Strategi Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja Anggota
Organisasi
( Studi Pada MLM Tianshi Di Kota Medan )
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik
Disusun Oleh :
Sri Eliawati
(090903073)
DEPATEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA
ABSTRAK
STRATEGI MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA ORGANISASI
( Studi Pada MLM Tianshi di Kota Medan )
Nama : Sri Eliawati
NIM : 090903073
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si
Saat ini dunia bisnis menghadapi era baru persaingan yang sangat ketat. Misalnya dalam industri perdagangan, ketatnya suatu persaingan menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya. Dengan menerapkan strategi motivasi yang tepat, maka para pelaku bisnis harus lebih siap dalam menghadapi era tersebut. Terlebih lagi dalam era globalisasi ini, akan muncul suatu fenomena baru yaitu global consumer (konsumen global), akibatnya perusahaan harus meningkatkan daya saing untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai perbaikan, baik dalam hal harga, promosi, kualitas produk, distribusi, strategi penjualan dan pelayanan maupun strategi perusahaan dalam memberikan motivasi kepada karyawannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh PT Singa Langit Utama Medan dalam mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh adalah melalui wawancara secara langsung kepada pemimpin PT Singa Langit Utama Medan beserta beberapa karyawannya dan wawancara secara langsung dengan beberapa distributor Tianshi. Selain itu data tertulis juga diperoleh melalui bagian administrasi dari PT Singa Langit Utama Medan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa strategi motivasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para distributor Tianshi yang ada di Kota Medan memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan perusahaan serta perkembangan para distributornya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penjualan produk Tianshi yang setiap tahunnya semakin meningkat walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinga penyusunan skripsi saya yang
berjudul “Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja Anggota
Organisasi (studi pada MLM Tianshi di Kota Medan)” dapat diselesaikan.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan ke hadirat baginda Nabi besar
Muhammad SAW, yang dengan ajaran-ajarannya saya dapat menghadapi
kehidupan yang semakin mengglobal ini dengan terbekali iman Islam.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk mengikuti
ujian Sarjana S-1 pada Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan Skripsi ini,
penulis banyak menerima bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara.
2. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Departemen Ilmu
Administrasi Negara dan selaku dosen Pembimbing Akademik (PA)
penulis.
3. Bapak Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing penulis
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staff pengajar pada Departemen Ilmu
Administrasi Negara yang telah memberikan pengetahuan serta
pengalaman yang berharga bagi penulis.
5. Seluruh pegawai administrasi Departemen Ilmu Administrasi Negara yang
telah membantu penulis selama penulis kuliah di kampus FISIP ini.
6. Bapak Harry Utomo, SE selaku kepala pimpinan PT Singa Langit Utama
Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
perusahaan tersebut.
7. Kak Iga Kumala Sari, SE selaku kepala administrasi PT Singa Langit
Utama Medan yang telah memberikan informasi dalam bentuk data
kepada penulis.
8. Kak Sofranita Aristiani, Ning Anisa Rizky, dan Ira Destiana selaku
distributor Tianshi yang telah mau diwawancarai oleh penulis untuk
mendapatkan informasi tentang Tianshi.
9. Bapak dan mamak yang telah memberikan kasih sayang yang tulus,
membimbing, mengajari etika dan moral kepada penulis serta senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar bisa menjadi
Sarjana S-1 di Universitas Sumatera Utara ini.
10.Abang dan adik-adikku (bang Dedi, Mas Yudi, Bambang, dan Wina) yang
selalu memberi semangat dan motivasi kepadaku untuk optimis dalam
mengejar S-1 ini.
11.Sahabat terdekatku Ijah yang selalu mau menemaniku dalam pengurusan
12.Sahabatku Panji yang cetar membahana yang selalu memberikan
solusi-solusi dalam penyelesaian skripsi ini.
13.Sahabatku yang lain Dicky yang selalu memberikan arahan dalam
penentuan judul skripsiku ini serta pasangannya Nitha yang senantiasa
membantu dalam kesusahan.
14.Seluruh rekan-rekan penulis stambuk 2009, Departemen Ilmu Administrsi
Negara terima kasih atas kebersamaannya dalam menjalani hari-hari di
kampus ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 15 Juli 2013
Penulis
Sri Eliawati
DAFTAR ISI
Abstrak... i
Kata pengantar... ii
Daftar Isi... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.5 Kerangka Teori... 6
1.5.1 Strategi... 7
1.5.1.1 Perumusan Strategi... 8
1.5.1.2 Manajemen Strategi ... 9
1.5.2 Motivasi... 10
1.5.2.1 Proses Motivasi... 12
1.5.2.2 Jenis-jenis Motivasi... 13
1.5.2.3 Fungsi Motivasi... 14
1.5.2.5 Teori Motivasi... 15
1.5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi... 21
1.5.2.7 Motivasi kerja... 22
1.5.3 Organisasi... 24
1.5.4 Manajemen Sumber Daya Manusia... 28
1.5.5 Manajemen Kinerja... 29
1.6 Defenisi Konsep... 30
1.7 Sistematika Penulisan... 31
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian... 33
2.2 Lokasi Penelitian... 33
2.3 Informan Penelitian... 33
2.4 Teknik Pengumpulan Data... 34
2.5 Teknik Analisa Data... 36
2.6 Kerangka Analisis... 38
3.1.2 Arti Logo Tianshi... 44
3.2 Sejarah Singkat PT Singa Langit Utama Medan... 46
3.2.1 Visi dan Misi PT Singa Langit Utama Medan... 46
3.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 47
3.2.3 Deskripsi Tugas... 48
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Kondisi Lingkungan Internal... 50
4.1.1 Produk Utama Tianshi... 50
4.1.2 Hasil penjualan Produk yang terus Meningkat... 56
4.1.3 Jumlah Distributor yang terus Meningkat... 58
4.2 Kondisi lingkungan Eksternal... 61
4.3 Analisis SWOT... 65
4.3.1 Faktor Internal... 65
A. Kekuatan (Strenght)... 66
B. Kelemahan (Weakness)... 67
4.3.2 Faktor Eksternal... 67
A. Peluang (Opportunity)... 68
4.3.3 Ringkasan SWOT... 69
4.3.4 Identifikasi Isu... 72
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 74
5.2 Saran... 75
