PADA DEWI SINTA HOTEL AND RESTAURANT
TUGAS AKHIR
Nama : I Dewa Gede Dirga Negara
NIM : 09.41010.0131
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
vii
Dewi Sinta Hotel and Restaurant merupakan salah satu hotel yang
terletak di kawasan Daya Tarik Wisata Tanah Lot, Bali. Hotel ini mengalami
kesulitan dalam menganalisis kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan yang menginap pada Dewi Sinta Hotel and Restaurant. Hal ini
dikarenakan belum ada wadah yaitu aplikasi yang melakukan analisis pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Masalah yang ada pada Dewi Sinta Hotel and Restaurant dapat diatasi
dengan aplikasi kepuasan pelanggan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan yang menginap. Aplikasi tersebut berisikan
fungsi menentukan variabel bebas dan merekam data karakteristik pelanggan.
Penentuan variabel bebas dan terikat memiliki hubungan sebab dan akibat
sehingga menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Proses selanjutnya
adalah mengimplementasikan dan mengevaluasi aplikasi yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil uji coba aplikasi menggunakan 42 data responden yang
telah mengisi kuesioner, dihasilkan informasi pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
aplikasi analisis yang dibuat dapat menghasilkan informasi yang diharapkan yaitu
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan karakteristik
pelanggan.
Kata kunci: Aplikasi, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan, Analisis
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Hotel ... 9
2.2 Jasa ... 10
2.3 Kualitas Pelayanan ... 10
2.4 Kepuasan Pelanggan ... 14
2.5 Pengukuran Servqual ... 18
2.6 Kuesioner Kepuasan Pelanggan ... 19
2.7 Skala Pengukuran ... 24
xi
Halaman
2.9 Variabel ... 25
2.10 Analisis Regresi ... 25
2.11 Analisis Regresi Linier Berganda ... 27
2.12 Penyelesaian Persamaan Regresi Dengan Matrik ... 27
2.13 Pengujian Persamaan Regresi ... 29
2.14 Black Box Testing ... 33
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 34
3.1 Analisis Sistem ... 34
3.1.1 Identifikasi Masalah ... 34
3.1.2 Pengumpulan Data ... 35
3.2 Perancangan Sistem ... 42
3.2.1 Gambaran Umum Sistem ... 42
3.2.2 Sitemap ... 43
3.2.3 System Flow... 45
3.2.4 Context Diagram ... 56
3.2.5 Diagram Jenjang Proses ... 57
3.2.6 Data Flow Diagram (DFD) ... 63
3.2.7 ERD ... 79
3.2.8 Struktur Tabel ... 82
3.2.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 85
3.2.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 85
3.2.11 Rancangan Input Output... 87
xii
Halaman
3.2.13 Perancangan Pengujian dan Evaluasi Aplikasi ... 100
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 109
4.1 Implementasi Sistem ... 109
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 109
4.1.2 Penjelasan Implementasi Sistem ... 110
4.1.3 Uji Coba Aplikasi ... 120
4.2 Evaluasi Sistem.. ... 154
4.2.1 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 154
BAB V PENUTUP ... 159
5.1 Kesimpulan ... 159
5.2 Saran ... 159
DAFTAR PUSTAKA ... 161
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Hotel memegang peranan penting dalam industri pariwisata karena
menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makanan, dan minuman serta
jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal sementara waktu dan dikelola secara
komersial (Sihite, 2000). Sejalan dengan perkembangan jaman, usaha perhotelan
tidak hanya sekedar menyediakan fasilitas penginapan, makanan, dan minuman
saja, tetapi sudah berkembang ke pemenuhan kebutuhan lainnya seperti terapi,
hiburan, olahraga, dan rekreasi. Perkembangan hotel ini dipengaruhi oleh
pesatnya perkembangan wisata di suatu daerah. Bali merupakan salah satu pulau
di Indonesia yang memiliki tempat wisata yang beragam. Bertambahnya tempat
wisata di Bali diikuti dengan semakin banyak munculnya hotel-hotel baru.
Dengan banyaknya hotel di Bali maka persaingan usaha perhotelan di Bali
menjadi semakin ketat. Hal ini memacu setiap hotel untuk tetap bertahan dan
mampu bersaing dengan para kompetitornya. Kehadiran hotel-hotel baru di daerah
wisata dan keadaan ekonomi yang tidak menentu membuat pemilik usaha
perhotelan harus meningkatkan produktivitas sumber daya pada usaha perhotelan
dan mengurangi pengeluaran dari usaha perhotelan tersebut.
Dewi Sinta Hotel and Restaurant merupakan salah satu hotel yang
terletak di kawasan Daya Tarik Wisata Tanah Lot, Bali. Perkembangan hotel di
hotel-hotel yang berada baru di kawasan tersebut. Jumlah hotel-hotel dan vila di kawasan
Daya Tarik Wisata Tanah Lot dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Hotel Dan Vila Di Kawasan Daya Tarik Wisata Tanah Lot, Bali.
Jenis Penginapan Tahun 2002 Tahun 2007 Tahun 2012
Hotel 2 Hotel 4 Hotel 5 Hotel
Vila 1 Vila 11 Vila 12 Vila
Selama ini, Dewi Sinta Hotel and Restaurant menghadapi masalah yang
terkait dengan jumlah pelanggan yang menginap pada hotel ini. Persentase
pelanggan yang menginap di Dewi Sinta Hotel and Restaurant terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot cenderung
mengalami penurunan. Persentase tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Persentase Pelanggan Yang Menginap Dengan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot.
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Persentase Pengunjung (%) 25% 17% 15% 15% 16%
Hal tersebut tidak diharapkan oleh Dewi Sinta Hotel and Restaurant
karena keuntungan hotel bergantung pada jumlah pelanggan yang menginap.
Dalam situasi seperti ini, Dewi Sinta Hotel and Restaurant dituntut untuk selalu
peka terhadap perubahan kebutuhan dan sikap dari pelanggan. Mengetahui sikap
dan penilaian pelanggan terhadap pelayanan dalam organisasi bisnis akan
meningkatkan peluang untuk membuat keputusan bisnis menjadi lebih baik
(Supranto, 2006). Pengetahuan tentang penilaian pelanggan terhadap pelayanan
diperoleh dari interaksi pelanggan dengan pihak manajemen. Masalah yang
keluhan tetapi tidak ada wadah untuk menampung keluhan tersebut, yaitu
kuesioner. Selama ini pelanggan yang menginap sering menyampaikan keluhan ke
pihak front office. Keluhan yang sering disampaikan oleh pelanggan yang
menginap berkaitan dengan kualitas pelayanan hotel. Data keluhan tersebut tidak
dilakukan pencatatan dan pengolahan oleh pihak front office. Apabila hal ini
dibiarkan maka akan berdampak pada sulitnya manajemen melakukan evaluasi
pelayanan terhadap para pelanggan. Jika proses evaluasi pelayanan sulit untuk
dilakukan, maka akan berpengaruh terhadap menurunnya pelayanan kepada
pelanggan yang menginap. Penurunan pelayanan akan berdampak pada
berpindahnya calon pelanggan kepada para pesaing (Lupiyoadi dan Hamdani,
2006).
Pada tahun 2002, pihak manajemen hotel telah melakukan banyak cara
untuk menangani permasalahan tersebut, salah satunya adalah pihak manajemen
menggunakan kuesioner untuk mengetahui kepuasan pelanggan. Kuesioner adalah
salah satu cara untuk mengukur penilaian pelanggan terhadap suatu jasa
(Supranto, 2006). Pihak manajemen hotel menyebarkan kuesioner kepuasan
pelanggan kepada setiap pelanggan yang menginap untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Data kuesioner yang
dikumpulkan telah diolah tetapi hasil pengolahannya tidak dapat menunjang
evaluasi pelayanan terhadap para pelanggan. Hal ini dikarenakan kuesioner yang
dibuat belum dapat merepresentasikan penilaian pelanggan terhadap pelayanan
hotel.
Agar kuesioner dapat merepresentasikan penilaian pelanggan terhadap
mengidentifikasi dimensi (faktor) kualitas pelayanan yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pelanggan. Menurut Parasuraman (1994) dalam Tjiptono dan Chandra
(2005) terdapat lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
dalam model service quality yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan
kasat mata. Agar dapat mengetahui faktor-faktor kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang
telah ditentukan, dibutuhkan metode untuk menganalisis data kuesioner. Metode
yang digunakan untuk menganalisis data kuesioner adalah Regresi Linier
Berganda. Metode ini dapat menganalisis hubungan satu variabel dependen
(kepuasan pelanggan) dengan satu atau lebih variabel independen (keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, dan kasat mata) sehingga dapat menghasilkan
faktor-faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Selama ini pihak manajemen hotel belum memiliki kuesioner yang tepat
dan sumber daya yang mampu menganalisis data kuesioner untuk mengetahui
faktor-faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Oleh
karena itu, pihak manajemen Dewi Sinta Hotel and Restaurant membutuhkan
sebuah kuesioner yang dapat merepresentasikan penilaian pelanggan terhadap jasa
perhotelan. Selain itu, pihak manajemen Dewi Sinta Hotel and Restaurant
membutuhkan sebuah wadah yaitu aplikasi yang mampu menganalisis data
kuesioner sehingga menghasilkan faktor-faktor kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Apabila pihak manajemen hotel telah
mengetahui faktor-faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan, maka diharapkan pihak manajemen dapat mengevaluasi dan
Dari permasalahan di atas, pihak manajemen Dewi Sinta Hotel and
Restaurant membutuhkan sebuah aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan untuk membantu mengetahui faktor-faktor kualitas
pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Pada aplikasi yang akan
dibuat berisikan kuesioner kepuasan pelanggan terhadap jasa perhotelan yang
disusun berdasarkan penelitian Bernadet (2011). Untuk menganalisis hubungan
atau pengaruh lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada
kuesioner tersebut, aplikasi ini menerapkan metode Regresi Linier Berganda.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi analisis pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada Dewi Sinta Hotel and
Restaurant.
2. Bagaimana menentukan pengaruh lima dimensi kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan yang menginap di Dewi Sinta Hotel and Restaurant
dengan menerapkan metode Regresi Linier Berganda.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini nantinya terfokus dan tidak terlalu
meluas, maka diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan di atas, yakni:
2. Data kuesioner yang digunakan hanya data kuesioner pada bagian pelayanan
penginapan hotel, tidak digunakan data yang berkaitan dengan bagian
restaurant.
3. Pelanggan dalam penelitian ini adalah wisatawan yang menginap di Dewi
Sinta Hotel and Restaurant.
4. Data yang digunakan pada aplikasi ini adalah data pelanggan yang telah
menginap pada Dewi Sinta Hotel and Restaurant.
5. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan penelitian Bernadet
(2011).
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan maka tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1. Merancang dan membangun aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan pada Dewi Sinta Hotel and Restaurant.
2. Menentukan pengaruh lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan yang menginap di Dewi Sinta Hotel and Restaurant dengan
menerapkan metode Regresi Linier Berganda.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari aplikasi yang akan dibangun nantinya adalah:
1. Pihak hotel khususnya manajer hotel selaku pimpinan dari hotel dapat
mengevaluasi kinerja pelayanan kepada para pelanggan berdasarkan hasil
2. Pihak perusahaan secara umum dapat secara efektif mengetahui sikap dari
setiap pelanggan terhadap pelayanan yang dimiliki hotel dikarenakan
penilaian setiap pelanggan akan terekam pada sistem.
1.6 Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan laporan penelitian ini secara sistematika diatur dan
disusun dalam lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, analisis dan
perancangan sistem, implementasi dan evaluasi sistem, dan penutup. Berikut
adalah penjelasan bab-bab yang ada dalam penulisan laporan.
Pada bab pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah dan
penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah
yang dibuat, tujuan dari pembuatan laporan penelitian, dan sistematika penulisan
laporan ini. Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah disusun tujuan
dari penelitian yaitu merancang dan membangun aplikasi analisis pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Selain itu bab ini juga
menjelaskan manfaat yang dapat diberikan dari pembuatan aplikasi. Pada akhir
bab dijelaskan tentang sistematika penulisan laporan penelitian.
Pada bab landasan teori membahas mengenai teori-teori yang berkaitan
dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. Teori-teori yang digunakan dalam
menyelesaikan laporan ini yaitu konsep kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan, uji statistika Regresi Linier Berganda yang digunakan untuk
menunjukkan pengaruh antara lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan, dan skala pengukuran.
Pada bab analisis dan perancangan sistem, menjelaskan tentang cara
tentang tahapan yang dikerjakan dalam penyelesaian sistem terdiri atas
identifikasi masalah, populasi dan sampel, instrumen penelitian, rancangan
kuesioner, uji validitas dan reliabilitas, pengumpulan data, teknik pengambilan
sampel, dan rancangan uji statistika Regresi Linier Berganda.
Pada bab implementasi dan evaluasi sistem dijelaskan tahapan dari
sistem yang dibuat. Pada bab ini juga berisikan penjelasan proses dan hasil
evaluasi dari sistem yang dibuat.
Pada bab kesimpulan dan saran berisi kesimpulan penelitian dan saran.
Kesimpulan menjelaskan hasil dari evaluasi sistem, sedangkan saran menjelaskan
9
2.1 Hotel
Hotel memegang peranan penting dalam industri pariwisata. Tanpa
adanya hotel wisatawan tidak dapat menikmati liburan dengan menyenangkan.
Hal ini disebabkan karena hotel menyediakan layanan menginap dan layanan
lainnya yang dibutuhkan dengan kenyamanan. Hotel itu sendiri memiliki
pengertian yaitu jenis akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan
penginapan, makan dan minuman, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang
tinggal untuk sementara waktu dan dikelola secara komersial (Sihite, 2000).
Hotel juga dapat didefinisikan sebagai suatu jenis akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola
secara komersial (Suarthana, 2006). Menurut Sulastiyono (2008), hotel dapat
digolongkan dalam tiga jenis mengacu pada United States Lodging Industry yaitu
Residential Hotel, Transit Hotel, dan Resort Hotel.
Terkait dengan penelitian ini, dari ketiga jenis hotel tersebut yang
digunakan adalah pengertian dari Resort Hotel. Resort Hotel adalah hotel yang
biasanya menampung orang-orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur dan
biasanya terletak di tempat-tempat peristirahatan seperti di pegunungan dan di
2.2 Jasa
Jasa dan produk pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda.
Jasa adalah tindakan atau manfaat yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu (Kotler dan Amstrong, 2004). Produksi jasa dapat
berhubungan dengan produk fisik atau tidak. Jasa juga dapat diartikan sebagai
suatu keinginan yang memiliki beberapa interaksi dengan para pelanggan atau
dengan properti dalam kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer
kepemilikan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada
dasarnya adalah suatu tindakan atau aktifitas dari suatu organisasi atau perusahaan
guna memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa puas
karena memperoleh jasa dari organiasi atau suatu perusahaan. Dalam memberikan
jasa kepada setiap pelanggan, perusahaan perlu mengetahui, mengantisipasi, dan
memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan dengan memperlihatkan
karakteristik jasa.
ambar 2.1 Struktur Organisasi pa 2.3 Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan memang sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan
untuk melayani setiap pelanggan-pelanggannya. Sebelum membahas tentang
kualitas pelayanan, terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian pelayanan.
Menurut Walker (2011), pelayanan adalah memperlakukan pelanggan sebagai
individu dan menetapkan sistem organisasi yang mendukung tujuan pelayanan,
bukan menghambatnya. Oleh karena itu dibentuklah standar pelayanan yang tanpa
bisa dibantah harus selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu demi terjaganya
Kualitas pelayanan sangatlah diperhatikan ketika perusahaan melayani
para pelanggannya. Menurut Rangkuti (2002), salah satu cara agar pelayanan jasa
suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya adalah dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu, yang memenuhi tingkat
kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan
mereka terima dapat dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka
peroleh.
Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan.
Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus
berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen
kualitas pelayanan. Menurut Parasuraman (1998) dalam Lupiyoadi (2001)
terdapat lima dimensi Servqual sebagai berikut:
1. Berwujud (tangibles), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan
keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. Menurut Lovelock (2002), indikator yang
terdapat pada dimensi tangibles meliputi:
a. Kebersihan dan kerapian kamar hotel
b. Fasilitas parkir
c. Fasilitas rekreasi
d. Fasilitas restaurant
f. Struktur dan rancangan hotel
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. Hal ini berarti perusahaan
memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu juga
berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janji yang telah
disampaikan. Menurut Lovelock (2002), indikator yang terdapat pada dimensi
reliability meliputi:
a. Kemudahan pemesanan kamar
b. Keakuratan pelayanan
c. Ketenangan beristirahat
d. Kemudahan cara pembayaran
e. Tarif yang sesuai
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dangan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu
persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Menurut Lovelock (2002),
indikator yang terdapat pada dimensi responsiveness meliputi:
a. Kesigapan karyawan dalam memberi informasi yang dibutuhkan
b. Kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan
4. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan
para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan. Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a. Kompetensi (competence) adalah keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Kesopanan (courtesy) meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para
karyawan.
c. Kredibilitas (credibility) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
d. Keamanan (security) artinya ada bahaya, resiko atau keraguan dalam
memanfaatkan pelayanan yang ditawarkan.
Menurut Lovelock (2002), indikator yang terdapat pada dimensi assurance
meliputi:
a. Keterampilan dan pengetahuan karyawan hotel dalam melayani tamu
b. Keramahan karyawan hotel
c. Reputasi hotel
d. Keamanan di dalam dan di lingkungan hotel
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan pelanggan. Suatu perusahaan diharapkan
memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian
yang nyaman bagi pelanggan. Dimensi ini merupakan penggabungan dari
a. Akses meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
b. Komunikasi artinya kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan
dari pelanggan.
Menurut Lovelock (2002), indikator yang terdapat pada dimensi empathy
meliputi:
a. Kemudahan dalam memanfaatkan fasilitas hotel
b. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh pelanggan
c. Kepekaan karyawan hotel terhadap kebutuhan tamu
2.4 Kepuasan Pelanggan
Tugas utama dari perusahaan adalah memuaskan para pelanggan.
Pelanggan adalah orang yang paling penting dalam suatu perusahaan. Pelanggan
tidak bergantung kepada perusahaan, tetapi perusahaan yang bergantung kepada
pelanggan (Irawan, 2002). Ketika pelanggan mendapatkan kepuasan, pelanggan
akan berbagi rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain.
Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencangkup perbedaan
antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Menurut Engel
dalam Rangkuti (2002), pengertian tersebut dapat diterapkan dalam penilaian
kepuasan atau ketidakpuasan terhadap satu perusahaan tertentu karena keduanya
berkaitan erat dengan konsep kepuasan pelanggan, sebagaimana dapat dilihat pada
Tujuan perusahaan
Produk
Nilai produk bagi pelanggan
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Tingkat kepuasan pelanggan
Gambar 2.1 Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan (Engel dan Pawitra dalam Rangkuti (2002))
Oleh karena itu, baik pelanggan maupun produsen, akan sama-sama diuntungkan
apabila kepuasan terjadi (Irawan, 2002).
Pada saat ini, biaya riset kepuasan pelanggan relatif tinggi, tetapi biaya
yang dikeluarkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan tingginya biaya yang
harus dikeluarkan ketika terjadi kesalahan pengambilan keputusan akibat
kekeliruan dalam memahami selera konsumen (Rangkuti, 2002). Pengukuran
kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka
mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan
pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.
Oleh karena itu, perusahaan selalu membutuhkan umpan balik secara langsung
dari pelanggan. Umpan balik dari pelanggan secara langsung atau dari focus group
atau dari keluhan pelanggan merupakan alat untuk mengukur kepuasan pelanggan
(Rangkuti, 2002).
Menurut Kotler (2004) dalam Tjiptono dan Chandra (2005) ada beberapa
metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna
menyampaikan kritik dan saran, pendapat serta keluhan pelanggan. Media
yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat
strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon khusus
dan lain-lain mengingat zaman sekarang teknologi sudah maju sekarang
perusahaan-perusahaan dapat membuat account di jejaring sosial dan
mengirimkan keluhan atau dapat melalui e-mail.
2. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial
produk perusahaan dan pesaing. Kemudian ghost shopper menyampaikan
temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan
pesaing berdasarkan pengalaman pelanggan dalam pembelian produk-produk
tersebut.
3. Lost Customer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah
berhenti membeli atau telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh
informasi penyebab terjadinya hal tersebut.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui pos,
telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akan
sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap para pelanggannya.
