ABSTRAK
PENGARUH PELAKSANAAN MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TEBET JAKARTA
SELATAN
Oleh
FUNIKA ANGGUN ANGGRAINI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah modernisasi sistem administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebet Jakarta Selatan berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebet Jakarta Selatan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling yang selanjutnya terpilih sampel sebanyak 50 Pengusaha Kena Pajak dengan tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk menguji data menggunakan software SPSS 21 meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, dan uji regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penyempurnaan proses bisnis dan variabel penyempurnaan manajemen sumber daya manusia terbukti berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Sedangkan variabel implementasi restrukturisasi organisasi tidak memberikan bukti adanya pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak . Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya serta berguna bagi institusi terkait guna memberikan pelayanan yang lebih baik di masa yang akan datang.
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION ON MODERNIZATION OF THE TAX ADMINISTRATION SYSTEM TO THE COMPLIANCE LEVEL OF TAXABLE ENTREPRENEURS AT TAX SERVICE OFFICE PRATAMA TEBET
SOUTH JAKARTA
By
FUNIKA ANGGUN ANGGRAINI
The objective of this research is to examine whether the modernization of the tax administration system at the Tax Service Office Pratama Tebet, South Jakarta positive effect on the level of compliance of taxable entrepreneurs.
The population in this research are all registered Taxable Entrepreneurs in Tax Service Office Pratama Tebet, South Jakarta using Simple Random Sampling method hereinafter elected sample of 50 Taxable Person with a confidence level of 95% is taken. Data used in this research are primary data. To test data using SPSS 21 software include validity, reliability, classic assumption test, test determination coefficient, multiple regression testing.
The results showed that the variable improvement of business processes and variable improvement of human resource management proved a positive influence on the level of compliance of taxable entrepreneurs. While the variable implementation of organizational restructuring does not provide evidence of a positive effect on the level of compliance of taxable entrepreneurs. The result is expected to be a reference for further research as well as useful to the relevant institutions in order to provide better service in the future.
TEBET JAKARTA SELATAN
Oleh
FUNIKA ANGGUN ANGGRAINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, pada tanggal 16
Februari 1993 sebagai putri tunggal dari pasangan Bapak
Subhan Rozi, S.Pd., M.MPd dan Ibu Erlinda Wati AR.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak
di TK Beringin Raya Bandarlampung pada tahun 1999.
Dilanjutkan dengan pendidikan dasar di SD Kartika II-5 Bandarlampung dan lulus
pada tahun 2005. Selanjutnya, penulis menyelesaikan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 2 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2008,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 2
Bandarlampung hingga lulus pada tahun 2011.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN tertulis. Selama
menjadi mahasiswi, penulis aktif dalam organisasi UKM Fakultas Economic
English Club (EEC) Unila sebagai Kepala Divisi 1 Bidang Pendidikan dan
Pengkaderan tahun 2013. Penulis juga aktif dalam Organisasi Internasional
Kepemudaan Associaton Internationale et Studiant Sociale Economic
Commerciale (AIESEC) Unila dan terpilih menjadi President periode 2014/2015
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkah, rezeki, nikmat, dan karunia-Nya.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda Subhan Rozi dan Ibunda Erlinda Wati, atas segala kasih sayang,
dukungan, pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan.
Seluruh keluarga besar, atas segala dukungan, doa, kekeluargaan, dan
motivasi yang selalu diberikan.
Sahabat dan teman-temanku, untuk keceriaan, nasihat, dan dukungan yang
selalu diberikan.
MOTO
“Do your best then let Allah do the rest”
“We are defined by how we use our power”
(Gerry Spence)
”Striving for excellence is the key of success for everything that you stand for”
(Funika Anggun Anggraini)
“Seluruh proses yang sulit dan panjang akan selalu terbayar dengan hasil
yang sepadan”
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebet Jakarta Selatan” sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan,
dukungan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CA.,C.P.A, selaku Pembimbing
Utama. Terima kasih atas bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah
selama proses penyelesaian skripsi.
6. Bapak Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,CA, selaku dosen Penguji, atas masukan,
arahan, dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Kiagus Andi,S.E.,M.Si.,Akt, selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan waktu, saran dan masukan selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Akuntansi atas semua bimbingan,
pengajaran, pelayanan, dan bantuan yang telah diberikan.
9. Ayah dan Ibu tercinta, Ayah Subhan Rozi dan Ibu Erlinda Wati yang telah
menjadi orang tua yang luar biasa bagi anaknya. Terima kasih atas semua
kasih sayang, pengorbanan, dukungan dan doa yang telah kalian berikan.
10.Semua keluarga besar, kakek-nenek, om-tante serta semua sepupuku, yang
terlalu banyak jika disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan
doa yang selalu diberikan.
11.Sahabat-sahabat terbaikku, OM9PC, Aini Putri, Annisa Ramadini, Anastasia
Noor W, Dinda Amalia Syananta, Ivone Prata Mulia, Sinta Rustia P, Trisa
Andaluri, Zuryati T Qurbany, Fildza Rohma. Terima kasih atas dukungan,
doa, nasihat, dan keceriaan yang selalu kalian berikan selama ini dan kelak
sampai kita menua. Semoga semua cita-cita baik kita bisa segera terkabul.
12.Sahabat-sahabat semasa perkuliahan, Powerpuff, Trisa dan Laeina, serta
QueenBee, Dinda, Sinta, Fitri, Ecul, Oci. Terima kasih telah menjadi sahabat
baru namun terbaik selama kita menyelesaikan proses kesarjanaan kita ini.
keluarga besar AIESEC Unila dan UKM F EEC Unila, teman, senior dan
junior atas semua kepercayaan dan pengalaman yang luar biasa.
14.Teman-teman Akuntansi 2011, Nissa, Yayas, Sherly, Enyeng, Billy, Ridho,
Rahmat, Tito, Juna, Jaka, Nicho, Vianna, Lisna, dan lainnya yang tidak dapat
disebut satu per satu atas kebersamaan dan kenangan baik yang telah
diberikan.
15.Teman-teman KKN Desa Tenabang, Tia, Bonbon, Umi, Ulil, Priskila, Rizka,
Novi, Cupa, Yumna, Ucup, Mustaqim, Yoga, Sammy, Ijal, Yoga kecil, Kak
Dimas dan Havif. Terimakasih untuk semua pengalaman dan pelajaran
hidupnya.
16.Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan
yang telah diberikan, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan
berguna untuk selanjutnya Terima Kasih.
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Rumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6
2.1Landasan Teori ... 6
2.1.1 Teori Reasoned Action (TRA) ... 6
2.1.2 Pengertian dan Fungsi Pajak ... 7
2.1.3 Syarat Pemungut Pajak ... 8
2.1.4 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 9
2.1.6 Kepatuhan Pajak (Tax Compliance) ... 12
2.2Pengembangan Hipotesis ... 14
2.2.1 Pengaruh Implementasi Restrukturisasi Organisasi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 14
2.2.2 Pengaruh Penyempurnaan Proses Bisnis Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 16
2.2.3 Pengaruh Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 18
2.3 Kerangka Pikir ... 20
III. METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Rancangan Penelitian ... 21
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
3.2.1 Populasi Penelitian ... 21
3.2.2 Sampel Penelitian ... 22
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 22
3.4 Variabel Penelitian ... 23
3.5 Instrumen Penelitian ... 24
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24
3.5.1.2 Reliabilitas Instrumen ... 26
3.6 Uji Asumsi Klasik ... 27
3.6.1 Uji Heterekodastisitas ... 27
3.6.2 Uji Normalitas ... 27
3.7 Analisis Data ... 28
3.7.1 Koefisien Determinasi ... 29
3.7.2 Analisis Regresi Berganda... 29
3.8 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 30
3.8.1 Uji t ... 30
3.8.2 Uji F (Anova) ... 31
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Statistik Deskriptif ... 32
4.1.1 Deskripsi Data ... 32
4.1.2 Analisis Variabel ... 35
4.1.2.1 Analisis Variabel Bebas Implementasi Restrukturisasi Organisasi ... 35
4.1.2.3 Analisis Variabel Bebas Penyempurnaan
Manajemen Sumber Daya Manusia... 37
4.1.2.4 Analisis Variabel Terikat Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 38
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 43
4.3.1 Uji Heterokedastisitas ... 43
4.3.2 Uji Normalitas ... 44
4.4 Pengujian Kelayakan Model Regresi ... 44
4.5 Pengujian Hipotesis ... 45
4.5.1 Koefisien Determinasi ... 45
4.5.2 Uji Signifikansi ... 46
4.6 Pembahasan ... 51
V SIMPULAN DAN SARAN ... 54
5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 33
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 34
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pajak ... 34
4.5. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Implementasi Restrukturisasi Organisasi ... 35
4.6. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Penyempurnaan Proses Bisnis ... 36
4.7. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 38
4.8. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 38
4.9. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 40
4.10. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 41
4.11. Hasil Uji Chi-Square ... 44
4.12 . Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 46
4.13. Hasil Analisis Regresi Berganda... 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran ... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Distribusi Jawaban Responden
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 6 Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 7 Analisis Regresi Berganda
Lampiran 8 T-tabel
Lampiran 9 Tabel Nilai r Product Moment
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 33
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 34
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pajak ... 34
4.5. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Implementasi Restrukturisasi Organisasi ... 35
4.6. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Penyempurnaan Proses Bisnis ... 36
4.7. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 38
4.8. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak ... 38
4.9. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 40
4.10. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 41
4.11. Hasil Uji Chi-Square ... 44
4.12 . Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 46
4.13. Hasil Analisis Regresi Berganda... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Distribusi Jawaban Responden
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 6 Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 7 Analisis Regresi Berganda
Lampiran 8 T-tabel
Lampiran 9 Tabel Nilai r Product Moment
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran ... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perekonomian suatu Negara sangat bergantung pada kondisi penerimaan negara
tersebut. Salah satu penerimaan Negara dapat diperoleh dari pajak. Namun
melihat tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap sistem
perpajakan di Indonesia, maka pemerintah perlu melakukan perubahan yang dapat
meningkatkan kualitas perpajakan di Indonesia. Dengan adanya perbaikan
pelayanan dan sistem yang ada maka pemerintah tidak perlu mengkhawatirkan
akan terjadi penurunan kepatuhan membayar pajak yang dapat mengganggu
kestabilankeuangan negara.
Penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah dan
pembangunan. Saat ini sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai dari penerimaan
pajak.
Salah satu penerimaan pajak yang cukup signifikan terhadap pendapatan Negara
yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Menurut Badan Kebijakan Fiskal
hampir dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu dari Rp 123
triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 232,2 triliun pada tahun 2010. Angka ini
kurang 30% dari total penerimaan Negara dari pajak. Untuk tahun 2011
penerimaan PPN mencapai 277,3 triliun, jika dibandingkan dengan penerimaan
PPN tahun 2010, maka penerimaan PPN mengalami peningkatan, tetapi apabila
dilihat dari perjenis pajaknya untuk tahun 2011, maka PPN memiliki pencapaian
target paling rendah. Meskipun demikian, PPN mengalami kinerja pertumbuhan
sebesar 20,45% yang tergolong relatif baik.
Kurang tercapainya penerimaan PPN disebabkan karena tingkat kepatuhan pelaku
usaha dalam menyetor PPN masih rendah dan juga masih banyak transaksi yang
tidak tercatat atau yang dikenal dengan ekonomi bawah tanah, sehingga
penerimaan PPN tidak mencapai target. Manurung (2002) menemukan bahwa
sekitar 22% untuk setiap Kanwil Pajak terdapat Pengusaha Kena Pajak (PKP)
yang bukan pembayar pajak (sumber laporpajak.com).
Sejak awal dekade 2000, “modernisasi” telah menjadi salah satu kata kunci yang
melekat dan menjadi bahan pembicaraan di lingkungan Direktorat Jendral Pajak,
Departemen Keuangan. Hal itu dilakukan yang bertujuan untuk menerapkan
“good governance” dan “pelayanan prima” kepada masyarakat. Dari penelaahan
atas tujuannya, terdapat beberapa kondisi menjelang dekade 2000 yang menjadi
dasar sekaligus sasaran dari dilakukannya modernisasi perpajakan.
Rendahnya kepatuhan masyarakat melaksanakan kewajiban pajak seperti
membayar pajak menjadi gambaran umum di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
- Jumlah Wajib Pajak terdaftar masih rendah bila dibandingkan dengan
potensi yang ada (coverage ration).
- Kepatuhan Wajib Pajak masih rendah yang tercermin dari pelaksanaan
kewajiban perpajakannya. Di antara indikatornya adalah penyampaian
SPT baik masa maupun tahunan yang masih rendah.
- Realisasi penerimaan pajak setiap tahun yang belum menunjukkan tingkat
optimalnya, dengan membandingkan kepada potensi yang ada. Sebagai
indikatornya, realisasi dan peranan pajak terhadap APBN pada tahun
1998-2000 masih sekitar 50% hingga 60%.
- Tax Ratio sebagai salah satu indikator kinerja perpajakan di suatu Negara
yang masih rendah sebagaimana dikemukakan banyak pihak. Ratio yang
diperoleh dari perbandingan antara pajak terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) masih jauh dibanding Negara lain.
- Tuntutan pelayanan yang cepat, mudah, murah, dan akurat merupakan
harapan masyarakat, demikian juga perpajakan.
Dari kondisi di atas, oleh karena itu diperlukan perbaikan sistem penerimaan
pajak serta perubahan-perubahan dalam segala aspek perpajakan yang dapat
meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya. Hal
ini dapat dilakukan dengan penerapan sistem modernisasi administrasi
perpajakan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Fasmi&Misra (2012). Terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu
Fasmi dan Misra (2012) menggunakan empat variabel pengukuran yang terdiri
dari struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya
organisasi.
Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan merupakan modifikasi
atas penggabungan variabel oleh penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh tiga
variabel independen yaitu restrukturisasi organisasi yang diperoleh dari struktur
organisasi, proses bisnis yang diperoleh dari penggabungan prosedur organisasi
dan strategi organisasi, serta manajemen sumber daya manusia yang diperoleh
dari budaya organisasi. Hal ini dilakukan sebab mengacu pada konsep
modernisasi dan reformasi perpajakan yang terdapat pada Pandiangan (2008).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian guna melengkapi penelitian sebelumnya yang berjudul : “Pengaruh
Pelaksanaan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tebet- Jakarta Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah implementasi dari restrukturisasi organisasi berpengaruh positif
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam membayar
pajak?