ABSTRAK
STRATEGI MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA ORGANISASI
( Studi Pada MLM Tianshi di Kota Medan )
Nama : Sri Eliawati
NIM : 090903073
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si
Saat ini dunia bisnis menghadapi era baru persaingan yang sangat ketat. Misalnya dalam industri perdagangan, ketatnya suatu persaingan menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya. Dengan menerapkan strategi motivasi yang tepat, maka para pelaku bisnis harus lebih siap dalam menghadapi era tersebut. Terlebih lagi dalam era globalisasi ini, akan muncul suatu fenomena baru yaitu global consumer (konsumen global), akibatnya perusahaan harus meningkatkan daya saing untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai perbaikan, baik dalam hal harga, promosi, kualitas produk, distribusi, strategi penjualan dan pelayanan maupun strategi perusahaan dalam memberikan motivasi kepada karyawannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh PT Singa Langit Utama Medan dalam mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh adalah melalui wawancara secara langsung kepada pemimpin PT Singa Langit Utama Medan beserta beberapa karyawannya dan wawancara secara langsung dengan beberapa distributor Tianshi. Selain itu data tertulis juga diperoleh melalui bagian administrasi dari PT Singa Langit Utama Medan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa strategi motivasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para distributor Tianshi yang ada di Kota Medan memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan perusahaan serta perkembangan para distributornya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penjualan produk Tianshi yang setiap tahunnya semakin meningkat walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi melanda sebagian
Negara-negara di kawasan Asia, banyak Negara-negara berkembang dan bahkan Negara-negara maju
seperti Korea Selatan dan Malaysia mengalami hal itu, tetapi saat ini negara
tersebut telah terlepas dari krisis ekonomi yang pernah melandanya. Dan
Indonesia sendiri sampai saat ini masih sulit melepaskan diri dari krisis ekonomi
karena kondisi perpolitikan di dalam negeri yang belum stabil. Akibat krisis yang
berkepanjangan, banyak perusahaan yang tidak lagi mampu melanjutkan roda
usahanya yang pada akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
para karyawannya. Begitu pula banyak bank yang dilikuidasi serta ada empat
bank milik negara dimerger (digabung/disatukan). Salah satu yang menyebabkan
hal ini terjadi ialah akibat maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang
dilakukan sebagian oknum yang tidak ber-perikemanusiaan.
Dalam keadaan tidak menentu seperti itu, muncul bisnis Multi Level
Marketing (MLM) atau disebut juga dengan direct selling yang omzet penjualannya tidak banyak terpengaruh oleh krisis ekonomi, semakin hari
omzetnya semakin meningkat. Sampai-sampai ada perusahaan MLM yang
merevisi target penjualan tahunannya. Meningkatnya target penjualan tersebut
tidak telepas dari strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam pengembangan
Multi Level Marketing ( MLM ) adalah salah satu strategi pemasaran dengan membangun distribusi untuk menyalurkan produk dan jasa secara
langsung ke konsumen. Strategi seperti ini membuka sebuah peluang bagi
seseorang yang ingin memiliki usaha sendiri (wirausaha). Strategi seperti ini
tidak membutuhkan modal awal yang tinggi. Kebutuhan akan tempat usaha dan
persediaan produk telah disediakan oleh perusahaan, selain itu ada tim manajemen
yang siap membantu semua pekerjaan administrasi yang dibutuhkan oleh seorang
distributor. Oleh karena itu, strategi seperti ini membuat banyak orang yang
dulunya tidak bisa memiliki bisnis sendiri dikarenakan keterbatasan modal
akhirnya bisa menjadi pengusaha dengan hanya menjalankan bisnis MLM.
Banyak jenis barang yang ditawarkan oleh bisnis MLM ini, mulai dari
suplemen kesehatan, alat kesehatan, serta barang-barang kebutuhan rumah tangga
sehari-hari. Dan rata-rata semua barang-barang tersebut laris dipasaran
internasional sehingga bisnis MLM dapat berkembang dengan cepat. Hal itu tidak
terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan MLM dalam
mengembangkan pemasaran produknya. Dan tidak heran jika semakin lama
semakin banyak jumlah distributor MLM.
Meningkat atau menurunnya suatu perusahaan MLM sangat dipengaruhi
oleh sumberdaya manusia yang memiliki bagian yang sangat penting dalam
kemajuan perusahaan, baik dari segi produktivitas (menghasilkan produk)
maupun dalam pemasaran produk perusahaan. Maka dari itu dalam meningkatkan
kinerja para anggota MLM (distributor MLM) atau karyawan, perusahaan
aspek-aspek yang berkaitan dengannya. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu
biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi.
Motivasi dikalangan anggota organisasi MLM (karyawan) merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya peningkatan kinerja anggota
organisasi (karyawan). Motivasi kerja adalah suatu pendorong bagi karyawan
untuk mau bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan. Motivasi diperlukan bagi setiap orang untuk melakukan
aktivitas atau pekerjaannya. Motivasi timbul dengan adanya beberapa kebutuhan
yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan tekanan atau rasa ketidakpuasan
tersendiri sehingga mendorong terciptanya kinerja karyawan yang tinggi.
Menurut Handoko (2003:252) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Motivasi juga bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena
seorang pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan
(wants) yang diperlukan oleh seorang bawahan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Motivasi bukan timbul dari dalam diri manusia saja melainkan juga
dari kekuatan-kekuatan lingkungan yang mempengaruhi individu untuk
melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam penyampaian motivasi kepada karyawannya, pimpinan perusahaan
harus menggunakan strategi yang tepat agar kinerja karyawan meningkat sesuai
keinginan perusahaan. Strategi motivasi yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan para karyawan. Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu rencana
motivasi kepada karyawan guna mencapai tujuan yang diinginkan yaitu
meningkatkan kinerja karyawan.
