Profil Pengguna Website Artphotomania
( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Komunikasi
Diajukan oleh:
TAPI TENERA SARI SIREGAR
040904018
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Profil Pengguna Website Artphotomania ( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) ). Yang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan web APM di kalangan anggota MPC.
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif, yakni hanya memaparkan dan menjelaskan profil pengguna website artphotomania dikalangan anggota MPC.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang berjumlah 25 orang. Sedangkan sampelnya adalah anggota MPC yang memiliki
account di web APM yang berjumlah 11 orang. Sementara teknik penarikan sample yang digunakan adalah purposive sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan
(Field Research).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH:
NAMA : TAPI TENERA SARI SIREGAR
NIM : 040904018
DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI
JUDUL :PROFIL PENGGUNA WEBSITE ARTPHOTOMANIA
(STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PROFIL PENGGUNA
WEBSITE ARTPHOTOMANIA DIKALANGAN
ANGGOTA
MPC (MEDAN PHOTOGRAPHY CLUB) )
DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN
Drs. HENDRA HARAHAP,MSI Drs. AMIR PURBA,MA NIP:132102415 NIP:131654104
DEKAN FISIP USU
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Alloh SWT yang telah
memberikan rahmat, berkah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Profil Pengguna Website Artphotomania (Studi
Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC
(Medan Photography Club) ).
Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini merupakan hasil terbaik yang telah dilakukan penulis selama
di bangku perkuliahan. Dengan penuh kerja keras dan pengorbanan serta harapan, skripsi
ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam
penulisan skripsi ini . Oleh karena itu dengan hati yang terbuka dan ikhlas penulis
menerima kritk, saran, masukan positif dari pembaca yang nantinya akan berguna di hari
yang akan datang.
Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini banyak mendapat
dukungan, bantuan, bimbingan serta motivasi dari banyak pihak. Pertama sekali penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tu penulis yang
merupakan motivasi terbesar bagi penulis, kepada Papa May Machmud Siregar dan
Mama Tieke Sartika Natadikusumah yang selalu mendoakan penulis, memberikan
sayangnya. Dan penulis berharap penulis bisa membalas semua yang telah mereka
berikan kepada penulis dan dapat membahagiakan papa dan mama nantinya.
Adikku Dyah Septari M. yang telah memberikan canda dan tawa, dan memotivasi
penulis untuk menjadi lebih baik lagi. Keluarga besar (Alm) Imran Muda Siregar dan
Keluarga besar (Alm) M. Yusuf Natadikusumah, terimakasih atas kasih sayang, doa dan
semangat yang telah diberikan kepada penulis.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hendra Harahap, MSi selaku dosen pembimbing dan dosen wali
penulis yang telah banyak membantu, membimbing, meluangkan waktu, masukan
dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Dra. Dewi Kurniati, MSi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak/Ibu dosen Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan dosen FISIP
USU pada umumnya yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan.
6. Kak Icut, Kak Ros, Maya, Rotua dan seluruh staf Ilmu Komunikasi yang telah
membantu penulis dalam hal administrasi selama ini.
Metalince Saragih S.Sos (yang selalu membantu penulis dan meminjamkan
bukunya), Rotua Nuraini Tampubolon S.Sos (yang selalu memberikan semangat
kepada penulis dan juga canda tawa), Agustinawati S.Sos (si anggy yang udah
mau minjemin salinannya), Christine, Rudi, Gloria, dan kawan-kawan lainnya
yang gak bisa disebutin satu persatu. Terimakasih semuanya.
8. Buat kak Linda dan kak Aldha, sepupu penulis yang selalu mendukung penulis
dalam menulis skripsi.
9. Kak Rap (Rafika Anggrainy), yang selalu memotivasi penulis, dan selalu
menanyakan tulisan skripsi sang penulis.
10.Selveira Ananda, sahabat penulis yang selalu memotivasi penulis untuk segera
menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Siti Fany Rahmarini, Melisarani dan Meirisha Asnita yang memberikan
semangat, motivasi, masukan, bimbingan, arahan yang terbesar sehingga penulis
selalu semangat mengerjakan skripsi ini .Terimakasih atas canda, tawa, kasih
sayang semuanya. Pokoknya maju terus “KITA-KITA RACING”.
12.A. Michiko Vanda Lbs, Liya Zadora Siregar, Indra Adyatya Pranata S.sos, Atina
Mardhatilla Lubis S.Sos, Nadia Chairinal, Afriyanti Eka Sari, Sally, Unun, Ariyo
Priambodo, teman-teman peneliti dari semester satu terimakasih atas
pertemanannya, canda, tawa, semangat, masukan, kasih sayang, dan kenangan
yang tidak terlupakan.
13.Buat adek-adek kom.06 Doley Peyokong, Tika Tikropink, mbak Adis ‘jeng seri’,
14.Putri Ruliyan, Debbie Simarmata, Martina Salati Putri Pane, Riri Alhadila,
Yusrida Afifa, Anna Safitri, Ferina, bang Pam-pam, Budi Tulus, Tomi,
Adharkhan, Rico, Rizki Amelia, bang Abram, anak-anak Potong Sore dan
teman-teman Komunikasi lainnya tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih telah
mengisi dan membuat hari-hari penulis selama kuliah dan segala bantuannya.
15.Buat my bro and sista Zulfahmi Poerba, dan Dania Gustyra yang selalu
memotivasi dan menghibur penulis.
16.Buat Erik Mardianto S.Sos, terimakasih atas canda, tawa, semangat, motivasi.
Erik terimakasih atas segala waktunya mengajari Penulis SPSS dan bang Haris
Wijaya S.Sos yang telah bersedia meminjamkan buku-buku tentang fotogrsfinys
pada penulis.
17.Buat bang Upie dan teman-teman di MPC, terima kasih telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
18.Buat sahabatku Rachmadi Perdana (madi) yang di Qatar, terima kasih sudah
memotivasi dan memberi semangat kepada penulis walaupun hanya by intenet.
Buat Anwar bersaudara cici Acido Anwar (gadis periang) dan Andrie Anwar
(anak aneh hehehe), dan teman-teman saya didunia maya yang selalu memberi
semangat, motivasi, dan canda tawa kepada penulis.
19.Buat Anggy ‘Butet’ Putri Siregar dan Fadhilatul ‘kodil’ Fithrie Lubis yang selalu
memberikan canda tawa kepada penulis, dan merupakan teman-teman yang
mempunyai satu mimpi dengan penulis. Tenang gy, setelah skripsi ini kita akan
20.Buat orang-orang yang telah menjadi sumber inspirasi bagi penulis, Dewi Lestari,
Andrea Hirata, Larajade, Victoria Sims, dan Dorothy Shoes.
21.Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memperluas cakrawala
pemikiran dan menjadi masukan kepada pembaca.
Medan, September 2008
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Tujuan Penelitian... 5
1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kerangka Teori ... 6
1.5.1Uses and Gratification ... 7
1.6 Operasional Variabel ... 12
1.7 Definisi Operasional Variabel ... 17
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi ... 20
2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 20
2.1.2 Fungsi dan tujuan komunikasi ... 21
2.2 Komunikasi Massa ... 24
2.3 Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa...29
2.4 Teknologi Komunikasi………...31
2.5 Internet dan website Artphotomania………..35
2.5.1 Internet………..35
2.5.a Manfaat Internet………...38
2.5.b Intenet sebagai media komunikasi………...40
2.5.2 Website dan situs APM (ArtPhotoMania)……….41
2.5.a Website………..41
2.5.b Situs ArtPhotoMania……….43
2.6 Fotografi………..45
2.6.1 Sejarah fotografi……….45
2.6.2 Era digital dan otografi Digital………...50
2.7 Uses And Grafitication……….52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59
3.1.1 Medan Photography Club ... 59
3.1.2 Tujuan Medan Photography Club ... 61
3.2 Metodologi dan lokasi penelitian………...62
3.2.1 Metodologi Penelitian………..62
3.2.2 Lokasi Penelitian……….62
3.3 Populasi dan sampel………...63
3.4 Teknik pengambilan sampel………...63
3.5 Teknik pengumpulan data………..64
3.6 Teknik analisis data………64
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Tabel Tunggal …… ... 63
4.1.1 Latar belakang pengguna...67
4.1.2 Ketertarikan mengakses web APM ... 70
4.1.3 Kebutuhan kognitif………...74
4.1.4 Kebiasaan mengakses………...91
4.1.5 Penilaian dan kepuasaan………...110
4.2 Pembahasan……….. ... 116
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 118
5.2 Saran ... 119
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Profil Pengguna Website Artphotomania ( Studi Deskriptif Mengenai Profil Pengguna Website Artphotomania Dikalangan Anggota MPC (Medan Photography Club) ). Yang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan web APM di kalangan anggota MPC.
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif, yakni hanya memaparkan dan menjelaskan profil pengguna website artphotomania dikalangan anggota MPC.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang berjumlah 25 orang. Sedangkan sampelnya adalah anggota MPC yang memiliki
account di web APM yang berjumlah 11 orang. Sementara teknik penarikan sample yang
digunakan adalah purposive sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang Masalah
Fotografi saat ini cukup berkembang pesat. Fotografi tidak lagi dipandang
sebagai sesuatu yang beda, maksudnya bukan hanya terbatas pada kalangan
tertentu saja. Fotografi banyak dijadikan sebagai hobi oleh siapapun, baik yang
tua maupun yang muda. Selain dijadikan sebagai hobi, fotografi bisa juga
dijadikan sebagai ladang penghasilan atau profesi. Orang yang mempunyai profesi
di bidang fotografi dinamakan fotografer. Foto tidak hanya dijadikan sebagai
dokumentasi pribadi saja atau untuk mengabadikan kenangan, tetapi ada orang
yang memang benar-benar menjadikan seni fotografi sebagai hobi. Maksudnya
disini adalah orang tersebut benar-benar mempelajari fotografi baik dari segi
tehnik pengambilan gambar, segi pencahayaan, angle yang bagus, maupun
momen yang pas ataupun yang jarang didapatkan.
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera
Kemajuan fotografi ditandai dengan meningkatnya penjualan kamera digital.
dimiliki oleh individu-individu tertentu saja. Sudah banyak orang yang memiliki
kamera digital. Pengiriman kamera digital naik 118 persen pada pertengahan
pertama tahun ini. Demikian menurut laporan terbaru dari Camera & Imaging
Products Association (CIPA) di Jepang, yang bertanggung jawab untuk penjualan
kamera sekitar 80 persen dari total penjualan di seluruh dunia. Peningkatan
pengiriman untuk kamera digital dengan Single Lens Reflex (SLR) masih sangat
kuat, yakni mencapai 145,5 persen. Volume pengiriman kamera digital setiap
tahunnya meningkat, termasuk hingga Juni lalu (2007) sebesar 7,570,000 unit.
Sementara nilai pengirimannya setiap tahunnya naik 33 persen atau setara dengan
164,1 milyar yen ($1,387 milyar), kataTetsuya Wadaki, salah satu analis Security
Nomura yang berkantor di Tokyo. Ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan dunia. Berdasarkan riset IC Insights, pengiriman kamera digital
kompak diprediksi akan tumbuh sebesar 10 persen saja, menjadi 96,5 juta unit
dengan peningkatan penjualan sebesar 6 persen atau setara dengan 21,7 juta dolar
AS. Sehingga pada tahun 2010, 9 dari 10 kamera yang dijual diperkirakan adalah
kamera digital kompak.
(http://www.republika.co.id/koran_detail.asp)
Mereka yang hobi dengan fotografi biasanya suka mencari tempat-tempat
atau pun momen-momen yang bagus untuk difoto. Kegiatan seperti ini disebut
hunting. Karena semakin banyak penggemar fotografi, maka terbentuklah
berbagai perkumpulan-perkumpulan fotografi. Perkumpulan fotografi itu tidak
hanya ada di dunia nyata saja, tetapi mereka juga membuat forum-forum atau
situs-situs fotografi yang banyak terdapat di dunia maya (internet). Munculnya
suatu peradaban baru khususnya dalam proses komunikasi dan informasi baik
yang bersifat massa maupun pribadi. Internet sebagai media komunikasi dan
informasi, menunjukkan sebuah tanda bahwa manusia telah berada dalam arus
globalisasi yang akan membawa perubahan terhadap jarak, ruang dan waktu.
Globalisasi ini jugalah yang akan membawa suatu efek sosial yang bermuatan
perubahan nilai-nilai sosial dan budaya dalam kehidupan manusia. Dalam laporan
US Departement Of Commerce, “The Emerging Digital Economy” yang
diterbitkan pada bulan Mei 1998, menyebutkan bahwa internet tumbuh dengan
sanga cepat, mencapai 50 juta user, hanya dalam waktu 4 tahun sejak
diperkenalkan kepada publik. Pertumbuhan ini sangat cepat dibandingkan dengan
teknologi lain seperti pesawat TV, PC (personal computer) dan radio (Febrian,
2005:40).
Manusia sebagai khalayak yang menikmati media massa juga harus bisa
memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Banyak situs fotografi yang
telah ada, salah satunya adalah situs fotografi Artphotomania.com (APM).
Artphotomania hadir untuk melengkapi situs fotografi yang sudah ada.
Artphotomania sebagai sarana untuk bertukar pikiran antar sesama fotografer,
yaitu dengan memberikan komentar atas sebuah foto, memberikan info ataupun
tips fotografi, serta sebagai wadah perkumpulan fotografer di dunia maya.
Foto-foto yang ada didalam situs Artphotomania ini, semuanya sudah mengalami
proses digital imaging. Digital imaging adalah pengolahan gambar secara digital
pada suatu gambar/foto. Dengan adanya proses digital imaging maka membuat
Di dalam Artphotomaniapara pemilik account biasanya memiliki galeri
untuk memamerkan fotonya masing-masing, saling bertukar info fotografi,
memberi komentar terhadap foto orang lain dan lain sebagainya, dan masih
banyak lagi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh APM. Fasilitas-fasilitas
tersebut disediakan untuk para pemilik account, dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan dan informasi di dalam bidang fotografi.
Berangkat dari kondisi tersebut di atas maka penelitian ini diarahkan ke
kalangan fotografer, yaitu anggota MPC (Medan Photogarphy Club) yang
memiliki account di situs fotografi Artphotomania Medan Photography Club
adalah sebuah komunitas fotografer di kota Medan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Profil Pengguna
Situs Artphotomania di kalangan Anggota(MPC) Medan Photography Club.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa alasan mereka (anggota MPC yang memiliki account di website
Artphotomania ) mengakses situs Artphotomania?
2. Kebutuhan apa saja yang ingin mereka penuhi?
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas dapat
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagi berikut:
1. Penelitian ini bersifat Deskriptif, yaitu hanya memaparkan situasi atau
peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau
membuat prediksi.
2. Penelitian terbatas pada situs Artphotomania
3. Objek penelitian adalah anggota MPC (Medan Photography Club) yang
memiliki account di situs Artphotomania.com
4. Penelitian dilakukan untuk mengetahui profil para pengguna (users) situs
Artphotomania di kalangan anggota MPC (Medan Photography Club) .
5. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2008.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui isi situs Artphotomania
2. Untuk mengetahui profil pengguna situs Artphotomania di kalangan
anggota MPC
3. Untuk mengetahui intensitas penggunaan situs Artphotomania di
I.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mahasiswa Ilmu Komunikasi tentang internet dan
fotografi.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi
Penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan
menjadi wadah memperluas cakrawala pengetahuan khususnya
mengenai media massa.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan
penelitian ini.
I.5 Kerangka Teori
Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan
gejala tersebut (Rakhmat, 1993: 6).
Teori merupakan generalisasi yang menjelaskan pola-pola tetap, seperti
perilaku komunikasi. Teori juga merupakan sebagai perangkat pernyataan yang
menjelaskan suatu hubungan antara dua atau lebih fenomena komunikasi
(Bulaeng, 2004: 29).
Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah Uses and
I.5.1 Model Teori yang digunakan : Uses and Gratification
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan
sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and
gratifications. Teori ini secara radikal menandai pergeseran fokus pandangan dari
apa yang media lakukan untuk khalayak menjadi apa yang orang lakukan terhadap
media. Asumsinya tentu saja karena khalayak itu sangat aktif. Para pendukung
teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media massa untuk
memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikasikan. Dan karenanya
terpaan media belum tentu diterima dan ditiru oleh khalayak.
Herbert blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan
teori ini. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses Of
Mass Communications: current Perspectives and Gratification research.
Dikatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak
yang aktif dalam proses komunikasi. Katz juga mengatakan bahwa penelitian ini
diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan Apa yang dilakukan Media untuk
khalayak (What do the media do to people?) (Effendy, 2003: 289).
Effendy mengatakan, penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan
pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification ,
teori dan pendekaan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses
komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui
berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu
gratification ditujukan untuk mengambarkan proses penerimaan dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau
agregasi individu ( Bungin, 2006: 284).
Pendekatan uses and gratification sebenarnya juga tidak baru. Di awal
decade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak
terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik
dalam rangka membina teori uses and gratification telah dilakukan pada dekade
1960-an dan 1970-an, bukan saja Amerika, tetapi juga di Inggris, Finlandia,
Swedia, Jepang, dan negara-negara lain.
Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase
(dalam Rosengren dkk., 1974), yaitu:
• Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan
deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi
media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan
konseptual dalam meneliti orientasi audiens.
• Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi
variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi
pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga
menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
• Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk
menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif
audiens mungkin berhubungan.
( Uses & Gratification
Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratifications
meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan
harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada
pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk
juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz 1974 menjelaskan bahwa mereka
juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini
1. Khalayak dianggap aktif, artinya: sebagian penting dari penggunaan media
massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah
bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana
kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada
perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus diangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Model used and gratification memandang individu sebagai mahluk
jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses
penerimaan pesan. Jumlah kebutuhan yang dapat diopenuhi media belum
disepakati, sebagaimana para psikolog mempunyai klasifikasi motif yang
bermacam-macam. Sigmund Freud menyebut dua macam motif : eros (hasrat
bercinta) dan thanatos (hasrat merusak). Henry A. Murray (1968) menyebutkan
28 macam kebutuhan psikogenis yang pokok. Ericson (1963) menyebutkan
delapan kebutuhan psikologis. Abraham Maslow (1970) mengusulkan lima
kelompok kebutuhan yang disusunnya dalam tangga hierarkis dari kebutuhan
fisiologis sampai kebutuhan pemenuhan diri. Sedangkan berdasarkan berbagai
“aliran” dalam psikologi motivasional. William J. McGuire menyebutkan 16
motif yang dibagi menjadi dua kelompok besar : motif kognitif (berhubungan
dengan pengetahuan) dan motif afektif(berkaitan dengan “perasaan”). Pendekatan
uses and gratification di atas mempersoalkan apa yang dilakukan prang pada
media, yakni menggunakan media untuk pemuasan kebutuhannya. Umumnya kita
lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa
yang dilakukan media pada kita.
(httpjurnal.bl.ac.idwpcontentuploads200711blcom%20hadiono%20sept%202007.
pdf)
Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi,
wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak
hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya,
mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media
Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message,
and Media (1982) pernah memberikan formula untuk menjelaskannya teori ini
Janji Imbalan = Probabilitas seleksi
Upaya yang diperlukan
Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera)
atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Upaya yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau
tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Bila kita membagi janji
imbalan dengan upaya yang diperlukan, kita memperoleh probabilitas seleksi dari
media massa tertentu ( Nurudin, 2006: 193).
Alasan khalayak aktif memilih media adalah karena masing-masing orang
berbeda tingkat pemanfaatan medianya.
I.6 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat
operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian,
I. 7 Defenisi Operasional Variabel :
Menurut Singarimbun (1995:46). Definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu
variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah
yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
1. Latar belakang pengguna adalah oleh sebab apa mereka mengakses website
Artphotomania.
2. Ketertarikan untuk mengakses website Artphotomania adalah dorongan apa
yang menimbulkan rasa ketertarikan pengguna untuk mengakses website
Artphotomania.
3. Kebutuhan Kognitif meliputi :
- Informasi : Informasi mengenai tips, artikel, dan apa saja yang berhubungan
dengan dunia fotografi yang diperoleh dari website
Artphotomania
- Pengetahuan : Pengetahuan tentang fotografi, setelah mengakses website
- Pemahaman : Pengertian yang timbul dalam diri pengguna website
Artphotomania setelah memperoleh informasi dan
pengetahuan setelah mengakses website
tersebut
4. Kebiasaan mengakses meliputi :
- Intensitas mengakses adalah rata – rata waktu yang habis digunakan oleh
Pengguna website Artphotomania dalam menggunakan website tersebut,
setiap kali dia menggunakannya.
- Focus Strategier adalah kebiasaan users ketika mengakses website
Artphotomania.
5. Kepuasaan adalah yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan.
Dalam hal ini apakah website artphotomania dapat membantu users
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
II.1.1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
bahasa Latin : Communication dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1992:9). Menurut
Fisher (Arifin, 2003:20). Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan
bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh
komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitous atau
serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga. Menurut
Carl I Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication
memunculkan istilah science of communication yang di defenisikan sebagai suatu
upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas
penstransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui
media (Effendy, 2004 : 5).
Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (message)
- Media (channel, media)
- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2005: 10).
II.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 8).
Widjaja (2000 : 64), menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti
yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi
sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan
ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,
dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan
orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat
yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di
dalam masyarakat.
3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama
yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan
pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang
diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan
diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk
ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
6. Memajukan kehidupan, meyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan
dengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi dan
7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan
individu.
8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan
untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling
kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan
orang lain.
Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut:
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)
d. Perubahan sosial (social change) (Effendy, 2005: 8)
Menurut Widjaja (2000: 109), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua
perspektif kepentingan, yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan
kepentingan penerima/komunikan. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan
sumber yaitu : 1) Memberikan informasi, 2) Mendidik, 3) Menyenangkan
/menghibur 4) Mengajukan suatu tindakan/persuasi. Sedangkan tujuan
komunikasi dari sudut kepentingan penerima yaitu : 1) Memahami Informasi,
II.2. Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek
tertentu. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bitter yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang, bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh
ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka
itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa
adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat
kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film
sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004:3).
Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi,
komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan
sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik), (Ardianto, 2004:7). Ada beberapa bentuk
komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid,
Berikut beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan
paradigma baru:
Paradigma Lama
Alat
Komunikasi
Massa
Surat Kabar
Majalah Televisi
Kaset/ CD
Film
Buku
Paradigma Baru
Jika dilihat dari dua bagan diatas, ada perbedaan mencolok antara
paradigma lama dengan paradigma baru, dalam paradigma baru ada penambahan
dan pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, dan internet.
Perubahan tersebut dimungkinkan karena perkembangan teknologi komunikasi
massa yang kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi
perubahan ciri yang melekat pada media massa tersebut.
Alat
Komunikasi
Massa
Majalah Televisi
Tabloid
Internet Surat Kabar
Kita tidak bisa membayangkan kalau internet, radio, televisi adalah media
massa baru yang punya keserampakan tinggi. Bahkan surat kabar, tabloid, dan
majalah tingkat keserempakanya pada masa-maa yang akan datang sangat
mungkin direvisi pula. Beruntung saat ini, tiga media massa itu sudah didukung
penyebarannya dengan internet. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa
akan mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan tingkat
perkembangan peradaban manusia dan peningkatan percepatan teknologi
komunikasi (Nurudin, 2006: 14).
Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi
yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka
unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :
a) Komunikator
b) Media massa
c) Informasi (pesan) massa
d) Gatekeeper
e) Khalayak (publik), dan
f) Umpan balik
Ada beberapa era yang dapat dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah
perkembangan komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J.
Ball-Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989),
(1) zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs
and signals)
(2) zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the
age of speech and language)
(3) zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing)
(4) zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print)
(5) zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass
communication) ( Nurudin, 2006: 40).
Menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan
perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:
1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar,
heterogen dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mugkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya
sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
II.3. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh
para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau
prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah
memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Dari
pengertian-pengertian yang ada maka dapat diketahui karakteristiknya yaitu :
1. Komunikator terlembaga
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya anonim dan heterogen
4. Media massa minimbulkan keserempakan
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
6. Komunikasi bersifat satu arah
7. Stimulasi alat indra “terbatas”
8. Umpan balik tertunda (delayed)
Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959),
perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi
yang mempunyai tiga ciri yaitu:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen
dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan
sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi
Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi
aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah
fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent
function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap
fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.
Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa
terdiri atas:
A. Fungsi Pengawasan
Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.
Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai
upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa
yang dilakukannya.
B. Fungsi Social Learning
Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.
Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepad
masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.
C. Fungsi Penyampaian Informasi
Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.
Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada
D. Fungsi Transformasi Budaya
Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan
bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung
oleh media massa.
F. Hiburan
Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama
karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan
yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi
massa.
Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua
bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman.
Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih),
(Nurudin, 2006: 206).
II.4. Teknologi Komunikasi
Saat ini penemuan teknologi komunikasi telah memberikan banyak
kemudahan bagi manusia. Misalnya dalam melakukan informasi transaksi
maupun transportasi. Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard
hidup manusia.
“Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi komunikasi” adalah suatu
dengan komunikasi. “ komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan
“kebersamaan dalam makna” (commoness in meaning). Dengan demikian,
teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan
upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat
(Lubis, 1997 : 42)
Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian
pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun
kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat
diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun
bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari
perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi,
terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi
tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi
kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1990:6).
Bell, 1979 menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang
dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:
1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja
cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah
masing-masing. Pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko
tempat berbelanja.
2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya
menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya
3. Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa
kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi,
katalog segala macam produk dan sebagainya lewat layar televisi di rumah
masing-masing.
4. Sistem faksimili yang memungkinkan pengiriman dokumen secara
elektronik.
5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak
berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.
(Nasution, 1990:11)
Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006 : 111), mengatakan bahwa
dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu
era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi
interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal
media komputer, videotext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan Rogers itulah,
maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang
dimulai dari era media tulis dan cetak.
Sementara itu Haag dkk, 2000 dalam Bungin (2006 : 113) membagi
teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok yaitu :
• Teknologi masukan (input technology)
• Teknologi keluaran (output technology)
• Teknologi perangkat lunak (software technology)
• Teknologi penyimpanan (stroge technology)
Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution (1990 : 11), kemajuan teknologi
komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:
1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih diantara berbagai metode
dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada
masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang profesional, dan mahal,
maka kini tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang
hanya memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain,
kini kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.
2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem-sistem
yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer
komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian
tersebut.
3. Kecenderungan ke arah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan
pola pemakaian teknologi komunikasi.
Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi
komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi
komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan
manusia.
Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak
orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa
teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang
adalah videotape recorder, video casette, televisi kabel, surat kabar online, akses
pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, internet dan
dramatis yaitu memberikan pengguna kontrol yang jauh lebih banyak pada proses
telekomunikasi dan informasi yang diterima (Severin dan Tankard, 2007: 305).
Dalam laporan US Departemant Of Commerce, “The Emerging Digital
Economy” yang diterbitkan pada bulan Mei 1998, menyebutkan bahwa internet
tumbuh dengan sangat cepat, mencapai 50 juta user, hanya dalam waktu 4 tahun
sejak diperkenalkan kepada publik. Pertumbuhan ini sangat cepat dibandingkan
dengan teknologi lain seperti pesawat TV, PC (Personal Computer) dan Radio
(Febrian, 2005 : 40).
Lahirnya era komunikasi interaktif diatandai dengan terjadinya
diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer,
dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet
(Bungin, 2006: 113).
II.5. Internet dan Website Artphotomania
II.5.1. Internet
Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di
bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan
pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007: 443). Lahirnya era komunikasi
ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan
bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai
teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006: 113). Internet merupakan
apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini
(Febrian, 2005 :1).
Secara harfiah internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network')
ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian
istilah yang diserap dari bahasa asing karena kemajuan teknologi
Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena
dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas. Menurut
Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang
menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan
sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya
perangkat keras komputer, yang mahal. Namun, sekarang internet telah
berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif (Ardianto,
2004:141). Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia
yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya
informasi yang sangat berharga (Febrian, 2005 : 22).
Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri
dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk
sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling
dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan
dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal
(komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya
dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer
site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI),
UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk
kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi
tersebut Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu
ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya
mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan.
Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama
kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005 : 21).
Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1994. dimana sebelumnya
pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5
Universitas yang disebut dengan UNInet. Dan pada Juni 2004 jaringan Iptek
nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia
(Febrian, 2005 : 22).
Menurut Febrian (2005 : 22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host
internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial,
yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada
mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata
yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi
yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan
komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran
telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan
bahasa yang umum dipakai.
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah
ilmu, dan pandangan dunia. Disamping menggunakan PC (Personal Computer),
kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan
Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan
salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan
koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan
multimedia),
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) memperkirakan
sampai akhir tahun 2005 pengguna internet Indonesia mencapai 12 juta dan
perkiraan pengguna internet seluruh dunia mencapai angka 709 juta sampai 945
juta orang (Febrian, 2005:25).
II.5.a. Manfaat Internet
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai
akses ke Internet, yaitu:
a. Komunikasi
Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara
suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal
ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah meng-global. Asal kita
mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di Internet, kita dapat mengirim
informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat
singkat dan dengan cara yang sangat mudah. Internet juga dapat menghemat biaya
komunikasi yang harus dikeluarkan.
Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke Internet, di mana
masing-masing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka
gabungan seluruh informasi di Internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan
sumber informasi yang melimpah (hampir tanpa batas) yang terus berkembang
seiring dengan makin berkembangnya Internet itu sendiri.
c. Kolaborasi
Kolaborasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu proses menyelesaikan
suatu pekerjaan secara bersama-sama (team-work). Anggota tim bisa terdiri dari
berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di
dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang
biasanya terhambat oleh ruang dan waktu. Melalui Internet kita dapat melakukan
suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di mana pun mereka berada.
Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui
Internet (http://incuvl.petra.ac.id/learn/learn-1.htm).
Berikut ini hanyalah sebagian dari apa yang tersedia di Internet:
a. Informasi untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi,
pengembangan pribadi, rohani, dan sosial.
b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja, meliputi: sains, teknologi,
perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis,
dan berbagai forum komunikasi.
Satu hal yang paling menarik adalah keanggotaan Internet tidak mengenal
batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor lain yang biasanya
dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia
anggotanya. Manfaat Internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi
atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.
(http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3b.html).
II.5.b. Internet Sebagai Media Komunikasi
Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan
“mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media
komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari
kebutuhan-kebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi
sosial dan teknologi (Severin dan Tankard, 2007: 459).
Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan
nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini
yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut
sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan Internet yang multimedia
sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar
pribadi. Kedua pandapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena,
kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat Internet
yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya
ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran
lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektornik ke
seorang teman,misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa
tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau
Survei penelitian Perse dan Dunn (1995) dalam Severin dan Tankard
(2007, 362) menyebutkan tentang surveinya mengenai penggunaan komputer
adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan
Internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer.
Orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial,
pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.
Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas
Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius
adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan
narrowcasting, yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang diartikan
sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk
publik sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional
(braodcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007).
Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu
dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities).
Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik
adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling
berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007: 447).
II.5.2. Website dan situs Artphotomania
II.5.a. Website
rumah seseorang yang dapat ditempati bersama-sama dengan orang lain. Dengan
memiliki web berarti seseorang/kelompok memiliki alamat di internet (Bungin,
2006:138). Website merupakan tulang punggung internet, web merupakan sebuah
sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat.
Sekarang ini, web menggunakan metafora ‘halaman’ dan penggunanya dapat
membuka halaman per halaman hanya dengan mengklik mouse dengan menyorot
kata atau letak sebuah halaman. Halaman yang berbeda tersebut bisa jadi ada di
komputer yang berbeda di seluruh dunia (Severin dan Tankard, 2007: 7). Pada
awalnya ada empat aplikasi utama pada internet yaitu email, news, remote, login
dan file transfer. Salah satu aplikasi yang muncul yaitu World Wide Web
(WWW) yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses dokumen-dokumen
yang tersebar pada ribuan mesin di internet. Web mulai dimunculkan pada tahun
1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. WWW diusulkan oleh
Tim-Berners Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bulan kemudian berhasil dibuat
protipe pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai interface
grafis didapat pada bulan Februari 1993 (Tharom, Dinata dan Xerandy, 2002: 61).
Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu
dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities).
Ruang chatting, millis, email dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik
adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling
berkomunikasi. Dengan adanya web, maka terbentuklah beberapa komunitas
maya (Virtual communities). Virtual communities adalah komunitas-komunitas
yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik daripada di dunia
sama dapat berkumpul untuk membicarakannya dalam dunia maya (Severin dan
Tankard, 2007: 447). Biasanya komunitas tersebut terbentuk karena
anggota-anggotanya memiliki hobi yang sama.
Dalam lima tahun terakhir ini, komunitas penggemar fotografi tumbuh
pesat melalui media internet. Untuk sebuah komunitas foto yang
populer, jumlah anggotanya terus bertambah hingga angka ribuan. Fenomena
bertumbuh pesatnya komunitas foto, baik dalam hal jumlah
komunitas maupun jumlah anggotanya, terkait erat dengan kemajuan
teknologi: internet dan kamera digital. Perkembangan teknologi kamera
digital sangat pesat sehingga saat ini siapapun dengan mudah dapat
memotret dan menjadikannya sebuah hobi. Dengan media internet, hobi
foto dapat pula diteruskan untuk saling berbagi hasil foto,
berdiskusi, menambah pengetahuan dan keterampilan, sekaligus menjalin
pertemanan.
II.5.b. Situs Artphotomania
Salah satu web yang ikut berperan dalam web komunitas ini adalah
Artphotomania.com. Artphotomania adalah situs (web) fotografi, yang mana situs
ini adalah situs komunitas tempat berkumpulnya para fotografer di dunia maya.
Artphotomania adalah situs fotogafi yang lebih memfokuskan diri pada olah foto
APM membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para pencinta seni
fotografi untuk menjadi anggota tanpa pembatasan kewarganegaraan, domisili,
suku bangsa, ras dan agama. Untuk menjadi anggota APM diwajibkan untuk
melakukan verifikasi identitas diri dengan mengirimkan foto dokumen yang dapat
membuktikan identitas diri seperti KTP, Pasport, SIM dan lain-lain.
Artphotomania (APM) merupakan wahana seni di bidang fotografi.
Artphotomania dibentuk untuk mengapresiasikan seni dari seniman fotografer dan
menyediakan sarana komunikasi dan sharing bagi para pencinta seni fotografi.
Sebagai wahana seni dibidang fotografi APM menyediakan layanan penyimpanan
file foto di server APM dengan ketentuan mengikuti peraturan upload foto. APM
menayangkan karya-karya foto anggotanya dalam gallery foto online melalui situs
foto-foto terebut dilakukan dalam dua kategori gallery foto yaitu Kategori Umum
dan Kategori terbatas. Kategori umum adalah gallery foto-foto yang memiliki
persfektif seni yang bersifat umum dan tidak berpotensi menimbulkan efek negatif
kepada pihak yang melihatnya. Kategori terbatas adalah gallery foto-foto yang
memiliki perspektif seni namun berpotensi untuk menimbulkan efek negatif
apabila dilihat oleh anak-anak karena mengandung unsur pornografi, sadisme,
penggunaan Narkoba dan lain-lain.
Telah banyak situs fotografi yang hadir ditengah kita sebagai sarana untuk
belajar, bertukar pikiran, persahabatan maupun untuk komersil. Dari berbagai
pengamatan serta keterbatasan pengetahuan, artphotomania hadir untuk ikut
dalam situs Artpohotomania, adalah foto-foto yang lebih menginspirasikan seni
II.6 Fotografi
II.6.1. Sejarah Fotografi
Istilah fotografi mulanya diperkenalkan oleh seorang astronom Inggris
bernama Sir John Hersehel, berasal dari bahasa Yunani yaitu photos yang berarti
cahaya, dan graphein yang menggambar, fotografi secara umum dapat diartikan
dengan “melukis dengan cahaya”. Cahaya dan pencahayaan tidak bias lepas
dalam dunia fotografi. Tanpa cahaya, seorang fotografer tidak akan dapat
membuat suatu karya fotografi ( Wahana Komputer, 2005: 1).
Teknologi fotografi dikenal kurang lebih sejak 165 tahun lalu. Namun
demikian sejarah pembuatan gambar dua dimensi yang dihasilkan dengan bantuan
cahaya sudah tercatat ada sejak sebelum masehi. Pengetahuan bahwa citra dapat
terbentuk pada sebuah permukaan dalam sebuah ruang gelap (camera obscura )
diperkirakan berasal dari Cina Kuno. Dari sinilah kemudian sekitar Tahun 1000
M, seorang pelajar berkebangsaan Arab bernama Al-Hazen menulis bahwa citra
dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil. Sekitar 400 tahun
kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama.
Seandainya tulisan da Vinci dipublikasi, kemungkinan ia dianggap sebagai
dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui buku tentang Camera
Obscura yang dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut didasari pada
penemuan-penemuan da Vinci. Dan pada awal abad 17 seorang ilmuan
berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak
nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu,
dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang
tak bertahan lama. Masalah yang belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses
kimia, setelah gambar-gambar terekam agar permanen.
Memasuki tahun1727, Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari
Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak
berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat
menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas. Kemudian sekitar tahun
1800, seseorang yang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood,
bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa
pada camera obscura (sekarang ini disebut kamera) tapi hasilnya sangat
mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, membuat
gambar-gambar negatif (sekarang ini dikenal fotogram), pada kulit atau kertas
putih yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari
sebagai penyinaran. Memasuki tahun 1824, setelah melalui berbagai proses
penyempurnaan oleh berbagai orang, akhirnya pria Perancis bernama Joseph
Nieephore Niepce, seorang lithograph, berhasil membuat gambar permanen
pertama yang dapat disebut FOTO (tak menggunakan kamera), melalui proses
yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograf) dengan
kimia dasarnya. Kemudian iapun mencoba menggunakan kamera ( ada sumber
yang menyebutkan Niepce sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada
kamera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil),
juga bahan kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan. Setelah saling
menyurati antara para penemu tadi, sekitar Agustus 1827, Niepce kemudian
berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam ketetrampilan
tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk
menghasilkan foto melalui penggunaan kamera. Tapi sayangnya, kerjasama ini
tidak dapat dilanjutkan karena Niepce meninggal pada tahun 1933.
Memasuki tahun 1839 pada 7 Januari, dengan bantuan seorang ilmuwan
untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya
selama ini kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang
berupa foto-foto yang permanen itu disebut Daguerretype, yang tak dapat
diperbanyak / reprint /repro. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil
dan Daguerretype tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.
Tak lama setelah itu pada 25 Januari, William Henry Fox Talbot, seorang
ilmuwan Inggris, memaparkan hasil penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa
proses fotografi moderen kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan
Daguerre, ia menemukan sistem negatif-positif ( bahan dasar : perak nitrat, diatas
kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa
yang sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran /
pengecilan) dan dapat diperbanyak. Talbot juga memperkenalkan Calotype,
Pada sekitar Oktober 1847, Abel Niepce de St Victor, keponakan Niepce,
memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base negatif menggantikan kertas yang
sering digunakan. Kemudian seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham,
memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup
populer dengan sebutan WET-PLATE Fotografi. Setelah berbagai perkembangan
dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.
Memasuki Juni 1888,George Eastman, seorang Amerika, menciptakan
revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru
dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah
berisi roll film (de