• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH

OCTHARA FRONIMOI S. KELOKO 090503132

PROGRAM STUDI AKUNTANSI STRATA-1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2013

NIM:090503132

(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Return on Asset (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio padaperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situsdan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return on Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Payout Ratio (DPR).

(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON

INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to investigate the influence of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), and Cash Position (CP) to Dividend Payout Ratio (DPR) on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This study used 30 companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.

The result of this research indicates that Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan rahmat dan kasih sayang-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis selaku pelaksana tugas dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, selaku Wakil Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Wakil Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

5. Secara khusus kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi,

Ayahanda Drs. Imran Joni Sembiring Keloko dan Ibunda Dra. Rosmita Pinem Terima kasih atas kasih sayang dan pengoranan tiada henti. Dan juga kepada kedua adik penulis Tofha Lamido Sembiring Keloko dan Emya Obi Sembiring Keloko. Terima kasih atas semangat, dukungan, perhatian, serta doa-doanya.

6. Kepada kelompok belajar 09 tersayang, sahabat, dan teman seperjuangan:

Ajeng, Dwie, Fauziah, Vini, Leli, Giovanni, Sandri, Silvi, Tira. Terima kasih atas semua dukungan, nasehat, bantuan, dan semangatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak.

Medan, Januari 2013

(7)

DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK...ii ABSTRACT...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………...…...1

1.2. Perumusan Masalah ………...5

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian………...5

1.3.2. Manfaat Penelitian………...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis………...7

2.1.1. Pengertian Dividend Payout Ratio……...7

2.1.2. Kebijakan Dividen………...11

2.1.3. Teori Kebijakan Dividen...12

2.1.4. Macam-macam Kebijakan Dividen.…...16

2.1.5.Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen...17

2.1.6. Kebijakan Pemberian Dividen...19

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu...…....20

2.3. Kerangka Konseptual…………...……...22

2.4. Hipotesis Penelitian………....……...24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian………....………….25

3.2. Batasan Operasional………...……..25

3.3. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 3.3.1. Variabel Dependen………...………...25

3.3.2. Variabel Independen………...…...26

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian………...27

3.5. Jenis Data………...………..28

3.6. Metode Pengumpulan Data………...………..29

3.7. Metode Analisis Data………..29

(8)

3.7.2. Analisi Regresi Linier Berganda...33

3.7.3. Pengujian Hipotesis...34

3.8. Jadwal Penelitian...35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian...36

4.2. Hasil Analisis...37

4.2.1 Uji Asumsi Klasik...37

4.2.1.1. Uji Normalitas...37

4.2.1.2. Uji Multikolinearitas...41

4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas...43

4.2.1.4. Uji Autokorelasi...44

4.2.2. Analisis Regresi...45

4.2.3. Pengujian Hipotesis...47

4.2.3.1. Uji Koefisien Determinasi...48

4.2.3.2. Uji Signifikan Parsial (t)...49

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...54

5.2. Keterbatasan...55

5.3. Saran...55

DAFTAR PUSTAKA...57

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ………... 20 3.1 Perusahaan Manufaktur sebagai Objek Penelitian …… 27 4.1

4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8

Deskriptif Statistik... Uji Normalitas... Uji Multikolinearitas... Uji Autokorelasi... Hasil Analisis Regresi... Pemasukan dan Pengeluaran Variabel... Adjusted R2... Uji Signifikansi Parsial...

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 4.1 4.2 4.3

Kerangka Konseptual………. Histogram... Normal P-Plot... Scatterplot...

(11)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Return on Asset (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio padaperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situsdan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return on Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Payout Ratio (DPR).

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON

INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to investigate the influence of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), and Cash Position (CP) to Dividend Payout Ratio (DPR) on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This study used 30 companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.

The result of this research indicates that Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Position (CP) haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(14)

Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh global, krisis yang melanda Indonesia saat ini, tantangan yang di hadapi semakin berat dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainly), secara langsung mempengaruhi perilaku pemodal dan kinerja emiten. Sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham perusahaan yangn dijual di bursa efek. Saham perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong beresiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik diluar maupun didalam negeri. Perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.

