RANCANG BANGUN APLIKASI INVENTARIS
PENUADWALAN DAN PERAWATAN MESIN PRODUKSI
PADA PT. SUMATRACO LANGGENG MAKMUR
KERUA PRAKTEK
Nama
:
Malkus Willybrodus SE
NIM
:
10.41010.0107
Program
: S1 (Strata Satu)
Uurusan
:
Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAUEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
SURABAYA
2013
RANCANG BANGUN APLIKASI INVENTARIS
STIKOM
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan... 4
1.5. Sistematika Penulisan... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5
2.1. Sejarah ... 6
2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 6
2.2.1. Visi ... 7
2.2.2. Misi ... 7
2.2.3. Tujuan PT. Sumatraco Langgeng Makmur ... 7
BAB III LANDASAN TEORI ... 8
3.1. Inventaris ... 8
3.2. Konsep Dasar Perawatan ... 8
3.2.1. Pengertian Perawatan ... 8
3.2.2. Jenis-Jenis Perawatan ... 8
3.2.3. Tujuan Maintenance ... 10
3.3. Penjadwalan ... 10
STIKOM
ix
3.3.1. Tujuan Penjadwalan ... 11
3.3.2. Manfaat Penjadwalan ... 11
3.3.3. Kriteria Proses Penjadwalan ... 12
3.3.4. Proses Penjadwalan ... 13
3.4. System Flow Diagram ... 14
3.5. Data Flowchart Diagram (DFD) ... 14
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 17
4.1. Analisis Sistem ... 17
4.2. Perancangan Sistem ... 19
4.2.1. System Flow ... 20
4.2.2. Desain System ... 23
4.2.3. Entity Relationalship Diagram ... 28
4.2.4. Struktur Database ... 29
4.3. Kebutuhan Sistem ... 32
4.3.1. Hardware ... 32
4.3.2. Software... 33
4.4. Implementasi Input Output ... 33
4.4.1. Form Halaman Utama ... 33
4.4.2. Form Inventaris Mesin ... 34
4.4.3. Form Inventaris Sparepart ... 34
4.4.4. Form Perawatana Mesin ... 35
4.4.5. Form Laporan Mesin ... 36
PENUTUP ... 39
5.1. Kesimpulan ... 39
STIKOM
x
5.2. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
LAMPIRAN ... 41
Lampiran 1 Kartu Bimbingan ... 41
Lampiran 2 Acuan Kerja ... 43
Lampiran 3 Garis Besar Acuan ... 44
Lampiran 4 Log Harian Kerja Praktek ... 45
Lampiran 5 Kehadiran Kerja Praktek ... 46
STIKOM
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Simbol Data Flow Diagram ... 13
Tabel 4.1 Tabel Mesin ... 30
Tabel 4.2 Tabel Sparepart ... 30
Tabel 4.3 Tabel Kegiatan Perawatan ... 31
Tabel 4.4 Tabel Detail Mesin ... 31
Tabel 4.5 Detail Kegiatan Perawatan ... 32
STIKOM
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Alir System ... 14
Gambar 4.1 Dokumen Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 18
Gambar 4.2 Blok Diagram Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 19
Gambar 4.3 System Flow Perawatan Mesin ... 22
Gambar 4.4 Diagram Berjenjang ... 23
Gambar 4.5 Contex Diagram ... 24
Gambar 4.6 DFD Level 0 Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi ... 26
Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin ... 27
Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin ... 27
Gambar 4.9 Conceptual Data Model ... 28
Gambar 4.10 Physical Data Model ... 29
Gambar 4.11 Form Halaman Utama ... 33
Gambar 4.12 Form Inventaris Mesin ... 33
Gambar 4.13 Form Inventaris Sparepart ... 35
Gambar 4.14 Form Perawatana Mesin ... 36
Gambar 4.15 Form Laporan Mesin ... 37
Gambar 4.11 Form Laporan Perawatan Mesin ... 38
STIKOM
v
ABSTRAKSI
Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang perusahan dan
sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Daftar yang dimaksud ialah
berupa cacatan tentang semua alat dan bahan yang disediakan untuk dipergunakan
dalam pengolahan usaha yang dijalankan maupun sebagai peralatan operasional
perusahan. Sedangkan penjadwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber
daya yang terbatas untuk melakukan beraneka ragam pekerjaan pada bidang
manufaktur dengan mesin-mesin dan tenaga kerja sebagai sumber dayanya dan
job sebagai tugas yang harus diselesaikan
Dengan memanfaatkan aplikasi ini diharapkan menjadi alat bantu dalam
inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi dan juga diharapkan
sebagai solusi dari masalah pengecekan status perawatan mesin, mengurangi
ruang penyimpanan dokumen laporan perawatan dan pemeliharaan mesin yang
dialami oleh perusahan.
Kata Kunci : Aplikasi, Inventaris, Penjadwalan, Perawatan, Penjadwalan dan Perawatan
STIKOM
1
1.1. LatarBBelakangB
Perkembangan peradaban manusia telah memacu kebutuhan dan keinginan
baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimblkan
tantangan untuk dapat memenuhi keninginan tersbut dengan cara meningkatkan
kemampuan menyediakan dan menghasilkanya. Peningkatan kemampuan
penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha ini
dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin
kelangsungan perusahaan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien,
dikembangkanlah pemikiran untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik.