Hasibuan (2001) mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Pada dasarnya perusahaan/organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan trampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi organisasi, jika mereka tidak mau bekerja dengan keras.
MLM Tianshi adalah salah satu jenis bisnis MLM yang ada di Indonesia
yang produk utamanya merupakan produk kesehatan yang terdiri dari alat
kesehatan dan suplemen kesehatan. Suplemen utama Tianshi adalah Nutrient
Hight Calsium Powder (Calsium 1) yang merupakan produk paling laris dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Suplemen adalah produk yang digunakan atau
dikonsumsi oleh masyarakat untuk melengkapi makanan yang mengandung satu
atau lebih bahan makanan. Hal itu bisa berupa vitamin, mineral, atau bahan yang
berasal dari tumbuhan atau bahan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG).
Selain itu Tianshi juga merupakan salah satu MLM yang ada di Indonesia yang
perkembangan distributornya semakin tahun semakin meningkat. Cara kerja yang
digunakan oleh Tianshi tidak jauh berbeda dengan cara kerja MLM lainnya yang
ada di Indonesia.
terjadi tidak terlepas dari strategi yang digunakan oleh perusahaan yang menaungi
MLM Tianshi yaitu PT Singa Langit Utama Medan. Perusahaan tersebut
memberikan hal-hal yang dapat memotivasi para karyawan dan distributor agar
mereka mau bekerja keras dalam memajukan MLM Tianshi. Tujuan dilakukannya strategi motivasi ini adalah untuk meningkatkan kinerja para karyawan dan distributor serta mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di Kota Medan, khususnya yang berkaitan dengan strategi motivasi
yang dilakukan PT Singa Langit Utama Medan dalam meningkatkan dan
mengembangkan Tianshi di Kota Medan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja
Anggota Organisasi (Studi Pada MLM Tianshi Kota Medan)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi motivasi dalam
meningkatkan kinerja anggota organisasi pada MLM Tianshi di Kota Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh Tianshi
dalam meningkatkan kinerja para anggotanya.
2. Untuk mengetahui apakah strategi motivasi yang digunakan oleh
3. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh Tianshi dalam
memberikan motivasi kepada para anggotanya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Secara subjektif, untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan serta
kemampuan berfikir khususnya dalam pembuatan karya ilmiah.
2. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
sumbangan pemikiran yang berguna bagi instansi terkait di dalam
menjalankan bisnis Tianshi.
3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu
Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik di
dalam bidang ini.
4. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan
secara khusus bermanfaat dalam mendorong kepercayaan masyarakat
terhadap bisnis Tianshi.
1.5 Kerangka Teori
Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau
memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu.
Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan
asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Kerangka teori adalah bagian
dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada
dalam penelitian (Arikunto, 2002:92).
Teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Suatu teori harus dapat
diuji kebenarannya, bila tidak maka dia bukan teori. Untuk itu, maka teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.5.1 Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dan
ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudia menjadi
manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara. Pada tahun 1990-an
strategi dapat didefenisikan sebagai penetapan arah kepada manajemen. Dalam
arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana
megidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk
membantu memenangkan persaingan dalam pasar (Dirgontoro, 2001:5).
Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu recana permainan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Sedangkan menurut
Rangkuti (2001:13) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya.
tujuan-cukup dengan sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada
penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata
hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat
dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan yang
dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang
sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda.
Menurut Hunger danWheelen (2003:3), strategi mempunyai tiga
karakteristik yaitu:
1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus,
atau tidak dapat ditiru dengan mudah.
2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategi yang memasukkan
sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.
3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan
keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan
tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
1.5.1.1 Perumusan Strategi
Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya. Michael
Porter (dalam Kotler, 2000:105) telah merangkum strategi menjadi 3 jenis umum
yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis, yaitu:
1. Keunggulan biaya secara strategis, di sini unit usaha bekerja keras
mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga harganya
dapat lebih rendah dari pada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang
2. Diferensiasi, di sini unit usaha berkonsenterasi untuk mencapai kinerja
terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai
penting oleh sebagian besar pasar.
3. Focus, disini unit usaha memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen
pasar mengejar pasar yang lebih besar.
1.5.1.2 Manajemen Strategis
Menurut Umar (1999:86) manajemen strategis adalah seni dan ilmu dalam
hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating) keputusan-keputusan strategi antar fungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuan mnjadi kenyataan. Pembuatan (formulating)
strategi adalah proses peyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan
membangun visi dan misi organisasi. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan
untuk pembuatan suatu strategi, yaitu:
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada
masa depan. Tentukan misi perisahaan untuk mencapai visi yang
dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh perusahaan dalam menjalani misi dan meraih
keunggulan bersaing (competitive advantage).
3. Merumuskan factor-faktor peting ukura keberhasilan sesuai dengan
perubahan lingkungan yang dihadapi.
Penerapan (implementing) strategi adalah proses pelaksanaan visi dan misi
organisasi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Sedangkan
evaluasi (evaluating) strategi adalah proses penilaian akan efektifitas strategi
terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang diharapkan atau
tidak. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai
analisis situasi program di masa mendatang. Dengan demikian, studi mengenai
manajemen strategi menitik beratkan pada pengamatan dan evaluasi kesempatan
(Opportunity) serta ancaman (Threath) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan
(Strenght) serta kelemahan (Weakness). Sehingga variabel-variabel internal dan
eksternal yang paling penting untuk suatu organisasi dimasa yang akan datang
disebut faktor strategis dan identifikasi melalui analisis SWOT.
1.5.2 Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi merupakan suatu proses dimana seseorang
merasa terdorong untuk melakukan sesuatu. Keberhasilan dari suatu motivasi
seseorang sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yang dimiliki. Motivasi dapat
diartikan berbeda-beda oleh setiap orang sesuai dengan tempat dan keadaan
masing-masing orang.
Menurut Handoko (2003:252) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Setiap pimpinan perlu memahami proses-proses psikologikal
apabila berkeinginan untuk membina karyawan secara berhasil dalam upaya
Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al (dalam Winardi, 2001)
menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Mangkunegara (2005:61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental
karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat
dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari
dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan.
Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh
factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses
rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi
daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang
akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka
dia akan termotivasi untuk mencapainya.
Salah satu diantara penggunaan istilah dan konsep motivasi ini adalah
untuk menggambarkan hubungan antara harapan dengan tujuan. Setiap orang dan
Kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan pekerjaan, senantiasa
didasari dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang
atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang
dilakukan sehingga dapat mencapai tujuannya. Dengan kata lain, kebutuhan itu
mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu dalam usaha memenuhi kegiatan
tersebut. Energi atau tenaga yang mendorong individu melakukan kegiatan di
dalam usaha memenuhi kebutuhan ini biasa disebut motivasi.
1.5.2.1 Proses Motivasi
Winardi (2001) menggambarkan proses mekanisme dasar sebagai berikut:
Proses motivasional dasar (winardi,2001:134)
Gambaran mekanisme diatas menggambarkan manusia sebagai mahluk
sosial berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan expektansi.
Kebutuhan, keinginan dan expektansi tersebut menimbulkan
ketegangan-ketegangan pada para manajer, yang di anggap mereka kurang menyenangkan.
Dengan anggapan bahwa perilaku khusus tertentu dapat mengurangi perasaan
yang dimiliki, maka hal tersebut menyebabkan orang yang bersangkutan Kebutuhan,
keinginan dan expektansi
Prilaku Tujuan
berperilaku. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi
ketegangan tersebut. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan timbulnya
petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang
bersangkutan tentang dampak perilaku. Umpan balik (feed back) kebutuhan,
keinginan expectancy perilaku tujuan.
1.5.2.2 Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Danim (2004:17) ada empat jenis motivasi, yaitu:
1. Motivasi Positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari
keuntungan-keuntungan tertentu. Motivasi positif merupakan pemberian
motivasi atau usaha membangkitkan motif, yaitu diarahkan pada usaha untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara
memberikan keuntungan tertentu kepadanya.
2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering kali dikatakan sebagai motivasi yang
bersumber dari rasa takut, sebagai contoh jika seseorang tidak mau bekerja
maka akan muncul rasa takut dikeluarkan dan takut tidak diberi gaji. Motivasi
negatif ini sering kali membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuannya.
3. Motivasi dari Dalam
Motivasi dari dalam timbul dari dalam diri pegawai sewaktu ia
menjalankan tugas dan kewajiban dan bersumber dari dalam diri pegawai itu
sendiri.
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat
adanya pengaruh yang ada di luar dari pekerjaan dan dari luar diri pegawai itu
sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesempatan
cuti, rekreasi dan lain-lain. Dan sering juga seseorang mau bekerja karena
semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai.
1.5.2.3 Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (dalam Qym, 2009) fungsi motivasi ada tiga, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai,
sehingga motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
1.5.2.4 Tujuan Motivasi
Menurut Hasibuan (2003:97), adapun tujuan pemberian motivasi kepada
para pegawai adalah:
1. Dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
2. Dapat mendorong semangat dan gairah kerja pegawai.
3. Dapat mempertahankan kestabilan pegawai.
4. Dapat meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai.
6. Dapat meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai.
7. Dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai.
8. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
pegawai.
9. Dapat mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap
tugas-tugasnya.
10.Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
1.5.2.5 Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli akan
dipaparkan berikut ini sebagai bahan referensi dan pengetahuan dalam
menganalisis dan mengkaji tentang hakikat motivasi itu sendiri. Beberapa teori
motivasi yang telah diberikan oleh para ahli antara lain:
a. Teori hierarki kebutuhan Maslow
Abraham Maslow (dalam Gomes, 2000:188) seorang pelopor teori
motivasi dari Brandeis University. Maslow mengemukakan mengenai teori
hierarki kebutuhan manusia yang banyak menjadi titik acuan oleh sebagian
besar para sarjana untuk memahami motivasi. Teori ini didasarkan atas tiga
asumsi pokok, yakni:
a) "People are wanting animals. Their desires are never completely
satisfied. As soon as one of his need is satisfied, another appears in its place.
This process is unending. It continues from birth to death" (Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginan mereka tidak
langsung muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir. Proses
ini berlangsung dari lahir hingga mati).
b) "A satisfied need is not a motivator of human behavior" (kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi
perilaku manusia).
c) "Human needs are arranged in a hierarchy of importance" (kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya
kebutuhan).
Kebutuhan-kebutuhan manusia yang telah diidentifikasi oleh Maslow
(dalam Slameto 1995:171) yaitu terdiri atas delapan tingkatan kebutuhan
yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat
primer dan vital, hal ini mencakup perasaan lapar, haus, dan seks.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan ekspresi dari rangsangan
individu akan keamanan dalam lingkungan seperti terlindung dari ancaman
kemiskinan.
3) Kebutuhan sosial sebagai ekspresi perasaan turut tergolong atau
"belongingness" meliputi kebutuhan akan dicintai atau diperhitungkan
sebagai pribadi.
4) Kebutuhan penghargaan sebagai tindakan untuk berhubungan dengan pihak
lain dalam menghargai termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi atau
5) Kebutuhan mengetahui atau mengerti sebagai kebutuhan manusia untuk
memuaskan rasa ingin tahunya.
6) Kebutuhan estetik merupakan wujud kebutuhan akan keteraturan dan
keseimbangan.
7) Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk mengaktualisasikan
potensi-potensi tertentu dan lebih cenderung mentransformasikan potensi
dalam prestasi.
8) Kebutuhan akan perasaan bahwa dirinya lebih penting dari orang lain.
