LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I
ANALGESIK DAN PELEMAS OTOT ANALGESIK DAN PELEMAS OTOT
Disusun oleh: Disusun oleh:
Kelompok 6 Kelompok 6
1.
1. Istiqomah Madlelah Istiqomah Madlelah (0661 (0661 11 11 062)062) 2.
2. Ayu Faujiah Ayu Faujiah Lestari Lestari (0661 11 (0661 11 075)075) 3.
3. M. M. Ikhwan Ikhwan Adi Adi Permana Permana (0661 (0661 11 11 089)089) 4.
4. Ita Ita Chaerunnisa Chaerunnisa (0661 (0661 11 11 099)099) 5.
5. Doni Ardiansyah Doni Ardiansyah (0661 (0661 12 12 703)703)
Dosen Pembimbing : Dosen Pembimbing : 1.
1. Drh. Mien R., M.Sc., Ph.DDrh. Mien R., M.Sc., Ph.D 2.
2. E. Mulyati Effendi., MSE. Mulyati Effendi., MS 3.
3. Yulianita., M.FarmYulianita., M.Farm
LABORATORIUM FARMASI LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR BOGOR 2013 2013
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN
1.
1. TTDTTD
((Istiqomah MadlelahIstiqomah Madlelah)) NPM 0661 11 0
NPM 0661 11 06262
2.
2. TTDTTD
((Ayu Fauziah LestariAyu Fauziah Lestari)) NPM 0661 11 0
NPM 0661 11 07575
3.
3. TTDTTD
((M. Ikhwan Adi PermanaM. Ikhwan Adi Permana)) NPM 0661 11 0
NPM 0661 11 08989
4.
4. TTDTTD
((Ita ChaerunnisaIta Chaerunnisa)) NPM 0661 11 0 NPM 0661 11 09999
5.
5. TTDTTD
((Doni ArdiansyahDoni Ardiansyah)) NPM 0661 12 7 NPM 0661 12 70303
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Sebagian besar obat analgetik merupakan obat yang bersifat Sebagian besar obat analgetik merupakan obat yang bersifat simptomatis (bekerjau ntuk menghilangkan gejala, tetapi tidak simptomatis (bekerjau ntuk menghilangkan gejala, tetapi tidak menghilangkan
menghilangkan penyakit). penyakit). Analgesik merupakan Analgesik merupakan obat obat penghalang/penghalang/ penghilang
penghilang nyeri nyeri tanpa tanpa menghilangkan menghilangkan kesadaran penderita.Obat kesadaran penderita.Obat analgetik- analgetik-antipiretik serta obat anti-inflamasi non-steroid merupakankelompok obat antipiretik serta obat anti-inflamasi non-steroid merupakankelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak kimia.Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan
persamaan dalam dalam efek terapi efek terapi maupun maupun efek efek samping samping karena karena kerjanyakerjanya berdasarkan
berdasarkan penghambatan penghambatan biosintesa prostaglandin. biosintesa prostaglandin. Prototipe Prototipe obat obat AINSAINS adalah aspirin, karena itu obat golongan ini seringdisebut juga sebagai obat mirip adalah aspirin, karena itu obat golongan ini seringdisebut juga sebagai obat mirip aspirin (aspirin-like drugs).Kebanyakan obat AINS yang tersedia menghambat enzim aspirin (aspirin-like drugs).Kebanyakan obat AINS yang tersedia menghambat enzim cyclooxygenase 1 (COX-1 yang bersifat konstitutif) dan cyclooxygenase 2 cyclooxygenase 1 (COX-1 yang bersifat konstitutif) dan cyclooxygenase 2 (2 yg dirangsang olehinflamasi). Obat yang hanya menghambat (2 yg dirangsang olehinflamasi). Obat yang hanya menghambat COX-2 di
2 dinamakan namakan obat obat AINS AINS yang byang bersifersifatseatselelekkttifif..
1.2 Tujuan 1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui efek analgetik dengan menggunakan metodaMahasiswa mengetahui efek analgetik dengan menggunakan metoda Woolfe-Mac Donald
Woolfe-Mac Donald
Mahasiswa dapat mengetahui efek obat pelemasMahasiswa dapat mengetahui efek obat pelemas
Mahasiswa dapat mengetahui obat-obat yang bekerja pada syaraf Mahasiswa dapat mengetahui obat-obat yang bekerja pada syaraf otonom
otonom
1.3 Hipotesis 1.3 Hipotesis
a)
a) Evaluasi Efek Analgesik Evaluasi Efek Analgesik b)
b) Pelemas OtotPelemas Otot
Hipotesisnya untuk mencit pertama yang diperlakukan dengan Hipotesisnya untuk mencit pertama yang diperlakukan dengan penyuntikan
penyuntikan diazepam diazepam dan dan strignin strignin memberikan memberikan efek efek antagonisantagonis dimana ketika strignin disuntikan setelah penambahan diazepam, dimana ketika strignin disuntikan setelah penambahan diazepam, efek stimulan dari strignin akan lebih lama atau melemah karena efek stimulan dari strignin akan lebih lama atau melemah karena kerja obat strignin dihambat oleh obat diazepam.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA II.1 Analgesik II.1 Analgesik N
Nyyeerri i mmeerruuppaakkaan n ssuuaattu u kkeeaaddaaaan n yyaanng g ttiiddaak k nnyyaammaan n ddaan n mmeennyyiikkssa a bbaaggii penderitanya, namun terkadang nyeri
penderitanya, namun terkadang nyeri dapat digunakan sebagai tanda dapat digunakan sebagai tanda adanyaadanya kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan manifestasi dari terjadinya kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan manifestasi dari terjadinya kerusakan
kerusakan jaringan, dimana jaringan, dimana nyeri merupakan nyeri merupakan salah satu salah satu gejalanya karenagejalanya karena dipandang merugikan maka inflamasi memerlukan obat untuk dipandang merugikan maka inflamasi memerlukan obat untuk mengendalikannya. Obat analgetik atau biasa disebut obat penghilang atau mengendalikannya. Obat analgetik atau biasa disebut obat penghilang atau setidaknya mengurangi rasa nyeri yang hebat pada tubuh seperti patah setidaknya mengurangi rasa nyeri yang hebat pada tubuh seperti patah tulang dan penyakit kanker kronis. Obat analgesik adalah obat yang mempunyai efek tulang dan penyakit kanker kronis. Obat analgesik adalah obat yang mempunyai efek menghilangkan atau mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran atau menghilangkan atau mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran atau fungsi sensorik lainnya. Obat analgesik bekerja dengan meningkatkan fungsi sensorik lainnya. Obat analgesik bekerja dengan meningkatkan ambang nyeri, mempengaruhi emosi (sehingga mempengaruhi persepsi ambang nyeri, mempengaruhi emosi (sehingga mempengaruhi persepsi nyeri), menimbulkan sedasi atau sopor (sehingga nilai ambang nyeri naik) nyeri), menimbulkan sedasi atau sopor (sehingga nilai ambang nyeri naik) atau mengubah persepsi modalitas nyeri. Analgetika merupakan suatu atau mengubah persepsi modalitas nyeri. Analgetika merupakan suatu senyawa atau
senyawa atau obat obat yang dipergunakan untuk yang dipergunakan untuk mengurangi rasa smengurangi rasa sakit ataakit atauu nyeri (diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada tubuh misalnya nyeri (diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan kerusakan rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan
pada jaringan yang memicu pelepasan mediatyang memicu pelepasan mediator nyeri seperti or nyeri seperti brodikinin danbrodikinin dan prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf
prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer danperifer dan diteruskan ke otak) yang secara umum dapat dibagi dalam dua golongan, diteruskan ke otak) yang secara umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu analgetika non narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan analgetika yaitu analgetika non narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan analgetika narkotik
narkotik (seperti (seperti : : morfin). morfin). Terkadang, nTerkadang, nyeri yeri dapat dapat berarti berarti perasaanperasaan emosional yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti kerusakan pada emosional yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti kerusakan pada j
jaarriinnggaan kan karreenna paa padda daa dassaarrnnyya raa rassa na nyeri yeri merupakan merupakan suatu suatu gejala, gejala, serta serta isyaratisyarat bahaya
bahaya tentang tentang adanya adanya gangguan gangguan pada pada tubuh tubuh umumnya umumnya dan dan jaringanjaringan khususnya. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat iniumumnya dapat khususnya. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat iniumumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai untuk mengurangi stres. menimbulkan ketergantungan pada pemakai untuk mengurangi stres.
Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetik anti menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetik anti inflamasi di duga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin inflamasi di duga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (mediator nyeri).
(mediator nyeri).
Rasa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga ka
Rasa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori diantaranya yaitu:tegori diantaranya yaitu: 1)
1) Analgetik Analgetik Perifer Perifer
Analgetik perfer yaitu
Analgetik perfer yaitu mengenai mengenai rasa nyeri dan drasa nyeri dan demam. Rasa nyeriemam. Rasa nyeri merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Demam juga merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Demam juga adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. Kini para adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Pada suhu di atas 37˚C limfos
dari tubuh terhadap infeksi. Pada suhu di atas 37˚C limfosit dan mikrofagit dan mikrofag menjadi lebih aktif. Bila suhu melampaui
40-menjadi lebih aktif. Bila suhu melampaui 40-41˚C, barulah terjadi situasi41˚C, barulah terjadi situasi krisis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh. krisis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh. 2)
2) Analgetik Anti radang dan Obat-Obat RemaAnalgetik Anti radang dan Obat-Obat Rema
Analgetik anti radang disebut juga arthritis, adalah nama gabungan Analgetik anti radang disebut juga arthritis, adalah nama gabungan untuk dari seratus penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan untuk dari seratus penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan bengkak,
bengkak, serta serta kekakuan kekakuan otot otot dengan dengan terganggunya terganggunya fungsi fungsi alat-alatalat-alat penggerak
penggerak (sendi (sendi dan dan otot). otot). Yang Yang paling paling banyak banyak ditemukan ditemukan adalahadalah artrose
artrose ( ( arthiritis deformansi)arthiritis deformansi) (Yun.(Yun.arthonarthon = sendi,Lat= sendi,Lat.deformare.deformare == cacat bentuk), disebut juga
cacat bentuk), disebut juga osteoartroseosteoartrose atauatau osteoarthritisosteoarthritis. Bercirikan. Bercirikan degenerasi tulang rawan yang menipis sepanjang progress penyakit, degenerasi tulang rawan yang menipis sepanjang progress penyakit, dengan pembentukan tulang baru, hingga ruang diantara sendi dengan pembentukan tulang baru, hingga ruang diantara sendi menyempit.
menyempit. 3)
3) Analgetik Analgetik Narkotik Narkotik
Analgetik narkotik, kini disebut juga
Analgetik narkotik, kini disebut juga OpioidaOpioida (mirip opiat), adalah(mirip opiat), adalah zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
Gejala dan Penyebab Gejala dan Penyebab
1. Gejala 1. Gejala
Gejala yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di Gejala yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi tersebut. Nyeri ini paling hebat waktu bangun pagi dan sendi tersebut. Nyeri ini paling hebat waktu bangun pagi dan umumnya berkurang setelah melakukan aktivitas. Nyeri waktu umumnya berkurang setelah melakukan aktivitas. Nyeri waktu malam dapat menyulitkan tidur. Sendi-sendi ini menjadi kaku waktu malam dapat menyulitkan tidur. Sendi-sendi ini menjadi kaku waktu pagi
pagi (morning stiffness)(morning stiffness), sukar digerakkan dan kurang bertenaga,, sukar digerakkan dan kurang bertenaga, khususnya juga setelah bangun selama 1-2 jam lebih. Gejala lainnya khususnya juga setelah bangun selama 1-2 jam lebih. Gejala lainnya adalah perasaan lelah dan malas. Pada lebih kurang 20% dari pasien adalah perasaan lelah dan malas. Pada lebih kurang 20% dari pasien terdapat benjolan-benjolan kecil (noduli), terutama di jari-jari serta terdapat benjolan-benjolan kecil (noduli), terutama di jari-jari serta pergelangan tangan dan kaki.
pergelangan tangan dan kaki.
2. Penyebab 2. Penyebab
Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi
dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyerireseptor nyeri di ujung-ujungdi ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan lain.
saraf bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan lain. Nociceptor Nociceptor iniini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari sini rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat banyak sinaps via sumsum belakang, tajuk neuron dengan amat banyak sinaps via sumsum belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus
sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus (opticus)(opticus) impulsimpuls kemudian di teruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls kemudian di teruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls dirasakan sebagai nyeri.
dirasakan sebagai nyeri.
Ada juga beberapa macam yang menyebabkan nyeri di Ada juga beberapa macam yang menyebabkan nyeri di antaranya sendi yang dibebani terlalu berat dengan kerusakan mikro antaranya sendi yang dibebani terlalu berat dengan kerusakan mikro yang berulang kali, seperti pada orang yang terlampau gemuk, juga yang berulang kali, seperti pada orang yang terlampau gemuk, juga akibat arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya pangkal paha akibat arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya pangkal paha secara abnormal
secara abnormal (dysplasia).(dysplasia). Hanya sebagian kecil kasus yangHanya sebagian kecil kasus yang disebabkan keausan akibat penggunaan terlalu lama dan berat.
Golongan Obat Golongan Obat
Atas dasar kerja farmakologinya, analgetik di bagi menjadi dua golongan Atas dasar kerja farmakologinya, analgetik di bagi menjadi dua golongan obat kelompok besar,yakni:
obat kelompok besar,yakni:
1)
1) Analgetik Non-narkotik Analgetik Non-narkotik
Golongan Analgetik ini dibagi menjadi dua,
Golongan Analgetik ini dibagi menjadi dua, yaitu :yaitu :
a.
a. Analgetik perifer Analgetik perifer
Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi perifer di kulit dengan bertambahnya mengakibatkan vasodilatasi perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya keringat.
pengeluaran kalor disertai keluarnya keringat.
Berdasarkan rumus kimianya analgesik perifer di golongkan terdri Berdasarkan rumus kimianya analgesik perifer di golongkan terdri dari golongan salisilat, golongan para-aminofenol, golongan dari golongan salisilat, golongan para-aminofenol, golongan pirazolon,
pirazolon, dan dan golongan golongan antranilat. antranilat. Contohnya Contohnya Parasetamol,Parasetamol, Asetosal, Antalgin.
Asetosal, Antalgin.
b.
b. Analgetik NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)Analgetik NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)
Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik contohnya asam mefenamat, ibuprofen.
nyeri atau rematik contohnya asam mefenamat, ibuprofen.
2)
2) Analgetik narkotik (analgetik central)Analgetik narkotik (analgetik central)
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali yang bersifat depresan umum (mengurangi yang hebat sekali yang bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat menimbulkan rasa nyaman kesadaran) dan efek sampingnya dapat menimbulkan rasa nyaman (euforia). Obat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri hebat, (euforia). Obat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura dan kanker. Contoh obatnya : Morfin, Codein, seperti pada fractura dan kanker. Contoh obatnya : Morfin, Codein, Heroin, Metadon, Nalorfin.
Yang termasuk analgetik narkotik antara lain : Yang termasuk analgetik narkotik antara lain :
a.
a. Agonis Opiat, yang dapat dibagi dalam :Agonis Opiat, yang dapat dibagi dalam :
Alkaloida canduAlkaloida candu
Zat-zat sintetisZat-zat sintetis
Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya berlainan mengenai Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya berlainan mengenai potensi dan l
potensi dan lama kerjanama kerjanya, efek sya, efek samping, dan riamping, dan risiko akan siko akan kebiasaan dengankebiasaan dengan ketergantungan.
ketergantungan.
b.
b. Antagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat ini dapatAntagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat ini dapat menduduki salah satu reseptor.
menduduki salah satu reseptor.
c.
c. Kombinasi, zat-zat ini juga mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak Kombinasi, zat-zat ini juga mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerjanya dengan sempurna.
mengaktivasi kerjanya dengan sempurna.
