=ngarah
=nanggung Jawab _tua
lakil Ketua nggota
arasumber
)ntributor
TIM:PENYUSUN
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI dr. Trisa Wahjuni Putri, MKes
dr. Hariyadi Wibowo, MARS dr. Mutiyarsih, MARS
drg. Ernawati Roeslie, MMkes dr. Arman Yurisaldi Sa leh, SpS dr. Bagus Satriya Budi , MKes drg. Dewi Indria w ati , MPd Osi Ku sumawati , M.Psi Dian Tri Utami , S.Psi Rr. Padminarsih, SE Martoyo Setiawan, S.Kom dr. Tri Atmaja Sugiyarno dr. Nova Hardianto Dini Ristuliswati
DR . Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA, MARS Prof. DR. Tri Budi W. Rahardjo, drg, MS DR. dr. Yuda Turana , SpS(K)
Dr. Adre Mayza, SpS(K)
dr. Martina Wiwiek, SpKJ
Dr. Nugroho Abikusno, MD. , M.S. , Dr.PH Eva Sabdono, MBA
DY Suharya
dr. Upik Rukmini, MKM Ir. Yosi Diani Tresna, MPM Entos Zainal, SP, MPHM Julianto, MM
Drs. Kiki Riadi, M.Si
Dr. Silvia F Lumempouw, SpS(K) dr. Yanti Herman, SH. MHkes Wirahman Dwi Bahri , SE, MM Dra. Farida Kurnianingrum , MM
Skrining
SOP
Spiritual
Standar Stimulasi Substansi Terakomodasi Terealisasi Terintegrasi Tersosialisasinya
TOT (Training of Trainer)
Transparansi Transport injuries
UHH Vaskuler Website
penapisan , deteksi atau ウ・ャ・セ@
menggunakan alat tertentu.
Standard Operasional , suatu langka langkah yang sudah dibakukan dala perawatan pasien .
terkait hubungan manusia deng-Tuhan.
sesuai dengan nilai yang baku perangsangan
inti
tertampung terbukti terpadu
dikenalldipahami oleh masyarakat lu' kegiatan untuk meningkatkc ketrampilan atau pengetahuan pelati keterbukaan (terkait dana)
kecelakaan lalu lintas Usia Harapan Hidup pembuluh darah
enyakit dpgeneratif ot ak
nyakit kardiovaskular
2nyakit metabolic
::>nyakit saraf
lar )Iusi
akarsa evalen eventif oduktif
od u ktivitas
ofesi ofesi ofesional omotif
oporsl oporsl otektif
ncana strategis
skesdas _ktoral
rtifi kasi klus
. penyakit ya ng terkait faktor usia, otak mengalami kemunduran fungsi yang jelas.
penyakit yang terkait jantung dan pembuluh darah.
penyakit terkait proses-proses kimiawi dalam tubuh manusia di luar otak penyakit yang terkait struktur saraf (berbeda dengan penyakit kejiwaan) tiang
pengotoran
ide untuk kemajuan
angka kejadian penyakit di masyarakat usaha pencegahan penyakit
menghasilkan sesuatu (material atau non-material)
sesuatu terkait kelancaran produksi (material atau non-material)
pekerjaan
pekerjaan tertentu. terdidik atau resmi.
promosi atau usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
perbandingan perbandingan pelindung
rencana yang tepat untuk mencapal sasaran
Riset Kesehatan Dasar sesuatu terkait bidang kerja.
pemberian sertifikat sebagai pengakuan daur
- / | セ セ@
.ATA PENGANTAR
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif telah berhasil disusun sesuai dengan rencana. Hal yang sangat menggembirakan dalam proses penyusunan ini adalah keterlibatan lintas program dan lintas sektor sejak awal penyusunannya. Keterlibatan 1111
sungguh amat berharga, karena di samping dokumen Strategi Nasional ini mempunyai dimensi strategis, juga karena pembaha san permasalahan yang bersifat "cross cutting issues ".
Kita juga patut bersyukur, bahwa dalam perencanaan jangka menengah yakni pada RPJM N
2015 - 2019
permasalahan lanjut usia sudah tertampung sebagai isu prioritas di dalamnya. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan yang berdampak pada meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) serta akibat yang ditimbulkannya harus benar-benar dipahami sebagai bentuk konsekuensi logis yang perlu mendapatkan perhatian dalam kerangka pendekatan Pembangunan Kesehatan melalui siklus hidup .Secara substantif penyusunan dokumen Strategi セ。ウゥッョ。ャ@ ini mengacu pada "Deklarasi Yogyakarta untuk Lanjut Usia". Penjabarannya dalam upaya konkrit disusun dalam 7 (tujuh) strategi yang diuraikan lebih lanjut dalam kegiatan pokok dalam pembagian peran masing-masing sektor terkait. Dengan harapan dokumen ini menjadi lebih opera sional dan men yentuh berbagai elemen sistem yang bergulir secara sinergis dalam menyele saikan masalah yang dihadapi .
- -
- - --Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demen sia Lainnya : Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini terdiri dari delapan bab, dimana selain berisikan tentang strategi umum dan strategi komponen, juga memuat tentang peran sektor terkait, koordinasi antar komponen, kerjasama internasional , indikator untuk memantau kemajuan program, monitoring dan evaluasi, serta pendanaan .
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pen yusunan Strategi Nasional Penanggulangan Pen yakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif baik dari lintas sektor, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian, Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang peduli lanjut usia khususnya demensia, dan sektor swasta terkait. Saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan, guna lebih sempurnanya dokumen ini.
Jakarta, Agustus 2015
tung Suseno Sutarjo, M.Kes
Longterm care LSM
Maternal Disorder Medikolegal
Memprediksi
Mempromosikan Mensinergikan
Menta I-emosiona I Mitra
Monitoring Nakes
Neonatal disorder Neurorestorasi
Nutrisional Obesitas ODD Optimal Partisipasi Pemangku Pengungkit
Penyakit Alzheimer
perawatan jangka panjang .
(Lembaga Swadaya Ma syarakat) suat lembaga atau badan yang didirikan buk oleh pemerintah, namun oleh beberapa oran anggota ma syarakat dan mengabdikan ker serta pemikiran demi kemajuan masyarak pada bidang- bidang tertentu
: gangguan pada ibu
: aspek hukum yang terkait pelaksana aktivitas medis
: meramalkan berdasarkan data- data ya sudah ada
: menawarkan
. membuat aktivitas saling mendukung dala l suatu bentuk kerjasama.
: sesuatu terkait perasaan. : rekanan
: pemantauan : tenaga kesehatan
: gangguan pada masa baru lahir
: perbaikan/ penyembuhan suatu penya terkait bidang saraf
: terkait zat gizi kegemukan
: Orang Dengan Dementia : pada keadaan yang paling ideal : tu rut serta
: organisasi terkait. : pendongkrak
•••
iエ・ュ。ャゥセ。 ウ ゥ@
itervensi westasi
ampanye
emandirian
emendagri emendikbud emenko PMK
emkes emkeu emso s
esehatan Reproduksi
esmas omda omisi
ongenital
onseling oordinasi uratif
nsia ader ntas sektor PI
tbangkes
セ[ャ@
: sesuatu terkait pen erapan dari pemahaman : suatu tindakan untuk mempengaruhi
: tabungan atau simpanan untuk digunakan di masa depan
: pendidikan untuk memberi pemahaman tentang sesuatu kepada masyarakat luas. : kemampuan untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari tanpa tergantung orang lain. : Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebuda yaan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebuda yaan
Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan Kementerian Sosial
kesehatan yang terkait proses melahirkan generasi baru dan terkait organ- organ regenerasi mulai lahir sampai usia lanjut. : kesehatan masyarakat
: komisi daerah
: suatu perhimpunan orang dengan tujuan tertentu.
