat Anti Ahmadiyah (Geram), Gerakan Reformasi Isram (Garis),dan Th*i:br,i, merupakan organisasi Islam hasil dari aliansi strategis yang tumbuh di Jawa Bara*.
Rer{iiusitas
di
JawaBarat
diperrihatkandari
pesantren_pesantren ,7*ngr
mewakili
organisasi-organisasiIsram
yang
berkembang.Tak
heran
*;ika:ajengan/kyai'
di
Jawa mewakili
pengaruhyang
kuat
dalam
membangurrpemahaman keagamaan masyarakat. Bentuk pemahaman keagamaan
*u*u**lr,,
dipertegutr oleh karakteristik masyarakat Jawa Barat yang keras.Radikarisrne Israrrr
yang
tumbuh
di
Jawa Barat mem,iki
keunrkas: terscndiri dibanding radikalisme
di
daerah rain.
Aksi
kekerasan yang terjadi iJrJawa Barat, Tasikmaraya, dan
cianjur
dilakukan oreh massa Isram yang diarebildari pesanken-pesantren. Sebagaimana diketahui Jawa
Barat merupakan da*r*.i relijius yang
memiliki
banyak pesantren dalam banyak ragam ideologi. Karak{.,i pesantren-pesantrenini
ikut
mewarnai peta gerakanIslam
di
Jawa Barat dala.,bentuknya yang beragam. pesantren telah mer{adi warna rerijius bagi masyar*I.,,i
Muslim
sehingga pesantrentak
dapat dipisahkan daiamkehidupan
*uryu*rr,r,.
Dalam perkembanganny4 pesanhen menjadi tempat yang kondusif bagi geraka:;Islam di Jawa Barat.
Aksi
kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah, sweeping terhadap
tempat-tempat
maksia! dan
gerakan protes terhadapkebijakan
pemerintah banyakmelibatkan para santri
di
beberapa pesantren yangmemiliki
kedekatan denganBAB
IV
GERAKAN
RADIKALISME ISLAM
DALAM FORMALISASI
SYARIAT
ISLAM
DI JAWA
BAR.E?A.
Radikalisme Islamdi
JawaBarat
Jawa Barat merupakan wilayah yang dikenal
relijius.
Organisasi nslemtumbuh subur seiring berkembangnya masyarakat Islam.
Tidak
saja orgagis*s!Islam yang berskala nasional, seperti Nahdlatul
ulama (NU),
Muhammadi;"ieh, Persatuan Islam (Persis), dan Persatuan umat Islam(pL{),
tetapi juga orgmrisasraliansi yang menggabungkan beberapa organisasi Islam, seperti Front pemhela
Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia
MMI),
Hizbut Tahrir Indonesia{H:.i,
dan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT)iuga
berkembang, sepertiLp3syi,
Geraha:rRakyat Anti Ahmadiyah (Geram), Gerakan Reformasi Islam (Garis), dan ThoEiltar:
merupakan organisasi Islam hasil dari aliansi strategis yang tumbuh di Jawa Earar"
Reliiiusitas
di
JawaBarat
diperlihatkandari
pesantren-pesantren yangmewakili
organisasi-organisasiIslam
yang
berkembang.Tak
heran
jik:
qiengan/kyai
di
Jawa mewakili
pengaruhyang
kuat
dalam
membangerpemahaman keagamaan masyarakat. Bentuk pemahaman keagamaan masyaralte.i
diperteguh oleh karakteristik masyarakat Jawa Barat yang keras.
Rxlikalisme Islarn yang
turnbuh
di
Jawa
Barat memiliki
keunikaii tersendiri dibanding radikalismedi
daerah lain.Aksi
kekerasan yang terjadi eirJawa
Barat
Tasikmalaya, dan Cianjur dilakukan oleh massa Islam yang diamhiidari pesantren-pesantren. Sebagaimana diketahui Jawa Barat merupakan
daeratrr
relijius yang
memiliki
banyak pesantren dalam banyak ragam ideologi. Karaktr. pesantren-pesantrenini
ikut
mewamai peta gerakan Islamdi
Jawa Barat de;ar.:,
bentuknya yang beragam. Pesantren telah menjadi warna relijius bagi masyare;*t
Muslim
sehingga pesantrentak
dapat dipisahkan dalam kehidupan masya;,;;iri;... Dalam perkembanganny4 pesantren menjadi tempat yang kondusif bagi geraF<errIslam di Jawa Barat.
Aksi
kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah, sweeping terhadapternpar-tempat
maksiat dan
gerakan protes terhadap kebijakan pemerintah banyat{DATTAR PUSTAKA
Abdul Halim,
Politik
Hukum Islam di Indonesia, Jakarta Ciputat Press, 2005Abdullahi Ahmed an-Na'im ,Islam and tlrc Secular State: Negotiating tlw Future
of Shari'a, (London: Harvard University Press,2008)
Abu Zahra (ed), Politik demi Tuhan: Nasionalisme Religius
di
Indonesia, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999Arskal
Salim,Partai
Islam dan Relasi Agama Negara, Hasil Penelitian PuslitIAIN
Jakarta.Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Pralafk
Politik Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina 1998
Bassam
Tibi,
"The
Returnof
the
Sacredto
Politics ase
Constitutiona! Law: The Case of the Shari'atization of Politics in Islamic Civilization", A JourRalof Social cind Potitical Theory, vol. 55, no. I15, h. 9l-119, Apr 2008
Burhanudin {ed.), Syariat Islam Pandangan Muslim Liberal, Jakarta: JIL,
2003
Carlton Clyrner
Rodee,
dkk.,
Pengantar
lJrnu
Politih
Jakarta:F.i'Rajagrafindo Persada 2Ct09
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 198
Dough McAdam, John
D
McCarthy, dan MayerN.
Zald, ContempararyPerspectives
on
Social Movemenls:Political
Opportunity, Mobitizing Stntcture'and Cultural Framing, Canbridge University Press, 1996
Endang
SaefuddinAnshari, Piagam
Jakarta
22
Juni
1945
Sebu*;kKonsensus Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia (1945
-
tg4g),lakafia:
Gema Insani Press, 1997Erich
Kolig,
"Radical Islam, Islamic Fervor,and
Political Sentiments :i:iCentral Java, Indonesia'', dalam Brill,Leiden, 2005
Hamid Basyaib dan Hamid
Abidin
(ed), MengapaPartai
Islam Kafslt?Perjalonan
Politik Islam
dari
Pra-Pemilu
'99
sampai
Pemilihan
Presi&w Jakarta: Alvabet,2000Hamka, Sejarah Umat
Islam,jilid
IV
Jakarta: Bulan Bintang, 1976Harold
D.
Laswell,Polities,
Whogets
What, When, Hore,New
York:World Publishing Co., 1972
Ira
M.
Lapidus,"Islamic Revival and Modemity:
The
ContemporaryMovements and the Historical Paradigms" Journal
of
the Economic and So*sa!History of the
Orient Vol.40, No.4 (BRILL,
1997).James
W.
Vanden, The Sociol Experience: an lntroduction to SociologtNew York: MacGraw
Hill
Publishing Company, 1990Kurniawan Zein dan Sarifuddin
HA
(ed), Syariat Islarn Yes Syariat Isiss.rtNo, Jakarta: Paramadina, 2001
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakaryq
2004
M.
B.
Hooker, Indonesian Syariah: Defining a National Shool of Isfa:*ti* ,[ara Singapuri: ISEAS, 2008M.
Buehler, "The
Riseof
Shari'a by-lawsin
Indonesian Districts: 3,.riIndication
for
Changiirg Patternsof
Ppower
Accumulation
and
Politie...!Comrptioir". A Journal of South East Asia Research 16 Q) 'fahun 2008
Ma.
TheresaR.
Milallos,
"it{uslim veil
aspolitics: political
autom*}:,1:;',women and Syariah Islam
in
Aceh", Cont Islam 1:289-301, Springer Scienoe +Business Media B.V. 2007
Mark
Gould, "Islam,
the Law,
and
the
Sovereignty
of
C*i:
Accommodating Qur'anic Principles
to
theCivil
Religion", Policy
Reviaw, rtr.. 149, June-July 2008, Hoover Institution, Stanford University, CA.Markaz Pusat
Majelis Mujahidln, Seri Publikasi
2,
Mengenal X'dxj*iisMujahidin untuk Penegakkan Syariah Islam, Yogyakart4 tp., 2000
Martin van
Bruinessen, 'oGenealogiesof
Islamic
radicalismin
post-Suharto Indonesia", dalam South East Asia Research,lO,2._1
I I
i
l
ii
Miehelle
Ann Miller,
The Nanggroe Aceh Darussalam Law:A
seriausResponse
to
Acehnese separatism?dalam JurnalAsian
Ethnicity,
Yolume s,Number 3, October 2004
Muhammad
Amin
Suma, Himpunan {Jndang-undang Perdata Islam davtPeraturon Pelalcsanoan
Lainnya
di
Negara HukumIndonesia,,
Jakarta: RajaGrafindo Persada,2004
Muhammad Sa'id Al-Asymawi, al-Islam al-Siyasi, (Kairo: 'Arabiyah
li
at-Tibaah wa al-Nasyr, 1987), h. 186.Noong Muhajir,
(MetodologiPenelitian
Kualitatif
Yogyakarta: rake Sarasin, 2000Reece Mcgeg Sosiologt: an
Introducfio4
NewYork
Holt,
Rinehart andWinston,
tt
Robert
W.
Hefner,Civil
Islam:Islam
dan Demobatisasidi
Indonesiar.Jakarta: ISAI,2001.
Robin
Bush "Regional
Sharia Regulationsin
Indonesia: Anornaly orSympton?'i in Greg Fealy and Sally (ed.), White Expressing
Islam:
Religiawsl,i;i
and Politics in'Indonesia(singapore: tnstitute of Southeast Asian Studies), 2008.Stephen
K.
Sanderson, SosiologiMalro;
Sebuah Pendekatan terhadqtRealitas Sosiai, Jakarta: Rajawati Press, 1995
Taufik
Adnan Amal, Politik Syariat Islam dari lndonesia hingga Nigeriet,Jakarta, Alvabet,2004
Warkum
Sumitro, Perkembangan HukumIslam
di
Tengah KehideapweaSosial Politik di Indonesia, Malang, Bayumedi4 2005
'1:r