II.2
II.2 Pelemas Pelemas OtotOtot
Obat relaksan otot adalah obat yang digunakan untuk melemaskan otot Obat relaksan otot adalah obat yang digunakan untuk melemaskan otot rangka atau untuk melumpuhkan otot. Biasanya digunakan sebelum operasi rangka atau untuk melumpuhkan otot. Biasanya digunakan sebelum operasi untuk mempermudah suatu operasi atau memasukan suatu alat ke dalam untuk mempermudah suatu operasi atau memasukan suatu alat ke dalam tubuh.
tubuh.
Obat relaksan otot yang beredar di Indonesia terbagi dalam dua kelompok Obat relaksan otot yang beredar di Indonesia terbagi dalam dua kelompok obat yaitu obat pelumpuh otot dan obat pelemas otot yang bekerja sentral. obat yaitu obat pelumpuh otot dan obat pelemas otot yang bekerja sentral. Berikut pembagiannya:
Berikut pembagiannya: 1.
1. Obat pelumpuh ototObat pelumpuh otot
Jenis obat pelumpuh otot ini yang beredar di pasaran hanya Jenis obat pelumpuh otot ini yang beredar di pasaran hanya golongan penghambat transmisi neuromuskular.
golongan penghambat transmisi neuromuskular. Golongan ini terbagi dalam dua;
Golongan ini terbagi dalam dua; a.
a. Obat penghambat kompetitif Obat penghambat kompetitif
Pancurunium (Pankuronium), Vecoronium (Vekorunium), Pancurunium (Pankuronium), Vecoronium (Vekorunium), Atracurium (Atrakurium), dan Rocuronium (Rokuronium). Obat Atracurium (Atrakurium), dan Rocuronium (Rokuronium). Obat penghambat
non-depolarisasi. Sehingga obat golongan ini tidak menimbulkan depolarisasi. Sehingga obat golongan ini tidak menimbulkan stimulasi awal pada otot sebelum otot normal kembali.
stimulasi awal pada otot sebelum otot normal kembali.
Obat pelumpuh otot golongan ini biasa digunakan untuk Obat pelumpuh otot golongan ini biasa digunakan untuk mempermudah pemasangan intubasi endotracheal dan membuat mempermudah pemasangan intubasi endotracheal dan membuat relaksasi pada otot rangka sebelum operasi atau pemasangan alat relaksasi pada otot rangka sebelum operasi atau pemasangan alat bantu nafas.
bantu nafas. Berawal Berawal dari dari penelitian penelitian terhadap rterhadap racun acun panah spanah sukuuku indian, kurare oleh Claude Bernard yang menyimpulkan tempat indian, kurare oleh Claude Bernard yang menyimpulkan tempat kerja kurare bukan di syaraf pusat tetapi di sambungan saraf kerja kurare bukan di syaraf pusat tetapi di sambungan saraf -otot. Dari sintesa kurare didapatkan zat aktifnya yaitu otot. Dari sintesa kurare didapatkan zat aktifnya yaitu d-Tubokurarin. Dari hasil penelitian lebih lanjut didapat Tubokurarin. Dari hasil penelitian lebih lanjut didapat Pancuronium yang 5 kali lebih kuat daripada d-Tubokurari, Pancuronium yang 5 kali lebih kuat daripada d-Tubokurari, dengan efek kardiovaskuler dan pelepasan histamin yang lebih dengan efek kardiovaskuler dan pelepasan histamin yang lebih rendah.
rendah.
Vecoronium sama atau sedikit lebih kuat dari Vecoronium sama atau sedikit lebih kuat dari Pancuronium, dengan efek kardiovaskuler yang lebih rendah Pancuronium, dengan efek kardiovaskuler yang lebih rendah lagi. Sedangkan Atracurium merupakan pelumpuh otot sintetik lagi. Sedangkan Atracurium merupakan pelumpuh otot sintetik dengan masa kerja sedang. Potensinya 3-4 kali lebih rendah dengan masa kerja sedang. Potensinya 3-4 kali lebih rendah daripada Pancuronium.
daripada Pancuronium.
b.
b. Obat Obat penghambat penghambat secara secara depolarisasi depolarisasi persisten;persisten; succinylcholine (suksinilkolin).
succinylcholine (suksinilkolin).
Berbeda dengan dengan penghambat kompetitif, Berbeda dengan dengan penghambat kompetitif, Succinylcholine menghambat dengan cara menimbulkan Succinylcholine menghambat dengan cara menimbulkan depolarisasi persisten pada lempeng akhir saraf, karena depolarisasi persisten pada lempeng akhir saraf, karena Succinylcholine bekerja sebagai agonis ACh (Asetilkolin) tetapi Succinylcholine bekerja sebagai agonis ACh (Asetilkolin) tetapi tidak segera dipecah seperti halnya dengan ACh.
tidak segera dipecah seperti halnya dengan ACh.
Succinylcholine mempunyai perbedaan penting dengan Succinylcholine mempunyai perbedaan penting dengan obat pelumpuh otot yang lain dalam kecepatan dan lama obat pelumpuh otot yang lain dalam kecepatan dan lama kerjanya. Dengan sifatnya ini, derajat relaksasi otot rangka dapat kerjanya. Dengan sifatnya ini, derajat relaksasi otot rangka dapat diubah dalam ½ - 1 menit setelah pengubahan kecepatan infus. diubah dalam ½ - 1 menit setelah pengubahan kecepatan infus. Setelah penghentian infus, efek relaksasi hilang dalam 5 menit. Setelah penghentian infus, efek relaksasi hilang dalam 5 menit. Semua pelumpuh otot adalah senyawa amoniumkuarterner maka Semua pelumpuh otot adalah senyawa amoniumkuarterner maka
tidak menimbulkan efek sentral karena tidak dapat menembus tidak menimbulkan efek sentral karena tidak dapat menembus sawar darah otak.
sawar darah otak.
2.
2. Obat pelemas otot yang bekerja sentralObat pelemas otot yang bekerja sentral
Baclofen (Baklofen) dan Chlorzoxazone (Klorzoksazon) Baclofen (Baklofen) dan Chlorzoxazone (Klorzoksazon) a.
a. BaclofenBaclofen
Baclofen merupakan agonis reseptor GABA -ergik, tidak Baclofen merupakan agonis reseptor GABA -ergik, tidak berefek langsung
berefek langsung pada spada sambungan saraf-otot, ambungan saraf-otot, tetapi tetapi mengurangimengurangi transmisi monosinaptik maupun polisinaptik di Medula Spinalis. transmisi monosinaptik maupun polisinaptik di Medula Spinalis. Tempat kerjanya diduga presinaptik pada reseptor GABA-B. Tempat kerjanya diduga presinaptik pada reseptor GABA-B. Baclofen mengatasi sebagian komponen spasitisitas spinal; Baclofen mengatasi sebagian komponen spasitisitas spinal; spasme fleksor dan ektensor yang involuntier terutama akibat spasme fleksor dan ektensor yang involuntier terutama akibat lesi spinal.
lesi spinal.
