• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A. Landasan Teori 1. Akuntansi

a. Defisni Akuntansi

Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bisnis (bussines language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja dimasa mendatang (Edward, dkk, 2012:4), Berikut beberapa pengertian persediaan menurut para ahli.

Menurut Kieso, et al. (2011), mendefinisikan akuntansi adalah suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas.

Stice, et al yang diterjemahkan akbar (2010), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

(2)

Sedangkan menurut Reeve, et al (2010:3), accounting an information system that provides reports to users about the economic activities and condition of a business.

Menurut Horngren (2011:2), Akuntansi (accounting) merupakan suatu sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis.

Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas atau transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan (Rudianto, 2012:16)

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas dan mengolah data aktivitas keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan.

b. Siklus akuntansi

Sikluls akutansi merupakan urutan aktivitas dalam suatu proses akuntansi sejak informasi diterima dalam bentuk bukti transaksi sampai dengan laporan keuangan.

Menurut Reeve, et al (2014:173), siklus akuntansi adalah proses akuntansi yang dimulai dengan menganalisis dan membuat jurnal untuk transaksi-transaksi dan diakhiri dengan posting ayat jurnal penutup.

(3)

Siklus akuntansi merupakan keseluruhan proses yang dilakukan oleh entitas untuk mengolah data-data keunagan hingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna untuk pengambilan keputusan (Sylvia Veronica dkk, 2016:63).

Menurut Rudianto (2012:16), siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus dilakukan oleh akuntansi sejak awal hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan.

Siklus akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan membuat laporan keuangan (Kieso, 2011).

(4)

Tahap-tahapan siklus akuntansi adalah sebagai berikut (Kieso, 2011:87): 1. Mengidentifikasikan dan mencatat transaksi yang terjadi

2. Melakukan penjurnalan

3. Melakukam penggolongan dengan memposting ke buku besar 4. Menyusun neraca saldo yang belum disesuaikan

5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ayat jurnal penyesuaian

6. Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan

7. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan arus kas

8. Jurnal penutupan

9. Neraca saldo pasca penutupan 10. Ayat jurnal pembalik

Siklus akuntansi diungkapkan Rudianto (2012:16), bahwa siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus dilakukan oleh akuntan sejak awal hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan.

Siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Transaksi Usaha

2. Pembuatan Bukti Asli

3. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)

4. Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 5. Pembuatan Neraca saldo

(5)

6. Neraca Lajur Penyesuaian 7. Laporan Keuangan

8. Jurnal Penutup

9. Neraca Saldo Setelah Penutu

Dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi adalah tahapan tahapan atau prosedur kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan.

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Suatu perusahaan diharuskan untuk membuat laporan keuangan untuk dapat menganalisis kondisi dan posisi perusahaan. Selain itu, dengan adanya laporan keuangan memudahkan untuk perusahaan mengambilan keputusan, dan dapat melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Kieso, et al. (2011) :

“financial Statements are the principal means through which a company communicates its financial information to those outside it. These statements provide a company’s history quatified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the statements of financial position, (2) the income statement or statement of comprehensive income, (3) the statement of cash flow, and (4) the statement of chages in equity. Not disclosure are an integral part of each financial statement.”

Laporan keuangan menurut Hery (2012:3) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis yang

(6)

berguna bagi para pemakai laporan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Kieso, 2011:2)

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan berguna bagi bankir, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).

b. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kieso (2011) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan:

1. Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit 2. Informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan

3. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahannya

Menurut SAK ETAP. (IAI, 2009: bab2 par2.1) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas untuk suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi

(7)

kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.”

Tujuan laporan keuangan, menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi atau siapapun yang tidak dalam perusahaan dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (Rudianto, 2012:20).

Menurut Dwi Martani (2012:33), Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut:

1. Investor : menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas.

2. Karyawan : kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

3. Pemberi jaminan : kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman. 4. Pemasok dan kreditur lain : kemampuan entitas membayar

(8)

5. Pelanggan : kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya. 6. Pemerintah : menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat : menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.