(15)

dalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya Dividen Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).

Pertimbangan besarnya dividen payout ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus, diharapkan mampu unutuk menetapkan besarnya dividen payout yang mana besarnya sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar. Kinerja keuangan perusahaan dibaca melalui laporan keuangan, dengan menganalisis rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:36), analisis rasio (ratio analisis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan.

(16)

BEI. Variabel- variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni cash position, debt to equity ratio, return on assets.

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis rasio-rasio keuangan yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout. Dimana penulis akan meneliti variabel Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Position (CP). Alasan penulis meneliti 3 varibel ini adalah untuk melanjutkan penelitian terdahulu dan dimana rasio ini memiliki peran yang cukup penting dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Dari sudut pandang para investor faktor profitabilitas juga sangat di anggap penting dalam hal pembagian dividen. Salah satu indikatornya adalah ROA (Return On Assets) dipakai untuk menilai efektivitas dan efesiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh laba. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio antara cash ditambah marketable securities terhadap total assets ini pada dasarnya merupakan rasio yang menunjukkan Cash Position

(17)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada subbab sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah faktor posisi kas (Cash position) berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

2. Apakah faktor Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

3. Apakah faktor Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktor posisi kas (cash position) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktor debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

(18)

3. Untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktor Return on

Assets (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan

ilmu pengetahuan tentang pasar modal Indonesia.

b. Bagi Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapan para pemegang untuk mendapat dividen atas sejumlah dana yang diinvestasikan.

c. Bagi emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran kinerja manajemen.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Devidend Payout Ratio

The dividend should be distributed to the shareholders in order to

maximize their wealth as they have invested their money in the expectation of

being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah dan Sabari:181).

Menurut Hanafi (2004), deviden merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Deviden ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

Menurut Aharony dan Swary (1980) dalam Nurhidayati (2006) mengemukakan bahwa informasi yang diberikan pada saat pengumuman dividen lebih berarti daripada pengumuman earning. Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain

capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

(20)

memperhatikan sejumlah hal, pertimbangan-pertimbangan ini harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran dividen dan penilaian perusahaan. Beberapa pertimbangan manajer dalam pembayaran dividen antara lain:

1. Kebutuhan dana bagi perusahaan

Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi dananya baru sisanya untuk pembayaran dividen.

2. Likuiditas perusahaan

Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.

3. Kemampuan untuk meminjam

(21)

melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.

4. Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang

Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya, pembatasan ini dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka manajemn perusahaan dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu mentaati pembatasan tersebut.

5. Pengendalian perusahaan

Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan.

(22)

1. Posisi likuiditas perusahaan.

Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.

2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang.

Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil

3. Rencana perluasan usaha.

Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.

4. Pengawasan terhadap perusahaan.

Kebijakan pembiayaan untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain laba. Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1998), faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah:

1. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.

2. Posisi likuiditas

(23)

pada pabrik, peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya; laba tersebut tidak di simpan dalam bentuk kas.

3. Kebutuhan untuk melunasi hutang

Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi dua pilihan. Perusahaan dapat membayar hutang itu pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga yang lain.

4. Tingkat laba

Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.

2.1.2 Kebijakan Deviden

Kebijakan Deviden adalah merupakan suatu kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan (dividen) kepada pemegang saham dan juga berapa banyak yang harus ditanam kembali. Kebijakan deviden ini harus dianalisa data kaitannya dengan keputusan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan. Pendapatan bagi pemegang saham yang akan dibayarkan pada setiap akhir periode sesuai dengan persentasenya disebut dengan dividen dan persentase dari laba yang akan dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham juga disebut dengan “

Dividen Payout Ratio” (DPR).

(24)

deviden merupakan kebijakan yang kontroversial, karena: · Bila deviden ditingkatkan, arus kas akan meningkat bagi investor, akan menguntungkaninvestor.

· Bila deviden ditingkatkan, laba ditahan yang direivestasi menurun,

pertumbuhan masa depan menurun, akan merugikan investor. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

Kebijakan deviden suatu perusahaan dihadapkan pada 2 masalah utama,yaitu:

1. Pengaruh dari deviden, berkaitan dengan pertanyaan apakah jumlah atau tingkat deviden yang dibayarkan mempengaruhi nilai saham suatu

perusahaan atau hasil yang dinikmati oleh pemegang saham. 2. Informasi yang terkandung pada deviden, masalah ini mempertanyakan

apakah kebijakan deviden terutama perubahan-perubahan pada kebijakan tersebut (misalnya membayar deviden berupa saham bonus) memberikan indikasi kepada pasar mengenai prospek laba di tahun yang akan datang. 2.1.3 Teori Kebijakan Deviden

Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :

1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller :

(25)

perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi seperti :

a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.

b. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.

c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.

d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individ

Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri sebesar Ks (Biaya modal sendiri dari laba ditahan). Tapi bila berasal dari saham biasa baru, biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham biasa baru).

(26)

lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui. 2. Teori The Bird in The Hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. 4. Teori Signaling Hypothesis

(27)

umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain , teori Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal dan preferensi terhadap deviden.

5. Teori Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend Payout Ratio

(28)

Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanut usia dikenai pajak lebih ringan) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar.

Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.

2.1.4 Macam-macam Kebijakan Deviden

1. Kebijakan dividen yang fleksibel, Merupakan besarnya setiap

tahun yang disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan tersebut.

2. Kebijakan dividen yang stabil, merupakan jumlah deviden per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. 3. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah deviden minimal

(29)

akan membayar deviden ekstra.

4.Kebijakan dividen dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, merupakan kebijakan yang member deviden yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Adapun beberapa faktor-faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan deviden :

1. Kebutuhan Dana Perusahaan

Merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil, yaitu aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa dating yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan.

2. Likuitidas

Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan.

3. Kebutuhan Pelunasan Hutang

(30)

4. Tingkat Ekspansi Aktiva

Yaitu semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya.

5. Stabilitas Laba

Yaitu suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat memperkirakan berapa besar laba di masa yang akan datang, dalam hal ini perusahaan cenderung membayarkan “deviden payout ratio”, dari pada perusahaan yang labanya berfluktuasi, deviden yang lebih rendah akan lebih mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa yang akan datang.

6. Kesempatan Investasi

Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya akan digunakan untukmembayar dividen.

7. Pengawasan Terhadap Perusahaan

(31)

2.1.6 Kebijakan Pemberian Dividen Bentuk kebijakan dividen yaitu :

1. Kebijakan pemberian dividen stabil

Artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walau laba perusahaan berfluktuasi.

2. Kebijakan pemberian dividen yang meningkat

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. Misalnyaperusahaan akan memberikan dividen sebesar Rp. 600,- per lembar dengan pertumbuhan 5%, sehingga tahun depan pembayaran dividensebesar 5% adalah Rp. 630,- per lembar.

3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan

Pemberian dividen dengan kebijakan ini mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Dasar yang digunakan sering disebut

dividend payout ratio.

4. Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra

(32)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian

2001 Sutrisno Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan

Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Hasil penelittian menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR

2002 Hatta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Deviden : Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder

Menunjukkan bahwa hanya pertumbuhan asset yang berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan ketiga variabel yang lainnya yaitu insider ownership, free cash flow, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 2005 Agung Baruno Analisis Pengaruh

Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

(33)

PT Indosat, hanya posisi kas, ROE, DER, dan DPR satu tahun sebelumnya

1. Sutrisno (2001)

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) berjudul, “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Variabel independen dari penelitian tersebut adalah pengaruh posisi kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potential), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel lainnya tidak cukup signifikan.

2. Hatta (2002)

Penelitian yang berjudul” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen : Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder” yang dilakukan oleh Hatta. Dalam penelitian ini menguji pengaruh pertumbuhan asset, insider ownership, free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap

(34)

ketiga variabel yang lainnya yaitu insider ownership, free cash flow, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

3. Agung Baruno (2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Agung Baruno (2005) berjudul “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Variabel independen dari penelitian tersebut adalah cash ratio (CR), return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) dan

deviden payout ratio satu tahun sebelumnya (DPRt-1). Untuk menguji ada

tidaknya pengaruh dari variabel-variabel tersebut digunakan F-test dan t-test. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan dan positif.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

(35)

H1

H2

[image:35.595.134.508.117.299.2]

H3

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Cash Position (CP) merupakan posisi kas suatu perusahaan dan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan.

Debt To Equty Ratio (DER) rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

Return on Assets (ROA) menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh investasi yang telah dilakukan. Rasio ini mengukur kemampuan

Cash Position (posisi kas) (X1)

Debt To Equity Ratio (DER) (X2)

Return on Assets (ROA) (X3)

(36)

perusahaan dengan seluruh dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Dividen Payout Ratio (DPR) yaitu yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran deviden setiap tahun kepada pemegang saham. 2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003 : 51). Penulis sesuai dengan kerangka konseptual merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Cash Positon (CP) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR),

H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR),

H3 : Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian dimana menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30).

3.2 Batasan Operasional

Atas pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu, serta pengetahuan peneliti, maka penilti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yang diantaranya :

1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2008-2010.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dividen payout ratio

(DPR) Dividen payout ratio merupakan rasio laba yang dibayarkan perusahaan sebagai dividen kepada investor pada periode tertentu. Dividen payout ratio

didefinisikan sebagai rasio antara dividen per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). Menurut Weston dan Brigham (1997), dividen payout ratio

(38)

������������������ =�����������ℎ���

�����������ℎ���

3.3.2 Variabel Independen

1. Posisi kas (Cash Position)

Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geofrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001:5).

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001: 66) :

���= ����������������������������

3. Return on Assets (ROA)

(39)

��� = ���������ℎ������ℎ�����

�����������

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 . Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

[image:39.595.128.498.548.744.2]

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 dari total 152 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, perusahaan- perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Perusahaan Manufaktur sebagai Objek Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1. DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 2. EKAD PT. Ekadharma International Tbk 3. BATA PT. Sepatu Bata Tbk

4. KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk 5. SKLT PT. Sekar Laut Tbk

(40)

9. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk 10. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 11. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk

12. TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk 13. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 14. CTBN PT. Citra Tubindo Tbk

15. GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

16. RMBA PT.Bentoel International Investama Tbk 17. MAPI PT.Mitra Adiperkasa Tbk

18. SMCB PT.Holcim Indonesia Tbk 19. RDTX PT. Roda Vivatex Tbk.

20. KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. 21. TRST PT. Trias Sentosa Tbk.

22. AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 23. TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 24. LION PT. Lion Metal Works Tbk.

25. TURI PT. Tunas Ridean Tbk.

26. TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 27. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 28. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 29. SIAP PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 30. AISA PT. Ekadharma International Tbk

Sumbe

3.5. Jenis Data

(41)

dan dari lokasi penyimpanan data di mana saja di luar perusahaan. Data yang di butuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non participant observation, yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh data yang diperlukan berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2008-2010).

3.7. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini,metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution). Dalam menganalisis data tersebut, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

(42)

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal atau yang normal. Untuk menguji apakah distrbusi data normal atau tidak, salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram yang membandingkan antara observasi data dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Selain itu alat uji yang bisa digunakan adalah metode uji Kolmogorov-Sminov. Uji Kolmogorov-Sminov

adalah metode yang uang umum digunakan untuk menguji normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Sminov tidak signifikan ( varibel memiliki tingkat signifikan diatas 0,05) maka semua data terdistribusi secara normal.

(43)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas di dalam model regresi sebagai berikut. Nilai R2 yang dihasilkan oleh

suatu estimasi model regersi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar Variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonearitas.

2. Melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.

c. Uji Heteroskedastisitas

(44)

regresi yang baik adalah yang homoskesditas atau tidak heteroskedastisitas.

Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik scatterplot. Pada output yang dihasilkan, jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara lain untuk mendeteksinya dengan cara uji Park. Uji Park

mengemukakan metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari

variabel-variabel independen yang dinyatakan dengan persamaan linear yang di bentuk dalam persamaan logaritma. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi linear signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskesdasitas. Apabila parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka variabel independen dalam model regersi tersebut tidak mengalami heteroskesdasitas.

d. Uji Autokorelasi

(45)

Masalah ini timbul karena residual (kesalahaan penganggu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya auatokorelasi adalah uji Durbin-Witson (DW test). Uji Durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda yaitu suatu model linier regresi yang variable dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.

Hubungan fungsi antara satu variabel dependent dengan lebih dari satu variabel independent dapat dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, dimana kinerja Deviden Payout Ratio sebagai variabel dependent sedangkan CP, DER, dan ROA sebagai variabel independent.

Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

(46)

Keterangan:

Y = Variabel dependent perbankan b0 = Konstanta

b1-b5 = Koefisien regresi variabel independent

x1 = Cash Position (CP)

x2 = Debt to Equity Ratio (DER)

x3 = Return on Assets (ROA)

e = error

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh variabel-varibel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan, maka dilakukan uji-t dan uji-F

1. Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk a = 5 %

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung > t tabel untuk a = 5 %

2. Uji signifikansi simultan (F-test)

(47)

membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk a = 5 %

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung > F tabel untuk a = 5 %

Tetapi dalam penelitian ini Uji signifikansi simultan (F-test) tidak digunakan.

3. Uji Koefisien Determinasi (R²) Regresi

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 = R² = 1). Hal ini berarti bila R² = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 3.8 Jadwal Penelitian

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 147 Perusahaan dan dari 147 perusahaan tersebut terpilih 30 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran i.

[image:48.595.143.516.515.648.2]

Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 90 -3.99 6.35 1.1201 1.58011

DER 90 -.68 7.65 .9650 1.33319

CP 90 -.40 4.51 .9770 1.18594

DPR 90 .06 3.00 .4672 .36965

Valid N (listwise) 90

(49)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel

sebanyak 90, nilai minimum (-3,99), nilai maksimum 6,35, mean

(nilai rata-rata) sebesar 1,1201, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 1,58011.

2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum (-0,68), nilai maksimum 7,65, mean

(nilai rata-rata) sebesar 0,9650, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 1,33319.

3. Variabel Cash Position (CP) memiliki jumlah sampel sebanyak 90,

nilai minimum (-0,40), nilai maksimum 4,51, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,9770 , dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar1,18594.

4. Variabel Deviden Payout Ratio (DPR) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum 0,06, nilai maksimum 3,00, mean

(nilai rata-rata) sebesar 0,4672, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,36965.

(50)

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi atau tidak. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik harus memenuhi:

1. berdistribusi normal,

2. non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

3. non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi

tidak saling korelasi,

4. homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

4.2.1.1 Uji Normalitas

(51)

kolgomorov-smirnov. Menurut Ghozali (2005:115) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data

adalah normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov

[image:51.595.165.479.410.642.2]

dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .36666341

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.332

Asymp. Sig. (2-tailed) .058

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil uji statistik pada One-Sample Kolgomorov-Smirnov

tersebut dapat terlihat bahwa data terdistribusi dengan normal, karena

(52)
[image:52.595.123.454.182.573.2]

Hasil Uji Normalitas lainnya dapat dilihat pada histogram, dan normal probability plot, berikut ini:

(53)
[image:53.595.171.465.195.529.2]

Gambar 4.2 Uji Normalitas

(54)

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa penyebaran data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, oleh sebab itu dapat diketahui bahwa data telah terdistribusi dengan normal. 4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antaravariabel-variabel terdapat multikolinearitas atau tidak. Menurut ghozali (2005:91) Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1. nilai tolerence dan lawannya, 2. Variance Inflatin Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence

(55)

(Ghozali, 2005:91). Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .441 .052 8.436 .000

ROA .034 .031 .146 1.099 .275 .650 1.538

DER .003 .058 .010 .049 .961 .262 3.812

CP -.015 .070 -.047 -.209 .835 .224 4.470

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: Data Olahan SPSS, 2012

Berdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel Independen yang memiliki VIF di atas 10 ataupun Tolerance dibawah 0,1. Dari hasil uji multikolineraitas ini di dapatkan bahwa nilai VIF untuk Return On Assets (ROA) adalah 1,538 < 10 dan nilai Tolerance sebesar 0,650 > 0,1. Nilai VIF untuk Debt to Equity Ratio (DER) adalah 3,812< 10 dan nilai Tolerance sebesar 0,262 > 0,1. Nilai VIF untuk Cash Ratio (CP) adalah 4,470 < 10 dan nilai Tolerance

(56)

4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas. Cara untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot pada gambar 4.3. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y, maka tidak heterokedasitas.

(57)

[image:57.595.146.486.195.408.2]

Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas

pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik (data) menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa tidak tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

(58)

nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5.

Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .127a .016 -.018 .37300 2.249

a. Predictors: (Constant), CP, ROA, DER

b. Dependent Variable: DPR

Bedasarkan Tabel 4.4 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2,249 < 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.

4.2.2 Analisis Regresi

(59)

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .441 .052 8.436 .000

ROA .034 .031 .146 1.099 .275

DER .003 .058 .010 .049 .961

CP -.015 .070 -.047 -.209 .835

a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Data Olahan SPSS,2012

Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Y = 0,441 + 0,034X1 + 0,003X2 - 0,015X3 + e

Keterangan:

Y = Deviden Payout Ratio (DPR)

X1 = Return On Assets (ROA)

X2 = Debt To Equity Ratio (DER)

(60)

Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memeiliki arti sebagai berikut :

1. konstanta (a) sebesar 0,441 mempunyai arti apabila nilai independen sama dengan nol (ROA = 0, DER = 0, CP = 0) maka deviden payout ratio

perusahaan bernilai positif sebesar 0,441.

2. koefisien regresi ROA sebesar 0,034 mempunyai arti setiap kenaikan rasio

ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap deviden payout ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,034 satuan.

3. koefisien regresi DER sebesar 0,003 mempunyai arti setiap kenaikan rasio DER sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap deviden payout ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,003 satuan.

4. koefisien regresi CP sebesar -0,015 mempunyai arti setiap kenaikan rasio CP sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap deviden payout ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,015 satuan.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

[image:60.595.195.451.631.728.2]

Pengujian hipotesis dilakukan dengan maksud untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6

Pemasukan dan pengeluaran Variabel Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 CP, ROA, DERa . Enter

(61)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu ROA, DER, CP.

2. variabel independen tidak ada yang dikeluarkan. 4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai yang digunakan untuk mengetahui hasil uji koefisien determinasi adalah nilai adjusted R2. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai

adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” (Ghozali, 2005).

Berikut ini peneliti menampilkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Adjusted R2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .127a .016 -.018 .37300

a. Predictors: (Constant), CP, ROA, DER

b. Dependent Variable: DPR

Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya Adjusted

(62)

Deviden Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode adalah sebesar 18%. Sedangkan sisanya sebesar 82% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3.2. Uji Signifikan Parsial (t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika t hitung < t tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%

2. Jika t hitung > t tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%

berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t) pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8

Uji Signifikan Parsial (t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .441 .052 8.436 .000

ROA .034 .031 .146 1.099 .275

DER .003 .058 .010 .049 .961

[image:62.595.110.514.566.755.2]
(63)

Dari hasil Uji Signifikan Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial), yaitu : 1,98793

1. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Devidend Payout Ratio memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Return On Assets (ROA)

menunjukkan nilai t sebesar 1,099 dengan signifikansi sebesar 0,275. Oleh karena itu, t hitung < dari t tabel atau 1,099 <1,98793 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 (0,275 > 0.05). Hal ini berarti bahwa Return On Assets (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) terhadap Devidend Payout Ratio

memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Debt to Equty Ratio (DER) menunjukkan nilai t sebesar 0,049 dengan signifikansi sebesar 0,961. Oleh karena itu t hitung < t tabel atau 0,049 < 1,98793 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 (0,961 < 0.05). Hal ini berarti bahwa Debt to Equty Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

(64)

Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Cash Position (CP) mempengaruhi Devidend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Populasi dan sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai dengan 2010. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu, dimana terdapat 30 data perusahaan dalam periode 3 tahun atau 90 (30x3) jumlah amatan. Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang meliputi uji koefisien determinasi, dan uji signifikan parsial dengan menggunakan SPSS 17.0.

(65)

karena itu, dengan nilai sebesar 18% dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang tidak meyakinkan.

Bedasarkan hasil uji signifikan parsial (t) digunakan untuk mengetahui peran variabel Independen secara individual terhadap variabel Dependen. Analisis mengenai hasil uji signifikan parsial (t) masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut:

1. Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.10 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Return On Assets berpengaruh tidak signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR). Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,275) diatas (lebih besar) 0.05, atau 0,275 > 0,05 dan nilai t hitung (1,099) < t tabel (1,98793).

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.10 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR). Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,961) diatas (lebih besar) 0.05, atau 0,961 > 0,05 dan nilai t hitung (0,049) < t tabel (1,98793).

3. Cash Position (CP)

(66)

signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,835) diatas (lebih besar) 0.05, atau 0,604 > 0,05 dan nilai t hitung (-0,209) < t tabel (1,98793).

Hasil uji parsial (uji-t) yang dilakukan bahwa variabel Return On Assets

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah Return On Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Position (CP) memiliki pengaruh terhadap

Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 30 sampel perusahaan yang

listing selama periode tersebut.

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji parsial (uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen yaitu Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan

Cash Position (CP) berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap

Dividend Payout Ratio pada a = 5%.

(68)

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan atau kelemahan yang memerlukan pengembangan-pengembangan dan perbaikan oleh peneliti selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Position (CP) saja. Faktor-faktor lain beserta rasio-rasio keuangan lainnya memiliki kemungkinan untuk dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR).

2. Jenis perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga tidak mencerminkan reaksi Bursa Efek secara keseluruhan.

3. Periode pengamatan di dalam penelitian ini selama tiga tahun (2009-2010) menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.

5.3 Saran

Bedasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, peneliti memberikan beberapa saran, yaitu :

1. Bagi peneliti Berikutnya

(69)

dalam penelitian mereka selanjutnya, menambah periode pengamatan pada penelitian berikutnya atau dapat membandingkan dengan meneliti jenis perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal.

2. Bagi Investor

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah W. Djabid. 2009. “Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan

Terhadap Kebijakan Hutang: Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan Perbankan”. Vol. 13 No. 2 Mei 2009, hal. 249-259.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006. Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kelima PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta.

Damayanti, S., dan Achyani, F., 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1 April,Hal.51-62.

Erlina dan Sri Mulyani, 2008. “Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Fred, Weston, J. dan Eugene Brigham. 2001. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 9. Jakarta: Erlangga.

Hairani, E., 2001. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia, Tesis, Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan

Prihantoro, 2003. Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1 Jilid 8, Hal. 10. R. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat.

Yogyakarta : BPFE.

Sembiring, Delvi A, 2008. Pengaruh Dividend Payout Ratio dan Growth

terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(71)

Suharli, M. dan Harahap,S.S., (2004). Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah dividen. M

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik
Tabel 4.2 Uji Normalitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan. Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

Dengan melihat adanya permasalahan pada penelitian yang tidak konsisten terhadap hasil dari satu penelitian dengan penelitian yang lain, maka perlu adanya penelitian

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2009. Dedi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Free Cash Flow (FCF), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size (FS), dan Growth Potential (GP) pengaruh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Free Cash Flow (FCF), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size (FS), dan Growth Potential (GP) pengaruh

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TERHADAP.. PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Universitas Sumatera

Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 (2) Untuk menganalisis pengaruh likuid Current Ratio (CR), Debt to Equity