• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DENGAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DENGAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Ada hubungan antara kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebesar 0,617.

2. Ada hubungan kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif sebesar 0,490. 3. Ada hubungan kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor sebesar 0,600.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

(2)

2. Pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya siswa diberi suatu

pertanyaan yang bersifat analisis agar siswa terbiasa memecahkan masalah terutama soal-soal yang memerlukan pemahaman mendalam.

(3)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 bulan September 2011 di SMA Negeri 1 Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas XII pada semester ganjil SMA Negeri 1 Sumberejo Kabupaten Tanggamus pada tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah kelas XII IPA pada SMA Negeri 1 Sumberejo adalah 3 kelas, dengan jumlah 96 siswa yang terdiri dari 32 siswa laki-laki dan 64 siswa perempuan.

2. Sampel Penelitian

(4)

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel antara dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuanproblem solving(X), variable antara adalah pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar pada ranah kognitif (Y1), hasil belajar pada

ranah afektif (Y2), hasil belajar pada ranah psikomotor ( ).

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas, variabel antara dengan variabel terikat

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desainOne Group Pretest-Postest Design. Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan menggunakan sebuah kelas yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas XII IPA. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan tiga variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan problem solving. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif,afektif dan psikomotor. Kelas yang menjadi populasi dan sampel diberikan tes awal untuk melihat pemahaman belajar awal siswa pada

Y1

X Y2

(5)

awal pertemuan tiap sub bahasan, kemudian diberikan perlakuan. Pada akhir tiap sub bahasan, siswa diberikan tes akhir berupa soal uraian. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Gambar. 3 Desainone group pretest-postest design

Keterangan: O1= Pretes, O2= Postes,

X = Treatment berbasis inkuiri terbimbing (Sugiyono, 2009: 76).

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuanproblem solvingsiswa yang berasal dari pengisian tes analisis kemampuanproblem solvingsiswa, dan hasil belajar ranah kognitif siswa yang diperoleh dari nilai hasil tes sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran inkuri terbimbingsertadata hasil belajar ranah afektif, dan psikomotor.

F. Teknik Pengumpulan Data

Hasil dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan berupa data kemampuanproblem solvingsiswa, nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Sebelum melakukan pengambilan data maka dilakukan terlebih dahulu proses persiapan diantaranya adalah:

1) Membuat kisi-kisi

(6)

3) Meminta pertimbangan guru mitra untuk menghindari ketidak sesuaian antara kisi-kisi dan soal yang telah dibuat

4) Memperbaiki soal yang telah dibuat.

Hal ini dimaksudkan agar data yang didapat dalam penelitian memiliki nilai kevalidan yang tinggi.

Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data kuantitatif untuk mengetahui kemampuanproblem solvingmasing-masing siswa menggunakan tes. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk soal yang terdiri dari 10 soal dengan lima alternatif jawaban serta alur penyelesaian dan alasan.

Penyekoran data didasarkan pada penekoran secara holistik (disadur dari Lester,F.& Kroll,D.(1991:276-283))

Skor Indikator Keterangan

4

Semua yang berikut dipenuhi:

• Jawaban yang diperoleh benar.

• Penjelasan jelas dan lengkap.

• Perhitungan matematis dilakukan dengan benar

Respon yang patut

dicontoh

3

Hanya terjadi salah satu dari yang berikut:

• Jawaban salah karena sedikit kesalahan perhitungan.

• Penjelasan kurang jelas.

• Penjelasan kurang lengkap.

(7)

2

Terjadi 2 dari 3 hal pada skor 3 di atas. Atau, salah satu atau lebih ciri-ciri berikut terjadi:

• Jawaban tidak benar, namun disebabkan kesalahan

• analisis (bukan kesalahan perhitungan)

• Penjelasan tidak jelas atau membingungkan

• Ada kesalahan penerapan strategi penyelesaian.

Respon yang kurang tepat

1

Jawaban tidak benar, dan

Penjelasan (jika ada) dengan alasan yang tidak benar, dan strategi yang diterapkan tidak benar atau

membingungkan.

