• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Fajar Dinata NPM: 20120720014

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

ii

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK

DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) strata Satu

pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta

Oleh :

Fajar Dinata NPM: 20120720014

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(3)

iii

NOTA DINAS

Lamp. : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara :

Nama : Fajar Dinata NPM : 20120720014

Judul : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera di munaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

(4)

iv

PENGESAHAN Judul Skripsi

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK

DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama : Fajar Dinata

NPM : 20120720014

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 29 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Nurul Aisyiyah, M. Pd. ( ... ) Pembimbing : Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag. ( ... ) Penguji : Dr. Muh. Samsudin, M. Pd. ( ... )

Yogyakarta, 29 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

(5)

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Fajar Dinata Nomor Mahasiswa : 20120720014

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak dapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Yang Membuat Pernayataan,

(6)

vi

MOTTO

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali

lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang

mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.

(Q.S Al An'am Ayat 160)

“Jujurlah pada diri sendiri, hal tersebut akan membukakan pintu

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim, dengan segenap kemurnian dan keihlasan diri dengan

hati yang baik serta semangat yang kuat.

Karya ini kupersembahkan

untuk:

Ayah dan Ibunda (Basri dan Nurhayana) dan Saudara kandung laki-laki

(Dzaki Ramadhan) dan juga semua keluarga besar Kakek (Awang Arba’i) dan

Kakek (Basa) yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi. tercinta dan tersayang yang selalu memberikan doa

dan motivasi dalam setiap langkah menuju kesuksesan, terimaksih atas

dukungan dan do’a selama ini

semoga kita menjadi keluarga yang bahagia

penuh rasa syukur kepada Allah SWT.

Untuk Almamater ku tercinta yang telah memberikan cahaya yang cerah

berupa ilmu dan saya dapat mewujudkan harapan untuk menempuh masa

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN DI SMPT NEGERI 11 YOGYAKARTA. Dan semoga shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman pembawa pelita bagi kita ke zaman yang terang benderang sekarang ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai derajat Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Program Studi Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Selain itu juga dimaksudkan sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi masalah yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas. Untuk penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. .Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(9)

ix

4. .Bapak Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan keihklasan serta ketulusan hati telah memberikan waktu, mengarahkan, memberikan pengetahuan semampunya yang bermanfaat bagi penulis.

5. .Bapak Dr. Muh. Samsudin, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi pada sidang munaqasyah tanggal 29 Desember 2016, terimakasih atas kritik dan sarannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen serta karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

7. Dan juga pula, berterimakasih kepada Drs. Sukirno, S.H. Selaku Kepala Sekolah serta guru-guru dan karyawan SMP Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Kepada Bapak Ali Mansur, S.Ag. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta, berkat bantuan beliau dan telah memberikan waktu untuk melakukan penelitian ini, dan telah membantu mengarahkan penulis dengan ikhlas.

9. Ayah, Ibu, dan Adikku Dzaky Ramadhan yang senantiasa menyemangati dan memberikan motivasi serta do’a kepada Bujangnya dalam menuntut ilmu, dan maafkan Bujang atas keterlambatan menyelesaikan studi.

10. Saudara saudariku dan segenap keluarga Kakek Awang Arba’i yang selalu memberikan do’a dalam sebuah motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

(10)

x

11.Kepada sahabat dan teman-teman sekolah ataupun kuliah dan orang-orang yang telah banyak memotivasi dan menginspirasi penulis dalam menyelesaikan studi ini dengan baik.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu farmasi khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya, bagi penyusun maupun pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr., Wb.

Yogyakarta,30 Agustus 2016

(11)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL... xv

ABSTRAK ... xvi

TRANSLITARI ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

B. Kerangka Teori... 13

1. Pengertian Upaya ... 13

(12)

xii

a. Guru Yang Baik (a good teacher) ... 16

b. Guru Yang Berhasil (a succesfull teacher) ... 16

c. Guru Yang Efektif (an effektive teacher) ... . 17

3. Pendidikan Agama Islam ... 17

4. Pendidikan Karakter ... ... 19

5. Kejujuran ... ... 22

6. Peserta Didik ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Pendekatan Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Subyek Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Analisis Data ... 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum SMP Negeri 11 Yogyakarta ... 34

1. Profil Sekolah ... 34

2. Sejarah Sekolah ... 34

3. Visi dan Misi Sekolah ... 37

4. Tujuan Sekolah ... 38

5. Struktur Organisasi Sekolah ... 39

B. Hasil dan Pembahasan ... 43

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 43

(13)

xiii

C. Hasil Penelitian ... 48

1. Proses Penanaman Karakter Kejujuran SMP N 11 Yogyakarta... .. 48

2. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam SMP N 11 Yogyakarta... ... 51

3. Perubahan Positif Pada Peserta Didik SMP N 11 Yogyakarta... ... 55

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Guru PAI SMP Negeri 11 Yogyakarta... 57

5. Materi dan Metode Pembelajaran PAI SMP Negeri 11 Yogyakarta... ... 60

D. Analisis Hasil Penelitian ... 63

1. Analisis Ditujukan Pada Upaya Guru PAI Dalam Penanaman SMP N 11 Yogyakarta.. ... 64

2. Analisis Ditujukan Pada Peserta Didik SMP N 11 Yogyakarta ... 66

BAB V. PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71

C. Kata Penutup ... 72

(14)

xiv

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

A. Daftar Bagan Struktur Organisasi SMP N 11 Yogyakarta... 29

B. Tabel 1.1 Daftar Wali Kelas SMP N 11 Yogyakarta ... 30

C. Tabel 2.1 Daftar Guru SMP N 11 Yogyakarta ... 30

(15)
(16)
(17)

xv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa uapaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik. Maka penelitian ini yang akan diuangkap adalah apa saja upaya guru pendidikan agama Isalm dan, apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengupayakan penanaman karakter kejujuran pada peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, serta empat peserta didik kelas VII dan VIII. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu; observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Hasil penelitian ini yaitu : upaya guru pendidikan agama Islam yang dilakukan sebagai pengajar dan pendidik untuk menanamkan karakter kejujuran, sebagai proses pembelajaran peserta didik dalam melatih kepribadiannya menjadi peribadi yang baik dalam meningkatkan prestasi berdasarkan keimanan dan ketaqwaan serta ilmu dan teknologi yang bermanfaat. Dengan adanya informan menuturkan bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik dalam berprilaku terhadap dirinya dan oranglain, karenakan dalam materi-materi yang mengandung nilai-nilai kejujuran itulah menjadi acuan bagi peserta didik untuk berprilaku yang sesuai apa yang diajarkan. Dengan menggunakan metode-metode yang bisa dipahami oleh peserta didik, sehingga bisa cepat dipelajari dan dilakukan dengan benar.

