UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
S K R I P S I
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, LONG TERM DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSETS TURN OVER, RETURN ON INVESTMENT, RETURN ON EQUITY, DAN PRICE EARNINGS RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI
O l e h :
NAMA : C O R Y
NIM : 0 7 0 5 0 3 0 7 1
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn
Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar
di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 22 Desember 2010 Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Cory
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kuasa-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long
Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return
On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs.
Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan
saran yang telah diberikan.
6. Kedua orang tua saya, Hendra Sutanto dan Marlini yang senantiasa
melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan
mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Kedua kakak saya, Theresa dan Haryanti yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya, yakni Ervina, Lolo, Riny, Lyna, Daris, Rudy,
Frengky, Johnson, Sylvia, dan Diana yang senantiasa memberikan
semangat, dukungan, bantuan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.
Medan, 22 Desember 2010 Peneliti
Cory
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity
(ROE), dan Price Earnings Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di BEI.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 42 perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2009 dan yang menjadi sampel
penelitian berjumlah 19 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait
Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi
dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), and Price Earnings Ratio (PER) toward the stock price of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. Population of this research are 42 real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2007-2009 and the sample consists of 19 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data obtained from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is the documentation study. The dependent variable is the stock price, while the independent variables are CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER. This research uses multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
The partially test indicated that, each independent variable (CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER) does not significantly influence the stock price. The simultaneously tests of CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER give a significant influence to the stock price.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham ... 9
b. Penilaian Harga Saham ... 9
2. Analisis Laporan Keuangan ... 13
3. Current Ratio (CR) ... 14
4. Debt to Equity Ratio (DER) ... 15
5. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) ... 16
6. Total Assets Turn Over (TATO)... 17
7. Return On Investment (ROI) ... 17
8. Return On Equity (ROE) ... 18
9. Price Earnings Ratio (PER) ... 19
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual ... 21
2. Hipotesis... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
C. Jenis dan Sumber Data ... 26
D. Metode Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik ... 29
2. Koefisien Determinasi (R2) ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian... 34
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas ... 37
2. Uji Multikolinearitas ... 39
3. Uji Heterokedastisitas ... 41
4. Uji Autokorelasi ... 43
C. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R2) ... 47
2. Analisis Regresi ... 48
3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51
4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan ... 59
C. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 34
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 39
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 40
Tabel 4.4 Uji Glejser ... 42
Tabel 4.5 Runs Test... 43
Tabel 4.6 Uji Durbin-Watson ... 44
Tabel 4.7 Kriteria Keputusan Autokorelasi ... 44
Tabel 4.8 BG Test ... 45
Tabel 4.9 Box-Pierce dan Ljung Box ... 46
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R2) ... 47
Tabel 4.11 Analisis Regresi ... 48
Tabel 4.12 Uji t ... 52
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 22
Halaman
Gambar 4.1 Histogram ... 37
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang
Halaman
Terdaftar di BEI (Populasi dan Sampel) ... 64
Lampiran 2 Data Penelitian 2007-2009 ... 66
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity
(ROE), dan Price Earnings Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di BEI.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 42 perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2009 dan yang menjadi sampel
penelitian berjumlah 19 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait
Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi
dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), and Price Earnings Ratio (PER) toward the stock price of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. Population of this research are 42 real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2007-2009 and the sample consists of 19 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data obtained from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is the documentation study. The dependent variable is the stock price, while the independent variables are CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER. This research uses multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
The partially test indicated that, each independent variable (CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER) does not significantly influence the stock price. The simultaneously tests of CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, and PER give a significant influence to the stock price.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan
(subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
global. Hal ini dapat dilihat dari kemerosotan yang tajam pada bursa saham dunia
sejak awal tahun 2008. Merosotnya bursa saham dunia mengakibatkan pasar
modal dalam negeri mengalami kelesuan bahkan investor domestik juga turut
terimbas sentimen pasar sehingga harga saham perusahaan-perusahaan go public
di Indonesia menurun. Krisis global juga berdampak terhadap perekonomian
Indonesia, tidak hanya pada melemahnya nilai tukar rupiah, tetapi juga pada
sektor-sektor lainnya seperti sektor perbankan dan properti.
