• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MAPPING OF GEOGRAPHY TEACHERS NEED IN SENIOR HIGH SCHOOL OGAN KOMERING ULU DISTRICT SOUTH SUMATRA IN

2012

By

IRAFITRIANA SULISTIAWATI

This study aims to descibe the state of a geography teacher to calculate and to map the needs of geography teacher and its relevance with the educational background of high school geography teacher in Ogan Komering Ulu distict, Sumatera Selatan in 2012. This study used descriptive methode as the research method, while the data collection techniques used were koesioner and documentation. The technical data analysis used was descriptive analysis. The population in this study were 27 high schools in Ogan Komering Ulu district.

(2)

ABSTRAK

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

Oleh

IRAFITRIANA SULISTIAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan guru geografi, menghitung dan memetakan kebutuhan guru geografi serta relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten OKU Propinsi Sumatera Selatan tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu koesioner dan dokumentasi serta teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 27 SMA di Kabupaten OKU

(3)

106

V SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

1.

Keadaan guru yang mengajar geografi SMA di Kabupaten OKU adalah 34

orang guru yang terdiri dari 13 guru berjenis kelamin laki-laki, 21 guru

berjenis kelamin perempuan, 11 orang guru tetap, 23 orang guru honorer serta

hanya 16 guru yang sudah sertifikasi. Media yang sering dipakai guru

geografi di Kabupaten OKU adalah peta dan globe, diikuti dengan media

gambar, dan video. Materi yang paling sulit untuk dipahami adalah 20 orang

guru materi SIG dan penginderaan jauh, 1 orang memilih materi antroposfer

dan 13 orang guru tidak mengalami kesulitan memahami materi-materi

geografi yang ada.

2.

Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten OKU adalah 33 orang guru

geografi. Secara keseluruhan Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten

OKU sudah merata atau sebagian besar sudah terpenuhi, bahkan terdapat

sekolah yang kelebihan 1 guru geografi yaitu SMA Sentosa Bhakti dan SMA

Kader Pembangunan yang terdapat di Kecamatan Baturaja Timur, serta hanya

SMA Negeri 8 OKU yang mengalami kekurangan 1 orang guru yang terdapat

(4)

107

3.

Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi yaitu 34 orang guru hanya

17 orang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi, 2 orang guru lulusan S1

Pendidikan Sejarah, 2 orang guru lulusan S1 Pendidikan Kimia, 2 orang guru

lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia, 2 orang guru lulusan S1 Fisika (Akta

IV), 1 orang guru lulusan S1 Pendidikan Biologi, 2 orang guru lulusan S1

Administrasi Pendidikan, 1 orang guru Pendidikan Matematika, 1 orang guru

lulusan S1 Pendidikan Fisika, 2 orang guru lulusan S1 Ekonomi (akta IV), 1

orang guru lulusan SMEA Dengan demikian total kekurangan guru geografi

di Kabupaten OKU jika berdasarkan relevansi latar belakang pendidikan

yakni 17 orang guru.

B.

Saran

a.

Kepada Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan dan Dinas Pendidikan

Kabupaten OKU, hendaknya di masa mendatang merencanakan suatu sistem

persebaran guru secara merata sehingga tidak terjadi kekurangan dan

kelebihan guru di setiap-setiap sekolah dan Pemerintah hendaknya segera

melakukan perekrutan guru-guru geografi baru sehingga kekurangan guru

dapat teratasi serta memutasikan guru geografi pada SMA mengalami

kelebihan guru.

b.

Bagi dinas pendidikan dan SMA hendaknya menetapkan sistem penjaringan

dan penetapan guru geografi secara sungguh-sungguh berdasarkan pada

prinsip

the right man on the right place

. Seorang calon guru yang berijazah

(5)

108

geografi, sehingga nantinya setiap guru yang akan mengajar bidang studi

geografi di SMA benar-benar lulusan S1 Pendidikan Geografi.

c.

Guru geografi yang kualifikasinya terlanjur tidak tepat hendaknya diikutkan

pada penataran, pendidikan atau pelatihan dibidang geografi yang diadakan

oleh dinas pendidikan atau pihak swasta yang berkompeten di bidang

geografi serta bagi guru geografi yang masih berijazah Non S1 pendidikan

geografi hendaknya mengambil lagi pendidikan ke jenjang S1 pendidikan

(6)

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

IRAFITRIANA SULISTIAWATI

Pembimbing I : Dr.Hi.Pargito, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Edy Haryono, M.Si. Pembahas : Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

Oleh

IRAFITRIANA SULISTIAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(8)
(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

. 2011. Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bappeda OKU.