(18)

xvi

ABSTRACT

This study aims to determine how the undertakings of Islamic religious education teachers in planting characters honesty learners. So this research will diuangkap is any attempt Isalm and religious education teacher, what are the supporting factors and obstacles in pursuing planting honesty characters on the learner. This research was conducted in SMP Negeri 11 Yogyakarta.

This study uses descriptive qualitative approach by conducting interviews with parties associated with this research principals, Islamic religious education teachers and four students of class VII and VIII. Data collection techniques researchers use several techniques, namely; observation, interviews and documentation. Analysis of the data in this research is the analysis of qualitative data.

The results of this study are: the efforts of Islamic religious education teachers who do as teachers and educators to instill character of honesty, as the learning process of students in the training of his personality become personal good in improving achievement based on faith and devotion as well as science and technology is beneficial. With the informant said that character education is very important for students to behave against himself and other people, because of the material that contains the values of honesty that was the template for learners to behave appropriate what is taught. By using methods that can be understood by students, so they can be quickly learned and done right.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berkatian hubungan antara manuia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia, atau pendidikan yang mencakup ajaran dunia dan akhirat yang didasarkan pada Alquran dan Sunnah sebagai sumber acuannya. Dengan begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Isalam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

(20)

SMP Negeri 11 Yogyakarta merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dahulunya berawal dari sekolah kerajinan dari tahun 1959-1964, dirubah lagi menjadi Sekolah Teknik Negeri Jurusan Tekstil dan Jahit pada tahun 1965, kemudian dirubah kembali menjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta dari tanggal 17 Februari 1979 sampai sekarang. Dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta tidak lain hanyalah untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan harapan para peserta didik yang lulus nantinya bisa memiliki nilai akademik yang tinggi, berbudi pekerti luhur, berkarakter, berakhlak mulia, serta berguna bagi Bangsa dan Negara.

Menilik dari uraian diatas sedikit menggambarkan bahwa SMP Negeri 11 Yogyakarta adalah lembaga pendidikan yang memiliki peran yang bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sudah semestinya pendidikan agama Islam diterapkan disana, karena dilihat dari banyak jumlah guru dan peserta didiknya mayoritas beragama Islam. Dengan begitu pada proses penanaman karakter kejujuran yang diupayakan oleh guru pendidikan agama Islam pada peserta didik terdukung dijadikan sebagai dasar penunjang keberhasilan untuk mencapai aspek yang disebut diatas menurut visi, misi,dan tujuan Sekolah tersebut.

(21)

dengan ajaran-ajaran Islam seperti yang ditegaskan dalam firman Allah SWT., “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar” (At-Taubah : 119). Kejujuran juga merupakan impelentasi dari iman yang berbentuk sipat atau keadaan prilaku yang jujur, ketulusan hati, dan kelurusan hati (Nashir, 2013: 71). Dengan begitu, kejujuran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta, karena termasuk kedalam tujuan pendidikan agama Islam (PAI) itu sendiri sesuai ajaran-ajaran Islam.

Pendapat diatas dapat dipahami bahwa penanaman karakter kejujuran dalam menjadikan anak didik yang memiliki pandangan hidupnya berpegang teguh pada nilai-nilai Islam atau ajaran-ajaran Islam adalah hal yang utama, karena sesuai dengan tujuan pendidkan agama Islam tetapi juga sangat erat kaitannya dengan Iman. Karena dalam timbangan amalpun kejujuran yang terberat. Selain itu kejujuran juga merupakan prilaku yang sangat disukai Allah SWT, karena dengan berprilaku jujur hubungan manusia dengan Allah SWT, dan manusia dengan manusia tetap terjalin dengan baik dengan penuh kebahagiaan.

(22)

norma yang semakin merosot tidak hanya di perkotaan tapi sudah merambah ke pedesaan. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Upaya mengatasi kondisi tersebut maka diperlukan pemahaman dan langkah untuk membangun kembali karakter bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila. Karakter yang dimaksud dalam pendidikan adalah karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila antara lain Beriman dan Bertakwa, Jujur dan Bersih, Santun dan Cerdas, Bertanggung jawab dan Kerja keras, Disiplin dan Kreatif, Peduli dan Suka menolong. Maka dengan Pendidikan karakter diharapkan agar pendidikan karakter terintegrasi dalam setiap mata pelajaran sehingga dengan adanya pendidikan karakter diharapkan masa depan Indonesia lebih baik (Sartono, 2011: 6).

(23)

memberikan kajian atau pelajaran di sekolah. Tidak melihat satu sisi saja, tidak di dalam SMP Negeri 11 Yogyakarta itu saja, melainkan bahwa diluar sana juga mempunyai perebedaan yang dimana pengupayaan dalam penanaman karakter pada peserta didik memliki beberapa macam dukungan dan hambatan juga di sekolah tersebut.

Dari uraian diatas diakatakan bahwa dalam mengatasi persoalan-persoalan ketidakdisiplinan tentang kejujuran pada anak didik yang terjadi pada pengupayaan penaman karakter di sekolah saat ini masih dianggap normal, walaupun terdapat sebuah hambatan seperti itu. Tetapi, dengan dukungan yang kuat proses pengupayaan penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta berjalan dengan baik, karena untuk menggapai suatu keberhasilan itu membutuhkan proses dan kerja keras dalam mendapatkan hasil yang memuaskan.

(24)

Dengan mengetahui betapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi kehidupan manusia, yang dimaksudkan juga untuk mengetahui upaya sekolah serta guru pendidikan agama Islam, dan mengetahui adanya dukungan hambatan dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik sebagai generasi penerus masa depan Bangsa ini. Maka peneliti ingin mengetahui lebih jelas lagi seberapa upaya dan mendapatkan dukungan serta mengatasi hambatan tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan sebelumnya, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengusung judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Penanaman Karakter Kejujuran Peserta Didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut adalah mengenai:

1. Bagaimanakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta ? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman

(25)

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk :

a. Adakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta. b. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman

karakter kejujuran peserta didik oleh guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang akan di aplikasikan dari rumusan masalah dan tujuan masalah memuat 2 (dua) hal, yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat di aplikasikan dalam mengatasi problematika pendidikan terkait pembentukan karakter peserta didik.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, mendapatkan pengalaman tentang upaya penanaman karakter kejujuran melalui guru pendidikan agama Islam.

