• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum farmakologi UJI KETOKSIKAN AKUT

Alifah Khalda Soraya

Academic year: 2023

Membagikan "laporan praktikum farmakologi UJI KETOKSIKAN AKUT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI UJI KETOKSIKAN AKUT

Alifah Khalda Soraya 422021718010

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor

(2)

1 A. PENDAHULUAN

Uji Ketoksikan Akut Tujuan :

Agar mahasiswa mampu menerapkan potensi ketoksikan akut dan memahami manfaat uji ketoksikan obat dari suatu obat.

Dasar teori

Toksikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang efek-efek merugikan (toksik) dari suatu zat (Schimts, 2003). Adapula yang mendefenisikan toksikologi sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik dari berbagai bahan terhadap mahluk hidup dan sistem biologik lainnya (Wang, 2011).

Toksikologi tidak hanya mempelajari sifat-sifat racun saja, tetapi juga mempelajari tentang keamanan setiap zat kimia yang masuk kedalam tubuh. Toksikologi juga mempelajari efek samping pada manusia akibat dari pemaparan obat dan zat kimia sehingga dengan mempelajari toksikologi diharapkan mampu melakukan evaluasi keamanan zat yang akan digunakan untuk pengobatan (Hodgson, 2000).

Toksisitas adalah suatu keadaan

yang menandakan adanya

efektoksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Toksisitas akut ini diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkanevaluasi keamanan dari kandungan kimia untuk penggunaan produk rumahtangga, bahan tambahan makanan, kosmetik, obat-obatan, dan sediaan biologi (Masfufah, 2018).

Uji toksisitas merupakan uji yang dilakukan untuk memperkirakan resiko yang berkaitan dengan penerapan zat kimia dalam kondisi khusus, karena seperti yang kita ketahui, bahwa tidak ada satupun zat kimia yang dapat dikatakan aman atau bebas dari resiko sepenuhnya, karena setiap zat kimia akan bersifat toksik pada tingkat dosis tertentu (Lu, 2006).

Uji ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi secara singkat(24 jam) setelah pemberian dalam dosis tunggal. Jadi, yang dimaksud adalah uji yang dilakukan untuk mengukur derajat efek suatu senyawa yang diberikan pada hewan coba tertentu, dan pengamatannya dilakukan pada 24 jam pertama setelah perlakuan dan dilakukan dalam suatu kesempatan saja (Sulastry, 2009). Uji ini juga menjadi parameter derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam waktu singkat setelah pemberian 20 jam pemejanan. Karena sifatnya yang akut dan dalam waktu singkat maka uji ini sangat penting dipelajari untuk mengantisipasi akibat terburuk yang akan terjadi (Ika, 2010).

Uji toksisitas dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu uji toksik tidak khas dan khas. Uji toksik khas adalah uji yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan efek toksiksuatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji.

Contohnya uji toksisitas akut.

Sedangkan, uji toksik khas adalah uji yang dirancang untuk evaluasi rinci efek khas suatu senyawa. Contoh uji potensiometri (Donatus, 2000).

(3)

2 Uji toksik akut merupakan salah satu uji pra-klinik. Uji ini dilakukan untuk mengukur derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam waktu singkat, yaitu 24 jam, setelah pemberiannya dalam dosis tunggal.

Tolak ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal atau toksik adalah dosis letal tengah (LD50) (Wiratmo, 2003). LD 50 adalah besaran statistik guna menyatakan kisaran dosis yang diperkirakan dapat mematikan pada 50% hewan (Syarif, 2011).

B. METODE Alat :

Spuit injeksi, gelas beaker, kandang tikus, alat bedah dan toples besar.

Bahan :

Kapas, klorofom, Nacl, NaCMC, Propanolol, aquades dan tikus jantan.

Prosedur Percobaan

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Data pengamatan

Parameter Efek

Kondisi hewan Tidak mati Tanda klinis/

gejala ketoksikan

Penurunan BB, tremor, gelisah, kedutan,

keterpaksaan gerak, lemah, tidak ada kekuatan, denyut lebih cepat dan agitasi Tabel 1. Gejala ketoksikan

Pembahasan

Pada praktikum uji ketoksikan akut, ingin dicari efek toksik dan kisaran derajat toksisitas suatu senyawa, yaitu obat propanolol. Propanolol ini adalah obat untuk menangani berbagai kondisi yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Merupakan obat golongan beta blocker yang bekerja dengan menghamabr reseptor beta di jantung dan pembuluh darah.

Propanolol juga dapat digunakan untuk menagnani dan mencegah serangan jantung pada kelompok resiko.

Dosis propanolol ini, akan diujikan kepada hewan uji yaitu tikus.

Pengujian ketoksikan akut ini digunakan tikus jantan galur Winstan sebagai hewan uji diakrenakan, mudah didapatkan adalah mudah diperoleh, mudah dalam perwatan serta memiliki kemampuan metabolik yang cepat (Srinivasan, 2012).

Pada uji toksik dengan dosis propanolol ini memiliki prosedur prinsip uji dengan tingkatan dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan masing-masing hewan disiapkan alat dan bahan

dibuat larutan NaCMC0,2 gram yang dilarutkan 100ml aquadest diambil obat propanolol 2,5ml dengan

spet injeksi steril diinjeksikan obat melalui i.p ditunggu dan diamati kondisi tikus serta

diamati gejala klinis ketoksikan tikus

dilakukan pembedahan pada tikus diamati organ-organnya dan diambil

jantungnya

ditaruh jantung tikus di cawan petri berisi NaCMC lalu diamati jantungnya

(4)

3 uji memiliki tingkatan dosis yang berbeda-beda. Dari terendah, pada dosis 160mg/kg BB, lalu 220mg/kg BB dan dosis tertinggi yaitu 280mg/kg BB/ lalu, pada pengujian nantinya akan dilihat tingkat persen kematian tikus, parameter kelemahannya serata tanda ataupun gejala-gejala klinis yang ditunjukkan pada tikus. Sehingga diketahui efek dari perbedaan tingkatan derajat ketoksikan pada berbagai tingkatan dosis yang berbeda-beda.

Lalu, setelah itu hewan uji diinjeksi melalu jalur pemberian i.p, yaitu yang bertempat diatas paha sebelah kanan. Jalur ini dipilih agar obat dapat dengan ceoat dan kangsung terdistribusi serta ter adsrobsi kedalam sistemik.

Efek yang dihasilkan oleh hewan uji seketika langsung terlihat saat sesudah sibeirkan penginjeksian obat propanolol tersebut. Efek yang langsung terlihat adalah penyusutan drastis penurunan berat badan tikus serat kegelisahan. Pada menit-menit selanjutnya, hewan uji mengalami kedutan atau treomr dan mengalami keterpaksaan gerak. Hal ini dikarenakan dosis propanololnya sudah masuk kedalam saluran sistemik darah yang menyebabkan tikus mengalami gejala tersebut.

Gejala yang muncul berikutnya adalah agitasi, yaitu tikus menggaruk- garuk badannya, kepala serata ekornya secara terus-menerus. Begitu juga denyut nadi tikus yang meningkat lebih cepat dan efek terakhirnya yaitu kemas dan tidak bergerak kembali, seperti biasanya.

Pembedahan juga dilakukan pada tikus yang dimatikan dengan klorofom, sehingga bisa diamati organ-organ didalam tikus yang kurang lebih memiliki struktur yang sama dengan manusia. Pembedahan ini bertujuan untuk mengeluarkan jantung tikus dan ditaruh didalam cawan petri yang berisi larutan NaCMC 1% untuk diamati apakah jantung tikus masih berdetak setelah tikus menghirup klorofom, atau apakah jantung tikus sudah berhenti berdetak atau mengalami kematian.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Pada praktikum uji toksisitas akut ini, praktikan dapat mengetahui kadar derajat tokisisitas akut senyawa propanolol pada dosis yang diberikan ke hewanu ji tikus dengan tingkatan berbagai dosis dari terendah sampai ke tertinggi.

Karena adanya keterbatasan waktu maka pada praktikum kali ini tidak dilakukan selama 24 jam, maka disarankan pada praktikum ini, pengamatan seharusnya dilakukan dalam 24 jam segingga didapatkan hasil yang maksimal.

E. LATIHAN SOAL

1. Ada 2 jenis, yaitu uji toksisitas umum, yaitu uji toksisitas akut, kronis dan sub kronis. Dan uji toksisitas khusus, yaitu uji teratogenik, mutagenik dan karsinogenik.

2. Sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis kelompok.

Kemudian dilakukan

pengamatan. Tujuaannya untuk

(5)

4 mendeteksi ada atau tidaknya ketoksikan suatu zat senyawa, menentukan organ sasaran dan kepekaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Donatus, I. (2000). Toksikologi Dasar I.

Yogyakarta: Jurusan Kimia Farmasi UGM.

Hodgson, E. (2000). A Textbook of Modern Toxicology. Singapore: Mc-Graw Hill.

Ika, A. N. (2010). Laporan Praktikum Toksikologi Dasar Uji Ketosikan Akut. Yogyakarta: Universitas Sanat Dharma.

Lu, F. (2006). ,Toksikologi Dasar (Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko) Edisi II. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Masfufah, S. (2018). Laporan Praktikum Farmakologi Uji Toksisitas.

Jakarta: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.

HAMKA.

Schimts, G. (2003). Farmakologi dan Toksikologi : Edisi 3. Jakarta: EGC.

Srinivasan, K. (2012). Animal models in type 2 diabetes research. An overview K. Indian J Med Res, 72- 451.

Sulastry, F. (2009). UJI TOKSISITAS

AKUT YANG DIUKUR

DENGAN PENENTUAN LD50 EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP MENCIT BALB/C.

Semarang: FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Syarif, A. (2011). Farmakologi dan terapi.

Jakarta: FKUI.

Wang, H. (2011). Traditional Herbal Medicine Research Methods Chapter 7 . Safety Pharmacology and Toxicity Study of Herbal.

Wiratmo, I. E. (2003). Uji Aktivitas Analgesik Infusa Herba Andropogon citratus DC. Pada Mencit Putih.

(6)

5 LAMPIRAN

A. Perhitungan

10mg Propanolol : 10 × 0,018 = 0,18𝑚𝑔 Untuk 5 ekor tikus :25

2 × 0,18 = 2,25𝑚𝑔 10 tablet :1,78 = 1.7800𝑚𝑔 ÷ 20 = 89𝑚𝑔

Ditimbang :89 ÷ 10 × 2,25 = 20𝑚𝑔/25𝑚𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑀𝐶 1%

NaCMC 1% dalam 20ml :20

100× 1 = 0,2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 100𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡

Obat yang dibuat :180200× 2,88 = 2,5𝑚𝑙 B. Dokumentasi

gambar 1.penyuntikkan i.p

gambar 2. pembedahan tikus

(7)

6

gambar 3. inhalasi klorofom

(8)

7 LEMBAR PENGESAHAN

Referensi

Dokumen terkait

5.1.10 Hasil Pengamatan Histopatologi .... Kategori Toksik Menurut Frank C. Pembagian Kelompok Dosis ... Dosis Percobaan Pendahuluan ... Pengujian Ekstrak ... Uji Penapisan

Efek toksik yang dievaluasi berdasarkan pengamatan terhadap perilaku hewan (profil farmakologi) setelah pemberian dosis tunggal bahan uji, perkembangan berat badan

Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok, kemudian dilakukan

Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang diberikan secara

1.4.1 Cara memegang Hewan Percobaan sehingga Siap untuk Diberi Sediaan Uji a.. 1.4.3 Cara Menganastesi Hewan Percobaan

Uji toksisitas subkronik adalah suatu pengujian untuk mengetahui efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis yang diberikan secara oral pada hewan uji,

Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok, kemudian dilakukan

Prinsip uji toksisitas subkronik oral adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok selama