• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Tarif Dan Jenis Produk Asuransi Terhadap Pencapaian Target Premi Di PT. Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Tarif Dan Jenis Produk Asuransi Terhadap Pencapaian Target Premi Di PT. Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH TARIF DAN JENIS PRODUK ASURANSI TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PREMI DI PT ASURANSI BRINGIN SEJAHTERA

ARTAMAKMUR MEDAN

TESIS

Oleh

HIDAYATI PURNAMA LUBIS 077019075/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2009

SE

K O L A

H

P A

S C

(2)

ANALISIS PENGARUH TARIF DAN JENIS PRODUK ASURANSI TERHADAP PENCAPAIAN TARGET DI PT ASURANSI BRINGIN SEJAHTERA ARTAMAKMUR

MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HIDAYATI PURNAMA LUBIS 077019075/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH TARIF DAN JENIS PRODUK ASURANSI TERHADAP PENCAPAIAN TARGET DI PT ASURANSI BRINGIN SEJAHTERA

ARTAMAKMUR MEDAN Nama Mahasiswa : Hidayati Purnama Lubis

Nomor Pokok : 077019075

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Rismayani, MS) Ketua

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, MS)

(Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, Ac) Anggota

Direktur,

(4)

Tanggal lulus : 4 September 2009

Telah diuji pada

Tanggal : 4 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH TARIF DAN JENIS PRODUK ASURANSI TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PREMI DI PT ASURANSI BRINGIN SEJAHTERA

ARTAMAKMUR MEDAN

adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar

dan jelas.

Medan, September 2009 Yang Membuat Pernyataan

(6)

ABSTRAK

PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan (BSAM) adalah salah satu perusahaan asuransi kerugian (general insurance) yang pada tahun 2008 berada di posisi puncak pada peringkat asuransi kerugian dan dituntut untuk terus meningkatkan pendapatan premi dan jumlah pemegang polis, untuk itu perlu dilakukan upaya kebijakan tarif dan produk yang tepat untuk menjalankan peran dan fungsi strategis dalam meraih pemegang polis. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauhmana pengaruh tarif dan jenis produk asuransi berpengaruh terhadap pencapaian target premi di PT Asuransi BSAM Medan. (2) Sejauhmana pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan terhadap tarif asuransi di PT Asuransi BSAM Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori pemasaran, terutama berkaitan dengan pemasaran jasa yang berkaitan erat dengan pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan, teori tentang harga dan juga teori tentang produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tarif dan jenis produk asuransi terhadap pencapaian target premi asuransi. Selain itu juga diteliti pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan terhadap tarif yang diterapkan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan survey dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat penelitian ini adalah eksplanatory yaitu penjelasan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 orang pemegang polis. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab Hipotesis pertama dan kedua adalah Analisis Regresi Berganda, menggunakan taraf kepercayaan 95 persen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tarif dan Jenis produk asuransi yang diterapkan PT Asuransi BSAM berpengaruh high significant terhadap pencapaian target premi. (2) Ada pengaruh daya beli dan persaingan perusahaan terhadap tarif yang diterapkan PT Asuransi BSAM Medan. Analisis menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95 persen.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1). Tarif dan jenis produk yang ditawarkan PT Asuransi BSAM mampu meningkatkan perolehan premi sehingga target premi dapat tercapai. (2) Tarif yang ditawarkan PT Asuransi BSAM mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap polis dan mampu bersaing dengan perusahaan asuransi lain.

(7)

ABSTRACT

PT Asuransi Bringin Artamakmur Medan Sejahtera (BSAM) is one of insurance companies (general insurance), which in 2008 topped the rankings in general insurance and are required to continue to increase in premium income and the number of policyholders, to the tariff policy efforts are required and the right products for their role in achieving the strategic function and its policyholders. Formulation of the problem in this research are: (1) How far the effect of tariff and types of insurance products affect the achievement of targets BSAM insurance premiums in Medan. (2) How far the influence of people's purchasing power and competition in the insurance tariff companies on PT Asuransi BSAM Medan.

Theory used in this research is the marketing theories, especially relating to the marketing of services is closely linked to achieving the set target company, the theory of prices and also theories about the product. This study aimed to analyze the effect of tariff and types of insurance products toward the achievement of targets insurance premiums. It also examined the effect of purchasing power and competitive company to the applied tariffs.

This research method uses a survey approach and the type of research is quantitative descriptive. The nature of this research is explanatory of explanations. The samples used for as many as 99 people policyholders. Model analysis of the data used to answer the first and second hypothesis is the multiple regression analysis, using 95 percent confidence level.

The results showed that: (1) Tariff and types of insurance products are applied PT Asuransi BSAM significant influence on the achievement of targets for high premiums. (2) There is purchasing power and competitive effect of the tariffs applied by the company PT Asuransi BSAM Medan. Analysis using a confidence level of 95 percent.

The conclusion from this study are: (1). Rates and types of products offered by PT Asuransi BSAM able to increase the premium of the premium so that the target can be achieved. (2) Tariff offered by PT Asuransi BSAM can increase people's purchasing power to the policyholder and is able to compete with other insurance companies.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Analisis Pengaruh Tarif Dan Jenis

Produk Asuransi Terhadap Pencapaian Target Premi di PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur

Medan”.

Dalam penyelesaian dan penulisan tesis ini, Penulis telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak dan pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kemudahan dalam proses pendidikan di Sekolah

Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen dan Bapak Drs.H.Lian Dalimunthe MEc, Ac selaku Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan dan saran kepada Penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE,Ak,MBA, Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA dan Bapak Drs.

Syahyunan, M.Si selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan

yang berguna untuk perbaikan tesis ini.

5. Bapak Pemimpin Cabang PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan yang telah

memberikan izin kepada Penulis selama belajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara dan selama melaksanakan penelitian.

6. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah banyak

membantu proses administrasi dan kelancaran kegiatan akademik, khususnya rekan-rekan Program

Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Keluarga Besar (Alm) H.Abdul Muhid Lubis dan (Almh) Hj.Chalijah serta Keluarga Besar (Alm)

Ir. H.Muchtar Djaar dan Hj. Syarifah Chadidjah, SH yang telah banyak memberikan doa serta

dukungan moril sehingga selesainya penulisan tesis ini.

8. Suami tersayang Ir. Muhammad Hanafi yang dengan segala ke-ikhlas-annya memberikan

dukungan, waktu dan perhatiannya kepada Penulis, serta anak-anakku tersayang M.Abiyyu Farid

Hanafi dan Siti Aliyya Fairuz Hanafi yang telah memberikan semangat kepada Penulis dalam

(9)

9. Rekan-rekan Angkatan XIII khususnya Surya, Femmy, Rabby, Rahmat, Nana, Omar, Fika, Ira dan

seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan

semangat dalam penulisan tesis ini.

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Penulis ketika masa kuliah dan saat penulisan tesis.

Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak

khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang pemasaran.

Medan, September 2009

Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

Hidayati Purnama Lubis lahir di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara

tanggal 8 Juli 1971. Anak dari pasangan (Alm.) H. Abdul Muhid Lubis dan (Almh.) Hj. Chalijah,

merupakan putri kedelapan dari delapan bersaudara yang telah membina rumah tangga dengan Ir.

Muhammad Hanafi pada tangal 9 September 2000 dan telah memiliki 2 orang anak bernama

M.Abiyyu Farid Hanafi dan Siti Aliyya Fairuz Hanafi.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 013854 Kisaran dan selesai pada tahun

1984. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kisaran lulus tahun

1986. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kisaran lulus

tahun 1990. Melanjutkan pendidikan ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan lulus

1995. Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan ke (Strata-2) Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis mulai meniti karir menjadi karyawan di PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur

(11)

DAFTAR ISI

II.3.1 Pengertian Harga dan Tujuan Penetapan Harga .….. 14

(12)

III.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ...……. 38

III.6.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ………... 38

III.6.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 39

IV.2. Karakteristik Responden ………... 55

IV.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …... 55

IV.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

IV.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan …... 57

IV.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 58

IV.3. Penjelasan Responden Atas Variabel ... 58

IV.3.1 Variabel Tarif (X1) ... 58

IV.3.2 Variabel Jenis Produk Asuransi (X2) ... 61

IV.3.3 Variabel Daya Beli Masyarakat (X3) ... 63

(13)

IV.3.5 Variabel Pencapaian Target Premi (Y) ... 66

IV.4. Pembahasan Hipotesis Pertama ………... 67

IV.4.1. Uji Asumsi Klasik …………... 67

IV.4.1.1. Uji normalitas data ... 68

IV.4.1.2. Uji multikolinieritas ... 69

IV.4.1.3. Uji heteroskedastisitas ... 70

IV.4.2. Hasil Persamaan Regresi Hipotesis Pertama ... 72

IV.4.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 73

IV.4.4 Pengujian dengan Uji F ... 74

IV.4.5. Pengujian dengan Uji Parsial Uji t ... 75

IV.5. Pembahasan Hipotesis Kedua ………... 76

IV.5.1 Uji Asumsi Klasik …………... 76

IV5.1.1 Uji normalitas data ... 77

IV.5.1.2 Uji Multikolinieritas ... 78

IV.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 79

IV.5.2 Hasil Persamaan Analisis Regresi Berganda ... 80

IV.5.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 81

IV.5.4 Pengujian dengan Uji F ... 82

IV.5.5 Pengujian dengan Uji Parsial Uji t ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..………... 85

V.1. Kesimpulan ………..…... 85

V.2. Saran ………... 86

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Pencapaian Target Premi di PT Asuransi BSAM Medan……….... 5

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Pertama ...…….... 39

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Kedua …………... 40

3.3 Uji Validitas Variabel Penelitian………. 42

3.4 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian………... 44

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 56

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….... 57

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………….... 57

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan……….. 58

4.5 Uji Multikolinieritas pada Hipotesis Pertama………. 70

4.6 Koefisien Persamaan Regresi Hipótesis Pertama……….... 73

4.7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi pada Hipotesis Pertama………... 74

4.8 Hasil Uji F pada Hipotesis Pertama………... 74

4.9 Nilai t hitung pada Hipotesis Pertama………... 76

4.10 Uji Multikolinieritas pada Hipotesis Kedua ………... 78

4.11 Koefisien Persamaan Regresi Hipótesis Kedua………... 81

4.12 Hasil Analisis Koefisien Determinasi pada Hipotesis Kedua ……….... 82

4.13 Hasil Uji F pada Hipotesis Kedua ……….. 82

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Kerangka Berpikir Hubungan Tarif dan Produk

Dengan Pencapaian Target ... 9

1.2 Kerangka Berpikir Hubungan Daya Beli Masyarakat dan Persaingan Perusahaan Dengan Tarif... 9

2.1 Keputusan Produk Individual ... 28

4.1 Grafik Uji Normalitas pada Hipotesis Pertama ……….. 69

4.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas pada Hipotesis Pertama……….. 71

4.3 Grafik Uji Normalitas pada Hipotesis Kedua……….. 77

4.4 Grafik Uji Heteroskedastisitas pada Hipotesis Kedua ... 79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Kuisioner ………..………... 89

II Data Hasil Uji Coba Kuisioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 94

III. Data Hasil Penelitian (Angka) 99 Responden. ... ... 95

IV Analisis Deskriptif………..……….…... ... 98

V Hasil Analisis Regresi Hipotesis-1 ………... 104

VI Hasil Analisis Regresi Hipotesis-2 ………... 109

VII Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 114

(17)

ABSTRAK

PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan (BSAM) adalah salah satu perusahaan asuransi kerugian (general insurance) yang pada tahun 2008 berada di posisi puncak pada peringkat asuransi kerugian dan dituntut untuk terus meningkatkan pendapatan premi dan jumlah pemegang polis, untuk itu perlu dilakukan upaya kebijakan tarif dan produk yang tepat untuk menjalankan peran dan fungsi strategis dalam meraih pemegang polis. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauhmana pengaruh tarif dan jenis produk asuransi berpengaruh terhadap pencapaian target premi di PT Asuransi BSAM Medan. (2) Sejauhmana pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan terhadap tarif asuransi di PT Asuransi BSAM Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori pemasaran, terutama berkaitan dengan pemasaran jasa yang berkaitan erat dengan pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan, teori tentang harga dan juga teori tentang produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tarif dan jenis produk asuransi terhadap pencapaian target premi asuransi. Selain itu juga diteliti pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan terhadap tarif yang diterapkan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan survey dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat penelitian ini adalah eksplanatory yaitu penjelasan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 orang pemegang polis. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab Hipotesis pertama dan kedua adalah Analisis Regresi Berganda, menggunakan taraf kepercayaan 95 persen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tarif dan Jenis produk asuransi yang diterapkan PT Asuransi BSAM berpengaruh high significant terhadap pencapaian target premi. (2) Ada pengaruh daya beli dan persaingan perusahaan terhadap tarif yang diterapkan PT Asuransi BSAM Medan. Analisis menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95 persen.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1). Tarif dan jenis produk yang ditawarkan PT Asuransi BSAM mampu meningkatkan perolehan premi sehingga target premi dapat tercapai. (2) Tarif yang ditawarkan PT Asuransi BSAM mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap polis dan mampu bersaing dengan perusahaan asuransi lain.

(18)

ABSTRACT

PT Asuransi Bringin Artamakmur Medan Sejahtera (BSAM) is one of insurance companies (general insurance), which in 2008 topped the rankings in general insurance and are required to continue to increase in premium income and the number of policyholders, to the tariff policy efforts are required and the right products for their role in achieving the strategic function and its policyholders. Formulation of the problem in this research are: (1) How far the effect of tariff and types of insurance products affect the achievement of targets BSAM insurance premiums in Medan. (2) How far the influence of people's purchasing power and competition in the insurance tariff companies on PT Asuransi BSAM Medan.

Theory used in this research is the marketing theories, especially relating to the marketing of services is closely linked to achieving the set target company, the theory of prices and also theories about the product. This study aimed to analyze the effect of tariff and types of insurance products toward the achievement of targets insurance premiums. It also examined the effect of purchasing power and competitive company to the applied tariffs.

This research method uses a survey approach and the type of research is quantitative descriptive. The nature of this research is explanatory of explanations. The samples used for as many as 99 people policyholders. Model analysis of the data used to answer the first and second hypothesis is the multiple regression analysis, using 95 percent confidence level.

The results showed that: (1) Tariff and types of insurance products are applied PT Asuransi BSAM significant influence on the achievement of targets for high premiums. (2) There is purchasing power and competitive effect of the tariffs applied by the company PT Asuransi BSAM Medan. Analysis using a confidence level of 95 percent.

The conclusion from this study are: (1). Rates and types of products offered by PT Asuransi BSAM able to increase the premium of the premium so that the target can be achieved. (2) Tariff offered by PT Asuransi BSAM can increase people's purchasing power to the policyholder and is able to compete with other insurance companies.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar

kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik. Pemasaran merupakan kekuatan utama dalam

bisnis dan masyarakat yang bermula dan berakhir dari kebutuhan konsumen. Konsep dari pemasaran

adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Peranan lain yang ada pada kegiatan pemasaran adalah kemampuan untuk menganalisis kebutuhan dan

keinginan konsumen serta mengkombinasikan dengan data pasar. Informasi yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan produksi untuk memenuhi

kebutuhan konsumen.

