• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

OLEH:

ADIL TRIANI DAELY 050309027

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

OLEH:

ADIL TRIANI DAELY 050309027

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul : MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Nama : ADIL TRIANI DAELY NIM : 050309027

Departemen : AGRIBISNIS

Program Studi

:

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Hasudungan Butar-butar, MSi) (Ir. H. Hasman Hasyim, MSi) Nip: 131 639 808 Nip: 19541111 198103 1 001 Ketua Komisis Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

(4)

RINGKASAN

Penelitian skripsi dengan judul ”Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan”. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Hasudungan Butar-butar sebagai Ketua Komisi

Pembimbing dan Ir. H. Hasman Hasyim, Msi sebagai Anggota Komisi

Pembimbing.

Daerah penelitian ditentukan secara purposive dan pengambilan

sampel dilaksanakan secara sensus. Penelitian ini bertujuan untuk untuk

mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten

Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum penempatan tugas

tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui program

kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL kepada petani di

Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas pokok PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan

tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk

mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah

yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang

Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di

(5)

RIWAYAT HIDUP

Adil Triani Daely, lahir pada tanggal 10 Mei 1987 di Hiliduho, Kabupaten

Nias, Sumatera Utara. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, anak

dari ayahanda N. Daely dan ibunda Y. Mendrofa.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu pada tahun 1999

lulus dari SD Negeri 075024 Hiliduho, tahun 2002 lulus dari SMP Negeri 1

Hiliduho, tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Gunungsitoli dan pada

tahun yang sama diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada program studi Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi

Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di desa Launjuhar,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nyalah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ”MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Hasudungan Butar-butar, M.Si selaku ketua komisi pembimbing.

2. Bapak Ir. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Agribisnis

serta seluruh Staff Pengajar, Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan beserta

staf dan seluruh PPL

Dengan rasa cinta kepada orangtua penulis N.Daely dan Y. Mendrofa yang

tiada henti memberikan kasih sayang kepada penulis. Kak Lis dan Bang Iwan,

Bang Thomas dan adik-adikku Asni dan Mola yang selalu mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada sahabat-sahabat yang selalu

(7)

Bang Parlin, Bang Efe, Erika, Elsa, Desni,Yaman, Dian, Yovitha, Emon, Ebid,

Fajar, Indah, Endang, Mandolin 27, Bahagia Home, GEMA Nias, Planet Youth

dan semua teman-teman Stambuk 2005.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para

pembaca.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang berrsifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan perkembangan dunia pertanian.

Medan, November 2009

(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Hipotesis Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan Pertanian ... 7

Monitoring dan Evaluasi ... 8

Landasan Teori ... 10

Kerangka Pemikiran ... 14

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

Metode Pengambilan Sampel ... 18

Metode Pengumpulan Data ... 18

Metode Analisis Data ... 20

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi ... 24

Batasan Operasional ... 25

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

Letak dan Luas Geografis ... 26

Topografi dan Klimatologi ... 28

Penggunaan Lahan ... 30

Keadaan Penduduk ... 39

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 34 Gambaran Umum Penempatan Tugas

Penempatan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan ... 41 Program Kerja dan Materi Penyuluhan

yang telah disampaikan PPL kepada petani

di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 46 Tugas Pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan... 49 Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok PPL

di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 50 Masalah-masalah yang dihadapi dalam Penempatan

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 51 Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

masalah Penempatan PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan ... 51 Masalah-masalah yang dihadapi dalam

Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan ... 52 Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

masalah Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL

di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 53

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 55 Saran ... 57

(10)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1. Tabel 1 Spesifikasi Pengumpulan Data 19

2. Tabel 2 Pelaksanaan tugas pokok PPL 20

3. Tabel 3. Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan

di Kabupaten Humbang Hasundutan 27

4. Tabel 4 Pengunaan Lahan di Kabupaten

Humbang Hasundutan 29

5. Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis

Kelamin di Kabupaten Humbang Hasundutan 30

6. Tabel 6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

di Kabupaten Humbang Hasundutan 31

7. Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kabupaten

Humbang Hasundutan 32

8. Tabel 8 Jumlah sekolah di Kabupaten

Humbang Hasundutan 33

9. Tabel 9 Jumlah Tenag PPL 36

10.Tabel 10 Pertambahan Jumlah Kelompok tani, PPL, Produktivitas, Luas Panen di Kabupaten

Humbang Hasundutan 40

11.Tabel 11 Pembagian Wilayah Tugas PPL

di Kabupaten Humbang Hasundutan 42

12.Tabel 12 Tingkat Pendidikan PPL PNS dan THL-TB PP

di Kabupaten Humbang Hasundutan 45

13.Tabel 13 Skoring Parameter Pelaksanaan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Lampiran 1 Data Jumlah PPL PNS, THL-TB PP dan WKPP Kabupaten Humbang

Hasundutan 2008 62

2 Lampiran 2 Data Nominatif Penyuluh Pertanian

PNS Kabupaten Humbang Hasundutan 63

3 Lampiran 3 DaftarNama Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL – TB PP)

Kabupaten Humbang Hasundutan 65

4 Lampiran 4 Jawaban PPL 66

5 Lampiran 5 Skoring Jawaban PPL 68

6 Lampiran 6 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh

petani dan keluarganya dalam berusahatani 70

7 Lampiran 7 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat

di gunakan sebagai bahan dasar dalam

penetapan materi 70

8 Lampiran 8 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam membantu menyusun

programa penyuluhan pertanian 71

9 Lampiran 9 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menggali dan

mengembangkan sumberdaya 71

10 Lampiran 10 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam mengembangkan swadaya

dan swakarsa petani dan keluarganya 72

(12)

antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian 73

12 Lampiran 12 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan

keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran

serta rekayasa sosial ekonomi 74

13 Lampiran 13 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menyusun laporan

secara periodik pelaksanaan intensifikasi 74

14 Lampiran 14 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menyusun rencana kerja

penyuluhan pertanian di WKPP 75

(13)

RINGKASAN

Penelitian skripsi dengan judul ”Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan”. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Hasudungan Butar-butar sebagai Ketua Komisi

Pembimbing dan Ir. H. Hasman Hasyim, Msi sebagai Anggota Komisi

Pembimbing.

Daerah penelitian ditentukan secara purposive dan pengambilan

sampel dilaksanakan secara sensus. Penelitian ini bertujuan untuk untuk

mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten

Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum penempatan tugas

tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui program

kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL kepada petani di

Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas pokok PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan

tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk

mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah

yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang

Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Telah digariskan dalam GBHN bahwa tujuan pembangunan nasional

yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata material dan

spiritual. Penjabaran tujuan tersebut dalam pembangunan pertanian yaitu

terciptanya pertanian tangguh. Pertanian tangguh dapat dicirikan dari ketangguhan

petani, ketangguhan aparat pertanian dan ketangguhan lembaga-lembaga ekonomi

dan lembaga sosial. Beberapa ciri ketangguhan petani-nelayan antara lain para

petani-nelayan mampu memperoleh pendapatan yang layak, diukur dengan tingkat

kewajaran hidup yang terus berkembang. Peningkatan pendapatan petani-nelayan

dari usahatani mereka, dapat diupayakan dengan menerapkan inovasi hasil

penelitian secara ilmiah. Namun para petani tidak serta merta mau menerapkan

inovasi yang dianjurkan pemerintah, karena dalam menentukan keputusan, para

petani-nelayan dipengaruhi berbagai faktor baik aspek teknis, aspek ekonomis

maupun aspek sosiologis. Hal ini merupakan hal yang esensi bagi mereka, karena

mereka mempunyai banyak keterbatasan antara lain: dana, lahan dan mobilitas

(Kusnadi, 1999: 99).

Agar upaya pembangunan pertanian dapat mencapai sasaran, penyuluh

pertanian sebagai ujung tombaknya harus dapat memadukan kebijaksanaan

pemerintah (pusat dan daerah) dengan kepentingan dan keinginan petani nelayan

beserta keluarganya, perpaduan antara kedua belah pihak tersebut harus

dituangkan secara tertulis dalam programa penyuluhan pertanian

(15)

Menurut Suhardiyono (1992: 4-5) sasaran utama dari pembangunan

adalah pembangunan manusia karena tanpa adanya perubahan yang terjadi di

dalam diri manusia yang dibangun, maka akan sulit untuk mencapai

perbaikan-perbaikan kondisi masyarakat secara terus menerus, sehingga hasil pembangunan

fisik dan ekonomi menjadi kurang berarti jika tidak dibarengi dengan keberhasilan

pembangunan manusianya. Perubahan pada diri manusia yang diinginkan dapat

terjadi karena adanya kegiatan penyuluhan adalah pengetahuan, keterampilan dan

sikapnya. Dengan demikian penyuluh berperan sebagai teman, pemberi saran,

dinamisator, organisator serta pelatih petani yang siap setiap saat.

Hingga saat ini di Kabupaten Humbang Hasundutan belum mempunyai

kantor BPP, sampai saat ini PPL berada di bawah naungan Bidang Penyuluhan

Dinas Pertanian Humbang Hasundutan. PPL merupakan petugas terdepan dalam

kegiataan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk bimbingan serta supervisi

dari kepala Bidang Penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, jika menemukan

hambatan/masalah, maka PPL yang bersangkutan menyampaikannya kepada

kepala Bidang Penyuluhan sesuai dengan bidang yang ditanganinya. Melaporkan

secara priodik kegiatannya dalam penyuluhan pertanian kepada kepala Bidang

Penyuluhan.

Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Humbang

Hasundutan sebanyak 43 orang dengan tingkat pendidikan yang sebagian besar

tamatan SLTA sederajat. Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Tenaga

Harian Lepas - Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) yang terdapat di

(16)

Dari Lampiran 1 dapat dikemukakan bahwa jumlah PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan sebanyak 43 orang dimana PPL PNS berjumlah 20 orang

dan PPL THL – TB PP 23 orang, dengan jumlah WKPP sebanyak 43.

(Dinas Pertanian Kab. Humbang Hasundutan 2009)

Penyuluh Pertanian Lapangan yang diharapkan membawa perubahan

yang mendasar di sektor pertanian, terutama dalam hal membantu para petani agar

mereka mampu menolong dirinya sendiri dalam usahataninya, ternyata belum

berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Berbagai masalah dan

hambatan sering kali ditemui oleh PPL sebagai agen perubahan di masyarakat,

dari masalah pelaksanaan tugas hingga masalah kehidupan pribadi PPL.

Masalah ini tidak hanya menghambat pelaksanaan tugas, tetapi juga

dapat berpengaruh terhadap kinerja PPL dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

di lapangan. Selain masalah yang telah disebutkan di atas, PPL dalam pelaksanaan

tugasnya di lapangan sering terbentur dengan sikap masyarakat terhadap inovasi

yang disampaikan.

Melihat kenyataan bahwa pentingnya peran PPL di Kabupaten Humbang

Hasundutan terutama di bidang pertanian dalam usaha membangun perekonomian

rakyat, khususnya di Kabupaten Humbang Hasundutan, maka peneliti

memandang perlu mengadakan penelitian tentang Monitoring dan Evaluasi

Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang

(17)

Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dirasakan perlu untuk

melakukan penelitian dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu, bagaimana

gambaran umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Kabupaten

Humbang Hasundutan, bagaimana gambaran umum penempatan tugas tenaga PPL

di Kabupaten Humbang Hasundutan, apa saja program kerja dan materi

penyuluhan yang telah disampaikan masing-masing PPL kepada petani di

Kabupaten Humbang Hasundutan, apa saja tugas pokok PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan, bagaimana keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan, masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam

penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, upaya-upaya apa saja yang

dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, masalah-masalah apa saja yang

dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang

Hasundutan dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten

Humbang Hasundutan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian

bertujuan untuk mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di

Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum

(18)

mengetahui program kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL

kepada petani di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas

pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang

Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam

penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui

upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam

penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui

masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di

Kabupaten Humbang Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Hipotesis Penelitian

Keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan

mengalami kemajuan, penempatan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang

Hasundutan berjalan dengan baik., terdapat berbagai program kerja dan materi

penyuluhan yang disampaikan PPL kepada petani di Kabupaten Humbang

Hasundutan, ada berbagai tugas pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan,

pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan

mengalami kemajuan, ada beberapa masalah yang dihadapi dalam penempatan

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengatasi masalah-masalah dalam penempatan PPL di Kabupaten Humbang

(19)

tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, dan ada upaya-upaya yang

dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kegunaan Penelitian

Dari segi informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

penyuluh di lapangan, dari aspek informasi diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi instansi terkait dalam usaha meningkatkan peranan penyuluh

pertanian dan dari segi pengembangan ilmu diharapkan dapat memberi

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan Pertanian

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberi

dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan

cara hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan

perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.

Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya yang

diemban akan mempunyai tugas peranan yang erat, yaitu;

a. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru

dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam

usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan

dalam usahataninya;

b. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat memimpin dan memotivasi para

petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerjanya, agar timbul

keterbukaan dan mau menerapkan cara-cara bertani baru yang lebih

berdayaguna dan berhasil guna, sehingga tingkat hidupnya akan lebih

sejahtera;

c. Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberi

petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau

memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan

(21)

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring (M) dan Evaluasi (E) sering sekali dijadikan satu kesatuan

disebut Monitoring dan Evaluasi disingkat: M & E, walaupun antara keduanya

terdapat perbedaan. Kedua kata ini dalam bahasa Indonesia sebagai padanan

pengertian pemantauan untuk monitoring dan penilaian untuk evaluasi

(Ginting, 2000: 3).

Monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus

menerus untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program

dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian

kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Pada

hakekatnya evaluasi diyakini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas

operasional suatu program dan berkontribusi penting dalam memandu pembuat

kebijakan di seluruh strata organisasi. Dengan menyusun, mendesain evaluasi

yang baik dan menganalisis hasilnya dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat

memberi gambaran tentang bagaimana kualitas operasional program, layanan,

kekuatan dan kelemahan yang ada, efektifitas biaya dan arah produktif potensial

masa depan (Riset Unggulan Terpadu, 2008: 5).

Dengan menyediakan informasi yang relevan untuk pembuat kebijakan,

evaluasi dapat membantu menata seperangkat prioritas, mengarahkan alokasi

sumber dana, memfasilitasi modifikasi dan penajaman struktur program dan

aktivitas serta memberi sinyal akan kebijakan penataan ulang personil dan sumber

daya yang dimiliki. Disamping itu, evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menilai dan

meningkatkan kualitas serta kebijakan program. Monitoring dan evaluasi

(22)

yang diharapkan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat biaya, tepat mutu, dan

tepat sasaran (Riset Unggulan Terpadu, 2008: 5).

Pemantauan program, diartikan sebagai proses pengumpulan informasi

(data/fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang diambil dalam

pelaksanaan program dengan maksud untuk menghindari terjadinya

keadaan-keadaan kritis yang akan mengganggu pelaksanaan program sehingga program

tersebut tetap dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan demi tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan (Mardikanto, 1993: 326).

Dalam kaitannya dengan proyek/program, evaluasi didefinisikan sebagai

suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak

kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara

sistematik dan objektif. Sedangkan monitoring (pemantauan) meliputi kegiatan

mengamati/meninjau kembali/mempelajari dan kegiatan menilik (mengawasi),

yang dilakukan secara terus menerus atau berkala oleh pengelola proyek di setiap

tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan

input, jadwal kerja, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang

diperlukan berjalan sesuai dengan rencana (Sinar Tani, 2001: 359).

Masalah utama dalam evaluasi adalah bahwa agen penyuluhan sering

melihatnya sebagai suatu ancaman, terutama jika mereka kurang percaya diri atau

tidak yakin akan penilaian atasannya terhadap tugas mereka. Ini dapat menjadi

masalah yang gawat terutama pada budaya dimana kritik bisa menyebabkan

kehilangan muka dan tidak bisa dilihat sebagai cara yang positif untuk membantu

(23)

penyuluhan yang baik seharusnya tidak ragu-ragu terhadap penilaian tugasnya,

dan berbicara dengan penuh keyakinan (Vandenban dan Hawskins, 1998: 241).

Landasan Teori

Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa semua

penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan, sedangkan yang

disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan

pertanian, agar nantinya dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari

(Sastraatmadja, 1993: 27).

Seorang penyuluh (extention worker/ agent) akan melaksanakan

kegiatan-kegiatan penyuluhannya kepada para petani agar para petani dapat

meningkatkan produksi usahataninya sehingga tercapai tingkat kesejahteraan

hidupnya disamping tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dalam

rangka terbentuknya masyarakat adil dan makmur, yang menjadi tujuan

pembangunan. Penyuluh itu pada hakekatnya ialah memberikan

bimbingan-bimbingan kepada para petani yang tengah aktif bekerja, melaksanakan

usahataninya sehingga petani dapat belajar sambil berbuat (Learning by doing)

(Kartasapoetra, 1994: 17-18).

Adapun yang menjadi tugas-tugas para penyuluh pertanian di lapangan

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan

keluarganya dalam berusahatani.

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai

(24)

3. Membantu menyusun programa penyuluhan pertanian

4. Menggali dan mengembangkan sumberdaya

5. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya

6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya

antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian.

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya

dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta

rekayasa sosial ekonomi.

8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

(Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, 1994: 23).

Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas

yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki dua orang

PPL yang menguasai bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Seorang penyuluh pertanian dikatakan profesional jika memenuhi 4 (empat)

persyaratan yaitu:

a. Kemampuan komunikasi, dalam hal ini seorang penyuluh tidak hanya

memiliki kemampuan, memilih inovasi, memilih dan menggunakan

saluran komunikasi yang efektif, memilih dan menerapkan metode

penyuluhan yang efektif dan efisisen tetapi yang lebih penting adalah

kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berempati dan bersimpati

(25)

b. Sikap penyuluh, yang meliputi menghayati dan bangga dengan

profesinya, meyakini bahwa inovasi yang disampaikan bermanfaat bagi

sasarannya dan mencintai masyarakat sasarannya.

c. Kemampuan pengetahuan penyuluh, tentang isi, fungsi, manfaat dan

nilai-nilai yang terkandung dapat disampaikan baik secara ilmiah

maupun praktis

d. Karakteristik sosial budaya penyuluh, seorang penyuluh perlu memiliki

latar belakang sosial budaya yang sesuai dengan keadaan sosial budaya

masyarakat sasarannya (Ekstensia, 2000. vol.12: 6).

Penyuluh adalah petugas pemerintah, selain itu sebagai menusia tentunya

memerlukan perangsang-perangsang bagi kehidupan hidupnya serta pelaksanaan

tugasnya, karena itu selain gaji atau honor yang layak diterima olehnya, juga

biaya-biaya lainnya seperti uang jalan, uang kerja bimbingan dan sebagainya.

Disamping gaji dan biaya-biaya diatas diperlukannya sarana-sarana dan fasilitas

penyuluhan pertanian yang perlu dimantapkan meliputi; bangunan, tanah sawah

atau daratan, mobilitas dan perlengkapan dalam proses penyuluhan

(Kartasapoetra, 1994: 106-107).

Dengan melaksanakan monitoring, berarti ingin diketahui secara tepat dan pasti mengenai pengamatan atas bukti dan fakta tentang proses dan pencapaian tujuan yang diharapkan dan penemuan hambatan-hambatan maupun faktor pendorong mencapai keberhasilan (Ginting, 2000: 6).

Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan relevansi, efisiensi,

efektifitas dan dampak dari kegiatan dengan pandangan untuk menyempurnakan

(26)

pengambilan keputusan dimasa depan. Dan monitoring dilaksanakan agar proyek

dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan

balik bagi pengelola proyek, menyempurnakan rencana operasional proyek, dan

mengambil tindakan yang korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan

hambatan (Sinar Tani, 2001: 361)

Manfaat dari evaluasi dan monitoring diantaranya penyuluh pertanian

setiap saat harus mengambil keputusan dan kemudian melakukan tindakan yang

menurut anggapannya merupakan tindakan yang terbaik, untuk memeriksa tingkat

keberhasilan program penyuluhan pertanian dan mengupayakan perbaikan yang

diperlukan, timbulnya rasa aman bagi pegawai yang melaksanakan pekerjaannya

dengan baik, evaluasi menyeluruh yang baik merupakan landasan terbaik bagi

hubungan masyarakat, serta tumbuhnya sikap professional diantara sesama

penyuluh pertanian yang menggunakan teknik evaluasi yang ilmiah

(Sinar Tani, 2001: 361-362).

Profesionalisme peran penyuluh dalam kaitannya dengan kualifikasi yang

dimiliki dan tugas pokok yang dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan

penyuluh menurut Rogers (1983) dalam buku Ekstensia 2000 paling tidak ada tiga

(3) hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan keberhasilan seorang penyuluh:

1. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjalin hubungan, baik secara

langsung maupun tidak langsung (melalui para tokoh masyarakat, pemuka

adat, lembaga swadaya masyarakat) dengan masyarakat sasarannya.

2. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjadi perantara antara

sumber-sumber inovasi dengan pemerintah (lembaga penyuluhan), swasta

(27)

3. Kemauan dan kemampuan penyuluh menyesuaikan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dirasakan oleh

pemerintah (lembaga penyuluhan) dan masyarakat sasarannya

(Ekstensia, 2000. vol.12: 8).

Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian kaitannya dengan pelaksanaan tugas dalam

pembangunan pertanian seringkali diungkapkan sebagai ujung tombak. Hal ini

berarti ujung tombaklah yang harus membawa dan menggerakkan bagian-bagian

lainnya kearah sasaran penyuluhan. Oleh karena itu kemampuan para penyuluh

pertanian menjadi sangat penting dalam membuka sasaran agar seluruh batang

dari tombak turut mengena sasaran.

Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas

yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki satu orang

PPL yang menguasai bidang pertanian.

Dalam pelaksanaan tugas PPL terdapat beberapa tugas pokok diantaranya

yaitu, mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan

keluarganya dalam berusahatani; menginventarisasi data di wilayah kerjanya

yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi; membantu

menyusun programa penyuluhan pertanian; menggali dan mengembangkan

sumberdaya; mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya;

mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara

lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian;

(28)

penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial

ekonomi; menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikas; dan

menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP.

Pos penyuluhan desa berada dibawah koordinasi Badan Penyuluhan.

Badan Penyuluhan yang berada langsung dibawah koordinasi dan pembinaan

Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan secara berangsur-angsur

membentuk tim penyuluhan pertanian di Wilayah Kerja PPL masing-masing dan

menyusun jadwal penyuluhannya. Dalam pelakasanaannya para penyuluh

pertanian turun bersama-sama pada jadwal yang telah ditentukan untuk

melakukan penyuluhan dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan petani

saat itu, sehingga ada waktu tertentu dalam suatu wilayah kerja PPL akan dapat

dicapai target penyuluhan yang diinginkan.

Program penyuluhan pertanian adalah rencana kegiatan penyuluhan

pertanian yang akan dilaksanakan di setiap wilayah kerja sebagai salah satu

bagian program pembangunan pertanian, yang disusun secara tertulis dan

sistematis setiap setahun sekali. Program penyuluhan pertanian tersebut berisikan

unsur-unsur keadaan, tujuan, masalah dan cara mecapai tujuan. Penyusunannya

disesuaikan dengan kondisi petani di wilayah kerja yang bersangkutan.

Dalam cara mencapai tujuan perlu menentukan kombinasi metode

penyuluhan pertanian yang tepat untuk diterapkan. Beberapa metode penyuluhan

pertanian yang dapat digunakan adalah metode pendekatan perorangan, metode

pendekatan kelompok dan metode pendekatan massal.

Monitoring dipandang sebagai teknik manajemen dengan agen

(29)

program penyuluhan serta permasalahan yang dihadapi dalam upayanya berada

pada jalur yang benar. Sedangkan evaluasi adalah alat manajemen yang

berorientasi pada tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian

dianalisis sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan

sesistematis dan seobjektif mungkin. Data ini digunakan untuk memperbaiki

kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti dalam perencanaan, program,

pengambilan keputusan dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan

penyuluhan yang lebih efektif. Adapun program yang dimonitoring dan dievaluasi

adalah keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL.

Pelaksanaan tugas yang telah dilakukan PPL harus dievaluasi untuk

melihat apakah PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya dan

sesuai dengan kondisi yang ada. Monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk

menemukan bukti apakah PPL dapat meraih hasil sesuai dengan yang

direncanakan dan memberi keyakinan apakah kegiatan penyuluhan pertanian telah

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kriteria yang dapat dipercaya. Dengan

demikian, penyuluh pertanian akan menerapkan cara-cara berpikir yang lebih

objektif dan sistematik mengenai pekerjaan dan hasil kerjanya.

Dalam menjalankan tugasnya, PPL tentunya sering menemui berbagai

kendala-kendala di lapangan misalnya kurangnya tersedia materi penyuluhan,

metode yang dugunakan kurang tepat, alat peraga penyuluhan yang tidak lengkap

serta topografi lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau. Sehingga diperlukan

(30)

Keterangan :

: menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Penyuluhan Pertanian Tugas Pokok Penyuluh Pertanian 1. Mengidentifikasikan masalah

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya sebagai bahan dasar dalam penetapan materi 3. Membantu menyusun programa penyuluhan 4. Menggali dan mengembangkan sumber daya 5. Mengembangkan swawadaya dan swakarsa

petani

6. Menyediakan sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani

8. Menyusun laporan secara periodik

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

Petugas PPL

Penempatan PPL

Pelaksanaan Tugas PPL Metode Penyuluhan

Masalah Pelaksanaan

Upaya Pelaksanaan Program Kerja Penyuluhan

Monitoring Evaluasi

(31)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive. Alasan pemilihan

Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai daerah penelitian karena daerah

tersebut adalah daerah agraris dan tenaga PPL sangat diharapkan peranannya

dalam penyuluhan pertanian di wilayah tersebut.

Metode pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan metode sensus.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua PPL yang ada di Kabupaten Humbang

Hasundutan sebanyak 43 orang dengan rincian PNS 20 orang dan THL-TB PP 23

orang.

Metode Mengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden

(PPL) di daerah penelitian dengan menggunakan kuesioner yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang

(32)

Spesifikasi pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Metode Pencatatan Dokumen Wawancara Observasi

1 Identitas Penyuluh Dinas Pertanian

6 Pelaksanaan Tugas

Pokok PPL

Tugas Tenaga PPL

Dinas

Pertanian

√ - -

9 Masalah-masalah

dalam Pelaksanaan

Tugas Pokok PPL

PPL √ - -

10 Upaya-upaya dalam

Penempatan Tugas

Tenaga PPL

Dinas

Pertanian

√ - -

11. Upaya-upaya dalam

Pelaksanaan Tugas

Pokok PPL

PPL √ - -

(33)

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, terlebih dahulu ditabulasi kemudian diolah secara

manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencatatan

mengenai situasi-situasi atau kejadian yang terjadi. Dalam arti ini, penelitian

deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata dan tidak

perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, uji hipotesis atau mendapatkan

makna dan implikasi dari penelitian tersebut (Surya, 1987: 19).

Untuk hipotesis 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 dianalisis dengan menggunakan

metode analisis deskriptif. Untuk hipotesis 5, keberhasilan pelaksanaan tugas

pokok PPL dapat dilihat dari pelaksanaan tugas pokok PPL dengan parameter

sebagai berikut:

Tabel 2 Pelaksanaan tugas pokok PPL

No Tugas Parameter Skor Ket

1.

Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh

petani dan keluarganya dalam

berusahatani

1. Ada identifikasi masalah dan ada upaya dalam membantu pemecahan masalah sekali dalam 2 minggu

2. Ada identifikasi masalah tanpa ada upaya dalam membantu pemecahan masalah

3. Tidak ada identifikasi masalah dan tidak ada upaya untuk membantu data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.

a. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan ada penetapan materi penyuluhan sekali dalam 2 minggu

b. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan tidak

(34)

ada penetapan materi penyuluhan.

c. Tidak ada inventarisasi data wilayah kerja dan tidak ada penetapan materi penyuluhan.

3. Membantu

menyusun program penyuluhan

pertanian

a. Tersusunnya program penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan petani sekali dalam 2 minggu b. Tersusunnya program

penyuluhan pertanian sekali dalam 2 minggu tetapi tidak sesuai kebutuhan petani

c. Tidak ada penyusunan program penyuluhan

a. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori dan praktek sekali dalam 2 minggu

b. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori sekali dalam 2 minggu tanpa praktek

c. PPL tidak memberikan pelatihan kepada petani.

3 swakarsa petani dan

keluarganya

a. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani dan ada kegiatan pembinaan kelompok tani sekali dalam 2 minggu b. PPL memprakarsai

terbentuknya kelompok tani tanpa ada kegiatan pembinaan kelompok tani c. PPL tidak memprakarsai

pembentukan kelompok tani dan tidak ada kegiatan pembinaan kelompok tani

3

(35)

produksi, kredit dan alat-alat pertanian

Kredit Usahatani

b. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usahatani

c. PPL tidak aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh

a. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani sekali dalam 2 minggu

b. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam sekali dalam 2 minggu dan tidak ada pelatihan analisis usaha tani

c. PPL tidak aktif dalam memberikan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan analisis usaha tani

8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan

intensifikasi

a. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi secara periodik sekali dalam 2 minggu

b. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi tetapi tidak secara periodik

c. Sama sekali tidak ada penyusunan laporan

(36)

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

a. PPL menyusun rencana kerja sesuai kebutuhan petani sekali dalam 2 minggu

b. PPL menyusun rencana kerja sekali dalam 2 minggu tetapi tidak sesuai kebutuhan petani

c. PPL tidak menyusun rencana kerja

3

2

1

Dibuktikan dengan keberadaan dokumen

Dari Tabel 2 dapat diketahui, apakah PPL telah melaksanakan tugas

pokok tersebut dengan baik atau tidak dengan range parameter keberhasilan

pelaksanasan tugas pokok PPL sampel adalah:

Tidak berhasil adalah 9 – 15

Sedang adalah 16 – 22

Berhasil adalah ≥ 23

Jika nilainya antara 9-15 maka pelaksanaan tugas PPL dinilai tidak

berhasil, jika nilainya antara 16-22 maka pelaksanaan tugas PPL dinilai sedang

(37)

Definisi dan Batasan Operasional

Defenisi

Untuk menghindari kesalahan pengertian dan defenisi yang berbeda-beda

dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa hal

yang berkaitan dengan isi laporan ini guna memberikan batasan-batasan terhadap

setiap variabel yang diteliti:

1. Monitoring adalah suatu kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan

keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah

ditetapkan.

2. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan

secara berkala melalui metode yang tepat.

3. Evaluasi Pelaksanaan tugas tenaga PPL adalah evaluasi yang dilakukan

untuk melihat PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya

dan sesuai dengan kondisi yang ada.

4. Dalam penelitian ini yang dievaluasi adalah pelaksanaan tugas tenaga

Peyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

5. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) adalah orang yang menyampaikan

informasi pengetahuan untuk petani dan keluarga petani di pedesaan

dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa

menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik.

6. PPL dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan PNS

(pegawai negeri sipil) dan THL-TBPP (Tenaga Harian Lepas-Tenaga

(38)

7. Penempatan PPL adalah disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor

prioritas yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap kecamatan

memiliki dua orang PPL yang menguasai bidang pertanian.

8. Keberhasilan pelaksanaan tugas PPL ditentukan melalui pencapaian target

yang telah ditetapkan.

9. Metode penyuluhan adalah cara-cara penyampaian materi penyuluhan

pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada petani beserta

keluarganya.

10.Program kerja penyuluhan adalah suatu pernyataan tertulis tentang

keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam

bentuk dan sistematika yang teratur.

Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian

ini, maka di buat batasan operasional sebagai berikut:

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Humbang Hasundutan .

2. Waktu penelitian adalah tahun 2009

3. Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh PPL di Kabupaten Humbang

(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Letak Geografi dan Luas Wilayah

Penelitian tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penempatan

Tugas Tenaga PPL dilaksanakan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten

Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang merupakan pemekaran dari

Kabupaten Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli 2003 dengan demikian Kabupaten

Humbang Hasundutan telah berumur 6 tahun. Semboyan Kabupaten Humbang

Hasundutan adalah Huta Mas (Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera).

Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah

251.765,93 Ha dengan keadaan tanah sebagai berikut :

 Datar dengan luas 27.875,28 Ha  Landai dengan luas 49.163,34 Ha

 Miring dengan luas 106.650,00 Ha

(40)

Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Humbang

Hasundutan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Humbang Hasundutan

NO KECAMATAN IBUKOTA

LUAS

Luas Daratan 250.271,32

Luas Danau 1.494,91

Jumlah Total 251.765,93 143 1

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa luas wilayah Kabupaten

Humbang Hasundutan adalah sekitar 251.765,93 Ha, yang terdiri dari 10

(41)

adalah Kecamatan Parlilitan sekitar 72.774,71 Ha atau 28,91% dari luas

kabupaten, sedangkan kecamatan yang paling terkecil luas wilayahnya adalah

Kecamatan Baktiraja sekitar 2.231,91 Ha atau 0,89% dari luas kabupaten.

Jumlah desa yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 143

desa, sedangkan jumlah PPL adalah 43 orang yang terdiri dari 20 orang PNS dan

23 orang THL-TB PP, sehingga perbandingan jumlah desa dengan jumlah PPL

adalah 30,1 %.

Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di Bagian Tengah Sumatera

Utara, berada pada 2º13 – 2º28 LU dan 98º10 – 98º57 dengan batas-batas sebagai

berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan

Kabupaten Tapanuli Tengah.

Topografi dan Klimatologi

Kabupaten Humbang Hasundutan berada di jajaran Bukit Barisan dengan

keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang dengan selingan daratan,

berada pada ketinggian 330 – 2.037 m/dpl. Curah hujan di Kabupaten Humbang

Hasundutan rata-rata 2.309 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 155 hari/tahun

dan temperatur udara berkisar antara 17ºC – 29ºC serta rata-rata kelembaban

(42)

Penggunaan Lahan

Dominasi penggunaan lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Jenis Penggunaan Luas

(Ha) (%)

1 Pertanian 72.348 28,74

2 Kebun rakyat/tegalan/lahan kering 32.691 12,98

3 Pemukiman/pekarangan 8.425 3,35

4 Hutan 95.512,84 37,94

5 Semak belukar/padang ilalang 4.859 1,93

6 Tambak/kolam/Danau 1.494,91 0,59

7 Penggembalaan 31.561 12,54

8 Lain-lain 4.874,18 1,93

Jumlah 251.765,93 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kabupaten Humbang Hasundutan

penggunaan lahan terbesar adalah untuk hutan yaitu 95.512,84 ha atau sekitar

(43)

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sejumlah 164.971

jiwa yang terdiri dari 80.393 jiwa laki-laki dan 84.578 jiwa perempuan dengan

tingkat kepadatan penduduk 66 jiwa/km². Jumlah Rumah tangga sebesar 32.896

Kepala Keluarga dengan rata-rata anggota Rumah Tangga sebesar 4,72 orang/KK.

Dihuni oleh suku Batak Toba dan masih bersifat homogen, dengan jumlah

penduduk miskin 33.400 jiwa.

Distribusi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 80.393 48,73

2 Perempuan 84.578 51,27

Jumlah 164.971 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak

80.393 jiwa (48,73 %) dan perempuan sebanyak 84.578 jiwa (51,27 %), dimana

jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

(44)

Distribusi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Agama yang dianut Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Kristen Protestan 137.569 83,39

2 Kristen Katolik 22.486 13,63

3 Islam 4.916 2,98

Jumlah 164.971 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten

Humbang Hasundutan menganut agama Kristen Protestan sebanyak 137.569 jiwa

(83,39%), Kristen Katolik sebanyak 22.486 jiwa (13,63%) dan Islam sebanyak

4.916 jiwa (2,98%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat

digolongkan baik dimana sarana dan prasarana transportasi tersedia dengan baik

begitu juga sarana dan prasarana komunikasi yang sangat mempengaruhi

perkembangan dan kemajuan masyarakatnya. Secara rinci sarana dan prasarana

(45)

Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kabupaten Humbang Hasundutan No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Jalan Aspal 1.139.60 Km

2 Hotel 6 unit

3 Gereja Protestan 339 unit

4 Gereja Katolik 103 unit

5 Mesjid 23 unit

6 Rumah Sakit 1 unit

7 Puskesmas 36 unit

8 Polindes 54 unit

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Dari Tabel 7 memperlihatkan keadaan sarana dan prasarana Kabupaten

Humbang Hasundutan sudah mengalami kemajuan terlebih dalam pembangunan

jalan. Pembangunan jalan bertujuan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di

Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2008 mencapai 1.139,60 Km, terdiri

atas jalan Negara 43 Km, jalan propinsi sepanjan 111,20 Km, dan jalan kabupaten

(46)

Data jumlah sekolah di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat

dari Tabel 8.

Tabel 8 Jumlah Sekolah di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Sekolah Jumlah (unit) Persentase (%)

1 SD 216 75

2 MI 4 1,39

3 SMP 39 13,54

4 MTs 2 0,69

5 SMU 14 4,86

6 MA 1 0,35

7 SMK 12 4,17

Jumlah 288 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007

Dari Tabel 8 memperlihatkan bahwa jumlah sekolah di Kabupaten

Humbang Hasundutan adalah 288 unit yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.

Adapun jumlah sekolah yang paling banyak adalah tingkat SD yaitu 216 unit

(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Keadaan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan

Kantor Balai Penyuluhan Pertanian

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah tempat pertemuan para

penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha untuk menyusun program penyuluhan

di tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan kabupaten;

melaksanaan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan; menyediakan dan

menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;

memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan

pelaku usaha serta memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh

THL - TB PP melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Di Kabupaten Humbang Hasundutan kantor BPP dan kantor

kelembagaan penyuluhan pertanian lainnya masih belum ada. Kantor penyuluhan

pertanian ada di Dinas Pertanian kabupaten, di tingkat Kecamatan ada di Kantor

Camat dan di desa ada di Kantor Kepala Desa. Hal ini menyebabkan tidak

efektifnya pelaksanaan tugas PPL padahal pemberdayaan Penyuluhan Pertanian

dilaksanakan melalui pendekatan kelompok dan tatap muka secara langsung

antara BPP sebagai sumber teknologi dengan penyuluh sebagai penghubung dan

(48)

Struktur Organisasi Penyuluhan

Gambar 2. Struktur Organisasi Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan

Berhubung di Kabupaten Humbang Hasundutan masih belum ada

kelembagaan penyuluhan pertanian maka Badan Pelaksanaan Penyuluhan adalah

Dinas Pertanian bidang penyuluhan pertanian. Dinas Pertanian

Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian

Koordinator PPL Kecamatan

PPL

(49)

Jumlah Tenaga PPL

PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan berjumlah 43 orang yang terdiri

dari PPL PNS dan PPL THL - TB PP yang tersebar di 10 kecamatan yang dapat

dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Jumlah Tenaga PPL

Kecamatan PNS (Orang)

THL – TB PP (Orang)

Lintong Ni Huta 3 4

Pollung 2 2

Sijama Polang 2 2

Onan Ganjang 2 2

Doloksanggul 3 4

Paranginan 3 2

Pakkat 2 2

Parlilitan 2 3

Tara Bintang 1 1

Bakti Raja - 2

Jumlah 20 23

Sumber: Kabupaten Humbang Hasundutan 2009Kabupaten Humbang Hasundutan 2009

Program Penyuluhan Pertanian

Program-program pertanian disusun dari data keadaan, data tujuan, data

masalah dan pencapaian tujuan serta rumusan kebijakan pemerintah atau Dinas

Pertanian mengenai arah program penyuluhan pertanian sebagai sasaran adalah

petani sebagai indikator keberhasilan, selanjutnya rumusan program tersebut

(50)

Latar belakang dari penyusunan program penyuluhan pertanian antara lain

karena pengetahuan, sikap dan keterampilan petani masih rendah dalam

pengolahan usahataninya. Potensi sumber daya alam belum dimanfaatkan secara

optimal, lembaga-lembaga masyarakat belum diberdayakan sepenuhnya, potensi

sumber daya penyuluh masih lemah dalam koordinasi. Oleh karena itu perlu

adanya rumusan sebagai acuan antara berbagai pihak yang terkait, terutama dari

jajaran penyuluh. Rumusan tersebut juga perlu untuk membantu kegiatan evaluasi

nantinya.

Adapun program dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dalam

bidang penyuluhan adalah:

1. Perekrutan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

Perekrutan ini ditunjukkan dengan penambahan tenaga PPL baik PNS

maupun THL – TB PP yang tersebar disetiap kecamatan di Kabupaten

Humbang Hasundutan, dimana setiap PPL dibagi dalam wilayah kerja

penyuluh pertanian (WKPP) di kecamatan penempatan masing-masing.

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Manusia adalah sumber daya yang paling utama dan paling berharga. Oleh

karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pemerintah,

dalam arti selalu diupayakan dan diberdayakan agar kemampuannya selalu

meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan itu SDM diharapkan

dapat meningkatkan mutu kinerjanya. SDM dapat ditingkatkan melalui

program – program pelatihan dan kegiatan lain yang bersifat memberdayakan

baik terhadap PPL maupun petani dalam arti selalu direncanakan dan

(51)

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan

Sarana dan Prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

Dengan tersedianya sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan dapat berjalan

dengan baik. Di kabupaten Humbang Hasundutan sarana dan prasarana

penyuluhan masih belum memadai, terlebih dengan tidak adanya BPP (Balai

Penyuluhan Pertaniran). Pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan

merupakan salah satu program kerja penyuluhan pertanian Kabupaten

Humbang Hasundutan.

4. Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan

Adapun program kerja yang dilaksanakan adalah dengan menetapkan

organisasi tata laksana penyuluhan di setiap kecamatan. Kelembagaan

penyuluhan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai home base yang mampu

melakukan pembinaan karir dan profesionalisme penyuluh dan mampu

menjamin berlangsungnya penyelenggaraan penyuluhan terpadu yang efektif,

efisien dan produktif serta bersifat sinergis dengan program pengembangan

petani sesuai dengan potensi yang dimiliki.

5. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pemberdayaan SDM dapat dilakukan dengan membentuk kelompok tani,

mengadakan penyuluhan partisipatif dan penyuluhan swakarsa.

6. Pemeliharaan Sumber Daya Alam (SDA)

Harus diberikan penyuluhan – penyuluhan kepada masyarakat tentang

(52)

Perkembangan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan pembangunan pertanian ditentukan oleh peran serta petani dan

keluarganya melaksanakan kegiatan usahataninya. Peran serta petani tersebut

dapat ditingkatkan melalui kegiatan penyuluhan pertanian sehingga kegiatan

usahanya dapat diarahkan selain untuk meningkatkan produksi, juga untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

Penyuluhan pertanian sangat diharapkan untuk kemajuan pembangunan

dalam bidang pertanian yang diarahkan pada peningkatan mutu, peningkatan

produksi, peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan petani,

peningkatan produksi dan produktivitas dipengaruhi oleh penerapan teknologi dan

kesediaan petani menerapkan anjuran-anjuran dari penyuluh seperti pemilihan

bibit unggul dan penerapan teknologi pengendalian hama terpadu sebagai anjuran.

Kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan pada pendekatan kelompok tani,

sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sejalan

dengan banyaknya kemajuan teknologi-teknologi canggih, peningkatan produksi

sangat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani dan

keluarganya.

Perkembangan penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat dari

pertambahan jumlah kelompok tani dan jumlah PPL selama tiga tahun terakhir ini

(53)

Tabel 10 Pertambahan Jumlah Kelompok tani dan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tahun Jumlah Kelompok

Tani

Pertumbuhan Kelompok tani

(%)

Jumlah PPL (orang)

Pertumbuhan PPL (%)

2006 376 0 23 0

2007 426 13,3 21 - 8,6

2008 486 14,1 43 104,8

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari tahun 2006 sampai 2008 jumlah

kelompok tani terus bertambah yaitu di tahun 2007 bertambah sebanyak 50

kelompok dengan pertumbuhan 13,3 % dan di tahun 2008 bertambah sebanyak 60

kelompok dengan pertumbuhan 14,1 %. Jumlah PPL di tahun 2007 mengalami

penurunan disebabkan oleh 1 orang PPL yang pensiun dan 1 orang PPL yang

meninggal dunia. Akan tetapi di tahun 2008 mengalami pertambahan jumlah PPL

menjadi 43 orang baik PPL PNS maupun THL - TB PP (Tenaga Harian Lepas

Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian).

Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU)

Kunjungan penyuluh pertanian kepada kelompok tani dilakukan selama 4

(empat) hari kerja dalam seminggu, setiap penyuluh membina 8-16 kelompok tani

dan dijadwalkan mengunjungi setiap kelompok sekali dalam 2 minggu dengan

waktu yang ditentukan bersama petani. Pertemuan penyuluh pertanian dengan

(54)

lain sesuai kesepakatan antara para petani dengan penyuluh pertanian. Dalam

pertemuan kelompok, diskusi dipimpin oleh Kontak Tani, sedangkan penyuluh

pertanian berperan sebagai fasilitator. Melalui kunjungan kerja ini penyuluh dapat

menyampaikan informasi dan teknologi baru kepada petani serta membimbing

dan memfasilitasi proses belajar petani.

Saat ini di Kabupaten Humbang Hasundutan sedang digalakkan

pembentukan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN), untuk memudahkan

kunjungan PPL, juga Instansi Pemerintah lainnya didalam penyaluran bantuan

baik yang sifatnya bergulir maupun hibah dapat melalui gapoktan-gapoktan yang

ada.

Gambaran Umum Penempatan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan

Penempatan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Humbang

Hasundutan ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.

PPL ditempatkan secara merata diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten

Humbang Hasundutan, baik PNS maupun Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu

Penyuluh Pertanian (THL-TB PP).

Adapun PPL yang ditempatkan di Kabupaten Humbang Hasundutan

(55)

Tabel 11 Pembagian Wilayah Tugas PPL di Kabupaten Humbang

Doloksanggul Hutagurugur, Matiti Matiti II, Sosor Tambo Sampean

2 Wisker Panjaitan NIP. 080035133

Doloksanggul Pasar Doloksanggul, Pasaribu, Sirisirisi, Simangaronsang,

Bonanionan 3 Rumida Sianturi

NIP. 080095105

Doloksanggul Purba Manalu, Purba

Dolok, Pakkat, Lumbang Tobing

4 Friska Vera Yanti Sihite (THL-TB PP)

Doloksanggul Silagalaga, Sihite I, Sihite II

5 Lisda Purba (THL-TB PP)

Doloksanggul Aek Lung, Lumban Purba, Sait Nihuta, Simarigung

6 Annet Halizia Hia (THL-TB PP)

Doloksanggul Pariksinomba, Janji, Huta Bagasan

7 Gebeham Riam Hia (THL-TB PP)

Doloksanggul Hutaraja, Sosor Gonting, Sileang

8 Addan Simamora, SP NIP. 080091581

Lintong Nihuta Sibuntuon Parpea,

Sibuntuon Partur, Parulohan, Sigumpar

9 Musa Bernat Simbolon (THL-TB PP)

Lintong Nihuta Pargaulan, Sigompul, Dolokmargu

10 Mona Christina Hutasoit (THL-TB PP)

Lintong Nihuta Hutasoit I, Hutasoit II, Sitinjo

11 Reindhart Sidabutar (THL-TB PP)

Lintong Nihuta Lobutua, Bonandolok

12 Lambok Siregar NIP. 080108269

Lintong Nihuta NagasaribuI, Nagasaribu II, Nagasaribu III, Nagasaribu IV, Nagasaribu V

13 Japerlin Sihombing NIP. 080104416

Lintong Nihuta Sihar Julu, Tapian Nauli, Situlu Bahal, Habeahan

14 Nurdin Sitorus NIP. 080074291

Paranginan Paranginan Selatan, Sihonongan

15 Gelbert Sianturi NIP. 080113327

Paranginan Paranginan Utara, Pearung, Pearung Silali

16 Mangapianto Sianturi (THL-TB PP)

Paranginan Lumban Sianturi,

(56)

17 Arkipen Sianturi NIP. 080076604

Paranginan Lumban Barat, Siborutorop

18 Feronika Sianturi (THL-TB PP)

Paranginan Lobutolong, Lobutolong Habinsaran

19 Ferdinand Simatupang (THL-TB PP)

Baktiraja Marbun Toruan,

Marbun Tonga Dolok, Tipang

20 Jaipar Sihombing (THL-TB PP)

Baktiraja Simaulampe, Simamora, Simaung-maung Julu,

Sinambela 21 Wara Ances Tamba

NIP. 080044713

Pollung Hutapaung, Hutapaung

Utara, Hutajulu 22 Lusi D. Simanullang

(THL-TB PP)

Pollung Pollung, Pardomuan,

Ria-ria 23 Wisker Lumban Batu

(THL-TB PP)

Pollung Parsingguran I,

Parsingguran II 24 Flodensya Situmorang

NIP. 080118976

Pollung Aek Nauli I, Aek Nauli II, Pandumaan, Sipitu Huta

25 Robert Bakkara NIP. 080041508

Onan Ganjang Onan Ganjang, Aek Godang, Sanggaran II 26 Sanra Sihombing

(THL-TB PP)

Onan Ganjang Hutajulu, Sihikkit, Janji Nagodang

27 Ratnawati Perangin-angin

NIP. 080108380

Onan Ganjang Sibuluan, Sigalogo, Parnapa

28 Liberti Banjarnahor (THL-TB PP)

Onan Ganjang Batunagodang Siatas, Sampe Tua, Parbotihan 29 Manampang Situmorang

NIP. 080083223

Sijama Polang Bonan Dolok I, Bonan Dolok II

30 Marcos Kopernikus Simatupang (THL-TB PP)

Sijama Polang Sibuntuon, Nagurguron, Nagulok

31 Lampos Manullang (THL-TB PP)

Sijama Polang Sanggaran I, Sitapongan

32 Mawardi NIP. 080032743

Sijama Polang Siborboran, Huta Ginjang, Batunajagar 33 Maruntung Situmorang,

SP

NIP. 080074719

Pakkat Pakkat Hauagong, Rura Aek Sopang, Rura Tanjung, Siambaton, Parmonangan

34 Lassarus Situmorang NIP. 080093974

Pakkat Purba Sianjur, Purba Bersatu, Purba Baringin, Peadungdung

35 Kibar Manalu (THL-TB PP)

Pakkat Karya Manalu,

(57)

36 Ridwan Lasrianto Manalu (THL-TB PP)

Pakkat Tukka Dolok, Ambobi Paranginan, Lumban Tonga-tonga, Sijarango I, Sijarango II

37 Talmusona NIP. 080077694

Tarabintang Tarabintang, Sitanduk, Simbara, Sibongkare 38 Parlindungan Bakkara

(THL-TB PP)

Tarabintang Sahombu, Sihas Toruan

39 Jackobus Tumanggor NIP. 080014507

Parlilitan Sihas Tonga, Sihas Habinsaran, Sihas Dolok I, Sihas Dolok II, Simatanari

40 Tegas Lumban Gaol (THL-TB PP)

Parlilitan Sion Timur I, Sion Timur II, Sion Utara, Sion Sibulbulon

41 Rijon Lumbang Gaol (THL-TB PP)

Parlilitan Sion Toruan, Sion Tonga, Sion Julu

42 Parlin Paulus Sihombing (THL-TB PP)

Parlilitan Sion VII, Sionom Hudon Selatan

43 Yongmen Sinaga NIP. 080035204

Parlilitan Pusuk I, Pusuk II, Baringin

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009

Dari Tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa jumlah PPL PNS adalah

sebanyak 20 orang dan PPL THL-TB PP adalah 23 orang, dimana tersebar di

seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dimana

pembagian wilayah kerja PPL baik kecamatan maupun desa ditentukan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.

Penempatan PPL di setiap wilayah tugas disesuaikan dengan jumlah desa

yang ada di tiap kecamatan. Jumlah desa yang ada di Kabupaten Humbang

Hasundutan sebanyak 143 desa. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah PPL yang

ada yaitu sebanyak 43 orang. Oleh karena itu, setiap PPL menangani lebih dari 1

(58)

Tingkat pendidikan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat

diketahui dari Tabel 12 berikut :

Tabel 12 Tingkat Pendidikan PPL PNS dan THL – TB PP di Kabupaten Humbang Hasundutan

Pendidikan terakhir

PNS (orang)

THL – TB PP (orang)

Persentase (%)

S1 3 11 32,6

D-III - 3 6,9

D-I 1 - 2,3

SPMA 8 - 18,6

SPP 6 2 18,6

SNAKMA 2 - 4,7

SMTP - 3 6,9

SMK - 2 4,7

SLTA - 2 4,7

JUMLAH 20 23 100

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009

Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa PPL PNS hanya 3 orang (6,9 %)

pendidikan terakhirnya S1 dan lebih banyak pendidikan terakhirnya SPMA yaitu

8 orang (18,6 %). Sedangkan PPL THL – TB PP paling banyak pendidikan

terakhirnya adalah S1 berjumlah 11 orang (25,6 %), SPP 6 orang (18,6 %),

SNAKMA 2 orang (4,7 %), SMTP 3 orang (6,9 %), SMK 2 orang (4,7 % ) dan

Gambar

Tabel 2 Pelaksanaan tugas pokok PPL
Tabel 3 Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel  4  Penggunaan Lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten  Humbang Hasundutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi hasil dari penelitian ini adalah : Keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan ditandai dengan tidak terdapat

Arahan penggunaan lahan untuk penyempurnaan RTRW Kabupaten Humbang Hasundutan 2011 – 2031 yang didasarkan pada pertimbangan penggunaan lahan eksisting,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi pengelolaan hutan rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan oleh Koperasi

Adapun yang menjadi hasil dari penelitian ini adalah : Keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan ditandai dengan tidak terdapat

Judul : Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STOP BABS di Puskesmas Bonandolok I, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2019. Prosedur penelitian ini tidak

Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, agar lebih sering melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

Pandangan MUI Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Penambahan Syarat Perkawinan “Kerbau‟ dalam sistem Perkawinan Muslim Batak Toba di Kelurahan Pasar Dolok Sanggul

Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PPL Staises 2007 disebutkan bahwa tugas tanggungjawab Dosen Pembimbing dan Guru Pamong adalah membimbing mahasiswa PPL dalam melaksanakan PPL,