• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja Anggota Organisasi (Studi Pada MLM Tianshi Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja Anggota Organisasi (Studi Pada MLM Tianshi Di Kota Medan)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja Anggota

Organisasi

( Studi Pada MLM Tianshi Di Kota Medan )

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik

Disusun Oleh :

Sri Eliawati

(090903073)

 

     

DEPATEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS

SUMATERA

UTARA

(2)

ABSTRAK

STRATEGI MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA ORGANISASI

( Studi Pada MLM Tianshi di Kota Medan )

Nama : Sri Eliawati

NIM : 090903073

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si

Saat ini dunia bisnis menghadapi era baru persaingan yang sangat ketat. Misalnya dalam industri perdagangan, ketatnya suatu persaingan menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya. Dengan menerapkan strategi motivasi yang tepat, maka para pelaku bisnis harus lebih siap dalam menghadapi era tersebut. Terlebih lagi dalam era globalisasi ini, akan muncul suatu fenomena baru yaitu global consumer (konsumen global), akibatnya perusahaan harus meningkatkan daya saing untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai perbaikan, baik dalam hal harga, promosi, kualitas produk, distribusi, strategi penjualan dan pelayanan maupun strategi perusahaan dalam memberikan motivasi kepada karyawannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh PT Singa Langit Utama Medan dalam mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh adalah melalui wawancara secara langsung kepada pemimpin PT Singa Langit Utama Medan beserta beberapa karyawannya dan wawancara secara langsung dengan beberapa distributor Tianshi. Selain itu data tertulis juga diperoleh melalui bagian administrasi dari PT Singa Langit Utama Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa strategi motivasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para distributor Tianshi yang ada di Kota Medan memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan perusahaan serta perkembangan para distributornya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penjualan produk Tianshi yang setiap tahunnya semakin meningkat walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinga penyusunan skripsi saya yang

berjudul “Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja Anggota

Organisasi (studi pada MLM Tianshi di Kota Medan)” dapat diselesaikan.

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan ke hadirat baginda Nabi besar

Muhammad SAW, yang dengan ajaran-ajarannya saya dapat menghadapi

kehidupan yang semakin mengglobal ini dengan terbekali iman Islam.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk mengikuti

ujian Sarjana S-1 pada Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan Skripsi ini,

penulis banyak menerima bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara.

2. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Departemen Ilmu

Administrasi Negara dan selaku dosen Pembimbing Akademik (PA)

penulis.

3. Bapak Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing penulis

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

(4)

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staff pengajar pada Departemen Ilmu

Administrasi Negara yang telah memberikan pengetahuan serta

pengalaman yang berharga bagi penulis.

5. Seluruh pegawai administrasi Departemen Ilmu Administrasi Negara yang

telah membantu penulis selama penulis kuliah di kampus FISIP ini.

6. Bapak Harry Utomo, SE selaku kepala pimpinan PT Singa Langit Utama

Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

perusahaan tersebut.

7. Kak Iga Kumala Sari, SE selaku kepala administrasi PT Singa Langit

Utama Medan yang telah memberikan informasi dalam bentuk data

kepada penulis.

8. Kak Sofranita Aristiani, Ning Anisa Rizky, dan Ira Destiana selaku

distributor Tianshi yang telah mau diwawancarai oleh penulis untuk

mendapatkan informasi tentang Tianshi.

9. Bapak dan mamak yang telah memberikan kasih sayang yang tulus,

membimbing, mengajari etika dan moral kepada penulis serta senantiasa

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar bisa menjadi

Sarjana S-1 di Universitas Sumatera Utara ini.

10.Abang dan adik-adikku (bang Dedi, Mas Yudi, Bambang, dan Wina) yang

selalu memberi semangat dan motivasi kepadaku untuk optimis dalam

mengejar S-1 ini.

11.Sahabat terdekatku Ijah yang selalu mau menemaniku dalam pengurusan

(5)

12.Sahabatku Panji yang cetar membahana yang selalu memberikan

solusi-solusi dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Sahabatku yang lain Dicky yang selalu memberikan arahan dalam

penentuan judul skripsiku ini serta pasangannya Nitha yang senantiasa

membantu dalam kesusahan.

14.Seluruh rekan-rekan penulis stambuk 2009, Departemen Ilmu Administrsi

Negara terima kasih atas kebersamaannya dalam menjalani hari-hari di

kampus ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir

kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 15 Juli 2013

Penulis

Sri Eliawati

(6)

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Kata pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Kerangka Teori... 6

1.5.1 Strategi... 7

1.5.1.1 Perumusan Strategi... 8

1.5.1.2 Manajemen Strategi ... 9

1.5.2 Motivasi... 10

1.5.2.1 Proses Motivasi... 12

1.5.2.2 Jenis-jenis Motivasi... 13

1.5.2.3 Fungsi Motivasi... 14

(7)

1.5.2.5 Teori Motivasi... 15

1.5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi... 21

1.5.2.7 Motivasi kerja... 22

1.5.3 Organisasi... 24

1.5.4 Manajemen Sumber Daya Manusia... 28

1.5.5 Manajemen Kinerja... 29

1.6 Defenisi Konsep... 30

1.7 Sistematika Penulisan... 31

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian... 33

2.2 Lokasi Penelitian... 33

2.3 Informan Penelitian... 33

2.4 Teknik Pengumpulan Data... 34

2.5 Teknik Analisa Data... 36

2.6 Kerangka Analisis... 38

(8)

3.1.2 Arti Logo Tianshi... 44

3.2 Sejarah Singkat PT Singa Langit Utama Medan... 46

3.2.1 Visi dan Misi PT Singa Langit Utama Medan... 46

3.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 47

3.2.3 Deskripsi Tugas... 48

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Kondisi Lingkungan Internal... 50

4.1.1 Produk Utama Tianshi... 50

4.1.2 Hasil penjualan Produk yang terus Meningkat... 56

4.1.3 Jumlah Distributor yang terus Meningkat... 58

4.2 Kondisi lingkungan Eksternal... 61

4.3 Analisis SWOT... 65

4.3.1 Faktor Internal... 65

A. Kekuatan (Strenght)... 66

B. Kelemahan (Weakness)... 67

4.3.2 Faktor Eksternal... 67

A. Peluang (Opportunity)... 68

(9)

4.3.3 Ringkasan SWOT... 69

4.3.4 Identifikasi Isu... 72

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 74

5.2 Saran... 75

(10)

