• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2014 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun Anggaran 2014 telah menyelesaikan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja (Renja) sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) BNN tahun 2010-2014, Renstra BNN tersebut memberikan arah dan fokus bagi pelaksanaan Program dan Kegiatan BNN dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dalam upaya peningkatan kinerja BNN untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja yang menjadi prasyarat terciptanya good governance and clean governance.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban BNN atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Presiden Republik Indonesia dalam menyelenggarakan P4GN di Indonesia. Azas akuntabilitas yang dipedomani BNN seperti yang tertuang dalam TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 dan Undang– Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menyebutkan, bahwa penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan hasil akhir setiap program dan kegiatan yang telah dilakukan kepada masyarakat.

Hal ini menyiratkan bahwa keberadaan BNN selaku penyelenggara negara di bidang P4GN, wajib menyampaikan hasil kinerjanya selama kurun waktu satu tahun. Dalam laporan ini disajikan target capaian kinerja BNN dalam tahun 2014 yang meliputi kinerja Satker di Lingkungan BNN dengan 21 Indikator Kinerja Utama yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014.

(3)

Melalui kerja keras serta dukungan dari seluruh Satker BNN, secara umum berbagai target dapat berhasil dicapai dengan cukup baik, bahkan ada beberapa indikator kinerja yang dapat dilampaui yaitu dibidang pemberantasan narkoba berkat kesungguhan para penyidik dalam mengungkap sel jaringan kejahatan narkoba. Tanpa mengabaikan bidang operasional lainnya yang ada saat ini, BNN sangat berupaya keras menempatkan korban penyalahguna narkoba ke tempat-tempat rehabilitasi, hal tersebut dimaksudkan untuk memutus rantai peredaran narkoba yang setiap tahun menunjukkan peningkatan yang sangat mengkawatirkan.

Kebijakan tersebut sesuai dengan amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika khususnya pasal 127 (ayat 3), untuk itu Pemerintah telah menetapkan Tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan bagi korban penyalahguna narkoba dengan semboyan: Pengguna Narkoba lebih baik direhabilitasi dari pada di

penjara. Upaya tersebut seiring sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25

Tahun 2011 tentang pelaksanaan wajib lapor pecandu narkotika.

Laporan ini dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan pada tahun-tahun mendatang. Akhirnya, saya berharap agar Laporan Kinerja BNN Tahun 2014 ini dapat menjadi media pertanggungjawaban dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai kinerja BNN secara keseluruhan. Sekian dan terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati usaha kita semua Amin.

Jakarta, Februari 2015 Kepala Badan Narkotika Nasional

(4)
(5)
(6)
(7)

RINGKASAN LAPORAN KINERJA

BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN 2014

Untuk implementasi Program P4GN, telah ditetapkan dalam Rencana Stategis (Renstra) BNN Tahun 2010-2014, sebanyak 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 21 (dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama, berikut ringkasan capaian dari setiap sasaran, sebagai berikut:

1. Bidang Pencegahan terdiri dari 3 sasaran dengan 4 indikator kinerja utama, dengan uraian sebagai berikut:

a. Sasaran pertama terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 100%, target tercapai sebesar 91,7%.

b. Sasaran kedua, 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 100%, target dapat tercapai sebesar 90,7%.

c. Sasaran ketiga terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target rata-rata sebesar 15%, Indikator pertama mencapai 52,8%, sedangkan Indikator kedua mencapai 229,1%.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari 2 sasaran dengan 4 indikator kinerja utama, sebagai berikut:

a. Sasaran pertama terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 15%, Indikator pertama tercapai sebesar 14,%, sedangkan Indikator kedua tercapai 14,5%.

b. Sasaran kedua terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama. Target pada Indikator pertama adalah 75 orang, tercapai sebesar 54 orang (72%), sedangkan target Indikator kedua adalah 5 Lingkungan, tercapai 2 lingkungan (40%).

(8)

3. Bidang Rehabilitasi terdiri dari 4 sasaran dengan 6 indikator kinerja utama sebagai berikut :

a. Sasaran pertama terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 250 orang, tercapai sebesar 466 orang (186%).

b. Sasaran kedua terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama. Target pada Indikator pertama adalah 33 LRIP, tercapai sebesar 33 LRIP (100%), sedangkan target Indikator kedua adalah 40 LRKM, tercapai 40 LRKM (100%).

c. Sasaran ketiga terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama. Target pada Indikator pertama adalah 800 orang, tercapai sebesar 963 orang (120%), sedangkan target Indikator kedua adalah 70%, tercapai 60%. d. Sasaran keempat terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan

target capaian 528 orang, tercapai sebesar 532 orang (100,75%). 4. Bidang Pemberantasan terdiri dari 2 sasaran dengan 5 indikator kinerja

utama sebagai berikut:

a. Sasaran pertama terdiri dari 4 (empat) Indikator Kinerja Utama. Target pada Indikator pertama adalah 111 kasus, tercapai sebesar 398 kasus (358,5%), target Indikator kedua adalah 221 tersangka, tercapai 585 tersangka (264,7%), pada target Indikator ketiga adalah 53 sel jaringan, tercapai 55 sel jaringan (103,7%), sedangkan target Indikator keempat

adalah Rp. 35.800.000.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 77.584.753.378,- dengan capaian sebesar 216,7%.

b. Sasaran kedua terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 63.000.000.000 jumlah nilai narkoba ilegal yang disita di bandara, pelabuhan dan border land. Untuk realisasi indikator ini tidak dapat dinilai. Tidak diniliainya narkotika ilegal yang disita supaya tidak menimbulkan persepsi yang salah dimasyarakat, oleh karena narkoba ilegal tersebut semuanya dimasukan ke dalam incenerator untuk dimusnahkan.

(9)

5. Bidang Hukum dan Kerjasama terdiri dari 2 sasaran dengan 2 indikator kinerja utama dengan uraian sebagai berikut:

a. Sasaran pertama terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 75 orang, tercapai sebesar 466 orang (621,3%).

b. Sasaran kedua, 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian 50%, target dapat tercapai sebesar 91,3%.

Untuk mengukur sasaran tersebut dilaksanakan monitoring dan evaluasi ke penerima program serta melalui pembukaan layanan pengaduan langsung ke BNN melalui website. Hingga berakhirnya tahun anggaran 2014, BNN tidak menerima laporan pengaduan dari masyarakat adanya penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh penerima program dari BNN.

Berdasarkan capaian dari 13 (tiga belas) sasaran strategis BNN tahun 2014, maka capaian ini sudah menunjukkan keberhasilan dalam implementasi program P4GN dan hal ini mendukung hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Puslit Kesehatan UI tahun 2014, yang menunjukkan hasil secara nasional telah terjadi penurunan prevalensi penyalahgunaan Narkoba dari proyeksi 2,68% menjadi 2,18%.

Pagu anggaran BNN tahun 2014 untuk mendukung Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

diatas sebanyak Rp. 735.051.825.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 702.935.390.255,- prosentase realisasi keuangan sebesar 95,63%.

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

RINGKASAN SINGKAT LAPORAN KINERJA BNN TAHUN 2014 ………….. iii

DAFTAR ISI ……….……… vi

DAFTAR GRAFIK……… viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Dasar Hukum ………. 3

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ……….. 4

D. Struktur Organisasi ……… 7

E. Sistematika Penyajian ……….. 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BNN ………. 14

A. Capaian Kinerja Organisasi ………... 14

B. Realisasi Anggaran …………... 86

BAB IV PENUTUP ……….. 88

LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja ………. 2. Prevalensi penyalahguna narkoba berdasarkan hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI TA. 2014 ……….. 3. Hasil monitoring evaluasi program dan kegiatan BNN pada elemen siswa, mahasiswa, dan pekerja TA. 2014 ………... 91

97 98

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 % siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ……….... 20 Grafik 2 % kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang

telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ……... 23 Grafik 3 % peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang

melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

(Implementasi Inpres 12/2011) ………... 27 Grafik 4 % peningkatan lingkungan pendidikan (sekolah menengah

dan kampus) bebas narkoba ………... 33 Grafik 5 % peningkatan lingkungan kerja bebas narkoba ……… 38 Grafik 6 % penurunan jumlah penanam ganja beralih ke usaha

legal produktif ………... 40 Grafik 7 Jumlah lingkungan masyarakat rawan penyalahgunaan dan

peredaran gelap di daerah perkotaan yang bebas narkoba ... 46 Grafik 8 Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang

mengikuti program wajib lapor di BNN (Pusat Rehabilitasi

BNN dan Kantor BNN Pusat) …... 49 Grafik 9 Jumlah lembaga rehabilitasi instansi pemerintah yang

beroperasi sesuai Standar Pelayanan Minimal/SPM ……... 53 Grafik 10 Jumlah LRKM yang beroperasi sesuai SPM Tahun 2013

dan 2014 …... 63 Grafik 11 Jumlah Penyalah Guna dan/atau Pecandu Narkoba

(Teratur Pakai dan Pecandu) yang Mengikuti Program

Terapi dan Rehabilitasi di Lembaga Rehabilitasi BNN ……… 68 Grafik 12 % penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang

menyelesaikan seluruh program terapi dan rehabilitasi

di lembaga rehabilitasi BNN ……….... 70

Grafik 13 Jumlah penyalahguna dan/atau pecandu narkoba yang

(12)

Grafik 14 Jumlah capaian pengungkapan kasus tindak kejahatan

narkotika dan prekursor narkotika tahun 2013 – 2014 …….... 73 Grafik 15 Capaian jumlah tersangka tindak kejahatan narkotika dan

prekursor narkotika yang tertangkap tahun 2013 – 2014 …… 76 Grafik 16 Capaian sel jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika dan prekursor narkotika yang terungkap tahun

2013 – 2014 ……... 77 Grafik 17 Persentase jumlah nilai aset yang disita dari tersangka

kejahatan peredaran gelap narkotika yang terungkap tahun

2013 – 2014 ……... 79 Grafik 18 Jumlah orang yang mendapat pelayanan hukum di bidang

P4GN ……... 82 Grafik 19 % tindak lanjut pelaksanaan MoU antara BNN dengan

organisasi pemerintah dan non pemerintah Dalam dan

Luar Negeri ……... 85 Grafik 20 Realiasi anggaran BNN Tahun 2014 ……... 87

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang melanda dunia berimbas juga ke tanah air dan perkembangannya begitu pesat sehingga sangat mengkhawatirkan, dan narkoba sudah menyebar sampai ke pelosok pedesaan serta telah mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa anak bangsa akibat terjerat narkoba. Berdasarkan data yang ada di BNN, tidak satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang menyatakan bebas dari masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI Tahun 2014, tentang Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna Narkoba di Indonesia telah mencapai 2,18% atau sekitar 4.022.702 orang dari total populasi penduduk (berusia 10 - 59 tahun). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia dari 2,23% pada tahun 2011 menjadi 2,18% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program P4GN yang telah dilaksanakan selama ini. Saat ini di Indonesia ditemukan 35 (tiga puluh lima) zat baru yang mengandung Narkoba dan belum diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Dengan kondisi tersebut di atas, BNN sebagai sebagai lembaga yang menangani penanggulangan narkoba ditanah air, dituntut untuk semakin gigih melakukan berbagai upaya strategis untuk menggerakkan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN). Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penguatan kelembagaan BNN sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

(14)

Penguatan dimaksud yaitu dengan pembentukan BNNP di tingkat Provinsi dan BNNK/Kota di tingkat Kabupaten/Kota. Badan Narkotika Nasional telah terbentuk di 33 Provinsi dan 100 BNN Kabupaten/Kota. Sedangkan Kabupatan/Kota lain, yang belum terbentuk organisasi BNNK/Kota nya, para kepala daerah setempat sangat mengharapkan agar segera dilakukan percepatan pembentukan organisasi BNNK/Kota diwilayah kerjanya, oleh karena penanganan permasalahan narkoba harus ditangani secara serius, karena telah menimbulkan banyak korban jiwa yang kehilangan nyawa akibat terjerat narkoba.

Strategi yang dilakukan oleh BNN dalam upaya perlawanan terhadap kejahatan narkoba yaitu dengan Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, Pemberantasan serta Hukum dan Kerjasama. Pencegahan melalui Diseminasi Informasi dan Advokasi, Pemberdayaan Masyarakat melalui Pemberdayaan Alternative dan Peningkatan Peranserta Masyarakat, Rehabilitasi melalui Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah, Komponen Masyarakat dan melakukan pembinaan Pascarehabilitasi, Pemberantasan melalui pelaksanaan Intelijen berbasis Teknologi, penyidikan jaringan peredaran gelap narkotika alami, penyidikan jaringan peredaran gelap narkotika sintetis, penyidikan jaringan peredaran gelap psikotropika dan prekursor, pelaksanaan interdiksi wilayah udara, laut, darat dan lintas darat, pelaksanaan penindakan dan pengejaran serta perawatan tahanan, barang bukti, penyidikan dan pengelolaan aset serta bidang Hukum dan Kerjasama melalui peningkatan kerja sama baik dalam negeri maupun luar negeri serta melaksanakan penataan produk hukum dan pelayanan bantuan hukum.