3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

a. Sejarah SAK ETAP

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada bulan juli 2009 telah mengesahkan salah satu standarnya yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Sesuai dengan namanya maka sasaran pengguna dari standar ini adalah entitas yang tidak memiliki tanggung jawab akuntabilitas kepada publik (ETAP). SAK ETAP beranalogi dengan IFRS SMEs (Small and Medium Enterprises), bahkan semangat pengembangan SAK ETAP berasal dari IFRS SMEs namun dengan beberapa penyesuaian (I wayan agus, 21 February 2010).

SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan ini diperkenankan jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP umum penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 (Ikatan Akuntan Indonesia, SAK ETAP 2009)

(9)

b. Ruang Lingkup SAK ETAP

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:bab1 par1.1) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas akuntabilitas publik adalah entitas yang:

1) Tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan dan

2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal dalam kriteria kedua ini adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditu dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal;

2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

(10)

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan pengguna SAK ETAP.

Menurut Rudianto (2012:24), Badan usaha yang tergolong sebagai Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik adalah:

1) Entitas perorangan 2) Persekutuan perdata 3) Firma

4) Commanditaire Vennootschap (CV)

5) Perseroan terbatas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

6) Koperasi

c. Karakteristik kualitatif laporan keuagan SAK ETAP

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi laporan keuangan sebagai berikut (IAI dalam SAK ETAP, 2009)

1) Dapat Dipahami 2) Relevan

3) Materialitas 4) Keandalan

(11)

6) Pertimbangan Sehat . 7) Kelengkapan

8) Dapat Dibandingkan 9) Tepat Waktu

10) Keseimbangan Biaya dan Manfaat

d. Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 bab2), Penyajian yang wajar dari laporan keuangan SAK ETAP yaitu sebagai Lapoberikut:

1. Penyajian Wajar

2. Kepatuhan terhadap SAK ETAP 3. Kelangsungan Usaha

4. Frekuensi Pelaporan 5. Penyajian yang konsisten 6. Informasi komparatif 7. Materialitas dan agregasi 8. Laporan keuangan lengkap

Laporan keuangan entitas meliputi: a. Neraca

b. laporan keuangan

c. laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukan 1) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

(12)

2) perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

d. laporan arus kas, dan ‘

e. catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. 9. Identifikasi laporan keuangan

Terdapat beberapa perbedaan antara PSAK UMUM dengan SAK ETAP, diantaranya :

Tabel 2.1 Perbedaan PSAK UMUM dan SAK ETAP

SAK UMUM SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan

Dengan adanya PSAK 1 di masa depan penyajian laporan keuangan mengikuti IFRS dengan perubahan antara lain, - Tidak ada lagi pos luar biasa pada neraca - Laba Rugi komprehensive - Cash flow metode langsung (dianjurkan), dan tidak langsung.

Minimum pos yang harus ada di neraca lebih sedikit.

- Silent terhadap pos luar biasa

- Laporan laba rugi (tanpa harus menyajikan laba rugi komprehensive) - Cash flow dengan metode tidak langsung

Aset Tidak Berwujud Saat ini aset tidak berwujud diamortisasi selama 20th.

Aset tidak berwujud diamortisasi selama 10th. - Pengukuran

(13)

- ED PSAK 19 (Terbit 2011)

- Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas, tidak

diamortisasi.

menggunakan metode biaya.

Instrumen Keuangan - Ruang lingkup: aset dan kewajiban keuangan, - Diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan pinjaman yang diberikan. - Impayment

menggunakan incurred loss concept.

- Derecognition

- Hedging dan derivatif.

Ruang lingkup; investasi pada efek

tertentu

- Klasifikasi trading, held to maturity, dan available for sale. Hal tsb mengacu pada PSAK no 50 (1998). - Jauh lebih sederhana dibanding ketentuan PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2006)

Persediaan LIFO tidak lagi diijinkan (PSAK 14 revisi 2008)

LIFO tidak diijinkan Ketentuan lainnya sama dengan PSAK

Penurunan nilai Aset Ruang lingkup kecuali; persediaan, aset yang timbul dari kontrak konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang timbul dari manfaat

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset kecuali aset yang timbul dari manfaat pensiun. - Tidak mengatur

(14)

pensiun.

