• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Usaha Penangkapan Ikan Menggunakan Perahu Motor Dan Perahu Tanpa Motor di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus: Desa Pesisir, Kec. Tanjung Beringin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perbedaan Usaha Penangkapan Ikan Menggunakan Perahu Motor Dan Perahu Tanpa Motor di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus: Desa Pesisir, Kec. Tanjung Beringin)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN

MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU

TANPA MOTOR DIKABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

(STUDI KASUS : DESA PESISIR, Kec. TANJUNG BERINGIN)

SKRIPSI

OLEH

RINA MAY SARAH NST 040304077

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PERBEDAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU

TANPA MOTOR DIKABUPATEN SERDANG BEDAGAI

(STUDI KASUS : DESA PESISIR, Kec. TANJUNG BERINGIN)

OLEH

RINA MAY SARAH NST

040304077

Skripsi Adalah Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi Untuk Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan.

Diketahui Oleh :

Ketua Anggota

( Ir. Thomson Sebayang, MT ) ( Ir. Iskandarini, MM NIP. 195711151986011001 NIP. 196405051994032002 )

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 17 Mei 1986 dari ayah M. Syukur Nst, SH dan Ibu Alm.E. Sari Harahap. Penulis merupakan Putri kedua dari lima bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri I, Medan dan pada Tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Reguler Mandiri. Penulis memilih program studi Agribisnis Departemen Agribisnis.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedanaan Usaha Penangkapan Ikan Menggunakan Perahu Motor dan Perahu Tanpa Motor Dikabupaten Serdang Bedagai”.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir. Khusus untuk Bapak Zulkarnaen, SH di Balai Meteorologi dan Geofisika Medan, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuannya selama penulis mengumpulkan data.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agrobisnis Departemen Agribisnis, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

(5)

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 7

Landasan Teori ... 10

Kerangka Pemikiran ... 14

Hipotesis Penelitian ... 16

DESKRPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 25

Karakeristik Nelayan Sampel ... 30

KEGIATAN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN Persiapan Berangkat ke Laut ... 31

Waktu Melaut ... 31

Daerah Operasi dan Jumlah Trip ... 32

Penangkapan Ikan di Laut dan Penyortiran ... 33

Penjualan Hasil Tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan ... 34

(6)

Hal Perbedaan Penerimaan dan Pendapatan Antara Usaha Penangkapan

Ikan dengan Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 39

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 43

Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 47

(7)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan ... 10 2. Jumlah Nelayan Per Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai 2006 ... 20 3. Jumlah Nelayan dan Perahu di Kecamatan Tanjung Beringin ... 21 4. Komposisi Penduduk Desa Tebing Tinggi Menurut Mata Pencaharian

2009 ... 27 5. Komposisi Penduduk Desa Bagan Kuala Menurut Mata Pencaharian

2009 ... 28 6. Komposisi Penduduk Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut

Mata Pencaharian 2009 ... 29 7. Karakteristik Nelayan Sampel ... 30 8. Daerah Operasi Penangkapan Ikan di Indonesia Yang Dibedakan

Berdasarkan Jarak Dari Pantai ... 32 9. Perincian Unit Usaha Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Perahu

Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 32 10.Perbedaan Jenis dan Jumlah Hasil Tangkapan dengan Perahu Motor

< 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 36 11.T.Test Independent Jumlah Rata-rata Hasil Tangkapan Per Trip Perahu

(8)

Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 38 13.T.Test Independent Biaya Opersional Per Trip Perahu Motor

< 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 38 14.Perbedaan Penerimaan Antara Usaha Penangkapan Ikan dengan Perahu

Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 40 15.T.Test Independent Penerimaan Per Trip Perahu Motor < 5 GT dan

Perahu Tanpa Motor ... 41 16.Perbedaan Pendapatan Antara Usaha Penangkapan Ikan dengan Perahu

Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 41 17. T.Test Independent Pendapatan Per Trip Perahu Motor < 5 GT dan

Perahu Tanpa Motor ... 42

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Karakteristik Nelayan Perahu Motor ... 47

2. Karakteristik Nelaayan Sampel Perahu Tanpa Motor ... 47

3. Rata-rata Jumlah Hasil Tangkapan Per Trip Untuk Perahu Motor < 5 GT ... 48

4. Rata-rata Jumlah Hasil Tangkapan Per Trip Untuk Perahu Tanpa Motor ... 49

5. Total Asset Untuk Perahu Motor <5 GT ... 50

6. Penyusutan Per trip Perahu Motor ... 51

7. Total Asset Perahu Tanpa Motor ... 52

8. Penyusutan Per Trip Perahu Tanpa Motor ... 53

9. Biaya Pemeliharaan per Trip Pada Perahu Motor <5 GT ... 54

10. Biaya Pemeliharaan Per Trip Pada Perahu Tanpa Motor ... 54

11. Biaya Variabel Per Trip Pada Perahu Motor <5 GT ... 55

12. Biaya Variabel Per Trip Pada Perahu Tanpa Motor ... 56

13. Total Biaya Operasional Per Trip Pada Perahu Motor <5 GT ... 57

14. Total Biaya Operasional Per Trip Pada Perahu Tanpa Motor ... 58

15. T-Test Biaya Operasional antara usaha Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Perahu Motor <5 GT dan Perahu Tanpa Motor ... 59 16. T-Test Perbedaan Penerimaan (Nilai hasil Tangkapan) dengan

(11)

Menggunakan Perahu Motor <5 GT dan Tanpa Perahu Motor ... 60 17. T-Test Perbedaan Pendapatan dengan menggunakan Perahu Motor

(12)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dewasa ini peningkatan jumlah penduduk telah membawa akibat yang cukup luas di berbagai segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut peningkatan penyediaan bahan pangan, tetapi juga peningkatan dibidang gizi. Berbagai upaya telah di tempuh untuk meningkatkan produksi pangan dan upaya peningkatan di bidang gizi pun mulai diperhatikan, sehingga permintaan akan produk perikanan yang memenuhi kebutuhan gizi makin meningkat. Cara yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan gizi itu adalah dengan mengembangkan usaha budidaya ikan (Evy, 2001)

Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan dikolam, disungai, didanau atau dilaut melainkan usaha yang mencakup aspek organisme (sumber hayati) di perairan secara keseluruhan. Semua organisme seperti ikan, kerang, siput, rumput laut dan organisme lain termasuk objek usaha perikanan. Objek usaha perikanan ialah semua kegiatan yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Dengan demikian, usaha perikanan bertujuan untuk memanfaatkan hasil perairan air tawar dan air laut, baik dengan cara memeliharanya maupun dengan cara menangkap dan mengolahnya (Ratna,1997)

Sebagian besar nelayan Indonesia tergolong dalam nelayan tradisional,

(13)

yaitu nelayan yang masih menggunakan peralatan secara tradisional, seperti perahu layar sebagai alat angkutan dan alat tangkap yang masih sederhana. Kendala alam merupakan masalah utama yang harus dihadapi kelompok masyarakat ini. Motorisasi sebagai hasil dari pembangunan nasional dalam bidang perikanan walaupun telah membantu nelayan dalam mengatasi kendala alam tampaknya belum mampu mengentaskan nelayan dari berbagai masalah yang dihadapinya (Anonimus,1995)

Jika diamati secara seksama, kemiskinan nelayan disebabkan oleh faktor-faktor kompleks yang saling terkait satu sama lain. Faktor-faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan kedalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi internal sumber daya manusia nelayan dan aktivitas kerja mereka. Contohnya seperti tingkat pendidikan yang kurang. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi luar diri dan aktivitas kerja nelayan. Contohnya jumlah tanggungan (Kusnadi, 2004)

Indonesia dihadapkan pada masalah teknologi penangkapan ikan termasuk industri kapal dan alat tangkap ikan berikut teknologi penunjang lainnya dalam memanfaatkan kekayaan sumber daya laut. Berbagai alasan ilmiah, teknis ekonomis, dan praktis dari pemanfaatan sumber daya secara lestari.

Menurut tingkat atau besar usaha, rumah tangga atau perusahaan perikanan laut diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Tidak menggunakan perahu

(14)

2. Menggunakan perahu tanpa motor

3. Menggunakan perahu motor ( 3 GT - 200 GT )

Perahu (kapal) penangkap adalah yang langsung dipergunakan dalam operasi penangkapan ikan (binatang air, tanaman air lainnya). Perahu pengangkut tidak termasuk perahu penangkap. Unit penangkapan adalah kesatuan teknis dalam suatu operasi dalam penangkapan yang biasanya terdiri dari perahu/kapal penangkapan yang dipergunakan (Anonimus, 2008)

Memajukan perikanan Indonesia, bukan saja akan menambah zat makanan yang dibutuhkan tubuh manusia, melainkan juga dapat memperluas lapangan pekerjaan, memanfaatkan sumber kekayaan alam yang tersedia serta menunjang pendapatan penduduk (Evy, 2001)

Wilayah propinsi Sumatera Utara memiliki perairan Umum yang cukup luas dan sangat potensial dalam pengembangan perikanan. Wilayah perairannya dibagi menjadi dua yaitu pantai barat Sumatera Utara yang terdiri dari Kabupaten Nias, Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, dan pantai timur Sumatera Utara yang terdiri dari Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Medan, Asahan, Tanjung Balai dan Labuhan Batu. 6,65% dari seluruh desa (kelurahan) di daerah Sumetera Utara merupakan desa/kelurahan pantai. Mata pencaharian masyarakat setempat selalu berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Umumnya masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dari perikanan laut (Anonimus,2007)

(15)

Sebagai daerah yang memiliki wilayah pesisir, dengan panjang garis pantai + 95 Km yang meliputi 5 kecamatan, yakni Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Tanjung Baringin, dan Kecamatan Bandar Khalifah. Di Kabupaten Serdang Bedagai, terdapat nelayan dengan jumlah12.586 jiwa yang mediami 20 desa pantai yang ada disepanjang pesisir ( Anonimus, 2008)

Sebagai daerah otonom, dinas perikanan dan kelautan sesuai dengan fungsi dan tugasnya di bidang perikanan dan kelautan mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan saran dan prasarana pendukung pengembangan perikanan masih sangat terbatas ( Anonimus, 2008 )

Adapun jenis-jenis ikan laut di Kabupaten Serdang Bedagai antara lain ikan bawal hitam, ikan bawal putih, ikan belana, ikan biji nangka, ikan cucut, ikan gerot-gerot, ikan gulamah, ikan kakap putih, ikan gembung, ikan kerapu karm, ikan kurisi, ikan kuro, ikan layang, ikan mayung, ikan merah, ikan golok, ikan pari, ikan peperek, ikan sebelah, ikan selar, ikan tamban, ikan tenggiri, ikan tongkol, dan ikan lainnya (Anonimus, 2007)

(16)

penggaraman, pindang (perebusan), peragian (terasi dan kecap ikan). Ikan laut juga dikonsumsi dalam bentuk pengasapan, pembekuan dan juga tepung ikan. Keseluruhan bentuk konsumsi ini tentu saja mengalami proses pengolahan (Anonimus, 2001)

Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang didentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan jenis dan jumlah hasil tangkapan antara usaha penangkapan ikan dengan perahu motor dan perahu tanpa motor ?

2. Bagaimana perbedaan biaya operasional antara usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor dan perahu tanpa motor ?

3. Bagaimana perbedaan penerimaan dan pendapatan antara usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor dan perahu tanpa motor?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis perbedaan jumlah dan jenis hasil tangkapan antara usaha penangkapan ikan dengan perahu motor dan perahu tanpa motor .

2. Untuk menganalisis perbedaan biaya operasional antara usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor dan perahu tanpa motor .

(17)

penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor dan perahu tanpa motor.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi para nelayan dalam usaha penangkapan ikan 2. Sebagai bahan informasi dan kajian bagi pihak yang berminat dalam usaha

(18)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air. Penangkapan adalah kegiatan penangkapan atau mengumpulkan ikan atau binatang air lainya serta tanaman air yang hidup dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan. Pada umumnya penangkapan ditujukan kepada ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air yang masih hidup. Pengumpulan kerang dan lain-lain juga termasuk sebagai penangkapan (Anonimus, 2008)

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung pada perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim dan air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995)

(19)

Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air.

2. Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yag sebagian besar waktu kerjanya dilakukan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainya serta tanaman air disamping melakukan pekerjaan penangkapan, nelayan kategori ini memiliki pekerjaan lain.

3. Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu

kerjanya tidak digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan (Anonimus, 2008)

Berdasarkan perahu penangkap ikan, nelayan pemilik dibagi menjadi nelayan tradisional dan nelayan bermotor. Nelayan tradisional memakai perahu tanpa mesin/motor. Sedangkan nelayan bermotor memakai perahu mempunyai mesin (motor) yang disebut perahu motor. Berdasarkan besarnya mesin (motor) yang digunakan, diukur dengan GT (Gross Tonage), Perahu motor dibagi menjadi:

(20)

3. Perahu besar yaitu lebih dari 30 GT , dengan panjang 11 meter atau lebih (Anonimus,2001)

Pengelolaan perikanan berkembang menjadi suatu seni dalam menyelesaikan antara produksi perikanan dengan kondisi-kondisi ekonomi. Misalnya karena permintaan ikan makin meningkat dan harganya semakin tinggi maka menarik para pengusaha untuk menambah armada penangkapannya. Tetapi dilain pihak para pengelola harus bisa membatasi daya tangkap perahu agar jumlah tangkapan tetap berada pada batas-batas tertentu. Dalam pengelolaan perikanan dikenal beberapa konsep pembatasan berusaha, antara lain adalah:

a. Pembatasan upaya penangkapan yang dilakukan dengan mempersingkat waktu penangkapan atau membatasi peralatan yang digunakan

b. Membatasi jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan pada suatu usaha perikanan.

Untuk daya guna ekonomi pembatasan berusaha dilakukan dengan mewujudkan keinginan untuk menekan biaya serendah-rendahnya untuk melakukan upaya penangkapan yang menguntungkan (R.L. Strokes,1979)

(21)

Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam melakukan usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebut digunakan sekitar 5 s/d 15 jenis alat penangkap yang dapat dibagi dalam empat kelompok sebagai berikut.

Tabel 1. Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan

Sumber : Database Perikanan dan Kelautan Kab. Serdang Bedagai

Alat tangkap yang dipakai di Desa Pesisir Kecamatan Tanjung Beringin adalah Gill Net. Alat tangkap Gill Net (Jaring insang) adalah jaring berbentuk empat persegi panjang dan dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung pada tali ris atasnya. Jaring ini dipasang tegak lurus dalam air dan menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tersangkut pada mata jaring atau tergulung oleh jaring tersebut (Soeseno,1992)

Landasan Teori

Analisa usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha perikanan berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

No Kelompok Nama Alat Tangkap

1 Purse Seine Pukat Cincin, Pukat Langgar, Pukat Linkar 2 Gill Net Jaring Insang, Jaring Hanyut

3 Trammel Net Jaring Tiga Lapis, Jaring Lingkar, Jaring Klitik, Jaring Insang Tetap. 4

5.

Line Fishing

Drage

Pancing, Pancing Tonda, Pancing Ontak, Jaring Apollo Rawai hanyut, Rawai tetap

(22)

keuntungan dalam perusahaannya. Untuk memperoleh keuntungan yang besar dapat dilakukan dengan menekan biaya produksi (Rahardi,dkk.1996)

Analisis ekonomi adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut Perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhitungkan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut (Kadariah,dkk.1994)

(23)

Ada beberapa konsep biaya dalam ekonomi yaitu ; biaya produksi adalah kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara tunai maupun tidak tunai. Dalam analisis ekonomi biaya diklasifikasikan sesuai tujuan. Biaya uang dan in-natural; berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja, pembelian pupuk dan pestisida. Dalam bentuk in-natural yaitu biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan pajak (Daniel, 2002)

Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan produksi. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan satu satuan output pada suatu proses produksi tertentu (Daniel, 2002)

(24)

input produksi yang kurang lancar akibat akses yang cukup jauh untuk ditempuh. (Daniel, 2002)

Pendapatan nelayan bermotor dipengaruhi oleh pengalaman nelayan, lama melaut, ukuran perahu dan frekuensi melaut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman nelayan maka besar pula pendapatan yang diterima. Dengan pengalaman yang dimiliki nelayan sesuai dengan usaha yang dijalankan. Nelayan tahu menentukan di daerah mana operasi penangkapan ikan yang tepat sehingga produksi lebih tinggi, kapan saat melaut yang tepat, bagaimana penggunaan alat tangkap yang tepat, kondisi musim, semua ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan yang nelayan terima. Semakin lama melaut maka jumlah hasil tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi pendapatan nelayan bermotor, semakin besar ukuran perahu maka jumlah hasil tangkapan yang diperoleh juga lebih besar, karena perahu dapat beroperasi lebih jauh dari pantai dan hal ini akan mempengaruhi pendapatan nelayan bermotor. Semakin banyak frekuensi melaut maka jumlah hasil tangkapan perahu yang diperoleh juga lebih besar hal ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan bermotor (Sari, 2005)

(25)

oleh nelayan tanpa motor maka jumlah hasil tangkapan perahu yang diperoleh juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi penerimaan per perahu yang selanjutnya akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin lama melaut maka jumlah hasil tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar sehingga akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin besar jumlah tenaga kerja yang terdapat di dalam satu perahu maka jumlah hasil tangkapan perahu yang diperoleh juga lebih besar, sehingga akan mempengaruhi pendapatan nelayan tanpa motor (Sari, 2005)

Bagi usaha perikanan komersial, keuntungan (profit) merupakan sasaran yang hendak dicapai nelayan. Karena tugas utama nelayan adalah menghasilkan ikan bermutu tinggi untuk dipasarkan. Untuk itu nelayan harus memperhitungkan permintaan pasar (Market Demand) secara lebih cermat. Nelayan perlu mempelajari informasi pasar antara lain mencakup tipe pasar dari bermacam macam produk yang dihasilkan , variasi harga musiman dan trend harga dari hasil perikanan. Disamping itu nelayan harus merencanakan penjualan yang efektif dan bisa menyesuaikan rencana produksi (usaha) dengan arah perubahan (trend) harga (Hanafiah, 1996)

Kerangka Pemikiran

(26)

paceklik, dimana keadaan alam yang ditandai angin kencang (musim timuran dan baratan) pada saat ini hasil tangkapan nelayan sedikit bahkan tidak sedikit nelayan yang tidak mendapatkan hasil, bahkan ada beberapa nelayan yang sama sekali tidak pergi melaut. Ketiga musim sedang (biasa-biasa saja), dimana pada saat ini nelayan dalam mendapatkan hasilnya tidak terlalu melimpah.

Trip penangkapan atau lama kegiatan dalam operasi penangkapan di laut antara alat yang satu dengan yang lain tidak sama seperti telah disebutkan yaitu tergantung besar kecilnya usaha penangkapan, selain itu keadaan alam dari setiap daerah yang berbeda pula.

Biaya operasional penangkapan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perahu, jauh dekatnya jelajah perahu menuju lokasi penangkapan ikan di laut (fishing ground), jumlah waktu yang dibutuhkan, biaya ransom dan biaya lainnya (biaya administrasi), sedangkan dalam perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam usaha perikanan tangkap tidak terlepas dari perhitungan biaya tetap (fixed cost), biaya tidak tetap (variable cost). Besarnya biaya operasional (biaya tetap dan tidak tetap) antara perahu dengan alat tangkap yang satu dengan perahu alat tangkap lainnya tidak sama.

(27)

itu terjadi. Oleh karena itu secara serentak perlu dilakukan analisis terhadap permintaan dan penawaran akan suatu komoditi untuk menentukan harga komoditi tersebut.

Kegiatan perikanan meliputi kegiatan penangkapan ikan, binatang air lainnya serta tumbuhan air yang hidup di perairan bebas, serta kegiatan budidaya ikan, binatang air lainnya serta tumbuhan air ditempat bebas atau di tempat tertentu.

Dalam penangkapan ikan di perairan bebas dibutuhkan perahu yang digunakan untuk menuju lokasi penangkapan ( fishing ground ) serta mengangkut hasil-hasil tangkapan, serta alat tangkap yang beragam jenisnya. Penggunaan alat tangkap bergantung kepada jenis perahu tangkap yang digunakan. Ada juga alat tangkap yang di pasang secara permanen pada tubuh perahu

(28)
(29)

GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

: Alur Penelitian

NELAYAN

USAHA

PENANGKAPAN IKAN

PERAHU BERMOTOR PERAHU TANPA

MOTOR

HASIL ( PRODUK)

BIAYA OPERASIONAL

PENDAPATAN HASIL

( PRODUK)

BIAYA OPERASIONAL

PENDAPATAN

ANALISIS

DAN

UJI

(30)

Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan biaya operasional antara usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor dan tanpa motor.

(31)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yakni Kecamatan Tanjung Beringin, dengan dasar pertimbangan bahwa kecamatan tersebut memiliki jumlah nelayan yang paling banyak dibandingkan dengan kelima kecamatan lainnya, yakni sejumlah 5003 KK. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Nelayan Per Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai 2006

No Kecamatan Jumlah Nelayan

1 Pantai Cermin 1.826

Sumber : Database Perikanan dan Kelautan Kab. Serdang Bedagai

Di Kecamatan Tanjung Beringin terdapat 8 desa yaitu Desa Tebing Tinggi, Desa Bagan Kuala, Desa Nagur, Desa Pekan Tanjung Beringin, Desa Mangga Dua, Desa Pematang Cermai, Desa Suka Jadi, dan Desa Pematang Terang. Yang menjadi daerah Penelitian adalah desa pesisirnya, yaitu : Desa Pekan Tanjung Beringin, Desa Tebing Tinggi, dan Desa Bagan Kuala.

Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel nelayan dalam penelitian ini menggunakan metode Proporsional Random Sampling. Sampel diambil secara acak dalam jumlah yang

(32)

yang menggunakan perahu bermotor dengan bobot kurang dari 5 GT yang berjumlah 36 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 30 orang dan untuk masing-masing kelompok diambil secara proporsional yakni sebesar 15 orang untuk nelayan yang menggunakan perahu bermotor serta 15 orang nelayan yang menggunakan perahu tanpa motor. Penentuan jumlah sampel dari masing - masing desa adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Nelayan dan Perahu di Kecamatan Tanjung Beringin 2008

Sumber : Database Perikanan dan Kelautan Kab. Serdang Bedagai

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan nelayan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan mengunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang disusun peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari Dinas Perikanan dan Kelautan Serdang Bedagai serta Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara.

(33)

Untuk menguji hipotesis 1, digunakan analisis deskriptif dengan tabulasi data sederhana.

Untuk menguji hipotesis 2 dan 3, digunakan analisis uji beda rata - rata

T.Test.Independent dengan rumus

X = Rata - rata biaya produksi perahu motor

2

X = Rata - rata biaya produksi perahu tanpa motor

p

S = Standart devisiasi

1

n = Jumlah sampel nelayan perahu motor

2

n = Jumlah sampel nelayan tanpa perahu motor Dimana Kriteria uji :

T – Hitung < T – Tabel ...Tolak H1 ; Terima H0 T – Hitung > T – Tabel ...Tolak Ho ; Terima H1 (Ronald.E, 1993)

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini , maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

(34)

1. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan serta binatang air lainnya serta tanaman air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Penangkapan adalah kegiatan menangkap ikan di perairan bebas dengan

tujuan untuk dijual atau digunakan sendiri.

3. Perahu Tanpa Motor adalah Perahu yang masih menggunakan layar dan tidak menggunakan mesin.

4. Perahu motor adalah Perahu yang menggunakan mesin atau motor.

5. Hasil tangkapan adalah Jumlah Tangkapan lkan Yang di tangkap dari sumber peraiaran alami.

6. Biaya Operasional adalah Penjumlahan dari Biaya tetap Dan biaya variabel. 7. Biaya Tetap adalah Biaya penyusutan dan pemeliharaan asset usaha.

8. Biaya variabel adalah Biaya yang dikeluarkan oleh nelayan untuk keperluan menangkap ikan laut yang terdiri dari ; es, BBM, Dan konsumsi makanan yang digunakan selama melaut.

9. Penerimaan usaha adalah perkalian antara hasil tangkapan yang diperoleh dengan harga jual.

10.Pendapatan adalah Penerimaan Usaha Dikurangi Biaya Variabel.

Batasan Operasional

(35)

3. Sampel dalam penelitian ini terbatas kepada nelayan yang memiliki perahu tanpa motor yang kecil serta nelayan yang memiliki perahu dengan motor bermuatan kurang dari 5 GT.

(36)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

NELAYAN SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Kondisi Geografis

Penelitian dilakukan di desa pesisir (Desa Tebing Tinggi, Desa Bagan Kuala dan Desa Pekan Tanjung Beringin) Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun kondisi geografis ketiga desa pesisir yang terdapat di Kecamatan Tanjung Beringin adalah sebagai berikut:

a. Desa Tebing Tinggi

Luas Desa Tebing Tinggi yaitu 1620 ha, dimana keadaan alam Desa Tebing Tinggi adalah daratan tinggi dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayah Desa Tebing Tinggi adalah:

- sebelah utara : Sungai Bedagai (Desa Bagan Kuala)

- sebelah selatan : Desa Pekan, Pematang Cermai, Pematang Teran - sebelah timur : Kecamatan Bandar Khalifah

- sebelah barat : Desa Pekan Tanjung Beringin

(37)

b. Desa Bagan Kuala

Luas Desa Bagan Kuala 420 ha, dimana keadaan alam Desa Bagan Kuala adalah daratan tinggi dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayah :

-sebelah utara : Selat Malaka -sebelah selatan : Desa Tebing Tinggi

-sebelah timur : Desa Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu -sebelah barat : Desa Sungai Sarimah, Kecamatan Bandar Khalifah.

Desa Bagan Kuala 8 km ke ibukota Kecamatan Tanjung Beringin,10 km ke ibukota kabupaten yaitu Sei Rampah dan 55 km ke ibukota propinsi yaitu Medan.

c. Desa Pekan Tanjung Beringin

Luas Desa Pekan Tanjung Beringin 330 ha, dimana keadaan alam Desa Pekan Tanjung Beringin adalah dataran tinggi dengan ketingian 5 meter diatas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayah desa Pekan Tanjung Beringin adalah:

-sebelah utara : Sungai Bedagai -sebelah selatan : Pematang Cermai -sebelah timur : Tebing Tinggi

-sebelah barat : Kecamatan Sei Rampah

(38)

Keadaan Penduduk

a. Desa Tebing Tinggi

Jumlah penduduk di desa ini adalah 5.223 jiwa, terdiri dari 2.528 jiwa laki-laki dan 2.695 jiwa perempuan yang mendiami 1254 rumah tangga. Adapun agama yang dianut didesa ini adalah Islam, Kristen Protestan, Katolik.

Seperti wilayah pesisir lainnya di Indonesia, mata pencaharian utama penduduk Desa Tebing Tinggi adalah sektor pertanian, sub sektor perikanan laut atau nelayan. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Tebing Tinggi Menurut Mata Pencaharian 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Nelayan 1.211 56,35

2. Tani 606 28,19

3. Dagang 127 5,90

4. Buruh 192 8,93

5. PNS 13 0,60

Jumlah 2.149 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Tebing Tinggi tahun 2009

(39)

b. Desa Bagan Kuala

Jumlah penduduk didesa ini adalah 1315 jiwa, terdiri dari 670 jiwa laki-laki dan 645 jiwa perempuan yang mendiami 130 rumah tangga. Adapun agama yang dianut di desa ini adalah agama Islam dan Budha..

Seperti wilayah pesisir lainnya di Indonesia, mata pencaharian utama penduduk Desa Bagan Kuala adalah sektor pertanian, sub sektor perikanan laut atau nelayan. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat kita lihat pada tabel 5

Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Bagan Kuala Menurut Mata Pencaharian 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Nelayan 155 66,81

Sumber : Kantor Kepala Desa Bagan Kuala tahun 2009

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa sebanyak 155 jiwa atau 66,81% di Desa Bagan Kuala berprofesi sebagai nelayan, sedangkan bertani sebanyak 13 jiwa atau 14,65%, dagang sebanyak 34 jiwa atau 5,60%, buruh sebanyak 20 jiwa atau 8,62% dan PNS sebanyak 10 jiwa atau 4,31%.

c. Desa Pekan Tanjung Beringin

(40)

Seperti wilayah pesisir lainnya di Indonesia, mata pencaharian utama penduduk Desa Pekan Tanjung Beringin adalah sektor pertanian, sub sektor perikanan laut atau nelayan. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Mata Pencaharian 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Nelayan 1.331 56,13

Sumber : Kantor Kepala Desa Pekan Tanjung Beringin tahun 2009

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sebanyak 1331 jiwa atau 56,13% di Desa Pekan Tanjung Beringin berprofesi sebagai nelayan, sedangkan bertani sebanyak 483 jiwa atau 20.37%, dagang sebanyak 273 jiwa atau 11.51%, buruh sebanyak 132 jiwa atau 5,56% PNS sebanyak 121 jiwa atau 5,10% dan pengrajin sebanyak 31 jiwa atau 1,30%.

Untuk sarana penghubung atau transportasi yang tersedia di daerah penelitian adalah angkutan umum roda empat, becak motor (bentor) dan angkutan sepeda motor (RBT). Sarana jalan menuju desa sebagian sudah di aspal dan sebagian lagi masih jalan berbatu.

(41)

Karakteristik Nelayan Sampel

Yang termasuk nelayan sampel dalam penelitian adalah nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor (<5 GT) dan perahu tanpa motor. Yang termasuk karakteristik nelayan sampel adalah : umur nelayan dan pengalaman melaut. Karakteristik nelayan dapat kita lihat pada tabel 7

Tabel 7. Karakteristik Nelayan Sampel

No. Uraian Perahu Motor < 5 GT (rataan)

Perahu tanpa motor (rataan)

1. Umur 44 tahun 24 tahun

2. Pengalaman melaut

24 tahun 21 tahun

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 1a, 1b)

(42)

KEGIATAN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN

Kegiatan Operasional

Usaha penangkapan ikan laut meliputi kegiatan persiapan berangkat ke laut, waktu melaut, daerah operasi dan jumlah trip, penangkapan ikan dilaut dan penyortiran sampai penjualan hasil tangkap ikan di tempat pendaratan kapal atau di TPI (Tempat Pelelangan Ikan).

Persiapan Berangkat Ke Laut

Sebelum nelayan berangkat ke laut, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: membersihkan perahu, memeriksa keadaan perahu dan mesin perahu serta memeriksa keadaan alat tangkap hingga dapat dipastikan keadaan yang benar-benar siap melaut. Persiapan lain yang dilakukan adalah mengisi bahan bakar, mempersiapkan es serta mempersiapkan konsumsi selama melaut. Adapun perlengkapan lain yang dibawa seperti tenda, alat penerang, fiber, geregen, dan lain-lain.

Waktu Melaut

(43)

Daerah Operasi Dan Jumlah Trip

Daerah operasi penangkapan (fishing ground) dilaut berkembang dari perairan dekat pantai hingga laut lepas. Terdapat zona penangkapan sesuai dengan kondisi armada penangkapan menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 1999, yakni jalur I hingga jalur III (Effendi dan Oktariza, 2006). Tabel 8. Daerah Operasi Penangkapan Ikan di Indonesia Yang Dibedakan Berdasarkan Jarak Dari Pantai.

Jalur Penaangkapan Jarak Dari Pantai Peruntukan

Jalur I 0-3 mil Perahu nelayan tradisional dan perahu tanpa motor

3-6 mil Perahu motor <5 GT Jalur II 6-12 mil Perahu motor <60 GT Jalur III 12-200 mil Perahu motor <200 GT

Sumber : SK. Menteri Pertanian No. 392, 1999

Perbedaan besarnya Gross Tonage (GT) perahu serta daya mesin perahu serta alat tangkap menentukan kemampuan nelayan dalam beroperasi di laut. Nelayan jaring insang (Gill Net) dengan kapal 3-4 GT beroperasi pada zona 2-6 mil dan membutuhkan waktu 12 jam untuk satu trip dengan jumlah trip antara 16 per bulan.

Tabel 9. Perincian Unit Usaha Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Perahu Motor < 5 GT Dan Perahu Tanpa Motor

No. Keterangan Perahu Motor

< 5 GT

(44)

Sebagai keterangan tambahan mengenai sistem bagi hasil dapat di jelaskan sebagai berikut : Dalam usaha penangkapan ikan, besarnya pendapatan ditentukan dengan sistem bagi hasil. Pada perahu motor nelayan yang pergi 4 orang hasilnya dibagi menjadi 5 orang dikarenakan pada umumnya nelayan pemilik perahu motor meminta dua bagian dari pendapatan yang telah dikurangi biaya operasionalnya. Sedangkan perahu tanpa motor pendapatannya dibagi rata setelah dikurangi biaya operasionalnya.

Penangkapan Ikan Di Laut Dan Penyortiran

Cara penangkapan dan hasil tangkapan jenis ikan tergantung pada musim dan jenis alat tangkap yang digunakan. Setelah perahu nelayan sampai pada zona tangkap, nelayan menjatuhkan alat tangkapnya di laut. Nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin menggunakan alat tangkap gill net atau jaring insang hanyut. Pada perahu motor < 5 GT nelayan ini menggunakan alat tangkap gill net mata 400, sedangkan alat tangkap pada perahu tanpa motor nelayan ini menggunakan alat tangkap gill net mata 60. Gill net atau jaring insang hanyut memasang alat tangkapnya tegak lurus dalam air sehingga menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tersangkut pada mata jaring. Kemudian hasil tangkapan disortir dan dimasukkan dalam fiber yang berisi es agar tetap segar walaupun bermalam di laut..

(45)

air laut dari Samudera Hindia menuju perairan Indonesia yang melewati Selat Malaka.

Penjualan Hasil Tangkapan Di Tempat Pelelangan Ikan

(46)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Jenis dan Jumlah Hasil Tangkapan dengan Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor.

Untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan (jenis dan jumlah) dilakukan analisis tabulasi data sederhana pada jenis ikan dan pada jumlah ikan. Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin desa pesisir adalah gill net mata 400 dan gill net mata 60. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah ikan yang ditangkap berbeda serta harga yang berbeda pula. Alat tangkap gill net mata 400 dapat digunakan untuk menangkap jenis ikan seperti ikan gembung, ikan kakap putih, ikan selayang, ikan selar, ikan bawal putih, kan kuring, ikan merah dan ikan kerapuh. Sedangkan alat tangkap gill net mata 60 dapat digunakan dengan menangkap jenis ikan seperti ikan gulama, ikan senangin, ikan lidah, sotong, ikan tenggiri, ikan tamban, ikan bedukang dan ikan terisi. Perbedaan jumlah dan jenis hasil tangkapan dapat dilihat pada tabel 10

(47)

Tabel 10. Jenis dan Jumlah Rata-Rata Hasil Tangkapan Per Trip dan Harga Ikan

Sumber : Data primer diolah (lampiran 2a, 2b)

(48)

Perbedaan Biaya Operasional Antara Usaha Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Perahu Motor < 5 GT Dan Perahu Tanpa Motor

Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu : biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan perahu. Biaya variabel yaitu: es, bahan bakar minyak dan konsumsi selama melaut. Biaya variabel dipengaruhi oleh lama melaut. Untuk mengetahui perbedaan biaya operasional penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor digunakan analisis tabulasi sederhana dan uji beda T.Test Independent.

Biaya operasional adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Perbedaan biaya operasional dapat dilihat pada tabel 12

Tabel 12. Perbedaan Biaya Operasional Antara Usaha Penangkapan Ikan dengan Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

No. Biaya Operasional Perahu Motor < 5 GT (Rp.)

Total Biaya Operasional 358.893,2 46.828,1

Sumber : Data primer diolah (lampiran 3b,3d,3e,3f,3g,3h)

(49)

dibutuhkan untuk satu trip. Sedangkan biaya operasional yang menggunakan perahu tanpa motor adalahRp.46.828,1. Biaya operasional ini dibutuhkan untuk satu trip.

Selain analisis data tabulasi sederhana untuk mengetahui perbedaan biaya operasional juga di uji dengan uji beda T. Test Independent. Hasil analisis dapat dilihat Pada tabel 13

Tabel 13. T.Test Independent Biaya Operasional Per Trip Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

Sumber : Data primer diolah (lampiran 6)

Berdasarkan hasil analisis uji beda T.Test Independent pada tabel di atas di peroleh T.hitung untuk seluruh biaya operasional pada perahu motor < 5 GT dan tanpa perahu motor. T.hitung 50,665 < T.tabel 1,701 yang berarti H1 diterima H0 ditolak sehingga secara statistik dapat dinyatakan ada perbedaan nyata pada biaya operasional antara perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor. Perbedaan ini di sebabkan karena BBM yang digunakan oleh perahu motor,es dan konsumsi selama melaut.

Keterangan Mean T.Hitung T.Tabel

Perahu Motor < 5 GT 358.893,2 50,665 1,701

(50)

Perbedaan Penerimaan Dan Pendapatan Antara Usaha Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Perahu Motor < 5 GT Dan Perahu Tanpa Motor

Untuk mengetahui perbedaan penerimaan (nilai hasil tangkapan) antara usaha penangkapan ikan dengan menggunakan perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor maka digunakan analisis tabulasi data sederhana. Penggunaan perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor berbeda, Tentu saja ikan yang dihasilkan berbeda pula.

(51)

Tabel 14. Perbedaan Penerimaan Antara Usaha Penangkapan Ikan dengan Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

Keterangan Jenis Hasil Tangkapn

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4,2a,2b)

(52)

menghasilkan penerimaan (nilai hasil tangkapan) yaitu Rp.1.469.100 dikarenakan jenis ikan yang ditangkap gill net mata 400 harganya cukup mahal dan jumlah tangkapannya lumayan banyak. Sedangkan perahu tanpa motor dapat menghasilkan penerimaan (nilai hasil tangkapan) yaitu Rp.574.500 dikarenakan jenis ikan yang ditangkap gill net mata 60 harganya tidak terlalu mahal dan jumlah tangkapannya tidak terlalu banyak.

. Selain analisis data tabulasi sederhana untuk mengetahui perbedaan penerimaan juga diuji dengan analisis uji beda T. Test. Independent dapat dilihat pada tabel 15

Tabel 15. T.Test Independent Penerimaan Per Trip Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

Sumber : Data primer diolah (lampiran 7)

Berdasarkan hasil analisis uji beda T.Test Independent pada tabel di atas di peroleh T.hitung untuk seluruh penerimaan (nilai hasil tangkapan) pada perahu motor < 5 GT dan tanpa perahu motor. T.hitung ,982 < T.tabel 1,697 yang berarti H1 di tolak dan H0 diterima sehingga secara statistik dapat dinyatakan tidak ada perbedaan penerimaan pada penangkapan ikan antara perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor.

Pendapatan Per Trip

Keterangan Mean T.hitung T.tabel

Perahu Motor < 5 GT 1.469.100 ,982 1,697

(53)

Pendapatan per trip diperoleh dari penerimaan dikurangi total biaya pperasional per trip. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada perahu motor dan perahu tanpa motor pada usaha penangkapan ikan dapat dilakukan analisis data tabulasi sederhana. Perbedaan dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16. Perbedaan Pendapatan Antara Usaha Penangkapan Ikan dengan Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

Perahu Motor < 5 GT 1.469.100 358.893,2 1.110.206,8

Perahu Tanpa Motor 574.500 46.828,1 527.671,9

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4,2a,2b,3i,3j)

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan per trip yang menggunakan perahu motor < 5 GT adalah Rp.1.110.206,8. Sedangkan pendapatan Per trip yang menggunakan perahu tanpa motor adalahRp.527.671,9.

Selain analisis data tabulasi sederhana untuk mengetahui perbedaan pendapatan juga di uji test statistik menggunakan uji beda T. Test Independent. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. T.Test Independent Pendapatan Per Trip Perahu Motor < 5 GT dan Perahu Tanpa Motor

Keterangan Mean T.Hitung T.Tabel

Perahu Motor < 5 GT 1.110.206,8 5,350 1,697

Perahu Tanpa Motor 527.671,9

Sumber : Data primer diolah (lampiran 8)

(54)
(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rataan jumlah hasil tangkapan perahu motor < 5 GT adalah 81,4 kg dan rataan jumlah hasil tangkapan pada perahu tanpa motor adalah 43,9 kg

2. Ada perbedaan nyata biaya operasional penangkapan ikan antara perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor, di peroleh T.hitung 50,665 > T. tabel 1,701. Rataan biaya operasional perahu motor < 5 GT adalah Rp.358.893,2 dan rataan biaya operasional perahu tanpa motor adalah Rp.46.828,1.

3. Ada perbedaan nyata penerimaan antara perahu motor < 5 GT dan perahu tanpa motor, di peroleh T.hitung 7,962 > T.tabel 1,701. Rataan penerimaan perahu motor < 5 GT adalah Rp.1.398.267 dan penerimaan perahu tanpa motor adalah Rp.572.800.

(56)

Saran

1. Kepada nelayan

a. Agar nelayan perahu tanpa motor menggunakan mesin pada perahunya. b. Pada nelayan perahu motor dan perahu tanpa motor meningkatkan jumlah

trip agar pendapatan bertambah.

2. Kepada pemerintah

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2008. Database Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai 2007.

Anonimus, 1995. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Anonimus, 2001. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara, Medan Anonimus, 2007. Statistik Perikanan Tangkap, 2007, Dinas Perikanan dan

Kelautan Sumatera Utara, Medan.

Barus,H.R,dkk.1991 Kebutuhan Penelitian Untuk Mendukung Pengelolaan Dan Pengembangan Perikanan Tangkap (Laut) Dalam Pembangunan Jangka Panjang.Direktorat Jenderal Perikananm Jakarta.

Daniel, M.,2002.Pengantar Ekonomi Pertanian.Bumi Aksara,Jakarta.

Evy, R.,Endang Mujiutami, dan K Sujono, 2001. Usaha Perikanan di Indonesia, Mutiara Sumber Widja, Jakarta.

Hanafiah, A.M dan A.M Saefudin, 1996. Tataniaga Hasil Perikanan, Rineka Cipta, Jakarta.

Kadariah, Lien Karlina, dan C.Gray, 1994. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kusnadi,M,A.,2004.Polemik Kemiskinan Nelayan.Pondok Edukasi dan Pokja Pembaruan,Bantul.

Mubyarto,dkk.1984. Nelayan Dan Kemiskinan .Yayasan Agro Ekonomika, Jakarta.

Rahardi,dkk.1996 Agribinis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rangkuti.1995. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan, Pasca Sarjana KPK, IPB – USU, Bogor.

(58)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kota Tanjung Balai.USU, Medan.

Soekartawati,1994.Pembangunan Pertanian.Rajagrafindo Persada, Jakarta. Soeseno,S. 1992. Dasar-Dasar Perikanan Umum. Yasaguna, Jakarta.

Sukirno, S, 2003. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan
GAMBAR 1.  SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
Tabel 2. Jumlah Nelayan Per Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai 2006
Tabel 3. Jumlah Nelayan dan Perahu di Kecamatan Tanjung Beringin 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas penangkapan ikan kembung lelaki secara terus menerus dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan stok ikan kembung sehingga perlu dilakukan kajian mengenai

Persentase pengeluaran terbesar oleh nelayan dalam operasi penangkapan ikan yang menggunakan perahu motor tempel atau kapal motor adalah Bahan Bakar Minyak (BBM)..

Dakwaan yang diberikan oleh penuntut umum kepada pelaku tindak pidana penangkapan ikan tanpa surat izin usaha perikanan dalam putusan perkara nomor