Menurut Kotler (2005), terdapat indikator yang digunakan dalam menilai
kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Kualitas yang diberikan sesuai dengan yang dijanjikan.
2. Pelayanan yang baik dan memberikan kepuasan bagi pelanggan.
3. Kepuasan bagi setiap pelanggan yang menginap.
Setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan akan
memperoleh beberapa manfaat pokok sebagai berikut (Tjiptono dan Chandra,
2005):
1. Reputasi perusahaan semakin positif dimata masyarakat pada umumnya dan
pelanggan pada khususnya.
2. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
3. Memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
yang menguntungkan bagi perusahaan sehinggga semakin banyak orang yang
akan membeli dan menggunakan produk/ jasa perusahaan.
4. Meningkatkan volume penjualan dan keuntungan
5. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggan menjadi harmonis.
6. Mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan tujuan serta
kebanggaan yang lebih baik.
7. Menekan biaya melayani pelanggan sebagai dampak faktor kekeluargaan dan
relasi khusus dengan pelanggan.
Terbukanya peluang melakukan penjualan silang produk atau jasa.
loyal, yang diwujudkan dengan minat melakukan pembelian ulang. Pelanggan
yang merasa puas akan bertindak loyal, dengan demikian perusahaan harus selalu
mempertahankan dan memberikan pelayanan sehingga pelanggan merasa puas.
2.5 Pengukuran Servqual
Model servqual atau service quality didasarkan pada asumsi bahwa
konsumen membandingkan kinerja jasa pada atribut-atribut relevan dengan
standar ideal untuk masing-masing atribut jasa (Tjiptono dan Chandra, 2005).
Menurut Tjiptono dan Chandra (2005), jika kinerja sesuai dengan atau melebihi
standar maka persepsi atas kualitas jasa keseluruhan akan positif dan sebaliknya
jika kinerja tidak sesuai dengan standar maka persepsi atas kualitas jasa
keseluruhan akan negatif.
Pengukuran kualitas jasa dalam model servqual didasarkan pada skala
multi-item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta
jarak di antara keduanya pada lima dimensi utama kualitas jasa yaitu reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, tangible. Evaluasi kualitas jasa
menggunakan model servqual mencakup perhitungan perbedaan di antara nilai
yang diberikan pada pelanggan untuk setiap pasang pernyataan yang berkaitan
dengan harapan dan persepsi. Perhitungan tersebut menggunakan rumus sebagai
berikut.
Skor Servqual = Skor Persepsi – Skor Harapan………..…..…...(2.1)
(Tjiptono dan Chandra, 2005)
Menurut Tjiptono dan Chandra, (2005), dengan menggunakan analisis
servqual, perusahaan jasa tidak hanya bisa menilai kualitas keseluruhan jasanya
dimensi-dimensi kunci dan aspek-aspek dalam setiap dimensi-dimensi tersebut yang membutuhkan
perbaikan dan penyempurnaan kualitas. Beberapa kegunaan model servqual
adalah:
1. Membandingkan harapan dan persepsi pelanggan sepanjang waktu.
2. Membandingkan skor servqual suatu perusahaan dengan skor para
pesaingnya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis segmen-segmen pelanggan dengan
persepsi kualitas yang berbeda.
4. Menilai persepsi kualitas pada pelanggan internal dengan sedikit modifikasi,
dimana kualitas layanan sebuah departemen atau divisi dinilai oleh karyawan
lain dalam departemen atau divisi berbeda pada perusahaan yang sama.
2.6 Kuesioner Kepuasan Pelanggan
Organisasi bisnis ini harus mengetahui kebutuhan serta harapan
pelanggan dan akan dapat menentukan apakah memang dapat memenuhi dengan
cara yang memuaskan. Menurut Supranto (2006), menggunakan persepsi dan
sikap pelanggan untuk memperkirakan mutu barang dan jasa, intrumen atau alat
pengukuran kepuasan pelanggan harus benar-benar dapat mengukur dengan tepat
persepsi dan sikap pelanggan tersebut. Salah satu cara untuk mengukur sikap dan
persepsi pelanggan ialah dengan menggunakan kuesioner.
Alat yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kepuasan ialah daftar
pertanyaan atau kuesioner. Data yang diperoleh berupa jawaban dari para
pelanggan terhadap pertanyaan yang diajukan seperti saya sangat puas (5), puas
ada (Supranto, 2006). Dengan memberikan jawaban yang berupa angka bisa
dihitung rata-rata tingkat kepuasan terhadap ciri pelayanan tertentu.
Pada penelitian ini, kuesioner yang akan digunakan akan disusun
berdasarkan penelitian Bernadet (2011). Pada penelitian tersebut dijelaskan
kuesioner menggunakan model service quality yang dapat mengidentifikasi
dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Selain itu, kuesioner menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan,
empati, dan kasat mata. Indikator dari dimensi-dimensi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Dimensi Kualitas Pelayanan.
Dimensi Kualitas Pelayanan Indikator
Kasat mata/tangibles (Lovelock, 2002)
1. Kebersihan dan kerapian dari fasilitas yang disediakan
2. Fasilitas parkir 3. Fasilitas rekreasi 4. Fasilitas restaurant 5. Penampilan karyawan 6. Struktur atau rancangan
bangunan dan fasilitas yang disediakan
Keandalan/realibility (Lovelock, 2002)
1. Kemudahanan pemesanan atau transaksi
2. Keakuratan pelayanan 3. Ketenangan beristirahat 4. Kemudahan cara pembayaran 5. Tarif yang sesuai dengan
pelayanan yang didapat Daya Tanggap/responsiveness
(Lovelock, 2002)
1. Kesigapan karyawan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan 2. Kesigapan karyawan dalam
Dimensi Kualitas Pelayanan Indikator
3. Penanganan keluhan pelanggan Jaminan/assurance (Lovelock,
2002)
1. Keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam melayani pelanggan
2. Keramahan karyawan 3. Reputasi penyedia jasa 4. Keamanan di lingkungan
sekitar pelanggan
Empati/emphaty (Lovelock, 2002) 1. Kemudahan dalam
memanfaatkan fasilitas yang disediakan
2. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan 3. Kepekaan karyawan terhadap
kebutuhan pelanggan Kepuasan pelanggan/customer
satisfaction (Kotler, 2003)
1. Pelayanan yang diberikan memenuhi harapan pelanggan 2. Pelanggan mengatakan hal
positif terhadap pelayanan yang didapat
3. Pelayanan yang diberikan memuaskan pelanggan
4. Tidak ada keluhan atau keluhan pelanggan dapat teratasi
5. Pelanggan merasa senang dan puas menginap
Kuesioner yang dirancang dalam penelitian Bernadet (2011)
menggunakan Skala Likert agar dapat mengetahui pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu. Skala Likert 1-5 yang digunakan memiliki bobot yaitu
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Kuesioner
Profil Responden
1. Jenis Kelamin : Pria
Wanita
2. Usia : 17 – 25
26 – 35 36 – 45 46 – 55 > 55 3. Tingkat Pengeluaran Responden per Bulan : < 10.000.000
10.000.001 – 50.000.000 50.000.001 – 100.000.000 100.000.001 – 200.000.000 > 200.000.000
4. Lama Menjadi Pelanggan Hotel : < 1 tahun 1 – 2 tahun 3 – 4 tahun 5 – 6 tahun > 6 tahun
5. Lama Menginap : 1 hari
2 – 3 hari 4 – 7 hari 6. Mendapatkan Informasi Hotel : Televisi
Surat kabar
Refrensi keluarga / kerabat Sumber lain
7. Loyalitas Pelanggan Terhadap Hotel : Lemah Medium Kuat Absolut
8. Negara Asal Pelanggan :
Tabel 2.2. Kuesioner.