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam membayar pajak?
3. Apakah penyempurnaan manajemen sumber daya manusia berpengaruh
positif terhadap tingkat kepatuhan kena pajak dalam membayar pajak?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif modernisasi
administrasi perpajakan terhadap peningkatan kualitas pelayanan
perpajakan.
2. Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam membayar pajak.
1.3.2Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan mengenai modernisasi sistem administrasi perpajakan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bagi pengusaha
kena pajak dalam membayar kewajiban pajaknya sebagai dampak dari
sistem modernisasi administrasi perpajakan.
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lain dengan materi yang
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Reasoned Action (TRA)
Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980
(Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia
berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi
yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen menyatakan bahwa niat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya
perilaku tersebut. Lebih lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau
tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang
pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain
berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms).
Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak/intensi
(intention), dan perilaku (behavior). Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan
seseorang, cara terbaik untuk meramalkannya adalah mengetahui intensi orang
Sikap merupakan hasil pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut
(outcome of the behavior). Disamping itu juga dipertimbangkan pentingnya
konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bagi individu (evaluation regarding
the outcome).
Berdasarkan Teori Reasoned Action (TRA), pengusaha kena pajak akan
berperilaku secara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia.
Apabila informasi perpajakan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap, hal
tersebut akan dapat mempengaruhi pengusaha kena pajak untuk dapat semakin
patuh terhadap kewajiban pajaknya. Di samping itu berdasarkan TRA, pengusaha
kena pajak juga akan mempertimbangkan segala konsekuensi yang akan diperoleh
apabila tidak memenuhi kewajiban pajaknya, hal ini disebabkan oleh hasil
pertimbangan untung dan rugi atas suatu perilaku.
2.1.2 Pengertian dan Fungsi Pajak
Prof. Dr. Rochmat Soemitro,S.H (Resmi, 2012:1) mengemukakan bahwa pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat yaitu pajak sebagai
suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang
disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
Fungsi pajak pada dasarnya yaitu (Resmi, 2012:3):
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya
memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut
ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak
melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan lain-lain.
2. Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta
mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
2.1.3 Syarat Pemungut Pajak
Syarat pemungut pajak menurut Mardiasmo (2011) yaitu:
a) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan
pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya
mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan
memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan
dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
b) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan
jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warga
negaranya.
c) Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
d) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga
lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi
oleh undang-undang perpajakan yang baru.
2.1.4 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011) teori-teori yang mendukung pemungutan pajak,
1) Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh
karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi
asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
2) Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya
perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang
terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
3) Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar
sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.
Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan, yaitu:
a) Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang.
b) Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materil yang harus
dipenuhi.
4) Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan
negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari
5) Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut
pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga
negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam
bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan
seluruh masyarakat lebih diutamakan.
2.1.5 Modernisasi Perpajakan
Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan
program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan
yang secara singkat biasa disebut Modernisasi. Adapun jiwa dari program
modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem
administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan
sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh
dengan pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para
wajib pajak.
Administrasi perpajakan dituntut bersifat dinamis sebagai upaya peningkatan
penerapan kebijakan perpajakan yang efektif. Wijayanti (2004) dalam Fasmi dan
Misra (2012) menemukan bahwa modernisasi yang diharapkan meningkatkan
akuntabilitas aparatur pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Adapun tiga hal yang melatarbelakangi dilakukannya modernisasi perpajakan,
yakni menyangkut:
2. Tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang harus
ditingkatkan
3. Integritas dan produktivitas sebagian pegawai yang masih harus
ditingkatkan (Pandiangan, 2008:6).
Konsep umum pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di Indonesia
pada dasarnya meliputi (Pandiangan,2008):
1. Restrukturisasi organisasi;
2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informasi; dan
3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia.
2.1.6 Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)
Menurut Nurmantu dalam Fasmi dan Misra (2012), kepatuhan perpajakan
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Terdapat dua macam
kepatuhan menurut Syofyan (2005) dalam Fasmi dan Misra (2012), yaitu
kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal adalah suatu
keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal
sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Misalnya ketentuan
batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan. Apabila wajib pajak telah
melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan sebelum
batas waktu maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak telah memenuhi ketentuan
Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif
memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa
undang-undang perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material
adalah wajib pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum
batas waktu berakhir.
Menurut Eliyani (2006) dalam Fasmi dan Misra (2012), kepatuhan Wajib Pajak
didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan tepat waktu informasi yang
diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak terutang dan membayar pajak pada
waktunya tanpa tindakan pemaksaan. Ketidak patuhan timbul kalau salah satu
syarat definisi tidak terpenuhi.
Tingkat kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem
administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan
hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak. Kesadaran dan kepatuhan
memenuhi kewajiban perpajakan juga tergantung pada kemauan wajib pajak,
sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kepatuhan Pengusaha kena pajak adalah kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi semua peraturan perundang-undangan perpajakan, baik kepatuhan
wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan, kepatuhan
dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang maupun kepatuhan wajib pajak
Kriteria pengusaha pajak patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.235/KMK.03/2003 adalah:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua
tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak atau untuk semua jenis pajak, kecuali telah
memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bagian
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap
wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang
terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.
5. Wajib pajak yang laporan keuangan untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan
publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan
pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba fiskal.
2.2Pengembangan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Implementasi Restrukturisasi Organisasi
Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
Fasmi dan Misra (2012) menjelaskan bahwa struktur organisasi adalah unsur yang
berkaitan dengan, 1) pola-pola peran yang sudah ditentukan dan hubungan antar
peran, 2) alokasi kegiatan kepada sub unit terpisah, 3) pendistribusian wewenang di
ini menunjukkan bahwa struktur organisasi memiliki hubungan positif yang kuat
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahayu (2009) menyebutkan bahwa
modernisasi struktur organisasi berusaha untuk mengatasi masalah-masalah
organisasi yang berskala besar, guna mengatasi biropatologi dan disfungsi
organisasi dan diperoleh gambaran bahwa persepsi aparat perpajakan terhadap
indikator perubahan struktur organisasi adalah baik karena proporsi tertinggi
sebesar 63,3%.
Dalam hal implementasi restrukturisasi organisasi, disebutkan bahwa konsep yang
diterapkan yaitu dengan 1) dijalankannya debirokratisasi, 2) pembentukan struktur
organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan, 3) dilakukan pemisahan
antara fungsi pemeriksaan dengan fungsi keberatan, 4) adanya segmentasi wajib
pajak yang dikelola KPP, 5) adanya “internal audit” dan “change program” unit
dan 6) lebih efisien serta “costumer oriented” (Pandiangan,2008).
Dengan adanya implementasi restrukturisasi organisasi organisasi yang berbasis
kepada costumer oriented diharapkan pengusaha kena pajak menjadi semakin
patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Costumer oriented mengedepankan
pada kebutuhan costumer atau dalam hal ini yaitu pengusaha kena pajak. Jadi
memberikan pelayanan terbaik bagi pengusaha kena pajak merupakan prioritas
utama yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai pajak. Implementasi
restrukturisasi organisasi berfokus pada penerapan dari restrukturisasi organisasi
itu sendiri, dimana diharapkan penyempurnaan kelembagaan yang pada awalnya
dilakukan serta adanya unit khusus yang menangani dan mengelola transformasi
perpajakan akan semakin memudahkan jalannya sistem administrasi perpajakan
bagi pegawai maupun pengusaha kena pajak. Implementasi restrukturisasi
organisasi ini tentu diharapkan akan berpengaruh positif apabila dijalankan
dengan baik.
Oleh karena itu, hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini:
H1= Implementasi restrukturisasi organisasi mempunyai pengaruh positif
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak
2.2.2 Pengaruh Penyempurnaan Proses Bisnis Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pengusaha Kena Pajak
Fasmi dan Misra (2012) mengemukakan bahwa prosedur organisasi dan strategi
organisasi berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan keputusan, serta
memanfaatkan segala keadaan dan faktor serta sumber daya yang ada. Hasil dari
penelitian tersebut menyebutkan bahwa prosedur organisasi dan strategi organisasi
dalam modernisasi perpajakan merupakan salah satu faktor yang secara signifikan
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam uji koefisien
determinasi (R2) sebesar 24,6%.
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahayu (2009) menyebutkan bahwa
penerapan penggunaan fasilitas teknologi perpajakan dalam mempermudah
pemenuhan kewajiban perpajakan sebagian besar dalam kategori baik, karena
dapat mempermudah petugas pajak dalam memberikan pelayanan prima kepada
dimodernisasi dalam rangka pemberian pelayanan yang prima kepada wajib pajak,
tetapi masyarakat masih sedikit yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik,
seperti e-SPT, e-Filling, e-Registration. Hal ini bisa dilihat pada hasil uji yang
menunjukkan bahwa proporsi skor jawaban pemanfaatan teknologi informasi oleh
wajib pajak guna memperoleh pemenuhan hak dan kewajibannya dalam hal
pelaporan dan pembayaran pajak masih terbilang rendah yaitu masing-masing
sebesar 33.3%, dan 23.3%. Penggunaan teknologi internet oleh masyarakat guna
mempermudah transaksi perpajakannya masih rendah. Masih banyak wajib pajak
yang terlambat dalam menyampaikan SPT dan membayar pajak terhutangnya.
Oleh karena itu dikemudian hari perlu dilakukan sosialisasi mengenai penggunaan
teknologi internet guna mempermudah transaksi perpajakannya.
Penyempurnaan proses bisnis dilakukan dengan konsep 1) berbasis teknologi
komunikasi dan informasi, 2) sederhana dan mudah dimengerti, 3) adanya built-in
control, efisien dan “customer oriented”.
Berikut adalah fasilitas pelayanan yang diberikan guna menyempurnakan proses
bisnis modernisasi sistem administrasi perpajakan yaitu dengan adanya 1) tempat
pelayanan terpadu, 2) account representative, 3) help desk, 4) complaint center, 5)
call center, 6) media informasi pajak, 7) website, 8) pojok pajak dan 9) e-System
perpajakan (Pandiangan, 2008).
Pemanfaatan teknologi dan komunikasi yang semakin berkembang akan
memudahkan pengusaha kena pajak untuk memperoleh informasi dan pelayanan
pajak. Pengusaha kena pajak akan lebih mudah mengakses segala kebutuhan yang
case management dan workflow system untuk fungsi-fungsi tertentu yang
diterapkan oleh Direktorat Jendral Pajak. Pengusaha kena pajak dapat
memanfaatkan teknologi tersebut seperti pelaporan kewajiban pajak melalui eSPT
sehingga tidak perlu lagi datang langsung ke kantor pelayanan pajak. Hal ini juga
diharapkan mampu meningkatkan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam
memenuhi kewajiban pajaknya.
Oleh karena itu, hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini:
H2= Penyempurnaan proses bisnis mempunyai pengaruh positif terhadap
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
2.2.3 Pengaruh Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya
Manusia Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena
Pajak
Fasmi dan Misra (2012) menggunakan budaya organisasi sebagai salah satu unsur
atau variabel independen yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengusaha kena
pajak yang dalam hal ini penulis memodifikasi menjadi penyempurnaan sumber
daya manusia dalam penelitian ini. Budaya organisasi (Fasmi dan Misra,2012)
didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang
berkembang dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.
Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh anggota
organisasi. Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tinggi-rendahnya
anggapan wajib pajak terhadap proses reformasi dan modernisasi di kantor pajak
perlu untuk tetap menjaga integritas dan nama baik mereka dan instansi untuk
menciptakan wajib pajak yang patuh.
Dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahayu (2009) menyebutkan
bahwa penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai standar
perilaku pegawai dalam menjalankan tugas sebagian besar dalam kategori baik
namun sistem administrasi perpajakan modern tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, hal ini disebabkan oleh jumlah account
representative yang ada di KPP Pratama tidak sebanding dengan jumlah wajib
pajak yang menjadi tanggung jawabnya menyebabkan tidak maksimalnya kinerja
petugas account representative (AR) dalam memberikan pelayanan prima kepada
wajib pajak. Oleh karena itu dikemudian hari diharapkan jumlah account
representative bisa ditingkatkan.
Penyempurnaan atas sistem manajemen sumber daya manusia melalui konsep
1)berbasis kompetensi, 2) optimalisasi komunikasi dan informasi, 3) customer
driven dan continous improvement (Pandiangan,2008).
Pengembangan kapasitas pegawai adalah hal utama yang akan diterapkan guna
mewujudkan tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan. Kualitas sumber
daya manusia yang digunakan akan menjadi salah satu faktor penentu tercapainya
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Apabila pegawai dapat memberikan
pelayanan yang baik tentu pengusaha kena pajak akan mendapat kemudahan
Oleh karena itu, hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini:
H3= Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia mempunyai
pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian telah penulis sajikan di atas, maka penulis membuat kerangka
pemikiran suatu penelitian ini, lihat pada gambar 2.1 berikut:
Modernisasi perpajakan
Keterangan :
X1 = Variabel bebas 1 ( Implementasi Restrukturisasi Organisasi)
X2 = Variabel bebas 2 (Penyempurnaan Proses Bisnis)
X3 = Variabel bebas 3 (Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia)
Y = Variabel terikat (Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak) Implementasi Restrukturisasi
Organisasi (X1)
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
(Y)
Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia
(X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk
penelitian survei. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Indriantoro & Supomo (2011 :115) yaitu sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut
Sugiyono (2014), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebet Jakarta Selatan.
3.2.2 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
Simple Random Sampling (Indriantoro dan Supomo 2011:124) yaitu pengumpulan
informasi dari anggota populasi secara acak sederhana yang memberikan
kesempatan yang sama dan bersifat tak terbatas pada setiap elemen. Dalam
penelitian ini, peneliti langsung mendatangi tempat seminar dimana responden yang
akan dijadikan sampel penelitian berkumpul untuk mengikuti seminar perpajakan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek yaitu data yang
diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan ke responden. Sedangkan sumber
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Menurut Indriantoro dan
Supomo (2011:146), data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau pihak pertama (tidak melalui media perantara).
Data diperoleh dari pengumpulan data kuesioner dan diolah dengan menggunakan
SPSS 21. Pengumpulan data kuesioner secara personal (Personally Administered
Questionnaires) menurut Indriantoro & Supomo (2011 :154) yaitu penggunaan teknik
kuesioner yang disampaikan dan dikumpulkan langsung peneliti dan berhubungan
langsung dengan responden. Bentuk kuesioner diberikan kepada responden dengan
tujuan agar responden dapat memberikan jawaban sesuai dengan tema sentral
penilaian ini. Selanjutnya kuesioner diberikan bobot sesuai dengan tingkat
merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu.