ABSTRAK

STRATEGI MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA ORGANISASI

( Studi Pada MLM Tianshi di Kota Medan )

Nama : Sri Eliawati

NIM : 090903073

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si

Saat ini dunia bisnis menghadapi era baru persaingan yang sangat ketat. Misalnya dalam industri perdagangan, ketatnya suatu persaingan menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya. Dengan menerapkan strategi motivasi yang tepat, maka para pelaku bisnis harus lebih siap dalam menghadapi era tersebut. Terlebih lagi dalam era globalisasi ini, akan muncul suatu fenomena baru yaitu global consumer (konsumen global), akibatnya perusahaan harus meningkatkan daya saing untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai perbaikan, baik dalam hal harga, promosi, kualitas produk, distribusi, strategi penjualan dan pelayanan maupun strategi perusahaan dalam memberikan motivasi kepada karyawannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh PT Singa Langit Utama Medan dalam mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh adalah melalui wawancara secara langsung kepada pemimpin PT Singa Langit Utama Medan beserta beberapa karyawannya dan wawancara secara langsung dengan beberapa distributor Tianshi. Selain itu data tertulis juga diperoleh melalui bagian administrasi dari PT Singa Langit Utama Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa strategi motivasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para distributor Tianshi yang ada di Kota Medan memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan perusahaan serta perkembangan para distributornya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penjualan produk Tianshi yang setiap tahunnya semakin meningkat walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi melanda sebagian

Negara-negara di kawasan Asia, banyak Negara-negara berkembang dan bahkan Negara-negara maju

seperti Korea Selatan dan Malaysia mengalami hal itu, tetapi saat ini negara

tersebut telah terlepas dari krisis ekonomi yang pernah melandanya. Dan

Indonesia sendiri sampai saat ini masih sulit melepaskan diri dari krisis ekonomi

karena kondisi perpolitikan di dalam negeri yang belum stabil. Akibat krisis yang

berkepanjangan, banyak perusahaan yang tidak lagi mampu melanjutkan roda

usahanya yang pada akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

para karyawannya. Begitu pula banyak bank yang dilikuidasi serta ada empat

bank milik negara dimerger (digabung/disatukan). Salah satu yang menyebabkan

hal ini terjadi ialah akibat maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang

dilakukan sebagian oknum yang tidak ber-perikemanusiaan.

Dalam keadaan tidak menentu seperti itu, muncul bisnis Multi Level

Marketing (MLM) atau disebut juga dengan direct selling yang omzet penjualannya tidak banyak terpengaruh oleh krisis ekonomi, semakin hari

omzetnya semakin meningkat. Sampai-sampai ada perusahaan MLM yang

merevisi target penjualan tahunannya. Meningkatnya target penjualan tersebut

tidak telepas dari strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam pengembangan

(12)

Multi Level Marketing ( MLM ) adalah salah satu strategi pemasaran dengan membangun distribusi untuk menyalurkan produk dan jasa secara

langsung ke konsumen. Strategi seperti ini membuka sebuah peluang bagi

seseorang yang ingin memiliki usaha sendiri (wirausaha). Strategi seperti ini

tidak membutuhkan modal awal yang tinggi. Kebutuhan akan tempat usaha dan

persediaan produk telah disediakan oleh perusahaan, selain itu ada tim manajemen

yang siap membantu semua pekerjaan administrasi yang dibutuhkan oleh seorang

distributor. Oleh karena itu, strategi seperti ini membuat banyak orang yang

dulunya tidak bisa memiliki bisnis sendiri dikarenakan keterbatasan modal

akhirnya bisa menjadi pengusaha dengan hanya menjalankan bisnis MLM.

Banyak jenis barang yang ditawarkan oleh bisnis MLM ini, mulai dari

suplemen kesehatan, alat kesehatan, serta barang-barang kebutuhan rumah tangga

sehari-hari. Dan rata-rata semua barang-barang tersebut laris dipasaran

internasional sehingga bisnis MLM dapat berkembang dengan cepat. Hal itu tidak

terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan MLM dalam

mengembangkan pemasaran produknya. Dan tidak heran jika semakin lama

semakin banyak jumlah distributor MLM.

Meningkat atau menurunnya suatu perusahaan MLM sangat dipengaruhi

oleh sumberdaya manusia yang memiliki bagian yang sangat penting dalam

kemajuan perusahaan, baik dari segi produktivitas (menghasilkan produk)

maupun dalam pemasaran produk perusahaan. Maka dari itu dalam meningkatkan

kinerja para anggota MLM (distributor MLM) atau karyawan, perusahaan

(13)

aspek-aspek yang berkaitan dengannya. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu

biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi.

Motivasi dikalangan anggota organisasi MLM (karyawan) merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya peningkatan kinerja anggota

organisasi (karyawan). Motivasi kerja adalah suatu pendorong bagi karyawan

untuk mau bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh dalam rangka mencapai

tujuan yang diinginkan. Motivasi diperlukan bagi setiap orang untuk melakukan

aktivitas atau pekerjaannya. Motivasi timbul dengan adanya beberapa kebutuhan

yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan tekanan atau rasa ketidakpuasan

tersendiri sehingga mendorong terciptanya kinerja karyawan yang tinggi.

Menurut Handoko (2003:252) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang

yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna

mencapai tujuan. Motivasi juga bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena

seorang pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan

(wants) yang diperlukan oleh seorang bawahan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Motivasi bukan timbul dari dalam diri manusia saja melainkan juga

dari kekuatan-kekuatan lingkungan yang mempengaruhi individu untuk

melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam penyampaian motivasi kepada karyawannya, pimpinan perusahaan

harus menggunakan strategi yang tepat agar kinerja karyawan meningkat sesuai

keinginan perusahaan. Strategi motivasi yang digunakan harus sesuai dengan

kebutuhan para karyawan. Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu rencana

(14)

motivasi kepada karyawan guna mencapai tujuan yang diinginkan yaitu

meningkatkan kinerja karyawan.

Hasibuan (2001) mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Pada dasarnya perusahaan/organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan trampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi organisasi, jika mereka tidak mau bekerja dengan keras.

MLM Tianshi adalah salah satu jenis bisnis MLM yang ada di Indonesia

yang produk utamanya merupakan produk kesehatan yang terdiri dari alat

kesehatan dan suplemen kesehatan. Suplemen utama Tianshi adalah Nutrient

Hight Calsium Powder (Calsium 1) yang merupakan produk paling laris dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Suplemen adalah produk yang digunakan atau

dikonsumsi oleh masyarakat untuk melengkapi makanan yang mengandung satu

atau lebih bahan makanan. Hal itu bisa berupa vitamin, mineral, atau bahan yang

berasal dari tumbuhan atau bahan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi

(AKG).

Selain itu Tianshi juga merupakan salah satu MLM yang ada di Indonesia yang

perkembangan distributornya semakin tahun semakin meningkat. Cara kerja yang

digunakan oleh Tianshi tidak jauh berbeda dengan cara kerja MLM lainnya yang

ada di Indonesia.

(15)

terjadi tidak terlepas dari strategi yang digunakan oleh perusahaan yang menaungi

MLM Tianshi yaitu PT Singa Langit Utama Medan. Perusahaan tersebut

memberikan hal-hal yang dapat memotivasi para karyawan dan distributor agar

mereka mau bekerja keras dalam memajukan MLM Tianshi. Tujuan dilakukannya strategi motivasi ini adalah untuk meningkatkan kinerja para karyawan dan distributor serta mengembangkan MLM Tianshi di Kota Medan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Kota Medan, khususnya yang berkaitan dengan strategi motivasi

yang dilakukan PT Singa Langit Utama Medan dalam meningkatkan dan

mengembangkan Tianshi di Kota Medan. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian dengan judul “Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja

Anggota Organisasi (Studi Pada MLM Tianshi Kota Medan)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi motivasi dalam

meningkatkan kinerja anggota organisasi pada MLM Tianshi di Kota Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi motivasi apa yang digunakan oleh Tianshi

dalam meningkatkan kinerja para anggotanya.

2. Untuk mengetahui apakah strategi motivasi yang digunakan oleh

(16)

3. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh Tianshi dalam

memberikan motivasi kepada para anggotanya.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Secara subjektif, untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan serta

kemampuan berfikir khususnya dalam pembuatan karya ilmiah.

2. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

sumbangan pemikiran yang berguna bagi instansi terkait di dalam

menjalankan bisnis Tianshi.

3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu

Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik di

dalam bidang ini.

4. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan

secara khusus bermanfaat dalam mendorong kepercayaan masyarakat

terhadap bisnis Tianshi.

1.5 Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau

memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu.

Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan

(17)

asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Kerangka teori adalah bagian

dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada

dalam penelitian (Arikunto, 2002:92).

Teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Suatu teori harus dapat

diuji kebenarannya, bila tidak maka dia bukan teori. Untuk itu, maka teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dan

ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudia menjadi

manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara. Pada tahun 1990-an

strategi dapat didefenisikan sebagai penetapan arah kepada manajemen. Dalam

arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana

megidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk

membantu memenangkan persaingan dalam pasar (Dirgontoro, 2001:5).

Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu recana permainan untuk

mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Sedangkan menurut

Rangkuti (2001:13) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan

dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta

prioritas alokasi sumber daya.

(18)

tujuan-cukup dengan sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada

penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata

hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat

dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan yang

dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk

mencapai tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang

sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda.

Menurut Hunger danWheelen (2003:3), strategi mempunyai tiga

karakteristik yaitu:

1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus,

atau tidak dapat ditiru dengan mudah.

2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategi yang memasukkan

sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan

keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan

tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

1.5.1.1 Perumusan Strategi

Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya. Michael

Porter (dalam Kotler, 2000:105) telah merangkum strategi menjadi 3 jenis umum

yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis, yaitu:

1. Keunggulan biaya secara strategis, di sini unit usaha bekerja keras

mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga harganya

dapat lebih rendah dari pada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang

(19)

2. Diferensiasi, di sini unit usaha berkonsenterasi untuk mencapai kinerja

terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai

penting oleh sebagian besar pasar.

3. Focus, disini unit usaha memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen

pasar mengejar pasar yang lebih besar.

1.5.1.2 Manajemen Strategis

Menurut Umar (1999:86) manajemen strategis adalah seni dan ilmu dalam

hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi

(evaluating) keputusan-keputusan strategi antar fungsi yang memungkinkan

sebuah organisasi mencapai tujuan mnjadi kenyataan. Pembuatan (formulating)

strategi adalah proses peyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan

membangun visi dan misi organisasi. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan

untuk pembuatan suatu strategi, yaitu:

1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada

masa depan. Tentukan misi perisahaan untuk mencapai visi yang

dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan

dihadapi oleh perusahaan dalam menjalani misi dan meraih

keunggulan bersaing (competitive advantage).

3. Merumuskan factor-faktor peting ukura keberhasilan sesuai dengan

perubahan lingkungan yang dihadapi.

Penerapan (implementing) strategi adalah proses pelaksanaan visi dan misi

(20)

organisasi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Sedangkan

evaluasi (evaluating) strategi adalah proses penilaian akan efektifitas strategi

terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang diharapkan atau

tidak. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai

analisis situasi program di masa mendatang. Dengan demikian, studi mengenai

manajemen strategi menitik beratkan pada pengamatan dan evaluasi kesempatan

(Opportunity) serta ancaman (Threath) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan

(Strenght) serta kelemahan (Weakness). Sehingga variabel-variabel internal dan

eksternal yang paling penting untuk suatu organisasi dimasa yang akan datang

disebut faktor strategis dan identifikasi melalui analisis SWOT.

1.5.2 Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi merupakan suatu proses dimana seseorang

merasa terdorong untuk melakukan sesuatu. Keberhasilan dari suatu motivasi

seseorang sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yang dimiliki. Motivasi dapat

diartikan berbeda-beda oleh setiap orang sesuai dengan tempat dan keadaan

masing-masing orang.

Menurut Handoko (2003:252) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang

yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna

mencapai tujuan. Setiap pimpinan perlu memahami proses-proses psikologikal

apabila berkeinginan untuk membina karyawan secara berhasil dalam upaya

(21)

Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al (dalam Winardi, 2001)

menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat

internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya

sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu.

Mangkunegara (2005:61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental

karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat

motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat

dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari

dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan.

Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh

factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses

rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi

daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang

akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka

dia akan termotivasi untuk mencapainya.