2) Untuk guru, sebagai contoh atau motivator dalam pembentukan karakter peserta didik yang berkualitas.

(26)

bidang pembentukan karakter peserta didik yang di ajarkan oleh gurunya.

D. Sistematika Pembahasan

Di dalam sistematika pembahasaan ini peneliti menguraikan secara rinkas gambaran umum dari proposal yang akan diajukan. Terdapat lima Bab dalam proposal yang peneliti tulis yakni:

Bab I dimulai dari menguraikan latar belakang masalah yang merujuk kepada peneltian yang akan dilaksanakan, kemudian dari uraian latar belakang masalah dirumuskanlah sebuah rumusan masalah sesuai dengan judul yang akan diteliti sehingga jelas permasalahan yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada tujuan penelitian berisi tentang poin-poin penting yang merujuk kepada hasil dari penelitian, setelah tujuan penelitian, lanjut ke kegunaan penelitian.

Bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang mengacu pada rujukan penelitian sebelumnya yang dianggap ada kesamaan dalam penelitian yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada kerangka teori berisikan sumber-sumber buku yang dirasa penting sebagai penguat dari sub tema atau judul yang akan diangkat.

(27)

Bab IV menjelaskan tentang metode penelitian terkait subjek penelitian didalamnya, kemudian lanjut kepada tehnik pengumpulan data, keabsahan data dan menganalisi data hasil penelitian.

Bab V menjelaskan kesimpulan dan saran.

(28)

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sejauh mana otentitas suatu karya ilmiah serta posisinya diantara karya-karya yang ada. Selanjutnya, penelitian ini mengambil refresensi dan memaparkan dari beberapa penelitian yang berwujud skripsi, dan jurnal sebagai refrensinya , yang seidkit banyak berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu tentang pendidikan karakter.

Pertama, Alfa Deti Wulandari (2013) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul, “Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak

(29)

sekitar. Letak perbedaannya, terlihat dari masalah yang akan diteliti. Pada penelitian ini masalah yang diangkat mengarah pada Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single Parent di Dusun Gamplong 1 Sumber Rahayu Moyudan Sleman, sedangkan masalah yang akan diteliti oelh peneliti mengarah pada Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Karakter Kejujuran di SMP Negeri 11 Yogyakarta. Letak persamaannya, masalah yang diteliti sama mengarah pada Penanaman Nilai-nilai Akhlak yang diantaranya yaitu kejujuran, menghormati Orang tua, disiplin, dan latihan pribadatan.

Kedua, penelitian Sriyadi (2014) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

(30)

Ibadah bagi anak Sekolah Dasar meliputi Tayamum dan Taharah, Shalat, Haji, Shiyam. (3) aspek Al-Qur’an Hadits bagi anak Sekolah Dasar meliputi Taman Pendidikan Al-qur’an dan peningkatan menghafal surah-surah

pendek. Letak perbedaannya, dilihat dari tujuan penlitian tersebut, penliti tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganilisis nilai-nilai keagamaan di Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam SD IV Patuk Gunungkidul. Sedangkan dari penelitian saya, bertujuan untuk mengetahui “Upaya Guru dalam Penanaman Karakter Kejujuran Peserta

didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta”. Letak persamaannya, sama-sama mengarah pada upaya guru pendidikan agama Islam tersebut.

Ketiga, penelitian Rafiq Ridho (2015) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Mencegah dan Mengatasi Prilaku Menyimpang Siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan subyek penelitian guru pendidikan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan macam-macam prilaku menyimpang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta untuk mengetagui usaha guru pendidikan agama Islam dalam mencegah dan mengatasi prilaku menyimoang siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan

Bruno Kabupaten Purworejo dan hasil usaha yang dilakukan. Hasil penelitian ini adalah ada berbagai macam prilaku yang dilakukan siswa MTs. Ma’arif NU 02 Bruno diantaranya adalah membolos, membawa

(31)

terlambat, serta tidak sopan terhadap guru. Hal ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Usaha yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam mencegah dan mengatasi prilaku menyimpang siswa sudah sangat efektif, karena siswa menjadi menajadi lebih baik dalam berprilaku sekitar 80% kasus terselesaikan dengan baik walaupun kasus penyimpangan yang ditangani tergolong berat. Letak perbedaannya, di lihat dari tujuan penelitian tersebut yang berjudul “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah dan Mengatasi Prilaku Menyimpang Siswa MTs. Ma’arif

NU 02 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo” dan dari hasil penelitian tersebut. Sedangkan dari hasil penelitian saya yang berjudul “Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Karakter Kejujuran Peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta” dengan bertujuan untuk mengetahui upaya guru pendidikan agam Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik. Letak persamaannya, tujuan dan hasil penelitiannya mengarah pada guru pendidikan agama Islam, adakah upaya atau usaha dari guru pendidikan agama Islam tersebut.

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Upaya

(32)

hidupnya untuk menggapai apa yang diinginkan, dalam bermacam-macam bentuk usaha dan permasalahan yang ingin dicapai (Sudaryati, 2010: 17).

Dengan sebuah pengertian upaya tersebut, penulis dapat mengetahui tujuan dari upaya tersebut yang berkaitan dengan proses penelitian yang dilakukan.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dalam literatur kependidikan islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu’alim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu’addib, yang artinya orang memberikan ilmu

pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik (Sudaryati, 2010: 18).

(33)

tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah (Mulyasa, 2011: 37).

Ada beragam julukan yang diberikan keapda sosok guru. Salah satu yang paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Julukan ini mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak sebanding besarnya jasa yang telah diberikan. Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material, misalnya sangat jauh dari harapan (Naim, 2011: 1).

(34)

berakhir, bahkan sampai di akhirat. Oleh karena itu, wajar jika mereka diposisikan sebagai orang-orang penting dan mempunyai pengaruh besar pada masanya, dan seolah-olah memegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat (Naim, 2011: 5).

Guru pendidikan agama Islam merupakan sosok pribadi yang menjadi idola dan teladan bagi siswa, yang menampilkan sosok pribadi muslim panutan, jujur, berpakaian bersih rapih, rendah hati, penyayang, disiplin, ramah, penolong, demokratis, berakhlak karimah. Dengan demikian, guru agama harus senantiasa hadir di kelas sebagai guru “baik” (Shaleh, 2005: 283).