Respon yang kurang

0

Jawaban benar namun tidak ada alasan

Kertas jawaban dalam keadaan kosong atau berisi catatan yang tidak relevan untuk menjawab masalah

Tidak ada respon

Pertanyaan yang disajikan adalah pertanyaan yang tidak biasa sehingga memerlukan bentuk penyelesaian yang lengkap untuk menunjukan kemampuanproblem solvingsetiap siswa. Besarnya skor yang diperoleh siwa akan menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

Indikator yang dinilai dalam mengukur kemampuanproblem solving disini didasarkan 5 dari 10 pada ciri-ciri pemecah masalah yang dikemukakan oleh Suydam (1980:36) yaitu:

1) Kemampuan memahami istilah dan konsep matematika. 2) Kemampuan mengenali keserupaan, perbedaan, dan analogi. 3) Kemampuan mengenali detail yang tidak relevan.

4) Kemampuan memperkirakan dan menganalisis.

5) Kemampuan memvisualkan dan mengintepretasi fakta dan hubungan yang kuantitatif.

(8)

3) Pengumpulan data kuantitatif pada ranah psikomotorik diperoleh dengan cara mengamati perilaku siswa pada saat mereka melakukan kegiatan pembelajaran.

G. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan sampel

2) Melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan model inkuri terbimbing kepada seluruh siswa yang dijadikan sampel.

3) Mengadakan pretest pada awal pembelajaran.

4) Mengadakan postest pada tiap akhir untuk pokok bahasan yang sudah dijadikan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai tes formatif. 5) Mengadakan tes untuk mengukur kemampuanproblem solvingsiswa. 6) Mengambil data

7) Menganalisis data 8) Membuat kesimpulan

H. Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

(9)

validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2007: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2009: 188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan kriterium uji bilacorrelated itemtotal correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2. Reliabilitas

(10)

pada pendapat Arikunto (2007: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2= jumlah varians skor tiap-tiap item σt2 = varians total

(Arikunto, 2007: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan perangkat lunak komputer dengan metodeAlpha

Cronbach’syang diukur berdasarkan skalaalpha cronbach’s0 sampai 1.

Menurut Sayuti dikutip oleh Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.

2. NilaiAlpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.

3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.

4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. 5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat

(11)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

I. Teknik Analitis data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Sehingga dalam menganalisis data, sebelumnya data hasil belajar ranah kognitif fisika siswa diterjemahkan ke dalam skor gain, kemudian dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas pada data hasil belajar siswa. Setelah uji

prasyarat dilakukan, maka tahap berikutnya adalah uji korelasi sederhana dan uji regresi sederhana untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Keputusan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.

1. Menghitung Skor Gain

Untuk mendapatkanN-gaindiperoleh dengan mengurangkan skorpretest denganpostestdibagi oleh skor maksimum dikurang skorpretest. Secara matematis persamaan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

(12)

2. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan Chi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah pengujian dengan Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. 2) Menentukan jumlah kelas interval.

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu:

(data terbesar - data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval. 4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. 5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

6) Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo–fh) dan dan menjumlahkannya.

Harga merupakan harga Chi Kuadrat(χh2) hitung.

(13)

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan metodeKolmogorov-Smirnov.

3. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. (Priyatno, 2010: 73).

4. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat digunakan uji korelasi sederhana dan uji regresi sederhana.

Hipotesis 1

Ho : (berarti tidak terdapat hubungan antara kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif)

(14)

Hipotesis 2

Ho : (berarti tidak terdapat hubungan antara kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif)

H1: (berarti terdapat hubungan antara kemampuanproblem solving melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif)

Hipotesis 3

Ho : (berarti tidak hubungan antara kemampuanproblem solving

melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor)

H1: (berarti ada hubungan antara kemampuanproblem solvingmelalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor)

Untuk menguji korelasi antar variabel dapat digunakan persamaan KorelasiProduct-Moment.

(Sugiyono, 2010: 255)

(15)

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program perangkat lunak komputer dengan uji KorelasiBivariate.

