• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Judul Skripsi : ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)

Nama Mahasiswa : Feri Wahyudi No. Pokok Mahasiswa : 0851031016 Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. NIP. 195909 09198903 1 004 NIP. 19730923 200501 1 001

2. Ketua Jurusan Akuntansi

(2)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA ………

Sekretaris : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. ………

Penguji Utama : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. ………

2.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 196109041987031001

(3)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 27 April 2013 Penulis

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Belalau tanggal 15 Mei 1990, sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Suandi Sahri dan Ibu Zurni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Nurul Islam Liwa tahun 1996, Sekolah Dasar di SDN 1 Liwa tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama di SMPN I Liwa tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(5)

MOTTO

“Hai orang

-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu

Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang

yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Live simply, Love generously, Care deeply, Speak kindly

(Feri Wahyudi)

"Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak Tau."

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada :

ALLAH SWT

,

Pelindung hidup ku disetiap nafas dan langkah ku. Semoga karya

kecil ini sebagai salah satu jalan untuk mendapatkan ridho-Mu.

Ayahanda dan Ibunda tercinta

,

Terima kasih tak terhingga atas doa, kasih sayang, perhatian,

dukungan dan senyuman terindahnya yang tidak tergantikan.

(7)

SANWACANA

Bismillahirohmannirrohim.

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan tuntunan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa, Shalawat serta salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kemudian.

Skripsi dengan judul “Analisis Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Activity Based Costing System (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri) adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di

Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

(8)

5. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., selaku penguji utama. Terima kasih atas kesediaannya untuk dapat memberikan kritik dan sarannya yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah membantu dalam perihal akademik.

7. Seluruh bapak/ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih untuk semua ilmu, wawasan, serta pelajaran yang telah diberikan selama ini.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih atas semua bantuannya.

9. Bak dan Mak tercinta (Ayahanda Suandi Sahri, S.IP. dan Ibunda Zurni), atas segala dukungan dan doa yang tiada henti kalian ucap dan pinta untukku, untuk pengorbanan dan kepercayaan yang kalian berikan untukku. Terima kasih banyak atas kasih sayang, doa, dukungan, perhatian, dan semua yang telah diberikan selama ini.

10.Seluruh keluarga terbaikku, ngah Rika, adek Haris, Sepupuku Fatih, mamak Wili dan inan Yuli serta semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya doa, dukungan, dan semangatnya.

11.Kekasihku Reviyana Endriyani . Terima kasih atas doa, dukungan, kesabaran, dan kesetiaan dalam suka dan duka. It’s always been you since the first time. 12.Keluarga TENBRO : Try Syabandi Rasyid, Rivan Apriyan, Rangga Pemana, Febi

Febrian, Wendra Marta, Nanda Dwi Yantono, Bimo Muhammad, Ridho Riadi, Irham. Ditambah Suryo Suharyo dan teman beda jurusan Taufan Arahmansyah. Terima kasih atas dukungan, kebersamaannya, futsal, nobar, maen kartu, tawa dan sukacita selama 4 tahun ini.

(9)

14.Teman-teman satu kost: Ahmadi, Mikhail, Fedrik, Ari Meidiansyah, Arijaya, kang Soson, Jaka, Nando dan yang lainnya. Terima kasih atas dukungan dan

becandaannya.

15.Direktur RSIA Mutiara Putri dr. Syahadah Siregar, MARS., Mbak Novi, dan Mbak Uci serta pihak-pihak lainnya di RSIA. Terima kasih atas segala bantuan dan perhatian yang Ibu dan Mbak berikan sehingga penelitian berjalan lancar. 16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang baik secara langsung

ataupun tidak langsung membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga keberadaan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya ilmiah berikutnya.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Biaya ... 6

2.2. Cost Driver ... 10

METODE PENELITIAN ... 14

3.1. Metode Penelitian ... 14

3.2. Objek Penelitian ... 14

3.3. Jenis data ... 14

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 15

3.5. Alat Analisis ... 16

PEMBAHASAN ... 18

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 18

4.2. Penyajian Data Ruang Rawat Inap ... 20

(11)

