• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

di RSUP Haji Adam Malik Medan

 

 

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program DIII Keperawatan

   

Lia Irana

102500097

 

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

 

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkatnya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Nur Afi Darti S.kp, M.kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

3. Bapak Mula Tarigan S.kp M.kep, selaku Sekretaris Program studi DIII

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan .

4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalm penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji

6. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Ayahanda Irawadi dan Ibunda

Ridayana serta Adik-adik saya Alfan Baskoro, Nadia Ika Pratiwi yang tidak

pernah lelah memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh

kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra

Utara Medan Aisyah lia, Desi, Salamah, Ade Irma, Riska Suryani, Helmi, Ria

Mandira, Erviani dan seluruh teman-teman Program Studi DIII Keperawatan

Stambuk 2010 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan

(4)

8. Terkhusus untuk Ayyub Azhari Nasution, yang telah memberi dukungan, doa

dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati

saya mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 05 Juli 2013

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan ... 2

1.3Manfaat ... 3

Bab II Pengelolaan Kasus 2.1 Konsep Dasar Mobilisasi ... 4

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi ... 5

2.2.1 Pengkajian ... 5

2.2.2 Analisa Data ... 10

2.2.3 Rumusan Masalah ... 12

2.2.4 Perencanaan ... 13

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus ... 16

2.3.1 Pengkajian ... 15

2.3.2 Analisa Data ... 27

2.3.3 Rumusan Masalah ... 29

2.3.4 Perencanaan ... 30

2.3.5 Implementasi dan Evaluasi ... 34

Bab III Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan ... 37

3.2 Saran ... 38

(6)

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga

fisik. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk,

gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Meskipun tulang

patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan

lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan

saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh mengalami cedera akibat gaya

yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Brunner & Suddarth,

2002).

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat terdapat lebih dari 7 juta orang

meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami

kecacatan fisik. Berdasarkan hasil penelitian Katarina (2012) menunjukkan bahwa

angka tertinggi pasien fraktur di RSUP Haji Adam Malik adalah pasien yang

rentang usianya 20-45 tahun yaitu sebanyak 19 orang (55,9%) dan jenis kelamin

yang paling banyak mengalami fraktur adalah laki-laki yaitu sebanyak 22 orang

(64,7%).

Menurut Virginia Henderson terdapat empat belas kebutuhan dasar

manusia. Pertama, bernapas secara normal. Kedua, makan dan minum yang

cukup. Ketiga, eliminasi (buang air besar dan kecil). Keempat, bergerak dan

mempertahankan postur yang diinginkan. Kelima, tidur dan istirahat. Keenam,

memilih pakaian yang tepat. Ketujuh, mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran

normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasi

lingkungan. Kedelapan, menjaga kebersihan diri dan penampilan. Kesembilan,

menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain.

Kesepuluh, berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,

kebutuhan, kekhawatiran, dan opini. Kesebelas, beribadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan. Keduabelas, bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk

(7)

rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan

penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia (Potter & Perry, 2005).

Dari pengkajian yang telah saya lakukan pada Tn.R, saya menemukan tiga

masalah kebutuhan dasar yaitu hambatan mobilitas fisik, gangguan rasa nyaman

nyeri dan kurang perawatan diri. Sebelum melakukan tindakan keperawatan,

perawat harus mampu menetukan prioritas masalah keperawatan yang pertama

sekali harus ditangani. Melihat apa yang dikatakan Henderson, dalam kasus ini

prioritas masalah yang saya temukan pada Tn.R adalah hambatan mobilitas fisik

yang masuk dalam kategori bergerak dan mempertahankan postur yang diiginkan.

Hal ini dikarenakan apabila tingkat mobilitas klien tidak ditingkatkan akan terjadi

berbagai masalah seperti atrofi otot yang akan menyebabkan otot tidak dapat

berfungsi dengan baik bahkan mengalami paralisis.

Berdasarkan hal tersebut saya mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah yaitu

“Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar

Mobilisasi”.

1.2Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

masalah kebutuhan dasar mobilisasi khususnya pada Tn.R di ruang RB2B

RSUP Haji Adam Malik.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.R dengan masalah

kebutuhan dasar mobilisasi.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.R dengan

masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.R dengan

masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

(8)

e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn.R dengan masalah kebutuhan

dasar mobilisasi.

1.3Manfaat

a. Bagi Praktik Keperawatan

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan

keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan konstribusi bagi

peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu

keperawatan.

c. Bagi Kebutuhan Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara

(9)

BAB II

Pengelolaan Kasus

2.1Konsep Dasar Mobilisasi

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk

bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Alimul. A, 2009).

Jenis mobilitas antara lain:

1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara

penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan

menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf

motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh

seseorang.

2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena

dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.

Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan

pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas

sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan

sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu

untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem

muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan

tulang.

b. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut

disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya

terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang

belakang, poliomilitis karena terganggunya sistem saraf motorik

(10)

Faktor yang mempengaruhi mobilitas seseorang antara lain:

1. Gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas

seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan

sehari-hari.

2. Proses penyakit/cedera

Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat

memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi

sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan

mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.

3. Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.

Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh

memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang

mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu

dilarang untuk beraktivitas.

4. Tingkat energi

Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat

melakukan mobilitas fisik dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.

5. Usia dan status perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.

Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan

dengan perkembangan usia.