Baturaja

Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan

Nasional. 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen

. Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia. Jakarta.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978.

Metode Analisa Geografi

. LP3ES.

Yogyakarta.

Dedy Miswar. 2010. Pengantar Kartografi Tematik.

Bahan Ajar

. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Daldjoeni. 1987.

Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek.

Alumni.

Bandung.

Danial Achmad. 1997.

Analisis dan Proyeksi Kebutuhan Guru Sekolah Menengah

Pertama Negeri Di Bandar Lampung

. Pasca Sarjana IKIP Malang. Malang

Depdikbud. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta.

Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu.S.P. 1996.

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Bumi Aksara.

Jakarta.

Jampel, Nyoman I. 2001.

Profesionalisasi Tenaga Kependidikan Untuk

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Era Otonomi Daerah.

Aneka Widya.

IKIP Negeri Singaraja.

(11)

Maman Rachman. 1993.

Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian Pendidikan

.

IKIP Semarang Press. Semarang.

Mantra, Ida Bagoes. 2003.

Demografi Umum.

Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 1991.

Metode Penelitian Kualitatif

. Rosdakarya. Bandung.

Nursid Sumaatmadja. 1988.

Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan.

Alumni. Bandung.

Rosana. 2003. Kartografi

. Bahan Ajar.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2007.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

. Alfabeta.

Bandung.

Suharyono dan Amin .M. 1994.

Pengantar Filsafat Geografi

. Dekdikbud. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2000.

Metodologi Penelitian

. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

(12)
(13)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua

:

Dr. Hi. Pargito. M.Pd.

...

Sekretaris

:

Drs.

Edy Haryono, M.Si.

...

Penguji

Bukan Pembimbing :

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.

...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP: 196003151985031003

(14)

Judul Skripsi

:

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI

TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU)

PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

Nama Mahasiswa

:

IRAFITRIANA SULISTIAWATI

No. Pokok Mahasiswa : 0813034028

Jurusan

: Pendidikan IPS

Program Studi

: Pendidikan Geografi

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pembantu,

Dr. Hi. Pargito, M.Pd.

Drs. Edy Haryono, M.Si.

NIP 19590414 198603 1 005

NIP 19571218 198603 1 002

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan

Ketua Program Sudi

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pendidikan Geografi

(15)

v

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

1.

Nama

: Irafitriana Sulistiawati

2.

NPM

: 0813034028

3.

Program Studi

: Pendidikan Geografi

4.

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP

5.

Alamat

: Perumahan Baturaja Permai Blok Q No. 10, Baturaja

Kec. Baturaja Timur Kab. OKU Propinsi Sumatera Selatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

(16)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulilah, kupersembahkan karyaku ini buat orang

tuaku yang selalu mendoakan dan menyanyangiku. Tak pernah cukup ku balas

cinta kalian.

(17)

MOTO

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan

bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta

pertolongan” (Q.S. An Nahl : 53)

(18)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pemetaan Kebutuhan Guru Geografi Tingkat Sekolah Mengengah Atas

(SMA) Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Propinsi Sumatera Selatan

Tahun

2012”. Sholawat seiring salam selalu tercurah kepada tauladan terbaik Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan Insya Allah kita sebagai

umatnya.

Penulis menyadari bahwa isi yang tersaji dalam skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan,

pemikiran, saran, nasehat serta kesabaran dari Bapak Dr.Hi. Pargito, M.Pd. selaku

Pembimbing Utama sekaligus sebagai Pembimbing Akademik (PA) dan Bapak

Drs. Edy Haryono, M.Si selaku Pembimbing Pembantu serta Bapak Drs.Hi.

Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Penguji. Dalam kesempatan ini pula, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin yang telah diberikan sehingga

(19)

2.

Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,

Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam

penyelesaian studi.

3.

Bapak Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung atas izin pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas saran maupun kritik

yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini

5.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan

6.

Bapak dan Ibu guru geografi SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)

yang telah bersedia menjadi responden dalam skripsi ini.

7.

Bapak, Ibu, Kakakku, Adikku dan Bayu Anggara, Viva, Eda, Rina, Sari, dan

Putri yang selalu memberikan doa, dukungan, kesabaran, dan kasih sayang

yang telah diberikan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis

(20)

7

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

1. Lingkup Penelitian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi

dan peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut

makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi

dan kewilayahan. (Bintarto dalam Sumadi, 2003:85).

Menurut Ikatan Geografi Indonesia (Suharyono dan Amin, 1994:51), bahwa

geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalah konteks

keruangan.

Atas dasar uraian di atas, maka geografi mencakup dua bidang ilmu yaitu

1. Geografi Fisis

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi

untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk

memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang

(21)

8

2. Geografi Sosial

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:56), geografi sosial merupakan geografi

sosial cabang geografi manusia yang studinya ditekankan pada aspek keruangan,

karakteristik penduduk, sosial ekonomi dan kemasyarakatan.

Dari penjelasan di atas, maka penelitian mengenai kebutuhan dan relevansi latar

belakang pendidikan guru geografi di setiap SMA di Kabupaten Ogan Komering

Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 merupakan kajian Geografi

sosial. Dipilihnya geografi sosial sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini

karena goegrafi sosial adalah ilmu geografi yamg mengkaji

permasalahan-permasalahan sosial yang terdapat di muka bumi, salah satunya di bidang

pendidikan.

2. Pendekatan Geografi

Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1978:12), untuk mendekati atau

menghampiri masalah geografi digunakan 3 (tiga) macam pendekatan, yaitu

pendekatan analisa keruangan (spatial analysis), Pendekatan analisa ekologi

(ecological analysis) dan pendekatan analisa kompleks wilayah (regional compley

analysis). Adapun pengertian dari ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Pendekatan Analisa Keruangan

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena

(22)

masing-9

masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor

lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji

aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak,

distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya, sedangkan media penyajian

dalam mengkaji aspek-aspek keruangan tersebut adalah peta.

Peta merupakan informasi keruangan secara nyata dari ruang geografis dan

menampilkan kondisi seluruh wilayah dalam bentuk yang tidak terlalu rumit serta

kemungkinan dapat pula menunjukkan keterkaitan antara fenomena yang satu

dengan yang lainnya, sebab dapat pula memberikan latar belakang konsisi wilayah

yang bersangkutan. Oleh karena itu dengan bantuan peta dapat mempermudah

menganalisa aspek-aspek keruangan suatu masalah yang dipetakan. Salah satu

contohnya yaitu tentang pemetaan kebutuhan guru.

b. Pendekatan Analisa Ekologi

Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi

yang terjadi pada lingkungan. Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan

dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Interaksi

tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan ekosistem. Salah satu

teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.

c. Pendekatan Analisa Kompleks Wilayah

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi

dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari

(23)

10

3. Guru

Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa yang dimaksud guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Artinya bahwa guru mempuyai peran dan tugas yang sangat besar dan

sulit. Oleh karena itu seorang guru haruslah profesioanal, memiliki kompetensi

akademik, kompetensi sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

4. Keadaan Guru

Keadaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744) adalah susunan;

teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yang indah dan selaras. Adapun

yang dimaksud dengan keadaan guru pada bagian ini adalah untuk mengambarkan

deskripsi keadaan guru yang mengajar geografi yang ditinjau berdasarkan jenis

kelamin, jumlah guru, status guru, media yanag sering dipakai dan materi yang

sulit untuk dikuasai.

5. Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru mengacu pada pendapat Beatty (1981) dalam Danial Achmad

(1997: 15) adalah “ketidaksesuaian”. Ketidaksesuain yang dimaksud adalah

ketidaksesuaian yang dapat diukur antara pernyataan peristiwa saat ini dan

(24)

11

(1982) dalam dalam Danial Achmad (1997: 16), kebutuhan sebagai gap antara apa

yang ada dan apa seharusnya. Terkait dengan masalah pendidikan, kebutuhan

guru adalah jumlah guru yang dibutuhkan pada setiap jenjang pendidikan dasar

dan menengah pada waktu tertentu. Kebutuhan guru di setiap sekolah dan jenjang

pendidikan adalah berbeda. Hal ini berarti kebutuhan guru SMA pastinya tidak

sama dengan kebutuhan guru di sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.