No Pertanyaan Keterangan
TB KB CB B SB
A Variabel Kasat Mata
1 Kebersihan dan kerapian kamar hotel
2 Fasilitas parkir yang disediakan hotel 3 Fasilitas rekreasi yang disediakan hotel 4 Fasilitas restaurant yang ada pada hotel
5 Penampilan karyawan hotel
6 Struktur atau rancangan bangunan dan fasilitas hotel
B Variabel Keandalan
7 Kemudahan dalam pemesanan kamar pada hotel
8 Keakuratan pelayanan yang diberikan karyawan hotel
9 Ketenangan dalam beristirahat pada hotel
10 Kemudahan cara pembayaran pada hotel
11 Tarif hotel telah sesuai dengan pelayanan yang didapat pelanggan
C Variabel Daya Tanggap
12 Kesigapan karyawan hotel dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan
13 Kesigapan karyawan hotel dalam melayani tamu
14 Penanganan keluhan pelanggan pada hotel
D Variabel Jaminan
15 Keterampilan dan pengetahuan karyawan hotel dalam
melayani pelanggan
16 Keramahan karyawan Hotel
17 Reputasi Hotel
18 Keamanan di lingkungan hotel
E Variabel Empati
19 Kemudahan dalam memanfaatkan fasilitas hotel
20 Kemampuan karyawan hotel dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan pelanggan
21 Kepekaan karyawan hotel terhadap kebutuhan
pelanggan
Kepuasan pelanggan
22 Pelayanan hotel yang diberikan memenuhi harapan
pelanggan
23 Pelanggan mengatakan hal positif terhadap pelayanan
hotel
24 Pelayanan hotel yang diberikan memuaskan
pelanggan
25 Tidak ada keluhan atau keluhan pelanggan dapat
teratasi
26 Pelanggan merasa senang menginap pada hotel
2.7 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner kepuasan pelanggan
pada penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Umar (2004), Skala Likert ini
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti
setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, dan baik atau tidak baik. Selain
itu Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.
Pada Skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator
yang terukur yang mana menjadi tolak ukur untuk membuat item instrumen
berupa pertanyaan yang perlu dijawab responden. Setiap jawaban diungkapkan
dengan kata-kata yang disertai bobot nilai, yaitu:
1. Sangat Setuju (SS) = 5
2. Setuju (S) = 4
3. Netral (N) = 3
4. Tidak Setuju (TS) = 2
5. Sangat Tidak setuju (STS) = 1
2.8 Data
Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau
kombinasinya (Fathansyah, 2007). Data tersebut juga dapat berupa nilai yang
terformat, teks, citra, audio, dan video. Di dalam analisis kuisioner, data di sini
analisis. Selain itu, data masih dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari
bermacam-macam sudut pandang, seperti menurut jenis, sifat, sumber, dan lain
sebagainya.
2.9 Variabel
Menurut Priyatno (2009), variabel merupakan konsep yang nilainya
bervariasi atau berubah-ubah. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa macam
variabel yang dapat digunakan. Menurut Priyatno (2009), beberapa macam
variabel tersebut adalah:
1. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel lain. Contoh variabel ini adalah tingkat penjualan,
tingkat produksi, harga saham, prestasi belajar, kepuasan konsumen.
2. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen. Contoh motivasi, biaya produksi, kepribadian siswa, luas
lahan, jumlah pupuk.
3. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan, atau nilainya dibuat tetap,
hal ini agar tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
4. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2.10 Analisis Regresi
Salah satu tujuan analisis data ialah untuk memperkirakan atau
memperhitungkan besarnya efek kuantitatif dari perubahan suatu kejadian
terhadap kejadian lainnya (Supranto, 2009). Dalam hal ini analisis dapat
kebijaksanaan yang mungkin ingin diketahui besarnya efek kuantitatif dari
perubahaan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Tidak mungkin
memperkirakan efek kuantitatif tersebut tanpa menggunakan analisis tertentu.
Analisis regresi bertujuan untuk meramalkan suatu nilai variabel
dependen dengan adanya perubahan dari variabel independen (Priyatno, 2009).
Analisis regresi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kesalahan
ramalan menyebabkan perencanaan menjadi tidak akurat, sehingga kesalahan
tersebut mengakibatkan risiko, dan karena itu harus diusahakan kesalahan tersebut
sekecil mungkin (Supranto, 2009).
Regresi memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti Regresi Linier
Sederhana, Regresi Linier Berganda, Regresi Dummy, Regresi Data Panel, dan
Regresi Logistik. Regresi Linier Sederhana maupun Regresi Linier Berganda
digunakan untuk model hubungan linier antara variabel-variabel bebas dengan
variabel terkait sepanjang tipe data adalah rasio atau interval. Regresi Dummy
memfasilitasi apabila ada salah satu atau lebih variabel bebas yang bertipe
nominal atau ordinal. Regresi Data Panel adalah meregresikan data yang didapat
dengan cross-section maupun data runtun waktu. Sedangkan Regresi Logistik
adalah meregresikan variabel terkait yang bertipe nominal atau non biner.
Y= β0+ β1XI+β2X2+ ………. +β nXn+ε ………...(2.2)
(Tjiptono dan Chandra, 2005)
Dengan : Y = variabel terkait
β0 = koefisien intercept regresi
β1, β2 = koefisien slope regresi
ε = error persamaan regresi
2.11 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah
Regresi Linier. Menurut Priyatno (2009), analisis Regresi Linier merupakan
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan
menggunakan persamaaan linier. Analisis Regresi Linier digunakan untuk
menaksirkan atau meramalkan nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dinaikan atau diturunkan. Jika hanya menggunakan satu variabel
independen maka disebut analisis regresi linier sederhana dan jika menggunakan
lebih dari satu variabel independen maka disebut analisis regresi linier berganda
(Priyatno, 2009).
2.12 Penyelesaian Persamaan Regresi Dengan Matrik
Dari persamaan umum n variabel bebas maka
Y= β0+ β1XI+β2X2+ ………. +β nXn+ε ………....………...(2.3)
(Supranto, 2009)
Jika parameter-parameter regresi dikumpulkan dari satu kolom berbentuk vektor
kolom β maka
β= dengan transpose β’ = ………....(2.4)
Dan vektor kolom X adalah
X= dengan transpose X’ = ……….(2.5)
(Supranto, 2009)
Maka model regresi dapat ditulis dengan Y = X’β dengan estimasinya adalah
β = (XX’)-1X’Y ……….
(2.6)
(Supranto, 2009)
Berdasarkan model di atas, apabila data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk
tabel, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Data Hasil Pengamatan (Supranto, 2009).
Responden X1 X2 … XN YN
1 X11 X11 … Xn1 Y1
2 X12 X12 … Xn2 Y2
… … … …
… … … …
K X1n X2n … Xnk Yk
Dengan matrik-matrik sebagai berikut:
X = ……….(2.7)
X’ = ……….……….(2.8)
(Supranto, 2009)
Y = ………...(2.9)
(Supranto, 2009)
Sehingga estimasinya dalam bentuk perkalian matriks menjadi:
β=( )-1 ( )………(2.10)
(Supranto, 2009)
2.13 Pengujian Persamaan Regresi
Untuk memastikan model yang dihasilkan secara umum dapat digunakan,
terlebih dahulu diperlukan sebuah pengujian secara bersama-sama. Pengujian
dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut:
F = ………...…………(2.11)
(Supranto, 2009)
Atau
F = ………..………...………..(2.12)
(Supranto, 2009)
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh
variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel
terkait. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. R2 (koefisien
determinasi) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
R2 = ………(2.13)
(Supranto, 2009)
�xiy = �xiy - ……….………(2.14)
(Supranto, 2009)
�y2 = �y2– ………..(2.15)
(Supranto, 2009)
2. Mean Square Error (MSE)
Untuk mengukur apakah data yang dihasilkan cukup dekat dengan kenyataan
yang sesungguhnya digunakan MSE.
MSE = = …………..………..…………...(2.16)
(Sugiyono, 2009)
3. Standard Error Of Estimation
Perhitungan kebaikan model juga memperhatikan nilai standard error of
estimation (ε) atau kesalahan standar yang dirumuskan dengan
ε = ………..(2.17)
4. Normalitas Data
Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel yang akan dianalisis membentuk ditribusi normal (Sugiyono, 2009).
Teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis apabila
data tidak normal. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah
data di atas rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya
sehingga dapat membentuk suatu kurva normal. Selain kurva normal umum,
juga terdapat kurva normal standar. Dikatakan standar, karena nilai
rata-ratanya adalah 0 dan simpangan bakunya adalah 1,2,3,4 dan seterusnya. Nilai
simpangan baku selanjutnya dinyatakan dalam simbol z. Kurva normal umum
dapat dirubah ke dalam kurva normal standar, dengan menggunakan rumus:
………...………....……...(2.18)
(Sugiyono, 2009)
Dengan: Z = Simpangan baku untuk ke kurva normal
xi = Data ke i dari suatu kelompok data
= Rata-rata kelompok
= Simpangan baku
5. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Untuk
………..…...……...(2.19)
(Supranto, 2009)
Dimana:
r = koefisien korelasi
n = jumlah observasi/responden
X = skor pertanyaan
Y = Skor total
6. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009) reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner.
Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara
berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama. Masing-masing item dikatakan valid apabila r hitung > r tabel.
………..………...(2.20)
(Sugiyono, 2009)
7. Uji Hipotesis
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
secara simultan terhadap veiabel dependen (Y). Adapun tahap pengujiannya
adalah sebagai berikut:
2
/ )
1 /(
/
s k JKR k
n JKG
k JKR
f
...(2.21)
Dengan tingkat keyakinan atau α = 0,025 dan derajat kebebasan df = n – k -1 akan diperoleh T tabel, kemudian membandingkan dengan nilai F hitung yang
diperoleh untuk menentukan apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.
a. Bila T hitung > T tabel, maka H0 ditolak atau menerima H1, yang berarti
terdapat pengaruh secara simultan.
b. Bila T hitung < T tabel, maka H0 diterima atau menolak H1, yang berarti
tidak terdapat pengaruh secara simultan.
2.14 Black Box Testing
Black box testing dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari
sistem atau komponen yang dites (Romeo, 2003). Black box testing berfokus pada
kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari
software. Dengan adanya black box testing, pembuatan software dapat
menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa
keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program.
Black box testing hanya memandang perangkat lunak atau software dari
sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah ditentukan pada saat awal perancangan.
Keuntungan dari black box testing adalah:
1. Anggota tim tester tidak harus memiliki kemampuan teknis di bidang
pemrograman aplikasi.
2. Kesalahan dari perangkat lunak sering ditemukan oleh komponen tester yang
berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan
yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
34
3.1 Analisis Sistem
Pada tahap analisis sistem terdapat proses mengidentifikasi serta
menganalisis masalah sehingga dapat merencanakan suatu rancangan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Tahapan analisis sistem terdiri dari
identifikasi masalah, analisis masalah, dan pengumpulan data.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat
diidentifikasi permasalahan pada Dewi Sinta Hotel and Restaurant. Permasalahan
tersebut dimulai dari tidak adanya wadah untuk menangani keluhan wisatawan
yang menginap hingga sulitnya pihak manajemen meningkatkan kualitas
pelayanan agar tetap mampu bersaing dengan para kompetitor. Adapun solusi
yang digunakan agar dapat memberikan kemudahan penyelesaian permasalahan
adalah menentukan faktor (dimensi) kualitas pelayanan yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dalam bentuk kuesioner kepuasan pelanggan.
Berdasarkan penelitian Bernadet (2011), dijelaskan bahwa dalam
menentukan kualitas pelayanan dibutuhkan suatu model yang dapat
mendefinisikan faktor-faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Model yang digunakan adalah model Service Quality (Servqual).
Model Service Quality (Servqual) memiliki lima dimensi kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dimensi kualitas pelayanan selanjutnya akan
1 Variabel adalah dimensi Kasat Mata (Tangibles).
2 Variabel adalah dimensi Daya Tanggap (Responsiveness).
3 Variabel adalah dimensi Jaminan (Assurance).
4 Variabel adalah dimensi Empati (Emphaty).
5 Variabel adalah dimensi Keandalan (Realibility).
Sementara variabel terikat (Y) adalah kepuasan pelanggan.
3.1.2 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data pada
penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu menentukan variabel penelitian,
menentukan intrumen penelitian, dan menentukan populasi dan sampel.
a Variabel Penelitian
Tahapan variabel penelitian berfungsi untuk mengetahui variabel apa saja
yang digunakan pada penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel penelitian, yaitu variabel terikat/dependen dan variabel
bebas/independen.
1. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat/dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas/independen. Dalam penelitian ini variabel terikat/dependen adalah
kepuasan pelanggan Dewi Sinta Hotel and Restaurant.
2. Variabel bebas (X)
Variabel bebas/independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
tanggap (responsiveness), keandalan (reliability), jaminan (assurance), empati
(empathy), dan kasat mata (tangible).
b Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Terdapat beberapa tahapan dalam mendesain kuesioner yaitu perancangan
konstruk, konsep konstruk, perancangan atribut konstruk, dan perancangan
pertanyaan kuesioner.
1. Perancangan Konstruk
Konstruk adalah elemen dari kuesioner yang digunakan untuk mendefinisikan
tujuan penilaian sebuah kuesioner terhadap objek kuesioner. Konstruk untuk
aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
mengacu pada penelitian Bernadet (2011) dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Konstruk 1 Kasat Mata
Konstruk 4 Jaminan Konstruk 3
Daya Tanggap Konstruk 2
Keandalan
Konstruk 5 Empati
Konstruk 6 Kepuasan Pelanggan Kuesioner Kepuasan Pelanggan
Gambar 3.1 Konstruk Kuesioner Kepuasan Pelanggan
2. Konsep Konstruk
Konstruk yang telah ditentukan sebelumnya harus didefiniskan ke dalam
sebuah konsep yang akan menjelaskan fungsi dari masing-masing konstruk
tersebut. Penjelasan fungsi konstruk tersebut berdasarkan pada penelitian
Bernadet (2011). Berikut ini adalah konsep dari konstruk untuk kuesioner
a Konstruk 1: Kasat Mata
Konstruk ini dipilih untuk mengukur penampilan fisik, peralatan,
karyawan serta sarana komunikasi.
b Konstruk 2: Keandalan
Konstruk ini dipilih untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan jasa yang tepat dan dapat diandalkan.
c Konstruk 3: Daya Tanggap
Konstruk ini dipilih untuk membantu memberikan pelayanan kepada
pelanggan dengan cepat.
d Konstruk 4: Jaminan
Konstruk ini dipilih untuk mengukur kemampuan dan kesopanan
karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan.
e Konstruk 5: Empati
Konstruk ini dipilih untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap
kebutuhan konsumen serta empati yang diberikan oleh karyawan.
f Konstruk 6: Kepuasan Pelanggan
Konstruk ini dipilih untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan yang telah diberikan.
3. Perancangan Item Konstruk
Setelah konstruk ditentukan dan didefinisikan, maka akan ditentukan
atribut-atribut dari faktor-faktor (dimensi) yang telah ditentukan dalam identifikasi
masalah. Penentuan atribut-atribut ini berdasarkan pada penelitian Bernadet
a. Kasat Mata
Atribut-atribut dari faktor kasat mata yaitu:
1. Kebersihan dan kerapian dari fasilitas yang disediakan
2. Fasilitas parkir
3. Fasilitasi rekreasi
4. Fasilitas restaurant
5. Penampilan karyawan
6. Struktur atau rancangan bangunan dan fasilitas yang disediakan
b. Keandalan
Atribut-atribut dari faktor keandalan yaitu:
1. Kemudahan pemesanan atau transaksi
2. Keakuratan pelayanan
3. Ketenangan beristirahat
4. Kemudahan cara pembayaran
5. Tarif yang sesuai dengan pelayanan yang didapat
c. Daya Tanggap
Atribut-atribut dari faktor daya tanggap yaitu:
1. Kesigapan karyawan dalam memberi informasi yang dibutuhkan
pelanggan
2. Kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan
3. Penanganan keluhan pelanggan
d. Jaminan
Atribut-atribut dari faktor jaminan yaitu:
2. Keramahan karyawan
3. Reputasi penyedia jasa
4. Keamanan di lingkungan sekitar pelanggan
e. Empati
Atribut-atribut dari faktor empati yaitu:
1. Kemudahan dalan memanfaatkan fasilitas yang disediakan
2. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh pelanggan
3. Kepekaan karyawan terhadap kebutuhan pelanggan
f. Kepuasan pelanggan
Atribut-atribut dari faktor kepuasan pelanggan yaitu:
1. Pelayanan yang diberikan memenuhi harapan pelanggan
2. Pelanggan mengatakan hal positif terhadap pelayanan yang didapat
3. Pelayanan yang diberikan memuaskan pelanggan
4. Tidak ada keluhan atau keluhan pelanggan dapat teratasi
5. Pelanggan merasakan rasa senang dan puas ketika menginap
4. Perancangan Pertanyaan Kuesioner
Pertanyaan dirancang berdasarkan atribut-atribut/indikator-indikator yang
telah ditentukan akan diterjemahkan ke dalam sebuah pertanyaan.
Perancangan pertanyaan kuesioner ini mengacu pada penelitian Bernadet
(2011). Perancangan pertanyaan pada kuesioner kepuasan pelanggan dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Perancangan Pertanyaan Kuesioner
Atribut Pertanyaan
Konstruk 1: Kasat Mata
1. Kebersihan dan kerapian dari
fasilitas yang disediakan. 2. Fasilitas parkir.
3. Fasilitas rekreasi. 4. Fasilitas restaurant.
5. Penampilan karyawan.
6. Struktur atau rancangan bangunan
dan fasilitas yang disediakan.
1. Kebersihan dan kerapian kamar
hotel.
2. Fasilitas parkir yang disediakan
hotel.
3. Fasilitas rekreasi yang disediakan
hotel.
4. Fasilitas restaurant yang ada pada
hotel.
5. Fasilitas karyawan hotel.
6. Struktur atau rancangan bangunan
dan fasilitas hotel. Konstruk 2: Keandalan
1. Kemudahan pemesanan atau
transaksi.
2. Keakuratan pelayanan.
3. Ketenangan beristirahat.
4. Kemudahan cara pembayaran.
5. Tarif yang sesuai dengan pelayanan
yang didapat.
1. Kemudahan dalam pemesanan
kamar pada hotel.
2. Keakuratan pelayanan yang
diberikan karyawan hotel.
3. Ketenangan dalam beristirahat pada
hotel.
4. Kemudahan cara pembayaran pada
hotel.
5. Tarif hotel telah sesuai dengan
pelayanan yang didapat pelanggan Konstruk 3: Daya Tanggap
1. Kesigapan karyawan dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan.
2. Kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan.
3. Penanganan keluhan pelanggan.
1. Kesigapan karyawan hotel dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan.
2. Kesigapan karyawan hotel dalam
melayani pelanggan.
3. Penanganan keluhan pelanggan
pada hotel. Konstruk 4: Jaminan
1. Keterampilan dan pengetahuan
karyawan dalam melayani pelanggan.
2. Keramahan karyawan.
3. Reputasi penyedia jasa.
4. Keamanan di lingkungan sekitar
pelanggan.
1. Keterampilan dan pengetahuan
karyawan hotel dalam melayani pelanggan.
2. Keramahan karyawan hotel.
3. Reputasi hotel.
4. Keamanan di lingkungan hotel.
Kontruk 5: Empati
1. Kemudahan dalam memanfaatkan
fasilitas yang disediakan.
2. Kemampuan karyawan dalam
memberikan informasi yang
1. Kemudahan dalam memanfaatkan
fasilitas hotel.
2. Kemampuan karyawan hotel dalam
Atribut Pertanyaan dibutuhkan oleh pelanggan.
3. Kepekaan karyawan terhadap
kebutuhan pelanggan.
dibutuhkan pelanggan.
3. Kepekaan karyawan hotel terhadap
kebutuhan pelanggan. Konstruk 6: Kepuasan Pelanggan
1. Pelayanan yang diberikan
memenuhi harapan pelanggan.
2. Pelanggan mengatakan hal positif
terhadap pelayanan yang didapat.
3. Pelayanan yang diberikan
memuaskan pelanggan.
4. Tidak ada keluhan atau keluhan
pelanggan dapat teratasi.
5. Pelanggan merasa senang dan puas
menginap.
1. Pelayanan hotel yang diberikan
memenuhi harapan pelanggan.
2. Pelanggan mengatakan hal positif
terhadap pelayanan hotel.
3. Pelayanan hotel yang diberikan
memuaskan pelanggan.
4. Tidak ada keluhan atau keluhan
pelanggan dapat teratasi.
5. Pelanggan merasa senang menginap
pada hotel
c Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan
yang menginap di Dewi Sinta Hotel and Restaurant. Sampel yang digunakan
adalah pelanggan yang minimal pernah menginap di Dewi Sinta Hotel and
Restaurant yaitu minimal tiga puluh pelanggan.
3.2 Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem ini akan menggunakan perancangan
secara terstruktur. Selain itu, pada tahapan perancangan sistem ini akan dijelaskan
seluruh komponen rancangan dari perangkat lunak yang akan dibangun.
Komponen rancangan perangkat lunak yang akan dibangun yaitu diagram
konteks, diagram jenjang proses, data flow diagram, entity relationship diagram
terdiri atas conceptual data model dan physical data model, interface design,
design input dan output.
3.2.1 Gambaran Umum Sistem
Gambaran umum sistem pada aplikasi pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan dimulai dari pelanggan melakukan regristrasi data
pelanggan pada Bagian Front Office. Bagian Front Office menyimpan data
pelanggan dan memberikan informasi tentang pengisian kuesioner kepuasan
pelanggan.
Setelah mendapatkan informasi pengisian kuesioner dari Bagian Front
Office, pelanggan melakukan pengisian kuesioner dengan memasukkan data
pelanggan terlebih dahulu dan disertai data jawaban dari kuesioner tersebut.
informasi bahwa data jawaban kuesioner telah diterima dan tersimpan dalam
database aplikasi.
Selanjutnya, Manajer Hotel dapat menampilkan informasi atau laporan
dari aplikasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan
cara memasukkan periode laporan yang dibutuhkan. Laporan yang didapat oleh
Manajer Hotel adalah laporan karakteristik pelanggan, laporan kualitas pelayanan
yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan, dan laporan indikator kualitas
pelayanan yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Gambaran
umum sistem pada aplikasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Pelanggan
Manajer Hotel
Aplikasi Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Data Jawaban Kuesioner
Data Pelanggan
Data Penerimaan Jawaban Kuesioner
# Data Periode Laporan # Data Karakteristik Pelanggan
# Informasi Tentang Indikator Kualitas Pelayanan Yang Perlu Ditingkatkan # Faktor Kualitas Pelayanan Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pelanggan
Bagian Front Office # Data Kategori dan Pertanyaan
# Data Kebijakan User
# Informasi Pertanyaan Kuesioner
Admin
Gambar 3.3 Gambaran Umum Sistem Pada Aplikasi Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
3.2.2 Sitemap
Sitemap adalah salah satu alat bantu untuk mempermudah dalam
mempermudah menjelaskan aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan pada
penelitian ini. Hal ini dikarenakan aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan
berbentuk situs web. Sitemap aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan dapat
dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Sitemap Aplikasi Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
home page
bagian front office
login
reservation
questionnaire
help
logout info
admin
login
category
question
questionnaire
report
customer characteristics
impact of service quality manage users
help
logout info
customer
login
questionnaire
help
3.2.3 System Flow
System flow adalah gambaran tentang sistem yang akan dibagun. System
flow yang dibangun mulai dari Admin yaitu proses mengecek login staf. Proses
mengecek login staf adalah proses awal sebelum Admin dapat menggunakan
aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Proses mengecek login staf dimulai ketika Admin memasukkan
username dan password pada aplikasi analisis analisis pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Aplikasi akan mengecek username dan
password yang dimasukkan oleh Admin. Jika username dan password tidak
terdaftar maka aplikasi akan menampilkan informasi data staf tidak terdaftar. Jika
username dan password terdaftar maka aplikasi akan mengecek apakah username
dan password aktif. Jika username dan password tidak aktif maka aplikasi akan
menampilkan informasi data staf tidak aktif. Jika username dan password aktif
maka aplikasi akan membuat session untuk Admin agar dapat mengakses menu
dari aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Gambar 3.5 mengambarkan system flow mengecek login staf.
System flow selanjutnya yang dibangun adalah membuat kategori
pertanyaan. Proses membuat kategori adalah sebuah proses yang berfungsi untuk
membuat kategori-kategori yang nantinya dapat menunjang penyusunan kuesioner
pelanggan. Proses membuat kategori dimulai ketika Admin memasukkan data
kategori pertanyaan. Aplikasi akan mengecek apakah kategori pertanyaan yang
dimasukkan telah digunakan atau belum. Jika data kategori yang dimasukkan
sama atau telah digunakan aplikasi akan menampilkan informasi data kategori
akan menyimpan data kategori pertanyaan. Setelah itu, aplikasi akan
menampillkan informasi data kategori telah tersimpan kepada Admin. Gambar 3.6
menggambarkan system flow membuat kategori pertanyaan.
Admin Sistem
Membuat session untuk
staff
staff tidak aktif T
Menampilkan informasi data staff tidak terdaftar
Menampilkan informasi data staff tidak aktif
Gambar 3.5 System Flow Proses Mengecek Login Staf
Admin Sistem data kategori pertanyaan
tersimpan
Mengecek data kategori pertanyaan katpertanyaan
sama?
Menampilkan informasi data kategori pertanyaan
sama
System flow selanjutnya yang dibangun adalah membuat pertanyaan
kuesioner. Proses membuat pertanyaan kuesioner adalah proses membuat
pertanyaan kuesioner yang ditujukan kepada para pelanggan Dewi Sinta Hotel and
Restaurant. Proses membuat pertanyaan kuesioner dimulai ketika Admin memilih
data kategori dan memasukkan data pertanyaan. Aplikasi akan mengecek data
kategori dan data pertanyaan yang dimasukkan Admin. Jika data kategori dan
pertanyaan sama atau telah digunakan maka aplikasi akan menampilkan informasi
data kategori dan pertanyaan sama. Jika data kategori dan pertanyaan tidak sama
maka aplikasi akan menyimpan pertanyaan kuesioner. Setelah itu aplikasi akan
menampilkan informasi data pertanyaan kuesioner telah tersimpan. Gambar 3.7
menggambarkan system flow membuat pertanyaan kuesioner.
Admin Sistem
Memilih data kategori dan memasukkan data
pertanyaan Mengecek data kategori
dan pertanyaan
sama? deskpertanyaan
Menampilkan informasi data kategori dan pertanyaan sama