4.4. Penentuan Tarif Rawat Inap Menggunakan Activity Based Costing

System ... 25

4.3. Perbandingan Dalam Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap ... 48

PENUTUP ... 52

5.1. Kesimpulan ... 52

5.2. Saran ... 53

(12)

DAFTAR TABEL

4.9 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas ... 28

4.10 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver ... 29

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas dan dilihat dari berbagai macam bentuk rumah sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air. Perkembangan rumah sakit tersebut bukan hanya penambahan jumlah staff karyawan dan jumlah rumah sakit lainnya tetapi juga peningkatan pelayanan kesehatan yang menjadi lebih lengkap dan memuaskan baik dari segi pelayanan maupun dari segi peralatan rumah sakit.

(20)

2

Selama ini penentuan tarif untuk rumah sakit masih menggunakan sistem

penentuan tradisional, sistem penentuan tradisional tidak mencerminkan aktivitas yang spesifik, kendala utama sistem tradisional adalah penentuan tarif didasarkan pada volume output, mengingat output rumah sakit yang tidak berujud, seperti kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas pelayanan, penanganan, perawatan, serta fasilitas yang berbeda beda serta sebagian besar biaya yang terjadi adalah biaya overhead, maka sistem penentuan tarif tradisional akan menghasilkan tarif yang tidak akurat.

Tarif yang tidak akurat akan memberikan informasi biaya yang terdistorsi yaitu undercosting atau overcosting yang mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan dan kelangsungan organisasi. Secara tradisional, pembebanan biaya atas biaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dasar pembebanan secara menyeluruh atau per departemen. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah karena produk yang dihasilkan tidak dapat mencerminka biaya yang sebenarnya diserap untuk menghasilkan produk tersebut. Sebagai akibatnya akan muncul produk undercosting dan produk overcosting (Hansen & Mowen, 2005 ).

(21)

3

biaya pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar untuk mengidentifikasi biaya tersebut ke setiap produk secara individual.

Activity Based Costing System (ABC) merupakan sebuah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasikan bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan didalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar sifat yang ada dari aktivitas tersebut. ABC memfokuskan dari biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau untuk menunjang produk yang bersangkutan, artinya ABC menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan produk, sehingga pendekatan ini menggunakan cost driver pada aktivitas yang menimbulkan biaya. Jadi perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan, dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit.

Activity Based Costing (ABC) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya biaya yang keluar dari setiap aktivitas, hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam ABC dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat.(Mulyadi,2003).

(22)

4

penelitian tersebut dengan menggunakan metode Activity Based Costing System lebih akurat, mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Akan tetapi rumah sakit tersebut milik dan didanai oleh pemerintah tentu tujuan utama dari organisasi bukan untuk mencari laba. Oleh karena itu penulis memilih objek rumah sakit milik pihak swasta, yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri Bandar Lampung, Lampung.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri adalah salah satu rumah sakit milik swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan kandungan. Dalam menentukan tarif rawat inap pihak rumah sakit menggunakan metode unit cost dan melakukan perbandingan dengan harga yang dimiliki pesaing. Oleh karena itu tarif yang ada sekarang tentu tidak mencerminkan tarif yang sesungguhnya yang dapat memberikan informasi secara terperinci. Atas dasar uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penetuan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based Costing System”

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : “ Apakah dengan menggunakan Activity Based Costing System tarif jasa

(23)

5

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini agar penulisan lebih terarah dan terfokus, yaitu :

1. Data-data yang digunakan dari rumah sakit hanya mencakup data aktivitas rumah sakit tahun 2011.

2. Penentuan tarif rawat inap yang akan di teliti adalah jenis perawatan umum.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tarif jasa rawat inap rumah sakit dengan Activity Based Costing System yang dapat memberikan informasi lebih terperinci.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan adanya tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan memberikan manfaat kepada:

1. Manfaat bagi Rumah Sakit, di harapkan dapat membantu rumah sakit memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapan Activity Based Costing System dalam memperhitungkan biaya dan penentuan harga pokok, khususnya di unit rawat inap.

