• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Anggaran Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012 Beserta Perubahannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Politik Anggaran Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012 Beserta Perubahannya"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

POLITIK ANGGARAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 BESERTA PERUBAHANNYA

OLEH

JULWANRI MUNTHE ( 090906077 )

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

JULWANRI MUNTHE (090906077)

POLITIK ANGGARAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 BESERTA PERUBAHANNYA

Rincian isi skripsi, 108 Halaman, 16 Buku, 1 Situs Internet, (Kisaran buku dari tahun 1983-2012)

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan dan menganalisis fakta-fakta tentang politik anggaran kabupaten Samosir tahun anggaran 2012 yang merupakan sebuah alur dan prosesnya dimulai dari pengerjaan-pengerjaan perencanaan mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten atau yang biasa disebut musrenbang. Hasil dari pengerjaan perencanaan tersebut dirumuskan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk rencana dan pedoman pembangunan satu tahun. Selanjutnya adalah berkaitan dengan proses pengambilan keputusan untuk pengesahan APBD dan besaran-besaran untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ataupun pos-pos anggaran yang dalam hal ini anggaran perubahan juga kita kategorikan sebagai kebijakan atau alternatif kebijakan. Penelitian ini menggunakan teori ruang lingkup keuangan daerah sebagai dasar untuk menggambarkan dan menganalisis politik anggaran kabupaten Samosir yang meliputi sisi objek, sisi subjek, sisi proses dan tujuan. Dalam penelitian ini kita juga tetap pada tujuan awal dari otonomi daerah tersebut, yaitu dalam pemerataan dan percepatan pembangunan, terutama kabupaten samosir sebagai daerah otonom. Kesimpulan penelitian ini adalah politik anggaran kabupaten Samosir tahun 2012 diprioritaskan untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan tata kelola atau pelayanan publik. walaupun disisi lain tidak mencapai target-target pemerataan dan percepatan pembangunan di kabupaten Samosir. Hal ini disebabkan kelemahan dari sisi objek dan subjek keuangan daerah.

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

JULWANRI MUNTHE (090906077)

POLITICS SAMOSIR DISTRICT BUDGET FISCAL YEAR 2012 AND ITS AMENDMENT

Details of the contents of the thesis , Page 108 , Book 16 , 1 Website, ( the book range from the year 1983 to 2012 )

ABSTRACT

This study tried to describe and analyze the facts about political Samosir district budget fiscal year 2012, which is a groove and started the process of constructions planning from the village, district and county or commonly called musrenbang . The results of the work plan was formulated in the document the Government Work Plan (RKPD ) plans and guidelines for the construction of one year . Next up is related to the decision-making process for the ratification of the budget and the quantities for each (SKPD ) or budget items in this budget we categorize the change as well as alternative policy or policies . This study uses the theory of the scope of local finance as a basis to describe and analyze political Samosir district budget that includes the object , the subject , the process and purpose . In this study we also remain on the original purpose of the regional autonomy , which in equity and accelerated development , especially samosir district as an autonomous region . The conclusion of this study is Samosir regency budget politics in 2012 did not reach targets equity and accelerated development in Samosir regency . This is due to the weakness of the financial side of the object and the subject area .

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan ucapan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala penyertaan dan berkat yang melimpah yang selelu menjiwai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaaan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “ Politik Anggaran Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012 Beserta Perubahannya “ yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada Departemen Ilmu Politik fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah mendukung demi terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan teristimewa penulis persembahkan kepada orang tua, Obah Munthe, Alm.Rusmaida Br. Sihotang dan Gunawan Murlis Br. Raja Guk-Guk yang dengan kesungguhan hati, jerih payah dan doanya dalam mendukung penulis secara moril maupun materiil selama kuliah. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin Msi. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. T. Irmayani, MSi. selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara dan Bapak Drs. P Anthonius Sitepu selaku Sekretaris Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara.

3. Bapak Faisal Andri Mahrawa, S.IP., MSI. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Drs. Subhilhar, MA., Ph.D selaku Dosen Pembaca penilai yang telah memberi masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 7. Seluruh pegawai departemen Ilmu Politik dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan

(5)

8. Keluarga terkasih, Ka Anggun, Pa Anggun, Op Anggun, Bg Jeriko, Ka Renika, Dhapot, Adinda Ena Bella, Dede, Noven, Bere Anggun, Ayu, Jelita dan Risnatania.

9. Orang yang selalu memberikan dorongan, support dan mengingatkan saya supaya menyelesaikan studi dan setia menemani saya selama menyelesaikan perkuliahan dan pengerjaan organisasi, Risnayana Sinaga.

10. Kawan-kawan seperjuangan Ilmu Politik stambuk 2009 (Andi, Samran, Desmon, Fredi, Albert’s, Ian, Leo, Alek, Hebron, Alim, Kosner, Donna dan kawan-kawan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu)

11. Rekan-rekan seperjuangan saya di PMKRI dan rekan seperjuangan di GMKI, GMNI, PMII, HMI, HIMMAH, IMM, Walhi, FMN, Satma TMP KMK St Donbosco, OMK Santa Elisabeth P. Simalingkar yang selalu memiliki cerita sendiri tentang perkuliahan dan kehidupan kampus dan masalah-masalah pribadi lainnya dan KMK St Donbosco Fisip USU, OMK Santa Elisabeth P. Simalingkar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka diri dan sangat berterima kasih atas setiap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan terutama bagi disiplin Ilmu Politik dan kesejahteraan masyarakat. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... viii

Daftar Gambar... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 8

1.3 Pembatasan Masalah ……… 8

1.4 Tujuan Penelitian....……… 9

1.5 Manfaat Penelitian ………... 9

1.6 Kerangka Teori ……… 10

1.6.1 Ruang Lingkup Keuangan Daerah ………... 11

1.6.1.1 Sisi Objek... 11

1.6.1.2 Sisi Subjek... 11

1.6.1.3 Sisi Proses... 11

1.6.1.4 Sisi Tujuan... 12

1.6.2 Masalah-Masalah Pembangunan Daerah... 12

1.6.2.1 Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk... 12

1.6.2.2 Prasarana dan Sarana Perhubungan... 12

1.6.2.3 Bidang pendidikan dan Kesehatan... 13

1.6.2.4 Perkembangan Pedesaan, lembaga Swadaya Masyarakat dan Penataan Ruang... 13

1.6.3 Kebijakan Pembangunan... 14

1. 6.3.1 Sektor Pertanian, Industri dan Perdagangan... 14

1.6.3.2 Perluasan Lapangan Kerja, Koperasi dan Pariwisata... 15

1.6.3.3 Daerah Tertinggal, Daerah Kritis Daerah padat Penduduk dan Tata Ruang... 15

1.6.4 Kegiatan Pembangunan... 16

1.7 Metodologi Penelitian... 16

1.7.1 Metode Penelitian... 17

1.7.2 Jenis Penelitian... 18

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data... 20

1.7.4 Teknik Analisis Data... 20

BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah………... 21

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi... 21

2.1.1.1 Geografi... 21

2.1.1.2 Demografi... 23

2.1.1.3 Pariwisata... 24

(7)

2.2 Pembangunan Kabupaten Samosir... 27

2.2.1 RPJMD... 29

2.2.2 RKPD... 29

2.2.2.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD... 31

2.2.2.2 Proses dan Sistematika Penyusunan RKPD... 31

2.2.3 RKPD Kabupaten Samosir Tahun 2012... 32

2.2.3.1 Agenda Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan, Meningkatkan Kapasitas SDM Aparatur dan Masyarakat... 32

2.2.3.2 Agenda Pengembangan Ekonomi Lokal Untuk Pro-Job, Pro-Poor dan Pro-Growth dengan Menerapkan Prinsip Partisipatif... 36

2.2.2.3 Agenda Pemantapan Infrstruktur dan Pengembangan Konservasi SDA Untuk Meningkatkan Industri Pariwisata... 38

2.2.4 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah (RKED) Kabupaten Samosir Tahun 2012... 40

2.2.5 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2012... 41

2.2.5 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2012... 42

2.2.6 Prioritas Pembangunan Daerah... 43

2.2.7 Pagu Indikatif... 43

BAB III POLITIK ANGGARAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 BESERTA PERUBAHANNYA 3.1 Belanja Daerah... 47

3.1.1 Urusan Wajib... 48

3.1.1.1 Profil Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 48

3.1.1.2 Profil Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 50

3.1.1.3 Profil Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 53

3.1.1.4 Profil Anggaran Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012.... 54

3.1.1.5 Profil Anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 56

3.1.1.6 Profil Anggaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 58

3.1.1.7 Profil Anggaran Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 60

3.1.1.8 Profil Anggaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 62

3.1.1.9 Profil Anggaran Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 64

3.1.1.10 Profil Anggaran Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 65

(8)

3.1.1.12 Profil Anggaran Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 70 3.1.1.13 Profil Anggaran Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 72 3.1.1.14 Profil Anggaran Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 74 3.1.1.15 Profil Anggaran Inspektorat Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 76 3.1.1.16 Profil Anggaran Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 77 3.1.1.17 Profil Anggaran Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2012... 80 3.1.1.18 Profil Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 81 3.1.1.19 Profil Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 84 3.1.1.20 Profil Anggaran Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksanaan Penyuluhan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 85 3.1.1.21 Profil Anggaran Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Otonomi Desa Kabupaten Samosir Tahun

Anggaran 2012... 87 3.1.2 Urusan Pilihan... 89

3.1.2.1 Profil Anggaran Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 89 3.1.2.2 Profil Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 92 3.1.2.3 Profil Anggaran Kebun Raya Samosir (Urusan Pilihan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir) Tahun

Anggaran 2012... 94 3.1.2.4 Profil Anggaran Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 96 3.2 Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2012... 98

3.2.1 Profil Anggaran Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 98 3.3 Politik Anggaran kabupaten Samosir Tahun 2012... 99 3.3.1 Pengelolaan Anggaran Kabupaten Samosir Tahun 2012... 99 3.3.2 Prioritas Pengalokasian Anggaran Kabupaten Samosir

Tahun 2012... 101 BAB IV PENUTUP

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Luas Wilayah Kabupaten Samosir Berdasarkan

Kecamatan Tahun 2009... 22 2.2 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Jumlah

Rumah Tangga di Kabupaten Samosir Menurut

Kecamatan Tahun 2009... 24 2.3 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten

Samosir... 41 2.4 Pagu Indikatif Belanja Langsung Masing-Masing SKPD

Kabupaten Samosir Tahun 2011 dan Rencana Tahun

2012... 44 3.1 Profil Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 49 3.2 Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir Tahun

Anggaran 2012... 51 3.3 Anggaran Dinas Pekerjaan Umum kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 53 3.4 Anggaran Dinas Tata Ruang, Permukiman,

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 55 3.5 Anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 57 3.6 Profil Anggaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012.. 59 3.7 Anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 61 3.8 Anggaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 63 3.9 Anggaran Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Samosir

Tahun Anggaran 2012... 64 3.10 Anggaran Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 65 3.11 Anggaran Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 68 3.12 Anggaran Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... .... 71 3.13 Anggaran Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 73 3.14 Anggaran Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 75 3.15 Anggaran Inspektorat Kabupaten Samosir Tahun Anggaran

2012... 76 3.16 Anggaran Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir Tahun

(10)

3.17 Anggaran Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Samosir Tahun 2012... 80 3.18 Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 82 3.19 Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 84 3.20 Anggaran Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan

Penyuluhan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012 86 3.21 Anggaran Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan

dan Otonomi Desa Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 88 3.22 Anggaran Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan

Kabupaten Samosir tahun Anggaran 2012... 90 3.23 Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2012... 93 3.24 Anggaran Kebun Raya Samosir Tahun Anggaran 2012 95 3.25 Anggaran Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir Tahun Anggaran 2012... 96 3.26 Profil Anggaran Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

JULWANRI MUNTHE (090906077)

POLITIK ANGGARAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2012 BESERTA PERUBAHANNYA

Rincian isi skripsi, 108 Halaman, 16 Buku, 1 Situs Internet, (Kisaran buku dari tahun 1983-2012)

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan dan menganalisis fakta-fakta tentang politik anggaran kabupaten Samosir tahun anggaran 2012 yang merupakan sebuah alur dan prosesnya dimulai dari pengerjaan-pengerjaan perencanaan mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten atau yang biasa disebut musrenbang. Hasil dari pengerjaan perencanaan tersebut dirumuskan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk rencana dan pedoman pembangunan satu tahun. Selanjutnya adalah berkaitan dengan proses pengambilan keputusan untuk pengesahan APBD dan besaran-besaran untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ataupun pos-pos anggaran yang dalam hal ini anggaran perubahan juga kita kategorikan sebagai kebijakan atau alternatif kebijakan. Penelitian ini menggunakan teori ruang lingkup keuangan daerah sebagai dasar untuk menggambarkan dan menganalisis politik anggaran kabupaten Samosir yang meliputi sisi objek, sisi subjek, sisi proses dan tujuan. Dalam penelitian ini kita juga tetap pada tujuan awal dari otonomi daerah tersebut, yaitu dalam pemerataan dan percepatan pembangunan, terutama kabupaten samosir sebagai daerah otonom. Kesimpulan penelitian ini adalah politik anggaran kabupaten Samosir tahun 2012 diprioritaskan untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan tata kelola atau pelayanan publik. walaupun disisi lain tidak mencapai target-target pemerataan dan percepatan pembangunan di kabupaten Samosir. Hal ini disebabkan kelemahan dari sisi objek dan subjek keuangan daerah.

(13)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

JULWANRI MUNTHE (090906077)

POLITICS SAMOSIR DISTRICT BUDGET FISCAL YEAR 2012 AND ITS AMENDMENT

Details of the contents of the thesis , Page 108 , Book 16 , 1 Website, ( the book range from the year 1983 to 2012 )

ABSTRACT

This study tried to describe and analyze the facts about political Samosir district budget fiscal year 2012, which is a groove and started the process of constructions planning from the village, district and county or commonly called musrenbang . The results of the work plan was formulated in the document the Government Work Plan (RKPD ) plans and guidelines for the construction of one year . Next up is related to the decision-making process for the ratification of the budget and the quantities for each (SKPD ) or budget items in this budget we categorize the change as well as alternative policy or policies . This study uses the theory of the scope of local finance as a basis to describe and analyze political Samosir district budget that includes the object , the subject , the process and purpose . In this study we also remain on the original purpose of the regional autonomy , which in equity and accelerated development , especially samosir district as an autonomous region . The conclusion of this study is Samosir regency budget politics in 2012 did not reach targets equity and accelerated development in Samosir regency . This is due to the weakness of the financial side of the object and the subject area .

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

David Easton menjelaskan politik itu adalah alokasi nilai-nilai, dan dalam konsep politik nilai-nilai itu adalah kekuasaan. Kekuasaan untuk mengalokasikan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang hendak ditujukan untuk kebaikan bersama, kepentingan umum dan ke sejahteraan sosial.1 Alokasi nilai-nilai tersebut tentunya akan diarahkan secara langsung menyelesaikan fenomena-fenomena fisik dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara seperti yang akan kita rinci nantinya dalam politik anggaran. Bagaimana politik itu seharusnya menciptakan keseimbangan (balanced), keadilan (justice), persamaan (equality) dan kebebasan (freedom) dan aspek-aspek kemanusiaan (human beings). Dan dalam pandangan Easton bahwa masalah kebijakan juga dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, konversi dan output.2

Didalam teori-teori politik yang umum dapat kita pahami bahwa ada dua unsur dalam kehidupan berpolitik, Negara (State) sebagai lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mencapai cita-cita bersama dan tujuan bersama. Dan masyarakat adalah yang mendelegasikan haknya kepada negara untuk mengurusi kepentingan bersama. Negara dinilai sebagai lembaga yang mengelola urusan-urusan yang berkenaan dengan pelayanan publik. Dan pelayanan itu dapat dijalankan dengan perumusan dan pelaksanaan pelayanan publik. Perumusan dilaksanakan oleh lembaga legislatif dan pelaksanaan oleh eksekutif.

3

1

P Anthonius Sitepu, Sistem Politik Indonesia, Medan:Pustaka bangsa Press, 2006 hal 28

Sebuah kebijakan publik biasanya diawali dengan pengambilan keputusan yang esensinya mewakili kepentingan orang banyak. Hal ini dapat kita tinjau ketika perumusan tersebut di dukung oleh mayoritas. Dan kebijakan publik adalah output

2

AG.Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Yogjakarta:Pustaka Pelajar, 2009, hal 103

3

(15)

yang paling nyata dan yang paling utama dari setiap sistem politik dan kebijakan publik dalah bentuk nyata dari politik.4

Politik anggaran adalah upaya-upaya untuk mengelola sumber daya dan terutama yang dapat dinilai dengan uang dan barang dan mengalokasikan nilai-nilai tersebut untuk kepentingan bersama di dalam kehidupan bermasyarakat.5

Dalam maknanya yang lebih luas, politik juga senantiasa berkenaan dengan produksi, distribusi dan penggunaan sumber-sumber daya untuk mempertahankan hidup. Masalah mengelola sumber daya yang ada menjadi penghasilan output jangka panjang yang dikalkulasikan dalam setahun atau satu tahun anggaran tidaklah mudah. Upaya-upaya yang strategis harus dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan nilai-nilai yang nantinya akan didistribusikan. Hal ini juga terkhusus bagi politik anggaran di daerah atau secara langsung berkaitan dengan masalah mengatur dan mengurus daerah otonom sejak di rumuskannya konsep otonomi Dan berdasarkan pendekatan fungsionalisme yang berkaitan dengan persoalan pembuatan kebijakan maka David Easton menyatakan bahwa politik itu adalah alokasi nilai-nilai. Dan nilai-nilai dalam konsep politik adalah kekuasaan yaitu bagaimana mengalokasikan kekuasaan yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sedangkan H.D.Laswell dalam cara pandang kekuasaan menyatakan bahwa politik adalah bagaimana mencari, melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan (who get, what get and how get) dan dalam fenomena kehidupan politik anggaran kita sehari-hari hal ini sangat relevan. Artinya teori bagi-bagi kue yang lebih lanjut dijelaskan oleh Laswell menyatakan bahwa baik dalam fenomena-fenomena politik anggaran di pusat atau di daerah otonom sektor-sektor dan kelompok kepentingan bertarung dan berjuang untuk mendapatkan proporsi anggaran yang menjadi kebutuhan dan keperluannya. Maka sektor apa yang mendapat apa, berapa nilai yang didapat dan bagaimana mendapatkannya.

4

P.Anthonius Sitepu, Teori-Teori Politik, yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 hal 6

5

(16)

daerah. Masing-masing daerah berupaya memanfaatkan sumber-sumbernya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) diluar dari bagaimana kemampuan daerah untuk melakukan upaya tambahan seperti yang dijelaskan oleh H.D.Laswelth,

who get, what get and how get. Artinya menjadi hal yang perlu membangun hubungan dan akses dengan pemerintahan pusat untuk mempengaruhi siapa yang mendapat (daerah), apa yang didapat (Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus) dan bagaimana mendapatkan serta mempertahannkannya demi mendukung pembangunan dan mengakomodir kepentingan di daerah tersebut.

Demikianlah upaya untuk meningkatkan pendapatan dan nilai adalah proses yang tidak mudah. Maka perlu pula untuk diimbangi dengan pengalokasian dan pendistribusian nilai tersebut dengan baik. Artinya baik itu pusat ataupun daerah tidak ingin mendistribusikan dan mengalokasikan kearahan dan tujuan yang tidak tepat. Atau menganggarkan dana untuk dibelanjakan kepada hal yang tidak berguna, sia-sia dan pemborosan. Dan dengan demikian akan sangat sia-sia upaya-upaya yang telah dikelola dari awalnya. Suksesnya pengelolaan dan pengalokasian nilai-nilai dan anggaran adalah sangat mempengaruhi kualitas dan aspek-aspek kehidupan publik dan orang banyak, maka perlu dikelola dan dirumuskan sedemikian jelas dan serius. Dan politik akan membicarakan uang untuk mengatur kehidupan publik serta aktivitas sosial warganya.

(17)

saling mempengaruhi dibandingkan dengan lembaga yang mengawasi kebijakan (yudikatif).

Bagaimana juga kesadaran dan partisipasi politik diterjemahkan kedalam politik anggaran atau keuangan adalah hal yang dikemudian hari harus menjadi sebuah habitus baru dalam perpolitikan. Baik untuk ukuran nasional ataupun dalam aktivitas politik di daerah. Mungkin saya lebih senang mengatakannya Desentralisasi Partisipatif. Terlepas dari hal tersebut kita dalam kenyataannya sedang berjalan dalam sebuah era reformasi yang didalamnya ada hal-hal baru yang mulai muncul dan diprioritaskan dalam aktivitas politik nasional. Termasuk dalam upaya percepatan dan pemerataan pembangunan di daerah. Tentunya tidak relevan lagi untuk penyeragaman dan penggunaan tolak ukur yang sama dalam pembangunan dan pengelolaan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Maka ada hal-hal tertentu yang sangat menarik untuk dikaji didalam pengelolaan dan pengurusan Daerah Otonom. Dan itu semua berkaitan dengan apa yang kita pahami sebagai politik.

Dalam politik anggaran kebutuhan akan kemampuan yang hampir tidak bisa dihindari (niscaya) adalah kemampuan untuk mengalokasikan nilai-nilai. Dan ini merupakan prasyarat yang tentunya dibutuhkan dalam merumuskan RAPBN/RAPBD sebagai tahapan awalnya. Kemudian proses bagaimana konsisten melaksanakannya dengan unsur-unsur keterbukaan (akuntabilitas) atau merealisasikannya hingga melakukan alternatif-alternatif tertentu untuk merespon kendala atau ketidaksesuaian dalam hal-hal tertentu. sehingga adanya perubahan (revisi) dan hal inilah yang bisa kita pahami sebagai APBN-P/APBD-P.

(18)

mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Selama lebih dari 3 dekade, kekayaan alam yang dimiliki daerah selalu mengalir ke pusat. Dan ibu kota yang selalu digenjot pertumbuhannya untuk memperbaiki wajah negara dalam pergaulan internasional. Dan produknya adalah tingginya kesenjangan antara pusat dan daerah. Dan potret-potret demikian adalah hal yang tentunya ingin ditinggalkan. Bentuk sistem baru dan pembenahan infrastruktur dan suprastruktur politik di pusat dan terlebih di daerah. Desentralisasi memberikan harapan baru pada masyarakat di daerah-daerah tersebut sekaligus memberikan posisi tawar mereka manakala berhadapan dengan pemerintah pusat.6

Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Hal ini dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat yang berkembang di Kabupaten Toba Samosir serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Toba Samosir. bahwa dengan memperhatikan hal tersebut di atas dan berdasarkan kriteria kemampuan ekonomi, potensi daerah, kondisi sosial budaya, kondisi sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lainnya maka dibentuk Kabupaten Samosir di Provinsi Sumatra Utara.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 pasal 3 tentang pembentukan, batas wilayah, dan ibu kota maka Kabupaten Samosir berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Toba Samosir yang terdiri atas: Kecamatan Simanindo, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Palipi, Kecamatan Sitio-tio, Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Ronggur Nihuta dan Kecamatan Pangururan. Dan berdasarkan pasal 6 tentang batas wilayah yaitu : Sebelah utara berbatasan dengan Danau Toba, Sebelah timur berbatasan dengan Danau Toba, Sebelah selatan berbatasan dengan Danau Toba, Kecamatan 6

(19)

Bhakti Raja, Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.

ejalan dengan tuntutan perkembangan era reformasi, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dipandang perlu mendapat perubahan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang salah satunya antara lain menetapkan bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu paket melalui pemilihan langsung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pada tanggal 27 Juni 2005 diselenggarakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Samosir secara langsung oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Samosir yakni terpilihnya Ir. Mangindar Simbolon dan Ober Sihol Parulian Sagala, SE sebagai Bupati dan Wakil Bupati Samosir Periode 2005-2010 yang selanjutnya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.22-740 tanggal 12 Agustus 2005. Kemudian pada tanggal 13 September 2005, Bupati dan Wakil Bupati Samosir terpilih dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Presiden Republik Indonesia dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Samosir.

Dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Kabupaten Samosir sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara serta berbagai ketentuan yang berlaku sekaitan dengan tugas dan kewajiban pemerintahan, Pemerintah Kabupaten bersama DPRD Kabupaten Samosir telah berhasil menetapkan berbagai peraturan daerah antara lain Perda tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai salah satu unsur pendukung dalam penyusunan APBD, Perda Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah sebagai landasan penataan organisasi, Perda tentang Lambang Daerah dan Perda Kabupaten Samosir Nomor 28 Tahun 2005 yang menetapkan bahwa tanggal 7 Januari sebagai Hari Jadi Kabupaten Samosir, kemudian Perda tentang Pemerintahan Desa sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Perda tentang Perijinan, Pengelolaan Keuangan/Barang, Pengawasan Ternak, Pengelolaan Irigasi, Pengendalian Lingkungan Hidup, Pemberdayaan dan Pelestarian Adat Istiadat, APBD dan Perubahan APBD termasuk didalamnya Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006-2010 sebagai landasan penyelenggaraan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan.7

7

(20)

Kewenangan Kabupaten Samosir mencakup kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus bidang pemerintahan yang diserahkan dari Kabupaten Induk. sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini seperti yang ada pada pasal 9 tentang kewenangan daerah. Bupati Toba Samosir menginventarisasi, mengatur, dan melaksanakan penyerahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepada Pemerintah Kabupaten Samosir, berdasarkan pasal 15 Undang-undang Nomor 36 tahun 2003 ayat 1 yaitu: a)pegawai yang karena tugasnya diperlukan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir, b) barang milik/kekayaan daerah yang berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak yang dimiliki/dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang berada dalam wilayah Kabupaten Samosir, c) Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Toba Samosir yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kabupaten Samosir, d) utang piutang Kabupaten Toba Samosir yang kegunaannya untuk Kabupaten Samosir, e) dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kabupaten Samosir. Dan pada pasal 16 diatur dengan jelas bahwa Kabupaten Samosir memiliki kewenangan atas pemungutan pajak dan retribusi daerah sejak terbentuknya perangkat daerah Kabupaten Samosir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu pada ayat pertama, Kabupaten Samosir berhak mendapatkan alokasi dana perimbangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan pada ayat ke-2, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan anggaran biaya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sampai dengan ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Toba Samosir yaitu terkandung pada ayat ke-4 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 pasal 16.8

Maka berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan kajian-kajian empirik tentang otonomi daerah yang berkenaan dengan mengatur dan mengurus daerah. Kita perlu mengkaji lebih dalam bagaimana aktivitas politik pemerintah kabupaten Samosir

8

(21)

pada tahun 2012 dengan pendapatan daerah Rp. 430.381.755.828,00 atau menjadi Rp. 458.097.710.760,00 setelah perubahan, yaitu Rp. 14.062.964.285,00 dari pendapatan asli daerah atau menjadi Rp. 17.961.190.369,00 setelah perubahan, Rp. 383.827.108.593,00 dari dana perimbangan atau menjadi Rp. 386.188.339.406,00 setelah perubahan, Rp. 32.491.682.950,00 dari lain-lain pendapatan daerah yang sah atau menjadi Rp. 53.948.180.985,00 setelah perubahan. Sedangkan untuk belanja daerah Rp. 440.324.297.236,00 atau menjadi Rp. 487.803.136.730,08 setelah perubahan, Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 241.769.193.462,00 atau menjadi Rp. 259.446.629.288,18 setelah perubahan, Rp. 235.890.916.380,18 dialokasikan untuk belanja pegawai, Rp. 5.560.000.000,00 untuk belanja hibah, Rp. 2.420.000.000,00 untuk belanja bantuan sosial, Rp. 971.200.000,00 untuk belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa, Rp. 13.585.800.000,00 untuk belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa dan Partai Politik, Rp. 1.018.712.907,42 untuk belanja tidak terduga. Sedangkan untuk belanja langsung Rp. 198.555.103.774,00 atau menjadi Rp. 228.356.507.441,90 setelah perubahan, Rp. 20.767.967.175,00 untuk belanja pegawai, Rp. 91.048.522.066,90 untuk belanja barang dan jasa, Rp. 116.540.018.200,00 untuk belanja modal. Sedangkan penerimaan pembiayaan daerah Rp. 71.000.000.000,00 atau menjadi Rp. 91.331.373.929,08 setelah perubahan dan pengeluaran pembiayaan daerah Rp. 61.625.947.959,00. Ini adalah gambaran umum anggaran yang ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan seperti yang menjadi alasan otonomi daerah, desentralisasi dan dekonsentrasi diupayakan. Yaitu untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan pelayanan terhadap publik/masyarakat. Maka kita harus mengkaji keahlian, kemampuan dan komitmen pemerintah daerah dalam mengelola keuangan ataupun aset-aset daerah untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

(22)

perundang-undangan. Diantaranya penyerahan wewenang dari kabupaten Toba Samosir dan dari pemerintahn pusat kepada pemerintah kabupaten Samosir untuk mengelola dan mengurus daerah otonom Samosir. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “bagaimana peranan pemerintah kabupaten Samosir untuk mengurus, mengelola potensi dan melakukan pembangunan di daerah otonom Samosir melalui kebijakan anggarannya”.

1.3 Pembatasan Masalah

Adanya pembatasan masalah guna memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, serta untuk menghasilkan uraian yang sistematis. Maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : “ penulisan terbatas pada pengkajian politik atau kebijakan anggaran dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten Samosir tahun anggaran 2012”. Adapun yang menjadi unsur-unsur dalam APBD adalah pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pengeluaran terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat sejauh mana pemerintah kabupaten Samosir mengatur, mengurus, mengembangkan dan membangun daerah otonom samosir melalui kebijakan anggarannya.