Tujuanya adalah untuk menghasilkan keluaran yang optimal, sehingga dapat
mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu, dengan biaya yang
efisien dengan memanfaatkan factor-faktor produksi. Factor produksi yang
dimaksud meliputi tanaga manusia (man), bahan (material), dana (money), serta mesin dan peralatan (machine). Kekurangan salah satu factor produksi dapat mengganggu proses produksi, artinya kelancaran prses produksi dapat terhambat
bila salah satu factor produksi mengalami gangguan atau kerusakan.
Said (1980) dalam Fachrurrozi (2002) menyatakan bahwa mesin-mesin
produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat
STIKOM
2
pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasional dan
matematis. Kebutuhan produktivitas yang lebih tinggi serta meningkatnya
keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan
otomatisasi. Hal ini pada giliranya memperbesar kebutuhan akan fungsi
pemeliharaan (maintenance) mesin-mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cendrung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau
perbaikan.
Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap
fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan
adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak
produk akhir. Jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/peralatan pabrik
diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu
tertentu yang direncanakan tercapai.
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin
produksi, tetap saja banyak industri/pabrik berskala besar maupun kecil yang
mengabaikanya atau melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin secara tidak
terjadwal. PT Sumatraco Langgeng Makmur misalnya. Sebagai industri/pabrik
yang memiliki jumlah mesin yang cukup banyak, 23 (dua puluh tiga) buah mesin,
perusahaan ini belum memiliki sistem inventaris yang baik. Hal ini berdampak
pada proses perawatan mesin produksi itu sendiri. Perusahaan merasa sangat
kesulitan saat melakukan pengecekan mesin, apakah mesin itu sudah dilakukan
perawatan atau belum. Selain itu, perawatan dan pemeliharaan mesin produksi
yang terdapat di perusahaan tersebut tidak terjadwal dengan baik dan rekap
STIKOM
laporan perawatan dan pemeliharaan mesin dilakukan secara manual bukan pada
saat perawatan selesai dilakukan tapi dilakukan pada akhir bulan saat pembukuan.
Selain itu, media penyimpanan laporan perawatan dan pemeliharaan mesin di
perusahaan tersebut juga masih menggunakan media kertas yang tentu saja akan
memakan space penyimpanan yang banyak di waktu berikutnya dan juga beresiko
untuk terjadinya kehilangan data atau kerusakan yang disebabkan oleh human eror
atau bencana.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi, dapat dibuat sebuah Aplikasi
yang diharapkan menjadi alat bantu dalam inventaris dan penjadwalan perawatan
mesin produksi di PT Sumatraco Langgeng Makmur dan juga diharapkan sebagai
solusi dari masalah pengecekan status perawatan mesin, mengurangi ruang
penyimpanan dokumen laporan perawatan dan pemeliharaan mesin yang dialami
oleh PT Sumatraco Langgeng Makmur.
1.2. PerumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimana merancang dan
membangun aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi di PT
Sumatraco Langgeng Makmur.
1.3. BatasanBMasalahB
Dalam menyusun makalah ini penulis menyusun beberapa batasan masalah,
diantaranya sebagai berikut :
1. Mesin yang di kaji adalah mesin produksi .
STIKOM
4
2. Penjadwalan yang digunakan hanya untuk kegiatan perawatan mesin
produksi.
3. Aplikasi bersifat stand alone dan berbasis desktop.
1.4. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas ini adalah sebagai
berikut:
1. Menghasilkan aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin
Produksiagar dapat membantu dalam menginventaris dan menjadwalkan
perawatan mesin produksi di PT Sumatraco Langgeng Makmur secara
cepat dan tepat.
1.5. SistematikaBPenulisanB
Laporan kerja praktek ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, dimana masing-
masing bab terdiri dari sub-sub bab yang menjelaskan isi dari bab-bab tersebut.
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BABBIB:BPENDAHULUANB
Bab pendahuluan ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang melatarbelakangi dibangunnya system, antara lain latar belakang
dari system yang akan dibuat, perumusan masalah, batasan masalah yang
menjelaskan batasan dari system yang akan dibuat.
STIKOM
BABBIIB:BGAMBARANBUMUMBPERUSAHAANB
Bab ini berisi kilas sejarah perusahaan, visi dan misi tempat kerja praktek
berlangsung.
BABBIIIB:BLANDASANBTEORIB
Bab ini berisi teori-teori pendukung yang digunakan dalam pembuatan system
aplikasi inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi.
BABBIVB:BPERANCANGANBSISTEMB
Bab ini diuraikan tentang prosedur dan langkah-langkah sistematis dalam
menyelesaikan kerja praktek ini. Bab ini berisi tentang perancangan system
dengan menggunakan analisis system (Document Flow), pengembangan system
(system flow, contex diagram, HIPO, DFD level, ERD, Struktur Basis Data dan
table, design I/O, dan rencana evaluasi hasil).
BABBVB:BIMPLEMENTASIBDANBEVALUASIBSISTEMB
Bab ini dideskripsikan tentang perancangan hadware dan software yang
dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi, program yang dibangun, evaluasi hasil dan
analisis evaluasi hasil.
BABBVIB:BPENUTUPB
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi
pembaca guna penyempurnaan system informasi ini di masa datang.
STIKOM
6
BABBIIB
GAMBARANBUMUMBPERUSAHAANB
2.1. SejarahBPerusahaanB
Ditengah persaingan para pelaku bisnis, agar perusahaan kami selalu
mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal, alhasil pada tanggal 9 Juni 1969
berdirilah perusahaan garam yang diberi nama P.D SUMATRACO yang di kepalai
(direktur) oleh TAN KIEM THOEN serta lengkap dengan komposisi personil dan
karyawannya.