: penyaki tl kelaianan yang merupakan bawaan sejak lahir
: memberikan nasehat pada pasien/penderita : kerjasama
: usaha penyembuhan penyakit. : Lanjut Usia
: pemlmpm
: kerjasama antar berbagai bidang. : Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI
Penjabaran Pembangunan Kesehatan berkesinambungan, telah dilakukan melalui berbagai upaya, salah satunya adalah peningkatan kesehatan melalui pendekatan siklus hidup terma suk di dalamnya adalah upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif. Saat ini, masy arakat Indonesia sudah mema suki gerbang Usia Harapan Hidup yang lebih panjang, hal ini patut kita syu kuri, sebagai perjalanan panjang Pembangunan Kesehatan yang selama ini telah diupayakan bersama. Sebagai salah satu negara dengan populasi jumlah penduduk terbesar ke-4 dan dengan penduduk lanjut usia terbesar ke-10 di dunia, sudah selayakn ya melakukan upaya strategis untuk mempersiapkan, mencegah dan menanggulangi potensi permasalahan yang ditimbulkannya.
Dalam rentang waktu 10 tahun , Usia Harapan Hidup meningkat dari 68,1 tahun di 2005 menjadi 72 ,7 tahun di 2014 (RPJMN, 2009) Konsekuensi logis yang dihadapi di samping masalah pen yakit tidak menular dan penyakit degeneratif adalah munculn ya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi ini perlu mendapatkan
-perhatian seksama dari berbagai pihak dalam kerangka mewujudkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif hingga menapaki usia lanjutnya.
Perhatian seksama bagi para lanjut usia agar tetap sehat, cerdas, dan produktif dapat diwujudkan melalui berbagai upaya sinergi bersama lintas sektor, di mana masing-masing pemangku kepentingan dapat mengambil peran yang paling mungkin dilakukan. Dalam membangun langkah-Iangkah kebersamaan yang kokoh diperlukan kerangka rancang bangun dalam bentuk dokumen "Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif", yang dapat menggambarkan langkah-Iangkah secara terpadu dan efektif menurunkan angka kejadian demensia dan gangguan kognitif lainnya.
Semoga dengan adanya Strategi Nasional ini maka pelaksanaan program penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif dapat lebih baik dan mantap, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Jakarta, Agustus 2015
Moeloek, Sp,M(K)
Disease and risk factor : peny akit dan faktor resiko
Dislipidemia penyakit gangguan kadar lemak tubuh.
Disorder : gangguan
DM (Diabetes Mellitus) : penyakit kencing manis, atau darah gul
Edukasi Eksistensi Elemen Epidemiologis Evaluasi Faktor genetic Faktor risiko fungsi kognitif
Geriatri
Global
Healthy life style Hendaya
Hibah Holistik
Homecare Homecare Indikator Informasi Inteligensia
sesaat kadarnya melewati batas norm Terdapat dua jenis, yang terkait keturuna dan terkait gaya hidup .
pendidikan : keberadaan : unsur
ilmu terkait kejadian penyakit di masyarakat : pemantauan hasil kerja,
: faktor terkait penurunan sifat-sifat keturuna : akibat-akibat
: fungsi kecerdasan meliputi bahasa, memo lama dan baru, memori nama, suara da bentuk, kemampuan mengenal ruan sekitarnya, kemampuan matematika,
ilmu yang mempelajari aspek-aspek penuaa manusla
mendunia
: perilaku hidup sehat. : gangguan
pemberian benda secara cuma-Cuma menyeluruh dengan memperhatikan segal aspek kehidupan manusia,
perawatan di rumah perawatan rumah penanda
kegiatan pemberian pengetahuan kecedasan
lOSSARIU M
d af セ t ar i s i@KATA PENGANTAR
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI
IIIDAFTAR lSI
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
vii
EXECUTIVE SUMMARY
ix
1.
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang1
B. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi 3
C.
Ruang Lingkup 4D. Landasan Hukum dan Peraturan yang mendukung 4
2. ANALISIS SITUASI: GAMBARAN KESEHATAN
INTELIGENSIA LANJUT USIA DI INDONESIA
6
3. MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIA
9 A. Konsep Siklus Hidup Menuju Otak Sehat danProduktif 9
B. Kerangka Pikir Otak Sehat 10
C.
Upaya Mewujudkan Otak Sehat dan Produktif padaLanjut Usia 10
4. TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI PENYAKIT
ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA: MENUJU
LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF
12
Pertama : Kampanye kesadaran publik dan promosi
gaya hidup sehat 12
Kedua: Advokasi hak asasi manusia bagi orang
dengan demensia ("pikun") dan pendampingnya 12
Ketiga: Memastikan adanya akses informasi menuju
layanan yang berkualitas 12
\ I
ctivity daily living dvokasi
IPI kademisi kreditasi .kses
kuntabilitas lokasi dana supan ad an alance ehavioral erkala
JPS KKBN
'are partner
areglver
: aktivitas sehari-hari untuk rawat diri. : turut membantu
: asosiasi ilmu politik Indonesia
: guru, terkait bidang pendidikan ilmu tertentu. : penilaian
: jangkauan : dapat dipercaya
: penndanaan untuk kegiatan tertentu. : pemberian
: lembaga : keseimbangan : tingkah laku.
: teratur sesuai jadwal dengan jangka waktu tertentu
: Badan Penye lenggara Jaminan Sosial
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
: rekan kerja dalam perawatan orang sakit : seorang yang melakukan tindakan perawatan 'ommunity based care: perawatan berdasarkan komunitas.