2. Untuk mengamati apakah langkah-langkah dan kebijakan pemerintah kabupaten Samosir mengenai kebijakan anggarannya dan pengelolaan keuangan daerah.

(23)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis maupun metodologis, studi ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman studi kebijakan anggaran atau politik anggaran.

2. Bagi penulis sendiri, untuk mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui penelitian ini.

3. Bagi akademisi, dapat menjadi bahan acuan maupun referensi dalam konteks ilmu politik di Indonesia.

4. Menambah pengetahuan masyarakat, yang dalam hal ini lebih di prioritaskan kepada peran dan fungsi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing melalui kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah.

1.6. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian, diperlukan pedoman dasar berpikir yaitu kerangka teori. Selanjutnya, “Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi, dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan gejala tertentu”.9 Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau konsep adalah suatu kata atau lambang yang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala walaupun berbeda.10

Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan,

9

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta:LP3ES, 1989, hal 37.

10

(24)

otorisasi pengeluaran dimasa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koodinasi bagi semua aktivitas berbagai unit kerja. Anggaran daerah yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan utama pemerintah daerah karena APBD adalah intisari dari apa yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam satu tahun kedepan sebagai rangkaian tak terpisahkan dari kebijakan masa lalu dan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. dan untuk mereduksi mengenai anggaran daerah tersebut maka kita perlu mengkaji kembali ruang lingkup keuangan daerah dan sejauh mana aspek-aspek yang harus dikelola dengan uang ataupun anggaran daerah.

Teori ruang lingkup keuangan daerah adalah teori yang akan kita gunakan untuk mengkaji politik anggaran di Kabupaten Samosir. Dan untuk memahaminya kita akan mengkaji dari beberapa sisi yakni; dipandang dari sisi objek, dari sisi subjek, proses dan tujuannya.

1.6.1 Ruang Lingkup Keuangan Daerah 1.6.1.1 Sisi Objek

Yang dimaksud dengan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Dan hal ini berdasarkan penjelasan pasal 156 ayat (1) undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

1.6.1.2. Sisi Subjek

(25)

1.6.1.3. Sisi Proses

Keuangan daerah mencakup seluruh rangkaian yang berkaitan dengan pengelolaan objek, yaitu semua bentuk hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang. Mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. Prosesnya mungkin akan didahului dari rapat koordinasi di tingkat Kelurahan/Desa, kecamatan dan antara sektor-sektor pemerinah daerah. Atau perencanaan yang yang selama ini telah berlangsung suatu proses perencanaan pengelolaan keuangan “buttom-up” atau perencanaan dari bawah ke atas. Mungkin karena kita, kapanpun juga, akan selalu menghadapi keterbatasan waktu dan dana dan ini diakibatkan tidak terbatasnya suatu proses perencanaan pengelolaan keuangan “buttom-up” atau perencanaan dari bawah ke atas.11

1.6.1.4.Sisi Tujuan

Mungkin karena kita, kapanpun juga, akan selalu menghadapi keterbatasan waktu dan dana dan ini diakibatkan tidak terbatasnya ang akan dibangun dan terbatasnya jumlah dana yang bisa dikelola maka perlunya sebuah rencana pengelolaan keuangan yang secara menyeluruh mencakup rencana-rencana kebijakan yang sepenuhnya memperhitungkan kepentingan rakyat yang berada disetiap tempat, lokasi dan lingkungan. Maka juga yang harus diusahakan dalam rencana pengelolaan keuangan adalah keterpaduan yang nyata antara proses “buttom-up” dan proses “top-down”.

Keuangan daerah meliputi seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubugan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan terhadap hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang. Dalam rangka penyelenggaraan daerah.

Dari sisi tujuan, pengelolaan keuangan daerah merupakan kegiatan dalam rangka penyelengggaraan daerah. Yang didalamnya adalah masalah-masalah

11

(26)

pembangunan di daerah, kebijakan pembangunan dan kegiatan pembangunan didaerah yang ditopang oleh keuangan daerah.12

1.6.2 Masalah-Masalah Pembangunan Daerah 1.6.2.1 Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk.

Tingakat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan masalah yang dihadapi pemerintah pusat dan daerah. Dan salah satu akibatnya adalah kelebihan tenaga kerja dengan bidang keahlian dan mutu yang belum memadai, Sehingga mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota.

1.6.2.2 Prasarana dan Sarana Perhubungan

Peningkatan Prasarana dan Sarana Perhubungan di daerah sangat diperlukan untuk mengimbangi arus barang dan orang sebagai akibat meningkatnya aktivitas dan kegiatan perdagangan dalam daerah ataupun antar daerah dan juga kegiatan ekspor-impor, kegiatan Pariwisata. Peningkatan pembangunan untuk sarana pendukung sektor perhubungan seperti, peningkatan pelayanan di Dermaga, Terminal dan Bandara untuk peningkatan kegiatan di daerah.

1.6.2.3 Bidang pendidikan dan Kesehatan

Meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan makin besarnya kebutuhan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai. Maka pemerintah daerah harus deng an benar mengelola keuangan daerah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan mengalokasikannya untuk pembangunan sarana dan prasarana seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, perpustakaan, buku dan guru baik ditingkat SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi di daerah.

Dibidang kesehatan Pemerintah daerah setiap tahunnya harus meningkatkan pelayanan kesehatan, pelaksanaan vaksinasi dan pemberantasan penyakit menular,

12

(27)

penambahan Puskesmas dan Puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit daerah, serta penambahan tenaga medis dan paramedis.

1.6.2.4 Perkembangan Pedesaan, lembaga Swadaya Masyarakat dan Penataan Ruang Permasalahan pedesaan yang perlu menjadi prioritas adalah masalah fasilitas perhubungan, tingginya tingkat kekritisan sumber daya alam dan tingginya tingkat kerawanan terhadap bencana alam terutama banjir dan kekeringan.

Maka dalam hal ini perlunya peningkatan peran serta Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Lainnya dalam pelaksanaan pembangunan dan perlunya meningkatkan usaha perkoperasian di daerah sebagai penggerak perekonomian.

Penataan ruang dan pertanahan yang tidak baik akan menyebabkan pemerintah daerah sulit untuk melakukan koordinasi pembangunan, pengendalian penggunaan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam. Di daerah mekanisme pengendalian penggunaan ruang masih belum mantap dan belum memadainya Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten, Kotamadya dan kawasan-kawasan pengembangan industri dan pariwisata di daerah.

1.6.3 Kebijakan Pembangunan

(28)

masyarakat.13

1. 6.3.1 Sektor Pertanian, Industri dan Perdagangan

Berdasarkan arahan dan masalah-masalah pembangunan daerah maka dikembangkan langka-langkah pembangunan daerah yang pokok-pokoknya adalah sebagai berikut.

Pemerintah daerah harus betul-betul menyadari dan paham bahwa daerah yang dikelolanya harus berproduksi. Maka peningkatan di sektor pertanian dalam arti luas harus memang betul-betul ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan bahan baku dan untuk meningkatkan ekspor.

Keseimbangan antara sektor pertanian dan industri di daerah harus diwujudkan dan terus dibenahi. Usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agroindustri harus terus didorong untuk menciptakan iklim berusaha dan melibatkan partisipasi swasta melalui pemberian informasi dan pemberian kemudahan. Maka disamping itu pemerintah daerah harus melakukan kegiatan-kegiatan promosi agar pihak swasta masuk kedalam pengembangan sektor perhubungan, komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dalam perdagangan. Upaya-upaya seperti ini juga akan maksimal melalui bimbingan, penyuluhan, penyempurnaan sisitem sisitem informasi pasar dan sisitem angkutan.

1.6.3.2 Perluasan Lapangan Kerja, Koperasi dan Pariwisata

Pemerintah daerah harus merumuskan kebijakan untuk mempromosikan daerah dan melakukan upaya-upaya pendekatan terhadap investor untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Kegiatan-kegiatan mengolah sumber daya alam juga harus memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.

13

(29)

Usaha koperasi di dalam perekonomian dan pembangunan daerah adalah corak perekonomian mikro yang menuntut partisipasi secara menyeluruh dari kegiatan ekonomi masyarakat terutama masyarakat di pedesaan yang merupakan basis perekonomian di daerah.

Untuk meningkatkan sektor pariwisata pemerintah daerah harus memiliki keseriusan mengembangkan potensi alam untuk kunjungan wisata. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan dan telekomunikasi dari dan ke daerah wisata akan terus dikembangkan.

1.6.3.3 Daerah Tertinggal, Daerah Kritis Daerah padat Penduduk dan Tata Ruang Filosofi dan tujuan otonomi daerah adalah aspek pemerataan pembangunan, demikian halnya pembangunan didaerah harus juga didasari dengan pemahaman pemerataan pembangunan hingga kedaerah pedesaan dipelosok dan sulit dijangkau. Produk kebijakan dan orientasi pembangunan juga harus proporsional diarahkan di daerah tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk.

Sedangkan daerah padat yang umumnya ada diperkotaan akan dilanjutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan penduduk dan kepentingan mereka. Pembangunan daerah padat diarahkan untuk menjamin lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dan bagian terakhir mengurus masalah daerah berpenduduk padat adalah dengan menyeimbangkan pembangunan di pedesaan dan di perkotaan.

(30)

aparatur daerah dalam memungut pajak dan retribusi daerah, pajak bumi dan bangunan.14

1.6.4 Kegiatan Pembangunan

Kegiatan pembangunan daerah adalah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Hal ini kita pahami melalui UU No.32 Tahun 2004 yaitu penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengelola, mengatur dan mengurus daerah berdasarkan wewenang secara luas dan bertanggung jawab. Kegiatan pembangunan dapat kita lihat dai apa yang telah dihasilkan dan dibangun atau sedaang dibangun. Kegiatan pembangunan berkaitan dengan implementasi kebijakan yang telah dirumuskan dan diputuskan. Dalam pandangan David L Weimer dan Aidan R. Vining (1999:396) ada tiga kelompok variabel besar yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu program atau kebijakan, yakni; Logika Kebijakan, Lingkungan Tempat Kebijakan Dioperasikan dan kemampuan implementor kebijakan.15

1.7. Metodologi Penelitian

Dalam kehidupan kita sehari-hari tentunya kita akan melihat dan menemukan sederetan fakta, angka, sudut pandang dan dinamika dalam peristiwa sosial dan politik yang tentunya hal tersebut memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri untuk di kaji, di jawab, dikembangkan dan digiring kedalam bentuk yang tidak rumit melalui teorisasi. Pada hakekatnya penelitian mempunyai fungsi menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Maka untuk itu dibutuhkan suatu ilmu yang dapat menjelaskan mengenai jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian atau yang disebut Metodologi Penelitian yang diharapkan dapat mengkonstruksikan bentuk dan instrumen penelitian. Konstruksi

14

B.S.Muljana, perencanaan pembangunan Nasional, Jakarta: UI-Press,2001 hal 199

15

(31)

teknik dan instrumen yang baik dan benar akan mampu menghimpun data secara objektif, lengkap dan dapat dianalisa untuk memecahkan suatu permasalahan.16

1.7.1 Metode Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan metodologis, yaitu deskriptif. Penelitian deskriptif ialah langkah-langkah melakukan reinterpretasi objektif tentang fenomena-fenomena sosial yang terdapat dalam masalah diteliti. Subjek dari penelitian ini biasanya berupa individu, organisasional, industri atau persfektif lain yang dilakukan untuk untuk menjawab pertanyaan tentang: siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana yang berkaitan dengan populasi atau fenomena tersebut. Penelitian deskriptif paling sederhana hanya menaruh perhatian pada satu variabel. Dan bila ada hipotesis, maka hipotesisnya hanya berusaha untuk menyatakan ukuran, bentuk distribusi, atau eksistensi sebuah variabel.

Walaupun penelitian deskriftif memiliki tujuan utama untuk mendapatkan gambaran, tetapi akurasi merupakan hal terpenting yang harus diutamakan. Tujuan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencari informasi faktual yang detail tentang objek tertentu.

2. Mengidentifikasikan masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

3. Membuat evaluasi

4. Mengetahui apa yang dikerjakan individu lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang.

Metode ini merupakan langkah-langkah melakukan representasi obyektif tentang gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang diteliti. Ciri-ciri pokok penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif adalah:

16

(32)

1. Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitisn dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat faktual.

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya,di iringi dengan interpretasinasional yang memadai.

Menurut Nasir, gambaran penelitian deskriptif adalah sebagai studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena individu atau kelompok, menentukan frekuensi terjadinya suatu keberadaan untuk meminimalkan bias dan memaksimalkan reabilitas. Analisisnya dikerjakan berdasarkan “exposy facto” yang artinya data dikumpulkan, setelah semua kejadian berlangsung.17

1.7.2 Jenis Penelitian

Studi ini pada dasarnya bertumpu pada penelitian kualitatif yang mencoba menganalisis peerilaku dan fenomena politik yang tidak dapat atau tidak dianjurkan untuk di kuantifikasi (pendekatan positivis). Mereka yang mendukung metode kualitatif mengadopsi apa yang sering kita sebut sebagai pandangan ontologis -pengakuan bahwa realitas tidak objektif. Maka untuk ini kita perlu masuk kedalam

setting sosial dari fokus penelitian kita. selain itu apa yang sebenarnya kita cari jawabannya adalah bukan hanya “apa yang terjadi” tetapi juga “mengapa” dan “bagaimana”.18

Aplikasi penelitian kualitatif ini adalah konsekuensi metodologis dari penggunaan metode deskrptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

19

Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan 17

Mohammad Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983 hal. 105

18

Lisa Harrison,Metodologi Penelitian Politik, Jakarta: Kencana, 2009 hal 89

19

(33)

kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.20

Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi satu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. Masalah yang akan diungkapkan dapat disiapkan sebelum mengumpulkan data atau informasi, akan tetapi mungkin saja berkembang dan berubah selama kegiatan penelitian dilakukan. Dengan demikian data/informasi yang dikumpulkan data terarah pada kalimat yang diucapkan, kalimat yang tertulis dan tingkah laku kegiatan. Informasi dapat dipelajari dan ditafsirkan sebagai usaha untuk memahami maknanya sesuai dengan sudut pandang sumber datanya. Maka informasi yang bersifat khusus itu, dalam bentuk teoritis melalui proses penelitian kualitatif tidak mustahil akan menghasilkan teori-teori baru, tidak sekedar untuk kepentingan praktis saja.

Riset kualitatif cenderung fokus pada usaha mengeksplorasi sejumlah contoh atau peristiwa yang dipandang menarik dan mencerahkan, dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang “mendalam”, “bukan luas” (Blaxter et al., 1996 hal. 60) maka untuk penelitian ini diharapkan adanya penjelasan yang lebih besar dan kesempatan untuk berekspresi.