Dalam melaksanakan tugas dan peranannya, guru yang profesional mempunyai kualfikasi personal tertentu. Ada beberapa ungkapan untuk melukiskan kualifikasi personal, diantaranya adalah: a. Guru yang baik (a good teacher)

Baik dalam arti disini yaitu punya konotasi sifat/atribut-atribut moral yang baik. Sifat-sifat diutamakan dari asumsi dsar bahwa manusia itu sejak lahir sudah membawa sifat-sifat yang baik, seperti jujur, setia, sabar, dan bertanggungjawab.

b. Guru yang berhasil (a succesfull teacher)

(35)

guru yang mengajar harus dapat melihat dengan jelas tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

c. Guru yang efektif (an effective teacher)

Seorang guru disebut guru efektif bila ia dapat mendayagunakan waktu dan tenaga yang sedikit, tetapi mencapai hasil yang banyak. Guru yang pandai menggunakan strategi mengajar dan mampu menerapkan metode-metode mengajar secara berdayaguna akan disebut guru yang efektif (Naim, 2011: 39).

Jadi guru Pendidikan Agama Islam adalah sebuah rofesi yang memerlukan kemampuan khusus sebagai guru Pendidikan Agama Islam. Dengan begitu pengertian guru agama islam, adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Pendidikan Agama Islam

(36)

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Shaleh, 2005: 2).

Dengan demikian, pendidikan agama adalah pendidikan yang materi bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama yang ditujukan agar manusia memperayai dengan sepenuh hati akan adanya Tuhan, patuh dan tunduk melaksanakan perintah-Nya dalam bentuk beribadah, dan berakhlak mulia. Pendidikan agama adalah pendidikan yang diarahkan untuk menumbuhkembangkan rasa intuisi keagamaan yang ada dalam diri seseorang kemudian melaksanakannya ajaran-ajarannya dengan penuh ketundukan. (Shaleh, 2005: 5).

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Pendidikan Agama Islam adalah untuk memberikan “corak Islam” pada sosok lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memberikan materi/pengalaman yang berisi ajaran agama Islam, yang pada umumnya telah tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman (Thoha, 2004: 4).

(37)

agama Islam dari sumber utamanya kita suci Alquran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa (Shaleh, 2005: 7).

Pendidikan agama Islam yang kedudukannya sebagai mata pelajaran wajib diikuti seluruh siswa yang beragama Islam pada semua satuan jenis, dan jenjang sekolah. Hal ini sesuai UUD 1945 yang menjamin warga negara untuk beribadah menurut keperayaan agamanya masing-masing. (Shaleh, 2005: 39).

Dari sekian pengertian diatas pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni agar peserta didik dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan agama, berkahlak mulia, dan proses dalam penanaman karakter kejujuran itu berdasarkan ajaran agama Islam.

4. Pendidikan Karakter

Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang artinya ‘mengukir’. Dari sini kemudian bisa

(38)

Berbeda dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya disapukan di atas permukaan benda. Karena itulah, sifatnya juga berbeda dengan ukiran, terutama dalam hal ketahanan dan kekuatannya dalam menghadapi tantangan waktu (Munir, 2010: 3).

Menurut American Dictionary of the English Language (2001) sebagaimana dikutip (Wibowo, 2013: 11) karakter itu didefinisikan sebagai kualitas-kualitas yang teguh dan khusus yang dibangun dalam kehidupan seorang, yang menentukan responnya tanpa pegaruh kondisi-kondisi yang ada. Secara ringkas menurut American Dictionary of the Engslih Language, karakter merupakan istilah yang menunjuk kepada aplikaasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

Depdiknas (2008) dalam (Wibowo, 2013: 12) Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan sebagai

tabiat, sipat-sipat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga bisa berarti huruf, angka, ruang, dan simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Karakter tokoh dalam film berhubungan dengan para pemain khususnya yang menyangkut perwatakan peamin.

(39)

dapat diamati pada individu. Sementara dalam kamus psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif.

Pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja unruk mengembangkan karakter yang baik, berdasarkan nilai-nilai inti yang baik untuk individu dan baik untuk masyarakat. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah, yang meliputi komponen pengetahuan, Kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Secara ringkas pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai: “The deliberate use of all dimensions of

school life to foster optimal character development” (Wibowo, 2013:

39).

Seara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan bai-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Wibowo, 2013: 41).

(40)

secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indoensia adalah pendidika nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indoensia itu sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda (Wibowo, 2013: 40).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakuakn untuk mengembangkan kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang yang harus melekat pada pendidik menjadi pendorong dan penggerak dalam melakukan sesuatu, serta yang membedakan dengan individu lain.

5. Kejujuran

Jujur atau bisa dikatakan dengan benar (sidiq) adalah memberikan informasi kepada oranglain berdasar keyakinan akan kebenaran yang dikandungnya. Informasi yang diberikan tidak sebatas melalui bahasa isyarat atau tindakan tertentu (Amin, 1995: 213). “kebenaran adalah menginformasiakan seuatu sesuai dengan kenyataan, mengarah kepada cara berpikir yang positif” (Syukur, 2004:

274).

(41)

Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam prilaku sehari-hari (Naim, 2012: 132).

Kejujuran merupakan prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. Prilaku kejujuran ini didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya, baik itu dalam perkataan mapun perbuatan;baik terhadap dirinya sendiri maupun oranglain. Tanpa adanya kejujuran, manusia tidak mempunyai kebaikan di hadapan oranglain. Oleh karena tu, karakter kejujuran ini harus dibangun sejak anak berusia dini melalui proses pendidikan (Azzet, 2011: 89).

Penanaman nilai kejujuran dapat dilakukan melalui kegiatan keseharian yang sederhana dan sebagai suatu kebiasaan, yaitu prilaku yang dapat membedakan milik pribadi dan milik oranglain. Kemampuan dasar untuk membedakan merupakan dasar untuk bersikap jujur. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan dengan kebiasaan dan sopan santun dalam hal pinjam-meminjam. Apabila menggunakan barang hak milik oranglain, selalu memohon izin, dan setelah selesai harus mengembalikannya dan selalu menguapkan terimakasih atas budi baiknya (Zuriah, 2007: 44).

(42)

ketika kita berada di masyarakat kita bisa bersikap jujur dan dapat dipercaya oleh oranglain. Dan orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak orang. Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa aman dan tenang atau hubungan dengan orang lain pun akan menjadi baik dan harmonis.

6. Peserta Didik

Mappiare mengatakan “Peserta Didik”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata peserta didik merupakan kelompok yang biasa aja, tiada beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang yang sering menyusahkan orang-orangtua. Pada pihak lainnya juga menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi, manakala remaja sendiri yang dimintai kesannya, maka mereka akan menyatakan yang lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakcuhan, atau ketidak-perdulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang mendapatkan kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompok adalah kelompok yang bertanggungjawab terhadap bangsa dalam masa depan (Mappiare, 1982: 11).

(43)

hidupnya. Ciri-ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan bimbingan.

b. Individu yang sedang berkembang.

(44)

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:

1) Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orangtua untuk membantunya.

2) Adanya kemampuan untuk mengambangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu menapai hasil maka harus disesuikan dengan tingkat perkembangan anak. d. Individu yang memiliki keampuan untuk mandiri.

(45)

diri. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggungjawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 52).

(46)

penting, karena metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data yang dapat dijadikan kerangka penelitian, sehingga akan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pendekatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan atau metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu fenomena , peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran, kepercayaan, persepsi orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2005: 60).

Penelitian kualitatif pada dasarnya menggali masalah dengan cara induktif, yang mana peneliti harus terjun langsung ke lapangan dalam jangka waktu tertentu untuk menggali masalah dan menemukan realita-realita yang ada dengan cara berinteraksi langsung dengan subjek yang akan diteliti (Putra, 2012: 41).

(47)

realitas pembelajaran di lapangan. Data kulitatif dalam dunia pendidikan sangatlah bermanfaat untuk menemukan hakikat atau fakta di dalam proses pendidikan itu sendiri, dalam hal ini adalah proses pembelajaran. Dari data tersebut dapat diketahui bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, bagaimana sumber-sumber dan media dioptimalkan, bagaimana guru menangani kesulitan siswanya, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menghasilkan data kualitatif untuk menganalisis konsep pendidikan (Hadi dan Haryono, 1998: 19).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berusaha untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menanamkan karakter kejujuran siswa secara naratif kualitatif. Peneliti akan melakukan studi kasus, yaitu suatu bentuk penelitian yang diarahkan untuk menghimpun suatu data mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari suatu kasus atau fenomena tertentu (Sukmadinata, 2005: 64).

B. Lokasi Penelitian

(48)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat variabel penelitian yang melekat. Subyek merupakan sumber data, dimana penulis dapat memperoleh data yang diperlukan dalam rangka penelitian. Adapun subyek penelitian yang diperlukan dalam penelitian tersebut meliputi: 1. Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 11 Yogyakarta.

3. Peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta yang aktif dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, masing-masing 5 anak dari setiap kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

(49)

2. Dokumentasi

Untuk memperkuat dan memperlengkap data yang diperoleh dari lapangan, peneliti melakukan dokumentasi yaitu mengumpulkan seluruh data yang berkaitan dengan fenomena di lapangan dengan cara mencatat maupun mengambil gambar dari proses pembelajaran yang terjadi. Selain itu peneliti juga akan mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran. Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206).

3. Wawancara

Di samping dokumentasi, peneliti akan melakukan wawancara atau interview secara mendalam dan intensif kepada para guru. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi dari apa yang telah ditemukan ketika observasi dan dokumentasi. Selanjutnya wawancara dimaksudkan untuk memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah guru tentang kompetensi pedagogik dan profesional. Selain itu, pada sesi interview ini peneliti akan berusaha untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi para guru pada proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013.

(50)

E. Anilisis Data

Analisis data yang digunakan sejak awal penelitian mulai penyusunan sampai akhir menggunakan konsep analisa yang terdiri dari langkah-langkah:

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi perrumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan sumber data yang akan di rumuskan dalam penelitian, subyek penelitian serta lokasi penelitian.

b. Memulai Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik, menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan informan yang telah dipilih, pengumpulan data melalui interview di lengkapi dengan data pengamatan dan dokumentasi (triangulasi). Data tersebut selanjutnya dicatat, disusun, dan dikelompokkan dalam analisis data. c. Pengumpulan Data Dasar

(51)

konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat integratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup.

d. Pengumpulan Data Penutup

Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kualitatif, tetapi proses penelitian itu sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan lagi data baru.

e. Melengkapi

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 11 Yogyakarta. 1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 11 Yogyakarta NSS/NPSN : 201046005009/20403268

Alamat Sekolah : Jalan HOS Cokroaminoto No. 127 Yogyakarta Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

Kota : Yogyakarta

Kecamatan : Tegalrejo

Desa : Sudagaran

Jalan : HOS Cokroaminoto 127 Kode Pos : 57244

Telepon/Fax : (0274) 619229

E-Mail : smp11yk@yahoo.co.id Website : www.smpn11yogya.sch.id

2. Sejarah Sekolah

(53)

Pada tahun 1979 ST Jahit dirubah kembali menjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta terhitung mulai dari tanggal 17 Februari 1979 sampai sekarang. Perubahan tersebut berdasarkan SK No. 030/U/1979 sehingga sampai saat ini SMP Negeri 11 Yogyakarta sudah berusia 35 tahun. 35 tahun adalah usia yang tidak sedikit, sehingga tidak mengherankan jika terjadi banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi di sekolah ini. Perubahan itu antara lain dalam bangunan sekolah yang dahulu hanya satu ruang kelas besar dengan berlantaikan tanah dan ruangan tersebut hanya diberi sekat kayu/triplek, belum tersedianya ruang perpustakaan, ruang laboratorium ataupun ruang komputer. Dengan semangat dan motivasi yang kuat dari kepala sekolah berserta jajarannya demi kemajuan dan perkembangan SMP Negeri 11 Yogyakarta sampai saat ini SMP Negeri 11 Yogyakarta telah berubah menjadi bangunan yang tegak kokoh berdiri dengan berlantaikan keramik dengan fasilitas-fasilitas yang kian hari kian bervariasi dan berkembang.

(54)

akademis maupun non akademis sesuai dengan Visi dan Misi SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Adapun Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMP Negeri 11 Yogyakarta, antara lain:

a. Abdul Manan, B.A., dengan masa bakti 1 April 1979-1 Maret 1988 b. Drs. Sudarman, dengan masa bakti 1 April 1988-1 Maret 1995. Pada tanggal 11 Juni 1992 Beliau meninggal dunia karena kecelakaan sehingga kepemimpinan Kepala Sekolah saat itu dipimpin oleh Prayoto, S.Pd sampai Agustus 1995.

c. Drs. Kusmiarto, dengan masa bakti dari 1 September tahun 1995-1999.

d. Drs. Marmo Sukidjo, dengan masa bakti dari tahun 1999-2005. e. Drs. Sardiyanto, dengan masa bakti dari tahun 2005-2012.

f. Drs. Sukirno, S.H., dengan masa bakti dari Januari 2013 sampai sekarang.

(55)

Perubahan dan perkembangan yang terjadi di SMP Negeri 11 Yogyakarta tidak lain hanyalah untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan harapan para peserta didik yang lulus nantinya bisa memiliki nilai akademik yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur/berkarakter serta berguna bagi Bangsa dan Negara.

3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah

“Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK“.

Indikator :

1) Memiliki nilai UNAS rata-rata naik dari tahun ke tahun. 2) Berpretasi di bidang Olahraga.

3) Berprestasi di bidang Kesenian.

4) Berprestasi di bidang aktivitas dan aplikasi keagamaan. b. Misi Sekolah

1) Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.

2) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

(56)

4) Menumbuhkan kesadaran siswa untuk menghayati ajaran Agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5) Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya

peningkatan prestasi. 4. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus, sesuai dengan visi dan misi sekolah, tujuan SMP Negeri 11 Yogyakarta, yaitu pada setiap akhir tahun pelajaran, mengantarkan siswa didik untuk :

a. Memperoleh kenaikan rata-rata Nilai Ujian Nasional (NUN) sebesar 0,1;

b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), antara lain PAIKEM, serta layanan bimbingan dan konseling. c. Mengoptimalkan pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar dan

peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Memperoleh kejuaraan olimpiade sains tingkat kota.

(57)

f. Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.

g. Memiliki jiwa cinta tanah air yang antara lain diinternalisasikan melalui kegiatan kepramukaan.

h. Meraih kejuaraan dalam cabang olah raga di tingkat kota, propinsi maupun nasional.

i. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi merupakan sistem manajemen yang harus dijelaskan dengan berupa gambaran sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah : Drs. Sukirno, S.H. b. Wakil Kepala Kurikulum : Komarudin, S.Pd. c. Wakil Kepala Urusan SarPras : M. Sujendro, S.Pd.

d. Wakil Kepala Kesiswaan : Tri Eni Ernaningsih, S.Pd. e. Kepala Tata Usaha : Slamet, S.E.

f. Keuangan Sekolah : Very Dian FPP., A.Md.

g. 7 K : Basrowi, S.Pd.

h. UKS : Adrianto P, S.Pd. Jas.

i. Pepustakaan : Dra. Witartini

(58)

m. Kepramukaan : Sugi Edi Prayitno, S.Pd.

n. BP/BK : Drs. Wiyono

o. Koordinator (LES) : Komarudin, S.Pd.

Bagan 1

Struktur Organisasi SMP N 11 Yogyakarta

(59)

p. Wali Kelas

Tabel 1.1

Daftar Wali Kelas SMP Negeri 11 Yogyakarta 2015/2016

Kelas Wali Kelas Kelas Wali Kelas VII A Dra. Lilik Ermawati VIII A Istiardi, SST.

VII B Christiana S, S.Pd. VIII B Dra. Nur Wahyumiati

VII C Lestariyanto,S. Pd.I. VIII C Sudarsono, S.pd.

VII D Wiwik Suryani, SPd. VIII D Dra. Ekaningsih S.S.

IX A Basrowi S. Pd.

IX B Agata S.S., A.Ma.Pd.

IX C Sri Widayati, S. Pd.

IX D K.P. Erawati, S. Pd.

q. Guru-guru

Tabel 2.1

Daftar Guru SMP Negeri 11 Yogyakarta, 2015/2016

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1 Drs. Sukirno, S.H. PPKN

2 Komarudin, S. Pd. IPA

3 Marius Sujendro, S.Pd. Matematika

(60)

5 Dra. Nur Wahyumiati IPS

6 Agata Sri Sumaryati, A.Ma.Pd. Matematika

7 Karantina Putri Erawati, S.Pd. Prakarya-Keterampilan

8 Sri Widayati, S.Pd. Bahasa Indonesia

9 Sri Redjeki, S.Pd. IPA

10 Basrowi, S.Pd. Seni Budaya

11 Dra. Lilik Ermawati Bahasa Indonesia

12 Adrianto Purnomo, S.Pd.Jas. Penjasorkes

13 Priyo Purwanto, B.A. Bahasa Jawa

14 Dra. Ekaningsih Sri Sulastri IPA

15 Wiwik Suryani, S.Pd. PPKn

16 Drs. Wiyono BK BP

17 Ali Mansur S. Ag. Agama Islam

18 Dra. Witartini IPS

19 Rumiyati, A.Ma Agama Kristen

20 Sudarsono, S.Pd. Bahasa Inggris

21 Istiardi, SST. Tekinkom

22 Dian Sri Widiarti, S.Pd. Matematika

23 Christiana Susilowati, S.Pd. Bahasa Inggris

24 Dra. Widayati BK/BP

(61)

26 Heru Setiyarto, S.Sn. Seni Budaya

r. Tata Usaha Sekolah

Tabel 3.1

Daftar Nama Tata Usaha SMP Negeri 11 Yogyakarta, 2015/2016

No. Nama Ketugasan

1 Slamet, S.E. Kepala Tata Usaha

2 Very Dian Fajari P.P. A.Md. Urusan Keuangan

3 Sigit Hernawan, S.Pd. Urusan Perlengkapan

4 Suradal Urusan Kepegawaian

5 Sri Pujiasih Urusan Gaji

6 Adi Loka Putra Urusan Keamanan

7 Hapizan S. Pd. Urusan Laboratorium

8 Devi Lucia Agvianda Urusan Kesiswaan

9 Refwandi Urusan Perpustakaan

B. Hasil dan Pembahasan

(62)

kelas VII dan VIII SMP Negeri 11 Yogyakarta yang masih aktif di dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut. SMP Negeri 11 Yogyakarta beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto No. 127 Yogyakarta, desa Sudagaran, kecamatan Tegalrejo, kota Yogyakarta.

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru pengampu pendidikan agama Islam dan peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta. Peserta didik tentunya memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda pula. Dalam hal ini berkenaan dengan proses pendidikan karakter yang mereka terima serta problem apa yang mereka hadapi dalam proses pendidikan karakter tersebut. Peneliti dalam hal ini mengambil sampel masing-masing setiap kelas 2 peseta didik dari kelas VII dan kelas VIII, berikut nama guru pendidikan agama Islam dan peserta didik yang peneliti wawancarai:

a. Kepala Sekolah

(63)

adil dan serta konsekuen melaksanakan dan menegakkan tata tertib sekolah.

b. Guru Pendidikan Agama Islam

(64)

pastinya seperti Nabi Allah, yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan contoh tauladan yang baik bagi umatnya, yang mempunyai prilaku jujur yang sangat luar biasa, sebagai suri tauladan bagi umat Islam.

c. Peserta Didik

Peserta didik yang terdiri dari masing-masing 2 anak setiap kelas VII dan VIII yang di wawancarai. Peseta didik yang peneliti wawancarai ini merupakan peserta didik pilihan atau berdasarkan prestasi yang sangat baik dan menjadi contoh bagi peserta didik lainnya. Adapun hasil wawancara pada peserta didik, yaitu :

1) Ahda Sablia (kelas VII A), berpendapat bahwasannya kegiatan belajar mengajar di kelas yang ampu oleh guru pendidikan agama Islam, merasa nyaman dalam mengajar yaitu menyampaikan, menjelaskan, ataupun memberi pengertian yang terperinci terhadap materi-materi yang diajarkan, tidak merasa ada kendala dalam penyampaian materi di dalam kelas ataupun diluar kelas dalam kegiatan agama Islam. Menurutnya juga, dengan maksud dan tujuan pendidkan agama Islam ini memberikan petunjuk yang benar, penting dipelajari dan dilakukan apa yang telah diajarkan.

(65)

Yang menarik pada saat guru menyampaikan materi dengan metode cerita dan mudah dipahami baik anak tersebut dan teman-temannya. Menurutnya, belajar agama Islam sangat baik bagi kehidupan setiap umat muslim, karena agama Islam merupakan agama yang membawa manusia dalam kehidupan yang lebih baik.

3) Intan Cahyaningrum (kelas VIII A), berpendapat bahwasannya guru pendidikan agama Islam dalam menyampaikan materi pelajaran memang mebuat merasa nyaman. Tetapi metode cara penyampaiannya kurang menarik dan membosankan, susah dalam memahami materi yang telah diajarkan. Menurutnya, pendidikan agama Islam sangat berguna bagi kehidupan, menjadi pedoman hidup dan menjadi tuntunan agar menjadi lebih baik.

(66)

2. Tahapan Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016. Namun sebelum surat ijin Penelitian diterjunkan peneliti telah melakukan observasi dan pendekatan kepada pihak sekolah pada hari kamis tanggal 19 Mei 2016 tersebut, guna mendapatkan respon positif terkait penelitian yang peneliti lakukan, dan Alhamdulillah pihak sekolahpun menerima dan memperbolehkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut. Setelah mendapatkan respon dan gambaran tentang keadaan dan situasi sekolah maka surat ijin penelitianpun peneliti sampaikan yang kemudian diterima oleh kepala sekolah langsung. Selanjutnya surat yang ada akan disampaikan kepada Karyawan yang menangani bagaian tersebut yang nantinya akan mengarahkan kepada prosedur penelitian peneliti di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

(67)

Wawancara selanjutnya ditujukan kepada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam bapak Ali Mansur, S.Ag., yang dilakukan pada pukul 12:10 hari Senin tanggal 23 Mei 2016 di ruang BP-SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Setelah wawancara pada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, wawancara selanjutnya ditujukan kepada peserta didik yang dibagi masing-masing 2 anak perkelas, yaitu kelas VII dan kelas VIII SMP Negeri 11 Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2016 di Mushola SMP Negeri 11 Yogyakarta.

C. Hasil Penelitian

1. Proses Penanaman Karakter Kejujuran di SMP Negeri 11 Yogyakarta. Dari hasil wawancara peneliti kepada para informan (Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam), pendidikan karakter di SMP Negeri 11 Yogyakarta telah diterapkan sesuai kurikulum pendidikan Nasional dan dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah. Hal yang paling menonjol yaitu dalam hal kedisiplinan, suasana agamis dan ibadah yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah.

(68)

untuk sekolah Negeri sebagai bentuk upaya dalam pendidikan karakter yang ditujukan kepada seluruh warga yang ada di sekolah tersebut, seperti kepala sekolah, guru-guru, pegawai, dan peserta didik yang dapat dilaksanakan sebagai peningkatan kedisiplinan dan berperan penting bagi masing-masing memiliki hubungan sosial yang baik. seperti mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi berdasarkan keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan yang berislami sehari-hari. Contohnya yaitu pembiasaan tadarus Al-Quran (terkecuali yang masih membaca Iqra) bagi kelas VII, VIII, dan IX. Siswa juga dibiasakan untuk shalat Dhuha waktu istirahat pertama sekitar pukul 09:00 dan lengkap dengan pencerahan yang berupa nasehat diberikan oleh para guru setiap pagi setelah shalat Dhuha.

Meningkatkan kedisiplinan juga setiap hari diajarkan kepada para peserta didik seperti guru menyambut kedatangan para peserta didik pada pukul 06:00 sampai 06:45. Setelah penyambutan kemudian peserta tadarus dan menghafal Al-Qur’an. Dari dua contoh kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan setiap hari itu, terdapat penanaman pendidikan karakter yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah secara langsung, yaitu dengan melatih peserta didik disiplin agar tidak terlambat mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dan kegiatan belajar

(69)

pemberitahuan, secara langsung selaku Wakil Kepala Kesiswaan ataupun yang bersangkutan didalamnya mencari alamat siswa tersebut dan langsung menuju rumah siswa tersebut, dengan tujuan mencari tahu kenapa anak tersebut tidak berangkat ke sekolah. Dan contoh kasus selanjutnya ditujukan pada saat diberikan ujian, apakah masih ada peserta didik yang berprilaku jujur dalam mengisi lembar ujiannya atau masih ada yang menyontek mengakibatkan nilai kejujurannya berkurang dan diberikan sangsi jika melakukan kesalahan tersebut.

(70)

2. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Berdasarkan pada hasil wawancara kepada guru pendidikan agama Islam maka didapatkan hasil bahwasanya penanaman karakter kejujuran itu sangat berperan penting dalam pendidikan karakter khususnya di SMP Negeri 11 Yogyakarta sebagai upaya meningkatkan nilai kejujuran yang mempengaruhi moral dan akhlaknya. Dan juga guru pendidikan agama Islam itu harus memilih materi yang sesuai untuk diberikan kepada peserta didik itu berisi rincian tentang pendidikan karakter, seperti kedisiplinan, manajemen waktu, penyelesaian masalah yang dihadapi secara kelompok, cara berfikir cepat yang Islami. Bapak Ali Mansur selaku guru pendidikan agama Islam menuturkan bahwasanya penanaman karakter kejujuran itu sangat berperan dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta, dengan melalui materi yang menyangkut hubungan dengan peningkatan kedisiplinan atau dalam penanaman karakter kejujuran itu sendiri. Hal tersebut sangat sesuai dengan visi SMP Negeri 11 Yogyakarta “mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK”, dengan adanya hal tersbut

adalah sebagai salah satu upaya sekolah dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan sekolah.

(71)

kegiatan diluar jam belajar. Seperti pada pagi hari kegiatan utama dilakukan setiap pagi, memberikan pelajaran yang sangat baik bagi mereka tanamkan yaitu membaca Al-Qur’an dan pada saat istirahat,

seperti megawasi peserta didik dalam melakukan ibadah shalat dhuha ataupun yang berada di kantin, seperti pada setiap hari kamis, jum’at,

dan sabtu di bentuk sebuah kantin yang bernama kantin kejujuran, dan sanalah guru mengawasi peserta didik tersebut yang tugasnya mengajarkan anak untuk antri dalam membeli makanan, menegur apabila ada yang makan tidak sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam, dan berprilaku jujur saat membeli makanan. Dan pada saat waktunya shalat mengajarkan peserta didik untuk beribadah kepada Allah, mengajak shalat berjamaah, memberikan nasehat-nasehat yang baik dalam kemajuan belajar berbuat kebaikan bagi peserta didik.

(72)

Dengan adanya masalah tersebut pihak sekolah atau guru pendidikan agama Islam itu sendiri harus cepat bertindak, karena semakin cepat semkin cepat efektifnya permasalahan tersebut. Misalnya, datang kerumah anak tersebut, menemui orangtuanya menanyakan permasalahan yang terjadi pada anak tersebut, apa yang harus dapat dilakukan pihak sekolah agar anak tersebut aktif di sekolah tanpa adanya kendala yang mengganggu aktivitasnya dalam belajar.

Guru pendidikan agama Islam harus teliti dalam melihat peserta didiknya, bukan hanya mendidik atau mengajar tapi harus bisa membuat suatu suasana belajar menjadi nyaman diterima oleh peserta didik. Dengan begitulah, efektifitasnya peserta didik dalam mengembangkan potensi belajarnya menajdi mudah dalam diri anak itu untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik dan benar. Misalnya, memberikan hal-hal yang positif yang bernilai keagamaan ataupun juga memberikan sebuah materi yang menarik agar mereka tanamkan dalam benak anak tersebut, menajadi peserta didik yang berkualitas, unggul dan Islami.

(73)

langsung dengan orang tua peserta didik. Hal tersebut dalam rangka menggali informasi langsung dari orang tua, bagaimana cara belajar, cara menangkap informasi dan kebiasaan peserta didik yang bersangkutan dan terutama dalam hal keagaman yang bernuansa Islami pada penanaman karakter kejujuran keapda peserta didik. Bukan hanya hubungan guru dan wali murid saja yang terjalin dengan baik, hubungan guru dengan anak didik pun terjalin dengan sangat erat, jadi antara guru dan anak didik itu tidak seperti anak dengan orang asing. Tetapi hubungan guru dengan anak didik layaknya seorang orangtua dan anaknya yang hubungannya sangat dekat dan sangat realistis, hal tersebut pun mempunyai dampak positif sendiri, seperti apabila ada masalah atau keluhan dari peserta didik, mereka tidak segan-segan untuk berbicara langsung kepada para guru yang bersangkutan.

(74)

3. Perubahan Positif Pada Peserta Didik Dari Hasil Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Karakter Kejujuran.

Perubahan positif jelas ada, anak yang telah mengikuti pelajaran dengan baik, mendengarkan gurunya menjelaskan sudah pasti telah menjadi lebih baik, yang sebelumnya kurang disiplin atau rendah dalam berbuat kebaikan, itu sangat mempengaruhi moral dan akhlaknya agar terlihat lebih baik. Contoh kecil yakni dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, apabila guru sedang menjelaskan pada para peserta didik, apabila ada hal yang kurang dipahami dari peserta didik, peserta didik tersebut cepat ambil tindakan untuk bertanya atau berpendapat. Dan juga pada contoh yang sosial di dalam sekolah, seperti hal yang sebelumnya dikatakan bahwa berdarkan tingkat efektifitasnya peserta didik telah melakukan hal-hal yang bernilai kejujuran, misalnya: a. Hubungan silaturahim antar sesama sangat baik, baik itu seluruh

warga sekolah.

b. Membaca Al-qur’an bersama-sama, sebagai meningkatkan ketaqwaan yang Islami.

c. Mengerjakan shalat berjamaah di Mushola. Sebagai meningkatkan keimanan.

d. Tidak menyontek saat ujian, jujur dalam mengisi soal yang diberikan.

(75)

f. Disamping itu juga saling hormat menghorati satu sama lain antar teman, menjalin hubungan yang baik.

Seperti yang dikatakan Bapak Ali Mansur, tidak ada gunanya berbuat tidak baik, misalya dalam hal tidak jujur dalam ujian, biarkan kita telah merasa benar dengan apa yang kita jawab, takkan membuatmu menjadi oranng yang sukses dari usahanya sendiri, melainkan menjadi penyesalan bagi kamu sendiri. Maka berbuatlah yang seharusnya dilakukan, tergantung dari diri masing-masing, seharusnya itu dilakukan dengan perasaan yang benar.

Dalam penanaman karakter kejujuran memang pada dasarnya para siswa dilatih untuk mandiri, disiplin, berprilaku sesuai akhlak yang baik dan saling menjaga kebersamaan serta bertanggung jawab. Dengan terbentuknya sifat tersebut dalam diri anak didik, maka dalam proses pembelajaran pun akan terbawa pula, dimana mereka telah terbiasa dan terdidik untuk mandiri, disiplin, berprilaku jujur dan bertanggung jawab. Memang pada dasarnya kejujuran adalah merupakan salah satu prilaku yang harus ada dalam diri manusia untuk membentuk diri dan menagrahkan kearah yang positif.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Wali Kelas SMP Negeri 11 Yogyakarta
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian yaitu bahwa peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik di SMP PGRI 6 Bandar Lampung Kecamatan Sukarame Kabupaten

Adapun penegasan secara operasional dar i judul “Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk Karakter peserta didik Di SMAN I Rejotangan Tulungagung Tahun

Upaya Guru Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik. Upaya yang dilakukan oleh

Adapun karakter yang dimiliki peserta didik di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar yang merupakan pengaruh dari kompetensi guru Pendidikan Agama Islam adalah

Pengembangan pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter peserta didik dicapai melalui konstruksi pendidikan SMA Muhammadiyah 6 Kota Makassar, konstruksinya berupa

“Pengaruh Keteladanan Guru P endidikan Agama Islam dan Budaya Religius Sekolah terhadap Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 1. Rejotangan

(6) Ada pengaruh yang signifikan anatara keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam dan budaya religius sekolah dengan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Rejotangan

Tesis ini berupaya untuk mengungkap usaha guru dalam membentuk karakter Islami peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP di Kecamatan