Kebutuhan masyarakat yang semakin sarat dengan problematikanya, menunjukkan pentingnya

suatu sifat saling ketergantungan antar manusia. Selanjutnya problem ini akan semakin terasa bila

resiko menimpa seseorang maupun perusahaan. Di era globalisasi dengan teknologi yang semakin

tinggi ini, semakin besar pula peluang risiko yang akan menimpa seseorang ataupun perusahaan. PT

Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan (selanjutnya di sebut PT Asuransi BSAM) hadir untuk

memberikan pelayanan asuransi kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya untuk asuransi kerugian

atau dikenal juga dengan asuransi umum (general insurance).

Menurut Majalah Investor edisi XI/193 bulan Juli 2009, PT Asuransi BSAM berada pada posisi

puncak pada peringkat asuransi 2009 untuk kategori asset Rp. 100 miliar – Rp. 200 miliar. Selama tiga

tahun terakhir, perusahaan asuransi kerugian ini mencatatkan pertumbuhan investasi cukup bagus.

(20)

Pada tahun 2008 jumlah investasinya berada pada Rp. 81,705 miliar. Angka ini berarti naik dibanding

tahun 2007 sebesar Rp. 58,150 miliar.

Semakin banyak perusahaan-perusahaan muncul di bidang jasa asuransi mengakibatkan

persaingan semakin ketat sehingga perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat dalam meraih

pemegang polis. Banyak strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan, antara lain tarif

premi yang murah (price), jenis produk asuransi yang beragam (product), iklan di media cetak atau

elektronik (promotion), outlet-outlet layanan dan pembelian yang tersebar di beberapa tempat (place),

dan lain-lain yang kesemuanya dilakukan untuk memenangkan persaingan.

Perusahaan asuransi yang menawarkan layanan asuransi kerugian di antaranya PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero), PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinar

Mas, PT Staco Jasapratama, PT Asuransi Tripakarta, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Bumiputera

Muda, PT Asuransi Himalaya Pelindung dan lain sebagainya.

Perkembangan bisnis jasa asuransi kerugian yang semakin pesat dan ketatnya persaingan,

membuat para perusahaan asuransi tidak gegabah dalam menentukan strategi pemasarannya. Pihak

yang diuntungkan adalah pemegang polis, dengan diberi berbagai tawaran fasilitas yang semakin lama

menguntungkan dan memudahkan para pemegang polis.

Perusahaan asuransi seharusnya menetapkan tarif premi yang seimbang dengan risikonya. Salah

satu penyakit industri asuransi kerugian Indonesia adalah perang tarif. Masing-masing menawarkan

tarif terendah dalam menggaet pemegang polis. Dengan ancaman naiknya risiko, industri asuransi

harusnya berpikir untuk kembali ke "khitah", yakni menerapkan tarif premi seimbang dengan

risikonya. Jika risikonya tinggi, tarif juga tinggi, begitu pula sebaliknya.

Sejak tahun 2008, persaingan tarif yang gencar dilakukan perusahaan asuransi menyebabkan

pelanggan banyak berpindah dari satu asuransi ke asuransi yang lain, sehingga perusahaan asuransi

(21)

(general insurance) di Indonesia tercatat sebanyak 92 perusahaan dengan mobilisasi dana masyarakat

dalam bentuk premi tercatat sebanyak Rp 19,3 triliun. Jika menggunakan data estimasi World

Insurance Outlook pada tahun 2006, nilai premi tersebut hanya 0,6 persen dari PDB Indonesia yang

tercatat sebesar US$ 364 juta. Jika nilai premi tersebut dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang

mencapai 225 juta orang maka premi per kapita untuk Indonesia hanya sebesar US$ 9 per orang per

tahun. Kebijakan inovatif perlu diimplementasikan untuk menggeliatkan industri asuransi sebagai

Setiap manusia menghadapi risiko. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasinya, seperti

menghindari risiko, menanggung sendiri risiko atau mengaluhkan kepada pihak lain. Apabila risiko

dipindahkan ke pihak lain, penerima pengalihan risiko dikenal sebagai perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi banyak menawarkan produknya dan sangat bervariasi antara satu perusahaan dan

lainnya. Untuk produk ini, pembeli produk asuransi harus mencermati produk yang ditawarkan

tersebut. Adapun produk asuransi kerugian antara lain asuransi kerugian rumah, mobil, pengangkutan

(marine cargo), kapal (marine hull) dan lainnya, dikenal sebagai asuransi umum.

Pemegang polis harus memperhitungkan kemampuan atas asuransi yang akan dibeli. Bila

pembeli ingin hanya asuransi, premi tersebut merupakan sebuah biaya, bukan investasi. Tahun

berikutnya pembeli harus membayar premi lagi dan kemungkinan akan ada kenaikan premi

dikarenakan adanya inflasi atau biaya yang dikeluarkan perusahaan asuransi, karena kontrak asuransi

biasanya mempunyai jangka waktu yang relatif pendek yaitu satu tahun.

Dalam perusahaan asuransi, hasil dari aktifitas perusahaan akan terefleksi pada perolehan

premi. Makin besar kepercayaan pemegang polis terhadap perusahaan, maka makin tinggi perolehan

premi yang dikumpulkan. Premi inilah yang kemudian dikelola oleh perusahaan asuransi untuk

diinvestasikan dan disiapkan buat pembayaran klaim. Pada akhirnya perusahaan yang sehat akan

(22)

Selain itu, dari konsep produk diketahui bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk

yang menawarkan kualitas yang baik, kinerja atau produk-produk yang innovatif. Oleh karena itu, perlu

diteliti sejauh mana tarif murah dan jenis produk asuransi berpengaruh terhadap pencapaian target

premi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Berikut data pencapaian target premi yang dikeluarkan oleh PT Asuransi BSAM Medan pada

tahun 2008 :

Tabel 1.1 Pencapaian Target Premi di PT Asuransi BSAM Medan

Tahun Jumlah Premi

(Rp. 000)

Sumber : Data Laporan Produksi Premi Di PT Asuransi BSAM Medan,2009 (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pencapaian target premi dari tahun 2005 sampai dengan

2008 terus mengalami penurunan dan yang paling signifikan penurunannya adalah dari tahun 2006

menuju tahun 2007.

Terjadinya penurunan pencapaian target tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya

faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berpengaruh adalah jenis produk asuransi yang

ditawarkan, tarif, pemasaran, dan manajemen. Sedangkan faktor eksternal yang ada adalah masalah

perang tarif yang memang sulit dihindari di pasar asuransi serta persaingan antar perusahaan asuransi.

Penelitian ini tidak mengkaji seluruh faktor modal dan faktor lainnya, namun hanya memfokuskan diri

pada beberapa aspek penting dari pemasaran yang terkait dengan persaingan antar perusahaan penyedia

jasa sejenis yaitu aspek tarif dan aspek produk.

I.2. Rumusan Masalah

(23)

1. Sejauhmana pengaruh tarif dan jenis produk asuransi terhadap pencapaian target premi di PT

Asuransi BSAM Medan.

2. Sejauhmana pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan terhadap tarif asuransi di

PT Asuransi BSAM Medan.

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh tarif dan jenis produk asuransi terhadap

pencapaian target premi asuransi di PT Asuransi BSAM Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pengaruh daya beli masyarakat dan persaingan

perusahaan asuransi terhadap tarif asuransi di PT Asuransi BSAM Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sumbangan pemikiran kepada perusahaan dalam hal ini PT Asuransi BSAM Medan, agar dapat

menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam mencapai target premi asuransi.

2. Bagi akademisi sebagai bahan kajian ilmiah dan menambah referensi bagi dunia ilmu pengetahuan

yang berhubungan dengan manajemen pemasaran khususnya tarif dan kebijakan produk.

3. Memperluas wawasan penulis dibidang pemasaran terutama dalam kajian pengaruh tarif dan jenis

produk asuransi terhadap pencapaian target premi asuransi.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berarti bagi penelitian-penelitian

berikutnya baik secara umum maupun khusus terhadap ilmu pengetahuan yang menjadi dasar

penelitian ini.

1.5. Kerangka Berpikir

Menurut Kotler (2000) pemasaran harus dijabarkan dalam program pemasaran yakni bauran

(24)

serangkaian alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran. Program pemasaran

membagi empat komponen utama bauran pemasaran (marketing mix) yakni: produk (product), harga

(price), promosi (promotion), dan tempat atau distribusi (place).

Pemasaran yang dilakukan oleh suatu lembaga bisnis memiliki peran penting dalam menunjang

keberhasilan pencapaian tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Kotler (2000) bahwa konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi

terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemenuhan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing.

Keberhasilan pemasaran dapat dilihat dari tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu kegiatan

pemasaran. Tingkat penjualan ini umumnya disebut dengan volume penjualan. Kotler (2000)

menyatakan volume penjualan merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu variabel produk, harga,

promosi, dan distribusi.

Produk merupakan wujud dari kegiatan produksi baik berupa barang maupun jasa. Harga adalah

nilai yang ditetapkan untuk suatu produk yang akan dipasarkan. Promosi merupakan aktivitas

memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada para calon konsumen. Sedangkan distribusi adalah

kegiatan menyalurkan produk dari produsen atau pengusaha kepada konsumen di pasar.

Penelitian ini melihat pengaruh dua variabel yaitu tarif dan kebijakan produk terhadap

pertumbuhan pencapaian target. Selain itu juga diteliti sejauhmana daya beli masyarakat dan

persaingan perusahaan mempengaruhi tarif.

(25)

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Hubungan Tarif dan Produk Dengan Pencapaian Target

Gambar 1.2 Kerangka Berpikir Hubungan Daya Beli Masyarakat dan Persaingan Perusahaan Dengan Tarif

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Tarif dan jenis produk asuransi berpengaruh terhadap pencapaian target premi di PT Asuransi

BSAM Medan.

2. Daya beli masyarakat dan persaingan perusahaan asuransi berpengaruh terhadap tarif asuransi di PT

Asuransi BSAM Medan.

Tarif

Kebijakan Produk

Pencapaian Target

Tarif Daya Beli Masyarakat

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Mayen (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pemilihan Polis Asuransi Jiwa Bumi Putera (AJB) Cabang Medan Operasional Aksara. Hasil penelitian

didapat F-hitung sebesar 63,283 dengan signifikansi 0,000 sehingga dikatakan bahwa produk, premi,

promosi, pelayanan dan pendapatan secara serempak mempengaruhi pemilihan polis asuransi AJB

Bumi Putera 1912 Cabang Medan. Secara parsial diperoleh bahwa pelayanan merupakan faktor yang

paling dominan mempengaruhi pemilihan polis asuransi AJB Bumi Putera 1912 Cabang Medan dengan

nilai Unstandarized Coefficient sebesar 0.157.

II.2 Pengertian Pemasaran Jasa

Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk pencapaian

tujuannya yaitu perolehan laba yang maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan

perusahaan dalam pencapaian tujuan bisnisnya tergantung bagaimana perusahaan itu dapat

menggunakan pemasaran dengan baik. Keunggulan pemasaranlah yang menjadi sarana untuk

merealisasikan tujuan perusahaan.

Payne (2000) menyatakan bahwa, ”pemasaran merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan demikian, pemasaran merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing”.

Lamb et.al., (2001) menyatakan “Pemasaran adalah suatu sistem yang menyeluruh dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

(27)

Rangkuti (2003) menyatakan bahwa,“pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak kasat mata dan tidak dapat diraba, produk jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera, interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk mewujudkan produk yang dibentuk”.

Menurut Yazid (2001) bahwa dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol

dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan pemuasan konsumen jasa. Elemen-elemen

tersebut adalah: orang (people or participant), lingkunan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik

(physical evidence), dan proses (procces) jasa itu sendiri. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen

tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya

akan mempengaruhi strategi pemasaran jasa secara keseluruhan.

Selanjutnya, Zethalm dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001) memberikan batasan tentang jasa

sebagai berikut: ”Service is all economic activities whose output is not physical product or construction

is generally consumed at that time it is produced, and provide added value in form (such as

convenience, amusement, comport or health)”. Atau jasa adalah semua kegiatan ekonomi yang

menghasilkan output tidak berupa produk fisik atau konstruksi yang secara umum dikonsumsi pada

saat diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (seperti kenyamanan, hiburan,

kesenangan, atau kesehatan).

Selanjutnya Kotler (2001) menyatakan bahwa, “jasa adalah sebagai setiap tindakan atau kegiatan

suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain yang secara esensial tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan sesuatu”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau

kegiatan yang bersifat tak berwujud. Dengan demikian jika sesuatu diproduksi maka jasa dilaksanakan.

Jadi jelas kualitas jasa dinilai dari pelaksanaannya atau hasil kerjanya bukan dari karakteristiknya

(28)

Walaupun pada pembelian jasa-jasa tertentu konsumen memperoleh sesuatu yang berwujud, seperti

kartu kredit, polis asuransi, tetapi pada dasarnya yang dibeli bukan benda-benda tersebut.

Produk jasa ada dua macam, yaitu produk jasa industri dan produk jasa konsumen. Produk jasa

industri disediakan untuk organisasi dalam lingkungan yang luas, termasuk pengolahan, pertambangan,

pertanian, organisasi dalam lingkungan yang luas, seperti jasa penelitian, jasa financial, jasa pendidikan

dan sebagainya.

Sedangkan produk jasa konsumen banyak dipergunakan secara luas dalam masyarakat seperti

jasa hiburan, kesehatan, transportasi, perbankan dan lain sebagainya.

Menurut Kotler (2001) jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Tidak berwujud

Jasa berbeda dengan hasil produksi perusahaan. Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar,

dicium sebelum jasa itu dibeli. Benda atau barang yang kita beli atau yang kita gunakan sehari-hari

adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan,

penampilan atau sebuah usaha. Bila kita membeli barang, maka barang tersebut dipakai atau

ditempatkan disuatu tempat. Tetapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya.

Bila uang dibayar untuk beli jasa, maka pembeli tidak akan memperoleh tambahan benda-benda

yang dapat dibawa ke rumah. Jasa dikonsumsi tetapi tidak memiliki. Walaupun penampilan jasa

diwakili oleh suatu wujud tertentu, misalnya pesawat atau mobil dapat mewakili jasa yang

ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa yang dibeli adalah penampilan.

b. Tidak dapat dipisahkan

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama tidak seperti barang fisik yang

diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjualan dan baru kemudian

(29)

serentak. Misalnya, jasa yang diberikan oleh sebuah perusahaan penerbangan, calon penumpang

membeli tiket, kemudian berangkat dan duduk dalam kabin pesawat, lalu pesawat menerbangkannya

ke tempat tujuannya, pada saat penumpang itu duduk dalam kabin pesawat, pada saat itulah jasa

diproduksi.

c. Keberagaman

Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa

itu dilakukan. Misalnya saja jasa yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan yang melayani

rute terbang pendek dengan maskapai penerbangan yang melayani rute terbang yang panjang, akan

sangat berbeda.

d. Tidak Tahan Lama

Jasa tidak dapat disimpan. Seorang calon penumpang yang telah membeli tiket pesawat untuk suatu

tujuan tertentu tetap dikenakan biaya administrasi, walaupun ia tidak jadi berangkat. Tidak tahan

lamanya jasa tidak jadi masalah bila permintaan tetap. Tetapi jika permintaan berfluktuasi,

perusahaan menghadapi masalah yang rumit. Misalnya, pada musim-musim puncak seperti liburan

sekolah, tahun baru, musim haji,atau hari raya, sebuah perusahaan penerbangan harus

mempersiapkan lebih armada pesawat dari biasanya, dari pada jika permintaan sama sepanjang

bulan-bulan biasa.

II.3. Teori Tentang Harga

II.3.1. Pengertian Harga dan Tujuan Penetapan Harga

Masalah kebijaksanaan penetapan harga merupakan hal yang kompleks dan rumit. Untuk itu

dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, yang melibatkan penetetapan tujuan dan

mengembangkan suatu struktur penetapan harga yang tepat. Karenanya akan dibahas terlebih dahulu

(30)

Sebutan/istilah mengenai harga untuk berbagai produk tidak selalu sama dan dengan berbagai

nama, Menurut Kotler (2000) bahwa harga ada di sekeliling kita. Anda membayar sewa untuk

apartemen, uang kuliah dan uang jasa untuk dokter atau dokter gigi. Perusahaan penerbangan, kereta

api, taxi dan bis mengenakan ongkos; perusahaan pelayanan umum, telekomunikasi mengenakan tarif;

dan bank mengenakan bunga atas uang yang anda pinjam.

Menurut Swastha (1996) pengertian harga adalah sebagai berikut : ” Harga adalah jumlah uang

( ditambah beberapa barang kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

dari barang beserta pelayanannya.”

Dari kedua definisi tentang harga tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai

suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya.

Kebijakan harga dipergunakan untuk merebut hati pembeli melalui produk perusahaan. Pada

hakekatnya tujuan pemasaran itu adalah menciptakan permintaan atas suatu produk. Kebijakan bauran

pemasaran merupakan alat yang dipergunakan untuk tujuan tersebut. Variabel harga di dalam

marketing mix tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Penetapan harga

atas suatu produk dapat menentukan apakah produk itu akan laku di pasar atau tidak.

Dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap

penetapan harga yaitu : (Kotler, 2000):

1. Perusahaan memilih tujuan penetapan harga.

2. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap

kemungkinan harga.

3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level produksi dan pada

berbagai level akumulasi pengalaman produksi.

(31)

5. Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga

6. Perusahaan memilih harga akhir.

Dalam menetapkan harga, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan

harga itu sendiri. Makin jelas tujuannya, makin mudah harga ditetapkan. Pada dasamya, tujuan

penetapan harga dapat dikaitkan dengan laba atau volume tertentu. Tujuan ini haras selaras dengan

tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kotler dan Amstrong

(2001) mengemukakan tujuan penetapan harga adalah:

1) Penetapan harga untuk laba maksimal

Salah satu tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga ialah untuk memperoleh hasil laba

jangka pendek yang maksimal. Perusahaan harus yakin dengan harga yang telah ditetapkan,

apakah harga tersebut akan dapat bersaing dipasar sehingga akan dapat meningkatkan volume

penjualan.

2) Penetapan harga untuk merebut saham pasaran

Perusahaan dapat memutuskan menetapkan harga untuk memaksimalkan saham pasar. Harga

sangat menentukan untuk persaingan di pasar, dengan harga yang murah akan dapat

mempengaruhi konsumen. Namun demikian perusahan hendaknya jangan hanya menetapkan harga

yang rendah tetapi kualitas produk tidak terjamin. Jika perusahaan mengabaikan kualitas barang

atau produk dikhawatirkan dengan harga yang murah konsumen akan malah sebaliknya berpaling

pada produk yang lain.

3) Penetapan harga untuk pendapatan maksimal.

Mungkin perusahaan menetapkan harga yang dapat memaksimalkan pendapatan penjualan

sekarang. Hal ini merupakan soal menemukan kombinasi harga / kuantitas yang menghasilkan

pendapatan penjualan yang terbesar. Perusahaan berhasrat untuk secara cepat menghasilkan dana

tunai, mungkin karena sedang haus mencari dana, atau karena ia menganggap masa depan kurang

(32)

4) Penetapan harga untuk sasaran laba

Banyak perusahaan yang menetapkan tujuan penetapan harga untuk mencapai tingkat hasil laba

memuaskan. Akibatnya tidak jarang mengalami kerugian dengan penetapan harga yang tidak

seimbang dengan permintaan pasar. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan agar tidak

menetapkan harga hanya semata untuk kepentingan laba.

5) Penetapan harga untuk promosi

Penetapan harga kadang kala bertujuan untuk mempromosikan produk baru yang telah diproduksi

oleh perusahaan. Banyak perusahaan berhasil mempromosikan produknya dengan cara memberi

harga yang murah kepada konsumen. Namun demikian harga tersebut tentunya tidak baku atau

tidak tetap, suatu saat bilamana produk yang baru diproduksi tersebut telah dikenal oleh konsumen

maka perusahaan akan menstabilkan harga tersebut.

Gregorius (2002) menyatakan tujuan penetapan harga adalah:

1) Elastisitas harga dari permintaan perusahaan

Penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap permintaan. Akan tetapi

perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan, perubahan

unit penjualan dan perubahan penerimaan per unit. Elastisitas harga dan sensitif harga merupakan

dua konsep yang berkaitan namun berbeda. Perubahan harga menyebabkan terjadinya perubahan

dalam unit penjualan.

2) Aksi dan reaksi pesaing

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor yang perl dipertimbangkan

setiap perusahaan. Jika perubahan harga disamai oleh semua pesaing, maka sebenarnya tidak akan

ada perubahan pangsa pasar. Oleh sebab itu manajer pemasaran harus berusaha menentukan

kemungkinan reaksi penetapan harga pesaing.

(33)

Struktur biaya perusahaan merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah harga. Artinya,

tingkat harga minimal harus dapat menutup biaya. Harga yang murah akan menyebabkan

penurunan biaya jika penurunan tersebut dapat menaikkan volume penjualan secara signifikan.

4) Kebijakan lini produk

Penetapan harga sebuah produk dapat berpengaruh terhadap penjualan produk lainnya yang

dihasilkan oleh perusahaan yang sama. Perusahaaan dapat menambah lini produknya dalam rangka

memperluas served market, peluasan ini dapat dalam bentuk perluasan vertikal dan perluasan

horizontal.

II.3.2. Metode Penetapan Harga

Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya tidak terlepas dari metode penetapan

harga yang dilakukan perusahaan. Kegagalan yang ditimbulkan perusahaan dalam hal memasarkan

produknya terkadang disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengendalikan harga. Agar

perusahaan tidak menderita kerugian terhadap pemasaran produknya hendaknya perusahaan harus

melihat metode penetapan harga yang akan diterapkan. Walaupun terdapat berbagai cara untuk

menetapkan harga jual, namun secara teoritis menurut Kotler (2000) dalam menetapkan harga haruslah

berorientasi kepada tiga hal yaitu:

1) Faktor biaya dan daya beli

Banyak perusahaan menetapakan harga untuk sebagian besar ataupun seluruhnya berdasarkan soal

biaya. Pihak perusahaan hendaknya dalam menentukan harga harus melihat total biaya yang telah

dikeluarkan dari suatu produk yang telah diproduksi. Sehingga harga yang telah ditetapkan akan

terjangkau oleh daya beli konsumen dan dapat bersaing di pasaran.

2) Faktor Permintaan

Penetapan harga yang berorientasi kepada permintaan menghendaki penetapan harga yang lebih

(34)

harga yang berorientasi pada permintaan ini erat hubungannya dengan elastisitas permintaan dan

penawaran. Bila permintaan meningkat maka perusahaan akan cenderung meningkatkan harga

jual produksinya.

Di samping elastisitas permintaan dan penawaran terdapat pula beberapa faktor yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan dalam menetapkan harga jual, diantaranya adalah persepsi nilai dari

pihak penjual atau perusahaan itu sendiri.

3) Faktor persaingan

Dasar penetapan harga jual hasil produksi yang lainnya adalah faktor persaingan yaitu harga jual

yang ditetapkan oleh pesaing atas hasil produksinya yang berlaku di pasar bebas. Dalam hal ini

pengusaha dapat menetapkan harga di bawah, sama atau lebih. Maksudnya perusahaan dalam

menetapkan harga harus melihat pasar pesaing, terutama untuk pesaing dengan produk sejenis.

Keuntungan yang lebih baik diraih oleh perusahaan apabila perusahaan bisa meningkatkan volume

penjualannya.

Kotler (2000) menyebutkan bahwa penetapan harga jual suatu produk dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu:

1) Cost-Plus Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya plus)

Dalam metode ini penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk suatu unit barang yang

besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan sejumlah biaya lagi untuk

mendapatkan laba yang diinginkan pada unit tersebut. Rumus metode ini :

Harga Jual = Biaya Total + Marjin

Penetapan harga seperti ini paling banyak dipakai oleh pengecer dan grosir. Mereka memberikan

imbuhan harga tertentu ( mark up ) yang cukup untuk menutupi biaya toko, transport dan lain-lain

(sejumlah % tertentu). Besarnya mark up akan sangat tergantung pada produk. Mark up yang

bervariasi, ini menggambarkan perbedaan dalam biaya persatuan, perputaran, merk pabrik dan

(35)

2) Break-even analysis dan target-target pricing (analisa titik impas dan penetapan harga untuk

sasaran laba).

Metode lainnya dalam penetapan harga yang berorientasi pada biaya adalah “target profit

pricing”. Perusahaan mencoba menetapkan harga yang akan menghasilkan laba seperti yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Target pricing menggunakan konsep bagan break even. Bagan break even menunjukkan

total biaya dan total pendapatan (penjualan) atau total revenue yang diharapkan pada berbagai

tingkat penjualan.

Metode ini digunakan oleh perusahaan yang menetapkan harga untuk mencapai laba sebesar

15% atau 20% dari investasinya. Biasanya digunakan oleh perusahaan umum negara (listrik, air

dan telepon) untuk mendapatkan laba yang wajar dari investasi mereka.

3) Perceived-Value pricing (penetapan harga menurut persepsi nilai)

Metode ini menetapkan harga berdasarkan nilai persepsi dari pembeli. Jadi perusahaan akan

berusaha merebut nilai persepsi tersebut, dan tidak menetapkan harga berdasarkan biaya yang

dikeluarkan oleh penjual.

Misalnya ada terdapat bermacam-macam harga yang ditetapkan oleh berbagai rumah makan

untuk suatu jenis makanan yang sama. Masing-masing pengusaha dapat menaikkan harga karena

adanya nilai tambah (value added) menurut suasana tempat.

4) Going-rate pricing (penetapan harga dengan mengikuti harga pasar yang ada).

Pada metode ini perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing, dan kurang

memperhatikan biaya atau permintaan sendiri.

Perusahaan dapat menetapkan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih murah dari

pesaingnya yang besar. Pada industri oligopolistik yang menjual komoditi seperti baja, pupuk atau

kertas, biasanya menetapkan harga yang sama. Dan perusahaan yang kecil akan mengikuti saja

(36)

Perusahaan kecil akan merubah harga produknya kalau pemuka pasar merubah harga.

Memang sebagian perusahaan kecil menambahkan sedikit premi atau memotong harga yang kecil

tetapi sangat memperhatikan perbedaan harga. Misalnya pengecer kecil yang menjual bensin yang

biasanya menetapkan harga bensin lebih tinggi beberapa puluh rupiah dari penyalur yang lebih

besar.

Metode going rate pricing sangat populer. Kalau elastisitas permintaan sulit diukur,

perusahaan berpendapat bahwa harga yang berlaku pada suatu waktu menunjukkan kebijaksanaan

bersama daripada industri yang bersangkutan mengenai harga yang akan menghasilkan laba yang

wajar. Juga mereka telah bersepakat mengadakan penyesuaian dengan harga yang berlaku, untuk

menjaga keharmonisan industri bersangkutan.

5) Sealed-bird pricing (penawaran harga dalam sampul tertutup)

Metode penetapan harga ini adalah dalam rangka melaksanakan suatu pekerjaan atau proyek. Jadi

berdasarkan pada persaingan yang akan terjadi bila perusahaan mengikuti suatu tender. Dalam

penetapan harga, perusahaan berpatokan kepada suatu harapan, akan berapa besar harga yang akan

ditetapkan oleh para pesaing sedangkan hubungan antara harga tersebut dengan biaya dan

permintaan perusahaan diabaikan. Perusahaan berupaya dengan giat untuk memenangkan tender

dan memperoleh kontrak, untuk itu perlu penetapan harga yang lebih rendah dari perusahaan

lainnya.

Walaupun demikian, tidak berarti perusahaan dapat menetapkan harga di bawah harga pokok

tanpa merusak posisi perusahaan. Sebaliknya juga, bila harga yang ditetapkan semakin tinggi di

atas harga pokok, semakin sulit peluang untuk memenangkan tender dan memperoleh kontrak.

Dengan menggunakan laba yang diharapkan sebagai kriteria penetapan harga, wajarlah kalau

perusahaan banyak penawaran. Dengan cara untung-untungan ini, perusahaan akan mencapai laba

maksimum dalam jangka panjang.

(37)

1) Potongan kuantitas, yaitu merupakan potongan harga yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen

bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada

penjualan tersebut.

2) Potongan dagang, yaitu merupakan potongan harga yang ditawarkan kepada pembeli atas

pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka lakukan.

3) Potongan tuna, yaitu potongan yang diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada

suatu periode dan mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

4) Potongan musiman, yaitu potongan yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian di

luar musim tertentu.

5) Penghargaan promosional, yaitu harga yang diberikan oleh penjual yang ikut menjalankan usaha

promosi.

6) Penghargaan komisi, yaitu merupakan bentuk potongan dagang apabila makelar bertindak sebagai

perantara dalam saluran distribusi.

7) Penghargaan barang, yaitu sejumlah pengurangan dari harga jual semestinya yang diberikan

kepada pembeli karena bersedia membeli barang dalam kondisi tidak normal.

Pada dasarnya setiap perusahaan dalam melakukan penjualan produknya melakukan berbagai

strategi agar produknya laku di pasar. Namun demikian hendaknya pihak perusahaan juga melihat atau

melakukan juga strategi harga untuk meningkatkan penjualannya. Dengan kebijaksanaan harga yang

diberikan kepada konsumen atau pembeli, pihak konsumen akan merasa tertarik untuk membeli produk

yang ditawarkan.

II.4. Teori Tentang Produk

II.4.1. Pengertian Produk

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa barang ataupun jasa. Ketika perusahaan

(38)

akan diluncurkan itu memang dirancang untuk dapat memuaskan keinginan konsumen. Oleh karena

itu, proses merancang sebuah produk, bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa yang akan

dipenuhi, melainkan juga menyangkut keputusan disain produk, nama merek, merek dagang, jaminan,

citra produk dan layanan konsumen.

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,

dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong,

2001). Howard (2000) menyatakan : ”Products as a complexs characteristic that can be sense or not,

including package, colour, price, company prestige and retail that is accepted by the consumer to

satisfy their needs.”

Mc Charty dan Perreault (2003) menyatakan bahwa produk merupakan hasil dari produksi yang

akan dilempar ke konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi

kebutuhannya. Karena pelanggan membeli kepuasan produk berarti segala sesuatu yang dapat

memenuhi kebutuhan konsumen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan

produsen baik berupa barang maupun jasa yang didistribusikan ke pasar guna memenuhi kebutuhan

konsumen.

Sampai dengan saat ini PT Asuransi BSAM telah memberikan pelayanan produk asuransi yang

cukup beragam agar dapat memenuhi kebutuhan pasar, antara lain :

1. Asuransi kebakaran (Fire Insurance) dan perluasannya, yaitu menjamin kerugian dan kerusakan

akibat terjadi kebakaran atau risiko perluasannya yang menimpa objek pertanggungan.

2. Asuransi pengangkutan (Marine Cargo) melalui laut, darat, dan udara, yaitu yang menjamin

kerugian keuangan akibat kerusakan/hilangnya cargo yang sedang/selama proses pengangkutan

3. Asuransi kendaraan bermotor (Motor Vehicle Insurance) yaitu menjamin kerugian, kerusakan dan

(39)

4. Marine Hull dan Aviation Insurance adalah yang memberikan jaminan atas risiko yang timbul dan

menimpa kapal atau pesawat terbang akibat kecelakaan serta tuntutan dari pihak ke III.

5. Asuransi Uang (money insurance) adalah asuransi yang menjamin kerugian dan kehilangan atas

uang akibat terjadi risiko yang menimpa objek pertanggungan baik pada saat di perjalanan maupun

dalam tempat penyimpanan.

6. Asuransi Kecelakaan diri (Personal Accident) yang memberikan jaminan atas risiko yang timbul

akibat kecelakaan.

7. Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance) yaitu menjamin kerugian karena kerusakan fisik yang

diderita pemegang polis selama menjalankan teknik sipil/pembangunan dan lain sebagainya.

8. Liability Insurance. Jenis asuransi yang memberi proteksi bilamana ada tuntutan dari pihak ketiga

sebagai akibat dari lingkup kerjanya yang bisa mencederai dan rusaknya harta benda pihak ketiga.

9. Travel Insurance, yang memberi perlindungan kepada pemegang polis selama waktu perjalanan

dalam dan luar negeri, baik sebagai akibat kecelakaan atau risiko-risiko seperti pembatalan,

keterlambatan, kehilangan bagasi atau evakuasi.

10.Surety Bond, jenis layanan asuransi (jaminan) yang diberikan kepada pemilik proyek (obligee)

bahwa pelaksana proyek (principal) akan menyelesaikan kewajiban sebaik-baiknya kepada pemilik

proyek (bidbond, advance payment bond, performance bond, maintenance bond).

11.Custom Bond, merupakan jenis layanan asuransi yang diberikan kepada

principal/importir/produsen/eksportir sebagai jaminan yang berkaitan dengan fasilitas kepabeanan

dan fasilitas penangguhan/pembebasan bea masuk dan pungutan negara lainnya bagi kepentingan

BINTEK/Bea dan Cukai.

12.Asuransi Minyak dan Gas, memberikan jaminan atas onshore properties, libilities, engineering

equipment, transportasi risk, offshore properties.

13.Asuransi Kredit, merupakan jenis layanan asuransi yang diberikan kepada Bank (Selaku Pemegang

(40)

II.4.2. Keputusan Produk

Keputusan yang berhubungan dengan pengembangan dan pemasaran produk individual dapat

dilihat pada Gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Keputusan Produk Individual

Beberapa hal yang menyangkut keputusan produk yang perlu diperhatikan adalah :

a. Atribut Produk

Keputusan-keputusan mengenai atribut produk meliputi :

i. Mutu produk

ii. Sifat/ciri produk

iii. Model produk/desain produk

b. Merek

c. Kemasan

d. Label (Kotler, 2003)

Selanjutnya Kotler, 2003 menyatakan ada dua hal penting dalam menyusun kombinasi

kebijakan produk yaitu :

a. Peranan produk dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

b. Peranan produk dalam menunjang keberhasilan penjualan

A. Atribut Produk

(41)

Produk yang berkualitas merupakan sesuatu yang di dambakan konsumen. Menurut Chase

dan Aqualius (dalam Haming, 2001) bahwa konsep mutu telah mengalami pergeseran. Konsep

yang lama memandang mutu sebagai derajat kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan

spesifikasi atau rencana yang telah ditentukan produsen sebelumnya. Semakin tinggi derajat

kecocokan produk dengan spesifikasi mutu (standar) yang telah ditetapkan semakin tinggi pula

mutu produk yang bersangkutan.

Sedangkan konsep yang baru, memaknai mutu adalah derajat kemampuan suatu produk

memberikan rasa puas kepada pemakainya. Semakin tinggi derajat kepuasan yang diterima

konsumen atas pemakaian suatu produk, mengindikasikan produk semakin bermutu.

Jika pada konsep yang lama mutu ditetapkan oleh produsen, maka pada konsep yang baru

mutu ditentukan berdasarkan penilaian konsumen. Konsep mutu yang baru ini merupakan orientasi

produsen saat ini dalam menjalankan aktivitas produksinya.

Kualitas produk barang (tangible products good quality) ditentukan oleh faktor-faktor :

1) Kinerja : karakteristik fungsi dasar produk

2) Penampilan fisik : bentuk yang ditampilkan

3) Kehandalan : kekonsistenan suatu produk dapat digunakan

4) Ukuran standar : bahan baku produk terbuat dari bahan-bahan menurut ukuran tertentu

5) Daya tahan : umur teknik dan umur ekonomi produk

6) Tingkat pelayanan : kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan baik sebelum

maupun sesudah penjualan

7) Keindahan : segi estetika dari bentuk fisik produk

8) Kualitas relatif : merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan pembeli akan ciri produk yang

dibeli sehingga pembeli mengukur kualitas produk dari segi harga, merk, iklan, reputasi

(42)

Produk-produk yang memiliki ciri-ciri di atas dapat dikategorikan sebagai suatu produk yang

berkualitas yang dapat menciptakan kepuasan konsumen dan penjualan perusahaan.

Dalam hubungannnya dengan peningkatan mutu, produsen mempunyai dua tugas dalam

mengembangkan produk, yaitu :

1. Memutuskan seberapa tinggi mutu produk yang diinginkan, yaitu seberapa tinggi kriteria kerja

(misalnya : manfaat, kecepatan yang harus dipenuhi produsen)

2. Mewujudkan mutu produk tersebut. Dalam memutuskan seberapa tinggi mutu produk,

produsen harus bertitik tolak pada sudut pandang pemasaran untuk mempertimbangkannya.

Artinya perusahaan harus menyelidiki beragam keinginan konsumen terhadap berbagai atribut

kemampuan kerja dan bagaimana posisi produk pesaing. Hal ini dapt dimanfaatkan untuk

mengidentifikasikan posisi perusahaan dalam hal menarik pembeli dalam jumlah yang besar

(Mc Charty dan Perreault, 2003)

2. Sifat/Ciri Produk

Ciri produk bagi usaha pemasaran merupakan satu cara memenangkan persaingan, karena hal ini

adalah alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk saingan. Menjadi produsen

pertama yang memperkenalkan ciri baru yang memang dibutuhkan dan bernilai tinggi adalah salah

satu strategi paling efektif dalam memenangkan persaingan.

3. Model Produk/Disain Produk

Cara lain untuk memperjelas kekhasan produk ialah lewat model/disain produk. Disain berpegang

pada anggapan ”bentuk ditentukan fungsi” dari produk. Disain yang bagus berkontribusi pada

manfaat yang diberikan produk dan sekaligus menjadi daya tarik produk. Dengan demikian, disain

yang bagus dapat menarik perhatian konsumen, memperbaharui minat konsumen, menurunkan

biaya dan mengkombinasikan berbagai variasi produk ke dalam pasar sasaran. (Mc Charty, 2003).

Model produk adalah gaya yang sedang populer dan berlaku dalam suatu bidang bisnis (Kotler,

(43)

Model produk biasanya berjalan melewati tiga tahap, yakni : tahap ekslusif tahap peniruan dan

tahap model massal, yang keseluruhannya perlu mendapat perhatian bagi produsen (Chester R

Wasson, dalam Kotler, 2003).

a. Tahap Ekslusif

Tahap Eksklusif adalah periode di mana konsumen menaruh perhatian kepada sesuatu yang baru

untuk diterapkan pada mereka sendiri sehingga kelihatan berbeda dari produsen yang lain. Produk

dibuat dengan pesanan khusus atau diproduksi dengan jumlah terbatas.

b. Tahap Peniruan

Tahap Peniruan yaitu tahap dimana konsumen yang lain ikut masuk..menandai golongan pelopor

model tadi. Pada tahap ini produsen lain mulai produksi dalam jumlah yang lebih banyak.

c. Tahap Model Massal

Tahap model massal adalah tahap dimana model sudah menjadi populer dan produsen mulai

memproduksi secara besar-besaran. Jadi model cenderung untuk tetapi populer untuk sementara

waktu dan menurun pelan-pelan.

B. Merek

Merupakan suatu nama/istilah, tanda, lambang atau disain atau..diharapkan

mengidentifikasikan barang atau jasa dari produsen atau penjual dan diharapkan akan membedakan

barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.

Merek yang baik mencirikan hal-hal sebagai berikut :

1. Merek harus sesuatu mengenai produk

2. Merek harus menggambarkan kualitas, kegiatan, warna, dan sebagainya

3. Merek harus mudah diucapkan dikenali atau diingat

(44)

C. Kemasan

Kemasan adalah wadah atau bungkus yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan untuk

suatu produk. Kemasan yang didisain dengan bagus mampu menciptakan nilai tersendiri bagi

konsumen serta arti promosional bagi produsen.

D. Label

Produsen harus merancanglabel yang sesuai dan bermakna ”lebih” bagi produk-produknya.

Label tersebut mungkin berupa kartu sederhana yang ditempelkan pada produk atau berupa tulisan

terperinci yang merupakan bagian dari kemasan.

Fungsi-fungsi label antara lain :

1. Mengidentifikasi produk atau merek (label identifikasi)

2. Menggolongkan produk

3. Menjelaskan beberapa hal tentang produk seperti siapa pembuatnya, dimana dibuat, siapa

pembuatnya, dimana dibuat, waktu pembuatan, isi, cara penggunaan.

4. Sebagai alat promosi.

Secara luas produk diklasifikasikan sebagai produk konsumen dan produk industri. Salah satu

produk konsumen adalah unsought product, yaitu item produk yang seringkali tidak terfikirkan oleh

konsumen untuk membelinya, entah karena ketidaktahuan atau karena memang tidak ingin. Misalnya

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Asuransi BSAM, beralamat di Jalan Putri Hijau No. 2A,

Gedung Kanwil BRI Lt.3 Medan. Penelitian dimulai bulan Juli 2009 sampai bulan Agustus 2009.

III.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey. Singarimbun dan Effendi

(1995) menyatakan bahwa,” Penelitian Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”.

Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, karena

adanya hipotesis yang akan diuji menggunakan alat uji statistik. Sugiyono (2006) menyatakan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara

variabel satu dengan variabel yang lain.

Adapun sifat penelitian ini adalah ekplanatory yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain

(Sugiyono, 2006).

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian (N) ini adalah pemegang polis PT Asuransi BSAM Medan posisi

bulan Desember 2008 yang berjumlah 6.800 pemegang polis.

Menurut Slovin (dalam Umar, 2000), untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang ada

dapat digunakan rumus sebagai berikut:

(46)

N n =

N. d2 + 1 n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

d = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditolerir atau diinginkan.

Menurut Paguso, Garcia dan Guerrero (dalam Umar, 2002) bahwa untuk ukuran populasi yang

relatif besar dapat digunakan kelonggaran ketidaktelitian hingga 10%. Sehingga dengan jumlah

populasi pemegang polis yang cukup besar dalam penelitian ini digunakan persentase kelonggaran

ketidaktelitian sebesar 10 % atau 0,1.

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

6.800 n =

(6.800 x 0.12) + 1

= 98,55

Dengan melakukan pembulatan maka didapat sampel sebanyak 99 orang pemegang polis.

Teknik pengambilan sample dilakukan melalui accidental sampling, yaitu sample yang dipilih adalah

pemegang polis yang bertemu dengan peneliti di lokasi penelitian.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan teliti, peneliti menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview) dengan pihak yang berhak dan berwenang di PT Asuransi BSAM Medan

sehubungan dengan penelitian ini.

2. Daftar Pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada pemegang polis PT Asuransi BSAM

(47)

3. Studi dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang relevan dan mendukung

penelitian, antara lain laporan perusahaan yaitu laporan produksi premi asuransi, laporan target

tahunan di PT Asuransi BSAM Medan.

III.5. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk mendukung variabel yang diteliti adalah :

1. Data Primer, yaitu diperoleh langsung dari hasil wawancara (interview), dan daftar pertanyaan

(questionnaire).

2. Data Sekunder, yaitu diperoleh melalui dokumen-dokumen PT Asuransi BSAM Medan.

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Dalam hipotesis pertama, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (independent variable), yaitu faktor-faktor kebijakan yang diambil oleh PT

Asuransi BSAM Medan terdiri atas: tarif (X1) dan jenis produk asuransi (X2)

b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu pencapaian target di PT Asuransi BSAM Medan (Y)

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Tarif (X1), adalah variabel yang memberikan informasi tentang seberapa besar nilai yang harus

dikeluarkan oleh pemegang polis yang menjadi responden, yaitu kemampuan pemegang polis

untuk membeli, daya saing tarif, perbedaan tarif, diskon tarif, bonus yang ditawarkan dan sistem

pembayaran.

2. Jenis produk asuransi (X2), adalah variabel yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

perusahaan meliputi, kelengkapan jenis produk asuransi, manfaat produk asuransi, luas jaminan

Gambar

Gambar 1.2  Kerangka  Berpikir Hubungan Daya Beli Masyarakat dan Persaingan Perusahaan Dengan Tarif
Gambar 2.1 Keputusan Produk Individual
Tabel 3.1  Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Pertama
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Kedua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan kader yang meningkat dalam melakukan PSG lansia melalui pengukuran antropometri TB prediksi lansia dan menyampaikan penyuluhan gizi seimbang dan

Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kualitas petugas kebersihan telah memberikan pembinaan, baik berupa peningkatan disiplin

Penerima PKH meskipun sering hidup dalam kondisi kritis dan tetap bisa bertahan karena hidup secara subsisten dengan menggunakan beberapa cara. Namun para penerima

Implikasi yang mempunyai nilai yang lebih dengan lirik nyanyian indang yang terdapat di Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.Sehingga siswa

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan dari permohonan Pemohon adalah bahwa Pemohon mengajukan permohonan agar Pemohon dan ibu Pemohon yang bernama IBU PEMOHON

stimulasi dini dengan perkembangan kemandirian pada anak pra sekolah usia 36-48 bulan di PAUD Aisyiyah, Desa Waung, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk dengan pola hubungan

Batuan ultrabasa terdiri atas harzburgit, dunit, serpentinit, piroksinit, gabro dan basal; singkapannya tersebar, terdapat di daerah satuan morfologi perbukitan, dapat

dalam memecahkan masalah dengan metode card sort. 2) Peneliti menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran Al- Qur’an-Hadits yaitu tentang materi tajwid pokok bahasan