- Penurunan nilai non persediaan.

- Penurunan nilai unit penghasil kas dan goodwill.

- Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang

menggunakan PSAK 31.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Diatur dalam PSAK 4 Menggunakan metode ekuitas (entitas asosiasi) dan metode konsolidasi penuh untuk entitas anak.

Tidak Diatur

Bila memiliki investasi atas asosiasi maupun subsidiary menggunakan metode ekuitas ( on line cosolidation).

Sewa - Mengatur perjanjian

yang mengandung sewa. - Klasifikasi berifat principle based. - Laporan keuangan lessee dan lessor

Tidak mengatir perjanjian yang mengandung sewa ( psak 8)

- Klasifikasi sewa; kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13 (rule based)

- Laporan keungan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990):

Akuntansi Sewa Biaya Pinjaman Komponen biaya

pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman

Biaya pinjaman langsung dibebankan.

(15)

- Imbalan kerja jangka pendek

- Imbalan pasca kerja, untuk manfaat pasti menggunakan PUC (Prject Unit Credit) - Imbalan jangka panjang lainnya - Pesangon pemutusan kerja - Imbalan berbasis ekuitas berbasis ekuitas - Untuk mafaat pasti mengunakan PUC dan jika tidak bisa,

menggunakan metode yang disederhanakan.

Pajak Penghasilan Menggunakan deffered tax concept

- Penagkuan dan pengukuran pajak kini - Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept. - Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan.

Sumber: Syarif Basir (2010)

e. Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 bab4) laporan yang lengkap meliputi: 1) Neraca

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan pada neraca, tetapi dalam SAK ETAP neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

(16)

(b) Piutang usaha dan piutang lainnya (c) Persediaan

(d) Properti investasi (e) Aset tetap

(f) Aset tidak berwujud

(g) Utang usaha dan utang lainnya (h) Aset dan kewajiban pajak (i) Kewajiban diestimasi (j) Ekuitas

2) Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan yang diperoleh perusahaan dan beban yang dikeluarkan untuk setiap periode (Kieso, et al, 2011). Berdasarkan SAK ETAP laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

(a) Pendapatan (b) Beban keuangan

(c) Bagian laba rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas (d) Beban pajak

(e) Laba atau rugi neto 3) Laporan perubahan ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan: (a) Laba atau rugi untuk periode

(17)

(c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui

(d) Untuk setisp komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode diungkapkan secara terpisah perubahan berasal dari:

i. Laba atau rugi

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

iii. Jumlah invenstasi, dividen, dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas yang menunjukan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta dristribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

4) Laporan Arus Kas

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi investasi, dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umunya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(18)

(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

(b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain (c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

(d) pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan

(e) pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi

(f) penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

Aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

(a) pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya

(b) penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya

(c) pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk

(19)

efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan

(d) penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga joint venture 9selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan

(e) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

(f) penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan: (a) penerimaan kas dari penerbitan saham efek ekuitas lain

(b) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas

(c) penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka panjang lainnya

(d) pelunasan pinjaman

(e) pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan

(20)

keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan harus:

(a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu

(b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan

(c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relavan untuk memahami laporan keuangan

Secara normal urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:

(a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP

(b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

(c) Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan dari urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos tersebut

(21)

f. Pengakuan, Pengkuruan Dan Pengungkapan Laporan Keuangan 1) Pengakuan

Menurut Skousen et al (2009), pengakuan (recognition) adalah salah satu cara melaporkan infomasi keuangan dengan menyatukan semua estimasi dan penilaian menjadi satu angka dan kemudian menggunakannya untuk membuat ayat jurnal. Sedangkan dalam SAK ETAP 2.24, dijelaskan bahwa pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan

b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

2) Pengukuran

Menurut SAK ETAP 2.30, pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Menurut Weygandt et al (2011), IFRS mengakui 2 prinsip pengukuran yaitu prinsip biaya (cost principle) dan prinsip nilai wajar (fair value principle). Prinsip biaya menyebutkan bahwa perusahaan mencatat nilai transaksi sebesar biaya atau harga perolehannya. Sedangkan, prinsip nilai wajar menyatakan

(22)

nilai transaksi harus dilaporkan atau disajikan berdasarkan nilai wajar (harga yang diterima atas penjualan atau pelunasan).

3) Pengungkapan

Menurut Skousen et al (2009), pengungkapan (disclosure) adalah pendekatan yang melewatkan ayat jurnal dan hanya bersandar pada catatan atas laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pengguna.

4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan SAK ETAP diantaranya sebagai berikut:

a. Lilya Andriani, dkk (2014) berjudul Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebuah studi intrepetatif pada eggy salon, Hasil penelitian ini menujukkan bahwa; 1) Sistem pencatatan keuangan yang dilakukan secara manual dan masih sangat sederhana, alasan membuat pencatatan keuangan adalah untuk mempermudah pemilik dalam memberikan bonus kepada karyawannya, 2) Faktor yang menyebabkan gagalnya SAK ETAP pada Peggy Salon karena adanya faktor internal berupa kurangnya pemahaman, kedisiplinan dan sumber daya manusia, sedangkan faktor eksternalnya karena kurangnya pengawasan dari stakeholder yang berkepentingan dengan laporan keuangan.

(23)

b. Arri Alfitri (2014) berjudul Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Perajin Mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten, hasil penelitian perajin mebel tidak menerapkan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya pengetahuan perajin mebel tentang SAK ETAP dan belum adanya tenaga akuntansi yang profesional pada perajin mebel.

c. Ade Astalia, dkk (2014) berjudul Analisis Penerapan SAK ETAP Pada Penyajian Laporan Keuangan PT Nichindo Manado Suisan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PT Nichindo Manado Suisan telah menerapkan SAK ETAP namun terdapat beberapa komponen laporan keuangan yang belum disusun.

d. Ribka Agustine Singal dan Sherly Pinatik berjudul Evaluasi Penyusunan Laporan Laba Rugi dan Neraca berdasarkan SAK ETAP Pada PT Karunia Multiguna Abadi (2015). Hasil penelitian laporan neraca dan laba rugi yang dibuat perusahaan masih ada pengklasifikasian pos akun yang belum disajikan karena terbatasnya pengetahuan dan sumber daya manusia yang dimiliki.

(24)

B. Rerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran

Transaksi

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan yang diperuntukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

Elemen Laporan Keuangan : 1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan

Ekuitas

4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas

Gambar

Gambar 2.1.b  Siklus Akuntansi
Tabel 2.1 Perbedaan PSAK UMUM dan SAK ETAP
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi karena estimasi adalah dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi. Selain

Sehubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka kepatuhan emiten dalam melaporkan

Sistem Informasi Akuntansi adalah system yang bertujuan untuk mengumpulkan data memperoses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan,

Lazar, et al., dalam Watila & Balarabe (2015) melaporkan bahwa ukuran lesi tidak dapat memprediksi pemulihan bahasa, beberapa penelitian lebih banyak membuktikan

Menurut (Harahap, 2009) rasio keuangan adalah “ angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

Menurut Mitra (2009:10) “sistem akuntansi penjualan tunai adalah metode dan prosedur pencatatan dengan mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan dan melaporkan

Taman merupakan suatu ruang publik, yang dapat dijadikan sebagai salah satu area aktivitas anak-anak, yaitu tempat bermain (playground) (Darmawan, 2007).. Menurut Hidayat

Yang diminta dari peraturan ini adalah mewajibkan perusahaan untuk melaporkan efektivitas prosedur dan pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan