• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Honda Di Kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Honda Di Kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Honda Di Kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung)

Oleh

PUTRI ANGGIA YOLANDA

Citra merek itu merupakan unsur-unsur yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Serta merupakan pegangan, modal salah satu aset yang paling penting sebagai dasar keunggulan bersaing yang berkesinambungan di era global. Secara umum, citra merek dapat menambah atau bahkan dapat mengurangi nilai bagi para pelanggan dan bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek (citra produk, citra konsumen, citra perusahaan) terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah pengguna sepeda motor Honda yang bertempat tinggal di kelurahan rawa laut, dengan sampel 75 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience sampling sedangkan tehnik analisis data menggunakan Analisis Regresi Berganda.

Hasil uji korelasi menunjukkan ada arah yang positif antara masing-masing variabel citra merek yaitu citra produk, citra konsumen, dan citra perusahaan terhadap keputusan pembelian pada pengguna sepeda motor Honda di kelurahan rawa. Hasil dari analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yaitu, citra produk besarnya pengaruh yang dihasilkan sebesar 29,7%, dan citra konsumen besarnya pengaruh yang dihasilkan sebesar 31,5%. sedangkan citra perusahaan tidak signifikan besarnya pengaruh yang dihasilkan sebesar 10,5%, dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh para konsumen dalam proses keputusan pembelian sepeda motor Honda. Hasil dari analisis berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel citra merek (citra produk, citra konsumen, dan citra perusahaan) secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian pada pengguna sepeda motor Honda di kelurahan rawa laut Bandar Lampung.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE HONDA MOTORCYLE TO PURCHASE DESICION

(Study at Users Honda Motorcycle in Kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung) By:

Putri Anggia Yolanda

Brand image were important elements to consumers and became consideration to take the decision in purchasing a product, and than grip, the capital of one of the most important asset as the basis for sustainable competitive advantage in the global era. In general, brand image to increase or even to reduce the value for customers and for the company. The purpose of this study was to determine how much influence the brand image (product image, the image of consumer, corporate image) to the purchasing decision of Honda motorcycles. This type of research used in this study is the type of associative research. The population of this research is that users of Honda motorcycles in kelurahan rawa laut, with a sample of 75 respondents. Sampling technique applied is convenience sampling. The data analysis techniques used Multiple Regression Analysis.

Correlation test results showed there was a positive direction between the positive direction of each variable that is the image of the product's brand image, the image of the consumer, and corporate image to the buying decision at the Honda motorcycle users in kelurahan rawa laut. Results of partial regression analysis showed that there was a positive and significant influence is, the image of the enormous impact of products generated 29.7%, and the image of the enormous impact of consumer generated at 31.5%. corporate image is not significant while the effect produced by 10.5%, due to lack of information obtained by the consumer in the process of purchasing decisions Honda motorcycles. Results of regression analysis showed that there was a positive and significant influence variables brand image (product image, consumer image, and image of the company) jointly to the purchasing decision at the Honda motorcycle users in kelurahan rawa laut Bandar Lampung.

(3)

. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(4)

Total penjualan yang dijelaskan melalui tabel dibawah ini memaparkan kondisi responsive konsumen terhadap sepeda motor. Disini jelas terlihat bahwa Honda “merajai” pangsa pasar dengan perolehan jumlah sebesar 2.874.576 atau 46,3%, disusul Yamaha dengan selisih yang tidak beda jauh hanya terpaut 409.030, posisi ketiga yaitu Suzuki, kemudian Kawasaki dan seterusnya.

Tabel 1. Total Penjualan Sepeda Motor Tahun 2009

Jenis Merek Sepeda Motor

Jumlah Penjualan Persentase

Honda 2.874.576 46,3%

Yamaha 2.465.546 39,7%

Suzuki 793.758 12,8%

Kawasaki 44.690 0,7%

Kanzen 32.128 0,42%

Kymco 5.106 0,08%

Total : 6.215.804 unit http://www.amitbhawani.com

(5)

komunitas, sedangkan di Bandar Lampung banyaknya persaingan sepeda motor yang ditawarkan membuat para pemasar harus lebih mengenal pesaingnya dan memahami permintaan pasar agar dapat mengungguli situasi dan kondisi pasar. Saat ini terdapat berbagai macam perusahaan yang bergerak di dalam distribusi kendaraan bermotor yang menawarkan berbagai merek antara lain adalah Honda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki, dan Bajaj. Desain motor Honda memang memiliki desain yang canggih yang dapat menarik minat pembeli dan dapat memberikan persepsi yang positif kepada konsumen. Berdasarkan tabel 2 dibawah dapat dilihat bahwa jumlah sepeda motor secara umum di Bandar Lampung dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa sepeda motor menjadi sarana transportasi favorit masyarakat di Bandar Lampung.

Dilihat Dari Tabel 2. Data Jumlah Sepeda Motor dan Persentase Kenaikan Jumlah Sepeda Motor di Bandar Lampung

No Tahun Total Sepeda Motor Presentase

1 2000 198.858 10,23 %

2 2001 223.834 12,56 %

3 2002 265.596 15,72 %

4 2003 325.265 18,34 %

5 2004 439.607 26,01 %

6 2005 605.753 37,79 %

7 2006 755.983 24,80 %

8 2007 930.221 23,04 %

9 2008 1.168.543 25.62 %

10 2009 1.356.051 16,04 %

(6)

Honda selalu memprioritaskan keprofesionalan dan keseriusan dalam berbuat serta menjaga kepercayaan masyarakat. Pada tahun 2008 Honda mendapat penghargaan The Best Corporate Image untuk kategori kendaraan roda dua dari “The 7th

Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) Award 2008 (http://www. stephenlangitan.com) diukur berdasarkan beberapa dimensi. Tolak ukur pertama adalah kualitas yang meliputi kualitas perusahaan dalam memberikan perhatian kepada pelanggan, kualitas produk, pelayanan yang diberikan, kepercayaan dari stakeholders dan inovasi. Tolak ukur kedua adalah kinerja dan ketiga tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Tolak ukur terakhir yakni daya tarik perusahaan yang terdiri dari kemampuan perusahaan untuk dapat menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang terbaik.