Untuk mengetahui nilai dari ketiga instrumen penelitian ini mempunyai lima
kemungkinan jawaban yakni sebagai berikut:
a) Jika jawaban responden memilih Sangat Tidak Setuju bobot 1
b) Jika jawaban responden memilih Tidak Setuju bobot 2
c) Jika jawaban responden memilih Netral bobot 3
d) Jika jawaban responden memilih Setuju bobot 4
e) Jika jawaban responden memilih Sangat Setuju bobot 5.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan
Supomo 2011: 63). Dalam penelitian ini yang merupakan Variabel
Independen atau Variabel Bebas pertama (X1) yaitu implementasi
restrukturisasi organisasi, variabel kedua (X2) yaitu penyempurnaan
proses bisnis dan variabel yang ketiga (X3) yaitu penyempurnaan
manajemen sumber daya manusia. Untuk mengukur variabel independen
dengan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner
penelitian sebelumnya oleh Fasmi dan Misra (2012).
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat adalah tipe variabel yang
Supomo, 2011: 63). Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Untuk
mengukur variabel dependen dengan menggunakan kuesioner yang
dimodifikasi dari kuesioner penelitian sebelumnya oleh Fasmi dan Misra
(2012).
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang
baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui
apakah data yang dihasilkan dari alat ukur tersebut dapat menjamin mutu dari
penelitian sehingga kesimpulan-kesimpulan terhadap hubungan-hubungan antar
variabel dapat dipercaya, akurat dan dapat diandalkan sehingga hasil penelitian
bisa diterima, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.5.1.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki
validitas yang tinggi. Suatu instrumen yang valid apabila dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat (Sugiyono,2014).
Uji validitas penulis akan mengkonsultasikan instrumen dengan faktor-faktor
variabel yang bersangkutan. Uji coba secara empirik menggunakan korelasi
for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji validitas adalah sebagai berikut:
1) Apabila nilai rhasil positif serta rhasil > rtabel, maka butir atau variabel
tersebut valid.
2) Apabila nilai rhasil negatif dan rhasil < rtabel atau pun rhasil negatif > rtabel maka
butir atau variabel tersebut tidak valid.
Adapun rumus korelasi product moment untuk mencari nilai r hitung atau
validitas sebagai berikut:
.
.
.
2 2
2
2
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
XY Dimana :rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y
XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat X
Y2 = Jumlah kuadrat Y
n = Jumlah Sampel (Banyaknya Data), (Sugiyono, 2014)
Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil
3.5.1.2Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat menghasilkan
hasil yang stabil bila dilakukan pengukuran ulang kepada subyek yang sama. Uji
reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan dibantu fasilitas komputer
program SPSS Versi 21 for Windows.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1) Apabila nilai rAlpha positif dan rAlpha > rtabel maka butir atau variabel
tersebut Reliabel.
2) Apabila nilai rAlpha negatif dan rAlpha < rtabel ataupun rAlpha negatif > rtebel
maka butir atau variabel tersebut tidak Reliabel.
Adapun rumus Alpha untuk mencari nilai reliabilitas sebagai berikut:
22 1
.
1
t i i tS
q
p
S
k
k
r
Keterangan:r1 =Reliabilitas internal seluruh instrumen
k = Jumlah Item dalam Instrumen
pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada Item 1
qi = I - Pi
Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung lebih besar daripada nilai
rtabel dengan taraf signifikan 5%. Pada penelitian ini, skala pengukuran yang
dikembangkan sesuai dengan konsep dan praktik yang berterima umum, yakni
dengan reliabilitas konsistensi internal dengan menggunakan Conbrach’s Alpha.
Reabilitas konsistensi internal berbatas 0,60 (Nunnally, 1970).
3.6 Uji Asumsi Klasik
3.6.1 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variansi variabel tidak sama untuk semua
pengamatan. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas karena data coss section
memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Wijaya,
2012).
3.6.2 Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal tidaknya tiap variabel dilakukan uji normalitas yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sebaran data dari variabel
independen yakni: “Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak”, berdistribusi
normal. Alasan dilakukan uji ini adalah karena pemakaian tehnik analisa korelasi
yang akan dipergunakan mensyaratkan dipenuhinya ketentuan data dari variabel
yang akan diteliti berdistribusi normal atau mendekati normal. Hal ini sesuai
statistik, distribusi sampel harus mengarah berdistribusi normal”. Pengujian
Normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2), sebagai berikut:
k i n hf
f
f
X
1 2 0 2 Dimana:Obk = hasil observasi baris b kolom k
ebk = nilai harapan (expected value) pada baris b kolom k
Derajat bebas Chi Square
Derajat bebas Chi Square = df α (k – 1) (b-1)
k = jumlah kolom observasi
b = jumlah baris observasi.
Selanjutnya nilai “Chi Kuadrat” hitung ini dikonsultasikan dengan nilai ”Chi
Kuadrat” tabel dengan derajat kebebasan (df) = k-1 dan taraf signifikan a = 5%.
Distribusi data akan dikatakan normal apabila X2hitung lebih kecil dari X2tabel. Hal
ini juga berarti nilai-nilai yang diobservasi tidak menyimpang secara signifikan
dari frekuensi harapan.
3.7 Analisis Data
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data digunakan
untuk mengetahui hubungan antar variabel (variabel X dan variabel Y), sehingga
dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan software statistik berupa SPSS 21.0 (Statistical
Product and Service Solutions).
3.7.1 Koefisien Determinasi
Guna mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat,
perlu diketahui nilai koefisien determinasi R2 karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai perbandingan, kegunaan dari R2 adalah untuk mengukur besarnya persentase dari variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan rumus:
KD = r2 x 100%
3.7.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel
bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) apabila variabel bebas
berjumlah dua atau lebih (Sugiyono, 2014). Rumus persamaan regresinya adalah
berikut ini: Y= a+b1X1+b2X2+b3X3
Dimana:
Y = Tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak
X2 = Penyempurnaan Proses Bisnis
X3 = Penyempurnaan sumber daya manusia
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
a = residual
3.8 Rancangan Pengujian Hipotesis
Perhitungan atau analisis pada penelitian ini memanfaatkan komputer program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21.0 for Windows. Statistik
uji yang digunakan adalah:
3.8.1 Uji t
Untuk mengetahui masing-masing variabel independen yaitu implementasi
restrukturisasi organisasi (X1), penyempurnaan proses bisnis (X2) dan
penyempurnaan manajemen sumber daya manusia (X3) secara parsial (sendiri)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen tingkat kepatuhan pengusaha
kena pajak, dengan keputusan uji adalah menggunakan uji parsial dengan rumus:
2 0
1
2
r
n
r
t
(Sugiyono, 2014)Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan
keputusan uji berdasarkan nilai t hitung dan t tabel sebagai berikut:
Jika nilai t hitung ˃ t tabel maka variabel independen berpengaruh
Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.8.2 Uji F (Anova)
Statistik uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel
independen yakni pengaruh implementasi restrukturisasi organisasi,
penyempurnaan proses bisnis, dan penyempurnaan manajemen sumber daya
manusia secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen tingkat
kepatuhan pengusaha kena pajak menggunakan rumus:
)
1
(
)
1
(
)
1
(
2 2
k
n
R
k
R
Fh
Keterangan :
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel.
Setelah dilakukan Uji Fhitung penulis akan menggunakan keputusan uji berikut ini :
Ho : diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel yakni ada hubungan signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
Ho : ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel tidak ada hubungan signifikan antara
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan untuk
menjawab identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan:
(1) Penerapan perubahan implementasi restrukturisasi organisasi yang berkaitan
dengan perubahan kualitas pemberian pelayanan kepada pengusaha kena pajak
serta efisiensi dan efektivitas kerja aparat pajak tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
(2) Penerapan penyempurnaan proses bisnis dalam mempermudah pemenuhan
kewajiban perpajakan dalam kategori baik sehingga mempermudah pengusaha
kena pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
(3) Penerapan penyempurnaan manajemen sumber daya manusia dengan adanya
dalam menjalankan tugas dalam kategori baik sehingga berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan kesimpulan dari
hasil penelitian ini adalah:
a) Bagi KPP Pratama Tebet Jakarta Selatan
Penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai perwujudan
program reformasi administrasi perpajakan jangka menengah berkaitan dengan
implementasi restrukturisasi organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan
penyempurnaan sumber daya manusia memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak, maka dari itu pelaksanaan
modernisasi sistem administrasi perpajakan saat ini semoga bisa dipertahankan
atau bila perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik.
b) Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar peneliti selanjutnya meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor
lain yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak.
5.3 Keterbatasan Penelitian
1) Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh KPP Pratama di
Jakarta karena ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada wilayah
KPP Pratama Tebet Jakarta Selatan.
2) Hasil penelitian ini hanya sampai pada persepsi dari pengusaha kena pajak itu
sendiri tanpa membandingkan dengan data hasil pemeriksaan kepatuhan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan RI, Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
Direktorat Jenderal Pajak. (2003). Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak. http://www.pajak.go.id (online) diakses tanggal 30 Mei 2014.
_____________________ (2004). Peraturan Direktorat Jenderal Pajak.
Fasmi, Lasnofa dan Misra, Fauzan. 2012. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang, Jurnal Akuntansi. Vol. 15
Hariwijaya dan Triton. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta: Oryza.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.235/KMK.03/2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Nunnally, Jum C. 1970. Introduction to Psychological Measurement. York:McGraw Hill Book Company.
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi&Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung. Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-138
Rendezvous. 2012. Teori Reasoned Action. (online)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa Beta.
Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.