• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT

PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU.

KODRAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

KODRAT. Manajemen Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeisg guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Dibimbing oleh Sudirman Yahya.

Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam manajemen pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan magang dilakukan di Afdeling III PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam, First Resources Ltd., Provinsi Riau sejak Februari–Juni 2013. Magang dilakukan melalui taraf manajemen sebagai karyawan harian lepas, pendamping mandor dan pendamping asisten. Analisis manajemen pemupukan dilakukan berdasarkan konsep empat tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara. Data sekunder yang dikumpulkan berupa studi literatur dan mempelajari arsip kebun dalam bentuk laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun. Secara umum pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum sepenuhnya memenuhi kaidah 4T. Tenaga kerja dengan kualitas yang baik perlu ada penambahan.

Kata kunci : dosis pupuk, ketepatan waktu, manajemen pemupukan.

ABSTRACT

KODRAT. Fertilization management of oil palm (Elaeis guineensis Jacq) at PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Supervised by Sudirman Yahya.

Apprenticeship aims to increase knowledge, about the cultivation of oil palm. To obtain the work experience and skills on oil palm cultivation. Internship was conducted at Afdeling III PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Sei Air Hitam Estate, First Resources Ltd., Riau Province in February-June 2013. Internship activities are enducated though management, mount level experiences of lower class labour, supervisor (foremen) and field assistant. Management of fertilization was analyzed base on four raights concept : right kind, right dosage, right time, right place dan method of application. Secondary data were collected in the form of literature and field devision archives such as monthly, annuals reports, as well as documentation of the field. Generally fertilization in Sei Air Hitam Estate was not fully the of concept four rights. Workforce swith good quality are needed to be improved.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT

PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU.

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

(6)
(7)

Judul Skripsi: Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.

Nama : Kodrat NIM : A24090009

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, M Sc Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Kegiatan magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini berjudul Manajemen Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Sudirman Yahya, M Sc selaku pembimbing, serta Bapak Prof Dr Ir H M H Bintoro Djoefrie, M. Agr yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Benjamin Basuki SP dari Learning Centre of First Resources Ltd. Bapak Atmojo Sriwinahyu SP beserta staf dari PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, serta Bapak Syaiful Azmi SP dan Bapak Rizali SP beserta staf supervisor, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, yang telah membimbing selama kegiatan magang. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

METODE MAGANG 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 5

Analisis Data dan Informasi 6

KEADAAN UMUM 6

Letak Wilayah Administratif 6

Keadaan Iklim dan Tanah 6

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 7

Keadaan Tanaman dan Produksi 8

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan 9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10

Aspek teknis 10

Aplikasi Tandan Kosong (Tankos) 10

Aplikasi Limbah Cair (POME (Palm Oil Mill Effuent)) 11

Pengambilan Contoh Daun 12

Pemupukan Anorganik 13

Infus Akar dengan Unsur Hara Fe (Besi) 16

Pengendalian Gulma secara Kimiawi (Chemist) 17

Pengendalian Gulma secara Manual 18

Penunasan 19

Sensus Pokok 20

Pemanenan Kelapa Sawit 21

Aspek Managerial 23

Karyawan Non-Staf 23

(10)

Mandor pengendalian gulma secara kimia 24

Mandor pupuk 24

Kerani produksi 24

Kerani afdeling 24

Karywan Staf 25

Asisten kebun 25

PEMBAHASAN 25

Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 25

Prestasi Kerja 33

Defisiensi Hara 34

Tenaga kerja 36

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN 39

(11)

1 Produksi dan produktivitas 5 tahun terakhir di Kebun Sei Air Hitam 8

2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di kebun Sei Air Hitam

9

3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013 10 4 Waktu pelaksanaan sensus pokok di kebun kelapa sawit 21 5 Ketentuan dan pencatatan tanda-tanda sensus pokok 21 6 Fraksi kematangan TBS di Kebun Sei Air Hitam 22 7 Ketentuan tarif premi pemanen, premi mandor, dan premi kerani produksi. 23 8 Ketentuan denda bagi pemanen, denda mandor panen, dan denda kerani

produksi.

23 9 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013 25 10 Realisasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam Juni 2012–Mei

2013.

27 11 Standarisasi bobot untilan pupuk di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013 28 12 Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun Sei Air Hitam 28 13 Pengamatan tepat dosis penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam 29 14 Pengamatan tepat cara penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam 30 15 Pengamatan tepat cara infus akar FeSO4 di Kebun Sei Air Hitam. 32 16 Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM) 33 17 Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun Sei Air Hitam 33 18 Standar prestasi kerja tenaga pemupukan di Kebun Sei Air Hitam 34 19 Pengamatan prestasi kerja pelangsir dan penebar pupuk di Kebun Sei Air

Hitam

34 20 Pengamatan desifisiensi hara pada 4 blok di Kebun Sei Air Hitam 35

DAFTAR GAMBAR

1 Aplikasi tankos di Kebun Sei Air Hitam 11

2 Aplikasi limbah cair di long bed 12

3 Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam 15

4 Titik peletakan pupuk di Kebun Sei Air Hitam 15

5 Infus akar FeSO4 16

6 Pengendalian gulma secara kimia 18

7 Pengendalian gulma secara manual 19

8 Penunasan Kelapa Sawit 20

9 Proses pemanenan dan pengakutan TBS 22

10 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam 26 11 Grafik curah hujan di Kebun Sei Air Hitam periode Juni 2012–Mei 2013 27

12 Mangkuk takaran tebar pupuk MOP 29

13 Aplikasi pupuk yang belum tepat cara 31

14 Infus akar FeSO4 belum tepat cara 32

(12)

1 Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab. Rokan Hulu, Riau.

39

2 Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab. Rokan Hulu, Riau.

41

3 Jurnal harian magang sebagai pendamping Asisten di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab. Rokan Hulu, Riau.

43

4 Tabel luas lahan kelapa sawit 2003-2012, produksi kelapa sawit tahun 2003-2012 dan ekspor kelapa sawit tahun 2008-2012 di Indonesia

47 5 Tabel curah hujan dan hari hujan di Kebun Sei Air Hitam tahun

2005-2012

48

6 Peta Kebun inti Sei Air Hitam, PT.PISP I. 49

7 Struktur organisasi PT.PISP I Kebun Sei Air Hitam. 50 8 Struktur organisasi tingkat Afdeling di PT.PISP I Kebun Sei Air Hitam

tahun 2013

(13)

Latar Belakang

Ekspor produk minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 14 291 000 ton mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 18 850 500 ton di prediksi jumlah ini kana terus meningkat pada tahun 2013 (BPS 2013). Produksi kelapa sawit di indonesia pada tahun 2012 sebesar 14 788 270 000 ton dengan luas areal sebesar 9 074 621 ha (BPS 2013) (Lampiran 4). Produksi tersebut perlu ditingkatkan mengingat permintaan CPO dunia terus meningkat. Dalam usaha peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat dilakukan dengan upaya yaitu pemupukan yang sesuai dengan rekomendasi kebutuhan hara pada lahan perkebunan kelapa sawit.

Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi TBS secara maksimum dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Selain itu untuk mencapai kondisi tanah yang subur maka perlu kombinasi pemakaian pupuk organik dan an-organik. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannnya (Sutarta et al. 2003).

Setyamidjaja (2006) menyatakan bahwa pemupukan tanaman menghasilkan (TM) bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun terlebih dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang terdapat pada tanah dapat diketahui juga.

Menurut Mangoensoekarjo (2007) kegiatan manajemen pemupukan, administrasi pemupukan, tenaga kerja, dan teknis pemupukan mengarah kepada usaha 4 tepat, yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat jenis. Manajemen pemupukan di dalam suatu perusahaan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip pemupukan yang jelas, sehingga kegiatan pemupukan yang dilakukan akan sesuai dengan standar perusahaan serta proses pemupukan mampu terkendali dengan baik dan menghasilkan produksi yang maksimal.

Tujuan

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Ordo : Palmales Famili : Palmae Sub-famili : Cocoidae Genus : Elaeis

Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)

2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin)

Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :

1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas/tipe yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera

2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens dan Albescens.

Kondisi Akar

Menurut Setyamidjaja (2006) sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak banyak dengan dengan bertambahnya umur tanaman. Sistem perakaran kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Akar primer yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang (bulb), tumbuh secara vertikal atau mendatar dan berdiameter 5-10 mm.

2. Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang arah tumbuhnya mendatar ataupun kebawah, dan berdiameter 1-4 mm.

3. Akar tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang arah tumbuhnya mendatar, panjang mencapai 15 cm, dan berdiameter 0.5 -1.5 mm.

4. Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang berdiameter 0.2-0.5 mm dan panjang rata-rata 3 cm.

(15)

Menurut Pahan (2008) pertumbuhan dan percabangan akar dapat terangsang bila konsentrasi hara dalam tanah (terutama N dan P) cukup besar. Kerapatan akar yang tinggi terjadi pada daerah gawangan, di mana daun-daun (hasil tunasan) ditumpuk dan mengalami dekomposisi. Walaupun feeding root (akar absorbsi) kebanyakan berada di gawangan, pemberian pupuk di piringan bisa dibenarkan karena alasan kemudahan untuk mengontrol dosis dan pelaksanaan pemupukan. Berdasarkan asumsi bahwa setiap 1 cm akar tertier (diameter 0.9 mm) mempunyai 2.75 cm akar kuartener (diameter 0.2 mm) maka setiap gram berat akar (segar) setara dengan panjang 520 cm berdasarkan 1 g berat kering. Jika berat kering akar tersier dan kuartener per pohon 4 kg maka panjang akar mencapai 60 km per tanaman atau sekitar 9000 km per hektar pada kerapatan tanam yang umum. Dengan demikian pemberian pupuk pada piringan tanaman kemungkinan akan diserap oleh akar tanaman yang letaknya 1-2 pohon dari piringan tersebut.

Pemupukan

Pemupukan merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman perkebunan khususnya kelapa sawit. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemupukan mencapai ±60% dari seluruh total biaya operasional kebun. Biaya yang tinggi maka harus diikuti dengan cara pemupukan yang baik.

Kebutuhan hara tanaman sawit sangat beragam terutama sekali tergantung pada potensi produksi (fungsi genetik dari bahan tanaman) dan faktor iklim. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, produksi TBS per hektar menjadi jauh lebih rendah (Pahan, 2008).

Menurut Hakim (2007) strategi dalam menentukan jenis pupuk diwarnai oleh pertimbangan teknis dan pertimbangan ekonomis. Pengetahuan teknis tentang sifat pupuk dan sifat tanah, dimana pupuk akan diaplikasikan, akan sangat menentukan efisiensi pemupukan. Sifat pupuk yang penting diketahui adalah kandungan unsur hara utama pupuk tersebut, kandungan unsur hara tambahan, reaksi kimia pupuk di dalam tanah, serta kepekaan pupuk terhadap pengaruh iklim. Secara teknis, strategi penentuan jenis pupuk sebaiknya dilakukan dengan cara berikut.

1. Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan unsur hara tambahan.

2. Memilih jenis pupuk berdasarkan sifat kelarutannya. Pada fase tanaman muda, penggunaan pupuk lambat larut (seperti ZA, RP, dan dolomit) akan lebih efektif dan efisien dari pada pupuk yang cepat larut. Pupuk yang cepat larut lebih cocok untuk tanaman dewasa.

3. Penggunaan RP dan dolomit yang cukup banyak mengandung kalsium (Ca) akan lebih tepat bila digunakan untuk tanah gambut yang bereaksi masam. Dengan pemberian pupuk tersebut kemasaman tanah dapat dikurangi.

(16)

perkembangan tanaman, yaitu pada tahap pembibitan dan TBM yang mengacu pada dosis baku, tahap TM yang ditentukan berdasarkan perhitungan faktor-faktor dasar, serta suatu konsep neraca hara.

Strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep keefektifan dan efisiensi. Strategi pemupukan yang baik terletak pada aspek perencanaan dan pelaksanaan pemupukan yang sesuai dengan anjuran rekomendator. Rencana kerja yang terarah (Pemupukan diselesaikan blok per blok) dan pelaksanaan pemupukan yang baik sesuai dosis anjuran (semua tanaman mendapat pupuk secara merata), serta pengawasan yang baik (terutama di daerah rendahan dan berbukit) (Pahan 2006). Pemupukan yang efektif dan efisien selalu mengacu pada konsep empat tepat (4T) yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu aplikasi (Poeloengan et al. 2003).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang Manajemen Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dilakukan di Afdeling III PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam, First Resources Ltd., Kec. Kepenuhan, Kab. Rokan Hulu, Provinsi Riau selama empat bulan mulai dari tanggal 10 Februari sampai dengan tanggal 10 Juni 2013.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilakukan penulis meliputi kegiatan praktik teknis di lapangan dan kegiatan managerial di perkebunan maupun di kantor. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan penulis sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditentukan oleh pihak perusahaan maupun atas inisiatif sendiri.

Kegiatan penulis pada bulan pertama bertindak sebagai karyawan harian lepas (KHL), pada bulan kedua bertindak sebagai pendamping mandor dan kerani, dan pada bulan ketiga & keempat bertindak sebagai pendamping asisten kebun

Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama berada di lapangan meliputi kegiatan : penunasan, sensus tanaman, pengendalian gulma, pemupukan, pemanenan, infus akar, perawatan jalan, pengambilan contoh daun dan kegiatan pemanenan. Kegiatan managerial berupa mempelajari tentang fungsi-fungsi manajemen di kebun, meliputi tugas tanaman, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab di tingkat mandor, kerani, dan asisten kebun serta di tingkatan jabatan yang ada di kebun.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

(17)

penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis, ketepatan cara dan tempat pemupukan, jumlah tenaga kerja yang dipakai pada pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan KHL dan staf. Berikut perincian pengumpulan data primer oleh penulis.

Ketepatan jenis pemupukan. Data ketepatan jenis pemupukan diperoleh dengan cara membandingkan jenis pupuk yang direkomendasikan perusahaan dengan jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan.

Ketepatan waktu pemupukan. Data ketepatan waktu pemupukan diperoleh dengan cara membandingkan data realisasi waktu pemupukan di perusahaan, selanjutnya data dibandingkan dengan standar perusahaan. Data realisasi waktu pemupukan diambil pada bulan Juni 2012 sampai Mei 2013.

Ketepatan dosis pemupukan. Data ketepatan dosis pemupukan diperoleh melalui dua tahap yaitu pada saat penguntilan pupuk di gudang dan penebaran pupuk di lapangan. Data ketepatan dosis untilan diperoleh dengan cara menimbang secara acak pupuk yang telah diuntil sebanyak 30 karung untuk tiga jenis pupuk (MOP, Kieserite, dan RP) selanjutnya bobot untilan pupuk ditimbang untuk mengetahui bobot standar penguntilan perusahaan dengan bobot realisasi penguntilan yang dilakukan oleh pekerja untilan. Data ketepatan dosis penebaran diperoleh dengan cara mengamati kegiatan penebaran pupuk di lapangan yang menggunakan mangkuk takaran penebaran pupuk dengan jumlah tenaga kerja penebar sebanyak tiga orang, penebaran pupuk dilakukan dengan cara menggunakan mangkuk yang sudah dikalibrasi. Penulis mengamati secara langsung kegiatan penebaran pupuk pada setiap tanaman. Jenis pupuk yang diamati adalah pupuk MOP dengan dosis 1.5 kg per tanaman atau sebanyak 3 mangkuk penebaran, karena mangkuk mampu menampung 0.5 kg pupuk MOP sehingga data yang diperoleh berupa data tepat dosis (3 mangkuk per tanaman), data kurang dosis (<3 mangkuk per tanaman), dan data lebih dosis (>3 mangkuk per tanaman). Pengamatan ketepatan dosis dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing tanaman diambil sebanyak 128 tanaman pada setiap tenaga penebar pupuk.

Ketepatan cara pemupukan. Data ketepatan cara pemupukan diperoleh melalui dua jenis aplikasi pupuk, yaitu aplikasi pupuk makro dan aplikasi pupuk mikro (infus akar menggunakan FeSO4). Pada pupuk makro dengan cara mengamati secara visual hasil penebaran pupuk setelah pekerja menyelesaikan kegiatan apklikasi pupuk di lapangan. Parameter ketepatan cara pemupukan sesuai standar perusahaan meliputi pupuk yang ditebar harus merata di setiap piringan, pupuk tidak mengumpul, pupuk tidak dalam bentuk bongkahan, serta piringan tanaman harus bersih dari gulma. Data ketepatan cara pemupukan mikro diperoleh melalui pengamatan hasil aplikasi infus akar FeSO4 dengan cara melakukan pemeriksaan hasil infus berdasarkan ketepatan pemilihan akar tanaman. Pengamatan dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing blok diambil sampel sebanyak 180 tanaman.

Ketepatan tempat pemupukan. Data ketepatan tempat diperoleh dengan cara mengukur jarak pupuk terdekat dengan tamanan pada piringan tanaman kelapa sawit. Sampel diambil sebanyak 50 tanaman pada tiga blok dengan jenis pupuk RP dan Kieserite.

(18)

Defisiensi hara tanaman. Data defisiensi hara diperoleh dengan cara mengamati secara visual keragaan tanaman di lapangan. Pengamatan dilakukan pada empat blok dengan jumlah tanaman sebanyak enam baris per blok, dengan unsur defisiensi yang diamati yaitu unsur N, P, K, Mg, K, B dan Fe.

