BAB II KONDISI UMUM
Pelaksanaan kegiatan praktikum lapang mata kuliah Teknologi Konservasi Sumber Daya Lahan yang dilaksanakan
pada tanggal 27 Oktober 2013 di Dusun Kekep, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Pos yang kelas kami dapatkan yaitu pada pos 1 yang dimana memiliki titik koordinat X: 0667743 sedangkan Y : 9136871. Berdasarkan pengamatan dan keadaan pada lahan didapatkan informasi sebagai berikut :
Satuan Peta Lahan 1
Jenis tanah Typic melanudands Tekstur tanah Lempung liat berpasir Elevasi 45-65%
Lereng Miring berbukit
Drainase Baik, peredaran udara dari atas ke bawah seragam
Tingkat erosi Sedang, tanaman perakaran tidak dalam dan tanah dalam keadaan bera
Satuan Peta Lahan 2
Satuan Peta Lahan 3
Penjelasan tentang kondisi lahan juga dapat dijabarkan berdasarkan poin-poin berikut :
1. Data kepekaan tanah terhadap erosi dan longsor. Jenis tanah Humic Dystrudept
Tekstur tanah Lempung liat berpasir Elevasi 45-65%
Lereng Miring berbukit
Drainase Baik, peredaran udara dari atas ke bawah seragam
Tingkat erosi Sedang, tanaman perakaran tridak dalam dan tanah dalam kondisi bera
Batu / kerikil Sedikit, antara 0,01-3% dari luas area Bahaya Banjir Tidak pernah banjir
Jenis Tanah Lithic Udipsamments Tekstur Tanah Pasir berlempung Elevasi 3-45%
Lereng Landai berombak
Drainase Baik, peredaran udara dari atas ke bawah seragam
Tingkat erosi
Ringan, karena tanah tertutupi tanaman
semusim dan ada beberapa pohon besar yang berada di pinggir sungai untuk mengurangi adanya bahaya erosi
Berdasarkan data yang diatas keadaan tempat pelaksanaan praktikum memiliki iklim yang cukup baik hanya saja keadaan fisik lahan yang tidak baik. Keadaan lahan (pos 1) yang dijadikan sebagai objek memiliki keadaan tanah yang sangat rentan terhadap terjadinya erosi, ini disebabkan karena berkurangnya tutupan lahan dan tanaman-tanaman pengikat tanah dan ini juga didukung oleh keadaan lereng dan elevasinya yang beragam dan agak curam.
Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum ditemui 4 jenis erosi yang kemungkinan sudah terjadi, yaitu :
Erosi percikan yang disebabkan oleh tidak adanya tutupan lahan
sehingga air hujan yang langsung mengenai tanah menyebabkan erosi percik.
Erosi lembar, hal ini disebabkan terkikisnya lapisan atas tanah sewaktu turunnya hujan akibat tanah didaerah ini tidak ada tanaman penutup lahan
Erosi alur, erosi ini terjadi pada saluran drainase air yang berada disamping bedengan
Longsor, terjadi padalahan bagian bawah diatas sungai kurang lebih sepanjang 3 meter, hal ini disebabkan karena tutupan lahan berupa tanaman semusim yang hanya memiliki perakaran dangkal serta kemiringan lereng yang cukup curam.
2. Data pengendalian erosi
Petani di dearah tempat pengamatan sudah melakukan teknik pengendalian erosi dengan membuat teras-teras pada lahan budidaya. pembuatan teras-teras tersebut bertujuan untuk mengurangi derajat kemiringan sehingga
besarnya erosi dapat ditekan atau berkurang. 3. Data sistem usaha tani konservasi
menghabiskan tanaman yang diatas tanah bersih sehingga menimbulkan adanya bahaya erosi yang tinggi. Dengan membiarkan tanaman yang tumbuh tersebut se dkit besar membantu dalam pemecah angin, energi hujan yang dimana kedua tersebut merupakan faktor yang sering menyebabkan erosi terjadi bukan hanya iu saja kebedaraan tanaman besar juga membantu
dalam pegikat tanah dan juga penahan dalam lahan budidaya. 4. Data jenis komoditas tanaman
Dalam kegiatan survei lapangan yang dilakukan komoditas tanaman budidaya yang dilakukan yaitu tanaman hortikultura tanaman wortel. Wortel akan tumbuh baik pada daerah yang mempunyai suhu berkisar antara 16-21°C. Suhu yang paling baik untuk proses perkecambahan biji adalah antara 8-18°C. Wortel dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang mempunyai struktur remah, gembur dan kaya akan humus dengan pH berkisar antara 5,5- 6,5. (Purseglove, 1981). Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan
(memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan