MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
SKRIPSI
OLEH:
ADIL TRIANI DAELY 050309027
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
OLEH:
ADIL TRIANI DAELY 050309027
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Nama : ADIL TRIANI DAELY NIM : 050309027
Departemen : AGRIBISNIS
Program Studi
:
Penyuluhan dan Komunikasi PertanianDisetujui Oleh Komisi Pembimbing
(Ir. Hasudungan Butar-butar, MSi) (Ir. H. Hasman Hasyim, MSi) Nip: 131 639 808 Nip: 19541111 198103 1 001 Ketua Komisis Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
RINGKASAN
Penelitian skripsi dengan judul ”Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan”. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Hasudungan Butar-butar sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Ir. H. Hasman Hasyim, Msi sebagai Anggota Komisi
Pembimbing.
Daerah penelitian ditentukan secara purposive dan pengambilan
sampel dilaksanakan secara sensus. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten
Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum penempatan tugas
tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui program
kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL kepada petani di
Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas pokok PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan
tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang
Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di
RIWAYAT HIDUP
Adil Triani Daely, lahir pada tanggal 10 Mei 1987 di Hiliduho, Kabupaten
Nias, Sumatera Utara. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, anak
dari ayahanda N. Daely dan ibunda Y. Mendrofa.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu pada tahun 1999
lulus dari SD Negeri 075024 Hiliduho, tahun 2002 lulus dari SMP Negeri 1
Hiliduho, tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Gunungsitoli dan pada
tahun yang sama diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada program studi Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi
Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di desa Launjuhar,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul ”MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Hasudungan Butar-butar, M.Si selaku ketua komisi pembimbing.
2. Bapak Ir. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Agribisnis
serta seluruh Staff Pengajar, Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan beserta
staf dan seluruh PPL
Dengan rasa cinta kepada orangtua penulis N.Daely dan Y. Mendrofa yang
tiada henti memberikan kasih sayang kepada penulis. Kak Lis dan Bang Iwan,
Bang Thomas dan adik-adikku Asni dan Mola yang selalu mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada sahabat-sahabat yang selalu
Bang Parlin, Bang Efe, Erika, Elsa, Desni,Yaman, Dian, Yovitha, Emon, Ebid,
Fajar, Indah, Endang, Mandolin 27, Bahagia Home, GEMA Nias, Planet Youth
dan semua teman-teman Stambuk 2005.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang berrsifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan perkembangan dunia pertanian.
Medan, November 2009
DAFTAR ISI
RINGKASAN ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Identifikasi Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 5
Hipotesis Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian ... 6
TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan Pertanian ... 7
Monitoring dan Evaluasi ... 8
Landasan Teori ... 10
Kerangka Pemikiran ... 14
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
Metode Pengambilan Sampel ... 18
Metode Pengumpulan Data ... 18
Metode Analisis Data ... 20
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi ... 24
Batasan Operasional ... 25
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 26
Letak dan Luas Geografis ... 26
Topografi dan Klimatologi ... 28
Penggunaan Lahan ... 30
Keadaan Penduduk ... 39
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 34 Gambaran Umum Penempatan Tugas
Penempatan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan ... 41 Program Kerja dan Materi Penyuluhan
yang telah disampaikan PPL kepada petani
di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 46 Tugas Pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan... 49 Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok PPL
di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 50 Masalah-masalah yang dihadapi dalam Penempatan
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 51 Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah Penempatan PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan ... 51 Masalah-masalah yang dihadapi dalam
Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan ... 52 Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL
di Kabupaten Humbang Hasundutan ... 53
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 55 Saran ... 57
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
1. Tabel 1 Spesifikasi Pengumpulan Data 19
2. Tabel 2 Pelaksanaan tugas pokok PPL 20
3. Tabel 3. Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan
di Kabupaten Humbang Hasundutan 27
4. Tabel 4 Pengunaan Lahan di Kabupaten
Humbang Hasundutan 29
5. Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kabupaten Humbang Hasundutan 30
6. Tabel 6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
di Kabupaten Humbang Hasundutan 31
7. Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kabupaten
Humbang Hasundutan 32
8. Tabel 8 Jumlah sekolah di Kabupaten
Humbang Hasundutan 33
9. Tabel 9 Jumlah Tenag PPL 36
10.Tabel 10 Pertambahan Jumlah Kelompok tani, PPL, Produktivitas, Luas Panen di Kabupaten
Humbang Hasundutan 40
11.Tabel 11 Pembagian Wilayah Tugas PPL
di Kabupaten Humbang Hasundutan 42
12.Tabel 12 Tingkat Pendidikan PPL PNS dan THL-TB PP
di Kabupaten Humbang Hasundutan 45
13.Tabel 13 Skoring Parameter Pelaksanaan
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Lampiran 1 Data Jumlah PPL PNS, THL-TB PP dan WKPP Kabupaten Humbang
Hasundutan 2008 62
2 Lampiran 2 Data Nominatif Penyuluh Pertanian
PNS Kabupaten Humbang Hasundutan 63
3 Lampiran 3 DaftarNama Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL – TB PP)
Kabupaten Humbang Hasundutan 65
4 Lampiran 4 Jawaban PPL 66
5 Lampiran 5 Skoring Jawaban PPL 68
6 Lampiran 6 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
petani dan keluarganya dalam berusahatani 70
7 Lampiran 7 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat
di gunakan sebagai bahan dasar dalam
penetapan materi 70
8 Lampiran 8 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam membantu menyusun
programa penyuluhan pertanian 71
9 Lampiran 9 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menggali dan
mengembangkan sumberdaya 71
10 Lampiran 10 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam mengembangkan swadaya
dan swakarsa petani dan keluarganya 72
antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian 73
12 Lampiran 12 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan
keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran
serta rekayasa sosial ekonomi 74
13 Lampiran 13 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menyusun laporan
secara periodik pelaksanaan intensifikasi 74
14 Lampiran 14 Jumlah sampel menjawab Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam menyusun rencana kerja
penyuluhan pertanian di WKPP 75
RINGKASAN
Penelitian skripsi dengan judul ”Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan”. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Hasudungan Butar-butar sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Ir. H. Hasman Hasyim, Msi sebagai Anggota Komisi
Pembimbing.
Daerah penelitian ditentukan secara purposive dan pengambilan
sampel dilaksanakan secara sensus. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten
Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum penempatan tugas
tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui program
kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL kepada petani di
Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas pokok PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan
tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang
Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah digariskan dalam GBHN bahwa tujuan pembangunan nasional
yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata material dan
spiritual. Penjabaran tujuan tersebut dalam pembangunan pertanian yaitu
terciptanya pertanian tangguh. Pertanian tangguh dapat dicirikan dari ketangguhan
petani, ketangguhan aparat pertanian dan ketangguhan lembaga-lembaga ekonomi
dan lembaga sosial. Beberapa ciri ketangguhan petani-nelayan antara lain para
petani-nelayan mampu memperoleh pendapatan yang layak, diukur dengan tingkat
kewajaran hidup yang terus berkembang. Peningkatan pendapatan petani-nelayan
dari usahatani mereka, dapat diupayakan dengan menerapkan inovasi hasil
penelitian secara ilmiah. Namun para petani tidak serta merta mau menerapkan
inovasi yang dianjurkan pemerintah, karena dalam menentukan keputusan, para
petani-nelayan dipengaruhi berbagai faktor baik aspek teknis, aspek ekonomis
maupun aspek sosiologis. Hal ini merupakan hal yang esensi bagi mereka, karena
mereka mempunyai banyak keterbatasan antara lain: dana, lahan dan mobilitas
(Kusnadi, 1999: 99).
Agar upaya pembangunan pertanian dapat mencapai sasaran, penyuluh
pertanian sebagai ujung tombaknya harus dapat memadukan kebijaksanaan
pemerintah (pusat dan daerah) dengan kepentingan dan keinginan petani nelayan
beserta keluarganya, perpaduan antara kedua belah pihak tersebut harus
dituangkan secara tertulis dalam programa penyuluhan pertanian
Menurut Suhardiyono (1992: 4-5) sasaran utama dari pembangunan
adalah pembangunan manusia karena tanpa adanya perubahan yang terjadi di
dalam diri manusia yang dibangun, maka akan sulit untuk mencapai
perbaikan-perbaikan kondisi masyarakat secara terus menerus, sehingga hasil pembangunan
fisik dan ekonomi menjadi kurang berarti jika tidak dibarengi dengan keberhasilan
pembangunan manusianya. Perubahan pada diri manusia yang diinginkan dapat
terjadi karena adanya kegiatan penyuluhan adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikapnya. Dengan demikian penyuluh berperan sebagai teman, pemberi saran,
dinamisator, organisator serta pelatih petani yang siap setiap saat.
Hingga saat ini di Kabupaten Humbang Hasundutan belum mempunyai
kantor BPP, sampai saat ini PPL berada di bawah naungan Bidang Penyuluhan
Dinas Pertanian Humbang Hasundutan. PPL merupakan petugas terdepan dalam
kegiataan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk bimbingan serta supervisi
dari kepala Bidang Penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, jika menemukan
hambatan/masalah, maka PPL yang bersangkutan menyampaikannya kepada
kepala Bidang Penyuluhan sesuai dengan bidang yang ditanganinya. Melaporkan
secara priodik kegiatannya dalam penyuluhan pertanian kepada kepala Bidang
Penyuluhan.
Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Humbang
Hasundutan sebanyak 43 orang dengan tingkat pendidikan yang sebagian besar
tamatan SLTA sederajat. Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Tenaga
Harian Lepas - Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) yang terdapat di
Dari Lampiran 1 dapat dikemukakan bahwa jumlah PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan sebanyak 43 orang dimana PPL PNS berjumlah 20 orang
dan PPL THL – TB PP 23 orang, dengan jumlah WKPP sebanyak 43.
(Dinas Pertanian Kab. Humbang Hasundutan 2009)
Penyuluh Pertanian Lapangan yang diharapkan membawa perubahan
yang mendasar di sektor pertanian, terutama dalam hal membantu para petani agar
mereka mampu menolong dirinya sendiri dalam usahataninya, ternyata belum
berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Berbagai masalah dan
hambatan sering kali ditemui oleh PPL sebagai agen perubahan di masyarakat,
dari masalah pelaksanaan tugas hingga masalah kehidupan pribadi PPL.
Masalah ini tidak hanya menghambat pelaksanaan tugas, tetapi juga
dapat berpengaruh terhadap kinerja PPL dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
di lapangan. Selain masalah yang telah disebutkan di atas, PPL dalam pelaksanaan
tugasnya di lapangan sering terbentur dengan sikap masyarakat terhadap inovasi
yang disampaikan.
Melihat kenyataan bahwa pentingnya peran PPL di Kabupaten Humbang
Hasundutan terutama di bidang pertanian dalam usaha membangun perekonomian
rakyat, khususnya di Kabupaten Humbang Hasundutan, maka peneliti
memandang perlu mengadakan penelitian tentang Monitoring dan Evaluasi
Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka dirasakan perlu untuk
melakukan penelitian dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu, bagaimana
gambaran umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Kabupaten
Humbang Hasundutan, bagaimana gambaran umum penempatan tugas tenaga PPL
di Kabupaten Humbang Hasundutan, apa saja program kerja dan materi
penyuluhan yang telah disampaikan masing-masing PPL kepada petani di
Kabupaten Humbang Hasundutan, apa saja tugas pokok PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan, bagaimana keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan, masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam
penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, upaya-upaya apa saja yang
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, masalah-masalah apa saja yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang
Hasundutan dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di Kabupaten
Humbang Hasundutan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian
bertujuan untuk mengetahui gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui gambaran umum
mengetahui program kerja dan materi penyuluhan yang telah disampaikan PPL
kepada petani di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui tugas
pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan., untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang
Hasundutan, untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam
penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui
upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
penempatan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di
Kabupaten Humbang Hasundutan dan untuk mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Hipotesis Penelitian
Keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan
mengalami kemajuan, penempatan tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang
Hasundutan berjalan dengan baik., terdapat berbagai program kerja dan materi
penyuluhan yang disampaikan PPL kepada petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan, ada berbagai tugas pokok PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan,
pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan
mengalami kemajuan, ada beberapa masalah yang dihadapi dalam penempatan
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah dalam penempatan PPL di Kabupaten Humbang
tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan, dan ada upaya-upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
tugas tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kegunaan Penelitian
Dari segi informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
penyuluh di lapangan, dari aspek informasi diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi instansi terkait dalam usaha meningkatkan peranan penyuluh
pertanian dan dari segi pengembangan ilmu diharapkan dapat memberi
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan Pertanian
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberi
dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan
cara hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan
perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.
Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya yang
diemban akan mempunyai tugas peranan yang erat, yaitu;
a. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru
dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam
usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan
dalam usahataninya;
b. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat memimpin dan memotivasi para
petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerjanya, agar timbul
keterbukaan dan mau menerapkan cara-cara bertani baru yang lebih
berdayaguna dan berhasil guna, sehingga tingkat hidupnya akan lebih
sejahtera;
c. Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberi
petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau
memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring (M) dan Evaluasi (E) sering sekali dijadikan satu kesatuan
disebut Monitoring dan Evaluasi disingkat: M & E, walaupun antara keduanya
terdapat perbedaan. Kedua kata ini dalam bahasa Indonesia sebagai padanan
pengertian pemantauan untuk monitoring dan penilaian untuk evaluasi
(Ginting, 2000: 3).
Monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus
menerus untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program
dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian
kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Pada
hakekatnya evaluasi diyakini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas
operasional suatu program dan berkontribusi penting dalam memandu pembuat
kebijakan di seluruh strata organisasi. Dengan menyusun, mendesain evaluasi
yang baik dan menganalisis hasilnya dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat
memberi gambaran tentang bagaimana kualitas operasional program, layanan,
kekuatan dan kelemahan yang ada, efektifitas biaya dan arah produktif potensial
masa depan (Riset Unggulan Terpadu, 2008: 5).
Dengan menyediakan informasi yang relevan untuk pembuat kebijakan,
evaluasi dapat membantu menata seperangkat prioritas, mengarahkan alokasi
sumber dana, memfasilitasi modifikasi dan penajaman struktur program dan
aktivitas serta memberi sinyal akan kebijakan penataan ulang personil dan sumber
daya yang dimiliki. Disamping itu, evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menilai dan
meningkatkan kualitas serta kebijakan program. Monitoring dan evaluasi
yang diharapkan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat biaya, tepat mutu, dan
tepat sasaran (Riset Unggulan Terpadu, 2008: 5).
Pemantauan program, diartikan sebagai proses pengumpulan informasi
(data/fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang diambil dalam
pelaksanaan program dengan maksud untuk menghindari terjadinya
keadaan-keadaan kritis yang akan mengganggu pelaksanaan program sehingga program
tersebut tetap dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan (Mardikanto, 1993: 326).
Dalam kaitannya dengan proyek/program, evaluasi didefinisikan sebagai
suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak
kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan objektif. Sedangkan monitoring (pemantauan) meliputi kegiatan
mengamati/meninjau kembali/mempelajari dan kegiatan menilik (mengawasi),
yang dilakukan secara terus menerus atau berkala oleh pengelola proyek di setiap
tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan
input, jadwal kerja, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang
diperlukan berjalan sesuai dengan rencana (Sinar Tani, 2001: 359).
Masalah utama dalam evaluasi adalah bahwa agen penyuluhan sering
melihatnya sebagai suatu ancaman, terutama jika mereka kurang percaya diri atau
tidak yakin akan penilaian atasannya terhadap tugas mereka. Ini dapat menjadi
masalah yang gawat terutama pada budaya dimana kritik bisa menyebabkan
kehilangan muka dan tidak bisa dilihat sebagai cara yang positif untuk membantu
penyuluhan yang baik seharusnya tidak ragu-ragu terhadap penilaian tugasnya,
dan berbicara dengan penuh keyakinan (Vandenban dan Hawskins, 1998: 241).
Landasan Teori
Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa semua
penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan, sedangkan yang
disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan
pertanian, agar nantinya dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari
(Sastraatmadja, 1993: 27).
Seorang penyuluh (extention worker/ agent) akan melaksanakan
kegiatan-kegiatan penyuluhannya kepada para petani agar para petani dapat
meningkatkan produksi usahataninya sehingga tercapai tingkat kesejahteraan
hidupnya disamping tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dalam
rangka terbentuknya masyarakat adil dan makmur, yang menjadi tujuan
pembangunan. Penyuluh itu pada hakekatnya ialah memberikan
bimbingan-bimbingan kepada para petani yang tengah aktif bekerja, melaksanakan
usahataninya sehingga petani dapat belajar sambil berbuat (Learning by doing)
(Kartasapoetra, 1994: 17-18).
Adapun yang menjadi tugas-tugas para penyuluh pertanian di lapangan
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan
keluarganya dalam berusahatani.
2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai
3. Membantu menyusun programa penyuluhan pertanian
4. Menggali dan mengembangkan sumberdaya
5. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya
6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya
antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian.
7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya
dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta
rekayasa sosial ekonomi.
8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi
9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, 1994: 23).
Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas
yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki dua orang
PPL yang menguasai bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Seorang penyuluh pertanian dikatakan profesional jika memenuhi 4 (empat)
persyaratan yaitu:
a. Kemampuan komunikasi, dalam hal ini seorang penyuluh tidak hanya
memiliki kemampuan, memilih inovasi, memilih dan menggunakan
saluran komunikasi yang efektif, memilih dan menerapkan metode
penyuluhan yang efektif dan efisisen tetapi yang lebih penting adalah
kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berempati dan bersimpati
b. Sikap penyuluh, yang meliputi menghayati dan bangga dengan
profesinya, meyakini bahwa inovasi yang disampaikan bermanfaat bagi
sasarannya dan mencintai masyarakat sasarannya.
c. Kemampuan pengetahuan penyuluh, tentang isi, fungsi, manfaat dan
nilai-nilai yang terkandung dapat disampaikan baik secara ilmiah
maupun praktis
d. Karakteristik sosial budaya penyuluh, seorang penyuluh perlu memiliki
latar belakang sosial budaya yang sesuai dengan keadaan sosial budaya
masyarakat sasarannya (Ekstensia, 2000. vol.12: 6).
Penyuluh adalah petugas pemerintah, selain itu sebagai menusia tentunya
memerlukan perangsang-perangsang bagi kehidupan hidupnya serta pelaksanaan
tugasnya, karena itu selain gaji atau honor yang layak diterima olehnya, juga
biaya-biaya lainnya seperti uang jalan, uang kerja bimbingan dan sebagainya.
Disamping gaji dan biaya-biaya diatas diperlukannya sarana-sarana dan fasilitas
penyuluhan pertanian yang perlu dimantapkan meliputi; bangunan, tanah sawah
atau daratan, mobilitas dan perlengkapan dalam proses penyuluhan
(Kartasapoetra, 1994: 106-107).
Dengan melaksanakan monitoring, berarti ingin diketahui secara tepat dan pasti mengenai pengamatan atas bukti dan fakta tentang proses dan pencapaian tujuan yang diharapkan dan penemuan hambatan-hambatan maupun faktor pendorong mencapai keberhasilan (Ginting, 2000: 6).
Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektifitas dan dampak dari kegiatan dengan pandangan untuk menyempurnakan
pengambilan keputusan dimasa depan. Dan monitoring dilaksanakan agar proyek
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan
balik bagi pengelola proyek, menyempurnakan rencana operasional proyek, dan
mengambil tindakan yang korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan
hambatan (Sinar Tani, 2001: 361)
Manfaat dari evaluasi dan monitoring diantaranya penyuluh pertanian
setiap saat harus mengambil keputusan dan kemudian melakukan tindakan yang
menurut anggapannya merupakan tindakan yang terbaik, untuk memeriksa tingkat
keberhasilan program penyuluhan pertanian dan mengupayakan perbaikan yang
diperlukan, timbulnya rasa aman bagi pegawai yang melaksanakan pekerjaannya
dengan baik, evaluasi menyeluruh yang baik merupakan landasan terbaik bagi
hubungan masyarakat, serta tumbuhnya sikap professional diantara sesama
penyuluh pertanian yang menggunakan teknik evaluasi yang ilmiah
(Sinar Tani, 2001: 361-362).
Profesionalisme peran penyuluh dalam kaitannya dengan kualifikasi yang
dimiliki dan tugas pokok yang dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan
penyuluh menurut Rogers (1983) dalam buku Ekstensia 2000 paling tidak ada tiga
(3) hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan keberhasilan seorang penyuluh:
1. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjalin hubungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui para tokoh masyarakat, pemuka
adat, lembaga swadaya masyarakat) dengan masyarakat sasarannya.
2. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjadi perantara antara
sumber-sumber inovasi dengan pemerintah (lembaga penyuluhan), swasta
3. Kemauan dan kemampuan penyuluh menyesuaikan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dirasakan oleh
pemerintah (lembaga penyuluhan) dan masyarakat sasarannya
(Ekstensia, 2000. vol.12: 8).
Kerangka Pemikiran
Penyuluh pertanian kaitannya dengan pelaksanaan tugas dalam
pembangunan pertanian seringkali diungkapkan sebagai ujung tombak. Hal ini
berarti ujung tombaklah yang harus membawa dan menggerakkan bagian-bagian
lainnya kearah sasaran penyuluhan. Oleh karena itu kemampuan para penyuluh
pertanian menjadi sangat penting dalam membuka sasaran agar seluruh batang
dari tombak turut mengena sasaran.
Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas
yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki satu orang
PPL yang menguasai bidang pertanian.
Dalam pelaksanaan tugas PPL terdapat beberapa tugas pokok diantaranya
yaitu, mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan
keluarganya dalam berusahatani; menginventarisasi data di wilayah kerjanya
yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi; membantu
menyusun programa penyuluhan pertanian; menggali dan mengembangkan
sumberdaya; mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya;
mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara
lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian;
penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial
ekonomi; menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikas; dan
menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP.
Pos penyuluhan desa berada dibawah koordinasi Badan Penyuluhan.
Badan Penyuluhan yang berada langsung dibawah koordinasi dan pembinaan
Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan secara berangsur-angsur
membentuk tim penyuluhan pertanian di Wilayah Kerja PPL masing-masing dan
menyusun jadwal penyuluhannya. Dalam pelakasanaannya para penyuluh
pertanian turun bersama-sama pada jadwal yang telah ditentukan untuk
melakukan penyuluhan dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan petani
saat itu, sehingga ada waktu tertentu dalam suatu wilayah kerja PPL akan dapat
dicapai target penyuluhan yang diinginkan.
Program penyuluhan pertanian adalah rencana kegiatan penyuluhan
pertanian yang akan dilaksanakan di setiap wilayah kerja sebagai salah satu
bagian program pembangunan pertanian, yang disusun secara tertulis dan
sistematis setiap setahun sekali. Program penyuluhan pertanian tersebut berisikan
unsur-unsur keadaan, tujuan, masalah dan cara mecapai tujuan. Penyusunannya
disesuaikan dengan kondisi petani di wilayah kerja yang bersangkutan.
Dalam cara mencapai tujuan perlu menentukan kombinasi metode
penyuluhan pertanian yang tepat untuk diterapkan. Beberapa metode penyuluhan
pertanian yang dapat digunakan adalah metode pendekatan perorangan, metode
pendekatan kelompok dan metode pendekatan massal.
Monitoring dipandang sebagai teknik manajemen dengan agen
program penyuluhan serta permasalahan yang dihadapi dalam upayanya berada
pada jalur yang benar. Sedangkan evaluasi adalah alat manajemen yang
berorientasi pada tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian
dianalisis sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan
sesistematis dan seobjektif mungkin. Data ini digunakan untuk memperbaiki
kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti dalam perencanaan, program,
pengambilan keputusan dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan
penyuluhan yang lebih efektif. Adapun program yang dimonitoring dan dievaluasi
adalah keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL.
Pelaksanaan tugas yang telah dilakukan PPL harus dievaluasi untuk
melihat apakah PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya dan
sesuai dengan kondisi yang ada. Monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk
menemukan bukti apakah PPL dapat meraih hasil sesuai dengan yang
direncanakan dan memberi keyakinan apakah kegiatan penyuluhan pertanian telah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kriteria yang dapat dipercaya. Dengan
demikian, penyuluh pertanian akan menerapkan cara-cara berpikir yang lebih
objektif dan sistematik mengenai pekerjaan dan hasil kerjanya.
Dalam menjalankan tugasnya, PPL tentunya sering menemui berbagai
kendala-kendala di lapangan misalnya kurangnya tersedia materi penyuluhan,
metode yang dugunakan kurang tepat, alat peraga penyuluhan yang tidak lengkap
serta topografi lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau. Sehingga diperlukan
Keterangan :
: menyatakan Hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Penyuluhan Pertanian Tugas Pokok Penyuluh Pertanian 1. Mengidentifikasikan masalah
2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya sebagai bahan dasar dalam penetapan materi 3. Membantu menyusun programa penyuluhan 4. Menggali dan mengembangkan sumber daya 5. Mengembangkan swawadaya dan swakarsa
petani
6. Menyediakan sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian
7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani
8. Menyusun laporan secara periodik
9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP
Petugas PPL
Penempatan PPL
Pelaksanaan Tugas PPL Metode Penyuluhan
Masalah Pelaksanaan
Upaya Pelaksanaan Program Kerja Penyuluhan
Monitoring Evaluasi
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive. Alasan pemilihan
Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai daerah penelitian karena daerah
tersebut adalah daerah agraris dan tenaga PPL sangat diharapkan peranannya
dalam penyuluhan pertanian di wilayah tersebut.
Metode pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan metode sensus.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua PPL yang ada di Kabupaten Humbang
Hasundutan sebanyak 43 orang dengan rincian PNS 20 orang dan THL-TB PP 23
orang.
Metode Mengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden
(PPL) di daerah penelitian dengan menggunakan kuesioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang
Spesifikasi pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesifikasi Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Metode Pencatatan Dokumen Wawancara Observasi
1 Identitas Penyuluh Dinas Pertanian
6 Pelaksanaan Tugas
Pokok PPL
Tugas Tenaga PPL
Dinas
Pertanian
√ - -
9 Masalah-masalah
dalam Pelaksanaan
Tugas Pokok PPL
PPL √ - -
10 Upaya-upaya dalam
Penempatan Tugas
Tenaga PPL
Dinas
Pertanian
√ - -
11. Upaya-upaya dalam
Pelaksanaan Tugas
Pokok PPL
PPL √ - -
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, terlebih dahulu ditabulasi kemudian diolah secara
manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencatatan
mengenai situasi-situasi atau kejadian yang terjadi. Dalam arti ini, penelitian
deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata dan tidak
perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, uji hipotesis atau mendapatkan
makna dan implikasi dari penelitian tersebut (Surya, 1987: 19).
Untuk hipotesis 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 dianalisis dengan menggunakan
metode analisis deskriptif. Untuk hipotesis 5, keberhasilan pelaksanaan tugas
pokok PPL dapat dilihat dari pelaksanaan tugas pokok PPL dengan parameter
sebagai berikut:
Tabel 2 Pelaksanaan tugas pokok PPL
No Tugas Parameter Skor Ket
1.
Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
petani dan keluarganya dalam
berusahatani
1. Ada identifikasi masalah dan ada upaya dalam membantu pemecahan masalah sekali dalam 2 minggu
2. Ada identifikasi masalah tanpa ada upaya dalam membantu pemecahan masalah
3. Tidak ada identifikasi masalah dan tidak ada upaya untuk membantu data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.
a. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan ada penetapan materi penyuluhan sekali dalam 2 minggu
b. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan tidak
ada penetapan materi penyuluhan.
c. Tidak ada inventarisasi data wilayah kerja dan tidak ada penetapan materi penyuluhan.
3. Membantu
menyusun program penyuluhan
pertanian
a. Tersusunnya program penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan petani sekali dalam 2 minggu b. Tersusunnya program
penyuluhan pertanian sekali dalam 2 minggu tetapi tidak sesuai kebutuhan petani
c. Tidak ada penyusunan program penyuluhan
a. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori dan praktek sekali dalam 2 minggu
b. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori sekali dalam 2 minggu tanpa praktek
c. PPL tidak memberikan pelatihan kepada petani.
3 swakarsa petani dan
keluarganya
a. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani dan ada kegiatan pembinaan kelompok tani sekali dalam 2 minggu b. PPL memprakarsai
terbentuknya kelompok tani tanpa ada kegiatan pembinaan kelompok tani c. PPL tidak memprakarsai
pembentukan kelompok tani dan tidak ada kegiatan pembinaan kelompok tani
3
produksi, kredit dan alat-alat pertanian
Kredit Usahatani
b. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usahatani
c. PPL tidak aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh
a. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani sekali dalam 2 minggu
b. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam sekali dalam 2 minggu dan tidak ada pelatihan analisis usaha tani
c. PPL tidak aktif dalam memberikan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan analisis usaha tani
8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan
intensifikasi
a. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi secara periodik sekali dalam 2 minggu
b. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi tetapi tidak secara periodik
c. Sama sekali tidak ada penyusunan laporan
9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP
a. PPL menyusun rencana kerja sesuai kebutuhan petani sekali dalam 2 minggu
b. PPL menyusun rencana kerja sekali dalam 2 minggu tetapi tidak sesuai kebutuhan petani
c. PPL tidak menyusun rencana kerja
3
2
1
Dibuktikan dengan keberadaan dokumen
Dari Tabel 2 dapat diketahui, apakah PPL telah melaksanakan tugas
pokok tersebut dengan baik atau tidak dengan range parameter keberhasilan
pelaksanasan tugas pokok PPL sampel adalah:
Tidak berhasil adalah 9 – 15
Sedang adalah 16 – 22
Berhasil adalah ≥ 23
Jika nilainya antara 9-15 maka pelaksanaan tugas PPL dinilai tidak
berhasil, jika nilainya antara 16-22 maka pelaksanaan tugas PPL dinilai sedang
Definisi dan Batasan Operasional
Defenisi
Untuk menghindari kesalahan pengertian dan defenisi yang berbeda-beda
dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa hal
yang berkaitan dengan isi laporan ini guna memberikan batasan-batasan terhadap
setiap variabel yang diteliti:
1. Monitoring adalah suatu kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan
keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
2. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan
secara berkala melalui metode yang tepat.
3. Evaluasi Pelaksanaan tugas tenaga PPL adalah evaluasi yang dilakukan
untuk melihat PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya
dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Dalam penelitian ini yang dievaluasi adalah pelaksanaan tugas tenaga
Peyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
5. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) adalah orang yang menyampaikan
informasi pengetahuan untuk petani dan keluarga petani di pedesaan
dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa
menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik.
6. PPL dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan PNS
(pegawai negeri sipil) dan THL-TBPP (Tenaga Harian Lepas-Tenaga
7. Penempatan PPL adalah disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor
prioritas yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap kecamatan
memiliki dua orang PPL yang menguasai bidang pertanian.
8. Keberhasilan pelaksanaan tugas PPL ditentukan melalui pencapaian target
yang telah ditetapkan.
9. Metode penyuluhan adalah cara-cara penyampaian materi penyuluhan
pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada petani beserta
keluarganya.
10.Program kerja penyuluhan adalah suatu pernyataan tertulis tentang
keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam
bentuk dan sistematika yang teratur.
Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian
ini, maka di buat batasan operasional sebagai berikut:
1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Humbang Hasundutan .
2. Waktu penelitian adalah tahun 2009
3. Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh PPL di Kabupaten Humbang
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Deskripsi Daerah Penelitian
Letak Geografi dan Luas Wilayah
Penelitian tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penempatan
Tugas Tenaga PPL dilaksanakan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli 2003 dengan demikian Kabupaten
Humbang Hasundutan telah berumur 6 tahun. Semboyan Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah Huta Mas (Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera).
Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah
251.765,93 Ha dengan keadaan tanah sebagai berikut :
Datar dengan luas 27.875,28 Ha Landai dengan luas 49.163,34 Ha
Miring dengan luas 106.650,00 Ha
Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Humbang
Hasundutan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Keadaan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Humbang Hasundutan
NO KECAMATAN IBUKOTA
LUAS
Luas Daratan 250.271,32
Luas Danau 1.494,91
Jumlah Total 251.765,93 143 1
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa luas wilayah Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah sekitar 251.765,93 Ha, yang terdiri dari 10
adalah Kecamatan Parlilitan sekitar 72.774,71 Ha atau 28,91% dari luas
kabupaten, sedangkan kecamatan yang paling terkecil luas wilayahnya adalah
Kecamatan Baktiraja sekitar 2.231,91 Ha atau 0,89% dari luas kabupaten.
Jumlah desa yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 143
desa, sedangkan jumlah PPL adalah 43 orang yang terdiri dari 20 orang PNS dan
23 orang THL-TB PP, sehingga perbandingan jumlah desa dengan jumlah PPL
adalah 30,1 %.
Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di Bagian Tengah Sumatera
Utara, berada pada 2º13 – 2º28 LU dan 98º10 – 98º57 dengan batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Topografi dan Klimatologi
Kabupaten Humbang Hasundutan berada di jajaran Bukit Barisan dengan
keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang dengan selingan daratan,
berada pada ketinggian 330 – 2.037 m/dpl. Curah hujan di Kabupaten Humbang
Hasundutan rata-rata 2.309 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 155 hari/tahun
dan temperatur udara berkisar antara 17ºC – 29ºC serta rata-rata kelembaban
Penggunaan Lahan
Dominasi penggunaan lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan
No Jenis Penggunaan Luas
(Ha) (%)
1 Pertanian 72.348 28,74
2 Kebun rakyat/tegalan/lahan kering 32.691 12,98
3 Pemukiman/pekarangan 8.425 3,35
4 Hutan 95.512,84 37,94
5 Semak belukar/padang ilalang 4.859 1,93
6 Tambak/kolam/Danau 1.494,91 0,59
7 Penggembalaan 31.561 12,54
8 Lain-lain 4.874,18 1,93
Jumlah 251.765,93 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kabupaten Humbang Hasundutan
penggunaan lahan terbesar adalah untuk hutan yaitu 95.512,84 ha atau sekitar
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sejumlah 164.971
jiwa yang terdiri dari 80.393 jiwa laki-laki dan 84.578 jiwa perempuan dengan
tingkat kepadatan penduduk 66 jiwa/km². Jumlah Rumah tangga sebesar 32.896
Kepala Keluarga dengan rata-rata anggota Rumah Tangga sebesar 4,72 orang/KK.
Dihuni oleh suku Batak Toba dan masih bersifat homogen, dengan jumlah
penduduk miskin 33.400 jiwa.
Distribusi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Humbang Hasundutan
No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 80.393 48,73
2 Perempuan 84.578 51,27
Jumlah 164.971 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak
80.393 jiwa (48,73 %) dan perempuan sebanyak 84.578 jiwa (51,27 %), dimana
jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
Distribusi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten Humbang Hasundutan
No Agama yang dianut Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Kristen Protestan 137.569 83,39
2 Kristen Katolik 22.486 13,63
3 Islam 4.916 2,98
Jumlah 164.971 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten
Humbang Hasundutan menganut agama Kristen Protestan sebanyak 137.569 jiwa
(83,39%), Kristen Katolik sebanyak 22.486 jiwa (13,63%) dan Islam sebanyak
4.916 jiwa (2,98%).
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat
digolongkan baik dimana sarana dan prasarana transportasi tersedia dengan baik
begitu juga sarana dan prasarana komunikasi yang sangat mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan masyarakatnya. Secara rinci sarana dan prasarana
Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kabupaten Humbang Hasundutan No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Jalan Aspal 1.139.60 Km
2 Hotel 6 unit
3 Gereja Protestan 339 unit
4 Gereja Katolik 103 unit
5 Mesjid 23 unit
6 Rumah Sakit 1 unit
7 Puskesmas 36 unit
8 Polindes 54 unit
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Dari Tabel 7 memperlihatkan keadaan sarana dan prasarana Kabupaten
Humbang Hasundutan sudah mengalami kemajuan terlebih dalam pembangunan
jalan. Pembangunan jalan bertujuan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di
Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2008 mencapai 1.139,60 Km, terdiri
atas jalan Negara 43 Km, jalan propinsi sepanjan 111,20 Km, dan jalan kabupaten
Data jumlah sekolah di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat
dari Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah Sekolah di Kabupaten Humbang Hasundutan
No Sekolah Jumlah (unit) Persentase (%)
1 SD 216 75
2 MI 4 1,39
3 SMP 39 13,54
4 MTs 2 0,69
5 SMU 14 4,86
6 MA 1 0,35
7 SMK 12 4,17
Jumlah 288 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, 2007
Dari Tabel 8 memperlihatkan bahwa jumlah sekolah di Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah 288 unit yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.
Adapun jumlah sekolah yang paling banyak adalah tingkat SD yaitu 216 unit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Keadaan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan
Kantor Balai Penyuluhan Pertanian
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah tempat pertemuan para
penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha untuk menyusun program penyuluhan
di tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan kabupaten;
melaksanaan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan; menyediakan dan
menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;
memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan
pelaku usaha serta memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh
THL - TB PP melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Di Kabupaten Humbang Hasundutan kantor BPP dan kantor
kelembagaan penyuluhan pertanian lainnya masih belum ada. Kantor penyuluhan
pertanian ada di Dinas Pertanian kabupaten, di tingkat Kecamatan ada di Kantor
Camat dan di desa ada di Kantor Kepala Desa. Hal ini menyebabkan tidak
efektifnya pelaksanaan tugas PPL padahal pemberdayaan Penyuluhan Pertanian
dilaksanakan melalui pendekatan kelompok dan tatap muka secara langsung
antara BPP sebagai sumber teknologi dengan penyuluh sebagai penghubung dan
Struktur Organisasi Penyuluhan
Gambar 2. Struktur Organisasi Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan
Berhubung di Kabupaten Humbang Hasundutan masih belum ada
kelembagaan penyuluhan pertanian maka Badan Pelaksanaan Penyuluhan adalah
Dinas Pertanian bidang penyuluhan pertanian. Dinas Pertanian
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian
Koordinator PPL Kecamatan
PPL
Jumlah Tenaga PPL
PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan berjumlah 43 orang yang terdiri
dari PPL PNS dan PPL THL - TB PP yang tersebar di 10 kecamatan yang dapat
dilihat pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9 Jumlah Tenaga PPL
Kecamatan PNS (Orang)
THL – TB PP (Orang)
Lintong Ni Huta 3 4
Pollung 2 2
Sijama Polang 2 2
Onan Ganjang 2 2
Doloksanggul 3 4
Paranginan 3 2
Pakkat 2 2
Parlilitan 2 3
Tara Bintang 1 1
Bakti Raja - 2
Jumlah 20 23
Sumber: Kabupaten Humbang Hasundutan 2009Kabupaten Humbang Hasundutan 2009
Program Penyuluhan Pertanian
Program-program pertanian disusun dari data keadaan, data tujuan, data
masalah dan pencapaian tujuan serta rumusan kebijakan pemerintah atau Dinas
Pertanian mengenai arah program penyuluhan pertanian sebagai sasaran adalah
petani sebagai indikator keberhasilan, selanjutnya rumusan program tersebut
Latar belakang dari penyusunan program penyuluhan pertanian antara lain
karena pengetahuan, sikap dan keterampilan petani masih rendah dalam
pengolahan usahataninya. Potensi sumber daya alam belum dimanfaatkan secara
optimal, lembaga-lembaga masyarakat belum diberdayakan sepenuhnya, potensi
sumber daya penyuluh masih lemah dalam koordinasi. Oleh karena itu perlu
adanya rumusan sebagai acuan antara berbagai pihak yang terkait, terutama dari
jajaran penyuluh. Rumusan tersebut juga perlu untuk membantu kegiatan evaluasi
nantinya.
Adapun program dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dalam
bidang penyuluhan adalah:
1. Perekrutan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Perekrutan ini ditunjukkan dengan penambahan tenaga PPL baik PNS
maupun THL – TB PP yang tersebar disetiap kecamatan di Kabupaten
Humbang Hasundutan, dimana setiap PPL dibagi dalam wilayah kerja
penyuluh pertanian (WKPP) di kecamatan penempatan masing-masing.
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Manusia adalah sumber daya yang paling utama dan paling berharga. Oleh
karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pemerintah,
dalam arti selalu diupayakan dan diberdayakan agar kemampuannya selalu
meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan itu SDM diharapkan
dapat meningkatkan mutu kinerjanya. SDM dapat ditingkatkan melalui
program – program pelatihan dan kegiatan lain yang bersifat memberdayakan
baik terhadap PPL maupun petani dalam arti selalu direncanakan dan
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan
Sarana dan Prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan dapat berjalan
dengan baik. Di kabupaten Humbang Hasundutan sarana dan prasarana
penyuluhan masih belum memadai, terlebih dengan tidak adanya BPP (Balai
Penyuluhan Pertaniran). Pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan
merupakan salah satu program kerja penyuluhan pertanian Kabupaten
Humbang Hasundutan.
4. Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan
Adapun program kerja yang dilaksanakan adalah dengan menetapkan
organisasi tata laksana penyuluhan di setiap kecamatan. Kelembagaan
penyuluhan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai home base yang mampu
melakukan pembinaan karir dan profesionalisme penyuluh dan mampu
menjamin berlangsungnya penyelenggaraan penyuluhan terpadu yang efektif,
efisien dan produktif serta bersifat sinergis dengan program pengembangan
petani sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pemberdayaan SDM dapat dilakukan dengan membentuk kelompok tani,
mengadakan penyuluhan partisipatif dan penyuluhan swakarsa.
6. Pemeliharaan Sumber Daya Alam (SDA)
Harus diberikan penyuluhan – penyuluhan kepada masyarakat tentang
Perkembangan Penyuluhan Pertanian
Kegiatan pembangunan pertanian ditentukan oleh peran serta petani dan
keluarganya melaksanakan kegiatan usahataninya. Peran serta petani tersebut
dapat ditingkatkan melalui kegiatan penyuluhan pertanian sehingga kegiatan
usahanya dapat diarahkan selain untuk meningkatkan produksi, juga untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Penyuluhan pertanian sangat diharapkan untuk kemajuan pembangunan
dalam bidang pertanian yang diarahkan pada peningkatan mutu, peningkatan
produksi, peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan petani,
peningkatan produksi dan produktivitas dipengaruhi oleh penerapan teknologi dan
kesediaan petani menerapkan anjuran-anjuran dari penyuluh seperti pemilihan
bibit unggul dan penerapan teknologi pengendalian hama terpadu sebagai anjuran.
Kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan pada pendekatan kelompok tani,
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sejalan
dengan banyaknya kemajuan teknologi-teknologi canggih, peningkatan produksi
sangat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani dan
keluarganya.
Perkembangan penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat dari
pertambahan jumlah kelompok tani dan jumlah PPL selama tiga tahun terakhir ini
Tabel 10 Pertambahan Jumlah Kelompok tani dan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Jumlah Kelompok
Tani
Pertumbuhan Kelompok tani
(%)
Jumlah PPL (orang)
Pertumbuhan PPL (%)
2006 376 0 23 0
2007 426 13,3 21 - 8,6
2008 486 14,1 43 104,8
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari tahun 2006 sampai 2008 jumlah
kelompok tani terus bertambah yaitu di tahun 2007 bertambah sebanyak 50
kelompok dengan pertumbuhan 13,3 % dan di tahun 2008 bertambah sebanyak 60
kelompok dengan pertumbuhan 14,1 %. Jumlah PPL di tahun 2007 mengalami
penurunan disebabkan oleh 1 orang PPL yang pensiun dan 1 orang PPL yang
meninggal dunia. Akan tetapi di tahun 2008 mengalami pertambahan jumlah PPL
menjadi 43 orang baik PPL PNS maupun THL - TB PP (Tenaga Harian Lepas
Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian).
Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU)
Kunjungan penyuluh pertanian kepada kelompok tani dilakukan selama 4
(empat) hari kerja dalam seminggu, setiap penyuluh membina 8-16 kelompok tani
dan dijadwalkan mengunjungi setiap kelompok sekali dalam 2 minggu dengan
waktu yang ditentukan bersama petani. Pertemuan penyuluh pertanian dengan
lain sesuai kesepakatan antara para petani dengan penyuluh pertanian. Dalam
pertemuan kelompok, diskusi dipimpin oleh Kontak Tani, sedangkan penyuluh
pertanian berperan sebagai fasilitator. Melalui kunjungan kerja ini penyuluh dapat
menyampaikan informasi dan teknologi baru kepada petani serta membimbing
dan memfasilitasi proses belajar petani.
Saat ini di Kabupaten Humbang Hasundutan sedang digalakkan
pembentukan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN), untuk memudahkan
kunjungan PPL, juga Instansi Pemerintah lainnya didalam penyaluran bantuan
baik yang sifatnya bergulir maupun hibah dapat melalui gapoktan-gapoktan yang
ada.
Gambaran Umum Penempatan Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan
Penempatan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Humbang
Hasundutan ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
PPL ditempatkan secara merata diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Humbang Hasundutan, baik PNS maupun Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian (THL-TB PP).
Adapun PPL yang ditempatkan di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel 11 Pembagian Wilayah Tugas PPL di Kabupaten Humbang
Doloksanggul Hutagurugur, Matiti Matiti II, Sosor Tambo Sampean
2 Wisker Panjaitan NIP. 080035133
Doloksanggul Pasar Doloksanggul, Pasaribu, Sirisirisi, Simangaronsang,
Bonanionan 3 Rumida Sianturi
NIP. 080095105
Doloksanggul Purba Manalu, Purba
Dolok, Pakkat, Lumbang Tobing
4 Friska Vera Yanti Sihite (THL-TB PP)
Doloksanggul Silagalaga, Sihite I, Sihite II
5 Lisda Purba (THL-TB PP)
Doloksanggul Aek Lung, Lumban Purba, Sait Nihuta, Simarigung
6 Annet Halizia Hia (THL-TB PP)
Doloksanggul Pariksinomba, Janji, Huta Bagasan
7 Gebeham Riam Hia (THL-TB PP)
Doloksanggul Hutaraja, Sosor Gonting, Sileang
8 Addan Simamora, SP NIP. 080091581
Lintong Nihuta Sibuntuon Parpea,
Sibuntuon Partur, Parulohan, Sigumpar
9 Musa Bernat Simbolon (THL-TB PP)
Lintong Nihuta Pargaulan, Sigompul, Dolokmargu
10 Mona Christina Hutasoit (THL-TB PP)
Lintong Nihuta Hutasoit I, Hutasoit II, Sitinjo
11 Reindhart Sidabutar (THL-TB PP)
Lintong Nihuta Lobutua, Bonandolok
12 Lambok Siregar NIP. 080108269
Lintong Nihuta NagasaribuI, Nagasaribu II, Nagasaribu III, Nagasaribu IV, Nagasaribu V
13 Japerlin Sihombing NIP. 080104416
Lintong Nihuta Sihar Julu, Tapian Nauli, Situlu Bahal, Habeahan
14 Nurdin Sitorus NIP. 080074291
Paranginan Paranginan Selatan, Sihonongan
15 Gelbert Sianturi NIP. 080113327
Paranginan Paranginan Utara, Pearung, Pearung Silali
16 Mangapianto Sianturi (THL-TB PP)
Paranginan Lumban Sianturi,
17 Arkipen Sianturi NIP. 080076604
Paranginan Lumban Barat, Siborutorop
18 Feronika Sianturi (THL-TB PP)
Paranginan Lobutolong, Lobutolong Habinsaran
19 Ferdinand Simatupang (THL-TB PP)
Baktiraja Marbun Toruan,
Marbun Tonga Dolok, Tipang
20 Jaipar Sihombing (THL-TB PP)
Baktiraja Simaulampe, Simamora, Simaung-maung Julu,
Sinambela 21 Wara Ances Tamba
NIP. 080044713
Pollung Hutapaung, Hutapaung
Utara, Hutajulu 22 Lusi D. Simanullang
(THL-TB PP)
Pollung Pollung, Pardomuan,
Ria-ria 23 Wisker Lumban Batu
(THL-TB PP)
Pollung Parsingguran I,
Parsingguran II 24 Flodensya Situmorang
NIP. 080118976
Pollung Aek Nauli I, Aek Nauli II, Pandumaan, Sipitu Huta
25 Robert Bakkara NIP. 080041508
Onan Ganjang Onan Ganjang, Aek Godang, Sanggaran II 26 Sanra Sihombing
(THL-TB PP)
Onan Ganjang Hutajulu, Sihikkit, Janji Nagodang
27 Ratnawati Perangin-angin
NIP. 080108380
Onan Ganjang Sibuluan, Sigalogo, Parnapa
28 Liberti Banjarnahor (THL-TB PP)
Onan Ganjang Batunagodang Siatas, Sampe Tua, Parbotihan 29 Manampang Situmorang
NIP. 080083223
Sijama Polang Bonan Dolok I, Bonan Dolok II
30 Marcos Kopernikus Simatupang (THL-TB PP)
Sijama Polang Sibuntuon, Nagurguron, Nagulok
31 Lampos Manullang (THL-TB PP)
Sijama Polang Sanggaran I, Sitapongan
32 Mawardi NIP. 080032743
Sijama Polang Siborboran, Huta Ginjang, Batunajagar 33 Maruntung Situmorang,
SP
NIP. 080074719
Pakkat Pakkat Hauagong, Rura Aek Sopang, Rura Tanjung, Siambaton, Parmonangan
34 Lassarus Situmorang NIP. 080093974
Pakkat Purba Sianjur, Purba Bersatu, Purba Baringin, Peadungdung
35 Kibar Manalu (THL-TB PP)
Pakkat Karya Manalu,
36 Ridwan Lasrianto Manalu (THL-TB PP)
Pakkat Tukka Dolok, Ambobi Paranginan, Lumban Tonga-tonga, Sijarango I, Sijarango II
37 Talmusona NIP. 080077694
Tarabintang Tarabintang, Sitanduk, Simbara, Sibongkare 38 Parlindungan Bakkara
(THL-TB PP)
Tarabintang Sahombu, Sihas Toruan
39 Jackobus Tumanggor NIP. 080014507
Parlilitan Sihas Tonga, Sihas Habinsaran, Sihas Dolok I, Sihas Dolok II, Simatanari
40 Tegas Lumban Gaol (THL-TB PP)
Parlilitan Sion Timur I, Sion Timur II, Sion Utara, Sion Sibulbulon
41 Rijon Lumbang Gaol (THL-TB PP)
Parlilitan Sion Toruan, Sion Tonga, Sion Julu
42 Parlin Paulus Sihombing (THL-TB PP)
Parlilitan Sion VII, Sionom Hudon Selatan
43 Yongmen Sinaga NIP. 080035204
Parlilitan Pusuk I, Pusuk II, Baringin
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009
Dari Tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa jumlah PPL PNS adalah
sebanyak 20 orang dan PPL THL-TB PP adalah 23 orang, dimana tersebar di
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dimana
pembagian wilayah kerja PPL baik kecamatan maupun desa ditentukan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
Penempatan PPL di setiap wilayah tugas disesuaikan dengan jumlah desa
yang ada di tiap kecamatan. Jumlah desa yang ada di Kabupaten Humbang
Hasundutan sebanyak 143 desa. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah PPL yang
ada yaitu sebanyak 43 orang. Oleh karena itu, setiap PPL menangani lebih dari 1
Tingkat pendidikan PPL di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat
diketahui dari Tabel 12 berikut :
Tabel 12 Tingkat Pendidikan PPL PNS dan THL – TB PP di Kabupaten Humbang Hasundutan
Pendidikan terakhir
PNS (orang)
THL – TB PP (orang)
Persentase (%)
S1 3 11 32,6
D-III - 3 6,9
D-I 1 - 2,3
SPMA 8 - 18,6
SPP 6 2 18,6
SNAKMA 2 - 4,7
SMTP - 3 6,9
SMK - 2 4,7
SLTA - 2 4,7
JUMLAH 20 23 100
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009
Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa PPL PNS hanya 3 orang (6,9 %)
pendidikan terakhirnya S1 dan lebih banyak pendidikan terakhirnya SPMA yaitu
8 orang (18,6 %). Sedangkan PPL THL – TB PP paling banyak pendidikan
terakhirnya adalah S1 berjumlah 11 orang (25,6 %), SPP 6 orang (18,6 %),
SNAKMA 2 orang (4,7 %), SMTP 3 orang (6,9 %), SMK 2 orang (4,7 % ) dan