Prestasi kerja pemupukan. Data presati kerja diperoleh dengan cara mengamati jumlah tenaga kerja yang dipakai pada saat aplikasi pupuk, luas areal pemupukan dan jumlah pupuk yang digunakan. Data yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan standar perusahaan.

Data sekunder diperoleh dari arsip kantor kebun, kantor pusat, dan studi pustaka (buku teks, jurnal, dan lain-lain). Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, produktivitas, rekomendasi pemupukan, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan.

Analisis Data dan Informasi

Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan sekunder dianalisis dengan menggunakan metode analisi deskriptif, nilai rata-rata dan persentase, selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan norma-norma baku tentang budidaya kelapa sawit baik dengan standar yang digunakan perusahaan maupun dengan studi pustaka lain.

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Kebun Sei Air Hitam merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I (PT. PISP I). Perusahaan ini dahulu tergabung dalam Ciliandra Perkasa Goup, kemudian diakuisisi oleh First Resources Ltd., pada tahun 2010, sebuah perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari Singapura. Kebun Sei Air Hitam terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Perkebunan ini berjarak 21 km dari Kota Tengah atau 2 jam perjalanan dari Kota kabupaten Pasir Pengaraian serta 5-6 jam dari kota Pekanbaru yang ditempuh melalui jalur transportasi darat. Batas-batas Kebun Sei Air Hitam sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan kebun Tambusai PT. Panca Surya Agindo, sebelah Selatan berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS.

Keadaan Iklim dan Tanah

(19)

Hitam menurut kelas iklim Schmidt-Ferguson termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah.

Tanah di Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan diklasifikasikan menjadi dua subgup, yaitu: Typic Dystrudepts dan Humic Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin unsur hara, terutama kation–kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na.

Ciri-ciri subgup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub gup Typic Dystrudepts memiliki cakupan seluas 1 414 ha.

Ciri-ciri subgup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini mempunyai epipedon penciri Umbrik. Horizon penciri umbrik secara kasat mata berwarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50%. Jenis sub gup Humic Dystrudept memiliki cakupan seluas 1 062 ha dari total luas lahan 2 476 ha yang ada di Kebun Sei Air Hitam.

Areal Kebun Sei Air Hitam memiliki kondisi topogafi dengan kemiringan 1-3 % seluas 2 476 ha. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun Sei Air Hitam adalah 4.37 - 5.12. Kebun Sei Air Hitam memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara 28 o–31oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun Sei Air Hitam cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Pada kebun inti Kebun Sei Air Hitam mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas lahan 2 476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman adalah 2 376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 menyatakan bahwa kemitraan yang digunakan oleh Kebun Sei Air Hitam dengan masyarakat sekitar adalah pola PIR-Trans (perusahaan inti rakyat) dan KKPA (kredit koprasi primer anggota). Pola kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana pengembangan kebun plasma. Progam PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan dibangunnya jalur transportasi.

(20)

Areal kebun inti Kebun Sei Air Hitam dibagi menjadi 3 Afdeling, yaitu Afedling I (755.06 ha) yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok, dan Afdeling III (858.34 ha) terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun 1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta tanaman sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain itu, Kebun Sei Air Hitam memiliki kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha, dan kebun plasma integasi KKPA sebanyak 1 758.73 ha.

Kebun Plasma yang dikontrol oleh Kebun Sei Air Hitam dibangun dengan pola Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP). Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012.54 ha, Trans SP III sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-PIR-Trans SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha. Sedangkan Kebun plasma integasi dan kebun KKPA terdiri dari kebun Integasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan luas 940 ha, dan kebun plasma integasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di Kebun Sei Air Hitam adalah varietas D x P Marihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.35 m x 9.35 m x 9.35 m dengan jarak antar barisan 8.09 m dan jarak antar tanamn 9.35 m sehingga populasi tanaman per hektar yaitu 132 pohon. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya perbedaan jumlah pohon per hektar dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda–beda. Hal ini disebabkan karena serangan hama dan penyakit, dan lahan berawa, sehingga banyak pohon kelapa sawit yang tumbang.

Pengulangan penanaman dimulai pada tahun 1993 dan terus berlanjut hingga 2004. Data produksi dan produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 1, serta data populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam, populasi dan luas lahan terdapat pada Tabel 2.

Tabel 1 Produksi dan produktivitas 5 tahun terakhir di Kebun Sei Air Hitam Tahun Luas Lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas

(ton ha-1 tahun-1) 2008 2 344.95 64 163.58 24.61

2009 2.384,69 65 237.88 22.22

2010 2 384.26 60 512.29 18.94

2011 2 384.26 70 383.59 22.62

2012 2 384.26 76 784.60 32.20

(21)

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh seorang general manager yang bertugas memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya dalam mempersiapkan rencana kerja anggaran kebun, dan menyusun rencana kerja operasional pabrik. General manager memiliki wewenang untuk memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan rencana kerja, juga menandatangani surat/dokumen/perjanjian kerja. General manager dibantu oleh field manager, field assistant, dan kepala (kasi) administrasi. Kepala administrasi bertanggungjawab melaksanakan kegiatan administrasi kebun dalam merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan kegiatan agar berjalan dengan baik. Struktur organisasi di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 7. Field manager biasa disebut asisten kepala (askep) bertugas memimpin operasional bidang tanaman dan non tanaman. Field Assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk dievaluasi.Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang field assistant dibantu oleh para mandor dan kerani afdeling. Mandor (panen dan perawatan) bertugas

mengawasi kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan perusahaan. Kerani afdeling bertugas membantu field assistant dalam menyusun dan melaporkan hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling.

Status karyawan di Kebun Sei Air Hitam terdiri atas staf dan non staf. Karyawan staf meliputi general manager, mill manager, kepala tata usaha (KTU), field manager, dan field assistant. Karyawan non staf meliputi karyawan pabrik Tabel 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun

tanam di kebun Sei Air Hitam Tahun

tanam

(22)

kelapa sawit, karyawan afdeling, karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan tetap. Jumlah staf dan non-staf dapat dilihat pada Tabel 3. Organisasi tingkat afdeling dapat dilihat pada Lampran 8.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aplikasi Tandan Kosong (Tankos)

Metode aplikasi tandan kosong (tankos) di Kebun Sei Air Hitam dilakukan secara manual. Tankos yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam yaitu tankos utuh (bulat) dan tankos dalam bentuk cacahan. Tankos dihasilkan sebanyak 22% dari produksi TBS (tandan buah segar) di PKS. Tankos hasil limbah produksi pabrik kelapa sawit (PKS) diangkut ke blok-blok tanaman kelapa sawit yang akan diaplikasikan dengan menggunakan dump truck. Bobot tankos per-dump truck mencapai ± 3-4 ton (untuk 30 ton setara 7-8 trip). Tankos diletakan di jalan koleksi dan selanjutnya dengan menggunakan angkong langsung diaplikasikan ke blok. Dosis tankos yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam sebanyak 30 ton ha-1 setara dengan 234 kg tanaman-1.

Tenaga kerja yang digunakan dalam aplikasi tankos adalah tenaga kerja dengan sistem borongan (SPKL) yang diketuai oleh ketua rombongan dan di bawah mandoran tankos dan asisten Land aplication. Dalam luasan satu hektar

Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013

Status Jabatan Jumlah

Staf General Manager (GM) 1

Mill Manager 1

Kepala Tata Usaha 1

Kepala Keamanan 1

Kepala Timbangan 1

Kepala Gudang 1

Asisten HR 1

Asisten Sortasi 1

Asisten Proses 2

Asisten Kepala PKS (Askep PKS) 1

Asisten Laboratorium 1

Asisten Kepala kebun (FM) 2

Asisten Maintenance 1

Asisten Teknik 1

Asisten Kebun 10

Asisten Land Aplication (LA) 1

Non-Staf Pegawai Bulanan Tetap (PBT) 85

Karyawan Harian Tetap (KHT) 269

Karyawan Harian Lepas (KHL/SPKL) 12

Jumlah 393

(23)

a. b.

c. d.

Gambar 1 Aplikasi tankos di Kebun Sei Air Hitam a). Bongkar tankos dari PKS ke jalan koleksi menggunakan dump truck b). Langsir tankos di hanca c).

Tankos yang sudah diaplikasi di areal d). Posisi aplikasi tankos diantara dua tanaman kelapa sawit.

mampu diselesaikan selama 3-4 hari orang-1. Upah untuk aplikasi tankos sebesar Rp. 455 000 ha-1 dan upah pengakutan menggunakan dump truck untuk AFD III basis kerja 9 ton setelah mencapai basis kerja selanjutnya lebih basis I dan II masing-masing 5 ton dengan tarif premi I dan II masing-masing Rp. 1.5 kg-1 dan Rp. 2 kg-1, untuk tarif III sisa tonase dikurang premi I dan II dikurang basis kerja dikali tarif sebesar Rp. 2.5 kg-1, sedangkan premi mandor aplikasi tankos sebesar Rp. 8 000 ha-1.