(24)

6

rawat inap dan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai Activity Based Costing System selama studi dengan

praktek yang terjadi di dunia bisnis secara nyata dapat menambah kepustakaan.

(25)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Biaya

2.1.1 Definisi Biaya

Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat menganggap biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai

keuntungan tertentu.”

Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk tujuan tertentu (Blocher 2005:102).

(26)

7

2.1.2 Komponen Biaya dari Akuntansi Rumah Sakit

1. Biaya langsung, merupakan seluruh biaya yang dapat dilacak secara langsung ke objek biaya. Contohnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, biaya diagnostik, biaya terapi dan biaya–biaya lainnya.

2. Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang sulit untuk dilacak secara langsung ke satu objek biaya spesifik. Item overhead pabrik merupakan seluruh biaya tidak langsung. Biaya dibagi oleh departemen berbeda, produk, atau pekerjaan yang disebut biaya bersama (common cost) atau biaya gabungan (joint cost), juga merupakan biaya tidak langsung. Contohnya adalah Biaya pelayanan, biaya kebersihan, biaya pemeliharaan dan lain-lain.

2.1.3 Pembebanan Biaya Overhead Pada Activity Based Costing

Dengan metode Activity Based Costing akan dihasilkan perhitungan yang lebih akurat, karena metode ini dapat mengidentifikasikan secara teliti

aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, mesin dan peralatan dalam menghasilkan suatu produk maupun jasa.

Menurut Warindrani (2006:27) terdapat dua tahapan pembebanan biaya overhead dengan metode Activity Based Costing yaitu:

(27)

8

a. Mengidentifikasi aktivitas.

Pada tahap ini harus diadakan (1) identifikasi terhadap sejumlah aktivitas yang dianggap menimbulkan biaya dalam memproduksi barang atau jasa dengan cara membuat secara rinci tahap proses aktivitas produksi sejak menerima barang sampai dengan pemeriksaana akhir barang jadi dan siap dikirim ke konsumen, dan (2) dipisahkan menjadi kegiatan yang menambah nilai (value added) dan tidak menambah nilai (non added value).

b. Menentukan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas.

Aktivitas merupakan suatu kejadian atau transaksi yang menjadi penyebab terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya). Cost driver atau pemicu biaya adalah dasar yang digunakan dalam Activity Based Costing yang merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar 13 atau seberapa banyak usaha dan beban tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.

c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu.

Pemisahan kelompok aktivitas diidentifikasikan sebagai berikut :

i. Unit level activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit produk yang dihasilkan secara individual.

ii. Batch level activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan sekelompok produk.

(28)

9

iv. Facility sustaining activities sering disebut sebagai biaya umum karena tidak berkaitan dengan jenis produk tertentu.

d. Menggabungkan biaya dari aktivitas yang dikelompokkan.

Biaya untuk masing-masing kelompok (unit, batch level, product, dan facility sustaining) dijumlahkan sehingga dihasilkan total biaya untuk tiap-tiap

kelompok.

e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas (homogeny cost pool rate).

Dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masing-masing kelompok dengan jumlah cost driver.

2. Membebankan biaya aktivitas pada produk.

Setelah tarif per kelompok aktivitas diketahui maka dapat dilakukan perhitungan biaya overhead yang dibebankan pada produk adalah sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah Konsumsi tiap Produk

2.1.4 Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa

Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan

(29)

10

a. Output seringkali sulit didefinisi

b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi

c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost dari seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya. Output dari perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang

kebanyakan tidak terwujud.

Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar-benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan activity based costing pada

perusahaan jasa adalah sebagai berikut :

a. Identifying and Costing Activities. Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.

b. Special Challenger. Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa.

Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.

(30)

11

2.2 Cost Driver

2.2.1 Definisi Cost Driver

Menurut Warindrani (2006 : 28) pengertian Cost driver atau pemicu biaya adalah dasar alokasi yang digunakan dalam Activity Based Costing system yang

merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak usaha dan beban kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas. Cost driver digunakan untuk menghitung biaya sumber dari setiap unit aktivitas. Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan mengalihkan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang dikonsumsikan pada periode tertentu.

Cost driver adalah penyebab terjadi biaya, sedangkan aktivitas adalah merupakan dampak yang ditimbulkannya. Dalam sistem biaya Activity Based Costing (ABC) digunakan beberapa macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya

tradisional hanya menggunakan satu macam pemacu biaya tertentu.

2.2.2 Faktor Utama Cost Driver

Paling tidak ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemacu biaya (cost driver) ini yaitu biaya pengukuran dan tingkat korelasi antara cost driver dengan konsumsi biaya overhead sesungguhnya. Hal ini dapat

dijelaskan, sebagai berikut:

a. Biaya Pengukuran (Cost of Measurement)

(31)

12

tersedia. Informasi yang tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya berarti harus dihasilkan dan akibatnya akan meningkatkan biaya sistem informasi perusahaan. Kelompok biaya (cost pool) yang homogen dapat menawarkan sejumlah pemacu biaya. Untuk keadaan ini, pemacu biaya yang dapat digunakan pada sistem informasi yang ada sebelumnya hendaknya dipilih. Pemilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran.

b. Tingkat Korelasi (Degree of Corelation) antara Cost Driver dan Konsumsi Overhead Aktualnya

Struktur informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan cara lain untuk meminimalkan biaya pengumpulan informasi konsumsi pemacu biaya. Terdapat kemungkinan untuk menggantikan suatu pemacu biaya yang secara langsung mengukur konsumsi suatu aktivitas dengan pemacu biaya yang tidak secara langsung, mengukur konsumsi tersebut.

2.2.3 Jenis-jenis Cost Driver

Ada dua jenis cost driver yaitu:

1. Driver Sumber Daya (resources driver)

Merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas.

2. Driver Kuantitas (activity driver)

Merupakan ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya.

(32)

13

1. Pemicu biaya yang berkaitan dengan volume produksi.

Pemicu biaya ini dianggap sebagai pemicu sejumlah biaya yang berkaitan dengan volume produksi. Pemicu biaya jenis ini telah mendominasi sistem akuntansi biaya tradisional. Sebagian besar biaya-biaya pemanufakturan dianggap berkaitan erat dengan pemicu biaya tersebut. Dalam hal variabilitas biaya-biaya pemanufakturan dianggap dapat diterapkan dengan besarnya jam kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin dan biaya bahan baku.

2. Pemicu biaya yang berkaitan dengan pemanufakturan.

Pemicu biaya ini dianggap memicu sejumlah biaya pemanufakturan karena terdapatnya diversitas dan kompleksitas produk.

(33)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan Activity Based Costing dengan tarif rawat inap rumah sakit saat ini. Subjek penelitian adalah karyawan bagian accounting dari rumah sakit.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan kandungan. Rumah sakit ini terletak di daerah Pahoman yang beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto No. 96, Tanjung Karang, Bandar Lampung.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

(34)

15

pertanyaan yang telah ditentukan guna mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah sebagai langkah awal penelitian dan kemudian untuk diolah lebih lanjut.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh merupakan data yang sudah diolah dalam dokumen perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta data keuangan yang berkaitan dengan pembebanan biaya dalam aktivitas

perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, penulis membutuhkan data yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang relevan yang mencakup ruang lingkup menjadi acuan penulis untuk dapat memberikan gambaran secara

menyeluruh tentang masalah yang diteliti.

Pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung berupa wawancara dengan pihak yang berwenang dalam rumah sakit guna memperoleh informasi yang terkait dengan objek penelitian.