Kebijakan-kebijakan perusahaan selalu bertumpu pada direksi, namun
melalui forum meeting (rapat). Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami
pengantian direksi karena pendiri/perintis perusahaan menyerahkan
kepemimpinannya kepada anaknya: TAN WIE KONG pada tahun 1989.
Ketika pergantian direksi, maka manajemen perusahaan mengalami
perubahan nama perusahaan dari P.D SUMATRACO menjadi PT. SUMATRACO.
Kepemimpinan perusahaan tidak bertahan lama. Karena pada tahun 2000
kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada anaknya: TAN Pony sampai
sekarang.
Kemudian pada tahun 2008 perusahaan garam PT.SUMATRACO berubah
nama menjadi PT. SUMATRACO LANGGENG MAKMUR.
STIKOM
2.2. Visi,BMisi,BDanBTujuanBPerusahaanB
2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan yang unggul, terpercaya dan bersaing khususnya dalam
industri garam.
2.2.2. Misi
1. Meningkatkan produktivitas sesuai dengan pangsa pasar.
2. Menciptakan lahan pekerjaan yang sehat dan produktif.
3. Menjadi sarana pekerjaan yang inovatif dan ujung tombak pelayanan.
2.2.3. Tujuan
1. Mendorong semangat kerja guna menhasilkan produksi yang memadai.
2. Melayani pangsa pasar sesuai dengan permintaan.
3. Memperluas akses kerja sama dengan perusahaan lain.
4. Sebagai basis penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
STIKOM
8
BABBIIIB LANDASANBTEORIB
3.1. InventarisB
Menurut Soemarsono S.R. (l994,pl5) inventaris adalah daftar
barang-barang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga,
lumíah, lenis dan keadaannya. Sedangkan Inventansasi menurut Muhammad Ali
(2000:78), inventaris adalah daftar yang memuat semua barang perusahan dan
sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Daftar yang dimaksud ialah
berupa cacatan tentang semua alat dan bahan yang disediakan untuk dipergunakan
dalam pengolahan usaha yang dilalankan maupun sebagai peralatan operasional
perusahan.
3.2. KonsepBDasarBPerawatanBB 3.2.1. PengertianBPerawatanBB
Pengertian Perawatan atau yang sering disebut luga dengan
Maintenance Menurut Sislono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance)
ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengala terhadap suatu fasilitas
dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk mencapai hasil telah
ditetapkan (Sislono dan Iwan Koswara, 2004).
3.2.2. JenisB-BJenisBPerawatanBB
Didalam konsep dari Perawatan terbagi menladi dua lenis yang sering
digunakan yaitu Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.
STIKOM
Berikut adalah pengertian dari lenis-lenis Perawatan :
1. Preventive Maintenance
Adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis
teknis-ekonomis untuk menlamin berfungsinya suatu peralatan produksi
dan memperpanlang umur peralatan yang bersangkutan. Tuluan
PreventiveMaintenance adalah untuk dapat mencapai suatu tingkat
pemeliharaan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh
suatu kualitas produk yang optimum.
Salah satu dari tuluan Preventive Maintenance adalah untuk
menemukan suatu tingkat keadaan yang menunlukan gelala
kerusakan sebelum alat-alat tersebut mengalami kerusakan fatal.
Hal ini dapat dilakukan dengan lalan membuat perencanaan dan
penladwalan kegiatan maintenance dengan interupsi sekecil mungkin
terhadap proses produksi.
2. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang
ditemukan selama masa waktu Preventive Maintenance. Pada
umumnya, Corrective Maintenance bukanlah aktivitas perawatan
yang terladwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
mengalami kerusakan dan bertuluan untuk mengembalikan
kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.
Corrective Maintenance, dikenal sebagai breakdown atau run to
failure maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan
STIKOM
10
atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai
strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan
pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti.
3.2.3. TujuanBMaintenanceBB
Maintenance memiliki tuluan tuluan untuk unit peralatan produksi itu
sendiri, berikut adalah poin poin dari tuluan maintenance:
1. Memperpanlang usia pakai dari alat produksi terutama bagi peralatan
yang sulit diganti suku cadangnya.
2. Memaksimalkan tingkat kegunaan dari alat produksi tersebut agar
bisa digunakan sesuai fungsinya dan meminimalisir kesalahan
produksi.
3. Memelihara peralatan dan fasilitas dari kerusakan dan keausan.
4. Menlamin kesiapan operasional dari semua peralatan ketikan
kegiatan produksi dilaksanakan.
5. Menlamin keselamatan personil ketikan menggunakan alat tersebut.
3.3. Penjadwalan
Penladwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber daya yang
terbatas untuk melakukan beraneka ragam pekerlaan pada bidang manufaktur
dengan mesin-mesin dan tenaga kerla sebagai sumber dayanya dan lob sebagai
tugas yang harus diselesaikan.
Menurut Jay heizer dan Barry Render (2001:466) menlelaskan
penladwalan sebagai berikut “Penladwalan yang efesien dalah bagaimana
STIKOM
perusahaan dapat memenuhi batas tanggal seperti yang dilanlikan kepada
pelanggan dan menghadapi kompetisi berdasarkan waktu”.
3.3.1. TujuanPenjadwalan
Tuluan penladwalan produksi menurut Roberto S. Russel dan
Bernard W. Tayor III (2006:719) adalah
1. Meeting customer due date (Membuat tanggal latuh tempo konsumen)
2. Minimize lob lateness (Meminimalkan keterlambatan kerla)
3. Minimize response time (Meminimalkan waktu respon)
4. Minimize completion time (Meminimalkan waktu penyelesaian)
5. Minimize time in the system (Meminimalkan waktu dalam sistem)
6. Minimize overtime (Meminimalkan kelebihan waktu)
7. Maximizing machine or laborutilization (Memaksimalkan penggunaan
mesin atau tenaga kerla)
8. Minimize late time (Meminimalkan waktu keterlambatan)
9. Minimize work in the Processinventory (Meminimalkan persediaan
barang dalam proses)
3.3.2. ManfaatBPenjadwalanBB
Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001:466) akan pentingnya
penladawalan adalah dengan implikasi strategis, adalah sangat lelas bagi
perusahaan akan pentingnya penladwalan dengan penladwalan yang efektif,
perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif dan menghasilkan kapasitas
dolar yang diinvestasikan menladi lebih besar, yang sebaliknya akan
STIKOM
12
mengurangi biaya Penladwalan, menambah kapasitas dan fleksibilitas yang
terkait memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian
pelayanan kepada pelanggan menladi baik keuntungan yang ketiga dari
bagusnya penladwalan adalah keunggulan kompetitif dengan pengiriman yang
bisa diandalkan.
Fungsi pokok dari penladawalan adalah untuk membuat arus barang dapat
berlalan lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan melalui produksi. Hal ini
membuat penyelesaian dan pengiriman produk akan dilakukan tepat waktu,
dan secara tidak langsung menghindari keterlambatan penerimaan kepada
konsumen.
3.3.3. KriteriaBProsesBPenjadwalanBB
Teknik penladwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri
operasi,dan keseluruhan kompleksitas pekerlaan, sekaligus pentingnya tempat
pada masingmasing dari empat kriteria.
Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001:468) menyebutkan kriteria
dari penladwalan adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan
rata-rata penyelesaian.
2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase
waktu fasilitas itu digunakan.
3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan
menentukan rata-rata lumlah pekerlaan dalam sistem. hubungan
antara lumlah pekerlaan dalam sistem dan persediaan barang dalam
STIKOM
proses adalah tinggi. dengan demikian semakin kecil lumlah
pekerlaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil
persediaannya.
4. Meminimalkan waktu tungggu pelanggan. Ini dinilai dengan
menentukan rata-rata lumlah keterlambatan.
3.3.4. ProsesBPenjadwalanBB
Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001: 468) untuk mengolah
fasilitas dengan cara yang seimbang dan efesien manaler membutuhkan
perencanaan produksi dan sistem pengendalian. Proses penladwalan harus melalui
tahapan sebagai berikut:
1. Penladwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu
kendala kapasitas pusat kerla individual.
2. Mengecek ketersediaan alat-alat dan bahan baku sebelum
memberikan pesanan ke suatu departemen.
3. Membuat tanggal latuh tempo untuk masing-masing pekerlaan dan
mengecek kemaluan terhadapa tanggal keperluan dan waktu
tempuh pesanan.
4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerlaan bergerak
menulu perusahaan
5. Memberikan feedback pada pabrik efesiensi pekerlaan dan
memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerla dan
gali dan upah.
STIKOM
14
3.4. Sistem Flowchart Diagram
Menurut (Hartono J. , 1999) merupakan bagan yang menunlukkan arus
pekerlaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menlelaskan urutan-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam system. Bagan alir system digambar
dengan menggunakan simbol – simbol yang tampak seperti berikut ini.
Gambar 3.1 : Bagan Alir System
3.5. Data Flowchart Diagram (DFD)
Bagan alir dokumen(document flowchart) atau di sebut luga bagan alir
folmulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
STIKOM
menunlukkan arus dari laporan dan folmulir termasuk tembusan-tembusannya.
Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang
digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono J. , 1999).
Menurut (Putrodloyo, 1994) Data Flow Diagram merupakan transfer data
dari alat storage luar melalui unit pemroses dan memori, serta keluar ke
storage luar.
(Kenneth E. Kendall, 2002) menyatakan bahwa melalui Data Flow
Diagram (DFD), penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data
di dalam suatu organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang
mendasari sistem.
Pendekatan aliran data memiliki 3 (tiga) kelebihan utama melalui
penlelasan naratif mengenai cara data-data berpindah disepanlang sistem, yaitu:
1. Kebebasan dari menlalankan implementasi teknis sistem yang terlalu
dini.
2. Pemahaman lebih lauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam
sistem dan subsistem.
3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan
pengguna melalui diagram aliran data.
Tabel 3.1 Simbol Data Flow Diagram
No Simbol Nama Simbol Keterangan
1 External
Entity atau
Boundary
Simbol ini menunlukkan kesatuan
dilingkungan luar sistem yang
dapat berupa orang, organisasi
STIKOM
16
atau sistem lain yang berada di
lingkungan luarnya yang akan
memberikan pengaruh berupa
input atau menerima output
2 Data Flow
atau Aliran
Data
Aliran data dapat digambarkan
dengan tanda panah dan garis
yang diberi nama dari aliran data
tersebut
3
0
PRCS_1
Proses Dalam simbol tersebut dituliskan
nama proses yang akan dikerlakan
oleh sistem dari transformasi
aliran data yang kelur. Suatu
proses mempuyai satu atau lebih
input data dan menghasilkan satu
atau lebih output data.
4 1 Stor_3 Data Store Data store merupakan simpanan
dari data yang dapat berupa file
atau catatan menual, dan suatu
agenda atau buku. Data store
digunakan untuk menyimpan data
sebelum dan sesudah proses lebih
lanlut
STIKOM
17 4.1. AnalisisBSistemB
Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan
perancangan sistem. Sistem tersebut diharapkan mampu membantu
PT. Sumatraco Langgeng Makmur untuk memperoleh laporan hasil perawatan
mesin produksi.
Pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur, pertama kali mekanik
melakukan pengecekan status mesin. Jika terdapat mesin yang baru, mekanik akan
membuat laporan mesin yang akan diserahkan kepada pimpinan. Setelah itu,
mekanik mengecek kondisi mesin. Jika mesin berada dalam kondisi yang tidak
baik, akan dilakukan perbaikan dan mekanik membuat laporan mesin yang akan
diserahkan kepada pimpinan. Sedangkan jika tidak ditemukan masalah pada
mesin, mesin tersebut akan dilakukan perawatan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Setelah melakukan perawatan, mekanik membuat laporan perawatan
mesin yang diberikan kepada pimpinan seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.1
Document Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi.
STIKOM
18
Gambar 4.1 Document Flow Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin
Produksi
STIKOM
4.2. PerancanganBSistemB
Dalam merancang aplikasi ini, penulis mengumpulkan informasi yang
diperlukan, pencarian data, dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara
merancang database dan membuat system. Data-data yang diharapkan dapat
memberikan masukan kepada system antara lain tampak seperti gambar di bawah
ini :
Data Inputan : Mestn, Perawatan
Output : Laporan Mestn, Laporan Perawatan
Mestn, Laporan Perbatkan Mestn Proses Input Jadwal
Perawatan Mestn Proses Inventarts Mestn
Proses Perawatan Mestn
Gambar 4.2 Blok Diagram Inventaris dan Penjadwalan Mesin Produksi.
Pada gambar 4.2 tersebut, data masukan yang diterima oleh system
antara lain data mesin dan perwatan. data-data tersebut akan diproses dengan
tahapan seperti proses inventaris mesin, proses input jadwal perawatan mesin
proses perawatan mesin. Dari proses tersebut akan dihasilkan output yang berupa
llaporan mesin, laporan perawatan mesin, laporan perbaikan mesin.
Perancangan sistem dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan
masalah pada sistem yang sedang berjalan saat ini sehingga dapat menjadi lebih
baik dengan adanya sistem terkomputerisasi. Dalam merancang sistem yang baik,
STIKOM
20
harus melalui tahap-tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem
adalah meliputi :
1. Pembuatan alur sistem aplikasi (System Flow)
2. Diagram berjenjang (HIPO)
3. DFD (contex diagram, level 0 dan level 1),
4. ERD (Entity Relasionship Diagram) yaitu CDM (Conceptual Data Model)
dan PDM (Physical Data Model).
4.2.1. SystemBFlowB
System flow merupakan proses lanjutan dari dokumen flow dimana
proses yang masih manual dihilangkan dan basis data sudah dimunculkan. Aliran
system flow untuk proses perawatan mesin dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut
ini.
A. SistemBFlowBPerawatanBMesinB
System flow perawatan mesin melibatkan 2 entitas dimana mekanik
mamasukkan data yang berupa data mesin dan data sparepart mesin untuk
kemudian data tersebut akan dimasukkan pada masing-masing table yaitu table
mesin dan sparepart. Dari kedua table tersebut akan langsung diproses untuk
penjadwalan perawatan mesin, dimana jadwal perawatan mesin akan ditampilkan
pada mekanik untuk melakukan perawatan harian. Setalah dilakukannya
perawatan oleh mekanik, maka mekanik dapat langsung menginputkan laporan
kegiatan perawatan harian yang akan langsung disimpan pada kegiatan perawatan
mesin, data kegiatan perawatan mesin akan diambil juga untuk melakukan proses
STIKOM
penjadwalan kembali. Data mesin akan diberikan kepada pemimpin sebagai
laporan mesin dan data kegiatan perawatan mesin akan diberikan pula kepada
pimpinan sebagai data laporan perawatan mesin. System flow perawatan mesin
diuraikan seperti gambar 4.3 dibawah ini.
STIKOM
22
Mulat
Input Data Mestn dan Sparepart
Mestn Proses Stmpan data
Mestn
Data Mestn dan Data Sparepart
Proses Stmpan data Sparepart Sparepart Proses Penjadwalan Perawatan 1 Laporan Mestn Proses Cetak Laporan Mestn Laporan Mestn 1 Melakukan Perawatan hartan Input Laporan Kegtatan Perawatan Mestn Proses Stmpan Kegtatan Perawatan Mestn Kegtatan Perawatan Mestn Jadwal Perawatan Mestn Selesat Laporan Perawatan Mestn Proses Mencetak Laporan Perawatan Mestn Laporan Perawatan Mestn
Gambar 4.3 System Flow Perawatan Mesin
B
STIKOM
4.2.2. DesainBSystemB B
Desain system pada proyek ini menggunakan data flow diagram
(DFD) dan akan digambarkan pada pembahasan di bawah ini sekaligus juga
diagram berjenjang dari system ini.
A. DiagramBBerjenjangB B
0 _________________ Apltkast Inventarts dan Penjadwalan Perawatan Mestn Produkst 1 _________________ Inventarts 2 _________________ Proses 3 _________________ Laporan 1.1 _________________ Inventarts Mestn 1.3 _________________ Inventarts Kegtatan Perawatan Mestn 2.1 _________________ Penjadwalan Perawatan Mestn 3.2 _________________ Laporan Perawatan Mestn 3.1 _________________ Laporan Mestn 1.2 _________________ Inventarts Sparepart Mestn
Gambar 4.4 Diagram Berjenjang
Pada diagram berjenjang 4.4 tersebut, terdapat proses utama yaitu
inventaris, proses dan laporan perawatan mesin produksi. Kemudian dilakukan
breakdown selanjutnya menghasilkan 3 (tiga) sub proses, dimana diantara lain
yaitu proses kelolah master inventaris mesin, inventaris sparepart mesin dan
inventaris kegiatan perawatan mesin. Pada proses terdapat breakdown berupa
penjadwaan perawatan mesin dan untuk laporan menghasilkan laporan mesin dan
laporan perawatan mesin.
STIKOM
24
B. ContexBDiagramB
Contex diagram dari system aplikasi ini seperti digambarkan pada
gambar 4.5 berikut ini
Laporan Perawatan Mesin
Laporan Data Mesin Jadwal Perawatan Mesin
Laporan Kegiatan Perawatan Mesin
Data Sparepart Mesin
Data Mesin
0
Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan Perawatan
Mesin Produksi
+
MekanikPimpinan
Gambar 4.5 Contex Diagram Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan
Perawatan Mesin Produksi
Pada contex diagram diatas, terdapat satu proses yaitu Sistem Aplikasi
Inventaris dan Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi dengan 2 (dua) entitas,
yaitu:
a. Entitas mekanik
Pada entitas ini, data flow yang mengalir ke proses ini
adalah : data mesin, data sparepart mesin dan data kegiatan
perbaikan mesin. Untuk kemudian entitas ini akan
STIKOM
menerima feed back dari system yang berupa data jadwal
perawatan mesin.
b. Entitas pimpinan
Pimpinan selaku pemilik perusahaan melakukan monitoring
terhadap perawatan mesin melalui laporan yang diberikan
kepadanya. Laporan yang diberikan adalah laporan mesin
dan laporan perawatan mesin.
C. DFDBLevelB0
DFD Level 0 dari system aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 4.6 di
bawah ini. DFD Level 0 merupakan hasil breakdown dari context diagram. Terdiri dari 3 (tiga) proses antara lain proses inventaris, proses penjadwalan
perawatan dan perbaikan dan perawatan mesin. DFD Level 0 ini juga terdiri dari 2
(dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 0 ini adanya data store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan.
STIKOM
26
Data Mesin Data Perawatan
Perawatan
Data Mesin Data Sparepart Mesin
Perawatan Sparepart
Mesin
Laporan Data Mesin Data Sparepart Mesin
Jadwal Perawatan Mesin
Laporan Kegiatan Perawatan Mesin
Laporan Perawatan Mesin Data Mesin
Mekanik
Pimpinan
1
Proses Maintenance Data Mesin + 2 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi + 3 Proses Maintenance Perawatan Mesin 4 Proses Pembuatan Laporan
1 Tabel Mesin
2 Tabel Sparepart Mesin
3 Tabel Kegiatan Perawatan Mesin
Gambar 4.6 DFD Level 0 Sistem Aplikasi Inventaris dan Penjadwalan
Perawatan Mesin Produksi
D. DFDBLevelB1BProsesBMaintenanceBMesin
DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin dapat dilihat pada gambar
4.7 di bawah ini. DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin terdiri dari 2 (dua)
proses antara lain proses maintenance data mesin dan proses maintenance data
sparepart mesin. DFD Level 1 ini juga terdiri dari 2 (dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 1 ini adanya data store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan
STIKOM
[image:33.612.94.564.77.626.2]Sparepart Mesin
[Sparepart]
[Mesin]
[Data Sparepart Mesin] [Data Mesin] Mekanik
Mekanik
1 Tabel Mesin
2 Tabel Sparepart Mesin 1.1
Proses Maintenance Data Mesin
1.2
Proses Maintenance Data Sparepart Mesin
Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin
E. DFDBLevelB1BProsesBPenjadwalanBPerawatanBMesin
DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin dapat dilihat pada
gambar 4.8 di bawah ini. DFD Level 1 Proses Maintenance Mesin terdiri dari 2
(dua) proses antara lain proses maintenance data mesin dan proses perbaikan
mesin produksi dan proses penentuan perawatan mesin. DFD Level 1 ini juga
terdiri dari 2 (dua) entity yaitu mekanik dan pimpinan. Di level 1 ini adanya data
store atau penyimpanan juga mulai dimunculkan
Perawatan
[Perawatan] [Data Mesin]
[Data Sparepart Mesin] [Jadwal Perawatan Mesin]
Mekanik
2 Tabel Sparepart Mesin 1 Tabel Mesin
3 Tabel Kegiatan Perawatan Mesin 2.1
Proses Pengecekan Time Of Life Mesin
Produksi
2.2
Proses Ambil Kegiatan Perawatan Mesin
Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Penjadwalan Perawatan Mesin
STIKOM
28
4.2.3. EntityBrelationshipBDiagramB A. ConceptualBDataBModelB
Sebuah Conceptual Data Model (CDM), merupakan gambaran dari struktur logik dari sebuah basis data. Pada CDM terdapat relasi antara tabel yang
satu dengan tabel yang lain. Relasi tersebut antara lain : one to one, one to many dan many to many. Jika CDM di-generate, akan menghasilkan Physical Data Model (PDM). CDM seperti ditunjukan pada gambar 4.9
memiliki dilakukan pada membutuhkan tabel mesin kode mesin nama mesin tahun pengadaan time of life mesin
<pi> Variable characters (5) Variable characters (35) Integer Integer <M> Identifier_1 ... <pi> tabel sparepart id sparepart nama sparepart harga sparepart jumlah sparepart time of life sparepart
<pi> Variable characters (5) Variable characters (150) Integer
Integer Integer
<M>
Identifier_1 <pi>
tabel kegiatan perawatan id kegiatan perawatan
waktu seharusnya perawatan waktu dilakukan perawatan keterangan kegiatan perawatan total biaya perawatan
<pi> Variable characters (5) Date
Date & Time Variable characters (250) Integer
<M>
Identifier_1 ...
<pi>
Gambar 4.9 Conceptual Data Model
B. PhysicalBDataBModelB
Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). PDM merupakan representasi fisik dari database. Karena disini tipe data dari elemen-elemen data sudah dimunculkan. Satu catatan, jika relasi antar table pada CDM adalah many-to-many, pada PDM
STIKOM
akan mengasilkan table baru untuk menampung kedua integrity constraint dari kedua tabel. Gambar PDM seperti terlihat pada gambar 4.10 di bawah ini
tabel mesin kode mesin
id kegiatan perawatan nama mesin tahun pengadaan time of life mesin ... varchar(5) varchar(5) varchar(35) int int <pk> <fk> tabel sparepart id sparepart nama sparepart harga sparepart jumlah sparepart time of life sparepart ... varchar(5) varchar(150) int int int <pk>
tabel kegiatan perawatan id kegiatan perawatan
waktu seharusnya perawatan waktu dilakukan perawatan keterangan kegiatan perawatan total biaya perawatan ... varchar(5) datetime datetime varchar(250) int <pk> detail mesin id sparepart kode mesin
jumlah yang dibutuhkan varchar(5) varchar(5) int
<pk,fk1 <pk,fk2
detail kegiatan perawatan id sparepart
id kegiatan perawatan varchar(5) varchar(5)
<pk,fk1> <pk,fk2>
Gambar 4.10 Physical Data Model
4.2.4. StrukturBDatabaseB
Tabel-tabel yang digunakan pada system aplikasi ini sebagaimana
yang terlihat pada CDM yaitu:
A. TabelBMesin
Tabel mesin digunakan untuk menyimpan data mesin. Mempunyai
primary key pada field kode_mesin. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.1 di bawah ini:
STIKOM
30
FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB
kode_mesin Variabel Characters 5 Primary Key Kode Mesin
id_kegiatan_perawatan Variabel Characters 5 Foreign Key id_kegiatan_perawatan
nama_mesin Variabel Characters 35 - Nama Mesin
tahun_pengadaan Integer - Tahun Pengadaan
time of life mesin Integer - Time of life mesin
Tabel 4.1 Tabel Mesin
B. TabelBSparepart
Tabel sparepart digunakan untuk menyimpan data sparepart mesin.
Mempunyai primary key pada field id sparepart. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.2 di bawah ini:
FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB
id sparepart Variabel Characters 5 Primary Key id sparepart
Nama sparepart Variabel Characters 50 - Nama sparepart
Harga sparepart Integer - Harga sparepart
Jumlah Sparepart Integer - Jumlah Sparepart
Time of life sparepart Integer - Time of life
sparepart
Tabel 4.2 Tabel Sparepart
STIKOM
C. TabelBKegiatanBPerawatan
Tabel jadwal perawatan digunakan untuk menyimpan data perawatan.
Mempunyai primary key pada field id_perawatan. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.3 di bawah ini:
FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB
id_kegiatan_perawatan Variabel
Characters
5 Primary
Key
Id Perawatan
Waktu_seharusnya_perawatan Datetime - Waktu_seharusnya_pe
rawatan
Waktu_dilakukan_perawatan Datetime - Waktu_dilakukan_per
awatan
Keterangan_kegiatan_perawatan Variabel
Characters
250 - Keterangan_kegiatan_
perawatan
Total_biaya_perawatan Integer - Waktu Perawatan
Tabel 4.3 Tabel Kegiatan Perawatan
D. TabelBDetailBMesin
Tabel Detail mesin digunakan untuk menyimpan data detail mesin.
