• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Inventaris Penjadwalan Dan Perawatan Mesin Produksi Pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Inventaris Penjadwalan Dan Perawatan Mesin Produksi Pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI INVENTARIS

PENUADWALAN DAN PERAWATAN MESIN PRODUKSI

PADA PT. SUMATRACO LANGGENG MAKMUR

KERUA PRAKTEK

Nama

:

Malkus Willybrodus SE

NIM

:

10.41010.0107

Program

: S1 (Strata Satu)

Uurusan

:

Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAUEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

SURABAYA

2013

RANCANG BANGUN APLIKASI INVENTARIS

STIKOM

(2)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan... 4

1.5. Sistematika Penulisan... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1. Sejarah ... 6

2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 6

2.2.1. Visi ... 7

2.2.2. Misi ... 7

2.2.3. Tujuan PT. Sumatraco Langgeng Makmur ... 7

BAB III LANDASAN TEORI ... 8

3.1. Inventaris ... 8

3.2. Konsep Dasar Perawatan ... 8

3.2.1. Pengertian Perawatan ... 8

3.2.2. Jenis-Jenis Perawatan ... 8

3.2.3. Tujuan Maintenance ... 10

3.3. Penjadwalan ... 10

STIKOM

(3)

ix

3.3.1. Tujuan Penjadwalan ... 11

3.3.2. Manfaat Penjadwalan ... 11

3.3.3. Kriteria Proses Penjadwalan ... 12

3.3.4. Proses Penjadwalan ... 13

3.4. System Flow Diagram ... 14

3.5. Data Flowchart Diagram (DFD) ... 14

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 17

4.1. Analisis Sistem ... 17

4.2. Perancangan Sistem ... 19

4.2.1. System Flow ... 20

4.2.2. Desain System ... 23

4.2.3. Entity Relationalship Diagram ... 28

4.2.4. Struktur Database ... 29

4.3. Kebutuhan Sistem ... 32

4.3.1. Hardware ... 32

4.3.2. Software... 33

4.4. Implementasi Input Output ... 33

4.4.1. Form Halaman Utama ... 33

4.4.2. Form Inventaris Mesin ... 34

4.4.3. Form Inventaris Sparepart ... 34

4.4.4. Form Perawatana Mesin ... 35

4.4.5. Form Laporan Mesin ... 36

PENUTUP ... 39

5.1. Kesimpulan ... 39

STIKOM

(4)

x

5.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 41

Lampiran 1 Kartu Bimbingan ... 41

Lampiran 2 Acuan Kerja ... 43

Lampiran 3 Garis Besar Acuan ... 44

Lampiran 4 Log Harian Kerja Praktek ... 45

Lampiran 5 Kehadiran Kerja Praktek ... 46

STIKOM

(5)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Simbol Data Flow Diagram ... 13

Tabel 4.1 Tabel Mesin ... 30

Tabel 4.2 Tabel Sparepart ... 30

Tabel 4.3 Tabel Kegiatan Perawatan ... 31

Tabel 4.4 Tabel Detail Mesin ... 31

Tabel 4.5 Detail Kegiatan Perawatan ... 32

STIKOM

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alir System ... 14

Gambar 4.1 Dokumen Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 18

Gambar 4.2 Blok Diagram Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 19

Gambar 4.3 System Flow Perawatan Mesin ... 22

Gambar 4.4 Diagram Berjenjang ... 23

Gambar 4.5 Contex Diagram ... 24

Gambar 4.6 DFD Level 0 Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 26

Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin ... 27

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin ... 27

Gambar 4.9 Conceptual Data Model ... 28

Gambar 4.10 Physical Data Model ... 29

Gambar 4.11 Form Halaman Utama ... 33

Gambar 4.12 Form Inventaris Mesin ... 33

Gambar 4.13 Form Inventaris Sparepart ... 35

Gambar 4.14 Form Perawatana Mesin ... 36

Gambar 4.15 Form Laporan Mesin ... 37

Gambar 4.11 Form Laporan Perawatan Mesin ... 38

STIKOM

(7)

v

ABSTRAKSI

Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang perusahan dan

sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Daftar yang dimaksud ialah

berupa cacatan tentang semua alat dan bahan yang disediakan untuk dipergunakan

dalam pengolahan usaha yang dijalankan maupun sebagai peralatan operasional

perusahan. Sedangkan penjadwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber

daya yang terbatas untuk melakukan beraneka ragam pekerjaan pada bidang

manufaktur dengan mesin-mesin dan tenaga kerja sebagai sumber dayanya dan

job sebagai tugas yang harus diselesaikan

Dengan memanfaatkan aplikasi ini diharapkan menjadi alat bantu dalam

inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi dan juga diharapkan

sebagai solusi dari masalah pengecekan status perawatan mesin, mengurangi

ruang penyimpanan dokumen laporan perawatan dan pemeliharaan mesin yang

dialami oleh perusahan.

Kata Kunci : Aplikasi, Inventaris, Penjadwalan, Perawatan, Penjadwalan dan Perawatan

STIKOM

(8)

1

1.1. LatarBBelakangB

Perkembangan peradaban manusia telah memacu kebutuhan dan keinginan

baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimblkan

tantangan untuk dapat memenuhi keninginan tersbut dengan cara meningkatkan

kemampuan menyediakan dan menghasilkanya. Peningkatan kemampuan

penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakukan oleh

perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha ini

dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin

kelangsungan perusahaan.

Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien,

dikembangkanlah pemikiran untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik.

Tujuanya adalah untuk menghasilkan keluaran yang optimal, sehingga dapat

mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu, dengan biaya yang

efisien dengan memanfaatkan factor-faktor produksi. Factor produksi yang

dimaksud meliputi tanaga manusia (man), bahan (material), dana (money), serta mesin dan peralatan (machine). Kekurangan salah satu factor produksi dapat mengganggu proses produksi, artinya kelancaran prses produksi dapat terhambat

bila salah satu factor produksi mengalami gangguan atau kerusakan.

Said (1980) dalam Fachrurrozi (2002) menyatakan bahwa mesin-mesin

produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat

STIKOM

(9)

2

pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasional dan

matematis. Kebutuhan produktivitas yang lebih tinggi serta meningkatnya

keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan

otomatisasi. Hal ini pada giliranya memperbesar kebutuhan akan fungsi

pemeliharaan (maintenance) mesin-mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cendrung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau

perbaikan.

Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap

fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan

adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak

produk akhir. Jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/peralatan pabrik

diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami

kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu

tertentu yang direncanakan tercapai.

Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin

produksi, tetap saja banyak industri/pabrik berskala besar maupun kecil yang

mengabaikanya atau melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin secara tidak

terjadwal. PT Sumatraco Langgeng Makmur misalnya. Sebagai industri/pabrik

yang memiliki jumlah mesin yang cukup banyak, 23 (dua puluh tiga) buah mesin,

perusahaan ini belum memiliki sistem inventaris yang baik. Hal ini berdampak

pada proses perawatan mesin produksi itu sendiri. Perusahaan merasa sangat

kesulitan saat melakukan pengecekan mesin, apakah mesin itu sudah dilakukan

perawatan atau belum. Selain itu, perawatan dan pemeliharaan mesin produksi

yang terdapat di perusahaan tersebut tidak terjadwal dengan baik dan rekap

STIKOM

(10)

laporan perawatan dan pemeliharaan mesin dilakukan secara manual bukan pada

saat perawatan selesai dilakukan tapi dilakukan pada akhir bulan saat pembukuan.

Selain itu, media penyimpanan laporan perawatan dan pemeliharaan mesin di

perusahaan tersebut juga masih menggunakan media kertas yang tentu saja akan

memakan space penyimpanan yang banyak di waktu berikutnya dan juga beresiko

untuk terjadinya kehilangan data atau kerusakan yang disebabkan oleh human eror

atau bencana.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi, dapat dibuat sebuah Aplikasi

yang diharapkan menjadi alat bantu dalam inventaris dan penjadwalan perawatan

mesin produksi di PT Sumatraco Langgeng Makmur dan juga diharapkan sebagai

solusi dari masalah pengecekan status perawatan mesin, mengurangi ruang

penyimpanan dokumen laporan perawatan dan pemeliharaan mesin yang dialami

oleh PT Sumatraco Langgeng Makmur.

1.2. PerumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah

yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimana merancang dan

membangun aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi di PT

Sumatraco Langgeng Makmur.

1.3. BatasanBMasalahB

Dalam menyusun makalah ini penulis menyusun beberapa batasan masalah,

diantaranya sebagai berikut :

1. Mesin yang di kaji adalah mesin produksi .

STIKOM

(11)

4

2. Penjadwalan yang digunakan hanya untuk kegiatan perawatan mesin

produksi.

3. Aplikasi bersifat stand alone dan berbasis desktop.

1.4. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas ini adalah sebagai

berikut:

1. Menghasilkan aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin

Produksiagar dapat membantu dalam menginventaris dan menjadwalkan

perawatan mesin produksi di PT Sumatraco Langgeng Makmur secara

cepat dan tepat.

1.5. SistematikaBPenulisanB

Laporan kerja praktek ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, dimana masing-

masing bab terdiri dari sub-sub bab yang menjelaskan isi dari bab-bab tersebut.

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BABBIB:BPENDAHULUANB

Bab pendahuluan ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang melatarbelakangi dibangunnya system, antara lain latar belakang

dari system yang akan dibuat, perumusan masalah, batasan masalah yang

menjelaskan batasan dari system yang akan dibuat.

STIKOM

(12)

BABBIIB:BGAMBARANBUMUMBPERUSAHAANB

Bab ini berisi kilas sejarah perusahaan, visi dan misi tempat kerja praktek

berlangsung.

BABBIIIB:BLANDASANBTEORIB

Bab ini berisi teori-teori pendukung yang digunakan dalam pembuatan system

aplikasi inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi.

BABBIVB:BPERANCANGANBSISTEMB

Bab ini diuraikan tentang prosedur dan langkah-langkah sistematis dalam

menyelesaikan kerja praktek ini. Bab ini berisi tentang perancangan system

dengan menggunakan analisis system (Document Flow), pengembangan system

(system flow, contex diagram, HIPO, DFD level, ERD, Struktur Basis Data dan

table, design I/O, dan rencana evaluasi hasil).

BABBVB:BIMPLEMENTASIBDANBEVALUASIBSISTEMB

Bab ini dideskripsikan tentang perancangan hadware dan software yang

dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi, program yang dibangun, evaluasi hasil dan

analisis evaluasi hasil.

BABBVIB:BPENUTUPB

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi

pembaca guna penyempurnaan system informasi ini di masa datang.

STIKOM

(13)

6

BABBIIB

GAMBARANBUMUMBPERUSAHAANB

2.1. SejarahBPerusahaanB

Ditengah persaingan para pelaku bisnis, agar perusahaan kami selalu

mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal, alhasil pada tanggal 9 Juni 1969

berdirilah perusahaan garam yang diberi nama P.D SUMATRACO yang di kepalai

(direktur) oleh TAN KIEM THOEN serta lengkap dengan komposisi personil dan

karyawannya.

Kebijakan-kebijakan perusahaan selalu bertumpu pada direksi, namun

melalui forum meeting (rapat). Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami

pengantian direksi karena pendiri/perintis perusahaan menyerahkan

kepemimpinannya kepada anaknya: TAN WIE KONG pada tahun 1989.

Ketika pergantian direksi, maka manajemen perusahaan mengalami

perubahan nama perusahaan dari P.D SUMATRACO menjadi PT. SUMATRACO.

Kepemimpinan perusahaan tidak bertahan lama. Karena pada tahun 2000

kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada anaknya: TAN Pony sampai

sekarang.

Kemudian pada tahun 2008 perusahaan garam PT.SUMATRACO berubah

nama menjadi PT. SUMATRACO LANGGENG MAKMUR.

STIKOM

(14)

2.2. Visi,BMisi,BDanBTujuanBPerusahaanB

2.2.1. Visi

Menjadi perusahaan yang unggul, terpercaya dan bersaing khususnya dalam

industri garam.

2.2.2. Misi

1. Meningkatkan produktivitas sesuai dengan pangsa pasar.

2. Menciptakan lahan pekerjaan yang sehat dan produktif.

3. Menjadi sarana pekerjaan yang inovatif dan ujung tombak pelayanan.

2.2.3. Tujuan

1. Mendorong semangat kerja guna menhasilkan produksi yang memadai.

2. Melayani pangsa pasar sesuai dengan permintaan.

3. Memperluas akses kerja sama dengan perusahaan lain.

4. Sebagai basis penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

STIKOM

(15)

8

BABBIIIB LANDASANBTEORIB

3.1. InventarisB

Menurut Soemarsono S.R. (l994,pl5) inventaris adalah daftar

barang-barang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga,

lumíah, lenis dan keadaannya. Sedangkan Inventansasi menurut Muhammad Ali

(2000:78), inventaris adalah daftar yang memuat semua barang perusahan dan

sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Daftar yang dimaksud ialah

berupa cacatan tentang semua alat dan bahan yang disediakan untuk dipergunakan

dalam pengolahan usaha yang dilalankan maupun sebagai peralatan operasional

perusahan.

3.2. KonsepBDasarBPerawatanBB 3.2.1. PengertianBPerawatanBB

Pengertian Perawatan atau yang sering disebut luga dengan

Maintenance Menurut Sislono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance)

ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengala terhadap suatu fasilitas

dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk mencapai hasil telah

ditetapkan (Sislono dan Iwan Koswara, 2004).

3.2.2. JenisB-BJenisBPerawatanBB

Didalam konsep dari Perawatan terbagi menladi dua lenis yang sering

digunakan yaitu Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.

STIKOM

(16)

Berikut adalah pengertian dari lenis-lenis Perawatan :

1. Preventive Maintenance

Adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis

teknis-ekonomis untuk menlamin berfungsinya suatu peralatan produksi

dan memperpanlang umur peralatan yang bersangkutan. Tuluan

PreventiveMaintenance adalah untuk dapat mencapai suatu tingkat

pemeliharaan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh

suatu kualitas produk yang optimum.

Salah satu dari tuluan Preventive Maintenance adalah untuk

menemukan suatu tingkat keadaan yang menunlukan gelala

kerusakan sebelum alat-alat tersebut mengalami kerusakan fatal.

Hal ini dapat dilakukan dengan lalan membuat perencanaan dan

penladwalan kegiatan maintenance dengan interupsi sekecil mungkin

terhadap proses produksi.

2. Corrective Maintenance

Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang

dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang

ditemukan selama masa waktu Preventive Maintenance. Pada

umumnya, Corrective Maintenance bukanlah aktivitas perawatan

yang terladwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen

mengalami kerusakan dan bertuluan untuk mengembalikan

kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.

Corrective Maintenance, dikenal sebagai breakdown atau run to

failure maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan

STIKOM

(17)

10

atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai

strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan

pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti.

3.2.3. TujuanBMaintenanceBB

Maintenance memiliki tuluan tuluan untuk unit peralatan produksi itu

sendiri, berikut adalah poin poin dari tuluan maintenance:

1. Memperpanlang usia pakai dari alat produksi terutama bagi peralatan

yang sulit diganti suku cadangnya.

2. Memaksimalkan tingkat kegunaan dari alat produksi tersebut agar

bisa digunakan sesuai fungsinya dan meminimalisir kesalahan

produksi.

3. Memelihara peralatan dan fasilitas dari kerusakan dan keausan.

4. Menlamin kesiapan operasional dari semua peralatan ketikan

kegiatan produksi dilaksanakan.

5. Menlamin keselamatan personil ketikan menggunakan alat tersebut.

3.3. Penjadwalan

Penladwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber daya yang

terbatas untuk melakukan beraneka ragam pekerlaan pada bidang manufaktur

dengan mesin-mesin dan tenaga kerla sebagai sumber dayanya dan lob sebagai

tugas yang harus diselesaikan.

Menurut Jay heizer dan Barry Render (2001:466) menlelaskan

penladwalan sebagai berikut “Penladwalan yang efesien dalah bagaimana

STIKOM

(18)

perusahaan dapat memenuhi batas tanggal seperti yang dilanlikan kepada

pelanggan dan menghadapi kompetisi berdasarkan waktu”.

3.3.1. TujuanPenjadwalan

Tuluan penladwalan produksi menurut Roberto S. Russel dan

Bernard W. Tayor III (2006:719) adalah

1. Meeting customer due date (Membuat tanggal latuh tempo konsumen)

2. Minimize lob lateness (Meminimalkan keterlambatan kerla)

3. Minimize response time (Meminimalkan waktu respon)

4. Minimize completion time (Meminimalkan waktu penyelesaian)

5. Minimize time in the system (Meminimalkan waktu dalam sistem)

6. Minimize overtime (Meminimalkan kelebihan waktu)

7. Maximizing machine or laborutilization (Memaksimalkan penggunaan

mesin atau tenaga kerla)

8. Minimize late time (Meminimalkan waktu keterlambatan)

9. Minimize work in the Processinventory (Meminimalkan persediaan

barang dalam proses)

3.3.2. ManfaatBPenjadwalanBB

Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001:466) akan pentingnya

penladawalan adalah dengan implikasi strategis, adalah sangat lelas bagi

perusahaan akan pentingnya penladwalan dengan penladwalan yang efektif,

perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif dan menghasilkan kapasitas

dolar yang diinvestasikan menladi lebih besar, yang sebaliknya akan

STIKOM

(19)

12

mengurangi biaya Penladwalan, menambah kapasitas dan fleksibilitas yang

terkait memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian

pelayanan kepada pelanggan menladi baik keuntungan yang ketiga dari

bagusnya penladwalan adalah keunggulan kompetitif dengan pengiriman yang

bisa diandalkan.

Fungsi pokok dari penladawalan adalah untuk membuat arus barang dapat

berlalan lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan melalui produksi. Hal ini

membuat penyelesaian dan pengiriman produk akan dilakukan tepat waktu,

dan secara tidak langsung menghindari keterlambatan penerimaan kepada

konsumen.

3.3.3. KriteriaBProsesBPenjadwalanBB

Teknik penladwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri

operasi,dan keseluruhan kompleksitas pekerlaan, sekaligus pentingnya tempat

pada masingmasing dari empat kriteria.

Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001:468) menyebutkan kriteria

dari penladwalan adalah sebagai berikut:

1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan

rata-rata penyelesaian.

2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase

waktu fasilitas itu digunakan.

3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan

menentukan rata-rata lumlah pekerlaan dalam sistem. hubungan

antara lumlah pekerlaan dalam sistem dan persediaan barang dalam

STIKOM

(20)

proses adalah tinggi. dengan demikian semakin kecil lumlah

pekerlaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil

persediaannya.

4. Meminimalkan waktu tungggu pelanggan. Ini dinilai dengan

menentukan rata-rata lumlah keterlambatan.

3.3.4. ProsesBPenjadwalanBB

Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001: 468) untuk mengolah

fasilitas dengan cara yang seimbang dan efesien manaler membutuhkan

perencanaan produksi dan sistem pengendalian. Proses penladwalan harus melalui

tahapan sebagai berikut:

1. Penladwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu

kendala kapasitas pusat kerla individual.

2. Mengecek ketersediaan alat-alat dan bahan baku sebelum

memberikan pesanan ke suatu departemen.

3. Membuat tanggal latuh tempo untuk masing-masing pekerlaan dan

mengecek kemaluan terhadapa tanggal keperluan dan waktu

tempuh pesanan.

4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerlaan bergerak

menulu perusahaan

5. Memberikan feedback pada pabrik efesiensi pekerlaan dan

memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerla dan

gali dan upah.

STIKOM

(21)

14

3.4. Sistem Flowchart Diagram

Menurut (Hartono J. , 1999) merupakan bagan yang menunlukkan arus

pekerlaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menlelaskan urutan-urutan

dari prosedur-prosedur yang ada di dalam system. Bagan alir system digambar

dengan menggunakan simbol – simbol yang tampak seperti berikut ini.

Gambar 3.1 : Bagan Alir System

3.5. Data Flowchart Diagram (DFD)

Bagan alir dokumen(document flowchart) atau di sebut luga bagan alir

folmulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

STIKOM

(22)

menunlukkan arus dari laporan dan folmulir termasuk tembusan-tembusannya.

Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang

digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono J. , 1999).

Menurut (Putrodloyo, 1994) Data Flow Diagram merupakan transfer data

dari alat storage luar melalui unit pemroses dan memori, serta keluar ke

storage luar.

(Kenneth E. Kendall, 2002) menyatakan bahwa melalui Data Flow

Diagram (DFD), penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data

di dalam suatu organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang

mendasari sistem.

Pendekatan aliran data memiliki 3 (tiga) kelebihan utama melalui

penlelasan naratif mengenai cara data-data berpindah disepanlang sistem, yaitu:

1. Kebebasan dari menlalankan implementasi teknis sistem yang terlalu

dini.

2. Pemahaman lebih lauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam

sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan

pengguna melalui diagram aliran data.

Tabel 3.1 Simbol Data Flow Diagram

No Simbol Nama Simbol Keterangan

1 External

Entity atau

Boundary

Simbol ini menunlukkan kesatuan

dilingkungan luar sistem yang

dapat berupa orang, organisasi

STIKOM

(23)

16

atau sistem lain yang berada di

lingkungan luarnya yang akan

memberikan pengaruh berupa

input atau menerima output

2 Data Flow

atau Aliran

Data

Aliran data dapat digambarkan

dengan tanda panah dan garis

yang diberi nama dari aliran data

tersebut

3

0

PRCS_1

Proses Dalam simbol tersebut dituliskan

nama proses yang akan dikerlakan

oleh sistem dari transformasi

aliran data yang kelur. Suatu

proses mempuyai satu atau lebih

input data dan menghasilkan satu

atau lebih output data.

4 1 Stor_3 Data Store Data store merupakan simpanan

dari data yang dapat berupa file

atau catatan menual, dan suatu

agenda atau buku. Data store

digunakan untuk menyimpan data

sebelum dan sesudah proses lebih

lanlut

STIKOM

(24)

17 4.1. AnalisisBSistemB

Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan

perancangan sistem. Sistem tersebut diharapkan mampu membantu

PT. Sumatraco Langgeng Makmur untuk memperoleh laporan hasil perawatan

mesin produksi.

Pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur, pertama kali mekanik

melakukan pengecekan status mesin. Jika terdapat mesin yang baru, mekanik akan

membuat laporan mesin yang akan diserahkan kepada pimpinan. Setelah itu,

mekanik mengecek kondisi mesin. Jika mesin berada dalam kondisi yang tidak

baik, akan dilakukan perbaikan dan mekanik membuat laporan mesin yang akan

diserahkan kepada pimpinan. Sedangkan jika tidak ditemukan masalah pada

mesin, mesin tersebut akan dilakukan perawatan sesuai jadwal yang telah

ditentukan. Setelah melakukan perawatan, mekanik membuat laporan perawatan

mesin yang diberikan kepada pimpinan seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.1

Document Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi.

STIKOM

(25)

18

Gambar 4.1 Document Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin

Produksi

STIKOM

(26)

4.2. PerancanganBSistemB

Dalam merancang aplikasi ini, penulis mengumpulkan informasi yang

diperlukan, pencarian data, dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara

merancang database dan membuat system. Data-data yang diharapkan dapat

memberikan masukan kepada system antara lain tampak seperti gambar di bawah

ini :

Data Inputan : Mestn, Perawatan

Output : Laporan Mestn, Laporan Perawatan

Mestn, Laporan Perbatkan Mestn Proses Input Jadwal

Perawatan Mestn Proses Inventarts Mestn

Proses Perawatan Mestn

Gambar 4.2 Blok Diagram Inventaris dan Penjadwalan Mesin Produksi.

Pada gambar 4.2 tersebut, data masukan yang diterima oleh system

antara lain data mesin dan perwatan. data-data tersebut akan diproses dengan

tahapan seperti proses inventaris mesin, proses input jadwal perawatan mesin

proses perawatan mesin. Dari proses tersebut akan dihasilkan output yang berupa

llaporan mesin, laporan perawatan mesin, laporan perbaikan mesin.

Perancangan sistem dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan

masalah pada sistem yang sedang berjalan saat ini sehingga dapat menjadi lebih

baik dengan adanya sistem terkomputerisasi. Dalam merancang sistem yang baik,

STIKOM

(27)

20

harus melalui tahap-tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem

adalah meliputi :

1. Pembuatan alur sistem aplikasi (System Flow)

2. Diagram berjenjang (HIPO)

3. DFD (contex diagram, level 0 dan level 1),

4. ERD (Entity Relasionship Diagram) yaitu CDM (Conceptual Data Model)

dan PDM (Physical Data Model).

4.2.1. SystemBFlowB

System flow merupakan proses lanjutan dari dokumen flow dimana

proses yang masih manual dihilangkan dan basis data sudah dimunculkan. Aliran

system flow untuk proses perawatan mesin dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut

ini.

A. SistemBFlowBPerawatanBMesinB

System flow perawatan mesin melibatkan 2 entitas dimana mekanik

mamasukkan data yang berupa data mesin dan data sparepart mesin untuk

kemudian data tersebut akan dimasukkan pada masing-masing table yaitu table

mesin dan sparepart. Dari kedua table tersebut akan langsung diproses untuk

penjadwalan perawatan mesin, dimana jadwal perawatan mesin akan ditampilkan

pada mekanik untuk melakukan perawatan harian. Setalah dilakukannya

perawatan oleh mekanik, maka mekanik dapat langsung menginputkan laporan

kegiatan perawatan harian yang akan langsung disimpan pada kegiatan perawatan

mesin, data kegiatan perawatan mesin akan diambil juga untuk melakukan proses

STIKOM

(28)

penjadwalan kembali. Data mesin akan diberikan kepada pemimpin sebagai

laporan mesin dan data kegiatan perawatan mesin akan diberikan pula kepada

pimpinan sebagai data laporan perawatan mesin. System flow perawatan mesin

diuraikan seperti gambar 4.3 dibawah ini.

STIKOM

(29)

22

Mulat

Input Data Mestn dan Sparepart

Mestn Proses Stmpan data

Mestn

Data Mestn dan Data Sparepart

Proses Stmpan data Sparepart Sparepart Proses Penjadwalan Perawatan 1 Laporan Mestn Proses Cetak Laporan Mestn Laporan Mestn 1 Melakukan Perawatan hartan Input Laporan Kegtatan Perawatan Mestn Proses Stmpan Kegtatan Perawatan Mestn Kegtatan Perawatan Mestn Jadwal Perawatan Mestn Selesat Laporan Perawatan Mestn Proses Mencetak Laporan Perawatan Mestn Laporan Perawatan Mestn

Gambar 4.3 System Flow Perawatan Mesin

B

STIKOM

(30)

4.2.2. DesainBSystemB B

Desain system pada proyek ini menggunakan data flow diagram

(DFD) dan akan digambarkan pada pembahasan di bawah ini sekaligus juga

diagram berjenjang dari system ini.

A. DiagramBBerjenjangB B

0 _________________ Apltkast Inventarts dan Penjadwalan Perawatan Mestn Produkst 1 _________________ Inventarts 2 _________________ Proses 3 _________________ Laporan 1.1 _________________ Inventarts Mestn 1.3 _________________ Inventarts Kegtatan Perawatan Mestn 2.1 _________________ Penjadwalan Perawatan Mestn 3.2 _________________ Laporan Perawatan Mestn 3.1 _________________ Laporan Mestn 1.2 _________________ Inventarts Sparepart Mestn

Gambar 4.4 Diagram Berjenjang

Pada diagram berjenjang 4.4 tersebut, terdapat proses utama yaitu

inventaris, proses dan laporan perawatan mesin produksi. Kemudian dilakukan

breakdown selanjutnya menghasilkan 3 (tiga) sub proses, dimana diantara lain

yaitu proses kelolah master inventaris mesin, inventaris sparepart mesin dan

inventaris kegiatan perawatan mesin. Pada proses terdapat breakdown berupa

penjadwaan perawatan mesin dan untuk laporan menghasilkan laporan mesin dan

laporan perawatan mesin.