2. Penelitian Kepustakaan

(35)

16

3.5 Alat Analisis Data

3.5.1 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif (angka) untuk menunjukkan dan membandingkan metode penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan unit cost yang diterapkan rumah sakit selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing.

Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing dalam penelitian ini sebagai berikut :

1). Mengidentifikasikan aktivitas.

2). Mengklasifikasikan biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai aktivitas.

3). Mengidentifikasi cost driver.

4). Menentukan tarif per unit cost driver.

Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:

Jumlah aktivitas = jumlah keseluruhan biaya yang dihabiskan oleh suatu aktivitas

Cost Driver = jumlah keseluruhan pemicu biaya dari suatu aktivitas

5). Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas.

(36)

17

BOP yang dibebankan = tarif per unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih

b). Kemudian perhitungan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode activity

based costing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tarif per kamar = Cost Rawat Inap + Laba yang diharapkan

6). Membandingkan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode

Activity Based Costing dengan metode yang diterapkan oleh rumah sakit.

3.5.2 Analisis Kualitatif

(37)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan mengenai tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC pada RSIA Mutiara Putri yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC menghasilkan tarif yang lebih besar dari metode yang diterapkan rumah sakit yaitu untuk Kelas Deluxe Mom Rp. 230.084, Kelas Standard Mom Rp. 159.505, Kelas Deluxe Child Rp. 213.815, dan Kelas Standard Child Rp. 149.763. Sedangkan yang lainnya dihasilkan tarif yang lebih rendah yaitu Kelas Family Suite Mom Rp. 494.669, Kelas Junior Suite Mom Rp. 340.887, Kelas Deluxe Plus Mom Rp. 264.333, Kelas Family Suite Child Rp. 436.559, Kelas Junior Suite Child Rp. 332.594, Kelas Deluxe Plus Child Rp. 268.853.

2. Perbedaan tarif yang terjadi disebabkan karena pembebanan biaya

(38)

53

5.2 Saran

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Gelora Aksara Pratama, Jakarta. Blocher, Edward J., et al. 2005. “Cost Management, 3rd”. Diterjemahkan

oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba dengan judul “

Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Edisi 3. Buku 1”. Salemba Empat, Jakarta.

Dunia, Firdaus. A and Abdullah, Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya.Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta.

Gorrison, Ray H and Eric W, Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Alih Bahasa A. Totok Budisantoso. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Hansen, Don R and Maryanne M. Mowen. 2003. Manajemen Accounting, Fourth Edition, Cincinnati, Ohio, South Western College Publishing. Ikhsan, Arfan. Ida Bagus Agung Dharmanegara. 2010. Akuntansi dan

Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 2.

BP STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2003. “Activity Based Cost System”: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya, Edisi 6”. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Supriyono. 1994. Akuntansi Biaya:Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produksi, Edisi 2, Yogyakarta:BPFE.

_________. 2002. Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen. STIE YKPN, Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Activity-Basd Costing and Mangement, Harvarindo, Jakarta

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Islam Klaten selama ini masih menggunakan metode tradisional dalam menentukan tarif jasa rawat inap, yang dianggap tidak begitu tepat lagi dalam pengalokasian biaya

Penentuan tarif jasa rawat inap sistem akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era teknologi yang modern saat ini.Karena system ini mempunyai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan Activity Based Costing, apabila dibandingkan dengan tarif yang digunakan

Metode ABC sangat direkomendasi sebagai metode dalam perhitungan tarif jasa rawat inap di rumah sakit, karena menggunakan pemicu biaya (cost driver) berdasarkan pada aktivitas

Penentuan tarif jasa rawat inap sistem akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era teknologi yang modern saat ini.Karena system ini mempunyai

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing System memberikan hasil yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan / meghitung berapa besar tarif seharusnya yang diberikan rumah sakit kepada pasien rawat inap berdasarkan metode

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rumah Sakit Roemani.”