(7)

Untuk mempertahankan posisi itu, PT AHM terus berupaya menjadi pemimpin pasar dengan cara selalu memenuhi kebutuhan konsumen. AHM juga terus berusaha secara aktif berperan dalam implementasi teknologi yang ramah lingkungan dan cocok untuk kehidupan sehari-hari, dimana AHM selalu berusaha untuk menghasilkan produk memiliki kadar emisi gas buang yang rendah, irit serta memenuhi Euro 2. Dalam implementasi ramah lingkungan tersebut, AHM ikut aktif mensosialisasikan penggunaan Bio-Premium sebagai bahan bakar alternatif bagi kendaraan bermotor yang ramah lingkungan. Tujuannya tentu saja ikut serta menciptakan udara lebih bersih dan sehat. Kelebihan yang dimiliki sepeda motor merek Honda dibandingkan merek motor lain, antara lain: Irit Bahan Bakar yaitu, dengan survei dilapangan serta pengujian dengan tes adu irit di Surabaya pada tanggal 15 Maret 2010 dengan jarak yang ditempuh 25-40 km menghabiskan 1liter bensin dengan kecepatan tidak stabil, sedangkan sepeda motor merek lain 25-30 menghabiskan 1 liter bensin namun dengan catatan kecepatan yang digunakan harus stabil(http://www.Stephenlangitan.com)

(8)

canggih, terbukti sepeda motor pertama yang menggunakan teknologi injeksi, injeksi itu sendiri yaitu teknologi pembakaran yang digunakan dalam mesin pembakaran untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar, penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin dan dapat mengontrol bahan bakar dan udara. Honda telah dipercayai oleh konsumen sebagai merek yang dapat membuat mereka puas dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Konsumen yang percaya terhadap merek cenderung lebih dapat berkeinginan atau berminat membeli terhadap pilihannya untuk menentukan suatu keputusan pembelian, sehingga membuat mereka meyakini produk yang mereka beli. Pesaing lainnya seolah-olah tidak mau ketinggalan merekapun ikut menyiasati keadaan ini dengan cara mengeluarkan motor “murah” untuk mengembalikan perhatian masyarakat yang sempat goyah, mereka

juga mengeluarkan produk-produk baru dengan model dan corak yang menarik perhatian.

(9)

pesaing. Citra perusahaan atau merek harus mengandung manfaat dan positoning yang berbeda dari merek lain. Positioning adalah sesuatu yang anda lakukan terhadap pikiran si peminat beli dengan kata lain konsumen. Pelanggan, yakni menempatkan produk itu pada pikiran calon pelanggan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka positioning adalah strategi yang berusaha menempatkan suatu produk pada benak konsumen melalui diferensiasi yang unik dan berbeda dari para pesaing. Positioning tidak selalu menempatkan produk baru tetapi merupakan usaha untuk memanipulasi produk dalam benak pelanggan sasaran yang mendorong terbentuknya citratertentu yang diinginkan perusahaan pada produk yang ditawarkan. Positioning merupakan proses yang terus menerus dan tidak akan berakhir karena lingkungan yang selalu berubah, dan untuk bertahan dalam pasar pesaingan maka perusahaan harus cepat mengantisipasi perubahan tersebut.

(10)

Merek menurut Kotler and Armstrong (2001: 19) adalah elemen kunci dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Menurut Setiady (2003: 180) citra adalah jumlah dari gambaran–gambaran, kesan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Merek merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan kinerjanya atau dapat juga di definisikan sebuah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk, oleh karena itu citra merek mempunyai peranan yang kuat atas responden konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

(11)

Ekuitas pelanggan (customer equity) tersebut adalah gabungan nilai seumur hidup pelanggan dari semua pelanggan baru dan pelanggan potensial. Semakin setia pelanggan yang yang menguntungkan perusahaan, semakin tinggi pula ekuitas pelanggan perusahaan. Ekuitas pelanggan bisa menjadi ukuran kinerja perusahaan yang lebih baik dari pada penjualan terbaru atau pangsa pasar (Kotler and Armstrong, 2001: 26).

Menurut Supranto (1991: 2) Pengambilan keputusan adalah terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai efektifitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambilan keputusan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving), setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai. Untuk meraih keberhasilan, pemasar menilai lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen mengambil keputusaaan pembelian, jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian.

(12)

Menurut Kotler and Armstrong (2001: 226) keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Keputusan pembelian pada konsumen ini menyebabkan pilihan merek yang dilatarbelakangi kecenderungan menyukai kemudian diakhiri dengan membeli merek yang disukai.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH CITRA MEREK SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Honda di Kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang uraian tersebut terdapat dalam kajian citra merek terhadap keputusan pembelian, yaitu:

a. Apakah citra produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda?

b. Apakah citra konsumen berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda?

(13)

d. Apakah citra produk, citra konsumen, citra perusahaan secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat disimpulkan, yaitu:

a. Mengetahui pengaruh citra produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.

b. Mengetahui pengaruh citra konsumen terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.

c. Mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.

d. Mengetahui secara bersama pengaruh citra produk, citra konsumen, citra perusahaan signifikan atau tidaknya terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Honda.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam 2(dua) aspek yaitu secara teoritis, secara praktis, yaitu:

(14)

mereka berpikir tentang pembelian sepeda motor merek Honda, sehingga konsumen mengerti akan kualitas sepeda merek Honda yang akan mereka beli.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumen

1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Menurut Setiadi (2003: 3), mendefinisikan perilaku konsumen yaitu: “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan, produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan meyusuli tindakan ini.”