ontinuum of care
aycare eficiencies
emensia lainnya
iagnosis
IKTI
セョ@
: kesinambungan perawatan : perawatan harian
: kekurangan (zat gizi)
: jenis demensia lain selain alzheimer, misalnya demensia frotoparietal dan ba sola teral. : nama suatu penya kit biasanya dalam bahasa
Keempat: Deteksi dini, diagnosis dan tata laksana
holistik masalah kognitif dan demensia 13 Kelima: Sistem penguatan sumber daya
manusia yang dilakukan secara professional dan
berkelanjutan 13
Kee nam : Sistem penguatan program kesehatan kognitif sebagai faktor utama mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendekatan siklus
kehidupan 13
Ketujuh : Terlaksana dan termanfaatkannya penelitian
tentang kognitif dan demensia 13
5. PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN
14
A Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan 14
B. Kerjasama Internasional 16
6. PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN
MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM
18
7. PENDANAAN
26
8. PENUTUP
27
DAFTAR PUSTAKA
28GLOSSARIUM
30
TIM PENYUSUN
36
Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 60 Tahun 2008TentangPedoma Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia Dan Pemberdayaa Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia Di Daerah, 200 Online tersedia http://www.komnaslansia.go.id/module. php?name=News&file=article&sid=35 diakses 08 April 2014
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2009. Pedoman Stimulasi dan Nutri Pengungkit Otak (Brain Booster) pada Janin Melalui Ibu Hami Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2010.Pedoman Penanggulangan Masala Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif. Kementeria Kesehatan Republik Indonesia
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2013. Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healt Life Style). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
DAFTAR Pt.J_STAKA
Izheimer Disease's International, 2013. Laporan Alzheimer Dunia ahun 2013 Menyatakan Epidemis Alzheimer Sedunia Menyebabkan eterbatasan Jumlah Para Perawat Dan Kekurangan Dukungan Bagi nggotaKeluarga. Online tersedia http ://www.alzheimerindonesia.org / p-content/upload s/2013 / 08/ Sia ra n - Pers- World -Alzheimers- Repo rt-013INA .pdf diakses 11 Maret 2014
adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan , 2010. Riset Kesehatan asar (RISKESDAS) 2010. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. )nline tersedia http://www.litbang.depkes .go.id / sites/download / buku_ poran/lapnas_riskesdas2010/ Laporan_riskesdas_2010.pdf diakses 07
aret 2014
adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan asar (RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. nline tersedia http://www. litbang.depkes.go.id/sites/ download/ kd2013 / Laporan_Ri skesdas2013 .PDF diakses 19 Maret 2014
.entre for Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS UI), 2013. :umpulan Hasil Penelitian Tentang Ageing and Dementia . Laporan ahunan CAS UI 2013 Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI
ampus UI Depok Jawa Barat
jogervorst, Tony Sajimin, Lindawati Kusdhany, Philip Kreager and Tri ,udi Rahardjo, 2009. Hormones, Cogniti ve Function and Dementia 300k Chapter) Cambrige Uni versity Press 2009
;:>A
_.-_-
RINGKASAN EKSEKUT-IF
Pendahuluan
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif dibuat sa at kesehatan lanjut usia telah menjadi perhatian para pemangku kebijakan pada tingkat nasional, regional dan global. Pada tahun 2012 tema hari kesehatan sedunia adalah ageing and health dan Yogyakarta declaration on ageing and health oleh para menteri seAsia Tenggara pad a tahun yang sama, menegaskan kembali bahwa lanjut usia merupakan aset sosial dan mempunyai kontribusi aktif dan konstruktif.
Namun Usia harapan hidup (UHH) yang terus meningkat dan masih besarnya masalah kesehatan pada setiap tahap kehidupan (Riskesdas, 2013) akan mengakibatkan meningkatnya demensia dan gangguan kognitif lainnya di masa depan , yang apabila tidak dikendalikan akan berdampak sangat besar pada kehidupan ekonomi, sosial , dan politik bangsa Indonesia. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan suatu akselerasi melalui strategi nasional dan langkahIangkah aksi lintas program dan sektor dengan mengikutsertakan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan
Tujuan Strategi Nasional ini adalah terwujudnya penanggulangan pen yakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif.
Untuk mencapai tujuan , strategi yang digunakan adalah :
1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuju lanjut usia produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap tingkatan pembangunan nasional
-2. Penif!9katan kualitas pelay anan g angguan kognitif dan demensia 3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang
optimal
Tujuh langkah aksi
1. Kampanye Kesadaran Publik dan Promosi Gaya Hidup Sehat 2. Advokasi hak asasi manusia bagi Orang Dengan Demensia dan
pendampingnya
3. Memastikan adanya akses dan informasi menuju layanan yang berkualitas.
4. Terlaksanan ya deteksi dini, diagnosis dan tatalaksana holistik masalah kognitif dan demensia
5. Sistem Penguatan sumber daya manusia yang dilakukan secara professional dan berkelanjutan.
6. Sistem Penguatan Program Kesehatan Kognitif sebagai faktor utama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dengan Pendekatan Siklus Kehidupan
7. Terlaksana dan Termanfaatkannya Penelitian tentang kognitif dan demensia.
Kesimpulan
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya : Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini diharapkan dapat menempatkan masalah kognisi lanjut usia sebagai prioritas Pembangunan Nasional agar kualitas sumber da ya manusia Indonesia makin tinggi.
X ]]]セ]@
PENUTUP
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal pad a lanju usia sebagai investasi sumber daya manusia Indonesia, Strategi Nasion -Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif merupa kan upaya yang dapa menempatkan masalah lanjut usia sebagai prioritas Pembanguna Nasional. Produktivitas, kemandirian , kualitas hidup bangsa Indonesi hingga lansia sangat tergantung pada kemampuan membangu prakarsa bersama segenap elemen bangsa untuk mempromosikan ota sehat dan produktif. Penanggulangan gangguan kesehatan otak dengar menangani masalah gangguan kognitif dan demensia dilakukan melal pendekatan siklus hidup akan menurunkan beban biaya kesehatan yan harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah.
セ@
7
EXECUTIVE·SU MMARY
PENDANAAN
endanaan untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan engembangan Program Nasional Lanjut Usia dan hakhak lanjut usia i Indonesia berasal dari berbagai sumber:
APBN dan APBD
Badanbadan Internasional LSM dan masyarakat
Sektor swasta dan dunia usaha
lokasi dana untuk kesehatan lanjut usia dan hakhak lanjut usia dari )emerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ /ota perlu ditingkatkan. Dana dari badan internasional perlu diupayakan
ecara lebih serius dan intensif. Pada saat ini dan dimasa yang akan atang, sumber dana ini masih merupakan sumber dana and alan. Dana ari LSM, sektor swasta dan dunia usaha perlu diupayakan meskipun ana dari sumbersumber ini juga tidak akan dapat memenuhi 'ebutuhan dari program, mengingat alokasi dana yang tersedia saat ini idak memadai untuk dapat membantu program mencapai tujuannya.
Introduction
The National Strategy Towards Healthy and Productive Brain in Old Age has been formulated to respond to stakeholder awareness on older person health at the national, regional and global level. In
2012
the theme of World Health Day was on Ageing and Health and the Yogyakarta Declaration on Ageing and Health by the Health Ministers in the South-East Asia Region in the same year emphasized that older persons were a social asset and have active and constructive contributions in national development of their respective countries.However, increasing Life Expectancy and the magnitude of health problems in each age group of the life cycle (Riskesdas,
2013)
will have consequence on the increase in dementia and other cognitive disorders in the future, If this situation is not handle properly, then it will have an impact on the economic, social and political life of the nation. In order for this condition to occur requires accelerative efforts through a national strategy and cross sector and program action steps with active community participation.Objective
Objective of this guide is efforts to achieve older persons with healthy and productive brain
To achieve this objecti ve, the strategies applied are:
1.
Mainstreaming efforts to achieve healthy brain of ultimately productive older persons through a life course approach at all levels of national development-2.
Improve quality of cognitive disorder and dementia services 3. Enforcement of managerial capacity in achieving optimal healthyand productive brain in all ages
Seven Action Steps
1.
Campaign on Public Awareness and Promotion of Healthy Lifestyles 2. Advocacy on human rights for people with dementia and theircaregivers
3. To ensure access and information of quality services
4. Implementation of early detection, diagnosis and holistic management of cognitive disorders and dementia
5.
Establishment of System to Reinforce professional and sustainable human resources6. Establishment of System to Reinforce Cognitive Health Programs as main factor to increase literacy of nation based on life course approach
7. Implementation and Application of Research on cognition and dementia
Conclusion
National Strategy Towards Healthy and Productive Brain in Old Age is a policy to position older person issues as a priority in National Development because it determines the health status including health status of the elderly, Life Expectancy and level of national and quality of human resource development.
_ _ _ _ .J...3, Memasukka_n beberap a pertanyaan kunci dalam
sistem survei nasional,
seperti Riskerdas, untuk dapat memperoleh prevalensi masalah demensia dan gangguan kognitif lain
3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait litbangkes, LIPI, penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif lain. AIPI, DIKTI,
lembaga penelitian lain
litbangkes, UPI, 4.Melakukan analisis tentang 4.2 . Terdapatnya data yang akurat mengenai dampak
AIPI, DIKTI, dampak sosial ekonomi sosial ekonomi penyakit alzheimer dan demensia
lembaga penyakit Alzheimer dan lainnya
penelitian lain demensia lainnya
MONITORING DAN EVALUASI
Agar Program Nasional Lanjut Usia dan hakhak lanjut usia dapa dilaksanakan sesuai dengan tujuan, perlu sekali ditentukan strateg monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menjamin keberhasila program, diantaranya adalah:
1.
Monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan da strategi dilakukan oleh pemerintah di masingmasing tingkat, yait Pemerintah Pusat melalui sektorsektor yang terkait, Pemerintaf Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dinasdina terka it.2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi juga dilakukan olef Komisi Lanjut Usia dengan mengadakan rapatrapat secara berkal 3. Monitoring dan evaluasi tentang aspek teknis program di tingka
pelaksanaan dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia, sektor terkait universitas, organisasi profesi dan LSM.
4. Untuk monitoring dan evaluasi disusun rencana dan instrumer yang diperlukan.
ANGKA H AKSI KETUJU H : IERLAKSANA tJYAPE NEUTlAN TEN TA N G
OGNITIF DAN DEMENSIA
Indikator pencapaian Instansi/ pemangku kepentingan
terkait Kegiatan
l.Penguatan dan I 1.1.Terdapat dan Terlaksananya penelitian tentang I Litbangkes, LlPI, pengembangan penelitian kognitif dan demensia yang bersifat multisenter AIPI,DIKTI, tentang gizi seimbang dan
1.2.Tersedia dan dimanfaatkannya hasH penelitian lanjut lembaga kognisi lanjut usia dan
usia yang mendorong pembentukan kebijakan penelitian lain demensia
nasional lanjut usia
1.3.Tersedianya informasi secara terus menerus dan sistematis (surveilans) yang peka terhadap perubahan yang terjadi mengenai masalah kesehatan intelejensia lansia
1.4.Teridentifikasinya peran yang tepat dan menentukan efektivitas nakes, tenaga sosial, caregiver yang terlibat dalam perawatan terkait demensia
I
-.Menyeba rluaskan tinjaua n 2.1.Terdapatnya data dasar penelitian kognitif di institusi Litbangkes, LlPI, tingkat nasional terkait pendidikan dan penelitian AIPI,DIKTI, dampak kesmas pad a
2.2. Terdapatnya tinjauan pustaka tingkat nasional lembaga program aktivitas fisik dan tentang penggunaan teknologi untuk memberikan penelitian lain faktor risiko terkait penanganan optimal pada program untuk caregiver
demensia
dan ODD
2.3 . Semua informasi publik tentang cara mengurangi risiko gangguan kognitif dan demensia harus berdasarkan bukti dan berkualitas baik.
-3.Memasukkan beberapa 3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait Litbangkes, LIPI , pertanyaan kunci dalam penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif lain. AIPI, DIKTI,
sistem survei nasional, lembaga
seperti Riskerdas, untuk penelitian lain dapat memperoleh
prevalensi masalah demensia dan gangguan kognitif lain
...
セ セ@1
PENDAHUlUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, berusaha melaksanakan pembangunan untuk mensejajarkan eksistensinya dengan negara-negara di dunia. Upaya pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar tahun 1945, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka pembangunan kesehatan merupakan pilar utama dalam penyediaan sumber daya manusia dengan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Kesehatan yang berbunyi: "semua orang berhak atas kesehatan".
Pembangunan sumber daya manusla berbasis kesehatan merupakan kebutuhan mendasar yang harus tertuang dalam setiap Rencana Pembangunan Nasional untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kesehatan dilakukan sesuai siklus kehidupan, dan setiap tahap kehidupan memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda.
Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi kognitif yang kelak akan meningkatkan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya pada kelompok lanjut usia. Penurunan fungsi kognitif berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-hari pada lanjut usia yang menjadi problem dalam kesehatan masyarakat, dan berdampak pada bertambahnya pembiayaan keluarga, masyarakat dan pemerintah.
1
Di Indonesia, jumlah Oran.Q Dengan Demensia (ODD) diperkirakan akan makin meningkat dari 960.000 di tahun 2013, menjadi
1890.000 di tahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun 2050 (World Report Alzheimer, 2012). Oleh karena itu diperlukan perhatian
yang tinggi untuk pencegahan dan penanggulangan ODD, salah satunya dengan mengupayakan kondisi otak yang tetap sehat.
Kesehatan otak yang optimal akan diperoleh apabila upaya
kesehatan dilakukan sejak dalam kandungan , bayi, balita, remaja,
dewasa dan lanjut usia.
Otak tidak sehat dan tidak produktif di masa tua tidak saja
mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan dan masalah sosial
tetapi juga menjadi beban ekonomi. Beban biaya yang harus
ditanggung untuk orang dengan demensia yang dikeluarkan oleh
negaranegara berpenghasilan menengah keatas, diperkirakan
mencapai US$ 32,5 Milliar atau 325 Triliun rupiah per tahun (World Report Alzheimer, 2012).
Pencegahan Demensia dapatdilakukan dengan cara mengendalikan
penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus, mengingat 54,6%
orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi kognitif
Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND) . Prevalensi Demensia
pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM
hanya 1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek
adalah 3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007) . Sementara itu,
penelitian di 3 wilayah yaitu Borobudur, Sumedang dan Jakarta
mendapatkan 38,9% penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia
diatas 60 tahun dengan faktor protektif berupa pola hidup sehat
dan stimulus otak (Hogervorst, dkk , 2009).
Upaya pencegahan dan penanggulangan Orang dengan Hendaya
Kognitif Non Demensia (HKND) dan demensia memerlukan
LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRA
KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKA
KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi! pemangku kepentingan
terkait
1. Penguatan program kesehatan kognitif yang dilakukan dengan I pendekatan Continuum of
Core yang dimulai sejak
masa kehamilan, anakanak, remaja , dewasa , dan lansia
I 1.Terda patn ya parameter kognitif sebagai tujuan akhir setiap program ke smas mulai dari masa prakehamilan sampai usia lanjut
Kemke s
BKKBN
2 .Mengintegrasi ka n 2.1. Adanya pertemuan berkala yang dikoordinir oleh Kemendagri kesehatan kognitif pada komda lansia
Kemkes ren eana pemerintah pu sat
2.2. Memasukkan substansi ke se hatan otak ke dalam
Kemsos dan daerah
bahan ajar Bina Keluarga Lansia (BKL) Tangguh 2.3. Promosi, KIE, dan konseling pada keluarga dan
masya rakat di setiap momentum kegiatan
2.4 . Sarasehan dan seminar tentang lanjut usia dengan otak sehat dan produktif seeara b erkala
AN GKAH
AKSI
KlliMA : SISIEMPENGUAIAN
£UMBERDAYA
ANUSIA YANG
DILAKUKAN
SECARA PROFESSIONAL DAN
ERKELANJUTAN
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/pemang ku kepentingan
terkait
l.Pen gemba ngan program l.1.Semua institusi pendidikan kedokteran dan Kemendi kbud pendidikan nake s untuk keperawatan telah memasukan kurikulum mengenai Kemensos skrining, diagnosa, tat a kesehatan kognitil lansia Kemkes laksan a holistik, sena aspek
1.2.Terdapatnya tenaga kesehatan dan dokter terlatih medikolegal lanjut usia
penanganan ODD pad a semua puskesmas, rumah sakit , panti lansia
1.3.Terdapatnya tenaga kesehatan yang telah mendapat ToT penanganan ODD
l.4.Berkurangnya jumlah ODD dengan gangguan lungsi lanjut dan Berkurangnya perawatan ODD di rumah sakit
.Pengembangan strategi I 2.1. Adanya penemuan rutin semua nakes yang terlibat Kemkes untuk memastikan bahwa dalam penanganan ODD dengan corepartner
Kemsos tenaga ke sehatan
2.2. Terlaksananya koordi na si penanganan ODD BKKBN mengetahui peran
careportner dalam koordinasi perawatan ODD
3.Pengembangan pelayanan
I
3.Terdapatn ya asuransi pendukun g long term care Kemkes longterm care bagi ODDKemkeu
BPJS
erjasama p.emerintah,
swasta
d mitra pembangunan 5ertapemangku kepentingan lain. Untuk melakukan kerjasama secara
terkoordinasi, terpadu dan harmonis, maka diperlukan Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia
Lainnya: Menuju Lanjut Usia sehat dan produktif. Strategi nasional ini merupakan acuan untuk melaksanakan upaya kesehatan
yang komprehensif, terpadu dan efisien dengan tujuan untuk menurunkan angka kejadian Demensia Alzheimer dan demensia
lainnya dengan pendekatan siklus hidup.
B. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI
VISI
Mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif
MISI
Mengkoordinasikan pengendalian masalah kognitif dan
demensia
Mempromosikan otak sehat menuju lanjut usia produktif
Menanggulangi gangguan kognitif untuk mencegah demensia
pada lanjut usia
TUJUAN UMUM
Terwujudnya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia
lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif
TUJUAN KHUSUS
a. Terlaksananya koordinasi pengendalian masalah kognitif dan demensia
b. Terlaksananya promosi otak sehat menuju lanjut usia produktif
c.
Terlaksananya penanggulangan gangguan kognitif untuk mencegah demensiaNNイ セ ᆪᆱ@ ______________________________________________________________________________________ セセセセセ]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]@
SIRATEGI
1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuJu lanjut usia produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap tingkatan pembangunan nasional
2. Peningkatan kualitas pelayanan gangguan kognitif dan demensia
3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang optimal
C.
RUANG LINGKUP (BATASAN-BATASAN)
Dalam buku strategi nasional ini diuraikan tentang :
1. Gambaran situasi kesehatan inteligensia pada lanjut usia (khususnya penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif akibat penyakit otak lainnya).
2. Analisis situasi kesehatan pada setiap tahap kehidupan sebagai faktor yang memengaruhi otak sehat pada lanjut usia.
3. Konsep dan upaya mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut usia.
4. Strategi penanggulangan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya dan langkahIangkah mewujudkan lanjut usia dengan otak sehat dan produktif.
5. Koordinasi vertikal dan horizontal lintas program dan lintas sektor serta pemberdayaan masyarakat.
D. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG MENDUKUNG:
1. Undangundang Dasar 1945;
2. Undangundang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
3. Undangundang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undangundang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
laktor risiko
2.Pengembangan materi intervensi untuk perawatan dan monitoring ODD
dideteksi demensia pen yakit Alzheimer dan
I
ke mampuan di demensia lainnya beserta laktor risikonya tiap jenjang)1.3 Semualasilitas kesehatan primer mampu melakukan skrining, diagnosa dan tatalaksana (termasuk konseling) dan tindakan rujukan
1.4. semua lasilitas kesehatan rujukan mempunyai lasilitas layanan geriatri terpadu.
1.5.Semua lasilitas kesehatan rujukan mempunyai lasilitas layanan neurorestorasi.
1.6. Meningkatnya jumlah dan kualitas daycare
1.7.Meningkatnya jumlah dan kualitas layanan home
care
1.8.Terbentuknya sistem rujukan ODD
1.9.Meningkatkan proporsi lanjut usia dengan keterbatasan lisik atau lungsi kognitil yang masih dapat terlibat dalam kegiatan lisik, sosial dan spiritual
2.1.Adanya buku pedoman perawatan ODD Kemkes 2.2 . Pelatihan bagi caregiver yang merawat ODD Kemensos
セ@
AN GKAH
AKSI KETIGA : ME MASJIKAN ADANYA AKSES DAN
FORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITAS
Indikator pencapaian Instansi/ pemangku kepentingan
terkait Kegiatan
.Pengembangan akses I 1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit I Kemendagri informasi pelayanan lanjut Al zheimer dan demensia lainnya 1 (Leader) usia dilengkapi dengan
2. Pemanfaatan alat komunikasi yang ter sedia untuk
I
Kemenkes peralatan minimal sesuaimemberikan informasi di daerah Kemensos stan dar
Kemenkokesra
BKKBN
Meningkatkan penggunaan 2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP 1 Kemendagri SOP oleh profesional yang pelayanan lanjut usia (Leader) terkait pelayanan lanjut usia
2.2.Semua fasilita s layanan memiliki tenaga terlatih I Kemenkes dilengkapi peralatan yang sesuai SOP Kemensos
Kemenkokesra
BKKBN
.ANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI
ANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA LAKSANA ORANG
ENGAN DEMENSIA
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/ pemangku kepentingan
terkait
l.Melakukan deteksi dini 1 1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan Kemkes gangguan kognitif dan skrining gangguan kognitif dan diagnosa demen sia
Kemendagri diagnosa demensia pada pada lanjut usia, pra lanjut usia dan semua individu
Kemensos lanjut usia,pralanjut usia dan dengan faktor risiko
semua individu dengan
1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berha sil (sesuai dengan
セ N@ Unda n g Undang No. 52 Tah un
2009
tentang Perkembang an Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
S.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 60 Tahun 200S tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanganan Lanjut Usia di Daerah9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/ SK/ X/ 200S tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Bidang Kesehatan Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 263/Menkes/ SK/II/2010 tentang Pedoman Rehabilitasi Kognitif
11 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/SK/ II/ 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Intelegensia Akibat Gangguan Degeneratif
セ セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]@
NNイ@ セ\
______________________________________________________________________________________
2
ANALISIS SITUASI .
GAMBARAN KESEHATAN INTELIGENSIA
LANJUT USIA 01 INDONESIA
Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk lansia. Dalam rentang waktu 10 tahun diperkirakan terjadi peningkatan usia harapan hidup (UHH) 68,6 tahun menjadi 72,7 tahun di 2014. Peningkatan UHH akan diikuti dengan peningkatan jumlah lansia, berawal dari 23,9 juta (9,77%) tahun 2010, diperkirakan akan meningkat menjadi 28,8 juta (11,34%) tahun 2020. Berdasarkan proyeksi 20102035 jumlah kelompok umur 014 tahun dan 1549 menurun, sedangkan kelompok umur lansia (5064 tahun dan 65 +) terus meningkat.
Pada tahun 2020 2025 Indonesia mengalami potensi bonus demografi dimana terjadi 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Bonus demografi akan memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan baik per kapita maupun nasional. Peranan lansia yang sehat dan produktif akan memberikan dampak yang lebih besar pada kondisi terse but. Hal ini didukung oleh data tahun 2005 -2012 sebagian besar penduduk lansia (sekitar 90%) masih memegang peranan penting di dalam lingkungan rumah tangga berstatus sebagai kepala rumah tangga dan berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011 hampir separuh (45,41%) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja.
Namun seiring dengan peningkatan UHH dan jumlah lansia tersebut, terjadi peningkatan pula berbagai penyakit degeneratif otak yang menurunkan fungsi kognitif dan produktifitas lansia . Penurunan fungsi kognitif berdampak pula pad a menurunnya aktivitas
sehari-.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan TeT edukasi pengenalan demensia, reneana perawatan dan reneana keuangan kepada caregiver dan keluarga, serta ODD pada awal.
4.Mempromosikan kesehatan I 4.1 kognitif menggunakan model pelatihan
4.2 terk oo rdinasi pada tingkat nasional,
4.3
LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BA
ORANG DENGAN DEMENSIA DAN PENDAMPINGNYA
Kegiatan Indikator peneapaian Insta nsif pemangku kepentingan
terkait
1. Penguatan kebijakan lanjut 1 1.1.Terakomodasinya aturanaturan ya ng melindungi
I
Kemendagri usia di tingkat pusat dan ODD dalam aturanaturan yang sudah ada.daerah melalui penetapan I 1.2 . Kegiatan advokasi berkala dalam rangka
dalam und ang undang dan
mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan turunannya
pendampingn ya
dan 2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup) 2.Melakukan edukasi
dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada
monitoring tentang
setiap wilayah seeara berkala penanganan yang salah
dan
I
2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa terhadap ODDditangani o leh layanan primer duku ngan terka it
Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif I dan penanganan ODD tingk at nasional
Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju otak sehat dan deteksi dini , penanganan, dan penatalaksanaan ODD
Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab program di Dinas Kesehatan Provinsi
(Leader)
Kemenke s Kemenso s
Kemenkokesra
BKKBN
Kemendagri (Lead er)
Kemenkes Kemensos
Kemenkokesra BKKBN
Pemangku Kepentingan terkai!
セ@
6
PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR
DAN MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM
ANGKAH AKSI PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN
ROMOSI GAYA HIDUP SEHAT
Kegiatan Indikator Pencapaian Instansi /pemangku kepentingan terkait l.Penguatan program yg ada 1 1.1. Rapat koordinasi lintas sektor dan program yang Kemendagri
dan menciptakan program dilakukan secara berkala dan semua
baru untuk promosi lanjut 1 1.2. Tersosialisasinya program menuju lanjut usia sehat pemangku uSIa sehat dan produktlf, dan produktif kepentingan faktor risiko dan faktor terkait protektif, termasuk gaya
hidup sehat
_.Mengintensifkan kampanye lanjut usia sehat dan produktif
I.Penguatan program edukasi lanjut usia di
a.Sekolah
b. keluarga ,
c. masyarakat
d. kesehatan kerja
_ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ L_ __ _ _
2.1. Pertemuan berkala pemangku kepentingan dengan Kemenkes media dalam rangka edukasi dan sosialisasi program dan se mua
terkai!. pemangku
2.2. Tere alisas inya kampanye lanjut usia sehat dan kepentingan produktif secara rutin di media massa terkait
3.a.1. KIE tentang edukasi menuju lanjut usia sehat dan
produktif Kemenkes
3.b.1. KIE tentang gaya hidup lanjut usia sehat dan produktif
Kemenkes 3.b.2. Sosialisai ten tang demensia
BKKBN 3.c.1. KIE tentang Kesehatan lanjut usia , menciptakan
lingkungan bebas polusi , gizi seimbang dan stimulasi
1 3.c.2. Sosiali,asi tentang demensia
beban so sia l yan g harus d itanggu ng Qleh kpll Jarga, m asyarakat dan pemerintah.
Penyebab penurunan fungsi kognitif yang utama pada lansia adalah penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Data dari World Alzheimer's Report 2013 memprediksi bahwa jumlah orang lansia yang dependen akan meningkat dari 101 juta menjadi 277 juta dalam 2050, jumlahnya hampir tiga kali lipat. Hampir setengahnya hidup dengan penyakit Alzheimer atau jenis demensia lainnya, yang secara cepat akan menjadi krisis kesehatan global. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar satu juta orang menderita Alzheimer, sementara itu proporsi lanjut usia di tiga wilayah (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah) yang mengalami penurunan fungsi kognitif sebanyak 38,9% sedangkan yang mengalami demensia sekitar 4% [Hogervorst et aI., 2009] . Sementara itu, penelitian lain tentang pencegahan demensia dapat dilakukan dengan cara mengendalikan penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus, mengingat 54,6% orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi kognitif Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND). Prevalensi Demensia pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM hanya 1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek adalah 3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007)
Data Riskesdas 2010 juga menunjukkan gambaran Burden of Diseases (BOD) sebagai faktor risiko gangguan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti: maternal disorder; neonatal disorder; nutritional deficiencies, transports injuries, mental
&
behavioral, infections (HIV AIDS, diare), dan yang paling sering adalah hipertensi, stroke dan diabetes mellitus (Riskesdas, 2013) Kekurangan gizi pad a 1000 Hari Pertama Kehidupan akan mempengaruhi terjadi perkembangan otak yang sangat pesat dan sangat berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kognitif di kemudian hari. Data riskerdas 2010 menunjukkan besarnya prevalensigizi buruk dan gizi kurang 17,9%, pendek dan yang sangat pendek 35,6%, kurus dan sangat kurus 13,3%. Prevalensi pendek dan sangat pendek pada remaja sebesar 31,2%, kurus dan sangat kurus 8,9%. Pada usia 19 sampai 64 tahun kecenderungan untuk gizi kurang berkisar antara 3050%.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia yang terus meningkat dapat menjadi aset bangsa bila sehat dan produktif. Namun lanjut usia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa . Sehingga penting adanya suatu strategi nasional dalam mengendalikan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya yang merupakan salah satu penyebab utama yang mengakibatkan lanjut usia tidak sehat dan produktif. Strategi nasional pengendalian pen yakit Alzheimer dan demensia lainnya ini harus memperhatikan berbagai kondisi dan faktorfaktor risiko pada setiap tahap siklus hidup, di mana setiap individu diharapkan mampu menjaga kesehatan mulai dari masa proses reproduksi, menghindari potensi polusi ling kungan, meningkatkan asupan gizi seimbang , dan melakukan stimulasi dalam bentuk edukasi untuk meningkatkan kesehatan inteligensia. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan komitmen bersama antara keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha .
badan maupun masyarakat Internasional yang bekerjasama dala Pengembangan Program Kesehatan Lanjut usia dan hakhak lanj
uSia.
