• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PENGAWASAN KOMISI D DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELAYANAN PUBLIK KESEHATAN (Studi Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA PENGAWASAN KOMISI D DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELAYANAN PUBLIK KESEHATAN (Studi Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EXECUTION OF COMMITEE SUPERVISION’S DESIGN D DPRD AT BANDAR LAMPUNG CITY IN HEALTHY’S PUBLIC

SERVICE

(Study at Society’s Healthy Centre in Kemiling District at Bandar Lampung)

BY

AHMAD NURYANI

DPRD at Bandar Lampung city as representation from society at Bandar Lampung city has functions to do the supervision to all sectors in public service. DPRD at Bandar Lampung city. Based on number in law 22 year 2003, DPRD form equipment to hold each task that determined. One of that equipment is committee D DPRD at Bandar Lampung city that has task and authority side of people’s welfare from various public services’ sectors. This research will study how does mechanism and supervision pattern of committee D DPRD at Bandar Lampung city towards health’s public service sector in Puskesmas Kemiling.

(2)

work visit program and committee profile D DPRD at Bandar Lampung city and profile of Puskesmas on Kemiling district.

(3)

ABSTRAK

POLA PENGAWASAN KOMISI D DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELAYANAN PUBLIK KESEHATAN

(Studi Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kemiling Bandar Lampung) Oleh

Ahmad Nuryani

DPRD Kota Bandar Lampung sebagai refresentasi dari masyarakat Kota Bandar Lampung salah satu fungsinya melakukan pengawasan terhadap segala sektor pelayana publik. DPRD Kota Bandar Lampung. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003, DPRD membentuk alat kelengkapan untuk membidangi masing-masing tugas yang telah ditentukan. Salah satu alat kelengkapan tersebut adalah Komisi D DPRD Kota Bandar Lampung yang mempunyai tugas dan kewenangan membidangi kesejahteraan rakyat dari berbagai sektor pelayanan publik. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana mekanisme dan pola pengawasan Komisi D DPRD Kota Bandar Lampung terhadap sektor pelayanan publik kesehatan pada Puskesmas Kemiling.

(4)

pada objek peneitian yaitu Komisi D DPRD Kota Bandar Lampung dan Puskesmas Kemiling. Dokumen-dokumen tersebut adalah berita acara rapat, berita acara kunjungan kerja dan profil Komisi D DPRD Kota Bandar Lampung serta profil Puskesmas Kecamtan Kemiling.

(5)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan dengan adanya realita yang ada yaitu perempuan korban trafficking untuk kepentingan bisnis jasa pelayanan seksual komersial di Provinsi Lampung, terlihat bahwa daerah tersebut adalah daerah transit dan juga sebagai daerah pengirim anak perempuan.

1.Dengan karakteristik dan kondisi lingkungan sosialnya, modus operasinya, relasi yang membawanya, proses pengirimannya, cara transaksi/ pengalihannya dari traffickers kepada majikannya, perlakuan majikan terhadap perempuan korban trafficking, upaya – upaya yang dilakukan korban trafficking ketika berada ditempat majikannya, serta bentuk bantuan sosial psikologis yang diinginkan perempuan korban trafficking dalam menyelesaikan masalah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga korban berasal dari keluarga miskin dengan latar belakang pendidikan yang sangat minim dan juga pada saat perekrutan umur korban yang masih sangat belia menyebabkan perempuan korban trafficking menjadi sangat rentan terhadap praktik trafficking.

2. Dengan modus yang digunakan yaitu menipu, menjerat korban, memacari,

(6)

perlindungan hukum dan menghukum pelaku trafficking sesuai dengan undang – undang dan perlindungan korban serta pemulihan psikis korban.

Kelima perempuan korban trafficking mengalami prosedur yang tidak memihak dimana mereka dijadikan korban utuk kedua kalinya ( viktimidasi ) dan ketika mereka mengadukan kasusnya ke pihak yang berwajib mereka diperlakukan sebagai pelanggar hukum ( deskriminasi ) sementara para pelaku trafficking terlepas dari jeratan hukuman. Kekerasan yang dialami kelima perempuan korban trafficking baik kekerasan fisik, mental ataupun psikis membuat mereka takut umengulangi yang telah mereka lakukan seperti mencoba melarikan diri ataupun berontak dengan mengurung dikamar. Cara – cara tersebut adalah hal yang biasanya dilakukan untuk membuat perempuan menjadi takut mengambil keputusan penting untuk hidupnya. Sampai saat ini kelima korban mengakui mereka masih bingung dengan masa depannya.

Trauma psikologis bisa juga timbul akibat trauma fisik atau tanpa ada trauma fisik sekalipun. Penyebab trauma psikologis antara lain pelecehan seksual,

kekerasan, ancaman, atau bencana. Namun tidak semua penyebab tersebut punya efek sama terhadap tiap orang. Ada orang yang bisa mengatasi masalah tersebut, namun ada pula yang tidak bisa mengatasi emosi dan ingatan pada peristiwa traumatik yang dialami. Gejala dan Perawatan trauma psikologis dapat diantisipasi sebagai berikut:

1. Gejala, Penderita trauma biasanya menghindari tiap hal yang memicu timbulnya ingatan akan penyebab trauma. Jika mereka melihat pemicu, apapun jenisnya, mereka akan panik, depresi, marah-marah, atau disosiasi.

2. Perawatan, Perawatan untuk penderita trauma psikologis atara lain meliputi:

(7)

c. Terapi proses yang berhubungan dengan kenangan dan perasaan

B. Saran

Dengan maraknya kasus trafficking perempuan di Indonesia umumnya dan di Provinsi Lampung khususnya yang menimbulkan dampak cukup komplek bagi para korban, beberapa langkah aksi penanggulangan trafficking perempuan untuk tujuan kepentingan pelayanan jasa seksual komersil.

Pertama, hendak nya masyarakat lebih takut akan jeratan hukum dan lebih menekankan lagi pada Undang – Undang khususnya tentang penanggulangan trafficking yaitu Undang – Undang Anti Perdagangan Terhadap Perempuan, yang bersifat menjerat para aktor pelaku dan pelanggan dengan melindungi korban berdasarkan situasi, kondisi serta kebutuhan korban.

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Provinsi Lampung, tepatnya di Kampung Karang Jaya, Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, selama tahun 2001 kejadian trafficking - perempuan dan anak perempuan - untuk kepentingan bisnis pelayanan jasa seksual komersial sebanyak lima orang. Kelima korban trafficking itu adalah yang terpantau dan terekspose di media massa lokal. Di antara kelima korban trafficking itu ada seorang korban (14 tahun) yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Berita terakhir (14 Januari 2003) yang diterima oleh keluarga korban melalui telpon yang diterima oleh bibinya menunjukkan bahwa korban, saat ini, berada di Tawau, Malaysia. Hanya seorang – di antara kelima korban - yang melaporkan kejadiannya serta memproses perkaranya dengan berakhir pada dijatuhkannya putusan pengadilan selama 3,5 tahun bagi pelaku karena melanggar pasal 55 KUHP jo pasal 328 KUHP sebagai dakwaan primair dan pasal 55 jo pasal 330 KUHP dan pasal 55 jo pasal 247 sebagai dakwaan subsidair dan lebih subsidair.

(9)

primair, dan subsidair pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP, atau lebih subsidair pasal 297 KUHP dengan tuntutan pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun. Pada 23 Juni 2003 persidangan dengan pelaku Maas berakhir dengan dijatuhkannya putusan pengadilan selama 4 (empat) tahun, 6 (enam) bulan.

Isu dan Wacana trafficking di Provinsi Lampung dapat dikatakan relatif baru menjadi isu dan wacana, meskipun sebenarnya kriminalisasi perdagangan manusia sendiri bukanlah masalah yang baru dan cukup banyak kejadian yang pernah dipaparkan di media massa dan telah ada beberapa kasus yang dapat diputuskan di pengadilan. Hal ini tercermin dari telah adanya perangkat hukum (KUHP Pasal 297) yang isinya pemidanaan atau mengancam akan menjatuhkan hukuman paling lama enam tahun penjara bagi siapa pun yang memperdagangkan perempuan (usia tidak ditentukan) dan anak laki-laki yang belum cukup umur.

Trafficking yang sebenarnya merupakan isu lokal yang kemudian ditarik menjadi isu global dan memperoleh perhatian pemerintah pusat – dengan telah dirumuskannya program kerja melawan trafficking oleh beberapa departemen dengan koordinasi kementerian negara pemberdayaan perempuan - setelah Indonesia dimasukkan ke dalam kelompok negara-negara Tier-3. Negara yang masuk kategori Tier-3 dianggap tidak sepenuhnya memenuhi (not fully comply) standar penanganan trafficking yang seperti yang ada dalam The Trafficking Victim Protection Act of 2000, dan tidak melakukan usaha-usaha yang berarti (significant efforts) untuk memenuhi standar tersebut.

(10)

tidak dipidana, (c) penindakan hukum (prosecution) di mana pemerintah dengan sungguh-sumgguh menyelidiki dan menindak kegiatan trafficking, termasuk pejabat publik yang terlibat, memfasilitasi atau membiarkan terjadinya trafficking. Tentunya, sebelum merumuskan kembali program/kegiatan untuk menaikkan peringkat yang lebih baik dalam penanganan trafficking perlu dilakukan kajian berdasarkan situasi, kondisi, dan kebutuhan korban.

Kajian life herstory korban trafficking dapat menggambarkan korban trafficking berdasarkan situasi dan kondisi yang menjadi akselerasi terjadinya trafficking dan kebutuhan korban sebelum kejadian, pada saat kejadian, dan setelah menjadi korban trafficking. Hanya saja belum banyak dan sulit diperoleh hasil kajiannya – untuk mengatakan tidak ada yang telah dipublikasikan dan hanya dilakukan untuk kajian komunitas/wilayah tertentu. Kekosongan atau kelangkaan kajian lifeherstory perempuan dan anak perempuan korban trafficking menjadi minat peneliti untuk dikaji dengan tujuan mengungkap situasi dan kondisi serta kebutuhan perempuan dan anak perempuan korban trafficking yang berasal dari Provinsi Lampung.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik perempuan korban trafficking serta kondisi

lingkungan sosialnya?

(11)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh karakteristik perempuan korban trafficking serta gambaran kondisi lingkungan sosialnya.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang modus operasi trafficking perempuan untuk kepentingan bisnis pelayanan jasa seksual komersial yang sering digunakan oleh traffickers dalam menjerat korbannya.

D. Kegunaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan ( deep frying ) karena selama proses menggoreng minyak akan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat kulit batang belimbing wuluh positif mengandung beberapa jenis senyawa metabolit

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: لا. Namun, dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang yang

Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 4 Jatimulyo. Secara

2.2 Perkembangan Industri Rekaman Lagu Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak daun nimba fraksi alkohol 90% berpotensi sebagai bahan fungisida nabati yang dapat menekan diameter koloni dan menghambat jumlah

Kasus Spoofing/Phishing yang menimpa sejumlah bank di Indonesia dan Malaysia serta sejumlah negara Eropa: Kasus terbanyak yang dilaporkan ke ID-CERT dalam masalah

Pad Pada a saa saat t pen penger gerjaa jaan n lan lantai haru tai harus di s di len lengkap gkapi dengan kabe i dengan kabel l duc ductin ting g dan pemasangan