(16)

Menurut Louden and Bitta dalam buku Angipora (1999: 119), mendefinisikan pengertian dari perilaku konsumen, yaitu: “Proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan atau menentukan barang atau jasa)”. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa mempelajari perilaku konsumen maka pemasar dapat mengetahui secara jelas proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dan pengaruh–pengaruh yang dihadapi dalam usaha memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Ada empat (4) istilah-istilah yang perlu diketahui untuk memahami perilaku konsumen antara lain: (1) Customer adalah orang yang membeli pada sebuah toko atau perusahaan tertentu, (2) konsumen mempunyai arti yang lebih luas yaitu pembeli atau pemakai produk tertentu (barang dan jasa) yang tidak terbatas pada toko atau perusahaan tertentu saja, (3) konsumen akhir adalah individu–individu yang melakukan pembelian untuk tujuan pribadi atau untuk konsumsi rumah tangganya, (4) pembeli individu adalah individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan sedikit atau bahkan tanpa pengaruh orang lain.

(17)

Menurut Tjiptono (1995: 8) Perilaku konsumen perlu dipantau dan di analisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penatapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Dalam hal perkembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survei.

(18)

yang saling berkaitan. Menyeleksi berarti konsumen memperhatikan stimuli tersebut dan memilih stimuli-stimuli yang mereka rasakan. Mengorganisir dalam persepsi memiliki arti konsumen mengelompokan informasi dari berbagai sumber kedalam arti yang menyeluruh agar dapat dipahami lebih baik dan untuk bertindak berdasarkan pemahaman tersebut, sedangkan interpretasi dari stimuli pemasaran tergantung pada dua proses yaitu pengkategorian dan kesimpulan. Pengkategorian mempermudah proses informasi dengan cara konsumen mengklasifikasikan citra ke dalam kategori produk. Sedangkan kesimpulan adalah kepercayaan tentang objek yang dibangun oleh konsumen dari asosiasi dimasa lalu (http://digilbab.petra.ac.id).

B. Model Perilaku Konsumen

(19)

Gambar 1. Siklus interaksi konsumen

Sumber: http://www.amitbhawani.com

Titik tolak memahami pembeli adalah model tanggapan rangsangan (stimulus responssse model) seperti yang diperlihatkan pada gambar 2. dibawah ini rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembeli tertentu lainnya. Tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli antara datangnya stimulus luar dan keputusan pembelian.

Umpan Balik ke Konsumen Evaluasi pembelian yang lalu

Konsumen individu

Keputusan Konsumen Pengaruh

lingkungan

Respon Konsumen

Aplikasi perilaku ke strategi pemasaran

(20)

Gambar 2. Model Perilaku Pembeli

Sumber: Kotler dan Ang, et.all. (1999: 163).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Model dibawah ini menggambarkan faktor-faktor yang dilalui seseorang konsumen untuk melakukan pembelian yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang pada saat mereka menginginkannya.

Gambar 3. Model Terperinci Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(21)

Menurut Setiadi (2003: 25) Pemikiran yang perlu dilakukan oleh para pemasar dan usaha mereka untuk mempengaruhi perilaku konsumen terletak pada empat (4) premis yang esesial, yaitu; Konsumen adalah raja, motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian, perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu, bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengalaman hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya.

D. Produk

Menurut Tjiptono (1995: 95) produk adalah: “Segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”

Gambar 4. Pengertian Produk

Sumber :Tjiptono (1995: 239)

Pemenuhan kebutuhan dan keinginan Pencapaian

tujuan organisasi

Produsen Pasar

Kompetensi dan kapasitas

organisasi

Kapasitas daya beli Produk

Pemenuhan kepuasan

Proses pertukaran

(22)

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan.

Gambar 5. Konsep Produk Total

Sumber : Fandy Tjiptono (1995: 242)

Produk Merek

Barang

Kemasan

Label

Pelayanan

Jaminan

Kepuasan Pelanggan +

+

+

+

+

= =

(23)

Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami 5(lima) tingkatan produk, yaitu :

a. Produk utama/inti (core benefit)

Yaitu: manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk generik

Yaitu: produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)

c. Produk harapan (expected product)

Yaitu: produk formal yang di tawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. d. Produk pelengkap (augmented product)

Yaitu: berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk potensial

Yaitu: segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

(24)

jasa orang, tempat, organisasi, dan gagasan.” Menurut Stanton dalam buku Angipora (1999: 151) Mendefinisikan produk dalam 2(dua) pengertian dasar, yaitu: “Pengertian Sempit Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.” Pengertian Luas Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik, prestive pengecer, dan pelayanan dari pabrikserta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Menurut Swasta dan Irawan (2002: 167) menggolongkan produk dalam 2 (dua) jenis berdasarkan tujuan pemakaiannya oleh si pemakai, yaitu :

1. Produk konsumsi adalah produk yang dibeli untuk dikonsumsikan. Pembelinya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen, jadi pembeli produk konsumsi ini adalah pembeli atau konsumsi akhir, bukan pemakai industri karena produk–produk tersebut hanya di pakai sendiri (termasuk diberikan kepada orang lain), tidak diproses lagi.

2. Produk industri adalah produk yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri, jadi pembeli produk industri ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk organisasi non laba.

(25)

konsep ini adalah para konsumen membeli produk lebih dari pada sekedar untuk memenuhi kebutuhan, para konsumen pada mulanya menaruh perhatian pada mutu produk, para konsumen mengetahui tinggi rendahnya mutu maupun perbedaan– perbedaan dalam penampilannya diantara berbagai merek yang bersaing, para konsumen menetapkan pilihan diantara berbagai merek yang bersaing itu dengan pedoman mendapatkan mutu terbaik untuk uang yang mereka belanjakan, tugas organisasi ialah tetap menjaga kualitas produk agar semakin baik dan hal ini merupakan kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan. konsep produksi merupakan salah satu konsep yang paling tua dalam menuntun para penjual. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan, oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Menurut Tjiptono (1995: 98) Klasifikasi produk dapat dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujudtidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) kelompok utama, yaitu :

1.Barang

Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan diperlakukan fisik lainnya.

Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu :

(26)

kata lain umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Example : makanan, minuman, sabun, dst

b. Barang tahan lama (durable goods) Adalah barang berwujud yang biasanya dapat bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Example : TV, computer, dst 2.Jasa (services)

Jasa adalah aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual. Contohnya : salon kecantikan, hotel, bengkel, dll

Tujuan produk selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk yang dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula untuk memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah produk yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.

E. Merek

(27)

Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar disamakan.

Menurut Tjiptono ( 1995: 104 ) Merek adalah :

“Nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut–atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing, yang pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri–ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli, dan merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.”

Ada 4 (empat) tujuan merek, yaitu :

a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

c. Untuk memberikan dampak citra yang efektif, yaitu dengan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan pasar

(28)

dikenali, dan diingat, merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain, merek harus dapat menyesuaikan diri ( adaptable ) dengan produk–produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk. Menurut Angipora (1999: 177) Merek adalah: “Suatu nama, istilah, simbol, desain, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”. Menurut Aker (1997: 9) mendefinisikan merek ialah: “Nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperi sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu.”

(29)

F. Citra merek

Menurut kutipan http://ririnringgarnayuliyanti.blogspot.com, citra adalah :“Image is the impression, feeling, the conception which the public has of a company, a

conditionally created impression of an object, person or organization”. artinya citra adalah kesan, impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau lembaga. Jadi, citra ini dibentuk berdasarkan impresi atau pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga pada akhirnya membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan karena citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan menurut kutipan dari http://en.wikipedia.org/wiki/Brand, citra merek adalah: “Citra merek adalah bagian dari pengetahuan akan merek yang kemudian bersama dengan kesadaran merek akan membentuk ekuitas merek.”

Pengertian citra merek menurut Rangkuti (2002: 44) adalah:

“Apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek. Asosiasi merek tersebut memiliki lima keuntungan yaitu dapat membantu proses penyusunan informasi, perbedaan, alasan untuk membeli, penciptaan sikap atau perasaan positif, dan landasan untuk perluasan”.

Citra merek diartikan sebagai “The set of beliefs consumers hold about a particular

(30)

pelanggan memiliki sudut pandang berbeda-beda terhadap merek, kesan dapat timbul setelah calon pelanggan melihat, mendengar, membaca, atau merasakan sendiri merek suatu produk, baik melalui TV, radio, maupun media-media lainnya. Merek yang sejati adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat. Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat pula dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Citra merek adalah: “Jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Citra merek merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi loyalitas konsumen.”

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang orang lain. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa citra merek merupakan sekumpulan keyakinan yang muncul dibenak konsumen saat mengingat suatu merek tertentu, baik sebagai pengalaman langsung maupun tidak langsung. Dalam jurnal penelitian Salinas dan Perez (2009) tersebut citra merek dapat diukur berdasarkan tiga (3) hal dalam kuesionernya yaitu sebagai berikut:

1. Functional Image

a. The products have a high quality

(31)

2. Affective Image

a. The brand is nice

b. The brand has a personality that distinguishes itself from competitors

c. It’s a brand that doesn’t disappoint it’s customers 3. Reputation

a. It’s one of the best brands on the sector

b. The brand is very consolilidated in the market

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa citra merek dapat diukur dari:

1. Atribut atau manfaat yang terlihat (citra dari fungsi suatu produk) atau disebut functional image. Citra tersebut dilihat dari 3 pernyataan yaitu mengenai kualitas dari produk, karakteristik produk dibandingkan pesaingnya, dan perbedaan harga produk dengan harga pesaingnya.

2. Atribut atau manfaat yang tidak terlihat (citra afektif) atau disebut affective image, yang dilihat dari 3 pernyataan mengenai merek produk yaitu mengenai bagus tidaknya merek, adanya ciri khas yang dimiliki merek yang dapat membedakan dari para pesaingnya, dan mengenai merek yang tersebut yang tidak mengecewakan pelanggannya.

3. Sikap global terhadap merek tersebut (reputation), yang dilihat dari 2 pernyataan mengenai merek tersebut merupakan merek yang terbaik disektornya dan mengenai kuatnya merek tersebut dalam menguasai pasar.

(32)

Dalam jurnal penelitian Nedi’s Site (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Palembang) tersebut citra merek dapat diukur berdasarkan tiga (3) hal dalam kuesionernya, yaitu sebagai berikut:

a. Citra produk (Product Image) b. Citra konsumen (User Image)

c. Citra produsen / perusahaan (Corporation Image) Dari penjelasan diatas dijabarkan, sebagai berikut;

(33)

mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk itu maupun institusi yang menghasilkan. Meningkatnya angka permintaan belum tentu merupakan indikasi bahwa suatu produk telah diterima sepenuhnya, biasanya angka permintaan hanya efek dari kegiatan promosi yang gencar, sehingga permintaan akan produk baru merupakan percobaan.

1. Atribut produk adalah kualitas, fitur (features), dan rancangan yang terdapat dalam suatu produk dan mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian suatu produk. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur dari produk, seperti merek, kualitas, fitur, desain produk, dan lain-lain, yang dipandang penting oleh konsumen serta dijadikan bahan pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud atau tangible maupun sesuatu yang tidak berwujud atau intangible. Atribut yang berwujud dapat berupa desain produk, bungkus, merek, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berwujud misalnya nama baik dan sudah terkenal dari perusahaan penghasil barang tersebut. Atribut yang tidak berwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis sedangkan atribut yang berwujud menggambarkan aspek-aspek teknis.

(34)

dalam hal ini setiap produk mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Kepuasan adalah faktor internal yang sulit dilihat dan diukur, sehingga konsumen akan memandang produk dari bermacam-macam sudut pandang yang berbeda. Suatu produk akan dipergunakan oleh konsumen jika atribut-atribut yang dimiliki produk dianggap dapat memenuhi bahkan melebihi harapan dan keinginannya. Untuk menentukan atribut mana yang paling penting dalam proses pembelian, suatu atribut harus dianggap penting bagi konsumen dan dirasakan bahwa atribut tersebut merupakan suatu alternatif yang berbeda dari atribut produk yang lain yang pernah dimiliki oleh konsumen tersebut. Apabila suatu produk memiliki atribut yang unik dan lain daripada yang lain, maka atribut tersebut menjadi suatu faktor yang penting.

2. Manfaat konsumen yang dapat berdampak bagi perusahaan, antara lain:

a. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderung dalam pasar yang senantiasa berubah.

b.Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar. c.Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

(35)

atas dasar konsistensi (kesesuaian) dengan gambaran pribadi mereka mengenai diri sendiri. Konsumen akan berusaha memelihara dan meningkatkan citra dirinya dengan membeli berbagai produk diberbagai toko ritel yang menurut keyakinan merek sesuai dengan citra diri mereka dan menghindari yang tidak sesuai. Pengertian-pengertian yang dikutip dari http: //www.definisi.net.com, sebagai berikut;

1. Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu, terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan pembentuk image dimata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.

(36)

c. Citra Perusahaan (Corporation Image) Adalah sekumpulan asosiasi yang dipersesikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas. Citra perusahaan (corporate image), merupakan kesan psikologis dan gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan dimata khalayak publiknya yang berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya. Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan oleh publiknya bisa berbentuk citra baik, sedang dan buruk. Faktor faktor yang mempengaruhi citra perusahaan, yaitu:

1. Orientasi terhadap manfaat yang telah diberikan atau diterima, dan sebagaimana diinginkan oleh kelompok khalayak sasarannya.

2. Manfaat yang ditampilkan melalui kualitas atau kuantitas pelayanan cukup realistis dan mengesankan bagi khalayaknya.

3. Citra yang baik tersebut telah dipresentasikan berdasarkan kemampuan perusahaan, kebangggaan, nilai nilai kepercayaan, kejujuran dan mudah dimengerti oleh publik sebagai khalayak sasaran.

4. Citra yang baik muncul dari akibat penilaian atau tanggapan publik terhadap berbagai aktivitas, empati, prestasi dan reputasi perusahaan selama melakukan berbagai kegiatannya.

(37)

Citra perusahaan penting bagi setiap perusahaan karena merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang perusahaan. Citra dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien perusahaan. Dengan demikian citra perusahaan dapat dipersepsikan sebagai gambaran mental secara selektif. Karena keseluruhan kesan tentang karakteristik suatu perusahaanlah yang nantinya akan membentuk citra perusahaan dibenak masyarakat. Setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan kelompok-kelompok yang berbeda, seperti: nasabah, karyawan, pemegang saham, supplier dimana setiap kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan yang berbeda dengan perusahaan. Karena itu, citra yang dimiliki perusahaan dapat berperingkat positif atau negatif. Untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan secara jelas tentang perusahaan yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan masyarakat dalam mencitrakan perusahaan secara positif.

(38)

membentuk citra yang baik. Citra yang ada pada perusahaan terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan. Suatu perusahaan harus mampu untuk melihat sendiri bagaimana citra yang ditampilkan kepada masyarakat yang dilayani.

(39)

1. Popularitas adalah sebuah ungkapan dalam gambaran suatu produk atau lainnya, dengan dasar ketenaran yang dimiliki sehingga memicu orang banyak yang mengerti akan keberadaannya. Kriteria dari popularitas tersebut yaitu pemakaian merek yang lama; penampilan merek yang mempunyai ciri khas tersendiri yang melekat pada ingatan masyarakat; reputasi merek yang baik dengan latar belakang produk-produk atau jasa yang dihasilkan mempunyai mutu yang prima dan nilai estetis serta nilai komersial yang tinggi; tingkat keluasan dimana merek tersebut diakui, digunakan, diiklankan, didaftarkan, dan dilaksanakan secara geografis, atau faktor-faktor yang berhubungan dalam penentuan jangkauan merek tersebut secara geografis, yaitu lokal, regional, atau seluruh dunia; tingkat daya pembeda yang dimiliki merek tersebut; keleluasan dan nilai komersial yang dihubungkan dengan merek. Konsep “mashur” dianggap sebagai hukum merek secara tradisional. Dalam konsep ini criteria yang esensi adalah “kuantitas”. Suatu merek mempunyai

tingkat kemashuran dinyatakan dalam persentase sejauh mana masyarakat atau kelompok tertentu akrab dengan merek tertentu.

2. Kredibilitas adalah kepercayaan yang terbentuk dengan sendirinya yang terlahir dari konsumen dengan pembekalan sbb: mutu, kualitas, kuantitas, serta desain visual.

G. Struktur Keputusan Membeli

(40)

Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak 7 komponen, yaitu: 1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus

memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli produknya serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyengkut pula ukuran, mutu, suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4.Keputusan tentang penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk

(41)

Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya. 7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tenang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya.

(42)

H. Tahap–Tahap Proses Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada keputusan pembelian. Pengambilan keputusan dapat meliputi bagaimana memilih, membeli, menggunakan dan mengevaluasi barang atau jasa. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan difokuskan untuk pembelian dan menggunakan barang atau produk. Menurut Sumarwan (2003: 292) pengambilan keputusan terdapat berbagai macam tipe yang disesuaikan dengan situasi pembelian. Adapun tipe tersebut adalah;

1.Pemecahan masalah yang diperluas.

Pada tipe ini konsumen membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam memilih merek produk yang akan dibeli (mempertimbangkan).

2.Pemecahan masalah yang terbatas.

Pada tipe ini konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek, konsumen hanya membutuhkan informasi untuk membedakan berbagai merek yang ada. Tingkat keterlibatan konsumen dalam proses keputusan cukup tnggi dan melakukan pembelian dengan cepat terutama untuk produk-produk yang dinilai mempunyai harga yang sesuai.

3.Pemecahan masalah rutin.

Pada tipe ini konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Konsumen hanya mengingat-ingat apa yang diketahuinya, disini

(43)

Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Menurut Kotler (1996: 233) ada empat tipe perilaku membeli konsumen berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dalam membeli yaitu :

a.Perilaku membeli yang kompleks.

Konsumen menjalani suatu perilaku membeli yang kompleks bila mereka makin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada.

b.Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

Perilaku seperti ini terjadi bila konsumen terlibat secara mendalam dalam kegiatan membeli sesuatu tetapi hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Konsumen mulai mempelajari banyak hal lain dan berupaya untuk membenarkan

keputusannya guna mengurangi ketidakcocokan. c.Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan.

Terjadi bila konsumen kurang terlibat dalam kegiatan membeli dan tidak terdapat perbedaan nyata antara merek. Konsumen tidak melakukan pencarian informasi yang luas tentang berbagai merek, menilai ciri-cirinya dan menimbang-nimbang keputusan guna menetukan yang mana akan dibeli.

d.Perilaku membeli yang mencari keragaman.

(44)
[image:44.612.131.517.220.263.2]

Menurut Setiadi (2003: 16) Konsumen akan melalui 5(lima) tahap dalam memutuskan untuk membeli suatu produk, yaitu: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Gambar 6. Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber: Setiadi (2003: 93)

Rincian tahap–tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1.Pengenalan masalah yaitu proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimuli internal maupun eksternal. Seperti: rasa lapar, haus, seks, dll. Pengenalan kebutuhan muncul saat konsumen menghadapi masalah yaitu adanya perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan yang sebenarnya terjadi. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994: 76) kebutuhan ini harus diaktifkan terlebih dahulu, sebelum kebutuhan itu bisa dikenali. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan adalah : a.Waktu .

Waktu akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan konsumen. Berlalunya waktu akan mengaktifkan kebutuhan fisiologis seseorang.

b.Perubahan situasi.

Perubahan situasi atau keadaan yang dialami seseorang akan mengaktifkan kebutuhan.

Mengenali kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan membeli

(45)

c.Pemilihan produk.

Memiliki suatu produk sering kali akan mengaktifkan kebutuhan yang lain. d.Konsumsi produk.

Habisnya produk yang dikonsumsi akan mengaktifkan kebutuhan untuk memenuhi produk tersebut.

e.Perbedaan individu.

Lahirnya kebutuhan seseorang akan suatu produk yang sama dilandasi oleh motivasi yang berbeda-beda.

f.Pengaruh pemasaran.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi konsumen menyadari kebutuhannya.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Adapun tingkat pencarian informasi konsumen menurut Hidayat (1998: 37) dikategorikan kedalam empat kelompok yaitu meliputi :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan b. Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur dan pajangan c. Sumber publik : media masa dan lembaga-lembaga konsumen d. Sumber pengalaman : pemakaian produk, pernah menangani produk, dan

(46)

3.Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mengembangkan kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing–masing, kepercayaan merek akan menimbulkan citra merek.

4. Keputusan Pembelian (Puchase Decision)

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek

yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dua faktor yang dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian :

a.Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi keinginan konsumen untuk menuruti orang lain.

b.Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 110)

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus di ambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Past Purchase Behavior)

(47)

menjadi penguat bagi individu untuk mengadakan tanggapan berulang, yaitu membeli kembali merek produk tersebut pada kesempatan berikutnya.

Menurut Festinger dan Bramel dalam buku Kotler dan Ang, et.all.(1999: 259), menyakini bahwa sebagian besar pembelian non–rutin akan melibatkan sejumlah ketidaksesuaian(disonansi) purnabeli, dan kutipannya yaitu:

“Jika seseorang memilih diantara dua atau lebih alternatif, ketidaksenangan atau ketidaksesuaian hampir tak terelakkan akan muncul, kerena orang itu mengetahui bahwa keputusan yang ia buat selain mempunyai keuntungan tertentu, juga mempunyai beberapa kerugian. Ketidaksesuaian itu muncul pada hampir setelah setiap keputusan, dan selanjutnya, individu itu selalu akan mengambil langkah–langkah untuk mengurangi ketidaksesuaian tersebut.”

Tindakan purnabeli merupakan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

I. Pengambilan Keputusan

(48)

keputusan yang lebih rumit mungkin melibatkan partisipasi yang lebih banyak dan kebebasan pembeli yang lebih besar. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda bergantung pada keputusan pembelian. Pengambilan keputusan dapat meliputi bagaimana memilih, membeli, menggunakan dan mengevauasi barang atau jasa.