Tabel 4 dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu sebagai berikut:

Tabel 4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan uji regresi sederhana untuk menghitung persamaan regresinya, dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

(16)

(Priyatno, 2010: 55)

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu program pembelajaran adaptif, selain Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Biologi, Komputer dan Kewirausahaan. Adapun tujuan pembelajaran adaptif ini bertujuan menyiapkan tamatan untuk menjadi pribadi yang memiliki bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bagian dari perkembangan ilmu dan teknologi, dewasa ini tidak ada satu disiplin pengetahuan yang tidak menggunakan cara berpikir analitis, matematis dan numerik. Artinya kenyataan tersebut menunjukkan bahwa penguasaan materi fisika dan

matematika oleh siswa menjadi suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi, terutama dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era

persaingan yang makin kompetitif.

Dalam pembelajaran fisika ini aspek pemecahan masalah menjadi semakin penting. Mengapa? Ini dikarenakan fisika merupakan pengetahuan yang logis, sistematis, berpola, dan yang tak kalah penting menghendaki justifikasi atau pembuktian. Sifat-sifat fisika ini menuntut pembelajar menggunakan

(18)

logis, berpikir strategik. Selain itu secara timbal balik maka dengan

mempelajari fisika, siswa terasah kemampuan dalam memecahkan masalah (kemampuanproblem solving). Masalahproblem solvingjuga dapat

menantang pikiran dan bernuansa teka-teki bagi siswa sehingga dapat meningkatkan rasa penasaran, motivasi, dan kegigihan untuk selalu terlibat dalam fisika. Pada saat individu memecahkan masalah individu sendiri atau membantu memecahkan masalah orang lain, maka tempat terbaik untuk memulainya adalah dengan pemahaman praktik yang baik mengenai proses pemecahan masalah.

Salah satu prinsip penting psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya memberi siswa pengetahuan dengan cara penyampaian informasi kepada siswa, namun siswalah yang seharusnya membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran guru berperan

memberikan dukungan, kesempatan pada siswa untuk menerapkan ide-idenya dan strategi dalam belajar. Dalam belajar yang didasarkan pada paham

konstruktivis, siswa diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, dan guru membimbing siswa ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi.

Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas anak didiknya melalui

pembelajaran yang berbasis laboratorium dan penyelidikan.Hal ini terwujud dalam model pembelajaran inkuiri.

(19)

penyelidikan serta pembuktian- pembuktian yang nyata di laboratorium untuk menambah pengetahuan yang tidak secara langsung didapat dari seorang guru. Namun kenyataannya di lapangan siswa masih kurang aktif dalam

membangun sendiri ilmu pengetahuan yang ia butuhkan sehingga siswa hanya cenderung belajar dari yang telah diberikan oleh gurunya yang pada akhirnya akan berakibat pada kemandirian siswa dalam hal kemampuanproblem solving.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika kelas XI IPA SMA N 1 Sumberejo, siswa kurang memberikan reaksi yang baik terhadap mata pelajaran fisika.Selain itu nilai rata-rata hasil ujian semester genap yaitu 59 jauh di bawah KKM, yaitu 75. Antusiasme siswa terhadap pelajaran fisika juga sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh anggapan siswa bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit. Perhitungan yang membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya, rumus yang sangat banyak dan materi pelajaran yang harus dikuasai konsepnya serta tidak aplikatif. Hal tersebut membuat siswa menjadi bosan dan jenuh terhadap pelajaran fisika, sehingga membuat siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika.

(20)

aktivitas penyelidikan serta pembuktian- pembuktian yang nyata di laboratorium untuk menambah pengetahuan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang

“Hubungan KemampuanProblem Solvingdengan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Adakah hubungan antara kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah kognitif siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing?

2. Adakah hubungan antara kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah afektif siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing?

