• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pengendalian Obat Pasien Berbasis Web Intranet di Puskesmas Waru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pengendalian Obat Pasien Berbasis Web Intranet di Puskesmas Waru."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTEK

Oleh :

Nama : Lintang Sekar Santi

Nim : 09.41010.0075

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Komputer

Disusun Oleh :

Nama : Lintang Sekar Santi

Nim : 09.41010.0075

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk dan munculnya berbagai macam penyakit, menambah kompleksitas permasalahan khususnya dibidang kesehatan masyarakat. Dengan adanya permasalahan ini maka sangat memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah pasien baik dirumah sakit maupun pada pusat kesehatan masyarakat atau yang lebih kita kenal dengan Puskesmas. Kondisi ini berdampak pada tingkat permintaan obat dan variasi obat yangdibutuhkan.

Puskesmas Kecamatan Waru, Sidoarjo merupakan Puskesmas Kecamatan yang mengalami hal serupa. Dalam hal persediaan obat, Puskesmas ini selainmemenuhi kebutuhan internal, juga untuk kebutuhan obat puskesmas pembantu dan poliklinik desa yang berada di wilayah Kecamatan Waru. Kompleksitas administrasi pendataan obat ini seringkali menimbulkan beberapa masalah seperti jumlah persediaan obat dan data kadarluwarsa obat yang tidak up-to-date, atau cenderung bersifat manual. Selain itu, dalam pembuatan laporannya memakan waktu yang sangat lama, sehingga berpengaruh pada pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen terkait.

Aplikasi ini akan memfasilitasi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap manajemen obat (dalam hal ini divisi obat, pasien, divisi balai pengobatan/ugd, dan divisi gudang) untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat dan mudah diakses, serta menghasilkan laporan sesuai kebutuhan karena melalui media web. Dari hasil observasi, didapatkan bahwa sistem telah cukup memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap obat.

(4)

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan ... 4

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1. Sejarah Puskesmas ... 6

2.2. Visi dan Misi Puskesmas ... 8

2.2.1. Visi Puskesmas ... 8

2.2.2. Misi Puskesmas ... 8

(5)

BAB III LANDASAN TEORI ... 12

3.1. Sistem Informasi ... 12

3.1.1. Konsep Dasar Sistem ... 12

3.1.2. Informasi ... 12

3.2. Puskesmas ... 13

3.2.1. Pengertian Puskesmas ... 13

3.2.2. Fungsi Puskesmas ... 15

3.2.3. Sarana Penunjang Puskesmas ... 16

3.3. Perangkat Lunak Pendukung ... 18

3.3.1. Aplikasi Berbasis Web ... 18

3.3.2. Sekilas tentang PHP ... 18

3.3.3. MySQL ... 19

3.4. System Flow ... 19

3.5. Data Flow Diagram ... 20

3.6. Entity Relationship Diagram ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 22

4.1. Metode Penelitian ... 22

4.2. Identifikasi Masalah ... 22

(6)

4.4. Data Flow Diagram ... 32

4.4.1 Diagram Berjenjang ... 32

4.4.2 Context Diagram ... 32

4.4.3 DFD Level 0 ... 33

4.4.4 DFD Level 1 ... 36

4.5. Pemodelan Database ... 39

4.5.1. Conceptual Data Model... 40

4.5.2. Physical Data Model ... 41

4.5.3. Struktur Tabel... 42

4.6. Desain Input/Output ... 54

4.7. Kebutuhan Sistem ... 75

4.8. Implementasi Sistem ... 76

BAB VI PENUTUP ... 97

6.1. Kesimpulan ... 97

6.2. Saran ... 97

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Organisasi ... 11

Gambar 4.1. Document Flow Sistem Pelayanan Obat ... 25

Gambar 4.2. Document Flow Sistem Pelayanan Obat Gudang ... 26

Gambar 4.3. System Flow Perencanaan dan Penerimaan ... 27

Gambar 4.4. System Flow Pelayanan Obat Pasien (A) ... 28

Gambar 4.5. System Flow Pelayanan Obat Pasien (B) ... 29

Gambar 4.6. System Flow Pelayanan Obat Pustu & Polindes ... 30

Gambar 4.7. System Flow Pelayanan Obat Unit Pelayanan ... 31

Gambar 4.8. Diagram Berjenjang ... 32

Gambar 4.9. Context Diagram ... 33

Gambar 4.10. DFD Level 0 (a) ... 34

Gambar 4.11. DFD Level 0 (b) ... 35

Gambar 4.12. DFD Level 1 Mengelola Data Master ... 36

Gambar 4.13. DFD Level 1 Melakukan Perencanaan dan Penerimaan Obat ... 37

Gambar 4.14. DFD Level 1 Melayani Obat Pasien ... 37

Gambar 4.15. DFD Level 1 Melayani Obat Pustu & Polindes ... 38

Gambar 4.16. DFD Level 1 Melayani Obat Unit Pelayanan ... 38

Gambar 4.17. DFD Level 1 Membuat Laporan ... 39

Gambar 4.18. Conceptual Data Model (CDM) ... 40

Gambar 4.19. Physical Data Model (PDM) ... 41

Gambar 4.20. Menu Login ... 54

(8)

Gambar 4.24. Form Mengubah Data Obat ... 58

Gambar 4.25. Form Data Master Pustu dan Polindes ... 59

Gambar 4.26. Form Mengubah Data Pustu dan Polindes ... 60

Gambar 4.-27. Form Data Master Unit Pelayanan ... 61

Gambar 4.28. Form Mengubah Data Unit Pelayanan ... 62

Gambar 4.29. Form Transaksi Perencanaan Pustu/Polindes ... 63

Gambar 4.30. Form Detail Perencanaan Pustu/Polindes ... 64

Gambar 4.31. Form Ubah Perencanaan Pustu/Polindes... 65

Gambar 4.32. Form Transaksi Perencanaan Unit Pelayanan ... 66

Gambar 4.33. Form Detail Perencanaan Unit Pelayanan ... 67

Gambar 4.34. Form Ubah Perencanaan Unit Pelayanan ... 67

Gambar 4.35. Form Transaksi Penerimaan Obat ... 69

Gambar 4.36. Form Detail Penerimaan Obat ... 69

Gambar 4.37. Form Pelayanan Obat Pasien... 70

Gambar 4.38. Form Detail Penerimaan Obat ... 71

Gambar 4.39. Form Bukti Perencanaan Pustu/Polindes ... 72

Gambar 4.40. Form Bukti Perencanaan Unit Pelayanan... 72

Gambar 4.41. Form Bukti Penerimaan Obat ... 73

Gambar 4.42. Form Resep Turunan ... 74

Gambar 4.43. Form Register ... 74

Gambar 4.44. Implementasi Menu Login ... 76

(9)

Gambar 4.48. Menu Tambah Data Terapi ... 79

Gambar 4.49. Halaman Menu Ubah Data Terapi ... 80

Gambar 4.50. Halaman Menu Data Master Obat ... 80

Gambar 4.51. Halaman Menu Entri Data Obat ... 81

Gambar 4.52. Halaman Menu Ubah Data Obat ... 82

Gambar 4.53. Halaman Menu Data Master Pustu dan Polindes ... 83

Gambar 4.54. Halaman Menu Entri Data Pustu dan Polindes ... 83

Gambar 4.55. Halaman Menu Ubah Data Pustu dan Polindes ... 84

Gambar 4.56. Halaman Menu Data Master Unit Pelayanan ... 85

Gambar 4.57. Halaman Menu Entri Data Unit Pelayanan ... 86

Gambar 4.58. Halaman Menu Ubah Data Unit Pelayanan ... 86

Gambar 4.59. Halaman Data Stok Admin ... 87

Gambar 4.60. Halaman Menu Transaksi Admin ... 88

Gambar 4.61. Halaman Menu Entri ID Obat (a) ... 88

Gambar 4.62. Halaman Menu Entri ID Obat (b) ... 89

Gambar 4.63. Halaman Beranda Pengunjung Balai Pengobatan ... 89

Gambar 4.64. Halaman Menu Data Terapi Pengunjung ... 90

Gambar 4.65. Halaman Menu Data Obat Pengunjung ... 91

Gambar 4.66. Halaman Menu Entri Data Resep ... 92

Gambar 4.67. Halaman Menu Detail Data Resep ... 92

Gambar 4.68. Halaman Beranda Pengunjung Kepala Puskesmas ... 93

(10)

Gambar 4.72. Halaman Menu Data Unit Pelayanan Pengunjung ... 96

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Simbol-simbol System Flow ... 19

Tabel 3.2. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD) ... 20

Tabel 4.1. Golongan Umur... 42

Tabel 4.2. Keterangan ... 42

Tabel 4.3. Data Keluarga ... 43

Tabel 4.4. Data Wilayah... 43

Tabel 4.5. Data Pasien ... 44

Tabel 4.6. Kartu Kesehatan ... 44

Tabel 4.7. Jenis Kunjungan ... 45

Tabel 4.8. Data Kunjungan ... 45

Tabel 4.9. Obat ... 46

Tabel 4.10. Kategori Obat ... 46

Tabel 4.11. Obat ... 47

Tabel 4.12. Data Wilayah... 47

Tabel 4.13. Pustu & Polindes ... 48

Tabel 4.14. Unit Pelayanan ... 48

Tabel 4.15. Resep ... 48

Tabel 4.16. DetailResep ... 49

Tabel 4.17. Stok Obat... 49

Tabel 4.18. Perencanaan ... 50

(12)

Tabel 4.23. DetailPengambilan ... 52

Tabel 4.24. Pelaporan ... 53

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk dan munculnya berbagai macam penyakit,

menambah kompleksitas permasalahan khususnya dibidang kesehatan

masyarakat. Dengan adanya permasalahan ini maka sangat memungkinkan

terjadinya peningkatan jumlah pasien baik di rumah sakit maupun pada pusat

kesehatan masyarakat atau yang lebih kita kenal dengan Puskesmas. Kondisi ini

berdampak pada tingkat permintaan obat dan variasi obat yang dibutuhkan.

Puskesmas Kecamatan Waru, Sidoarjo merupakan Puskesmas

Kecamatan yang mengalami hal serupa. Berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara yang telah dilakukan atas sistem yang berjalan pada divisi obat di

Puskesmas Waru, ada beberapa hal yang didapatkan. Dimana, pada divisi akan

melayani kurang lebih 100-200 pengunjung dalam sehari, dan dalam

pengerjaannya masih sangat manual, baik dalam hal pembukuannya maupun

dalam melayani obat, termasuk mengupdate stok yang ada. Stok yang ada pada

divisi ini dibagi menjadi dua, yaitu stok obat pada counter dan stok obat pada

gudang. Stok counter akan di-update berdasarkan resep-resep, atau dengan kata

lain stok counter akan meng-update dan menentukan jumlah pemakaian obat oleh

pengunjung, dan divisi-divisi yang ada di Puskesmas Waru. Sedangkan stok obat

pada gudang, akan ter-update jika adanya permintaan obat dari puskesmas

(14)

Divisi obat Puskesmas Waru akan menghasilkan beberapa keluaran,

diantaranya rekap harian, register, laporan bulanan, laporan tahunan dan evaluasi,

serta pengadaan obat. Dengan hasil keluaran tersebut hanya rekap harian yang

menggunakan microsoft excel, walaupun begitu proses ini masih belum dapat

memanfaatkan teknologi IT yang ada pada Puskesmas Waru secara maksimal.

Sedangkan pada setiap laporannya memiliki pola yang hampir sama, dan perlu

diupdate secara berkesinambungan, sehingga dengan pelaksanaannya yang bisa

dikatakan sangat menguras waktu dan tenaga. Selain itu, penggunaan kertas yang

terlalu banyak, sedangkan diperlukan laporan-laporan yang selalu ter-update,

maka apabila terjadi kemungkinan terselipnya dokumen, akan mengganggu

kinerja dari pencatatan dan pembukuan obat. Terjadi kejadian terselipnya

dokumen, tidak jarang terjadi. Karena seringkali terjadi terselipnya resep yang

akan dilayani, dan peletakkan beberapa dokumen yang tidak teratur, juga pada

kartu gudang yang hanya diselipkan diantara stok obat gudang, dimana

kejadian-kejadian tersebut mampu mengganggu proses kinerja yang terjadi pada divisi

obat.

Tidak hanya itu, beberapa fakta seperti persiapan beberapa laporan yang

dibutuhkan dengan cepat apabila akan diadakan sidak (inspeksi mendadak), dapat

dipenuhi dengan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena penyimpanan

dokumen dalam satu buku dan beberapa map-map yang ditumpuk, namun tidak

beraturan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani

problematika yang terjadi, sehingga akan diberikan solusi berupa Rancang

(15)

solusi terbaik yang kami berikan dan dapat berkerja secara optimal, sesuai dengan

tujuan kami, serta mampu mendukung visi, misi, dan tujuan dari Puskesmas

Waru.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam studi kasus ini, yaitu sebagai berikut :

Bagaimana merancang dan membangun Aplikasi Pengendalian Obat

Pasien Berbasis Web Intranet di Puskesmas Waru?

1.3. Pembatasan Masalah

Agar tidak terlalu dalam pembahasan permasalahan, maka kami

membatasi permasalahan tersebut, diantaranya :

1. Aplikasi ini diimplementasikan berbasis web intranet, yang hanya mampur

diakses oleh Puskesmas Waru.

2. Aplikasi ini hanya digunakan dalam transaksi memasukkan perencanaan

puskesmas, penerimaan obat, dan pelayanan obat pasien.

3. Transaksi pelayanan permintaan obat puskesmas pembantu dan unit pelayanan

akan dilanjutkan pada kerja praktik selanjutnya.

4. Yang diberi hak akses dalam aplikasi ini adalah kepala puskesmas, divisi tata

usaha, divisi obat, divisi gudang, dan divisi balai pengobatan/ugd.

5. Divisi gudang dalam studi kasus ini merupakan karyawan divisi obat yang

bertugas mengambil obat di gudang dan mengupdate data obat gudang.

6. Aplikasi ini tidak menyediakan fasilitas untuk melakukan transaksi permintaan

persediaan obat pada puskesmas pembantu, poliklinik desa, bidan desa, dan

(16)

7. Aplikasi ini tidak membahas pembuatan perencanaan obat, laporan

penggunaan obat per bagian dan per puskesmas, serta pembuatan laporan

evaluasi.

1.4. Tujuan

Dalam pembuatan proposal ini kami memiliki tujuan, yaitu untuk

merancang dan membangun Aplikasi Pengendalian Obat Pasien Berbasis Web

Intranet di Puskesmas Waru, sehingga mampu mempermudah dalam pencatatan

dan transaksi pelayanan obat pasien pada divisi obat Puskesmas Waru.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan laporan kerja praktik ini akan dijabarkan

dalam setiap bab dengan pembagian sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, permasalahan yang ada,

batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada

masing-masing bab.

BAB II : Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini dijelaskan gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan, ruang

lingkup kerja perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, dan peran

serta tanggung jawabnya.

BAB II : Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan teori dasar dari teori yang

(17)

BAB III : Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini membahas tentang perancangan sistem, yaitu Document Flow, System

Flow,Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur

Tabel, dan Desain Input/Output.

BAB IV : Implementasi dan Evaluasi

Pada bab ini akan dibahas tentang cara pengggunaan sistem yaitu merupakan hasil

rancangan dengan menggunakan data yang dibutuhkan dan pengujian dari

program yang telah dibuat. Pengujian akan dilakukan untuk memastikan apakah

program yang dibuat sudah sesuai dengan yang dikehendaki.

BAB V : Penutup

Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penggunaan program

aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.

Daftar Pustaka

Pada bab ini dijelaskan sumber-sumber literatur apa saja yang digunakan pada

landasan teori yang merupakan teori dasar dari teori yang dipakai untuk

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Puskesmas

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika

dilangsungkan RapatKerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas)IdiJakarta. Waktu

itu dibicarakanupayamengorganisasisistem pelayanan kesehatan di tanah air,

karenapelayanan kesehatantingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang

menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan

sebagainyamasih berjalan sendiri-sendiri

dantidaksalingberhubungan.MelaluiRakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk

menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang

dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Dan

Puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam 4 macam yaitu:

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

3. Puskesmas tingkat kewedanan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian Puskesmas dibagi

menjadi 3kategori:

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh

(19)

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rakerkesnas dirasakan pembagian

Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, karena untuk

Puskesmastipe B dan C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak

ada tenagadokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya.

Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam Puskesmas dengan

wilayah kerja tingkat.

Kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara

30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap

dipertahankan sampaidengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini

yang lebih dikenal denganKonsep Wilayah.Sesuai dengan perkembangan dan

kemampuan pemerintah dan dikeluarkannyaInpres Kesehatan Nomor.5 tahun

1974, Nomor.7 tahun 1975 dan Nomor.4 tahun1976, dan berhasil mendirikan

serta menempatkan tenaga dokter di semua wilayah tingkat Kecamatan di seluruh

pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil yang

mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.Dan sejak tahun

1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-daerahtingkat Kelurahan

atau Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa.Dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu Kecamatan, maka salah

satu Puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebutdengan

nama Puskesmas tingkat Kecamatan atau yang disebut juga Puskesmas Pembina.

Dan Puskesmas-Puskesmas yang ada di tingkat Kelurahan atau Desa disebut

Puskesmas Kelurahan atau yang lebih dikenal sebagai Puskesmas Pembantu. Dan

sejak itu Puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita

(20)

1. Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina)

2. Puskesmas Kelurahan/Desa (Puskesmas Pembantu)

2.2. Visi dan Misi Puskesmas 2.2.1. Visi Puskesmas

Terwujudnya Masyarakat Sidoarjo yang Sehat dan Mandiri

2.2.2. Misi Puskesmas

a. Memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang promotif.

2.3. Fungsi Puskesmas

Menurut Sukman (2011), fungsi puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di sampingitu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraansetiap program pembangunan di

wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunankesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaankesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

(21)

b. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga danmasyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan,

dan kemampuanmelayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalammemperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

pembiayaannya, serta ikutmenetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan.Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan denganmemperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertamasecara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

2.4. Sarana Penunjang Puskesmas

Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam melakukan

tugasnya,maka Puskesmas ditunjang dengan unit kegiatan yang lebih sederhana

dalam bentuk, diantaranya (Sumitro, 2010) :

1. Puskesmas Pembantu (Pustu)

Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang

sederhanadan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan

yang dilakukanPuskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih

kecil serta jenis dankompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan

kemampuan tenaga dan saranayang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja

Puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2–3 desa, dengan sasaran

(22)

perkotaan Jawa–Bali). Puskesmas pembantumerupakan bagian integral dari

Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas jugameliputi Puskesmas pembantu

yang ada di wilayah kerjanya.Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah

menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas sesuai dengan

kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.

2. Puskesmas keliling (Pusling)

Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas

keliling, terdiri daritenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor/roda

4/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal

dari Puskesmas.Puskesmas keliling berfungsi untuk menunjang dan

membantu kegiatan pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya

yang belum terjangkauatau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

3. Bidan yang bertugas di desa

Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam

rangkameningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas,

bidan desamempunyai wilyah kerja 1 – 2 desa dengan jumlah penduduk rata

– rata 3000 orang /desa, dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta masyarakat

dalamPosyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan, membina kelompok

kader dasa wisma, membantu persalinan di rumah – rumah, mengadakan

rujukan. Disamping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan

pertolongan persalinan dirumah. Selain itu sebagai tugas khusus, bidan desa

bertanggung jawab atas program Kesehatan Ibu dan Anak serta program

(23)

Dalam keadaan tertentu, misalkan letak Puskesmas yang jauh dari

rumahsakit, sulitnya keadaan medan Puskesmas menuju rumah sakit, sulitnya

sarana transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan

bencana danlain–lain maka Puskesmas dapat diberi ruang tambahan untuk

rawat inapsementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

4. Puskesmas rawat inap

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas tempat

perawatandan ruang tambahan untuk menolong penderita gawat darurat baik

berupatindakan operatif terbatas maupun perawatan sementara. Fungsinya

sebagai ”Pusat Rujukan Antara ” yang melayani penderita gawat darurat

sebelum dapatdirujuk ke rumah sakit

2.5. Struktur Organisasi

(24)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1.Sistem Informasi 3.1.1.Konsep Dasar Sistem

Menurut Hicks dalam Soenarya (2000), “Sistem adalah seperangkat

unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung dan saling berinteraksi atau

suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan antara

satu dengan lainnya dalam usaha untuk mencapai satu tujuan dalam lingkungan

yang kompleks”. Definisi lain dari sistem adalah kumpulan unsur yang berkaitan

antara satu dengan lainnya secara signifikan.

Sesuatu dapat dikatakan sistem bila terjadi hubungan atau interrelasi dan

interdependensi baik internal maupun eksternal antar subsistem. Interaksi,

interrelasi, interdependensi yang terjadi antar sistem disebut dengan hubungan

eksternal (Soenaryo, 2000).

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuan biasanya

dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang

lingkup yang lebih sempit. Sasaran menentukan masukan dan keluaran yang

dihasilkan. Sistem dikatakan berhasil jika dapat mencapai sasaran dan tujuan.

3.1.2.Informasi

Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu

(25)

denganpenggabungan unsur data dan akhirnya memperoleh informasi/output

(Jogiyanto,1990).

Sistem Informasi Manajemen berfungsi untuk mengelola suatu sistem

dengan penerapan manajemen yang baik sehingga menghasilkan suatu informasi

yang dibutuhkan. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diproses secara

matang sehingga akan dihasilkan informasi yang baik. Informasi yang dikeluarkan

berupa laporan-laporan yang lengkap seputar data yang ada dan melalui beberapa

proses sistem informasi, seperti pengumpulan data, pemrosesan data, dan sampai

menghasilkan suatu output data yang diinginkan sesuai dengan tujuan akhir dari

sistem informasi yang dikerjakan (McLeod, 1998).

Menurut Suyanto (2000: 6) informasi adalah data berupa catatan historis

yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk

pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih

berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan

didalam pembuatan keputusan.

Menurut Davis dalam Kadir (2003:28) Informasi adalah data yang telah

diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi

pengambilan keputusan saat ini atau waktu yang akan datang. Menurut Jogiyanto

(1990: 8) Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.

3.2.Puskesmas

3.2.1. Pengertian Puskesmas

Pengertian puskesmas menurut beberapa sumber dalam Sumitro (2010)

(26)

Menurut S.K.N (1969) dalam Sumitro (2010), Puskesmas ialah suatu

kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara

menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentudalam bentuk

usaha kesehatan pokok.

Menurut dr. Azrul Azwar, MPH (1980) dalam Sumitro (2010), Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional

yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat

dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) dalam Sumitro (2010), Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha

kesehatan pokok.

Menurut Awal PELITA IV (1984) dalam Sumitro (2010), Puskesmas

ialah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kejanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1987) dalam Sumitro (2010),

sebagai berikut :

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

(27)

masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di

wilayah kerjanya.

2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara professional

melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta

masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Sedangkan Puskesmas menurut Dr. A.A. Gede Muninjaya, MPH, dalam

Sumitro (2010), adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

3.2.2. Fungsi Puskesmas

Menurut Sukman (2011), fungsi puskesmas adalah sebagai berikut :

d. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di sampingitu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraansetiap program pembangunan di

wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunankesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaankesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

(28)

e. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga danmasyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan,

dan kemampuanmelayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalammemperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

pembiayaannya, serta ikutmenetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan.Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan denganmemperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

f. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertamasecara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

3.2.3. Sarana Penunjang Puskesmas

Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam melakukan

tugasnya,maka Puskesmas ditunjang dengan unit kegiatan yang lebih sederhana

dalam bentuk, diantaranya (Sumitro, 2010) :

5. Puskesmas Pembantu (Pustu)

Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang

sederhanadan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan

yang dilakukanPuskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih

kecil serta jenis dankompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan

kemampuan tenaga dan saranayang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja

Puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2–3 desa, dengan sasaran

(29)

perkotaan Jawa–Bali). Puskesmas pembantumerupakan bagian integral dari

Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas jugameliputi Puskesmas pembantu

yang ada di wilayah kerjanya.Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah

menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas sesuai dengan

kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.

6. Puskesmas keliling (Pusling)

Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas

keliling, terdiri daritenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor/roda

4/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal

dari Puskesmas.Puskesmas keliling berfungsi untuk menunjang dan

membantu kegiatan pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya

yang belum terjangkauatau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

7. Bidan yang bertugas di desa

Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam

rangkameningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas,

bidan desamempunyai wilyah kerja 1 – 2 desa dengan jumlah penduduk rata

– rata 3000 orang /desa, dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta masyarakat

dalamPosyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan, membina kelompok

kader dasa wisma, membantu persalinan di rumah – rumah, mengadakan

rujukan. Disamping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan

pertolongan persalinan dirumah. Selain itu sebagai tugas khusus, bidan desa

bertanggung jawab atas program Kesehatan Ibu dan Anak serta program

(30)

Dalam keadaan tertentu, misalkan letak Puskesmas yang jauh dari

rumahsakit, sulitnya keadaan medan Puskesmas menuju rumah sakit, sulitnya

sarana transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan

bencana danlain–lain maka Puskesmas dapat diberi ruang tambahan untuk

rawat inapsementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

8. Puskesmas rawat inap

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas tempat

perawatandan ruang tambahan untuk menolong penderita gawat darurat baik

berupatindakan operatif terbatas maupun perawatan sementara. Fungsinya

sebagai ”Pusat Rujukan Antara ” yang melayani penderita gawat darurat

sebelum dapatdirujuk ke rumah sakit

3.3.Perangkat Lunak Pendukung 3.3.1. Aplikasi Berbasis Web

Menurut (Kadir, 2009, p.2) dalam Musdalifa (2010), “Aplikasi Web

adalah jenis aplikasi yang diakses melaluibrowser, misalnya Internet Explorer dan

Mozila Firefox.”

3.3.2. Sekilas tentang PHP

Pengertian PHP menurut Suryatiningsih (2009, p. 141) dalam Musdalifah

(2010), PHP adalah bahasascripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan

pada serverside. Artinya semua syntaxyang diberikan akan sepenuhnya dijalankan

(31)

3.3.3. MySQL

Pengertian MySql menurut Kadir (2009, p. 15) dalam Musdalifah (2010),

MySql merupakan software yang tergolong database server dan bersifat Open

Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source

code(kode yang dipakai untuk membuat MySql), selain tentu saja bentuk

executable-nya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem

operasi, dan bisa diperoleh dengan cara mengunduh di Internet secara gratis.

3.4. System Flow

System Flow menurut Jogiyanto (1990) adalah bagan yang menunjukkan

arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan

urutan prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dalam membuat System Flow

sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung

jawab terhadap sub-sub sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam System

[image:31.595.87.511.301.696.2]

Flowdapat dilihat pada tabel 3.1.

(32)

3.5.Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram menurut Jogiyanto (1990) digunakan untuk

menggambarkan arus data di dalam sistem secara terstruktur dan jelas. DFD

juga dapat merup akan dokumentasi dari sistem yang baik. Beberapa simbol

[image:32.595.92.499.259.531.2]

yang digunakan di DFD untuk maksud mewakili dapat dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD)

3.6.Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relational Diagram menurut Jogiyanto (1990) digunakan

untuk menggambarkan hubungan antar entity yang terlibat dalam sistem

yang akan dibuat. Jenis relationship diagram dapat berbentuk:

a. One to One yaitu relasi satu lawan satu yang terjadi bila satu record

(33)

Misalnya suatu departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja

dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja.

b. One to Many yaitu relasi satu lawan banyak yang terjadi bila record

dengan kunci tertentu pada satu file mempunyai relasi banyak record

pada file lain. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu

departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa

macam pekerjaan sekaligus.

c. Many to Many yaitu relasi banyak lawan ban yak yang terjadi bila

kedua file saling mempunyai relasi banyak record pada file yang lain.

Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu

(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1.Metode Penelitian

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan kerja

praktik pada divisi obat ini, ada beberapa cara yang telah dilakukan, diantaranya :

a) Wawancara / Interview

Cara ini dilakukan untuk mengetahui alur yang berjalan dari sistem yang

sudah dilaksanakan pada divisi obat, beberapa data seperti data obat, data

puskesmas pembantu dan polindes, laporan-laporan apa saja yang

dihasilkan. Selain itu, dari wawancara ini dapat diperkirakan beberapa

permasalahan yang muncul pada sistem yang dilaksanakan di divisi obat

pada Puskesmas Waru.

b) Pengamatan / Observasi

Cara ini dilakukan untuk melihat kondisi dari sistem yang berjalan pada

divisi obat dalam hal mengurus pelayanan obat pasien, pembukuan,

pencatatan stok gudang dann counter, serta penerimaan barang gudang.

4.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan atas

sistem yang berjalan pada divisi obat di Puskesmas Waru, ada beberapa hal yang

didapatkan. Dimana, pada divisi akan melayani kurang lebih 100-200 pengunjung

dalam sehari, dan dalam pengerjaannya masih sangat manual, baik dalam hal

(35)

ada. Stok yang ada pada divisi ini dibagi menjadi dua, yaitu stok obat pada

counter dan stok obat pada gudang. Stok counter akan di-update berdasarkan

resep-resep, atau dengan kata lain stok counter akan meng-update dan

menentukan jumlah pemakaian obat oleh pengunjung, dan divisi-divisi yang ada

di Puskesmas Waru. Sedangkan stok obat pada gudang, akan ter-update jika

adanya permintaan obat dari puskesmas pembantu dan polindes, resep dari

divisi-divisi lain, dan pemenuhan stok counter.

Dari proses peng-update-an tersebut, maka akan dibuat sebuah rekap

harian dan register. Dimana dalam rekap harian akan dimuat obat apa saja yang

keluar tiap harinya berdasarkan resep. Rekap harian tersebut akan dibuat

menggunakan aplikasi microsoft excel. Sedangkan register memuat obat yang

keluar tiap harinya, dan beserta stok awal. Sehingga register merupakan data

ter-update dari keluar masuknya obat per-harinya. Pencatatan register ini dilakukan

pada akhir tahun dengan menuliskannya pada buku register obat. Dari

register-register tersebut akan dibuat sebuah laporan bulanan, guna melaporkan hasil dari

pemakaian obat ke GFK. Laporan bulanan ini akan dibuat berdasarkan laporan

penggunaan obat bulanan dari pustu dan polindes, serta divisi-divisi lain di

Puskesmas Waru. Laporan bulanan selama setahun akan dibuatkan menjadi satu

laporan pemakaian obat tahunan. Laporan obat tahunan dan evaluasi inilah yang

akan digunakan divisi obat sebagai pedoman dalam melakukan pengadaaan obat

dari GFK.

Dari lima buah laporan tersebut, hanya rekap harian yang menggunakan

fitur dari microsoft. Sedangkan pada setiap laporannya memiliki pola yang hampir

(36)

pelaksanaannya yang bisa dikatakan sangat menguras waktu dan tenaga. Selain

itu, penggunaan kertas yang terlalu banyak, sedangkan diperlukan laporan-laporan

yang selalu ter-update, maka apabila terjadi kemungkinan terselipnya dokumen,

akan mengganggu kinerja dari pencatatan dan pembukuan obat. Terjadi kejadian

terselipnya dokumen, tidak jarang terjadi. Karena seringkali terjadi terselipnya

resep yang akan dilayani, dan peletakkan beberapa dokumen yang tidak teratur,

juga pada kartu gudang yang hanya diselipkan diantara stok obat gudang, dimana

kejadian-kejadian tersebut mampu mengganggu proses kinerja yang terjadi pada

divisi obat.

Tidak hanya itu, beberapa fakta seperti persiapan beberapa laporan yang

dibutuhkan dengan cepat apabila akan diadakan sidak (inspeksi mendadak), dapat

dipenuhi dengan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena penyimpanan

dokumen dalam satu buku dan beberapa map-map yang ditumpuk, namun tidak

beraturan.

4.3.Analisis dan Perancangan Sistem 4.3.1 Document Flow

Dapat dilihat proses dari sistem tersebut dengan adanya sebuah document

flow sebagaimana proses tersebut masih secara manual. Document flow dapat

(37)
(38)

Gambar 4.2. Document Flow Sistem Pelayanan Obat Gudang

4.3.2 System Flow

Dari hasil document flow yang diperoleh, maka akan terlihat sebuah

system flow dimana document flow tersebut diubah ke komputerisasi tampak

(39)
[image:39.595.98.510.80.689.2]
(40)
[image:40.595.97.586.77.533.2]
(41)
[image:41.595.91.569.76.533.2]
(42)
(43)
(44)

4.4.Data Flow Diagram

DFD merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data

sistem secara terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi

yang baik.

4.4.1 Diagram Berjenjang

Diagram ini menggambarkan rancangan global/ keseluruhan dari proses

yang ada pada sistem. Gambar 4.8 berikut ini merupakan tampilan dari diagram

[image:44.595.91.516.304.531.2]

berjenjang sistem yang dirancang.

Gambar 4.8. Diagram Berjenjang

4.4.2 Context Diagram

Diagram ini menggambarkan rancangan global/ keseluruhan dari proses

yang ada pada DFD. Gambar 4.7 berikut ini merupakan tampilan dari context

(45)

Gambar 4.9. Context Diagram

4.4.3 DFD Level 0

Dari context diagram yang ada, sistem akan dapat dipecah lagi menjadi

beberapa proses, yaitu proses mengelola data master, proses melayani obat pasien

dan proses membuat laporan. Detail proses tersebut dapat digambarkan pada dfd

level 0, seperti pada gambar 4.8.

Lapor

an P

Lapor

an P

en Da D In La

[image:45.595.256.474.83.307.2]
(46)

Data Obat Dibaca Data Kategori Dibaca

Data Kategori Dibaca

Data Obat Dibaca

Data Resep Disimpan Data Resep Disimpan Data Resep Dibaca

Data Kunjungan Dibaca Kartu Kesehatan

Informasi Ketidaksesuaian Data Pasien

Status Resep Aturan Konsumsi

Resep Turunan Data Penerimaan Obat Dibaca

Data Perencanaan Dibaca

Data Penerimaan Obat Disimpan Data Perencanaan Disimpan

Data Stok Obat Disimpan Perencanaan ACC

Daftar Pengiriman Obat

Informasi Ketidaksesuaian Pengiriman

Bukti Penerimaan Data Unit Pelayanan Dibaca Data Unit Pelayanan Disimpan

Data Pustu & Polindes Dibaca Data Pustu & Polindes Disimpan

Data Obat Dibaca Data Obat Disimpan

Data Kategori Dibaca Data Kategori Disimpan

Data Unit Pelayanan Data Pustu & Polindes

Data Obat Data Kategori Obat GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

PUSTU & POLINDES

KEPALA PUSKESMAS

GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

PASIEN

PASIEN

PASIEN PASIEN

PASIEN 1

Mengelola Data Master

+

2

Melakukan Perencanaan dan Penerimaan

+

3

Melayani Obat Pasien

+

1 Kategori Obat

2 Obat

3 Pustu & Polindes

4 Unit Pelayanan

5 Stok Obat

6 Perencanaan

7 Penerimaan Obat 6 Perencanaan

7 Penerimaan Obat

8 Data Kunjungan

9 Resep

9 Resep

5 Stok Obat 1 Kategori Obat

2 Obat

1 Kategori Obat

[image:46.595.97.533.80.535.2]

2 Obat

(47)

Laporan Penggunaan Obat Bulanan Persetujuan

Laporan Penggunaan Obat Bulanan (ACC)

Data Penerimaan Obat Dibaca Data Pelaporan Dibaca

Data Resep Dibaca Data Pengambilan Obat Dibaca

Data Stok Obat Dibaca Data Laporan yang Dipilih

Laporan Penggunaan Obat Bulanan (ACC) Register

Data Unit Pelayanan Dibaca Data Obat Dibaca Data Kategori Dibaca Data Pustu & Polindes Dibaca

Data Obat Dibaca Data Kategori Dibaca

Data Stok Obat Disimpan Data Pengambilan Obat Disimpan

Data Pelaporan Disimpan Data Stok Obat Dibaca

Data Stok Obat Disimpan

Daftar Permintaan Obat

Laporan Penggunaan Obat Informasi Stok Obat

Data Stok Obat Dibaca Data Pengambilan Dibaca

Data Pengambilan Obat Disimpan Data Pelaporan Disimpan

Data Penyerahan Obat Informasi Stok Obat

Daftar Permintaan Obat Laporan Penggunaan Obat

GFK (DEPKES SDA) KEPALA PUSKESMAS PUSTU & POLINDES

PUSTU & POLINDES

PUSTU & POLINDES

PUSTU & POLINDES

UNIT PELAYANAN

UNIT PELAYANAN UNIT PELAYANAN

4

Melayani Obat Pustu & Polindes

+

5

Melayani Obat Unit Pelayanan

+

6

Membuat Laporan

+

10 Pelaporan

11 Pengambilan Obat 11 Pengambilan Obat

5 Stok Obat

10 Pelaporan

11 Pengambilan Obat 5 Stok Obat

5 Stok Obat

5 Stok Obat 1 Kategori Obat

2 Obat

3 Pustu & Polindes

1 Kategori Obat

2 Obat

4 Unit Pelayanan

KEPALA PUSKESMAS

5 Stok Obat

11 Pengambilan Obat

9 Resep

10 Pelaporan

7 Penerimaan Obat

KEPALA PUSKESMAS

[image:47.595.97.508.82.579.2]

KEPALA PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS

(48)

4.4.4 DFD Level 1

Setelah dirancang dfd level 0, maka dapat di decompose menjadi dfd level

1, diantaranya dfd level 1 mengelola data master, dfd level 1 melayani obat

pasien, dan dfd level 1 membuat laporan. Detail dfd level 1 tersebut akan dibahas

pada subbab-subbab berikut.

A. DFD Level 1 Mengelola Data Master

Gambar 4.12. DFD Level 1 Mengelola Data Master

[Data Unit Pelayanan Dibaca]

[Data Unit Pelayanan Disimpan] [Data Pustu & Polindes Dibaca]

[Data Pustu & Polindes Disimpan] [Data Obat Dibaca]

[Data Obat Disimpan] [Data Kategori Dibaca]

[Data Kategori Disimpan]

[Data Unit Pelayanan] [Data Pustu & Polindes]

[Data Obat] [Data Kategori Obat] GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

PUSTU & POLINDES

KEPALA PUSKESMAS

1 Kategori Obat 1 Kategori Obat

2 Obat 2 Obat

3 Pustu & Polindes 3 Pustu & Polindes

4 Unit Pelayanan 4 Unit Pelayanan

1.1

Mengelola Data Kategori Obat

1.2

Mengelola Data Master Obat

1.3

Mengelola Data Master Pustu & Polindes

1.4

(49)

B. DFD Level 1 Melakukan Perencanaan dan Penerimaan Obat

Gambar 4.13. DFD Level 1 Melakukan Perencanaan dan Penerimaan Obat

C. DFD Level 1 Melayani Obat Pasien

Gambar 4.14. DFD Level 1 Melayani Obat Pasien

Data Obat Dibaca Data Kategori Dibaca

[Data Obat Dibaca] [Data Kategori Dibaca]

[Data Penerimaan Obat Dibaca]

[Data Penerimaan Obat Disimpan] [Data Perencanaan Dibaca]

[Data Perencanaan Disimpan]

[Data Stok Obat Disimpan] [Bukti Penerimaan] [Informasi Ketidaksesuaian Pengiriman] [Daftar Pengiriman Obat]

[Perencanaan ACC] GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA) GFK (DEPKES SDA)

GFK (DEPKES SDA)

5 Stok Obat 6 Perencanaan

7 Penerimaan Obat 6 Perencanaan

7 Penerimaan Obat

2 Obat

1 Kategori Obat

2.1

Mengelola Data Perencanaan

2.2

Melakukan Penerimaan

1 Kategori Obat

2 Obat

ID_Resep No_Kunjungan

Data Resep Dibaca

[Data Obat Dibaca] [Data Kategori Dibaca]

[Data Resep Disimpan] [Data Resep Disimpan] [Data Resep Dibaca]

[Data Kunjungan Dibaca]

[Resep Turunan]

[Aturan Konsumsi] [Status Resep]

[Informasi Ketidaksesuaian Data Pasien] [Kartu Kesehatan] PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN 8 Data Kunjungan

9 Resep

9 Resep

5 Stok Obat 1 Kategori Obat

2 Obat

3.1

Mencari Data Resep

3.2

(50)

D. DFD Level 1 Melayani Obat Pustu & Polindes

Gambar 4.15. DFD Level 1 Melayani Obat Pustu & Polindes

E. DFD Level 1 Melayani Obat Unit Pelayanan

Gambar 4.16. DFD Level 1 Melayani Obat Unit Pelayanan

[Data Pustu & Polindes Dibaca] [Data Obat Dibaca] [Data Kategori Dibaca]

[Data Stok Obat Disimpan] [Data Stok Obat Dibaca]

Data Pengambilan Obat Dibaca

[Data Pengambilan Dibaca]

[Data Pengambilan Obat Disimpan] [Data Pelaporan Disimpan]

[Informasi Stok Obat]

[Data Penyerahan Obat] [Daftar Permintaan Obat]

[Laporan Penggunaan Obat] PUSTU & POLINDES

PUSTU & POLINDES PUSTU & POLINDES

PUSTU & POLINDES 10 Pelaporan

11 Pengambilan Obat 11 Pengambilan Obat

5 Stok Obat

5 Stok Obat 1 Kategori Obat

2 Obat

3 Pustu & Polindes

4.1

Menerima Pelaporan Pustu & Polindes

4.2

Melayani Pengambilan Obat Pustu & Polindes

Data Unit Pelayanan Dibaca

[Data Unit Pelayanan Dibaca] [Data Obat Dibaca] [Data Kategori Dibaca]

[Data Stok Obat Disimpan] [Data Pengambilan Obat Disimpan]

[Data Pelaporan Disimpan] [Data Stok Obat Dibaca]

[Laporan Penggunaan Obat]

[Informasi Stok Obat] [Daftar Permintaan Obat]

UNIT PELAYANAN

UNIT PELAYANAN

UNIT PELAYANAN 5 Stok Obat

10 Pelaporan 11 Pengambilan Obat

5 Stok Obat 1 Kategori Obat

2 Obat

4 Unit Pelayanan

5.1

Melayani Pengambilan Obat Unit Pelayanan

5.2

(51)

F. DFD Level 1 Membuat Laporan

Gambar 4.17. DFD Level 1 Membuat Laporan

4.5.Pemodelan Database

ERD Merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk

merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan

untuk sistem pemrosesan database. ERD juga menyediakan bentuk untuk

menunjukkan struktur keseluruhan data dari pemakai. Dalam perancangan sistem

ini telah dibuat ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan

menggunakan DFD.

Data Laporan Disetujui

[Laporan Penggunaan Obat Bulanan]

[Persetujuan]

[Laporan Penggunaan Obat Bulanan (ACC)]

[Data Pengambilan Obat Dibaca] [Data Pelaporan Dibaca]

[Data Resep Dibaca] [Data Penerimaan Obat Dibaca]

[Data Stok Obat Dibaca] [Data Laporan yang Dipilih]

[Register]

[Laporan Penggunaan Obat Bulanan (ACC)]

GFK (DEPKES SDA)

KEPALA PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS

5 Stok Obat

11 Pengambilan Obat 9 Resep

10 Pelaporan 7 Penerimaan Obat

(52)

4.5.1. Conceptual Data Model (CDM)

Gambar 4.18. Conceptual Data Model (CDM)

Menyesuaikan Menyesuaikan Memeriksa Memeriksa Menyimpan Mendaftarkan Memeriksa Melakukan Mendaftarkan Menyimpan Menyimpan Memeriksa Memiliki Memiliki Mendaftarkan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan Memeriksa Mengupdate Menambah Memeriksa Memeriksa Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mengupdate Memeriksa Mengelompokkan Obat ID_Obat Nama_Obat Satuan Stok_Min Status_Obat Kategori_Obat ID_Terapi Nama_Terapi Status_Terapi

(53)

4.5.2. Physical Data Model (PDM)

Gambar 4.19. Physical Data Model (PDM)

ID_UP = ID_UP

ID_PUS = ID_PUS ID_PERENCANAAN = ID_PERENCANAAN

NO_KUNJ = NO_KUNJ TANGGAL = TANGGAL

ID_UP = ID_UP NO_INDEX = NO_INDEX

NO_KET = NO_KET

NO_KET = NO_KET

KODE_UMUR = KODE_UMUR

NO_JENIS = NO_JENIS NO_KET = NO_KET

NO_INDEX = NO_INDEX ID_PASIEN = ID_PASIEN NO_KARTU = NO_KARTU

NO_INDEX = NO_INDEX ID_PASIEN = ID_PASIEN KODE_UMUR = KODE_UMUR

KODE_WIL = KODE_WIL

ID_PUS = ID_PUS ID_UP = ID_UP

ID_PUS = ID_PUS ID_UP = ID_UP

ID_PENGAMBILAN = ID_PENGAMBILAN ID_STOK = ID_STOK

ID_STOK = ID_STOK

ID_PERENCANAAN = ID_PERENCANAAN ID_OBAT = ID_OBAT

ID_PENGAMBILAN = ID_PENGAMBILAN

ID_PELAPORAN = ID_PELAPORAN ID_TERIMA = ID_TERIMA

ID_PERENCANAAN = ID_PERENCANAAN

ID_RESEP = ID_RESEP

ID_STOK = ID_STOK ID_OBAT = ID_OBAT ID_TERAPI = ID_TERAPI

(54)

4.5.3. Struktur Tabel

1. Nama Tabel : Golongan Umur

Primary Key : Kode_Umur

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data golongan umur.

Tabel 4.1. Golongan Umur

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kode_Umur Char 3 Primary Key

Gol_Umur Varchar 100 -

Status_Gol Varchar 100 -

2. Nama Tabel : Keterangan

Primary Key : No_Ket

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data keterangan pasien.

Tabel 4.2. Keterangan

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Ket Char 3 Primary Key

Nama_Ket Varchar 100 -

Status_Ket Varchar 100 -

3. Nama Tabel : Data Keluarga

Primary Key : No_Index

Foreign Key : No_Ket

(55)
[image:55.595.99.521.106.544.2]

Tabel 4.3. Data Keluarga

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Index Varchar 5 Primary Key

No_Ket Varchar 2 Foreign Key-Keterangan (No_Ket)

4. Nama Tabel : Data Wilayah

Primary Key : Kode_Wil

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data wilayah.

Tabel 4.4. Data Wilayah

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kode_Wil Varchar 3 Primary Key

Nama_Wil Varchar 30 -

Status_Wil Varchar 8 -

5. Nama Tabel : Data Pasien

Primary Key : ID_Pasien, No_Index

Foreign Key : Kode_Wil, Kode_Umur, No_Kartu, No_Index

(56)

Tabel 4.5. Data Pasien

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Index Varchar 100 Primary Key Foreign Key-Data

Keluarga(No_Index)

ID_Pasien Varchar 100 Primary Key

Kode_Wil Varchar 3 Foreign Key-Data Wilayah

(Kode_Wil)

No_Kartu Numeric 65 Foreign Key-Kartu Kesehatan

(No_Kartu)

Kode_Umur Char 3 Foreign Key-Kategori

Obat(ID_Terapi)

No_Index Numeric 65 Foreign Key-Data Keluarga

(No_Index)

No_KTP Numeric 50 -

Nama_Pasien Varchar 100 -

JKel Char 10 -

6. Nama Tabel : Kartu Kesehatan

Primary Key : No_Kartu

Foreign Key : No_Ket, ID_Pasien, No_Index

[image:56.595.94.517.112.694.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data kartu kesehatan.

Tabel 4.6. Kartu Kesehatan

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Kartu Varchar 5 Primary Key

No_Ket Varchar 3 Foreign Key-Keterangan (No_Ket)

No_Index Varchar 100 Foreign Key-Data Pasien(No_Index)

ID_Pasien Varchar 100 Foreign Key-Data Pasien

(ID_Pasien)

7. Nama Tabel : Jenis Kunjungan

Primary Key : No_Jenis

Foreign Key : -

(57)

Tabel 4.7. Jenis Kunjungan

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Jenis Char 4 Primary Key

Nama_Jenis Varchar 100 -

Status_Jenis Varchar 100 -

8. Nama Tabel : Data Kunjungan

Primary Key : No_Kunj, Tanggal

Foreign Key : ID_Pasien, No_Ket, No_Jenis, Kode_Umur, ID_Up,

No_Index

[image:57.595.91.524.112.719.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data kunjungan pasien.

Tabel 4.8. Data Kunjungan

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Kunj Varchar 100 Primary Key

Tanggal Date - Primary Key

Kode_Umur Char 3 Foreign Key-Gol_Umur

(Kode_Umur)

No_Jenis Char 4 Foreign Key-Jenis Kunjungan

(No_Jenis)

ID_UP Varchar 5 Foreign Key-Unit Pelayanan

(ID_UP)

No_Ket Char 3 Foreign Key-Keterangan (No_Ket)

No_Index Varchar 100 Foreign Key-Data Pasien(No_Index)

ID_Pasien Varchar 100 Foreign Key-Data Pasien

(ID_Pasien)

Jenis_Pasien Char 4 -

9. Nama Tabel : Obat

Primary Key : ID_Obat

Foreign Key : ID_Terapi

(58)

Tabel 4.9. Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Obat Varchar 5 Primary Key

ID_Terapi Varchar 2 Foreign Key-Kategori

Obat(ID_Terapi)

Nama_Obat Varchar 100 -

Satuan Varchar 10 -

Stok_min Numeric 4 -

Status_Obat Varchar 8 -

10.Nama Tabel : Kategori Obat

Primary Key : ID_Terapi

Foreign Key : -

[image:58.595.92.521.106.603.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data kategori obat/terapi.

Tabel 4.10. Kategori Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Terapi Varchar 2 Primary Key

Nama_Terapi Varchar 100 -

Status_Terapi Varchar 8 -

11.Nama Tabel : Obat

Primary Key : ID_Obat

Foreign Key : ID_Terapi

(59)

Tabel 4.11. Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Obat Varchar 5 Primary Key

ID_Terapi Varchar 2 Foreign Key-Kategori

Obat(ID_Terapi)

Nama_Obat Varchar 100 -

Satuan Varchar 10 -

Stok_min Numeric 4 -

Status_Obat Varchar 8 -

12.Nama Tabel : Data Wilayah

Primary Key : Kode_Wil

Foreign Key : -

[image:59.595.91.517.114.564.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data wilayah.

Tabel 4.12. Data Wilayah

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kode_Wil Varchar 3 Primary Key

Nama_Wil Varchar 30 -

Status_Wil Varchar 8 -

13.Nama Tabel : Pustu & Polindes

Primary Key : ID_Pus

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data puskesmas pembantu dan poliklinik

(60)

Tabel 4.13. Pustu & Polindes

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Pus Varchar 6 Primary Key

Nama_Pus Varchar 100 -

Alamat_Pus Varchar 100 -

Telp_Pus Varchar 13 -

Nama_CP Varchar 30 -

Status_Pus Varchar 8 -

14.Nama Tabel : Unit Pelayanan

Primary Key : ID_UP

Foreign Key : -

[image:60.595.90.517.103.731.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data unit pelayanan.

Tabel 4.14. Unit Pelayanan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_UP Varchar 5 Primary Key

Nama_UP Varchar 20 -

Status_UP Varchar 8 -

15.Nama Tabel : Resep

Primary Key : ID_Resep

Foreign Key : No_kunj, tanggal

Fungsi : Untuk menyimpan data resep.

Tabel 4.15. Resep

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Resep Varchar 13 Primary Key

No_Kunj Varchar 100 Foreign Key-Data Kunjungan

(no_kunj)

Tanggal Date - Foreign Key-Kunjungan(tanggal)

(61)

16.Nama Tabel : Detail_Resep

Primary Key : ID_Resep

Foreign Key : ID_Resep, ID_Stok

Fungsi : Untuk mencatat semua data resep secara lebih rinci.

Tabel 4.16. Detail_Resep

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Resep Varchar 13 Primery Key Foreign Key-Resep

(ID_Resep)

No_Resep Integer - -

ID_Stok Varchar 13 Foreign Key- Stok Obat (ID_Stok)

Jumlah Numeric 6 -

Aturan_Pakai Varchar 30 -

17.Nama Tabel : Stok Obat

Primary Key : ID_Stok

Foreign Key : ID_Obat

[image:61.595.92.517.229.669.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data stok obat.

Tabel 4.17. Stok Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Stok Varchar 6 Primary Key

ID_Obat Varchar 5 Foreign Key- Obat (ID_Obat)

Expired_Date Date - -

Jumlah_Stok Numeric 6 -

18.Nama Tabel : Perencanaan

Primary Key : ID_Perencanaan

Foreign Key : ID_Pus, ID_UP

(62)
[image:62.595.92.513.96.648.2]

Tabel 4.18. Perencanaan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Perencanaan Varchar 15 Primary Key

Periode_R Varchar 4 -

ID_Pus Varchar 6 Foreign Key-Pustu & Polindes

(ID_Pus)

ID_UP Varchar 6 Foreign Key-Unit Pelayanan

(ID_UP)

Status_Rencana Varchar 8 -

19.Nama Tabel : Detail_Perencanaan

Primary Key : No_Det_R

Foreign Key : ID_Perencanaan, ID_Obat

Fungsi : Untuk menyimpan data perecanaan obat secara lebih

terperinci.

Tabel 4.19. Detail_Perencanaan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Perencanaan Varchar 15 Foreign Key-Perencanaan

(ID_Perencanaan)

No_Det_R Numeric 3 Primary Key

ID_Obat Varchar 5 Foreign Key-Obat (ID_Obat)

Jumlah_Rencana Numeric 4 -

20.Nama Tabel : Penerimaan Obat

Primary Key : ID_Terima

Foreign Key : ID_Perencanaan

(63)
[image:63.595.95.519.112.643.2]

Tabel 4.20. Penerimaan Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Terima Varchar 13 Primary Key

ID_Perencanaan Varchar 15 Foreign Key-Perencanaan

(ID_Perencanaan)

Tgl_Terima Date - -

21.Nama Tabel : Detail_Penerimaan

Primary Key : No_Terima

Foreign Key : ID_terima, ID_Stok

Fungsi : Untuk menyimpan data penerimaan obat secara lebih

terperinci.

Tabel 4.21. Detail_Penerimaan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Terima Varchar 13 Foreign Key-Penerimaan

(ID_Terima)

No_Terima Numeric 4 Primary Key

ID_Stok Varchar 13 Foreign Key-Stok Obat (ID_Stok)

Jumlah_Terima Numeric 10 -

Expired_Date_T Date - -

22.Nama Tabel : Pengambilan Obat

Primary Key : ID_Pengambilan

Foreign Key : ID_UP, ID_Pus, ID_Perencanaan

(64)
[image:64.595.92.518.129.573.2]

Tabel 4.22. Pengambilan Obat

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Pengambilan Varchar 15 Primary Key

ID_UP Varchar 5 Foreign Key-Unit Pelayanan

(ID_UP)

ID_Pus Varchar 6 Foreign Key-Pustu & Polindes

(ID_Pus)

Tgl_Pengambilan Date - -

ID_Perencanaan Varchar 15 Foreign Key-Perencanaan

(ID_Perencanaan)

23.Nama Tabel : Detail_Pengambilan

Primary Key : No_Ambil

Foreign Key : ID_Pengambilan, ID_Stok

Fungsi : Untuk menyimpan data pengambilan obat secara lebih

terperinci.

Tabel 4.23. Detail_Pengambilan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Pengambilan Varchar 15 Foreign Key-Pengambilan-Obat

(ID_Pengambilan)

No_Ambil Integer - Primary Key

ID_Stok Varchar 13 Foreign Key-Stok Obat (ID_Stok)

Jumlah_Pengambilan Numeric 10 -

24.Nama Tabel : Pelaporan

Primary Key : ID_Pelaporan

Foreign Key : ID_Pengambilan, ID_UP, ID_Pus

(65)
[image:65.595.95.517.144.636.2]

Tabel 4.24. Pelaporan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Pelaporan Varchar 13 Primary Key

ID_Pengambilan Varchar 15 Foreign Key-Pengambilan Obat

(ID_Pengambilan)

ID_UP Varchar 5 Foreign Key-Unit Pelayanan

(ID_UP)

ID_Pus Varchar 6

Foreign Key-Pustu & Polindes (ID_Pus)

Tgl_Lapor Date - -

25.Nama Tabel : Detail_Pelaporan

Primary Key : No_Lapor

Foreign Key : ID_Pelaporan

Fungsi : Untuk menyimpan data pelaporan penggunaan obat secara

lebih terperinci.

Tabel 4.25. Detail_Pelaporan

Field Tipe Ukuran Keterangan

ID_Pelaporan Varchar 13 Foreign Key-Pelaporan

(ID_Pelaporan)

No_Lapor Numeric 3 Primary Key

Stok_Awal Numeric 4 -

Penerimaan Numeric 4 -

Persediaan Numeric 4 -

Pemakaian Numeric 4 -

Sisa_Stok Numeric 4 -

Permintaan Numeric 4 -

Pemberian Numeric 4 -

(66)

4.6.Desain Input/Output

Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa

form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan

dari pengolahan data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat

aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.

A. Form Login

Formulir ini digunakan untuk melakukan validasi pengguna dan untuk

menentukan hak akses dari pengguna. Maka, perlu diinputkan username dan

password. Sedangkan untuk penangkap kesalahan penginputan atau handle error

akan ditampilkan dalam sebuah jendela peringatan baru. Misalkan pengguna

memasukkan karakter (‘,?,/,*,^), maka peringatan akan berubah berdasarkan

[image:66.595.91.508.312.578.2]

kesalahan dan program tidak berlanjut atau berhenti.

Gambar 4.20. Menu Login

B. Form Data Master Terapi

Formulir ini merupakan master data yang digunakan untuk mencatat data

terapi yang digunakan untuk mengklasifikasikan data obat. Data terapi tersebut

diantaranya id terapi, dimana id terapi akan diberikan oleh perusahaan berupa

(67)

(nomor urut diurutkan berdasarkan jumlah id terapi yang tersimpan). Id terapi ini

bersifat unik, dan akan ditentukan secara otomatis oleh aplikasi. Lalu, data lainnya

yang diperlukan adalah data nama terapi dan status terapi yang akan dicatat, dan

akan direkam dalam database. Data-data terapi yang disimpan tersebut akan

ditampilkan pada tabel pada gambar 4.21, dan data yang akan ditampilkan

diantaranya id terapi, nama terapi dan status terapi yang dilengkapi dengan menu

ubah. Menu ubah tersebut akan mengantarkan pengguna ke form menu ubah data

[image:67.595.91.504.311.599.2]

terapi. Form data master terapi dapat dilihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.21. Form Data Master Terapi

C. Form Ubah Data Master Terapi

Formulir ini merupakan bagian dari menu yang disediakan pada form

master data terapi. Formulir ini digunakan untuk mengubah data terapi pada

(68)

data-data tersebut akan dicatat, dan akan direkam dalam database sebagai

pengganti database terapi sebelumnya. Form ubah data master terapi dapat dilihat

[image:68.595.94.507.174.509.2]

pada gambar 4.22.

Gambar 4.22. Form Mengubah Data Terapi

D. Form Data Master Obat

Formulir ini merupakan master data yang digunakan untuk mencatat data

obat. Data obat tersebut diantaranya id obat, dimana id obat akan diberikan oleh

perusahaan berupa kombinasi dari pemberian huruf O sebagai obat yang diikuti

dengan nomor urut (nomor urut diurutkan berdasarkan jumlah id obat yang

tersimpan). Id obat ini bersifat unik, dan akan ditentukan secara otomatis oleh

aplikasi. Lalu, data lainnya yang diperlukan adalah data nama terapi sebagai

pengklasifikasian obat, nama obat, satuan, jumlah stok minimal, dan status obat

yang akan dicatat, dan akan direkam dalam database. Data-data obat yang

disimpan tersebut akan ditampilkan pada tabel pada gambar 4.23, dan data yang

akan ditampilkan diantaranya id terapi, nama obat, satuan, dan status obat yang

(69)

pengguna ke form menu ubah data obat. Form data master obat dapat dilihat pada

[image:69.595.93.502.148.536.2]

gambar 4.23.

Gambar 4.23. Form Data Master Obat

E. Form Ubah Data Master Obat

Formulir ini merupakan bagian dari menu yang disediakan pada form

master data obat. Formulir ini digunakan untuk mengubah data obat pada

database. Data obat yang dapat diubah diantaranya nama terapi, nama obat,

satuan, jumlah stok minimal, dan status obat, data-data tersebut akan dicatat, dan

akan direkam dalam database sebagai pengganti database obat sebelumnya. Form

(70)
[image:70.595.95.476.82.504.2]

Gambar 4.24. Form Mengubah Data Obat

F. Form Data Master Pustu dan Polindes

Formulir ini merupakan master data yang digunakan untuk mencatat data

puskesmas pembantu dan poliklinik desa. Data obat tersebut diantaranya id pus,

dimana id pus akan diberikan oleh perusahaan berupa kombinasi dari pemberian

huruf P sebagai pustu/polindes yang diikuti dengan nomor urut (nomor urut

diurutkan berdasarkan jumlah id pus yang tersimpan). Id pus ini bersifat unik, dan

akan ditentukan secara otomatis oleh aplikasi. Lalu, data lainnya yang diperlukan

adalah data nama puskesmas/poliklinik, nama contact person, alamat, no.telp, dan

status puskesmas/poliklinik yang akan dicatat, dan akan direkam dalam database.

Data-data puskesmas dan poliklinik yang disimpan tersebut akan ditampilkan

pada tabel pada gambar 4.25, dan data yang akan ditampilkan diantaranya id pus,

nama puskesmas/poliklinik, nama contact person, alamat, no. telp, dan status

(71)

akan mengantarkan pengguna ke form menu ubah data pustu dan polindes. Form

[image:71.595.95.501.148.526.2]

data master pustu dan polindes dapat dilihat pada gambar 4.25.

Gambar 4.25. Form Data Master Pustu dan Polindes

G. Form Ubah Data Master Pustu dan Polindes

Formulir ini merupakan bagian dari menu yang disediakan pada form

master data pustu dan polindes. Formulir ini digunakan untuk mengubah data

pustu dan polindes pada database. Data pustu dan polindes yang dapat diubah

diantaranya nama terapi, nama contact person, alamat,no. telp, dan st

Gambar

Tabel 3.1.Simbol-simbol System Flow
Tabel 3.2. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 4.3. System FlowPerencanaan dan Penerimaan
Gambar 4.4. System Flow Pelayanan Obat Pasien (A)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah manajemen modal kerja yang terdiri atas indikator average collection period, inventory turnover in

Perkiraan ukuran atau berat molekul dari rantai polipeptida sampel yang diuji dapat diketahui dengan menggunakan penanda (Bench Marker Protein) yang telah diketahui berat

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk dapat memaparkan secara detil, menyeluruh serta mendalam mengenai hasil penelitian terkait penggunaan dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa bioproses limbah udang windu melalui tahapan deproteinasi oleh Bacillus licheniformis dosis 4 persen selama 4 hari, dan mineralisasi oleh

Tingkat adopsi introduksi teknologi kelinci di peternak koperator Jambi sangat baik, di Bali sedang dan di Sulawesi Utara kurang baik, dilihat dari sebaran F yang menunjukkan

Karya tulis dengan Judul “Akuntabilitas Lembaga Swadaya Masyarakat dan Partisipasi Konstituen Dalam Bingkai Teori dan Praktik” ini berisikan sedikit

berhubungan langsung dengan semua titik di ( ). Untuk menentukan polinomial kromatik dari graf terpisah G, dimulai dengan memilih titik secara acak dan titik tersebut