Menurut Malayu S.P Hasibuan (1996: 22), untuk mencapai mutu pendidikan yang

diinginkan, maka tenaga guru perlu mendapat perhatian khusus baik dari segi

kualitas maupun kuntitias. Mengenai kuantitas tenaga guru diperlukan

perencanaan yang baik, agar tidak terjadi penumpukan tenaga guru di suatu

sekolah atau di daerah tertentu tetapi dipihak lain terjadi kekurangan guru. Jika hal

ini terjadi maka perlu perencanaan yang baik agar tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan guru. Terkait dengan hal di atas, maka untuk menghitung kebutuhan

guru harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu jumlah kelas,

jumlah jam bidang studi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib belajar

guru per minggu. (Biro Perencanaan Depdikbud,1987:5)

a. Jumlah kelas, yaitu banyaknya kelas murid yang mengikuti pelajaran bidang studi tertentu pada suatu sekolah.

b. Jumlah jam bidang studi per minggu, yaitu jumlah jam untuk tiap kelas pada bidang studi tertentu setiap minggu pada suatu sekolah.

c. Jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu, maksudnya adalah jumlah jam wajib maksimum seorang guru untuk mengajar. Jumlah jam maksimum wajib mengajar seorang guru adalah 24 jam.

6. Latar Belakang Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 643), pengertian latar belakang

(25)

12

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari

pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa latar belakang pendidikan adalah

ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seseorang.

Latar belakang pendidikan berkaitan dengan profesionalisme tenaga pendidikan.

Tenaga pedidikan yang dimaksud adalah seorang guru. Profesionalitas seorang

guru akan berdampak kuat terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dan

peningkatan kualitas pendidikan akan berkonsekuensi logis pada peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa,

terutama untuk menghadapi berbagai peluang dan tantangan di era otonomi

daerah.

Sehubungan dengan hal itu, tentunya dibutuhkan suatu upaya untuk

memprofesionalisasi tenaga kependidikan. Menurut I Nyoman Jampel (2001:15),

upaya-upaya untuk memprofesionalisme tenaga pendidikan adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan tenaga kependidikan, harus menekankan secara seimbang wawasan akademik, kemampuan adaptasi dan generalisasi, serta jiwa pengabdian kepada masyarakat. Untuk kepentingan ini, kurikulum pendidikan tenaga kependidikan harus mempunyai kesimbangan ketiga ranah tersebut serta diberikan porsi aplikasi yang seimbang pula. Jika perlu dikembangkan, sehingga tamatan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) telah diyakini memiliki kemampuan yang memadai dalam ketiga ranah tersebut. 2. Sistem penjaringan (recruitment) dan penempatan tenaga kependidikan harus

secara sungguh-sungguh didasarkan pada prinsip the right man on the right place.

3. Sistem promosi dalam jabatan baik dalam jabatan structural maupun professional harus didasarkan pada professionalitas yang ditunjukan tenaga kependidikan. Serta menjauhkan praktek-praktek promosi dalam jabatan yang didasarkan atas kolusi dan nepotisme.

(26)

13

7. Guru Geografi

Guru geografi adalah seorang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi yang

mengajar bidang studi geografi pada suatu SMA. Seharusnya pelajaran geografi di

SMA hanya diajarkan oleh seorang lulusan S1 Pendidikan Geografi. Namun pada

kenyataannya, kondisi di lapangan tidak selamanya sesuai harapan, yaitu guru

lulusan bidang studi non S1 Pendidikan Geografi tetapi mengajar bidang studi

geografi.

Seharusnya apabila seorang lulusan bidang ilmu tertentu, misalnya Pendidikan

Geografi, akan lebih menguasai materi/pelajaran geografi tersebut dibandingkan

seorang yang bukan lulusan Pendidikan Geografi, karena guru geografi harus

memiliki kompetensi guru mata pelajaran geografi. Berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru geografi seperti :

1. Menguasai hakekat dan struktur keilmuan, ruang lingkup dan objek

geografi.

2. Memberikan pendekatan-pendekatan geografi

3. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam

4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi.

Jadi apabila guru tersebut yang mengajar bukan dari lulusan non geografi maka

akan berdampak pada penurunan terhadap kualitas pendidikan dan dalam proses

pembelajaran akan berjalan kurang maksimal karena kualifikasi tersebut akan

mempengaruhi kompetensi guru tersebut seperti halnya dalam penguasaan

(27)

14

8. Peta dan Pemetaan

Menurut Erwin Raisz (1948) dalam Rosana (2003:13) bahwa peta adalah

gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai

kenampakannya jika dilihat dari atas dengan tambahan tulisan-tulisan sebagai

tanda pengenal. Lebih lanjut menurut Soetarjo Soedjosoemarno (1970) dalam

Dedy Miswar (2010:7) peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau

sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbadingan ukuran yang

disebut dengan skala atau kedar. Dengan demikian peta adalah gambaran

permukaan bumi yang diperkecil dengan skala.

Sedangkan pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau

metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta

yang berbentuk vektor maupun raster. (Wikipedia.org.ensiklopediabebas.com.

diakses tanggal 2 Oktober 2012). Dalam pemetaan ini penulis menggunakan

software arcview versi.3.1 dalam membuat peta. Untuk menunjukkan

kenampakan yang baik dan harmonis dari peta yang disajikan, maka komposisi

peta perlu diperhatikan secara baik termasuk cara meletakkan elemen up atau

marginal information atau keterangan tepi yang dapat memperindah dan

melengkapai informasi mengenai peta yang dibuat sebagai berikut:

1. Judul peta

Judul peta atau title biasanya menunjukkan daerah yang digambarkan. Judul peta

(28)

15

kanan atas, kalau tidak memungkinkan dapat di letakkan di bagian kiri atau di

bagian tengah. Judul ditulis dengan huruf besar semua, ukurannya jangan terlalu

kecil atau terlalu besar.

2. Skala Peta

Sebaiknya skala peta diletakkan di bagian tengah bawah judul peta secara

simetris. Sebaiknya dibuat skala garis atau skala grafis dari pada skala angka,

karena skala garis akan mengikuti perubahan secara proporsionil pada waktu

reproduksi peta dengan cara fotografis maupun fotocopy.

3. Legenda atau Keterangan

Legenda sebaiknya diletakkan di dalam batas garis tepi peta, kalu memungkinkan

di pojok kiri bagian bawah tanpa diberi garis pinggir atau garis pembatas yang

memisahkan legenda dengan peta pokok yang dibuat.

4. Garis Tepi

Pada umumnya peta dibuat dengan garis tepi berbentuk empat persegi panjang,

yang biasanya terdiri dua garis sejajar dengan jarak ¼ inci antara keduanya. Garis

tepi di luar dibuat lebih tebal dari pada garis tepi bagian dalam dan diantara kedua

garis tersebut angka-angka meridian serta pararel dapat dituliskan.

5. Pararel dan Meridian

Penggambaran garis pararel dan meridian hanya kalau dirasa perlu, karena pada

peta yang sederhana dapat dihilangkan tetapi angka-angka meridian dan pararel

(29)

16

meridiannya tegak lurus. Pada peta yang menggunakan jenis proyeksi tertentu,

garis meridian dan pararel sama-sama melengkung atau melingkar.

6. Orientasi atau Petunjuk Arah

Peta pada umumnya berorientasi utara, yaitu arah utara di letakkan pada bagian

atas. Pada peta skala kecil umumnya hanya ada satu arah utara, tetapi pada peta

skala besar seperti peta topografi, arah utara yang ditunjukkan mencakup arah

utara magnetis, utara geografis dan utara meridian.

7. Inset Peta

Tempat atau bagian yang kosong pada komposisi peta sebaiknya diisi dengan

inset peta, yaitu peta yang letaknya tersendiri pada bagian dalam garis tepi dengan

skala tertentu dan garis tepi .

8. Sumber dan Tahun Pembuatan

Catatan mengenai peta dasar yang digunakan atau sumber data yang di petakkan

dibuat atau dicantumkan di bagian dalam garis tepi dengan menyebutkan nara

sumber dan tahunnya.

9. Penyusun dan Pembuat Peta

Catatan mengenai penyusun atau pembuat peta biasanaya di letakkan pada bagian

luar garis tepi peta, di sebelah pojok kanan bagian bawah.

B. Kerangka Pikir

Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan adanya guru yang

(30)

17

dengan baik apabila adanya pemerataan pendidikan, serta persebaran guru.

Persebaran guru yang merata di sini adalah apabila terjadi kekurangan guru,

otomatis di sekolah tersebut yang mengajar geografi bukan guru yang berlatar

belakang geografi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan guru tersebut dalam

memberikan materi kepada siswa. Maka untuk menyikapinya harus ada pula

kebijakan yang tepat untuk menyikapi permasalahan tersebut, contohnya yaitu

penambahan jumlah guru baik melalui tes penerimaan guru sebagai pegawai

negeri sipil maupun guru kontrak/honorer.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, maka melalui penelitian ini penulis akan

mencoba mendeskripsikan kondisi tersebut yakni dengan cara:

1. Mencari data tentang keadaan guru yang mengajar geografi

2. Menghitung jumlah kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kabupaten

Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012.

3. Mengindentidikasi latar belakang pendidikan guru geografi di setiap SMA di

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012

4. Memetakan kebutuhan guru geografi dan relevansi latar belakang pendidikan

guru geografi dengan menggunakan komputer.

Setelah memperoleh deskripsi dari kondisi di atas maka penulis akan mengajukan

hasil penelitian ini ke Dinas Pendidikan Nasional Ogan Komering Ulu, dan

Pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu. Hal tersebut penulis lakukan dengan

harapan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan/pertimbangan bagi

pemerintah dalam membuat kebijakan tentang jumlah guru yang sesuai dengan

(31)

18

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Khususnya pada bidang studi geografi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan penelitian berikut,

[image:31.612.135.504.156.245.2]

Gambar 1. Kerangka Pikir Kebutuhan Guru 1. Jumlah Kelas

2. Jumlah Jam Bidang Studi Per Minggu

3. Jumlah Jam

Maksimum Wajib Mengajar

1. Latar belakang pendidikan 2. Keadaan guru

(32)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan ini adalah metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

(2004:76) metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk

memecahkan masalah, menyusun data, menjelaskan, menganalisis, dan

menafsirkan. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan.

Dengan menggunakan metode deskriptif ini diharapkan permasalahan dari

penelitian ini yang dikemukakan dapat terjawab dengan analisis berdasarkan data

yang dikumpulkan.

B. Populasi

Populasi penelitian yaitu keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu

penelitian (Hadari Nawawi, 2003:141). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yaitu

berjumlah 27 SMA. Penelitian tersebut seluruhnya dapat diteliti oleh penulis,

(33)

20

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Keadaan Guru Geografi

Dalam penelitian ini keadaan guru yang dimaksud adalah untuk memberikan

gambaran atau deskripsi tentang keadaan guru yang mengajar geografi SMA di

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Propinsi Sumatera Selatan. Keadaan guru

yang diteliti disini yaitu berdasarkan jenis kelamin, jumlah guru, status guru,

media yang sering dipakai saat mengajar, materi geogarfi yang sulit untuk

dikuasai.

2. Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru dalam penelitian ini adalah jumlah guru geografi yang

dibutuhkan di setiap SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Terkait

dengan hal tersebut, maka untuk menghitung dengan menggunakan rumus:

KG = ×

Keterangan :

KG = Kebutuhan Guru

JK = Jumlah Kelas

JBP = Jumlah Jam Bidang Studi Per Minggu

JMP = Jumlah Jam Maksimum Wajib Mengajar Guru Per Minggu

3. Latar Belakang Pendidikan

Maksud latar belakang pendidikan ini adalah ijazah pendidikan akademik terakhir

(34)

21

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang mengajarnya adalah bidang studi

geografi. Adapun kemungkinan-kemungkinan latar belakang pendidikan yang

dimiliki oleh guru geografi SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)

adalah adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan bidang studi yang

diajarkan, yaitu sebagai berikut,

1. Seorang guru geografi dikatakan memiliki latar belakang pendidikan yang

sesuai dengan bidang studi yang diajarkan (geografi) jika guru tersebut

merupakkan seorang lulusan.

a. SI Pendidikan Geografi

b. D2 atau D3 Pendidikan Geografi dan selanjutnya melakukan penyesuaian

S1 Pendidikan Geografi

c. S1 Fakultas Geografi yang mengambil akta IV (akta mengajar)

