• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI

PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

(STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA)

Indra Gabe Simorangkir* dan Isfenti Sadalia**

*Alumnus FE USU

**Dosen Manajemen FE USU

Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of the financial ratios which consists of the Profability ratio, Liquidity ratio, and Solvability ratio and also Growth Potential and Firm Size factors on Dividend Policy in Go Public Company as listing at Indonesia Stock Exchange during the 2006-2008 period. The results showed that the Financial Ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity ratio, Solvability ratio, and also Growth Potential and Firm Size factors are together have significant effect toward Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange. Partially, Growth Potential has a negative and significant influence on the Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange and the Firm Size has a positive and significant influence on Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange, while the Financial ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity and Solvability ratio influential positive but not significant to the Go Public Company Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange during the period 2006-2008.

Keywords: Profitability, Liquidity, Solvability, Growth Potential, Firm Size and Dividend Policy.

PENDAHULUAN

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yakni dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Capital Gain/Loss merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain diperoleh apabila harga jual lebih tinggi daripada harga beli sedangkan Capital Loss apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan dividen yang berbeda dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen yang berbeda ini didasarkan atas pertimbangan masing –

masing perusahaan dalam membagikan dividennya. Kebijakan dividen dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Laba ditahan (Retained Earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors” (Riyanto, 2001: 265).

(2)

Tidak semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membagikan dividen dan bahkan dari sembilan sektor industri yang terdapat di BEI, tidak ada satupun sektor yang keseluruhan perusahaannya membagikan dividen (data BEI).

Menurut Sjahrial (2009: 305), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi dividen selain faktor-faktor tersebut juga dapat berupa aturan-aturan hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, dan kemampuan untuk meminjam (Van Horne dan Wachowich, 2007: 282-283). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:“Apakah faktor rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan faktor potensi pertumbuhan serta ukuran perusahaan berpengaruh baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia?”

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2008.

b. Faktor-faktor yang diteliti dalam mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, potensi pertumbuhan dan ukuran perusahaan

c. Faktor Profitabilitas diukur dari Return On Asset (ROA).

d. Faktor Likuiditas diukur dari Cash Position Ratio.

e. Faktor Solvabilitas diukur dari Debt to Equty Ratio (DER).

METODE

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (variabel dependent; Y) dan variabel bebas (variabel independent; X).

1. Variabel Independen

a. Profitabilitas (Return On Asset/ROA)

Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2009: 109)

b. Likuiditas (Cash Position/CP)

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah posisi kas (cash position). Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001: 5).

c. Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabilanya sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto, 2001: 32). Rasio utang yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER). (Van Horne & Wachowicz, 2005: 209)

d. Growth Potential (Potensi Pertumbuhan) Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total aset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001: 5)

e. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Firm Size mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total aset (Alli et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001).

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

(3)

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia hingga Maret 2009 sejumlah 402 perusahaan, sedangkan penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probability random sampling” dengan metode “purposive sampling”. Purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria (pertimbangan tertentu) (Sugiyono, 2003: 78).

Kriteria (pertimbangan) yang dilakukan penulis adalah:

1. Emiten yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama tahun 2006 - 2008.

2. Emiten yang terus-menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama tahun 2006 – 2008.

3. Dividend Payout Ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten.

Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

b. Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yakni, profitabilitas (ROA), likuiditas (cash position), solvabilitas (DER), Growth Potential dan Firm Size terhadap variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen (DPR) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus:

= α + + + + + + e

Keterangan:

= Dividend Payout Ratio perusahaan i pada tahun t.

= Profitabilitas (ROA) = Likuiditas (Cash Position) = Solvabilitas (DER) = Potensi Pertumbuhan

= Ukuran Perusahaan α = intercept

= Koefisien regresi variable

e = error term atau variable yang tidak diteliti.

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian:

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash

Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

Pada penelitian ini nilai akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikan (α) = 5%, criteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:

Terima bila ≤ .

Tolak (terima ) bila > .

b. Uji Secara Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Bentuk pengujian:

(4)

(DPR).

: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

Pada penelitian ini nilai akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji – t ini adalah:

diterima jika : - ≤ ≤ .

diterima jika : > .

HASIL

Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian menunjukkan bahwa persamaan model regresi dapat dipergunakan karena data berdistribusi normal dan tidak terkena multikol, homoskedastisitas maupun autokorelasi.

Tabel 1 berikut menunjukkan hasil pengolahan SPSS 16.0 for windows:

Model

Uji Statistik t

B Beta t Sig

( Constant) -49.884 -2.113 .036

ROA .179 .103 1.262 .209

CP .440 .084 1.002 .318

DER .379 .064 .574 .567

GP -.096 -.187 -2.764 .006

SIZE 2.815 .305 3.241 .001

Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (diolah)

Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Yi = -49,884 + 0,179X1 + 0,44X2 + 0,379X3-

0,096X4+ 2,815X5+ e

Dimana :

Y = Dividend Payout Ratio

X1 = Return On Asset X2 = Cash Position X3 = Debt to Equity Ratio

X4 = Growth Potential (Potensi Pertumbuhan)

X5 = Firm Size (Ukuran Perusahaan)

1. Uji Hipotesis 1

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash

Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5%, jika nilai ≤

maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai ≤

maka H1 diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio,

Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap

Dividend Payout Ratio di BEI selama periode 2006-2008, karena Fhitung = 8,121 lebih besar daripada Ftabel = 2,26 pada tingkat signifikan (

α

) = 5%. Maka H1 diterima dan H0 ditolak, dimana H1 : b1

b2

0, terdapat pengaruh secara simultan antara Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio,

Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap

Dividend Payout Ratio di BEI.

Nilai sig.tabel 0,000 lebih kecil dari signifikan(

α

)= 0,05, sehingga H1 diterima, dimana H1 : b1

b2

b1

b2

0, terdapat pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio,

(5)

dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap

Dividend Payout Ratio di BEI.

2. Uji Hipotesis 2

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

Peneliti menggunakan tingkat signifikan (

α

) = 5%, jika nilai sig. t > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai sig. t < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

PEMBAHASAN

Pada tabel dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Return On Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,209 (0,209>0,05) dan nilai thitung 1,262 < ttabel 1,980. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA) dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini bertentangan dengan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang jauh berbeda, dimana baik penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila pada saat itu profitabilitas perusahaan

terbuka di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kebijakan dividennya, maka hal itu tidak terjadi untuk periode tahun sekarang.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas yang diwakili oleh nilai Return On Asset (ROA) tidak mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Atau dengan kata lain, kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan tersebut. 2. Variabel Cash Position (CP) tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,318(0,318>0,05) dan nilai thitung 1,002 <ttabel 1,980 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Cash Position (CP) dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa naik atau turunnya nilai cash position tidak senantiasa diikuti naik atau turunnya nilai dividend payout ratio

perusahaan. Hal ini mungkin terjadi karena, posisi kas/cash position suatu perusahaan bukan hanya digunakan untuk membayar dividen saja. Jadi, meskipun posisi kas/cash position

perusahaan tinggi, belum tentu nilai

dividend payout ratio nya juga tinggi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelititian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutrisno (2001), Prihantoro (2003), dan Suherly&Sofyan (2004). Perbedaan ini mungkin terjadi karena data yang berbeda diperoleh dari periode penelitian yang berbeda oleh peneliti.

3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,567 (0,567>0,05) dan nilai thitung 0,574 < ttabel 1,980 Artinya tidak terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio

(DPR).

(6)

Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang jauh berbeda, dimana baik penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila pada saat itu Debt to Equity Ratio

perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kebijakan dividennya, maka hal itu tidak terjadi untuk periode tahun sekarang.

Brigham mengatakan bahwa biaya emisi saham yang rendah akan memungkinkan adanya kebijakan dividen yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat diperoleh melalui saldo laba ditahan atau dengan menjual saham baru. Situasi yang sama berlaku pula pada kebijakan utang apabila perusahaan dapat menyesuaikan rasio utangnya tanpa meningkatkan biaya-biaya yang terjadi secara tajam. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan kebijakan utang (Debt to Equity Ratio/DER), belum mampu menahan biaya-biaya yang terjadi dari rasio utang, sehingga peningkatan rasio utang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaannya.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa solvabiltas yang diwakili oleh nilai Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Atau dengan kata lain, kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh kebijakan utang perusahaan tersebut.

4. Variabel Growth Potential (GP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006 (0,006<0,05). Artinya terdapat pengaruh antara

Growth Potential (GP) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Model regresi menunjukkan hasil koefisien regresi sebesar -0,096, artinya setiap kenaikan

Growth Potential (GP) sebesar 100% akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 0,096%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dijelaskan di kerangka konseptual, bahwa tingkat pertumbuhan/growth potential berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hal ini dapat diterima dengan pemikiran bahwa semakin tinggi potensi pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Hal ini berarti semakin besar bagian dari laba ditahan yang digunakan untuk pertumbuhan perusahaannya, sehingga semakin kecil

dividend payout ratio nya.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang bertentangan dengan hasil/kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dan Suherly&Sofyan (2004) yang menyatakan bahwa Growth Potential

(GP) tidak berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR). Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan periode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Dimana ketika periode penelitian peneliti (2006-2008), potensi pertumbuhan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaannya.

5. Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 dan nilai thitung 3,241 > ttabel 1,980, artinya terdapat pengaruh antara Ukuran Perusahaan (Firm Size) dan Dividend Payout Ratio

(DPR). Model regresi menunjukkan hasil koefisien regresi sebesar 2,815. Artinya setiap kenaikan Ukuran Perusahaan (Firm Size) sebesar 1 kali akan menyebabkan kenaikan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 2,815 kali.

(7)

memperoleh dana untuk pembiayaan perusahaan, tanpa harus mengandalkan laba ditahan, sehingga semakin tinggi rasio pembayaran dividennya.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan tidak mempengaruhi secara signifikan

Dividend Payout Ratio (DPR). Periode penelitian yang jauh berbeda mungkin salah satu alasan mengapa hasil penelitian ini bisa berbeda. Hal ini mungkin karena pada periode penelitian Sutrisno/penelitian sebelumnya, ukuran perusahaan suatu perusahaan terbuka tidak menjadi dasar atau faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Eek Indonesia.

KESIMPULAN

Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2008 ini menghasilkan kesimpulan yaitu bahwa: Rasio Keuangan yang terdiri dari rasio Profitabilitas (Return On Asset/ROA), Likuiditas (Cash Position/CP), dan Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) serta faktor Potensi Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan secara simultan mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Secara Parsial, dapat dinyatakan bahwa: 1) Profitabilitas yang dihitung dari Return

On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Profitabilitas (Return On Asset) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.

2) Likuiditas yang dihitung dari Cash Position (CP) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Likuiditas (Cash Position) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.

3) Solvabilitas yang dihitung dari Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.

4) Potensi Pertumbuhan (Growth Potential) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Potensi Pertumbuhan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) akan semakin turun.

5) Ukuran Perusahaan (Firm Size) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi ukuran perusahaan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.

SARAN

Setelah melakukan penelitian ini, adapun saran yang dapat diberikan peneliti, yakni:

1. Penelitian mengenai Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ini hanya terbatas pada informasi-informasi internal masing-masing perusahaan terutama dari sisi laporan keuangan. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian selanjutnya juga menggunakan variabel eksternal yang menyangkut kondisi makro ekonomi seperti Gross DomesticProduct

(GDP), tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar.

2. Penelitian yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) melalui rasio keuangan sebaiknya dilakukan penambahan rasio likuiditas antara lain:

Quick Ratio (Rasio Lancar), rasio

Leverage seperti : Long- Term Debt to Equity Ratio dan Long-Term Debt to Capitalization, rasio profitabilitas seperti :

Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity (ROE) dan Operating Ratio, rasio pasar antara lain: Price Earning Ratio, Book Value per Share dan

Price to Book Value.

(8)

2006-2008. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2009,

Dasar – dasar Manajemen Keuangan,

Buku1, Edisi kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2006,

Dasar – dasar Manajemen Keuangan,

Buku2, Edisi kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat.

Hatta, Atika Jauhari, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”, JAAI, Volume 6, Nomor 2, Desember (1-22).

Keown, Arthur J dkk, 2000, Dasar – dasar Manajemen Keuangan, Buku 2. Edisi ketujuh, Jakarta: Salemba Empat.

Prihantoro, 2003, “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor 1, Jilid 8 (7-14). Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE.

Situmorang, Syafrizal Helmi et al, 2008,

Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), Medan: USU Press. Sjahrial, Dermawan, 2009, Manajemen

Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian, 2002,

Manajemen Keuangan Dua, Edisi Ketiga, Jakarta: PT Prenhallindo.

Suherly, Michell dan Sofyan S Harahap, 2003, “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen”,

Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4, Nomor 3, Desember (223-245).

Sutrisno. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia,

TEMA, Volume 11, Nomor 1, Maret, 2001.

Van Horne, James C & John M Wachowicz, JR. 2005, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.

Van Horne, James c & John M Wachowicz, JR, 2009, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 2, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Malang: Bayumedia.

pada tanggal 17 oktober 2009 pada pukul 10.00 WIB

Gambar

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di dalam Laporan Pengembangan Usaha ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapat/ pemikiran orang lain yang saya ambil

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019.. PEMERINTAH KABUPATEN

Sistem struktur baja yang akan digunakan untuk perencanaan modifikasi strukur Gedung 9 Lantai Universitas Muhammadiyah Gresik adalah dengan sistem Staggered Truss

Hasil penelitian dengan menggunakan metode Expectancy Theory menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada motivasi rendah (46,67%), karyawan yang bekerja pada motivasi

Teori warna mulai mendapat perhatian serius setelah dikembangkan oleh Sir Isac Newton (1704).[2] Pada awalnya teori warna dikembangkan dengan warna dasar

Berdasarkan pada parameter estimasi untuk pengujian hipotesis ke 6 menunjukkan nilai Critical Ratio (CR) sebesar 6,635 dengan probabilitas sebesar ****(mendekati

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel implementasi kebijakan program STATCAP-CERDAS berpengaruh signifikan terhadap disiplin