ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
Sejahtera Sitepu
087017116/Akt
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi Pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Sejahtera Sitepu
087017116/Akt
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Sejahtera Sitepu
Nomor Pokok : 087017116/Akt
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak.) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak
Ketua Anggota
.)
Ketua Program Studi Direktur Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 17 Januari 2012
PANITIA PENGUJI TESIS:
Ketua : Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak. Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak.
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, 17 Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan
ttd
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2006-2010, dan (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode tahun 2007-2010. Data diperoleh dari publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). Dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5% .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Secara parsial ditemukan bahwa posisi kas, ukuran perusahaan dan profitabilitas (ROA) berpengaruh siqnifikan positif sedangkan likuiditas berpengaruh siqnifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Likuiditas dalam penelitian ini diartikan sebagai kelebihan likuiditas karena pada umumnya sampel perusahaan mempunyai nilai likuiditas lebih dari 1 (satu). Kelebihan Likuiditas tersebut digunakan antara lain untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Variabel lain yaitu pertumbuhan dan rasio hutang terhadap ekuitas (DER) berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen.
THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING DIVIDEND PAYOUT RATIO IN THE MANUFACTURING COMPANIES REGISTRED
AT THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
This study was conducted to test the influence of the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity to dividend payout ratio in the manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010.
The population of this study was 137 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010. The 36 samples for this study were selected through purposive sampling technique with the criteria as follows: (1) the companies which issued their 2006 – 2010 financial reports, and (2) continuously shared their dividend in each period of 2007 – 2010. The data for this study were obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests with least square equation and hypothesis testing using F-statistic to test the influence simultaneously and t-statistic to test the partial regression coefficient at the level of significant of 5%.
The result of this study showed that the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity simultaneously had influence on the dividend payout ratio. Partially, it was found out that cash position, company size, and profitability/return on assets (ROA) had a significant positive influence while liquidity had a significant negative influence on the dividend payout ratio. In this study, liquidity is defined as excessive liquidity because, in general, the sample company had a liquidity value of greater than 1 (one). This excessive liquidity is used, among other things, to finance the growth of the company. The other variables such as growth and debt to equity ratio (DER) had an insignificant negative influence on the dividend payout ratio.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah berusaha maksimal
dan telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu DTM & H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
4. Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu, memberikan bantuan dan masukan dalam menyusun tesis ini.
5. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak. Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam menyusun tesis ini.
6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. dan Drs. Syamsul Bahri TRB MM, Ak. selaku dosen
pembanding yang telah banyak memberikan saran dalam perbaikan tesis ini.
7. Seluruh staf pengajar Program Magister Akuntansi atas segala ilmu dan pengetahuan
8. Kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan dan
teman-teman Seksi Hukum dan Informasi atas pengertian dan dukungannya.
9. Kepada semua rekan-rekan seangkatan di Program Magister Akuntansi khususnya
Dahlan, Raja, Hirja, Asrul, Ary dan Lina, serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tulus tak ternilai kepada
orangtua tercinta bapak Alm. Katan Sitepu dan mamak Banci Malem Br Ginting yang
telah berusaha menanamkan nilai-nilai ketekunan, kerja keras dan disiplin dalam diri
penulis. Kepada keluarga tersayang, istriku Sulastri dan anakku Syifa Amenta Br.
Sitepu, terimakasih atas dukungan dan motivasi yang tiada henti serta kesetiaannya
mendampingi penulis selama menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
Kiranya bantuan yang penulis terima dari semua pihak selama menjalani
pendidikan dan penyelesaian tesis ini mendapat balasan dari Allah SWT., amien. Kritik
dan saran akan penulis tunggu / terima sebagai masukan.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, peneliti berikutnya dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, 17 Januari 2012
Penulis,
ttd
Sejahtera Sitepu
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Sejahtera Sitepu
2. Tempat / Tanggal Lahir : Binjai / 19 Juli 1970
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan
5. Orang Tua
a. Ayah : Alm. Katan Sitepu
b. Ibu : Banci Malem Br. Ginting
6. Keluarga
a. Istri : Sulastri
b. Anak : Syifa Amenta Br. Sitepu,
7. Alamat : Jln. Gardu Induk No.126, Komplek PLN Paya Sari, Kp. Lalang, Deli Serdang, Sumatera Utara
8. Pendidikan
a. SD : SD Negeri Namu Ukur Selatan, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkat, Sumatera Utara
b. SMP : SMP Negeri Namu Ukur Selatan, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkat, Sumatera Utara
c. SMA : SMA Negeri 2 Binjai, Sumatera Utara
d. S1 : Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
e. S2 : Program Studi Magister Akuntansi, Sekolah
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan Penelitian...
1.4. Manfaat Penelitian...
1.5. Orginalitas Penelitian...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...……...………. 2.1. Landasan Teori...
2.1.1. Pengertian Dividen...
2.1.2. Kebijakan Dividen...
2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijkan Dividen...
2.2. Riview Peneliti Terdahulu...
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS....……… 3.1. Kerangka konsep...
3.2. Hipotesis Penelitian...
BAB IV METODE PENELITIAN ……..………..….……....
4.6. Defenisi Operasional Variabel………….……..……...………....
4.7. Model dan Teknik Analisis Data...
4.7.1. Perumusan Model.………...……...…
4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik...……...……...
4.7.2.1. Uji Normalitas Data...……...…..…
4.7.2.2. Uji Multikolonieritas.…...………
4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas………...…….
4.7.2.4. Uji Autokorelasi....…...………
4.7.3. Pengujian Hipotesis………...………
4.7.3.1. Uji Statistik F………...……...…………..
4.7.3.2. Uji Statistik t………..………...………
4.7.3.3. Koefisien Determinasi (R2)...
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5.1. Hasil Penelitian...
5.1.1. Statistik Deskriptif...
5.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik...
5.2.1. Hasil Pengujian Normalitas Data...
5.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas...
5.2.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas...
5.2.4 Hasil Pengujian Autokorelasi...
5.3 Hasil Analisis Data...
5.3.1 Persamaan Rergresi...
5.3.2 Pengujian Hipotesis...
5.3.2.1 Uji Statistik F...
5.3.2.2 Uji Statistik t...
5.3.2.3 Koefesien Determinasi (R2)...
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian...
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Riview Penelitian Terdahulu Tentang Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Rasio Pembayaran Dividen ...
18
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Daftar Pengambilan Sampel...
Defenisi Operasional Variabel...
27
31
Tabel 5.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian... 39
Tabel 5.2 Uji Normalitas Data - One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test... 43
Tabel 5.3 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi dan Pengeluaran Data Outlier... 45
Tabel 5.4 Uji Multikolonieritas Berdasarkan Nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF)... 46
Tabel 5.5 Uji Autokorelasi - Durbin-Watson... 48
Tabel 5.6 Persamaan Regresi... 49
Tabel 5.7 Uji Statistik F... 53
Tabel 5.8 Uji Statistik t... 54
Tabel 5.9 Koefesien Determinasi... 57
Tabel 5.10 Korelasi Pearson Variabel Likuiditas Dengan Variabel Pertumbuhan... 66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen... 20
Gambar 5.1 Uji Normalitas Data - Normal PP-Plot of Regresion
Standardized Residual... 42
Gambar 5.2 Uji Normalitas Data - Normal PP-Plot of Regresion Standardized Residual Setelah Transformasi dan
Pengeluaran Data Outlier... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1`
Lampiran 2
Rencana Waktu Penelitian...
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2010 dan Membayar Dividen Tahun 2007 – 2010 ...
70
80
Lampiran 3 Grafik Histogram Masing-Masing Variabel Independen... 83
Lampiran 4 Data Rasio Pembayaran Dividen Perusahaan Manufaktur
Tahun 2007– 2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 85
Lampiran 5 Data Posisi Kas Perusahaan Manufaktur Tahun 2007– 2010
Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 86 Lampiran 6 Data Pertumbuhan Perusahaan Manufaktur Tahun 2007–
2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 87
Lampiran 7 Data Ukuran Perusahaan Manufaktur Tahun 2007– 2010
Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 88
Lampiran 8 Data Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Perusahaan (DER) Manufaktur Tahun 2007 - 2010 Yang dijadikan Sampel
Penelitian ... 89
Lampiran 9 Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Tahun
2007–2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian... 90
Lampiran 10 Data Likuiditas Perusahaan Manufaktur Tahun 2007–2010
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2006-2010, dan (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode tahun 2007-2010. Data diperoleh dari publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). Dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5% .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Secara parsial ditemukan bahwa posisi kas, ukuran perusahaan dan profitabilitas (ROA) berpengaruh siqnifikan positif sedangkan likuiditas berpengaruh siqnifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Likuiditas dalam penelitian ini diartikan sebagai kelebihan likuiditas karena pada umumnya sampel perusahaan mempunyai nilai likuiditas lebih dari 1 (satu). Kelebihan Likuiditas tersebut digunakan antara lain untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Variabel lain yaitu pertumbuhan dan rasio hutang terhadap ekuitas (DER) berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen.
THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING DIVIDEND PAYOUT RATIO IN THE MANUFACTURING COMPANIES REGISTRED
AT THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
This study was conducted to test the influence of the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity to dividend payout ratio in the manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010.
The population of this study was 137 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010. The 36 samples for this study were selected through purposive sampling technique with the criteria as follows: (1) the companies which issued their 2006 – 2010 financial reports, and (2) continuously shared their dividend in each period of 2007 – 2010. The data for this study were obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests with least square equation and hypothesis testing using F-statistic to test the influence simultaneously and t-statistic to test the partial regression coefficient at the level of significant of 5%.
The result of this study showed that the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity simultaneously had influence on the dividend payout ratio. Partially, it was found out that cash position, company size, and profitability/return on assets (ROA) had a significant positive influence while liquidity had a significant negative influence on the dividend payout ratio. In this study, liquidity is defined as excessive liquidity because, in general, the sample company had a liquidity value of greater than 1 (one). This excessive liquidity is used, among other things, to finance the growth of the company. The other variables such as growth and debt to equity ratio (DER) had an insignificant negative influence on the dividend payout ratio.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang
akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari
laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan
publik sangat diperhatikan oleh para investor. Kebijakan tersebut dapat mengundang
investor untuk membeli / mempertahankan saham perusahaan atau sebaliknya mereka
akan memutuskan untuk tidak membeli / menjual saham perusahaan. Pertimbangannya
adalah tingkat pengembalian atas dana yang mereka investasikan dalam bentuk saham
berupa dividen ataupun dalam bentuk capital gain harus lebih menguntungkan
dibandingkan dengan obligasi pemerintah, tingkat bunga deposito ataupun lebih tinggi
dari tingkat inflasi.
Di sisi lain, perusahaan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dana untuk
membiayai kegiatan operasional dan pertumbuhan yang direncanakan. Dalam jangka
panjang, pertumbuhan perusahaan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam
bentuk peningkatan nilai saham di masa depan yang akhirnya akan menguntungkan
pemegang saham karena memperoleh capital gain. Pembiayaan pertumbuhan tersebut
murah antara lain berupa laba ditahan atau sumber dana eksternal yang relatif lebih
mahal seperti pinjaman kepada kreditur. Myers (1984) dalam Myers dan Majluf (1984)
menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menentukan pemilihan
sumber pendanaan yaitu dengan internal equity dahulu. Apabila internal equity dianggap
tidak mencukupi baru menggunakan external. Penggunaan sumber dana internal berupa
laba ditahan berarti penundaan / pengurangan pembayaran dividen kepada pemegang
saham.
Keputusan pembayaran dividen ataupun menahan dana tersebut untuk membiayai
kegiatan operasional / pertumbuhan perusahaan adalah bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan kebutuhan jangka
pendek dan pertumbuhan perusahaan adalah kebutuhan jangka panjang dari pemegang
saham. Namun demikian terdapat pandangan bahwa tingkat kepastian dividen lebih tinggi
dibandingkan dengan capital gain. Hal ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner (1963)
yang terkenal dengan teori The Bird-In-The-Hand Theory yaitu satu burung di tangan
(dividen saat ini) lebih berharga daripada seribu burung di udara (capital gain di masa
yang akan datang). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menyeimbangkan kebutuhan
jangka pendek pemegang saham berupa pembayaran dividen dan kebutuhan pertumbuhan
perusahaan. Menurut Brenna dan Thakor (1990) keputusan yang menciptakan
keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang
sehingga memaksimumkan harga saham disebut kebijakan dividen yang optimal.
Terdapat beberapa teori dan pandangan tentang faktor-faktor yang perlu
legal, posisi likuiditas, ketiadaan sumber pembiayaan lain, prediksi penerimaan, kontrol
kepemilikan dan inflasi. Setyawan (1995) mengelompokkan faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen menjadi dua yaitu faktor internal berupa tingkat laba, kemampuan
untuk meminjam dan sebagainya serta faktor eksternal antara lain pajak atas dividen,
pajak atas capital gain, akses ke pasar modal dan perundang-undangan.
Berdasarkan pertimbangan pentingnya kebijakan dividen yang optimal bagi
perusahaan maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) pada
perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rasio
Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) merupakan rasio yang menunjukkan
besarnya tingkat pembayaran dividen dibandingkan dengan laba yang diperoleh
perusahaan. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang diteliti pengaruhnya terhadap rasio
pembayaran dividen adalah posisi kas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan,
rasio hutang terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas. Faktor-faktor tersebut
mempunyai hubungan dengan kebijakan pemberian dividen berdasarkan hasil penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya.
Penelitian di Indonesia antara lain pernah dilakukan oleh Prihantoro (2003)
terhadap perusahaan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terdaftar pada tahun 1991 –
1996 dengan hasil bahwa hanya posisi kas dan rasio hutang terhadap ekuitas yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen. Hasil penelitian
Nasution (2004) dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) pada tahun 1999 - 2001 menemukan bahwa hanya rasio hutang terhadap
Sedangkan, hasil penelitian Puspita (2009) terhadap perusahaan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang terdaftar pada tahun 2005 - 2007 menunjukkan bahwa rasio kas
(likuiditas), ukuran perusahaan, dan tingkat pengembalian atas aset (Return On Asset
/ROA) berpengaruh signifikan positif, sedangkan pertumbuhan berpengaruh signifikan
negatif terhadap rasio pembayaran dividen.
Penelitian Prihantoro dapat mewakili kebijakan dividen perusahaan di Indonesia
sebelum terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 (perusahaan tahun 1991 – 1996),
sedangkan hasil penelitian Nasution (perusahaan tahun 1999 – 2001) menggambarkan
kebijakan dividen pada saat perusahaan di Indonesia sedang berusaha keluar dari
pengaruh krisis ekonomi. Selanjutnya penelitian Puspita (2009) terhadap perusahaan tahun
2005 – 2007 pada saat kondisi ekonomi di Indonesia sudah relatif stabil. Penelitian ke- 3
(tiga) peneliti tersebut memberikan hasil yang berbeda mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi rasio pembayaran dividen di Indonesia.
Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini akan melakukan penelitian
terhadap faktor-faktor yang berdasarkan ke-3 (tiga) penelitian tersebut di atas
berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio / DPR),
yaitu : kas (cash position), pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio
hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability) dan likuiditas
(liquidity). Populasi penelitian adalah khusus perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 – 2010 sehingga akan dapat memberi gambaran
tentang kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia pada
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi terkini dan dapat
memberikan bukti empiris berupa hasil temuan faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Indonesia yang berguna bagi para
investor dan calon investor di Bursa Efek Indonesia, para praktisi, akademisi serta
emiten.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti
dalam penelitian ini adalah :
- Apakah posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas,
profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen
pada perusahaan manufaktur secara simultan dan parsial ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara
simultan dan parsial dari posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang
terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada
perusahaan manufaktur.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Peneliti, menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi rasio pembayaran dividen khususnya pada perusahaan manufaktur
dan sebagai syarat untuk meperoleh gelar Master of Sains (M.Si).
2. Para investor dan calon investor, sebagai masukan dalam mempertimbangkan
pembuatan keputusan untuk membeli maupun menjual saham perusahaan
manufaktur sehubungan dengan harapannya terhadap dividen.
3. Para praktisi, akademisi dan emiten sebagai masukan terhadap isu-isu tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen dan kebijakan terhadap dividen
khususnya pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
4. Peneliti selanjutnya, untuk menambah bahan rujukan dalam melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen di
Indonesia sebelumnya telah dilakukan diantaranya oleh Nasution (2004). Faktor-faktor
yang diteliti pengaruhnya terhadap rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) oleh
Nasution adalah posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan
modal serta profitabilitas. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive
sampling dengan kriteria (1) perusahaan (selain perbankan) terdaftar di Bursa terdaftar di
Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1995 (2) perusahaan telah menerbitkan laporan tahunan
yang berakhir tanggal 31 Desember selama 4 tahun mulai tahun 1998 sampai dengan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nasution adalah pada periode yang
diteliti dan perusahaan yang menjadi sampel serta penambahan variable yang diteliti.
Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Laporan Keuangan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember untuk setiap periode tahun 2006 – 2010 serta membayar dividen
secara kontinu pada tahun 2007 - 2010 (4 tahun). Sedangkan variabel yang ditambah
adalah likuiditas karena berdasarkan banyak penelitan sebelumnya, semua variabel yang
diteliti oleh Nasution dan variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio
pembayaran dividen. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran yang
menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen
yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.
2.1.1. Pengertian dividen
Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income). Pendapatan
tersebut dapat diinvestasikan dalam bentuk operating asset, diinvestasikan dalam bentuk
sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang ataupun didistribusikan kepada pemegang
saham. Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham inilah
disebut dividen. Pembagian dividen perusahaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,
yaitu : kas (cash dividend), saham (stock dividend), surat berharga (notes dividend)
ataupun aktiva lainnya (property dividend). Besarnya dividen yang didistribusikan
kepada pemegang saham dapat direpresentasikan oleh suatu rasio yang disebut rasio
pembayaran dividen yang merupakan persentase dari pendapatan setelah pajak yang
berubah menjadi dividen. Besaran yang menyangkut dividen lainnya adalah dividen per
share yaitu besarnya dividen untuk tiap-tiap lembar saham.
2.1.2. Kebijakan dividen
Perusahaan dalam memutuskan pembagian dividen harus mempertimbangkan
umumnya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk
diinvestasikan kembali atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earning). Besar
kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan
dividen masing-masing perusahaan sehingga memerlukan pertimbangan yang serius.
Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan
diputuskan daalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Kebijakan pembayaran dividen, dapat menggunakan berbagai pola yang menurut
Van Horne (1995) dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Kebijakan dividen yang stabil
Kebijakan dividen yang stabil artinya dividen per lembar saham yang dibayarkan
setiap tahunnya relatif tetap sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar
saham setiap tahunnya berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal ditambah dividen
ekstra
Kebijakan ini menetapkan minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan
jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka
jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra.
3. Kebijakan dividen konstan
Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh perusahaan setiap
tahunnnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator
meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan
sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan.
4. Kebijakan dividen fleksibel
Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap
tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan
yang bersangkutan.
Pemegang saham selain berkepentingan dengan dividen juga berkepentingan
terhadap capital gain. Capital gain adalah imbal hasil yang diterima oleh investor karena
harga saham pada saat menjual lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat
membeli. Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen yang mencoba menjelaskan
tentang dividen, antara lain : Dividend Irrelevance Theory, The Bird-In-The-Hand
Theory, Signaling Theory, Residual Theory dan Expectation Theory.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tentang dividen tersebut sebagai
berikut :
a. Dividend Irrelevance Theory
Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain bahwa keputusan pembayaran ataupun
tidak membayar dividen tidak akan berpengaruh (irrelevance) terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas aset perusahaan dan kompetensi
manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini, Modigliani dan Miller
kepastian yang sempurna (perfect certainty). Asumsi-asumsi tersebut menjadikan suatu
pasar mempunyai kondisi sebagai berikut :
• Tidak ada pihak yang dapat mempengaruhi harga
• Adanya informasi yang simetris untuk semua pihak
• Tidak ada biaya transaksi seperti biaya komisi ataupun biaya transfer
• Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain ataupun profit yang
didistribusikan dengan profit yang tidak didistribusikan.
• Investor menginginkan lebih banyak kekayaan dibanding sedikit kekayaan.
• Investor bersifat indifferent antara dividen dan capital gain
• Setiap investor memiliki kepastian investasi di masa depan dan atas profit
perusahaan di masa depan
• Dengan adanya kepastian tersebut, seluruh perusahaan hanya mengeluarkan satu
jenis sekuritas, yaitu common stock.
b. The Bird-In-The-Hand Theory
Gordon dan Lintner (1963) mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara
kebijakan dividen dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh
sebesar risiko menunggu capital gain yang masih mungkin berfluktuasi. Satu burung di
tangan (dividen saat ini) lebih berharga daripada seribu burung di udara (capital gain di
masa yang akan datang).
Tingkat kepastian dividen lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan capital
dividen. Semakin tinggi dividen yang dibagikan maka semakin tinggi minat investor
terhadap saham sehingga akan meningkatkan harga saham bersangkutan.
c. Signaling Theory
Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidaksimetrisan informasi yang terjadi
antara manajer dengan investor. Manajer umumnya mempunyai informasi yang lebih
baik mengenai aktivitas perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Oleh
karena itu dividen menjadi penyampai informasi dari manajer kepada investor.
Menurut teori ini, apabila perusahaan mengumumkan dividen yang lebih tinggi
daripada yang diantisipasi pasar merupakan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek
kinerja keuangan yang lebih cerah daripada yang diekspektasikan. Dengan adanya sinyal
tersebut, investor akan membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga sahamnya
naik. Demikian juga sebaliknya, jika perusahaan mengumumkan dividen yang lebih
rendah daripada yang diharapkan merupakan sinyal buruk sehingga investor menjual
saham yang mereka miliki dan harga saham menjadi turun.
d. Residual Theory
Menurut teori ini, pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memiliki dana
sisa setelah membiayai investasi-investasi yang memiliki Net Present value positif
dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earning). Dengan
kata lain, perusahaan tidak akan membayarkan dividen jika tidak memiliki dana sisa.
Keputusan pembiayaan investasi dengan menggunakan pendanaan internal, yaitu
dengan menggunakan pendapatan yang ditahan lebih disukai oleh perusahaan
murah. Oleh karena itu, selama masih ada investasi yang dapat dibiayai dengan laba
ditahan maka dividen yang akan dibayarkan akan semakin sedikit tergantung pada sisa
dana internal yang ada.
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan
cepat cenderung jarang membayarkan dividen atau memiliki rasio pembayaran dividen
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya sudah lambat
karena ukurannya sudah besar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan
menahan pendapatannya untuk proyek-proyek investasi yang layak sehingga dividen
payoutnya relatif kecil. Sedangkan perusahaan yang sudah besar tidak terlalu banyak lagi
membiayai proyek-proyek investai sehingga dapat lebih banyak menggunakan
pendapatannya untuk membayar dividen.
e. Expectation Theory
Pemegang saham dalam teori ini, dinyatakan memilki harapan masing-masing
terhadap besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Harapan terhadap besarnya
dividen yang diterima dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor
internal seperti besarnya dividen tahun lalu, rencana investasi perusahaan, dan
pendapatan perusahaan tahun berjalan, sedangkan faktor eksternal seperti kondisi
perekonomian dan politik negara.
Pada saat dividen diumumkan dan dibagikan, maka pemegang saham akan
membandingkan dividen yang diterima dengan harapan mereka.
Apabila pemegang saham menerima dividen yang relatif sama dengan
harapannya, maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya apabila terjadi perbedaan
2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Irianto (1995) mengacu pada berbagai penulis diantaranya Levy dan Sarnat
(1990) serta Van Horne (1986) menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
dividen, meliputi :
1. Peraturan atau Perundangan.
Ada tiga hal ditekankan sehubungan dengan pembayaran dividen :
a. Peraturan laba bersih yang menyatakan bahwa dividen dibayarkan dari laba bersih
saat ini atau tahun lalu.
b. Larangan pengurangan modal yang menekankan bahwa dividen tidak boleh
dibayar dengan modal untuk melindungi para kreditur.
c. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa pada saat pailit, perusahaan dilarang
membayar dividen untuk melindungi keditur. Dengan membayar dividen pada
kondisi pailit, berarti dividen yang dibayarkan diambil dari milik kreditur.
2. Posisi Likuiditas.
Jika laba ditahan telah diinvesikan dalam aktiva yang dibutuhkan perusahaan, laba
ditahan tersebut tidak lagi berupa kas. Hal ini menunjukkan posisi likuiditas
perusahaan rendah dan ada kemungkinan perusahaan tidak mampu membayarkan
dividennya.
3. Kebutuhan Dana Untuk Melunaskan Hutang.
Perlu penyisihan laba sebelum hutang jatuh tempo agar keuntungan perusahaan pada
periode jatuh tempo hutang tidak dibebani pembayaran seluruh hutang.
Dalam perjanjian hutang, ada larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran
dividen dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pihak kreditur sehubungan
dengan dana yang dipinjamkan.
5. Tingkat Ekonomi Perusahaan.
Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk
membiayai ekspansi. Untuk itu, perusahaan cenderung membiayai dengan sumber
intern yaitu dengan jalan memperbesar laba yang ditahan sehingga dividen yang
dibayarkan menjadi lebih kecil.
6. Tingkat Keuntungan.
Pengertian tingkat keuntungan disini adalah tingkat hasil pengembalian atas aktiva
yang diharapkan. Hal ini menentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada
pemengang saham atau menggunakannya dalam perusahaan yang bersangkutan.
7. Stabilitas Perusahaan.
Perusahaan yang telah mapan dan labanya stabil akan mampu mengestimasi
besarnya laba di tahun-tahun mendatang sehingga berani menetapkan rasio
pembayaran dividen yang relatif tinggi karena tingkat kepastian untuk memperoleh
laba yang diharapkan tinggi.
8. Kemampuan Memasuki Pasar Modal.
Perusahaan yang sehat dan posisi likuiditas, rentabilitas, serta solvabilitasnya baik,
akan mampu mencari dana tujuan ekspansi melalui pasar modal sehingga akan
semakin besar dividen yang dibayarkan.
Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan dalam mengedalikan
perusahaan cenderung untuk memperbesar laba yang ditahan untuk keperluan
ekspansinya yang berarti akan memperkecil pembayaran dividennya.
10. Posisi Pemengang Saham sebagai Wajib pajak.
Pada umumnya, mereka yang memengang sebagian besar saham tergolong kelompok
berpendapatan tinggi dan pembayar pajak tinggi. Karena kendali perusahaan
dipengang oleh krlompok ini, maka perusahaan cenderung untuk membayar dividen
yang rendah dengan tujuan menghindarkan kelompok tersebut dari pajak penghasilan
tinggi.
11. Pajak atas Keuntungan yang Salah Diakumulasikan.
Untuk mencengah perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tarif
pajak pribadi tinggi, dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan
terhadap keuntungan yang diakumilasikan secara tidak benar.
12. Tingkat Inflasi.
Kecenderungan kenaikan harga termasuk harga aktiva tetap menyebabkan akumulasi
penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap yang aus karena
proses produksi. Karena itu, perusahaan akan memperbesar porsi laba ditahan yang
berarti porsi untuk dividen berkurang.
2.2.Riview Peneliti Terdahulu
Hasil beberapa penelitian sebelumnya mengenai berbagai faktor-faktor yang
1. Chang dan Ree (1990) meneliti pengaruh variabel earning variability, growth ,
nondebt tax shield, firm size, profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Hasil penelitiannya menemukan bahwa earning variability, non debt tax , firm size
berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan growth berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap DPR.
2. Hairani (2001) meneliti pengaruh variabel cash position, growth, firm size,
profitability, DER, tax rate dan time interest earned terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR). Hasil penelitiannya menemukan bahwa pembagian dividen (DPR)
dipengaruhi oleh DER dan profitability.
3. Prihantoro (2003) meneliti pengaruh variabel Posisi kas, potensi, pertumbuhan,
ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas (ROA), kepemilikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
posisi kas berpengaruh signifikan positif, sedangkan rasio hutang dan modal
berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR. Earnings mempunyai pengaruh yang
kurang signifikan.
4. Suharli (2004) meneliti pengaruh variabel profitabilitas (ROI), fixed asset dan
likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menemukan
bahwa profitabilitas (ROI) mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan dan
diperkuat oleh likuiditas perusahaan.
5. Nasution (2004) meneliti pengaruh variabel cash position, growth, firm size, debt to
equity ratio, dan profitability (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa hanya debt to equity ratio / DER berpengaruh
6. Puspita (2009) meneliti pengaruh variabel cash ratio, growth, firm size, retun on
asset (ROA), debt to total asset (DTA) dan debt to equity ratio (DER) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio,
firm size, dan return on asset (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap (DPR),
sedangkan growth berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
Berikut ini disajikan tabel riview hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh
berbagai faktor terhadap rasio pembayaran dividen (DPR), sebagai berikut :
Tabel 2.1. Riview Penelitian Terdahulu Tentang Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Rasio Pembayaran Dividen
No. Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. Chang dan Ree
Menunjukkan bahwa growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap DPR, earning variability, non debt tax , firm size, berpengaruh positif terhadap DPR
2. Hairani (2001) Cash position, growth, firm size, DER, profitability, tax rate, times inte rest earned dan DPR
Menunjukkan bahwa pembagian dividen (DPR) dipengaruhi oleh DER dan profitability
3. Prihantoro
Menunjukkan bahwa posisi kas berpengaruh positif signifikan terhadap DPR, sedangkan rasio hutang dan modal berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR, sedangkan
earnings mempunyai pengaruh yang kurang signifikan
4. Suharli (2004) ROI, fixed asset,
likuiditas dan DPR
Menunjukkan bahwa profitabilitas (ROI)
mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan 5. Nasution (2004) Cash position, growth,
firm size, debt to equity ratio,Profitabil ity (ROA) dan DPR
Menunjukkan bahwa debt to equity ratio / DER berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio(DPR)
6. Puspita (2009) cash ratio, growth, firm size, Retun On Asset (ROA), Debt to
Total Asset (DTA)
Debt to Debt to Total Asset dan DPR
growth berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas diketahui bahwa terdapat berbagai
faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen (dividen payout
ratio/DPR), yaitu : posisi kas (cash position), pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan
(firm size), rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER), profitabilitas
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1.Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu,
maka penulis membuat kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara
variable independen dalam penelitian ini dengan variable dependen sebagai berikut:
Gambar 3.1. Bagan Kerangka Konseptual Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen
Pertumbuhan
(X2)
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
(X4) Posisi Kas
(X1)
Ukuran Perusahaan
(X3)
Profitabilitas
(X5)
Rasio Pembayaran
Dividen
(Y)
Likuiditas
Rasio pembayaran dividen merupakan rasio yang menunjukkan besarnya tingkat
pembayaran dividen dibandingkan atas perolehan laba perusahaan. Besarnya rasio
pembayaran dividen tergantung dari berbagai hal baik keuangan maupun non keuangan.
Berikut ini akan diuraikan variabel independen dalam penelitian ini, yang berdasarkan
beberapa penelitian sebelumnya diketahui berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran
Dividen
Posisi Kas adalah rasio yang menunjukkan besarnya tingkat perbandingan saldo
kas pada akhir priode pembukuan dengan besarnya laba bersih setelah pajak yang
diperoleh pada priode tersebut. Pembayaran dividen dalam bentuk kas merupakan arus
kas keluar sehingga posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang
harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen
yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Semakin tinggi rasio kas
menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban
jangka pendeknya (Brigham, 1983). Selanjutnya Brittain (1966) dan Partington (1989)
dalam Usman (2006) berpendapat bahwa ketersediaan uang kas menunjukkan tingkat
dividen yang dibagikan. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa semakin tinggi rasio kas
perusahaan maka semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi Kas
dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih
setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003 : p.10).
Pertumbuhan adalah suatu besaran yang menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan
dibatasi dengan pengukuran peningkatan penjualan dari satu priode ke priode berikutnya.
Pertumbuhan penjualan yang semakin tinggi membutuhkan dana yang semakin besar
tersebut. Riyanto (2001) menyatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan suatu
perusahaan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya. Chang dan Reee (1990) menyatakan bahwa potensi pertumbuhan
menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. Selanjutnya apabila
perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan
telah mencapai well establised, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana
yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainnya, maka keadaannya
menjadi berbeda. Dalam keadaan demikian perusahaan dapat menetapkan rasio
pembayaran dividen yang tinggi.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dengan pendekatan total aktiva. Perusahaan
besar dinilai memiliki kebijakan yang sangat memperhatikan pembayaran dividen dan
diasumsikan semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar rasio pembayaran dividen
mengingat bonafiditas perusahaan dapat juga diukur melalui besarnya aktiva perusahaan.
Perusahaan besar akan mempertahankan kebesarannya dengan menjaga agar tidak terjadi
penurunan nilai saham di pasar modal yang umumnya dapat ditempuh dengan
pembayaran dividen. Disamping itu, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan
memiliki akses mudah menuju pasar modal sementara perusahaan baru dan yang masih
kecil akan mengalami kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan akses
kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh
dana yang lebih besar sehingga perusahaan besar mampu memiliki rasio pembayaran
dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Chang dan Rhee, 1990).
dalamnya ada unsur laba ditahan yang belum dibagikan sebagai dividen. Rasio hutang
terhadap ekuitas mencerminkan kemampuan ekuitas (modal sendiri) perusahaan untuk
membayar hutangnya kepada kreditur. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan
hutangnya akan diambil dari laba ditahan berarti perusahaan harus menahan sebahagian
besar pendapatannya untuk keperluan tersebut dan berarti hanya sebahagian kecil saja
pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen (Riyanto 2001:267). Dalam penelitian ini,
diasumsikan bahwa penurunan rasio hutang terhadap ekuitas disebabkan oleh perolehan
laba perusahaan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan cash in flow sehingga
kemampuan pembayaran baik hutang maupun dividen akan meningkat. Rasio hutang
terhadap ekuitas yang menurun memperkuat kepentingan pemilik dalam aktiva
perusahaan. Dengan demikian, jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan
untuk membagi dividen akan semakin rendah sehingga rasio hutang terhadap ekuitas
mempunyai hubungan yang negatif dengan rasio pembayaran dividen (Prihantoro, 2003 :
hal.10).
Profitabilitas (kemampuan memperoleh laba) menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba / keuntungan bersih dalam mendayagunakan aktiva
yang dimilikinya. Menurut Hanafi (2004:375), perusahaan yang mempunyai aliran kas
atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Dividen
dibayarkan dengan mengacu pada laba bersih yang diperoleh perusahaan. Perusahaan
yang memperoleh keuntungan cenderung akan semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen (Damayanti dan Achyani, 2006). Semakin besar
perusahaan untuk membayar dividen. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan
bersih maka akan mempengaruhi rasio pembayaran dividen.
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Perusahaan akan
membayar dividen jika likuiditasnya baik. Semakin besar rasio likuditas perusahaan maka
semakin besar kemungkinan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham.
Menurut Gill dan Green (1993) yang diacu Adedeji (1998) menemukan bahwa likuiditas
suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan rasio pembayaran dividen.
3.2.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas,
profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian asosiatif causal dengan
menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30), penelitian asosiatif
causal adalah penelitian dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rasio Pembayaran Dividen sebagai variabel dependen dan Posisi Kas, Pertumbuhan,
Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (DER), Profitabilitas (ROA) dan
Likuiditas sebagai variabel independen.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data
sekunder. Data tersebut termasuk kategori data time series yang bersumber dari data
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat
dalam Indonesia Capital Market Directory.
4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap laporan keuangan
perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Data diambil dari website
dilakukan mulai dari bulan Maret 2011 dan diperkirakan setelah kolokium akan
Desember 2011. Penelitian ini dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data,
analisis data dan terakhir adalah penyusunan laporan. Adapun rencana waktu penelitian
adalah sebagaimana lampiran 1.
4.4.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006 – 2010. Penentuan sampel
penelitian menggunakan teknik nonprobability sampling (purposive sampling). Dengan
menggunakan teknik ini, sampel ditarik dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah
dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti (Siagian dkk. 2002). Dengan demikian maka
setiap unit observasi tidak memiliki peluang yang sama untuk ditarik menjadi sampel dan
hanya unit-unit observasi yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan
saja yang berpeluang ditarik menjadi sampel.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam menarik sampel dari populasi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember untuk setiap periode
tahun 2006 - 2010
2. Perusahaan manufaktur yang secara kontinu membagikan dividen setiap periode
tahun 2007 – 2010.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 (seratus tiga puluh tujuh) perusahaan dan
perusahaan sampel (lampiran 2). Proses seleksi populasi menjadi sampel penelitian
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Daftar Pengambilan Sampel
No. Distribusi Sampel Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31
Desember untuk periode tahun 2006 – 2010
137
2. Perusahaan manufaktur yang tidak atau tidak secara kontinu
membagikan dividen setiap periode tahun 2007 - 2010
(101)
Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 36
Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan menerbitkan Laporan Keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
priode tahun 2006 – 2010 serta membayar dividen secara kontinu pada tahun 2007 -
2010. Pengamatan terhadap perusahaan yang terpilih sebagai sampel dilakukan selama 4
tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sehingga jumlah
sampel observasi adalah sebanyak 144 observasi yaitu 4 tahun observasi x 36 perusahaan
sampel.
4.5. Metode Pengumpulan Data
Dengan mengumpulkan data sekunder berupa data keuangan perusahaan yang terpilih
sebagai sampel.
4.6.Defenisi Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana pentingnya
variabel yang digunakan dan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan variabel
dalam penelitian ini. Untuk memperjelas variabel yang digunakan, maka berikut ini
dijelaskan defenisi operasional masing - masing variabel yaitu variabel dependen yakni
Rasio Pembayaran Dividen (Y) dan variabel independen berupa Posisi Kas ( X1),
Pertumbuhan (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (X4),
Profitabilitas (X5) dan Likuiditas (X6).
1. Variabel Dependen
Yaitu Rasio Pembayaran Dividen (Y) menunjukkan besarnya tingkat pembayaran
dividen dibandingkan dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan
pada satu tahun tertentu. Rasio Pembayaran Dividen dihitung dengan menggunakan
rumus :
Rasio Pembayaran Dividen = Dividen Per Saham Laba Per Saham
2. Variabel Independen
Variabel independen teridiri dari :
Posisi Kas adalah jumlah saldo kas akhir dibandingkan dengan laba setelah
pajak yang diperoleh perusahaan pada satu tahun tertentu. Posisi Kas dihitung
dengan menggunakan rumus :
Posisi Kas = Saldo Kas Akhir Laba Bersih Setelah Pajak
2. Pertumbuhan (X2)
Pertumbuhan adalah perubahan dari jumlah penjualan pada satu tahun
tertentu dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibandingkan dengan jumlah
penjualan pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan dihitung dengan menggunakan
rumus :
Pertumbuhan =
Jumlah Penjualan Tahun Tertentu−Jumlah Penjualan Tahun Sebelumnya Jumlah Penjualan Tahun Sebelumnya
3. Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran Perusahaan diukur berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan pada akhir tahun tertentu sebagaimana tercantum dalam laporan
keuangan.
Ukuran Perusahaan = Total Aktiva pada Akhir Tahun
4. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (X4)
Pengertian Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio / DER
pada satu tahun tertentu. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas dihitung dengan
menggunakan rumus :
Rasio Hutang Terhadap Equitas (���) = Total Hutang Total Ekuitas
5. Profitabilitas (X5)
Ukuran Profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA).
Pengertian Profitabilitas atau Return On Asset / ROA adalah jumlah laba setelah
pajak dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun
tertentu. Profitabilitas dihitung dengan menggunakan rumus :
Pro�itabilitas (���) = Jumlah Laba Setelah Pajak Total Aktiva
6. Likuiditas (X6)
Likuiditas adalah jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar
yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun tertentu. Likuiditas dihitung dengan
menggunakan rumus :
Likuiditas = Total aktiva lancar Total hutang lancar
Berikut ini disajikan defenisi operasional variabel dependen dan variabel independen
Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Nama
Variabel
Defenisi Parameter Skala
Rasio
Jlh Penj. Thn Tertentu−Jlh Penj. Thn Sebelumnya Jlh Penjualan Tahun Sebelumnya
Rasio
4.7. Model dan Teknik Analisis Data
Model dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
4.7.1. Perumusan Model
Untuk mengukur kekuatan hubungan 1 (satu) varibel devenden dengan 6 (enam)
independen, maka dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = β0+ β1X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5 + β6 X6
+
ɛ
dimana :
Y = Rasio Pembayaran Dividen
β0 = konstanta
βi = koofesien regresi masing-masing Xi, dimana i = 1,2,3,4 5,6.
X1 = Posisi Kas
X2 = Pertumbuhan
X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (DER)
X5 = Profitabilitas (ROA)
X6 = Likuiditas
ɛ
= v
ariabel independen lain yang tidak diteliti4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah
persamaan regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat. Menurut Algifari (2000),
model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Odinary Least Square
/OLS) merupakan metode regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias (Best
Linier Unbias Estimator / BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi
klasik, yaitu data harus normal, Nonmultikolonieritas, Homokedastisitas dan
4.7.2.1.Uji Normalitas Data
Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi
cukup besar. Sebuah model regresi yang menggunakan data time series dan cross section
harus melakukan beberapa pengujian antara lain Uji Normalitas Data. Uji ini merupakan
suatu asumsi terpenting dalam statistika parametrik.
Uji Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
telah memiliki distribusi normal. Data dapat dianalisis apabila telah berdistribusi normal
atau mendekati normal. Normalitas dari distribusi data dalam penelitian ini menggunakan
Uji Kolomogorov-Smirnov dimana nilai signifikansi harus lebih besar dari 0,05 dengan
kriteria sebagai berikut :
- Jika angka signifikansi > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal
- Jika angka signifikansi < 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.
4.7.2.2. Uji Multikolonieritas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara varibel
independen sehingga Multikoloniearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda.
Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya multikolonieritas ini adalah
kesalahan standar praktis semakin besar dan Profitabilitas untuk menerima hipotesis
yang salah semakin besar.
Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan Tolerance dan Varian
multikolonieritas yang semakin serius. Menurut Situmorang dkk. (2010) batas tolerance
value adalah 0,1 dan batas Varian Inflation Factor (VIF) adalah 5, dimana :
- tolerance value <0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolonieritas
- tolerance value >0,1 atau VIF < 5 maka tidak terjadi multikolonieritas
4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varian dari suatu residual dalam rangkaian suatu pengamatan
ke pengamatan lain tetap maka disebut terjadi homokedastisitas. Jika dari residual
dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terjadi
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik scatter
plot, sebagai berikut :
- Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah
terjadi heteroskedastisitas
- Jika tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model
regresi linier terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada priode tertentu dengan
variabel pengganggu pada priode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel
dengan data time series dengan n-sampel adalah priode waktu. Uji autokorelasi dapat
dilakukan dengan pengujian statistik Durbin-Watson. Menurut Gujarati (1995) pengujian
statistik Durbin-Watson atau d statistik, menggunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : p = 0 maka tidak ada autokorelasi
Ho : p ≠ 0 maka ada autokorelasi
Jika nilai Durbin Watson terletak pada:
d < dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi yang positif atau kecenderungan p = 1
dL ≤ d ≤ dU = tidak dapat diambil kesimpulan
dU≤ d ≤ 4-dU = terima Ho berarti tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif
4 - dU ≤ d ≤ 4-dL = tidak dapat diambil kesimpulan
d > 4-dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi negatif atau kecenderungannya p = -1
4.7.3. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan tentang pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis statistik Uji F, Uji t
dan koefisien determinasi (R
²
). Pengaruh variable independen dengan variabledependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95 % atau signifikan level α = 5 % . Dalam
melakukan pengolahan data digunakan bantuan tehnik statistik program SPSS.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara simultan atau
serempak seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan pengujian ini
akan diketahui pengaruh secara simultan Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan,
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Rasio Pembayaran
Dividen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
- Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6
Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas,
Profitabilitas dan Likuiditas secara simultan tidak berpengaruh terhadap Rasio
Pembayaran Dividen.
= 0
- H1 : b1 ≠ b2≠ b3≠ b4 ≠ b5≠ b6
Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas,
Profitabilitas dan Likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran
Dividen.
≠ 0
Pengaruh seluruh variabel dilihat dari hasil regresi pada tabel ANOVA pada
kolom F serta tingkat signifikansi dari model tersebut, yaitu :
Jika p-value (kolom siq.) ≤ 5% dan F hitung > F tabel ; maka tolak H0 dan terima H1.
Artinya seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen
Jika p-value (kolom siq.) > 5% dan F hitung ≤ F tabel ; maka terima Ho dan tolak H1.
Artinya seluruh variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan pengujian ini akan
diketahui pengaruh secara signifikan Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan,
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Rasio
Pembayaran Dividen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
- Ho : bi = 0 dimana i = 1,2,3,4 5,6
Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas,
Profitabilitas dan Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran
Dividen.
- H1 : bi ≠ 0 dimana i = 1,2,3,4,5,6
Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas,
Profitabilitas dan Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran
Dividen.
Jika - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
Artinya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. atau nilai signifikansi ≤ α = 5% ; maka tolak
Ho dan terima H1.
Jika - ttabel ≤ thitung ≤ttabel
Artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen.
atau nilai signifikansi > α =5% ; maka terima Ho dan tolak
H1.