2.2. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

2.2.1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan

dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan,

masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien

(11)

Menurut Alimul Aziz (2006), Pengkajian pada masalah

pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut :

a. Riwayat keperawatan sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang

menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas, seperti

adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan

imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.

b. Pengkajian keperawatan penyakit yang pernah diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem

neurologis (kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan

tekanan intracranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla

spinalis, dan lain-lain), riwayat penyakit kardiovaskular (infark

miokard, gagal jantung kongestif), riwayat penyakit sistem

musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat penyakit

sistem pernafasan (penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan

lain-lain), riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik,

depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain.

c. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki

kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan

atau spastis.

d. Kemampuan mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk

menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun,

dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas

(12)

Tingkat aktivitas/Mobilisasi Kategori

Mampu merawat diri sendiri secara

penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau

pengawasan orang lain

Memerlukan bantuan, pengawasan

orang lain, dan peralatan

Sangat tergantung dan tidak dapat

melakukan atau berpartisipasi dalam

perawatan

e. Kemampuan rentang gerak

Pengkajian rentang gerak (Range of Motion – ROM) dilakukan pada

daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki.

Gerak Sendi Derajat Rentang

Normal

Bahu

Adduksi : gerakan lengan ke lateral dari

posisi samping ke atas kepala, telapak tangan

menghadap ke posisi yang paling jauh

Siku

Fleksi : angkat lengan bawah kea rah depan

dan ke arah atas menuju bahu

Pergelangan tangan

Fleksi : tekuk jari-jari tangan ke arah bagian

dalam lengan bawah

Ekstensi : luruskan pergelangan tangan dari

posisi fleksi

Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan 12 ea

180

150

80-90

80-90

(13)

rah belakang sejauh mungkin

Abduksi : tekuk pergelangan tangan ke sisi

ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke

atas

Adduksi : tekuk pergelangan tangan kea rah

kelingking, telapak tangan menghadap ke

atas

Tangan dan jari

Fleksi : buat kepalan tangan

Ekstensi : luruskan jari

Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan ke

belakang sejauh mungkin

Abduksi : kembangkan jari tangan

Adduksi : rapatkan jari tangan dari posisi

adduksi

0-20

30-50

90

90

30

20

20

f. Perubahan intoleransi aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan

pada sistem pernafasan, antara lain : suara napas, analisis gas darah,

gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti

panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian perubahan intoleransi

aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan

tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta

perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan

posisi.

g. Kekuatan otot dan gangguan kordinasi

Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau

(14)

Skala Presentase

Kekuatan Normal Karakteristik

0

1

2

3

4

5

0

10

25

50

75

100

Paralisis sempurna

Tidak ada gerakan, kontraksi otot

dapat dipalpasi atau dilihat

Gerakan otot penuh melawan

gravitasi dengan topangan

Gerakan yang normal melawan

gravitasi

Gerakan penuh yang normal

melawan gravitasi dan melawan

tahanan minimal

Kekuatan normal, gerakan penuh

yang normal melawan gravitasi

dan tahanan penuh

h. Perubahan psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya

gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku,

(15)

2.2.2. Analisa Data

Analisa Data menampilkan kelompok data yang

mengidentifikasikan ada atau resiko terjadinya masalah ( Potter & Perry,

2005).

Kemungkinan data yang ditemukan :

‐ Gangguan dalam pergerakan

‐ Keterbatasan dalam pergerakan

‐ Menurunnya kekuatan otot

‐ Nyeri saat pergerakan

‐ Kontraksi dan atrofi otot

‐ Kesulitan membolak-balik posisi

‐ Dispnea setelah beraktivitas

‐ Gerakan bergetar

‐ Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus

‐ Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar

‐ Keterbatasan rentang pergerakan sendi

‐ Ketidakstabilan postur

‐ Pergerakan lambat

‐ Pergerakan tidak terkoordinasi

‐ Tremor akibat pergerakan

(16)

Takanan/kekerasan langsung/stres berulang

Kerusakan fragmen tulang, cedera jaringan lunak

Pembuluh darah terputus

Perdarahan

Pengumpulan darah (hematoma)

Devitaslisasi Hb↓, Ht↓

Dilatasi pembuluh kapiler

Tekanan kapiler otot naik

Histamin menstimulasi otot

Spasme otot

Vasokontriksi pembuluh darah

Metabolisme anaerob

Penumpukan asam laktat

Nyeri Patofisiologi fraktur

Deformitas

Ekstremitas tidak dapat berfungsi

dengan baik

Gangguan Mobilitas

Penatalaksanaan Medis

Prosedur pemasangan fiksasi

Gangguan 

Reaksi inflamasi

Pengeluaran mediator kimia (histamin)

Darah banyak keluar

Gangguan perfusi jaringan

Hb↓

Perfusi jaringan↓ Nyeri

akut Pergeseran tulang

Pengeluaran bradikinin dan berkaitan dengan

(17)

2.2.2 Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan

kesejajaran tubuh dan mobilisasi aktual dan potensial berdasarkan

pengumpulan data selama pengkajian. Analisa menampilkan

kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau resiko terjadi

masalah ( Potter & Perry, 2005 ).

Diagnosa keperawatan NANDA untuk ketidaktepatan mekanika

tubuh dan hambatan mobilisasi :

Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan :

‐ Kesejajaran tubuh yang buruk

‐ Penurunan mobilisasi

Resiko cedera yang berhubungan dengan :

‐ Ketidaktepatan mekanika

tubuh

‐ Ketidaktepatan posisi

‐ Ketidaktepatan teknik

pemindahan

Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :

‐ Penurunan rantang gerak

‐ Tirah baring

‐ Penurunan kekuatan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan :

‐ Stasis sekresi paru

‐ Ketidaktepatan posisi tubuh Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan :

Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan :

‐ Keterbatasan mobilisasi

‐ Tekanan permukaan kulit

‐ Gaya gesek

Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan :

‐ Keterbatasan mobilisasi ‐ Resiko infeksi

‐ Retensi urin

Resiko infeksi yang berhubungan dengan :

‐ Stasisnya sekresi paru ‐ Kerusakan integritas kulit ‐ Stasisnya urin

Inkontinensia total yang berhubungan dengan :

‐ Perubahan pola eliminasi ‐ Keterbatasan mobilisasi

Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan :

(18)

‐ Penurunan pengembangan paru

‐ Penumpukan sekresi paru

‐ Ketidaktepatan posisi tubuh Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan :

‐ Pola napas tidak simetris

‐ Penurunan pengembangan

paru

‐ Penumpuka sekresi paru

Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan :

‐ Pengurangan tingkat aktivitas ‐ Isolasi social

Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan :

‐ Keterbatasan mobilisasi

‐ Ketidaknyamanan

2.2.3 Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan

menggali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan

intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.

Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan

klien dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim

perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan

memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang

kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik.

(Potter & Perry, 2005)

Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik

Faktor yang berhubungan :

‐ Intoleran aktivitas ‐ Ansietas

‐ Kontraktur

‐ Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia ‐ Fisik tidak bugar

(19)

‐ Penurunana massa otot

‐ Penurunan kekuatan otot

‐ Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik

‐ Ketidaknyamanan

‐ Kaku sendi

‐ Kerusakan integritas struktur tulang

‐ Gangguan muskuloskeletal

‐ Gangguan neuromuskuloskeletal

‐ Nyeri

‐ Program pembatasan gerak

‐ Keengganan memulai pergerakan

‐ Gangguan sensoriperseptual

( NANDA, 2012)

Perencanaan Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil :

‐ Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat

paling tinggi yang mungkin

‐ Mempertahankan posisi fungsional

‐ Meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan

mengkompensasi bagian tubuh

‐ Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan

aktivitas

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji derajat imobilitas yang

dihasilkan oleh cedera/pengobatan

dan perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi

Pasien mungkin dibatasi oleh

pandangan keterbatasan fisik

actual, memerlukan

informasi/intervensi untuk

meningkatkan kemajuan

(20)

terpeutik/rekreasi. Pertahankan

rangsang lingkungan (contoh :

radio, tv, Koran, kunjungan

keluarga/teman)

Instruksikan pasien untuk/bantu

dalam rentang gerak pasif/aktif

pada ekstremitas yang sakit dan

yang tak sakit

Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh : mandi,

mencukur)

Awasi TD dengan melakukan

aktivitas

Auskultasi bising usus

Kolaborasi

Konsul dengan ahli terapi fisik

untuk mengeluarkan energi,

memfokuskan kembali

perhatian, meningkatkan rasa

kontrol diri/harga diri, dan

membantu menurunkan isolasi

sosial

Meningkatkan aliran darah ke

otot dan tulang untuk

meningkatkan tonus otot,

mempertahankan gerak sendi,

mencegah kontraktur/atrofi

Meningkatkan kekuatan otot

dan sirkulasi dan

meningkatkan kesehatan diri

langsung

Hipotensi postural adalah

masalah umum menyertai tirah

baring lama dan dapat

memerlukan intervensi khusus

Tirah baring, penggunaan

analgesik, dan perubahan

dalam kebiasaan diet dapat

memeperlambat peristaltik dan

menghasilkan konstipasi

Sebagai program latihan dan

mempertahankan/meningkatka

(21)

2.3Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1. Pengkajian Keperawatan

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.R

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 42 tahun

Status Perkawinan : Sudah menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Karya No. 58

Tanggal Masuk RS : 5 juni 2013

No. Register : 53 30 35

Ruangan/kamar : RB2B/III5

Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013

Tanggal Operasi : 10 juni 2013

Diagnosa Medis : Fraktur femur sinistra

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada paha sebelah kiri,

tampak klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

karena luka pasca operasi yang menimbulkan rasa sakit saat melakukakn

pergerakan

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Pasca operasi ORIF pada femur sinistra

(22)

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan saat bergerak timbul nyeri pada paha kiri, nyeri

terasa seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri setempat tidak

menyebar, klien mengatakan skala nyeri 5, nyeri akan berkurang

jika klien beristirahat

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri, keluarga dan perawat tampak membantu klien.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Pada femur sinistra

2. Apakah menyebar

--

D. Severity

Klien mengatakan kesulitan bergerak pada paha kiri mengakibatkan

klien sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

E. Time

--

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat, hanya

demam dan flu biasa saja kalau lagi kelelahan

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan kalau demam ataupun flu klien hanya membeli obat

warung

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit

D. Lama dirawat

(23)

E. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan, binatang

maupun lingkungan

F. Imunisasi

--

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Klien mengatakan bapak dari klien menderita asam lambung dan

rematik sedangkan ibu dari klien menderita asam lambung

B. Saudara kandung

Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit berat

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga dari klien yang

mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan belum ada anggota keluarga yang meninggal

F. Penyebab meninggal

--

VI.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien dapat menerima kondisinya sekarang dan yakin bahwa ini

cobaan dari Tuhan

B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Klien bersemangat ingin segera sembuh

2. Ideal diri : Klien percaya bahwa ia akan segera sembuh

3. Harga diri : Klien tidak malu dengan kondisinya

(24)

