ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI JAWA BARAT
Laporan Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen
Oleh :
Dian Fitriana
21210039
Mn-1
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan………..i
Kata Pengantar ... iii
Daftar isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... viii
Daftar Lampiran………..….ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 3
1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek ... 4
1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 7
2.1.1 Visi dan Misi ... 11
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 12
2.3 Deskripsi Jabatan ... 14
iv
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 17
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 17
3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 19
3.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 19
3.3.2 Kegunaan Laporan Arus Kas ... 20
3.4 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 20
3.4.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas ... 21
3.4.2 Pencatatan Laporan Arus Kas ... 24
3.5 Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 26
3.5.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Kas ... 26
3.5.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas ... 27
3.5.3 Mengetahui Laporan Arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...28
3.5.4 Hambatan Dalam Pelaporan arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...29
3.5.5 Masalah Yang Timbul Dalam Pelaporan arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...30
v
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ... 33
4.2 Saran ... 34
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.GambaranUmumStrukturOrganisasiKepalaDiskominfo,
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat bukti kerja praktek dari perusahaan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek. Penulisan ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun penampilannya. Itulah kemampuan yang dimiliki penulis atas laporan
yang telah dibuat semaksimal mungkin ini untuk mencapai kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis agar
pembuatan laporan berikutnya akan lebih baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek terutama kepada Allah
SWT, Ibunda dan Ayahanda tercinta atas do’a, dorongan dan bimbingan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy,SE.,M.si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
iii
kesabaran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Laporan
Praktek yang selalu memberikan saran yang bermanfaat bagi penulis .
4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.si, selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ibu Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku Dosen Wali Program
Studi Manajemen kelas Mn-1.
6. Seluruh Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
7. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
8. Bapak Mark Aditya,SE selaku pembimbing saya dalam melaksanakan kerja
praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung
yang telah memberi arahan dan motivasi.
9. Seluruh karyawan di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung yang telah membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktek.
10. Seluruh teman – teman kelas Mn-1 angkatan 2010 yang telah membantu
dalam penulisan ini.
11. Seluruh sahabat – sahabat saya khususnya Zenal Ambari, Luqman Nur
Hakim, Dian Fitriana, Rizal Samsul Anhar, Dhio dan Doni Nugraha beserta
Elvira Violina yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan laporan
iv
Mohon maaf kepada pihak – pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terima
kasih ini, tidak ada maksud penulis untuk melupakan anda semua. Penulis
berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis sebagai pengalaman dan bagi para pembaca sebagai bahan perbandingan
dalam tugas laporannya, baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan
lembaga sebagai objek penelitian.
Akhir kata, sekali lagi penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca merupakan masukan yang sangat
membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.
Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta
melimpahkan segala karunia- Nya. Amiin.
Bandung, Oktober 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama : Dian Fitriana
Jenis kelamin : Laki - laki
Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 16 April 1991
Kewarganegaraan : Indonesia
Status perkawinan : Belum Menikah
Tinggi, berat badan : 173 cm, 52 kg
Kesehatan : Baik
Agama : Islam
Alamat lengkap : Kiara Condong,sekejati 3,kelurahan sukapura
Bandung 40285
Telepon, HP : 081222212050
E-mail : dian.anoy@yahoo.co.id
Pendidikan
2010 - ... Kuliah UNIKOM, Bandung Jurs Manajemen S1/ Semester VII
Hormat saya
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kerja Praktek
Sistem komunikasi dan informatika pemerintah secara umum dibawah
naungan kementrian negara DISKOMINFO pada umumnya berperan penting
dalam misi organisasi dalam operasional yang mencakup dan menjadi tolak ukur
pegendali disegala bidang yang merupakan lembaga strategi dalam bidangnya.
Dengan pengoprasiannya semua sistem yang terlibat akan ada aturan
secara hukum yang berlaku diterapkan dan diaturkan oleh lembaga yang
berwenang dalam hal ini kementrian DISKOMINFO tertib teratur dan terprogram
sesuai dengan penanggungjawab bidang tesebut mulai tingkat bawah sampai atas.
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) adalah sebuah
instansi yang bertanggung jawab atas pengolahan informasi dalam lingkungan
Pemerintahan Jawa Barat. Instansi ini mencakup penyediaan sistem informasi
daerah dan pemberian solusi untuk pengolahan data Pemerintahan Jawa Barat.
Sistem informasi yang dibangun Dinas Komunikasi dan Informatika
(DISKOMINFO) digunakan oleh instansi-instansi daerah yang berada dalam
teritorial Provinsi Jawa Barat. Seperti kabupaten atau kota dan instansi-instansi
2
Salah satu aktivitas yang perlu mendapatkan perhatiaan bagi manajemen
adalah perencanaan pelaporan kas perusahaan, karena kas merupakan salah satu
unsur modal kerja perusahaan yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan harus
tercapai dalam jumlah yang memadai, dalam proses penyajian laporan kas yang
tidak terencana sering kali akan menyebabkan ketidaksesuaian dalam proses
kegiatan perusahaan seperti aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional,
investasi maupun pendanaan, selain itu juga kas merupakan asset yang paling
sering perputaran kas 2 perusahaannya sehingga menimbulkan kendala dan
hambatan penyusunan laporan yang memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam
pelaporan arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan
laporan kasnya.
Maka dari itu kas juga merupakan assets yang sering menjadi objek
kecurangan salah satu masalahnya akan menghambat proses dalam pelaporan kas
perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan kas yang baik dalam
mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi kemungkinan
terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan.
Analisa pelaporan arus kas dapat dijadikan pertimbangan dalam
melakukan investasi. Dimana arus kas dapat memberikan informasi bagi investor,
kreditor untuk memproyeksi return dari sumber kekayaan perusahaan. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi kriteria kualitas
laporan keuangan, sehingga layak untuk digunakan sebagai salah satu informasi
3
Mengingat pentingnya pelaporan arus kas yang memadai sehingga dapat
terlaksananya kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan
yang dilakukan oleh DISKOMINFO Bandung, maka penulis tertarik untuk
melakukan pembahasan mengenai penyajian laporan arus kas serta pelaporannya
pada DISKOMINFO Bandung dan menjadikan sebagai objek laporan kerja
praktek dengan judul “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT”
Dalam analisis loaporan arus kas di DISKOMINFO ini sedikit mengalami
penghambatan dalam laporan arus kas antara lain, pembayaran pokok cicilan oleh
perusahaan,hasil penjualan aktiva tetap perusahaan, hasil penjualan saham
perusahaan sendiri atau daam artian kurangnya informasi dalam pelaporan arus
kas.
1.2Tujuan Kerja Praktek
Dari kerja praktek yang telah dilakukan, dalam makalah ini penulis
mempunyai tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana laporan arus kas pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaporan arus kas pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas pada
4
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi
dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat.
1.3Kegunaan Kerja Praktek
Hasil kerja praktek ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
informasi bagi penulis. Instansi terkait serta untuk program studi
manajemen fakultas ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan
masyrakat pada umumnya , adapun kegunaan kerja praktek sebagai
berikut:
1. Penulis
Bagi penulis dengan adanya kerja praktek ini dapat menambah
wawasan dan mendapatkan pengalaman bekerja sebagai studi banding dari
apa yang sudah dipelajari di perkuliahan. Dan khususnya penulis dapat
mengetahui bagaimana cara pemerintahan melakukan pengeluaran dan
pemasukan dana.
2. Instansi
Bagi instansi sendiri dengan adanya penulis sedikit merasa terbantu
karena penulis sebelumnya sudah diajarkan perhitungan laporan arus kas
akan tetapi para pegawai tidak melepas begitu saja. Penulis diberi tahu
5
3. Universitas Komputer Indonesia
Dengan adanya kerja praktek mempermudah universitas untuk
mengenalkan mahasiswanya mempraktekan ilmu yang mereka dapat
dalam dunia kerja, untuk UNIKOM sendiri ada dua kegunaan dari kerja
praktek itu sendiri yaitu umumnya pada fakultas ekonomi dan khususnya
untuk program studi manajemen, untuk fakultas ekonomi kegunaan kerja
praktek ini untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu
menjawab tantangan dunia kerja, untuk program studi manajemen
kegunaan kerja praktek ini untuk merealisasikan apa yang sudah di pelajari
mahasiswa prodi manajemen.
1.4Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Penulis melakukan praktek kerja lapangan untuk menganalisis pelaporan arus
kas. Dinas ini berlokasikan di Jl.Tamansari No.55 Bandung Jawa Barat.
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek yaitu selama satu bulan, terhitung
dari tanggal 13 Agustus 2013 sampai dengan 13 September 2013. Adapun
6
Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek
No Aktifitas Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan data
2 Identifikasi pengalokasian
dana
3 Membuat laporan
4 Menganalisis laporan
7
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula
sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat.
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977,
yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk
mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :
294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat
Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor :
294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor
PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981
8
Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah
tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam
melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang
komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut
tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini
Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan
Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi
non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya
selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi
lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM
S-370/125 seperti :
IPTN
PJKA
ITB
Dan pihak Swasta lainnya.
Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang
14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :
9
Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur
No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA
dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan
Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor
: 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik
Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik,
pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93
perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik
untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan
Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan
10
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun
1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan
Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun
1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data
Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri
Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995
keluar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang
Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994,
dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara
resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16
Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem
Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai
pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan
dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor
Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari
Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri
11
Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan
dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.
2.1.1 Visi dan Misi
VISI :
Terwujudnya Efekiifitas dan Efisien Komunikasi dan Informatika
penyelenggara pemerintahan dalam rangka mewujudkan Kota Bandung
sebagai kota jasa bermartabat.
MISI :
1. Meningkatkan dan Mengembangkan kemitraan, pemberdayaan dan
pemdayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan
informatika.Meningkatkan layanan publik pemberdayaan
masyarakat dalam rangka meningkatkan komunikasi dialogis .
2. Menigkatkan pelayanan informasi dan pemberdayaan potensi
masyarakat dalam rangka mewujudkan budaya masyarakat
berbasis teknologi dan informasi.
3. Menigkatkan kerjasama,kemitraan dan pemberdayan
lembagakomunikasi dan informatika.
4. Pemerintahan dan masyarakat mendorong peran media massa
dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan
12
5. Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan
informatika yang handal.
6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan
informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan
nilai tambah pembangunan bangsa.
7. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka
menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan
informatika.
8. Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselanggaranya
kepemerintahan yang baik (good govermance).
2.2 Struktur Organisasi
Menurut Andri Kristanto (2003) Dalam organisasi, pengelompokan
orang-orang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan dengan tujuan yang sama
dinamakan departemen atau divisi. Bagan organisasi menunjukan bagaimana
departemen-departemen yang ada akan dikoordinasi sesuai jalur wewenang yang
dimiliki. Bagan organisasi adalah penggambaran struktur kerja dari sebuah
organisasi, dimana didalamnya menunjukan hubungan wewenang dan tanggung
jawab serta deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan.
Struktur organisasi merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu
saja oleh suatu organisasi, terutama organisasi formal. Persoalan yang langsung
mempengaruhi masalah struktur organisasi mau tidak mau pasti akan timbul pada
waktu penentuan sasaran dan hasil patok, karena organisasi merupakan satu
13
spesialisasi tertentu tersebut tidak ditertibkan, maka mereka tidak akan
mendukung tujuan organisasi secara utuh, karena mereka akan menuju sasarannya
masing-masing.
Melalui struktur organisasi yang baik dapat menunjukkan suatu pembagian
tugas yang jelas dan tepat dalam menempatkan pegawai untuk menghindari tidak
tepatnya dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pembagian tugas dalam suatu
organisasi perlu diadakan dan dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Sumber : website dinas komunikasi dan informatika
Gambar 2.1
14
2.3 Deskripsi Jabatan
a. Struktur Organisasi Jabatan Dinas Komunikasi Dan informatika Provinsi Jawa Barat
1. Kepala diskominfo Dr.H.Dudi sudrajatAbdurachim,MT
2. Sekretariat Drs. H. Asep Sukmana M.si membawahkan :
a. Kasubag Bagian Perencanaan dan Program Tiomaida
Seviana HH,SH,MH
b. Kasubag bagian Keuangan Dra Iis Rostiasih,MSi
c. Kasubag bagian Kepegawaian dan Umum Drs. Yaya Sudia
3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi H. B. Subaedi,SH,M.Si
membawahkan :
a. Seksi Pos Dan Telekomunikasi Sri Wulan Nurnaningsih.
SE.MM
b. Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi Ir.
Aksan Kholic
c. Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi Ir.
S.Lesmonondjati,MM
4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Drs. H.
Karso S,MM membawahkan :
a. Seksi Komunikasi Sosial Dra. Yeni Sri Mulyati
b. Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah daerah Dra
Lovita Adriana Rosa
15
5. Bidang Telematika Ir. Hj lativah ,MT membawahkan
a. Seksi Pengembangan Telematika Dadan Supyan,SE
b. Seksi Penerapan telematika Asep saepullah.ST.MT
c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika
Purnomo yustianto,ST.MT
6. Bidang Pengolahan Data Elektronik Drs Kiagus Denni Sofian,M,Si
membawahkan:
a. Seksi Kompilasi Data Rulianti,Se,Sos
b. Seksi Integrasi Data Iwan Gunawan SE,Msi
c. Seksi Penyajian Data dan Informasi Dian Istanti,. S.Sos,M.AP
b. Stuktur Organisasi Jabatan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Dinas Kominfo provinsi Jawa Barat
1. Kepala Balai LPSE Dra Ika Mardiah,m.Si Membawahi
a. Kasubag Tata usaha Nurlela,ST,MM
b. Kepala seksi layanan Tata Bina Udin,ST.M.SI
c. Kepala Seksi Dukungan dan Pendayagunaan TIK Fera Tri
Hartanti,ST,MT
2.4 Aspek kegiatan perusahaan
Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang
komunikasi, informatika dan hubungan masyarakat berdasarkan azas
16
Ada pun 4 macam aspek yang harus diperhatikan di Dinas
Komunikasi Informatika yaitu :
a. Aspek kebijaksanaan
b. Aspek kelembagaan.
c. Aspek aplikasi.
17 BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat penulis ditempatakan di bagian Biro keuangan khususnya
pencatatan arus kas yang merupakan salah satu kegiatan perusahaan. Dalam
melaksanakan Kerja Praktek ini penulis bisa mengetahui dan mempelajari
kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis mendapatkan pengarahan dan
penjelasan mengenai ruang lingkup keuangan daerah dan selama kerja praktek
berlangsung kegiatan yang dilakukan penulis adalah :
a. Pengenalan lingkungan kerja
b. Pengenalan jenis – jenis belanja daerah
c. Pengenalan alur SPJ (Surat Pertanggungjawaban)
Adapun alur SPJ sebagai berikut:
1. SPJ dibuat oleh Bendahara Pembantu Bid. / PA untuk diserahkan ke
PPTK.
2. Setelah SPJ lengkap dan kebenarannya diteliti oleh PPTK dan
18
3. Setelah SPJ ditandatangani kemudian diserahkan dan dicatat oleh SPJ.
4. Setelah dicatat SPJ kemudian divisum oleh Bendahara Pengeluaran
5. Setelah ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran, SPJ
dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran Bid./PA untuk divisum
oleh KPA.
6. Setelah SPJ ditandatangani oleh KPA, diserahkan kepada verifikator
untuk diperiksa kebenaran, kelengkapan, dan keabsahannya. Apabila
SPJ masih ada kekurangan akan dikembalikan kepada Bendahara
Pengeluaran Pembantu Bid./PA untuk dilengkapi dan diperbaiki
kemudian diparaf untuk diverifikasi.
7. Setelah SPJ sudah benar, lengkap dan sah, maka dibuat
suratnpengesahan SPJ yang ditandatangani oleh Bendahara
Pengeluaran dan Pengguna Anggaran.
8. Apabila sudah benar, lengkap dan sah, SPJ dikembalikan ke
Bendahara Pengeluaran Pembantu Bid./PA dan aslinya diserahkan ke
Verifikator.
9. SPJ sudah benar dan lengkap diserahkan kembali ke Bendahara
Pembantu Bid./PA.
d. Mempelajari jenis – jenis dokumen, sistem dan prosedur
e. Berpartisipasi dalam penyusunan laporan realisasi anggaran
f. Mencatat rekapitulasi penerimaan anggaran tahun 2013 untuk bulan
19
g. Mencatat rekapitulasi pengeluaran anggaran tahun 2013 untuk bulan
Agustus sampai bulan Oktober 2013
3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Ihyaul Ulum MD (2004), pengertian Laporan Arus Kas adalah menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu
yang diklasifikasikanberdasarkan aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan
non anggaran. Sedangkan menurut Indra Bastian (2003), pengertian laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode
akuntansi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah
memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode
tertentu yang mengkalasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pembiyaan, dan nonanggaran.
Pengklasifikasian Laporan Arus Kas menurut Ihyaul Ulum MD (2004), adalah arus masuk dan keluar kas yang berasal dari : aktivitas operasi, investasi,
penbiayaan, dan nonanggaran. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi,
investasi, pembiayaan, dan nonanggaran memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh ari aktivitas
tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi,
20
3.3.2 Kegunaan Laporan Arus Kas
Kegunaan laporan arus kas menurut PSAK 02 (2009) :
“Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan
peluang yang berubah.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut
juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena
dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah,
waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas
historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan
yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.”
3.4 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Selama kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
21
yang penulis lakukan pada bagian Keuangan dan Pelaporan adalah sebagai
berikut:
1. Membantu pekerjaan harian karyawan-karyawan pada bagian Keuangan dan
Pelaporan.
2. Mengumpulkan kwitansi-kwitansi atas pengeluaran.
3. Memasukkan dan menghitung data Rencana Kerja Anggaran
4. Menginput data SP2D
3.4.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
1. Berdasarkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), Bendahara
Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat
Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah).
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri dari :
a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)
b. SPP Ganti Uang (SPP-GU)
c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU)
22
2. Pengajuan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian
rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja.
3. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan
Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh
persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan.
4. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU (Surat Permintaan
Pembayaran-Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh
persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
melalui PPK-SKPD
(Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka ganti
uang persediaan.
Dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) terdiri dari :
a. Surat Pengantar SPP-GU
b. Ringkasan SPP-GU
c. Rincian SPP-GU
d. Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran atas
23
e. Salinan SPD
f. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat
pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara
Umum Daerah (KBUD)
g. Lampiran lain yang diperlukan. Ketentuan batas jumlah SPP-UP (Surat
Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dan SPP-GU (Surat Permintaan
Pembayaran-Ganti Uang) ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.
5. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU (Surat Permintaan
Pembayaran-Tambahan Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh
persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah) dalam rangka tambahan uang persediaan.
Dokumen SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) terdiri dari :
a. Surat Pengantar SPP-TU
b. Ringkasan SPP-TU
c. Rincian SPP-TU
24
e. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat
pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara
Umum Daerah (KBUD)
f. Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang
persediaan .
g. Lampiran lainnya yang dibutuhkan.
6. Batas jumlah pengajuan SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan
Uang) harus mendapat persetujuan dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah. Dalam hal tambahan uang tidak habis
digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke Rekening
Kas Umum Daerah (RKUD). Pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan
Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti
Uang) dan SPP TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) digunakan
dalam rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus
25
3.4.2 Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan
dan pengeluaran kas bruto pada aktivitas operasi, investasi, asset nonkeuangan,
pembiayaan dan nonanggaran. Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi dengan cara metode langsung, ini mengungkapkan
pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Entitas pelaporan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode langsung dalam
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi.
Arus kas dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu, yaitu penerimaan dan
pengeluaran arus kas. Metode langsung pada dasarnya merupakan rugi laba,
berbasis tunai dan kas. Penyajian laporan arus kas dengan metode langsung
dimulai dengan melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari aktivitas investasi dan pendanaan.
Metode langsung dapat menghsilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode
tidak langsung. Dengan menggunakan metode langsung informasi mengenai
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh. Hal ini sangat
berguna bagi para pemakai laporan keuangan karena dapat menjelaskan aliran kas
26
3.5 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.5.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian keuangan dan
pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat sudah tepat
karena terdapat beberapa tahapan verifikasi bukti yang kuat sebelum akhirnya
pencairan dana dilakukan, sehingga pengeluaran tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal ini terlihat dari adanya prosedur-prosedur sebagai berikut: Bendahara
Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat
Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah), pengajuan SPP (Surat
Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan
dana sampai dengan jenis belanja, penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP
(Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan,
Pembayaran-27
Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh
persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah) dalam rangka ganti uang persediaan, batas jumlah pengajuan SPP-TU
(Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) harus mendapatkan persetujuan
dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dengan memperhatikan rincian
kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah,
pengajuan dokumen pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan
Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Pembayaran-Uang) dan SPP
TU (Surat Permintaan Pembayaran- Tambahan Uang. Namun, prosedur tersebut
belum dijalankan dengan baik oleh para karyawan karena masih adanya
keterlambatan –keterlambatan penyusunan data. Sebaiknya bagian Keuangan dan
Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat melakukan
evaluasi terhadap kinerja para karyawannya agar prosedur yang sudah baik dibuat
dapat dilaksanakan dengan lebih disiplin oleh para karyawannya sehingga
keterlambatan penyusunan laporan dapat diatasi.
3.5.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Pencatatan arus kas pada Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat sudah terlaksana tepat dengan
28
diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi
yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari pencatatan Laporan Arus Kas dilakukan
dengan cara menyajikan kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas
dari kegiatan operasi, investasi, asset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran.
Entitas pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode
langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan
menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut: Menyediakan informasi
yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas dimasa yang akan datang, lebih
mudah dipahami oleh pengguna laporan, data tentang kelompok penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi. Dengan
menggunakan metode langsung berarti arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
harus disusun dengan menyajikan seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran
kasnya serta tidak perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap pendapatan
dan belanja tersebut karena semua pencatatan didasarkan atas asas kas (cash
basis). Namun agar pelaporan tidak terjadi keterlambatan, setiap data ataupun
transaksi harus segera di flow up agar laporan cepat selesai.
3.5.3 Mengetahui laporann arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan arus kas masuk dan
arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode.laporan ini
29
menghasilkan kas dan operasi,mempertahankan dan memperluas kapasitas
operasinya, memenuhi kewajiban keuangan dan membayar deviden.
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi informasi aliran kas
masuk dan aliran kas keluar dari suatu entitas selama periode tertentu.laporan ini
berguna bagi manajer dalam mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam
merencanakan aktivitas investasi serta pendanaandimasa yang akan datang yang
berguna untuk para investor,kreditor dan pihak-pihak yang lainya dalam menilai
potensi perusahaan.
Selain itu tuntutan yang semakin besar terhadap akuntabilitas publik,
menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan
informasi kepada publik,laporan keuangan ini adalah untuk mengetahui salah satu
informasi mengenai pengelolaan keuangan yang dibutuhkan yang salah satunya
adalah laporan arus kas.
3.5.4 Hambatan dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Proses Arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah kota
Bandung sudah terlaksana dengan baik namun hambatan masih tetap ada.
Hambatan yang ditemui adalah sebagai berikut.