Sektor properti merupakan salah satu sektor yang secara signifikan
dipengaruhi oleh krisis ini. Perbankan memberhentikan sementara pemberian
kredit untuk sektor properti sehingga pengembang properti mengalami kesulitan
pendanaan. Tingginya suku bunga bank juga mengakibatkan penjualan di sektor
ini menurun karena semakin tinggi suku bunga kredit yang harus dibebankan
kepada pembeli rumah. Penurunan penjualan akan menyebabkan penurunan laba
dan hal ini akan mempengaruhi harga saham.
Sumber pendanaan utama perusahaan real estate dan property berasal dari
sumber eksternal, yaitu berupa pinjaman jangka panjang dari kreditor maupun
Pada saat ini, mayoritas perusahaan real estate dan property di Indonesia
memperoleh pendanaan melalui penerbitan saham di BEI. Dengan demikian, nilai
suatu perusahaan yang telah go public akan tercermin pada harga saham
perusahaan tersebut.
Menurut Haugen (1990 : 577), “the market value of a common stock is based
on the discounted value of expected dividends throughout the life of the firm”.
Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto dividen yang
diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Dalam hal ini, harga saham
ditentukan oleh faktor-faktor fundamental perusahaan, yaitu pendapatan, laba,
pertumbuhan penjualan, aliran arus kas, dan kinerja keuangan perusahaan. Harga
saham juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan
penawaran. Semakin banyak investor yang berminat terhadap saham suatu
perusahaan, semakin tinggi harga saham tersebut. Sebaliknya, jika minat terhadap
saham tersebut menurun, maka harga saham tersebut juga akan bergerak turun
(Yurico : 2010).
Penilaian harga saham dilakukan dengan menghitung nilai intrinsik saham dan
membandingkannya dengan harga pasar saham. Apabila nilai intrinsik saham
lebih besar daripada harga pasar saham, maka saham tersebut undervalued artinya
saham tersebut dinilai terlalu rendah. Sebaliknya, apabila nilai intrinsik saham
lebih kecil daripada harga pasar saham, maka saham tersebut overvalued artinya
saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Ada dua jenis pendekatan untuk menganalisis
Informasi keuangan perusahaan merupakan pertimbangan utama para investor
ketika akan melakukan investasi. Informasi keuangan akan disajikan secara
lengkap dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana
yang penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara
periodik. Agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
serta dapat dipahami, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Terdapat
berbagai macam alat analisis laporan keuangan, yang paling sering digunakan
serta mudah dipahami adalah analisis rasio keuangan.
Dengan melakukan analisis rasio keuangan, investor dapat mengetahui dan
memprediksi harga saham suatu perusahaan berdasarkan kinerja keuangan dari
perusahaan tersebut. Dalam hal ini, investor melakukan analisis fundamental
dengan menggunakan beberapa data atau indikator seperti pendapatan, laba,
pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on
equity), margin laba (profit margin), dan data-data keuangan lainnya sebagai
sarana untuk menilai kinerja dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa
mendatang.
Dari berbagai rasio keuangan yang ada, peneliti menggunakan Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER),
Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity
(ROE), dan Price Earnings Ratio (PER). Current Ratio merupakan ukuran
fundamental likuiditas perusahaan dan dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Semakin besar
seluruh kewajiban lancarnya dengan segera ketika ditagih. Dengan demikian,
semakin besar margin of safety yang dapat disediakan perusahaan kepada
investor, maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. Penelitian
yang dilakukan oleh Alam (2008) menunjukkan bahwa CR berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang umumnya digunakan
untuk mengukur leverage suatu perusahaan. Bagi investor, semakin besar rasio ini
semakin baik karena semakin sedikit tingkat pendanaan yang harus disediakan
dan semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return). Namun, DER yang terlalu tinggi juga tidak baik karena tingkat utang
yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan risiko gagal bayar (risk of
default) bunga pinjaman maupun pokok utang yang akhirnya dapat
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi
(2009) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap harga saham.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Juventus (2008) dan Kielsan (2010)
menunjukkan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang
menunjukkan hubungan antara utang jangka panjang dengan ekuitas. Semakin
besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar pendanaan perusahaan dengan
utang jangka panjang sehingga dikhawatirkan perusahaan akan mengalami risiko
gagal bayar. Selain itu, besarnya beban bunga dan utang jangka panjang yang
akan diikuti dengan penurunan harga saham karena investor tidak akan berminat
pada perusahaan yang mempunyai tingkat utang yang terlalu tinggi.
Total Assets Turn Over merupakan rasio aktivitas yang mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan
selama satu periode tertentu. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan
manajemen yang semakin efisien dalam menggunakan aktivanya untuk
menghasilkan penjualan. Penjualan yang meningkat karena penggunaan aktiva
yang semakin efisien ini pada gilirannya akan meningkatkan laba, yang kemudian
akan berdampak positif pada harga saham perusahaan. Akan tetapi, penelitian
yang dilakukan oleh Alam (2008) dan Yurico (2010) menunjukkan bahwa TATO
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang mengukur
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin tinggi ROI
berarti kinerja keuangan suatu perusahaan semakin baik dan keuntungan yang
dihasilkan juga semakin besar sehingga dapat menarik minat investor, yang pada
gilirannya meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
Return On Equity merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat imbal
hasil (return) yang akan diperoleh ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi ROE
menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri
untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, ROE dapat
dilakukan Alam (2008) dan Juventus (2008) menunjukkan bahwa ROE
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh Efendi (2009), Yurico (2010), dan Kielsan (2010) menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara ROE dengan harga saham.
Price Earnings Ratio menunjukkan penilaian pasar (market valuation) dari
potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang.
PER yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba
yang tinggi di masa depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan ekspektasi
pasar yang rendah terhadap pertumbuhan dan laba di masa depan. Dengan
demikian, semakin tinggi PER maka semakin tinggi pula ekspektasi pasar
terhadap pertumbuhan dan laba sehingga akan meningkatkan harga saham.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) menunjukkan bahwa PER
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan pada variabel penelitian yang digunakan dan ketidakkonsistenan
antara teori dengan hasil penelitian maupun antar hasil penelitian sebelumnya
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperkirakan memiliki pengaruh
terhadap harga saham, yaitu current ratio, debt to equity ratio, long term debt to
equity ratio, total assets turn over, return on investment, return on equity, dan
price earnings ratio. Peneliti tertarik untuk menggunakan data perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di BEI mulai dari tahun 2007 sampai dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menuangkan penelitiannya dalam
bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment,
Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
apakah current ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total
assets turn over, return on investment, return on equity, dan price earnings ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara
simultan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to
equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on
investment, return on equity, dan price earnings ratio terhadap harga saham
baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai pengaruh current ratio, debt to equity
ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on
investment, return on equity, dan price earnings ratio terhadap harga
saham.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang
diperkirakan berpengaruh terhadap harga saham yaitu current ratio,
debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn
over, return on investment, return on equity, dan price earnings
ratio.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan
penilaian harga saham, seperti current ratio, debt to equity ratio,
long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Menurut Haugen (1990 : 577), “the market value of a common stock is
based on the discounted value of expected dividends throughout the life of
the firm”. Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto
dividen yang diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Harga saham
juga dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara
para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan
mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga pasar saham
menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar sehingga harga
pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja keuangan dan
manajemen perusahaan. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rata-rata harga saham penutupan (average closing price) selama
suatu periode tertentu.
b. Penilaian Harga Saham
Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu
nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan
nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham
harga saham tersebut di pasar. Nilai intrinsik atau nilai fundamental adalah
nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh
perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya
(Halim, 2005 : 31), dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika nilai intrinsik > dari harga pasar saham, maka saham tersebut
undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena
itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan sementara.
2) Jika nilai intrinsik = harga pasar saham, maka saham tersebut
menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi
keseimbangan.
3) Jika nilai intrinsik < harga pasar saham, maka saham tersebut
overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh karena
itu, saham tersebut sebaiknya dijual.
Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham
berdasarkan analisis fundamental (Halim, 2005 : 21), antara lain :
1) Pendekatan Dividen
Dalam pendekatan ini, harga saham dapat diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value-PV) dari proyeksi dividen yang akan diterima investor. Model dasar perhitungan harga saham dengan pendekatan ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Po = harga saham pada periode 0
dt = dividen yang diterima pada periode t
a) Dividen dengan jumlah tetap (zero growth)
Diasumsikan tingkat pertumbuhan diukur dengan tingkat kenaikan dividen yang diharapkan, dan jika pertumbuhannya di masa mendatang nol, dividen yang akan dibayarkan sama setiap tahun hingga tahun ke-t, maka harga saham dapat dirumuskan sebagai berikut :
b) Dividen dengan pertumbuhan normal (normal growth)
Dari tahun ke tahun, perusahaan selalu berupaya agar laba dan dividen akan tumbuh seperti yang direncanakan. Tingkat pertumbuhan tersebut diharapkan terus berlanjut pada tingkat yang sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (produk nasional bruto), dan bahkan dapat lebih tinggi dari pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, rumus umum besarnya dividen per tahun dengan pertumbuhan normal dapat dinyatakan sebagai berikut :
Keterangan :
dn = besarnya dividen pada tahun ke-n
d0 = besarnya dividen pada tahun ke-0 (tahun sebelum pembayaran dividen saat ini)
n = periode waktu pembayaran dividen
g = pertumbuhan pembayaran dividen
2) Pendekatan Price Earnings Ratio (PER)
Pendekatan ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan, sehingga PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P0 = harga saham yang layak dibeli
EPS1 = laba per saham (earning per share) tahun mendatang RR = bagian dari laba yang ditahan dalam perusahaan (retention ratio)
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Arifin (2004 : 116) mengatakan bahwa ”faktor yang menentukan
perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan
penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga
saham gabungan, dan rumors.” Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga
saham sangat beragam.
Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham,
antara lain :
1) Faktor fundamental perusahaan
Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan (manajemen,
sumber daya manusia, teknologi) dan kondisi keuangan yang tercermin
dalam kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan
mengalami peningkatan, maka saham perusahaan tersebut akan diminati
oleh investor sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya,
penurunan kinerja keuangan akan diikuti dengan penurunan harga saham
di pasar modal karena investor menjadi tidak tertarik pada saham
perusahaan tersebut.
2) Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham.
Apabila permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham akan
harga saham. Transaksi jual-beli inilah yang mempengaruhi fluktuasi
harga saham.
3) Tingkat suku bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara
terbalik, ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga
saham akan turun, ceteris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku
bunga turun, harga saham akan naik.
4) Indeks harga saham
Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang waktu
tertentu menunjukkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam
keadaan baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim
investasi sedang memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi
fluktuasi harga saham di pasar modal.
5) News and rumors
Berbagai berita dan rumor yang beredar di masyarakat menyangkut
beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat
mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar modal.
2. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2008 : 190), analisis laporan keuangan berarti:
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Van Horne dan Wachowicz (2005 : 202) mengatakan bahwa rasio
keuangan adalah “sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” Berdasarkan
sumber datanya, rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari neraca.
b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang
hanya bersumber dari laporan laba rugi.
c. Rasio antarlaporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua
sumber, baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Weston dalam Kasmir (2008 : 106) mengatakan bahwa bentuk-bentuk
rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
3. Current Ratio (CR)
Kasmir (2008 : 134) menyebutkan bahwa current ratio merupakan rasio
jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas
perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working
capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dari
hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki
kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena mungkin
disebabkan adanya kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
4. Debt to Equity Ratio (DER)
Kasmir (2008 : 166) menyebutkan bahwa debt to equity ratio merupakan
rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas (modal
sendiri). Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan
karena semakin besar risiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan,
semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut
Brigham dan Houston (2001 : 84), “pendanaan dengan utang membuat
pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan
dengan investasi yang terbatas dan risiko perusahaan sebagian besar ada pada
kreditor”.
Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:
5. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang diukur dari
perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas (Kasmir, 2008 :
166). Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari ekuitas (modal
sendiri) yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin besar beban bunga dan utang jangka panjang yang
harus dibayar sehingga akan menurunkan laba perusahaan. LTDtER dihitung
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan ekuitas
yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus untuk menghitung Long Term Debt to Equity Ratio adalah sebagai
6. Total Assets Turn Over (TATO)
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2008 : 185). Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu.
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi penjualan yang
dihasilkan dan penggunaan aktiva perusahaan yang semakin efektif. TATO
dihitung dengan cara membandingkan penjualan bersih selama satu periode
dengan rata-rata total aktiva pada periode tersebut.
Rumus untuk menghitung Total Assets Turn Over adalah sebagai berikut :
7. Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
pengembalian hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan (Kasmir, 2008 : 202). ROI juga merupakan suatu ukuran
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROI diperoleh dengan cara
and tax) dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin
baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar keuntungan
yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor.
Rumus untuk menghitung Return On Investment adalah sebagai berikut :
8. Return On Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Daves (2004 : 240), “Ultimately, the most
important, or bottom line accounting ratio is the ratio of net income to
common equity, which measures the return on common equity (ROE).
Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how
well they are doing in an accounting sense”. Rasio keuangan yang paling
penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas
pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas
(ROE).
Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana
yang diinvestasikannya dan rasio ROE mengindikasikan seberapa baik
perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara
akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang
9. Price Earnings Ratio (PER)
Price Earnings Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan
antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham (Harahap, 2008 :
311). PER menunjukkan penilaian pasar (market valuation) dari potensi
pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang. PER
yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba
yang tinggi di masa depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan
ekspektasi pasar yang rendah terhadap pertumbuhan dan laba di masa depan.
Rumus untuk menghitung Price Earnings Ratio adalah sebagai berikut:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga
saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian
replikasi dari penelitian terdahulu. Rincian mengenai
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 2008 Dipo
Satria Alam Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen : CR, DAR, TATO, ITO, NPM, ROE, dan PER. Variabel Dependen : Harga Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial, hanya variabel CR, NPM, dan ROE yang signifikan
berpengaruh
terhadap harga
saham. 2 2008 Juventus Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen : ROA, ROE, DER, dan DAR. Variabel Dependen : Harga Saham. Secara simultan, ROE, DER, dan DAR berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, hanya rasio ROE dan DAR yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, sementara variabel ROA didrop dari penelitian karena terjadi kendala dalam uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas.
3 2009 Efendi Pengaruh Rasio
Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen : ROA, ROE, DER, dan BETA. Variabel Dependen : Harga Saham.
Secara parsial, ROA, DER, dan BETA mempunyai
No Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
4 2010 Yurico Pengaruh Cash
Dividend Coverage,
Operating Cash Flow per Share, Return On Equity, Return On Asset, Total Assets Turn Over, dan Earnings per Share terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Variabel Independen : CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS. Variabel Dependen : Harga Saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan tehadap harga saham. Secara
parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
5 2010 Lenny
Kielsan
Pengaruh Debt
to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Variabel Independen : DER, NPM, ROA, dan ROE. Variabel Dependen : Harga Saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Sumber : Peneliti, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Peneliti, 2010
Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang
berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
utang-utang kepada pihak luar. Long Term Debt to Equity Ratio bertujuan
untuk mengukur berapa bagian dari ekuitas (modal sendiri) yang dijadikan
Harga Saham (Y) Current Ratio
(X1)
Debt to Equity ratio
(X2)
Long Term Debt to
Equity Ratio
(X3)
Total Assets Turn Over
(X4)
Return On Investment
(X6)
Price Earnings Ratio
(X7) Return On Equity
[image:36.595.107.508.106.548.2]jaminan utang jangka panjang. Total Assets Turn Over merupakan rasio
aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Equity merupakan
rasio yang mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang dapat diperoleh pemegang saham. PER menunjukkan
penilaian pasar (market valuation) dari potensi pertumbuhan perusahaan dan
prospek laba di masa yang akan datang.
Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari
interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh
harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Semua rasio yang
dijelaskan sebagai variabel independen dalam penelitian ini merupakan rasio
yang secara teori mempengaruhi harga saham.
2. Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006 : 135). Berdasarkan kerangka
konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
H0 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity
Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On
Equity, dan Price Earnings Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
H1 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity
Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On
Equity, dan Price Earnings Ratio berpengaruh signifikan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Erlina (2008 : 65) “desain penelitian merupakan cetak biru bagi
pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data”. Peneliti menggunakan
desain penelitian asosiatif kausal (Erlina, 2008 : 34) yaitu penelitian yang
bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau menjelaskan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan yang diuji
adalah hubungan secara parsial dan simultan terhadap variabel independen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate dan property
yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) dan tidak di-delisting mulai dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang berjumlah 42 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi
berdasarkan suatu kreteria tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Kriteria pengambilan
1. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI dan tidak
di-delisting selama tahun 2007-2009.
2. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan telah
diaudit selama tahun 2007-2009.
3. Perusahaan tersebut memperoleh laba bersih selama tahun 2007-2009.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka perusahaan real estate
dan property yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 19 perusahaan
dari total 42 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI dari tahun
2007 sampai dengan tahun 2009. (Lampiran 1)
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Data yang digunakan
merupakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut,
misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003 : 60). Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari website BEI yait
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI selama tahun 2007
sampai tahun 2009.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional)
dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan, laporan keuangan, buku, jurnal maupun informasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini (Erlina, 2008 : 36). Data penelitian ini diperoleh melalui
pustaka dan media internet dengan cara men-download laporan keuangan
perusahaan-perusahaan real estate dan property melalui situs
dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “Definisi operasional menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset.”
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER. Variabel terikat (dependent
variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham. Berikut ini merupakan tabel
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Sumber : Peneliti, 2010 Jenis
Variabel
Nama
Variabel Definisi Pengukuran
Skala Pengukuran
Independen
Current Ratio (X1)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Rasio
Debt to Equity Ratio
(X2)
Rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas (modal sendiri).
Rasio
Long Term Debt to Equity
Ratio (X3)
Rasio yang diukur dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas.
Rasio
Total Assets Turn Over
(X4)
Rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva
yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva.
Rasio
Return On Investment
(X5)
Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio Return On Equity (X6) Rasio yang membandingkan laba
bersih dengan ekuitas pemegang saham. Rasio Price Earnings Ratio (X7)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham.
Rasio
Dependen Harga Saham (Y)
Harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli
saham yang dilatarbelakangi oleh
harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan.
Rata-rata harga saham penutupan
F. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 18.0. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap
harga saham, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Peneliti melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian
hipotesis, antara lain :
a. Uji Normalitas
Ghozali (2006 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik hendaknya memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik.
Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran
data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar di sekitar dan mengikuti
arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan
memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk
menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual
tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen (Ghozali,
2006 : 91). Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan korelasi di antara variabel independen. Jika
nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel
independen.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain (Umar, 2008 : 179). Jika varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
mengamati grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar
analisis (Ghozali, 2006 : 105) :
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2008 : 106).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan lainnya. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, di antaranya dengan
Uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
pertama dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2006 : 96) :
1) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau
Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi,
2) bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif,
4) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya,
dengan kisaran nilai antara 0 dan 1 (Ghozali, 2006 : 83). Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak, peneliti menggunakan uji signifikansi parsial (t-test) dan uji
signifikansi simultan (F-test).
a. Analisis Regresi Berganda
Model regresi yang digunakan yaitu :
Y = α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+β7X7+ e
Keterangan :
Y = Harga Saham
α = Konstanta
β1...β7 = Koefisien Regresi
X1 = Current Ratio
X3 = Long Term Debt to Equity Ratio
X4 = Total Assets Turn Over
X5 = Return On Investment
X6 = Return On Equity
X7 = Price Earnings Ratio
e = error atau variabel pengganggu
b. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2006 : 84). Variabel independen
dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
apabila variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikansi (sig) di
bawah 0.05.
c. Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Uji F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 : 84).
Variabel-variabel independen tersebut dikatakan mempunyai pengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen apabila
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Data cross section yang digunakan berjumlah 19 perusahaan dengan time
series selama 3 tahun pengamatan sehingga diperoleh sampel sebanyak 57.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity
Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over
(TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Price
Earnings Ratio (PER). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga
Saham.
Deskripsi data penelitian secara statistik dari masing-masing variabel yang
diteliti meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum dapat
[image:48.595.161.532.549.730.2]dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 57 .23 21.09 2.7574 3.53832
DER 57 .05 4.04 1.1811 .89982
LTDtER 57 .00 1.12 .2496 .30966
TATO 57 .00 .48 .2049 .09393
ROI 57 .0010 .0960 .029760 .0228135
ROE 57 .0011 .2234 .065753 .0483624
PER 57 1.11 209.11 36.5586 40.92649
H.Saham 57 77.25 1420.83 426.5602 278.58968
Berikut ini merupakan penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah, yaitu :
1. Variabel CR memiliki nilai rata-rata sebesar 2.7574, artinya rata-rata
perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
aktiva lancar terhadap kewajiban lancar sebesar 2.7574. Variabel CR
memiliki nilai minimum sebesar 0.23, nilai maksimum sebesar 21.09,
dan standar deviasi sebesar 3.53832.
2. Variabel DER memiliki nilai rata-rata sebesar 1.1811, artinya rata-rata
perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
total utang tehadap ekuitas sebesar 1.1811. Variabel DER memiliki
nilai minimum sebesar 0.05, nilai maksimum sebesar 4.04, dan standar
deviasi sebesar 0.89982.
3. Variabel LTDtER memiliki nilai rata sebesar 0.2496, artinya
rata-rata perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
utang jangka panjang terhadap ekuitas sebesar 0.2496. Variabel
LTDtER memiliki nilai minimum sebesar 0.00, nilai maksimum
sebesar 1.12, dan standar deviasi sebesar 0.30966.
4. Variabel TATO memiliki nilai rata sebesar 0.2049, artinya
rata-rata perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
penjualan bersih terhadap rata-rata total aktiva sebesar 0.2049.
Variabel TATO memiliki nilai minimum sebesar 0.00, nilai maksimum
sebesar 0.48, dan standar deviasi sebesar 0.09393.
5. Variabel ROI memiliki nilai rata sebesar 0.029760, artinya
laba setelah bunga dan pajak terhadap rata-rata total aktiva sebesar
0.029760. Variabel ROI memiliki nilai minimum sebesar 0.0010, nilai
maksimum sebesar 0.0960, dan standar deviasi sebesar 0.0228135.
6. Variabel ROE memiliki nilai rata sebesar 0.065753, artinya
rata-rata perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
laba setelah bunga dan pajak terhadap rata-rata ekuitas sebesar
0.065753. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0.0011, nilai
maksimum sebesar 0.2234, dan standar deviasi sebesar 0.0483624.
7. Variabel PER memiliki nilai rata-rata sebesar 36.5586, artinya rata-rata
perusahaan real estate dan property di BEI memiliki perbandingan
harga pasar terhadap laba per saham sebesar 36.5586. Variabel PER
memiliki nilai minimum sebesar 1.11, nilai maksimum sebesar 209.11,
dan standar deviasi sebesar 40.92649.
8. Variabel Harga Saham memiliki nilai rata-rata sebesar 426.5602,
artinya rata-rata perusahaan real estate dan property di BEI memiliki
harga saham sebesar 426.5602. Variabel Harga Saham memiliki nilai
minimum sebesar 77.25, nilai maksimum sebesar 1420.83, dan standar
deviasi sebesar 278.58968.
B. Analisis Hasil Penelitian
Suatu model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model regresi yang
ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi,
data residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 : 110).
Uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik
histogram dan normal probability plot. Berikut ini merupakan grafik
[image:51.595.210.505.390.628.2]histogram dan normal probability plot dalam model penelitian ini.
Gambar 4.1 Histogram
Dari grafik histogram di atas, terlihat bahwa variabel berdistribusi normal
yang ditunjukkan oleh kurva berbentuk lonceng (bell shaped) yang tidak
memiliki kecenderungan ke sisi kiri maupun ke sisi kanan.
[image:52.595.159.487.210.509.2]
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Dari grafik di atas, terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji
normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji statistik untuk melengkapi hasil
pengujian sebelumnya. Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah
data residual berdistribusi normal atau tidak adalah uji statistik non parametrik
maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi
[image:53.595.146.516.216.398.2]lebih kecil dari 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.544 lebih
besar daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali,
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 57
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 234.10131362
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .800
Asymp. Sig. (2-tailed) .544
a. Test distribution is Normal.
2006 : 91). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai
VIF > 10. Berikut ini merupakan hasil uji multikolinearitas variabel
[image:54.595.112.544.304.507.2]independen dalam penelitian ini.
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance untuk setiap variabel
independen lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen
lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 365.440 145.903 2.505 .016
CR -18.666 12.902 -.237 -1.447 .154 .537 1.863
DER -56.508 71.602 -.183 -.789 .434 .269 3.712
LTDtER -92.994 120.424 -.103 -.772 .444 .804 1.243
TATO 464.724 479.578 .157 .969 .337 .551 1.814
ROI 4473.798 4097.859 .366 1.092 .280 .128 7.814
ROE -452.939 2036.763 -.079 -.222 .825 .115 8.675
PER .108 .976 .016 .111 .912 .700 1.428
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2006 : 105). Berikut merupakan hasil uji
[image:55.595.183.503.306.561.2]heterokedastisitas dalam bentuk grafik scatterplot.
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
untuk memprediksi harga saham berdasarkan masukan variabel independen
CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting (Ghozali, 2006 : 107).
Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit menginterpretasikan hasil
grafik plot. Oleh karena itu, dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan
hasil pengujian. Berikut ini merupakan uji heterokedastisitas dengan uji
[image:56.595.136.546.334.592.2]Glejser.
Tabel 4.4 Uji Glejser
Sumber : Data diolah peneliti, 2010
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006 : 109).
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen Absolut Ut
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 166.648 86.199 1.933 .059
CR -5.167 7.623 -.122 -.678 .501
DER .400 42.302 .002 .009 .992
LTDtER -75.496 71.146 -.157 -1.061 .294
TATO 299.847 283.333 .189 1.058 .295
ROI 2497.671 2420.999 .381 1.032 .307
ROE -1397.088 1203.312 -.452 -1.161 .251
PER .020 .577 .005 .035 .973
(AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5% (0.05) sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak
menunjukkan adanya heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
model regresi yang terbebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006 : 95). Uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya yaitu Runs
Test, uji Durbin-Watson (DW Test), The Breusch-Godfrey (BG) Test, dan uji
[image:57.595.229.410.460.656.2]Box-Pierce