Secara khusus, penelitian yang penulis gunakan dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Fakta atau data yang ada dikumpulkan, diklasifikasikan dan kemudian akan dianalisa. Pada penelitian deskriptif, penulis memusatkan perhatian pada penemun fakta-fakta sebagaimana keadaan yang sebenarnya ditemukan. Karena itu dalam penelitian ini, penulis mengembangkan konsep dan menghimpun berbagai data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

20

(34)

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, metodenya tergantung pada tujuan penelitian yang hendak dicapai. Jika tujuannya mendapatkan kejelasan atas suatu fenomena, atau mendapatkan pengertian baru, membentuk suatu masalah penelitian yang lebih tepat, menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta (individu, kelompok atau keadaan) dan untuk menentukan frekwensi sesuatu yang terjadi atau penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif yang mencoba memberikan deskripsi yang seteliti mungkin tentang manusia atau suatu keadaan. Maka untuk penelitian ini kita akan memperoleh jawaban melalui suatu penelitian eksploratif (penjajagan). Tujuannya bukan langsung merumuskan teori atau hipotesis, melainkan belajar sebanyak mungkin tentang objek studi. Kita mencoba terlebih dahulu mengidentifikasi masalah sebaik mungkin dan bukan menyusun klasifikasi-klasifikasi dari segala aspek suatu gejala.21

Maka penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Sekunder, yaitu penelitian kepustakaan (Library research) yaitu dengan mempelajari buku-buku, peraturan-peraturan, laporan-laporan, dokumen-dokumen serta bahan-bahan lain yang berkaitan dengan penelitian.

1.7.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dengan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema permasalahan. Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun, dianalisa, dan disajikan untuk memperoleh gambaran sistematis tentang kondisi dan situasi yang ada. Data-data tersebut diolah dan dieksplorasi secara mendalam yang selanjutnya akan menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan masalah yang akan diteliti.

21

(35)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Samosir merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk dengan UU No. 36 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri RI dan Pelantikan Penjabat Bupati Samosir oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama. Menteri Dalam Negeri tanggal 15 Januari 2004 serta roda Pemerintahan mulai berjalan tanggal 27 Pebruari 2004. Pada tanggal 13 September 2005, Bupati dan Wakil Bupati defenitif hasil Pilkada 2005 telah dilakukan pelantikan oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Menteri Dalam Negeri.22

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1.1 Geografi

Kabupaten Samosir berada pada 2˚21’38” - 2˚49’48” LU dan 98˚24’00”-99˚01’48” BT, dengan batas wilayah di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat (Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Samosir).

22

(36)
[image:36.612.138.515.120.392.2]

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir memiliki luas wilayah 206,905 Ha yang terdiri dari luas daratan 144,425 Ha dan perairan Danau Toba 62,480 Ha. Secara administratif terdiri dari 9 Kecamatan, 111 Desa dan 6 Kelurahan. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Samosir Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009

Sumber : Samosir Dalam Angka 2010

No. Kecamatan Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

Luas Wil

(Km²) % Luas 1 Sianjur Mula-mula 11 - 140,20 9,71

2 Harian 11 - 560,45 38,81

3 Sitio-tio 6 - 50,76 3,51

4 Onan Runggu 12 - 60,89 4,22

5 Nainggolan 10 2 87,86 6,08

6 Palipi 13 - 129,55 8,97

7 Ronggurnihuta 8 - 94,87 6,57

8 Pangururan 25 3 121,43 8,41

9 Simanindo 15 1 198,20 13,72

Jumlah 111 6 1.444,25 100

Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Barat

Kab. Dairi Kab. Karo

Kab. Simalungun

Kab. Toba Samosir

K a b u p a t e n S a m o s i r

Danau Toba

[image:36.612.118.522.509.689.2]
(37)

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 904– 2.157 m dpl, topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar (± 10%), landai (± 20%), miring (± 55%) dan terjal (± 15%). Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Komposisi tanah didominasi tanah Diatomea, pasir bercampur tanah liat, dan kapur. Daerah Kabupaten Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170C - 290C dan rata-rata kelembaban udara sebesar 85,04 persen.

Sementara itu, rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan selama tahun 2009 yang tertinggi terdapat di Kecamatan Onan Runggu yaitu 14,17 hari hujan, disusul oleh Kecamatan Ronggur Nihuta 13,75 hari hujan, Kecamatan Sianjur Mula-mula 13,00 hari hujan, Kecamatan Palipi 12,42 hari hujan, Kecamatan Pangururan 10,67 hari hujan, Kecamatan Harian 10,58 hari hujan, Kecamatan Nainggolan 10,33 hari hujan, Kecamatan Simanindo 8,58 hari hujan, dan yang terkecil adalah di Kecamatan Sitiotio 7,42 hari hujan.23

2.1.1.2 Demografi

Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 didiami 132.023 jiwa penduduk dengan kepadatan 91,41 jiwa/km2pada tahun 2009. Penduduk laki-laki sebanyak 65.023 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 67.000 jiwa. Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu 30.178 jiwa dan Kecamatan Harian merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 6.859 jiwa. Begitu juga halnya dengan kepadatan penduduk, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan terpadat penduduknya yaitu 248,52 jiwa/km2 dan Kecamatan Harian merupakan kecamatan paling jarang penduduknya yaitu 12,24 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga terbanyak

23

(38)
[image:38.612.124.517.179.424.2]

ada di Kecamatan Pangururan yaitu sebanyak 7.074 RT dan rumah tangga yang paling sedikit ada di Kecamatan Harian yaitu 1.996 RT.24

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Tahun 2009 No. Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Km2)

Rumah Tangga 1. Sianjur Mula-mula 11.138 79,42 2.639

2. Harian 6.859 12,24 1.996

3. Sitiotio 8.780 172,97 2.095

4. Onan Runggu 12.768 209,69 2.987

5. Nainggolan 13.350 151,95 3.419

6. Palipi 18.963 146,38 4.154

7. Ronggur Nihuta 10.003 105,44 2.103

8. Pangururan 30.178 248,52 7.074

9. Simanindo 19.984 100,83 5.301

TOTAL 2009 132.023 91,41 31.768

2008 131.549 91,08 31.274

2007 131.205 90,85 29.744

2006 130.662 90,47 27.215

2005 130.568 90,41 27.086

Sumber : Samosir Dalam Angka, 2010

2.1.1.3 Pariwisata

a. Wisata Pantai

Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada hampir semua pinggiran daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan berbagai event wisata dan olahraga antara lain ; Jet Sky, Volley Pantai, Dayung dan Renang serta olahraga pantai lainnya.

b. Wisata Budaya

Kabupaten Samosir terkenal dengan sebutan asal-muasal bagi semua orang batak sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat unuk dan menarik yang dapat disajikan sebagai objek tujuan wisata seperti : Batu hobon dan

24

(39)

perkampungan si Raja Batak di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Makam Raja Sidabutar, Meja persidangan Siallagan, Tari tradisional, Tortor, Sigale-gale di Kecamatan Simanindo.

c. Wisata Alam

Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, sehingga menciftakan suatu panorama alam yang sangat indah sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam antara lain : Danau Sidihoni (danau diatas danau), Pea Porongan berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; Mata air tanjungan pemandangan indah Tuktuk Siadong, pulo Malau berada di Kecamatan Simanindo; Tano Ponggol, pemandian air panas berada di kecamatan Pangururan,; Air tujuh rasa berada di kecamatan Sianjur mula-mula. Disamping Panorama alam di atas masih banyak dijumpai objek wisata alam yang lain seperti : Goa alam yang beraada di Kecamatan Palipi dan Simanindo, Air Terjun Efrata di Kecamatan Harian, Air Terjun Bonandolok di kecamatan Sianjur mula-mula, Panjat Tebing di Kecamatan Onan Runggu, dan mata air pemandian Boru Saroding di Kecamatan Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir juga sangat sesuai dikembangkan sebagai arena olahraga tantangan seperti : gantole, sepeda gunung, festival Layang-layang, dan lain-lain.

d. Wisata Rohani

Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani antara lain : pegunungan Pusuk Buhit saat ini sudah banyak dikunjungi untuk wisata rohani yang berada di kecamatan Palipi. 25

2.1.2 Pemerintahan Umum

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, kelembagaan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah mendapat Persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Samosir dan klarifikasi dari Gubernur Sumatera Utara. Pembentukan organisasi perangkat daerah tersebut berdasarkan PP

25

(40)

No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dibentuk dan ditetapkan kelembagaan perangkat daerah Kabupaten Samosir yang terdiri dari :

a) Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir dan Sekretariat DPRD Kabupaten Samosir

b) 12 Dinas Daerah

c) 7 Badan (Lembaga Teknis Daerah) dan Inspektorat setara Badan d) 2 Kantor dan Satpol PP serta RSU setingkat Kantor

e) 9 Kantor Kecamatan

Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten Samosir yaitu : 1. Dinas Pendidikan

2. Unit sekolah SMP/SMA/SMK 3. Dinas Kesehatan

4. Rumah Sakit Umum Daerah 5. Dinas Pekerjaan Umum

6. Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan 7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

8. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

9. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan 10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

11. Kantor Keluarga Berencana

12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda dan Olah Raga 13. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan 14. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 15. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

16. Satuan Polisi Pamong Praja 17. DPRD

(41)

19. Sekretariat Daerah 20. Sekretariat DPRD

21. Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah 22. Inspektorat Kabupaten

23. Kantor Kecamatan Pangururan 24. Kantor Kecamatan Simanindo 25. Kantor Kecamatan Palipi 26. Kantor Kecamatan Nainggolan 27. Kantor Kecamatan Onan Runggu 28. Kantor Kecamatan Ronggur Nihuta 29. Kantor Kecamatan Sianjur Mulamula 30. Kantor Kecamatan Harian

31. Kantor Kecamatan Sitiotio 32. Badan Kepegawaian Daerah

33. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

34. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Otonomi Desa 35. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

36. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan 37. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

38. UPTD Kebun Raya Samosir 39. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

2.2 Pembangunan Kabupaten Samosir

(42)

penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah sebagai pedoman setiap daerah menjalankan pembangunan di daerah masing-masing.

Kepala daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya. Dalam menyelenggarakan pembangunan dan perencanaan daerah, kepala daerah dibantu oleh Bappeda, sedangkan pimpinan satuan kerja perangkat daerah menyelenggarakan perencanaan dan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.26

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap daerah diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memuat rencana pembangunan daerah untuk 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat penjabaran RPJPD dalam 5 tahunan dan Rencana Kerja Tahunan yang sering disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Fungsi manajemen terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu adanya proses perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pengendalian dan pengawasan. Maka hal-hal yang berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan dilakukan berdasarkan sebuah musyawarah (Musrenbang) di tingkatan desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan secara nasional. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan dan stabilitas perekonomian maka belanja daerah dirinci sampai unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.

RPJMD Kabupaten merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Kabupaten dan memperhatikan RPJM Provinsi, memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten dan program kewilayahan disertai dengan 26

(43)

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif dalam kurun waktu 5 tahun.

RKPD Kabupaten merupakan penjabaran dari RPJM Kabupaten dan mengacu pada RKPD Provinsi, memuat rancangan kerangka ekonomi, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun.

Renstra-SKPD Kabupaten memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJMD Kabupaten dan bersifat indikatif dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Renja-SKPD Kabupaten disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD Kabupaten dan mengacu kepada RKPD Kabupaten, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun.

2.2.1 RPJMD

Visi pembangunan Kabupaten Samosir pada RPJMD tahap II adalah “Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015”.

Dalam rangka mewujudkan visi dimaksud, maka ditetapkan misi pembangunan daerah Kabupaten Samosir sebagai berikut:

1. Memantapkan Good Governance dengan dukungan SDM yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang memadai dan berstandart;

(44)

3. Meningkatkan infrastruktur dan konservasi alam yang handal berdasarkan tata ruang yang mantap untuk mendukung industri pariwisata berbasis lingkungan dan budaya;

4. Meningkatkan kondusifitas daerah dengan mendorong pelaksanaan demokrasi dan penegakan hukum;

5. Mengembangkan jejaring yang sinergis kepada semua pihak.

2.2.2 RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan Dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dihasilkan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang RKPD di tingkat Kabupaten merupakan forum koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan untuk mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan kegiatan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian dari kesatuan sistem pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat dan pemerintah menurut prakarsa daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Samosir tahun 2012 ini merupakan pedoman kebijakan untuk penyelenggaraan pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Samosir yang tersusun dengan pendekatan

(45)

Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Kerja Pemerintah, sehingga mempunyai keterkaitan yang jelas dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Kerja Pemerintah.

Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Samosir dengan paradigma baru, yang lebih melibatkan peran serta masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, menuju terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance), dengan proses yang lebih partisipatif, memungkinkan masyarakat menyalurkan aspirasinya dan mampu memantau kinerja pemerintah, sehingga semakin meningkatkan transparansi dan akuntabilitas aparat pemerintah dalam mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat.

Tantangan dan persoalan Kabupaten Samosir yang dihadapi dalam membangun daerah ini tentu sangat banyak, namun Pemerintah Kabupaten Samosir konsisten untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga pada suatu saat dapat sejajar dengan daerah lain. Dalam mewujudkan prioritas pembangunan tersebut, pemerintah Kabupaten Samosir telah menyusun Grand Strategy dan Sasaran Strategy yang menjadi pedoman dalam menetapkan kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Samosir.

2.2.2.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

(46)

Fungsi RKPD adalah :

1. Memberi arah bagi seluruh stakeholde

Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Samosir
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberi suasana baru sebagai angin segar bagi pihak KPP dalam mewujudkan upaya penataan kembali administrasi perpajakan Maluku

Manfaat langsung yang diperoleh dari pembangunan jembatan Suramadu ada- lah berupa nilai waktu yang pada dasar- nya merupakan penghematan waktu perjalanan yang

Selain itu, juga dibahas transisi dalam seni tradisi yang lain seperti relief dan prasi lontar. Transisi gunungan dalam wayang kulit memiliki benang merah dengan pembatas adegan

Pada saat MOS ( Masa Orientasi Siswa) dimana siswa pertama kali memasuki sekolah dan belum mengenal dengan baik sekolah serta peraturan yang ada sehingga

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan maka sistem ekonomi dapat dikelompokkan atas: (1) sistem ekonomi dengan mekanisme koordinasi seperti sistem tradisi yang

a) Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan, karena setiap manusia unik, dan mempunyai perbedaan pendirian, perasaan satu sama

Dari ketentuan tersebut dapat terlihat bahwa yang menjadi subyek BPHTB adalah subyek pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan sehingga, subyek BPHTB

Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga Domestik terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Studi pada Saham Syariah yang