1. Adanya keterlambatan dalam proses pendataan arus kas yang
30
dalam proses pendataan. Hal ini terbilang wajar karena data arus
kas penerimaan dan pengeluaran yang tidak terduga atau sewaktu-
waktu dapat berubah, sehingga bendahara harus melakukan
pendataan ulang .
2. Adanya kekeliruan pihak bendahara pada proses perhitungan arus
kas yang disebabkan karena data yang dihitung sangat banyak dan
terperinci.
3.5.5 Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Masalah ini yang paling banyak terjadi adalah kekeliruan dalam pelaporan
arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan pelaporan
kasnya,maka dari itu juga merupakan aset yang sering terjadi yang sering menjadi
objek kecurangan salah satu masalahnya akan menjadi masalah dalam pelaporan
arus kas perusahaan ini,untuk itu harus diperlukan suatu perencanaan kas yang
baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi
kemungkinan terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan.
Analisa pelaporan arus kas dapat dijadikan pertimbangan dalam
melakukan investasi.Dimana arus kas dapat memberikan informasi bagi
investor,kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan
perusahaan.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi
31
satu informasi didalam pengambilan keputusan,mengingat pentingnya pelaporan
arus kas yang memadai sehingga dapat terlaksananya kegiatan perusahaan yang
efektip dan efisien guna mencapai tujuan yang dilakukan perusahaan.
3.5.6 Cara mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Untuk mengatasi masalah dalam pelaporan arus kas ini antara lain adalah
melakukan program-program dengan cara meningkatkan kualitas SDM yang lebih
produktif lagi sehingga itu bisa meminimalisir kekeliruan yang terjadi dalam
pelaporan arus kas pada DISKOMINFO,yang paling utama antara lain
penganalisisan kembali pelaporan-pelaporan dalam arus kas agar dapat
memberikan informasi yang baik dan relevan.
Dalam menganalisi laporan harus dengan penuh pertimbangan terutama
dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang.Rekomendasi seorang manajer pun bisa
mengatasi masalah laporan keuangan perusahaan dengan memberikan saran
ataupun perbaikan yang disampaikan kepada entitas atau para pegawai,sehingga
pengelolaan pelaporan arus kas perusahaan dapat terorganisir dengan baik dan
ttanggung jawab keuangan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah
penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah
tentang analisis pelaporan arus kas, maka penulis mencoba menyimpulkan
beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO) yaitu :
1. Pelaporan arus kas sudah cukup baik,selain itu memudahkan bagi
Pemerintah Daerah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan
dana dari laporan keuangan.
2. Hambatan pelaporan arus kas kurangnya informasi yang tidak memenuhi
materialitas.
3. Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas kurang relevan dan
kurang dapat dipahami dalam penggunaan dananya.
4. Cara mengatasinya yaitu dengan dengan meyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan lebih mempelajari informasi
34
4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk
peningkatan serta kelancaran dalam pelaporan arus kas, diantaranya adalah :
1. Dalam pelaksanaan pelaporannya lebih meningkatkan kerja sama
dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat .
2. Dalam hambatan yg terjadi di DISKOMINFO perlu adanya
komunikasi yang baik antar pihak yang bersangkutan.
3. Lebih dapat dipahami dan selalu menyajikan fakta secara jujur
serta dapat diverifikasi.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Judul : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT
Nama : Dian Fitriana
NIM : 21210039
Jenjang : Strata 1/ s1
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Bandung , Januari 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan
Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si Mark Aditiya, SE NIP. 4127.34.02.006 NIP.19820318.201101.1001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si
ii
SURAT KETERANGAN
PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat
penelitian, bersedia :
“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Januari 2014
Penulis, Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintah Provinsi Bandung
Dian Fitriana Mark Aditya,SE
NIM.21210039 NIP.19820318.201101.1001
Catatan :
Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB III/di Bab yang mencantum data perusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh untuk tidak dionlinekan), ketikan pada lembar catatan ini,
contoh :
Kecuali Bab III Data perusahaan tidak untuk dionlinekan, dengan