Disamping diperkuat dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, untuk melibatkan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program P4GN, didukung dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) Tahun 2011 – 2015.

(15)

Inpres tersebut menugaskan kepada seluruh pimpinan kementerian/ lembaga/instansi pusat dan daerah, berperan serta melakukan program P4GN sesuai dengan fungsi yang ada pada kementerian/lembaga/instansi masing-masing.

Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2014, BNN sebagai lembaga pemerintah yang telah menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), berkewajiban melaporkan Kinerja ke Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai akuntabilitas kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN. Hal tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Dasar Hukum.

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional.

6. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional.

(16)

9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan. 1. Kedudukan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan BNN dipimpin oleh seorang Kepala.

2. Tugas.

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

c. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

e. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba; f. Memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

g. Melakukan kerjasama bilateral dan multilateral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkoba.

(17)

i. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

j. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

3. Fungsi.

Dalam melaksanakan tugasnya, BNN menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN. b. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur

dan kriteria P4GN.

c. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

d. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerja sama di bidang P4GN

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan, Rehabilitasi, Hukum dan Kerja Sama.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan BNN.

g. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.

i. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta masyarakat.

j. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan peredaran gelap Narkoba;

k. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang Narkoba;

(18)

l. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahgunaan dan / atau pecandu Narkoba.

m. Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkoba yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

n. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang teruji keberhasilannya.

o. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.

p. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di bidang P4GN.

q. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.

r. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN. s. Pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan

kode etik profesi penyidik BNN.

t. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN. u. Pelaksanaan pengujian Narkoba.

v. Pengembangan laboratorium uji Narkoba.

w. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

4. Kewenangan.

Kewenangan BNN secara umum terlihat secara implisit pada tugasnya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan jaringan sindikat Narkoba, BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan.

(19)

D. Struktur Organisasi.

Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut:

1. Kepala BNN. 2. Sekretariat Utama.

3. Deputi Bidang Pencegahan.

4. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat. 5. Deputi Bidang Pemberantasan.

6. Deputi Bidang Rehabilitasi.

7. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama. 8. Inspektorat Utama.

9. Instansi Vertikal.

(20)

E. Sistematika Penyajian.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) di bidang P4GN ini disusun dengan sistimatika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan.

Bab II Perencanaan Kinerja. Bab III Akuntabilitas Kinerja. Bab IV Penutup.

Lampiran

1. Perjanjian Kinerja

(21)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan merupakan salah satu proses manajemen dalam upaya melakukan perubahan atau perbaikan terhadap suatu keadaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses manajemen tersebut Badan/Instansi melakukan berbagai upaya seperti : analisis kebijakan dan rancangan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada dan yang mungkin timbul dalam organisasi tersebut. BNN sebagai lembaga pemerintah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi telah menetapkan sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 tahun 2010 -2014. Perencanaan Strategis tersebut meliputi visi, misi, tujuan dan sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran.

BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian memiliki tugas, fungsi dan wewenang di bidang P4GN, yang bertujuan meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat guna mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Tujuan tersebut telah ditetapkan dalam sasaran strategis pada Rencana Strategis (Renstra) BNN tahun 2010-2014 (reviu). Renstra (reviu) BNN tahun 2010-2014 menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan BNN yang dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja di lingkungan BNN. Pedoman pelaksanaan program dan kegiatan BNN tahun 2014 dituang dalam Perjanjian Kinerja BNN Tahun 2014.

Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai, antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab kinerja. Perjanjian Kinerja berisikan sasaran strategis (outcome), indikator kinerja dan target yang akan dicapai melalui program yang ada pada lembaga/instansi yang bersangkutan. Adapun Perjanjian Kinerja BNN Tahun 2014 sebagaimana tabel di bawah ini :

(22)

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BNN Tahun 2014

Kementerian/Lembaga : Badan Narkotika Nasional

Tahun Anggaran : 2014

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2014

1 2 3 4

1. Meningkatnya siswa

menengah, mahasiswa, dan pekerja yang memiliki

pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

% siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

100%

2. Meningkatnya siswa, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

% kader siswa

menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

100%

3. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan swasta dalam mendukung pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

% peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang

melaksanakan kebijakan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi Inpres12/2011) 15% % peningkatan Instansi Swasta yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi

Inpres12/2011)

(23)

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014

1 2 3 4

4. Terciptanya lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja bebas narkoba

% peningkatan

lingkungan pendidikan (sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba

15%

% peningkatan

lingkungan kerja bebas narkoba

15%

5. Terciptanya lingkungan masyarakat rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap di daerah perkotaan dan pedesaan bebas narkoba

Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal produktif 70 Orang Jumlah lingkungan masyarakat rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap di daerah perkotaan yang bebas narkoba 5 Lingkungan Masyarakat Perkotaan 6. Meningkatnya Pelayanan Wajib Lapor Pecandu Narkoba

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti program Wajib Lapor di BNN (Pusat Rehabilitasi BNN dan Kantor BNN Pusat)

250 Orang

7. Meningkatnya kemampuan lembaga rehabilitasi yang telah sesuai standar pelayanan minimal (SPM) Jumlah lembaga rehabilitasi instansi pemerintah yang beroperasi sesuai standar pelayanan minimal/SPM 33 LRIP Jumlah lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang beroperasi sesuai standar pelayanan minimal/SPM 40 LRKM

(24)

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014

1 2 3 4

8. Meningkatnya penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti terapi dan rehabilitasi

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang

mengikuti program Terapi dan Rehabilitasi di lembaga rehabilitasi BNN 930 Orang % Penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang menyelesaikan seluruh program terapi dan rehabilitasi di lembaga rehabilitasi BNN

60%

9. Meningkatnya pelaksanaan program pascarehabilitasi penyalah guna dan/atau pecandu narkoba

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti program pascarehabilitasi

500 Orang

10. Meningkatnya

pengungkapan tindak kejahatan peredaran gelap narkoba

Jumlah kasus peredaran gelap narkoba yang terungkap

111 Kasus

Jumlah tersangka kejahatan peredaran gelap narkoba yang ditangkap

221 Tersangka

Jumlah sel jaringan peredaran gelap narkoba yang terungkap

53 Sel Jaringan

Jumlah nilai aset yang disita dari tersangka kejahatan peredaran gelap narkoba

(25)

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2014

1 2 3 4

11. Meningkatnya penyitaan narkoba illegal di pintu masuk (bandara,

pelabuhan, dan border land)

Jumlah nilai narkoba ilegal yang disita di bandara, pelabuhan, dan border land

63 Milyar

12. Meningkatnya pemberian bantuan hukum di Bidang Penyalahgunaan Narkoba

Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan hukum di bidang P4GN

75 Orang

13. Meningkatnya tindaklanjut pelaksanaan MOU antara BNN dengan organisasi pemerintah dan

non-pemerintah Dalam dan Luar Negeri

Persentase tindaklanjut pelaksanaan MOU antara BNN dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah Dalam dan Luar Negeri

(26)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA BNN

A. Capaian Kinerja Organisasi.

Penetapan Kinerja BNN tahun 2014 menetapkan 13 (tiga belas) sasaran strategis yang akan dicapai, dengan indikator kinerja utama sebanyak 21 (dua puluh satu) indikator. Dari 21 (dua puluh satu) indikator utama tersebut dapat disimpulkan :

1. 12 (dua belas) indikator melebihi target yang ditetapkan. 2. 2 (dua) indikator sesuai target yang ditetapkan.

3. 7 (tujuh) indikator di bawah target yang ditetapkan. 4. 1 (satu) indikator tidak dapat diukur.

Berikut ini dijelaskan realisasi pencapaian 21 (dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU), yang diuraikan sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014 Realisasi 2014 Capaian (%) 1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

% siswa menengah,

mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

100% 91,7% 91,7%

2. Meningkatnya siswa, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

% kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba

(27)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014 Realisasi 2014 Capaian (%) 1 2 3 4 5 6 3. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan swasta dalam

mendukung pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

% peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi

Inpres12/2011)

15% 52,8% 352%

% peningkatan Instansi Swasta yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi

Inpres12/2011)

15% 229,1% 1.527%

4. Terciptanya lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja bebas narkoba

% peningkatan lingkungan pendidikan (sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba

15% 14,1% 94%

% peningkatan lingkungan kerja bebas narkoba

15% 14,5% 96,7%

5. Terciptanya lingkungan masyarakat rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap di daerah perkotaan dan pedesaan bebas narkoba Meningkatnya Pelayanan Wajib Lapor Pecandu Narkoba

Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal produktif 75 orang 54 orang 72% Jumlah lingkungan masyarakat rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap di daerah perkotaan yang bebas narkoba 5 ling-kungan masya-rakat perko-taan 2 lingkungan masyara-kat perkotaan 40% 6. Meningkatnya Pelayanan Wajib Lapor Pecandu Narkoba

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti program Wajib Lapor di BNN (Pusat

Rehabilitasi BNN dan Kantor BNN Pusat) 250 Orang 466 orang 186%

(28)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014 Realisasi 2014 Capaian (%) 1 2 3 4 5 6 7. Meningkatnya kemampuan lembaga rehabilitasi yang telah sesuai standar pelayanan minimal (SPM)

Jumlah lembaga rehabilitasi instansi pemerintah yang beroperasi sesuai standar pelayanan minimal/SPM

33 LRIP

33 LRIP 100%

Jumlah lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang beroperasi sesuai standar pelayanan minimal/SPM

40 LRKM

40 LRKM 100%

8. Meningkatnya penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti terapi dan rehabilitasi

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang mengikuti program Terapi dan Rehabilitasi di lembaga rehabilitasi BNN 930 orang 963 orang 120%

% Penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang menyelesaikan seluruh program terapi dan rehabilitasi di lembaga rehabilitasi BNN 70% (560 orang) 60% (480 orang) 86% 9. Meningkatnya pelaksanaan program pascarehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu narkoba

Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti program pascarehabilitasi 500 Orang 532 orang 100,75% 10. Meningkatnya pengungkapan tindak kejahatan peredaran gelap narkoba

Jumlah kasus peredaran gelap narkoba yang terungkap 111 Kasus 398 kasus 358,5%

Jumlah tersangka kejahatan peredaran gelap narkoba yang ditangkap 221 Ter-sangka 585 tersangka 264,7%

Jumlah sel jaringan peredaran gelap narkoba yang terungkap

53 Sel Jaring-an 55 Sel Jaringan 103,7%

Jumlah nilai aset yang disita dari tersangka kejahatan peredaran gelap narkoba

35,38 Milyar 77,58 Milyar 216,7% 11. Meningkatnya penyitaan narkoba illegal di pintu masuk (bandara, pelabuhan, dan border land)

Jumlah nilai narkoba ilegal yang disita di bandara, pelabuhan, dan border land

63 Milyar

(29)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014 Realisa-si 2014 Capaian (%) 1 2 3 4 5 6 12. Meningkatnya pemberian bantuan hukum di Bidang Penyalahgunaan

Narkoba

Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan hukum di bidang P4GN 75 orang 466 orang 621,3% 13. Meningkatnya pelaksanaan kerjasama Badan Narkotika Nasional dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah dalam dan luar negeri

Persentase tindaklanjut pelaksanaan MOU antara BNN dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah Dalam dan Luar Negeri

50% 91,3% 182,6%

Guna mengetahui lebih jauh tentang capaian kinerja yang telah dilakukan BNN selama kurun waktu tahun 2014, perlu dilakukan evaluasi dengan cara melakukan analisis yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan. Analisis dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam bentuk narasi maupun tabel atau grafik. Capaian kinerja tahun 2014 merupakan kelanjutan capaian periode tahun sebelumnya, dan capaian ini merupakan arah untuk capaian pada periode selanjutnya, sebagaimana yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja BNN.

Untuk menggambarkan capaian kinerja BNN Tahun 2014, BNN melakukan survei melalui pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) guna mengetahui sejauhmana efektivitas pelaksanaan program P4GN di 16 provinsi, dengan pertimbangan karakteristik provinsi yang menjadi lokasi monitoring memiliki kerawanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dan telah aktif melakukan program P4GN. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibatasi pada data primer. Sedangkan untuk mendapat data primer digunakan kuesioner yaitu pertanyaan tertutup, semi tertutup, dan terbuka dengan menggunakan metode Likert skala 5 (lima).

(30)

Sampel dalam penelitian ini melibatkan 797 orang yang sebelumnya pernah menerima program dari BNN/BNNP/BNNK/Kota, terdiri dari Siswa, Mahasiswa, Guru/Dosen, TNI/PNS, Polri, Pegawai Swasta, Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama/LSM, dan Pengelola Pusat Rehabilitasi. Data yang didapat sebelum diolah dilakukan editing dan coding, hasil coding dimasukkan dalam program SQL Access Database. Hasil perumusan atas pelaksanaan survei tersebut dijadikan sebagai data pembanding dalam evaluasi capaian kinerja setiap sasaran dan indikator kinerja utama program P4GN dengan uraian sebagai berikut :

1.

Sasaran : Meningkatnya siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas indikator kinerjanya adalah prosentase siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dengan target capaian masing-masing sebesar 100% di tahun 2014.

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui indikator kinerja utama sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1. % siswa menengah, mahasiswa dan

pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

100% 91,7% 91,7%

Indikator Kinerja Utama (IKU) tentang prosentase siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba diukur menggunakan hasil dari monev pengukuran kinerja pelaksanaan program P4GN yang dilakukan pada akhir tahun anggaran 2014 di 16 Provinsi.

(31)

Adapun pengukuran siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang memiliki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dilihat dari kriteria berikut :

a. Siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja menyadari bahaya narkoba setelah mengikuti penyuluhan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

b. Siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja melaporkan kegiatan peredaran gelap narkoba kepada pihak yang berwajib.

Dari target yang ditetapkan 100% dapat terealisasi sebesar 91,7% dengan dasar perhitungan adalah sebagai berikut :

No. Segmen Pengukuran Kineja Pelaksanaan Program P4GN Capaian (%) 1. Menyadari bahaya narkoba setelah mengikuti kegiatan P4GN 93,9% 2. Melaporkan kegiatan peredaran gelap narkoba kepada pihak

yang berwajib /terkait untuk segera ditindak 89,4%

Rata – rata capaian 91,7%

No. Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

1. % siswa menengah,

mahasiswa, dan pe-kerja yang telah mengikuti penyuluh-an memiliki sikap menolak penyalah-gunaan dan peredaran gelap narkoba = ∑ % capaian Indikator pengukuran / n =(93.9% + 89.4%)/2 =91.7% - ∑ % capaian Indikator pengukuran = Jumlah persentase hasil capaian - n = jumlah indikator pengukuran

Tidak tercapainya target 100% tersebut di atas, dikarenakan pengukuran “SIKAP” bersifat abstrak dan tidak dapat diukur dalam waktu relatif singkat.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 terjadi peningkatan capaian sebesar 6,7% yaitu dari 85% pada tahun 2013 menjadi 91,7% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa diseminasi informasi melalui berbagai media baik elektronik maupun non elektronik (televisi, radio, media online, media cetak, media luar ruang, media tradisional), dan kegiatan Focus Group Disscussion (FGD) terbukti dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

(32)

Grafik 1. % siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang telah

mengikuti penyuluhan memiliki sikap menolak

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

Capaian tahun 2014 terkait indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan target jangka menengah, karena dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi perubahan yang signifakan terhadap organisasi BNN, yang berakitbat terjadi reviu Rencana Strategis (Renstra) BNN tahun 2012, sehingga nomenklatur pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama mengalami perubahan.

Dalam hal penyebarluasan informasi, BNN masih sangat kekurangan sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini harus menjadi perhatian untuk tahun-tahun yang akan datang agar program kegiatan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

2.

Sasaran : Meningkatnya siswa, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas indikator kinerjanya adalah prosentase meningkatnya siswa, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dengan target capaian masing-masing indikator sebesar 100% di tahun 2014. 80 82 84 86 88 90 92 2013 2014 85,0% 91,7% % Peningkatan Capaian 6,7%

(33)

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui indikator kinerja utama sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1. % kader siswa menengah, mahasiswa dan

pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

100% 90,7% 90,7%

IKU tentang prosentase kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba diukur menggunakan hasil dari monev pengukuran kinerja pelaksanaan program P4GN yang dilakukan pada akhir tahun anggaran 2014 di 16 Provinsi.

Adapun pengukuran kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dilihat dari indikator yaitu: a. siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja menyadari bahaya narkoba

setelah mengikuti pelatihan kader anti narkoba.

b. siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja menyampaikan bahaya narkoba kepada orang lain.

c. siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja melaporkan kegiatan peredaran gelap narkoba kepada pihak yang berwajib.

d. siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja melaporkan kepada pihak yang berwajib/terkait agar korban lahgun/pecandu narkoba mendapat rehabilitasi.

e. Berkeinginan turut serta mensukseskan Program P4GN.

Dari target yang ditetapkan 100% dapat terealisasi sebesar 90,7% dengan dasar perhitungan adalah sebagai berikut :

(34)

No. Segmen Pengukuran Kineja Pelaksanaan Program P4GN Capaian (%) 1. Menyadari bahaya narkoba setelah mengikuti kegiatan P4GN 93,9% 2. Meyampakan bahaya narkoba kepada orang lain setelah

mengikuti kegiatan P4GN 90,4%

3.

Melaporkan kepada pihak yang berwajib /terkait agar korban penyalahguna /pencandu narkoba memperoleh layanan rehabilitasi

88,6%

4. Melaporkan kegiatan peredaran gelap narkoba kepada pihak

yang berwajib /terkait untuk segera ditindak 89,4% 5. Berkeinginan turut serta mensukseskan Program P4GN 91,4%

Rata – rata capaian 90,7%

No.

Indikator Kinerja

Utama

Formula Hasil Perhitungan Keterangan

1. % kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba = ∑ % capaian Indikator pengukuran / n =(93.9%+90.4%+88.6%+89.4%+91.4%)/5 =90.7% - ∑ % capaian Indikator pengukuran = Jumlah persentase hasil capaian - n = jumlah indikator pengukuran

Tidak tercapainya target 100% tersebut di atas, diduga oleh karena penunjukan peserta untuk mengikuti pelatihan pembentukan kader anti narkoba bukan atas kemauan sendiri melainkan ditunjuk oleh pimpinan instansi/lembaga masing-masing.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 terjadi peningkatan capaian sebesar 16,7% yaitu dari 74% pada tahun 2013 menjadi 90,7% pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

(35)

Grafik 2. % kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja yang telah mengikuti pelatihan memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Capaian tahun 2014 terkait indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan target jangka menengah, karena dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi perubahan yang signifikan terhadap organisasi BNN, yang berakibat terjadi reviu Renstra BNN tahun 2012, sehingga nomenklatur pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama mengalami perubahan.

Media massa dan kader anti narkoba yang sudah terbentuk sangat berperan dalam mempengaruhi keterampilan para siswa menengah, mahasiswa dan pekerja terkait dengan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

3.

Sasaran : Meningkatnya peranan intansi pemerintah dan swasta dalam mendukung pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Sasaran strategis di atas, di implementasikan melalui 2 (dua) indikator kinerja utama sebagai berikut :

0 20 40 60 80 100 2013 2014 74,0% 90,7% % Peningkatan Capaian 16,7%

(36)

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1. % peningkatan Instansi Pemerintah Pusat

dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Implementasi Inpres12/2011)

15% 52,8 % 352%

Pentingnya indikator tersebut diatas, disebabkan kebijakan pemerintah terkait dengan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam upaya mewujudkan 97,8% dari jumlah penduduk Indonesia “IMUN” terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, melalui partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan menumbuhkan sikap menolak narkoba dan menciptakan lingkungan bebas narkoba.

Sedangkan 2,2% dari jumlah penduduk Indonesia yang ditengarai telah terlanjur menjadi penyalahguna narkoba, akan diupayakan secara bertahap mendapat layanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi melalui rawat inap atau rawat jalan serta mencegah kekambuhan dengan program after care (rawat jalan).

Kebijakan lainnya adalah menumpas jaringan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya melalui pemutusan jaringan sindikat narkoba dalam dan/atau luar negeri dan menghancurkan kekuatan ekonomi jaringan sindikat narkoba dengan cara penyitaan asset yang berasal dari tindak pidana narkotika melalui penegakan hukum yang tegas dan keras.

Arah kebijakan tersebut ditetapkan berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Jakstranas P4GN Tahun 2010-2015 dan ditingkat Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) juga telah didukung dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.

(37)

Inpres Nomor 12 Tahun 2011, menginstruksikan seluruh Menteri/Kepala Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015, dengan menetapkan rencana aksi yang meliputi bidang: Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi; dan Pemberantasan.

Agar amanat Inpres tersebut dapat terlaksana, seluruh penyelenggara negara diminta menetapkan target rencana aksi masing-masing sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing K/L. Adapun gambaran implementasi rencana aksi Inpres Nomor 12 Tahun 2011 di tingkat K/L, tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Terdapat 60 K/L yang menetapkan target Rencana Aksi Tahun Anggaran 2014 dengan mendatakan langsung rencana aksinya ke dalam sistem aplikasi pelaporan Inpres Nomor 12 Tahun 2011.

b. Dari 60 K/L yang menetapkan target rencana aksi, ada 20 K/L yang telah melaporkan realisasi rencana aksi secara langsung kedalam aplikasi pelaporan Inpres 12 Tahun 2011 dengan alamat

inpres12.bnn.go.id, sedangkan 40 K/L lainnya mengirim laporan

pelaksanaan secara manual ke BNN (laporan dalam bentuk hardcopy). c. Selain 60 K/L tersebut di atas, terdapat 30 K/L yang tidak menyusun

rencana aksi tetapi melaksanakan amanat Inpres tersebut, dengan cara mengundang BNN sebagai narasumber untuk melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di lingkungan instansinya.

d. Total K/L yang telah melaksanakan amanat Inpres No. 12 Tahun 2011 berjumlah 90 K/L. Sementara K/L yang tidak menyusun rencana aksi, disebabkan program P4GN dalam RPJMN tahun 2009-2014 masih dalam klasifikasi prioritas bidang.

(38)

Pada lingkup daerah, Pemerintah Daerah (Pemda) yang menyusun dan melaksanakan rencana aksi juga mengalami peningkatan, hal tersebut didorong dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, dengan uraian sebagai berikut:

a. Pemda yang melaporkan Rencana Aksi Daerah (RAD) ke BNN adalah sebanyak 97 Pemerintah Daerah dengan rincian sebagai berikut: Pemda Tingkat 1 = 27, Pemda Kabupaten = 42, dan Pemda Kota = 28. b. Pelaporan RAD dapat terpantau melalui perwakilan BNN yang ada di

Provinsi dan Kabupaten/Kota, sedangkan di Kabupaten/Kota yang belum terbentuk organisasi BNNK/Kota nya, BNN masih mengalami kendala dalam hal pelaksanaan koordinasi.

c. Terdapat 33 Pemda yang tidak menyusun rencana aksi tetapi melaksanakan Rencana Aksi Daerah (RAD) sebagai amanat Inpres 12 dan Permendagri No. 21 Tahun 2013, dengan cara mengundang BNNP dan BNNK sebagai narasumber untuk melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dilingkungan instansinya.

d. Total Pemda yang telah melaksanakan amanat Inpres No. 12 Tahun 2011 berjumlah 130 instansi pemerintah daerah.

e. Semakin lancarnya komunikasi BNNP/BNNK/Kota dengan pemerintah daerah setempat dalam rangka peningkatan pelaksanaan program P4GN, hal ini ditandai dengan tersedianya bantuan hibah berupa dana, tanah, dan barang melalui APBD setempat, serta meningkatnya kerjasama dalam pelaksanaan P4GN.

f. Bentuk kerjasama yang dilaksanakan oleh BNNP dengan Pemerintah Daerah yaitu Sosialisasi bahaya narkoba yang dilanjutkan dengan pelaksanaan test urine.

Dari target yang ditetapkan sebesar 15% terealisasi sebesar 34,55% (keberhasilan mencapai 352%). Hal ini menandakan adanya peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Implementasi Inpres12/2011), dengan dasar perhitungan berikut ini:

(39)

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. % peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksana-kan kebijamelaksana-kan pencegah-an dpencegah-an pemberpencegah-antaspencegah-an

penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba (Implementasi Inpres 12/2011) = ((R t – R t-1) / R t-1 ) * 100% = ((220-144)/144)* 100% = (76/144)*100% = 52,8% - R = Realisasi Instansi - t = pada tahun berjalan - (t-1) = pada tahun sebelumnya

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 terjadi peningkatan capaian sebesar 50,3% yaitu dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 52,8% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan semakin tumbuhnya kesadaran instansi pemerintah pusat dan daerah terkait dengan Program P4GN. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

Grafik 3. % peningkatan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Implementasi Inpres 12/2011)

Capaian tahun 2014 terkait indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan target jangka menengah, karena dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi perubahan yang signifikan terhadap organisasi BNN, yang berakibat terjadi reviu Renstra BNN tahun 2012, sehingga nomenklatur pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama mengalami perubahan.

0 10 20 30 40 50 60 2013 2014 2,5% 52,8% % Peningkatan Capaian 50,3%

(40)

Penyebab keberhasilan implementasi Inpres ini ditingkat instansi pemerintah, sebagai pertanda adanya kesadaran pegawai pemerintah terkait arti pentingnya Program P4GN dan kesungguhan dari para pelaksana operasional untuk menggerakkan instansi pemerintah pusat dan daerah berpartisipasi aktif melaksanakan program P4GN.

Selain di lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah, implemen-tasi Inpres di instansi swasta juga dilakukan, dengan uraian berikut ini:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 2. % peningkatan Instansi Swasta yang

melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi Inpres12/2011)

15% 229,1% 1.527%

Penetapan IKU ini, sebagai akibat maraknya penyalahgunaan narkoba ditempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BNN untuk sektor pekerja, menunjukkan bahwa tingkat penyalahgunaan narkoba di lingkungan pekerja swasta tergolong tinggi. Hal ini sebagai akibat tekanan akan prestasi pekerja yang dibebankan kepada setiap individu karyawan/pekerja, yang berakibat individu mencari alternatif penambah semangat kerja, yang berakibat terjadinya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan instansi swasta dalam pelaksanaan program P4GN.

Secara kelembagaan BNN mengalami kesulitan mewajibkan instansi swasta menetapkan rencana aksi dibidang P4GN termasuk juga dalam melaksanakan monitoring program P4GN secara langsung, dikarenakan berbagai faktor antara lain faktor geografis yang begitu luas, sifatnya hanya terbatas pada menganjurkan untuk bersama-sama pemerintah mensukseskan program lingkungan kerja bebas narkoba.

Untuk mengukur sejauh mana instansi swasta telah berperan aktif melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi Inpres12/2011) dilakukan monev. Pelaksanaan monev ini merupakan rangkaian program yang telah disusun sebelumnya, guna mengetahui manfaat dari setiap kegiatan yang telah dilakukan.

(41)

Adapun hasil capaian pelaksanaan program dilakukan dengan membandingkan antara hasil monev P4GN tahun 2014 dan tahun 2013 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Instansi swasta telah menunjukan keseriusan terkait dengan pelaksanaan program P4GN.

b. Instansi swasta telah berperan aktif melaksanakan program P4GN termasuk menjalin kerjasama pelaksanaan P4GN dengan lembaga lain. Hasil pengukuran kinerja perananan instansi swasta melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi Inpres12/2011) adalah sebagai berikut :

No. Segmen Pengukuran Kineja Pelaksanaan Program P4GN

Capaian 2013 (%)

Capaian 2014 (%) 1. Instansi swasta telah berperan aktif melaksanakan

program P4GN termasuk menjaliin kerjasama pelaksanaan P4GN dengan lembaga lain

21,3% 70,1%

Rata – rata capaian 21,3% 70,1%

No. Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

1. % peningkatan In-stansi swasta yang melaksanakan kebi-jakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap nar-koba (Implementasi Inpres 12/2011) = ((%R t -%R t-1) /% R t-1 ) * 100% = ((70,1-21,3)/21,3)* 100% = (48,8/21,3)*100% = 229,1% - % R = % Realisasi Instansi - t = pada tahun berjalan - (t-1) = pada tahun sebelumnya

Dari target yang ditetapkan sebesar 15% terjadi peningkatan instansi swasta yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Implementasi Inpres12/2011), terealisasi sebesar 229,1% atau keberhasilan mencapai 1.527%.

Hasil capaian tahun 2014 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2013 dikarenakan terjadi reviu renstra tahun 2012. Persentase peningkatan instansi swasta melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Impelementasi Inpres12/2011) tahun 2013 belum dapat diukur dikarenakan data pembanding pada tahun sebelumnya belum tersedia.

(42)

Capaian tahun 2014 terkait indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan target jangka menengah, karena dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi perubahan yang signifikan terhadap organisasi BNN, yang berakitbat terjadi reviu Renstra BNN tahun 2012, sehingga nomenklatur pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama mengalami perubahan.

Penyebab keberhasilan implementasi Inpres ini ditingkat instansi swasta, sebagai pertanda adanya kesadaran pegawai swasta terkait arti pentingnya Program P4GN dan kesungguhan dari para pelaksana operasional (BNNP dan BNNK/Kota) untuk menggerakkan instansi swasta berpartisipasi aktif melaksanakan program P4GN.

4.

Sasaran : Terciptanya lingkungan pendidikan dan lingkungan

kerja bebas narkoba.

Sasaran strategis di atas, diimplementasikan melalui indikator kinerja utama sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1. % peningkatan lingkungan pendidikan

(sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba

15% 14,1% 94%

Ada kecenderungan lingkungan pendidikan telah menjadi salah satu sasaran tempat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, oleh karena itu BNN menjadikan lingkungan pendidikan sebagai salah satu target sasaran yang perlu diperkuat dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan pendidikan bebas narkoba yaitu dengan pemberdayaan lingkungan pendidikan melalui pembentukan satgas anti narkoba di sekolah dan kampus, lomba sekolah dan kampus bersih narkoba (branding, lomba cipta lagu, sajak, website, lomba pantun, karya tulis, pidato dan seminar) serta Focus Group Discussion (FGD).

(43)

Untuk mengetahui tingkat kesungguhan pelaksanaan program, dilanjutkan dengan pelaksanaan test urine kepada siswa dan mahasiswa serta pihak lembaga pendidikan yang berperanserta dalam pelaksanaan program tersebut. Hasil pelaksanaan test urine merupakan indikator keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di lingkungan pendidikan. Karena keterbatasan anggaran BNN dalam hal penyediaan alat test urine, sehingga pelaksanaan test urine hanya secara acak kepada siswa/mahasiwa dan pihak sekolah/kampus.

Sedangkan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program dilakukan monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan monev ini merupakan rangkaian program yang telah disusun sebelumnya, guna mengetahui manfaat dari setiap kegiatan yang telah dilakukan.

Adapun hasil capaian pelaksanaan program dilakukan dengan membandingkan antara hasil monev P4GN tahun 2014 dan tahun 2013 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Sekolah dan Kampus pernah menerima sertifikat bebas narkoba dari BNN/BNNP dan BNNK/Kota.

b. Tidak terdapat pecandu narkoba di lingkungan responden.

Hasil pengukuran kinerja pelaksanaan program P4GN dilingkungan pendidikan adalah sebagai berikut :

No. Segmen Pengukuran Kineja Pelaksanaan Program P4GN Capaian Tahun 2013 (%) Capaian Tahun 2014 (%) 1. Sekolah dan Kampus pernah menerima sertifikat

bebas Narkoba dari BNN/BNNP/BNNK

35.6% 54.8% 2. Tidak terdapat pecandu narkoba di lingkungan

responden

74.1% 70.2%

Rata – rata capaian 54.8% 62.5%

No. Indikator Kinerja

Utama Formula Hasil Perhitungan Keterangan

1. % peningkatan ling-kungan pendidikan (sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba = ((%R t - %R t-1 / %R t-1)*100%) = ((62,5-54,8)/62,5)*100% = (7,7/62,5)*100% = 14,1% - R = Realisasi - t = pada tahun berjalan - (t-1) = pada tahun sebelumnya

(44)

Dari target yang ditetapkan sebesar 15% terjadi peningkatan lingkungan pendidikan (sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba, terealisasi sebesar 14,1% atau keberhasilan mencapai 94%.

Tidak tercapainya target 100% tersebut di atas, disebabkan belum semua lingkungan pendidikan berperan serta menindaklanjuti program-program yang telah ditetapkan, antara lain : pembentukan satgas anti narkoba, pelaksanaan test urine dan tidak ikut serta dalam pelaksanaan FGD.

Beberapa indikator keberhasilan dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, antara lain:

a. Melalui lomba kampus, sebagai bagian dari pemberdayaan peran serta kampus, civitas akademika mulai bergairah berdiskusi dan mem posting pemberitaan narkoba di dunia maya melalui website kreatifitasnya;

b. Sepanjang tahun 2014, banyak kampus yang memasang pesan bahaya narkoba di lingkungan dalam kampus, sehingga hal itu mengingatkan mahasiswa akan pentingnya berprestasi dalam belajar dan anti narkoba; c. Antusiasme peserta dalam event duta kampus anti narkoba 2014 diminati

banyak mahasiswa, artinya mahasiswa pun ingin menjadi role model yang mahir (tidak canggung) berbicara tema narkoba di depan publik; d. Materi tentang bahaya telah dijadikan kuliah perdana bagi orientasi

mahasiswa baru dan acara-acara di luar perkuliahan di kampus;

e. Adanya perubahan paradigma kampus bahwa mahasiswa yang menjadi penyalah guna narkoba tidak lagi dipenjara melainkan direhabilitasi dengan ijin orang tuanya.

f. Saat ini di beberapa lingkungan pendidikan telah menindaklanjuti program P4GN dengan meningkatkan kapasitas lingkungan sekolah dan kampus dalam pembinaan satgas anti narkoba.

(45)

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 terjadi peningkatan capaian sebesar 4,6%, yaitu dari 9,5% pada tahun 2013 menjadi 14,1% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan semakin tumbuhnya kesadaran Lembaga Pendidikan terkait dengan upaya menciptakan lingkungan pendidikan bebas dari penyalahgunaan narkoba. Peningkatan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

Grafik 4. % peningkatan lingkungan pendidikan (sekolah menengah dan kampus) bebas narkoba

Capaian tahun 2014 terkait indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan target jangka menengah, karena dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi perubahan yang signifikan terhadap organisasi BNN, yang berakibat terjadi reviu Renstra BNN tahun 2012, sehingga nomenklatur pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama mengalami perubahan.

Sebagian besar lingkungan pendidikan sudah menunjukkan kesungguhan untuk menjadikan lingkungannya bebas dari masalah penyalahgunaan narkoba, dengan mengaktifkan Satgas anti narkoba dilingkungan sendiri. Hal ini sebagai pertanda adanya kesadaran lingkungan pendidikan terkait arti pentingnya Program P4GN dan kesungguhan dari para pelaksana operasional (BNN, BNNP dan BNNK/Kota) untuk menggerakkan lembaga pendidikan berpartisipasi aktif melaksanakan program P4GN.

0 5 10 15 2013 2014 9,5% 14,1% % Peningkatan Capaian 4,6%

(46)

Sedangkan indikator kinerja utama kedua adalah lingkungan kerja bebas narkoba dengan uraian sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 2. % peningkatan lingkungan kerja bebas

narkoba

15% 14,5% 96,7%

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI tahun 2011, diperoleh gambaran bahwa tindak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dilingkungan kerja cukup tinggi dan mengkhawatirkan.

Data tangkapan kasus Narkoba menunjukkan dari tahun ke tahun peredaran Narkoba di kalangan pekerja semakin meningkat, dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS) dari 204 kasus (2001) menjadi 121 kasus, swasta dari 1.228 kasus (2001) menjadi 13.194 kasus (2006), atau wiraswasta dari 1.228 kasus (2001) menjadi 4.663 kasus (2006). Hasil estimasi tahun 2011 menegaskan penyalahguna Narkoba kelompok pekerja merupakan terbesar jumlahnya di Indonesia. Dari sisi angka prevalensi pekerja berada di urutan keempat setelah WPS, Anak Jalanan dan Pelajar. Pekerja kos prevalensinya lebih tinggi (6,8) dibandingkan pekerja tidak kost (2,1) (BNN & PPKUI, 2011).

Hasil penelitian Narkoba dikalangan pekerja menunjukkan bahwa pekerja tidak terbebas dari masalah Narkoba. Hasil estimasi penyalahguna Narkoba di Indonesia diperkirakan sekitar 3,7 juta sampai 4,7 juta orang di tahun 2011 (BNN & PPKUI, 2011). Dari jumlah tersebut, proporsi terbesar adalah kelompok pekerja. Jumlah pekerja yang menyalahgunakan Narkoba bagi mereka yang kost diperkirakan sekitar 963 ribu sampai 1 juta orang atau bagi mereka yang tidak kost sekitar 1,8 juta sampai 2 juta orang. Pekerja kost prevalensinya lebih tinggi (6,8%) dibandingkan pekerja tidak kost (2,1%) (BNN & PPKUI, 2011).

Atas pertimbangan kerawanan penyalahgunaan narkoba dilingkungan kerja, BNN menetapkan IKU tentang persentase peningkatan lingkungan kerja bebas narkoba. Lingkungan kerja rawan narkoba dimungkinkan terjadinya proses dinamis akibat akumulasi berbagai faktor yaitu: faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor sosial budaya.

Gambar

Tabel 1.   Perjanjian Kinerja BNN Tahun  2014
Grafik 1.   %  siswa  menengah,  mahasiswa,  dan  pekerja  yang  telah  mengikuti  penyuluhan  memiliki  sikap  menolak  penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
Grafik 2.  % kader siswa menengah, mahasiswa dan pekerja  yang telah  mengikuti  pelatihan  memiliki  keterampilan  menolak  penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
Grafik 3.  %  peningkatan  Instansi  Pemerintah  Pusat  dan  Daerah  yang  melaksanakan  kebijakan  pencegahan  dan  pemberantasan  penyalahgunaan  dan  peredaran  gelap  narkoba  (Implementasi  Inpres 12/2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Tahun 2015 ini lebih berfokus pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan Peraturan

Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 493 orang responden terdapat 475 orang (96,35%) diantaranya mengatakan telah menyampaikan materi bahaya narkoba kepada

Ada beberapa media transmisi yang dapat kita gunakan sebagai link backhaul , suatu teknologi seluler contihnya fiber optic, microwave, E1, dan lain sebagainya.. Pada

Pada penelitian yang membandingkan pemberian Benzydamine HCl dengan topikal didapat bukti bahwa konsentrasi obat di jaringan yang mengalami inflamasi lebih

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebanyak 33 (tiga puluh tiga), dan dari jumlah tersebut, 28 (dua puluh delapan) IKU telah

Sebelum penelitian dilaksanakan maka peneliti melakukan uji validator, untuk mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) dan Soal Pretest dan

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nuswantara (2009) dengan judul “Analisis Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil Pada Beberapa Lembaga Keuangan Mikro di

Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah, terjadi ketika responden menilai bahwa NSC Finance telah melakukan penyesuaian sesuai dengan