5. Identitas : Klien pribadi yang sabar dan tenang

C. Keadaan emosi

Keadaan emosi klien baik

D. Hubungan social

1. Orang yang berarti

Klien mengatakan saat ini orang yang berarti adalah ibu, istri dan

anak-anaknya

2. Hubungan dengan keluarga

Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga baik

3. Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan hubungan klien dengan orang lain baik

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada hambatan, keluarga dan tetangga sering menjenguk klien

selama di rawat di rumah sakit

E. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien beragama islam

2. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan selama dirawat klien tidak melakukan sholat

hanya berdoa saja untuk kesembuhannya

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Kesadaran komposmentis

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 36,20 C

2. Tekanan darah : 120/80 mmhg

3. Nadi : 80 x/menit

4. Pernafasan : 20 x/menit

5. Skala nyeri : 5

(25)

C. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

 Bentuk : bulat simetris

 Ubun-ubun : keras dan tertutup

 Kulit kepala : kulit kepala bersih

2. Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut

merata, warna hitam agak sedikit kusam, tekstur sedikit kasar

 Bau : agak sedikit bau apek

 Warna kulit : normal

3. Wajah

 Warna kulit : normal , sawo matang

 Struktur wajah : simetris

4. Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, simetris antara

kiri dan kanan

 Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat,

sclera berwarna putih

 Pupil : pupil normal, bentuk

bulat, letak sentral, isokor ± 3mm

 Cornea dan iris : cornea transparan, halus,

bersinar dan jernih; iris berwarna hitam

 Tekanan bola mata : tidak ada peningkatan

tekanan bola mata

5. Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi : keras dan stabil

 Lubang hidung : simetris antara

keduanya, tiadak ada sekret

 Cuping hidung : tidak ada pernafasan

cuping hidung

(26)

 Ukuran telinga : normal , sama ukurannya antara kiri dan kanan

 Lubang telinga : bersih, tidak tampak serumen

 Ketajaman pendengaran : baik

7. Mulut dan faring

 Keadaan bibir : merah muda, lembab, simetris dan

halus

 Keadaan gusi dan gigi : gusi berwarna merah muda, halus dan

lembab; gigi tampak sedikit kotor dan adanya karang gigi di

beberapa gigi bagian belakang

 Keadaan lidah : berwarna merah pudar, lembab,

sedikit kasar pada bagian permukaan

 Orofaring : -

8. Leher

 Posisi trachea : normal, teraba pada keduan sisi

 Thyroid : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid

 Suara : normal dan jelas

 Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe

 Vena jugularis : vena jugularis dapat teraba

 Denyut nadi karotis : denyut nadi teraba

9. Pemeriksaan integument

 Kebersihan : kebersihan klien kurang

 Kehangatan : kulit klien teraba hangat

 Warna : sawo matang , tidak pucat

 Turgor : baik, < 3 detik

 Kelembapan : baik

 Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan 10.Pemeriksaan thoraks/dada

 Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon

(27)

 Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas 11.Pemeriksaan paru

 Palpasi getaran suara : getaran merata di paru-paru kanan

dan kiri

 Perkusi : resonan

 Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) : bronkovesikuler, suara nafas normal, tidak ada suara tambahan

12.Pemeriksaan jantung

 Inspeksi : warna kulit dada normal seperti warna kulit

tubuh, tidak ada kebiruan atau pucat

 Palpasi : tidak teraba massa atau benjolan

 Perkusi : dullnes

 Auskultasi : 80x/menit

13.Pemeriksaan abdomen

 Inspeksi (bentuk, benjolan)

Bentuk normal dan simetris, tidak terlihat adanya benjolan

 Auskultasi

Frekuensi peristaltik usus : 9x/menit

 Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien)

Tidak ada nyeri tekan, benjolan maupun acites, tidak ada

pembesaran hepar

 Perkusi (suara abdomen)

Timpani

14.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

 Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) Tidak ada kelainan

 Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus,

perineum)

Tidak ada kelainan

15.Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan

(28)

Tidak ada edema, tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20

tetes/menit, jumlah jari lengkap, kekuatan otot kanan 5, kiri 4

 Ekstremitas bawah

Tidak ada edema, femur sinistra fraktur dan dibidai, jumlah jari

kaki lengkap, kekuatan otot kaki kanan 4, kaki kiri 2

16.Pemeriksaan neorologi (nervus cranialis)

 N I : Fungsi indera penciuman baik

 N II : Fungsi indera penglihatan baik

 N III, IV, VI : Baik

 N V : Baik

 N VII : Persepsi pengecapan baik

 N VIII : Keseimbangan klien baik

 N IX, X : Klien mampu menelan dengan baik

 N XI : Baik

 N XII : Lidah simetris, indera pengecapan baik

17.Fungsi motorik

Fungsi motorik pada bagian yang fraktur terganggu, klien belum

mampu menggerakkan kaki kiri khususnya paha kiri karena apabila

digerakkan akan terasa sakit. Fungsi motorik pada organ yang lain

baik.

18.Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas

dingin, getaran)

Klien dapat mengetahui area kulit yang diberi sentuhan, klien

mampu mengidentifikasi benda tajam dan tumpul, klien mampu

membedakan rasa panas dan dingin, pasien mampu merasakan

getaran yang diberi pada daerah wajah.

