(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)
THE INFLUENCE OF COMPANY SIZE, PROFITABILITY, BUSINESS RISK, TIME INTEREST EARNED, GROWTH, ASSET STRUCTURE
AND LIQUIDITY ON CAPITAL STRUCTURE
(Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period 2012-2015)
Skripsi
Oleh
Bayu Anugerah Putra
20130410448
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)
THE INFLUENCE OF COMPANY SIZE, PROFITABILITY, BUSINESS RISK, TIME INTEREST EARNED, GROWTH, ASSET STRUCTURE AND
LIQUIDITY ON CAPITAL STRUCTURE
(Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period 2012-2015)
Skripsi
Oleh
Bayu Anugerah Putra
20130410448
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Nomor Mahasiswa : 20130410448
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST
EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKUR AKTIVA,
LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut untuk dibatalkan.
Yogyakarta, 10 Mei 2017
“
Kamu tidak akan pernah jatuh jika kamu takut untuk memanjat. Tapi
tidak akan ada kebahagiaan ketika kamu hanya hidup di tanah
”
“
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja,
hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan
perutnya dengan makanan.
”
–
Frederick E. Crane
“
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam
masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik.
”
–
Robert Hal
“Saya melakukan yang terbaik yang saya tahu, saya melakukan yang
sangat baik yang saya bisa dan saya melakukan yang terbaik sampai
kemampuan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini kupersembahkan dengan sangat manis untuk kedua orang tua saya yang sangat ingin saya bahagiakan yakni Ibu
Samirah dan Bapak (Alm. Khafiyun) yang sudah mendoakan saya hingga terselesaikannya skripsi ini. Juga saya persembahkan skripsi ini dengan sangat romantis untuk Amin Nurul Fatimah serta kakak-kakak terbaikku, Teguh Hermawan
yang tak lekang menyisihkan rezekinya untuk saya kuliah sampai selesai seperti sekarang ini. Terlebih dari pada itu, saya harus memberikan ucapan rasa terimakasih kepada Almamaterku tercinta, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dan orang yang terkait didalamnya yang sudah memberikan pengalaman serta pelajaran yang berharga
selama tiga tahun lebih ini.
Lagi-lagi, saya harus mengucapkan terima kasih banyak kepada teman lembur skripsi saya, Reza Budi Cahyono, Toyib Nur Fajri dan Fatkhurrohman yang sudah ikhlas
membantu saya dalam memburu gelar sarjana ini. Terimakasih!
Teman-teman kuliah, KKN, (Alm.Ivan Adi Saputra) dan cinta yang sudah berlalu lalang selama tiga tahun ini dan semuanya yang sudah terlibat dalam perjuangan saya
selama kuliah di UMY. Matursembah Nuwun nggeh..
Big Thanks untuk Kota Yogyakarta, dengan sejuta kenangan pahit dan manis yang selalu kuelu-elukan. Saya tumbuh menjadi pria dengan semakin dewasa di kota pelajar ini dan “BIARKAN AKU UNTUK SELALU PULANG LAGI SAAT JIWA SEPI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Risiko Bisnis, Time Interest Earned, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan
masukan bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi serta
memberikan masukan dan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan
proses studi.
2. Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang
telah mengarahkan, membantu dan mengoreksi kesalahan penulis serta
mengarahkan penulis sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan semua
dan perhatian kepada penulis hingga bisa menyelesaikan studi.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi ini).
Sebagai akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih
memiliki banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan
pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalam karya
tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 10 Mei 2017
HALAMAN JUDUL ... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... ... iv
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... ... 9
D. Penelitian Terdahulu ... .... 13
E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis ... .... 14
F. Model Penelitian ... .... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... .... 21
A. Obyek Penelitian ... .... 21
B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel ... .... 21
C. Populasi dan Sampel ... .... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... .... 33
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... .... 33
B. Analisis Statistik Deskriptif ... .... 34
C. Analisi Linear Berganda ... .... 38
D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... .... 41
1. Uji Normalitas ... .... 41
2. Uji Multikolinearitas ... .... 43
3. Uji Heteroskedastisitas ... .... 44
4. Uji Auttokorelasi ... .... 46
E. Hasil Uji Hipotesis ... .... 47
1. Uji T Hipotesis ... .... 47
2. Uji Koefisien Determinasi ... .... 50
F. Pembahasan ... .... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .... 59
A. Kesimpulan ... .... 59
B. Saran ... .... 61
C. Keterbatasan ... .... 62
DAFTAR PUSTAKA ... .... 64
4.3 Tabel Hasil Uji Analisis Linear Berganda ... .... 39
4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas ... .... 42
4.5 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... .... 44
4.6 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Awal ... .... 45
4.7 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah tranformasi logaritma ... .... 46
4.8 Tabel Hasil Uji Autokorelasi ... .... 47
4.9 Tabel Hasil Uji t ... .... 48
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Statistik SPSS. Sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada periode 2012 sampai 2015. Dalam penelitian ini ada sebanyak 15 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria saya, yaitu perusahaan yang mempunyai laba dan beban bunga pada periode penelitian tersebut.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
listed in Indonesia Stock Exchange. This study using purposive sampling method. The analytical tool used was SPSS Statistics. Samples that I use in this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period from 2012 to 2015. In this study, there are 15 manufacturing companies that fall into my criteria, it is companies that distribute ds and interest expense in the period of the study.
Based on the analysis that has been done shows that the size, growth, asset structure of significant positive effect on d Policy, and profiability, business risk, time interest earned, liquidity significant negative effect on d Policy.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dana suatu perusahaan sangat penting dikarenakan
berkaitan langsung dengan berjalannya perusahaan dan kesempatan
perusahaan untuk berkembang. Struktur modal juga mempunyai efek
langsung dengan posisi keuangan perusahaan. Dalam pemenuhan kebutuhan
dana ada dua sumber meliputi sumber dana internal dan sumber dana
eksternal. Pemenuhan kebutuhan pendanaan internal merupakan dana yang
diperoleh sendiri oleh perusahaan misalnya laba yang tidak dibagikan
,sehingga dapat dikatakan perusahaan tersebut melakukan pembelanjaan dari
pendanaan intern (internal financing) (Riyanto, 2001).
Sedangkan pengertian pembelanjaan sendiri itu adalah dalam arti
sempit, karena hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan dana. Semakin besar
dana internal yang berasal dari laba ditahan maka akan semakin memperkuat
posisi keuangan suatu perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan di
masa yang akan datang. Laba ditahan ini digunakan suatu perusahaan untuk
cadangan menghadapi kerugian yang timbul di masa yang akan dating,
melunasi hutang perusahaan yang ada, menambah modal kerja dan
membelanjai ekspansi perusahaan di masab yang akan datang (Riyanto,
2001).
Selain sumber dana internal ada sumber dana yang lain diantaranya
sumber eksternal, yaitu sumber pendanaa berasal dari tambahan penyertaan
modal pemilik atau penerbitan saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari
bank (Riyanto, 2001). Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dananya menggunakan sumber dari luar, disebut dengan pembelanjaan
eksternal. Penentuan alternatif pendanaan dianggap penting karena
masing-masing sumber pendanaan tersebut memiliki biaya modal yang berbeda-beda.
Manajer keuangan diharapkan mampu untuk menerapkan pemilihan alternatif
sumber dana yang paling tepat bagi perusahaan. Kemudian perusahaan perlu
mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut dananya dipenuhi dari saham,
hutang, atau kombinasi dari keduanya. Selanjutnya perusahaan harus
mempertimbangkan keseimbangan secara optimal dalam menentukan struktur
modalnya.
Keputusan pendanaan serta pengelolaan strukur modal berkaitan
dengan nilai perusahaan dan jumlah biaya modal yang harus dikeluarkan.
Pendanaan eksternal yang dilakukan oleh perusahaan melalui hutang akan
menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh
kreditur. Di lain sisi, jika manajer menggunakan dana internal atau dana
sendiri, maka akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang
akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan.
Berbagai teori mengenai strktur modal dapat menjelaskan perilaku
pengambilan keputusan struktur modal oleh pihak manajemen perusahaan,
seperti asymmetric information theory, agency theory, trade off theory, dan
pecking order theory. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam
pengelolaan keuangan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan
dalam pencarian sumber dana (financing) dan kegiatan penggunaan dana
(investment) (Mamduh, 2004). Manajer harus dapat mengambil keputusan
untuk memilih sumber-sumber dana yang akan digunakan dan juga seberapa
besar dana-dana tersebut digunakan untuk pembiayaan perusahaan sehingga
nantinya dana yang diperoleh tidak memberatkan perusahaan. Selain itu
manajer keuangan juga harus dapat mengambil keputusan yang sesuai dalam
penggunaan dana yang diperoleh agar dana tersebut dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Sehingga manajer keuangan harus dapat mengombinasikan
antara keputusan-keputusan tersebut agar nantinya keputusan yang diambil
dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Alasan memilih industri manufaktur karena saham-saham ini yang
paling tahan terhadap krisis ekonomi di banding sektor industri lainnya.
Karena dalam kondisi krisispun atau tidak kebutuhan manufaktur tetap
dibutuhkan. Meskipun sebagian produknya bukan kebutuhan sehari-hari,
manufaktur sesuai dengan yang dibutuhkan, kesenangan dan selera
masing-masing rumah tangga. Sehingga sangat dimungkinkan keseharian masyarakat
menngkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur.
Disisi lain perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
produknya dibutuhkan sehari-hari sehingga kecil kemungkinan akan rugi.
Dengan memiliki saham perusahaan manufakur kemungkinan kecil akan rugi
dan di harapkan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tingkat
kerugiannya. Penelitian terhadap struktur modal masih mungkin untuk dikaji
karena adanya bukti empiris yang menyimpulkan perbedaan hasil penelitian
terdahulu. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Firnanti (2011)
dengan hasil penelitian yang menyatakan faktor yang mempengaruhi struktur
modal yaitu pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal
dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan
penelitian Yuliati (2011) factor yang mempengaruhi struktur modal yaitu
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Dengan adanya perbedaan hasil riset di atas sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, sehingga diajukan judul penelitian: “Analisis pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned,
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur
Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini membahas tentang
struktur modal perusahaan dan faktor-faktornya, sebagaimana kita tahu bahwa
dalam menjalankan suatu perusahaan memerlukan pemasukan dana atau
modal, sehingga penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pertimbangan
perusahaan dalam mencari dana atau modal B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal?
2. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal?
3. Apakah terdapat pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal?
4. Apakah terdapat pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal?
5. Apakah terdapat pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal?
6. Apakah terdapat pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal?
7. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal.
2. Untuk menguji pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal.
3. Untuk menguji pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal.
4. Untuk menguji pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal.
5. Untuk menguji pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal.
7. Untuk menguji pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan memperluas wawasan tentang pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan,
likuiditas terhadap struktur modal.
2. Secara praktek penelitian ini memberikan masukan atau saran bagi pihak
perusahaan untuk memperbaiki masalahnya bahwa ada faktor yang
berpengaruh terhadap struktur modal. Dan hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan, masukan dan acuan penelitian.
E. Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan dengan periode yaitu tahun 2012 – 2015.
2. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan campuran sumber – sumber dana jangka
panjang yang digunakan perusahaan (Keown 2010), sedangkan menurut
Riyanto (2001), struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri Sartono (2008), menyatakan bahwa struktur modal merupakan
perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang
jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
B. Teori Struktur Modal
1. Tradeoff-Theory
Menurut Brigham & Houston (2011), dijelaskan mengenai ringkasan
toeri pertukaran (trade-off theory) adalah adanya fakta bahwa bunga yang
dibayarkan sebagai beban pengurang pajak membuat hutang menjadi lebih
murah dibandingkan dengan saham biasa atau saham preferen. Secara tidak
langsung, pemerintah membayar sebagian biaya hutang atau dengan kata lain
hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.
2. Pecking Order Theory
Secara ringkas pecking order theory menyatakan bahwa (Brealley dan
myers, 1991 dalam Suad, 2008) : Pertama, perusahaan lebih menyukai
internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). Kedua,
perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen
secara drastic. Ketiga, kebijakan dividen yang konstan dengan fluktuasi
dan profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak dapat bisa di duga.
Keempat, apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling “aman” terlebih
dahulu.
Menurut Mamduh (2004) pecking order theory menyatakan secara
spesifik, perusahaan dalam penggunaan dana secara urut diantaranya :
1. Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh
dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan.
2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi. Dan perusahaan selalu berusaha
menghindari perubahan dividen yang terjadi secara tiba-tiba (pembayaran
dividen diusahakan selalu konstan, atau kalua berubah terjadi secara
3. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), dengan fluktuasi
keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan
menyebabkan aliran kas yang diterima perusahaan lebih besar di
bandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu. Dan
lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan
akan membayar utang atau membeli surat berharga dan jika kas lebih
kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang ada atau menjual surat
berharga.
4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat
berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan memulai dengan
utang , selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran (hybrid)
seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai
pilihan terakhir.
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal
Ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Menurut Riyanto (2001), variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah:
tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar resiko dari
aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat
manajemen, besarnya suatu perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan
Houston (2011), variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah :
profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman,
kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Maka
peneliti mengambil 7 variabel dalam penelitian ini, diantaranya yaitu : 1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang
besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil
terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001). Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dimana ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap keputusan investasi bagi investor. 2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau
keuntungan melalui sejumlah kebijakan yang telah ditetapkan oleh manjemen
perusahaan. Menurut (Pearce, 2008), profitabilitas merupakan hasil bersih dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang dipilih oleh manajemen suatu
organisasi. Sedangaka menurut Kusuma (2013), profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional perusahaanya
dengan menggunakan dana asset yang dimiliki oleh perusahaan. 3. Risiko Bisnis
Risiko bisnis merupakan risiko dasar yang dimiliki perusahaan selain
financial risk sebagai tambahan risiko akibat penggunaan hutang. Risiko
kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang timbul akibat perusahaan
tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis merupakansalah satu risiko yang
dihadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya (Gitman, 2003),
yaitu kemungkinan ketidakmungkinanperusahaan untuk mendanai kegiatan
operasionalnya.
4. Time Interest Earned
Time interest earned merupakan kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga pinjamannya kepada kreditor dengan menggunakan
pendapatan operasionalnya. Kemampuan tersebut akan mempengaruhi
kepercayaan kreditor terhadap perusahaan tersebut. Semakin tinggi
kemampuan perusahaan membayar bunga pinjamnnya semakin tinggi
kapasitas hutang perusahaan tersebut (Baral, 2004).
5. Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih mengandalkan
modal eksternal. Pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar dari
pada untuk penerbitan surat utang, yang mendorong perusahaan untuk lebih
banyak mengandalkan hutang. Pertumbuhan perusahaan merupakan
perkembangan perusahaan yang diukur dengan tingkat pertumbuhan total
aktiva. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar
6. Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan aktiva yang
dimiliki perusahaan (Husnan, 2002). Menurut Adrianto dan Wibowo (2007),
aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan
mengasumsikan semua faktor lain konstan perusahaan akan meningkatkan
utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang.Perusahaan
yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan
hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang.
Dan juga perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang lebih besar
kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko lebih
kecil yang akan menyebabkan leverage yang besar (Chen dan Hammes, 2002
dalam Supriyanto dan Falikhatun, 2008). Dan dapat disimpulkan bahwa
dengan struktur aktiva yang besar maka perusahaan memilik rasio hutang
yang besar. 7. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman atau hutang perusahaan. Rasio likuiditas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya sumber daya jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut
(Van Horne dan Wachowicz, 2001). Menurut pecking order theory,
pembiayan hutang meliankan menggunakan dan internal terlebih dahulu
disebabkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi mempunyai
dana internal yang besar.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
sudah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, berikut ini adalah
penelitian-penelitian yang telah dilakukan diantaranya :
1. Putri (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang terdafar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur akitva,
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan.
2. Yuliati (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI”. Hasil
dalam penelitian ini menunjukan profitabilitas, likuiditas berpengaruh
negatif signifikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif,
sedangkan struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis
3. Indrajaya (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, risiko
bisnis berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan.
4. Lusangaji (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh
signifikan dan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan.
E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Semakin besar perusahaan, maka semakin besar juga dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk kegiatan operasionalnya.
Semakin besar perusahaan, maka semakin mudah juga perusahaan itu
memperoleh hutang. Perusahaan yang besar akan memiliki kemudahan
akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga akan lebih besar karena
pihak kreditur akan lebih suka untuk memberikan kredit kepada
perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran
pecking order theory, yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal
diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling
aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti
dengan surat berharga campuran (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Yuliati (2011), Lusangaji (2012), Putri
(2012), Yovin (2012), menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan
berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Menurut Sartono (2008) adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana
internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan
profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.
Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas
tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena tingkat
keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh
sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh
theory, suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal
tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Finanti (2011), Yuliati (2011), Lusangaji
(2012), menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh
negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal
3. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
Dalam perusahaan risiko bisnis dari perusahaan akan meningkat jika
menggunakan hutang yang tinggi atau semakin banyak. Hal ini juga akan
meningkatkan kebangkrutan perusahaan (Kartika, 2014). Semakin tinggi
risiko yang dimiliki suatu perusahaan, maka seharusnya perusahaan harus
mengurangi hutang. Dengan tingginya risiko bisnis dari suatu perusahaan
maka modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan akan semakin
kecil. Sehingga ketika perusahaan tetap menggunakan hutang dalam
resiko yang tinggi maka kemungkinan perusahaan untuk bangkrut akan
semakin tinggi juga.
Berdasarkan hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005),
menunjukan bahwa risiko bisnis secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
4. Pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal
Baral (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga pinjaman nya, maka semakin rendah
pula tingkat kapasitas hutang perusahaan. Time interest earned
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya
kepada kreditor. Dengan kemampuan membayar bunga semakin tinggi
menandakan perusahaan mempunyai laba ditahan yang besar. Dengan
dana internal yang besar perusahaan tidak perlu melakukan hutang karena
perusahaan sudah dapat menutupi biaya operasionalnya dengan laba
ditahan. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan dana internal terlebih
dahulu dari pada menggunakan dana eksternal.
Berdasarkan hasil peneliti Putra (2009), menunjukan bahwa time
interest earned secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur
modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H4 : Time interest earned berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal.
5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu cara untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dan untuk
memperoleh kemudahan pendanaan eksternal bagi perusahaan tersebut.
kepercayaan para kreditor untuk memberikan kesediaan modal pendanaan
melalui hutang jangka panjang. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
menyebabkan meningkatnya jumlah aktiva yang digunakan, sehingga
akan meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini
didukung dengan pecking oder theory, suatu perusahaan akan lebih
memilih menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan menerbitkan
saham campuran (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Firnanti (2011), menunjukan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur
modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H5 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal.
6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva
tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka
panjang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan
sebagai jaminan hutang (Brigham & Houston, 2011). Dengan demikian
stuktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang
jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga
terhadap penentuan besarnya struktur modal. Hal ini didukung dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal
aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti
dengan surat berharga campuran.
Berdasarkan hasil penelitian Putri (2012), menunjukan bahwa struktur
aktiva secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktuir modal.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H6 :Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal.
7. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak
menggunakan hutang di karenakan perusahaan yang mempunyai likuiditas
tinggi mempunyai dana internal yang besar, perusahaan yang mempunyai
dana internal besar akan mampu membiayai kegiatan operasioanl atau
investasinya dengan dana internal tesebut, sehingga perusahaan akan
menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai kegiatan
perusahaan atau investasinya sebelum menggunakan dana eksternalnya
melalui hutang. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory, yang
menyatakan suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana
internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Yuliati (2011), menunjukan bahwa
likuiditas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
H7 : Likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
F. Model Peneltian
Gambar 3.1 Model Penelitian Time Interest Earned
Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Pertumbuhan
Perusahaan
Struktur Aktiva
Likuiditas
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur, sedangkan
untuk subyek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar badan usaha (Pihak
eksternal perusahaan). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan publikasi yang ada di BEI tahun 2012-2015. Selain itu data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal
dan sumber lain yang berhubungan dengan kategori data eksternal.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Metode purposive sampling yaitu menetapkan kriteria sampel
(Sekar 2003 dalam Herlina dan Magdalena, 2008). Maksudnya peneliti
mengambil sampel perusahaan manufaktur dengan mempertimbangkan
kriteria perusahaan yang dibutuhkan sebagai sampel penelitian.
Sedangkan pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan kriteria sampel
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI)
2. Perusahaan yang mempunyai laba dan beban bunga selama periode
2012-2015.
3. Perusahaan yang masuk kriteria variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan
perusahaan, struktur aktiva, likuiditas pada periode 2012-2105. C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel.
D. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan memberikan arti untuk menspesifkasikan
kegatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengkur
variabel tersebut (Sugiyono, 2004). Definisi operasional variabel berguna
untuk memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah
1) Variabel Dependent
Variabel dependent merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent adalah
variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju kearah variabel
tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya adalah mencakup semua
variabel perantara dan tergantung. Variabel dependent dalam penelitian ini
yaitu :
a) Strktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah huang
jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang serta
saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2010). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi pendanaan
yang yang terdiri dari hutang, modal sendiri dan saham biasa maupun
saham preferen yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan dalam waktu jangka panjang. Struktur Modal dapat di
hitung dengan Debt to Equity Ratio (DER), dengan rumus :
2) Variabel Independent
Variabel Independent merupak tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel Independent adalah semua
diagram tidak ada panah yang menuju ke arahnya. Selain pada bagian
kesalahan pengukuran. Variabel ini berfungsi sebagian variabel bebas /
penyebab (Sarwono, 2012). Variabel independen dalam penelitian ini
yaitu :
a) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham
yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya
berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001).
Menurut Nadeem dan Wang (2011), cara mengukurnya adalah sebagai
berikut :
)
b) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri (Sartono, 2008). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
menggunakan pendekatan aktivanya. Menurut Nadeem dan Wang
(2011), cara mengukurnya adalah sebagai berikut :
c) Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang
timbul akibat perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis
dapat diukur dengan standar deviasi profitabilitas. Risiko bisnis
merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika
menjalankan kegiatan operasinya (Gitman, 2003), Risiko bisnis dapat
dihitung dengan rumus :
d) Time Interest Earned
Time interest earned adalah rasio yang menunjukan
perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan
beban bunga. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya atau besarnya jaminan keuangan untuk
membayar bunga utang jangka panjang. Time interest earned
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban bunga tahunan dan laba operasi (EBIT) serta mengukur
sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan
dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman (Sawir, 2014).
e) Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan
kebutuhan dana eksternal (Song, 2005). Menurut Kuntari (2002)
mengukur variabel tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur
dengan melihat investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan
rumus :
f) Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan
aktiva yang dimiliki perusahaan (Husnan, 2002). Menurut Adrianto
dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang semakin besar akan
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang
lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain
konstan perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan
keuntungan dari penggunaan hutang. Struktur aktiva dapat diukur
dengan rumus :
g) Likuiditas
Likuiditas merupakan indicator keuangan yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam semua kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Tingkat likuiditas (CR) adalah alat untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya
akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang
dalam jumlah yang besar. Diukur dengan rumus sebagai berikut
(Kutipan dari James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR
(2012)) :
E. Teknik Analisis
Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis
kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya
menggunakan metode standart yang dibantu dengan program Statistical
Package Social Sciences (SPSS). Metode analisis data yang digunakan
adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis untuk
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Persamaannya sebagai berikut:
Keterangan :
= Struktur Modal β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi
UK = Ukuran Perusahaan
Prof = Profitabilitas
RB = Risiko Bisnis
TIE = Time Interest Earned
PP = Pertumbuhan Perusahaan
SA = Struktur Aktiva
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki
distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Dasar
pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2007): (1) Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas; (2) Jika data menyebar jauh dari
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL)
multikolinearitas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =
1/10 = 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana residual variansi tidak
konstan (identik). Adanya heteroskedastisitas menyebabkan model
yang akan diestimasi menjadi terganggu karena model tersebut
menjadi tidak efisien. Maka hal ini perlu ditangani. Untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji
Glejser ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel prediktornya. Kemudian lihat pada nilai estimasi β,
apabila berpengaruh secara signifikan maka dikatakan terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pendeteksian heteroskedastisitas pada data
menunjukkan bahwa nilai P-value yang didapatkan adalah 0.004 untuk
X1 dan 0.000 untuk X2, nilai tersebut lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi α=0.01. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
heteroskedastisitas pada data. d. Uji Autokorelasi
Ghozali (2007) menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
ini digunakan uji statistic Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan
sebagai
berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi
positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi
autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi
negative.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (hipotesis)
Ghozali (2007) menyatakan uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan tingkat signifikan level 0,05 (α=5%). Kriteriannya: (1) Jika nilai signifikan >
0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara parsial variabel
independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen; (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis
diterima. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
b. Uji F - Statistik
Ghozali (2007) menyatakan uji statistik F pada dasarnya
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable
dependen/terikat. Untuk menguji kelayakan data ini digunakan uji statistik F, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Taraf signifikan α =
0,05; (2) Kriteria pengujian dimana p value < α berarti model layak
untuk di uji, sedangkan apabila p value > α berarti model tidak layak
untuk di uji.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
(Ghazali, 2007) Koefisien determinasi digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu
memberikan penjelasan mengenai variabel. Dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤ R2≤1). Koefisien determinasi (R2)
dapat di interprestasikan sebagai berikut: (1) Jika nilai R2 mendekati
1, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan semakin kuat; (2) Jika nilai R2 mendekati 0,
menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari
tahun 2012 sampai dengan 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2012 sampai dengan 2015 yang
diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dimana ada beberapa keriteria dalam memilih
jumlah sampel yang akan digunakan dalam peneltitan ini. Adapun prosedur
pemilihan sampel, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Keterangan Pemilihan Sampel
No Keterangan 2012 2013 2014 2015
1 Perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI pada periode 2012 sampai dengan 2015 yang datanya tersedia.
110 129 129 144
2 Perusahaan yang tidak memiliki informasi beban bunga selama kurun waktu tahun 2012-2015
(64) (80) (85) (93)
3 Perusahaan yang tidak memiliki data yang terkait dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
(30) (33) (32) (41)
Jumlah sampel perusahaan yang memiliki kriteria
16 16 12 10
Jumlah keseluruhan sampel 54
Sumber : Lampiran 2
B. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berkaitan dengan proses pengambilan keputusan,
penyajian dan peringkasan berbagai karakteristik data sehingga dapat
menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dari tahun 2012-2015 yaitu sebanyak 54 data pengamatan, Deskriptif variabel
ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean atau rata-rata dan standar
deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tujuh variabel
independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest
earned, pertumbuhan perusahaan, stuktur aktiva dan likuiditas. Hasil
pengujian statistik deskriptif variabel penelitian dalam penelitian ini disajikan
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber : lampiran 3
Hasil pengujian statistik deskriptif diatas, menunjukkan besaran nilai
minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Data tabel diatas
menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang memiliki nilai rata-rata
melebihi standar deviasi atau penyimpangan. Kondisi tersebut mencerminkan
tingginya fluktuasi data dari variabel tersebut yaitu data Struktur Modal,
ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Struktur Modal 0,237 6,341 1,644 1,176
Ukuran Perusahaan 12,113 30,248 23,954 5,943
Profitabilitas 0,010 1,194 0,141 0,216
Risiko Bisnis 0,005 0,637 0,057 0,129
Time Interest
Earned
0,116 128,532 13,932 27,098
Pertumbuhan
Perusahaan
0,008 0,522 0,176 0,133
Struktur Aktiva 0,015 0,598 0,287 0,122
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas. Untuk variabel Risiko
bisnis memiliki standar deviasi atau penyimpangan yang tinggi dari
rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa ini nilai standar deviasi variabel Risiko
Bisnis lebih tinggi dari nilai rata-ratanya dimana variabel tersebut
menggambarkan fluktuasi data yang tinggi. Berdasarkan hasil uji statistik
deskriptif di atas dapat diketahui :
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa struktur modal perusahaan memiliki nilai minimum 0,237 dan nilai
maksimum 6,341. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,237
sampai 6,341 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,644 dan nilai
standar deviasi 1,176. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel
memiliki hutang sebesar 1,644 kali dengan standar deviasi 1,176.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 12,113 dan nilai
maksimum 30,248. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 12,113
sampai 30,248 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 23,954 dan nilai
standar deviasi 5,943.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
maksimum 1,194. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,010
hingga 1,194 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,141 dan nilai
standar deviasi 0,216.
4. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa risiko bisnis perusahaan memiliki nilai minimum 0,005 dan nilai
maksimum 0,637. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,005
hingga 0,637 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,057 dan nilai
standar deviasi 0,129.
5. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa time interest earned perusahaan memiliki nilai minimum 0,116 dan
nilai maksimum 128,532. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur
modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara
0,116 hingga 128,532 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 13,932 dan
nilai standar deviasi 27,098.
6. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum 0,008 dan nilai
maksimum 0,522. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,008
hingga 0,522 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,733 dan nilai
7. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa struktur aktiva memiliki nilai minimum 0,015 dan nilai maksimum
0,287. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan
yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,015 hingga 0,287
dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,287 dan nilai standar deviasi
0,122.
8. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan
bahwa likuiditas memiliki nilai minimum 0,677 dan nilai maksimum
4,961. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan
yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,677 hingga 4,961
dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,733 dan nilai standar deviasi
0,899.
C. Analisis Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menguji
hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan
perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal. Pengolahan
data dilakukan dengan bantuan program SPSS. Berikut adalah hasil analisis
Tabel 4.3
Uji Regresi Linear Berganda
Sumber : lampiran 8
Dari tabel 4.7 diatas dapat diambil persamaan regresi sebagai berikut :
Struktur Modal = 0,152 + 0,075UP + 0,123Prof – 0,149RB - 0,363TIE + 0,057PP –
0,330SA + 0,0671Lik
Nilai konstanta sebesar 0,152, yang menyatakan bahwa struktur aktiva,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur
aktiva dan likuiditas mempengaruhi struktur modal, maka rata-rata besarnya
kebijakan adalah sebesar 0,152. Variabel ukuran perusahaan mempunyai koefesien
regresi dengan arah positif 0,075. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan 1 persen
maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,075 persen. Variabel Koefisien Regresi Sig. Keterangan
Kostanta 0,152
Ukuran Perusahaan 0,075 0,814 Tidak Signifikan
Profitabilitas 0,123 0,332 Tidak Signifikan
Risiko Bisnis -0,149 0,202 Tidak Signifikan
Time Interest Earned -0,363 0,003 Signifikan
Pertumbuhan Perusahaan 0,057 0,524 Tidak Signifikan
Struktur Aktiva -0,330 0,073 Tidak Signifikan
profitabilitas mempunyai koefesien regresi dengan arah positif 0,123. Hal ini
berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel profitabilitas akan
menyebabkan variabel struktur modal mengalami kenaikan sebesar 0,123 persen.
Variabel risiko bisnis mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif -0,149. Hal
ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel risiko bisnis akan
menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar -0,149 persen.
Variabel time interest earned mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif
-0,363. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel time interest
earned akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar
-0,363 persen. Variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai koefesien regresi
dengan arah positif 0,057. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari
variabel pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan variabel struktur modal
mengalami kenaikan sebesar 0,057 persen. Variabel struktur aktiva mempunyai
koefesien regresi dengan arah negatif -0,330. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan
satu persen dari variabel profitabilitas akan menyebabkan variabel struktur modal
mengalami penurunan sebesar -0,330 persen. Variabel likuiditas mempunyai
koefesien regresi dengan arah negatif -0,583. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan
satu persen dari variabel likuiditas akan menyebabkan variabel struktur modal
D. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah mendekati normal. Normalitas umumnya
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berkut :
1. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas
Analisis ini menggunakan analisis regresi linier dengan syarat model
regresi yang baik adalah distribusi data masing-masing variabel yang
normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan
Uji Kolmogorov – Smirnov yang dilakukan terhadap nilai residual
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Sumber : lampiran 4
Gambar 4.1 Normal Probability lot
Unstandardized Residual N
Normal Parameters Mean
Std. Deviation Most extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp Sig.(2-tailed)
54
Hasil pengujian normalitas residual pada tabel 4.3 menunjukan sudah
berdistribusi normal yang ditunjukan dengan nilai signifikansi pengujian
Kolmogrov-Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05 atau 5 % dari fungsi
regresi variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest
earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas sebesar
0,237. Dan pada grafik normal plot data menyebar sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada tidaknya korelasi
antar variabel bebas atau independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance
atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor
(VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas VIF =
1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Sedangkan jika
nilai variance inflation factor lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari
0,1 maka terjadi masalah multikolonieritas. Ringkasan hasil uji
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Ukuran Perusahaan 0,734 1,362 Bebas multikolinearitas
Profitabilitas 0,437 2,288 Bebas multikolinearitas
Risiko Bisnis 0,492 2,031 Bebas multikolinearitas
Time Interest
Earned
0,224 4,460 Bebas multikolinearitas
Pertumbuhan
Perusahaan
0,820 1,220 Bebas multikolinearitas
Struktur Aktiva 0,562 1,780 Bebas multikolinearitas
Likuiditas 0,328 3,047 Bebas multikolinearitas
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.4 suatu model regresi dinyatakan model bebas
multikolonieritas adalah jika nilai variance inflation factor dibawah 10 dan
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Dari tabel tersebut di peroleh bahwa
semua variabel bebas memiliki nilai VIF yang rendah di bawah angka 10
dan nilai tolerance di atas 0,1. Dengan demikian diperoleh hasil tidak
adanya masalah multikolonieritas pada model regresi.
3. Uji Heteroskdeastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya
heteroskedastisitas dan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Dan dalam penelitian
ini untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser.
Dikatakan terjadi heteroskedastisitas jika ditemukan hubungan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 dan dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas jika ditemukan hubungan nilai signifikansi lebih dari
0,05. Ringkasan hasil uji heteroskedastias dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Awal
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada 54 data menunjukan bahwa
variabel struktur aktiva terjadi heteroskedastisitas (signifikansi dibawah
0,05). Karena analisis regresi mensyaratkan homoskedastisitas. Maka Variabel Bebas Sig. Kesimpulan
Ukuran Perusahaan 0,169 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Profitabilitas 0,602 Terjadi Heteroskedastisitas
Risiko Bisnis 0,639 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Time Interest Earned 0,990 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Pertumbuhan Perusahaan 0,672 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Struktur Aktiva 0,045 Terjadi Heteroskedastisitas
dengan demikian penormalan data dilakukan dengan melakukan
transformasi logaritma (Ghozali, 2005).
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah transformasi data
Sumber : lampiran 6
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa nilai signifikansi pada uji
heteroskedastisitas lebih dari 0,05 atau 5%, maka semua variabel diatas tidak
terjadi heteroskedastisita karna nilai signifikansinya lebih dari atau diatas
0,05 atau 5%. Hal ini menunjukan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode (t) dengan kesalahan pada periode
sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi bertujuan untuk mengidentifikasi Variabel Bebas Sig. Kesimpulan
Ukuran Perusahaan 0,374 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Profitabilitas
0,158 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Risiko Bisnis
0,220 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Time Interest Earned
0,400 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Pertumbuhan Perusahaan
0,098 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Struktur Aktiva
0,247 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Likuiditas