STIKOM

(31)

24

B. ContexBDiagramB

Contex diagram dari system aplikasi ini seperti digambarkan pada

gambar 4.5 berikut ini

Laporan Perawatan Mesin

Laporan Data Mesin Jadwal Perawatan Mesin

Laporan Kegiatan Perawatan Mesin

Data Sparepart Mesin

Data Mesin

0

Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan

Mesin Produksi

+

Mekanik

Pimpinan

Gambar 4.5 Contex Diagram Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan

Perawatan Mesin Produksi

Pada contex diagram diatas, terdapat satu proses yaitu Sistem Aplikasi

Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi dengan 2 (dua) entitas,

yaitu:

a. Entitas mekanik

Pada entitas ini, data flow yang mengalir ke proses ini

adalah : data mesin, data sparepart mesin dan data kegiatan

perbaikan mesin. Untuk kemudian entitas ini akan

STIKOM

(32)

menerima feed back dari system yang berupa data jadwal

perawatan mesin.

b. Entitas pimpinan

Pimpinan selaku pemilik perusahaan melakukan monitoring

terhadap perawatan mesin melalui laporan yang diberikan

kepadanya. Laporan yang diberikan adalah laporan mesin

dan laporan perawatan mesin.

C. DFDBLevelB0

DFD Level 0 dari system aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 4.6 di

bawah ini. DFD Level 0 merupakan hasil breakdown dari context diagram. Terdiri dari 3 (tiga) proses antara lain proses inventaris, proses penjadwalan

perawatan dan perbaikan dan perawatan mesin. DFD Level 0 ini juga terdiri dari 2

(dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 0 ini adanya data store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan.

STIKOM

(33)

26

Data Mesin Data Perawatan

Perawatan

Data Mesin Data Sparepart Mesin

Perawatan Sparepart

Mesin

Laporan Data Mesin Data Sparepart Mesin

Jadwal Perawatan Mesin

Laporan Kegiatan Perawatan Mesin

Laporan Perawatan Mesin Data Mesin

Mekanik

Pimpinan

1

Proses Maintenance Data Mesin + 2 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi + 3 Proses Maintenance Perawatan Mesin 4 Proses Pembuatan Laporan

1 Tabel Mesin

2 Tabel Sparepart Mesin

3 Tabel Kegiatan Perawatan Mesin

Gambar 4.6 DFD Level 0 Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan

Perawatan Mesin Produksi

D. DFDBLevelB1BProsesBMaintenanceBMesin

DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin dapat dilihat pada gambar

4.7 di bawah ini. DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin terdiri dari 2 (dua)

proses antara lain proses maintenance data mesin dan proses maintenance data

sparepart mesin. DFD Level 1 ini juga terdiri dari 2 (dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 1 ini adanya data store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan

STIKOM

[image:33.612.94.564.77.626.2]
(34)
[image:34.612.67.565.92.662.2]

Sparepart Mesin

[Sparepart]

[Mesin]

[Data Sparepart Mesin] [Data Mesin] Mekanik

Mekanik

1 Tabel Mesin

2 Tabel Sparepart Mesin 1.1

Proses Maintenance Data Mesin

1.2

Proses Maintenance Data Sparepart Mesin

Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin

E. DFDBLevelB1BProsesBPenjadwalanBPerawatanBMesin

DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin dapat dilihat pada

gambar 4.8 di bawah ini. DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin terdiri dari 2

(dua) proses antara lain proses maintenance data mesin dan proses perbaikan

mesin produksi dan proses penentuan perawatan mesin. DFD Level 1 ini juga

terdiri dari 2 (dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 1 ini adanya data

store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan

Perawatan

[Perawatan] [Data Mesin]

[Data Sparepart Mesin] [Jadwal Perawatan Mesin]

Mekanik

2 Tabel Sparepart Mesin 1 Tabel Mesin

3 Tabel Kegiatan Perawatan Mesin 2.1

Proses Pengecekan Time Of Life Mesin

Produksi

2.2

Proses Ambil Kegiatan Perawatan Mesin

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin

STIKOM

(35)

28

4.2.3. EntityBrelationshipBDiagramB A. ConceptualBDataBModelB

Sebuah Conceptual Data Model (CDM), merupakan gambaran dari struktur logik dari sebuah basis data. Pada CDM terdapat relasi antara tabel yang

satu dengan tabel yang lain. Relasi tersebut antara lain : one to one, one to many dan many to many. Jika CDM di-generate, akan menghasilkan Physical Data Model (PDM). CDM seperti ditunjukan pada gambar 4.9

memiliki dilakukan pada membutuhkan tabel mesin kode mesin nama mesin tahun pengadaan time of life mesin

<pi> Variable characters (5) Variable characters (35) Integer Integer <M> Identifier_1 ... <pi> tabel sparepart id sparepart nama sparepart harga sparepart jumlah sparepart time of life sparepart

<pi> Variable characters (5) Variable characters (150) Integer

Integer Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

tabel kegiatan perawatan id kegiatan perawatan

waktu seharusnya perawatan waktu dilakukan perawatan keterangan kegiatan perawatan total biaya perawatan

<pi> Variable characters (5) Date

Date & Time Variable characters (250) Integer

<M>

Identifier_1 ...

<pi>

Gambar 4.9 Conceptual Data Model

B. PhysicalBDataBModelB

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). PDM merupakan representasi fisik dari database. Karena disini tipe data dari elemen-elemen data sudah dimunculkan. Satu catatan, jika relasi antar table pada CDM adalah many-to-many, pada PDM

STIKOM

(36)

akan mengasilkan table baru untuk menampung kedua integrity constraint dari kedua tabel. Gambar PDM seperti terlihat pada gambar 4.10 di bawah ini

tabel mesin kode mesin

id kegiatan perawatan nama mesin tahun pengadaan time of life mesin ... varchar(5) varchar(5) varchar(35) int int <pk> <fk> tabel sparepart id sparepart nama sparepart harga sparepart jumlah sparepart time of life sparepart ... varchar(5) varchar(150) int int int <pk>

tabel kegiatan perawatan id kegiatan perawatan

waktu seharusnya perawatan waktu dilakukan perawatan keterangan kegiatan perawatan total biaya perawatan ... varchar(5) datetime datetime varchar(250) int <pk> detail mesin id sparepart kode mesin

jumlah yang dibutuhkan varchar(5) varchar(5) int

<pk,fk1 <pk,fk2

detail kegiatan perawatan id sparepart

id kegiatan perawatan varchar(5) varchar(5)

<pk,fk1> <pk,fk2>

Gambar 4.10 Physical Data Model

4.2.4. StrukturBDatabaseB

Tabel-tabel yang digunakan pada system aplikasi ini sebagaimana

yang terlihat pada CDM yaitu:

A. TabelBMesin

Tabel mesin digunakan untuk menyimpan data mesin. Mempunyai

primary key pada field kode_mesin. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.1 di bawah ini:

STIKOM

(37)

30

FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB

kode_mesin Variabel Characters 5 Primary Key Kode Mesin

id_kegiatan_perawatan Variabel Characters 5 Foreign Key id_kegiatan_perawatan

nama_mesin Variabel Characters 35 - Nama Mesin

tahun_pengadaan Integer - Tahun Pengadaan

time of life mesin Integer - Time of life mesin

Tabel 4.1 Tabel Mesin

B. TabelBSparepart

Tabel sparepart digunakan untuk menyimpan data sparepart mesin.

Mempunyai primary key pada field id sparepart. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.2 di bawah ini:

FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB

id sparepart Variabel Characters 5 Primary Key id sparepart

Nama sparepart Variabel Characters 50 - Nama sparepart

Harga sparepart Integer - Harga sparepart

Jumlah Sparepart Integer - Jumlah Sparepart

Time of life sparepart Integer - Time of life

sparepart

Tabel 4.2 Tabel Sparepart

STIKOM

(38)
[image:38.612.53.554.167.709.2]

C. TabelBKegiatanBPerawatan

Tabel jadwal perawatan digunakan untuk menyimpan data perawatan.

Mempunyai primary key pada field id_perawatan. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.3 di bawah ini:

FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB

id_kegiatan_perawatan Variabel

Characters

5 Primary

Key

Id Perawatan

Waktu_seharusnya_perawatan Datetime - Waktu_seharusnya_pe

rawatan

Waktu_dilakukan_perawatan Datetime - Waktu_dilakukan_per

awatan

Keterangan_kegiatan_perawatan Variabel

Characters

250 - Keterangan_kegiatan_

perawatan

Total_biaya_perawatan Integer - Waktu Perawatan

Tabel 4.3 Tabel Kegiatan Perawatan

D. TabelBDetailBMesin

Tabel Detail mesin digunakan untuk menyimpan data detail mesin.

Tabel ini merupakan tabel hasil many to many dari table sparepart dan table mesin. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.4 di bawah ini:

FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB

Id sparepart Variabel Characters 5

Primary Key

Foregn Key

Id sparepart

STIKOM

(39)

32

Kode mesin Variabel Characters 5

Primary Key

Foregn Key

Kode mesin

Jumlah yang

dibutuhkan

int -

Jumlah yang

dibutuhkan

Tabel 4.4 Tabel Detail Mesin

E. TabelBDetailBKegiatanBPerawatan

Tabel Detail kegiatan perawatan digunakan untuk menyimpan data

detail kegiatan perawatan. Tabel ini merupakan tabel hasil many to many dari table sparepart dan table kegiatan perawatan. Struktur tabelnya adalah

sebagaimana terlihat pada table 4.5 di bawah ini:

FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB

Id sparepart Variabel Characters 5

Primary Key

Foregn Key

Id sparepart

Id kegiatan

perawatan

Variabel Characters 5

Primary Key

Foregn Key

Id kegiatan

perawatan

Tabel 4.5 Tabel Kegiatan Perawatan

4.3. KebutuhanBSistemB

4.3.1. HardwareB

Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi adalah

computer dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosessor Intel Core 2 Duo minimal 2.00 Ghz

STIKOM

(40)

2. Memory minimal 1.00 Gb

3. Harddisk minimal 40 Gb

4.3.2. SoftwareB

Perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi adalah

sebagai berikut :

1. Microsoft.Net Framework 2.0 / 3.5

2. Microsoft SQL Server 2008

3. Windows 7 Professional

4.4. ImplementasiBInputBdanBOutputB 4.4.1. FormBHalamanBUtamaB

Form halaman utama, form ini akan muncul ketika program pertama kali

dijalankan. Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11 Form Halaman Utama

STIKOM

(41)

34

4.4.2. FormBInventarisBMesinB

Form inventaris mesin merupakan sub link dari button kelolah master.