Tabel ini merupakan tabel hasil many to many dari table sparepart dan table mesin. Struktur tabelnya adalah sebagaimana terlihat pada table 4.4 di bawah ini:
FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB
Id sparepart Variabel Characters 5
Primary Key
Foregn Key
Id sparepart
STIKOM
32
Kode mesin Variabel Characters 5
Primary Key
Foregn Key
Kode mesin
Jumlah yang
dibutuhkan
int -
Jumlah yang
dibutuhkan
Tabel 4.4 Tabel Detail Mesin
E. TabelBDetailBKegiatanBPerawatan
Tabel Detail kegiatan perawatan digunakan untuk menyimpan data
detail kegiatan perawatan. Tabel ini merupakan tabel hasil many to many dari table sparepart dan table kegiatan perawatan. Struktur tabelnya adalah
sebagaimana terlihat pada table 4.5 di bawah ini:
FieldBNameB TypeB LengthB ConstraintB DescriptionB
Id sparepart Variabel Characters 5
Primary Key
Foregn Key
Id sparepart
Id kegiatan
perawatan
Variabel Characters 5
Primary Key
Foregn Key
Id kegiatan
perawatan
Tabel 4.5 Tabel Kegiatan Perawatan
4.3. KebutuhanBSistemB
4.3.1. HardwareB
Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi adalah
computer dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Prosessor Intel Core 2 Duo minimal 2.00 Ghz
STIKOM
2. Memory minimal 1.00 Gb
3. Harddisk minimal 40 Gb
4.3.2. SoftwareB
Perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi adalah
sebagai berikut :
1. Microsoft.Net Framework 2.0 / 3.5
2. Microsoft SQL Server 2008
3. Windows 7 Professional
4.4. ImplementasiBInputBdanBOutputB 4.4.1. FormBHalamanBUtamaB
Form halaman utama, form ini akan muncul ketika program pertama kali
dijalankan. Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.11 Form Halaman Utama
STIKOM
34
4.4.2. FormBInventarisBMesinB
Form inventaris mesin merupakan sub link dari button kelolah master.
Fungsi form inventaris mesin ini tersebut adalah menyimpan serta mengupdate
data mesin yang ada pada perusahaan. Implementasi dari form ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.12 Form Inventaris Mesin
4.4.3. FormBInventarisBSparepartB
Form inventaris sparepart merupakan sub link dari button kelolah master.
Fungsi form inventaris sparepart ini tersebut adalah menyimpan serta mengupdate
data sparepart dari mesin yang ada pada perusahaan. Implementasi dari form ini
adalah sebagai berikut:
STIKOM
Gambar 4.13 Form Inventaris Sparepart
4.4.4. FormBPerawatanBMesinB
Form perawatan mesin ini akan tampil ketika user melakukan klik pada
botton “Perawatan Mesin”. Form ini digunakan untuk menyimpan master kegiatan
perawatan mesin. Untuk selanjutnya agar dapat melakukan penjadwalan mesin.
Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:
STIKOM
36
Gambar 4.14 Form Perawatan Mesin
4.4.5. FormBLaporanBMesinB
Form laporan mesin merupakan sub link dari button kelolah laporan.
Fungsi form laporan mesin ini tersebut adalah menampilkan laporan mesin yang
terdapat pada perusahaan. Implementasi dari form ini adalah sebagai berikut:
STIKOM
Gambar 4.15 Form Laporan Mesin
4.4.6. FormBLaporanBPerawatanBMesinB
Form laporan perawatan mesin merupakan sub link dari button kelolah
laporan. Fungsi form laporan perawatan mesin ini tersebut adalah menampilkan
laporan perawatan mesin produksi yang terdapat pada perusahaan. Implementasi
dari form ini adalah sebagai berikut:
STIKOM
38
Gambar 4.16 Form Laporan Perawatan Mesin
B
STIKOM
39
5.1. KesimpulanB
Dari proses rancang bangun aplikasi inventaris dan penjadwalan
perawatan mesin produksi pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dapat memberikan kemudahan dalam proses inventaris mesin produksi.
2. Dapat mempermudah dalam proses perawatan dengan adanya proses
penjadwalan perawatan.
3. Dapat memudahkan dalam laporan mesin produksi dan laporan penjadwalan
perawatan mesin produksi.
5.2. SaranB
Dalam aplikasi inventaris dan penjadwalan perawatan mesin produksi
pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya ini, terdapat beberapa kelemahan
yang disadari oleh penulis. Penulis memiliki beberapa saran dalam pengembangan
sistem ini kedepannya, yaitu antara lain :
1. Dikoneksikan mengembangkan proses penjadwalan perawatan sehingga
dapat menghasilkan laporan produktifitas mekanik dan kebutuhan sparepart
per bulanya.
2. Proses perhitungan pengeluaran terhadap perawatam dapat dikembangkan
lebih lanjut, sehingga memudahkan manajemen dalam melakukan
pengontrolan terhadap pengeluaran biaya sparepart mesin produksi.
STIKOM
40
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2000). Akuntansi Biaya. Jakarta: Rineka Cipta.
Fachrurrozi. (2002). Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di
Industri Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratus Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Hartono, J. (1999). Analisis dan desain informasi. Jakarta: Andy.
Hartono, J. (2005). Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan Terintegrasi: Konsep,
Teknologi Aplikasi, Pengembangan Dan Pengelolaan. Yogyakarta: Andi Publisher.
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management, Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Kenneth E. Kendall, J. E. (2002). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Putrodjoyo, G. (1994). Kamus komputer masa kini . Jakarta : Elex Media
Komputindo,: Elex Media Komputindo.
Russel, R. S., & Taylor III, B. W. (2006). Operation's Management. Prentice. Hall.
Jakarta: Salemba Empat.
Sisjono, & Koswara, i. (2004). Pemeliharaan sistem hidrolik. Bandung: ITB.
Soemarsono, S. R. (1994). Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 4. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutabri, T. (2004). Analisa Sistem Informasi. Jakarta: Andi Publisher .