Menurut Peter dan Olson (1999: 163) Pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Menurut Howard dan Sheth dalam buku Angipora (1999: 142), ada 3 (tiga) jenis perilaku pembelian yang terdiri dari:

1.Perilaku tanggapan rutin

Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana diketemukan pada pembelian barang murah dan pada umumnya barang yang sering dibeli.

Contoh: barang–barang kebutuhan sehari–hari 2.Pemecahan masalah yang terbatas

Keberadaan produk baru dipasar yang tidak dikenal secara baik dalam suatu golongan produk akan mendapat tantangan keras dalam pembelian oleh konsumen untuk suatu golongan produk yang telah dikenal baik.

3.Pemecahan masalah yang ekstensif

(49)

tolak ukur apa yang harus digunakan, namun produk tersebut dapat menarik minat dan dapat memenuhi kebutuhan.

J. Penelitian Sebelumnya

(50)

K. Kerangka Pemikiran

Produk adalah unsur yang paling penting dalam bauran pemasaran, karena produk mencakup seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalasi dan pemeliharaan. Suatu perusahaan dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Produk-produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, akan menarik konsumen untuk membeli produk-produk tersebut. Produk sepeda motor hadir dengan berbagai atribut yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satunya adalah sepeda motor Honda yang mempunyai atribut-atribut yang berbeda dari pesaingnya. Mengetahui perilaku konsumen merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, karena dengan mengetahui kebutuhan yang diperlukan konsumen akan produk merupakan salah satu cara perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing, dengan mengetahui persepsi konsumen untuk memilih suatu produk dapat dijadikan acuan untuk memperluas jaringan pemasaran, atau bahkan untuk menciptakan produk baru dengan cara perluasan merek. Salah satu cara untuk mengetahui persepsi konsumen tentang suatu produk adalah dengan menghimpun informasi tentang atribut produk berdasarkan citra merek, sehingga dapat diketahui alasan konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak.

(51)

merek merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Ada tiga indikator dari citra merek, yaitu: citra produk (Product Image) merupakan persepsi konsumen terhadap produk, citra konsumen (User Image) persepsi konsumen terhadap pemakaian suatu barang/jasa, citra perusahaan (Corporation Image) yang notabennya merupakan sekumpulan persepsi konsumen terhadap perusahaan. Sedangkan konsumen akan melalui 5(lima) tahap proses dalam memutuskan untuk membeli suatu produk, yaitu: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Hal ini merupakan bagian dari perilaku konsumen, secara lebih jelas dapat dilihat pada kerangka fikir berikut :

Kerangka Pikir

Gambar 7. Kerangka pikir

Keputusan Pembelian (Y)

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Citra Perusahaan (X3)

- Popularitas - Kredibilitas Citra Konsumen (X2)

- Gaya hidup - Status sosial Citra Produk (X1)

- Atribut produk - Manfaat konsumen

(52)

L. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : Citra Produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Ha : Citra Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

2. H0 : Citra konsumen tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Ha : Citra konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian 3. H0 : Citra perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Ha : Citra perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

4. H0 : Citra produk, citra konsumen, citra perusahaan secara bersamaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

(53)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif (Sugiyono 1999: 11). Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel independen citra merek (X) yang terdiri dari citra produk (X1), citra konsumen (X2), citra perusahaan (X3) dan variabel dependen keputusan membeli (Y).

B. Sumber Data

(54)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2007: 135) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis responden untuk dijawabnya. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert. Skala pengukuran yang akan digunakan pada penellitian ini yaitu skala likert. Menurut Kinnear (1988) dalam Umar (2002: 98),skala likert berhubungan terhadap sesuatu, yaitu:

Alternatif pertanyaannya, misalnya dari setuju sampai tidak setuju, senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik sampai tidak baik. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala interval berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu, bisa 5, 7 dan seterusnya (hendaknya ganjil, agar dapat menampung kategori yang netral) atau memasukkan kategori “tidak tahu”.

(55)

konsumen diberi kesempatan untuk memilih jawaban spesifiknya diantara jawaban positif dan negatif, misalnya untuk jawaban positif yaitu sangat setuju dan setuju. Prosedur penyebaran kuesioner yaitu memberikan secara langsung kepada para responden kemudian peneliti terlibat langsung ke lokasi penelitian (pengguna sepeda motor merek Honda masyarakat kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung) untuk memberikan kuesioner konsumen yang memiliki serta menggunakan sepeda motor merek Honda

D. Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan objek berupa citra merek terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor merek Honda. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat kelurahan rawa laut yang menggunakan sepeda motor merek Honda.

E. Definisi Operasional

(56)

Tabel 3. Tentang definisi operasional penelitian

Variabel Sub variabel Konsep variabel Indikator Item Citra Merek

(X) . Keputusan pembelian (Y) Citra Produk (X1) Citra Konsumen (X2) Citra Perusahaan (X3) Bilson Simamora (http://en.wikipedia.org/ wiki/Brand) mendefinisikan, citra produk sebagai sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

Bilson Simamora (http://en.wikipedia.org/ wiki/Brand) Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Bilson Simamora (http://en.wikipedia.org/ wiki/Brand) Kesan psikologis dan

gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan dimata khalayak publiknya yang berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya.

Menurut Peter dan Olson (1999: 163) Pengambilan keputusan adalah proses

pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

- Atribut produk - Manfaat konsumen

- Gaya hidup/ kepribadian - Status sosial

- Popularitas - Kredibilitas (kepercayaan) - Pengenalan masalah - Pencarian informasi

- Evaluasi alternatif - Keputusan pembelian - Perilaku pasca pembelian

1 s/d 5

6 s/d 10

11s/d15

(57)

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor merek Honda yang bertempat tinggal di kelurahan Rawa Laut Bandar Lampung.

2 Sampel

a. Besar Sampel

Menurut Sugiyono (2009: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah sampel dalam penelitian ini tidak terbatas, oleh karena itu penentuan besarnya sampel menurut Roscoe 1975 dalam Ferdinand (2006: 191) yang menyatakan besarnya sampel dapat ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Sehingga, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 75 sampel responden.

b. Teknik Sampling

(58)

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya sebuah alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Co-efficient of Correlation sebagai berikut:

r xy

=

  

 

2

2

 

2

2

.

Xi

Xi

n

Yi

Yi

n

Yi

Xi

Yi

Xi

n

Sumber: Supranto, 2000: 153 Keterangan :

r

xy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi

Xi =  Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi) Yi =  Skor dari seluruh variabel (skor total)

n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid

(59)
[image:59.612.114.511.239.643.2]

Validitas dalam penelitian ini terdiri dari validitas variabel citra merek (X) dan validitas variabel keputusan pembelian (Y). Validitas instrumen pada variabel citra merek terdiri dari 15 item pertanyaan dan validitas pada variabel keputusan pembelian terdiri dari 5 item pertanyaan. Berikut hasil uji validitas variabel X dan variabel Y :

Tabel 4. Hasil Uji Validitas 75 Sampel

No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan

1 0,453 0,227 Valid

2 0,597 0,227 Valid

3 0,660 0,227 Valid

4 0,494 0,227 Valid

5 0,716 0,227 Valid

6 0,574 0,227 Valid

7 0,600 0,227 Valid

8 0,563 0,227 Valid

9 0,544 0,227 Valid

10 0,692 0,227 Valid

11 0,546 0,227 Valid

12 0,661 0,227 Valid

13 0,704 0,227 Valid

14 0,606 0,227 Valid

15 0,514 0,227 Valid

16 0,582 0,227 Valid

17 0,646 0,227 Valid

18 0,617 0,227 Valid

19 0,639 0,227 Valid

20 0,575 0,227 Valid

(60)

Berdasarkan hasil perhitungan validitas dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan dinyatakan valid karena r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga seluruh item pernyataan dapat digunakan dalam rangka pengumpulan data.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan alat ukur (kuesioner). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach :

r

ii = k x 1-b2

k-1 t2 Keterangan :

r

ii = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal b2 =  Varians butir pertanyaan

t2 = Varians Total

Dengan rumus varians yaitu :

b

2

=

n

n

2 2

(61)
[image:61.612.113.514.192.307.2]

Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau tidak reliabel. Nilai interpretasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Antara 0,600 – 0,800 Antara 0,400 – 0,600 Antara 0,200 – 0,400 Antara 0,000 – 0,200

Sangat Kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber: Sugiyono (1999: 183)

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas 75 Sampel

Variabel Alpha r Tabel Keterangan

X1 0,531 0,227 Kuat

X2 0,534 0,227 Sedang

X3 0,547 0,227 Sedang

Y 0,581 0,227 Kuat

Sumber: Data Diolah 2010 H. Teknik Pengolahan Data

Menurut Nazir (2005: 346) teknik pengolahan data terdiri dari : 1. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data:

1. Apakah data sudah lengkap dan sempurna?

2. Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca? 3. Apakah semua catatan dapat dipahami?

4. Apakah semua data sudah cukup konsisten? 5. Apakah data cukup uniform?

[image:61.612.113.543.360.455.2]
(62)

2. Coding (mengkodekan data)

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya ”ya” atau ”tidak”. Pemberian kode pada kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer, maka mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.

3. Tabulasi

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori.

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Gujarati, 2003: 102). Untuk mengujinya akan digunakan alat uji normalitas, yaitu dengan melihat Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan Normal P-P P-Plot of Regression Standardized Residual adalah:

(63)

b) Jika data menyebar jauh dan garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000: 214).

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu terjadinya korelasi (hubungan) diantara anggota-anggota sampel pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah disetiap model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan Durbin-Watson test dengan angka signifikan pada 0,05. Jika nilai DW terletak diantara du dan 4-du (du<DW>4-du), maka autokorelasi sama dengan nol dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi (Gujarati, 2003: 420).

c. Uji Heteroskedastisitas

(64)

regresi yaitu dengan melihat grafik scatterplot (Santoso, 2000: 210). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolinearitas (Collinearity Statistic)

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda (Gujarati, 2003: 328). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk melihat apakah ada multikolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah:

a) Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1. b) Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

2. Uji R2

(65)

atas. Uji R2 (koefisien determinasi) dig

Gambar

Tabel 1. Total Penjualan Sepeda Motor Tahun 2009
Gambar 1. Siklus interaksi konsumen
Gambar 3. Model Terperinci Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Gambar 4. Pengertian Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

cara berpikir mjd mudah, dg abstraksi yg logis, praktis, pasti dan mendalam... Peranan Matematika

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu

Abstract Specification topic 2 (08-015r2), â �� Geographic information â �� Spatial referencing by coordinatesâ ��. Table Data Values

Sehubungan dengan itu selain tingkat kurs yang merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia ada faktor eksternal lain yang

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII B semester 2 SMP Negeri 3 Tempel dapat ditingkatkan menggunakan

jaminan persalinan dalam BPJS adalah pelayanan atau jaminan kesehatan yang diberikan. oleh pemerintah dengan pelayanan KB, bersalin, pelayanan nifas, dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul ” Pengaruh Penggunaan Gliserol, Propilenglikol, dan Sorbitol Sebagai Humektan Terhadap Sifat Fisik

[r]