Efektivitas pada kejang/spasme sehubungan dengan Efektivitas pada kejang/spasme sehubungan dengan Multipel Sklerosis kira-kira 65 %. Perbaikan tidak tuntas tetapi Multipel Sklerosis kira-kira 65 %. Perbaikan tidak tuntas tetapi bermakna
bermakna yaitu yaitu berkurangnya berkurangnya penderitaan, penderitaan, lebih lebih mandiri mandiri dalamdalam mengurus diri, kurang terganggu tidur dan meningkatnya mengurus diri, kurang terganggu tidur dan meningkatnya kemampuan latihan fisik.
kemampuan latihan fisik. b.
b. ChlorzoxazoneChlorzoxazone
Chlorzoxazone efektif untuk mengurangi gejala nyeri akut Chlorzoxazone efektif untuk mengurangi gejala nyeri akut otot rangka bila diberikan bersamaan dengan istirahat, terapi otot rangka bila diberikan bersamaan dengan istirahat, terapi fisik dan tindakan lainnya. Chlorzoxazone diduga dapat fisik dan tindakan lainnya. Chlorzoxazone diduga dapat menyebabkan gangguan fungsi hati berupa ikterus. Gejala efek menyebabkan gangguan fungsi hati berupa ikterus. Gejala efek samping lainnya adalah sakit kepala, gangguan sistem cerna dan samping lainnya adalah sakit kepala, gangguan sistem cerna dan reaksi alergi.
reaksi alergi.
Diazepam : Valium, Stesolid, MentaliumDiazepam : Valium, Stesolid, Mentalium
Di samping khasiat anksiolitis, relaksasi otot dan hipnotiknya, Di samping khasiat anksiolitis, relaksasi otot dan hipnotiknya, senyawa benzodiazepin ini (1961) juga berdaya antikonvulsi. Berdasarkan senyawa benzodiazepin ini (1961) juga berdaya antikonvulsi. Berdasarkan khasiat ini, diazepam digunakan pada epilepsi dan dalam bentuk injeksi i.v. khasiat ini, diazepam digunakan pada epilepsi dan dalam bentuk injeksi i.v. terhadap status epilepticus. Pada penggunaan oral dan dalam klisma terhadap status epilepticus. Pada penggunaan oral dan dalam klisma (retiole), resorpsinya baik dan cepat tetapi dalam bentuk suppositoria lambat (retiole), resorpsinya baik dan cepat tetapi dalam bentuk suppositoria lambat
dan tidak sempurna. K.l. 97-99% diikat pada protein plasma. (Tan Hoan dan tidak sempurna. K.l. 97-99% diikat pada protein plasma. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Di dalam hati diazepam dibiotransformasi menjadi antara lain Di dalam hati diazepam dibiotransformasi menjadi antara lain N-desmetilidiazepam yang juga aktif dengan plasma-t1/2 panjang, antara desmetilidiazepam yang juga aktif dengan plasma-t1/2 panjang, antara 40-120 jam. Plasma-t1/2 diazepam sendiri berkisar antara 20-54 jam. Toleransi 120 jam. Plasma-t1/2 diazepam sendiri berkisar antara 20-54 jam. Toleransi dapat terjadi terhadap efek antikonvulsinya, sama seperti efek hipnotiknya. dapat terjadi terhadap efek antikonvulsinya, sama seperti efek hipnotiknya. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
(Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Efek sampingnya adalah lazim untuk kelompok benzodiazepim, yakni Efek sampingnya adalah lazim untuk kelompok benzodiazepim, yakni mengantuk, termenung-menung, pusing dan kelemahan otot. Dosis : 2-4 dd mengantuk, termenung-menung, pusing dan kelemahan otot. Dosis : 2-4 dd 2-10 mg dan i.v. 5-10 mg dengan perlan-lahan (1-2 menir), bila perlu 2-10 mg dan i.v. 5-10 mg dengan perlan-lahan (1-2 menir), bila perlu diulang estela 30 menit; pada anak-anak 2-5 mg. Pada status epilepticus diulang estela 30 menit; pada anak-anak 2-5 mg. Pada status epilepticus dewasa dan anak di atas usia 5 tahun 10 mg (retiole); pada anak-anak di dewasa dan anak di atas usia 5 tahun 10 mg (retiole); pada anak-anak di bawah
bawah 5 5 tahun tahun 5 5 mg mg sekali. sekali. Pada Pada konvulsi konvulsi demam; demam; anak-anak anak-anak 0,250,25 – – 0,50,5 mg/kg berat badan (rectiole), bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun 5 mg, mg/kg berat badan (rectiole), bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun 5 mg, setelah 5 tahun 10 mg, juga secara prevent pada demam (tinggi). (Tan Hoan setelah 5 tahun 10 mg, juga secara prevent pada demam (tinggi). (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Benzodiazepines yang memiliki efek yang lebih menenangkan, seperti Benzodiazepines yang memiliki efek yang lebih menenangkan, seperti estazolam (ProSom), dapat diresepkan untuk pengobatan jangka pendek dar estazolam (ProSom), dapat diresepkan untuk pengobatan jangka pendek dar ii
gangguan tidur.
gangguan tidur.
Mereka mempengaruhi neurotransmitter aminobutyric gamma-asam Mereka mempengaruhi neurotransmitter aminobutyric gamma-asam (GABA). Neurotransmitor kimia otak yang memfasilitasi komunikasi antara (GABA). Neurotransmitor kimia otak yang memfasilitasi komunikasi antara sel-sel otak. GABA bekerja dengan menurunkan aktivitas otak. Walaupun sel-sel otak. GABA bekerja dengan menurunkan aktivitas otak. Walaupun kelas berbeda CNS depressants bekerja dengan cara yang unik, pada kelas berbeda CNS depressants bekerja dengan cara yang unik, pada akhirnya itu adalah kemampuan mereka untuk meningkatkan aktivitas akhirnya itu adalah kemampuan mereka untuk meningkatkan aktivitas GABA yang menghasilkan mengantuk atau efek menenangkan. Walaupun GABA yang menghasilkan mengantuk atau efek menenangkan. Walaupun efek yang menguntungkan ini untuk orang yang menderita dari kecemasan efek yang menguntungkan ini untuk orang yang menderita dari kecemasan atau gangguan tidur, barbiturat dan benzodiazepin dapat kecanduan dan atau gangguan tidur, barbiturat dan benzodiazepin dapat kecanduan dan harus digunakan hanya sebagai diresepkan. (Tan Hoan Tjay dan Kirana harus digunakan hanya sebagai diresepkan. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Rahardja, 2007)
CNS depressants tidak boleh digabungkan dengan obat atau zat yang CNS depressants tidak boleh digabungkan dengan obat atau zat yang menyebabkan kantuk, termasuk rasa sakit resep obat-obatan, beberapa menyebabkan kantuk, termasuk rasa sakit resep obat-obatan, beberapa over-the-counter dingin dan alergi obat, atau alkohol. Jika digabungkan, mereka the-counter dingin dan alergi obat, atau alkohol. Jika digabungkan, mereka
dapat memperlambat pernapasan, atau lambat baik hati dan pernapasan, dapat memperlambat pernapasan, atau lambat baik hati dan pernapasan, yang dapat berakibat fatal. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007) yang dapat berakibat fatal. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)
Berkepanjangan menghentikan penggunaan dosis tinggi dapat Berkepanjangan menghentikan penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan depresi SSP untuk penarikan. Karena mereka bekerja dengan menyebabkan depresi SSP untuk penarikan. Karena mereka bekerja dengan memperlambat brain. Aktivitas, potensi konsekuensi dari penyalahgunaan memperlambat brain. Aktivitas, potensi konsekuensi dari penyalahgunaan adalah bahwa ketika seseorang berhenti mengambil depresan SSP. Aktivitas adalah bahwa ketika seseorang berhenti mengambil depresan SSP. Aktivitas dapat rebound ke titik yang kejang dapat terjadi. Seseorang berpikir tentang dapat rebound ke titik yang kejang dapat terjadi. Seseorang berpikir tentang mereka mengakhiri penggunaan depresan SSP, atau yang telah berhenti dan mereka mengakhiri penggunaan depresan SSP, atau yang telah berhenti dan penderitaan
penderitaan penarikan, penarikan, harus harus berbicara berbicara dengan dengan seorang seorang dokter dokter dan dan mencarimencari perawatan medis. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 20
perawatan medis. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007)07)
StrikninStriknin
Striknin tidak bermanfaat untuk terapi,tetapi untuk menjelaskan Striknin tidak bermanfaat untuk terapi,tetapi untuk menjelaskan fisiologi dan farmakologi susunan saraf,obat ini menduduki tempat utama fisiologi dan farmakologi susunan saraf,obat ini menduduki tempat utama diantara obat yang bekerja secara sent
diantara obat yang bekerja secara sentral. (Louisa dan Dewoto, 2007)ral. (Louisa dan Dewoto, 2007)
Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmiter penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan terhadap transmiter penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pascasinaps,
pascasinaps, dimana dimana glisin glisin juga juga bertindak bertindak sebagai sebagai transmiter transmiter penghambatpenghambat pascasinaps yang terleta
pascasinaps yang terletak pada pusat k pada pusat yanng lebih tinggi di SSP. yanng lebih tinggi di SSP. (Louisa dan(Louisa dan Dewoto, 2007)
Dewoto, 2007)
Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan obat konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan merupakan obat konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan coba konvulsi ini berupa ekstensif tonik dari badan dan semua anggota coba konvulsi ini berupa ekstensif tonik dari badan dan semua anggota gerak. Gambaran konvulsi oleh striknin ini berbeda dengan konvulsi oleh gerak. Gambaran konvulsi oleh striknin ini berbeda dengan konvulsi oleh obat yang merangsang langsung neuron pusat. Sifat khas lainnya dari
obat yang merangsang langsung neuron pusat. Sifat khas lainnya dari kejangkejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan. Konvulsi rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan. Konvulsi seperti ini juga terjadi pada hewan yang hanya mempunyai medula spinalis. seperti ini juga terjadi pada hewan yang hanya mempunyai medula spinalis. Striknin ternyata juga merangsang medula spinalis secara langsung. Atas Striknin ternyata juga merangsang medula spinalis secara langsung. Atas dasar ini efek striknin dianggap berdasarkan kerjanya pada medula spinalis dasar ini efek striknin dianggap berdasarkan kerjanya pada medula spinalis dan konvulsinya disebut konvulsi spinal. (Louisa dan Dewoto, 2007)
Medula oblongota hanya dipengaruhi striknin pada dosis yang Medula oblongota hanya dipengaruhi striknin pada dosis yang menimbulkan hipereksitabilitas seluruh SSP. Striknin tidak langsung menimbulkan hipereksitabilitas seluruh SSP. Striknin tidak langsung mempengaruhi sistem kardiovaskuler, tetapi bila terjadi konvulsi akan mempengaruhi sistem kardiovaskuler, tetapi bila terjadi konvulsi akan terjadi perubahan tekanan darah berdasarkan efek sentral striknin pada pusat terjadi perubahan tekanan darah berdasarkan efek sentral striknin pada pusat vasomotor. Bertambahnya tonus otot rangka juga berdasarkan efek sentral vasomotor. Bertambahnya tonus otot rangka juga berdasarkan efek sentral striknin.pada hewan coba dan manusia tidak terbukti adanya stimulasi striknin.pada hewan coba dan manusia tidak terbukti adanya stimulasi saluran cerna. Striknin digunakan sebagai perangsanmg nafsu makan secara saluran cerna. Striknin digunakan sebagai perangsanmg nafsu makan secara irasional berdasarkan rasanya yang pahit. (Louisa dan Dewoto, 2007)
irasional berdasarkan rasanya yang pahit. (Louisa dan Dewoto, 2007)
Striknin mudah diserap dari saluran cerna dan tempat suntikan, segera Striknin mudah diserap dari saluran cerna dan tempat suntikan, segera meninggalkan sirkulasi masuk ke jaringan. Kadar striknin di SSP tidak lebih meninggalkan sirkulasi masuk ke jaringan. Kadar striknin di SSP tidak lebih daripada di jaringan lain. Striknin segera di metabolisme oleh enzim daripada di jaringan lain. Striknin segera di metabolisme oleh enzim mikrosom sel hati dan
mikrosom sel hati dan44 diekskresi melalui urin. Ekskresi lengkap dalamdiekskresi melalui urin. Ekskresi lengkap dalam waktu 10 jam, sebagian dalam bentuk asal. (Louisa dan Dewoto, 2007)
waktu 10 jam, sebagian dalam bentuk asal. (Louisa dan Dewoto, 2007)
Gejala keracunan striknin yang mula-mula timbul ialah kaku otot Gejala keracunan striknin yang mula-mula timbul ialah kaku otot muka dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan muka dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan motorik hebat. Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih motorik hebat. Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih terkoordinasi, akhirnya terjadi konvulsi tetanik. Pada stadium ini badan terkoordinasi, akhirnya terjadi konvulsi tetanik. Pada stadium ini badan berada
berada dalam dalam sikap sikap hiperekstensi hiperekstensi (opistotonus),sehingga han(opistotonus),sehingga hanya occiput ya occiput dandan tumit saja yang menyentuh alas tidur. Semua otot lurik dalam keadaan tumit saja yang menyentuh alas tidur. Semua otot lurik dalam keadaan kontraksi penuh. Napas terhenti karena kontraksi otot diafragma, dada dan kontraksi penuh. Napas terhenti karena kontraksi otot diafragma, dada dan perut.
perut. Episode Episode kejang kejang ini ini terjadi terjadi berulang; berulang; frekuensi frekuensi dan dan hebatnya hebatnya kejangkejang bertambah
bertambah dengan dengan adanya adanya perangsangan perangsangan sensorik. sensorik. Kontraksi Kontraksi otot otot iniini menimbulkan nyeri hebat, dan pesien takut mati dalam serangan berikutnya. menimbulkan nyeri hebat, dan pesien takut mati dalam serangan berikutnya. Kematian biasanya disebabkan oleh paralisis batang otak karena hipoksia Kematian biasanya disebabkan oleh paralisis batang otak karena hipoksia akibat gangguan napas. Kombinasi dari adanya gangguan napas dan akibat gangguan napas. Kombinasi dari adanya gangguan napas dan kontraksi otot yang hebat dapat menimbulkan asidosis respirasi maupun kontraksi otot yang hebat dapat menimbulkan asidosis respirasi maupun asidosis metabolik hebat; yang terakhir ini mungkin akibat adanya asidosis metabolik hebat; yang terakhir ini mungkin akibat adanya peningkatan kadar laktat dalam plasma. (Louisa dan Dewoto
peningkatan kadar laktat dalam plasma. (Louisa dan Dewoto, 2007), 2007)
Obat yang penting untuk mengatasi hal ini ialah diazepam 10 mg Obat yang penting untuk mengatasi hal ini ialah diazepam 10 mg IV,sebab diazepam dapat melawan kejang tanpa menimbulkan potensial IV,sebab diazepam dapat melawan kejang tanpa menimbulkan potensial terhadap depresi post ictal,seperti yang umum terjadi pada penggunaan terhadap depresi post ictal,seperti yang umum terjadi pada penggunaan barbiturat
diperlukan tindakan anastesia atau pemberian obat penghambat diperlukan tindakan anastesia atau pemberian obat penghambat neuromuskular pada keracunan yang hebat. Pengobatan keracunan striknin neuromuskular pada keracunan yang hebat. Pengobatan keracunan striknin ialah mencegah terjadinya kejang dan membantu pernapasan. Intubasi ialah mencegah terjadinya kejang dan membantu pernapasan. Intubasi pernapasan endotrakeal berguna untuk memperbaiki pernapasan.
pernapasan endotrakeal berguna untuk memperbaiki pernapasan. Dapat pulaDapat pula diberikan obat golongan kurariform untuk mengurangi derajat kontraksi diberikan obat golongan kurariform untuk mengurangi derajat kontraksi otot. Bilas lambung dikerjakan bila diduga masih ada striknin dalam otot. Bilas lambung dikerjakan bila diduga masih ada striknin dalam lambung yang belum diserap. Untuk bilas lambung digunakan larutan lambung yang belum diserap. Untuk bilas lambung digunakan larutan KMnO4 0,5 ‰ atau campuran yodium tingtur dan air (1:250) atau larutan KMnO4 0,5 ‰ atau campuran yodium tingtur dan air (1:250) atau larutan asam tanat. Pada perawatan ini harus dihindarkan adanya rangsangan asam tanat. Pada perawatan ini harus dihindarkan adanya rangsangan sensorik. (Louisa dan Dewoto, 2007)
BAB III BAB III
METODE KERJA METODE KERJA
3.1
3.1 Alat dan BahanAlat dan Bahan 1.
1. AlatAlat
Spuit 1mlSpuit 1ml
Pelat panas 55ºCPelat panas 55ºC
Timbangan hewan cobaTimbangan hewan coba
2. 2. BahanBahan AsetosalAsetosal CardiasolCardiasol DiazepamDiazepam
Etanol absolutEtanol absolut
Larutan NaClLarutan NaCl
2 ekor mencit2 ekor mencit
3.2
3.2 Cara KerjaCara Kerja 3.2.1 Analgesik 3.2.1 Analgesik
a.
a. Setiap kelompok mahasiswa mendapatkan 2 ekor mencitSetiap kelompok mahasiswa mendapatkan 2 ekor mencit b.
b. Amati keadaan biologi dari hewan Amati keadaan biologi dari hewan coba meliputi: bobot badan,coba meliputi: bobot badan, frekwensi jantung, laju nafas, reflex, tonus otot, kesadaran, rasa frekwensi jantung, laju nafas, reflex, tonus otot, kesadaran, rasa nyeri dan gejala lainnya bila ada.
nyeri dan gejala lainnya bila ada. c.
c. Hitung dosis yang akan diberikan kepada hewan cHitung dosis yang akan diberikan kepada hewan c oba:oba:
Asetosal 0,52mg/kb bbAsetosal 0,52mg/kb bb
NaCl NaCl d.
d. Suntikkan masing-masing zat pada hewan coba secara ipSuntikkan masing-masing zat pada hewan coba secara ip e.
e. Waktu reaksi diamati paWaktu reaksi diamati pada 10,20,30,45,60da 10,20,30,45,60, dan 90 menit , dan 90 menit setelahsetelah perlakuan. Waktu reaksi adalah waktu saat tikus diletakkan perlakuan. Waktu reaksi adalah waktu saat tikus diletakkan
diatas plat panas dengan suhu 55
diatas plat panas dengan suhu 55ººC sampai tepat memberikanC sampai tepat memberikan respon pada kaki.
respon pada kaki. 3.2.2
3.2.2 Pelemas Pelemas OtotOtot a.
a. Sediakan dua ekor mencitSediakan dua ekor mencit b.
b. Amati keadaan biologi dari hewan Amati keadaan biologi dari hewan coba meliputi: bobot badan,coba meliputi: bobot badan, frekwensi jantung, laju nafas, reflex, tonus otot, kesadaran, rasa frekwensi jantung, laju nafas, reflex, tonus otot, kesadaran, rasa nyeri dan gejala lainnya bila ada.
nyeri dan gejala lainnya bila ada. c.
c. Pada salah satu mencit suntikkan secara ip lPada salah satu mencit suntikkan secara ip larutan diazepamarutan diazepam campuran 0,05% dalam etanolabsolut dan NaCl fi
campuran 0,05% dalam etanolabsolut dan NaCl fisiologis,siologis, perbandingan 1:20
perbandingan 1:20 dengan dosis 5mg/kg bbdengan dosis 5mg/kg bb.. d.
d. 30 menit kemudian suntikkan cardiasol 75mg/kg bb30 menit kemudian suntikkan cardiasol 75mg/kg bb e.
e. Pada waktu yang sama, pada mencit normal suntikkan cardiasolPada waktu yang sama, pada mencit normal suntikkan cardiasol secara ip dengan dosis 75mg/kg bb
secara ip dengan dosis 75mg/kg bb f.
f. Amati gejala yang terjadi selang 10 menitAmati gejala yang terjadi selang 10 menit g.
BAB IV BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1 Hasil Hasil PengamatPengamatanan
Tabel
Tabel 1 1 : : Data Data Biologi Biologi Hewan Hewan coba coba ( ( Mencit Mencit ) ) kelompok kelompok 66
Tabel
Tabel 2 2 : : Perhitungan Perhitungan Dosis Dosis DiazepamDiazepam
Nomor
Nomor Berat Mencit ( gr ) Berat Mencit ( gr ) Obat Obat Dosis ( VolumeDosis ( Volume Pemberian) Pemberian) 1 1 15,5 15,5 gr gr Diazepam Diazepam 0, 0, 155 155 mlml 2 2 15,5 15,5 gr gr Strignin Strignin 0,11625 ml0,11625 ml Pengamatan
Pengamatan Hewan CobaHewan Coba Mencit
Mencit 1 1 Mencit Mencit 22 Bobot
Bobot Badan Badan 11,4 11,4 gr gr 15,5 15,5 gr gr Frekwensi
Frekwensi Jantung 178x/menit Jantung 178x/menit 134x/menit134x/menit Laju
Laju Nafas Nafas 124x/menit 124x/menit 120x/menit120x/menit Refleks
Refleks +++ +++ ++++++ Tonus
Tonus Otot Otot +++ +++ ++++++ Kesadaran
Kesadaran +++ +++ ++++++ Rasa
Rasa Nyeri Nyeri +++ +++ ++++++ Gejala Lain: Gejala Lain: Saliva Saliva Urine Urine
Perhitungan Dosis Pelemas Otot Perhitungan Dosis Pelemas Otot
a.
a. DiazepamDiazepam Diketahui : Diketahui :
Berat Badan M
Berat Badan Mencit 2 encit 2 = 15,5 = 15,5 gr gr Dosis Dosis Za Za = = 5 5 mg mg / / kg kg BBBB = 0,005 gr = 0,005 gr Konsentrasi Konsentrasi = = 0,05%0,05%
Dosis ZatDosis Zat u u == = = 0,0000775 0,0000775 mgmg
Zat yang disuntikkan Zat yang disuntikkan 0,05% 0,05% == y = y = = 0, 155 ml = 0, 155 ml b. b. StrigninStrignin Diketahui : Diketahui : Berat Badan M
Berat Badan Mencit 2 encit 2 = 15,5 = 15,5 gr gr Dosis Dosis Za Za = = 0,75 0,75 mg mg / / kg kg BBBB = 0,000755 gr = 0,000755 gr Konsentrasi Konsentrasi = = 0,01%0,01%
Dosis ZatDosis Zat u u == = = 0,000011625 0,000011625 mgmg
Zat yang disuntikkan Zat yang disuntikkan 0,01% 0,01% == y = y = = 0, 11625 ml = 0, 11625 ml Tabel
Tabel 3 3 : : Pengamatan Pengamatan gejala gejala yang yang terjaditerjadi
Perhitungan Dosis Analgesik pada Mencit Perhitungan Dosis Analgesik pada Mencit
a.