Fungsi form inventaris mesin ini tersebut adalah menyimpan serta mengupdate

data mesin yang ada pada perusahaan. Implementasi dari form ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.12 Form Inventaris Mesin

4.4.3. FormBInventarisBSparepartB

Form inventaris sparepart merupakan sub link dari button kelolah master.

Fungsi form inventaris sparepart ini tersebut adalah menyimpan serta mengupdate

data sparepart dari mesin yang ada pada perusahaan. Implementasi dari form ini

adalah sebagai berikut:

STIKOM

(42)

Gambar 4.13 Form Inventaris Sparepart

4.4.4. FormBPerawatanBMesinB

Form perawatan mesin ini akan tampil ketika user melakukan klik pada

botton “Perawatan Mesin”. Form ini digunakan untuk menyimpan master kegiatan

perawatan mesin. Untuk selanjutnya agar dapat melakukan penjadwalan mesin.

Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:

STIKOM

(43)

36

Gambar 4.14 Form Perawatan Mesin

4.4.5. FormBLaporanBMesinB

Form laporan mesin merupakan sub link dari button kelolah laporan.

Fungsi form laporan mesin ini tersebut adalah menampilkan laporan mesin yang

terdapat pada perusahaan. Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:

STIKOM

(44)

Gambar 4.15 Form Laporan Mesin

4.4.6. FormBLaporanBPerawatanBMesinB

Form laporan perawatan mesin merupakan sub link dari button kelolah

laporan. Fungsi form laporan perawatan mesin ini tersebut adalah menampilkan

laporan perawatan mesin produksi yang terdapat pada perusahaan. Implementasi

dari form ini adalah sebagai berikut:

STIKOM

(45)

38

Gambar 4.16 Form Laporan Perawatan Mesin

B

STIKOM

(46)

39

5.1. KesimpulanB

Dari proses rancang bangun aplikasi inventaris dan penjadwalan

perawatan mesin produksi pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dapat memberikan kemudahan dalam proses inventaris mesin produksi.

2. Dapat mempermudah dalam proses perawatan dengan adanya proses

penjadwalan perawatan.

3. Dapat memudahkan dalam laporan mesin produksi dan laporan penjadwalan

perawatan mesin produksi.

5.2. SaranB

Dalam aplikasi inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi

pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya ini, terdapat beberapa kelemahan

yang disadari oleh penulis. Penulis memiliki beberapa saran dalam pengembangan

sistem ini kedepannya, yaitu antara lain :

1. Dikoneksikan mengembangkan proses penjadwalan perawatan sehingga

dapat menghasilkan laporan produktifitas mekanik dan kebutuhan sparepart

per bulanya.

2. Proses perhitungan pengeluaran terhadap perawatam dapat dikembangkan

lebih lanjut, sehingga memudahkan manajemen dalam melakukan

pengontrolan terhadap pengeluaran biaya sparepart mesin produksi.

STIKOM

(47)

40

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2000). Akuntansi Biaya. Jakarta: Rineka Cipta.

Fachrurrozi. (2002). Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di

Industri Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratus Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hartono, J. (1999). Analisis dan desain informasi. Jakarta: Andy.

Hartono, J. (2005). Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan Terintegrasi: Konsep,

Teknologi Aplikasi, Pengembangan Dan Pengelolaan. Yogyakarta: Andi Publisher.

Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management, Edisi 9. Jakarta: Salemba

Empat.

Kenneth E. Kendall, J. E. (2002). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT.

Prenhallindo.

Putrodjoyo, G. (1994). Kamus komputer masa kini . Jakarta : Elex Media

Komputindo,: Elex Media Komputindo.

Russel, R. S., & Taylor III, B. W. (2006). Operation's Management. Prentice. Hall.

Jakarta: Salemba Empat.

Sisjono, & Koswara, i. (2004). Pemeliharaan sistem hidrolik. Bandung: ITB.

Soemarsono, S. R. (1994). Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 4. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sutabri, T. (2004). Analisa Sistem Informasi. Jakarta: Andi Publisher .

STIKOM

Gambar

Tabel 3.1  Simbol Data Flow Diagram .........................................................
Tabel Mesin
Tabel Mesin
Tabel jadwal perawatan digunakan untuk menyimpan data perawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel detail pemesanan berisi seluruh penjadwalan produksi yang berelasi dengan table bahan mentah. Struktur tabel

Rancang bangun aplikasi penjadwalan data pelatihan karyawan ini merupakan suatu rancang bangun yang dibutuhkan dalam proses penjadwalan kegiatan pelatihan karyawan

[Invoice] [Data Konfirmasi] [Laporan Pendapatan Service Keseluruhan] [Laporan Penjualan Sparepart] [Data Sparepart] [Biaya Penjualan Sparepart] Teknisi Customer Kasir Admin

Penjadwalan produksi dengan mengintegrasikan perawatan mesin pada contoh numerik dapat melakukan efisiensi total tardiness cost sebesar 15,38% dan 9,4% jika ada penyisipan

pada Buffa &amp; Sarin (1996) terdapat beberapa solusi metode yang dapat digunakan dalam proses penjadwalan produksi, antara lain metode first come first served

Pada tampilan driver scheduling ini, pengguna sopir dapat melakukan pencarian laporan penjadwalan pengiriman barang dengan memasukkan plat yang diinginkan pada field pencarian

pada Buffa &amp; Sarin (1996) terdapat beberapa solusi metode yang dapat digunakan dalam proses penjadwalan produksi, antara lain metode first come first served

Penjadwalan produksi dengan mengintegrasikan perawatan mesin pada contoh numerik dapat melakukan efisiensi total tardiness cost sebesar 15,38% dan 9,4% jika ada penyisipan