Secara global kerjasama aktif di bidang kelanjutusiaan meliputi : 1. Pengembangan peralatan dalam bentuk hibah maupun ali
teknologi
2. Pengembangan kerjasama teknis berupa tenaga konsulta dan tenaga ahli mencakup alih teknologi , pengetahuan sert informasi
3. Advokasi ke lembagaIembaga i nternasiona I untu mendapatkan legalitas.
4. Penelitian yang berupa penelitian dasar dan operasional
Hal lla! yang perlu dicermati dalam upaya optimalisasi peran para pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:
1.
Internalisasi pemahaman dan komitmen terhadap berbagai upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif. 2. Pengendalian terhadap program yang berhubungan denganberbagai upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif.
3. Peningkatan peran dan keterlibatan DPR dan DPRD Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam mendukung implementasi program/ kegiatan dimaksud.
4. Integrasi program/kegiatan ke dalam dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran di pusat dan daerah.
5. Pengembangan kapasitas daerah untuk mendukung upaya penanganan gangguan kognitif pada lanJut usia melalui advokasi untuk menyempurnakan regulasi daerah, meliputi kelembagaan, SDM dan pembiayaan daerah. Di samping itu juga membangun interkoneksitas antar daerah dalam penanganan lanjut usia.
6. Upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif dilaksanakan secara terpadu melalui Program Pemberdayaan Masyarakat dengan mengedepankan transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas, memperhatikan nilai agama dan budaya/ norma masyarakat serta kearifan loka!.
Kerjasama Internasional
Sesuai dengan kesepakatan internasional, kerjasama internasi onal perlu digalang untuk terlibat aktif dalam mendukung program kesehatan lanjut usia dan hakhak lanjut usia di negara masing-masing. Indonesia telah terlibat secara aktif sebagai bagian dari
... セ@
3
MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIA
A.
KONSEP SIKLUS
HIDUP MENUJU
OTAK SEHAT
DAN
PRODUKTIF
Otak sehat dan produktif akan tercapai melalui kesehatan optimal sejak janin, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, pra lanjut usia dan lanjut usia. Keadaan ini akan dipengaruhi oleh adanya kelainan kongen ital, faktor genetik, perilaku merokok dan konsumsi alkohol, gizi buruk, dan berbagai penyakit seperti penyakit tidak menular, penyakit menular, penyakit metabolik, penyakit vaskuler serta gangguan saraf. Hal ini akan dapat dicegah melalui gizi seimbang dan aktifitas kognitif, sosial, budaya, pendidikan, aktifitas fisik, dan kesehatan reproduksi yang baik. Selain itu juga diperlukan stimulasi lain untuk meningkatkan fungsi otak (Iihat gam bar 2.1)
Oepresi
Napza Gangguan Sarod
Kel. Kongenltal Penyaklt Kardlovaskuler
Merokok
Konsumsl Alkohol Hipertensi Obesltas Dlsllpldemla
Malnutrls.i Diabetes
Faktor Re,lko Lal n
Akrtvit;)s ICOEnitlf, Faktor Protektlf lain
Mental. S.p lrhual. $o'5. lil l
Pendldlkan KesPro Sehat Aktivilas Fislk
Gizi
[image:22.841.75.392.317.519.2]Faktor Protektif
Gambar 2.1. Faktor Protektif dan Risiko Menuju Otak Sehat dan Produktif
Sumber· Riskesd as 2010 &2013 , Mangia lasc he, Ki vipelto et al 201 2, CAS UI 2013,
diol ah ol eh Pu sa t Intelig ensia Kese hat an Kemen ter ian Kesehatan RI
o
セ@ L -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
B. KERANGKA PIKIR OTAK SEHAT
Otak Sehat adalah suatu kondisi terpeliharanya fungsi kognitif dan non kognitif sehingga mampu membuat keputusan secara mandiri. Upaya untuk mewujudkan otak sehat dan produktif dilakukan melalui masukan gizi seimbang, stimulasi fisik, kognitif, spiritual dan sosial dengan dukungan lingkungan yang memadai. Untuk mewujudkan otak sehat pada lanjut usia memerlukan berbagai upaya (gambar 2.2)
DIMENSI PENDUKUNG
INPUT
Tenaga, FasiHtas, Dana (Biaya)
LAYANAN
Primer, Sekunder. Tersier Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif
Pemberdavaan Masyarakat
KOORDINASI
Untas Sektor dan Program Pusat Pro.... insi Kabj Kota
Peran Swasta
lembaga Sosial Masyarakat
REGUIASI
Pemba,ian Peran dan Kewenangan Pemblayaan dan Jaminan I<esehatan
Ketenapan (Ak,edit..., Sertlftk.,i)
Sistem P"",yanan
MANAJEM£N KES£HATAN
Data, Manajemen, Sistem Informasi, Litbang
セ@
DIMENSI UPAYA
PENGENDALIAN PENYAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA
Promosi Gaya Hidup Sehat
Peningkatan Kesehatidn Ibu, Janin, Bayi, Anak, Remaja, Dewasa Dan LanJut Usia
(Pendekatan Siklus Hidup)
Perbaikan Gizi Masyarakat
Pengendalian Peny.kit (PM&PTM) Dan Faktor Risiko Gangguan Otal<
Pensawasan Obat Dan Makanan
Faslltas Dan AlIt KeseIIatan
セ@
OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF PADA LANJUT [image:23.841.76.394.182.399.2]USIA
Gambar 2.2. Kerangka Pikir Menuju Otak Sehat dan Produktif Pada Lanjut Usia
C. UPAYA MEWUJUDKAN OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF PADA
LANJUT USIA
Mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut uSia membutuhkan upaya kesehatan berkesinambungan pada setiap tahap siklus hidup. Berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu, janin, bayi, anak , remaja, dewasa, pra lanjut usia serta lanjut usia berpengaruh terhadap kesehatan otak lanjut usia. Peningkatan gizi
4-E (!!
bO
o
...
c..
I:
ra
""C
...
o
セ@
C1I
VI VI
ra
.... I:
::::;
'iii
ra
I:
'C
...
o o5
PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN
Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan
Pernerintah perlu rnendorong potensi berbagai upaya dalarn prornosi lanjut usia sehat dan produktif, penanggulangan gangguan kognitif pad a lanjut usia, dan terlaksananya koordinasi penanganan perawatan ODD dengan pendekatan Pernberdayaan Lintas Generasi dan Pernberdayaan Ekonorni. Upaya rnewujudkan hal tersebut rnernerlukan koordinasi para pernangku kepentingan yang rneliputi: Kornisi Nasional Lanjut Usia (Kornnas Lansia), pernerintah (rnelalui koordinasi Kernenkokesra) dan keterlibatan rnasyarakat untuk menghasilkan dan rnenjalankan kegiatan yang bersifat lintas sektor dan lintas prograrn. Konsep dalarn mensinergikan berbagai upaya antara lernbaga sektoral, antara pelaku di berbagai tingkatan, antara jenis kegiatan disesuaikan dengan karakteristik aktivitas dari keberdayaan dan kernartabatan rnasyarakat secara mandiri dengan rnengernbangkan potensi surnber daya lokal (garnbar 5.1). Konsep ini dapat diterapkan di daerah dengan rnelibatkan Kornda Lansia dan sernua unsur lainnya di bawah pernerintah daerah.
