• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN RELATIF BIAS METODE ONESTAGE DAN TW- STAGE CLUSTER SAMPLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN RELATIF BIAS METODE ONESTAGE DAN TW- STAGE CLUSTER SAMPLING"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok

unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan pada

gugus atau cluster. Teknik cluster sampling digunakan jika catatan lengkap

tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya dan

populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan.

Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi kelompok atau

kluster. Beberapa kluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil dari

populasi, kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan sebagai

sampel penelitian. Sedangkan metode Two-Stage Cluster Sampling merupakan

pengembangan dari metode kluster sampling dimana pengambilan sampel

dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama, memilih beberapa kluster dalam

populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua memilih elemen dari tiap

kluster terpilih secara acak (Scheafer et.al., 1996).

Kelebihan dari metode cluster sampling yaitu tidak diperlukannya kerangka

sampel yang berisi daftar semua anggota populasi, tetapi cukup dengan daftar

anggota dari cluster saja. Akan tetapi, derajat efisiensi ditinjau dari segi peluang

(2)

metode stratified random sampling. Dalam cluster sampling, unit sampling yang terpilih

adakalanya berdekatan, sehingga informasi yang diberikan tidak cukup representatif

dibandingkan dengan informasi dari unit elementer yang cukup berpencar pada stratified

random sampling. Penggunaan metode cluster sampling lebih ditekankan pada keterbatasan

biaya dan letak geografis populasi yang berjauhan serta tidak tersedianya kerangka sampel.

Sehingga metode cluster adalah alternatif penarikan sampel yang mungkin dilakukan.

Rancangan sampling yang efisien adalah rancangan sampling yang dapat menghemat waktu,

tenaga dan biaya tanpa mengurangi keakuratan data dan informasi yang diperoleh

benar-benar menggambarkan karakteristik populasi dengan baik. Tujuan utama dilakukannya suatu

sampling adalah untuk memperoleh data observasi yang berisi informasi mengenai

karakteristik populasi (parameter) yang akan diteliti. Sehingga mendorong peneliti untuk

mengkaji relatif bias dari dua metode yaitu one-stage cluster sampling dan two-stage cluster

sampling.

Salah satu cara memperoleh data yang representatif adalah dengan pengambilan secara acak.

Karena pengambilan sampel secara acak memilik peran yang sangat penting dalam kualitas

suatu data, maka software statistik, diantaranya SAS telah menyediakan paket atau prosedur

untuk penarikan sampel. Penggunaan SAS dipakai dalam penelitian ini untuk memperoleh

data dengan pengambilan acak. Kelemahan dalam SAS adalah prosedur yang tersedia masih

terbatas pada penarikan sampel satu tahap. Sehingga penulis tertarik untuk mendesain

prosedur two-stage cluster sampling yang akan dibandingkan dengan one-stage cluster

sampling untuk menguji presisi dan akurasi masing-masing metode.

1.2Tujuan Penelitian

(3)

1. Mengkaji relatif bias pada metode one-stage cluster dan two-stage cluster sampling.

2. Mendesain simulasi penarikan sampel pada two-stage cluster sampling beserta

penduga parameter dengan software SAS 9.0.

1.3Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan memberi masukan kepada

para peneliti dan pembaca tentang metode one-stage cluster dan two- stage cluster

(4)

Definisi 2.1 Distribusi Sampling

Distribusi sampling adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi

tergantung dari ukuran populasi, ukuran sampel dan metode memilih sampel.

Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel tersebut nilai statistiknya

dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi

yang berukuran N (Lohr, 1999). Dalam banyak hal, survai tidak mungkin

melibatkan keseluruhan elemen populasi, karena akan memerlukan waktu, tenaga

dan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya dalam sensus terkadang tidak

seimbang dengan manfaat dari informasi yang dikumpulkan. Tujuan teori

sampling adalah membuat sampling menjadi lebih efisien, artinya dengan biaya

yang lebih rendah diperoleh ketelitian yang sama tinggi atau dengan biaya yang

sama diperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Teori sampling mencoba untuk

mengembangkan metode pemilihan sampel dan pembuatan perkiraan, sehingga

diperoleh metode yang memungkinkan diperolehnya hasil penelitian dengan

tingkat ketelitian tinggi sesuai dengan tujuan, tetapi dengan biaya yang lebih

(5)

Definisi 2.2 Teknik Sampling

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan sampel yang

dapat mewakili karakteristik populasi. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.

Yang termasuk dalam teknik probability sampling adalah :

a. Sampling Acak Sederhana

Definisi 2.3 Sampling Acak Sederhana

Teknik acak sederhana adalah teknik acak yang paling dasar dalam pengambilan sampel.

Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak, pemilihan harus melalui proses acak,

yaitu suatu proses yang hasilnya tak dapat diketahui sebelumnya. Prinsip sampel acak

sederhana, setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai

sampel.

Jika suatu sampel dengan n elemen dipilih dari suatu populasi dengan N elemen sedemikian

rupa sehingga setiap kemungkinan sampel dengan n elemen mempunyai kesempatan yang

sama untuk terpilih, prosedur sampling yang demikian disebut simple random sampling

(Supranto,J. 1992).

Meskipun terlihat sangat sederhana, teknik sederhana ini mempunyai syarat yang khusus.

Teknik acak sederhana bisa dipakai jika ada kerangka sampel yang baik dan lengkap yang

memuat daftar nama anggota semua populasi. Oleh karena syarat yang ketat itu, teknik acak

(6)

1. Sampel acak sederhana efektif dipakai jika populasi tidak terlalu besar.

2. Sampel acak sederhana bisa dipakai jika populasi relatif homogen (Eriyanto, 2007).

Penduga rata-rata pada sampling acak sederhana adalah:

� = ∑= �

Penduga varian untuk �̂ adalah:

� � = � ( −− )

Dimana:

� =∑= � − �

b. Sampling Acak Berlapis atau Stratified Random Sampling

Definisi 2.4 Sampling Acak Berlapis

Sampling acak berlapis adalah bentuk sampling acak yang elemen populasinya dibagi ke

dalam kelompok-kelompok homogen yang disebut strata. Ada beberapa alasan dalam

pengguanaannya,antara lain:

1. Jika data diketahui ketelitian yang diinginkan untuk subkelompok tertentu dari populasi,

ada baiknya memperlakukan setiap subkelompok sebagai suatu populasi tertentu.

2. Administrasi yang baik dapat memakai keguanaan strata.

3. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi yang berbeda.

4. Pelapisan dapat menghasilkan suatu manfaat dalam ketelitian perkiraan dari karakteristik

populasi. Hal ini memungkinkan untuk membagi sebuah populasi yang heterogen

menjad subpopulasi-subpopulasi, dengan setiap subpopulasi menjadi homogen

(7)

Dalam acak stratifikasi, sebelum sampel diambil dari populasi, dilakukan stratifikasi populasi

terlebih dahulu berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel yang diambil disesuaikan dengan

proporsi dan populasi. Cara melakukan teknik stratifikasi adalah sebagai berikut: Setelah

mendapatkan kerangka sampel, disusun terlebih dahulu stratifikasi. Anggota populasi

dimasukkan ke dalam stratifikasi yang telah dibuat. Setelah itu baru ditarik sampel sesuai

dengan strata masing-masing.

Apabila populasi heterogen, lebih baik menggunakan sampling acak berlapis daripada

sampling acak sederhana oleh karena alasan berikut :

1. Setiap stratum homogen atau relatif homogen, sehingga sampel acak yang diambil dari

setiap stratum akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili stratum yang

bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan perkiraan dari setiap

stratum akan memberikan perkiraan menyeluruh yang mewakili populasi.

2. Biaya untuk pelaksaan sampling acak berlapis lebih murah daripada sampling acak

sederhana karena alasan administrasi.

3. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap stratum yang dapat dianggap sebagai populasi yang

berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja (Supranto, J. 1992).

Penduga rata-rata pada sampling acak berlapis adalah:

� = ∑ �

=

Penduga varian untuk �̂ adalah:

� � = ∑= − �

� =∑=

(8)

N = banyaknya elemen (sampling unit) dari populasi

Ni= banyaknya elemen dari stratum ke-i

n= banyaknya elemen sampel sebelum dikelompokan

ni= banyaknya elemen sampel dari stratum ke-i yang dipilih secara acak

c. Sampling Kelompok atau Cluster Sampling

Sampling kelompok adalah pengambilan sampel dari beberapa unit sampling yang

merupakan kelompok dari elemen (Scheaffer, Mendenhall dan Ott., 1996). Langkah paling

awal dalam penarikan sampel cluster yang harus dilakukan oleh peneliti adalah

mengidentifikasi cluster atau satuan dimana individu menjadi anggota dalam cluster. Semua

cluster yang ada dalam populasi harus bisa diidentifikasi. Setelah cluster diambil, disusun

kerangka sampel berupa daftar nama individu yang menjadi anggota cluster terpilih. Setelah

daftar itu bisa disusun, barulah dilakukan penarikan sampel seperti pada sampel acak

sederhana, sistematis atau stratifikasi.

2.5One-Stage Cluster Sampling

One-Stage Cluster Sampling dilakukan dengan didasarkan pada gugus (cluster). Asumsinya,

individu adalah bagian dari gugus atau cluster tertentu, kerangka sampel berupa daftar nama

individu memang tidak tersedia, tetapi daftar kelompok (gugus) itu pastilah tersedia. Teknik

ini dapat dilakukan jika tidak tersedianya kerangka sampel berupa nama-nama individu

anggota populasi dan kalaupun kerangka sampel itu tersedia masih diragukan akurasinya.

(9)

Gambar 2.1. One-stage cluster sampling

Contoh kasus one-stage cluster sampling

Suatu populasi memiliki 10 cluster (N=10). Dari 10 cluster tersebut, dipilih secara acak 2

cluster untuk diamati. Secara lengkap tahapan samplingnya tersaji pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Ilustrasi pengambilan sampel pada one-stage cluster sampling

Misal cluster yang terpilih adalah 1 dan 8, maka cluster terpilih dijadikan sebagai sampel

penelitian.

Penduga bagi rata-rata populasi adalah :

� � = ∑= �

= (2.1)

Notasi : � = ∑=

mi = banyaknya elemen dalam kelompok i, dimana i = 1,2,3,...,N

Karena pemilihan cluster dilakukan dengan metode acak maka diperoleh penduga varians

bagi one-stage cluster adalah :

�̂ � � = ( −̅ ) �

(10)

Notasi N= jumlah cluster

n= jumlah cluster terpilih

= = jumlah elemen/unit sampel cluster terpilih ke-i

Selanjutnya akan dibuktikan varians penduga one-stage cluster dengan penduga rata-rata

pada persamaan (2.1):

Mengikuti konsep penduga varians pada kasus simple random sampling, maka diperoleh:

(11)

Dengan mensubtitusikan persamaan (2.5) ke (2.4) maka diperoleh diperoleh:

�̂ � � = ̅ − � (2.6)

�̂ � � = −̅

Dengan � =∑= � − �

− (terbukti)

2.6 Two-stage Cluster sampling

Metode Two-Stage Cluster Sampling merupakan pengembangan dari metode cluster

sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama,

memilih beberapa cluster dalam populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua

memilih elemen dari tiap cluster terpilih secara acak (Scheafer et.al., 1996).Gambaran secara

umum dari metode ini tersaji dalam Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Two-stage cluster sampling

Contoh kasus two-stage cluster sampling

Suatu populasi memiliki 10 cluster (N=10). Masing-masing cluster terdiri dari 6 sub cluster.

Dari 10 cluster tersebut, dipilih secara acak 2 cluster. Kemudian dari masing-masing cluster

terpilih tersebut, dipilih 2 sub cluster. Secara lengkap tahapan samplingnya tersaji pada

Gambar 2.4.

Tahap 1

(12)

Gambar 2.4 Ilustrasi pengambilan sampel pada two-stage cluster sampling

Misal pada tahap pertama cluster terpilih adalah 1 dan 8. Sub cluster dari masing-masing

cluster terpilih disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Ilustrasi pengambilan sub kluster

Sub kluster 1 Sub kluster 4

Selanjutnya dari masing-masing cluster terpilih, dipilih 2 sub cluster dengan simple random

sampling.

Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.5.

(13)

Gambar 2.5 Ilustrasi pengambilan sub cluster terpilih

Persoalan yang dihadapi di dalam memilih sampel Two-stage Cluster sampling ialah memilih

kelompok yang tepat. Dua syarat yang harus dipenuhi adalah :

1) Secara geografis elemen dalam kelompok harus saling berdekatan

2) Kelompok sedikit saja agar mudah mengadministrasikannya (Supranto, J. 1992).

Kelompok yang besar cenderung memeliki elemen yang heterogen dengan demikian

diperlukan pemilihan banyak elemen dari setiap kelompok sehingga diperoleh hasil penelitian

tingkat ketelitian yang tinggi. Keuntungan utama dari metode two-stage cluster sampling

adalah bahwa metode ini lebih fleksibel daripada metode one-stage cluster sampling

sampling. Bila subunit dalam unit mempunyai karakteristik yang sama yang sangat dekat,

metode ini mengurangi penarikan sampel satu tahap berukuran besar sehingga peneliti

mempunyai kesempatan mengambil beberapa nilai yang lebih kecil sehingga sampling

menjadi lebih efisien.

Penduga bagi rata-rata populasi yaitu

(14)

Notasi:

N = Jumlah kluster dalam populasi

n = Jumlah kluster terpilih

Mi = Jumlam elemen/unit sampling dari kluster ke-i

mi = Jumlam elemen/unit sampling yang dipilih dari kluster terpilih ke-i

M = ∑= = jumlah elemen/unit sampling dalam populasi

̅ = = rata-rata jumlah elemen/unit sampling masing-masing kluster

Bukti :

Diketahui bahwa total populasi = � dan M merupakan total jumlah elemen dalam

populasi,sehingga akan dilakukan pendekatan dengan total pulasi. Maka diperoleh;

� �� = � � ��� (2.7)

Dimana � � � = ∑= � , sehingga menjadi

� �� = ∑= � , (2.8)

dimana � merupakan total pengamatan dari cluster terpilih ke-i :

� = ∑ = � = � (2.9)

Subtitusi persamaan (2.9) ke persamaan (2.8), sehingga diperoleh :

� �� = ∑ �=

� �� = ̅ ∑= �

� �� = ̅ ∑= � (terbukti)

Penduga varians bagi penduga rata-rata populasi adalah:

�̂ � �� = ( − ) ( ̅ )� + ∑ ̅ −̅ =

(15)

Dengan

� = − ∑ � − ̅�=

� =∑ (� − � )=

Bukti:

Menurut scheaffer, et.al (1996) penduga ragam bagi penduga rata-rata populasi untuk kasus

two-stage cluster sampling dapat diuraikan sebagai berikut:

� � �� = � [� � �� ] + � [� � �� ]

menurut scheaffer, et.al (1996) dengan menguraikan,

(16)

= � [ (∑ �

Dengan demikian diperoleh penduga varians bagi penduga rata-rata populasinya adalah:

�̂ � �� = − ̅ � + ∑= ̅−̅ � (terbukti)

2.7 Sampling Error

Sampel berbeda dengan populasi. Dalam sampel kita hanya menyertakan sebagian anggota

dari populasi untuk diamati. Karena hanya sebagian anggota populasi yang diamati, sehingga

secara teoritis ada kesalahan hasil yang diperoleh dari suatu sampel. Kesalahan ini terjadi

karena peneliti hanya mengamati sebagian anggota dan bukan keseluruhan anggota populasi.

Peneliti umumnya tidak mengetahui nilai populasi (parameter). Yang dihadapi oleh peneliti

adalah hasil dari sampel. Peneliti tidak bisa membuat jawaban yang pasti. Yang bisa

(17)

populasi diamati. Sehingga dapat digunakan konsep sampling error. Sampling error

menunjukan perbedaan antara statistik dan parameter. Dengan menggunakan sampling dari

suatu penelitian, peneliti bisa memprediksi nilai sesungguhnya dalam populasi. Bila �

digunakan untuk menduga �, kita percaya (1-α)100% bahwa galatnya tidak akan melebihi

memberikan ukuran sejauh mana ketelitian atau akurasi nilai dugaan titiknya. Bila � memang

pusat selang tersebut, maka � menduga � tanpa galat. Tetapi, kecil sekali kemungkinannya ,

� tepat sama dengan �, sehingga nilai dugaan tersebut mempunyai galat.

Bila � adalah nilai tengah sampel acak berukuan n yang diambil dari suatu populasi dengan

varians � diketahui, maka selang kepercayaan (1-α)100% bagi � adalah

� ± �⁄ √�̂ �̂

2.9 Relatif Bias

Salah satu alasan dasar untuk sampling adalah bahwa informasi yang terkandung dalam

sampel berguna untuk mengestimasi parameter populasi. Penduga yang baik adalah penduga

yang bersifat tak bias dan bervariansi minimum. �̂ dikatakan penduga tak bias bagi parameter

�, jika �(�̂) = �. Sebaliknya �̂ dikatakan penduga bias bagi parameter �, jika �(�̂) ≠ �.

(18)

beralasan mengharapkan �̂ akan menaksir � dengan tepat, tetapi tentunya diharapkan bahwa

penduga yang dihasilkan tidak terlalu jauh menyimpang.

Kualitas suatu penduga dapat di evaluasi salah satunya dengan kriteria relatif bias. Jika �

suatu parameter dan �̂ suatu penduga maka |�̂ − �| merupakan kesalahan sampling. Relatif

bias dapat dihitung dengan membagi kesalahan sampling dengan � dikalikan dengan 100%.

Semakin kecil nilai relatif bias maka penduga dapat dikatakan semakin baik.

� = |�̂ − �| %

Notasi :

(19)

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian ini dilakukan pada

semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.

3.2Data Simulasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data populasi X.

3.3Tahapan Simulasi

Simulasi dirancang untuk mengkaji relatif bias pada metode one-stage sampling

dan two-stage sampling. Simulasi akan dilakukan dengan software SAS, dengan

tahapan sebagai berikut:

a) Membagi populasi dalam 9 cluster

b) Memilih 2 dari jumlah cluster yang ada dengan menggunakan simple random

sampling. Pada metode two-stage cluster sampling dari cluster terpilih dipilih

2 sub cluster pada masing-masing cluster untuk dijadikan sampel.

c) Menghitung penduga proporsi �̂ dan �̂ �̂ dari masing-masing metode.

d) Mengulangi langkah b-c sebanyak 300x.

(20)

Langkah – langkah penelitian ini dapat dinyatakan dengan gambar berikut :

Gambar 3.1. Diagram alir langkah – langkah penelitian Mulai

Mendefinisikan sampling frame

untuk 9 cluster

Mengambil 2 cluster secara acak dengan SRS

Dari cluster terpilih, dipilih masing-masing 2 sub cluster dengan SRS

Menghitung penduga � dan � � dari masing-masing metode

i<300 Mengulang

proses i=300

i=300

Mengkaji relatif bias pada masing-masing metode

(21)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan pada kajian metode one-stage dan two-stage

cluster sampling , dapat disimpulkan bahwa:

1. Penduga parameter pada metode two-satge cluster sampling menghasilkan nilai

varians dan relatif bias lebih minimum dari metode one-satge cluster sampling apabila

karakteristik data yg di gunakan antar cluster homogen.

2. Penarikan sampel pada metode two-stage cluster sampling dapat didesain

(22)

(Skripsi)

Oleh ROHMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(23)

Oleh Rohman

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS

Pada

Program Studi Matematika Jurusan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(24)

KAJIAN RELATIF BIAS

METODE ONE-STAGE DAN TWO-STAGE CLUSTER SAMPLING

Oleh Rohman

Tujuan teori sampling adalah membuat sampling menjadi lebih efisien, artinya dengan biaya yang lebih rendah diperoleh ketelitian yang sama tinggi atau dengan biaya yang sama diperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil. Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi kelompok atau kluster. Sedangkan metode Two-Stage Cluster Sampling merupakan pengembangan dari metode kluster sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama, memilih beberapa kluster dalam populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua memilih elemen dari tiap kluster terpilih secara acak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji relatif bias dan variansi pada metode one-stage dan two-stage cluster sampling. Berdasarkan teori dan hasil simulasi diperoleh bahwa metode two-stage cluster sampling memiliki variansi lebih kecil dibandingkan metode one-stage cluster sampling.

(25)

1. Tim Penguji

Ketua : Dian Kurniasari,M.Sc. ...

Sekretaris : Widiarti, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Rudi Ruswandi,M.si. ...

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D 19690530 199512 1 001

(26)

SAMPLING

Nama Mahasiswa : ROHMAN

No. Pokok Mahasiswa : 0717031058

Program Studi : Matematika S1

Jurusan : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI Komisi Pembimbing

Dian Kurniasari,M.Sc. Widiarti, M. Si.

NIP 19690305 199603 2 001 NIP 19800502 200501 2 003

MENGETAHUI Ketua Jurusan Matematika

(27)

Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 14 Juli 1988 dan Penulis

merupakan anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak H. Nurzaman dan

Ibu Hj. Maryanah.

Jenjang pendidikan penulis diawali di Sekolah Dasar Negeri 1 Rawi Penengahan

diselesaikan pada tahun 2000, SLTP Negeri 1 Penengahan diselesaikan pada

tahun 2003 dan SMA La Tansa Banten diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun

2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Matematika Jurusan

Matematika FMIPA Universitas Lampung.

Pada tahun 2007 penulis aktif dalam beberapa organisasi dalam fakultas, menjadi

anggota Generasi Muda Matematika (GEMATIKA) tahun 2007. Tahun

2008-2009 menjabat sebagai anggota kaderisasi HIMATIKA dan anggota biro

pengembangan dakwah ROIS FIMPA. Tahun 2009-2010 menjabat sebagai

anggota bidang eksternal HIMATIKA dan anggota biro dana dan usaha ROIS

FMIPA. Tahun 2010-2011 menjabat sebagai kepala bidang usaha UKMF

NATURAL FMIPA. Penulis mengikuti Karya Wisata Ilmiah (KWI) tahun 2008.

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di BPS Lampung Tengah pada Bulan Juni

(28)

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

ALLAH S.W.T

Kedua Orang tua ku,

Ibu yang menjadi motivator utamaku terima kasih atas doa dan kasih

sayang tulus yang kau berikan sehingga mampu menguatkan diri ini di

saat-saat sulit dan bapak yang selalu menjaga dan memberikan nasihat dan

mengarahkanku menjadi lebih baik. Aku sadar skripsi ini bukanlah apa-apa

jika dibandingkan pengorbanan kalian untukku tapi izin kan aku untuk

membagi kebahagiaan ini bersama kalian.

Kakak dan Adikku yang selalu memberikan motivasi.

PembimbingIbu Dian Kurniasari M.Sc dan Ibu Widiarti M.Si.

Seluruh sahabat yang selalu menyemangatiku

Guru-guru yang selalu membagi ilmunya untukku

Seseorang yang akan mendampingiku kelak

(29)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kajian Relatif Bias Metode One-Stage dan Two-Stage

Cluster Sampling. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Sains (S.Si) pada jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Dian Kurniasari, M.Sc., selaku Pembimbing I yang telah memberi ide,

saran, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

2. IbuWidiarti, M.Si., selaku Pembimbing II dan dosen pembimbing

akademik yang telah memberi ide, saran, dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi serta memberi saran kepada penulis selama menjadi

mahasiswa Matematika Universitas Lampung.

3. Bapak Rudi Ruswandi, M.Si., selaku penguji bukan pembimbing yang

telah memberi ide, saran dan kritikkepadapenulis.

4. Bapak Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Matematika

Fakultas MIPA Universitas Lampung.

5. Bapak Amanto, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Matematika Fakultas

(30)

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Rekan sekaligus sahabatku selama dalam masa bimbingan: Herdumi,

Mahfudz, Roza, Sorta, Mudhiroh, Eva, Syaza, Aci, Tyas, Jihan, Eflin,

Mia, Made dan lainnya, terimakasih atas kebersamaan dan bantuannya

selama ini.

8. Rekan sekaligus sahabatku di Animasi 07: Ardi, Ibnu, Gayoh, Juanda,

Tukino, Ales, Wayan, Henoh, Agung, Meli, Ning, Ana, Sela, Ayu, Ria,

dan lainnya, terimakasih atas rasa kekeluargaan yang diberikan selama ini.

9. Sahabat-sahabatku: Halimah, Ulfah, Eka terimakasih atas nasehat dan

motivasinya. Mas Eko, Mas Deni, Ubay, Maul, Candra, Madhan

terimaksih atas kenangan dan kekeluargaannya selama di kampus.

12.Kakak tingkat 2005, 2006, serta adik-adik tingkat 2009-2011, terimakasih

atas motivasi dan rasa kekeluargaan yang tercipta selama ini.

Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan dan balasan atas jasa dan budi

yang telah diberikan kepada penulis. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(31)

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan

(Q.S Al. Insyirah;6).

Gambar

Gambar 2.2. Ilustrasi pengambilan sampel pada one-stage cluster sampling
Gambar 2.3.  Two-stage cluster sampling
Gambar 2.4  Ilustrasi pengambilan sampel pada two-stage cluster sampling
Gambar 3.1. Diagram alir langkah – langkah penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel adalah mengunakan teknik One Stage Cluster Random Sampling .Variabel penelitian ada dua yaitu variabel pembelajaran kooperatif tipe STAD (X1) dan

Sedangkan untuk metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan untuk pengumpulan informasi dari anggota populasi yang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, sedangkan pengambilan sampel karang menggunakan teknik purposive sampling, dimana sampel yang

Penarikan sampel dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan metode pengambilan contoh kelompok distratifikasi (Stratified Cluster Sampling), tahap kedua yaitu

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dimana pemilihan responden berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu kepada petani padi yang memperoleh pupuk

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel yang dipilih sesuai dengan masalah

Sampling Jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila. semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya

Pada adaptive cluster sampling dapat diperoleh taksiran parameter (dalam tugas akhir ini dibatasi untuk mean dan total) yang tak bias dengan taksiran variansi yang tak bias