• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Air Sungai pad a Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan Air Sungai pad a Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LAAY KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ONNI VIOLETTA SARAGI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYAT AAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Analisis Penggunaan Air Sungai pada Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dan karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian tugas akhir ini.

Bogar, Maret 2009

Onni Violetta Saragi

(3)

ONNI VIOLETIA SARAGI, Analysis of usage of River Water in Household in Village Ulu Krui and Village Laay in West Lampung Regency. Under direction of BUDI SETIAWAN and IKEU EKA YANTI.

The purpose of this research were: 1) to analyze household characteristics in Village Ulu Krui and Village Laay; 2) to analyze knowledge attitude and pratices of household in were water using; 3) to analyze the chemical charactistic water; and 4) to analyze relation between knowledge and river water usage. The desain research is cross sectional. Data were colected by interview and the questionnaire and then was analyzed. Data was analysing using descriptive and inference statistics. Twenty nine house wife in Village Ulu Krui and twenty housewife in Village Laay were ー。イエゥセゥー。エ・、@ as respondents. Results of this research found that the average of family member was four people. Husband age was ranged from twentyfive to seventy three years old. The avarege of the husband age was fourtyfour years old. The wife age were range from twenty one to seventy three years old. The average of the wife age was fourty years old. The modus of education of husband was graduated from elementry school. The modus of wife education was ungraduated from elementry school. The modus of occupation of husband was farmer and farmworker. The level of knowledge in river water usage was low, the level of attitude was moderate, the level of pratices using the river water was good.

(4)

RINGKASAN

ONNI VIOLETTA. Analisis Penggunaan Air Sungai pada Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Sarat Dibawah bimbingan BUDI SETIAWAN dan IKEU EKAYANTI.

Kelangsungan penyediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dihadap kan pada tantangan dan masalah terutama untuk air minum. Akibat adanya pembuangan limbah industri, maupun limbah rumahtangga dengan sengaja membuang kesungai. Segi kuantitas air sungai, sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk, namun dari segi kualitasnya air sungai tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian secara umum bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, tindakan rumahtangga dalam penggunaan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis gambaran karakteristik rumahtangga; 2) Menganalisis tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan; 3) Menganalisi kualitas kimia air;dan 4) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan air sungai.

Penelitian ini dilaksanakan di Pekon Ulu Krui, dan Pekon Laay, Kabupaten Lampung Sarat, pada bulan Oktober-November 2008. Responden penelitian adalah ibu rumahtangga. Penarikan contoh pada setiap pekon dilakukan secara purposive yaitu sejumlah 29 contoh dari Pekon Ulu Krui dan 20 contoh dari Pekon Laay, berdasarkan kesediaan waktu responden.

(5)

tindakan mengenai penggunaan air sungai masih dinyatakan buruk.

Dari hasil uji laboratorium mengenai air sungai di kedua pekon yaitu Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay masih dibawah standar kadar maksimum yang diperbolehkan, namun ada 2 parameter yang telah melebihi kadar maksimum yaitu N02 (Nitrit) sudah mencapai 5 mg/liter, batas yang diperbolehkan adalah 3

mg/liter, terdapat di Pekon Laay, Unsur Fe sudah melebihi kadar maksimum diperbolehkan 1 mg/liter tetapi Pekon Ulu telah mencapai 1 mg/liter. Berdasarkan uji korelasi Spearman, faktor-faktor yang berhubungan pendidikan suami berhubungan terhadap pendidikan ibu rumahtangga, ー・ォ・セ。。ョ@ kepala rumahtangga, dan sikap. Pendidikan ibu rumahtangga berhubungan terhadap pendidikan kepala rumahtangga, ー・ォ・セ。。ョ@ kepala rumahtangga dan pengetahuan. p・ォ・セ。。ョ@ kepala rumahtangga berhubungan dengan pendidikan kepala keluarga, pendidikan ibu rumahtangga, sikap, dan tindakan. Pengetahuan berhubungan dengan pendidikan, sikap ibu rumahtangga. Sikap berhubungan dengan pendidikan kepala rumahtangga, pekerjaan kepala keluarga, pengetahuan dan sikap. Tindakan berhubungan dengan pekerjaan kepala keluarga, dan sikap.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan:1)Masyarakat di berikan sosialisasi penyuluhan/pelatihan tata cara penggunaan air yang baik untuk kebutuhan sehari-hari, 2) Masyarakat dilarang membuang sampah rumahtangga terutama yang mengandung bahan berbahaya, 3} Masyarakat di kedua pekon di sarankan untuk memberikan perlakuan terhadap air sungai sebelum dipergunakan, dan 4) Kerjasama dinas/instansi terkait untuk mengawasi serta melakukan pengujian kimia air sungai secara berkala.

(6)

@ Hak Cipta milik IPS, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan terse but tidak merugikan kepentingan yang wajar IPS.

(7)

ANALlSIS PENGGUNAAN AIR SUNGAI PAOA

RUMAHTANGGA 01 PEKON ULU KRUI DAN DI PEKON

LAAY KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ONNI VIOLETTA SARAGI

Tugas akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional pada

Program Studi Manajemen Ketahanan Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGaR

BOGOR

(8)

Judul Tugas Akhir : Analisis Penggunaan Air Sungai pad a Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat

Nama : Onni Violetta Saragi

NIM : 1153070025

Disetujui

Komisi Pembimbing

M.S.

Ketua Program Studi

m。ョ。 ェ ・ャQQセョ@ Ketahanan Pang an

Tanggal Ujian: 26 Februari 2009

Diketahui

M.Kes.

h PascaSarjana

../

utro. M.S.

(9)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya semata penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan, tugas akhir dengan judul "Analisis Penggunaan Air Sungai pada Rumahtangga di Pekon Ulu Krui dan di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat" yang dilaksanakan sejak Bulan Oktober-November 2008 di Kabupaten Lampung Barat.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Budi Setiawan, M.S., Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis berupa arahan, bimbingan dan dorongan mulai dari awal penelitian hingga selesainya penulisan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr.lr. Ahmad Sulaeman, M.S. sebagai penguji luar komisi pada ujian tug as akhir, serta seluruh staf pengajar Pascasarjana, khususnya Program Studi Manajemen Ketahanan Pang an Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmu, dan bimbingan.

Ucapan terima kasih yang sedalamnya kepada Bapak Bupati Kabupaten Lampung Barat, Bapak Wakil Bupati, Bapak Sekretaris Pemerintah Kabupaten, Bapak Badan kepegawaian Kabupaten Lampung Barat, Bapak Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dengan tulus ikhlas dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Mama yang telah membesarkan dan mendidik penulis, dan juga kepada ibu mertua dan bapak mertua (Almarhum).

Dengan tulus ikhlas dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada suami tercinta, dengan penuh kesabaran setia mendampingi dan memberikan dorongan serta doa selama penulis menempuh pendidikan. Ucapan yang sam a juga penulis, sampaikan kepada adik-adikku serta teman-teman semua. Penulis mendedikasi kan tesisi ini kepada anakku (Eka Wijaya Putra dan Fachni Suci Pradita) untuk memotivasi dalam menempuh kejenjang pendidikan lebih tinggi yang nantinya dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara, agama, berbakti kepada kedua ibu bapak. Amin.

(10)

... ... B セGMN セ NセセMLMNセL@ •• ᄋᄋセᄋᄋᄋᄋᄋᄋセᄋᄋ⦅ᄋ@ _ _ ᄋ ᄋᄋᄋ ᄋ⦅Nᄋセ ᄋᄋLᄋ Nセ⦅ᄋセセ@___ ,.n .. Gセjセ⦅ョ⦅@ •. _ .. _ .• _ .• __ .. _ ••.• , .• セ@

dan bantuannya. Akhimya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas amal baik yang telah diberikan semua pihak kepada penulis. Amin.

Semoga tugas akhir ini dapat mencapai tujuannya untuk menambah setitik pengetahuan dalam khasanah samudera ilmu pengetahuan yang terbatas. Penulis menyadari bahwa tug as akhir ini jauh dari sempurna, segala kritlk dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan tugas akhir ini nantinya.

Akhirnya penulis berharap, mudah-mudahan tugas akhir ini dapat memberikan sedikit sumbangan pengetahuan bagi para pembaca dan pemerhati.

Bogar, Maret 2009

(11)

Penulis merupakan anak pertama dari enam bersaudara, dilahirkan di Pematang Siantar Sumatera Utara pada tanggal 28 Februari 1968, dari ibunda Nurhayati Malau dan ayahanda Justin Turnip.

(12)

• ... < ... - .-•••••••• - ••••••• "' •• BGセNL@ ... , ••••• M N セ N セNセセL@ ... - - •••• MM NセGB@ ••• - • •

DAFTAR 151

DAFTAR TABEL

... ... .... ... .. ... ... .. ... ... x

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ... ... ... ... ... xv

PENDAHULUAN .. ... .... .... ...... ... ... . 1

Latar Belakang ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. ... ... .... 1

Tujuan Penelitian ... .. .. ... 4

Tujuan Umum ... ... .. ... 4

Tujuan Khusus ... .. ... .. .. ... .... ... ... 4

Manfaat Penelitian ... .... ... ... 4

TI NJAUAN PUSTAKA ... ... ... ... .. ... ... ... 5

$umber air ...... ... .. ... .... 5

Standar Kualitas Air Minum ... ... .. ... .. ... ... 10

Hubungan air dengan kesehatan .... .. .... ... .... ... 11

Persyaratan air bersih ... .. .. .. .. ... ... ... ... 12

Proses pengolahan air ... ... ... 13

Faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan air sungai sebagai air bersih ... . : ... .. ....... ... 14

KERANGKA PEMIKIRAN ... ... 21

METOOE PENELITIAN ..... ... .... .. .... .. ... 23

Tempat dan Waktu ... ... ... ... 23

Metode penarikan contoh ... .... ... ... .. ... .... ... .. .. .. .... ... 24

Jenis dan cara pengumpulan data ... .. ...... 24

Pengolahan dan analisis data .... ... ... .... ... .. .. ... 24

Defenisi operasional ... ... ... ... ... ... .. .... 25

HASIL DAN PEMBAHASAN .. ... ... .. ... ... .... .. ... ... 26

Gambaran Umum Oaerah Penelitian ... ... .. .. .... .. ... ... 27

Karakteristik Rumahtangga ... ... .... 28

Penggunaan Air Bersih untuk Kebutuhan Sehari - hari. ....... 33

Kualitas Air Sungai.. .. ... ... 50

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Tindakan Terhadap Penggunaan Air Sungai ... ... ... 54

KESIMPULAN DAN SARAN ... ... ... .. ... 57

Kesimpulan ... ... ... .. ... .. . 57

Saran ... ... ...... ... .. ... ... .. . 58

DAFTAR PUST AKA .. ... ... .. ... .. .. ... .... 59

[image:12.595.96.496.77.697.2]
(13)

DAFT AR T ABEL

Halaman

1 Sebaran rumahtangga responden menurut umur anggota keluarga ... . 28

2 Sebaran rumahtangga berdasarkan jumlah anggota keluarga ... ... 28

3 Sebaran rumahtangga berdasarkan tingkat umur kepala rumahtangga .. 29

4 Sebaran umur responden berdasarkan tingkat umur ... ... ... 30

5 Sebaran tingkat pendidikan kepala keluarga ... ... ... 30

6 Sebaran pendidikan responden berdasarkan lama pendidikan ... 31

7 Sebaran pekerjaan kepala rumahtangga ... 32

8 Sebaran jawaban tuntas pengetahuan tentang syarat-syarat fisik kualitas air ... ... ... ... ... ... .... ... 33

9 Sebaran jawaban pengetahuan yang benar tentang sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih ... d . . . 34

10 Sebaran jawaban pengetahuan tentang penyakit yang bisa ditularkan melalui air ... .. ... .. ... ... 35

11 Sebaran jawaban pengetahuan tentang cara penyimpanan air yang Baik .. ... ... ... ... ... ... 35

12 Sebaran jawaban pengetahuan tentang penggunaan air sungai di rumahtangga ... .. . 36

13 Sebaran jumlah pengetahuan tentang sumber air minum ... .... .. 37

14 Sebaran jawaban pengetahuan tentang perlakuan penjernihan air .. .. ... 37

15 Sebaran kategori pengetahuan tentang penggunaan air sungai ... 38

16 Sebaran jawaban tentang sikap terhadap jaminan kebersihan penggunaan air sungai.. ... .. .... .. ... 40

17 Sebaran kategori sikap terhadap penggunaan air sungai.. ... .. .. 40

18 Sebaran jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan dalam mempergunakan air sungai untuk kebutuhan setiap hari. ... ... ... .. .. 41

19 Sebaran kategori tindakan terhadap penggunaan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. ... ... ... ... ... .... ... ... 41

20 Sebaran jumlah dan persentase sikap air sungai mengandung penyakit yang timbul ... .. ... ... .. .. ... ... ... ... 41

(14)

.--... _._ ...•.. _ ...•.• _... . ...• _ •...

__

..•..

_

.•.

__

... セ@... , .. セNLNBM Nセ@.. ,, . NLNLNセNセセN⦅@ .•.. " ... " ., ... ' . ., ... _ .... _ .. _ ... _.... .... ... . ....•... , ... -...•.•

22 Sebaran hubungan tingkat pengetahuan, sikap, tindakan, terhadap

penggunaan air sungai. ... 42

23 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan mencuci pakaian menggunakan air sungai ... .. ... ... 43

24 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan mencuci peralatan dapur menggunakan air sungai ... .. ... ... .. .. ... ... 45

25 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan mengggunakan air sungai untuk mandi. ... ... .. ... 45

26 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan menggunakan air sungai untuk membuang air besar ... .. ... ... 46

27 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan dalam menyaring/mengolah air sungai terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air bersih ... ... ... ... . 46

28 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jawaban tindakan terhadap persediaan air bersih dirumah dalam keadaan tertutup ... 47

29 Kategori tindakan terhadap penggunaan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari .... .. ... ... ... ... ... ... .... ... .. ... ... ... ... 47

30 Hasil uji laboratorium air sungai di kedua pekon yaitu Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay .. ... .... .. ... ... 48

31 Jumlah jenis dan persentase jenis penyakit yang ada dikeluarga ... .. 49

32 Sebaran jumlah jenis penyakit yang ada .. ... ... ... ... ... ... . 50

33 Hasil penelitian air sungai Way Krui ... .. .. ... 51

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kualitas air sungai Way Krui dan Way Laay ... ... ... 62 Lampiran 2 Data rumahtangga di Pekon Ulu Krui ... 63 Lampiran 3 Data rumahtangga di Pekon Laay ... 64 Lampiran 4 Hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oalam visi Indonesia Sehat 2010 diharapkan suatu gambaran masyarakat di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan me rata , serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, di mana lingkungan sehat merupakan lingkungan yang kondusif atau mendukung bagi terciptanya keadaan sehat yang salah satunya adalah tersedianya air bersih (Oepkes RI, 2000). Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu komponen zat gizi yang dibutuhkan manusia, hal ini dapat kita lihat pada undang-undang nom or 7 tentang pangan yaitu segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman manusia termasuk bahan tambahan. Sajogyo, Goenardi Said roesli 1983, mengatakan air adalah zat gizi yang merupakan bag ian penting dari susunan tubuh kita, dimana dua pertiga berat badan kita terdiri dari air, zat gizi adalah yang dibutuhkan manusia yang antara lain karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air.

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Kualitas air buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan mahluk hidup lainnya.

(PP Nomor 82 MEN-LH 2004).

Penyediaan air bersih dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, mampu menekan seminimal mungkin penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut. Penurunan penyakit perut didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman.

(17)

minuman ataupun makanan yang menyebabkan/merupakan bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air, untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit bersumber dari air, air terlebih dahulu dimasak sampai mendidih untuk membunuh kuman penyakit.

Peningkatan kualitas air minum dengan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum mutlak diperlukan, terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan air dapat dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan yang mahirllengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dan sumber asal air terse but. Air semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin banyak ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut, agar bisa dimanfaatkan sebagai air minum. Oleh karena itu dalam praktek sehari-hari pengolahan air adalah menjadi pertimbangan utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak.

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan air minum dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan air suatu untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 Iiter/hari. Jadi untuk negara-negara yang sudah maju kebutuhan akan air pasti lebih besar dari kebutuhan untuk negara-negara yang sedang berkembang.

(18)

"

j

kesehatan dimana banyaknya penyakit エ・セ。、ゥ@ dalam kehidupan manusia erat kaitannya dengan air yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti terkontaminasinya air bersih oleh kuman patogen misalnya Salmonella menyebabkan penyakit diare (Az)Nar, 1989).

Menurut Blum yang dikutip oleh Kusnoputranto 2000, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat ada 4 (em pat) faktor yaitu: faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Faktor lingkungan di dukung fa kto r perilaku sehat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Masalah air berkaitan erat dengan berbagai penyakit, baik penyakit menular yang disebabkan mikroorganisme seperti kolera, diare, tifus, malaria dan lain-lain.

Penduduk yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai yang berada di pedesaan ataupun di perkotaan, kebutuhan akan air bersih ini diperoleh dari air sungai. Dilihat dari segi kuantitas air sungai, -sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Namun dari segi kualitasnya air sungai tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena sungai yang terbuka, maka air sungai mudah sekali terkena pencemaran. Pada umumnya air sungai mempunyai derajat pengotoran yang sangat tinggi (Brotowasisto,1990).

Sumber air bersih sangat dipengaruhi dari kualitas air, air bersih yang sampai saat ini masih dianggap terbaik adalah air yang berasal dari PAM karena sifatnya higienis. Hasil Susenas (2003) menunjukkan bahwa sebesar 17,03% di Indonesia menggunakan air perusahan air minum (PAM) sebagai sumber air bersih. Air sungai sebagai sumber air bersih sebanyak 48,6%. Di kedua Pekon Ulu Krui Kecamatan Pesisir Tengah dan Pekon Laay Kecamatan Karya Penggawa sebanyak 80% rumahtangga menggunakan sungai sebagai sumber air bersih dan kebutuhan sehari-hari.

(19)

tinggi secara fisik, kimia maupun biolegi untuk mencegah timbulnya penyakit (Suripin, 2004).

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, tindakan dalam penggunaan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari di Peken Ulu Krui dan di Peken Laay.

Tujuan Khusus:

1. Menganalisa gambaran karakteristik di Peken Ulu Krui dan di Peken Laay. 2. Menganalisa tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tentang penggunaan air

sungai pada di Peken Ulu Krui dan di Peken Laay.

3. Menganalisa kualitas kimia air dengan melalui uji laberaterium

4. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap penggunaan air sungai.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai infermasi bagi kedua peken yang berada disekitar aliran sungai dan instansi terkait tentang perilaku di kedua peken tersebut dalam mempergunakan air sungai sebagai sumber air bersih serta mengetahui kendisi kualitas air sungai yang digunakan baik secara fisik maupun kimia.

LLZセセ@

- j /

⦅Z セ ィ A@ - II

(20)

_ ..• セMBBBGMBBG MBセMMGMGM B G M G@-... - -... - .. セ@•.•.. MMセMセMMMセ@ .•. - ..•.••.•.• -., .•.•.•.••. , ••. - .... -- - --- -•... セL@..• _ •••. セNセ@ ... ______ "'_'W"_'· __ セ@___ _ "_ " __ ' ____ ' __ "" ___ ""_"" _"_. _ __ ___ •. w __ _ • • ___ ____ •••• _ •• セ⦅N⦅N⦅N@ __ _ _ ••• _ ••••••

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Air

Air adalah semua air yang terdapat diatas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan di danau bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, telaga, waduk, dan muara (PP. No 82 Tahun 2001). Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air pemandian umum adalah air yang digunakan pada tempat-tempat pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI 1990). Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa air memenuhi persyaratan kualitas air sesuai dengan peruntukannya. Sumber air digunakan untuk sehari-hari haruslah memenuhi syarat-syarat kesehatan, air dibumi selalu mengalami siklus hidrologi sehingga dikenal 4 (empat) sumber air di bumi yaitu air laut, air atmosfer, air permukaan dan air tanah (Sutrisno dan Suciastuti, 2002).

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H20. Satu molekul air

tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pad a kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 00kPa(1 bar) and temperatur 273,15 K(O°C). Zat kimia merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Wikipedia, 2008).

(21)

yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pad a kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen. Air sering disebut sebagai pe/arut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan pad at di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-) (Fardiaz,1997).

Air Laut

(22)

7

tersebut. Suhu bumi semakin ding in karena air laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pad a saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.

