• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN

SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh

Dwi Indah Maharani

Penelitian ini berfokus pada hubungan antara motivasi orang tua dan aktvitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi orang tua dengan hasil belajar PKn siswa, mengetahui hubungan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa, dan untuk mengetahui hubungan antara motivasi orang tua dan aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 98 orang siswa. Penelitian ini menggunakan sampel total, dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data motivasi orang tua dan aktivitas belajar menggunakan kuesioner (angket), sedangkan hasil belajar PKn menggunakan data nilai hasil UTS PKn semester genap. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus korelasi Product Moment. Sedangkan pengujian hipotesis ketiga menggunakan rumus korelasi ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak ada hubungan yang positif antara motivasi orang tua dengan hasil belajar PKn siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,096 (2) terdapat hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,366 (3) terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua dan aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,432 dan Fhitung sebesar 15,554.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukamaju Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 27 Maret 1992. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Mursito dan Ibu Marfuah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah:

1. TK Tunas Melati 2 PTP Nusantara VII PPKR Pematang Kiwah Natar yang diselesaikan pada tahun 1998.

2. SD Negeri 5 Merak Batin yang diselesaikan pada tahun 2004. 3. SMP Negeri 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2007. 4. SMA Negeri 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2010.

(7)

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Q.S. Al Insyiraah : 5-6)

Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan,

Tapi dengan ketekunan dan kegigihan

(Samuel Jhonson)

Hidup bukan hanya tentang usaha dalam mencapai harapan diri sendiri

Tapi juga tentang usaha dalam mencapai harapan orang-orang

yang kita sayangi

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

atas izin dan ridha-Nya lah

karya kecilku ini kupersembahkan kepada

kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan

doa, dukungan, dan kasih sayang

yang telah memberikan kekuatan dalam setiap langkahku

dalam mencapai impian dan harapanku.

Terimakasih atas semua yang telah Papa dan Ibu berikan untukku

hingga detik ini yang sangat berarti bagiku.

Kakakku dan adikku yang selalu mendukung

dan menjadi semangat

dalam penyusunan karya kecil ini.

Para pendidik yang kuhormati

terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan

(9)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Hubungan antara Motivasi Orang Tua dan Aktivitas Belajar dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun

Pelajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan motivasi dan saran yang diberikan dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

3. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd., Pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tambat Usman, M.H., Penguji yang telah memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

7. Ibu Lily Winarti, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan beserta jajarannya yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Papaku yang tersayang yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan selalu berusaha memberikan segala hal yang terbaik untukku. Ibuku yang tercinta yang selalu memberikan cinta kasihnya yang tulus kepadaku dan memberikan semua yang kubutuhkan. Terimakasih ibu, didikan dan doamu sangat berarti bagiku.

9. Mbak Desvi kakakku dan adikku Hesti yang selalu menghiburku dan selalu ada untukku.

(11)

11. Teman seperjuangan di PGSD 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan, motivasi, kebersamaan, dan kekeluargaan yang telah kalian berikan.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Motivasi Orang Tua ... 8

2. Aktivitas Belajar ... 13

3. Hasil Belajar ... 16

4. Pendidikan Kewarganegaraan ... 17

B. Kerangka Pikir ... 19

C. Hipotesis ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Populasi Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Dokumentasi ... 26

(13)

3. Wawancara ... 27

4. Kuesioner (angket) ... 27

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

G. Pengujian Hipotesis ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Tempat Penelitian ... 34

1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri 4 Natar ... 34

2. Visi dan Misi SD Negeri 4 Natar ... 35

3. Struktur Organisasi SD Negeri 4 Natar ... 36

4. Keadaan Guru SD Negeri 4 Natar ... 37

5. Keadaan Siswa SD Negeri 4 Natar ... 38

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 4 Natar ... 38

B. Deskripsi Data ... 39

1. Data Motivasi Orang Tua (X1) ... 40

2. Data Aktivitas Belajar (X2) ... 42

3. Data Hasil Belajar PKn (Y) ... 44

C. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 46

1. Uji Validitas Angket ... 46

2. Uji Reliabilitas Angket ... 47

D. Hasil Uji Hipotesis ... 49

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 50

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 51

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 52

E. Pembahasan ... 55

1. Hubungan Antara Motivasi Orang Tua Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 55

2. Hubungan Antara Aktivitas Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 55

3. Hubungan Antara Motivasi Orang Tua Dan Aktivitas Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 57

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL

1. Nilai Ulangan Akhir Semester Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 4 Natar

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 2

2. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 23

3. Definisi Operasional ... 24

4. Data Guru SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 37

5. Data Siswa SD Negeri 4 Natar Tahun Ajaran 2013/2014 ... 38

6. Daftar Sarana dan Prasarana SD Negeri 4 Natar ... 39

7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Orang Tua (X1) ... 41

8. Kategori Motivasi Orang Tua (X1) ... 41

9. Distribusi Frekuensi Variabel Aktivitas Belajar (X2) ... 43

10.Kategori Aktivitas Belajar (X2) ... 43

11.Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar PKn (Y) ... 45

12.Kategori Hasil Belajar PKn (Y) ... 45

13.Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Orang Tua (X1) ... 46

14.Hasil Uji Validitas Angket Aktivitas Belajar (X2) ... 47

15.Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Orang Tua (X1) ... 48

16.Hasil Uji Reliabilitas Angket Aktivitas Belajar (X2) ... 48

17.Hasil Perhitungan SPSS Hipotesis Pertama ... 50

18.Hasil Perhitungan SPSS Hipotesis Kedua ... 51

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR

1. Hubungan Motivasi Orang Tua (X1) dan Aktivitas Belajar (X2)

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus untuk memperbaiki kualitas hidup untuk masa mendatang. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia yang terpenting karena berhubungan dengan kesejahteraan kehidupan manusia yang pada dasarnya ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang, oleh karena itu pendidikan perlu dikembangkan untuk memajukan bangsa dan negara.

(17)

2

Lingkungan keluarga terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik, pemotivasi dan membantu mendidik kedisiplinan anak dalam belajar karena dalam pendidikan anak, lingkungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku masing-masing individu. Situasi keluarga di rumah pun sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar di sekolah seperti pola pikir orang tua, pendidikan orang tua, status ekonomi, hubungan dengan orang tua dan saudara, bimbingan orang tua, serta dukungan orang tua sangat mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah, dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Nilai Ulangan Akhir Semester Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Kelas Nilai Jumlah Siswa

0,0 – 6,5 >6,5

1 V A 29 3 32

2 V B 24 10 34

3 V C 20 12 32

Siswa 73 25 98

Presentase 74,5% 25,5%

Sumber: Daftar Nilai Wali Kelas V SD Negeri 4 Natar

(18)

3

sisanya 74,5% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 6,5. Dari informasi yang didapat ditemukan beberapa masalah sebagai penyebab hasil belajar PKn kelas V SD Negeri 4 Natar rendah, antara lain:

1. Kurangnya perhatian dan dukungan orang tua terhadap kelancaran belajar anaknya di sekolah. Sehingga siswa melakukan hal-hal yang mengganggu kelancaran belajar mereka. Seperti telat datang ke sekolah, berkelahi, dan bolos.

2. Dalam kegiatan belajar siswa kurang aktif dimana terlihat suasana pembelajaran yang pasif, siswa kurang berinteraksi dengan guru (bertanya jawab).

3. Dalam kegiatan belajar masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

4. Jika diberi tugas/ PR masih terdapat siswa yang cenderung malas mengerjakannya.

(19)

4

memperdulikan panggilan dari wali kelas. Hal ini menunjukkan kurangnya motivasi dari orang tua dan kurangnya kerjasama antara orang tua murid dengan pihak sekolah. Sedangkan dilihat dari aktivitas belajar, aktivitas belajar siswa yang rendah ditunjukkan oleh siswa yang enggan bertanya saat pembelajaran berlangsung, dalam kegiatan belajar masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, dan jika diberi tugas/ PR masih terdapat siswa yang cenderung malas mengerjakannya.

Dalam hal ini, peran orang tua di rumah mempunyai pengaruh besar terhadap hasil belajar anak di sekolah karena anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan dari orang tua yang merupakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah keluarga. Di lingkungan keluarga pula seorang anak pertama kalinya mengenal berbagai hal. Sejalan dengan hal tersebut Majid (dalam Ningsih, 2010: 5) mengemukakan faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: 1) kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai, 2) anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan orang tua, 3) harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anak, dan 4) orang tua pilih kasih terhadap anak.

(20)

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Motivasi Orang Tua dan Aktivitas Belajar dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V

SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat beberapa masalah yang telah teridentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa belum optimal, dengan persentase siswa yang mendapat nilai PKn belum mencapai KKM (6,5) sebanyak 74,5%. 2. Kurangnya perhatian dan dukungan orang tua terhadap kelancaran

belajar anaknya di sekolah. Sehingga siswa melakukan hal-hal yang mengganggu kelancaran belajar mereka. Seperti telat datang ke sekolah, berkelahi, dan bolos.

3. Dalam kegiatan belajar siswa kurang aktif dimana terlihat suasana pembelajaran yang pasif, siswa kurang berinteraksi dengan guru (bertanya jawab).

4. Dalam kegiatan belajar masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

(21)

6

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Motivasi orang tua dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Natar tahun pelajaran 2013/2014.

2. Aktivitas belajar dalam meningkatkan hasil belajar Pkn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar tahun pelajaran 2013/2014.

3. Motivasi orang tua dan aktivitas belajar dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar tahun pelajaran 2013/2014.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif antara motivasi orang tua dengan hasil belajar PKn siswa?

2. Apakah ada hubungan positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa?

3. Apakah ada hubungan positif antara motivasi orang tua dan aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(22)

7

2. Hubungan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa. 3. Hubungan antara motivasi orang tua dan aktivitas belajar dengan

hasil belajar PKn siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: 1. Bagi siswa

a. Lebih berusaha dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran PKn.

b. Membiasakan percaya diri dalam mengemukakan pendapat. 2. Bagi guru

a. Dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah aktivitas belajar siswa yang rendah di sekolah.

3. Bagi sekolah

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Motivasi Orang Tua

Pengertian orang tua menurut Syaroh (dalam http//munasyaroh. blogspot.com/pengertian-orang-tua.html diakses 04/06/2014) adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

(24)

9

(2007: 80) menyatakan orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaknya kasih sayang yang sejati pula. Yang berarti pendidik atau orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan pendidik utama dan pertama bagi seorang anak.

Djamarah (2004: 86) menyatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab terhadap anak adalah sebagai berikut:

1. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dan tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

2. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.

3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya. 4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai

dengan pandangan dan tujuan hidup.

Orang tua dalam keluarga memiliki peran dalam memberikan motivasi bagi anak-anaknya. Sardiman (2012: 73) menyatakan motivasi

berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan daya upaya yang

(25)

10

dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan dan mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sbortell dan Kaluzny (dalam Yamin, 2013: 220) mengemukakan motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama berperilaku. Sedangkan McDonald (dalam Soemanto, 2006: 203) memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi terdiri dari 2 jenis yakni motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Menurut Sardiman (2012 : 89-90) yang menyatakan bahwa:

(26)

11

Sejalan dengan hal tersebut, Yamin (2013: 211-212) menyatakan:

Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Sedangkan motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik merupakan dorongan dari dalam diri seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang berasal dari luar diri seseorang, yaitu dari orang lain atau lingkungan sekitarnya.

Menurut Slameto (dalam Ningsih, 2010: 17) dimana keluarga memberikan pengaruh terhadap belajar siswa berupa:

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antara anggota keluarga 3. Keadaan ekonomi keluarga 4. Suasana rumah

5. Perhatian orang tua

6. Latar belakang kebudayaan

Menurut Dougherty dan Dougherty (dalam Deaz pada http://dheeazz. Blogspot.com/peran-orang-tua-dan-motivasi-belajar.html diakses pada 05/04/2014 ) menjelaskan bahwa:

(27)

12

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Deaz (dalam http:// dheeazz.Blogspot.com/peran-orang-tua-dan-motivasi-belajar.html diakses 05/04/2014) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk merangsang minat atau memberi motivasi anak dalam belajar, rangsangan tersebut berupa dorongan ekstrinsik (dorongan yang datang dari luar). Motivasi yang diberikan dapat berupa:

a. Pemberian perhatian

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa saja yang dilakukan di sekolah. Dengan seringnya orang tua menanyakan kepada anak tentang kegiatannya di sekolah dapat membangkitkan motivasi belajar karena dia merasa mendapat perhatian yang lebih dari orang tuanya.