3. Adakah hubungan antara kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah psikomotor siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara:

1. Kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah kognitif siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing

(21)

3. Kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah psikomotor siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah a. Manfaat bagi siswa

1. Mengetahui seberapa besar kemampuanproblem solving 2. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

b. Manfaat bagi guru

1. Guru dapat memahami perbedaan setiap individu.

2. Guru dapat menerapkan inkuiri terbimbing sebagai variasi dalam proses pembelajaran.

c. Manfaat bagi peneliti

1. Melatih kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

2. Menambah wawasan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Kemampuanproblem solving

(22)

b. Kemampuan mengenali keserupaan, perbedaan, dan analogi. c. Kemampuan mengenali detail yang tidak relevan.

d. Kemampuan memperkirakan dan menganalisis.

e. Kemampuan memvisualkan dan mengintepretasi fakta dan hubungan yang kuantitatif.

2. Hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif penilaian dilakukan setelah dilakukan pembelajaran melalui penerapan modelInkuiri Terbimbing.

3. Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran

(fisika/Sains) dan mengacu pada salah satu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi atau mempelajari suatu gejala. (Koes, 2003: 12).Inkuiri yang diterapkan adalah inkuiri terbimbing, dimana guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru.

(23)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Fera Rahmawati

NPM : 0713022029

Fakultas/Jurusan : FKIP/Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Gunung Batu Pekon Campang RT/RW 08/04 Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 23 Desember 2011 Yang Menyatakan,

(24)

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan KemampuanProblem Solvingdengan Hasil Belajar melalui

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Viyanti, S.Pd.M.Pd selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

(25)

bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan proposal skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak Hernika Zulianda, M.Pd. Selaku Kepala SMA Negeri 1 Sumberejo atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Bapak Ign. Pulung Dasuki,S.Pd. selaku guru mitra atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

10. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA Negeri 1 Sumberejo 11. Siswa-siswi kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2.

12. Rekan-rekan Pendidikan Fisika 2007: Anis, Yayuk, Eti,Iyus, Yeni, Mba’

Dian, Anang, Made, Ayu, Shinta, Widya, Betha, Laili, Ike, Widhi, Maylisa, Mega, Anggar, Yudha, Mas Saiful, Levi, Budi, Hendri, Andri, Adit, Asis, Erlida, Leli, Leny, Desta, Fera S, Siska, Agung, Rusli, dan Ardian, . Terimakasih atas persaudaraan dan kebersamaannya.

13. Rekan-rekan PPL SMP N 5 Bandar Lampung: Maryati (Math ’07), Rio dan

Yandri(Penjas’ 07),Eti(Fis ’07), Aini (Bio ’07),Linda (Geo ‘07), Devi (B. Indo ‘07), Devi (PPKN ’07) dan teman-teman lain yang tidak bisa saya tuliskan terimaksih atas persaudaraan dan kebersamaannya.

14. Sahabat-sahabat kosan tercinta:Riska, Mba’ Wulan, Mba’ Wanti, Dinar ,

(26)

Agustina, Bang Nelson, Nia, Amar, Kak Rida, Bang Basri, Kak Nila, Kak Dura, Liwa, Fournine, dll. Terimakasih atas segala bimbingan, motivasi dan kebersamannya dalam belajar berusaha.

16. Kakak tingkat 2005: Kak Rio, 2006: Mb Mela, Mas Judin, mas Boby(Heri), Kak Romi serta adik-adik tingkat angkatan 2008, 2009 dan 2010.

Terimakasih atas bantuannya dan semangat berjuang!!

17. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 23 Desember 2011

(27)

Penulis dilahirkan di Campang, Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus pada tanggal 06 Februari 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Gunawan dan Ibu Mistiyah.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di Sekolah Dasar Negeri 1 Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus dan tamat pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sumberejo, dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikanya di SMA Negeri 1 Sumberejo dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa regular program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

(28)

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih yang tulus kepada:

1. Mamak dan Bapak tercinta yang telah memberikan semua yang mereka

punya untuk membesarkan, mendidik, mendo’akan, memotivasi dan

mengerti, agar penulis bisa mewujudkan cita-citanya.