19.Refleks (bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tendon achiles,

plantar)

Refleks bisep terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks trisep

(29)

achiles, dan plantar pada kaki tidak dilakukan karena kondisi klien

yang tidak memungkinkan untuk duduk dengan kaki menggantung.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/hari

Klien makan 3x sehari

2. Nafsu/selera makan

Nafsu makan baik

3. Nyeri ulu hati

Tidak terdapat nyeri ulu hati

4. Alergi

Tidak ada makan yang membuat alergi atau makanan yang tidak

disukai

5. Mual dan muntah

Klien tidak mengalami mual ataupun muntah

6. Waktu pemberian makanan

Pagi, siang, malam dan kadang diselingi dengan cemilan

7. Jumlah dan jenis makanan

Setiap kali makan klien menghabiskan 1 porsi makanan ; klien

makan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan kadang

membeli makanan dari luar untuk makanan selingan

8. Waktu pemberian cairan/minum

Dalam sehari klien dapat menghabiskan 9-10 gelas sedang

9. Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)

Tidak ada masalah dalam makan dan minum, tidak ada kesulitan

,menelan dan mengunyah

B. Perawatan diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh

Klien tidak mandi selama habis operasi, hanya dilap saja pada pagi

(30)

2. Kebersihan gigi dan mulut

Klien melakukan oral hygiene pada pagi hari dengan batuan

perawat dan keluarga namun tidak rutin setiap hari, gigi tampak

sedikit kotor dan terdapat sedikit karang gigi

3. Kebersihan kuku dan kaki

Kuku klien terlihat sedikit panjang dan kotor

C. Pola kegiatan/aktivitas

1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti

pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total.

Klien mandi 1x sehari, oral hygiene dilakukan pada pagi hari, klien

makan 3x sehari, ganti pakaian 1x sehari. Semua aktivitas klien

dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien mengatakan nyeri pada

luka post operasi jika melakukan pergerakan.

2. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit

Klien melakukan ibadah hanya berdoa saja selama dirawat di

rumah sakit.

IX.Pola eliminasi

A. BAB

1. Pola BAB : 1x sehari

2. Karakter feses : berwarna kuning kecoklatan, konsistensi

padat, bau khas feses

3. Riwayat pendaharan : tidak ada riwayat pendarahan

4. BAB terakhir : tanggal 18 juli 2013, pagi hari

5. Diare : tidak ada

6. Penggunaan laktasif : tidak ada

B. BAK

1. Pola BAK : 6-7 kali sehari

2. Karakteristik urine : kuning terang, bau khas

urine

(31)

4. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada

5. Penggunaan diuretik : tidak ada

6. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah BAK

X. Pola tidur dan kebiasaan

1. Waktu tidur : klien tidur pukul 22.00 wib

2. Waktu bangun : klien bangun 06.00 wib

3. Masalah tidur : klien mengatakan sering terbangun karena merasakan

nyeri

4. Hal-hal yang mempermudah tidur

Klien mengatakan biasanya ia membaca koran pada saat sulit untuk tidur

5. Hal-hal yang mempermudah bangun

Klien mengatakan sering terbangun pada saat terasa nyeri pada paha kiri

(32)

2.3.2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1.

2.

DS :

Klien mengatakan sulit untuk

bergerak khususnya pada paha

sebelah kiri

DO :

Tampak klien tidak mampu

melakukan aktivitas sehari-hari

secara mandiri, semua aktivitas

klien dibantu oleh keluarga dan

perawat

DS :

Klien mengatakan timbul nyeri

pada luka post ORIF saat

bergerak, nyeri seperti

berdenyut, hilang timbul, nyeri

tidak menyebar, skala nyeri 5,

nyeri akan berkurang jika klien

beristirahat

DO :

a. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

kontinuitas tulang ↓

Deformitas ↓

Ektremitas tidak dapat

berfungsi dengan baik ↓

kontinuitas tulang ↓

Nyeri

Hambatan

mobilitas fisik

Gangguan rasa

(33)

3.

T : 36o C

b. Tampak klien menahan

rasa sakit saat beraktivitas

DS :

Klien mengatakan tidak mampu

melakukan perawatan diri

secara mandiri

DO :

Tampak perawat dan keluarga

membantu dalam perawatan diri

klien, kuku klien panjang dan

tampak kotor, gigi klien terlihat

kotor dan sedikit terdapat

karang gigi

Tekanan/kekerasan

langsung ↓ Terputusnya

kontinuitas tulang ↓

Deformitas ↓

Ektremitas tidak dapat

berfungsi dengan baik ↓

Hambatan mobilitas ↓

Kurang perawatan diri

Kurang

(34)

2.3.3. RUMUSAN MASALAH

1. Hambatan mobilitas fisik

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri

3. Kurang perawatan diri

2.3.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal

ditandai dengan Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada

paha sebelah kiri, tampak klien tidak mampu melakukan aktivitas

sehari-hari secara mandiri, semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan

perawat.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan ditandai dengan klien mengatakan timbul nyeri pada

luka post ORIF saat bergerak, nyeri seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri

tidak menyebar, skala nyeri 5, nyeri akan berkurang jika klien beristirahat,

TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, T : 36o C, tampak klien menahan rasa sakit saat beraktivitas.

3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan kemampuan fisik

ditandai dengan klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri

secara mandiri, tampak perawat dan keluarga membantu dalam perawatan

diri klien, kuku klien panjang dan tampak kotor, gigi klien terlihat kotor

(35)

2.3.5. Perencanaan Keperawatan

No.

Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan kriteria hasil :

‐ Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling

tinggi yang mungkin

‐ Mempertahankan posisi fungsional

‐ Meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi

bagian tubuh

‐ Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji derajat imobilitas yang

dihasilkan oleh cedera/pengobatan

dan perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi

Dorong partisipasi pada aktivitas

terpeutik/rekreasi. Pertahankan

rangsang lingkungan (contoh :

radio, tv, Koran, kunjungan

keluarga/teman)

Instruksikan pasien untuk/bantu

dalam rentang gerak pasien/aktif

pada ekstremitas yang sakit dan

yang tak sakit

Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh : mandi,

mencukur)

Pasien mungkin dibatasi oleh

pandangan keterbatasan fisik

actual, memerlukan

informasi/intervensi untuk

meningkatkan kemajuan kesehatan

Memberikan kesempatan untuk

mengeluarkan energi,

memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol

diri/harga diri, dan membantu

menurunkan isolasi sosial

Meningkatkan aliran darah ke otot

dan tulang untuk meningkatkan

tonus otot, mempertahankan gerak

sendi, mencegah kontraktur/atrofi

Meningkatkan kekuatan otot dan

sirkulasi dan meningkatkan

(36)

Awasi TD dengan melakukan

aktivitas

Auskultasi bising usus

Kolaborasi

Konsul dengan ahli terapi fisik

Hipotensi postural adalah nasalah

umum menyertai tirah baring lama

dan dapat memerlukan intervensi

khusus

Tirah baring, penggunaan

analgesik, dan perubahan dalam

kebiasaan diet dapat

memeperlambat peristaltic dan

menghasilkan konstipasi

Sebagai program latihan dan

mempertahankan/meningkatkan

mobilitas

2 Tujuan dan kriteria hasil :

‐ Menyatakan nyeri hilang

‐ Menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam

aktivitas/tidur/istirahat dengan cepat

‐ Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas

terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji keluhan

nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan

lokasi dan karakteristik, termasuk

intensitas (skala 0-10). Perhatikan

petunjuk nyeri nonverbal

(perubahan pada tanda vital dan

emosi/perilaku)

Lakukan dan awasi latihan rentang

gerak pasif/aktif

Mempengaruhi pilihan/

pengawasan keefektifan intervensi.

Tingkat nyeri dapat mempengaruhi

persepsi/reaksi terhadap nyeri

Mempertahankan kekuatan/

mobilitas otot yang sakit dan

(37)

Berikan alternatif tindakan

kenyamanan (contoh : pijatan,

pijatan punggung, perubahan

posisi)

Dorong menggunakan teknik

manajemen nyeri ( contoh relaksasi

progresif, latihan napas dalam,

imajinasi visualisasi, sentuhan

terapeutik)

Selidiki adanya keluhan nyeri yang

tidak biasa/tiba-tiba atau dalam,

lokasi progresif/buruk tidak hilang

dengan analgesik

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi

Meningkatkan sirkulasi umum;

menurunkan area tekanan lokal

dan kelelahan otot

Memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol, dan

dapat meningkatkan kemampuan

koping dalam manajemen nyeri,

yang mungkin menetap untuk

periode lebih lama

Dapat menandakan terjadinya

komplikasi

Untuk menurunkan nyeri dan

spasme otot

3 Tujuan dan kriteria hasil :

‐ Mendemonstrasikan teknik/perubahan gaya hidup untuk

memenuhi kebutuhan perawatan diri

‐ Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan

sendiri

‐ Mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas memberikan bantuan

sesuai kebutuhan

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji kemampuan dan tingkat

kekuatan (skala 0-4) untuk

melakukan kebuthan sehari-hari

Hindari untuk melakukan sesuatu

untuk pasien yang dapat dilakukan

Membantu dalam mengantisipasi/

merencanakan pemenuhan

kebutuhan secara individual

Meningkatkan kemandirian dan

(38)

sesuai kebutuhan

Pertahankan mobilisasi, kontrol

terhadap nyeri dan program latihan

Berikan umpan balik yang positif

untuk setiap usaha yang dilakukan

atau keberhasilannya

Mendukung kemandirian fisik

Meningkatkan perasaan makna

diri, menigkatkan kemandirian dan

mendorong pasien untuk berusaha

(39)

2.3.6. Implementasi Keperawatan

No.

Dx

Hari/tanggal/

pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1 Selasa

Mengkaji tingkat mobilisasi

yang dihasilkan oleh

cedera/pengobatan dan

perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi

Mendorong partisipasi pada

aktivitas terpeutik/rekreasi.

Mempertahankan rangsang

lingkungan (contoh : radio, tv,

Koran, kunjungan

keluarga/teman)

Menginstruksikan dan

mengajarkan latihan rentang

gerak aktif dan pasif pada

ekstremitas yang sakit dan

yang tidak sakit

Mengukur tanda-tanda vital

dan mengauskultasi bising

usus

S :

Klien mengatakan sulit

beraktivitas

beraktivitas dengan

bantuan perawat

‐ Tingkat mobilitas : 3

‐ Kekuatan ekstremitas

atas kanan 5, kiri 4

Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 4, kiri 2

‐ Klien tampak

antusias

memperhatikan

latihan rentang gerak

yang diajarkan

(40)

A :

Masalah hambatan

mobilitas fisik belum

teratasi

P :

Tindakan keperawatan

lanjutkan

2 15.40 WIB

15.50 WIB

16.10 WIB

16.20 WIB

Mengkaji keluhan

nyeri/ketidaknyamanan,

memperhatikan lokasi dan

karakteristik, termasuk

intensitas (skala 0-10).

Memperhatikan petunjuk nyeri

nonverbal (perubahan pada

tanda vital dan emosi/perilaku)

Memberikan alternatif

tindakan kenyamanan (pijatan

punggung dan perubahan

posisi)

Mendorong menggunakan dan

mengajarkan teknik

manajemen nyeri (relaksasi

dan latihan napas dalam)

Menyelidiki adanya keluhan

nyeri yang tidak biasa/tiba-tiba

atau dalam, lokasi

progresif/buruk tidak hilang

dengan analgesik

S :

Klien mengatakan timbul

nyeri pada luka post

ORIF saat bergerak,

nyeri seperti berdenyut,

hilang timbul, nyeri

tidak menyebar, skala

nyeri 5, nyeri akan

berkurang jika klien

beristirahat

Klien mengatakan

merasa relax setelah

dilakukan perubahan

posisi : semi fowler

O:

‐ Muka klien tampak

meringis kesakitan

ketika klien bergerak

‐ Klien mampu

melakukan latihan

yang diajarkan

perawat

(41)

17.00 WIB Memberikan obat sesuai

indikasi

‐ Injeksi IV telah

diberikan : ketorolac

1 amp

A :

Masalah gangguan rasa

nyaman nyeri belum

teratasi, tujuan belum

tercapai

P :

Tindakan keperawatan

dilanjutkan

3 17.10 WIB

17.20 WIB

Kaji kemampuan dan tingkat

kekuatan (skala 0-4) untuk

melakukan kebutuhan

sehari-hari

Hindari untuk melakukan

sesuatu untuk pasien yang

dapat dilakukan sendiri, tetapi

berikan bantuan sesuai

kebutuhan

Membantu melakukan oral

hygiene

Membantu klien mandi diatas

tempat tidur

Berikan umpan balik yang

positif untuk setiap usaha yang

dilakukan atau

keberhasilannya

S :

Klien mengatakan tidak

mampu melakukan

perawatan diri secara

mandiri

O :

Tampak perawat dan

keluarga membantu

dalam perawatan diri

klien, kuku klien panjang

dan tampak kotor, gigi

klien terlihat kuning dan

sedikit terdapat karang

gigi

A :

Masalah defisit

perawatan diri belum

teratasi

P :

(42)

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1Kesimpulan

a. Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi pada Tn.R

yaitu adanya ketidakmampuan klien dalam melakukan pergerakan pada

paha kiri, kekuatan otot ekstremitas atas kanan : 5 kiri : 4, ekstremitas

bawah kanan : 5 kiri : 3, ketergantungan klien dalam melakukan aktivitas,

timbulnya nyeri pada paha kiri saat melakukan pergerakan.

b. Diagnosa keperawatan yang ditemui yaitu hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal.

c. Rencana asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik pada Tn.R

yaitu kaji tingkat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan

perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi, dorong partisipasi pada

aktivitas terpeutik/rekreasi, bantu pasien dalam latihan rentang gerak

pasif/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit, bantu/dorong

perawatan diri/kebersihan (contoh : mandi, mencukur, dan lain-lain).

d. Implementasi asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik pada

Tn.R yaitu mengkaji tingkat mobilitas yang dihasilkan oleh

cedera/pengobatan dan memperhatikan persepsi pasien terhadap

imobilisasi, mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutik/rekreasi,

mengajarkan dan membantu dalam latihan rentang gerak aktif dan pasif

pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit, dan membantu dalam

perawatan diri.

e. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi pada Tn. R

selama tiga hari yaitu klien belum mengalami peningkatan kekuatan otot

yang signifikan pada paha kiri, kekuatan otot ektremitas atas kanan 5, kiri

5, ekstremitas bawah kanan 5, kiri 2, keterbatasan klien dalam melakukan

latihan aktif dan pasif terutama pada daerah yang sakit, dan keterbatasan

(43)

3.2Saran

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan dasar mobilisasi sehingga dapat mencegah masalah

kebutuhan dasar mobilisasi yang lebih buruk.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan pengayaan, penerapan, dan pengajaran asuhan

keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan

memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah

referensi tentang pemenuhan kebutuhan mobilisasi.

c. Bagi Pasien dan Keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama proses

pemberian asuhan keperawatan, diharapkan klien dan keluarga mandiri

dalam mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan bagi

diri, keluarga maupun lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Prencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi

2012-2014 (terjemahan). Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan

Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif, (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik.

Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

(45)

CATATAN PERKEMBANGAN

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1 Rabu

Mengevaluasi tingkat

mobilitas klien

Mendorong partisipasi

pada aktivitas

terpeutik/rekreasi.

Mempertahankan

rangsang lingkungan

(contoh : radio, tv, Koran,

kunjungan

keluarga/teman)

Membantu latihan rentang

gerak aktif dan pasif pada

ekstremitas yang sakit dan

yang tidak sakit

Mengukur tanda-tanda

vital dan mengauskultasi

bising usus

S :

Klien masih mengatakan sulit

beraktivitas

O:

‐ Tampak klien beraktivitas

dengan bantuan perawat ‐ Tingkat mobilitas : 3

‐ Kekuatan ekstremitas atas

kanan 5, kiri 4

Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 4, kiri 2

‐ Klien terlihat mampu

melakukan latihan rentang

gerak yang diajarkan

perawat

‐ Klien tampak antusias ‐ Tanda-tanda vital :

Masalah gangguan mobilitas

fisik belum teratasi

(46)

lanjutkan

Mengevaluasi keluhan

nyeri/ ketidaknyamanan

Memberikan alternatif

tindakan kenyamanan

(pijatan punggung dan

perubahan posisi)

Mendorong menggunakan

teknik manajemen nyeri

(relaksasi dan latihan

napas dalam)

Menyelidiki adanya

keluhan nyeri yang tidak

biasa/tiba-tiba atau dalam,

lokasi progresif/buruk

tidak hilang dengan

analgesik

Memberikan obat sesuai

indikasi

S :

Klien mengatakan masih

merasa nyeri , skala : 4

Klien mengatakan nyeri

berkurang saat melakukan

teknik relaksasi dan latihan

napas dalam

O :

‐ Muka klien tampak

kesakitan ketika klien

bergerak

‐ Klien terlihat mampu

melakukan latihan yang

diajarkan perawat

‐ Tidak ada keluhan nyeri

tiba-tiba

‐ Injeksi IV telah diberikan : ketorolac 1 amp

A :

Masalah gangguan rasa

nyaman nyeri belum teratasi,

tujuan belum tercapai

P :

Tindakan keperawatan

dilanjutkan

3 17.10 WIB Mengevaluasi tingkat

kekuatan (skala 0-4) untuk

melakukan kebutuhan

sehari-hari

S :

Klien mengatakan belum

mampu melakukan perawatan

diri secara mandiri

(47)

perawatan diri (mandi) di

tempat tidur

Memotong kuku klien

Memberikan umpan balik

yang positif untuk setiap

usaha yang dilakukan atau

keberhasilannya

‐ Tampak perawat dan

keluarga membantu dalam

perawatan diri klien

‐ Kuku klien sudah pendek

dan tampak bersih, gigi

terlihat sedikit bersih

namun masih terdapat

karang gigi

‐ Klien tampak lebih segar

dan terlihat nyaman

A :

Masalah defisit perawatan diri

teratasi sebagian

P :

Tindakan keperawatan

(48)

No.

Dx

Hari/tanggal

/pukul

Implementasi

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

2 Kamis

Mengevaluasi keluhan

nyeri/ ketidaknyamanan,

karakteristik, termasuk

intensitas (skala 0-10)

Memberikan perubahan

posisi : semi fowler

Melakukan pijat

punggung

Menganjurkan untuk terus

menggunakan teknik

relaksasi napas dalam saat

timbul nyeri

Memberikan posisi supine

dan menganjurkan klien

untuk istirahat

Memberikan obat sesuai

indikasi

S :

Klien mengatakan masih

merasa nyeri , skala : 4

Klien mengatakan nyeri

berkurang saat melakukan

teknik relaksasi dan latihan

napas dalam

O : ketorolac 1 amp

A :

Masalah gangguan rasa

nyaman nyeri belum teratasi,

tujuan belum tercapai

P :

Tindakan keperawatan

dilanjutkan

3 05.30 WIB Mengevaluasi

kemampuan dan tingkat

kekuatan (skala 0-4) untuk

melakukan kebutuhan

sehari-hari

S :

Klien mengatakan belum

mampu melakukan perawatan

diri secara mandiri

O :

(49)

melakukan perawatan diri

(mandi) di tempat tidur

Membantu klien untuk

oral hygiene

Memberikan umpan balik

yang positif untuk setiap

usaha yang dilakukan atau

keberhasilannya

perawatan diri klien

‐ Sebagian aktivitas

perawatan diri sudah

mampu dilakukan klien

‐ Klien tampak lebih segar

dan terlihat nyaman

A :

Masalah defisit perawatan diri

teratasi sebagian

P :

Tindakan keperawatan

dilanjutkan

1 06.00 WIB

06.10 WIB

06.30 WIB

Mengukur tanda-tanda

vital klien

Mengevaluasi derajat

imobilitas

Membantu untuk

melakukan latihan rentang

gerak aktif dan pasif pada

ekstremitas yang sakit dan

yang tidak sakit

S :

Klien masih mengatakan sulit

beraktivitas

‐ Tampak klien beraktivitas

dengan bantuan perawat

‐ Tingkat mobilitas : 3

‐ Kekuatan ekstremitas atas

kanan 5, kiri 5

Kekuatan ekstremitas

bawah kanan 5, kiri 2

‐ Klien terlihat mampu

melakukan latihan rentang

(50)

‐ Klien tampak antusias A :

Masalah gangguan mobilitas

fisik belum teratasi

P :

Tindakan keperawatan

dilanjutkan

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan tata kerja SETWAN sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Pertemuan X: Evaluasi dan Aplikasi Pendekatan Humanistik. (Review Bab 7, Bab 10 dan

Anak diberi kesempatan untuk mencoba alat dan bahan main dengan caranya sendiri. Anak didukung untuk bekerja sampai

Termotivasi untuk mendapatkan sistem- sistem baru dari motivasi yang secara fungsional tidak bergantung pada motif awal mereka. Manusia termotivasi oleh kebutuhan untuk

PAKET PEKERJAAN PENGAD AAN BAHAN BANGUNAN UNTUK REHABILITASI TALUD JALAN RUAS GIRIM ARTO - JATIPURNO STA 2+ 850, REKONSTRUKSI TALUD JALAN RUAS JATISRONO – JATIPURNO,

Analysis using both Euclidean distance and cost distance using GIS methods of measurement has revealed the tribal people who were able to access road networks were

Dalam hal kejadian luar biasa, sekolah dapat menyelenggarakan US atau peserta didik dapat mengikuti US dan USBN sesuai dengan jadwal yang ditetapkan kemudian oleh Sekolah

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-8, 2014 ISPRS Technical Commission VIII Symposium, 09 – 12 December