b. Pemberian hadiah

Pemberian hadiah sering digunakan oleh orang tua kepada anak jika anak berhasil melakukan suatu kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda. Hadiah tersebut dapat memotivasi anak agar mereka giat belajar.

c. Pemberian penghargaan

Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan penguatan dari dalam diri anak. Misal jika nilai ulangan anak baik, orang tua memberikan pujian dan senyuman yang dapat membuat anak senang. Jika nilai ulangan anak jelek, orang tua tidak boleh memarahinya, tetapi ditanyakan mengapa nilai ulangannya jelek.

d. Pemberian hukuman

Pemberian hukuman juga merupakan salah satu bentuk motivasi. Sebagai contoh orang tua melarang anak untuk menonton televisi sebelum mereka selesai belajar atau selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya.

(28)

13

2. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Belajar

Seseorang dapat dikatakan belajar jika memperoleh perubahan tingkah laku. Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang belajar. Slameto (dalam Yamin, 2013: 219) menjelaskan bahwa:

Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Gage (dalam Yamin, 2013: 219) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

James O. Wittaker (dalam Soemanto, 2006: 104) menyatakan belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha seseorang dalam memperoleh perubahan tingkah laku secara sadar.

b. Aktivitas Belajar

(29)

14

sebagai hal utama dalam proses belajar. Hal ini sependapat dengan Sardiman (2012: 95-96), yaitu:

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang paling penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Hamalik (dalam Nurwawawi pada http://ekokhoeruln.blogspot. com/2013/02/aktivitas-belajar-siswa.html diakses 03/04/2014), yang mengatakan bahwa:

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Sedangkan Gie (dalam Nurwawawi, 2013) menyatakan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Dari pendapat tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan dalam proses belajar.

Soemanto (2006: 107) membagi beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi, antara lain:

1. Mendengarkan 2. Memandang

3. Meraba, mencium, dan mencicipi/mencecap 4. Menulis atau mencatat

(30)

15

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan 8. Menyusun paper atau kertas kerja

9. Mengingat 10.Berpikir

11.Latihan atau praktek

Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2012: 101) adalah sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin.

5. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan, percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.

7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.

(31)

16

keberhasilan belajar melalui aktivitas belajar siswa antara lain aktivitas melihat, berbicara, mendengar, menulis, mental, dan emosional.

3. Hasil Belajar

Pengertian hasil berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Maharani, 2011: 11) adalah sesuatu yang diperoleh; akibat; sesuatu yang dibuat oleh usaha. Winatapura (dalam Maharani, 2011: 11) menyatakan bahwa:

Hasil belajar adalah sesuatu yang didapat dari yang telah dilakukan/ diperbuat yaitu belajar. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku atau perilaku. Seseorang yang belajar akan bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilannya atau penguasaannya (sikap). Yang berarti bahwa bertambah pula pengalamannya.

Sejalan dengan pengertian tersebut, Sudjana (dalam Chandera pada

http://misterchan89.blogspot.com/beberapa-pengertian-hasil-belajar.html diakses 16/03/2014) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.

(32)

17

4. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Merphin Panjaitan (dalam Damanik pada http://informasilive. blogspot.com/2013/04/pengertian/pendidikan/kewarganegaraan. html diakses 22/03/2014) menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan. Sedangkan dalam KTSP 2006, mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

(33)

18

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaran

Tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (dalam Ruminiati, 2007: 1.26) adalah untuk menjadikan siswa :

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bias bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Menurut Djahiri (dalam Supandi pada http://dodisupan diblog. blogspot/tujuan-dan-fungsi-pkn.html diakses pada 04/06/2014) mengemukakan tujuan PKn adalah sebagai berikut:

a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu:

“Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepibadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan”.

(34)

19

perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menumbuhkan sikap serta perilaku yang cinta tanah air, berkepribadian, mandiri, dan bertanggung jawab.

B. Kerangka Pikir

Keluarga adalah pusat pendidikan utama yang dialami oleh anak, sebab dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Pendidikan yang berlangsung dalam keluarga dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga. Orang tua memiliki kewajiban dalam membentuk motivasi belajar anaknya. Karena motivasi selain didapat dari diri sendiri juga dapat melalui luar dirinya seperti dorongan dari orang terdekat khususnya orang tua.

(35)

20

motivasi rendah pada diri anak secara psikologis diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, di antaranya: rendah kemampuan intelegensi anak, kurang penghargaan terhadap sesuatu, kurang mendapat perhatian dari lingkungan, lingkungan tidak mendukung, kesehatan menurun, dan banyak bermain, sibuk dan lelah.

Aktivitas belajar siswa akan terlihat ketika proses belajar berlangsung seiring dengan pola pikir dan penerimaan belajar siswa, karena tidak ada kegiatan belajar yang tanpa aktivitas. Motivasi yang diberikan kepada siswa akan menciptakan aktivitas belajar yang baik sekaligus akan menciptakan hasil belajar yang memuaskan. Hal ini sependapat dengan Sardiman (2012: 95-96), yaitu: pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang paling penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan Motivasi Orang Tua (X1) dan Aktivitas Belajar (X2) dengan Hasil Belajar PKn (Y).

Hasil Belajar PKn (Y)

Aktivitas Belajar (X2)

(36)

21

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir tersebut maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara motivasi orang tua dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010: 4) penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada.

B. Populasi Penelitian

(38)

23

Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka juga disebut sensus.

Namun, penelitian ini tidak menggunakan sampel dikarenakan jumlah sampel yang terbatas. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 4 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Kelas Jumlah Siswa

1 V A 32

2 V B 34

3 V C 32

Jumlah 98

Sumber: Wali Kelas V SD Negeri 4 Natar

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas dua macam variabel, yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Menurut Sugiyono (2005: 3) variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

(39)

24

2. Variabel Bebas (X2) yakni: Aktivitas Belajar 3. Variabel Terikat (Y) yakni: Hasil Belajar PKn

D. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. Definisi Operasional No Variabel

Penelitian

Definisi

(40)

25

No Variabel Penelitian

Definisi

(41)

26

No Variabel Penelitian

Definisi

Variabel Indikator Sub Indikator 6. Aktivitas

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Dokumentasi

(42)

27

2. Observasi

Musfiqon (2012: 120) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Teknik ini digunakan pada saat penelitian pendahuluan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam proses belajar di kelas.

3. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi demi kevalidan data. Wawancara dilakukan kepada wali kelas pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui keterlibatan orang tua dalam mendukung dan mengawasi kelancaran belajar anaknya di sekolah dan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas.

4. Kuesioner (angket)

(43)

28

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji Validitas

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah (2013: 77) menyatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010: 211) menyatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang inginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Rumus yang digunakan adalah Korelasi Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = Jumlah sampel yang diteliti X = Skor total X

(44)

29

Purwanto (2011: 191) menyatakan bila r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Sebaliknya, bila r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak signifikan dan terjadi secara kebetulan.

2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2010: 221) menyatakan reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Dalam penelitian ini untuk menguji tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu:

( )

(45)

30

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir σ12 = varians total

(Arikunto, 2010: 239)

Selanjutnya untuk menginterprestasikan besarnya r11 dengan indeks

korelasi dapat di lihat sebagai berikut: 0,000 – 0,199 = Sangat Rendah 0,200 – 0,399 = Rendah

0,400 – 0,599 = Sedang 0,600 – 0,799 = Tinggi/ kuat

0,800 – 1,000 = Sangat Tinggi/ sangat kuat (Sugiyono, 2005: 216)

G. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis hubungan antara motivasi orang tua (X1) dengan hasil belajar PKn (Y) dan menguji hipotesis hubungan antara aktivitas belajar (X2) dengan hasil belajar PKn (Y) digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

(46)

31

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = Jumlah sampel yang diteliti X = Skor total X

Y = Skor total Y (Arikunto, 2010: 213)

Sedangkan untuk menguji hipotesis hubungan antara motivasi orang tua (X1) dan aktivitas belajar (X2) dengan hasil belajar PKn (Y) digunakan korelasi ganda sebagai berikut.

Ry.x1x2=

Keterangan:

Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X dengan X secara bersama- sama dengan variabel Y

ryx = Korelasi Product Moment antara X dengan Y ryx = Korelasi Product Moment antara X dengan Y rx x = Korelasi Product Moment antara X dengan X (Sugiyono, 2005: 218)

Dilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1,

X2, dan Y dengan rumus sebagai berikut.

(47)

32

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi Ganda k = Jumlah Variabel Independen n = Jumlah Anggota Sampel (Sugiyono, 2005: 219-220)

Selanjutnya untuk menginterprestasikan besarnya rdengan indeks korelasi dapat di lihat sebagai berikut :

0,000 – 0,199 = Sangat Rendah 0,200 – 0,399 = Rendah

0,400 – 0,599 = Sedang 0,600 – 0,799 = Tinggi/ kuat

0,800 – 1,000 = Sangat Tinggi/ sangat kuat (Sugiyono, 2005: 216)

Rumusan hipotesis yaitu:

1. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua

dengan hasil belajar PKn.

H1 : Terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua dengan

hasil belajar PKn

2. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara aktivitas belajar

dengan hasil belajar PKn.

H1 : Terdapat hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan

(48)

33

3. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua

dan aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn.

H1 : Terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua dan

aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn.

Kriteria hipotesis product moment yaitu:

Apabila rhitung < rtabel dengan df = n-2 dan alpa = 0,05 maka H0 diterima

(49)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis tentang hubungan antara motivasi orang tua dan aktivitas belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi orang tua dengan

hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,096. 2. Terdapat hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil

belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,366. 3. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi orang tua dan aktivitas

belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi rsebesar 0,432 dan Fhitung sebesar 15,554.

B. Saran

(50)

60

Natar Tahun Pelajaran 2013/2014, maka sebagai saran adalah sebagai berikut:

1. Orang tua seharusnya dapat memberikan motivasi kepada anaknya di rumah supaya hasil belajar siswa di sekolah dapat maksimal. Orang tua juga semestinya dapat mengawasi dan membimbing anaknya demi kelancaran belajar anaknya.

2. Guru sebagai pengajar dan pendidik siswanya di kelas hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memberikan tugas, memberikan pertanyaan, dan sebagainya.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Anonim. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Chandera. 2013. Beberapa Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli.

http://misterchan89.blogspot.com/2013/03/beberapa-pengertian-hasil-belajar.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2014.

Damanik, Sondy. 2013. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. http://informasilive.blogspot.com/2013/04/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan.html. Diakses pada tanggal 22 Maret 2014. Deaz. 2009. Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak.

http://dheeazz.Blogspot.com/2009/12/peran-orang-tua-dan-motivasi-belajar.html. Diakses pada tanggal 5 April 2014.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga. Rineka Cipta. Jakarta.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta. Bandung.

Maharani , Winda. 2011. Penerapan Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V A SD Negeri 1 Metro Timur Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Lampung.

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

(52)

62

Ganjil SMA Utama 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Lampung.

Nurmawawi, Eko Khoerul. 2013. Aktivitas Belajar Siswa. http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/aktivitas-belajar-siswa.html. Diakses pada tanggal 3 April 2014.

Purwanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Rohman, Arif. 2013. Memahami Ilmu Pendidikan. CV.Aswaja Pressindo. Yogyakarta.

Ruminiati, 2003. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Dikti. Jakarta.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Supandi, Dodi. 2010. Tujuan dan Fungsi PKn.

http://dodisupandiblog.blogspot/tujuan-dan-fungsi-pkn.html. Diakses pada tanggal 4 Juni 2014.

Syaroh. 2011. Pengertian Orang Tua. http//munasyaroh.blogspot. com/pengertian-orang-tua.html. Diakses pada 04 Juni 2014.

Gambar

Tabel 1. Nilai Ulangan Akhir Semester Pendidikan Kewarganegaraan
Gambar 1. Hubungan Motivasi Orang Tua (X1) dan Aktivitas
Tabel 2. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014. Kelas V SD Negeri 4 Natar Semester Genap
Tabel 3. Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Kasus dalam penelitian adalah peran dan upaya-upaya dilakukan oleh PKK dalam meningkatkan kesadaran

mempunyai sanksi dalam keputusan-keputusan yang bertujuan untuk mendapatkan keadilan dalam tingkah laku manusia yang harus ditemukan dan diberlakukan

Arief Surya Irawan (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Sony Warsono (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Arif Darmawan (Accounting Division of Accounting Corner,

UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN BENGKULU UTARA.. POKJA KONSTRUKSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul FORMULASI SALEP EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana Linn.) DENGAN VARIASI TIPE BASIS

Menurut Kuncoro (2001), uji statistik F adalah uji yang menunjukkan apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Substitusi Tepung Tempe terhadap Kadar Protein, Tingkat Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan, citra dan kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan