• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Alokasi Bauran Promosi Pakaian Medis (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Alokasi Bauran Promosi Pakaian Medis (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul)."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

NOOR INDAH PERMATASARI

H24087019

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Promosi Pakaian Medis (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia,2010). Semakin banyaknya rumah sakit yang bermunculan, maka kebutuhan medispun semakin meningkat. Dalam hal ini salah satu kebutuhan medis diantaranya adalah pakaian untuk operasi, yang secara tidak langsung hal tersebut membuka peluang pasar yang dimanfaatkan bagi para produsen dalam memproduksi dan memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan medis tersebut. Dengan terbukanya peluang tersebut, maka semakin banyak pula bermunculan produsen yang berlomba-lomba memproduksi dan memasarkan produk pakaian operasi yang salah satu diantaranya yaitu PT. Lestari Dini Tunggul.

Dalam memasarkan produknya, informasi mengenai produk bersangkutan sangatlah penting dan suatu tantangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah promosi. PT. Lestari Dini Tunggul perlu merumuskan bauran promosi yang tepat agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk bauran promosi yang telah diterapkan perusahaan, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan, dan (3) Merumuskan pemilihan alokasi bauran promosi yang tepat pada perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Alat bantu analisis yang digunakan adalah AHP (Analitycal Hierarchy Process), data yang diperoleh kemudian diolah dengan program komputer expert choice 2000 dan Microsoft exel 2007.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari marketing manager, plant manager dan sales eksekutif.

Struktur hierarki terdiri atas lima tingkat yaitu, (1) Fokus : alokasi bauran promosi pakaian operasi, (2) Faktor : anggaran promosi, sumber daya manusia, persaingan pasar, (3) Aktor : manager marketing, plant manager dan sales eksekutif, (4) Tujuan : meningkatkan citra perusahaan, mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan, (5) Alternatif : membuat kesan web yang kuat dan interaktif, lebih aktif dalam penjualan personal, lebih aktif dalam promosi penjualan, merancang pemasaran langsung yang efektif, merencanakan program iklan media cetak dan luar ruang, pengembangan program publisitas.

(3)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

NOOR INDAH PERMATASARI

H24087019

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

NRP : H24087019

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Mimin Aminah, MM NIP. 19660907 199103 2 002

Mengetahui Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc NIP. 19610123 198601 1 002

(5)

iii 

 

1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak M. Yamin Mile dan Ibu A. Subariah.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi IV Bogor pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan dan diterima di SLTP Negeri 2 Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 3 Bogor dan lulus pada tahun 2005.

Penulis diterima sebagai mahasiswi di Akademi Pimpinan Perusahaan, Departemen Perindustrian Jakarta pada tahun 2005, Jurusan Manajemen pada Program Studi Perdagangan Internasional dan lulus pada tahun 2008. Penulis pernah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) bagian Marketing di PT. Garuda Maintenance AeroAsia selama dua bulan (April-Juni 2008). Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(6)

iv 

 

atas limpahan rahmat, karunia dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Alokasi Bauran Promosi Pakaian Operasi ( Studi Kasus Pada PT. Lestari Dini Tunggul ) ”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada kita semua, kritik dan saran yang membangun tetap diharapkan penulis, mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Bogor, Maret 2011

(7)

 

memberikan saran, petunjuk, bantuan dan dorongan serta bimbingan dari semua pihak baik yang bersifat moril maupun materil. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis menghaturkan terimakasih yang setinggi dan sebesar-besarnya kepada Ibu Mimin Aminah selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yang terhomat, Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

2. Yang terhormat, ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut., MM selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak arahan kepada penulis.

3. Yang terhormat, Deddy CS, selaku dosen yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Yang tercinta, kedua orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan dan kasih sayang serta senantiasa mengiringi langkah dengan doa dan kasih sayang.

5. Yang tercinta, mbah dan seluruh keluarga besar sindang barang yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.

6. Yang terhormat, Bapak Yusuf Susanta selaku marketing manager PT. Lestari Dini Tunggul, Bapak Ratri Sapta selaku Plant Manager, Mba Ina, Erni Ibol, Mas Hary, Mas Fuji dan seluruh staff PT. Lestari Dini Tunggul yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di PT. Lestari Dini Tunggul.

7. Yang terhormat, Bapak Adeng, A.Qodir, dan Bapa Haji Pagentongan yang telah banyak membantu mendoakan penulis.

(8)

vi 

 

memberikan semangat, dorongan dan doa kepada penulis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

10.Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil hingga selesainya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan yang sebaik-baiknya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

(9)

vii 

2.3.2 Penjualan Personal (Personal Selling) ... 7

2.3.3 Promosi Penjualan (Sales Promotion) ... 8

2.3.4 Publisitas (Publicity) ... 9

2.3.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ... 9

2.3.6 Interaktif Media ... 10

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi ... 10

(10)

viii 

 

4.1.2 Visi dan Misi PT. Lestari Dini Tunggul ... 33

4.1.3 Struktur dan Fungsi PT. Lestari Dini Tunggul ... 33

4.2. Bauran Pemasaran PT. Lestari Dini Tunggul ... 36

4.2.1 Produk ... 36

4.2.2 Harga ... 36

4.2.3 Distribusi ... 38

4.3. Bauran Promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul 38 4.3.1 Periklanan ... 38

4.4. Rumusan Struktur Hierarki Bauran Promosi ... 40

4.4.1 Analisis Faktor-faktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi .... 42

4.4.2 Aktor yang Berpengaruh Dalam Alokasi Bauran Promosi ... 42

4.4.3 Tujuan Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 43

4.4.4 Alternatif Alokasi Bauran Promosi ... 44

4.5. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dalam AHP ... 45

4.5.1 Elemen Aktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 45

4.5.2 Elemen Tujuan Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 47

4.5.3 Elemen Alternatif Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 49

4.6. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal Dalam AHP ... 52

4.6.1 Elemen Faktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi Pada PT. Lestari Dini Tunggul ... 52

4.6.2 Elemen Aktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 54

4.6.3 Elemen Tujuan Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 54

4.6.4 Elemen Alternatif Dalam Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 58

(11)

ix 

 

No. Halaman

1. Perkembangan jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003-2008 ... 1

2. Data Penjualan PT. Lestari Dini Tunggul 2010 ... 4

3. Sarana komunikasi bauran promosi ... 7

4. Jenis kebutuhan data ... 21

5. Skala banding secara berpasangan (Saaty,1991) ... 25

6. Matriks Pendapat Individu (MPI) (Saaty,1993) ... 26

7. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) (Saaty, 1993) ... 26

8. Ilustrasi pengolahan MPB pada langkah pertama (Saaty, 1993) ... 27

9. Ilustrasi MPB yang telah dinormalisasi (Saaty, 1993) ... 27

10.Ilustrasi pengolahan matriks normalisasi pada langkah berikut (Saaty,1993) 28 11. Ilustrasi penentuan eigen value pada dua langkah pertama (Saaty,1993) .. 28

12. Nilai indeks acak (RI) matriks berorder 1 s/d 15 dengan sampel 100 (Saaty,1993) ... 30

13. Baju operasi Lestari Medical Apparel... 37

14. Baju operasi Medicloth ... 37

15. Baju operasi Comfort ... 37

16. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat tiga (Elemen aktor yang berpengaruh dalam penyusunan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul) ... 45

17. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat empat (Elemen tujuan yang ingin dicapai PT. Lestari Dini Tunggul )………. 47

18. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat lima (Elemen alternatif yang ingin dipilih PT. Lestari Dini Tunggul) ………. 49

19. Susunan bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul………. 53

20. Susunan bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam pemilihan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul……… 54

21. Susunan bobot dan prioritas tujuan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul……… 55

(12)

 

No. Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian ... 19

2. Struktur hierarki lengkap ... 24 3. Struktur hierarki alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul ... 40 4. Hasil pengolahan vertikal struktur hierarki alokasi bauran promosi

(13)

xi 

 

No. Halaman 1. Kuesioner penelitian ... 61

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia, 2010). Dalam beberapa tahun belakangan ini, industri rumah sakit Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup berarti dengan diterbitkannya peraturan menteri kesehatan no 84/Men.Kes/II/V/1990 yang menyatakan bahwa “pelayanan rumah sakit dapat oleh yayasan dan badan hukum lainnya”. Dengan demikian rumah sakit dapat berbentuk PT atau CV yang secara langsung akan membuka peluang bagi penanaman modal, baik modal asing maupun dalam negeri.

Tidak hanya pemerintah yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat, para pelaku bisnis pun kini semakin aktif berinvestasi di Industri rumah sakit Indonesia. Hal inilah yang menjadi pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, tahun 2003-2008

(Sumber: Depkes, 2009)

Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.320 rumah sakit (Depkes, 2009), atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun 2003. Dari total 1.320 rumah sakit ini, 653 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14 persen. Sisanya merupakan rumah sakit yang dibangun oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah provinsi atau kabupaten atau kota, TNI atau Polri, dan BUMN.

No. Pengelola/Kepemilikan 2003 2004 2005 2006 2007 2008

(15)

Semakin banyaknya rumah sakit yang bermunculan, maka kebutuhan medispun semakin meningkat. Dalam hal ini salah satu kebutuhan medis diantaranya adalah pakaian untuk operasi yang dibutuhkan oleh dokter dan asistennya. Sehingga hal tersebut membuka peluang pasar yang dimanfaatkan bagi para produsen dalam memproduksi dan memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan medis tersebut.

Dengan terbukanya peluang tersebut, maka semakin banyak pula bermunculan produsen yang berlomba-lomba memproduksi dan memasarkan produk pakaian operasi. Salah satu diantaranya yaitu PT. Lestari Dini Tunggul yang bertempat di Jl. Anggrek No. 46, Jagakarsa-Depok, Jakarta Selatan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian medis yaitu pakaian operasi, pakaian dokter, pakaian perawat, dan pakaian pasien. Diantara sekian banyak produk perusahaan, produk unggulan yang ditawarkan oleh PT. Lestari Dini Tunggul adalah pakaian operasi. Hal ini dikarenakan pakaian operasi merupakan pakaian yang sering dibutuhkan oleh dokter maupun asistennya dalam melakukan kegiatan operasi di rumah sakit ataupun klinik.

Produk pakaian operasi yang ditawarkan PT. Lestari Dini Tunggul dijual dengan tiga brand yaitu, Lestari Medical Apparel (LMA), Medicloth dan Comfort.

LMA merupakan pakaian operasi yang terbuat dari seratus persen katun soil

release. Keunggulan pakaian operasi ini yaitu terdapat pada material yang

digunakan seperti water repellent yang dapat melindungi pengguna dari percikan

darah, pakaian operasi ini juga dilengkapi dengan serat karbon agar tidak menjadi listrik statis. Kemudian brand kedua yaitu Medicloth, merupakan pakaian operasi yang terbuat dari bahan tetoron yang dilengkapi dengan material anti bakteri. Brand yang ketiga adalah Comfort yaitu pakaian operasi yang terbuat dari seratus persen katun. Berbeda dengan LMA dan Medicloth, Comfort tidak dilengkapi

dengan material water repellent dan juga anti bakteri.

(16)

Sarci Megatama, PT. Agarzy dan CV Java Centra. Perusahaan ini menawarkan pakaian medis dengan berbagai macam variasi dengan harga yang terjangkau, sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan dan semakin selektif dalam memilih serta memastikan produk yang akan mereka beli. Perusahaan pesaing juga sangat gencar dalam memasarkan produk mereka melalui media-media promosi terutama melalui web yang sangat interaktif. Sementara promosi yang dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul, belum gencar seperti yang dilakukan

oleh pesaingnya. Oleh karena itu, agar dapat menghadapi persaingan pasar, PT. Lestari Dini Tunggul perlu melakukan upaya alokasi bauran promosi, agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif. Karena promosi sangat bermanfaat bagi keberhasilan tujuan pemasaran perusahaan. Terutama pada saat ini, industri

di pasar medical yang sedang berkembang pesat, maka promosi merupakan salah

satu cara yang ampuh bagi PT. Lestari Dini Tunggul dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan riset

mengenai “ ANALISIS ALOKASI BAURAN PROMOSI PAKAIAN

OPERASI “ (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul ). 1.2. Perumusan Masalah

PT. Lestari Dini Tunggul merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian operasi. Produk Lestari dibuat dari tekstil dengan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan peningkatan kualitas pengerjaan yang berkesinambungan, agar mampu menampilkan produk

pakaian operasiyang bermutu tinggi, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

kalangan medis masa kini.

Perusahaan mendistribusikan produk-produk tersebut melalui empat puluh

(17)

Tabel 2. Data Penjualan PT. Lestari Dini Tunggul 2010

TARGET Januari BULAN ( Rp ) TOTAL

Februari Maret April Mei Juni Target/

Juli Agustus Sept Oktober Nov Des Target/

(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul)

Pada awal tahun 2011 ini PT. Lestari Dini Tunggul berupaya meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar, untuk itu perusahaan membuat program kerja baru, yaitu dengan membagi tim marketing untuk memegang masing-masing wilayah pemasaran, seperti di sumatera Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Dengan adanya program kerja tersebut, maka secara tidak langsung akan menambah anggaran promosi perusahaan. Sehingga, agar perusahaan dapat menjalankan program-program dengan optimal, maka perusahaan perlu mengalokasikan anggarannya ke dalam bauran promosi promosi, seperti periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan publisitas agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif.

Berdasarkan hal diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bauran promosi apa yang telah diterapkan oleh perusahaan ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan ?

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian yaitu :

1. Mengidentifikasi bauran promosi yang telah diterapkan perusahaan.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan.

3. Merumuskan pemilihan bauran promosi yang tepat pada perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi PT. Lestari Dini Tunggul sebagai masukan dalam merencanakan dan menjadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan strategi promosi di masa yang akan datang.

2. Merupakan sarana pengembangan bagi penulis dalam penerapan teori yang diperoleh, serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2005).

2.2. Pengertian Promosi

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut (Kotler, 2005). Promosi merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi mempengaruhi, membujuk, atau, mempengaruhi, membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997). Simamora (2000), mengemukakan promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak-pihak lainnya dalam

saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilakunya.

2.3. Bauran Promosi (Promotional Mix)

Bauran promosi merupakan instrument dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan (Morisan, 2007). George dan Blench dalam Morisan (2007) menambahkan dua elemen dalam bauran promosi yaitu pemasaran langsung dan interaktif media.

(20)

Tabel 3. Sarana Komunikasi Bauran Promosi

Periklanan menurut Kotler (1997) adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan merupakan seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Tjiptono, 1997).

Dalam melakukan periklanan perusahaan dapat menggunakan media-media berikut:

a. Media Cetak (Printed Matters) seperti koran, majalah iklan pos, katalog,

direktori, buletin, leaflet, sirkuler, tiket.

b. Media Elektronik seperti televisi, radio, komputer, telepon, video, film.

c. Pajangan diluar (outdoor) seperti poster, pamflet, papan nama, papan

(21)

2.3.2. Penjualan Personal (Personal Selling)

Menurut Morissan (2007), penjualan personal adalah suatu bentuk

komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (

person-to-person communication). Penjualan personal merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 1997).

Bentuk-bentuk penjualan personal yang dikenal secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Penjualan personal di toko

2. Di rumah-rumah (penjual datang ke rumah)

3. Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi pedagang

eceran

4. Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang

besar/pedagang eceran

5. Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langganan-langganan penting

6. Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industry

untuk memberikan nasehat dan bantuan

2.3.3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Menurut Morrisan (2007), promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 1997).

Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut:

(22)

2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importer untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor.

3. Sales-force-promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.

4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.

2.3.4. Publisitas (Publicity)

Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa (Morissan, 2007). Publisitas merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu (Tjiptono,1997).

Contoh publisitas yang kerap digunakan media massa adalah:

1. Berita pada halaman ekonomi surat kabar mengenai peningkatan laba

suatu perusahaan.

2. Berita di media massa yang melaporkan kegiatan penghijauan yang

dilaksanakan satu perusahaan.

3. Laporan feature di suatu majalah mengenai penemuan obat terbaru

produksi suatu perusahaan farmasi.

2.3.5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau

(23)

ditanggapi konsumen yang bersangkutan. Pemasaran langsung dapat dilakukan melalui direct-mail pengiriman surat atau katalog kepada konsumen, via telepon, atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.

2.3.6. Interaktif Media

Morissan (2007), menyatakan bahwa media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal baik yang memungkinkan pengguna dapat

berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real

time). Interaktif media saat ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka

mempromosikan produk atau jasa sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang produk dan jasa mereka.

Kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini yang utama

adalah internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal Worl Wide Web

(WWW). Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen.

Keuntungan yang diperoleh dalam situs web adalah :

1. Pelanggan atau calon pelanggan akan dapat dengan mudah menemukan lokasi

usaha atau nomor telepon perusahaan.

2. Penyampaian informasi yang cepat dan praktis mengenai suatu produk.

3. Mengurangi jumlah tenaga pemasar karena staf penjualan tidak perlu harus

membuat janji dengan calon pelanggan sekedar untuk menjelaskan produk.

4. Membangun hubungan dengan pelanggan melalui program seperti penawaran

khusus, kuis, dan kontes secara online.

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi

Menurut Tjiptono (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi bauran

promosi pakaian medis dikelompokkan menjadi tujuh faktor, yaitu:

1. Anggaran Promosi

(24)

memilih penjualan personal, promosi penjualan, atau iklan bersama didalam wilayah lokal atau regional.

2. Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2005), manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.

3. Komunikasi

Menurut Chandra (2001), dalam rangka merancang komunikasi pemasaran yang efektif, setiap pemasar perlu memahami proses komunikasi secara umum.

4. Persaingan Pasar

Menurut Sutojo (2003), faktor bisnis eksternal yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan produk adalah perkembangan suasana persaingan pasar. Munculnya produk baru yang menjanjikan lebih banyak manfaat dapat mempengaruhi laju penjualan produk lama.

5. Etika Bisnis

Menurut Sutojo (2003), etika bisnis adalah pedoman moral untuk membedakan tindakan bisnis yang baik dan buruk, benar dan salah, serta secara moral menjadi hak dan kewajiban.

6. Produk dan Harga

Menurut Tjiptono (1997), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Menetapkan harga secara tepat dapat melancarkan proses pemasaran barang dan jasa.

7. Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP)

Menurut Suwanto dan Rasto (2003), segmentasi adalah tindakan membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri berdasarkan

geografis, demografis, psikografis, dan atau perilaku. Targetting adalah

tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih dari segmen-segmen

(25)

penempatan produk dan merek yang kompetitif pada benak konsumen berdasarkan persaingan

2.5. Anggaran Promosi

Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun

demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar. Berikut metode penentuan anggaran promosi yang biasa digunakan :

a. Affordable method, yaitu menetapkan besarnya anggaran promosi berdasarkan kemampuan financial perusahaan.

b. Percentage of sales method, yaitu menetapkan anggaran promosi berdasarkan presentase tertentu dari penjualan (baik penjualan saat ini meupun prediksi penjualan) atau berdasarkan presentase dari harga jual. c. Competitive parity method, yakni menetapkan anggaran promosi untuk

mencapai paritas share of voice dengan para pesaingnya. Dengan kata lain, besarnya pengeluaran promosi harus sama atau proporsional dengan pengeluaran promosi para pesaing.

d. Objective and task method, yaitu menetapkan anggaran promosi melalui beberapa langkah sistematis yang terdiri atas menentukan tujuan spesifik, menetapkan tugas-tugas yang harus dilakukan dala rangka mewujudkan tujuan tersebut dan memperkirakan biaya pengimplementasian tugas-tugas tersebut.

2.6. Analytic Hierarchy Process

Salah satu metode yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk dapat membantu memecahkan masalah yang kompleks dan telah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam suatu pengambilan keputusan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini pertama kali dikembangkan

oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School of Bussiness pada tahun 1970-an.

(26)

untuk memodelkan masalah-masalah yang tidak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun manajemen.

Menurut Saaty (1991), secara khusus metode AHP dapat digunakan untuk persoalan keputusan seperti:

1. Menetapkan prioritas

2. Menghasilkan seperangkat alternatif

3. Memilih alternatif kebijakan yang terbaik

4. Menetapkan berbagai persyaratan

5. Mengalokasikan sumber daya

6. Meramalkan hasil dan menaksir resiko

7. Mengukur prestasi

8. Merancang sistem

9. Menjamin kemantapan sistem

10.Mengoptimumkan

11.Merencanakan

12.Memecahkan konflik

Metode Analytic Hierarchy Process yang digunakan dalam penelitian ini, mencoba menstrukturkan permasalahan yang kompleks dan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke kuantitatif.

Tiga prinsip dasar Analytic Hierarchy Process (Saaty, 1991) adalah:

1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarki yang kita sebut

menyusun secara hierarki, yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur terpisah.

2. Perbedaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas,

yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relative pentingnya.

3. Konsisten logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan

(27)

a) Tidak ada batasan dalam menentukan tingkatan hierarki. Hal ini merupakan suatu kewajaran, semenjak jumlah variabel keputusan beserta sub variabelnya dapat terdiri dari jumlah terhingga namun banyak. Model ini merupakan penyederhanaan atas masalah.

b) Jenjang haruslah bersifat fleksibel. Model ini memudahkan kita

mengubah analisis berjenjang, faktor atau kriteria, sub-sub kriterianya, pola hubungan dan hal-hal lain, segera bila kita temukan hal-hal lain yang lebih mendekati kebenaran. Perubahan berlaku bila analisis perbandingan dilakukan atas masalah berkarakteristik penuh ketidakpastian.

c) Jika alternatif solusi beserta kriterianya tidak dapat

dibandingkan secara langsung, maka perubahan harus dilakukan atas tingkatan hierarki dengan pembedaan karakteristik sifat yang jelas.

Menurut Saaty (1991), keuntungan penggunaan metode AHP antara lain:

1. Memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk

aneka ragam persoalan tak terstruktur

2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam

memecahkan persoalan kompleks

3. Dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu

sistem dan tak memaksakan pemikiran linier

4. Mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah

elemen-elemen suatu system dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsure yang serupa dalam setiap tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat

5. Memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu metode

untuk menetapkan prioritas

6. Melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang

digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas

(28)

8. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relative dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternative terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka

9. Tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang

representative dari berbagai penilaian yang berbeda-beda

10.Memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan

dan memperbaiki pertimbangan melalui pengulangan. 2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis strategi promosi juga telah dilakukan oleh Rachmanda (2009) mengenai analisis strategi bauran promosi AJB BumiPutera

1912 cabang siliwangi Bogor. Hasil penelitiannya adalah AJB Bumiputera

merencanakan program periklanan media cetak, Agency lebih aktif dalam menjual

produk asuransi jiwa melalui penjualan personal, supervisor dan agency bekerja sama menjalankan pemasaran langsung ke lembaga pemerintahan, pendidikan dan perusahaan, promosi penjualan terus dikembangkan oleh agency sehingga masyarakat berminat terhadap program asuransi jiwa di AJB Bumiputera, AJB Bumiputera membuat web site khusus wilayah Bogor termasuk cabang Siliwangi sehingga pemegang polis mengetahui kinerja perusahaan termasuk klaim tiap pemegang polis dan sarana publisitas sebaiknya dipublikasikan di media cetak dan elektronik agar masyarakat Bogor mengetahui manfaat mengikuti program asuransi jiwa di AJB Bumiputera 1912.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Agrina (2009) yaitu penerapan metode proses hierarki analitik dalam analisis bauran promosi ekspor sepatu kulit (studi kasus pada CV Fortuna Shoes Bandung). Hasil analisis data AHP menunjukkan, bahwa faktor dengan prioritas tertinggi adalah faktor STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning) dengan bobot 0,381. Pada tingkat aktor, prioritas utama adalah manajer pemasaran dengan bobot 0,467. Tujuan yang menjadi prioritas utama dengan nilai tertinggi 0,467 adalah meningkatkan pendapatan perusahaan. Pemilihan alternatif bauran promosi yang paling tinggi bobotnya dengan bobot 0,212 adalah merancang pemasaran langsung yang efektif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hambali (2008) yaitu use of

(29)

proses hirarki analitik (PHA) untuk pemilihan konsep desain terbaik), jurnal pada www.google.com. AHP dapat digunakan untuk membantu desainer untuk mengevaluasi dan memilih konsep desain terbaik berdasarkan kriteria dan aspek sub-kriteria keputusan. Analisis menunjukkan bahwa desain konsep-5 adalah yang paling sesuai untuk pengembangan lebih lanjut karena memiliki nilai tertinggi (0,236 atau 23,6%) di antara konsep desain lainnya. Penerapan AHP untuk memilih desain konseptual pada tahap desain konseptual dapat meningkatkan kualitas produk dan mempersingkat proses pengembangan produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Montevechi (2010) yaitu decision making

with multiple criteria in the selection of ultrasonic scanning system in a private hospital in Brazil. (Pengambilan keputusan dengan multi kriteria dalam pemilihan scanning ultrasonik dalam sistem rumah sakit swasta di Brazil), jurnal pada www.google.com. Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai suatu bantuan mendekati pengambilan keputusan, berlaku untuk evaluasi yang teknis dari proses yang didapatkan dari alat ultrasonik dalam suatu rumah sakit pribadi di Brazil.

AHP menunjukkan manjadi alat yang berguna dalam teknik akuisisi peralatan proses evaluasi medis dimanfaatkan karena penguraian kompleksitas masalah dalam pohon hirarki yang diizinkan sebelumnya kriteria itu, definisi yang jelas untuk dievaluasi dan fundamental sebagai pedoman untuk penjabaran dari pesanan pembelian kompetisi permintaan, serta buku catatan untuk kunjungan evaluasi dalam proses pembelian dari peralatan berpartisipasi terpasang di rumah sakit lain.

Penilaian bobot dan catatan memberikan peta auditable kriteria dan

nilai-nilai yang digunakan oleh tim pengambilan keputusan, yang dapat menghindari kemungkinan keuntungan tidak langsung anggota. Fungsi dokumentasi yang

dihasilkan sebagai jejak auditable yang memungkinkan kriteria, bobot kriteria dan

nilai-nilai penghakiman itu harus diperiksa untuk setiap alternatif di depan kriteria oleh direktur atau auditor independen. Ini transparansi hibah untuk proses evaluasi teknis peralatan itu.

(30)

jumlah variabel dan atribut teknis peralatan itu. Dengan demikian, peringkat teknis dari alternatif dievaluasi yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan peringkat yang dihasilkan oleh evaluasi komersial, dan dilaksanakan dalam suatu proses paralel. Bahwa perbandingan kriteria yang jelas dan pasti memungkinkan keputusan akhir tentang pembelian peralatan yang akan diambil oleh pembuat keputusan utama lembaga, bahkan jika ia bukan dari sektor kesehatan, sektor

(31)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT. Lestari Dini Tunggul merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian operasi yang berupa topi operasi, baju operasi dan jas untuk operasi yang dipasarkan dengan tiga brand, yaitu Lestari Medical Apparel (LMA), Medicloth dan Comfort. Dalam menghadapi persaingan pasar, PT. Lestari Dini Tunggul perlu merumuskan bauran promosi yang efektif agar dapat mencapai tujuan promosi yang diinginkan. Adapun perumusan bauran promosi tersebut harus berdasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi maka suatu perusahaan akan kehilangan arah dan tujuan serta hasil yang ingin dicapai.

Langkah pertama yang dilakukan untuk merumuskan bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul adalah dengan mengetahui secara rinci gambaran mengenai bauran promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul. Visi dan misi perusahaan diidentifikasi untuk mencari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Visi dan misi memegang peranan penting terhadap keberhasilan

strategi dan keberhasilan tujuan akhir perusahaan. Langkah selanjutnya setelah

mengetahui visi dan misi PT. Lestari Dini Tunggul adalah mengetahui produk-produk yang dijual oleh perusahaan, kemudian diidentifikasi bauran promosinya dengan media promosi seperti periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung, interaktif media dan publisitas. Setelah itu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi perusahaan. Kemudian dilakukan analisis terhadap bauran promosi perusahaan dengan menggunakan

metode Analytical Hierarchy Process (AHP) . Data yang diperoleh kemudian

diolah dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000, sehingga

(32)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Lestari Dini Tunggul

1. Periklanan

2. Penjualan Personal

3. Promosi Penjualan

4. Publisitas

5. Pemasaran Langsung

6. Interaktif Media

Identifikasi Faktor-faktor Penyusunan Alokasi Bauran

Promosi

Alternatif Alokasi Bauran Promosi

Metode AHP

Rekomendasi Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul

Identifikasi Alokasi Bauran Promosi Perusahaan Produk PT. Lestari Dini

(33)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 hingga Januari 2011 di PT. Lestari Dini Tunggul yang berlokasi di Jln Anggrek no 46 Jagakarsa, Jakarta Selatan.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Durianto dkk, 2004). Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai pihak manajemen PT. Lestari Dini

Tunggul dan penyebaran kuesioner kepada marketing manager, plant manager dan

sales ekekutif. Pemilihan responden dalam wawancara dilakukan secara sengaja (purposive), responden merupakan para ahli yang mengetahui dan memahami tentang kegiatan promosi perusahaan.

Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang disajikan dalam bentuk tabel atau diagram (Durianto dkk, 2004). Sumber data sekunder diperolah dari program kerja perusahaan serta semua data promosi yang telah diterapkan perusahaan yang bersifat kualitatif.

Data juga diperoleh melalui literatur-literatur, seperti buku-buku dan website yang

relevan dalam penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperoleh melalui:

1. Pengisian kuesioner yaitu membagikan daftar pertanyaan terhadap

permasalahan promosi pakaian medis kepada pihak manajemen dan praktisi terkait. Kuesioner disajikan pada Lampiran 1.

2. Melakukan wawancara terhadap manajemen perusahaan seperti marketing

manager, plant manager dan sales eksekutif mengenai kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan.

3. Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap situasi

(34)

4. Studi literatur yang berkaitan dengan bauran promosi seperti penelusuran data, buku, majalah, dan internet.

Jenis kebutuhan data selama penelitian berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan masing-masing tujuan. Hasil metode tersebut, dilakukan analisis secara statistik deskriptif dan AHP. Jenis kebutuhan data disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Kebutuhan Data

3.5. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu

sampel diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya.

Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari marketing

manager, plant manager dan sales eksekutif. Pemberian kuesioner dipilih secara sengaja dengan pertimbangan responden mengetahui dan memahami tentang kegiatan promosi PT. Lestari Dini Tunggul.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan prioritas faktor-faktor penyusunan alokasi bauran promosi setelah mengkonfirmasi kepada pihak manajemen perusahaan terlebih dahulu. Tahap selanjutnya adalah pembuatan hierarki yang juga disusun berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan terkait dengan kegiatan promosi yang dilakukan. Struktur hierarki ini merupakan dasar dalam pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden pemilihan alokasi. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hierarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan alokasi promosi dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.

No Tujuan Penelitian Jenis Data Metode

Pengumpulan Data

2. Menyusun struktur hierarki bauran

3. Merumuskan prioritas bauran promosi

(35)

Setelah hasil kuesioner didapat dan diketahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hierarki, data ini akan diolah dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) . Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan responden.

Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert

Choice 2000. Dalam Saaty (1991), penelitian ini memiliki batas tingkat inkonsistensi ditetapkan 10 persen atau kurang, jika lebih dari 10 persen pertimbangan itu mungkin perlu diperbaiki. Kemudian setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya lewat

mekanisme perhitungan AHP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang

akan melahirkan pengolahan data horizontal dan pengolahan data vertikal. Hasil pengolahan horizontal akan memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dalam satu tingkat hierarki dengan elemen lain dalam tingkat hierarki diatasnya. Hasil pengolahan vertikal akan menunjukkan data pemilihan alternatif alokasi bauran promosi.

Hasil data yang diperoleh dari manajemen PT. Lestari Dini Tunggul akan menyimpulkan apakah alokasi bauran promosi yang diterapkan oleh perusahaan sudah tepat atau belum dan penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi yang terbaik dalam menerapkan alokasi promosi.

Menurut Saaty (1991), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan model AHP, yaitu :

1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan yang diinginkan.

(36)

permasalahan yang dihadapi. Selain itu, penentuan komponen juga didasarkan pada kemampuan para peneliti untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam struktur tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari literatur untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah.

2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajemen secara

menyeluruh

Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Tidak ada aturan khusus yang mengatur model suatu hierarki karena yang menentukan penyusunannya adalah jenis permasalahan dan keputusan yang akan diambil. Setiap set atau perangkat elemen atau faktor dalam hierarki menduduki satu tingkat hierarki.

(37)

Fokus

Faktor

Aktor

Alternatif

Gambar 2.Struktur hierarki lengkap

3. Menyusun matriks banding berpasangan

Penyusunan matriks banding berpasangan, pasangan-pasangan faktor dibandingkan satu sama lain dalam hal kriteria yang ada di tingkat lebih tinggi. Pembanding pertama dilakukan dari puncak hierarki untuk fokus tujuan, yang merupakan dasar untuk melakukan pembanding berpasangan antar elemen atau faktor yang terkait didalamnya. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada disebelah kiri prihal dominasinya atas suatu elemen di puncak matriks (Saaty, 1993).

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil

melakukan pembandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-I dengan pada kolom ke-j yang berhubungan dengan fokus tujuan. Pembandingan antar elemen dapat dilakukan dengan pertanyaan “Seberapa kuat elemen baris ke-I didominasi atau dipengeruhi oleh fokus tujuan, dibandingkan dengan elemen kolom ke-j?”. Untuk menuliskan nilai-nilai hasil pertimbangan ke dalam matriks banding berpasangan, digunakan angka-angka yang berfungsi sebagai skala banding (Tabel 5). Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibanding dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.

(38)

Tabel 5. Skala Banding Secara Berpasangan

Intensitas Kepentingan

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya.

5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya. 7 Satu elemen jelas lebih penting

dari elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik

9 Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

(Sumber : Saaty, 1991)

5. Memasukkan bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan nilai-nilai

kebalikannya. Matriks dibawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Misalnya bila elemen F12 memiliki nilai 3, maka nilai elemen F21 adalah kebalikannya, yaitu 1/3. Setelah itu prioritas dicari dan konsistensi diuji.

6. Melaksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam

hierarki. Pembanding dilanjutkan untuk semua elemen atau elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatas. Ada dua macam matriks pembandingan yang dipakai dalam AHP, yaitu :

a. Matriks Pendapatan Individu (MPI)

MPI adalah matriks hasil pembandingan oleh individu. Elemennya disimbolkan oleh aij, yaitu elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-j (Tabel 6).

b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG)

(39)

yaitu elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-j (Tabel 7). Berikut adalah rumus untuk menghitung rataan geometrik :

gij = ∏ ...………..……… (1)

gij = elemen MPG baris ke-I kolom ke-j

(aij) = elemen baris ke-1 kolom ke-j dari MPI ke-j

k = indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat

m = jumlah MPI yang memenuhi syarat

∏ = akar pangkat m dari perkalian elemen ke-1sampai e-m

Tabel 6. Matriks Pendapat Individu (MPI)

G A1 A2 A3 … An

Tabel 7. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)

G G1 G2 G3 … Gn

(Sumber : Saaty, 1993)

7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor

prioritas.

Pengolahan matriks terdiri dari dua tahap, yaitu pengolahan horizontal dan vertikal. Keduanya dapat digunakan untuk MPI maupun MPG.

a. Pengolahan horizontal, yaitu terdiri dari penentuan vektor prioritas, uji

konsistensi dan revisi pendapat bila diperlukan.

Tahapan perhitungan dalam pengolahan horizontal adalah : Penentuan vektor prioritas

1. Jumlahkan setiap elemen dalam masing-masing kolom matriks

(40)

Cj = [Cj] dan Cj = ∑aij ………..……….. (2)

Dimana : Cj = elemen vektor baris Cj pada kolom j

aij = elemen MPB yang diolah pada baris ke-I dan

kolom ke-j

Tabel 8. Ilustrasi pengolahan MPB pada langkah pertama

G A1 A2 … An

2. MPB yang ada dinormalisasi dengan cara membagi setiap elemen

matriks pada setiap kolom dengan elemen vektor baris Cj pada kolom tersebut yang telah didapat dari pengolahan pada langkah

sebelumnya. Diperoleh matriks normalisasi dij dengan dij = aij/Cj

dimana dij= elemen MPB setelah dinormalisasi pada baris ke-I dan

kolom ke-j

Tabel 9. Ilustrasi MPB yang telah dinormalisasi

G A1 A2 … An

A1 d11 d12 … d1n

A2 d21 d22 … d2n

… … …

An dn1 dn2 … Dnn

(Sumber : Saaty, 1993)

3. Elemen-elemen matriks normalisasi yang berada dalam satu baris

dijumlahkan dan didapat vektor kolom Ei dengan ei, sebagai

elemennya (Tabel 10). Dengan fi = ei/n dan Fi = (fi)

Dimana Fi = vektor prioritas dalam bentuk vektor dengan fi sebagai

elemen vektor pada baris ke-i.

Ei = elemen baris ke-I dari vektor kolom Ei

(41)

Tabel 10. Ilustrasi pengolahan matriks normalisasi pada

Pengolahan MPB hingga langkah ini memberikan hasil bahwa

prioritas bagi A1 adalah f1 dan seterusnya hingga bagi An adalah fn.

Uji Konsistensi

Rasio inkonsistensi dari suatu MPB dapat dicari dengan terlebih

dahulu mencari nilai eigen (eigen value), serta menentukan indeks

rasio inkonsistensinya. Penentu nilai eigen

1. Lihat kembali MPB dengan aij sebagai elemen-elemen dan

vektor kolom Fi dengan fi sebagai elemen-elemen pada setiap

barisnya. Lakukan perkalian antara elemen faktor kolom fi pada

baris tertentu dengan elemen-elemen MPB pada kolom tertentu

yang nomor kolomnya sama dengan nomor baris f1 (j pada aij

harus sama dengan nomor baris fi) dengan gij = fi.aij, dimana :

Gij = elemen baris ke-I dan kolom ke-j dari matriks baru Aij = elemen baris ke-I dan kolom ke-j dari MPB awal Fi = elemen vektor kolom pada baris ke-i

Tabel 11. Ilustrasi penentuan Eigen Value pada dua langkah pertama

2. Menjumlahkan elemen-elemen dalam matriks eigen (Tabel 11)

pada baris yang sama, kemudian diperoleh vektor kolom Hi dengan hi sebagai elemen-elemen pada baris ke-1 dengan hi =

(42)

3. Membagi elemen baris ke-1 dari vektor kolom Hi, dengan

elemen ke-i dari vektor prioritas (eigen vektor) Fi, dan

diperoleh vektor kolom ii. Dengan ii= hi/fidimana ii = elemen

pada baris ke-I vektor kolom Ii.

4. Menjumlahkan semua elemen vektor kolom Ii dan mencari

rata-ratanya kemudian didapat eigen value dengan Maks =

∑ Ii/n

Dimana maks = eigen value

n = jumlah elemen matriks kolom Ii

Penentuan Indeks Konsistensi

Dengan nilai eigen yang telah didapatkan, maka indeks konsistensi (CI) didapat dengan formulasi :

CI =

………..………… (3)

Dimana CI = Indeks konsistensi, maks + nilai eigen dan

n = jumlah baris kolom dari MPB.

Penentuan Rasio Konsistensi

(43)

Tabel 12. Nilai Indeks Acak (RI) matriks berorder 1 s/d 15 dengan

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, hanya saja menurut beberapa ekperimen dan pengalaman, tingkat inkonsistensi (CR) sebesar 10% ke bawah adalah tingkat yang masih bisa diterima. Revisi pendapat dilakukan bila CR lebih dari 10%).

b. Pengolahan vertikal merupakan tahap lanjutan setelah MPI dan MPG

diolah secara horizontal.

Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hierarki terhadap fokus atau tujuan utamanya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen pada level terakhir dalam suati hierarki terhadap sasarannya. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam penglolahan horizontal sebelumnya disebut sebagai prioritas lokal, karena hanya berkenaan dengan sebuah kriteria pembanding yang merupakan anggota elemen-elemen level diatasnya.

(44)

Xij = ∑ Yij (t.i-1). Zt(1-1) ………..…………...…. (5) Untuk i = 1,2,…, p

j = 1,2,…, r t = 1,2,… s

Yij = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada level ke-I berkenaan

dengan elemen ke-t pada level diatasnya (i-1) yang menjadi sifat pembanding (sama dengan prioritas lokal elemen ke-j pada level ke-i).

Zt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada level ke i-t terhadap

sasaran utama (fokus), didapat dari hasil pengolahan vertikal. P = jumlah level keputusan dalam hierarki

R = jumlah elemen pada level ke-i S = jumlah elemen pad level ke i-1

Jika dalam hierarki keputusan terdapat dua faktor yang tidak berhubungan (keduanya tidak saling mempengaruhi), maka nilai prioritasnya sama dengan nol. Vektor prioritas vertikal untuk tingkat ke-I (X) didefinisikan sebagai

X = (Xij) ………..…… (6)

Untuk j = 1,2,3,…, n

8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki

(45)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Lestari Dini Tunggul

Bermula dari sebuah garasi sebelah rumah, 29 tahun yang lalu, dengan sebuah kemampuan wirausaha dan semangat juang yang tinggi, didukung oleh teman dan seluruh keluarga, didirikanlah PT. Lestari Dini Tunggul. PT. Lestari Dini Tunggul menjual produk pakaian operasi yang terdiri dari topi operasi, baju operasi dan jas operasi. Dalam penjualannya perusahaan memasarkan melalui tiga

brand, yaitu Lestari Medical Apparel (LMA), Mediclothdan Comfort.

PT. Lestari Dini Tunggul merupakan bentuk perseroan yang didirikan terhitung sejak tanggal 15 September 1982. Dengan lokasi kantor pusat dan pabrik berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 75 m Ciputat Centre Kelurahan Cireundeu Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang Propinsi Banten. Namun untuk mengembangkan perusahaannya, PT. Lestari Dini Tunggul memutuskan untuk memindahkan lokasi usahanya, dengan fokus utama adalah pada perluasan pabrik. Oleh karena itu semenjak tanggal 17 April 2007 PT. Lestari Dini Tunggul berlokasi di Jl. Anggrek No. 46, Jagakarsa-Depok, Jakarta Selatan, 12620, Indonesia sampai sekarang.

Anggaran dasar PT. Lestari Dini Tunggul dimuat dalam Akta Nomor 26 tanggal 4 Februari 1982 yang dibuat dihadapan Nyonya Sitti Marjami Soepangat, SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan SK no. C2-1246. HT. 01. 01. Th 82, tanggal 15 september 1982. PT. Lestari Dini Tunggul ini juga telah terdaftar pada tata usaha Departemen Keuangan RI cq Dirjen Pajak Dalam Negeri dengan SK No. KEP-161/ PJ./ 2001 sehingga wajib mencantumkan NPWP sejak tanggal 14 November 1982.

(46)

1. Nyonya Raharas Sapta tersebut sebanyak 840 helai saham dengan nilai nominal seluruhmya sebesar Rp. 84.000.000,00.

2. Tuan Insinyur Yogana Prasta tersebut sebanyak 105 helai saham dengan nilai

nominal seluruhmya sebesar Rp. 10.500.000,00.

3. Tuan Ratri Hagarayu Sapta tersebut sebanyak 105 helai saham dengan nilai

nominal seluruhmya sebesar Rp. 10.500.000,00.

atau seluruhnya berjumlah 1050 helai saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 105.000.000,00 .

4.1.2 Visi dan Misi PT. Lestari Dini Tunggul

Visi PT. Lestari Dini Tunggul adalah “Be the Market Leader of Medical

Clothing & Working Wear Nationally”.

Misi PT. Lestari Dini Tunggul adalah:

a. Memberikan pelayanan terbaik dengan menjalin hubungan secara

professional serta menawarkan produk pakaian medis yang sangat kompetitif dan terjamin yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalangan medis masa kini.

b. Memberikan keuntungan maksimum kepada stake holders dan menjamin

pertumbuhan dan peningkatan laba yang berkesinambungan.

c. Memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam setiap

pengambilan keputusan.

4.1.3 Struktur dan Fungsi PT. Lestari Dini Tunggul

(47)

PT. Lestari Dini Tunggul mempunyai empat bagian atau divisi yaitu :

1. Divisi Personalia

2. Divisi Keuangan

3. Divisi Perencanaan dan Produksi

4. Divisi Marketing

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi adalah sebagai berikut :

1. Divisi Personalia yang dipimpin oleh seorang kepala personalia

mempunyai tugas dan tanggung jawab :

a. Mengatur serta membuat konsep tata tertib dan peraturan perusahaan

dalam lingkungan perusahaan

b. Mewakili unit manager perusahaan untuk membuat menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul dalam lokasi dengan pihak luar

c. Memproses dan membuat konsep-konsep surat penerimaan dan

pemutusan hubungan kerja

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen pekerja di lokasi

perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan jadwal

e. Ketentuan-ketentuan lain di bidang personalia yang telah ditentukan

f. Bertanggung jawab atas terlaksananya tata tertib dan peraturan yang

telah ditentukan, khususnya menyangkut pekerja dilokasi perusahaan

g. Menjalankan kerjasama dengan aparat keamanan dan instansi-instansi

terkait

h. Mengadakan koordinasi setiap bulan dengan divisi lain

2. Divisi Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Membuat daftar pengajuan pengeluaran belanja

b. Membuat dan meminta rencana anggaran tahunan per bagian

c. Membuat laporan meeting bulanan dan tahunan

d. Membuat realisasi pemasukan dan pengeluaran kas

e. Mengontrol laporan control budget

3. Divisi Perencanaan dan Produksi memiliki tugas dan tanggung jawab

(48)

a. Merencanakan jumlah SDM yang efisien

b. Merencanakan produksi yang efisien, berkualitas dan tepat waktu

c. Bertanggung jawab terhadap kualitas , biaya serta ketepatan waktu

d. Memastikan semua proses pekerjaan telah sesuai dengan prosedur

e. Memastikan pembelian material dari sumber-sumber yang kompetitif

f. Membuat laporan produksi bulanan, semesteran dan tahunan

g. Membuat rencana kerja produksi dan budget

h. Kontrol terhadap budget dan biaya produksi

i. Kontrol terhadap kualitas dan delivery time

4. Divisi Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur dan menggunakan waktu kerja dengan baik,

efisien dan efektif

b. Merencanakan pengelolaan wilayah kerja masing-masing

c. Menyusun business Plan dan analisa secara periodik

d. Menyusun dan mengendalikan program promosi

e. Secara kontinue mengadakan koordinasi operasional dengan atasan

dan rekn kerja untuk memastikan program-program kerja berjalan sesuai rencana

f. Berkoordinasi dengan team dan seluruh staff cabang untuk mencapai

sales target yang ditetapkan

g. Memberikan masukan ke perusahaan perihal perkembangan dan

opportunity usaha dan kegiatan pesaing

h. Mendata dan memantau jadwal pengiriman secara on time dan lengkap

i. Menjaga “Tingkat pelayanan dan hubungan yang memuaskan” dan

membangun citra perusahaan dengan pelanggan

j. Melaksanakan dan melakukan permintaan pesanan (PO) dari

marketing dengan baik dan benar serta tepat waktu

k. Berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya dengan baik dan

(49)

4.2. Bauran Pemasaran PT. Lestari Dini Tunggul 4.2.1. Produk

Produk yang dihasilkan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu pakaian operasi, yang berupa topi operasi, baju dan celana operasi dan jas operasi. Pakaian operasi yang ditawarkan oleh PT. Lestari Dini Tunggul dijual dengan tiga brand, pertama LMA (Lestari Medical Apparel), yaitu pakaian operasi yang terbuat dari seratus

persen katun soil release. Pakaian bedah ini terdapat material, water repellent

yang dapat melindungi pengguna dari percikan darah, dan juga dilengkapi dengan serat karbon agar tidak menjadi listrik statis. Kemudian brand kedua yaitu Medicloth, pakaian bedah yang terbuat dari kain tetoron yang juga dilengkapi dengan material anti bakteri. Brand yang ketiga adalah Comfort yang terbuat dari seratus persen katun. Berbeda dengan LMA dan Medicloth, Comfort tidak

dilengkapi dengan material water repellent dan juga anti bakteri.

4.2.2 Harga

PT. Lestari Dini Tunggul memiliki tiga brand pakaian operasi dengan harga yang berbeda untuk kelas atas, perusahaan menawarkan produk Lestari Medical Apparel yang relative lebih mahal, kelas menengah perusahaan menawarkan Medicloth dan kelas bawahnya yaitu Comfort dengan harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan Lestari Medical Apparel dan Medicloth. Hal ini dilakukan PT. Lestari Dini Tunggul untuk mempermudah rumah sakit dalam

menganggarkan pengeluarannya sesuai dengan budget yang ada. Berikut daftar

(50)

Tabel 13. Baju Operasi Lestari Medical Apparel

(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul, 2010)

Tabel 14. Baju Operasi Medicloth

Nama Produk Material Warna Ukuran Harga

Jas Operasi

Jas Operasi standar TR Twill Antibacteri Teal Green All Size 240.000 Jas Operasi Overlapping TR Twill Antibacteri Teal Green All Size 269.000 Jas Operasi Water

Reppellent

TR Twill Antibacteri,

WR

Teal Green All Size 286.000

Baju & Celana Operasi

Harcinco & Celana TR Twill Antibacteri Teal Green S,M,L&XL 231.000 Baju & Celana OK leher

bulat

TR Twill Antibacteri Teal Green S,M,L&XL 231.000

Baju & Celana leher overlapping

TR Twill Antibacteri Teal Green S,M,L&XL 231.000

Topi

Topi (Tali) TR Twill Antibacteri Teal Green All Size 22.000 Topi (Karet) TR Twill Antibacteri Teal Green All Size 22.000

(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul, 2010)

Tabel 15. Baju Operasi Comfort

Nama Produk Material Warna Ukuran Harga

Jas Operasi

Jas Operasi standar Cotton Apple Green All Size 189.000

Baju & Celana Operasi

Harcinco & Celana Cotton Apple Green S,M,L&XL 182.000 Baju & Celana leher bulat Cotton Apple Green S,M,L&XL 182.000 Baju & Celana leher

overlapping

Cotton Apple Green S,M,L&XL 182.000

Topi

Topi (Tali) Cotton Apple Green All Size 18.000 Topi (Karet) Cotton Apple Green All Size 18.000

(Sumber: Divisi Marketing PT.Lestari Dini Tunggul, 2010)

Nama Produk Material Warna Ukuran Harga

Jas Operasi

Jas Operasi standar Cotton Soil Release Hunter Green All Size 262.000 Jas Operasi Overlapping Cotton Soil Release Hunter Green All Size 295.000 Jas Operasi Water Reppellent Cotton Soil Release,

WR

Hunter Green All Size 302.000

Baju & Celana Operasi

Harcinco & Celana Cotton Soil Release Hunter Green S,M,L&XL 253.000 Baju & Celana leher

Bulat

Cotton Soil Release Hunter Green S,M,L&XL 252.000

Baju& Celana leher overlapping

Cotton Soil Release Hunter Green S,M,L&XL 252.000

Topi

(51)

4.2.3 Distribusi

Distribusi perusahaan merupakan kegiatan penyampaian barang dari

produsen ke konsumen. Dalam menyampaikan barang atau produknya hingga ke tangan konsumen perusahaan menggunakan sistem distribusi langsung yaitu dari produsen langsung disampaikan ke tangan pembeli tanpa penyalur, dan saluran distribusi tidak langsung yaitu dengan menggunakan perantara. Dalam hal ini PT. Lestari Dini Tunggul bekerjasama dengan PT. Rajawali Nusindo untuk memasarkan produknya ke seluruh wilayah Indonesia.

4.3. Bauran promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul adalah: 4.3.1 Periklanan

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak dikenal dan paling banyak dibahas banyak orang. Bentuk periklanan yang sudah dilakukan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu:

Media Cetak: PT. Lestari Dini Tunggul mempromosikan produknya melalui majalah Persi (Persatuan Rumah Sakit Indonesia ) yang terbit setiap satu tahun sekali.

4.3.2 Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan komunikasi antar individu secara langsung, dalam hal ini adalah antara perusahaan dengan calon pelanggan. Penjualan personal dilakukan untuk mengkomunikasikan mengenai suatu produk yang memungkinkan pihak perusahaan dapat menggugah hati calon pelanggan dengan segera dan pada waktu itu juga, sehingga diharapkan dapat mengambil keputusan untuk membeli produk perusahaan.

Penjualan personal pada PT. Lestari Dini Tunggul dilakukan oleh manager pemasaran dan para stafnya. Penjualan personal dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit-rumah sakit dan melakukan presentasi untuk menawarkan produk perusahaan.

4.3.3Promosi Penjualan

(52)

yang rutin diikuti oleh PT. Lestari Dini Tunggul yaitu Hospex (Hospital Ekspo) yang diadakan setiap satu tahun sekali, pameran alat-alat kesehatan (pada bulan oktober dan novermber) ,pameran yang diadakan Himpunan Kesatuan Ahli Bedah Indonesia dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Dalam memamerkan produknya, para staff dari team marketing mengenakan produk baju operasi agar para calon pembeli tertarik untuk membeli produk dari PT. Lestari Dini Tunggul.

4.3.4 Publisitas

Peranan publisitas sangat penting dalam terciptanya komunikasi dua arah

antara pihak perusahaan dengan public. Kegiatan publisitas ini berkaitan dengan

reputasi perusahaan untuk membangun citra dan memastikan bahwa perusahaan mampu menghantarkan produk demi kepentingan public serta untuk membentuk presepsi positif masyarakat terhadap perusahaan.

PT. Lestari Dini Tunggul melakukan promosi dengan publisitas melalui kegiatan menjadi sponsorship pada acara-acara rumah sakit seperti rumah sakit gatering, ulang tahun rumah sakit, dan pembukaan gedung baru. Peran sebagai sponsor dilakukan oleh PT. Lestai Dini Tungggul melalui promosi pada buku agenda yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Dalam buku agenda tersebut terdapat gambar produk dari PT. Lestari Dini Tunggul sehingga para peserta yang hadir dapat melihat produk yang dihasilkan perusahaan melalui agenda yang telah diberikan.

4.3.5 Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung yang diterapkan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu dengan membagikan katalog perusahaan. Katalog ini berisi produk perusahaan yang juga didalamnya terdapat penjelasan dan spesifikasi produk PT. Lestari Dini Tunggul.

4.3.6 Interaktif Media

PT. Lestari Dini Tunggul mempromosikan produknya dengan membuat situs web yang diberi nama www.lestarilinen.com. Konsumen dapat melihat contoh dari produk-produk yang diproduksi oleh PT. Lestari Dini Tunggul. Dalam situs web terdapat informasi mengenai alamat email yang dapat dihubungi

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, tahun 2003-2008
Tabel 2. Data Penjualan PT. Lestari Dini Tunggul 2010
Tabel 3.  Sarana Komunikasi Bauran Promosi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

TK Kemala Bhayangkari 83 beralamat di Pangenjurutengah RT. 1 Purworejo, Pangenjuru Tengah, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah. Jumlah anak pada Kelompok

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Pada har i ini senin tanggal sepuluh bulan september tahun Dua Ribu Dua Belas, dimulai pukul 08.00 W ITA dengan mengambil tempat di Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Sumbaw a Bar

Prosedur perancangan yang digunakan pada Perancangan Interior Kafe Anjing ini adalah tipe linier, dimana prosedur tipe ini bergerak dalam suatu garis lurus yang

Data yang diperoleh di lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada

Tabel 4 menunjukkan hasil bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan rasio rentabilitas dan ketergantungan terhadap APBD/N berkorelasi kuat dan signifikan terhadap

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Aghnia