Kebaikan teori tingkat kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut :
a) Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu
jamak (yang teridiri dari kebutuhan materiil dan non materiil) dan
bobotnya bertingkat-tingkat.
b) Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku dan bekerja adalah
untuk dapat memenuhi kebutuhannya (materiil dan non materiil)
yang akan memberikan kepuasan baginya.
c) Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial
ekonominya.
d) Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling
sesuai untuk meransang semangat bekerja bawahannya.
a) Menurut teori kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat atau
hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai
sekaligus dan kebutuhan manusia itu seperti siklus (berulang-ulang).
b) Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba
kebenarannya karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar
pengamatannya saja (Hasibuan, 2001:56).
b. Teori motivasi Alderfer (Alderfer's ERG Theory)
Teori ERG berasal dari kepanjangan "Existence, Relatedness, dan
Growth". Clayton Alderfer (dalam Thoha 2001:204) memberikan perluasan lebih lanjut dari teori Herzberg dan Maslow. Alderfer merumuskan suatu model
penggolongan kebutuhan segaris dengan bukti-bukti empiris. Menurut Alderfer
ada tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan, yakni;
1) Kebutuhan akan keberadaan (Existence Need), adalah suatu
kebutuhan akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini sama artinya
dengan kebutuhan fisik atau fisiologis Maslow.
2) Kebutuhan berhubungan (Relatedness Need), adalah suatu
kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan
hubungan sosial dan bekerjasama dengan orang lain.
3) Kebutuhan untuk berkembang (Growth Need), adalah suatu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari
c. Teori tiga kebutuhan McClelland
McClelland memberikan teori yang dikenal dengan "McClelland
Achievement Motivation Theory" atau Teori Tiga Kebutuhan. McClelland (dalam Siagian, 1996:167) menyatakan bahwa pemahaman tentang motivasi
akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap orang mempunyai
tiga kebutuhan yaitu;
(1) "Need for achievement (n Ach)" yaitu bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Bagi seseorang yang memiliki n
Ach yang besar maka akan berusaha berbuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
(2) "Need for Power (n Po)" yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang
lain. Seseorang dengan n Po yang besar biasanya mempunyai kondisi persaingan dan orientasi status serta memberikan perhatian pada hal-hal yang
memungkinkan untuk memperbesar pengaruhnya.
(3) "Need for Affiliation (n Aff)", kebutuhan Affiliasi merupakan kebutuhan nyata bagi manusia sebagai makhluk sosial terlepas dan kedudukan, jabatan,
dan pekerjaan.
Teori motivasi McClelland dapat dilihat implementasinya dalam
kehidupan berorganisasi yaitu adanya (1) upaya seseorang untuk meraih
jelas dengan batas wewenang tertentu sehingga memudahkan dalam pengawasan,
dan (3) upaya kerjasama yang baik dalam organisasi.
d. Teori motivasi dua faktor Herzberg
Frederick Herzberg (dalam Terry dan Rue, 2000:175) mengembangkan
teori motivasi, yang terutama sekali berkaitan dengan motivasi melalui pola kerja.
Teori Herzberg didasarkan pada kepercayaan, bahwa faktor-faktor yang
meniadakan motivasi "demotivate" atau membalikkan "tum off'. Pegawai-pegawai adalah berbeda dari faktor-faktor yang memotivasi atau
mengembalikan "turn on" pegawai. Herzberg mempertahankan, bahwa
faktor-faktor yang cenderung untuk meniadakan motivasi pegawai biasanya bersangkut
paut dengan lingkungan kerja.
Faktor-faktor ini meliputi hal-hal yaitu status kerja, relasi-relasi antar
perorangan dengan para pegawai, gaya pengawasan yang diterima orang itu,
kebijakan perusahaan, kepastian kerja, kondisi-kondisi kerja, upah, dan
segi-segi kehidupan pribadi, yang dipengaruhi oleh situasi pekerjaan. Herzberg
mengacu kepada faktor organisasi ini sebagai "hygiene organisasi maintenance
factors" faktor-faktor keberhasilan atau pemeliharaan. Istilah-istilah ini dipilih, karena faktor-faktor dipahami sebagai mempunyai sifat "preventive" mencegah. Menurut Herzberg faktor-faktor yang memotivasikan orang
banyak adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kerja itu sendiri berlainan
itu. Herzberg mempertahankan bahwa motivasi yang benar adalah terjadi
kalau terdapat faktor-faktor motivators dan keberhasilan.
1.5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Duncen (2002:203)
adalah:
1. Faktor-faktor Sikap
Sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap
seseorang dapat berubah. Apabila seseorang mempunyai sifat positif pada
umumnya ia mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya, demikian pula
sebaliknya.
2. Pengalaman
Seseorang bertindak biasanya berdasarkan pada pengalaman mereka pada
masa lalu. Ketika mereka melakukan sesuatu tindakan tersebut
mendapatkan sesuatu yang baik, maka tindakan itu akan diulang kembali.
3. Harapan
Semakin besar harapan seseorang untuk mendapatkan sesuatu semakin
kuat pula motivasi yang ada pada diri mereka.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara yang digunakan seseorang untuk
berkreasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian berpengaruh
terhadap diri seseorang. Sebagai contoh kepribadian seseorang
1.5.2.6 Motivasi Kerja
Menurut Hasibuan (1999:95) menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
Senada dengan definisi di atas, Siagian (1996:138) mengemukakan bahwa
motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi
mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau
keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Motivasi juga merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan
perbuatannya.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: (1)
Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang
berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,
(2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan (3)
Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam
diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil
Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu organisasi, sangat
ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor
motivasi sebagai daya pendorong atau penguat (reinforcement) sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu,
pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan. Menurut
Salusu (2000:429) bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena
dirangsang oleh motivasi. Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai
berikut :
1) Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik.
2) Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik.
3) Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting.
4) Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan.
5) Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik.
6) Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi.
7) Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya.
8) Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan.
9) Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang.
10) Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan.
11) Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan.
13) Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk.
14) Jaminan adanya keamanan kerja yang prima.
15) Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik.
Menurut Gomes (2001:180) bahwa faktor-faktor motivasi kerja terdiri dari
dua bagian yaitu faktor individual dan faktor organisasional. Yang tergolong
faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitudes), dan kemampuan (ability). Sedangkan yang tergolong faktor
organisasional meliputi; pembayaran gaji/upah, keamanan pekerjaan, hubungan
sesama pegawai, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri
(internal) maupun dari luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
sebaik-baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.
1.5.3 Organisasi
Pengertian organisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang
bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan
alat dan wadah saja.”
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. James D. Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every
human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.
5. Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a
collection people, arranged into groups, working together to achieve some
common objectives).
Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Menurut Henry Fayol (dalam Wursanto 2002:219) ada 14 prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian kerja (division of work).
2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility). 3. Prinsip disiplin (discipline).
4. Prinsip kesatuan komando (unity of command). 5. Prinsip kesatuan langkah (unity of direction).
6. Prinsip subordinasi minat individu di bawah minat pada umumnya
(subordination of individual interest to general interest).
7. Prinsip pemberian hadiah (remuneration).
8. Prinsip sentralisasi atau pemusatan (centralization). 9. Prinsip jenjang hirarki (line of authority/hierarchie). 10. Prinsip ketertiban (order).
11. Prinsip kesamarataan (equity).
12. Prinsip stabilitas jabatan pegawai (stability of personel). 13. Prinsip inisiatif (iniciative).
14. Prinsip kesatuan jiwa korp (esprit de corp).
Tujuan organsasi
1. Tujuan memberikan pedoman terhadap arah dan upaya individu dan kelompok di dalam sebuah organisasi.
2. Tujuan mempengaruhi bagaimana organisasi merencanakan dan mengordinasikan aktivitasnya.
3. Penggunaan tujuan memberikan landasan untuk memotivasi individu agar bekerja dengan efektif dan efisien.
4. Tujuan menjadi basis untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktifitas organisasi.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah pola pelaporan hubungan formal, hirarki dan jenis divisi pekerjaan, serta merupakan alat untuk mengkoordinasikan berbagai bagian struktur organisasi yang berbeda akan mempengaruhi sistem manajemen SDM. Organisasi yang berbeda dalam tingkat spesialisasi pekerjaannya akan menggunakan hirarki untuk menyelesaikan masalah, bersandar pada kebijakan dan prosedur standar dan menerapkan sistem pengupahan yang mendorong kepatuhan pada kekuasaan. Akhirnya dalam perencanaan SDM harus mempertimbangkan struktur organisasi.
Iklim Organisasi
1.5.4 Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara sederhana pengertian manajemen sumber daya manusia adalah
mengelola, atau mengatur manusia. Menurut Henry Simamora (1995) manajemen
SDM diartikan sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
balas jasa, dan pengelolaan terhadap individu organisasi atau kelompok kerja.
Manajemen SDM juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,
penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus. Manajemen
SDM yang efektif mengharuskan manajer untuk menemukan cara yang terbaik
dalam mengkaryakan orang. Tapi dissamping itu manajemen SDM yang efektif
juga mengharuskan agar anggota organisasi dapat mencapai tujuan pribadinya.
Para manajer haruslah mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan
karyawan, komitmennya, keterlibatannya dalam kehidupan organisasi,
memperbaiki kualitas lingkungan kerja dan juga meningkatkan efisiensi dan
produktifitas karyawan.
Menurut Dessler (1997, jilid 1) manajemen SDM adalah kebijakan dan
praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM
dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,
pengimbalan dan penilaian.
Menurut Mathis dan Jackson (2001, jilid 1) manajemen SDM
berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasiuntuk
menentukan efektifitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk
Defenisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen SDM
merupakan aktifitas atau kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen mulai dari merencanakan hingga pada fungsi-fungsi pengendalian
pada SDM sehingga sumber daya di dalam organisasi dapat digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan karyawan, organisasi dan
masyarakat.pencapaian tujuan dari ketiga pihak tersebut tidak dapat dipisahkan
karena apabila ada tujuan yang tidak tercapai maka pendekatan manajemen SDM
gagal. Pencapaian tujuan bersama merupakan hal yang utama dalam organisasi.
1.5.5 Manajemen Kinerja
Kinerja dalam bahasa asing yaitu performance yang berarti penampilan
atau unjuk kerja atau prestasi. Benardin dan Russel dalam Keban (2004)
menekankan kinerja pada outcome yang dihasilkan setelah suatu pekerjaan atau
aktifitas dijalankan selama kurun waktu tertentu.dengan demikian kinerja
mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode
tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang dinilai. Outcome
atau pencapian hasil dapat dinilai melalui pelaku, yaitu yang dihasilkan oleh
individu (kinerja individu), oleh kelompok (kinerja kelompok), oleh institusi
I.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk meggambarkan
secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi
pusat perhatian ilmu social. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat
menyederhanakan pemikirannya dengan meggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
(Singarimbun.1995:33)
Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar
penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis
teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:
1. Strategi
Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai
tujuan-tujuan, mengatasi segala kesulitan dengan suatu tujuan dan sebuah strategi
tidak cukup dengan sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah
sampai pada penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa
strategi tidak semata-mata hanya sebuah pola perencanaan saja, namun
bagaimana strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan
sumber-sumber dan kemampuan yang dimilikinya.
2. Motivasi
Motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi
sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas
tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses,
motivasi dalam diri seseorang yang melalui proses rangsangan belajar
sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi dipandang
dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan
dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka
dia akan termotivasi untuk mencapainya.
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang
berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin
dicapai, motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu
yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan
organisasi, dan motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya
efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau
keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.
4. Organisasi
Organisasi adalah suatu wadah dimana sekumpulan orang saling bekerjasama di dalamnya sehingga terbentuk suatu hubungan kerja dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini ditulis dalam enam bab, yang terdiri dari:
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
peelitian, kerangka teori, defenisi konsep, definisi operasioal, dan
sistematika penulisan.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penulisan, lokasi penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian
yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, social, ekonomi
dan pemerintahan.
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas dan menyajikan tentang hasil data-data yang
diperoleh saat penelitian dan memberikan interpretasi atas
permasalahan yang diajukan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman (2009:4) penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif bermaksud membuat penyandaraan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta
menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
2.2Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MLM Tianshi PT Singa Langit Utama
Medan, Jln.Multatuli, Blok E, No.30 Komplek Multatuli Indah, Medan 20151 Tel:
0062 61 4539491, Fax: 0062 614530525.
2.3 Informan Penelitian
Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Kendarso (Usman 2009:56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang
dilakukan sehingga subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan
penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan
yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu: (Suyanto,
2005:171)
1. Informan kunci (key informan) , yaitu mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian,
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti,
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu: penentuan informan tidak
didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya
tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian yang
terdiri atas:
1. Yang menjadi informan kunci (Key Informan) yaitu kepala PT Singa Langit Utama Medan.
2. Informan Utama meliputi para distributor MLM Tianshi Kota Medan.
3. Informan tambahan, yaitu karyawan di PT Singa Langit Utama Medan dan
calon distributor MLM Tianshi.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari
data mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik
pengumpulan data sekunder.
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang
langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian, teknik ini dapat
dilakukan dengan cara:
a. Wawancara : Tanya jawab antara pewawancara dengan yang
diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu
hal. Menurut Moleong (2007:186) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan (interviewer) dan
pewawancara yang memeberikan jawaban atas pertanyaan (interviewee). b. Observasi : Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik
penelitian yang sangat penting karena peneliti dapat menggambarkan
situasi yang terjadi pada tempat yang diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik Pengumpulan Data Sekunder adalah Teknik pengumpulan data
sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik
pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan
a. Studi Kepustakaan : yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, literature, internet dan sumber-sumber lain yang memiliki kaitan
dengan penelitian ini
b. Studi Dokumentasi : teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber
lain yang terkait dengan objek penelitian. (Bungin.2007:116-117)
2.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa matrik
SWOT pada tataran makro, baik pada lingkungan internal maupun eksternal
dimana sub dinas kebudayaan dan pariwisata terikut dalam analisis karena
kedudukan dan peran yang dimaikan oleh sub dinas kebudayaan dan pariwisata
dalam promosi objek wisata di Kabupaten Solok.
Teknik akan dilakukan untuk memetakan isu atau faktor strategis adalah
analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat Analysisi), sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut.
Melalui analisis SWOT maka dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis
yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang untuk promosi objek wisata.
Teknik analisis SWOT merupakan tahap awal upya menemukan isu
strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi promosi dalam
pengembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Solok. Diagram matrik
Tabel I
Sumber : Wahyudi,Sri Agustinus (1996 : 105)
Beberapa strategi yang diperoleh dari teknik analisis SWOT ini sebagai
berikut :
1. Strategi SO (Strength Opportunity) : memperoleh keuntungan dari peluang
yang tersedia di lingkungan eksternal.
2. Strategi WO (Weakness Opportunity) memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.
3. Strategi ST (Strength Threat) menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang datang dari lingkungan eksternal.
4. Strategi WT (Weakness Threat) memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari eksternal.
Isu strategis berdasarkan pengertiannya adalah konflik satu jenis atau lainya.
Konflik bisa terjadi pada aras tujuan, cara, prinsipil, lokasi, waktu dan
kelompok-kelompok yang memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian akibat
dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan akan terjadinya konflik yang
biasanya tidak dapat di hindari.(Bryson, 1999:65)
2.6 Kerangka Analisis
Untuk mempermudah penyajian data dan pemahaman mengenai isi dari
analisa aplikasi manajemen strategis dalam memotivasi para distributor untuk
meningkatkan kinerjanya, maka berikut ini akan disajikan kerangka berfikir dari
keseluruhan analisis yang akan dilakukan dalam kerangka penelitian ini.
Gambar 1
Kerangka Berfikir
MANDAT Pola dasar motivasi yang
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Tianshi
Tianshi didirikan pada tahun 1995 oleh Mr. Li Jin Yuan dengan
mendirikan China's Tianshi Group dan go international pada tahun 1998. Tianshi memanfaatkan ilmu pengobatan tradisional yang sudah turun temurun sepanjangg
5.000 tahun di Cina. Tianshi International Holdings Group Ltd, berkantor di pusat
kota Beijing di kawasan Henderson Center. Bangunan gedungnya megah,
memiliki menara jam yang memberikan kesan indah bak istana. Lebih dari 3.200
karyawan bekerja untuk Tianshi Group. Dari jumlah karyawan ini, 1.200 orang merupakan ahli di bidang bio-farmasi, professor, peneliti, dokter, master, dan
sejumlah manajemen personalia.
Berdasarkan ilmu biologi dan kehidupan, Tianshi menggunakan "High
Tech Research” untuk menghasilkan produk-produk yang bersaing di dunia International. Dengan dana besar Tianshi membeli hak paten Bioteknologi
modern untuk ekstraksi kalsium organik yang dikembangkan oleh Akademis
Sains Cina. Beberapa penghargaan telah diterima, baik dari dalam maupun dari
luar negeri.
Pada bulan Juli 1995, Tianshi mengadopsi "Sistem Network Marketing"
dan dengan sistem manajemen yang unik, Tianshi telah berhasil mengembangkan
pasaran global dengan cepat, sehinga Tianshi Group telah menjelma menjadi sebuah perusahaan manufaktur international yang memiliki keunggulan dalam
finansial. Tianshi Group telah membuka jalan kemajuan yang cocok dan dapat diaplikasikan diseluruh dunia.
Marketnya ada di 190 negara di seluruh dunia dan 10 Juta keluarga di
dunia telah menjadi konsumen sekaligus distributor Tianshi. Jumlah stockist di
seluruh dunia telah mencapai 50.000 stockist. Tianshi juga memiliki cabang di 104 negara di dunia antara lain di Amerika Serikat (USA), Kanada, Brasil, Chili,
Argentina, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Yunani, Arab, Libanon,
Israel, Rusia, Ukraina, Kazakhastan, Mesir, Cote, Nigeria, Kenya, Afrika Selatan,
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, India, Filipina, Kamboja,
Vietnam, Laos, Burma, India, Bangladesh, Pakistan, Srilanka, Australia dan
Hongkong.
Sebagai salah satu perusahaan MLM di dunia, Tianshi Group telah
berkembang menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Cina, sekaligus menjadi
salah satu pemegang bisnis MLM yang memiliki area pasar international terbesar
di dunia. Pada Desember 2002, Tianshi Group menerima penghargaan Berbasis MLM Tingkat Nasional” dan “Riset Berbasis Makanan Suplemen Tingkat
Nasional” dari Badan Riset Republik Rakyat Cina. Pada saat itu juga
sahamTianshi berhasil dipasarkan di pasar saham Amerika Serikat (American
Stock Exchange).
Tianshi menempatkan kepedulian sosial sebagai salah satu peran penting
yang dijalankan. Sebagaimana diungkap oleh Forbes 2001, Tianshi telah
menyumbang US$ 30 Juta (Rp. 270 milyar) untuk amal, dan itu bukan
korban gempa dan Tsunami di Aceh melalui PMI serta US$ 1 juta melalui Palang
Merah International.
Sejak 2001, Tianshi Group membawa visi bisnisnya ke Indonesia dengan membangun kantor cabang di Jakarta, Surabaya, Bandung, Palembang, Sulawesi,
Medan dan Kalimantan. Dan untuk mendukung strategi perkembangannya pada
bulan September 2006 yang lalu, Tianshi telah mengadakan acara ulang tahun
ke-11 di Jakarta dengan dihadiri lebih dari 100 ribu distributor dari 100 negara dan
tercatat dalam rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai acara dengan
jumlah peserta terbesar dari berbagai negara. Pada kesempatan itu lebih dari 300
BMW, lebih dari 100 kapal pesiar, lebih dari 80 helikopter dan lebih dari 20 villa
mewah diberikan secara gratis sebagai penghargaan kepada distributor berprestasi.
Keberhasilan tianshi masuk ke Indonesia, dirasakan oleh pelajar dan
mahasiswa di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, khususnya bisnis
ini juga mulai berkembang di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun
2009. Bisnis Tianshi terus tumbuh dan semakin banyak mahasiswa yang menjadi
pelaku MLM ini. Bahkan distributor MLM Tianshi di kalangan mahasiswa
semenjak tahun 2009 semakin berkembang sampai sekarang.
Perkembangan Bisnis Tianshi
Perusahaan berteknologi tinggi, Tianshi Group berdiri pada tahun 1992.
Tianshi Group berkantor pusat di Henderson Centre Beijing dan memiliki pabrik di pusat Industri Teknologi Modern Tianjin dengan bangunan
seluas 120.000 m2 di atas tanah seluas 68.000 m2.
Pada tahun 1995, Tianshi mengadopsi sistem marketing network yang
dolar AS) pada 1997 menjadi 2,12 miliar Yuan (297 juta dolar Amerika)
dalam waktu setahun, naik lebih dari dua kali lipat.
Tahun 1998, Tianshi mulai berekspansi ke pasar internasional. Tianshi
membuka kantor pemasaran ke beberapa Negara utama di dunia seperti
Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Asia Pasifik, dan Kawasan Eropa.
Pada tahun 2001, Tianshi membuka kantor pemasaran di Indonesia. Saat
ini, jaringan pemasaran Tianshi sudah meliputi di lebih dari 190 negara.
Tahun 2007, Tianshi mengembangkan Supermarket MLM pertama di
dunia dengan image Banner Store. Banner Store merupakan penggabungan antara Retail dengan Marketing Network . Di Indonesia,
Banner Store sudah dibuka di enam kota: Jakarta, Surabaya, Denpasar
(Bali), Bandung, Medan, dan Pekanbaru. Rencananya, di setiap kota
dimana ada kantor Tianshi akan dibuka Banner Store. Saat ini sudah ada
sekitar 13 kantor Tianshi di 13 kota besar di Indonesia. Tianshi
merencanakan membuka lebih dari 1000 Banner Store di seluruh dunia.
Presiden Tianshi Li Jin Yuan telah menetapkan strategi untuk membawa
Tianshi Group masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbesar di dunia, Fortune 500.
Tianshi bekerjasama dengan Microsoft dalam mengembangkan produk
3.1.1 Visi dan Misi Tianshi
Tianshi mempunyai visi dan misi yang jelas dan luhur bagi masa depan.
Visi yang dicanangkan adalah “berada di deretan terdepan dalam industri
penjualan langsung dunia.” Salah satu ungkapan yang juga visi tianshi “Dari
Masyarakat, Untuk Masyarakat”.
Misi Tianshi yaitu “Menyehatkan Umat Manusia dan Mensejahterakan
Masyarakat” yang diwujudkan dengan menyediakan bagi para konsumen dunia
produk berkualitas dan kesempatan pendidikan dan kesejahteraan, meningkatkan
kualitas hidup, dan membangun sebuah masyarakat internasional yang harmonis.
Filosifi bisnis yang mendasari MLM ini adalah memberi kontribusi kepada
masyarakat dengan memulihkan kesehatan umat manusia.
3.1.2 Arti Logo Tianshi
Tiens berasal dari ejaan bahasa Cina yang disebut TIANSHI yang artinya
“kesehatan dan kesejahteraan” yang merupakan tema perluasan internasional
Tiens di masa depan yang menandai pergeseran grup Tianshi menuju orientasi
dan diversifikasi global pada pergantian abad baru. Rancangan logo tersebut
dipusatkan pada busur dinamis, yang mewakili thema teknologi tinggi,
menyampaikan arti kemungkinan tak terbatas dengan struktur interaktifnya, dan
melambangkan energi yang tidak pernah surut dan pengembangan tanpa henti dari
Gambar 2
Lambang Tiens
Sumber:PT Singa Langit Utama Medan
Diantara warna-warna logo, dapat diartikan sebagai berikut:
Hijau mewakili kesehatan, pertumbuhan, panen, dan perlindungan
lingkungan yang menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan dari operasi
Tianshi.
Kuning berarti kesejahteraan dan harapan yang berfungsi sebagai
dukungan finansial dari usaha global perusahaan.
Hitam melambagkan kekuatan dan kemantapan Tianshi.
Biru berarti kearifan teknologi dan visi.
Merah menampilkan antusiasme, berjiwa muda dan vitalitas, yang