Salah satu diantara penggunaan istilah dan konsep motivasi ini adalah

untuk menggambarkan hubungan antara harapan dengan tujuan. Setiap orang dan

(22)

Kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan pekerjaan, senantiasa

didasari dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang

atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang

dilakukan sehingga dapat mencapai tujuannya. Dengan kata lain, kebutuhan itu

mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu dalam usaha memenuhi kegiatan

tersebut. Energi atau tenaga yang mendorong individu melakukan kegiatan di

dalam usaha memenuhi kebutuhan ini biasa disebut motivasi.

1.5.2.1 Proses Motivasi

Winardi (2001) menggambarkan proses mekanisme dasar sebagai berikut:

Proses motivasional dasar (winardi,2001:134)

Gambaran mekanisme diatas menggambarkan manusia sebagai mahluk

sosial berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan expektansi.

Kebutuhan, keinginan dan expektansi tersebut menimbulkan

ketegangan-ketegangan pada para manajer, yang di anggap mereka kurang menyenangkan.

Dengan anggapan bahwa perilaku khusus tertentu dapat mengurangi perasaan

yang dimiliki, maka hal tersebut menyebabkan orang yang bersangkutan Kebutuhan,

keinginan dan expektansi

Prilaku Tujuan

(23)

berperilaku. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi

ketegangan tersebut. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan timbulnya

petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang

bersangkutan tentang dampak perilaku. Umpan balik (feed back) kebutuhan,

keinginan expectancy perilaku tujuan.

1.5.2.2 Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Danim (2004:17) ada empat jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari

keuntungan-keuntungan tertentu. Motivasi positif merupakan pemberian

motivasi atau usaha membangkitkan motif, yaitu diarahkan pada usaha untuk

mempengaruhi orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara

memberikan keuntungan tertentu kepadanya.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering kali dikatakan sebagai motivasi yang

bersumber dari rasa takut, sebagai contoh jika seseorang tidak mau bekerja

maka akan muncul rasa takut dikeluarkan dan takut tidak diberi gaji. Motivasi

negatif ini sering kali membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuannya.

3. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul dari dalam diri pegawai sewaktu ia

menjalankan tugas dan kewajiban dan bersumber dari dalam diri pegawai itu

sendiri.

(24)

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat

adanya pengaruh yang ada di luar dari pekerjaan dan dari luar diri pegawai itu

sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesempatan

cuti, rekreasi dan lain-lain. Dan sering juga seseorang mau bekerja karena

semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai.

1.5.2.3 Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (dalam Qym, 2009) fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai,

sehingga motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

1.5.2.4 Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2003:97), adapun tujuan pemberian motivasi kepada

para pegawai adalah:

1. Dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

2. Dapat mendorong semangat dan gairah kerja pegawai.

3. Dapat mempertahankan kestabilan pegawai.

4. Dapat meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai.

(25)

6. Dapat meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai.

7. Dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai.

8. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi

pegawai.

9. Dapat mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap

tugas-tugasnya.

10.Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

1.5.2.5 Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli akan

dipaparkan berikut ini sebagai bahan referensi dan pengetahuan dalam

menganalisis dan mengkaji tentang hakikat motivasi itu sendiri. Beberapa teori

motivasi yang telah diberikan oleh para ahli antara lain:

a. Teori hierarki kebutuhan Maslow

Abraham Maslow (dalam Gomes, 2000:188) seorang pelopor teori

motivasi dari Brandeis University. Maslow mengemukakan mengenai teori

hierarki kebutuhan manusia yang banyak menjadi titik acuan oleh sebagian

besar para sarjana untuk memahami motivasi. Teori ini didasarkan atas tiga

asumsi pokok, yakni:

a) "People are wanting animals. Their desires are never completely

satisfied. As soon as one of his need is satisfied, another appears in its place.

This process is unending. It continues from birth to death" (Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginan mereka tidak

(26)

langsung muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir. Proses

ini berlangsung dari lahir hingga mati).

b) "A satisfied need is not a motivator of human behavior" (kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi

perilaku manusia).

c) "Human needs are arranged in a hierarchy of importance" (kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya

kebutuhan).

Kebutuhan-kebutuhan manusia yang telah diidentifikasi oleh Maslow

(dalam Slameto 1995:171) yaitu terdiri atas delapan tingkatan kebutuhan

yaitu:

1) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat

primer dan vital, hal ini mencakup perasaan lapar, haus, dan seks.

2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan ekspresi dari rangsangan

individu akan keamanan dalam lingkungan seperti terlindung dari ancaman

kemiskinan.

3) Kebutuhan sosial sebagai ekspresi perasaan turut tergolong atau

"belongingness" meliputi kebutuhan akan dicintai atau diperhitungkan

sebagai pribadi.

4) Kebutuhan penghargaan sebagai tindakan untuk berhubungan dengan pihak

lain dalam menghargai termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi atau

(27)

5) Kebutuhan mengetahui atau mengerti sebagai kebutuhan manusia untuk

memuaskan rasa ingin tahunya.

6) Kebutuhan estetik merupakan wujud kebutuhan akan keteraturan dan

keseimbangan.

7) Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk mengaktualisasikan

potensi-potensi tertentu dan lebih cenderung mentransformasikan potensi

dalam prestasi.

8) Kebutuhan akan perasaan bahwa dirinya lebih penting dari orang lain.

Kebaikan teori tingkat kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut :

a) Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu

jamak (yang teridiri dari kebutuhan materiil dan non materiil) dan

bobotnya bertingkat-tingkat.

b) Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku dan bekerja adalah

untuk dapat memenuhi kebutuhannya (materiil dan non materiil)

yang akan memberikan kepuasan baginya.

c) Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial

ekonominya.

d) Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling

sesuai untuk meransang semangat bekerja bawahannya.

(28)

a) Menurut teori kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat atau

hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai

sekaligus dan kebutuhan manusia itu seperti siklus (berulang-ulang).

b) Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba

kebenarannya karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar

pengamatannya saja (Hasibuan, 2001:56).

b. Teori motivasi Alderfer (Alderfer's ERG Theory)

Teori ERG berasal dari kepanjangan "Existence, Relatedness, dan

Growth". Clayton Alderfer (dalam Thoha 2001:204) memberikan perluasan lebih lanjut dari teori Herzberg dan Maslow. Alderfer merumuskan suatu model

penggolongan kebutuhan segaris dengan bukti-bukti empiris. Menurut Alderfer

ada tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan, yakni;

1) Kebutuhan akan keberadaan (Existence Need), adalah suatu

kebutuhan akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini sama artinya

dengan kebutuhan fisik atau fisiologis Maslow.