2. Seorang guru geografi dikatakan memiliki latar belakang pendidikan yang

kurang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya (geografi) jika latar

belakang pendidikan guru tersebut sebagai berikut.

a. Guru tersebut merupakan lulusan D1atau D3 Pendidikan Geografi namun

tidak melanjutkan ke jenjang S1 Pendidikan Geografi

b. Guru tersebut merupakan lulusan D2 atau D3 Pendidikan Geografi namun

melanjutkan ke jenjang S1 non Pendidikan Geografi

3. Seorang guru geografi dikatakan tidak memiliki latar belakang pendidikan

dengan bidang studi yang diajarkan (geografi) jika latar belakang pendidikan

(35)

22

a. Guru geografi yang bukan lulusan S1 Pendidikan Geografi dan bukan

bergelar sarjana Pendidikan Geografi. Dalam hal ini, terdapat beberapa

kemungkinan. Kemungkinan pertama, guru tersebut merupakan lulusan

sarjana pendidikan tetapi bukan sarjana pendidikan program studi

Pendidikan Geografi. Kemungkina kedua, guru tersebut lulusan S1 tetapi

bukan sarjana Pendidikan (Non FKIP)

b. Guru geografi lulusan D2 atau D3 FKIP tetapi bukan program studi

Pendidikan Geografi

c. Guru geografi lulusan D1, D2 atau D3 yang non FKIP

d. Guru geografi lulusan SMA/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

Aliyah.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Menurut Sugiono (2007:199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini digunakan kuesioner

karena merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dan cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas serta dapat

diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau

internet. Kuesioner dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang telah

disusun kemudian kuesioner ini ditujukan kepada guru yang mengajar geografi

Sekolah Menengah Atas (SMA). Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data

(36)

23

bidang studi geografi, jumlah jam bidang studi geografi per minggu, dan relevansi

latar belakang pendidikannya.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengambil peninggalan

tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori,

dalil-dalil atau hokum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian (Maman Rachman, 1993:31)

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah data sekunder yang

berupa catatan dan keterangan dari pihak SMA dan Dinas Pendidikan Nasional di

Kabupaten Ogan Komering Ulu,(OKU) dan referensi lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini. Proses dokumentasi dilakukan pada waktu pengumpulan

data baik penelitian pendahuluan dan penelitian hasil. Data yang dikumpulkan

dari teknik dokumentasi adalah data jumlah guru yang mengajar geografi dan data

geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan cara pentahapan secara

berurutan dan interaksionis dengan pendekatan deskriptif, yaitu terdiri dari tiga

alur kegiatan bersamaan yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data seperti

menghitung kebutuhan guru geografi, mengidentifikasi kesesuaian latar belakang

pendidikan guru geografi, rekapitulasi mengenai keadaan guru geografi,

selanjutnya penyajian data yang dituangkan ke dalam bentuk peta dan tabel serta

(37)

RIWAYAT HIDUP

Irafitriana Sulistiawati dilahirkan pada tanggal 20 April 1990 di

Baturaja dari pasangan Bapak Suyitno. A dan Ibu Ermawati

(alm.), dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan yang telah ditempuh adalah Taman Kanak-Kanak Aisyah diselesaikan

pada tahun 1996. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 25 Baturaja diselesaikan

Tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 OKU diselesaikan Tahun

2005, dan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK N 1 OKU diselesaikan pada

tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Reguler. Pada tahun 2011

Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) fisik dan manusia, dan

melaksanakan KKL terpadu di daerah Bandung, dan pernah melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 3 Tanjung Raya Mesuji, serta

pernah mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bujung Buring dengan

Gambar

Gambar  1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Daftar Nama Sekolah, Kebutuhan Guru, Guru Geografi Berdasarkan Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan, dan Gurun Geografi yang ada saat ini di SMA Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011

(2) Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu yaitu SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah, keterjangkauan (aksesibilitas)

Jadi yang dimaksud dengan Pemetaan kebutuhan Guru Geografi Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung Tahun 2013 adalah berupa

Siti Sugiah Mugniesyah ). Tujuan penulisan Skripsi adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Rantau Kumpai 11, 2) Mengetahui profil

Sistem informasi pemetaan data penduduk miskin bertujuan untuk menyajikan informasi yang berkaitan penduduk miskin yang ada pada kabupaten Ogan Komering Ulu dan