⦅セャ
BBB
BB@
masyarakat c:; angat
berp.engarub
t erhada p
kesehat an janin sampai terwujudnya otak sehat dan produktif pada lanjut usia (Buku Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healthy Life Style), Pusat Inteligensia Kesehatan 2013). Tidak hanya masalah gizi, namun saat janin perlu dilakukan pula stimulasi otak merujuk dari buku Pedoman Stimulasi dan Nutrisi Pengungkit Otak pada Janin melalui Ibu Hamil (Brain Booster, Pusat Inteligensia Kesehatan 2009). Makanan dengan pengawet, tinggi garam, tinggi lemak , tinggi gUla, kebiasaan merokok dan penyakitpenyakit seperti hipertensi, diabetes melitus adalah faktorfaktor yang memengaruhi kesehatan otak dan dapat menyebabkan demensia (Iihat gambar 2.1).Perubahan gaya hidup memerlukan pengendalian jangka panjang, juga ketersediaan obatobat yang efektif dan murah disertai
penyediaan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai.
Pengendalian berbagai faktor risiko tersebut dapat mengurangi risiko demensia di kemudian hari. Upaya pemeriksaan kesehatan otak secara berkala penting dilakukan terutama pada individu yang berisiko demensia. Pemeriksaan kesehatan otak dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder secara holistik. Misalnya dengan rnenggunakan skrining ABCDE (A : Activity daily living, B : Balance,
C:
Cognitive, D . Disease and Risk Factor, E : Emotions) (Buku Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif, Pusat Inteligensia Kesehatan 2010). Dengan menilai aktivitas sehari-hari, keseimbangan, kognitif, faktor risiko dan mental-ernosional diharapkan dapat dideteksi sedini mungkin adanya gangguan intelegensia sehingga dapat dilakukan berbagai upaya terpadu lintas prograrn dan lintas sektor.11
4
TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI
PENVAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNVA:
MENUJU LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF
Dalam rangka menanggulangi (promotif, preventif dan kuratif) penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif perlu disusun langkahIangkah aksi dengan memperhatikan nilainilai agama, budaya dan norma kemasyarakatan,
PERTAMA: KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA
HIDUP SEHAT
Peningkatan kesadaran masyarakat bahwa demensia ("pikun ") bukan merupakan bag ian dari penuaan normal sehingga diperlukan berbagai upaya dan kegiatan gaya hidup otak sehat (brain healthy life style) sepanjang hayat yang meliputi aktivitas fisik, mental, sosial, dan konsumsi gizi seimbang, Upaya ini harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan,
KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN
DEMENSIA ("PIKUN") DAN PENDAMPINGNYA
Peningkatan kesadaran pemangku kebijakan dan masyarakat bahwa demensia merupakan masalah yang berdampak luas dalam kehidupan agar kualitas hidup ODD dan pendampingnya lebih baik,
KETIGA: MEMASTIKAN ADANYA AKSES INFORMASI MENUJU
LAYANAN YANG BERKUALITAS
Peningkatan akses dan informasi layanan multidisiplin dan komprehensif berkualitas yang dapat dijangkau oleh ODD dan pendampingnya,
KEEMPAT: DETEKSI DINI, DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA HOLISTI
MASALAH KOGNITIF DAN DEMENSIA
Peningkatan kualitas pelayanan yang meliputi deteksi dini, diagnosi sampai tata laksana holistik di fasilitas pelayanan primer dan sekunder Dalam kasus yang memerlukan perawatanjangka panjang diprioritaska pada homecare dan community based care,
KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YAN
DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan khusus pad a semua tenag kesehatan dan tenaga non kesehatan melalui program pendidikar dan pelatihan di semua tingkat perawatan (dengan penekanan pad perawatan primer),
KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITI
SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGS
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
Terwujudnya otak sehat dan produktif sebagai bagian rencana strategi terintegrasi dengan memperhatikan kondisi dan faktor risiko pad , setiap tahap kehidupan,
KETUJUH : TERLAKSANA DAN TERMANFAATKANNYA PENELITIA
TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA
4
TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI
PENYAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA:
MENUJU LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF
)alam rangka menanggulangi (promotif, preventif dan kuratif) penyakit 1lzheimer dan demensia la in nya: menuju lanjut usia sehat dan produktif )erlu disusun langkahIangkah aksi dengan memperhatikan nilainilai 19ama, budaya dan norma kemasyarakatan.
>ERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA
-IIDUP SEHAT
)eningkatan kesadaran masyarakat bahwa demensia ("pikun") bukan nerupakan bagian dari penuaan normal sehingga diperlukan berbaga i jpaya dan kegiatan gaya hidup otak sehat (brain healthy life style) ;epanjang hayat yang meliputi aktivitas fisik, mental, sosial, dan :onsumsi gizi seimbang. Upaya ini harus dilakukan secara konsisten ja n berkesinambungan.
CEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA
BAGI ORANG DENGAN
)EMENSIA C'PIKUN") DAN PENDAMPINGNYA
)eningkatan kesadaran pemangku kebijakan dan masyarakat bahwa jemensia merupakan masa lah yang berdampak luas dalam kehidupan 19ar kualitas hidup ODD dan pendampingnya lebih baik.
CETIGA: MEMASTIKAN ADANYA AKSES INFORMASI MENUJU
AYANAN YANG BERKUALITAS
)eningkatan akses dan informasi layanan multidisiplin dan komprehensif )erkualitas yang dapat dUangkau oleh ODD dan pendampingnya.
,.
.•.
KEEMPAT : DETEKSI DINI, DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA HOUSTlK
MASALAH KOGNITIF DAN DEMENSIA
Peningkatan kualitas pelayanan yang meliputi deteksi dini, diagnosis sampai tata laksana holistik di fasilitas pelayanan primer dan sekunder. Dalam kasus yang memerlukan perawatan jangka panjang diprioritaskan pada homecare dan community based care.
KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan khusus pada semua tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan melalui program pendidikan dan pelatihan di semua tingkat perawatan (dengan penekanan pad a perawatan primer) .
KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF
SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
Terwujudnya otak sehat dan produktif sebagai bagian rencana strategis terintegrasi dengan memperhatikan kondisi dan faktor ris iko pada setiap tahap kehidupan.
KETUJUH : TERLAKSANA DAN TERMANFAATKANNYA PENELITlAN
TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA
Peningkatan kualitas penanggulangan masa lah kognitif dan demensia melalui terlaksananya berbagai penelitian di tingkat nasional (dasar, kl inis, epidemiologis dan sos ial).
-5
PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN
A. Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan
Pemerintah perlu mendorong potensi berbagai upaya dalam promosi lanjut usia sehat dan produktif, penanggulangan gangguan kognitif pada lanjut usia, dan terlaksananya koordinasi penanganan perawatan ODD dengan pendekatan Pemberdayaan Lintas Generasi dan Pemberdayaan Ekonomi. Upaya mewujudkan hal tersebut memerlukan koordinasi para pemangku kepentingan yang meliputi : Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia), pemerintah (melalui koordinasi Kemenkokesra) dan keterlibatan masyarakat untuk menghasilkan dan menjalankan kegiatan yang bersifat lintas sektor dan lintas program . Konsep dalam mensinergikan berbagai upaya antara lembaga sektoral, antara pelaku di berbagai tingkatan, antara jenis kegiatan disesuaikan dengan karakteristik aktivitas dari keberdayaan dan kemartabatan masyarakat secara mandiri dengan mengembangkan potensi sumber daya lokal (gambar 5.1) . Konsep ini dapat diterapkan