2) Kebutuhan berhubungan (Relatedness Need), adalah suatu

kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan

hubungan sosial dan bekerjasama dengan orang lain.

3) Kebutuhan untuk berkembang (Growth Need), adalah suatu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari

(29)

c. Teori tiga kebutuhan McClelland

McClelland memberikan teori yang dikenal dengan "McClelland

Achievement Motivation Theory" atau Teori Tiga Kebutuhan. McClelland (dalam Siagian, 1996:167) menyatakan bahwa pemahaman tentang motivasi

akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap orang mempunyai

tiga kebutuhan yaitu;

(1) "Need for achievement (n Ach)" yaitu bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Bagi seseorang yang memiliki n

Ach yang besar maka akan berusaha berbuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain.

(2) "Need for Power (n Po)" yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang

lain. Seseorang dengan n Po yang besar biasanya mempunyai kondisi persaingan dan orientasi status serta memberikan perhatian pada hal-hal yang

memungkinkan untuk memperbesar pengaruhnya.

(3) "Need for Affiliation (n Aff)", kebutuhan Affiliasi merupakan kebutuhan nyata bagi manusia sebagai makhluk sosial terlepas dan kedudukan, jabatan,

dan pekerjaan.

Teori motivasi McClelland dapat dilihat implementasinya dalam

kehidupan berorganisasi yaitu adanya (1) upaya seseorang untuk meraih

(30)

jelas dengan batas wewenang tertentu sehingga memudahkan dalam pengawasan,

dan (3) upaya kerjasama yang baik dalam organisasi.

d. Teori motivasi dua faktor Herzberg

Frederick Herzberg (dalam Terry dan Rue, 2000:175) mengembangkan

teori motivasi, yang terutama sekali berkaitan dengan motivasi melalui pola kerja.

Teori Herzberg didasarkan pada kepercayaan, bahwa faktor-faktor yang

meniadakan motivasi "demotivate" atau membalikkan "tum off'. Pegawai-pegawai adalah berbeda dari faktor-faktor yang memotivasi atau

mengembalikan "turn on" pegawai. Herzberg mempertahankan, bahwa

faktor-faktor yang cenderung untuk meniadakan motivasi pegawai biasanya bersangkut

paut dengan lingkungan kerja.

Faktor-faktor ini meliputi hal-hal yaitu status kerja, relasi-relasi antar

perorangan dengan para pegawai, gaya pengawasan yang diterima orang itu,

kebijakan perusahaan, kepastian kerja, kondisi-kondisi kerja, upah, dan

segi-segi kehidupan pribadi, yang dipengaruhi oleh situasi pekerjaan. Herzberg

mengacu kepada faktor organisasi ini sebagai "hygiene organisasi maintenance

factors" faktor-faktor keberhasilan atau pemeliharaan. Istilah-istilah ini dipilih, karena faktor-faktor dipahami sebagai mempunyai sifat "preventive" mencegah. Menurut Herzberg faktor-faktor yang memotivasikan orang

banyak adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kerja itu sendiri berlainan

(31)

itu. Herzberg mempertahankan bahwa motivasi yang benar adalah terjadi

kalau terdapat faktor-faktor motivators dan keberhasilan.

1.5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Duncen (2002:203)

adalah:

1. Faktor-faktor Sikap

Sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap

seseorang dapat berubah. Apabila seseorang mempunyai sifat positif pada

umumnya ia mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya, demikian pula

sebaliknya.

2. Pengalaman

Seseorang bertindak biasanya berdasarkan pada pengalaman mereka pada

masa lalu. Ketika mereka melakukan sesuatu tindakan tersebut

mendapatkan sesuatu yang baik, maka tindakan itu akan diulang kembali.

3. Harapan

Semakin besar harapan seseorang untuk mendapatkan sesuatu semakin

kuat pula motivasi yang ada pada diri mereka.

4. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara yang digunakan seseorang untuk

berkreasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian berpengaruh

terhadap diri seseorang. Sebagai contoh kepribadian seseorang

(32)

1.5.2.6 Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan (1999:95) menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah

pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar

mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan.

Senada dengan definisi di atas, Siagian (1996:138) mengemukakan bahwa

motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi

mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau

keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan

yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka

pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya. Motivasi juga merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan

perbuatannya.

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: (1)

Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang

berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,

(2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan (3)

Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam

diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil

(33)

Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu organisasi, sangat

ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor

motivasi sebagai daya pendorong atau penguat (reinforcement) sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu,

pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan. Menurut

Salusu (2000:429) bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena

dirangsang oleh motivasi. Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai

berikut :

1) Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik.

2) Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik.

3) Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting.

4) Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan.

5) Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik.

6) Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi.

7) Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya.

8) Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan.

9) Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang.

10) Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan.

11) Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan.

(34)

13) Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk.

14) Jaminan adanya keamanan kerja yang prima.

15) Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik.

Menurut Gomes (2001:180) bahwa faktor-faktor motivasi kerja terdiri dari

dua bagian yaitu faktor individual dan faktor organisasional. Yang tergolong

faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitudes), dan kemampuan (ability). Sedangkan yang tergolong faktor

organisasional meliputi; pembayaran gaji/upah, keamanan pekerjaan, hubungan

sesama pegawai, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri

(internal) maupun dari luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

sebaik-baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.

1.5.3 Organisasi

Pengertian organisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap

bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah

ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa

orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang

(35)

2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem

perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang

bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan

alat dan wadah saja.”

3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur

pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok

orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk

bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

4. James D. Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every

human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan

bersama.

5. Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system

kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of

cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.

6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a

collection people, arranged into groups, working together to achieve some

common objectives).

(36)

Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Menurut Henry Fayol (dalam Wursanto 2002:219) ada 14 prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pembagian kerja (division of work).

2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility). 3. Prinsip disiplin (discipline).

4. Prinsip kesatuan komando (unity of command). 5. Prinsip kesatuan langkah (unity of direction).

6. Prinsip subordinasi minat individu di bawah minat pada umumnya

(subordination of individual interest to general interest).

7. Prinsip pemberian hadiah (remuneration).

8. Prinsip sentralisasi atau pemusatan (centralization). 9. Prinsip jenjang hirarki (line of authority/hierarchie). 10. Prinsip ketertiban (order).

11. Prinsip kesamarataan (equity).

12. Prinsip stabilitas jabatan pegawai (stability of personel). 13. Prinsip inisiatif (iniciative).

14. Prinsip kesatuan jiwa korp (esprit de corp).

Tujuan organsasi

(37)

1. Tujuan memberikan pedoman terhadap arah dan upaya individu dan kelompok di dalam sebuah organisasi.

2. Tujuan mempengaruhi bagaimana organisasi merencanakan dan mengordinasikan aktivitasnya.

3. Penggunaan tujuan memberikan landasan untuk memotivasi individu agar bekerja dengan efektif dan efisien.

4. Tujuan menjadi basis untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktifitas organisasi.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah pola pelaporan hubungan formal, hirarki dan jenis divisi pekerjaan, serta merupakan alat untuk mengkoordinasikan berbagai bagian struktur organisasi yang berbeda akan mempengaruhi sistem manajemen SDM. Organisasi yang berbeda dalam tingkat spesialisasi pekerjaannya akan menggunakan hirarki untuk menyelesaikan masalah, bersandar pada kebijakan dan prosedur standar dan menerapkan sistem pengupahan yang mendorong kepatuhan pada kekuasaan. Akhirnya dalam perencanaan SDM harus mempertimbangkan struktur organisasi.

Iklim Organisasi

(38)

1.5.4 Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara sederhana pengertian manajemen sumber daya manusia adalah

mengelola, atau mengatur manusia. Menurut Henry Simamora (1995) manajemen

SDM diartikan sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian

balas jasa, dan pengelolaan terhadap individu organisasi atau kelompok kerja.

Manajemen SDM juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,

penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi

kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus. Manajemen

SDM yang efektif mengharuskan manajer untuk menemukan cara yang terbaik

dalam mengkaryakan orang. Tapi dissamping itu manajemen SDM yang efektif

juga mengharuskan agar anggota organisasi dapat mencapai tujuan pribadinya.

Para manajer haruslah mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan

karyawan, komitmennya, keterlibatannya dalam kehidupan organisasi,

memperbaiki kualitas lingkungan kerja dan juga meningkatkan efisiensi dan

produktifitas karyawan.

Menurut Dessler (1997, jilid 1) manajemen SDM adalah kebijakan dan

praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM

dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,

pengimbalan dan penilaian.

Menurut Mathis dan Jackson (2001, jilid 1) manajemen SDM

berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasiuntuk

menentukan efektifitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk

(39)

Defenisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen SDM

merupakan aktifitas atau kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan

fungsi-fungsi manajemen mulai dari merencanakan hingga pada fungsi-fungsi pengendalian

pada SDM sehingga sumber daya di dalam organisasi dapat digunakan secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan karyawan, organisasi dan

masyarakat.pencapaian tujuan dari ketiga pihak tersebut tidak dapat dipisahkan

karena apabila ada tujuan yang tidak tercapai maka pendekatan manajemen SDM

gagal. Pencapaian tujuan bersama merupakan hal yang utama dalam organisasi.

1.5.5 Manajemen Kinerja

Kinerja dalam bahasa asing yaitu performance yang berarti penampilan

atau unjuk kerja atau prestasi. Benardin dan Russel dalam Keban (2004)

menekankan kinerja pada outcome yang dihasilkan setelah suatu pekerjaan atau

aktifitas dijalankan selama kurun waktu tertentu.dengan demikian kinerja

mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode

tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang dinilai. Outcome

atau pencapian hasil dapat dinilai melalui pelaku, yaitu yang dihasilkan oleh

individu (kinerja individu), oleh kelompok (kinerja kelompok), oleh institusi

(40)

I.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk meggambarkan

secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi

pusat perhatian ilmu social. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat

menyederhanakan pemikirannya dengan meggunakan satu istilah untuk beberapa

kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

(Singarimbun.1995:33)

Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar

penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis

teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Strategi

Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai

tujuan-tujuan, mengatasi segala kesulitan dengan suatu tujuan dan sebuah strategi

tidak cukup dengan sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah

sampai pada penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa

strategi tidak semata-mata hanya sebuah pola perencanaan saja, namun

bagaimana strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan

sumber-sumber dan kemampuan yang dimilikinya.

2. Motivasi

Motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi

sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas

tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses,

(41)

motivasi dalam diri seseorang yang melalui proses rangsangan belajar

sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi dipandang

dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan

dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka

dia akan termotivasi untuk mencapainya.

3. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang

berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin

dicapai, motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu

yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan

organisasi, dan motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya

efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau

keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.

4. Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah dimana sekumpulan orang saling bekerjasama di dalamnya sehingga terbentuk suatu hubungan kerja dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini ditulis dalam enam bab, yang terdiri dari:

(42)

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

peelitian, kerangka teori, defenisi konsep, definisi operasioal, dan

sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penulisan, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian

yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, social, ekonomi

dan pemerintahan.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Bab ini membahas dan menyajikan tentang hasil data-data yang

diperoleh saat penelitian dan memberikan interpretasi atas

permasalahan yang diajukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai

(43)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman (2009:4) penelitian

dengan menggunakan metode deskriptif bermaksud membuat penyandaraan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian

yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta

menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MLM Tianshi PT Singa Langit Utama

Medan, Jln.Multatuli, Blok E, No.30 Komplek Multatuli Indah, Medan 20151 Tel:

0062 61 4539491, Fax: 0062 614530525.

2.3 Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Kendarso (Usman 2009:56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif

tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang

dilakukan sehingga subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan

(44)

penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan

yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu: (Suyanto,

2005:171)

1. Informan kunci (key informan) , yaitu mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian,

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti,

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian menentukan informan dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu: penentuan informan tidak

didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya

tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian yang

terdiri atas:

1. Yang menjadi informan kunci (Key Informan) yaitu kepala PT Singa Langit Utama Medan.

2. Informan Utama meliputi para distributor MLM Tianshi Kota Medan.

3. Informan tambahan, yaitu karyawan di PT Singa Langit Utama Medan dan

calon distributor MLM Tianshi.

(45)

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari

data mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik

pengumpulan data sekunder.

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang

langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian, teknik ini dapat

dilakukan dengan cara:

a. Wawancara : Tanya jawab antara pewawancara dengan yang

diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu

hal. Menurut Moleong (2007:186) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan (interviewer) dan

pewawancara yang memeberikan jawaban atas pertanyaan (interviewee). b. Observasi : Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik

penelitian yang sangat penting karena peneliti dapat menggambarkan

situasi yang terjadi pada tempat yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data Sekunder adalah Teknik pengumpulan data

sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik

pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan

(46)

a. Studi Kepustakaan : yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, literature, internet dan sumber-sumber lain yang memiliki kaitan

dengan penelitian ini

b. Studi Dokumentasi : teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber

lain yang terkait dengan objek penelitian. (Bungin.2007:116-117)

2.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa matrik

SWOT pada tataran makro, baik pada lingkungan internal maupun eksternal

dimana sub dinas kebudayaan dan pariwisata terikut dalam analisis karena

kedudukan dan peran yang dimaikan oleh sub dinas kebudayaan dan pariwisata

dalam promosi objek wisata di Kabupaten Solok.

Teknik akan dilakukan untuk memetakan isu atau faktor strategis adalah

analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat Analysisi), sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut.

Melalui analisis SWOT maka dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis

yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang untuk promosi objek wisata.

Teknik analisis SWOT merupakan tahap awal upya menemukan isu

strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi promosi dalam

pengembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Solok. Diagram matrik

(47)

Tabel I

Sumber : Wahyudi,Sri Agustinus (1996 : 105)

Beberapa strategi yang diperoleh dari teknik analisis SWOT ini sebagai

berikut :

1. Strategi SO (Strength Opportunity) : memperoleh keuntungan dari peluang

yang tersedia di lingkungan eksternal.

2. Strategi WO (Weakness Opportunity) memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

3. Strategi ST (Strength Threat) menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang datang dari lingkungan eksternal.

4. Strategi WT (Weakness Threat) memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari eksternal.

Isu strategis berdasarkan pengertiannya adalah konflik satu jenis atau lainya.

Konflik bisa terjadi pada aras tujuan, cara, prinsipil, lokasi, waktu dan

kelompok-kelompok yang memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian akibat

(48)

dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan akan terjadinya konflik yang

biasanya tidak dapat di hindari.(Bryson, 1999:65)

2.6 Kerangka Analisis

Untuk mempermudah penyajian data dan pemahaman mengenai isi dari

analisa aplikasi manajemen strategis dalam memotivasi para distributor untuk

meningkatkan kinerjanya, maka berikut ini akan disajikan kerangka berfikir dari

keseluruhan analisis yang akan dilakukan dalam kerangka penelitian ini.

(49)

Gambar 1

Kerangka Berfikir

MANDAT Pola dasar motivasi yang

(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Tianshi

Tianshi didirikan pada tahun 1995 oleh Mr. Li Jin Yuan dengan

mendirikan China's Tianshi Group dan go international pada tahun 1998. Tianshi memanfaatkan ilmu pengobatan tradisional yang sudah turun temurun sepanjangg

5.000 tahun di Cina. Tianshi International Holdings Group Ltd, berkantor di pusat

kota Beijing di kawasan Henderson Center. Bangunan gedungnya megah,

memiliki menara jam yang memberikan kesan indah bak istana. Lebih dari 3.200

karyawan bekerja untuk Tianshi Group. Dari jumlah karyawan ini, 1.200 orang merupakan ahli di bidang bio-farmasi, professor, peneliti, dokter, master, dan

sejumlah manajemen personalia.

Berdasarkan ilmu biologi dan kehidupan, Tianshi menggunakan "High

Tech Research” untuk menghasilkan produk-produk yang bersaing di dunia International. Dengan dana besar Tianshi membeli hak paten Bioteknologi

modern untuk ekstraksi kalsium organik yang dikembangkan oleh Akademis

Sains Cina. Beberapa penghargaan telah diterima, baik dari dalam maupun dari

luar negeri.

Pada bulan Juli 1995, Tianshi mengadopsi "Sistem Network Marketing"

dan dengan sistem manajemen yang unik, Tianshi telah berhasil mengembangkan

pasaran global dengan cepat, sehinga Tianshi Group telah menjelma menjadi sebuah perusahaan manufaktur international yang memiliki keunggulan dalam

(51)

finansial. Tianshi Group telah membuka jalan kemajuan yang cocok dan dapat diaplikasikan diseluruh dunia.

Marketnya ada di 190 negara di seluruh dunia dan 10 Juta keluarga di

dunia telah menjadi konsumen sekaligus distributor Tianshi. Jumlah stockist di

seluruh dunia telah mencapai 50.000 stockist. Tianshi juga memiliki cabang di 104 negara di dunia antara lain di Amerika Serikat (USA), Kanada, Brasil, Chili,

Argentina, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Yunani, Arab, Libanon,

Israel, Rusia, Ukraina, Kazakhastan, Mesir, Cote, Nigeria, Kenya, Afrika Selatan,

Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, India, Filipina, Kamboja,

Vietnam, Laos, Burma, India, Bangladesh, Pakistan, Srilanka, Australia dan

Hongkong.

Sebagai salah satu perusahaan MLM di dunia, Tianshi Group telah

berkembang menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Cina, sekaligus menjadi

salah satu pemegang bisnis MLM yang memiliki area pasar international terbesar

di dunia. Pada Desember 2002, Tianshi Group menerima penghargaan Berbasis MLM Tingkat Nasional” dan “Riset Berbasis Makanan Suplemen Tingkat

Nasional” dari Badan Riset Republik Rakyat Cina. Pada saat itu juga

sahamTianshi berhasil dipasarkan di pasar saham Amerika Serikat (American

Stock Exchange).

Tianshi menempatkan kepedulian sosial sebagai salah satu peran penting

yang dijalankan. Sebagaimana diungkap oleh Forbes 2001, Tianshi telah

menyumbang US$ 30 Juta (Rp. 270 milyar) untuk amal, dan itu bukan

(52)

korban gempa dan Tsunami di Aceh melalui PMI serta US$ 1 juta melalui Palang

Merah International.

Sejak 2001, Tianshi Group membawa visi bisnisnya ke Indonesia dengan membangun kantor cabang di Jakarta, Surabaya, Bandung, Palembang, Sulawesi,

Medan dan Kalimantan. Dan untuk mendukung strategi perkembangannya pada

bulan September 2006 yang lalu, Tianshi telah mengadakan acara ulang tahun

ke-11 di Jakarta dengan dihadiri lebih dari 100 ribu distributor dari 100 negara dan

tercatat dalam rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai acara dengan

jumlah peserta terbesar dari berbagai negara. Pada kesempatan itu lebih dari 300

BMW, lebih dari 100 kapal pesiar, lebih dari 80 helikopter dan lebih dari 20 villa

mewah diberikan secara gratis sebagai penghargaan kepada distributor berprestasi.

Keberhasilan tianshi masuk ke Indonesia, dirasakan oleh pelajar dan

mahasiswa di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, khususnya bisnis

ini juga mulai berkembang di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun

2009. Bisnis Tianshi terus tumbuh dan semakin banyak mahasiswa yang menjadi

pelaku MLM ini. Bahkan distributor MLM Tianshi di kalangan mahasiswa

semenjak tahun 2009 semakin berkembang sampai sekarang.

Perkembangan Bisnis Tianshi

 Perusahaan berteknologi tinggi, Tianshi Group berdiri pada tahun 1992.

Tianshi Group berkantor pusat di Henderson Centre Beijing dan memiliki pabrik di pusat Industri Teknologi Modern Tianjin dengan bangunan

seluas 120.000 m2 di atas tanah seluas 68.000 m2.

 Pada tahun 1995, Tianshi mengadopsi sistem marketing network yang

(53)

dolar AS) pada 1997 menjadi 2,12 miliar Yuan (297 juta dolar Amerika)

dalam waktu setahun, naik lebih dari dua kali lipat.

 Tahun 1998, Tianshi mulai berekspansi ke pasar internasional. Tianshi

membuka kantor pemasaran ke beberapa Negara utama di dunia seperti

Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Asia Pasifik, dan Kawasan Eropa.

 Pada tahun 2001, Tianshi membuka kantor pemasaran di Indonesia. Saat

ini, jaringan pemasaran Tianshi sudah meliputi di lebih dari 190 negara.

 Tahun 2007, Tianshi mengembangkan Supermarket MLM pertama di

dunia dengan image Banner Store. Banner Store merupakan penggabungan antara Retail dengan Marketing Network . Di Indonesia,

Banner Store sudah dibuka di enam kota: Jakarta, Surabaya, Denpasar

(Bali), Bandung, Medan, dan Pekanbaru. Rencananya, di setiap kota

dimana ada kantor Tianshi akan dibuka Banner Store. Saat ini sudah ada

sekitar 13 kantor Tianshi di 13 kota besar di Indonesia. Tianshi

merencanakan membuka lebih dari 1000 Banner Store di seluruh dunia.

 Presiden Tianshi Li Jin Yuan telah menetapkan strategi untuk membawa

Tianshi Group masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbesar di dunia, Fortune 500.

 Tianshi bekerjasama dengan Microsoft dalam mengembangkan produk

(54)

3.1.1 Visi dan Misi Tianshi

Tianshi mempunyai visi dan misi yang jelas dan luhur bagi masa depan.

Visi yang dicanangkan adalah “berada di deretan terdepan dalam industri

penjualan langsung dunia.” Salah satu ungkapan yang juga visi tianshi “Dari

Masyarakat, Untuk Masyarakat”.

Misi Tianshi yaitu “Menyehatkan Umat Manusia dan Mensejahterakan

Masyarakat” yang diwujudkan dengan menyediakan bagi para konsumen dunia

produk berkualitas dan kesempatan pendidikan dan kesejahteraan, meningkatkan

kualitas hidup, dan membangun sebuah masyarakat internasional yang harmonis.

Filosifi bisnis yang mendasari MLM ini adalah memberi kontribusi kepada

masyarakat dengan memulihkan kesehatan umat manusia.

3.1.2 Arti Logo Tianshi

Tiens berasal dari ejaan bahasa Cina yang disebut TIANSHI yang artinya

“kesehatan dan kesejahteraan” yang merupakan tema perluasan internasional

Tiens di masa depan yang menandai pergeseran grup Tianshi menuju orientasi

dan diversifikasi global pada pergantian abad baru. Rancangan logo tersebut

dipusatkan pada busur dinamis, yang mewakili thema teknologi tinggi,

menyampaikan arti kemungkinan tak terbatas dengan struktur interaktifnya, dan

melambangkan energi yang tidak pernah surut dan pengembangan tanpa henti dari

(55)

Gambar 2

Lambang Tiens

Sumber:PT Singa Langit Utama Medan

Diantara warna-warna logo, dapat diartikan sebagai berikut:

 Hijau mewakili kesehatan, pertumbuhan, panen, dan perlindungan

lingkungan yang menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan dari operasi

Tianshi.

 Kuning berarti kesejahteraan dan harapan yang berfungsi sebagai

dukungan finansial dari usaha global perusahaan.

 Hitam melambagkan kekuatan dan kemantapan Tianshi.

 Biru berarti kearifan teknologi dan visi.

 Merah menampilkan antusiasme, berjiwa muda dan vitalitas, yang

Gambar

Tabel I Matrik SWOT
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Gambar 2 Lambang Tiens
Gambar 3  STRUKTUR ORGANISASI
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada kenyataanya dalam proses pembelajaran permainan di sekolah masih dalam bentuk permainan yang sesuai dengan peraturan yang baku, baik dalam hal peralatan,

Inflasi Tahun Kalender Kota Balikpapan sampai dengan bulan September 2017 mencapai 1,47 persen, dan tahun 2016 tercatat Inflasi sebesar 2,79 persen sedangkan tahun 2015

Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali yang bersifat depresan umum

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive

Dalam tuturan novel, penulis jarang menemukan penggunaan strategi tidak langsung, hanya sedikit dari strategi ini yang digunakan oleh penutur, biasanya penutur

Rekomendasi untuk melindungi tenaga kerja Rekomendasi untuk melindungi tenaga kerja anak tentu akan lebih baik dengan memenuhi anak tentu akan lebih baik dengan memenuhi

Di wilayah Jakarta Barat ada lebih dari 3 (tiga) perguruan tinggi yang memiliki program studi/peminatan Humas, tetapi penulis hanya memilih 3 (tiga) perguruan

Indikator Kinerja Utama (IKU) tentang prosentase siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak penyalahgunaan