2. Mbak dan adik tersayang Sulistiyo Rini dan Febriansyah yang telah memberikan kasih sayang,semangat dan do’a yang takada hentinya bagi penulis.

(29)

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Abdurrahman, M.Si.

Sekretaris :Viyanti, S.Pd. M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(30)

BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Skripsi)

Oleh

FERA RAHMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

HUBUNGAN KEMAMPUANPROBLEM SOLVINGDENGAN HASIL

BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh Fera Rahmawati

Kemampuanproblem solvingatau kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran yang adaptif sepeeti halnya mata pelajaran fisika namun dalam kenyataannya tingkat penguasaan siswa pada pelajaran fisika sangat rendah. Dalam pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk selalu berlatih dengan berbagai bentuk soal. Untuk itu siswa harus mengetahui bagaimana cara memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Cara terbaik yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah adalah memecahkan masalah selangkah demi selangkah dan dengan memberikan pengalaman langsung dalam penemuan konsep fisika itu sendiri. Oleh sebab itu, dengan diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan agar siswa dapat berpikir secara kreatif dan dapat memecahkan masalah secara terampil.

(32)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skorN-gainrata-rata hasil belajar kognitif siswa 0,39 (kategori sedang), rata-rata skor hasil belajar ranah afektif sebesar 67,61 (kategori memuaskan) dan rata-rata skor hasil belajar ranah psikomotor siswa sebesar 63,94 (kategori baik). Analisis data dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.0, hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga data terdistribusi normal dan linier. Selanjutnya untuk menguji pengaruh dilakukan dengan ujikorelasidanregresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan antara : (1) kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah kognitif melalui pembelajaran inkuiri terbimbing yang ditunjukkan oleh nilaisigpada hasil belajar ranah kognitif adalah sebesar 0,000, dengan koefisien korelasi sebesar 0,617 dan dengan persamaan regresi Y1′ =-0,393 + 0,893X, dan (2) kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah afektif melalui pembelajaran inkuiri terbimbing yang ditunjukkan oleh nilaisigpada hasil belajar ranah afektif adalah sebesar 0,004, dengan koefisien korelasi sebesar 0,490 dan dengan persamaan regresi Y2′= 35,783 + 0,579X, serta (3) kemampuanproblem solvingdengan hasil belajar pada ranah psikomotor melalui pembelajaran inkuiri terbimbing yang ditunjukkan oleh nilaisigpada hasil belajar ranah psikomotor adalah sebesar 0,000, dengan koefisien korelasi sebesar 0,600 dan dengan persamaan regresi Y3′= 32,798 + 0,566X.

Gambar

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas, variabel antara dengan variabelterikat
Tabel 4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikemudian hari baik disengaja maupun tidak, saya melakukan perbuatan yang sama dan/atau melanggar hukum lagi ataupun saya melalaikan pernyataan tersebut

Pengaruh Radiasi Gamma Terhadap Jumlah Leukosit, Prosentase Limfosit pada Organ Limfoid dan Histologi Hepar Mencit (Mus muculus) yang Telah Diberi Ekstrak.. Meniran (Phyllantus

Edit Per Field ini digunakan untuk mengedit data-data siswa yang telah terinput di suatu sekolah secara global perfield misal jika disuatu sekolah terdapat 200 siswa dan kita

SMA PGRI 4 Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan swasta tingkat menengah atas yang berlokasi di Jalan Raya Cipayung Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur, DKI

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian infus daun kitolod ( Laurentia longiflora ) secara peroral dapat menyebabkan penurunan jumlah makrofag pada jaringan mata tikus

Berpandukan kepada skop laporan akhir ini yang menggunakan log pelayan Web yang telah sedia ada sebagai data untuk pengujian, masa bagi melihat setiap halaman Web akan dikira

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan Jati Bali, pola pengaturannya tidak mengikuti sepenuhnya dari konsepsi arah orientasi ruang , perletakan bangunan

Ini kerana guru mendapatkan pendedahan tentang kemahiran generik semasa di Institut Pengajian Tinggi yang berlainan seperti Institut Pendidikan Guru, Institut