Air laut adalah air dari laut atau samudera, Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 11iter (1000ml) air laut terdapat 35 gram garam (terutama namun tidak seluruhnya garam dapur/NaCI). Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Air laut paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di Utara T eluk Bothnia keduanya bag ian dari Laut Baltik. Air Laut paling asin adalah di laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium. dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi as in karena banyak mengandung garam.

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCL, kadar garam dalam air laut adalah 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. Ekosistem laut dapat dilihat dari dimensi horisontal dan vertikal. Secara horisontal, laut dapat dibagi menjadi dua yaitu laut pesisir yang meliputi daerah paparan benua dan laut lepas. Zonasi perairan laut dapat pula dilakukan atas dasar faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya. Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3.5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisik utama air laut ditentukan oleh 96.5% air murni (Wikipedia, 2009).

Air Atmosfer

Air atmosfer adalah air yang keadaan murni dan sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri. debu, maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaklah pada waktu menampung hujan jangan dimulai saat mulai tUfun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservio

(23)

8

sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan), air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun (Brotowasisto,1990).

Air Permukaan

Air permukaan adalah air mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri. Beberapa pengotoran, untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pad a daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan ini. Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi, air laut dan sebagainya adalah merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai bahan .air bersih dan air minum tetapi perlu pengolahan.

Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan tercemar oleh bahan pengotor dan pence mar yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan. Karena sifatnya yang demikian maka sebelum diminum air permukaan pertu diolah tertebih dahulu sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih atau air minum. Cara pengolahan air permukaan: akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dijelaskan sebagai berikut, udara yang mengandung oksigen atau gas 02 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan 02 akan meresap kedalam air permukaan. Panjangnya daerah perusakan ini tergantung pad a sifat dan banyak pengotoran terhadap aliran sungai (cepat atau lambat), suhu/temperatur dan kadar oksigen yang terlarut. Di bumi ini ada dua air permukaan yang antara lain; air sungai dan air rawa/danau.

Air Sungai

(24)

9

hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi (jenis maupun jumlah ) biota air sedikit sedangkan sungai bag ian hilir umumnya lebih besar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh. aliran air lambat dan populasi biota air didalamnya termasuk banyak, tetapi jenisnya kurang bervariasi. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Daerah alkan sungai sebagai sumber pasok bermacam-macam limbah yang di bawa dari hulu melalui alkan sungai ke daerah hilir.

Air Rawa

Rawa merupakan kawasan lahan rendah yang senantiasa memiliki kepekaan tergenang air pad a kurun waktu tertentu maupun sepanjang tahun. Sumber air rawa meliputi air hujan, air luapan akibat rambatan pasang air laut dan air luapan banjir di bag ian hulu. Berdasarkan sumber airnya, rawa dibedakan menjadi rawa pasang surut dan rawa nonpasang surut. Rawa pasang surut adalah lahan rendah yang badan airnya dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Badan air rawa pasang surut berhubungan langsung dengan sungai sehingga keasamannya berkurang. Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang te[ah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.

Air Tanah

(25)

10

tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim kualitasnya sarna dengan keadaan air dalam. Dalam standar persyaratan fisik air minum tampak adanya lima unsur persyaratan meliputi suhu, wama, bau, rasa. dan kekeruhan (Totok sutrisno, 2006).

Standar Kualitas Air Minum

Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan. terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur pada air mempengaruhi secara langsung terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan virus. Apabila suhu air minum tinggi dapat menimbulkan suhu bagi kehidupan mikroorganisme dan virus tertentu . Air yang berwama dalam tingkatan tertentu akan mengurangi segi estetika. dan tidak diterima oleh masyarakat. Tidak diterimanya air minum yang berasal dari penyediaan air untuk air minum. akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan mencari sumber air lainnya yang lebih aman. Dengan ditetapkan standar warna sebagai salah satu persyaratan kualitas, diharapkan bahwa semua air minum yang akan diberikan kepada masyarakat akan dapat langsung diterima oleh masyarakat. Bau dan rasa pada air minum akan mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air terse but. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk. Efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air ini adalah dengan air yang berbau dan rasa ini. masyarakat akan mencari sumber-sumber lain yang lebih aman. Air yang dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang terlarut sehingga memberikan warnal rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat. lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan. tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya.

(26)

11

unsur tersebut perhari. Konsentrasi Mangan yang lebih besar dari 0,5 mg/liter, dapat menyebabkan rasa aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian, dapat juga menyebabkan kerusakan pada hatL Tembaga merupakan satu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme. Konsentrasi batas dari unsur ini dapat menimbulkan rasa pada air. Dalam jumlah kecil tembaga diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah, namun dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah, selain dapat menyebabkan kerusakan pad a hatL Unsur Zink penting dan berg una dalam metabolisme, dengan kebutuhan perhari 10-15mg. Dalam jumlah kecill merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minuman. Konsentrasi unsur chromium ini dalam air minum yang melebihi standar maksimum yang ditetapkan kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit dan alat -alat pernapasan. Konsentrasi Cyanida dalam air minum melebihi standar yang ditetapkan dapat mengganggu sirkulasi oksigen di dalam tubuh, Cyanida yang berlebihan didalam tubuh dapat pula meracuni hatL

Kualitas sungai merupakan indikator kondisi sungai apakah masih dalam keadaan baik atau tercemar. Pencemaran sungai didefinisikan sebagai perubahan kualitas suatu perairan akibat kegiatan manusia, yang pad a gilirannya akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri ataupun makhluk hidup lainnya (Kupchella dan Hyland, 1993 da/am Anna, 2001). Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh senyawa yang masuk kealiran sungai yang bergerak ke hilir bersama aliran air atau tersimpan di dasar, berakumulasi (khususnya pada endapan) dan suatu saat dapat juga エ・セ。、ゥ@ pencucian atau pengenceran. Senyawa tersebut utamanya yang beracun berakumulasi dan menjadi suatu konsentrasi tertentu yang berbahaya bagi mata rantai kehidupan.

Hubungan Air dengan Kesehatan

(27)

penyakit dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu Water Born Disease, Water Washed Desease, Water Base

Desease dan Water Related Insecta Vector (Kusnoputranto, 2000).

Water Born Disease adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air

minum, dimana kuman patogen terdapat didalam air minum. 8eberapa penyakit yang termasuk didalamya adalah penyakit kholera, penyakit disentri. Water

Washed Desease adalah penyakit yang disebabkan kekurangan air untuk

pemeliharaan hygiene perorangan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan dan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit infeksi kulit, selaput lendir, dan penyakit conjugtivitas (trachoma). Penyakit infeksi saluran pencernaan, misalnya diare. Penyakit dalam kelompok ini serupa dengan yang terdapat pada water born disease yaitu kolera, hepatitis. X・セ。ョァォゥエョケ。@ penyakit ini erat dengan tersedianya air untuk makan, minum, dan memasak serta untuk kebersihan alat-alat makan. Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir, penyakit yang termasuk golongan ini antara lain penyakit infeksi fungi pad a kulit, penyakit conjugtivitas (trachoma), 「・セ。ョァォゥエ@

penyakit ini sang at erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk higene perorangan dan penyakit infeksi yang ditimbul kan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan perorangan dan kebersihan umum tidak terjamin.

Water Base Desease adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit

yang sebagian siklus hidupnya berada di air seperti schistosomtasis larva, schistosomtis hidup di dalam keong air. Setelah waktunya , larva ini akan mengubah bentuk menjadi curcuma dan dapat menembus (kaki) manusia yang berada dalam air tersebut. Air ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia seperti mandi, mencuci, menangkap ikan dan sebagainya.

Water Related Insecta Vectors adalah penyakit yang ditularkan melalui

vektor yang hidupnya tergantung pada air misalnya malaria, demam berdarah dan lain-lain. Nyamuk sebagai vektor penyakit akan berkembang biak dengan mudah, bila dilingkungannya terdapat ァ・ョ。ョァ。ョセ・ョ。ョァ。ョ@ air seperti gentongan air, pot dan sebagainya tempat perindukannya.

Persyaratan Air Bersih

(28)

.-- •••...• - -Nセ@.• セM M NMMMNM ... - ••... -... セ@... , .... - .... - - ... Mセセ@ .. セNMMNセ@ .•... -.• MNセ@ - •.•• --•.••. -••• - . -- -- -•• - ... _ ... セ⦅N@ .-... セ@_ _ ._ .. _ .. _. __ ._ .... _... ···_ .. w·_ •• セL@.• _._._ .. _ •. _ ... . ... __ ... __ .... セ N⦅N@

13

Berdasarkan kegunaannya air pad a sumber air dibedakan menjadi 4 (empat) golongan yaitu: golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu, golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumahtangga, golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan dan golongan 0 yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Proses Pengolahan Air

(29)

14

Air dalam kaleng ketiga ini digunakan untuk proses pengendapan sisa kotoran yang mungkin ada. Pada kaleng keempat diisi dengan arang aktif gunanya untuk menghilangkan bau khlor yang ada. Air yang keluar dari kaleng keempat ini, telah dapat dipergunakan untuk sumber air bersih.

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Air Sungai

Hasil penelitian Myrnawati (1995) menunjukkan bahwa ada 6 faktor yang duga ada hubungannya dengan penggunaan air sungai sebagai sumber air bersih yaitu: pendidikan, lama tinggal di daerah tersebut, jarak sumur dari tepi sungai, luas rumah, pengetahuan,dan sikap. Sumandhini(1991), mengatakan bahwa penggunaan air sungai untuk kebutuhan rumahtangga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi yang relatif rendah .

Perilaku (behavior)

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup 「・セ。ャ。ョL@ berbicara, bereaksi, berpakaian dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Sebelum kita membicarakan tentang perilaku, terlebih dahulu akan dibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologis. Menurut Soekidjo (2003), perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pad a hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pad a manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sang at luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Sentuk perilaku ada dua bentuk yaitu perilaku pasif adalah rumahtangga internal yaitu yang エ・セ。、ゥ@ di dalam diri manusia dan tidak secara lang sung dapat terlihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Sikap adalah merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung.

(30)

15

perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (disertai tindakan). Sentuk operasional dari perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: Perilaku dalam bentuk pengetahuan yakni tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar diri subjek, perilaku dalam bentuk sikap yakni tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar diri subjek dan perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah kongkrit berupa perbuatan (action) terhadap situasi dan atau rangsangan dari luar. Perilaku dan media komunikasi memainkan peranan penting dalam pembentukan diri seseorang, terutama komunikasi. Komunikasi dapat dipergunakan untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan rumahtangga ataupu masyarakat disekitar. Oepkes (1993) mengemukkan bahwa perilaku seseorang terhadap penggunaan air dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan atau sikap, tindakan yang dilakukan.

Selanjutnya Suhardjo (1989), menambahkan bahwa setiap masyarakat mengembangkan cara turun temurun untuk menangani air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Adat atau tradisi merupakan dasar dari perilaku tersebut. Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut.

(31)

terhadap tingkat pertumbuhan yang pad a akhirnya turut berpengaruh pada produktivitas kerja.

Gizi merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan kualitas hidup manusia dapat dibagi menjadi kualitas fisik dan non fisiko Kualitas fisik berkaitan dengan bidang kesehatan, gizi dan kesegaran jasmani, sedangkan kualitas non fisik berkaitan antara lain dengan bidang pendidikan dan agama. Kualitas fisik antara lain dapat diukur dengan status gizi yang mempunyai kaitan erat dengan daya tahan tubuh dan produktifitas kerja seseorang. PoJa konsumsi pangan adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam memiliki bahan makanan dan cara memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh psikologis, budaya dan sosial (Harper, Decton, Drisket ,1986). Seseorang satu rumahtangga atau suatu kelompok masyarakat melakukan tindakan makan pad a dasarnya dilandasi oleh beberapa faktor. Sanjur (1982) menggolongkan faktor-faktor biogenik, psikogenik dan sosiogenik. - Dalam konsep biogenic secara implisit mengandung pengertian, bahwa makanan yang di konsumsi kebutuhan biologi konsumen, konsep psikogenik mengandung arti bahwa makanan yang dikonsumsi itu memenuhi kebutuhan Ikepuasaan kejiwaan/mental konsumen, sementara konsep sosiogenik mengandung makna bahwa makanan yang dikonsumsi itu memenuhi kebutuhan sosial konsumen, dalam artian antara lain tidak bertentangan dengan norma-norma budaya yang berlaku dalam lingkungan sosial dimana konsumen tinggal, berkenan dengan status (kedudukan).

Menurut Brown (1984) konsumsi makanan yang tidak sesuai hanya merupakan salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita. Faktor lain yang perlu diperhitungankan adalah penyakit infeksi. Status gizi yang diukur secara antopometri menggambarkan tingkat kecukupan gizi seseorang, tetapi tidak mengutarakan bagaimana proses terjadinya keadaan tersebut. Selanjutnya Jahari (1988) mengemukakan antropometri atau ukuran tubuh dapat memberi gambaran status energi dan protein seseorang. Karena itu antropometri sering digunakan sebagai indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kurang kalori protein (kkp). Masalah gangguan gizi dapat

エ・セ。、ゥ@ karena kekurangan salah satu atau kombinasi beberapa zat gizi, tentang

(32)

17

Wataupun sese orang menunjukkan gejata kekurangan protein, masalah yang sebenarnya bukan hanya kekurangan protein tetapi juga kekurangan energi.

Keadaan kesehatan dan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit merupakan salah satu modal utama untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang baik. Menurut Jahari, Abunain dan Tarwotjo (1988), terdapat hubungan antara kurang kalori protein maupun gizi buruk. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap penyimpangan zat gizi dalam tubuh yang akhirnya mempengaruhi pada fungsi-fungsinya . Selanjutnya fungsi ini menghasilkan tingkatan pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik. Dengan pertumbuhan dan kemampuan imunologik yang baik menyebabkan kesehatan yang baik. Namun sebaliknya dengan pertumbuhan fisik yang terhambat disertai dengan kurang kemampuan imunologik akhimya dapat mengakibatkan kematian (Soekirman,1985).