Permasalahan yang ditemukan pada aplikasi tankos di lapangan yaitu tidak adanya takaran yang menjadi standarisasi aplikasi tankos di setiap tanaman, sehingga dosis tankos yang diaplikasikan tidak sama satu sama lain. Pekerja hanya menggunakan angkong yang sudah dimodifikasi sehingga kapasitas angkong yang digunakan masing-masing pekerja berbeda. Titik aplikasi tankos yang berdekatan dengan jalan koleksi mendapatkan porsi tankos lebih banyak dibandingkan dengan titik aplikasi tankos yang berada di areal kebun. Aplikasi tankos disajikan pada Gambar 1.

Aplikasi Limbah Cair (POME (Palm Oil Mill Effuent))

(24)

a. b.

Gambar 2 Aplikasi limbah cair di long bed a). Pengaliran limbah ke long bed b). Limbah yang sudah diaplikasikan di long bed.

Limbah cair yang diaplikasikan ke areal pertanaman harus dikontrol secara teliti dan berkesinambungan, karena kesalahan dalam aplikasi akan berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Land application di Kebun Sei Air Hitam menerapkan sistem Long bed. Limbah cair ini dialirkan dari kolam limbah dengan menggunakan pipa PVC berdimensi 8 inchi, 6 inchi, dan 4 inchi. Ukuran Long bed 280 m x 1.5 m x 0.8 m dengan volume 896 m3 long bed-1. Dosis aplikasi untuk long bed sebesar 750 ton ha-1 tahun-1, dengan rotasi pengisian Long bed setiap 6 bulan (yakni 375 ton ha-1 rotasi-1), dan rotasi perbaikan dan perawatan Long bed selama satu tahun sekali.

Aplikasi limbah cair (Gambar 2) hanya terdapat di Afdeling III, dilakukan pada enam blok, yaitu blok C23, C24, C25, D23, D24, dan D25. Jumlah long bed di blok C sebanyak 59 long bed blok-1 dan di blok D sebanyak 63 long bed blok-1. Pelaksanaan aplikasi dan supervisi limbah cair merupakan kerja sama antara pihak kebun dan pabrik kelapa sawit. Pihak kebun menginformasikan keadaan kolam pada blok sebagai bahan pertimbangan pembukaan keran aliran limbah pada blok aplikasi. Petugas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) melakukan pengukuran parameter limbah, seperti BOD, COD, dan pH, secara rutin di kolam pendingin, serta memantau kondisi sumur pantau yang berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah.

Permasalahan dalam aplikasi limbah cair yaitu rotasi yang tidak teratur, sehingga jatah masing-masing blok tidak terpenuhi dengan baik. Kondisi pipa saluran yang kurang terawat, sehingga sering terjadi kebocoran pada saat aplikasi limbah berjalan. Kondisi long bed yang kurang terawat, terjadi terjadi penumpukan lumpur yang terlalu banyak yang mengakibatkan volume tampung long bed lebih kecil, sehingga volume long bed tidak sesuai SOP yang ditetapkan perusahaan.

Pengambilan Contoh Daun

(25)

Kegiatan pengambilan contoh dilakukan pada semua blok yang terdapat di perkebunan. Pengambilan tanaman contoh dilakukan sebanyak 1% dari jumlah populasi blok. Kegiatan pengambilan contoh di Kebun Sei Air Hitam dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari 2-4 orang per tim yang ditentukan oleh asisten afdeling, yang selanjutnya diberikan pengarahan terkait metode pengambilan sampling dan penentuan daun ke-17.

Peralatan yang digunakan antara lain : egek digunakan untuk pemotongan pelepah, pisau digunakan untuk memotong daun, kantong plastik yang di dalamnya terdapat label acuan dalam menentukan posisi tanaman contoh dan sekaligus sebagai wadah sampling daun, kuas dan cat sebagai alat dan bahan yang digunakan untuk memberi label pada tanaman kelapa sawit, form pencatatan pohon sampel, kain lap, dan alat tulis.

Penulis mengikuti kegiatan pengambilan contoh di blok D28 dengan aturan bahwa pengambilan sampel dilakukan dari arah utara ke selatan dengan format pengambilan sampel 12x11 (artinya : selang 12 baris, selang 11 tanaman dalam baris), format sampling tidak selalu sama pada setiap blok sesuai yang direkomendasikan Research and Development Departement. Pengambilan sampel daun dimulai arah utara ke selatan pada baris ke-3 setiap blok dan minimal pada tanaman ke-5 pada setiap barisnya sesuai format sampling yang dianjurkan Research and Development Departement. Pengambilan sampel daun dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kontaminasi pada daun. Setelah daun terkumpul maka proses selanjutnya membersihkan kotoran pada daun menggunkan kain pembersih sehingga daun bersih dari kotoran-kotoran dan kontaminasi di lapangan.

Pemupukan Anorganik

Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dengan kegiatan perencanaan pemupukan. Perencanaan pemupukan sangat penting karena akan berhubungan dengan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang digunakan. Perencanaan pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dengan rekomendasi oleh Research and Development Departement of First Resources Ltd., dengan rekomendasi berupa penentuan jenis pupuk dan jumlah dosis. Rekomendasi dikeluarkan berdasarkan hasil analisis daun, analisis tanah, dan analisi jaringan tanaman, serta data produksi setiap tahun. Setelah memperoleh rekomendasi maka tahap selanjutnya membuat rencana kerja yang terdiri atas tiga rencana kerja yaitu rencana kerja tahunan (RKT), rencana kerja bulanan (RKB), dan rencana kerja harian (RKH).

Rencana kerja tahunan (RKT) dibuat untuk mengetahui besarnya biaya operasional, yaitu dosis dan jenis pupuk yang digunakan, jumlah tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan pemupukan dalam satu tahun. Rencana kerja bulanan (RKB) disusun untuk menentukan jenis dan jumlah pupuk yang akan diaplikasikan, persiapan lapangan, persiapan peralatan dan perlengkapan pada bulan tersebut. Rencana kerja harian (RKH) digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan, kegiatan unit transportasi pengakutan pupuk dan pengeceran pupuk serta pembuatan bon permintaan pupuk ke gudang sentral untuk blok yang akan dipupuk.

(26)

perlengkapan kerja yang akan digunakan, tenaga kerja yang dibutuhkan, kesiapan blok yang kan dipupuk serta administrasi dan kemungkinan hal-hal yang akan terjadi di lapangan. Mandor pemupukan terlebih dahulu merancang rencana pergiliran waktu pelaksanaan pemupukan pada setiap blok untuk setiap jenis pupuk, berdasarkan interval waktu aplikasi masing-masing jenis pupuk. Adapun jenis-jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam pada tahun 2013 adalah Urea, Kieserite, Rock Phosphat (RP), Muriate of Pothas (MOP), Super Dolomit, HGF-Borate dan FeSO4.

Sistem dan organisasi pemupukan. Sistem kegiatan pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok dengan tujuan agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil pemupukan maksimal, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca pemupukan. Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh mandor perawatan yang membawahi 6-10 karyawan pemupuk. Organisasi pemupukan meliputi penguntilan, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penebaran pupuk dan pengumpulan karung bekas pemupukan. Hal ini dilakukan agar mudah melakukan pengawasan serta kegiatan pemupukan lebih terorganisir dengan baik.

Kegiatan pemupukan (Gambar 3) dimulai dengan penguntilan yang dilakukan di gudang sentral. Kegiatan penguntilan dilakukan sehari sebelum pupuk diaplikasikan di lapangan. Penguntilan adalah membagi pupuk berdasarkan dosis pemupukan dengan tujuan memudahkan dalam menentukan ketepatan dosis pupuk setiap tanamannya, pengakutan pupuk, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk dan penebaran pupuk. Alat-alat yang digunakan dalam penguntilan pupuk antara lain : karung until, parang, takaran until yang berasal dari derigen yang telah dikalibrasi sesuai dengan dosis masing-masing jenis pupuk. Satu karung until berisikan pupuk yang dapat diaplikasikan ke dalam 6-8 tanaman sawit dengan dosis sesuai rekomendasi masing-masing jenis pupuk. Pada penguntilan karyawan yang bekerja sebanyak 2-3 orang merupakan tenaga borongan. Biaya penguntilan Rp. 20 000 per-ton.

Kegiatan pemupukan yang kedua adalah pengeceran pupuk (Gambar 4). Pengeceran pupuk dimulai dengan pemindahan pupuk dari gudang menuju ke blok pemupukan menggunakan dump truck. Pupuk diangkut menuju blok yang akan diberi aplikasi pupuk, selanjutnya pupuk diletakkan pada titik suplai yang berada pada jalan koleksi sesuai jumlah tanaman yang berada dalam setiap jalan pikul. Titik suplai yang digunakan adalah jalan pikul yang memiliki titi panen, biasanya titik suplai berada dekat dengan tempat pengumpulan hasil (TPH). Jumlah tenaga kerja dalam pengeceran pupuk sebanyak 3 orang dengan didampingi seorang mandor pupuk.

Kegiatan pemupukan yang ketiga adalah pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk dilakukan dilakukan dengan cara memindahkan untilan pupuk yang berada di titik suplai ke jalan pikul. Dalam satu baris jalan pikul dibutuhkan 11 karung untilan (dosis 1.5 kg tanaman-1). Asumsi setiap satu karung untilan diaplikasikan untuk 6 tanaman. Pelangsir akan menjatuhkan untilan tanaman pada setiap selang 6 tanaman dan pupuk harus cukup sampai tembus ke jalan koleksi selanjutnya. Jumlah tenaga kerja pelangsir sebanyak 3 orang.

(27)

a. b.

c. d.

Gambar 3 Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam a). Takaran until pupuk dari potongan derigen, b). Penyusunan untilan pupuk di gudang sentral c ). Titik

suplai pupuk d). Penebaran pupuk RP di areal kebun.

Gambar 4 Titik peletakan dan arah penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam. dengan pola penebaran pupuk membentuk huruf U (U-shape) pada piringan tanaman kelapa sawit. Penebaran pupuk biasanya menggunakan takaran yang

berupa mangkuk yang sudah dikalibrasikan dosisnya oleh asisten afdeling dan mandor pupuk.

(28)

Rp. 8 000 ha-1 untuk 0.5 kg tanaman-1< dosis < 0.75 kg tanaman-1. Besar kecilnya upah yang didapat setiap harinya dipengaruhi oleh dosis pupuk yang digunakan, luasan areal yang dipupuk, serta jumlah tenaga kerja. Untuk dosis 1.5 kg dengan luasan areal 30 ha, maka upah yang didapat sebesar Rp. 405 000 dalam sehari aplikasi pupuk.

Infus Akar dengan Unsur Hara FeSO4 (Besi)

Infus akar merupakan metode pemupukan unsur hara mikro yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur mikro Fe (besi) pada tanaman kelapa sawit yang mengalami kekurangan unsur hara Fe (besi). Bahan yang digunakan adalah FeSO4 dan Asam sitrat yang dilarutkan ke dalam air. Pedoman pada pencampuran pupuk ini adalah 1 kg FeSO4 ditambahkan 0.066 kg asam sitrat dan 2.5 liter air akan menghasilkan 3 liter larutan Fe-sitrat.

Metode penginfusan yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam yaitu dengan cara mengamati secara visual tanaman yang mengalami defisensi hara Fe. Apabila terdeteksi suatu tanaman mengalami defisiensi hara maka proses selanjutnya menentukan tingkat defisiensi baik rendah, sedang, dan berat. Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi unsur hara Fe ditandai dengan ciri-ciri daun muda berwarna hijau kekuningan untuk defisiensi ringan dan akan terus menguning apabila tingkat defisiensi semakin berat kemudian patah dari pangkal pelepah daun muda tersebut. penginfusan dilakukan pada jenis tanah gambut, karena apabila pemberian Fe dilakukan secara langsung maka bahan organik akan mengkhelatkan unsur Fe yang mengakibatkan unsur Fe tidak dapat diserap oleh tanaman.

Metode untuk mengurangi defisiensi Fe diberikan larutan FeSO4 yang sudah dicampur dengan asam sitrat dan air dengan dosis 60 ml pohon-1 (20 g FeSO4) untuk defisiensi ringan, 120 ml tanaman-1 (40 g FeSO4) untuk defisiensi sedang, dan 180 ml pohon-1 (60 g FeSO4) untuk defisiensi berat. Alat dan bahan dalam yang digunakan dalam infus akar adalah dodos/koret, plastic es lilin, karet, dan larutan FeSO4 dan Asam sitrat.

Sebelum aplikasi infus akar, seorang pekerja menuliskan terlebih dahulu kode status defisiensi pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Label di cat pada tanaman kelapa sawit sesuai dengan tingkat defisensinya. Format label yang digunakan untuk menandai defisiensi kelas ringan, sedang, dan berat yaitu Fe.R/S/B. tanggal.bulan.tahun (contoh : Fe.R.24.3.13 artinya defisiensi Fe tingkat Ringan dikerjakan pada tanggal 24 bulan Maret tahun 2013 ).

a. b.

(29)

Aplikasi Infus (Gambar 5) dilakukan pada akar aktif kelapa sawit. Akar aktif di cari menggunakan peralatan berupa dodos kecil lalu akar aktif tersebut dibungkus dengan plastik dan diisi dengan larutan FeSO4. Plastik yang digunakan untuk aplikasi infus akar adalah plastik es lilin. Apabila defisiensi Fe tanaman dalam status ringan maka diberikan aplikasi satu plastik es lilin. Untuk defisiensi sedang diberikan dua plastik dan defisiensi berat diberikan tiga plastik.

Tenaga kerja infus akar merupakan karyawan berstatus SPKL (Surat perintah Kerja Lokal) atau tenaga borongan yang biasanya didominasi oleh tenaga kerja wanita dan dipimpin oleh seorang mandor perawatan. Tenaga kerja ini menggunakan sistem upah sesuai status defisiensi Fe dan jumlah tanaman yang berhasil diinfus setiap harinya. Untuk defisiensi ringan Rp. 700 tanaman-1, defisiensi sedang Rp. 800 tanaman-1, defisiensi berat Rp. 900 tanaman-1. Rotasi pengerjaan kegiatan infus dilakukan setiap tiga bulan pada masing-masing blok dengan mengacu pada tanaman yang telah diaplikasi pada bulan sebelumnya.

Permasalahan dalam infus akar berupa masih adanya pekerja yang kurang jujur dalam menentukan tingkat defisiensi Fe sehingga tanaman yang seharusnya mengalami defisiensi berat hanya diberi aplikasi sedang dengan alasan perbedaan harga upah aplikasi masing-masing tingkat defisiensi tidak berbeda jauh akibatnya apabila dalam suatu blok banyak terdapat tanaman yang mengalami defisiensi sedang maupun berat pekerja akan mendapatkan upah yang lebih kecil perbulannya dibandingkan dengan apabila suatu blok hanya mengalami defisiensi ringan saja. Sering terjadi kesalahan dalam menentukan akar aktif pada aplikasi infus, seharusnya akar yang bisa diberi perlakuan infus berupa akar aktif yang masih muda serta letak akar berada di dalam tanah dan posisi akar tidak menggantung. Permasalahan yang lain berupa kurang cekatannya pekerja dalam meletakan posisi plastik infus sehingga apabila dilakukan pengecekan infus beberapa hari setelah aplikasi maka banyak ditemukan plastik infus yang kosong akibat tertusuk akar atau pun kondisi tali pengikat yang kurang baik sehingga cairan infus habis bukan karena terserap oleh akar kelapa sawit.

Pengendalian Gulma secara Kimiawi (Chemist)

Pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan herbisida berbahan aktif glifosat, mikron herbi-4 kapasitas 10 liter, ember kecil sebagai wadah campuran herbisida dan metafuron, dan takaran dosis. Sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimiawi, herbisida yang akan digunakan terlebih dahulu diambil di gudang Afdeling yang pembagiannya diatur oleh mandor pemeliharaan. Jenis gulma dominan yang terdapat di areal pertanaman adalah Cleome rutidospermae, Clidemia hirta, Nephrolephis biserata, Ottochloa nodosa, Ageratum conyzoides, Gleichenia linearis, Mikania micrantha, Boreria alata, Paspalum conjugatum, dan Melastoma malabathricum.

(30)

a. b.

Gambar 6 Pengendalian gulma secara kimia b). Aplikasi herbisida di piringan dan jalan pikul a). Arah Penyemprotan Aplikasi Herbisida pada jalan pikul dan

piringan

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang terdiri dari 8 orang dan seorang supir mobil pembawa air di bawah mandoran perawatan. Penyemprotan dilakukan blok per blok dengan rotasi 3 bulan per blok. Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan ini adalah tenaga kerja borongan atau SPKL (Surat Kerja Perintah Lokal). Upah aplikasi herbisida untuk piringan sebesar Rp. 8 000 ha-1, jalan pikul Rp. 4 500 ha-1, dan pasar tengah Rp. 12 500 km-1. Prestasi kerja tenaga penyemprot rata-rata 5 ha HK-1. Kegiatan Pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 6.

Permasalahan yang ditemukan pada kegiatan Pengendalian gulma secara kimia yaitu jumlah tenaga yang masih tergolong sedikit, standar tenaga kerja penyemprot untuk luasan 2 000-2 250 ha sebanyak 20-25 orang berdasarkan standarisasi oleh Research and Development Departement. Penggunaan alat pelindung diri (APD) masih belum menjadi prioritas standar keamanan dan kesehatan kerja pekerja penyemprot.

Pengendalian Gulma secara Manual.

Kegiatan pengendalian gulma secara manual di Kebun Sei Air Hitam meliputi babat gawangan, garuk piringan, dan dongkel anak kayu.

Babat gawangan. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara membabat gulma kelompok kayu-kayuan, jahe-jahean, pakis-pakisan, dan gulma-gulma lain menggunakan parang. Kegiatan babat gawangan dilakukan oleh karyawan SPKL dengan sistem borongan dengan upah sebesar Rp 45 000 ha-1 dan karyawan kerja harian dengan upah sesuai gaji pokok. Basis kerja seluas 1 ha HK-1 untuk pekerja harian, yang harus diselesaikan dalam waktu 7 jam kerja. Rotasi perawatan babat gawangan sebanyak sekali dalam satu tahunnya.

Permasalahan yang ditemukan pada kegiatan babat gawangan berupa kurang sesuainya hasil babatan yang dihasilkan pekerja dengan standar yang ditetapkan perusahaan, biasanya dilakukan pemeriksaan hasil kerja oleh asisten kebun setelah hasil babatan selesai dikerjakan. Mandor perawatan biasanya hanya menunjukan lokasi yang akan dibabat kepada pekerja sedangkan pengawasan proses pembabatannya dilakukan secara tidak intensif.

(31)

digunakan berupa cados (cangkul dodos) dan parang. Kegiatan garuk piringan dilakukan oleh karyawan SPKL dengan sistem borongan dengan upah sebesar Rp. 85 000 ha-1. Kegiatan garuk piringan dilaksanakan dengan rotasi sebanyak sekali dalam setahun.

Permasalahan yang ditemukan pada kegiatan garuk piringan berupa diameter hasil garukan yang belum memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan. Populasi gulma di piringan yang sangat rapat, sehingga memperlambat kegiatan pengerjaan garuk piringan. Kondisi piringan yang masih bergulma juga ditemukan pada saat proses pemupukan dilaksanakan.

Dongkel anak kayu. Kegiatan dongkel merupakan kegiatan mencabut gulma jenis anak kayu (tukulan, keladi, kopi-kopian, dan jenis anak kayu lainnya) (Gambar 7) di sekitar piringan, jalan pikul, gawangan mati dan sekitaran parit-parit blok. kegiatan dongkel dikerjakan oleh karyawan SPKL dengan sistem borongan dengan upah sebesar Rp. 50 000 ha-1 dan karyawan harian dengan upah sesuai gaji pokok, dengan standar kerja 1.5 ha HK-1. Serta premi mandor untuk kegiatan babat gawangan, garuk piringan, dan dongkel sebesar Rp. 1 500 Ha-1.

Permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan dongkel berupa populasi tukulan dan anak kayu yang padat sehingga menyulitkan pekerja. Basis kerja yang ditetapkan terlalu luas yang berakibat pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu. Pengawasan yang masih lemah, sehingga pekerja melaksanakan pekerjaan tidak dengan sungguh-sungguh. Kondisi jalan pikul yang masih banyak ditumbuhi anak kayu banyak ditemukan pada areal yang dilaksanakan proses pemupukan.

Penunasan

Penunasan merupakan kegiatan membuang daun yang sudah tidak produktif atau daun-daun yang sudah tua pada tanaman kelapa sawit. Penunasan dilakukan pada blok D25 dengan peralatan yang digunakan adalah egrek dan kapak. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penunasan dipilih berdasarkan rotasi tenaga kerja pemanen masing-masing mandoran panen. Sistem kerja adalah sistem kerja harian (standar kerja 7 jam atau setara 64 tanaman HK-1) dengan upah sesuai dengan gaji pokok atau penentuan tunasan berdasarkan surat perintah kerja lokal (SPKL) dengan upah Rp. 1000 per tanaman kelapa sawit. Seorang penunas harus menyelesaikan tugasnya sesuai yang diintruksikan oleh asisten atau mandor. Apabila pekerjaan tidak sesuai target maka asiten atau mandor wajib memberikan sanksi mangkir kepada pekerja tunas.

a. b.

Gambar 7 Pengendalian gulma secara manual a).Pekerja sedang mengerjakan kegiatan dongkel anak kayu dan keladi-keladian di areal kebun dan b). Anak

(32)

Pelepah yang dipangkas (Gambar 8a) berupa pelapah tua, pelepah sengkleh, serta pelepah yang secara ekonomi sudah tidak berguna lagi. penunasan dilakukan dengan cara memotong pelepah selanjutnya pelepah yang telah jatuh dipotong menjadi tiga bagian pada areal kelapa sawit yang diberi aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) kemudian pelepah dikumpulkan pada gawangan mati dengan rapi (Gambar 8b), sedangkan pada areal yang tidak terdapat aplikasi limbah cair pelepah dipotong menjadi dua bagian kemudian disusun rapi pada gawangan mati. Di Kebun Sei Air Hitam aturan penunasan sampai jumlah pelapah sebanyak dua lingkar di bawah janjang segar (songgo dua) atau sesuai dengan aturan kebun bahwa jumlah pelepah harus ada sebanyak 48 pelepah pada setiap pohon produktif.

Permasalahan dalam penunasan berupa kondisi pelepah kering maupun pelepah basah yang ditunas terlalu banyak hal ini terjadi karena pemanen sering melakukan curi buah artinya memotong TBS tanpa memotong pelepah terlebih dahulu. Masih ditemukan hasil tunasan yang kurang rapi misalnya sisa potongan pelepah di tanaman kelapa sawit yang masih panjang, sehingga menyulitkan proses pemanenan selanjutnya.

Sensus Tanaman

Sensus tanaman merupakan kegiatan mendata seluruh tanaman yang terdapat di areal tanaman kelapa sawit. Sensus tanaman dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun. Asisten kebun bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus di Afdelingnya. Asisten kebun melatih petugas sensus dan harus memastikan bahwa hasil pencatatan sensus benar dan tepat. Kegiatan sensus tanaman meliputi data-data tanaman abnormal, tanaman sisipan, tanaman mati, tanaman kembar, tanaman normal, dan kandang burung hantu (Tabel 5). Data sensus diisikan ke dalam blangko sensus selanjutnya diserahkan kepada asisten afdeling atau asisten kelapa untuk ditindaklanjuti.

Kegiatan sensus dilakukan di kebun KKPA (kredit koperasi primer anggota) Harapan Mulia merupakan kebun rakyat yang bekerjasama dengan perkebunan inti. Pada perkebunan inti sensus tanaman dikerjakan oleh karyawan harian yang upahnya sesuai gaji tanaman. Waktu sensus tanaman disajikan pada Tabel 4.

a. b.

(33)

Pemanenan Kelapa Sawit.

Persiapan panen. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum panen dilakukan di Kebun Sei Air Hitam adalah penentuan kapel panen, penentuan jumlah tenaga kerja, penentuan luas hanca panen, peralatan panen, perlengkapan APD, kebutuhan truk pengangkut, kondisi jalan koleksi, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Sebelum pelaksanaan panen, pemanen diberikan pengarahan terkait informasi pemanenan yang disampaikan oleh asisten kebun dan mandor panen melalui apel pagi rutin.

Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan standar yang harus dijalankan oleh pemanen dalam kegiatan panen di Kebun Sei Air Hitam. Kriteria matang panen yang diterapkan di Kebun Sei Air Hitam apabila brondolan sudah berada di piringan sebanyak 2 butir kg-1 maka tandan buah segar (TBS) harus dipanen (Tabel 6). Tetapi perlu diperhatikan pada tanaman sawit yang memiliki songgo tiga biasanya brondolan buah tersangkut di pelepah kelapa sawit.

Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen merupakan angka yang menunjukan jumlah buah matang pada satu kapel areal yang akan dipanen. Angka kerapan panen bertujuan untuk mengetahui taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga kerja, dan kebutuhan truk pengangkut.

Tabel 4 Waktu pelaksanaan sensus tanaman di kebun kelapa sawit

Sensus Status Tanaman Pelaksanaan Sensus I

Sumber : Research and Development Departemen of First Resources Ltd. 2013. Tabel 5 Ketentuan dan pencatatan tanda-tanda sensus tanaman

No. Tanda Makna

6 Bulat hitam (●) Tidak bisa ditanam (karena jalan, parit dsb.)

Sumber : Kantor kebun PT. PISP I 2013.

Rumus AKP = JumlahTBSsiapPanen

(34)

Sistem upah (basis panen, biaya panen, premi panen, dan denda panen). Basis penen merupakan batas minimal tandan yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen untuk kebutuhan 1HK. Basis untuk pemanen sebanyak 1 000 kg setara dengan 43.5 TBS dengan BTR (bobot tandan rata-rata) sebesar 23 kg. Out put merupakan rata-rata tonase yang didapat oleh pemanen dalam 1 hari untuk mencapai bugdet produksi dengan out put yang diperoleh sebesar 3 000 kg. Sistem premi dan denda panen dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Kegiatan panen dan pengakutan TBS dapat dilihat pada Gambar 9.

Tabel 6 Fraksi kematangan TBS di Kebun Sei Air Hitam

Fraksi % Jumlah Berondolan Derajat Kematangan % Rendemen 00 Tidak ada, buah masih hitam Sangat mentah - -

0 1%-12.5% Mentah 0% 16.00%

I 12.5%-25% Kurang matang <5% 21.40%

II 25%-50% Matang I >90% 21.10%

III 50%-75% Matang II <90% 22.20%

IV 75%-100% Lewat Matang I <5% 21.20%

V 100%/Tankos Lewat Matang II 0% 21.90%

Sumber : Kantor Kebun PT. PISP 2013.

a. b.

c. d.

Gambar 9 Proses pemanenan dan pengakutan TBS a) Panen TBS, b) Susunan TBS di TPH c) Pemeriksaan TBS oleh Mandor d) Memuat TBS ke dalam dump

(35)

Aspek Managerial Karyawan Non Staf

Karyawan harian lepas (KHL). Pada saat magang selama tiga bulan di Kebun Sei Air hitam, penulis menjadi karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan. Penulis bertugas sebagai penguntil pupuk, muat bongkar pupuk, pelangsir pupuk, penebar pupuk, dongkel anak kayu, pengendalian gulma secara kimia (jalan pikul dan piringan), pengambilan contoh daun, panen kelapa sawit, Tabel 7 Ketentuan tarif premi pemanen, premi mandor, dan premi kerani produksi. Tahun Sumber : Kantor Kebun PT. PISP I 2013.

Tabel 8 Ketentuan denda bagi pemanen, denda mandor panen, dan denda kerani produksi.

No. Kriteria Pemanen Mandor Panen Kerani Produksi 1 TBS matang tidak

5 Brondolan tidak

dikutip

Rp. 1 500 TBS-1 Rp. 1 500 TBS-1 -

6 - - Rp. 1 500 TBS-1

7 - - Rp. 1 500 TBS-1

8 - - Rp. 1 500 TBS-1

(36)

penunasan dan sensus tanaman. Kemudian hasil dari pekerjaan tersebut dilaporkan kepada asisten lapangan dalam bentuk laporan harian. Laporan yang telah dibuat dapat mempermudah pengontrolan yang dilakukan oleh asisten lapangan.

Mandor panen. Setiap pagi hari, penulis membantu mandor dalam melakukan pengabsenan karyawan untuk pembagian ancak panen. Penulis juga ikut membantu mandor panen dalam menentukan kapel panen, memberikan pengarahan tentang 7 prinsip disiplin panen. Setiap sore hari penulis menghitung angka kerapatan panen (AKP) dan melakukan pemeriksaan brondolan di ketiak tanaman, piringan, jalan pikul, dan gawangan bersih dikutip oleh pemanen. Rata-rata jumlah pemanen yang diawasi sebanyak 12-15 orang dengan luas areal >75 ha.

Mandor pengendalian gulma secara kimia. Penulis ikut membantu mandor perawatan alam mengawasi pekerjaan karyawan saat rawat jalan pikul dan rawat piringan jangan sampai ada yang terlewati, dosis harus sesuai anjuran rekomendasi, kecepatan jalan harus diatur, bagian pinggir parit tidak boleh diaplikasikan karena dapat mencemari air. Setelah itu, penulis juga membantu mandor perawatan mengisi laporan kerja dalam buku mandor perawatan.

Mandor pupuk. Saat menjadi pendamping mandor pupuk, penulis ikut membantu mandor pupuk dalam memetakan aplikasi yang sudah selesai dipupuk. Penulis juga membantu mandor pupuk membuat bukti permintaan dan pengeluaran barang dalam hal permintaan pupuk dari gudang sentral kebun serta mengawasi dalam hal pengambilan pupuk di gudang. Mengawasi kegiatan penguntilan, jumlah untilan harus tepat, jangan sampai ada yang kekurangan/kelebihan. Dalam kegiatan pemuatan pupuk dari gudang harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai ada ikatan simpul terlepas agar pupuk tidak tercecer. Saat mengecer pupuk ke jalan harus pelan-pelan jangan sampai karung ikatan terlepas karena ceceran pupuk dapat mencemari tanah maupun parit. Penulis menghitung jumlah karyawan yang hadir dalam menentukan luasan lahan yang akan dipupuk, mengawasi jalannya pemupukan di lapangan, seperti tebaran pupuk harus tipis dan merata pada setiap piringan, jangan sampai ada pupuk yang berbentuk bongkahan, jika ditemukan masih ada pupuk yang bongkahan harus segera dihancurkan. Mengawasi jalannya pelangsir, yakni pelangsir harus tepat dalam meletakkan pupuk untilan yang akan ditebar. Posisi peletakan karung untilan tepat di depan tanaman yang terakhir yang terpupuk sehingga untuk tanaman yang di depannya sudah tersedia pupuk untilan.

Kerani produksi. Saat penulis bertugas sebagai pendamping kerani produksi, penulis membantu dalam mencatat jumlah TBS yang terangkut per blok, per tahun tanam, kemudian membantu dalam pengumpulan dan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada buah yang restan/tertinggal di lapangan. Penulis membantu grading TBS di TPH bersama asisten. Penulis juga membantu dalam membuat laporan produksi harian, menghitung premi pemuat serta menghitung premi pemanen di kantor Afdeling. Rata-rata jumlah pekerja yang diawasi sebanyak 2 orang dengan luasan >60 ha.

(37)

Karyawan Staf

Asisten kebun. Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten kebun yakni memastikan kehadiran karyawan tiap kemandoran, melakukan pengawasan terhadap mandor, kontrol lapangan seperti mengawasi pemupukan agar sesuai dengan jenis, dosis, waktu, dan cara yang ditentukan oleh perusahaan. Mengawasi pelaksanaan panen di lapangan sehingga TBS dan brondolan terpanen, mengawasi pengangkutan TBS dan brondolan dari TPH sampai ke pabrik serta mengawasi keadaan jalan koleksi di Afdeling agar terjamin untuk transportasi buah dan pemupukan. Selain itu, penulis juga membantu asisten dalam menyusun rencana anggaran kerja Afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk dievaluasi. Rata-rata jumlah mandor yang diawasi sebanyak dua orang dan jumlah kerani produksi sebanyak dua orang.

PEMBAHASAN

Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis

Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan jenis pupuk antara lain: umur tanaman, gejala defisiensi hara, kondisi lahan dan harga pupuk (Poeloengan et al. 2003). Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam sesuai rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan distributor pupuk sepenuhnya dari manajemen kantor pusat atas pertimbangan rekomendasi yang dibuat oleh bagian Research and Development Departement. Rekomendasi pupuk berdasarkan hasil analisis tanah, analisis daun, dan analisis produksi. Jenis pupuk yang direkomdasikan di kebun sei air hitam pada tahun 2013 merupakan pupuk tunggal dengan pertimbangan harga yang lebih murah dari pupuk majemuk dan pemberian pupuk dapat sesuai dosis sehingga kecukupan hara akan terpenuhi dengan baik. Berdasarkan pengamatan, jenis pupuk yang Tabel 9 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013

Unsur Hara Jenis

Pupuk Rumus Kimia

Hara

(38)

diaplikasikan di Kebun Sei Air Hitam sudah memenuhi prinsip tepat jenis. Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Tabel 9. Contoh pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 10.

Tepat Waktu

Aplikasi pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dilaksanakan dalam dua semester, semester pertama dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober dan semester kedua dilaksanakan pada bulan Januari-Mei setiap tahunnya. Interval antara dua rotasi pemupukan yang diterapkan di Kebun Sei Air Hitam bahwa rotasi pemupukan pupuk yang sejenis sebaiknya dilakukan tidak kurang dari dua bulan. Apabila rotasi keduanya diaplikasikan dalam waktu bersamaan (misalnya pada semester I), kemudian interval antara rotasi terakhir dengan rotasi pertama pada tahun berikutnya menjadi terpaut jauh maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Kondisi ini penting terutama untuk aplikasi pupuk Nitrogen (misalnya pupuk Urea dan ZA) yang memiliki efek residu rendah atau pupuk yang cepat larut (misalnya pupuk MOP) yang cendrung tercuci sehingga menyebabkan kehilangan pupuk secara signifikan.

Untuk rotasi aplikasi antar jenis pupuk, Kebun Sei Air Hitam menerapkan rotasi berdasarkan Interaksi Pupuk. Pupuk Urea (unsur hara N) dan RP (unsur hara P) tidak dapat diaplikasikan dalam waktu kurang dari empat minggu karena apabila tetap dilakukan aplikasi pupuk maka penguapan pupuk Urea akan tinggi, dikarenakan interaksi pupuk alkalis dalam hal ini pupuk RP sebagai pupuk alkalisnya. Untuk jenis pupuk yang memiliki interaksi antagonis maka rentang waktu pemupukan tidak kurang dari empat minggu, misalnya pupuk MOP (unsur hara K) dengan pupuk Borate atau Kieserite (unsur hara Mg). Untuk pupuk yang memiliki interaksi yang sinergis maka pupuk tersebut dapat diaplikasikan dalam waktu bersamaan bahkan bisa diaplikasikan dengan cara dicampur, misalnya pupuk MOP dengan Urea dan CuSO4.

Aplikasi pupuk berdasarkan curah hujan. Pada umumnya, semua aplikasi pemupukan pada bulan dengan curah hujan cukup yaitu antara 100–250 mm per bulannya, dengan catatan untuk curah hujan <100 mm per bulan pupuk Urea tidak dapat diaplikasi karena memiliki potensi penguapan yang tinggi. Untuk curah hujan >250 mm per bulan sebaiknya pupuk yang mudah terlarut (misalnya Urea dan MOP) tidak tepat diaplikasikan karena berpotensi mengalami kehilangan

a. b.

(39)

pupuk tinggi akibat aliran permukaan dan erosi tanah, terutama pada lahan dengan kemiringan yang cukup tinggi.

Bersadarkan Tabel 10 realisasi pemupukan di Kebun sei Air Hitam selama 12 bulan terakhir terlihat bahwa aplikasi pemupukan dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2012 dan pada bulan Januari-Mei 2013, sebanyak sepuluh bulan setiap tahunnya. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan curah hujan, biasanya pada bulan November dan Desember merupakan puncak dari musim hujan.

Berdasarkan Gambar 11, curah hujan pada sepuluh bulan pemupukan masih ditemukan aplikasi pemupukan pada curah hujan >250 mm per bulan, misalnya aplikasi pada bulan Juli-Agustus 2012, bulan Oktober 2012, dan bulan Februari 2013. Aplikasi pada curah hujan >250 mm per bulan sebaiknya tidak dilakukan karena potensi kehilangan pupuk akan tinggi akibat pencucian oleh air hujan terutama jenis pupuk yang mudah larut (misalnya Urea dan MOP). Alplikasi pupuk pada curah hujan <100 mm per bulan pun masih ditemukan, misalnya aplikasi pada bulan Juni 2012 dan bulan Maret 2013. Aplikasi pada curah hujan <100 mm per bulan sebaiknya tidak dilakukan karena potensi penguapan pupuk Tabel 10 Realisasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam Juni 2012–Mei

2013

Sumber : Kantor kebun PT. PISP I 2013. a

I : Aplikasi pupuk pertama; II : Aplikasi pupuk kedua; x : Aplikasi pupuk hanya satu kali.

(40)

tinggi. Jadi bisa disimpulkan bahwa aplikasi pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum memenuhi prinsip Tepat waktu.

Tepat Dosis

Menurut Riwandi (2002), tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk N, P dan K yang sangat banyak sehingga diperlukan takaran pupuk yang tepat dan optimal. Kebutuhan pupuk untuk setiap lokasi berbeda-beda tergantung dari kondisi lokasi tersebut. Secara umum terdapat dosis optimal untuk pemupukan tanaman kelapa sawit.

Pengamatan ketepatan dosis untilan penulis lakukan dengan cara mengambil secara acak pupuk yang sudah diuntil sebanyak 30 karung until untuk setiap jenis pupuk, selanjutnya untilan pupuk ditimbang satu persatu untuk mengetahui bobot untilan sebenarnya. Jenis pupuk yang diamati terdiri dari tiga jenis yaitu pupuk MOP dengan dosis 1.50 kg tanaman-1dengan standar bobot untilan sebesar 9 kg until-1 (untuk aplikasi 6 tanaman), pupuk kieserite dengan dosis 1.25 kg tanaman-1 dengan standar bobot untilan sebesar 10 kg until-1 (untuk aplikasi 8 tanaman), dan pupuk RP dengan dosis 1.75 kg tanaman-1 dengan standar bobot karung untilan sebesar 10.50 kg until-1 (untuk aplikasi 6 tanaman) (Tabel 11).

Berdasarkan hasil penimbangan 30 karung sampel pada tiga jenis pupuk didapatkan bahwa rata-rata bobot pupuk MOP sebesar 9.22 kg, pupuk Kieserite sebesar 10.62 kg, dan pupuk RP sebesar 10.77 kg. Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap metode penguntilan dan kesesuaian dengan upah yang diterapkan perusahaan karena dari hasil pengamatan terhadap bobot untilan ditemukan bahwa masing-masing jenis pupuk memiliki bobot yang tidak sesuai dengan ketentuan bobot untilan yang menjadi standar perusahaan.

Penulis melakukan pengamatan ketepatan dosis pupuk MOP di tiga blok D26, D22, dan D32. Penebar pupuk menggunakan mangkuk tabur yang sudah dikalibrasi terhadap masing-masing dosis pemupukan, sehingga terdapat standarisasi takaran penebaran. Hal ini mampu meminimalisir kekurangan

Tabel 11 Standarisasi bobot untilan pupuk di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013

Dosis Pupuk Tanaman Ke-

5 6 7 8 13 14

0.75 kg 9.75 10.5

1.25 kg 8.75 10

1.5 kg 9 10.5

1.75 kg 8.75 10.5

Tabel 12 Pengamatan Tepat Dosis Untilan di Kebun Sei Air Hitam

(41)

maupun kelebihan dosis dalam penebaran. Pada penebaran pupuk kali ini takaran yang digunakan berupa mangkuk yang dapat menampung pupuk dengan berat 0.5 kg (Gambar 12), sehingga untuk dosis 1.5 kg MOP tanaman-1 diperlukan pupuk sebanyak tiga mangkuk. Apabila jumlah pupuk yang diberikan kurang dari tiga mangkuk maka terjadi kekurangan dosis pemupukan, sebaliknya apabila pupuk yang ditaburkan lebih dari tiga mangkuk maka terjadi kelebihan dosis pemupukan.

Berdasarkan data pengamatan di atas, rata-rata ketepatan dosis pemupukan MOP untuk dosis 1.5 kg tanaman-1 sebesar 68.1% padahal aturan yang diterapkan di Kebun Sei Air Hitam untuk ketepatan dosis pemupukan harus berada di atas 95-100%. Untuk tanaman yang mendapatkan dosis yang lebih dari rekomendasi rata-rata sebnyak 11.0% sedangkan tanaman yang mengalami kekurangan dosis rata-rata sebanyak 22.0%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketepatan dosis aplikasi pemupukan di Sei Air Hitam Estate belum memenuhi prinsip kaidah tepat dosis.

Tabel 13 Pengamatan tepat dosis penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam

Blok Jenis

JP : Jumlah tanaman; PTD ; Tanaman tepat dosis ; PKD : tanaman kurang dosis; PLD tanaman lebih dosis; TD : Tepat dosis; LD : Lebih dosis; KD : Kurang dosis.

Gambar

Tabel 1  Produksi dan produktivitas 5 tahun terakhir  di Kebun Sei Air Hitam
Tabel 2  Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di kebun Sei Air Hitam
Tabel 3  Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013
Gambar 1  Aplikasi tankos di Kebun Sei Air Hitam a). Bongkar tankos dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Planning atau suatu rencana adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan berdasarkan informasi yang telah terkumpul dari proses environmental scanning dan formative

Dengan mengambil standar IEEE dimana cognitive radio dapat diaplikasikan pada frekuensi dengan duty cycle kurang dari 60%, maka diperoleh total frekuensi yang

- Pengadaan Peralatan Kantor PBJ 1 Paket Bandar Lampung 200.000.000 APBD-P Oktober 2012 Oktober - Desember 2012 Pengadaan Langsung - Pengadaan Perlengkapan Kantor PBJ 1 Paket

Fenomena berbeda terjadi pada bak eksperimen dimana semakin dalam lapisan sampah, setelah 3 minggu percobaan, dengan adanya lapisan GCLs, maka kualitas lindi

Rata-rata pendapatan rumah tangga pada peternak non-anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan peternak anggota kelompok tani, hal ini dapat dikarenakan

Walaupun penerapan sangsi pukulan yang memang harus dilakukan sudah tidak diperselisihkan lagi, ternyata aplikasinya tidak sepenuhnya seperti itu. Kenyataan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama

Prosedur yang dilakukan oleh pihak bank dalam pembiayaan KPR dengan akad musyarakah mutanaqisah (bagi hasil) merupakan suatu pembiayaan kongsi (sewa), dimana