• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan 2009"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK

PEREMPUAN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN

PAYA PASIR KECAMATAN

MEDAN MARELAN

TAHUN 2009

Oleh

RIZKA DARMA PUTRI

085102072

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-1V BIDAN PENDIDIKAN FALKUTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FALKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2008

Nama : RIZKA DARMA PUTRI

Judul : PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK PEREMPUAN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN 2009

Nim : 085102072

ABSTRAK

Sunat perempuan adalah pengoresan pada klitoris pada perempuan.Praktek sikumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok masyarakat tertentu.. Padahal praktik sirkumsisi tersebut membahayakan kesehatan fisik dan psikis seksual pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif, jumlah populasi 49 orang dan besar sampel 49 orang dengan metode pengambilam sampel secara total sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 april- 20 april 2009. Dari penelitian ini menunjukkan hasil sebagian besar responden 42 orang ( 85,7%) pada usia 20 tahun-35 tahun. Berdasarkan pendidikan responden tamat SMA 30 orang (61,2%). mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang Cukup 28 orang (57,1%).Dari hasil penelitian tersebut mengambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan cukup hal ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan, paritas karna selama ini belum pernah menghadapi masalah pada anak-anak sebelumnya akibat di sirkumsisi sehingga ibu tidak mencari informasi, disamping itu peran tenaga kesehatan, kader dan unsur-unsur terkait lainnya dalam memberikan promosi kesehatan pada para ibu yang berpengetahuan kurang sehingga pengetahuan ibu bertambah. Dari hasil penelitian diharapkan bagi pelayanan kesehatan (bidan) untuk lebih aktif melakukan penyuluhan (promosi keshatan) tentang sirkumsisi pada anak perempuan, bahwa sebenarnya sirkumsisi itu berbahaya bila dilakukan tapi bila bidan tetap melakukan sirkumsisi harus ada keahlian, dan beri penjelasan pada ibu-ibu bahwa sirkumsisi itu ada berisiko pada anak perempuan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sahingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat Pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya kepada : 1. Prof Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selsaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik FK USU

3. dr. Ichwanul Adenin SpOG selaku dosen pembimbing dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang tiada bosan memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.

5. Dra. Gusnawan.L.S.Manullak selaku bapak lurah di lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

6. Ibu-ibu Kader di lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. 7. Kedua orang tua tercinta yaitu Darmis Halda dan Zirmawita yang telah memberikan

(5)

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Buat Abang-Abang dan Adik ku (Rizky, Hendra, dan Tiara) yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis

9. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat dituliskan seluruhnya, telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis lmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2009

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR ... ...ii

DAFTAR ISI ... ...iv

DAFTAR TABEL……….vii

DAFTAR BAGAN………viii

DAFTAR LAMPIRAN………..ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... ...1

A. Latar Belakang... ...1

B. Perumusan Masalah ... ...2

C. Tujuan Penelitiaan ... ...3

D. Manfaat Penelitian ... ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ...4

A. Pengetahuan Definisi ... ...4

B. Pengertian Ibu ... ...7

C. Pergertian Sirkumsisi Pada Anak Perempuan ... ...7

D. Alasan dan pelaksana Sirkumsisi pada anak perempuan ...8

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ...16

A. Kerangka Konsep ...16

B. Definisi Operasional ...17

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...18

A. Desain Penelitian ...18

B. Populsi Dan Sampel ...18

1. Populasi ...18

2. Sampel ...18

C. Lokasi Penelitian ...18

D. Waktu Penelitian ...19

E. Pertimbangan Etik ...19

F. Istrumen Penelitian ...19

G. Vadilitas Instrumen ...20

H. Pengumpulan Data ...21

I. Analisa Data ...21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………..22

1. Karateristik responden meliputi umur, pendidikan dan paritas ………...22

2. Pengetahuan ibu tentang sirkumsisi meliputi pergertian, alasan dan pelaksana sirkumsisi, beberapa pandangan sirkumsisi...23

(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...25 B. Saran...25

DAFTAR PUSTAKA...27

(9)

Tabel 1. Karateristik responden di Lingkungan V di Kelurahan

Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan...22

Tabel 2. Pengetahuan ibu tentang pengertian sirkumsisi, alasan dan pelaksana, beberapa pandabgan sirkumsisi pada anak Perempuan dilingkungan V di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan ...23

Daftar Bagan

(10)

1. Kerangka konsep pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan...16

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Lampiran 2. Kuesioner penelitian Lampiran 3. Tabel Master

Lampiran 4. Content validity kuesioner Lampiran 5. Suret Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan telah melakukan penelitian Lampiran 7. Lembar konsultasi

(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FALKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2008

Nama : RIZKA DARMA PUTRI

Judul : PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK PEREMPUAN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN 2009

Nim : 085102072

ABSTRAK

Sunat perempuan adalah pengoresan pada klitoris pada perempuan.Praktek sikumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok masyarakat tertentu.. Padahal praktik sirkumsisi tersebut membahayakan kesehatan fisik dan psikis seksual pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif, jumlah populasi 49 orang dan besar sampel 49 orang dengan metode pengambilam sampel secara total sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 april- 20 april 2009. Dari penelitian ini menunjukkan hasil sebagian besar responden 42 orang ( 85,7%) pada usia 20 tahun-35 tahun. Berdasarkan pendidikan responden tamat SMA 30 orang (61,2%). mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang Cukup 28 orang (57,1%).Dari hasil penelitian tersebut mengambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan cukup hal ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan, paritas karna selama ini belum pernah menghadapi masalah pada anak-anak sebelumnya akibat di sirkumsisi sehingga ibu tidak mencari informasi, disamping itu peran tenaga kesehatan, kader dan unsur-unsur terkait lainnya dalam memberikan promosi kesehatan pada para ibu yang berpengetahuan kurang sehingga pengetahuan ibu bertambah. Dari hasil penelitian diharapkan bagi pelayanan kesehatan (bidan) untuk lebih aktif melakukan penyuluhan (promosi keshatan) tentang sirkumsisi pada anak perempuan, bahwa sebenarnya sirkumsisi itu berbahaya bila dilakukan tapi bila bidan tetap melakukan sirkumsisi harus ada keahlian, dan beri penjelasan pada ibu-ibu bahwa sirkumsisi itu ada berisiko pada anak perempuan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sunat atau sirkumsisi pada laki-laki merupakan operasi pengambilan kulit yang menutup kepala penis. Sunat perempuan adalah pengoresan pada klitoris pada perempuan. Praktik ini biasa di lakukan di Indonesia dan di beberapa negara namun tidak banyak dilakukan di seluruh dunia (Arta, 2008).

Praktek sikumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok masyarakat tertentu. Tujuan utamanya untuk mengontrol dorongan seksual pada perempuan. Ada anggapan kotoran yang menempel pada klitoris dapat membuat libido seks perempuan menjadi tidak terkendali. Padahal praktik sirkumsisi tersebut membahayakan kesehatan fisik dan psikis seksual pada perempuan ( Khomar, 2007).

WHO telah memperingatkan peningkatan resiko kematian ibu dan bayi pada wanita yang disirkumsisi. Hal ini didasarkan pada wanita yang pernah disirkumsisi di negara Afrika, didapat bahwa 30% lebih banyak yang harus di sectio caesaria, 66 % bayi yang lahir harus diresusitasi dan 50% anak yang mati dalam kandungan dibanding wanita yang tidak disirkumsisi (Khomar, 2007 ).

Menurut PBB, sekitar 28 juta perempuan Nigeria, 24 juta perempuan Mesir, 23 juta perempuan Ethiopia dan 12 juta perempuan Sudan dengan sangat terpaksa menjalani sirkumsisi karena mengikuti tradisi dari orang tua mereka (Khomar, 2007).

(14)

masyarakat yang mempraktekkannya atau seudah kelahirn anak pertama (Arta, 2008). Disomalia (Afrika) dan populasi Sunda, diperkirakan sekitar seratus juta perempuan menjalani tindakan sunat dan 4-5 juta dilakukan pada bayi perempuan (Diah, 2006).

Di Indonesia sunat perempuan dilakukan pada usia 0-18 tahun, tergantung pada budaya setempat.Umumnya sunat perempuan dilakukan pada bayi setelah dilahirkan, di Jawa dan Madura sunat perempuan, 70% sedangkan di Sumatera Utara 78% dan Sumatera Barat 64% dilaksanakan pada usia kurang dari 1 tahun dan sebagian pada usia 7-9 tahun (Azhari, 2007).

Dalam kesehatan sirkumsisi alat kelamin perempuan sangat tidak dianjurkan kerena dihubungkan dengan resiko tinggi dari kesakitan jangka panjang atau disfungsi seksual, serta resiko kematian bagi anak perempuan (Arta, 2008), Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui pengetahuan sitkumsisi pada anak perempuan karena masih banyak ibu-ibu yang melakukan sirkumsisi pada anak perempuan sedangkan pada medis dilarang

B. PERUMUSAN MASALAH

(15)

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengindentifikasi Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan di Lingkungn V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karateristik responden

b. Untuk mengindentifikasi pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan meliputi pergertian sirkumsisi, alasan dan pelaksana sirkumsisi dan beberapa pandangan tentang sirkumsisi

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Layanan Kesehatan

Hasil penelitian yang di peroleh nantinya akan menjadi sumber pengetahuan bagi tenaga pelayanan khususnya bidan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat di jadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.

3. Perkembangan ilmu Kesehatan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003, halm. 127).

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni : Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek). Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul. Evaluation (menimbang–nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulasi. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

(17)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan :

- Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

- Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

- Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

- Analisis (analysis)

(18)

- Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

- Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 2005, halm. 121-124).

Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua.

(Notoatmodjo, 2005, halm 11-18).

1. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain : a. Cara coba salah (trial & error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

(19)

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

2. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah (Notoatmodjo, 2005, halm 11-18).

B. Pengertian Ibu

Ibu adalah generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat dibutuhkan. Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga (Sofyan, 2006, halm 18)

C. Pengertian Sirkumsisi Pada Anak Perempuan

Sunat atau sirkumsisi pada laki-laki merupakan operasi pengambilan kulit yang menutup kepala penis. Sunat perempuan atau adalah pengoresan pada klitoris (Arta, 2008)

(20)

Sirkumsisi atau khitan berasal dari bahasa arab (khatana – yakhtinu, katana khitanan) yang berarti memotong. Secara terminologi pengertian khitan dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Khitan bagi laki-laki adalah memotong kyang menutupi ujung zakar, sehingga menjadi terbuka, disebut juga I’zar (Mahzab syafi’i)

( Sukirman, 2007 ).

D. Alasan dan Pelaksana sirkumsisi

1. Alasan Melakukan Sirkumsisi Pada Anak Perempuan

a. Psikoseksual

mengurangi Diharapkan pemotongan lklitoris akan libido pada perempuan, mengurangi atau menghentikan masturbasi, menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah, kesetiaan sebagai isteri, dan meningkatkan kepuasan seksual bagi laki-laki.

b. Sosiologi

Melanjutkan tradisi, menghilangkan hambatan atau kesialan bawaan, masa peralihan pubertas atau wanita dewasa, perekat social, lebih terhormat.

c. Hygiene dan Estentik

Organ genetalia eksternal dianggap kotor dan tidak bagus bentuk nya, jadi sunat dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan.

d. Agama

(21)

2. Pelaksana Sirkumsisi Perempuan

Pelaksanaan sirkumsisi pada perempuan di Indonesia bervariasi, mulai dari : 1. Tenaga medis (perawat, bidan maupun dokter)

2. Dukun bayi dan 3. Dukun tukang sunat

Dalam melaksanakan sunat, biasanya pelaksana menggunakan alat modern dan tradisional. Alat modern seperti gunting. Sedangkan alat tradisional, seperti pisau, sembilu, bambu, jarum, kaca, kuku. Pelaksanaan sunat biasanya dengan atau tanpa anastesi. Usia pelaksanaan sunat biasanya dilakukan pada usia 0 – 18 tahun

(Khomar, 2007).

E. Beberapa Pandangan Sirkumsisi

1. Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Dalam Medis dan Kesehatan

Bila ditinjau dari segi medis dan kesehatan, menurut dokter kandungan Italia, Laura Guarenti yang mewakili LSM Jakarta, menyatakan sirkumsisi yang dilakukan pada anak perempuan tidak tidak memberikan keuntungan seperti yang dilakukan pada anak laki – laki. Karena bila dilakukan pada anak laki – laki dapat mencegah penyakit kanker bila anak perempuan tidak disirkumsisi dikemudian hari. Sementara untuk anak perempuan bila tidak disirkumsisi tidak akan menimbulkan dampak negative dikemudian hari. Bahkan dianjurkan untuk tidak melakukan penyunatan pada anak perempuan ( Arta, 2008 ).

(22)

perempuan dalam kaitan perempuan tersebut tidak dapat merasakan orgasme ( Khomar, 2007 ).

Sirkumsisi pada perempuan dapat menimbulkan suatu trauma yang akan selalu ada dalam kehidupan dan pikiran wanita yang mengalaminya. Komplikasi psikologi dapat terpendam pada alam bawah sadar, dan dapat menimbulkan gangguan prilaku. Hilangnya rasa percaya diri dilaporkan sebagai efek serius yang bias terjadi. Dalam jangka panjang dapat menimbulkan perasaan tidak sempurna dan depresi. Hal – hal tersebut dapat menjadi konflik dalam pernikahannya. Banyak perempuan yang mengalami trauma dengan pengalaman FGM tersebut. Tetapi tidak dapat mengungkapkan ketakutan dan penderitaanya secara terbuka ( Khomar, 2007 ).

WHO secara konsisten dan jelas menyampaikan bahwa FGM dalam bentuk apapun, tidak boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan dimanapun, termasuk rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya. WHO berdasarkan pada etika dasar kesehatan bahwa mutilasi tubuh yang tidak perlu tidak boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan. Medikalisasi sirkumsisi pada perempuan cenderung akan mempertahankan tradisi ini. Masyarakat akan lebih yakin dengan anggapan adanya dukungan dan legalitas oleh tenaga kesehatan. Berbeda dengan laki – laki, sirkumsisi pada perempuan tidak pernah diajarkan dalam pendidikan kesehatan, tidak ada standart dan prosedur tetap sunat pada perempuan secara medis ( Khomar, 2007 ).

A. Tipe- tipe Sirkumsisi Pada Perempuan

(23)

b.Tipe Dua : Clitoridektomy yaitu eksisi sebagian atau total dari labia minora, tipe yang lebih ekstensif dari tipe satu.Banyak dilakukan di Negara-Negara bagian Afrika Sahara, Afrika Timur, Mesir, Sudan, dan Peninsula.

c. Tipe Tiga : Infibulasi atau pharaonic circumcision atau khitan ra Firaun, yaitu eksisi sebagian atau seluruh bagian genetalia eksterna dan penjahitan untuk menyempitkan mulut vulva.Penyempitan vulva dilakukan dengan cara menyisakan lubang sebesar diameter pensil, agar jarak saar menstruasi dan urine tetap bias keluar

d. Tipe Empat : Tidak terklasifikasi, termasuk disini adalah menusuk dengan jarum baik di permukaan saja ataupun sampai menembus, atau insisi klitoris dan atau labia : meregangkan (stretching) klitoris dan vagina : kauterisasi klitoris dan jaringan sekitarnya : menggores jaringan sekitar introitus vagina (angguria cut) atau memotong vagina (gishiri cut), memasukkan benda korosif atau tumbuh-tumbuhan agar vagina mengeluarkan darah, menipis dan atau menyempit.

( Diah, 2006)

B. Komplikasi Sirkumsisi

(24)

( Diah, 2006)

2. Kaitan sirkumsisi pada perempuan dari segi agama

Bila ditinjau dari segi agama, banyak ulama berpendapat sunat pada perempuan tidak ada manfaatnya, hal itu dianggap merusak apa yang telah diciptakan Allah, berbeda dengan sunat pada laki – laki, bertujuan untuk menjaga kebersihan dari alat kelamin laki – laki bagian luar maka dari itu sunat pada laki – laki itu diwajibkan dan hanya dibolehkan bagi perempuan (Khomar, 2007).

Pada beberapa suku bangsa sirkumsisi merupakan bagian dari budaya, sedangkan dalam agama Islam sunat pada anak perempuan hanya dibolehkan (Meilani 2005)

Menurut Islam, sirkumsisi pada perempuan adalah dengan memotong sebahagian kulit paling bawah diatas vagina. Dari cara yang aman sampai cara yang membahayakan. Wanita yang disirkumsisi menurut Islam seksnya sedikit berkurang dibandingkan dengan wanita yang tidak disirkumsisi ( Aziziqalbii, 2007 ).

Pendapat Imam Abu Hanifah mengenai berkhitan atau sunat yakni hukumnya sunat, beliau berpedoman pada sebuah hadist yang bermaksud : “berkhitan itu wajib bagi laki – laki dan penghormatan bagi perempuan. Kaum feminis menolak sunat pada perempuan dengan alasan sunat pada perempuan tidak dicantumkan dengan jelas di Al- Quran.

(25)

kasus infeksi setelah menjalani sunat, yang merenggut nyawa si gadis tersebut (Meilani, 2005 )

Tidak ada bukti yang sahih dari hukum – hukum Islam Al-Quran dan Hadist yang menyatakan hukum bersunat untuk wanita. Mayoritas sarjana – sarjana Islam berpendapat bahwa sirkumsisi pada perempuan tidak diwajibkan (Noor, 2008 ).

Para antropolog mengungkapkan data praktik sirkumsisi pada perempuan telah popular di masyarakat Mesir kuno. Dibuktikan dengan penemuan mumi perempuan pada abad ke – 16 SM. Yang memiliki tanda Cltoridectomy ( pemotongan yang merusak alat kelamin ). Menurut Hassan Hathout, pelaksanaan sirkumsisi pada perempuan telah berlangsung lama sebelum kedatangan Islam. Terutama di lembah Nil yakni Sudan, Mesir dan Ethiopia. Jadi tidak ada hubungannya antara sirkumsisi dengan perintah agama (Aziziqalbii, 2007 ).

3. Kaitan Sirkumsisi pada perempuan dari segi kebudayaan

Beberapa kebudayaan menganggap sirkumsisi berguna untuk mengurangi libido seksual pada perempuan, agar perempuan tidak mengumbar nafsunya. Ada juga yang menganggap agar perempuan terhindar dari nafsu dan dosa, seorang perempuan yang disunat dapat menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah. Dan ada juga yang menganggap segumpal daging sebesar butiran beras pada klitoris perempuan disebut sebagai titipan setan maka harus disunat ( Uci, 2007 )

(26)

Alasan lain masyarakat melaksanakan sunat pada perempuan adalah melanjutkan tradisi, menghilangkan hambatan atau kesialan, perekat sosial, lebih terhormat, meningkatkan kesuburan dan daya tahan anak. Diharapkan pemotongan klitoris akan mengurangi libido pada perempuan, mengurangi masturbasi, menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah ( Khomar, 2007).

Survei epidemiologi WHO menemukan beberapa alasan melakukan sirkumsisi pada perempuan. Seperti identitas kesukuan, tahapan menuju wanita dewasa, pra-syarat sebelum menikah, juga pemahaman bahwa klitoris merupakan organ kotor, mengeluarkan secret berbau, mencegah kesuburan atau menghilangkan impotensi bagi pasangannya ( Uci, 2007 ).

Para antropologi dunia yang mempelajari kasus ini mengatakan bahwa asal upacara ini telah ada sebelum lahirnya agama Islam, dimana dari hasil penelitian tersebut dijumpai bahwa prakti – praktik penyunatan baik anak laki – laki maupun anak perempuan banyak ditemukan disetiap suku bangsa di dunia, bahkan menurut Atashendartii Hapsya, pemilik rumah sakit swasta, menyatakan bahwa kasus ini juga banyak dijumpai dikalangan agama Kristen di Pulau Jawa ( Sulaksono, 2008 ).

Selain alasan tradisi dan agama, ada juga alasan kebersihan dan mencegah perempuan mengumbar nafsu seksualnya. Sejauh ini tidak ada bukti medis yang membenarkan libido seks perempuan bisa tak terkendali karena tidak disunat. Disamping itu seolah ada kecurigaan atas seksualitas perempuan yang bahkan sejak bayi pun telah dituduh memiliki kecenderungan seks yang tak terkendali ( Meilani, 2005 ).

(27)

laki. Diluar masalah kultur, jika tindakan ini dilakuka dengan tidak tepat dan hati – hati, justru akan menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronis ( Diah, 2006 ).

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Dilingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

Skema 1 Kerangka konsep Pengetahuan ibu

Sirkumsisi pada anak perempuan meliputi: - Pengertian sirkumsisi - Alasan dan Pelaksana

sirkumsisi

(29)

B. Definisi Operasional

(30)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan di Lingkungn V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

B. Populasi dan sample

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai anak perempuan usia 0 bulan- 10 tahun di Lingkungn V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan sebanyak 49 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh ibu-ibu yang mempunyai anak perempuan yang berumur 0 bulan-10 tahun sebanyak 49 orang.

C. Lokasi penelitian

(31)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 April- 20 April

E. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari ketua Progam D-IV Bidan Pendidik Falkutas Kedokteran USU. Kemudian peneliti meminta izin kepada bapak lurah Paya Pasir untuk melakukan penelitian dengan memberi rekomendasi dari ketu Progam D-IV Bidan Pendidik Falkutas Kedokteran USU.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang diteliti, tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan sendiri keikut sertaannya dalam penelitian serta responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu, Kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang diteliti setelah responden mendatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent). Peneliti menjaga kerahasian responden

F. Instrumen Penelitian

(32)

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Bentuk kuesioner yang digunakan adaah bentuk pertanyaan tertutup dengan variasi pertanyaan berupa multiple choise, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu antaranya yang sesuai dengan pendapatnya

Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang akan di ukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1 (satu), apabila jawaban responden salah diberi nilai 0 (nol). Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa :

Enam pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang pergertian sirkumsisi, sembilan pertanyaan untuk menilai alasan dan pelaksana sirkumsisi, lima pertanyaan untuk menilai beberapa pandangan tentang sirkumsisi.

Dengan kategori :

Baik : Bila skor jawaban 76-100%, Cukup : Bila skor jawaban 56-76%, Kurang : Bila skor jawaban <55%,

G. Uji Validitas

(33)

dapat menyebabkan seorang perempuan kehilangan hasrat seksual di kemudian hari, pada tangal 10 April dilakukan contents validiti yang kedua, pada konsul yang kedua semua item pertanyaan dinyatakan valid.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kader-kader yang ada dilingkungan, setelah mendapat surat izin dari D-IV ketua Progam D-IV Bidan Pendidik Falkutas Kedokteran USU di Lingkungan V Kelurah Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Setelah dapat persetujuan peneliti melakukan pengumpulan data sesuai dengan kriteria peneliti. Peneliti melakukan pendekatan pada responden dan menjelaskan tujuan penelitian dan menanyakan kesedian responden, setelah bersedia responden diminta mendatangani surat persetujuan, responden menjawab semua pertanyaan, penelitian dilakukan dirumah-rumah penduduk dengan mendatangi rumah masing-masing responden, selain itu penelitian diadakan saat posyandu pada hari selasa tanggal 14 april 2009 di pagi hari kepada ibu-ibu yang memiliki anak perempuan. penelitian dilakukan 9 hari

I. Analisa Data

(34)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan melalui proses pengumpulan data mulai 2 April- 20 April dengan dibantu oleh kader-kader lingkungan V. Penelitian ini dilakukan pada 49 responden ibu-ibu yang mempunyai anak perempuan berusia 0 bulan- 10 tahun.

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskriptif Karateristik Responden

Tabel 1.

Distribusi frekuensi karateristik responden di Lingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan 2009

Karateristik N %

1. SD (Sekolah dasar)

2. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 3. SMA (Sekolah Menengah Atas) 4. PT (Penguruan Tinggi)

(35)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 42 orang (85,7%) pada usia 20 tahun-35 tahun. Berdasarkan pendidikan sebagian besar responden mayoritas tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) 30 orang (61,2%). Dan mayoritas memiliki 1 anak 23 orang (46,9%).

2. Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi dari Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan DiLingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

Pengetahuan Ibu Frekuensi (N) Persentasi (%) Baik

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Pengetahuan ibu dikatagorikan baik sebanyak 3 orang (6,1 %), Cukup sebanyak 28 orang (57,1%) dikatakan kurang sebanyak 18 orang (36,7%)

B. PEMBAHASAN

(36)

Umur sangat erat kaitannya hubungannya dengan pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperolehnya (Notoatmodjo, 2003).

Hidayat (2008) mengatakan sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukan.

Paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih dibandingkan dengan tingkat paritas yang lebih rendah (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan mayoritas pengetahuan baik 3 orang (6,1 %), Cukup 28 orang (57,1%) dikatakan kurang 18 orang (36,7%)

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang sirkumsisi pada anak perempuan cukup hal ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan, paritas karna selama ini belum pernah menghadapi masalah pada anak-anak sebelumnya akibat di sirkumsisi sehingga ibu tidak mencari informasi, disamping itu peran tenaga kesehatan, kader dan unsur-unsur terkait lainnya dalam memberikan promosi kesehatan pada para ibu yang berpengetahuan kurang sehingga pengetahuan ibu bertambah

(37)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Karateristik responden 42 orang ( 85,7%) pada usia 20 tahun-35 tahun. Berdasarkan pendidikan responden tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 30 orang (61,2%) dan mayoritas memiliki 1 anak 23 orang (46,9%) 2. Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang Cukup sebanyak 28 orang

(57,1%)

B. SARAN

1. Layanan Kesehatan

Diharap pada bidan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan tentang sirkumsisi pada anak perempuan, bahwa sebenarnya sirkumsisi itu berbahaya bila dilakukan tapi bila bidan tetap melakukan sirkumsisi harus ada keahlian, dan beri penjelasan pada ibu-ibu bahwa sirkumsisi itu ada berisiko pada anak perempuan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

(38)

3. Perkembangan ilmu Kesehatan

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S, 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta

Arta, D, (2008), Adakah Sunat Perempuan

Azhari, A, (2008), Sirkumsisi.

Aziziqalbiil, 2007, Problema Khitan Perempuan

Burdiarto, E. (2002). Biostastistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masarakat, Jakarta. EGC

Burn, August Dkk., 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Andi. Yogyakarta

Diah-a, 2006. Stop Sunat Anak Perempuan.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Iqbal, Mubarak Wahid, 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta Khomar, (2007). Kebijakan Departemen Kesehatan terhap medikalisasi sunat

perempuan

Meilani. L. 2005. (Wanita-Muslimah) info khitan/ Sirkumsisi Pada Wanita. Murniati, M, Sitohang, N.A, Asiah, N. (2008). Karya Tulis Ilmiah Medan : Progam

DIV Bidan Pendidik FK USU

Notoadmojo, S. (2005), Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka cipta.

Noor, 2008, Tujuan Sunat Pada Perempuan

.

Notoatmodjo. S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta Jakarta Uci, 2007, Artikel Medikalisasi Khitan Pada Bayi Perempuan,

(40)

Sukirman. (2007) Potong Klitorismu Segera.

http//www.medicastore.com/images/news/contents/2.gif

Sulaksono. Sonny, 2008, Pro Dan Kontra Sunat Genital Terhadap Perempuan.

(41)

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul penelitian : Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Di Lingkungan V Di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan 2009

Nama : RIZKA DARMA PUTRI

Alamat : JL. Dr. Sumarsono no. 33/25 medan

Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Di Lingkungan V Di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan 2009. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahu bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapapun.

Saya telah mendapatkan penjelaskan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan dalam penelitian ini

Medan, 2009

Responden Peneliti

(42)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK PEREMPUAN DI

LINGKUNGAN V KELURAHAN PAYA PASIR

KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 2008

No. Responden :

Tanggal Pengambilan Data :

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang benar atau salah berikut ini dengan menggunakan tanda silang (X).

IV.Umur

a. >20 tahun b. 20-35 tahun c. >35 tahun

V. Pendidikan

a. SD (Sekolah Dasar).

b. SMP (Sekolah Menengah Pertama). c. SMA (Sekolah Menengah Atas). d. PT (Perguruan Tinggi)

VI.Paritas

a.1 b.2-3 c.>3

(43)

A. Pengertian Sirkumsisi Pada Anak Perempuan

1. Sunat perempuan adalah pengoresan pada klitoris (klentit) a. Benar.

b. Salah.

2. Sunat hanya dilakukan pada anak perempuan saja a. Benar.

b. Salah

3. Pemotongan pada klitoris (klentit) adalah sunat pada perempuan a. Benar.

b. Salah.

4. Usia yang paling tepat untuk melakukan sunat pada anak perempuan adalah segera setelah lahir

a. Benar. b. Salah.

5. Sunat perempuan yang dilakukan selama ini pada umur tertentu a. Benar.

b. Salah.

6. Sunat tidak dianjurkan bagi anak perempuan a. Benar

b. salah

B. Alasan dan Pelaksana Melakukan Sirkumsisi Pada anak Perempuan

7. Mengurangi libido merupakan alasan Psikoseksual melakukan sunat pada anak perempuan

a. Benar. b. Salah.

8. Sunat perempuan harus dilakukan karena mempunyai efek spikologis kemudian hari

(44)

9. Meningkatan kesuburan dan daya tahan anak merupakan alasan untuk melakukan sunat pada anak perempuan

a. Benar. b. Salah.

10. Mudah mendapatkan jodoh merupakan alasan dilakukannya sunat pada anak perempuan

a. Benar. b. Salah.

11.Alasan lain melakukan sunat pada anak perempuan adalah alat kelamin perempuan di angap kotor dan tidak bagus bentuknya maka sunat dilakukan untuk meningkatan kebersihan dan keindahan

a. Benar. b. Salah.

12.Alasan dalam pelaksanaan sunat pada anak perempuan dari segi agama untuk melaksanakan perintah agama dan ibadah lebih diterima

a. Benar. b. Salah

13.Sunat perempuan hanya boleh dilakukan oleh tanaga kesehatan a. Benar.

b. Salah.

14.Tenaga medis, dukun bayi, dukun sunat, adalah orang yang bisa melakukan sunat pada anak perempuan

a. Benar. b. Salah.

15.Sunat pada anak perempuan boleh dilakukan oleh semuaorang: a. Benar

(45)

C. Beberapa Pandangan Tentang Sirkumsisi

16. Sunat perempuan sangat berbahaya dan akan mengalami banyak resiko a. Benar

b. Salah

17. Pendarahan disebabkan oleh komplikasi sunat pada anak perempuan : a Benar.

b Salah.

18.Sirkumsisi pada anak perempuan dapat mengakibatkan infeksi lokal pada bibir kemaluan luar pada:

a. Benar. b. Salah.

19.Sunat perempuan dapat menyebabkan seorang perempuan kehilangan hasrat seksual di kemudian hari

a. Benar b. Salah

20.Hukum sunat pada perempuan Bagi umat islam adalah wajib : a. Benar.

b. Salah.

(46)
(47)

CONTENT VALIDITY

Nama : Rizka Darma Putri

Nim : 085102072

Judul : PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK

PEREMPUAN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN 2009

(48)

CONTENT VALIDITY Nama : Rizka Darma Putri

Nim : 085102072

Judul : PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK

PEREMPUAN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN 2009

(49)

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Rizka Darma Putri

Tempat / Tgl.Lahir : Payakumbuh, 20 Juni 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jl. Hangtuah No. 99 C Duri Riau

Riwayat Pendidikan

Tahun 1992 – 1993 TK Masyitah Simpang Empat

Tahun 1993 – 1999 SD Negeri 40 Pasaman Simpang Empat

Tahun 1999 – 2002 SLTP Negeri 1 Pasaman Simpang Empat

Tahun 2002 – 2005 SMA Negeri 3 Mandau Duri - Riau

Tahun 2005 – 2008 Akademi Kebidanan Widya Husada Medan

(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi karateristik responden di Lingkungan V Kelurahan Paya
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi dari Pengetahuan Ibu Tentang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk

[r]

BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan

(1) Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan

[r]

[r]

[r]