Serimshaw et al. (1988) menyatakan ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi. Hubungan tersebut diperjelas (Muhilal,dkk.1987) oleh faktor frekwensi sakit yang diderita oleh tubuh dan lamanya sakit. Pengetahuan gizi ibu tercermin pada cara ibu memilih bahan makanan kebutuhan rumahtangga. Oleh karena itu pengetahuan gizi serta keterampilan ibu mengenai makanan sangat berpengaruh terhadap menu makanan rumahtangga tersebut (Sanjur,1982). Menurut Hidayat (1980) tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi pangan melalui cara pemilihan bahan pang an. Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Tetapi menurut Yoenoes (1978) walaupun tingkat pendidikan umum cukup tinggi tanpa disertai dengan pengetahuan gizi terutama para ibu, ternyata tidak berpengaruh terhadap pemilihan makanan untuk rumahtangga.

Pengetahuan ( Know/edge)

(33)

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Bahwa secara umum seseorang memiliki dua jenis pengetahuan, yaitu: 1) Pengetahuan Umum (General Knowledge) adalah pengetahuan ini disimpan dalam ingatan sebagai proposisi yang menghubungkan dua konsep serta mengacu pada interprestasi seseorang terhadap informasi relevan dl lingkungannya. Pengetahuan umum seseorang dapat bersifat episodik, yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian khusus yang dalam hidup seseorang maupun, 2) Pengetahuan Prosedural

(Procedural Know/edge) pengetahuan ini merupakan pengetahuan tentang

bagaimana melakukan sesuatu dan disimpan dalam ingatan sebagai suatu produksi. Oi sepanjang pengalaman hidupnya, seseorang mempelajari sejumlah besar pengetahuan prosedural, yang sebagian besar diantaranya sang at khusus untuk situasi tertentu. Ketika diaktifkan dari ingatan, produksi tersebut secara langsung dan otomatis mempengaruhi perilaku Ryata seseorang. 8ahwa kedua jenis pengetahuan ini mempengaruhi proses interprestasi dan integrasi setiap seseorang membuat keputusan serta sama-sama memiliki pengaruh penting terhadap perilaku seseorang. 8ahwa hubungan antara konsep pengetahuan, sikap dan perilaku dalam kaitannya dengan suatu kegiatan tidak dapat dipisahkan. Adanya pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan orang tersebut mempunyai sikap positif, kemudian akan mempengaruhi niatnya untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang akan diwujudkan dalam suatu bentuk tindakan.

Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu: Tahu (know), memahami

(Comprehensif), aplikasi (Aplication), anal isis (Analysis), sintesis (Synthesis) dan

Evaluasi (Evaluation). Tahu (Know) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesiflk dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan lain sebagainya. Memahami

(Comprehensif), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

(34)

...••.. "' .. セ@ •...• -.••..•... セNNN@ . ... -...• Mセ@ .... --... -....• -... セN M.. セ@....•...•. セMMセ@ ....•••.•. -..

-

...•... Mセ@ ...•.. -.---.•. -.-.. -•...•.. -.-,-... -...• MNセ@ ..•. ----.. Mセセ@ ... -'--.. _ ...• _ ... .

19

Aplikasi (Aplication) aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Analisis (Analysis) analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan). membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Sintesis (Synthesis) sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bag ian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun. dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

Evaluasi (Evaluation) evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu cerita yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat menanggapai terjadinya diare di suatu tempat dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Sikap (Attitude)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehan-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Allport (1954), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu: Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak (rend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh inC pengetahuan, berpikir,

(35)

demikian apabila sikap seseorang positif maka akan menimbulkan praktek yang positif, demikian pula sebaliknya. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan yang nyata. Hal ini di sebabkan oleh beberapa alasan yang antara lain: Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mangacu kepada penga[aman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Nilai di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

Tindakan (Practice)

Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior]. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitasi. Disamping faktor fasilitasi juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Tingkat tindakan atau dukungan (support) dari pihak lain yaitu tingkat tindakan atau praktek adalah persepsi (perception), respon terpimpin (guided respon), mekanisme (mecanisim)

(36)

..•...• -•..•.. -.. , .. , .. -.•.. --.. セ@.. LLMLセM ... -,-.-... ' - ' .. " ... , ... セNM ... " .. -.-.-.-.. -.... --.. ,' ... -.... --.. ,,, .... '---.. " . " ... " ""-"-' ., , ... _._ ...• " ... , ..•..•. "... . ... ,-,-.. セMNセMNM ... -., .... ---... -... ---... --.--,--.. セMNM ... , ..•....•... , .... セL@..

--

.

21

KERANGKA PEMIKIRAN

Maxwell and Frankenberger (1992) menyatakan bahwa pencapaian ketahanan pangan rumah tangga dapat diukur dari berbagai indikator. Indikator tersebut dibedakan menjadi dua kelompok yaitu indikator proses dan indikator dampak. Indikator proses menggambarkan situasi pang an yang di tunjukkan oleh ketersediaan dan akses pangan. Indikator dampak dapat digunakan sebagai cerminan konsumsi pangan. Salah satu indikator dampak dari ketahanan pangan adalah sanitasi yang ditunjukkan oleh akses terhadap air bersih. Karakteristik rumah tangga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap akses terhadap air bersih untuk keperluan sehari-hari. Karakteristik rumahtangga meliputi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota rumahtangga.

Oisamping itu untuk mendapatkan air bersih bagi memenuhi keperluan juga dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku. Kualitas air baik fisik maupun kimia serta pengetahuan sikap dan perilaku rumahtangga dalam akses terhadap air bersih sangat berpengaruh terhadap status kesehatan. Kualitas air bersih, kesehatan dan konsumsi air sangat saling berhubungan berakibat pada anggota rumahtangga tersebut. Sebaliknya apabita sanitasi air bersih kurang baik akan berpengaruh terhadap kesehatan anggota rumahtangga . Antara perilaku dalam mempergunakan air bersih, konsumsi pangan dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

Kualitas air sungai harus diperhatikan, jangan sampai melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Oi minta kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam penggunaan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari atau terutama untuk minum. Penyakit- pen yak it yang ditimbulkan bukan pada saat berlangsung tetapi memakan waktu jangka panjang. 8agi masyarakat harus berhati-hati dalam mengkonsumsi air sungai untuk kehidupan sehari-hari. Untuk menghindari pencemaran air sungai diminta pad a masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran sungai jangan membuang sampah atau sampah berbahaya kedalam sung ai, pencucian alat-alat pertanian.

Hセゥ セセiセ セセ@

\

\ ;;, ;:.: .

G[ーセセN L@ A セN[[G@

"?" f o?' )}

M G Q L[[ セ ェHiB G\Gyゥ@ ') .,

'I

\\

セォ@ G\ゥZ[[ Q[[ZイゥᄃGZP

Qセヲ@

セセZゥNjsイaiGai|B|@ ""

(37)

Karakteristik Rumah Tangga :

Penggunaan air ( air sungai) • Umur

• Tingkat Pendidikan • Pekerjaan

Kualitas Fisik dan

kirnia • Jumlah anggota rumahtangga

Pengetahuan Sikap Tindakan 1 J l' Air minum Perilaku penggunaan air

セ@

---- --- ---- -,

--- --- --I

: Status Kesehatan 1

f

Konsumsi gizi 1

: Kejadian: :.. ____ : :

1 I I I

Diare l _____

セMMMMMMMM

1 •

Kolera I ,

Infeksi saluran :... _____________ セ@ _______________________ .J

,

1 I MMMMMMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMセ@ 1

イMMMMセMMMMMMMi@

1 Status Gizi 1 I

1 セMMMMMMMMMMMMMMMM

L _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ..J

1"----1 1

l ____ 1

[image:37.595.85.508.78.654.2]

Ket. Variabet yang tidak diukur

Gambar : Kerangka pikir penggunaan air sungai way krui dan way laay di Kabupaten Lampung Barat.

(38)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu

Desain penelitian ini merupakan Cross Sectional dengan metode survei atau observasi, dilakukan di Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat. Alasan pemilihan lokasi karena kedua pekon tersebut berada di dekat aliran sungai yang kemungkinan besar menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air sungai tersebut di uji laboratorium dengan berbagai parameter. Penelitian dilaksanakan pada dari bulan oktober 2008 sampai dengan bulan Nopember 2008.

Metode Penarikan Contoh

(39)

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan rumahtangga berdasarkan kusioner yang telah disiapkan. Karakteristik rumahtangga terdiri dari umur anggota rumahtangga, pendidikan terakhir berdasarkan jenjang pendidikan, jenis ー・ォ・セ。ョL@ jenis penyakit dan jumlah anggota rumahtangga, meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang penggunaan air sungai. Kemampuan ibu rumahtangga diukur berdasarkan dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang penggunaan air sungai dinyatakan dalam jawaban tahu-tidak tahu. Sikap tentang di kolom penggunaan air sungai diukur berdasarkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan sikap tentang penggunaan air sungai, dinyatakan dalam jawaban setuju-tidak setuju. Tindakan tentang penggunaan air sungai diukur berdasarkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tindakan tentang penggunaan air sungai, dinyatakan dalam jawaban ya-tidak. Uji Laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar unsur kimia yang ada di dalam air sungai di kedua pekon tersebut.

Pengolahan dan Analisis Data

(40)

25

Defenisi Operasional

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat di minum apabila telah dimasak

Baku mutu air adalah Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar air terdapat didalam air.

Pengolahan kimia adalah suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan membubuhkan kapur.

Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam menjawab dan menterjemah kan sesuatu.

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup ter hadap suatu stimulus atau objek.

Karakteristik adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh masing - masing yang dibagi dalam 3 aspek yaitu aspek demografi seperti nama, umu, jumlah anggota ; aspek sosial seperti pendidikan anggota dan ー・ォ・セ。。ョ [@ dan aspek ekonomi seperti kepemilikan aset, pendapatan rumahtangga dan pengeluaran .

Kepala rumahtangga adalah orang yang memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu rumah yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak.

adalah semua orang yang memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu rumah dan penyediaan pangganya masih satu dapur.

Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota yang tinggal dalam satu rumah .

(41)

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Pekon Krui

Pekon Ulu Krui secara administratif . merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pesisir Tengah. Sebagian besar berada wilayah Pekon Ulu Krui ini berada disepanjang aliran sungai Way Krui, pekon ini terdiri dari 4 dusun . Secara geografis wilayah Pekon Ulu Krui berbatasan dengan: Sebelah utara berbatasan dengan Pekon Gunung Kemala Sebelah Selatan berbatasan dengan Pekon Sukanegara Sebelah Timur berbatasan dengan Pekon Pahmungan Sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Penggawa V Ulu. Ibu kota kecamatan Pss Tengah terletak di pasar Krui. Jarak Pekon Ulu Krui ke kecamatan terdekat 4 km dari Pekon Ulu Krui ke Kabupaten 27 km. Sarana transportasi yang digunakan ke kota kecamatan atau ke kabupaten secara reguler tersedia sepanjang hari, yaitu meliputi darat berupa roda dua dan roda empat (angkutan pedesaan). Luas Pekon Krui sekitar 10,269.22 Ha yang dihuni penduduk sebanyak 2018 jiwa atau 2000KK. Pekon Ulu Krui dengan topografi yang berbukit-bukit. Tinggi tempat 4 m dari permukaan laut. Klimatologis Pekon Ulu Krui menunjukkan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 50.00 mm dengan rata-rata hari hujan 7 bulan pertahun suhu rata - rata harian 35 derajat celcius (profil pekon , 2007).

Penduduk Pekon Ulu Krui bermata pencaharian sebagai petani , buruh tani , pegawai swasta dan wiraswasta. Perumahan penduduk jarang yang memiliki kakus, pembuangan limbah manusia maupun limbah rumah tangga dilakukan di sungai. Tempat mandi dan mencuci dilakukan disungai. Puskesmas merupakan satu satunya sarana kesehatan yang dimiliki dan cukup aktif melayani masyarakat.

Pekon Laay

(42)

27

penduduknya berada di wilayah Pekon Laay ini berada disepanjang aliran sungai Laay. Pekon ini terdiri dari 4 pemangku, yaitu Pemangku Sukabanjar, Pemangku Penyabungan Baru, Pemangku Negeri Ratu, dan Pemangku Padang Cahya. Secara geografis wilayah pekon Laay berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan Pekon Penggawa V Ulu, sebelah Selatan berbatasan dengan Pekon Karya Penggawa V Tengah, sebelah Timur berbatasan dengan Pekon Gunung Kemala dan sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Way Nukak. Berdasarkan data pekon 2862 jiwa (862 KK) dengan jumlah pria 1662 jiwa dan wanita 1200 jiwa. Dari Pekon Laay ke ibu kota kecamatan berjarak 5 km dan dari Pekon Laay ke kabupaten berjarak 35 km dengan waktu tempuh hanya 1.30 jam dengan mempergunakan angkutan umum yang setiap hari ada. Klimatologis Pekon Laay curah hujan 50.00 mm, jumlah bulan hujan ada 7 bulan, suhu rata-rata harian di Pekon Laay 35 derajat celcius dan tinggi dari permukaan laut 500 m bentang wilayah adalah datar.

Karakteristik Rumahtangga di Pekon Ulu Krui Kecamatan Pesisir T engah dan Pekon Laay Kecamatan Karya Penggawa. Karakteristik rumahtangga meliputi: Umur yaitu lamanya hidup ibu rumahtangga dalam tahunan, yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat ibu rumahtangga diwawancarai. Pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan ibu rumahtangga. Pekerjaan adalah pekerjaan kepala rumahtangga. Jumlah anggota rumahtangga yaitu jumlah dari seluruh anggota rumahtangga.

Karakteristik di Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay

Umur Anggota

(43)

Tabel1 Sebaran rumahtangga menurut umur anggota rumahtangga

No Umur Anggota Pekon Ulu Krui Pekon Laay Jumlah

n % n % n %

1.

o

-12 38 31,1 24 25,9 62 28,6

2. 13 - 19 28 22,7 13 13,9 41 18,9

3. 20-40 35 28,2 26 28,0 61 28,1

4. 41-60 21 17,0 27 29,0 48 22,1

5. 61-80 2 1,0 3 3,2 5 2,3

Jum!ah 124 100 93 100 217 100

Jumlah Anggota

Rata-rata jumah anggota rumahtangga adalah 4 orang, dengan kisaran terendah 1 orang dan tertinggi 9 orang. Selanjutnya berdasarkan kriteria yang di tetapkan oleh BKKBN dapat di kategorikan kecil jumlah anggota :s; 4 orang dan besar jumlah anggota > 4 orang, maka dapat dilihat bahwa jumlah yang termasuk dalam kategori keci! berjumlah 31 rumah tangga (63,3%) dan yang termasuk dalam kategori rumahtangga besar berjumlah 18 (36,7%). Dengan rata-rata jumlah anggota 4 orang yang terdiri dari kepala rumahtangga, ibu dan dua orang anak. Hal ini sesuai dengan pengelompokkan besar rumahtangga berdasarkan Norma Rumahtangga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dari BKKBN . Sebaran jumlah anggota rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Sebaran rumah tangga berdasarkan jumlah anggota

No. Jumlah Anggota Pekon Ulu Krui

n

%

1. 2. 3.

1 - 2

3-5 6-8 Jumlah 3 14 12 29 10 49 41 100 Pekon Laay

n

%

2 12 6 20 10 60 30 100 Jumlah n 5 26 18 49 % 10,2 53,1 36,7 100

(44)

29

sedikit tingkat pengotoran dan pencemaran rendah , dengan bertambahan jumlah anggota rumahtangga yang ban yak semakin cepat tingkat pengotoran air sungai.

Umur Kepala Rumahtangga

Rata-rata umur kepala kepala di Pekon Ulu Krui adalah 45 tahun, dengan kisaran terendah pad a umur 25 tahun dan tertinggi pada umur 73 tahun , sedangkan di Pekon Laay rata-rata umur kepala rumahtangga adalah 43 tahun, dengan kisaran terendah 32 tahun dan tertinggi pada umur 73 tahun. Selanjutnya bila umur kepala rumahtangga dikelompokkan ke dalam rentang 20-40 tahun , 41-60 tahun, 61- 80 tahun (Hardinsyah dan Tambunan, 2004), maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel3 Sebaran berdasarkan tingkat umur kepala rumahtangga

No Umur Kepala Pekon Ulu Krui Pekon Laay Jumlah

Rumahtangga n % n % n %

1. 20-40 11 38,0 9 45 19 38,8

2. 41 -60 17 58,6 8 40 27 55,1

3 61-80 1 3,4 2 10 3 6,1

Total 29 100 20 100 49 100

Sebanyak 69,4% umur kepala rumahtangga berkisar antara 41-60 tahun . Jika dilihat usia produktif yang terletak pada pada umur 20-60 tahun, maka usia kepala rumahtangga yang termasuk dalam kategori usia produktif untuk di Pekon Ulu Krui sebanyak 96,6% dan di Pekon Laay sebanyak 95%. FAO (1989) menjelaskan bahwa hampir semua laki-Iaki dapat menjadi ayah dari anak-anak, meskipun potensinya semakin menurun, bila ditinjau dari aspek kemampuan reproduksi.

Umur Rumahtangga

(45)

Tabel4 Sebaran tingkat umur ibu rumahtangga

No Umur Pekon Ulu Krui Pekon Laay Jumlah

n % n % n %

1 20-40 23 79,3 11 55 34 69,4

2 41 -60 5 17,2 8 40 13 26,5

3 61 -80 1 3,5 1 5 2 4,1

Total 29 100 20 100 49 100

Oi Pekon Ulu Krui tebanyak pada kelompok umur berkisar 20-40 tahun

(79,3%) dan di Pekon Laay berkisar antara 20-40 tahun (55%). Jika dilihat usia

produktif yang terletak pada umur 20-40 tahun, maka usia ibu rumahtangga yang

termasuk dalam kategori usia produktif di kedua pekon berkisar umur 20-40

tahun (69,4%). Oi kedua pekon terse but yang tidak berproduksi berkisar 50-80

tahun. FAO (1989) menjelaskan bahwa hampir semua wanita umur 15-49 tahun

memiliki potensi untuk hami!. Bila ditinjau aspek kemampuan reproduksi, maka

terdapat 69,4% ibu rumahtangga berpeluang untuk berproduksi.

Tingkat Pendidikan Kepala Rumahtangga

Rata-rata lama pendidikan kepala rumahtangga adalah 7 tahun dengan

kisaran terendah 0 tahun dan tertinggi 12 tahun . Tingkat pendidikan kepala

rumahtangga dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria statistik, yaitu lama

pendidikan tahun (tidak sekolah), 1-6 tahun (SO),7-9 tahun (SLTP),10-12 tahun

(SLTA sederajat), dan >12 tahun . Sebaran mengenai tingkat pendidikan kepala

rumahtangga hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran tingkat pendidikan kepala rumahtangga

No. Tingkat Pekon Ulu Krui Pekonlaay Jumlah

n % n % n %

1. Tidak tamat SO 1 5 1 2.0

2. Tamat SO 15 52 9 45 24 49,0

3. Tamat SLTP 4 14 3 15 7 14,3

4 TamatSLTA 10 34 7 35

Gambar

TABEL Halaman ..........................................................................................
Gambar : Kerangka pikir penggunaan air sungai way krui dan way laay di
Tabel 5 Sebaran tingkat pendidikan kepala rumahtangga
Tabel 33 Hasil penelitian air sungai di Pekon Ulu krui

Referensi

Dokumen terkait

pembaharuan. Indikasi lainnya adalah kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan cenderung bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Karakteristik tersebut

rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Natrium Lauril Sulfat sebagai Surfaktan pada Disolusi Ketoprofen dalam Sediaan Rektal

dapat menyelesaikan proposal penelitian tindakan kelas dengan judul “ PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD

4) Dipersetujui oleh kedua pasangan suami isteri. Dari penjelasan yang sudah di paparkan di atas, dapat di simpulkan bahwa anak yang dilahirkan oleh wanita single dari hasil

Selain itu adapula perkumpulan wanita yang bersifat keagamaan (Islam) GHQJDQ QDPD ´ Sopo Tresno µ \DQJ kemudian pada tahun 1917 menjadi bagian wanita dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tax amnesty , kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

WP Sintetik untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Phytophtora infestans) pada tanaman Tomat dan antraknosa pada Cabai. VIDI 722SL Propamokarb

Menurut Skousen et al (2009), pengakuan (recognition) adalah salah satu cara melaporkan infomasi keuangan dengan menyatukan semua estimasi dan penilaian menjadi