• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK

PADA NEONATUS DI KLINIK BERSALIN SALLY

MEDAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

YESSI FEBRIKA MANULLANG

095102087

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Nama Mahasiswa : YESSI FEBRIKA MANULLANG

NIM : 095102087

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji I

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) (dr. Zulkifli, Msi)

Penguji II

(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep)

Penguji III

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK PADA NEONATUS

DI KLINIK BERSALIN SALLY MEDAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010 Yang Menyatakan,

(4)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : Yessi Febrika Manullang NIM : 095102087

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal

terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas telah melakukan pengeditan Bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD) dalam karya ilmiah

Medan, Juni 2010 Diuji oleh,

( Dr. Gustianingsih, M. Hum )

(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : YESSI FEBRIKA MANULLANG

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 01 Februari 1987 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Melati No. 31 Pematang Siantar Riwayat Pendidikan : 1. TK Parulian 2 Medan

2. SD Katolik Budi Luhur Medan 3. SLTP Negeri 13 Medan

4. SMU Katolik ASSISI P.Siantar

(6)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Yessi Febrika Manullang

Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally

Medan 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 LAMPIRAN Abstrak

Ruam popok adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Pengetahuan pemakaian popok pada bayi di Indonesia teryata masih rendah. Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 66 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini mulai dari bulan Februari- April 2010 menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 yaitu sebanyak 26 orang (39,4%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan lebih spesifik meneliti variabel yang lebih bervariasi atau dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan tindakan dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Daftar Pustaka : 15 (1998-2009)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap

Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klink Bersalin Sally Medan 2010’’ yang

diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc. SpKK. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ihmiah

4. Pimpinan Klinik Sally Medan

(8)

6. Orangtua, Kakak, dan Adik yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ihniah ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penuLIS.

8. Semua pihak yang tidak dapat penuli sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilimiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULKUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 7

B. Tindakan ... 8

C. Neonatus ... 9

1. Defenisi Neonatus ... 9

2. Kulit Neonatus ... 10

3. Karakteristik Kulit Neonatus ... 10

4. Popok Bayi ... 12

(10)

D. Ruam Popok ... 17

1. Defenisi Ruam Popok ... 17

2. Etiologi Ruam Popok ... 17

3. Gejala Ruam Popok ... 20

4. Mencegah Ruam Popok ... 20

5. Perawatan perianal ... 21

6. Mengatasi Ruam Popok ... 22

7. Penanganan Ruam Popok ... 23

8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok ... 24

E. Karakteristik Responden ... 25

BAB. III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 28

B. Defenisi Operasional ... 29

BAB. IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

C. Tempat Penelitian ... 31

D. Waktu Penelitian ... 31

E. Etika Penelitian ... 31

(11)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

H. Pengumpulan Data ... 35

I. Pengolahan Data ... 36

J. Analisa Data ... 37

BAB . V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Karakteristik Responden ... 38

2. Pengetahuan Responden ... 40

3. Tindakan Responden ... 42

4. Angka Kejadian Ruam Popok ... 43

B. Pembahasan ... 44

BAB . VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada

Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 39 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan

Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam

Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 . 40 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam

Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada

Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 41 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan Ibu

Dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 42 Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Tindakan Responden dalam

Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok

pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 43 Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Angka Kejadian Ruam

(13)

DAFTAR SKEMA

Skema I Kerangka Konsep ... 28

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 : lembar Persetujuan Responden Lampiran 4 : Surat Persetujuan Content validity Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Lampiran 7 : Data SPSS

Lampiran 8 : Master Tabel Lampiran 9 : Surat Penelitian

(15)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Yessi Febrika Manullang

Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally

Medan 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 LAMPIRAN Abstrak

Ruam popok adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Pengetahuan pemakaian popok pada bayi di Indonesia teryata masih rendah. Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 66 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini mulai dari bulan Februari- April 2010 menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 yaitu sebanyak 26 orang (39,4%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan lebih spesifik meneliti variabel yang lebih bervariasi atau dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan tindakan dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Daftar Pustaka : 15 (1998-2009)

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memiliki anak yang sehat merupakan dambaan setiap orang tua. Modal utama untuk mewujudkannya adalah menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah merawat anak sesuai dengan tahap-tahap yang dianjurkan. Perawatan tersebut dilakukan untuk menghindari dan mencegah timbulnya penyakit yang mungkin terjadi. Hal lain yang patut diketahui para orang tua, kulit si kecil amat sensitif. Gara-gara air seni atau tinjanya, ia akan mudah terkena iritasi yang akan berkomplikasi menjadi infeksi. Beda dari kulit dewasa, kulit bayi lebih tipis dan halus. Itu sebabnya kulit bayi lebih peka dan mudah terjadi gangguan kulit. Gangguan yang biasa timbul berupa ruam kulit yang dikenal dengan ruam popok ( Soepardan, 2001:1)

(17)

dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi atau anak batita yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal (Steven, 2008, ¶1

Ruam popok

Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan

disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer

dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok 7% pada tahun 1955 dan 78% pada tahun 1991 (Nyak, C, 2008 ¶ 1 Pampers sekali pakai penyebab ruam

kulit.

Setiap anak yang menggunakan popok, maka berpotensi untuk menderita ruam popok ini. Bahkan berdasarkan penelitian Philipp dkk, seperti yang dipublikasikan dalam The ALSPAC Survey team. British Journal of General

Practicepada bulan Agustus 1997, mengatakan semua anak akan menderita ruam

(18)

Masih ada orangtua yang was-was memakaikan bayinya popok sekali pakai atau diapers. Karena, banyak kasus ruam popok terjadi setelah bayi menggunakan popok yang terbuat dari kertas ini. Padahal, dari sisi kepraktisan, mengenakan diapers praktis dan menyenangkan. Dengan diapers, bayi tidak perlu sering berganti popok yang basah akibat buang air. Ini baik untuk ketenangan tidurnya. Selain itu, membuat rumah lebih bersih karena tidak terkena ompol bayi. Diapers juga membuat kerja ibu atau pengasuh lebih ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur dan menyetrika setumpuk popok. Tetapi, dari sisi kerepotannya penggunaaan diapers dapat menimbulkan ruam popok (Rahmi, 2004 ¶ 1 Diapers, Biang Keladi Ruam Popok.

Walaupun ruam popok bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa mengganggu pertumbuhan si kecil. Ketika dia sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu karena bercak yang muncul sewaktu kecil itu akan membekas hingga dewasa.

Sebagai upaya pencegahan agar ruam popok ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Mengganti popok usai mengompol, mengusahakan kulit agar tetap kering, menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok, membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas (Darsana, 2009 ¶ 6, Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus. http://darsananursejiwa. blogspot.

com diperoleh 30 oktober 2009)

(19)

terhadap bayi. Dampak terburuk dari penggunaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita. Hal itu diutarakan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di JakartaRendahnya pengetahuan pemakaian popok bayi yang benar memang telah menggejala di Indonesia. Pencegahan ruam popok mesti segera dilakukan dengan menghindari pemakaian popok yang basah. Bayi atau balita penderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur. Gejala itu dapat berkembang menjadi granuloma yang dapat terinfeksi jamur C jika tak segera diatasi. Karena itu, seorang ibu disarankan segera mengganti popok setiap kali bayi ngompol (Liputan 6.com, 2000 ¶ 2, Ruam popok penyebab bayi susah tidur.

Sesuai dengan data pendahuluan di Klinik Bersalin Sally Medan, sekarang ini banyak bayi yang menggunakan popok disposable, dari tiga bayi yang di observasi saat itu terdapat dua bayi yang terlihat bercak kemerahan di daereh popok, dan sekitar paha. Berarti ibu kurang memperhatikan perawatan perianal pada bayinya tersebut

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

b. Untuk mengetahui perawatan perianal yang dilakukan oleh ibu terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap

pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. c. Untuk mengetahui tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap

penecegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010.

(21)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah didapat selama mengikuti pendidikan

2. Bagi Klinik

Sebagai bahan masukan dan untuk menambah wawasan bagi klinik yang terkait yaitu di Klinik Bersalin Sally Medan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan secara promotif terhadap ibu khususnya dalam perawatan perianal pada neonatus

3. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang penelitian ini yaitu “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowledge)

1. Defenisi Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

2. Tingkatan Pengetahuan (knowledge)

(23)

c) Aplikasi/ penerapan (application). Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata; d) Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dlihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan; e) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada; f) Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.

B. Tindakan

(24)

1. Tingkatan Tindakan a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

a. Respon Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

b. Mekanisme (mechanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.

c. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).

C. Neonatus

1. Defenisi Neonatus

(25)

2. Kulit Neonatus

Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan anak remaja. Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi. Lapisan asid ada dalam beberapa minggu pertama dan pada bayi lebih mudah terkena gangguan dari pada anak remaja.

3. Karakteristik Kulit Neonatus

Berkaitan dengan anatomi dan fisiologi dari kulit, kulit pada bayi relatif tipis, dan mempunyai suatu kandungan air yang tinggi pada lapisan dalam dan fungsi perlindungan yang belum berkembang dengan penuh. Perlindungan melalui sebum seperti pada kulit remaja masih belum bisa. Kondisi kulit bayi baru lahir mengalami peralihan dari lingkungan dalam kandungan terhadap perubahan suhu dengan kelembaban udara yang berubah-ubah dan juga kontak dengan kuman, patogen, substansi yang berbahaya dapat mengganggu kulit bayi setelah kelahiran

(Sujayanto, 2001).

a). Fungsi Kulit pada Neonatus :

1. Proteksi secara fisis dan imunologis. 2. Mengatur suhu tubuh.

3. Mengatur keseimbangan elektrolit.

(26)

b). Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus

Permukaan kulit normal pada neonatus akan bereaksi asam (variasi antara pH 4,5 – 6,5). Keasaman ini ditimbulkan oleh bahan kimia tertentu dalam sebum dan keringat. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kulit mempunyai acid mantle. Keasaman inilah yang menyebabkan permukaan kulit mempunyai sifat aseptik seperti halnya keasaman lambung dan vagina. Daerah keasaman yang berkurang pada daerah intertriginosa (lipatan kulit) menyebabkan daerah tersebut lebih mudah dan lebih sering diserang oleh kuman dan jamur. Sebum terdiri dari asam lemak, kolesterol, alkohol, gliserida, dan fosfatida. Sebum yang teremulsikan oleh keringat berfungsi sebagai pelumas kulit yang mempunyai daya fungistatik.Anak dan bayi menghasilkan sebum agak kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa ( puncak produksi terjadi pada masa pubertas dan adolesen), sehingga pada kulit bayi lebih kering dibandingkan orang dewasa. (Darsana, 2009 ¶ 1, Efektifitas Perawatan Perianal

Dengan Baby Oil Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus.

(http://darsananursejiwa. blogspot. com diperoleh 30 oktober 2009)

1. Perbedaan Kulit Neonatus, Bayi dan Dewasa

Secara histopatologis terdapat perbedaan struktur kulit pada neonatus prematur neonatus cukup bulan, dan dewasa. Perbedaan struktur kulit neonatus prematur, neonatus cukup bulan, dan orang dewasa

Berbagai perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain: 1. Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar.

(27)

3. Terdapat peningkatan potensi mengalami iritasi.

4. Terdapat peningkatan kerentanan terhadap infeksi, terutama bakteri 5. Sedikit kemungkinan mengalami alergi kontak.

6. Permeabilitas perkutan meningkat, terutama pada bayi prematur atau bila terjadi kerusakan kulit.

7. Perbandingan luas permukaan kulit terhadap volume cairan tubuh relatif lebih besar, sehingga risiko peningkatan bahan toksik di dalam darah lebih tinggi. Kondisi kulit tersebut memungkinkan spektrum kelainan pada bayi baru lahir bersifat fisiologik dan sementara serta relatif tidak memerlukan terapi atau perawatan husus. Kelainan kulit cenderung lebih banyak diakibatkan oleh infeksi dan iritasi

4. Popok Bayi

a. Popok Sekali Pakai (Pospak) atau Diapers

Yang perlu diketahui orangtua adalah kulit bayi. Kulit Bayi sangat lembut dan

peka. Sebab itu, bila setiap saat kulit bayi terkontak atau terpapar benda asing seperti

keringat, air kencing, atau permukaan kain yang kasar, mudah terjadi gangguan

ringan yang bisa membuat kulit kemerahan.

Faktor lain yang mempermudah timbulnya ruam popok adalah perawatan

kulit yang kurang baik. Misalnya sering menggosok daerah popok dengan kain

bertekstur kasar atau tebal (seperti, handuk), jarang mengganti popok yang sudah

(28)

dan pemakaian popok yang terlalu ketat (dr Irwan, 2008 ¶ 2, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

Selain itu, ada juga bayi yang alergi terhadap bahan dasar diapers. Dan, ada

juga ruam popok yang terjadi karena ibu terlalu ketat memasangkan diapers. sering

didapati ibu atau pengasuh yang taken for granteed (kelewat percaya) diapers,

sehingga tidak mencek "isi"-nya sampai berjam-jam. Padahal, mungkin saja saat baru

dipasangkan diapers, bayi buang air besar. Ada juga kasus ruam popok akibat kurang

cermat membersihkan feses (kotoran) bayi, sehingga di sekitar kelamin masih

terdapat sisa feses saat dipasangkan popok baru. "Ini sering terjadi saat bayi diare.

Karena sisa feses mengandung bakteri, maka begitu kontak dengan kulit, melukai

kulit dan menyebabkan ruam," (dr Irwan, 2008 ¶ 4, Popok Bayi

http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

1. Jenis dan Kandungan Diapers

Tidak semua ibu memahami fungsi jenis dan kandungan diapers tersebut bagi

bayinya. Diapers, umumnya berbahan dasar bubur kertas atau pulp, kain kasa tipis,

juga kain flanel. Biasanya mempunyai lapisan bahan berdaya serap tinggi. Sehingga,

mampu menyerap cairan hingga 80-100 kali beratnya sendiri. Atau, kira-kira bisa

digunakan untuk menampung jumlah air seni bayi sebanyak 5-8 kali pipis. Lapisan

terluar terbuat dari plastik kedap air, agar kotoran bayi tidak tercecer kemana-mana.

Sedangkan sejumlah merek saat ini kandungannya diperkaya dengan moistruiser

(29)

disertai pengharum ringan. Bagian pinggang dan kaki biasanya elastis dengan strip

cadangan untuk mencegah kebocoran saat bayi dalam posisi berbaring.

Selain itu, ada pula bayi yang tidak cocok mengenakan satu merek diapers

karena mudah terjadi kebocoran. Ini, lebih disebabkan anatomi diapers yang kurang

cocok bagi anatomi bayi. Atau, karena bayi terlalu banyak bergerak. "Karena sangat

individual sifatnya, adakalanya diapers yang cocok bagi seorang bayi, tidak cocok

bagi bayi lain ujar Aisah. Menurutnya, merek, harga, dan cara penjualan diapers

(misal, diapers generik) bukanlah faktor penentu cocok-tidaknya diapers bagi seorang

bayi.

2. Ukuran

Pilihlah pospak yang seukuran dengan berat bayi dan jangan terlalu besar.

Bagaimanapun, fungsi pospak adalah mencegah urin meluber. Bila ukurannya terlalu besar maka fungsinya jadi tidak efektif karena pospak tidak lekat ke tubuh bayi. Selain itu, pospak yang kebesaran pun membuat bayi tidak nyaman bergerak

3. Kualitas

Kualitas pospak juga perlu diperhatikan. Kita bisa menilainya dari kemasan, bahan yang digunakan apakah berpori atau tidak, serta penjelasan yang diberikan oleh produsen yang biasanya tertera di kemasannya (Ari, 2008, ¶ 2, Kiat Memilih Pospak. http://www.parenting.co.id).

Bila bayi anda menggunakan popok sekali pakai, perhatikan hal-hal berikut: 1. Setiap kali bayi buang air besar, segera ganti popoknya sehingga bayi terhindar

(30)

2. Jika perekat popok tampak memebekas di dekat pangkal paha bayi maka berarti popok terlalu ketat, kendurkan lain waktu.

3. Jika ruam bayi melebar, ganti merek popok dengan yang lain. Ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.

4. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah. 5. Jika tali puat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali

pusat.

6. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Iwan, 2008, ¶ 6, Popok Bayi

4. Cara Menggunakan Diapers yang Baik yaitu:

1. Sebelum mengganti atau menggunakan diaper, pastikan tangan Anda bersih.

2. Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan

lap basah untuk membersihkan. Dan, lap kering untuk mengeringkan sebelum

dipakaikan diapers kembali.

3. Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok

4. Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapers terlalu besar atau

kecil.

5. Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akan memberi

kenyamanan bagi bayi.

6. Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotor atau "penuh".

(31)

besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bau amoniak, karena inilah yang

bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.

Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan seperti disebut di atas. Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agar kulitnya "bernafas"

(Ari, 2008, ¶ 1, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.

5. Cara Membuang Pospak yang Benar

Orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja. Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di kloset.

Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. "Hal ini sudah dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan,". Alasannya, sampah pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita (Ari, 2008, ¶

2, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.

b. Popok Kain

(32)

1. Jika anda menggunakan peniti popok, maka pilih yang bagian pengamannya ditutup bahan plastik.

2. Bila popok hanya basah karena pipis bayi maka langsung diletakkan ke keranjang kotor, tapi kalau popoknya basah dan ada kotoran maka bersihkan dulu. Untuk menghilangkan bau, semprotkan campuran air dan baking soda ke popok yang sudah dibersihkan kotorannya.

3. Pisahkan popok dari pakaian bayi yang lain dan gunakan deterjen yang lembut. Jangan gunakan pelembut pakaian. Gunakan air hangat dan dua kali pembilasan. 4. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Irwan, 2008, ¶

6, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

D. Ruam Popok 1. Defenisi Ruam Popok

Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 : 10 )

Ruam popok adalah kemerahan di daerah popok, seperti di alat kelamin, dubur, bokong, lipat paha, dan perut bawah (Lutfiatus, 2008 : 95).

Ruam popok mempunyai pengertian, yaitu: Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam, 2005 : 104).

2. Etiologi Ruam Popok

1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga

(33)

3. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab 4. Akibat menceret

5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen.

6. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan dibilas sampai bersih dan dikeringkan (dr Ika, 2008, ¶ 4 Jangan sepelekan Ruam Popok.

Tentu saja tidak semua anak yang memakai popok akan menderita ruam popok ini, namun memang memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal yang mempengaruhi timbulnya ruam popok ini, namun sebenarnya hal utama yang mendasarinya adalah faktor iritasi. Iritasi ini terjadi terutama karena adanya kontak dengan urin/ air seni dalam jangka waktu lama akibat pemakaian sebuah popok yang berkepanjangan. Selain itu, iritasi juga disebabkan oleh:

1. Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi/ anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai dengan yang seharusnya (terlalu kecil)

2. Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anak

3. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain )

(34)

Staphylococcus aureus, sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans. Sebenarnya kedua jenis mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan di daerah selangkangan dan sekitar alat kelamin, bahkan ragi candida juga normal terdapat di saluran pencernaan. Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara primer akibat iritasi penggunaan popok saja. Pada kulit yang normal dan utuh, maka kedua mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun adanya faktor iritasi yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana kulit akan mengalami peradangan awal maka infeksi ini pun dapat dengan lebih mudah terjadi.

Kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu :

1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran bokong dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH (derajat keasamaan) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat keasamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit..

(35)

3. Gejala Ruam Popok

Gejala dari ruam popok bervariasi :

• Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok

yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit.

• Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil

yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas. Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.

• Pada kondisi yang parah ditemukan

kemerahan yang disertai bintil-bintil, bernanah dan meliputi daerah kulit yang luas.

• Bayi atau anak dengan kelainan itu

dapat menjadi rewel akibat adanya rasa nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau besar.

(Steven, 2008, ¶ 1 Ruam popok Oktober 2009).

4. Mencegah Ruam Popok

Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah masalah ruam popok pada bayi tips menjaga kulit pantat bayi sehat dan nyaman :

(36)

2. Bersihkan pantat bayi dengan lembut menggunakan kain penyeka bayi. Kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok. 3. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang. Ini

akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi. 4. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit.

5. Gunakan pelapis popok atau popok sekali pakai yang dapat menyerap kelembaban dari kulit bayi, sehingga menjadikan bayi lebih kering.

6. Ketika anda mencuci popok, bersihkan popok secara seksama sehingga semua deterjen hilang. (dr Ika, 2008, ¶ 8 Jangan sepelekan Ruam Popok.

5. Perawatan Perianal

Perawatan pada daerah yang tertutup popok sangat penting dilakukan 1. Ganti Popok Usai Mengompol

Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu ia kencing. Kalau si kecil menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali. Kecuali jika ia buang air besar, harus langsung diganti.

2. Kulit Senantiasa Kering

(37)

lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter.

3. Pakai Sabun Khusus

Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.

4. Longgarkan Popok

Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan. 5. Beri Udara Bebas

Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.

6. Mengatasi Ruam Popok

Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri.

Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc

oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.Gantilah popok

dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi (superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang

(38)

sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit lain. (dr Ika, 2008, ¶ 9 Jangan sepelekan Ruam Popok. diperoleh 30 Oktober 2009)

7. Penanganan Ruam Popok

Banyak sekali macam gangguan masalah kulit pada bayi gangguan kulit pada bayi biasanya disebabkan banyak hal, misalnya : terjadinya ruam popok akibat pemakaian popok yang menimbulkan merah pada kulit bayi. Ruam popok ini kerap menjadi masalah pada bayi baru lahir.

1. Jika menggunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katun yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar kulit bayi tidak tergeser.

2. Sebaiknya perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau menggantung, sebaiknya segeralah tukar dengan yang baru

3. Cobalah menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper disaat-saat yang membutuhkan sekali.

4. Janganlah ada sisa urine/kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruam popok.

(39)

8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok

1. Kategori obat: pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.

2. Kategori obat: Anti jamur

Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.

3. Kategori Obat: Steroid Topikal (dioleskan di kulit) Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandun hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.

4. Kategori Obat : Antibiotika Topikal

(40)

5. Karakteristik Responden

a. Pendidikan

Menurut Arikunto (2006) pendidikan dinilai dari jenjang pendidikan formal yang dikelompokkan menjadi :

- SD - SMP - SMA

- Perguruan tinggi b. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.

Menurut Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan kepuasan dapat dengan mudah diperoleh dari keterampilan, pengalaman kerja, dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seorang pekerja yang professional, jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap)

Menurut Arikunto (2006) pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang dikelompokkan menjadi :

- Ibu Rumah Tangga (IRT) - Pegawai swasta

(41)

c. Sosial Ekonomi

Menurut Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai uang

Berdasarkan Surat Keputusan (SK Gubsu No.561/2244/thn 2006), Drs. Rudolg M.Pardede, menetapkan UMP (Upah Minimum Propinsi) Sumut tahun 2007 sebesar Rp.761.000,- ini merupakan upah terendah dan hanya berlaku bagi pekerja atau buruh yang punya masa kerja kurang dari satu tahun.

Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan tetap atau tambahan yang diperoleh responden baik yang terkait dengan instansi ataupun yang tidak, diterima perbulan dengan kategori sebagai berikut :

- Ekonomi rendah (Rp. 761.000)

- Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) - Ekonomi tinggi (>Rp.1.500.000)

d. Sumber informasi

Pada hakikatnya media informasi kesehatan merupakan saluran (chanel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan mempermudah penerimaan pesan kesehatan masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2003)

(42)

1. Media langsung - Keluarga - Teman

- Tenaga kesehatan 2. Media tidak langsung

(43)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Peneliti akan meneliti tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini :

Skema. 1. Skema kerangka konsep Pengetahuan dan

Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal

(44)

B. Definisi Operasional

(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di klinik Bersalin Sally Medan 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2008,hlm.89). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari bayi baru lahir sampai usia satu bulan di Klinik Bersalin Sally Medan 2010.

2. Sampel

(46)

Adapun kriteria dalam sampel ini adalah :

1. Semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari baru lahir sampai usia satu bulan

2. Bersedia untuk jadi responden.

C. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sally Medan, Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, dan belum adanya penelitian tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Mei 2010.

E. Etika Penelitian

(47)

juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibuat oleh si peneliti. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi pendidikan, pekerjaan, soial ekonomi, sumber informasi. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 20 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, atau c jika menjawab benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 20 Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20-0 = 20

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

(48)

= 3 20

= 6,6

d. Menentukan skor kategori

Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan)

Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan)

Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan)

Pertanyaan untuk tindakan sebanyak 10 soal dengan tipe check list. Kuesioner ini diisi oleh si peneliti dalam bentuk observasi. Jika melakukan tindakan benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika melakukan tindakkan salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mandapatkan kriteria tindakan digunakan perhitungan berikut : a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 10 Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar–skor terkecil = 10-0

(49)

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Benar : jika responden memiliki skor > 5 Salah : jika responden memiliki skor < 5

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Kuesioner pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Sehingga sebelum disebar, dilakukan uji coba kuesioner tersebut kepada 20 orang ibu yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel, yaitu ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 bulan yang menggunakan popok. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas tersebut dilakukan sebagai berikut :

1.Uji Validitas

(50)

2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. koefisien reliabilitasnya lebih dari 0.6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal Februari 2010 pada 20 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 bulan di Klinik M. Tobing, yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah menggunakan SPSS dengan mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,996 dan untuk tindakan Alpha Cronbach 0,981

H. Pengumpulan Data

(51)

tetang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, Setelah memberikan penjelasan, peneliti memberikan Lembar kuesioner dan langsung diisi oleh responden, peneliti juga melakukan observasi, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Pengolahan Data

a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap, bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan. b. Coding

Data yang telah diedit diubah kedalam bentuk angka (kode)

c. Entry

Entry dilakukan dengan cara memasukkan data ke komputer dengan menggunakan software SPSS

d. Cleaning

(52)

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariant, semua variabel dianalisa secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Febuari sampai dengan April 2010 di Klinik Bersalin Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 66 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010.

1. Karakteristik responden

(54)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010

Karakteristik F %

Ibu Rumah Tangga (IRT) Wiraswasta

Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS)

38

D. Sumber Informasi

Langsung

(55)

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di RS. Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah 6 Kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutu

popok 14 Tindakan ibu jika menggunakan popok sekali

pakai..

27 40,9 39 59,1 15 Cara membuang popok sekali pakai yang benar 26 39,4 40 60,6 16 Bila bayi menggunakan popok kain sebaiknya... 28 42,4 38 57,6 17 Tindakan ibu ketika ingin beralih dari popok kain

ke popok sekali pakai

35 53 31 47

18 Daerah yang sering terdapat kemerahan karena menggunakan popok

42 63,6 24 36,4

19 Jika perekat popok tampak membekas di dekat pangkal paha bayi..

(56)

Berdasarkan atas hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan yang benar yaitu pada pertanyaan nomor 20 ada 53 orang (80,3 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 4 ada 19 orang (28,8%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 4 ada 47 orang (71,2 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 20 ada 13 orang (19,7%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally MedanTahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang 22 33,3

Cukup 30 45,5

Baik 14 21,2

Total 66 100

(57)

3. Tindakan Responden

Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain.

Tabel 5.4

Distribusi Tindakan Responden dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Bersalin Sally Medan tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1. Popok yang digunakan bayi adalah popok kain

33 50 33 50

2. Popok yang digunakan bayi adalah popok sekali pakai

33 50 33 50

3. Baby oil tidak digunakan di daerah popok selesai mengganti popok

60 90,9 6 9,1

4. Tidak Menggunakan/ menaburkan bedak di area popok

20 30,3 46 69,7

5. Mengganti popok sesering mungkin 49 74,2 17 25,8 6. Pantat bayi dibersihkan dengan

lembut menggunakan kain penyeka bayi, kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama

36 54,5 30 45,5

7. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

37 56,1 29 43,9

8. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit

15 22,7 51 77,3

9. Gunakan popok sekali pakai jangan terlalu ketat

34 51,5 32 48,5

10. Kulit senantiasa kering 33 50 33 50

(58)

didapat bahwa ibu yang sedikit melakukan tindakan dengan benar pada nomor 8 ada 15 orang (22,7%). Didapat bahwa ibu yang banyak melakukan tindakan yang salah pada nomor 8 ada 51 orang (77,3 %), didapat bahwa ibu yang sedikit melakukan tindakan dengan salah pada nomor 3 ada 6 orang (9,1%).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Benar 36 54,5

Salah 30 45,5

Total 66 100

Berdasarkan atas kategori tindakan menunjukkan masih ada ibu melakukan tindakan dengan salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok yaitu sebanyak 30 orang (45,5%).

4. Angka kejadian ruam popok

(59)

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan atas Angka Kejadian Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Terdapat Ruam Popok 26 39,4

Tidak Terdapat Ruam Popok 40 60,6

Total 66 100

Berdasarkan atas kategori angka kejadian ruam popok masih ada terdapat ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin sally yaitu sebanyak 26 orang (39,4)%

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini akan diuraikan pembahasan tentang gambaran pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus

a. Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis

1. Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus.

(60)

mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga.

Pada tingkat pekerjaan ditemukan sebagian besar ibu memiliki pekerjaan sebagai IRT sebanyak 38 orang (57,6 %), dan sebagian kecil ibu bekerja sebagai PNS sebanyak 5 orang (7,6 %). Menurut Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan kepuasan dapat dengan mudah diperoleh dari keterampilan, pengalaman kerja, dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seorang pekerja yang professional, jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap) Pada tingkat penghasilan ditemukan sebagian besar ibu memiliki ekonomi sedangi sebanyak 32 orang (48,5 %), dan sebagian kecil ibu memiliki ekonomi tinggi sebanyak 8 orang (12,1 %). Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa adanya tingkat penghasilan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.

(61)

yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar direspon secara positif untuk aktif melakukan sesuatu hal berupa perilaku atau tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 66 ibu yang diteliti ditemukan ibu sebagian besar ibu berpengetahuan cukup tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus sebanyak 30 orang (45,5 %) dan sebagian kecil ibu berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (21,2%)

2. Tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa masih ada ibu melakukan tindakan dengan salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok yaitu sebanyak 30 orang (45,5%).

Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari penggunaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi. Hal itu diutarakan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di Jakarta 3. Angka kejadian ruam popok pada neonatus.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.6 kategori angka kejadian ruam popok masih ada terdapat ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally yaitu sebanyak 26 orang (39,4%)

(62)
(63)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Medan tahun 2010 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus berdasarkan pendidikan sebagian besar responden 31 orang (47%) berpendidikan SMA, sedangkan berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 38 orang (57,6%) bekerja sebagai IRT, dan sebagian besar responden berdasarkan penghasilan memiliki ekonomi sedang yaitu sebanyak 32 orang (48,5%), serta sebagian besar responden mendapatkan informasi secara tidak langsung sebanyak 54 orang (81,8%).

2. Sebagian besar responden dari segi pengetahuan tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, berpengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%).

3. Masih ada terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). 4. Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan

(64)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah :

1. Untuk masyarakat (khususnya responden/ ibu-ibu)

Masyarakat khususnya para ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan agar lebih aktif dalam perawatan perianal untuk mencegah terjadinya ruam popok, dan kepada ibu yang mempunyai bayi yang terkena ruam popok supaya lebih memperhatikan sehingga tidak terjadi pada kondisi yang lebih parah lagi

2. Petugas tenaga kesehatan

Petugas tenaga kesehatan di Klinik Sally hendaknya meningkatkan pemberian informasi khususnya kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan tentang perawatan perianal untuk mencegah terjadinya ruam popok

3. Peneliti lanjutan

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, S. (2001). Panduan Perawatan Bayi Sakit, Jakarta.Puspa Swara Lutfiatus. (2008). Panduan Lengkap Melahirkan, Jogjakarta: Diva Press Steven. (2008). Ruam popok. http://www.conectigue.com

Notoatmodjo. Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Putra Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Putra Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta: Salemba Medika

Nyak, C. (2008). Pampers sekali pakai penyebab ruam kulit, http://www.anakbunda.net

Janssen. (2001). Ruam Popok, http://www.mail-archive.com,

Rahmi. (2004). Diapers, Biang Keladi Ruam Popok. http://portal.cbn.net.id

Darsana. (2009). Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus.

http://darsananursejiwa.blogspot.com

Liputan6.com. (2000). Ruam popok penyebab bayi susah tidur,

dr Irwan. (2008). Popok Bayi Ari. (2008). Kiat Memilih Pospak

(66)

Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Yessi F. Manullang Nama Pembimbing : dr Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes NIM : 09502087 NIP : 132 231 986

Judul KTI : Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally 2010

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Mahasiswa

20-05-2010 Hasil olahan data Perbaiki tabel 08-06-2010 Bab V

Bab VI

Perbaiki tabel dan cara membaca tabel 10-06-2010 Perbaikan Bab V

ABSTRAK

Perbaiki abstrak dan pembahasan

12-06-2010 Perbaikan abstrak Perhatikan cara penulisan abstrak 13-06-2010 Perbaikan abstrak ACC jilid, buat

power point 15-06-2010 Memperlihatkan

power point

(67)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Yessi Febrika Manullang adalah Mahasiswa D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU, saat ini saya sedang melakukan Penelitian tentang “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap

pencegahan ruam popok pada neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelsaikan Tugas Akhir program studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuensioner dengan jujur. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi, apapun di rahasiakan dan hanya untuk penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Saudara dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2010 Peneliti

(68)

Lampiran III

PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMATED CONCENT)

Setelah membaca penjelasan mengenai tujuan penelitian di atas, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Yessi Febrika Manullang, dengan judul “ Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klinik Bersalin Shally Medan 2010”.

Demikianlah persetujuan ini, saya tanda tangani dengan suka rela tanpa paksaan dan pihak manapun.

Medan, Januari 2010 Responden

(69)
(70)

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER Kode Responden :

Tanggal :

Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang palin benar dan tepat

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar

Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani : a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi Pekerjaan anda saat ini :

a. Ibu Rumah Tangga (IRT) b. Wiraswasta

c. Pegawai Swasta

d. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Manakah di bawah ini, merupakan penghasilan perbulan yang anda terima : a. Ekonomi Rendah ( Rp. 761.000)

b. Ekonomi Sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) c. Ekonomi Tinggi (>Rp. 1.500.000)

Melalui media apa anda pernah mendengar atau mengetahui tentang ruam popok : a. Media Langsung

(71)

1. Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan anak remaja. yaitu :

a) Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi

b) bayi lebih tebal dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih rendah

c) bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih rendah

2. Salah satu fungsi kulit pada bayi : a) Mengatur suhu tubuh.

b) Mengatur daya tahan tubuh c) Mengatur kelembaban tubuh

3. Salah satu perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain: a) Kulit relatif lebih tebal dan perlekatan antar sel masih longgar

b) Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar

c) Lebih sulit terkena penyakit didaerah kulit bayi daripada kulit dewasa 4. Menurut ibu pada usia berapa biasanya bayi mengalami ruam popok : a) 0-1 bulan

b) 2-6 bulan c) 12 bulan

5. Perawatan yang dilakukan untuk pencegahan ruam popok adalah :

(72)

c) Ganti popok usai mengompol, kulit senantiasa kering, pakai sabun khusus,longgarkan popok, beri udara bebas.

6. Kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi merupakan penyakit :

a) Ruam popok b) Bisul

c) Cacar air

7. Salah satu penyebab ruam popok :

a) Ganti popok usai mengompol, kulit senantiasa kering, pakai sabun khusus,longgarkan popok, beri udara bebas.

b) Menggunakan celana ketat, menjaga kelembaban

c) Kebersihan kulit yang tidak terjaga, jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing

8. Salah satu tanda ruam popok adalah :

a) Warna kebiruan pada daerah pantat bayi b) Warna kemerahan pada daerah pantat bayi

c) Warna keputihan dan kadang-kadang ada kerak-kerak putih di daerah pantat bayi

9. Kulit yang lebih tipis terdapat pada : a) Kulit dewasa

(73)

10. Ciri-ciri ruam popok yang berlanjut lebih dari tiga hari adalah :

a) Anak rewel saat diganti popok atau saat buang air kecil dan besar,muncul bintik-bintik merah diarea popok dan kadang-kadang ada kerak-kerak putih b) Anak kelihatan nyaman, dan tidak cengeng

c) Anak kelihatan nyaman, terdapat bintik-bintik merah 11. Ruam popok sering mengikuti penyakit :

a) Mencret/diare b) Typus

c) Demam berdarah

12. Sebaiknya mengganti popok setiap : a) 1 jam sekali

b) 2 jam sekali c) 3-4 jam sekali

13. Jika bayi baru mengompol, tindakan ibu sebaiknya : a) Gunakan tisu untuk mengeringkan daerah popok

b) Segera basuh dengan air, menggunakan kain waslap, kemudian keringkan dengan kain yang lembut.

c) Keringkan dengan kain (waslap), kemudian ditaburi bedak pada area popok 14. Jika menggunakan popok sekali pakai, yang sebaiknya dilakukan adalah : a) Setiap kali bayi BAB, segera ganti popoknya

(74)

15. Cara membuang popok sekali pakai yang benar adalah :

a) Begitu bayi BAB, popok langsung dibuang di tempat sampah tanpa menggunakan kantongan plastik

b) Begitu bayi BAB, feses yang menempel di popok tersebut dibersihkan, kemudian dibuang ditempat semestinya dikloset, lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar

c) Begitu bayi BAB, masukkan popok kedalam kantongan plastic, lalu buang ke tempat sampah.

16. Bila bayi menggunakan popok kain sebaiknya :

a) Bila popok basah hanya karena pipis, maka langsung diletakkan di keranjang kain kotor, tapi kalau popoknya basah karena BAB, maka kotorannya harus dibuang dulu, baru popok dicuci dengan bersih

b) Bila popok basah karena pipis, maka popok bisa hanya dengan dijemur di panas matahari

c) Bila popok basah karena pipis dan BAB, mak popok bisa langsung diletakkan di keranjang kain kotor

17. Ketika ibu ingin beralih, dari penggunaan popok kain ke popok sekali pakai Untuk bayinya, yang pertama sekali harus diketahui ibu adalah :

a) Merek dan ukuran popok bayi b) Merek dan harga popok bayi

(75)

18. Daerah yang sering terdapat kemerahan karena menggunakan popok adalah : a) Lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin

b) Sekitar anus c) Daerah kelamin

19. Jika perekat popok tampak membekas di dekat pangkal paha bayi maka : a) Segera mengganti popok dengan ukuran yang sama

b) Bila popok terlalu ketat, kendurkan saat mengganti popok selanjutnya c) Segera mengganti popok dengan popok kain

20. Berbagai obat atasi ruam popok adalah biasanya dalam bentuk : a) Obat tablet

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Perawatan Perianal
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal
Tabel 5.4 Distribusi Tindakan Responden dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test) dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data yang

Kajian ini mancadangkan bahawa play-based learning baik untuk dilaksanakan di sekolah rendah terutamanya di kalangan pelajar pemulihan Jawi kerana kaedah P&amp;P yang dijalankan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2016 9 indikator tahun 2016 sudah on the track untuk mencapai target akhir tahun 2019

Diperairan, bentuk unsur fosfor berubah secara terus menerus akibat proses dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik, dan bentuk anorganik yang dilakukan

Balas Jasa Pekerja Tidak Tetap Bagian III Rincian 2, jumlah kolom 4 Expenditures for Irregular Workers Part III Item 2, Total of Column 4 Biaya Pemakaian Bahan Bakar Bagian III

Substitution with flour of purple sweet potato ( Ipomea batatas L.) , will increase antioxidant concentration, and at the same time would reduce the hardness of the meatball

Ada berbagai hal yang perlu diungkap dalam penelitian bahan ajar Writing 3 (BING3306) adalah bagaimana sistematika penulisannya, apakah materi dan penyajiannya

Persepsi perawat terhadap penerimaan teknologi rekam medis elektronik (Tabel 1.2) pada aspek Ekspektansi Kerja mayoritas responden menyatakan rekam medis elektronik mempermudah