• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pengguna Website Artphotomania (Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Pengguna Website Artphotomania (Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club))"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Pengguna Website Artphotomania

( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan oleh:

TAPI TENERA SARI SIREGAR

040904018

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Profil Pengguna Website Artphotomania ( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) ). Yang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan web APM di kalangan anggota MPC.

Penelitian ini menggunakan studi deskriptif, yakni hanya memaparkan dan menjelaskan profil pengguna website artphotomania dikalangan anggota MPC.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang berjumlah 25 orang. Sedangkan sampelnya adalah anggota MPC yang memiliki

account di web APM yang berjumlah 11 orang. Sementara teknik penarikan sample yang digunakan adalah purposive sampling.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan

(Field Research).

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH:

NAMA : TAPI TENERA SARI SIREGAR

NIM : 040904018

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL :PROFIL PENGGUNA WEBSITE ARTPHOTOMANIA

(STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PROFIL PENGGUNA

WEBSITE ARTPHOTOMANIA DIKALANGAN

ANGGOTA

MPC (MEDAN PHOTOGRAPHY CLUB) )

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Drs. HENDRA HARAHAP,MSI Drs. AMIR PURBA,MA NIP:132102415 NIP:131654104

DEKAN FISIP USU

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Alloh SWT yang telah

memberikan rahmat, berkah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Profil Pengguna Website Artphotomania (Studi

Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC

(Medan Photography Club) ).

Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini merupakan hasil terbaik yang telah dilakukan penulis selama

di bangku perkuliahan. Dengan penuh kerja keras dan pengorbanan serta harapan, skripsi

ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini . Oleh karena itu dengan hati yang terbuka dan ikhlas penulis

menerima kritk, saran, masukan positif dari pembaca yang nantinya akan berguna di hari

yang akan datang.

Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini banyak mendapat

dukungan, bantuan, bimbingan serta motivasi dari banyak pihak. Pertama sekali penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tu penulis yang

merupakan motivasi terbesar bagi penulis, kepada Papa May Machmud Siregar dan

Mama Tieke Sartika Natadikusumah yang selalu mendoakan penulis, memberikan

(6)

sayangnya. Dan penulis berharap penulis bisa membalas semua yang telah mereka

berikan kepada penulis dan dapat membahagiakan papa dan mama nantinya.

Adikku Dyah Septari M. yang telah memberikan canda dan tawa, dan memotivasi

penulis untuk menjadi lebih baik lagi. Keluarga besar (Alm) Imran Muda Siregar dan

Keluarga besar (Alm) M. Yusuf Natadikusumah, terimakasih atas kasih sayang, doa dan

semangat yang telah diberikan kepada penulis.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hendra Harahap, MSi selaku dosen pembimbing dan dosen wali

penulis yang telah banyak membantu, membimbing, meluangkan waktu, masukan

dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniati, MSi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak/Ibu dosen Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan dosen FISIP

USU pada umumnya yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada

penulis selama perkuliahan.

6. Kak Icut, Kak Ros, Maya, Rotua dan seluruh staf Ilmu Komunikasi yang telah

membantu penulis dalam hal administrasi selama ini.

(7)

Metalince Saragih S.Sos (yang selalu membantu penulis dan meminjamkan

bukunya), Rotua Nuraini Tampubolon S.Sos (yang selalu memberikan semangat

kepada penulis dan juga canda tawa), Agustinawati S.Sos (si anggy yang udah

mau minjemin salinannya), Christine, Rudi, Gloria, dan kawan-kawan lainnya

yang gak bisa disebutin satu persatu. Terimakasih semuanya.

8. Buat kak Linda dan kak Aldha, sepupu penulis yang selalu mendukung penulis

dalam menulis skripsi.

9. Kak Rap (Rafika Anggrainy), yang selalu memotivasi penulis, dan selalu

menanyakan tulisan skripsi sang penulis.

10.Selveira Ananda, sahabat penulis yang selalu memotivasi penulis untuk segera

menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Siti Fany Rahmarini, Melisarani dan Meirisha Asnita yang memberikan

semangat, motivasi, masukan, bimbingan, arahan yang terbesar sehingga penulis

selalu semangat mengerjakan skripsi ini .Terimakasih atas canda, tawa, kasih

sayang semuanya. Pokoknya maju terus “KITA-KITA RACING”.

12.A. Michiko Vanda Lbs, Liya Zadora Siregar, Indra Adyatya Pranata S.sos, Atina

Mardhatilla Lubis S.Sos, Nadia Chairinal, Afriyanti Eka Sari, Sally, Unun, Ariyo

Priambodo, teman-teman peneliti dari semester satu terimakasih atas

pertemanannya, canda, tawa, semangat, masukan, kasih sayang, dan kenangan

yang tidak terlupakan.

13.Buat adek-adek kom.06 Doley Peyokong, Tika Tikropink, mbak Adis ‘jeng seri’,

(8)

14.Putri Ruliyan, Debbie Simarmata, Martina Salati Putri Pane, Riri Alhadila,

Yusrida Afifa, Anna Safitri, Ferina, bang Pam-pam, Budi Tulus, Tomi,

Adharkhan, Rico, Rizki Amelia, bang Abram, anak-anak Potong Sore dan

teman-teman Komunikasi lainnya tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih telah

mengisi dan membuat hari-hari penulis selama kuliah dan segala bantuannya.

15.Buat my bro and sista Zulfahmi Poerba, dan Dania Gustyra yang selalu

memotivasi dan menghibur penulis.

16.Buat Erik Mardianto S.Sos, terimakasih atas canda, tawa, semangat, motivasi.

Erik terimakasih atas segala waktunya mengajari Penulis SPSS dan bang Haris

Wijaya S.Sos yang telah bersedia meminjamkan buku-buku tentang fotogrsfinys

pada penulis.

17.Buat bang Upie dan teman-teman di MPC, terima kasih telah membantu penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

18.Buat sahabatku Rachmadi Perdana (madi) yang di Qatar, terima kasih sudah

memotivasi dan memberi semangat kepada penulis walaupun hanya by intenet.

Buat Anwar bersaudara cici Acido Anwar (gadis periang) dan Andrie Anwar

(anak aneh hehehe), dan teman-teman saya didunia maya yang selalu memberi

semangat, motivasi, dan canda tawa kepada penulis.

19.Buat Anggy ‘Butet’ Putri Siregar dan Fadhilatul ‘kodil’ Fithrie Lubis yang selalu

memberikan canda tawa kepada penulis, dan merupakan teman-teman yang

mempunyai satu mimpi dengan penulis. Tenang gy, setelah skripsi ini kita akan

(9)

20.Buat orang-orang yang telah menjadi sumber inspirasi bagi penulis, Dewi Lestari,

Andrea Hirata, Larajade, Victoria Sims, dan Dorothy Shoes.

21.Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memperluas cakrawala

pemikiran dan menjadi masukan kepada pembaca.

Medan, September 2008

Penulis

(10)

DAFTAR ISI ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1Uses and Gratification ... 7

1.6 Operasional Variabel ... 12

1.7 Definisi Operasional Variabel ... 17

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi ... 20

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 20

2.1.2 Fungsi dan tujuan komunikasi ... 21

2.2 Komunikasi Massa ... 24

2.3 Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa...29

2.4 Teknologi Komunikasi………...31

2.5 Internet dan website Artphotomania………..35

2.5.1 Internet………..35

2.5.a Manfaat Internet………...38

2.5.b Intenet sebagai media komunikasi………...40

2.5.2 Website dan situs APM (ArtPhotoMania)……….41

2.5.a Website………..41

2.5.b Situs ArtPhotoMania……….43

2.6 Fotografi………..45

2.6.1 Sejarah fotografi……….45

2.6.2 Era digital dan otografi Digital………...50

(11)

2.7 Uses And Grafitication……….52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59

3.1.1 Medan Photography Club ... 59

3.1.2 Tujuan Medan Photography Club ... 61

3.2 Metodologi dan lokasi penelitian………...62

3.2.1 Metodologi Penelitian………..62

3.2.2 Lokasi Penelitian……….62

3.3 Populasi dan sampel………...63

3.4 Teknik pengambilan sampel………...63

3.5 Teknik pengumpulan data………..64

3.6 Teknik analisis data………64

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Tabel Tunggal …… ... 63

4.1.1 Latar belakang pengguna...67

4.1.2 Ketertarikan mengakses web APM ... 70

4.1.3 Kebutuhan kognitif………...74

4.1.4 Kebiasaan mengakses………...91

4.1.5 Penilaian dan kepuasaan………...110

4.2 Pembahasan……….. ... 116

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Saran ... 119

(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Profil Pengguna Website Artphotomania ( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) ). Yang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan web APM di kalangan anggota MPC.

Penelitian ini menggunakan studi deskriptif, yakni hanya memaparkan dan menjelaskan profil pengguna website artphotomania dikalangan anggota MPC.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang berjumlah 25 orang. Sedangkan sampelnya adalah anggota MPC yang memiliki

account di web APM yang berjumlah 11 orang. Sementara teknik penarikan sample yang

digunakan adalah purposive sampling.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Fotografi saat ini cukup berkembang pesat. Fotografi tidak lagi dipandang

sebagai sesuatu yang beda, maksudnya bukan hanya terbatas pada kalangan

tertentu saja. Fotografi banyak dijadikan sebagai hobi oleh siapapun, baik yang

tua maupun yang muda. Selain dijadikan sebagai hobi, fotografi bisa juga

dijadikan sebagai ladang penghasilan atau profesi. Orang yang mempunyai profesi

di bidang fotografi dinamakan fotografer. Foto tidak hanya dijadikan sebagai

dokumentasi pribadi saja atau untuk mengabadikan kenangan, tetapi ada orang

yang memang benar-benar menjadikan seni fotografi sebagai hobi. Maksudnya

disini adalah orang tersebut benar-benar mempelajari fotografi baik dari segi

tehnik pengambilan gambar, segi pencahayaan, angle yang bagus, maupun

momen yang pas ataupun yang jarang didapatkan.

Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan

menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau

metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam

pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera

Kemajuan fotografi ditandai dengan meningkatnya penjualan kamera digital.

(14)

dimiliki oleh individu-individu tertentu saja. Sudah banyak orang yang memiliki

kamera digital. Pengiriman kamera digital naik 118 persen pada pertengahan

pertama tahun ini. Demikian menurut laporan terbaru dari Camera & Imaging

Products Association (CIPA) di Jepang, yang bertanggung jawab untuk penjualan

kamera sekitar 80 persen dari total penjualan di seluruh dunia. Peningkatan

pengiriman untuk kamera digital dengan Single Lens Reflex (SLR) masih sangat

kuat, yakni mencapai 145,5 persen. Volume pengiriman kamera digital setiap

tahunnya meningkat, termasuk hingga Juni lalu (2007) sebesar 7,570,000 unit.

Sementara nilai pengirimannya setiap tahunnya naik 33 persen atau setara dengan

164,1 milyar yen ($1,387 milyar), kataTetsuya Wadaki, salah satu analis Security

Nomura yang berkantor di Tokyo. Ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan dunia. Berdasarkan riset IC Insights, pengiriman kamera digital

kompak diprediksi akan tumbuh sebesar 10 persen saja, menjadi 96,5 juta unit

dengan peningkatan penjualan sebesar 6 persen atau setara dengan 21,7 juta dolar

AS. Sehingga pada tahun 2010, 9 dari 10 kamera yang dijual diperkirakan adalah

kamera digital kompak.

(http://www.republika.co.id/koran_detail.asp)

Mereka yang hobi dengan fotografi biasanya suka mencari tempat-tempat

atau pun momen-momen yang bagus untuk difoto. Kegiatan seperti ini disebut

hunting. Karena semakin banyak penggemar fotografi, maka terbentuklah

berbagai perkumpulan-perkumpulan fotografi. Perkumpulan fotografi itu tidak

hanya ada di dunia nyata saja, tetapi mereka juga membuat forum-forum atau

situs-situs fotografi yang banyak terdapat di dunia maya (internet). Munculnya

(15)

suatu peradaban baru khususnya dalam proses komunikasi dan informasi baik

yang bersifat massa maupun pribadi. Internet sebagai media komunikasi dan

informasi, menunjukkan sebuah tanda bahwa manusia telah berada dalam arus

globalisasi yang akan membawa perubahan terhadap jarak, ruang dan waktu.

Globalisasi ini jugalah yang akan membawa suatu efek sosial yang bermuatan

perubahan nilai-nilai sosial dan budaya dalam kehidupan manusia. Dalam laporan

US Departement Of Commerce, “The Emerging Digital Economy” yang

diterbitkan pada bulan Mei 1998, menyebutkan bahwa internet tumbuh dengan

sanga cepat, mencapai 50 juta user, hanya dalam waktu 4 tahun sejak

diperkenalkan kepada publik. Pertumbuhan ini sangat cepat dibandingkan dengan

teknologi lain seperti pesawat TV, PC (personal computer) dan radio (Febrian,

2005:40).

Manusia sebagai khalayak yang menikmati media massa juga harus bisa

memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Banyak situs fotografi yang

telah ada, salah satunya adalah situs fotografi Artphotomania.com (APM).

Artphotomania hadir untuk melengkapi situs fotografi yang sudah ada.

Artphotomania sebagai sarana untuk bertukar pikiran antar sesama fotografer,

yaitu dengan memberikan komentar atas sebuah foto, memberikan info ataupun

tips fotografi, serta sebagai wadah perkumpulan fotografer di dunia maya.

Foto-foto yang ada didalam situs Artphotomania ini, semuanya sudah mengalami

proses digital imaging. Digital imaging adalah pengolahan gambar secara digital

pada suatu gambar/foto. Dengan adanya proses digital imaging maka membuat

(16)

Di dalam Artphotomaniapara pemilik account biasanya memiliki galeri

untuk memamerkan fotonya masing-masing, saling bertukar info fotografi,

memberi komentar terhadap foto orang lain dan lain sebagainya, dan masih

banyak lagi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh APM. Fasilitas-fasilitas

tersebut disediakan untuk para pemilik account, dalam upaya untuk memenuhi

kebutuhan dan informasi di dalam bidang fotografi.

Berangkat dari kondisi tersebut di atas maka penelitian ini diarahkan ke

kalangan fotografer, yaitu anggota MPC (Medan Photogarphy Club) yang

memiliki account di situs fotografi Artphotomania Medan Photography Club

adalah sebuah komunitas fotografer di kota Medan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Profil Pengguna

Situs Artphotomania di kalangan Anggota(MPC) Medan Photography Club.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa alasan mereka (anggota MPC yang memiliki account di website

Artphotomania ) mengakses situs Artphotomania?

2. Kebutuhan apa saja yang ingin mereka penuhi?

(17)

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas dapat

mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagi berikut:

1. Penelitian ini bersifat Deskriptif, yaitu hanya memaparkan situasi atau

peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau

membuat prediksi.

2. Penelitian terbatas pada situs Artphotomania

3. Objek penelitian adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang

memiliki account di situs Artphotomania.com

4. Penelitian dilakukan untuk mengetahui profil para pengguna (users) situs

Artphotomania di kalangan anggota MPC (Medan Photography Club) .

5. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2008.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui isi situs Artphotomania

2. Untuk mengetahui profil pengguna situs Artphotomania di kalangan

anggota MPC

3. Untuk mengetahui intensitas penggunaan situs Artphotomania di

(18)

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan mahasiswa Ilmu Komunikasi tentang internet dan

fotografi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi

Penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan

menjadi wadah memperluas cakrawala pengetahuan khususnya

mengenai media massa.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan

penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep),

definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala

dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan

gejala tersebut (Rakhmat, 1993: 6).

Teori merupakan generalisasi yang menjelaskan pola-pola tetap, seperti

perilaku komunikasi. Teori juga merupakan sebagai perangkat pernyataan yang

menjelaskan suatu hubungan antara dua atau lebih fenomena komunikasi

(Bulaeng, 2004: 29).

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah Uses and

(19)

I.5.1 Model Teori yang digunakan : Uses and Gratification

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan

sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and

gratifications. Teori ini secara radikal menandai pergeseran fokus pandangan dari

apa yang media lakukan untuk khalayak menjadi apa yang orang lakukan terhadap

media. Asumsinya tentu saja karena khalayak itu sangat aktif. Para pendukung

teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media massa untuk

memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikasikan. Dan karenanya

terpaan media belum tentu diterima dan ditiru oleh khalayak.

Herbert blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan

teori ini. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses Of

Mass Communications: current Perspectives and Gratification research.

Dikatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak

yang aktif dalam proses komunikasi. Katz juga mengatakan bahwa penelitian ini

diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan Apa yang dilakukan Media untuk

khalayak (What do the media do to people?) (Effendy, 2003: 289).

Effendy mengatakan, penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan

pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification ,

teori dan pendekaan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses

komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui

berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu

(20)

gratification ditujukan untuk mengambarkan proses penerimaan dalam

komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau

agregasi individu ( Bungin, 2006: 284).

Pendekatan uses and gratification sebenarnya juga tidak baru. Di awal

decade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak

terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik

dalam rangka membina teori uses and gratification telah dilakukan pada dekade

1960-an dan 1970-an, bukan saja Amerika, tetapi juga di Inggris, Finlandia,

Swedia, Jepang, dan negara-negara lain.

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase

(dalam Rosengren dkk., 1974), yaitu:

• Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan

deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi

media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan

konseptual dalam meneliti orientasi audiens.

• Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi

variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi

pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga

menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.

• Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk

menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif

audiens mungkin berhubungan.

( Uses & Gratification

(21)

Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratifications

meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan

harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada

pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan

menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk

juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz 1974 menjelaskan bahwa mereka

juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini

1. Khalayak dianggap aktif, artinya: sebagian penting dari penggunaan media

massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada

perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan

anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk

melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus diangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Model used and gratification memandang individu sebagai mahluk

(22)

jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses

penerimaan pesan. Jumlah kebutuhan yang dapat diopenuhi media belum

disepakati, sebagaimana para psikolog mempunyai klasifikasi motif yang

bermacam-macam. Sigmund Freud menyebut dua macam motif : eros (hasrat

bercinta) dan thanatos (hasrat merusak). Henry A. Murray (1968) menyebutkan

28 macam kebutuhan psikogenis yang pokok. Ericson (1963) menyebutkan

delapan kebutuhan psikologis. Abraham Maslow (1970) mengusulkan lima

kelompok kebutuhan yang disusunnya dalam tangga hierarkis dari kebutuhan

fisiologis sampai kebutuhan pemenuhan diri. Sedangkan berdasarkan berbagai

“aliran” dalam psikologi motivasional. William J. McGuire menyebutkan 16

motif yang dibagi menjadi dua kelompok besar : motif kognitif (berhubungan

dengan pengetahuan) dan motif afektif(berkaitan dengan “perasaan”). Pendekatan

uses and gratification di atas mempersoalkan apa yang dilakukan prang pada

media, yakni menggunakan media untuk pemuasan kebutuhannya. Umumnya kita

lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa

yang dilakukan media pada kita.

(httpjurnal.bl.ac.idwpcontentuploads200711blcom%20hadiono%20sept%202007.

pdf)

Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan

manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi,

wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak

hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya,

mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media

(23)

Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message,

and Media (1982) pernah memberikan formula untuk menjelaskannya teori ini

Janji Imbalan = Probabilitas seleksi

Upaya yang diperlukan

Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera)

atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Upaya yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau

tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Bila kita membagi janji

imbalan dengan upaya yang diperlukan, kita memperoleh probabilitas seleksi dari

media massa tertentu ( Nurudin, 2006: 193).

Alasan khalayak aktif memilih media adalah karena masing-masing orang

berbeda tingkat pemanfaatan medianya.

I.6 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat

operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian,

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

I. 7 Defenisi Operasional Variabel :

Menurut Singarimbun (1995:46). Definisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

1. Latar belakang pengguna adalah oleh sebab apa mereka mengakses website

Artphotomania.

2. Ketertarikan untuk mengakses website Artphotomania adalah dorongan apa

yang menimbulkan rasa ketertarikan pengguna untuk mengakses website

Artphotomania.

3. Kebutuhan Kognitif meliputi :

- Informasi : Informasi mengenai tips, artikel, dan apa saja yang berhubungan

dengan dunia fotografi yang diperoleh dari website

Artphotomania

- Pengetahuan : Pengetahuan tentang fotografi, setelah mengakses website

(31)

- Pemahaman : Pengertian yang timbul dalam diri pengguna website

Artphotomania setelah memperoleh informasi dan

pengetahuan setelah mengakses website

tersebut

4. Kebiasaan mengakses meliputi :

- Intensitas mengakses adalah rata – rata waktu yang habis digunakan oleh

Pengguna website Artphotomania dalam menggunakan website tersebut,

setiap kali dia menggunakannya.

- Focus Strategier adalah kebiasaan users ketika mengakses website

Artphotomania.

5. Kepuasaan adalah yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

Dalam hal ini apakah website artphotomania dapat membantu users

(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

bahasa Latin : Communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1992:9). Menurut

Fisher (Arifin, 2003:20). Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan

bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh

komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitous atau

serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga. Menurut

Carl I Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication

memunculkan istilah science of communication yang di defenisikan sebagai suatu

upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas

penstransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui

media (Effendy, 2004 : 5).

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which

(33)

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2005: 10).

II.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 8).

Widjaja (2000 : 64), menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti

yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi

sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan

ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,

(34)

dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan

orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di

dalam masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan

pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan

diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk

ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, meyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan

dengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi dan

(35)

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari,

kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan

individu.

8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling

kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan

orang lain.

Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Perubahan sikap (attitude change)

b. Perubahan pendapat (opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan sosial (social change) (Effendy, 2005: 8)

Menurut Widjaja (2000: 109), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua

perspektif kepentingan, yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan

kepentingan penerima/komunikan. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan

sumber yaitu : 1) Memberikan informasi, 2) Mendidik, 3) Menyenangkan

/menghibur 4) Mengajukan suatu tindakan/persuasi. Sedangkan tujuan

komunikasi dari sudut kepentingan penerima yaitu : 1) Memahami Informasi,

(36)

II.2. Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,

merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam

menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,

bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek

tertentu. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bitter yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang, bahwa komunikasi massa itu harus

menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada

khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh

ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka

itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa

adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat

kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film

sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004:3).

Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi,

komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau

elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan

sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(media cetak dan elektronik), (Ardianto, 2004:7). Ada beberapa bentuk

komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid,

(37)

Berikut beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan

paradigma baru:

Paradigma Lama

Alat

Komunikasi

Massa

Surat Kabar

Majalah Televisi

Kaset/ CD

Film

Buku

(38)

Paradigma Baru

Jika dilihat dari dua bagan diatas, ada perbedaan mencolok antara

paradigma lama dengan paradigma baru, dalam paradigma baru ada penambahan

dan pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, dan internet.

Perubahan tersebut dimungkinkan karena perkembangan teknologi komunikasi

massa yang kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi

perubahan ciri yang melekat pada media massa tersebut.

Alat

Komunikasi

Massa

Majalah Televisi

Tabloid

Internet Surat Kabar

(39)

Kita tidak bisa membayangkan kalau internet, radio, televisi adalah media

massa baru yang punya keserampakan tinggi. Bahkan surat kabar, tabloid, dan

majalah tingkat keserempakanya pada masa-maa yang akan datang sangat

mungkin direvisi pula. Beruntung saat ini, tiga media massa itu sudah didukung

penyebarannya dengan internet. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa

akan mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan tingkat

perkembangan peradaban manusia dan peningkatan percepatan teknologi

komunikasi (Nurudin, 2006: 14).

Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi

yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan

untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka

unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :

a) Komunikator

b) Media massa

c) Informasi (pesan) massa

d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik), dan

f) Umpan balik

Ada beberapa era yang dapat dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah

perkembangan komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J.

Ball-Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989),

(40)

(1) zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs

and signals)

(2) zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the

age of speech and language)

(3) zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing)

(4) zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print)

(5) zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass

communication) ( Nurudin, 2006: 40).

Menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan

perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar,

heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa

mencapai sebanyak mugkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya

sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang

kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

(41)

II.3. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh

para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau

prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah

memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Dari

pengertian-pengertian yang ada maka dapat diketahui karakteristiknya yaitu :

1. Komunikator terlembaga

2. Pesan bersifat umum

3. Komunikannya anonim dan heterogen

4. Media massa minimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

6. Komunikasi bersifat satu arah

7. Stimulasi alat indra “terbatas”

8. Umpan balik tertunda (delayed)

Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959),

perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi

yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen

dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa

mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan

sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi

(42)

Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi

aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah

fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent

function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap

fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa

terdiri atas:

A. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.

Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk

mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai

upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa

yang dilakukannya.

B. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepad

masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

C. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.

Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada

(43)

D. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan

bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung

oleh media massa.

F. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan

yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi

massa.

Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian.

Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua

bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman.

Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan

pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih),

(Nurudin, 2006: 206).

II.4. Teknologi Komunikasi

Saat ini penemuan teknologi komunikasi telah memberikan banyak

kemudahan bagi manusia. Misalnya dalam melakukan informasi transaksi

maupun transportasi. Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard

hidup manusia.

“Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu

pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi komunikasi” adalah suatu

(44)

dengan komunikasi. “ komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan

“kebersamaan dalam makna” (commoness in meaning). Dengan demikian,

teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan

upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat

(Lubis, 1997 : 42)

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian

pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun

kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat

diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun

bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari

perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi,

terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi

tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi

kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1990:6).

Bell, 1979 menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang

dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:

1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja

cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah

masing-masing. Pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko

tempat berbelanja.

2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya

menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya

(45)

3. Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa

kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi,

katalog segala macam produk dan sebagainya lewat layar televisi di rumah

masing-masing.

4. Sistem faksimili yang memungkinkan pengiriman dokumen secara

elektronik.

5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak

berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.

(Nasution, 1990:11)

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006 : 111), mengatakan bahwa

dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu

era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi

interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal

media komputer, videotext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan Rogers itulah,

maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang

dimulai dari era media tulis dan cetak.

Sementara itu Haag dkk, 2000 dalam Bungin (2006 : 113) membagi

teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok yaitu :

• Teknologi masukan (input technology)

• Teknologi keluaran (output technology)

• Teknologi perangkat lunak (software technology)

• Teknologi penyimpanan (stroge technology)

(46)

Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution (1990 : 11), kemajuan teknologi

komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:

1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih diantara berbagai metode

dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada

masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang profesional, dan mahal,

maka kini tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang

hanya memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain,

kini kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.

2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem-sistem

yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer

komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian

tersebut.

3. Kecenderungan ke arah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan

pola pemakaian teknologi komunikasi.

Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi

komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi

komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan

manusia.

Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak

orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa

teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang

adalah videotape recorder, video casette, televisi kabel, surat kabar online, akses

pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, internet dan

(47)

dramatis yaitu memberikan pengguna kontrol yang jauh lebih banyak pada proses

telekomunikasi dan informasi yang diterima (Severin dan Tankard, 2007: 305).

Dalam laporan US Departemant Of Commerce, “The Emerging Digital

Economy” yang diterbitkan pada bulan Mei 1998, menyebutkan bahwa internet

tumbuh dengan sangat cepat, mencapai 50 juta user, hanya dalam waktu 4 tahun

sejak diperkenalkan kepada publik. Pertumbuhan ini sangat cepat dibandingkan

dengan teknologi lain seperti pesawat TV, PC (Personal Computer) dan Radio

(Febrian, 2005 : 40).

Lahirnya era komunikasi interaktif diatandai dengan terjadinya

diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer,

dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet

(Bungin, 2006: 113).

II.5. Internet dan Website Artphotomania

II.5.1. Internet

Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di

bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan

pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007: 443). Lahirnya era komunikasi

ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan

bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai

teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006: 113). Internet merupakan

(48)

apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini

(Febrian, 2005 :1).

Secara harfiah internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network')

ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian

istilah yang diserap dari bahasa asing karena kemajuan teknologi

Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena

dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas. Menurut

Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang

menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan

sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya

perangkat keras komputer, yang mahal. Namun, sekarang internet telah

berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif (Ardianto,

2004:141). Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia

yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya

informasi yang sangat berharga (Febrian, 2005 : 22).

Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri

dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk

sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling

dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan

dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal

(komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya

dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer

(49)

site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI),

UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk

kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi

tersebut Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu

ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya

mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan.

Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama

kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005 : 21).

Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1994. dimana sebelumnya

pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5

Universitas yang disebut dengan UNInet. Dan pada Juni 2004 jaringan Iptek

nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia

(Febrian, 2005 : 22).

Menurut Febrian (2005 : 22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host

internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial,

yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada

mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata

yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi

yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan

komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran

telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan

bahasa yang umum dipakai.

Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah

(50)

ilmu, dan pandangan dunia. Disamping menggunakan PC (Personal Computer),

kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan

Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan

salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan

koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan

multimedia),

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) memperkirakan

sampai akhir tahun 2005 pengguna internet Indonesia mencapai 12 juta dan

perkiraan pengguna internet seluruh dunia mencapai angka 709 juta sampai 945

juta orang (Febrian, 2005:25).

II.5.a. Manfaat Internet

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai

akses ke Internet, yaitu:

a. Komunikasi

Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara

suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal

ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah meng-global. Asal kita

mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di Internet, kita dapat mengirim

informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat

singkat dan dengan cara yang sangat mudah. Internet juga dapat menghemat biaya

komunikasi yang harus dikeluarkan.

(51)

Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke Internet, di mana

masing-masing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka

gabungan seluruh informasi di Internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan

sumber informasi yang melimpah (hampir tanpa batas) yang terus berkembang

seiring dengan makin berkembangnya Internet itu sendiri.

c. Kolaborasi

Kolaborasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu proses menyelesaikan

suatu pekerjaan secara bersama-sama (team-work). Anggota tim bisa terdiri dari

berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di

dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang

biasanya terhambat oleh ruang dan waktu. Melalui Internet kita dapat melakukan

suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di mana pun mereka berada.

Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui

Internet (http://incuvl.petra.ac.id/learn/learn-1.htm).

Berikut ini hanyalah sebagian dari apa yang tersedia di Internet:

a. Informasi untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi,

pengembangan pribadi, rohani, dan sosial.

b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja, meliputi: sains, teknologi,

perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis,

dan berbagai forum komunikasi.

Satu hal yang paling menarik adalah keanggotaan Internet tidak mengenal

batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor lain yang biasanya

dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia

(52)

anggotanya. Manfaat Internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi

atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

(http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3b.html).

II.5.b. Internet Sebagai Media Komunikasi

Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan

“mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media

komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari

kebutuhan-kebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi

sosial dan teknologi (Severin dan Tankard, 2007: 459).

Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan

nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini

yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut

sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan Internet yang multimedia

sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar

pribadi. Kedua pandapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena,

kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat Internet

yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya

ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran

lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektornik ke

seorang teman,misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa

tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau

(53)

Survei penelitian Perse dan Dunn (1995) dalam Severin dan Tankard

(2007, 362) menyebutkan tentang surveinya mengenai penggunaan komputer

adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan

Internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer.

Orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial,

pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.

Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas

Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius

adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan

narrowcasting, yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang diartikan

sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk

publik sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional

(braodcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007).

Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu

dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities).

Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik

adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling

berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007: 447).

II.5.2. Website dan situs Artphotomania

II.5.a. Website

(54)

rumah seseorang yang dapat ditempati bersama-sama dengan orang lain. Dengan

memiliki web berarti seseorang/kelompok memiliki alamat di internet (Bungin,

2006:138). Website merupakan tulang punggung internet, web merupakan sebuah

sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat.

Sekarang ini, web menggunakan metafora ‘halaman’ dan penggunanya dapat

membuka halaman per halaman hanya dengan mengklik mouse dengan menyorot

kata atau letak sebuah halaman. Halaman yang berbeda tersebut bisa jadi ada di

komputer yang berbeda di seluruh dunia (Severin dan Tankard, 2007: 7). Pada

awalnya ada empat aplikasi utama pada internet yaitu email, news, remote, login

dan file transfer. Salah satu aplikasi yang muncul yaitu World Wide Web

(WWW) yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses dokumen-dokumen

yang tersebar pada ribuan mesin di internet. Web mulai dimunculkan pada tahun

1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. WWW diusulkan oleh

Tim-Berners Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bulan kemudian berhasil dibuat

protipe pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai interface

grafis didapat pada bulan Februari 1993 (Tharom, Dinata dan Xerandy, 2002: 61).

Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu

dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities).

Ruang chatting, millis, email dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik

adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling

berkomunikasi. Dengan adanya web, maka terbentuklah beberapa komunitas

maya (Virtual communities). Virtual communities adalah komunitas-komunitas

yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik daripada di dunia

(55)

sama dapat berkumpul untuk membicarakannya dalam dunia maya (Severin dan

Tankard, 2007: 447). Biasanya komunitas tersebut terbentuk karena

anggota-anggotanya memiliki hobi yang sama.

Dalam lima tahun terakhir ini, komunitas penggemar fotografi tumbuh

pesat melalui media internet. Untuk sebuah komunitas foto yang

populer, jumlah anggotanya terus bertambah hingga angka ribuan. Fenomena

bertumbuh pesatnya komunitas foto, baik dalam hal jumlah

komunitas maupun jumlah anggotanya, terkait erat dengan kemajuan

teknologi: internet dan kamera digital. Perkembangan teknologi kamera

digital sangat pesat sehingga saat ini siapapun dengan mudah dapat

memotret dan menjadikannya sebuah hobi. Dengan media internet, hobi

foto dapat pula diteruskan untuk saling berbagi hasil foto,

berdiskusi, menambah pengetahuan dan keterampilan, sekaligus menjalin

pertemanan.

II.5.b. Situs Artphotomania

Salah satu web yang ikut berperan dalam web komunitas ini adalah

Artphotomania.com. Artphotomania adalah situs (web) fotografi, yang mana situs

ini adalah situs komunitas tempat berkumpulnya para fotografer di dunia maya.

Artphotomania adalah situs fotogafi yang lebih memfokuskan diri pada olah foto

(56)

APM membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para pencinta seni

fotografi untuk menjadi anggota tanpa pembatasan kewarganegaraan, domisili,

suku bangsa, ras dan agama. Untuk menjadi anggota APM diwajibkan untuk

melakukan verifikasi identitas diri dengan mengirimkan foto dokumen yang dapat

membuktikan identitas diri seperti KTP, Pasport, SIM dan lain-lain.

Artphotomania (APM) merupakan wahana seni di bidang fotografi.

Artphotomania dibentuk untuk mengapresiasikan seni dari seniman fotografer dan

menyediakan sarana komunikasi dan sharing bagi para pencinta seni fotografi.

Sebagai wahana seni dibidang fotografi APM menyediakan layanan penyimpanan

file foto di server APM dengan ketentuan mengikuti peraturan upload foto. APM

menayangkan karya-karya foto anggotanya dalam gallery foto online melalui situs

foto-foto terebut dilakukan dalam dua kategori gallery foto yaitu Kategori Umum

dan Kategori terbatas. Kategori umum adalah gallery foto-foto yang memiliki

persfektif seni yang bersifat umum dan tidak berpotensi menimbulkan efek negatif

kepada pihak yang melihatnya. Kategori terbatas adalah gallery foto-foto yang

memiliki perspektif seni namun berpotensi untuk menimbulkan efek negatif

apabila dilihat oleh anak-anak karena mengandung unsur pornografi, sadisme,

penggunaan Narkoba dan lain-lain.

Telah banyak situs fotografi yang hadir ditengah kita sebagai sarana untuk

belajar, bertukar pikiran, persahabatan maupun untuk komersil. Dari berbagai

pengamatan serta keterbatasan pengetahuan, artphotomania hadir untuk ikut

(57)

dalam situs Artpohotomania, adalah foto-foto yang lebih menginspirasikan seni

II.6 Fotografi

II.6.1. Sejarah Fotografi

Istilah fotografi mulanya diperkenalkan oleh seorang astronom Inggris

bernama Sir John Hersehel, berasal dari bahasa Yunani yaitu photos yang berarti

cahaya, dan graphein yang menggambar, fotografi secara umum dapat diartikan

dengan “melukis dengan cahaya”. Cahaya dan pencahayaan tidak bias lepas

dalam dunia fotografi. Tanpa cahaya, seorang fotografer tidak akan dapat

membuat suatu karya fotografi ( Wahana Komputer, 2005: 1).

Teknologi fotografi dikenal kurang lebih sejak 165 tahun lalu. Namun

demikian sejarah pembuatan gambar dua dimensi yang dihasilkan dengan bantuan

cahaya sudah tercatat ada sejak sebelum masehi. Pengetahuan bahwa citra dapat

terbentuk pada sebuah permukaan dalam sebuah ruang gelap (camera obscura )

diperkirakan berasal dari Cina Kuno. Dari sinilah kemudian sekitar Tahun 1000

M, seorang pelajar berkebangsaan Arab bernama Al-Hazen menulis bahwa citra

dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil. Sekitar 400 tahun

kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama.

Seandainya tulisan da Vinci dipublikasi, kemungkinan ia dianggap sebagai

(58)

dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui buku tentang Camera

Obscura yang dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut didasari pada

penemuan-penemuan da Vinci. Dan pada awal abad 17 seorang ilmuan

berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak

nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu,

dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang

tak bertahan lama. Masalah yang belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses

kimia, setelah gambar-gambar terekam agar permanen.

Memasuki tahun1727, Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari

Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak

berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat

menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas. Kemudian sekitar tahun

1800, seseorang yang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood,

bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa

pada camera obscura (sekarang ini disebut kamera) tapi hasilnya sangat

mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, membuat

gambar-gambar negatif (sekarang ini dikenal fotogram), pada kulit atau kertas

putih yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari

sebagai penyinaran. Memasuki tahun 1824, setelah melalui berbagai proses

penyempurnaan oleh berbagai orang, akhirnya pria Perancis bernama Joseph

Nieephore Niepce, seorang lithograph, berhasil membuat gambar permanen

pertama yang dapat disebut FOTO (tak menggunakan kamera), melalui proses

yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograf) dengan

(59)

kimia dasarnya. Kemudian iapun mencoba menggunakan kamera ( ada sumber

yang menyebutkan Niepce sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada

kamera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil),

juga bahan kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan. Setelah saling

menyurati antara para penemu tadi, sekitar Agustus 1827, Niepce kemudian

berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam ketetrampilan

tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk

menghasilkan foto melalui penggunaan kamera. Tapi sayangnya, kerjasama ini

tidak dapat dilanjutkan karena Niepce meninggal pada tahun 1933.

Memasuki tahun 1839 pada 7 Januari, dengan bantuan seorang ilmuwan

untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya

selama ini kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang

berupa foto-foto yang permanen itu disebut Daguerretype, yang tak dapat

diperbanyak / reprint /repro. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil

dan Daguerretype tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.

Tak lama setelah itu pada 25 Januari, William Henry Fox Talbot, seorang

ilmuwan Inggris, memaparkan hasil penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa

proses fotografi moderen kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan

Daguerre, ia menemukan sistem negatif-positif ( bahan dasar : perak nitrat, diatas

kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa

yang sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran /

pengecilan) dan dapat diperbanyak. Talbot juga memperkenalkan Calotype,

(60)

Pada sekitar Oktober 1847, Abel Niepce de St Victor, keponakan Niepce,

memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base negatif menggantikan kertas yang

sering digunakan. Kemudian seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham,

memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup

populer dengan sebutan WET-PLATE Fotografi. Setelah berbagai perkembangan

dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.

Memasuki Juni 1888,George Eastman, seorang Amerika, menciptakan

revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru

dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah

berisi roll film (de

Gambar

Tabel IV.1
Tabel 3 diatas menunjukkan keberadaan warung internet sangat berperan
Tabel 4 menunjukkan alasan anggota MPC mengakses web APM untuk
Tabel IV.6
+7

Referensi

Dokumen terkait