a. AsetosalAsetosal Diketahui : Diketahui :
Berat
Berat Badan Badan Mencit Mencit 1 1 = = 11,4 11,4 gr gr Berat
Berat Badan Mencit Badan Mencit 2 2 = = 15,5 15,5 gr gr Dosis Dosis Za Za = = 0,52 0,52 mg mg / / kg kg BB BB = = 0,00052 0,00052 gr gr Konsentrasi Konsentrasi = = 0, 0, 02%02% Pengamatan Pengamatan Perlakuan Perlakuan Diazepam Strignin Diazepam Strignin 10 10 20 20 30 30 40 40 50 50 6060 Frekwensi Frekwensi Jantung Jantung 128 128 128 128 136 136 144 144 124124 148148 Laju
Laju Nafas Nafas 92 92 92 92 112 112 84 84 120 120 104104 Refleks
Refleks +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++++ Tonus
Tonus Otot Otot +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++++++ Kesadaran
Kesadaran +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++++++ Rasa
Rasa Nyeri Nyeri +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++++ Gejala Gejala Lain: Lain: Tipe Tipe Konvulsi Konvulsi Devekasi Devekasi + + + + + +
Dosis ZaDosis Za u u == = = 0,000005928 0,000005928 mgmg Zat yang disuntikkan
Zat yang disuntikkan 0,02% 0,02% == y = y = = 0, 029 ml = 0, 029 ml
Tabel 4: Pengamatan gejala analgesik yang terjadi Tabel 4: Pengamatan gejala analgesik yang terjadi
Perlakuan
Perlakuan Waktu Waktu reaksireaksi Normal Normal 10 10 20 20 30 30 40 40 50 50 6060 Frekwensi Frekwensi Jantung Jantung 120 120 112 112 120 120 120 120 168 168 136 136 136136 Laju
Laju Nafas Nafas 108 108 140 140 100 100 112 112 160 160 112 112 9292 Hot
Hot Plate Plate 00.5700.57 00.5700.57 00.2800.28 00.3600.36 00.5900.59 01.1501.15 01.2601.26
4.2
4.2 PembahasanPembahasan 4.2.1
4.2.1 Analgesik Analgesik
Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang megurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan megurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Aspirin/asam asetil salisilat/asetosal merupakan obat kesadaran. Aspirin/asam asetil salisilat/asetosal merupakan obat hepatotosik (obat yang dapat menyebabkan kelaianan pada hepar hepatotosik (obat yang dapat menyebabkan kelaianan pada hepar dan tergantung pada besarnya dosis (predictable). Gejala dan tergantung pada besarnya dosis (predictable). Gejala hepatotoksik timbul bila kadar salisilat serum lebih dari 25mgd hepatotoksik timbul bila kadar salisilat serum lebih dari 25mgd (dosis:3-5g/hari). Aspirin/asetosal bersifat iritatif terhadap lambung (dosis:3-5g/hari). Aspirin/asetosal bersifat iritatif terhadap lambung
sehingga meningkatkan risiko ulkus (luka) lambung, perdarahan, sehingga meningkatkan risiko ulkus (luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di dinding hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di dinding lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam pembekuan
pembekuan darah) darah) sehingga sehingga dapat dapat memicu memicu resiko resiko perdarahan).perdarahan). Aspirin paling efektif untuk mengurangi nyeri dengan intensitas Aspirin paling efektif untuk mengurangi nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Ia bekerja secara perifer melalui efeknya ringan sampai sedang. Ia bekerja secara perifer melalui efeknya terhadap inflamasi, tetapi mungkin juga menghambat rangsangan terhadap inflamasi, tetapi mungkin juga menghambat rangsangan nyeri pada daerah subkortikal.
nyeri pada daerah subkortikal.
Pada percobaan ini, dilakukan evaluasi terhadap efek analgesik yg Pada percobaan ini, dilakukan evaluasi terhadap efek analgesik yg di injeksikan pada mencit. Mula-mula mencit di suntikan asetosal di injeksikan pada mencit. Mula-mula mencit di suntikan asetosal sebagai analgesik, kemudian mencit di masukan ke dalam hotplate sebagai analgesik, kemudian mencit di masukan ke dalam hotplate analgesic untuk di uji seberapa besar efek asetosal terhadap mencit analgesic untuk di uji seberapa besar efek asetosal terhadap mencit yg diletakkan di atas tempat yang panas. Dari data pengamatan yg diletakkan di atas tempat yang panas. Dari data pengamatan diperoleh hasil yang kurang akurat, dikarenakan kurang telitinya diperoleh hasil yang kurang akurat, dikarenakan kurang telitinya praktikan
praktikan saat saat melihat melihat pergerakan pergerakan mencit mencit yang yang sudah sudah merasakanmerasakan rasa sakit/panas ketika di atas hotplate analgesic. Seharusnya rasa sakit/panas ketika di atas hotplate analgesic. Seharusnya seiring waktu berjalan, maka efek analgesik akan semakin seiring waktu berjalan, maka efek analgesik akan semakin bertambah (durasi
bertambah (durasi semakin lama) semakin lama) dan lama kelamaan dan lama kelamaan efeknya akanefeknya akan berkurang kembali hingga menc
berkurang kembali hingga mencapai keadaan normal.apai keadaan normal. 4.2.2
4.2.2 Pelemas OtotPelemas Otot
Pada percobaan ini yang digunakan sebagai pelemas otot adalah Pada percobaan ini yang digunakan sebagai pelemas otot adalah diazepam. Diazepam merupakan turunan dari benzodiazepine yang diazepam. Diazepam merupakan turunan dari benzodiazepine yang memiliki rumus molekul memiliki rumus molekul 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on. Diazepam berbentuk kristal tidak 1,4-benzodiazepin-2-on. Diazepam berbentuk kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut d
berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut d alam air. Obat inialam air. Obat ini digunakan secara luas sebagai hipnotik, obat anti ansietas atau digunakan secara luas sebagai hipnotik, obat anti ansietas atau sebagai pelemas otot (spasme otot rangka). Obat ini juga sering sebagai pelemas otot (spasme otot rangka). Obat ini juga sering digunakan untuk mengendalikan aktivitas kejang secara cepat digunakan untuk mengendalikan aktivitas kejang secara cepat dengan penyuntikan intravena dalam situasi darurat.
Hal ini dapat terjadi karena mekanisme kerjanya bekerja pada Hal ini dapat terjadi karena mekanisme kerjanya bekerja pada system GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron system GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Reseptor benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, GABA. Reseptor benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan.
dengan afinitasnya pada tempat ikatan.
Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat kemudian kerja GABA akan reseptornya akan meningkat kemudian kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih
akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan kemampuan sel menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan kemampuan sel untuk dirangsang berkurang sehingga mengakibatkan depresi CNS. untuk dirangsang berkurang sehingga mengakibatkan depresi CNS. Pada saat praktikum, dapat dilihat pada keadaan normal laju denyut Pada saat praktikum, dapat dilihat pada keadaan normal laju denyut jantung
jantung mencit mencit 160 160 x/menit. x/menit. Dalam Dalam waktu10 waktu10 menit menit setelahsetelah disuntikkan diazepam sesuai dosis yang ditunjukkan, laju denyut disuntikkan diazepam sesuai dosis yang ditunjukkan, laju denyut jantungnya berkurang
jantungnya berkurang hingga 152 hingga 152 x/menit x/menit dan berkurang dan berkurang lagi lagi padapada menit 20 hingga 140 x/menit. Hal ini benar karena diazepam dapat menit 20 hingga 140 x/menit. Hal ini benar karena diazepam dapat menurunkan laju denyut jantung. Namun pada menit ke 30, laju menurunkan laju denyut jantung. Namun pada menit ke 30, laju denyut jantung mencit kembali
denyut jantung mencit kembali meningkat. Peningkatan laju denyutmeningkat. Peningkatan laju denyut jantung
jantung yang yang cepat cepat ini ini dapat dapat disebabkan disebabkan karena karena sedikitnya sedikitnya dosisdosis yang diberikan pada mencit.
yang diberikan pada mencit.
Selain laju denyut jantung, efek yang ditimbulkan diazepam yaitu Selain laju denyut jantung, efek yang ditimbulkan diazepam yaitu penurunan laju napas. Laju napas mencit me
penurunan laju napas. Laju napas mencit menurun dari 144 x/menitnurun dari 144 x/menit menjadi 92 x/menit pada menit ke 10. Namun kembali meningkat menjadi 92 x/menit pada menit ke 10. Namun kembali meningkat pada
pada menit menit 20 20 dan dan turun turun lagi lagi pada pada menit menit ke ke 30. 30. Selain Selain kedua ekedua efek fek itu, kesadaran, reflex, tonus otot dan rasa nyeri pada mencit juga itu, kesadaran, reflex, tonus otot dan rasa nyeri pada mencit juga menurun. Efek ini wajar terjadi pada mencit ataupun manusia jika menurun. Efek ini wajar terjadi pada mencit ataupun manusia jika disuntikkan diazepam pada dosis tertentu.
Setelah menit ke 30, mencit kemudian disuntikkan strignin yang Setelah menit ke 30, mencit kemudian disuntikkan strignin yang merupakan alkaloid utama dalam
merupakan alkaloid utama dalam nux vomicanux vomica, tanaman yang, tanaman yang banyak
banyak tumbuh tumbuh di di India. India. Senyawa Senyawa ini ini merupakan merupakan penyebabpenyebab keracunan tidak sengaja (accidental poisoning) pada anak. Strignin keracunan tidak sengaja (accidental poisoning) pada anak. Strignin ini tidak bermanfaat untuk terapi, karena kematian
ini tidak bermanfaat untuk terapi, karena kematian yang disebabkanyang disebabkan oleh zat ini sangatmenyakitkan. Oleh karena itu, strignin lebih oleh zat ini sangatmenyakitkan. Oleh karena itu, strignin lebih sering digunakan sebagai pestisida.
sering digunakan sebagai pestisida. Namun
Namun untuk untuk menjelaskan menjelaskan fisiologi fisiologi dan dan farmakologi farmakologi susunansusunan syaraf, strignin menduduki tempat utama di antara obat yang syaraf, strignin menduduki tempat utama di antara obat yang bekerja
bekerja secara secara sentral. sentral. Strignin Strignin bekerja bekerja dengan dengan cara cara mengadakanmengadakan antagonism kompetitif terhadap transmitter penghambat yaitu glisin antagonism kompetitif terhadap transmitter penghambat yaitu glisin di daerah penghambat pascasinaps. Strignin menyebabkan di daerah penghambat pascasinaps. Strignin menyebabkan perangsangan
perangsangan pada pada semua semua bagian bagian SSP. SSP. Obat Obat ini ini merupakanmerupakan konvulsan dengan sifat kejang yang khas. Gambaran konvulsi oleh konvulsan dengan sifat kejang yang khas. Gambaran konvulsi oleh strignin ini berbeda dengan konvulsi oleh obat yang merangsang strignin ini berbeda dengan konvulsi oleh obat yang merangsang langsung neuron pusat. Medulla oblongata hanya dipengaruhi langsung neuron pusat. Medulla oblongata hanya dipengaruhi strignin pada dosis yang menimbulkan hipereksitabilitas seluruh strignin pada dosis yang menimbulkan hipereksitabilitas seluruh SSP.
SSP.
Strignin tidak langsung mempengaruhi system kardiovaskular, Strignin tidak langsung mempengaruhi system kardiovaskular, tetapi bila terjadi konvulsi akan terjadi perubahan tekanan darah tetapi bila terjadi konvulsi akan terjadi perubahan tekanan darah berdasarkan
berdasarkan efek efek sentral sentral sriknin sriknin pada pada pusat pusat vasomotor. vasomotor. NamunNamun berdasarkan
berdasarkan data data pengamatan pengamatan menit menit ke ke 10 10 setelah setelah disuntikkandisuntikkan strignin frekuensi jantung mencit mengalami peningkatan yang strignin frekuensi jantung mencit mengalami peningkatan yang drastis. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan saat pengecekan drastis. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan saat pengecekan frekuensi jantung karena pengecekan frekuensi jantung dilakukan frekuensi jantung karena pengecekan frekuensi jantung dilakukan oleh orang yang berbeda. Jika dilihat pada menit ke 20 dan 30 oleh orang yang berbeda. Jika dilihat pada menit ke 20 dan 30 setelah pemberian strignin, frekuensi jantung mengalami setelah pemberian strignin, frekuensi jantung mengalami penurunan kembali sesuai berdasarkan literatur.
penurunan kembali sesuai berdasarkan literatur.
Bertambahnya tonus otot rangka yang terjadi pada mencit juga Bertambahnya tonus otot rangka yang terjadi pada mencit juga berdasarkan
berdasarkan efek efek sentral sentral srignin. srignin. Pada Pada hewan hewan coba coba dan dan manusiamanusia tidak terbukti adanya stimulasi saluran cerna. Strignin digunakan tidak terbukti adanya stimulasi saluran cerna. Strignin digunakan
sebagai perangsang nafsu makan secara irasional berdasarkan sebagai perangsang nafsu makan secara irasional berdasarkan rasanya yang pahit.
BAB V BAB V KESIMPULAN KESIMPULAN
Diazepam merupakan turunan benzodiazepine yang dapat berperanDiazepam merupakan turunan benzodiazepine yang dapat berperan
sebagai pelemas otot dengan efek menurunnya frekuensi jantung, sebagai pelemas otot dengan efek menurunnya frekuensi jantung, penurunan laju napas, reflex, tonus otot, kesadaran dan rasa ny
penurunan laju napas, reflex, tonus otot, kesadaran dan rasa nyeri padaeri pada
hewan coba. Sedangkan strignin merupakan senyawa alkal
hewan coba. Sedangkan strignin merupakan senyawa alkal oid yang dapatoid yang dapat
meningkatkan kerja system syaraf pusat atau stimulant dengan efek meningkatkan kerja system syaraf pusat atau stimulant dengan efek meningkatnya aktivitas pada mencit sebagai hewan coba.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Drh. Mien R.,M.Sc.,Ph.D. 2012.
Drh. Mien R.,M.Sc.,Ph.D. 2012. Penuntun Praktikum Penuntun Praktikum Farmakologi Farmakologi 11. FMIPA :. FMIPA : UNPAK Bogor
UNPAK Bogor
Drh. Mien R.,M.Sc.,Ph.D. 2012.
Drh. Mien R.,M.Sc.,Ph.D. 2012. Modul Kuliah Farmakologi 1 Modul Kuliah Farmakologi 1. FMIPA : UNPAK . FMIPA : UNPAK Bogor
Bogor
Mycek, Mary J. 2001.
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi : Farmakologi : Ulasan Ulasan Bergambar Bergambar Ed-2.Ed-2. Widya Medika :Widya Medika : Jakarta.
Jakarta.
Louisa, Melva dan Hedi R. D . (2007).
Louisa, Melva dan Hedi R. D . (2007). Perangsang Perangsang Susunan Susunan Saraf Saraf Pusat.Pusat. Farmakologi
Farmakologi dan dan Terapi.Terapi. Editor: Gunawan, S.G. Edisi ke-5. Jakarta : BagianEditor: Gunawan, S.G. Edisi ke-5. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 247-248.Indonesia. Hal. 247-248. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007).
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting : Khasiat,Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
Penggunaan, dan dan Efek-Efek Efek-Efek SampingnyaSampingnya. Edisi Keenam, Cetakan Pertama.. Edisi Keenam, Cetakan Pertama. Jakarta : PT.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Hal.424.Elex Media Komputindo. Hal.424. Katzung,B.G.,1998.
Katzung,B.G.,1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI.Jakarta: PenerbitEdisi VI.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 351.
Buku Kedokteran EGC. Hal 351. Reksohadiprodjo,MS.,1994.
Reksohadiprodjo,MS.,1994. Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Pusat Penelitian Obat Masa Kini.Yogyakarta:GadjahYogyakarta:Gadjah Mada University Press. Hal 3.
Mada University Press. Hal 3.
Setiawati,A. Dan FD Suyatna, 1995.
Setiawati,A. Dan FD Suyatna, 1995. Pengantar Farmakologi Dala Pengantar Farmakologi Dalamm
“Farmakologi Terapi”
“Farmakologi Terapi”. Edisi IV. Editor:Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal 3-. Edisi IV. Editor:Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal 3-5.
5.
Sulaksono, M.E., 1987.
Sulaksono, M.E., 1987. Peranan, Pengelolaan Peranan, Pengelolaan dan Pengembangadan Pengembangan Hewann Hewan Percobaan.